KISI DAN KISI DAN UTS
KISI-KISI UTS
Sakramen adalah tanda kelihatan yang ditetapkan oleh Kristus untuk memberikan rahmat.
Sakramen, sebagaimana difahami oleh Gereja katolik, adalah tanda yang terlihat, yang dapat
ditangkap oleh panca indera, yang dilembagakan oleh Yesus dan dipercayakan kepada Gereja,
sebagai sarana yang dengannya rahmat ilahi diindikasikan oleh tanda yang diterimakan, yang
membantu pribadi penerimanya untuk berkembang dalam kekudusan, dan berkontribusi kepada
pertumbuhan Gereja dalam amal-kasih dan kesaksian.
Ketujuh sakramen adalah sebagai berikut:
Pembaptisan (Permandian)
Ekaristi (Komuni Suci)
Penguatan (Sakramen Krisma)
Pernikahan (Perkawinan)
Imamat (Pentahbisan)
Rekonsiliasi (Pengakuan Dosa, Sakramen Tobat)
Pengurapan orang sakit (Sakramen Minyak Suci)
SAKRAMEN PEMBAPTISAN: Sakramen Pembaptisan (Mat 28:19, Yoh 3:5) adalah
sakramen pertama yang kita terima. Umat beriman wajib menerima Pembaptisan sebelum
menerima sakramen-sakramen yang lain. Pembaptisan mengampuni dosa asal, semua
dosa pribadi, serta mengalirkan rahmat pengudusan ke dalam jiwa (Yeh 36:25-26, Kis
2:38, 22:16, 1Kor 6:11, Gal 3:26-27). Pembaptisan menganugerahkan jasa-jasa wafat
Kristus di salib ke dalam jiwa kita, serta membersihkan kita dari dosa. Pembaptisan
menjadikan kita anak-anak Allah, saudara-saudara Kristus, dan kanisah Roh Kudus.
Pembaptisan hanya diterimakan satu kali untuk selamanya namun meninggalkan meterai
rohani yang tidak dapat dihapuskan.
SAKRAMEN PENGUATAN: (Kis 2: 14-18, 9:17-19, 10:45, 19:5-6, Titus 3:4-8)
Sakramen Penguatan menjadikan kita dewasa secara rohani dan menjadikan kita saksisaksi Kristus. Penguatan hanya diterimakan satu kali untuk selamanya namun
meninggalkan meterai rohani yang tidak dapat dihapuskan.
SAKRAMEN EKARISTI: (Yoh 6: 25-71, Mat 26:26-28, 1Kor 11:23-26, Luk 24:30-31)
Sakramen Ekaristi disebut juga Sakramen Maha Kudus atau Komuni Kudus. Ekaristi
bukanlah sekedar lambang belaka, tetapi adalah sungguh Tubuh, Darah, Jiwa dan
Keallahan Yesus Kristus. Dalam mukjizat Perayaan Ekaristi, imam mengkonsekrasikan
roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus dengan kata-kata penetapan yang
diambil dari Kitab Suci: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini
menjadi peringatan akan Aku!” Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu
berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah
ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” (1Kor 11:23-25).
Misa disebut kurban karena Misa menghadirkan secara tak berdarah kurban Kristus yang
wafat disalib satu kali untuk selamanya. Kristus mengatakan: “Akulah roti hidup yang
telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya,
dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”
(Yoh 6:48-52).
Jika kita melakukan dosa berat, kita harus mengakukan dosa kita terlebih dahulu sebelum
menerima Komuni Kudus, jika tidak, Komuni Kudus bukannya mendatangkan rahmat
bagi jiwa, malahan akan mengakibatkan dosa sakrilegi (1Kor 11:27-29). Untuk menerima
Komuni, kamu harus bangkit berdiri menuju altar dengan tanganmu terkatup di dada
sambil berdoa. Ketika tiba di hadapan imam, ia akan mengatakan: “Tubuh Kristus”.
Kamu menunjukkan imanmu dengan menjawab, “Amin”, kemudian kamu mengulurkan
tanganmu, telapak tangan kiri di atas telapak tangan kanan, menerima Hosti di tanganmu
dan segera memasukkan Hosti ke dalam mulutmu (cara umum), atau kamu membuka
mulutmu dan menerima Komuni Kudus dengan lidahmu (alternatif).
