Aplikasi Informasi Trayek Angkutan Umum

APLIKASI INFORMASI TRAYEK ANGKUTAN UMUM BERBASIS
MOBILE DENGAN PENERAPAN PENCOCOKAN STRING
ALGORITMA BRUTE FORCE
M. Fatih Fuaduddin1, Qurrotul Aini2, Bakri La Katjong3
1,2,3

Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Jakarta
1
m.fatih.f@gmail.com, 2,3 qurrotul.aini@uinjkt.ac.id

Abstrak
Jakarta Selatan adalah salah satu kota yang memiliki banyak trayek angkutan umum jalur darat, namun
terbatasnya informasi mengenai hal tersebut. Kurangnya informasi menyebabkan terbatasnya aktifitas manusia,
tidak terkecuali di bidang transportasi massal. Maka peneliti mengembangkan sebuah aplikasi informasi trayek
kendaraan umum dan membantu Pemerintah Daerah Jakarta Selatan dalam menyediakan informasi yang akurat
sehingga pengguna lebih mudah mendapatkan informasi tersebut. Adapun pengembangan aplikasi ini diterapkan
pada perangkat bergerak (mobile) dengan platform Android versi 2.2. Adapun metode penelitian terdiri atas
metode pengumpulan data (studi literatur, wawancara dan kuesioner) dan metode pendekatan Rapid Application
Development (RAD), yang terdiri atas 4 fase yaitu perencanaan, perancangan, konstruksi, dan implementasi.
Aplikasi ini dibuat menggunakan framework Android SDK, bahasa pemrograman Java, google maps sebagai

servis data spasial dan pencarian menggunakan metode Brute Force. Aplikasi ini mempunyai kapasitas sebesar
392KB dan berdasarkan respon pengguna, 85% dari 50 responden menyatakan bahwa aplikasi ini dapat
membantu dalam pemilihan jalur saat bepergian.
Kata kunci : trayek, angkutan umum, brute force, smartphone, mobile, RAD

1.

Pendahuluan

Transportasi merupakan sarana bagi manusia
untuk melakukan perjalanan dari satu tempat ke
tempat lainnya. Saat ini transportasi dapat dilakukan
melalui 3 jalur alternatif (darat, laut dan udara).
Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk
menyediakan sarana transportasi pribadi yang
menyebabkan meledaknya jumlah angkutan umum
(mencapai 22.373 unit) tersedia dengan masingmasing rute yang dilalui khususnya DKI Jakarta [1].
Jakarta Selatan adalah kota administrasi di wilayah
selatan DKI Jakarta terdapat berbagai macam
angkutan umum dengan rute dan jalurnya masingmasing. Namun, berdasarkan observasi peneliti, hal

tersebut tidak dilengkapi dengan ketersediaan
informasi trayek dan jalur secara memadai. Hal ini
menyebabkan tidak semua pengguna mengetahui
jalur angkutan umum secara pasti.
Smartphone merupakan kelas baru dari
teknologi telepon seluler yang dapat memudahkan
akses dan pemrosesan data dengan komputasi yang
signifikan serta memiliki aplikasi manajemen data
pribadi dan kemampuan komunikasi di beberapa
akses jaringan wireless [2]. Dengan perkembangan

yang sangat pesat dalam kurun 2 tahun, Android
telah menaikkan penggunanya dari hanya 3,5%
tahun 2009 menjadi 25,5% di tahun 2010 [3] dan
36% di tahun 2011 [4]. Android merupakan subset
perangkat lunak untuk mobile device yang meliputi
sistem operasi, middleware dan aplikasi inti yang
dirilis Google. Android dikembangkan secara
opensource dan memberikan kemudahan bagi para
pengembang untuk meningkatkan kreatifitas aplikasi

[5].
2.

