SEJARAH AKUNTANSI DAN PENCARIAN PRINSIP

SEJARAH AKUNTANSI DAN PENCARIAN PRINSIP-PRINSIP
SEJARAH AKUNTANSI DAN PENCARIAN PRINSIP
3.1. Sejarah Perkembangan Akuntansi
EVOLUSI PEMBUKUAN BERPASANGAN
1. Masa Renaisance
Kita tidak tahu siapa yang menciptakan akuntansi. Namun, kita tahu bahwa sistem tata
buku berpasangan seacara bertahap mulai muncul selama abad ke-13 dan ke-14 di beberapa
pusat perdagangan di Italia bagian utara. Catatan pertama mengenai suatu sistem tata buku
berpasangan yang lengkap ditemukan dalam catatan-catatan kota Genoa, Italia, untuk tahun
1340. Bagian-bagian sebelumnya ditemukan dalam catatan Giovanni Farolfi & Company, sebuah
perusahaan dagang di Florence, tertanggal dari tahun 1299 – 1300, dan dalam catatan Rinieri
Fini & Brothers, yang berdagang di pekan-pekan raya terkenal pada masa itu di daerah
Champagne, Perancis.
Orang pertama yang mengkodifikasikan akuntansi adalah seorang rahib Francissca
bernama Bruder Luca Pacioli yang menghabiskan sebagaian besar hidupnya sebagai guru dan
pelajar di Universitas-univeritas Perugia, Florence, Pisa dan Bologna, dan mengakhiri hidupnya
dengan mengajar Matematika di Universitas Roma. Buku yang ditulis Pacioli berjudul Summa
de Arithmetica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita. Buku ini muncul tahun 1494 di
Venesia. Buku Summa ini terutama merupakan risalah mengenai Matematia, tetapi juga
mencakup dua bagian mengenai tata buku berpasangan yang disebut Particularis de Computis et
Scripturis. Risalahnya merefleksikan praktik yang terjadi di di Venesia pada saat itu, yang

dikenal dengan “Metode Venesia” atau “Metode Italia”. Sehingga dia tidak menemukan
pembukuan berpasangan, tetapi menggambarkan sesuatu yang ada dalam praktik pada saat itu.
Asal Mula Istilah-istilah dalam akuntansi
Debet, kredit, ayat jurnal, buku besar, akun, neraca saldo, dan laporan laba rugi semuanya
berasal dari masa Renaisans. Debt, debtor, debenture, dan debit, misalnya, semua diturunkan dari
kata dasar, debere, yaitu berhutang, yang disingkat menjadi dr yang dipakai dalam ayat jurnal.
Kredit dari akar kata yang sama dengan kata creed yang berarti sesuatu yang dipercaya, seperti
pernyataan kepercayaan agama kristen yang dikenal sebagai Apostles Creed. Kata itu dapat juga

berarti orang yang dipercaya seseorang, seperti kreditor. Kata asalnya dalam bahasa latin adalah
credere, yang disingkat cr yang digunakan dalam ayat jurnal.
2. Anteseden-Anteseden Akuntansi
Tetapi mengapa Italia? Dan mengapa abad ke-14? Bagian berikut ini menceritakan suatu kisah
yang aneh dan indah mengenai mengapa akuntansi pada akhirnya berkembang pada masa dan
tempat tersebut. Dengan diceritakannya kisah ini akan segera terlihat bahwa akuntansi adalah
produk dari banyak tangan dan banyak daerah. Sejarah akuntansi dengan cepat memperlihatkan
bahwa kebudayaan kita sendiri hampir seluruhnya merupakan derivasi dari kebudayaamkebudayaan lain.
a. Peradaban awal
Jauh sebelum Eropa keluar dari gubuk dan pakaian binatang, perekonomian yang canggih
sudah terbit di Timur Tengah dan Timur Jauh. Sebagaian besar skenario mengakui bahwa sistem