SAKRAMEN TOBAT: Sakramen Tobat disebut juga Pengakuan atau Rekonsiliasi (Yoh
20:21-23, Amsal 28:13). Kristus memberikan kuasa kepada para Rasul untuk
mengampuni dosa atas nama-Nya, dan para Rasul meneruskan kuasa tersebut kepada
penerus-penerus mereka, yaitu para Uskup dan Imam. Sakramen Tobat mengampuni
dosa-dosa yang dilakukan setelah Baptis. Ketika mengaku dosa, umat beriman harus
mengakui semua dosa-dosa berat yang disadarinya, menurut jenisnya (misalnya
perzinahan atau pencurian) serta jumlahnya (misalnya satu kali, beberapa kali, atau sering
kali). Setelah mengakui segala dosa-dosamu, kamu mendengarkan nasehat-nasehat yang
diberikan imam, mengucapkan doa tobat, menerima absolusi (pengampunan Kristus) dari
imam, meninggalkan kamar pengakuan, serta melakukan penitensimu.
Imam diwajibkan dengan ancaman siksa yang sangat berat, supaya berdiam diri secara
absolut, untuk tidak mengungkapkan apa pun yang telah ia dengar dalam pengakuan.
Rahasia pengakuan ini dinamakan `meterai sakramental’. Seorang imam lebih suka
dipenjarakan atau bahkan mati daripada mengungkapkan dosa-dosa yang diakukan umat
kepadanya. (Luk 15, Yeh 33).
SAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKIT: Bantuan Tuhan melalui kekuatan
Roh-Nya hendak membawa orang sakit menuju kesembuhan jiwa, tetapi juga menuju
kesembuhan badan, kalau itu sesuai dengan kehendak Allah. Dan “jika ia telah berbuat
dosa, maka dosanya itu akan diampuni” (Mrk 6:13, Yak 5:14-15).
SAKRAMEN TAHBISAN: (Kej 14:18, Ibr 5:5-10, Luk 22:19, Kis 6:6, 14: 23).
Tahbisan memungkinkan para Rasul Kristus dan penerus-penerus mereka untuk
menerimakan Sakramen-sakramen. Ada tiga jenjang Sakramen Tahbisan: diakon, imam,
dan uskup. Hanya para imam dan uskup yang boleh menerimakan Sakramen Pengakuan
serta mempersembahkan Kurban Misa.
Mengapa kita memanggil para imam dengan sebutan Romo (=bapa)? Para imam adalah
bapa rohani Gereja. Mereka mempersembahkan hidup mereka bagi Gereja dengan
mewartakan Injil dan menganugerahkan pengampunan Tuhan melalui sakramensakramen (1Kor 4:14-15, 1Tes 2:8-12).
Mengapa para imam hidup selibat? Para imam hidup seturut teladan dan ajaran Yesus
Kristus (imam yang selibat), untuk mengurbankan kehidupan berkeluarga demi Kerajaan
Allah (Mat 19:12, Luk 18:29-30, 1Kor 7).
SAKRAMEN PERKAWINAN: (Mrk 10:2-12, Ef 5:22-33) Sakramen ini, dengan kuasa
Allah, mengikat seorang pria dan seorang wanita dalam suatu kehidupan bersama dengan
tujuan kesatuan (kasih) dan kesuburan (lahirnya keturunan). Perkawinan tidak
terceraikan, mengikat seumur hidup (1Kor 7:10-11, 39, Mat 19:4-9). Pembatalan
Perkawinan adalah suatu pernyataan yang dikeluarkan oleh Gereja yang menyatakan
bahwa setelah dilakukan suatu penyelidikan yang mendalam oleh pengadilan gereja yang
berwenang, unsur-unsur yang diperlukan untuk suatu perkawinan yang sah tidak ada pada
saat perkawinan, dan oleh karena itu suatu perkawinan yang sah tidak pernah terjadi.
Pembatalan perkawinan bukanlah suatu perceraian “Katolik” dan sama sekali tidak
mempengaruhi hak anak-anak dari perkawinan tersebut.
B. Sumber Pokok Ajaran Katolik
Secara garis besar, sumber ajaran agama katolik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Hidup, keyakinan dan usaha dari jemaat-jemaat sepanjang sejarah : tradisi Kitab Suci sebgai
Kisah Awal jemaat Krostianai
2. Kesepakatan-kesepakatan antar jemaat mengenai keyakinan iman (rumus-rumus hasil “konsili”pertemuan dari segenap jemaat- mengenai iman, ibadat dan hidup).
