Latar Belakang
1. Latar Belakang
antar-kurun waktu, pencapaian atas tujuan yang Laporan keuangan digunakan sebagai ben-
telah ditetapkan dan membandingkannya dengan tuk pertanggungjawaban kepada publik untuk
kinerja organisasi lain yang sejenis jika ada,
Accounting and Management Journal, Vol. 1, No. 1, July 2017
serta memungkinkan pihak luar untuk memper- pemeringkatan yang dipublikasikan terhadap oleh informasi biaya atas barang dan jasa yang
perusahaan yang tercatat diharapkan dapat men- diterima dan untuk menilai efisiensi dan efek-
jadi sinyal kondisi keuangan perusahaan tertentu tivitas penggunaan sumber daya organisasi. La-
dan menggambarkan kemungkinan yang terjadi poran keuangan juga berfungsi untuk membantu
terkait dengan kinerja dan utang yang dimiliki perusahaan untuk memberikan dasar perenca-
oleh perusahaan tersebut.
naan kebijakan dan aktivitas di masa yang akan Menurut Kusuma (2006) pada signaling datang, terutama informasi pendukung penggu-
theory terdapat motivasi manajemen dalam me- naan dana dan kelangsungan organisasi (viabil-
nyajikan informasi keuangan yang diharapkan ity).
dapat memberikan sinyal kemakmuran kepada Setiap perusahaan didirikan dengan harap-
pemilik ataupun pemegang saham. Publikasi la- an akan menghasilkan profit sehingga mampu
poran keuangan tahunan yang disajikan oleh untuk bertahan dan berkembang dalam jangka
perusahaan akan dapat memberikan signal per- panjang yang tak terbatas. Hal ini berarti dapat
tumbuhan dividen maupun perkembangan harga diasumsikan bahwa perusahaan akan terus hidup
saham perusahaan.
dan diharapkan tidak akan mengalami likuidasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa Publikasi Dalam praktik, asumsi seperti di atas tidak
laporan keuangan tahunan dan publikasi data selalu menjadi kenyataan. Seringkali perusahaan
perusahaan yang dikeluarkan oleh BEI (Bursa yang telah beroperasi dalam jangka waktu ter-
Efek Indonesia) baik berupa rating industri mau- tentu terpaksa bubar karena mengalami finan-
pun hasil pengolahan rasio oleh pihak BEI, cial distress yang berujung pada kebangkrutan
dapat menunjukkan kondisi keuangan baik se- (Rismawaty, 2012).
cara industri ataupun masing-masing perusahaan Signaling theory menunjukkan adanya
terbuka. Informasi BEI tersebut diharapkan akan asimetri informasi yang bias terlihat dari bentuk
mampu memberikan sinyal bagi investor maupun pelaporan keuangan perusahaan kepada penggu-
calon investor mengenai kinerja perusahaan na laporan keuangan, baik untuk internal mana-
tertentu.
jemen perusahaan itu sendiri sebagai bentuk Perusahaan manufaktur merupakan industri kebutuhan pada planning, actuating dan con-
yang dalam kegiatannya mengandalkan modal trolling keuangan, maupun untuk pihak-pihak
dari investor, oleh karena itu perusahaan manu- luar yang berkepentingan dengan informasi
faktur harus dapat menjaga kestabilan keuangan- tersebut.
nya. Mengingat besarnya pengaruh yang timbul Menurut Maria Immaculatta (2006), kua-
bila terjadi kesulitan keuangan pada industri litas keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas
manufaktur, maka perlu dilakukan analisis sede- informasi yang diungkapkan perusahaan dalam
mikian rupa sehingga kesulitan keuangan dan laporan keuangan. Kualitas informasi tersebut
kemungkinan kebangkrutan dapat dideteksi lebih bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi
awal.
yang timbul ketika manajer lebih mengetahui Berbagai pengembangan analisis keuangan informasi internal dan prospek perusahaan di
tersebut dilakukan untuk memprediksi kondisi masa mendatang dibanding pihak eksternal per-
keuangan perusahaan. Analisis yang banyak digu- usahaan. Informasi yang berupa pemberian
nakan saat ini adalah analisis diskriminan altman,
Niken Savitri Primasari, Analisis Altman Z-Score, Grover Score, Springate, dan Zmijewski sebagai Signaling Financial Distress
di mana analisis ini mengacu pada rasio-rasio
2. Perumusan Masalah
keuangan perusahaan. Rasio menggambarkan Berdasarkan uraian latar belakang di atas suatu hubungan atau pertimbangan (mathemati-
dapat dirumuskan permasalahan penelitian seba- cal relationship) antara suatu jumlah tertentu
gai berikut.
dengan jumlah yang lain, dan dengan mengguna-
1. Model analisis prediksi kondisi keuangan (fi- kan alat analisis berupa rasio ini akan dapat
nancial distress) manakah yang paling akurat menjelaskan atau memberi gambaran kepada
dalam memprediksi kondisi keuangan per- penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan
usahaan di sektor industri barang konsumsi atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama
Indonesia?
apabila angka ratio pembanding yang digunakan
2. Berdasarkan model prediksi yang paling aku- sebagai standar (Munawir, 2007:64).
rat tersebut, perusahaan pada apa sajakah Selain analisis diskriminan altman, masih
pada sektor industri barang konsumsi Indo- banyak jenis model yang telah digunakan peneliti-
nesia yang diprediksi tidak mengalami kondisi peneliti sebelumnya dalam memprediksi keadaan
financial distress?
keuangan suatu perusahaan. Misalnya saja, mo-
3. Sebaliknya, perusahaan pada sektor industri del springate, model zmijewski, model ohlson,
barang konsumsi Indonesia apa sajakah yang model fulmer, model CA-score, dan sebagainya.
diprediksi memiliki prediksi kondisi keuangan Dengan diketahui model-model prediksi
perusahaan yang buruk? kondisi keuangan yang tepat dan penggunaan
informasi keuangan perusahaan-perusahaan ter- publikasi oleh BEI, diharapkan investor maupun
3. Tujuan Penelitian
pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam
1. Mengetahui model prediksi mana yang pal- analisis keuangan agar dapat mengambil kepu-
ing akurat dalam memprediksi financial dis- tusan dengan lebih baik.
tress perusahaan sektor industri barang kon- Penelitian ini dilakukan di perusahaan sek-
sumsi Indonesia.
tor industri barang konsumsi yang terdaftar di
2. Mengetahui perusahaan sektor industri ba- Bursa Efek Indonesia yang merupakan salah
rang konsumsi Indonesia yang diprediksi tidak satu industri manufaktur yang mempunyai peran
mengalami kondisi financial distress. aktif dalam pasar modal. Industri barang kon-
3. Mengetahui perusahaan sektor industri ba- sumsi memiliki 5 sub sektor industri dengan
rang konsumsi Indonesia yang diprediksi total jumlah perusahaan tercatat 34 di akhir
mengalami kondisi keuangan yang buruk atau tahun 2011 dan kini, bertambah menjadi 36 di
mengalami financial distress. akhir tahun 2016, namun tercatat hanya 1 per-
usahaan saja yang melakukan dividend payment di setiap tahunnya. Padahal salah satu kriteria
B. TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANG-
perusahaan dapat dikatakan memiliki financial
AN HIPOTESIS
distress, yakni saat perusahaan tersebut lebih