pencatatan telah ada dalam berbagai peradaban sejak kurang lebih 3000 SM. Diantaranya adalah
peradaban Kaldea-Babilonia, Asiria, dan Samaria, yang merupakan pembentuk sistem
pemerintahan pertama di dunia, pembentuk sistem bahasa tulisan tertua, dan pembuat catatan
tertua. Peradaban Mesir, dimana para penulis membentuk poros tempat berputarnya seluruh
mesin keuangan dan departemen. Peradaban Cina, dengan akuntansi pemerintahan yang
memainkan peran kunci dan canggih Dinasti ChaO (1122-256 SM), sementara catatan mengenai
kebudayaan yang canggih di India berasal dari tahun 2300 SM. Peradaban Yunani, dimana
Zenon, manajer estate Appolonius, memperkenalkan sistem akuntansi pertanggungjawaban
yang luas pada tahun 256 SM. Peradaban Roma, dengan hukum yang menentukan bahwa
pembayar pajak harus membuat laporan posisi keuangan dan dengan hak sipil yang tergantung
pada tingkat kekayaan yang dinyatakan warga negara. Dalam tahun 332 SM Alexander Agung
membangun kota Alexandria, tempat didirikannya perpustakaan yang paling luar biasa dalam
dunia kuno, yang menampung lebih dari 500.000 manuskrip.
Banyak catatan akuntansi berasal dari masa-masa yang sangat dini. Misalnya para petani
mesir di tepian Sungai Nil membayar para juru tagih dengan gandum dan rami untuk pemakaian
air irigasi. Tanda terima diberikan kepada para petani dengan menggambar banyaknya gandum
pada dinding rumah. Para arkeolog yakin bahwa kepingan tanah liat yang berlimpah di daerah

Mesopotamia juga digunakan untuk keperluan akuntansi. Sistem akuntansi yang canggih
tampaknya juga sudah ada di Cina sejak tahun 2000 SM.

b. Peradaban Bangsa Arab
Mekah pada jaman kuno terletak di garis lalu lintas perdagangan antaran Yaman (Arabia
Selatan) dan Syam dekat Lautan Tengah. Kedua negara ini jaman dahulu telah mencapai
peradaban tinggi dan dihubungkan oleh beberapa negeri-negeri kecil antara lain Mekah.
Dipandang dari segi geografis, kota Mekah hampir terletak di tengah-tengah Jazirah Arab,
sehingga tidaklah mengherankan bilamana semangat dagang berkembang di kalangan penduduk
Mekah.
Tanggal 12 Rabiulawal tahun Gajah atau tanggal 20 April 571 M, lahirlah bayi yang diberi
nama Muhammad, yang kelak menjadi Nabi dan Rasul yang terakhir.Serangkaian wahyu turun
dimulai ketika menginjak usia 40 tahun pada malam 17 Ramadhan bertepatan dengan 6 Agustus
610 M. Sistem akuntansi juga sudah ada pada masa pemerintahan Rasulullah masih hidup
sebagaimana telah diturunkannya wahyu Allah yang tercantum dalam Surat Al-Baqarah ayat 282
yaitu “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah (seperti berjual-beli,
berhutang piutang, atau sewa menyewa) tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan,
hendaklah kamu menuliskannya dengan benar, dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu,
baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya…”. Wahyu tersebut menunjukkan
sudah adanya perintah untuk melakukan pencatatan/pembukuan dan adanya petugas pencatatnya
(sekarang dapat disebut sebagai akuntan).
Dalam masa satu abad setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, para pengikutnya telah
menaklukkan sebagaian besar Afrika bagian Utara dan Timur Tengah, dan telah menembus