3. Tradisi tidak tertulis : kebiasaan-kebiasaan (ibadat) dan moral
C.
Sumber-sumber pokok
1.
kitab suci
Sebagaimana agama lain, agama Kristen mengakui bahwa merekapun memiliki kitab suci yang
mereka yakini sebagi sumber dan pandangan hidup. Kitab suci agama Kristen adalah “Kitab
Injil” atau “Bibel” dan juga bisa dinamakan “Alkitab” yang terdiri dari perjanjian lama dan
perjanjian baru.
1. Perjanjian Lama, menurut gereja katolik, jumlah kitab suci yang terhimpun adalah 49
buah, selisih lebih banyak dari yang diakui protestan, kesepuluh kitab yang tidak diakui
disebut “Deuterokanomika” yaitu kitab-kitab dongeng atau jiplakan yang tidak termasuk
kanon Yahudi.
2. Perjanjian Baru, istilah ini mempunyai arti, “tata cara keselamatan yang diadakan Allah
dalam diri Yesus”. Isi perjanjian baru mencakup 27 kitab, yang terdiri dari 4 injil, yaitu
Markus (60 M), Matius (70 M), Lukas (75 M), dan Yahya (100 M). Dari keempat ini
dikarang oleh manusia, namun menurut kepercayaan kristiani penulisnya mendapat
bimbingan dari Roh Kudus yang diinspiratori oleh Allah.
3. Tradisi
Tradisi yang ada dalam gereja dipandang sebagai sumber kebenaran, yang disamakan dengan
kitab suci. Kekuasaan gereja terbagi menjadi dua macam, yaitu pertama, Traditio
Dekratative yang artinya gereja merupakan satu-satunya badan yang dapat menerangkan isi kitab
tanpa berbuat salah. Kedua, Traditio konstituve,yaitu gereja mempunyai tradisi yang melengkapi
isi kitab Suci.
3.
Pengakuan Iman Rasul
Pengakuan ini merupakan ringkasan yang dihasilkan dari kesepakatan-kesepakatan antar jemaat
mengenai keyakinan iman (rumusan-rumusan hasil “konsili”), lazimnya dipakai dan diucapkan
oleh siapa saja yang menerima pembaptisan. Termasuk juga Kalekismus yaitu sebuah buku yang
disusun dalam bentuk tanya jawab tentang keimanan.
10 perintah allah dan 5 perintahg gereja
ARTI & MAKNA GEREJA
1.
·
Arti dan Makna Gereja
Gereja Katolik adalah Gereja yang benar, yang didirikan oleh Yesus Kristus, yang
para anggotanya saling dipersatukan dalam ikatan persekutuan rohani: setia kepada
Paus serta para uskup yang bersatu dengannya, satu dalam iman dan kepercayaan,
satu dalam perayaan ibadat. Gereja merupakan misteri, sakramen keselamatan dan
Umat Allah yang dalam perjalanan ziarah bersama menuju kehidupan kekal.[1]
Kata Gereja berasal dari bahasa Protugis: igreja, yang berasal dari bahasa Yunani:
εκκλησία (ekklêsia) yang berarti dipanggil keluar (ek= keluar; klesia dari kata kaleo=
memanggil); kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari dunia) memiliki beberapa arti:
Arti pertama ialah 'umat' atau lebih tepat persekutuan orang Kristen. Arti ini diterima
sebagai arti pertama bagi orang Kristen. Jadi, gereja pertama-tama bukanlah sebuah
gedung. Gereja (untuk arti yang pertama) terbentuk 50 hari setelah kebangkitan Yesus
Kristus pada hari rayaPentakosta, yaitu ketika Roh Kudus yang dijanjikan Allah
diberikan kepada semua yang percaya pada Yesus Kristus.
·
·
·
·
Arti kedua adalah sebuah perhimpunan atau pertemuanibadah umat Kristen. Bisa
bertempat di rumah kediaman, lapangan, ruangan di hotel, maupun tempat rekreasi.
Arti
ketiga
ialah mazhab (aliran)
atau denominasidalam
agama
Kristen. Misalnya: Gereja Katolik, GerejaProtestan, dll.