Tinjauan Pustaka

2.1 Trayek dan Angkutan Umum
Secara etimologi, trayek berarti jalan yang
dilalui, jarak perjalanan yang ditempuh atau rute [6].
Kata rute sendiri bermakna jalan yang dilalui untuk
sampai dari satu tempat ke tempat lainnya, jalur
kendaraan umum yang sudah ditentukan atau jalan
biasa untuk mencapai tujuan [7].
Angkutan umum adalah kendaraan atau metode
bepergian, aktifitas atau bisnis pemindahan barang
dari satu tempat ke tempat lainnya [7]. Jadi dapat
disimpulkan angkutan umum sebagai sarana

transportasi yang disediakan pemerintah untuk
kepentingan orang banyak.
2.2 Rapid Application Development

Rapid Application Development (RAD) adalah
metode pengembangan perangkat lunak sequential
linear yang menekankan siklus perkembangan yang
sangat pendek. RAD mengacu pada pengembangan
siklus hidup desain atau yang dikenal System
Development Life Cycle (SDLC) sehingga dapat
mempercepat pengembangan sistem dengan kualitas
yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan model
pengembangan sistem tradisional [8].

3. Bila patternP belum ditemukan kecocokannya
dan teks T belum habis, geser patternP satu
karakter ke kanan dan ulangi langkah 2.
2.4 Aplikasi Sejenis
Terdapat beberapa aplikasi sejenis sebelumnya
yang menjadi perbandingan pengembangan aplikasi
informasi trayek angkutan umum ini.
a. Info Transportasi Kota Jakarta
Aplikasi ini disediakan oleh Pemerintah Daerah
Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, di mana aplikasi

ini berbasis web, sehingga pengguna umum
kesulitan mengakses ini informasi ini kecuali
melalui Personal Computer (PC) ataupun
notebook [11].
b. Angkutan Umum
Aplikasi ini memiliki kelebihan pencarian dengan
2 titik (asal dan tujuan) sehingga memudahkan
pencarian. Aplikasi ini harus diunduh terlebih
dahulu dan tidak terintegrasi dengan peta karena
didesain khusus untuk pengguna angkutan umum
yang berbasis mobile (Android SDK) [12].
c. KOMUTTA
Sebuah aplikasi yang dikembangkan oleh
Mreunion Labs yang menyediakan menu rute
Transjakarta dan jadwal kereta api. Aplikasi ini
juga didesain khusus untuk pengguna angkutan
umum berbasis mobile (Android SDK) [13].
3.

Gambar 1. Rapid Application Development [9]

2.3 Algoritma Brute Force
Algoritma
pencocokan
string
dapat
diklasifikasikan menjadi tiga bagian menurut arah
pencariannya, dari kiri ke kanan (seperti algoritma
Brute Force, algoritma Knut-Morris-Pratt), dari
kanan ke kiri (seperti algorima Boyer-Moore), dan
arah yang ditentukan secara spesifik oleh algoritma
tersebut, contohnya algoritma Colussi dan algoritma
Crochemore-Perrin [10].
Algoritma Brute Force berasumsi bahwa teks
berada di dalam array T[1..n] dan pattern berada di
dalam array P[1..m], maka algoritma Brute Force
pencocokan string adalah sebagai berikut:
1. Mula-mula patternP dicocokkan pada awal teks
T.
2. Dengan bergerak dari kiri ke kanan, bandingkan
setiap karakter di dalam pattern P dengan

karakter yang bersesuaian di dalam teks T
sampai:
a. Semua karakter yang dibandingkan cocok
atau sama (pencarian berhasil), atau
b. Dijumpai sebuah ketidakcocokan karakter
(pencarian belum berhasil).

Metode Penelitian

Peneliti melakukan tahap pengumpulan data dan
pengembangan aplikasi (RAD). Diagram alir
penelitian ditunjukkan pada Gambar 2.

perancangan proses umum dan perancangan
tampilan antarmuka (interface), seperti:
a. Menggunakan UML (Unified Modelling
Language) sebagai tool perancangan diagram
dan prosesnya agar dapat dimanfaatkan secara
optimal menggunakan Visual Paradigm for
UML 8.0

b. Merancang desain tampilan antarmuka menu,
sub menu, dan output aplikasi berbasis mobile.
3.