Eropa. Tahun 765 para pemimpin Islam dari kekhalifaan Abbasiya, memindahkan ibu kota
kerajaan Islam ke sebuah kota yang baru didirikan, yaitu Bagdad. Di kota itulah dibangun pusat
ilmu pengetahuan yang terbesar dalam milenia pertama. Ke lembaga itulah orang-orang Arab
membawa dari India salah satu penemuan terbesar dalam pemikiran manusia, yaitu konsep nol.
Selain itu Musa Al-Khawarizmi, ahli matematika Arab terbesar dan ahli perpustakaan khalifah
yang sakit, menulis bukunya Al-Jabr Wa’al Mugabala. Dari buku itulah kita menurunkan isitilah
aljabar. Pengetahuan ini tidak terbatas di Bagdad, tetapi menyebar menyeberangi pesisir Afrika
menuju Spanyol, tempat khalifah Umayah yang terakhir melarikan diri. Orang-orang Arab,

Yahudi, dan Kristen bekerjasama dalam damai di universitas-universitas di Kordoba, Sevilla,
Malaga, dan Granada, dan menjadikan unversitas-universitas pusat intelektual Eropa. Tahun
1085 Spanyol jatuh ke tangan tentara Kristen dan tahun 1258 Bagdad jatuh ke tangan bangsa
Mongol yang dipimpin oleh Kubilai Khan.
Manusia dan kota-kota memang hilang, tetapi ilmu pengetahuan tidak. Pada saat Pacioli
menulis bukunya, ia menginstruksikan pembacanya untuk menggunakan angka Arab kecuali
untuk judul-judul dimana”… Anda pertama-tama harus menulis tahun dalam Buku Besar…”.
Banyak dari kita yang masih melakukan hal yang sama sekarang, dan tanpa disadari kita
melestarikan ketidakpercayaan yang berumur berabad-abad pada angka model baru.
3. Era Stagnasi
Dimulai pada akhir abad ke-15, kota-kota di Italia mulai menurun baik secara politis

maupun sebagai pusat-pusat perdagangan. Dengan ditemukannya Dunia Baru dan dibukanya
rute-rute perdagangan baru, pusat perniagaan pindah ke spanyol dan Portugis dan kemudian ke
Antwerpen dan Belanda. Jadi wajar saja jika sistem tata buku berpasangan Italia menyebar ke
negara-negara lain. Penulis seperti ahli matematika Belanda, Simon Stevin, Leyden tahun 1607.
Hanya sedikit perubahan yang dilakukan pada teknik-teknik pembukuan tersebut, akan tetapi
cara penulisannya mulai menampakkan perubahan.
Menurut Peragallo, dalam periode tahun 1458 sampai 1558 para penulis ingin
mengemukakan mekanisme pembukuan seperti yang dikembangkan oleh dunia usaha. Tidak ada
upaya untuk mengembangkan suatu teori mengenai ayat berpasangan dan tak seorangpun
berpikir lebih jauh daripada kebutuhan perusahaan dagang. Dalam siklus kedua yang
berlangsung dari tahun 1559 sampai tahun 1795, muncul kritik terhadap pembukuan. Dalam
periode ini juga ayat berpasangan meluaskan bidang penerapannya pada jenis-jenis organisasi
lain, seperti biaya dan negara. Dengan kritik dan meluasnya lingkup pembukuan, dimulailah
penelitian teoritis ke dalam subjek ini.
Ahli sejarah Raymond de roover menyebut periode dari tahun 1494 sampai tahun 1800
sebagai periode stagnasi untukl akuntansi.
4. Era Eksplorasi