Arti
keempat
ialah lembaga (administratif).
Contoh
kalimat
“Gereja
menentang perang Irak”.
Arti terakhir adalah sebuah “rumah ibadah” umatKristen, di mana umat
bisa berdoa atau bersembahyang.
Pemahaman tentang Gereja juga bisa dilihat dalam arti rohani dan arti fisik.
Berdasarkan artinya itu, maka Gereja adalah:
a.
Arti Rohani:
·
Umat yang dipanggil Tuhan
·
Persekutuan semua orang di seluruh dunia yang percaya akan Yesus Kristus itu
Putra Allah dan satu-satunya Penyelamat kita.
·
Himpunan yang didalamnya terdapat Umat Allah, Tubuh Kristus dan Bait Roh
Kudus ( bdk 1 Kor 10:32, 11:17-22, 15:9 ).
·
Himpunan orang-orang yang digerakan untuk berkumpul oleh Firman Allah, yakni
berhimpun bersama untuk membentuk Umat Allah dan yang diberi santapan dengan
Tubuh Kristus menjadi Tubuh Kristus.[2]
b.
Arti Fisik; bangunan tempat ibadah persekutuan Umat yang beriman kepada Kristus.
Bagi Paulus, Gereja adalah jemaat setempat namun juga mempunya arti universal.
Karena itu, didalam jemaat setempat terwujudlah Gereja Allah. Dalam pemahaman
gereja Paulus, orang tidak pergi ke Gereja untuk beribadat. Perayaan bersama adalah
Gereja, oleh karena perayaan itu tidak lain dari pada “berkumpul sebagai jemaat” orang
tidak berkumpul untuk ibadah atau untuk taurat. Hidup jemaat dalam kondisi
persaudaraan yang bertujuan untuk komunikasi iman, saling meneguhkan dan
menguatkan iman.[3]
1. 3.
Sifat Gereja Yang Katolik
Arti Katolik:
v Hidup di tengah segala bangsa
v Ajaran gereja dapat diwartakan untuk segala bangsa dengan keanekaragamannya
v Gereja terbuka terhadap semua bangsa dari berbagai daerah, agama, suku dan budaya
v Iman dan ajaran gereja bersifat umum artinya dapat diterima dan dihayati oleh siapa saja
Upaya mewujudkan kekatolikan gereja
Sikap terbuka dan menghormati kebudayaan, suku, agama manapun
Bekerja sama dengan siapapun demi kebaikan bersama
Memprakarsai upaya memperjuangkan dunia yang lebih baik
Jiwa besar dan terlibat aktif untuk memberi kesaksian bahwa katolik artinya terbuka
terhadap siapapun
Katolik juga tidak sekedar melebur diri dalam dunia dengan segala fenomenanya
Namun, gereja tetap mempertahankan identitasnya
Sumber/dasarnya: Luk 10: 16
Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku, dan barangsiapa menolak Aku,
ia menolak Dia yang mengutus Aku
SIFAT-SIFAT GEREJA KATOLIK
Gereja adalah persekutuan orang-orang yang dipanggil dan dihimpun oleh Allah sendiri,
oleh karena itu disadari pula bahwa Gereja adalah suatu persekutuan yang khas. Mulai
dari jaman yang langsung menyusul era rasul, Gereja diyakini mempunyai keempat
sifat yaitu:
Gereja itu “satu” karena Roh Kudus yang mempersatukan para anggota jemaat
satu sama lain, dan juga dengan kepala jemaat yang kelihatan, yakni uskup; lagi
pula mempersatukan para uskup satu sama lain dengan pusatnya di Roma.
Gereja itu “kudus” karena berkat Roh Kudus yang menjiwaiNya, Gereja bersatu
dengan Tuhan, satu-satunya yang dari diriNya sendiri kudus.
Gereja itu “katolik”, “menyeluruh”, “am” atau “umum” karena tersebar di seluruh
dunia sehingga mencakup semua.
Gereja itu “apostolik” karena warganya dikatakan “anggota umat Allah” jika
bersatu dengan pusat-pusat Gereja yang mengakui diri sebagai tahta para Rasul
(apostoloi), seperti Keuskupan Yerusalem (Yakobus), Antiokhia (Petrus), Roma
(Petrus), Konstantinopel (Andreas).