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

Pengembangan aplikasi sesuai dengan RAD, sebagai
berikut:
1. Fase Perencanaan Syarat-syarat (Requirements
Planning)
Garis besar yang peneliti lakukan di tahap
perencanaan kebutuhan ini adalah:
a. Mendefinisikan masalah yang dihadapi para
pengguna jasa transportasi jalur darat di
Wilayah Jakarta Selatan dalam menentukan
trayek dan jalur angkutan umum di Jakarta
Selatan.
b. Menganalisis tujuan dari aplikasi yang
dikembangkan sesuai identifikasi masalah, yaitu
mampu menampillkan informasi jalur yang

dilewati angkutan perkotaan sehingga didapat
trayek angkutan yang diinginkan.
c. Menganalisis
kebutuhan
aplikasi
yang
digunakan di telepon selular sesuai dengan
manfaat end user, antara lain data trayek
angkutan umum Jakarta Selatan dan data namanama daerah di Jakarta Selatan.
2.

Fase Perancangan (User Design)
Adapun hal-hal yang dilakukan pada fase ini
secara garis besar meliputi perancangan terhadap
proses-proses yang terjadi di dalam aplikasi,

Fase Konstruksi (Rapid Construction)
Pada fase ini dilakukan pengkodean terhadap
rancangan-rancangan yang telah didesain dan
didefinisikan, pengujian kesesuaian prosedur

masing-masing modul program terhadap sistem.
Pada tahap ini dilakukan:
a. Persiapan untuk pembuatan aplikasi informasi
trayek angkutan umum Jakarta Selatan berbasis
mobile.
b. Menerapkan seluruh rancangan sistem yang
telah dibuat ke dalam bahasa pemrograman
Java.
c. Mengintegrasikan algoritma Brute Force pada
modul pencarian dalam menu Trayek Angkot,
di mana user akan mencari pattern tertentu pada
teks dalam array daerah yang telah terdefinisi
sebelumnya.
d. Mencoba aplikasi informasi trayek angkutan
umum Jakarta Selatan berbasis mobile yang
telah dibangun dan mendokumentasikan hasil
percobaan aplikasi.
e. Melakukan pengujian untuk memastikan bahwa
setiap instruksi dan manfaat yang ada pada
aplikasi dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan

para penguna akhir.
4.

Fase Pelaksanaan (Transition)
Pada fase ini dilakukan uji coba terhadap
keseluruhan modul mengenai kesesuaian aplikasi
terhadap kebutuhan pengguna dan memastikan
semua modul berjalan. Hal ini meliputi penggunaan
cara kerja aplikasi informasi trayek angkutan umum
Jakarta Selatan berbasis mobile. Pada tahap ini
dilakukan:
a. Instalasi aplikasi yang telah dibangun ke dalam
perangkat
bergerak
dengan
kriteria
(compatibility) minimal: OS Android 2.2
(Froyo), RAM 5Mb, Drive Space 560Kb.
b. Memberikan pelatihan kepada calon pengguna
dan meminta tanggapan, baik saran maupun
kritik untuk pengembangan aplikasi selanjutnya
(simulation).
c. Pengujian akhir aplikasi oleh pengguna
terhadap cara kerja dan penggunaan aplikasi
informasi trayek angkutan umum Jakarta
Selatan berbasis mobile ini (simulation).
d. Implementasi
aplikasi
informasi
trayek
angkutan umum Jakarta Selatan berbasis mobile
pada telepon seluler pengguna.

4.

Pembahasan

Peneliti melakukan tahapan yang telah
ditentukan sesuai dengan diagram alir penelitian.
4.1 Fase Perencanaan Syarat-syarat
Setelah melakukan langkah-langkah pada fase
rencanaan, hasil pada fase ini adalah fitur-fitur yang
dikembangkan dalam aplikasi:
a. Menampilkan informasi indeks trayek (27
trayek)
b. Menampilkan informasi trayek dengan kata
kunci daerah berdasarkan trayek pada menu
indeks.
c. Menampilkan informasi mengenai jalur yang
dapat ditempuh dari posisi pengguna berada
dengan bantuan GPS dan Google Maps.
d. Menampilkan informasi nomor panggilan taksi
untuk mempermudah pemesanan.