Era eksplorasi dipicu oleh besarnya kekuasaan kota-kota Italia yang
menghalangi partispasi bagian Eropa selebihnya dalam perdagangan di Mediterania. Dalam

tahun 1492, hanya dua tahun sebelum buku Pacioli terbit, Christhoper Columbus berlayar ke
Barat dengan carrack Spanyol. Columbus dilahirkan di Genoa, tempat catatan akuntansi tertua
yang kita ketahui. Dalam petualangannya ia ditemani oleh seorang Auditor yang ditunjuk oleh
pengadilan Spanyol untuk mengawasi catatan pengeluaran Columbus bila ia mulai menghitung
harga emas dan rempah yang akan ia kumpulkan. Vasco da Gama, Ferdinand Magelland, dan
banyak lagi lainnya kemudian mengikuti jejak Columbus dalam menjelajahi dunia.
Perusahaan Saham Bersama (Joint Stock Company)
Kebutuhan finansial petualangan para penjelajah ini membawa pada perkembangan pada
perusahaan saham bersama, yang akan berperan penting dalam akuntansi. Perusahaanperusahaan ini dapat dipandang sebagai perluasan commenda Italia dan cikal bakal korporasi
modern. Orang-orang bergabung bersama dalam membiayai suatu usaha petualangan (ventura)
dan setiap orang diberi lembaran-lembaran saham yang proporsinal dengan investasi mereka.
Salah satu perusahaan saham bersama yang pertama dibentuk adalah English East Indies
Company pada tahun 1600 dimana Ratu Elizabeth sebagai pemegang saham utama. Dilema yang
segera muncul adalah bahwa seringkali tidak tersedia cukup uang tunai pada akhir petualangan
untuk melunasi para pemegang saham. Oleh karena itu diusulkan agar investasi dalam saham
dilakuka satu kali untuk beberapa petualangan. Namun cara ini terbukti tidak memuaskan dari
sudut pandang akuntansi. Pada tanggal 19 Oktober 1657 disahkan satu bab baru yang
memperbolehkan diterbitkannya saham permanen yang akan menjadi investasi bersama dalam
semua petualangan di masa mendatang untuk waktu yang tidak ditentukan batasnya. Pada tahun
1673, code de commere di Prancis mengharuskan disusunnya neraca paling tidak setiap dua

tahun oleh setiap usaha.
Hanya sedikit investasi pada awal abad ke-18 yang menyebabkan harga saham berlipat dua
bahkan tiga. Perusahaan yang paling dikenal adalah South Sea Company yang menurut dugaan
dibentuk untuk mengeruk keuntungan dari perdagangan budak antara Afrika dan Amerika
Selatan. Selain itu, perusahaan tersebut tidak pernah ada prospektus dan tidak ada laporan
keuangan yang diterbitkan. Akibatnya perusahaan tersebut bangkrut dan menimbulkan kerugian
ribuan poundsterling bagi keluarga kerajaan Inggris dan penduduk yang kaya. Hal ini
menyebabkan sertifikat saham dilarang di Inggris selama lebih dari satu abad.

5. Revolusi Industri
Era Stagnasi diakhiri dengan perkembangan kedua dalam arti penting akuntansi dalam
periode ini yaitu dimulainya Revolusi Industri. Sukar untuk menunjukkan satu tanggal yang pasti
dimulainya revolusi ini atau untuk menelusuri penyebabnya yang pasti. Asal mulanya mungkin
ketika di Inggris menghasilkan serangkaian panen yang baik dan permintaan akan barang-barang
meningkat. Bangkitlah kegiatan manufaktur untuk memenuhi permintaan dan penemuanpenemuan mulai mengubah tempat kerja (dari pekerjaan tangan ke mesin-mesin). Modal yang
lebih besar menjadi kebutuhan dan bank-bank bermunculan untuk membiayai kebutuhan itu.
Pada tahun 1800 ada 80 bank di London dan 400 bank di seluruh negeri itu. Pada tahun 1773
London Stock Exchange dibentuk dan tidak lama kemudian diikuti oleh New York Stock
Exchange pada tahun 1792. Abad ke-19 dan awal abad ke-20 menjadi saksi ekspansi besarbesaran dalam industri, khususnya di Amerika Serikat dan Inggris. Perdagangan juga meluas
dimana sebagaian akibat dari doktrin dalam buku Wealth of Nation karya Adam Smith yang