Sakramen adalah tanda kelihatan yang ditetapkan oleh Kristus untuk memberikan rahmat.
Sakramen, sebagaimana difahami oleh Gereja katolik, adalah tanda yang terlihat, yang dapat
ditangkap oleh panca indera, yang dilembagakan oleh Yesus dan dipercayakan kepada Gereja,
sebagai sarana yang dengannya rahmat ilahi diindikasikan oleh tanda yang diterimakan, yang
membantu pribadi penerimanya untuk berkembang dalam kekudusan, dan berkontribusi kepada
pertumbuhan Gereja dalam amal-kasih dan kesaksian.
Ketujuh sakramen adalah sebagai berikut:
Pembaptisan (Permandian)
Ekaristi (Komuni Suci)
Penguatan (Sakramen Krisma)
Pernikahan (Perkawinan)
Imamat (Pentahbisan)
Rekonsiliasi (Pengakuan Dosa, Sakramen Tobat)
Pengurapan orang sakit (Sakramen Minyak Suci)
SAKRAMEN PEMBAPTISAN: Sakramen Pembaptisan (Mat 28:19, Yoh 3:5) adalah
sakramen pertama yang kita terima. Umat beriman wajib menerima Pembaptisan sebelum
menerima sakramen-sakramen yang lain. Pembaptisan mengampuni dosa asal, semua
dosa pribadi, serta mengalirkan rahmat pengudusan ke dalam jiwa (Yeh 36:25-26, Kis
2:38, 22:16, 1Kor 6:11, Gal 3:26-27). Pembaptisan menganugerahkan jasa-jasa wafat
Kristus di salib ke dalam jiwa kita, serta membersihkan kita dari dosa. Pembaptisan
menjadikan kita anak-anak Allah, saudara-saudara Kristus, dan kanisah Roh Kudus.
Pembaptisan hanya diterimakan satu kali untuk selamanya namun meninggalkan meterai
rohani yang tidak dapat dihapuskan.
SAKRAMEN PENGUATAN: (Kis 2: 14-18, 9:17-19, 10:45, 19:5-6, Titus 3:4-8)
Sakramen Penguatan menjadikan kita dewasa secara rohani dan menjadikan kita saksisaksi Kristus. Penguatan hanya diterimakan satu kali untuk selamanya namun
meninggalkan meterai rohani yang tidak dapat dihapuskan.
SAKRAMEN EKARISTI: (Yoh 6: 25-71, Mat 26:26-28, 1Kor 11:23-26, Luk 24:30-31)
Sakramen Ekaristi disebut juga Sakramen Maha Kudus atau Komuni Kudus. Ekaristi
bukanlah sekedar lambang belaka, tetapi adalah sungguh Tubuh, Darah, Jiwa dan
Keallahan Yesus Kristus. Dalam mukjizat Perayaan Ekaristi, imam mengkonsekrasikan
roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus dengan kata-kata penetapan yang
diambil dari Kitab Suci: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini
menjadi peringatan akan Aku!” Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu
berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah
ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” (1Kor 11:23-25).
Misa disebut kurban karena Misa menghadirkan secara tak berdarah kurban Kristus yang
wafat disalib satu kali untuk selamanya. Kristus mengatakan: “Akulah roti hidup yang
telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya,
dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”
(Yoh 6:48-52).
Jika kita melakukan dosa berat, kita harus mengakukan dosa kita terlebih dahulu sebelum
menerima Komuni Kudus, jika tidak, Komuni Kudus bukannya mendatangkan rahmat
bagi jiwa, malahan akan mengakibatkan dosa sakrilegi (1Kor 11:27-29). Untuk menerima
Komuni, kamu harus bangkit berdiri menuju altar dengan tanganmu terkatup di dada
sambil berdoa. Ketika tiba di hadapan imam, ia akan mengatakan: “Tubuh Kristus”.
Kamu menunjukkan imanmu dengan menjawab, “Amin”, kemudian kamu mengulurkan
tanganmu, telapak tangan kiri di atas telapak tangan kanan, menerima Hosti di tanganmu
dan segera memasukkan Hosti ke dalam mulutmu (cara umum), atau kamu membuka
mulutmu dan menerima Komuni Kudus dengan lidahmu (alternatif).