Gambar 5. Activity diagram indeks

4.2 Fase Perancangan
Dalam fase ini, peneliti membuat desain
prototype aplikasi dan menggunakan tools Unified
Modelling Language. Aplikasi yang dikembangkan
bernama “S2 (South Transport System)” untuk
mempresentasikan di Wilayah Jakarta Selatan serta
dikombinasikan dengan beberapa teknologi seperti
pemanfaatan Google APIS, serta GPS. Peneliti
merancang User Interface atau tampilan antar muka
aplikasi.

Gambar 6. Sequence diagram indeks

Gambar 3. Rancangan antar muka
Peneliti mendesain use case diagram, activity
diagram, sequence diagram, dan class diagram.

Gambar 7. Class Diagram S2

4.3 Fase Konstruksi
Pada fase konstruksi ini ada 2 (dua) langkah
yang dilakukan, yaitu:
1. Menuliskan kode program (coding), dengan
menggunakan pengembang apikasi Android
Developer Tools (ADT), Android SDK
Gambar 4. Use case Diagram S2

(Software Development Kit), di dalam Eclips
Galileo IDE (pseudocode terlampir).
2. Melakukan
proses
pemaketan
dengan
menggunakan fasilitas yang disediakan oleh
Android SDK.
Peneliti mengintegrasikan algoritma Brute Force
pada modul pencarian dalam menu trayek angkutan
umum, dimana user mencari pattern tertentu pada
teks dalam array daerah yang telah terdefinisi
sebelumnya. Contoh pencarian pattern “minggu”
pada array daerah [T]:
Teks
Pattern

:“Pasar Minggu”“Pejaten”
:minggu

Proses
”Pasar
i=0
i=1
i=2
i=3
i=4
i=5
i=6
i=7
i=8
i=9
i=10
i=11
i=12
i=13
i=14

:
Minggu”“Pejaten”
minggu
minggu
minggu
minggu
minggu
minggu
minggu
minggu
minggu
minggu
minggu
minggu
minggu
minggu
minggu

7. Handset Android (Samsung GT-S5660 Galaxy
Gio).
Implementasi user interface dilakukan dengan
menekan icon launcher aplikasi S2 pada layar
mobile device, maka item yang ditampilkan adalah
splash screen yang berupa animasi teks dan gambar.

Gambar 8. Tampilan Splash Screen

4.4 Fase Implementasi
Aplikasi S2 ini dapat berjalan dengan baik,
apabila mampu berjalan pada hardware (handset
Android) serta kebutuhan perangkat lunak
pendukung harus tersedia. Perangkat lunak yang
mendukung aplikasi ini sebagai berikut:
1. Java Developtment Kit 1.6.0_21 dan Java ME
platform SDK 3.0 sebagai runtime environtment.
2. Eclipse Galileo, sebagai IDE (Integrated
Development Environment).
3. Android SDK (Software Development Kit).
4. Android Developer Tools (ADT).
5. XML.
6. Sistem Operasi Android: Froyo 2.2 dengan
Google API SDK Level 8.
7. Sistem Operasi Windows 7 Ultimate 32bit.
8. Visual Paradigm for UML 8.0 Community
Edition.
Perangkat keras yang digunakan pada dalam
membangun aplikasi ini adalah sebagai berikut:
1. AMD Turion™ II X2 M500 (2.2GHz, 1MB L2
Cache) processor.
2. ATI Radeon™ HD4200 Graphics.
3. 14.0” HD LED LCD.
4. 3GB DDR2.
5. 250GB HDD.
6. APCBU12BBE Cable.