diterbitkan tahun 1776.
Dampak Revolusi Industri pada Akuntansi
Dampak pada akuntansi bersifat langsung dan tidak langsung. Misalnya,
datangnya sistem pabrik dan produksi massa menyebabkan aktiva tetap mempunyai porsi yang
cukup besar dalam proses produksi dan distribusi, sehingga menjadikan konsep penyusutan
semakin penting. Dengan meningkatnya kebutuhan akan informasi manajemen mengenai biaya
produksi dan biaya yang harus ditetapkan dalam penilaian persediaan, meningkat pula kebutuhan
akan sistem akuntansi biaya. Kebutuhan akan modal yang besar, yang menghendaki adanya
pemisahan antara investor dan manajer, berarti bahwa salah satu tujuan utama akuntansi haruslah
pelaporan kepada pemilik yang tidak ikut serta dalam kegiatan usaha sehari-hari. Informasi
keuangan, yang sebelumnya disiapkan terutama untuk penggunaan manajerial, semakin
diperlukan oleh para pemegang saham, investor, kreditor, dan pemerintah. Jadi, penghasilan
sebagai imbalan kepada investor harus dibedakan dari pengembalian modal kepada pemilik.
Kebutuhan yang besar akan modal juga membawa pada penciptaan korporasi dan pada waktunya
menjadi kewajiban audit.
BANGKITNYA PROFESI AKUNTANSI

Dengan dimulainya revolusi industri, para spesialis akuntansi mulai menampakkan diri.
Edinburgh memimpin dengan memasukkan tujuh akuntan dalam daftar anggota dewan kota
tahun 1773. Pada awal abad ke-19, baru ada kurang dari 50 akuntan publik yang tercatat dalam

daftar seluruh kota besar di Inggris dan Skotlandia. Para akuntan Inggris dan Skotlandia datang
ke Amerika Serikat untuk mengaudit perusahaan-perusahaan yang menerima modal dari Inggris,
sehingga memunculkan profesi akuntansi di negara itu.
MASA DEPAN AKUNTANSI
Dalam masa 500 tahun sejak Pacioli menulis bukunya, akuntansi itu sendiri sebenarnya
tetap konstan. Sementara itu dunia telah mengalami revolusi informasi yang seharusnya
mempengaruhi akuntansi secara dramatis. Dengan semua informasi ini jelaslah akan terjadi
revolusi dalam akuntansi. Yang diperlukan untuk mewujudkannya hanyalah penerapan teknologi
yang ada.
JADI:
Pertama, akuntansi bukanlah pendatang baru dalam dunia bisnis. Catatan-catatan transaksi
keuangan sudah ada ratusan tahun sebelum Masehi, tetapi baru di Italia pada abad ke-14 sistem
tata buku berpasangan yang kita gunakan sekarang mulai dipakai.
Kedua, telah terjadi perkembangan definisi mengenai akuntansi dari proses pencatatan
menjadi sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak-pihak berkepentingan
mengenai kegiatan-kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan.
Ketiga, akuntansi tidak sinonim dengan akuntansi publik. Dalam akuntansi publik, seorang
akuntan mungkin berpraktik selaku perorangan atau anggota dari kantor akuntan publik, dimana
memberikan jasa akuntansi berdasarkan honor (free basis). Selain itu terdapat juga akuntansi
swasta, dimana para akuntan bekerja pada perusahaan atau organisasi nirlaba. Akuntansi swasta

seringkali disebut juga akuntansi manajemen.
Keempat, akuntasi bukanlah hasil ciptaan orang-orang Anglo-Saxon yang berkulit putih.
Perkembangan akuntansi sangat bergantung pada kejadian-kejadian di Afrika, India, Arab, Irak,
dan tempat-tempat lainnya. Akuntansi benar-benar merupakan produk dunia.
Kelima, akuntansi adalah produk kolaborasi intelektual yang luar biasa antara oang-orang
Islam, Kristen, dan Yahudi. Akuntansi benar-benar merupakan upaya multikultur.