SAKRAMEN TOBAT: Sakramen Tobat disebut juga Pengakuan atau Rekonsiliasi (Yoh
20:21-23, Amsal 28:13). Kristus memberikan kuasa kepada para Rasul untuk
mengampuni dosa atas nama-Nya, dan para Rasul meneruskan kuasa tersebut kepada
penerus-penerus mereka, yaitu para Uskup dan Imam. Sakramen Tobat mengampuni
dosa-dosa yang dilakukan setelah Baptis. Ketika mengaku dosa, umat beriman harus
mengakui semua dosa-dosa berat yang disadarinya, menurut jenisnya (misalnya
perzinahan atau pencurian) serta jumlahnya (misalnya satu kali, beberapa kali, atau sering
kali). Setelah mengakui segala dosa-dosamu, kamu mendengarkan nasehat-nasehat yang
diberikan imam, mengucapkan doa tobat, menerima absolusi (pengampunan Kristus) dari
imam, meninggalkan kamar pengakuan, serta melakukan penitensimu.
Imam diwajibkan dengan ancaman siksa yang sangat berat, supaya berdiam diri secara
absolut, untuk tidak mengungkapkan apa pun yang telah ia dengar dalam pengakuan.
Rahasia pengakuan ini dinamakan `meterai sakramental’. Seorang imam lebih suka
dipenjarakan atau bahkan mati daripada mengungkapkan dosa-dosa yang diakukan umat
kepadanya. (Luk 15, Yeh 33).
SAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKIT: Bantuan Tuhan melalui kekuatan
Roh-Nya hendak membawa orang sakit menuju kesembuhan jiwa, tetapi juga menuju
kesembuhan badan, kalau itu sesuai dengan kehendak Allah. Dan “jika ia telah berbuat
dosa, maka dosanya itu akan diampuni” (Mrk 6:13, Yak 5:14-15).
SAKRAMEN TAHBISAN: (Kej 14:18, Ibr 5:5-10, Luk 22:19, Kis 6:6, 14: 23).
Tahbisan memungkinkan para Rasul Kristus dan penerus-penerus mereka untuk
menerimakan Sakramen-sakramen. Ada tiga jenjang Sakramen Tahbisan: diakon, imam,
dan uskup. Hanya para imam dan uskup yang boleh menerimakan Sakramen Pengakuan
serta mempersembahkan Kurban Misa.
Mengapa kita memanggil para imam dengan sebutan Romo (=bapa)? Para imam adalah
bapa rohani Gereja. Mereka mempersembahkan hidup mereka bagi Gereja dengan
mewartakan Injil dan menganugerahkan pengampunan Tuhan melalui sakramensakramen (1Kor 4:14-15, 1Tes 2:8-12).
Mengapa para imam hidup selibat? Para imam hidup seturut teladan dan ajaran Yesus
Kristus (imam yang selibat), untuk mengurbankan kehidupan berkeluarga demi Kerajaan
Allah (Mat 19:12, Luk 18:29-30, 1Kor 7).
SAKRAMEN PERKAWINAN: (Mrk 10:2-12, Ef 5:22-33) Sakramen ini, dengan kuasa
Allah, mengikat seorang pria dan seorang wanita dalam suatu kehidupan bersama dengan
tujuan kesatuan (kasih) dan kesuburan (lahirnya keturunan). Perkawinan tidak
terceraikan, mengikat seumur hidup (1Kor 7:10-11, 39, Mat 19:4-9). Pembatalan
Perkawinan adalah suatu pernyataan yang dikeluarkan oleh Gereja yang menyatakan
bahwa setelah dilakukan suatu penyelidikan yang mendalam oleh pengadilan gereja yang
berwenang, unsur-unsur yang diperlukan untuk suatu perkawinan yang sah tidak ada pada
saat perkawinan, dan oleh karena itu suatu perkawinan yang sah tidak pernah terjadi.
Pembatalan perkawinan bukanlah suatu perceraian “Katolik” dan sama sekali tidak
mempengaruhi hak anak-anak dari perkawinan tersebut.
B. Sumber Pokok Ajaran Katolik
Secara garis besar, sumber ajaran agama katolik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Hidup, keyakinan dan usaha dari jemaat-jemaat sepanjang sejarah : tradisi Kitab Suci sebgai
Kisah Awal jemaat Krostianai
2. Kesepakatan-kesepakatan antar jemaat mengenai keyakinan iman (rumus-rumus hasil “konsili”pertemuan dari segenap jemaat- mengenai iman, ibadat dan hidup).