Gambar 9. Tampilan Menu Trayek Angkutan Umum

Pengujian aplikasi terdiri atas 2 (dua) proses
utama, yaitu system testing dan acceptance testing.
System testing merupakan pengujian terhadap
integrasi sub-system. Sedangkan acceptance testing
adalah pengujian terakhir sebelum sistem dipakai
oleh user yang melibatkan data dari pengguna
sistem.

Gambar 10. Proses Pengujian Aplikasi

Pada acceptance testing, peneliti menguji pada 50
orang responden (sebagai pengguna angkutan
umum) di mana peneliti menanyakan tentang
tampilan, kemudahan penggunaan aplikasi, dan
informasi yang ditampilkan apa sesuai dengan
kebutuhan pengguna.
5.

Daftar Pustaka
[1]

[2]

Kesimpulan
[3]

Mengacu pada pembahasan serta pengujian
yang dilakukan pada fase implementasi dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Aplikasi S2 (South Transport System) ini
menarik (86%), mudah digunakan (98%), dan
memberikan informasi yang bermanfaat (98%).
2. Aplikasi S2 merupakan aplikasi yang
dikembangkan dengan metode RAD, memiliki
kapasitas 392 Kb, dengan konten informasi
trayek angkutan perkotaan wilayah Jakarta
Selatan.
3. Aplikasi S2 dapat berjalan lancar pada Android
mobile device dengan versi 2.2 ke atas.
Penelitian ini memiliki keterbatasan karena kapasitas
perangkat mobile yang relatif kecil, sehingga fiturfitur yang memerlukan kapasitas besar tidak mudah
dibuat. Selanjutnya penelitian dapat dikembangkan
dengan penerapan rute terpendek dari satu lokasi ke
lokasi
lainnya,
proses
pencarian
dengan
menggunakan metode pencocokan string yang
berbeda, seperti Rabin-Karp atau Knut-Morris-Prat
serta pengembangan dalam platform mobile yang
berbeda seperti Java dan Symbian.

[4]
[5]

[6]
[7]

[8]

[9]
[10]

[11]

[12]

[13]

Pemprov. DKI Jakarta, Rekapitulasi Jumlah
Kendaraan
dan
Trayek
Bus
Kota.
www.jakarta.go.id/jakv1/bankdata.
Diunduh
tanggal 11 April 2012.
Zheng, P. dan Ni, LM, 2006, Spotlight: The rise
of the smart phone, dalam Distributed Systems
Online, IEEE, vol. 7 issue 3, March 2006.
Gartner, Inc, 2010, Worldwide smartphone sales
to end users by operating system in 3Q10, Press
Release Nopember.
Nielsen Mobile Insight, 2011, Smartphone
share, Feb – April 2011, Announcement May.
Mulyadi, 2011, Android App Inventor;
Membuat Aplikasi Android tanpa Kode
Program, Multimedia Center.
Pusat Bahasa Kemendiknas, 2008, Kamus Besar
Bahasa Indonesia Online.
Hornby, A.S., 2000, Oxford Advance Learner's
Dictionary International Student's Edition.
London: Oxford University Press.
Pressman R.S., 2005, Software Engineering: A
Practitioner’s Approach, Sixth Edition, New
York: McGraw-Hill.
Kendall, K.E. dan Kendall, J.E., 2002, Systems
Analysis and Designs, Fifth Ed., Prentice Hall.
R. Munir, 2004, Strategi Algoritmik – Algoritma
Pencarian String (String Matching). Bandung:
Departemen Teknik Informatika ITB.
Pemprov DKI Jakarta, Info Transportasi Kota
Jakarta. www.jakarta.go.id/jakv1/bus. Diunduh
tanggal 25 Nopember 2011.
A.
Pamungkas,
Angkutan
Umum.
http://adityapamungkas.wordpress.com/2010/08
/02/android-application-angkutan-umum/.
Diunduh tanggal 25 Nopember 2011.
MReunion
Labs,
Komutta.
www.mreunionlabs.net/applicationlist. Diunduh
tanggal 25 Nopember 2011.