Keenam, perkembangan akuntansi dirangsang oleh perubahan teknologi yang paling tidak
sama dramatisnya dengan perubahan hari dan umur kita.
3.2. Lahirnya CPA
Periode sejak tahun 1887 dapat disebut juga sebagai “Abadnya Akuntan Publik” karena
cabang profesi inilah yang telah mendominasi akuntan di Amerika Serikat. Periode ini disebut
juga sebagai “Abad Regulasi Keuangan”, karena selama hampir 100 tahun pemerintah AS
mencoba mengendalikan arus informasi keuangan.
ASAL MULA REGULASI
Regulasi di Amerika dimulai dengan perusahaan perkeretaapian. Diciptakan di Inggris, era
kereta api dimulai dengan dibukanya jalur Liverpool dan Manchester tahun 1830. Di Amerika
Serikat, pertumbuhan terbesar dalam pembangunan jalan kereta api terjadi dari tahun 1878
sampai 1893, saat migrasi besar-besaran orang Amerika melintasi benua itu benar-benar
menyebabkan kekacauan dalam pembangunan jalan kereta api. Selama periode awal industri

perkeretaapian di Amerika Serikat, bukannya tidak lazim bagi para promotor untuk
membayarkan dividen yang besar dari modal selama umur-umur awal suatu perusahaan. Para
investor, karena percaya bahwa dividen merupakan indikasi penghasilan masa depan perusahaan,
membayar mahal untuk saham perusahaan, hanya untuk mendapati dikemudian hari bahwa
dividen yang besar itu tidak dapat tanpa membahayakan operasi masa depan perusahaan. Maka,
harga pasar saham jatuh, sehingga menciptakan kerugian besar bagi para investor jangka panjang
yang menjadi pemegang saham permanen.
Interstate Commerce Commission
Masing-masing negara bagian mencoba melndungi warga mereka dari kegiatan
perusahaan-perusahaan kereta api, tetapi akhirnya pada tahun 1886, dalam kasus Wabash, St.
Louis, dan Pacific Railroad Company lawan Illinois, Mahkamah Agung memutuskan bahwa
perdagangan yang berawal atau berakhir di luar batas-batas suatu negara bagian tidak dapat
diatur oleh negara bagian itu. Setahun kemudian, Kongres membentuk badan regulator pertama,
Interstate Commerce Commission (ICC), dengan wewenang khusus untuk mengatur perusahaan
perkeretaapian. Hepburn Act tahun 1906 memberi ICC wewenang untuk menetapkan sistem
auntansi yang seragam untuk digunakan dalam menetapkan tarif kereta api yang tepat, dan
dengan demikian membentuk dsar bagiabad regulasi akuntansi.
Pembentukan American Association of Public Accountants