3. Tradisi tidak tertulis : kebiasaan-kebiasaan (ibadat) dan moral
C.
Sumber-sumber pokok
1.
kitab suci
Sebagaimana agama lain, agama Kristen mengakui bahwa merekapun memiliki kitab suci yang
mereka yakini sebagi sumber dan pandangan hidup. Kitab suci agama Kristen adalah “Kitab
Injil” atau “Bibel” dan juga bisa dinamakan “Alkitab” yang terdiri dari perjanjian lama dan
perjanjian baru.
1. Perjanjian Lama, menurut gereja katolik, jumlah kitab suci yang terhimpun adalah 49
buah, selisih lebih banyak dari yang diakui protestan, kesepuluh kitab yang tidak diakui
disebut “Deuterokanomika” yaitu kitab-kitab dongeng atau jiplakan yang tidak termasuk
kanon Yahudi.
2. Perjanjian Baru, istilah ini mempunyai arti, “tata cara keselamatan yang diadakan Allah
dalam diri Yesus”. Isi perjanjian baru mencakup 27 kitab, yang terdiri dari 4 injil, yaitu
Markus (60 M), Matius (70 M), Lukas (75 M), dan Yahya (100 M). Dari keempat ini
dikarang oleh manusia, namun menurut kepercayaan kristiani penulisnya mendapat
bimbingan dari Roh Kudus yang diinspiratori oleh Allah.
3. Tradisi
Tradisi yang ada dalam gereja dipandang sebagai sumber kebenaran, yang disamakan dengan
kitab suci. Kekuasaan gereja terbagi menjadi dua macam, yaitu pertama, Traditio
Dekratative yang artinya gereja merupakan satu-satunya badan yang dapat menerangkan isi kitab
tanpa berbuat salah. Kedua, Traditio konstituve,yaitu gereja mempunyai tradisi yang melengkapi
isi kitab Suci.
3.
Pengakuan Iman Rasul
Pengakuan ini merupakan ringkasan yang dihasilkan dari kesepakatan-kesepakatan antar jemaat
mengenai keyakinan iman (rumusan-rumusan hasil “konsili”), lazimnya dipakai dan diucapkan
oleh siapa saja yang menerima pembaptisan. Termasuk juga Kalekismus yaitu sebuah buku yang
disusun dalam bentuk tanya jawab tentang keimanan.
10 perintah allah dan 5 perintahg gereja
ARTI & MAKNA GEREJA
1.
·
Arti dan Makna Gereja
Gereja Katolik adalah Gereja yang benar, yang didirikan oleh Yesus Kristus, yang
para anggotanya saling dipersatukan dalam ikatan persekutuan rohani: setia kepada
Paus serta para uskup yang bersatu dengannya, satu dalam iman dan kepercayaan,
satu dalam perayaan ibadat. Gereja merupakan misteri, sakramen keselamatan dan
Umat Allah yang dalam perjalanan ziarah bersama menuju kehidupan kekal.[1]
Kata Gereja berasal dari bahasa Protugis: igreja, yang berasal dari bahasa Yunani:
εκκλησία (ekklêsia) yang berarti dipanggil keluar (ek= keluar; klesia dari kata kaleo=
memanggil); kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari dunia) memiliki beberapa arti:
Arti pertama ialah 'umat' atau lebih tepat persekutuan orang Kristen. Arti ini diterima
sebagai arti pertama bagi orang Kristen. Jadi, gereja pertama-tama bukanlah sebuah
gedung. Gereja (untuk arti yang pertama) terbentuk 50 hari setelah kebangkitan Yesus
Kristus pada hari rayaPentakosta, yaitu ketika Roh Kudus yang dijanjikan Allah
diberikan kepada semua yang percaya pada Yesus Kristus.
·
·
·
·
Arti kedua adalah sebuah perhimpunan atau pertemuanibadah umat Kristen. Bisa
bertempat di rumah kediaman, lapangan, ruangan di hotel, maupun tempat rekreasi.
Arti
ketiga
ialah mazhab (aliran)
atau denominasidalam
agama
Kristen. Misalnya: Gereja Katolik, GerejaProtestan, dll.
Arti
keempat
ialah lembaga (administratif).
Contoh
kalimat
“Gereja
menentang perang Irak”.
Arti terakhir adalah sebuah “rumah ibadah” umatKristen, di mana umat
bisa berdoa atau bersembahyang.
Pemahaman tentang Gereja juga bisa dilihat dalam arti rohani dan arti fisik.
Berdasarkan artinya itu, maka Gereja adalah:
a.
Arti Rohani:
·
Umat yang dipanggil Tuhan
·
Persekutuan semua orang di seluruh dunia yang percaya akan Yesus Kristus itu
Putra Allah dan satu-satunya Penyelamat kita.
·
Himpunan yang didalamnya terdapat Umat Allah, Tubuh Kristus dan Bait Roh
Kudus ( bdk 1 Kor 10:32, 11:17-22, 15:9 ).
·
Himpunan orang-orang yang digerakan untuk berkumpul oleh Firman Allah, yakni
berhimpun bersama untuk membentuk Umat Allah dan yang diberi santapan dengan
Tubuh Kristus menjadi Tubuh Kristus.[2]
b.
Arti Fisik; bangunan tempat ibadah persekutuan Umat yang beriman kepada Kristus.
Bagi Paulus, Gereja adalah jemaat setempat namun juga mempunya arti universal.
Karena itu, didalam jemaat setempat terwujudlah Gereja Allah. Dalam pemahaman
gereja Paulus, orang tidak pergi ke Gereja untuk beribadat. Perayaan bersama adalah
Gereja, oleh karena perayaan itu tidak lain dari pada “berkumpul sebagai jemaat” orang
tidak berkumpul untuk ibadah atau untuk taurat. Hidup jemaat dalam kondisi
persaudaraan yang bertujuan untuk komunikasi iman, saling meneguhkan dan
menguatkan iman.[3]
1. 3.
Sifat Gereja Yang Katolik
Arti Katolik:
v Hidup di tengah segala bangsa
v Ajaran gereja dapat diwartakan untuk segala bangsa dengan keanekaragamannya
v Gereja terbuka terhadap semua bangsa dari berbagai daerah, agama, suku dan budaya
v Iman dan ajaran gereja bersifat umum artinya dapat diterima dan dihayati oleh siapa saja
Upaya mewujudkan kekatolikan gereja
Sikap terbuka dan menghormati kebudayaan, suku, agama manapun
Bekerja sama dengan siapapun demi kebaikan bersama
Memprakarsai upaya memperjuangkan dunia yang lebih baik
Jiwa besar dan terlibat aktif untuk memberi kesaksian bahwa katolik artinya terbuka
terhadap siapapun
Katolik juga tidak sekedar melebur diri dalam dunia dengan segala fenomenanya
Namun, gereja tetap mempertahankan identitasnya
Sumber/dasarnya: Luk 10: 16
Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku, dan barangsiapa menolak Aku,
ia menolak Dia yang mengutus Aku
SIFAT-SIFAT GEREJA KATOLIK
Gereja adalah persekutuan orang-orang yang dipanggil dan dihimpun oleh Allah sendiri,
oleh karena itu disadari pula bahwa Gereja adalah suatu persekutuan yang khas. Mulai
dari jaman yang langsung menyusul era rasul, Gereja diyakini mempunyai keempat
sifat yaitu:
Gereja itu “satu” karena Roh Kudus yang mempersatukan para anggota jemaat
satu sama lain, dan juga dengan kepala jemaat yang kelihatan, yakni uskup; lagi
pula mempersatukan para uskup satu sama lain dengan pusatnya di Roma.
Gereja itu “kudus” karena berkat Roh Kudus yang menjiwaiNya, Gereja bersatu
dengan Tuhan, satu-satunya yang dari diriNya sendiri kudus.
Gereja itu “katolik”, “menyeluruh”, “am” atau “umum” karena tersebar di seluruh
dunia sehingga mencakup semua.
Gereja itu “apostolik” karena warganya dikatakan “anggota umat Allah” jika
bersatu dengan pusat-pusat Gereja yang mengakui diri sebagai tahta para Rasul
(apostoloi), seperti Keuskupan Yerusalem (Yakobus), Antiokhia (Petrus), Roma
(Petrus), Konstantinopel (Andreas).