Pada tanggal 20 Agustus 1887, hanya enam bulan setelah pembentukan ICC, American
Association of Public Accountants (AAPA) diinkorporasikan di negara bagian New York dengan
delapan orang Amerika menandatangani sertifikatnya; kedua orang Inggris tidak diperkenankan
oleh hukum negara bagian itu untuk menandatangani. Sejak berdirinya, organisasi baru ini sudah
berketetapan hati untuk mempengaruhi standar-standar akuntansi. Misalnya pada awal 1894
AAPA menganuut resolusi yang merekomendasikan bahwa urutan penyajian dalam neraca
haruslah dari yang paling likuid ke yang paling tidak likuid—jelas-jelas menunjukkan penekanan
pada penyajian informasi bagi kreditor.
Federal Trade Commission
Federal Trade Commission (FTC) diciptakan oleh Woodrow Wilson untuk megawasi
pelaksanaan Undang-undang Clayton Antitrust Act. FTC mempunyai wewenang khusus untuk
menyelidiki setiap praktik yang dapat menyebabkan pengekangan perdagangan, dan untuk
menerbitkan perintah penghentian (“cease and desist”). Selain itu, pada tahun 1914, dibentuklah
Federal Reserve Board (FRB) yang untuk pertama kalinya menciptakan sistem perbankan pusat
yang dikendalikan secara terbuka di negara itu.
Regulasi di Inggris
Joint Stock Companies Act tahun 1844 memperbolehkan inkorporasi dengan pendaftaran
hanya jika para pemegang saham mau menerima kewajiban yang tak terbatas. Undang-undang
ini mengharuskan penyeimbangan akun-akun secara berkala dan penyajian neraca yang lengkap
dan wajar kepada para pemegang saham. Untuk memastikan bahwa informasi tersebut
diungkapkan, undang-undang ini memerlukan para auditor, yang masing-masingnya harus
memiliki paling sedikit satu saham dalam perusahaan. Persyaratan audit ini menyebabkan
perkembangan profesi akuntansi di Inggris lebih cepat daripada di Amerika Serikat. Akibatnya,
para akuntan Inggris menjadi pengaruh yang dominan dalam akuntansi awal Amerika.
KEHANCURAN AHUN 1929
Hancurnya pasar saham New York pada tahun 1929 disebut dengan Great Depression.
Kejadian ini menyebabkan terbentuknya Special Committee on Corporation with Stock
Exchange yang disebabkan adanya kritik dari New York Stock Exchange yang mengkritik tidak
adanya keseragaman dalam praktik akuntansi. Hasil yang keluar dari Special Committee on
Corporation with Stock Exchange adalah persyaratan oleh NYSE bahwa semua perusahaan yang
ingin sahamnya terdaftar di NYSE harus menyerahkan laporan keuangan yang dilampiri

sertifikat akuntan “yang berkualifikasi menurut undang-undang negara bagian atau negara
tertentu. Audit-audit ini diharuskan untuk mematuhi Verification of financial statement dan
untuk menyampaikan pendapat mengenai kewajaran, konsistensi, dan untuk pertama kalinya,
kesesuaian dengan praktik akuntansi yang berlaku.
Pada tanggal 26 Juni 1934, Securities and Exchange Commission (SEC) dibentuk dengan
sebuah undang-undang Kongres yang menunjuk badan regulator yang independen dalam
pemerintah AS ini untuk melaksanakan Truth in Securities Act tahun 1933, Securities Exchange
Act tahun 1934, dan beberapa undang-undang lainnya. Pada tahun 1938 SEC memutuskan untuk
mengizinkan profesi akuntan memimpin jalan dalam perumusan prinsip-prinsip akuntansi.
Hubungan antara profesi akuntan dan regulator pemerintah, yang menjadi ciri khas akuntansi
Amerika, dimulai dengan Committee on Accounting Procedure (CAP).
BUM PASCAPERANG
Berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945 membebaskan permintaan yang terpendam
akann barang dan jasa oleh konsumen, sehingga perekonomian mendadak membumbung. Untuk
para investor, angka penghasilan perusahaan merupakan bagian kunci dalam pendekatan ratio
penghasilan-harga (PE ratio) terhadap investasi karena penghasilan menjadi dasar yang akan
dikalikan untuk mendapatkan estimasi harga saham. Masalah yang muncul saat bum pascaperang
yaitu

banyaknya

alternatif-alternatif

akuntansi,

lonjakan

inflasi

yang

mempengaruhi

komparabilitas dan menimbulkan perdebatan mengenai penyusutan tingkat harga, dan
perdebatan kemampuan menghasilkan laba.
Pada bulan desember 1958 Accounting Principles Board (APB) dan Accounting Research
Division (ARD) direkomendasikan menggantikan Committee on Accounting Procedure.
ERA MODERN
Desember 1970, presiden AICPA mengadakan konferensi khusus untuk membahas
penetapan prinsip-prinsip akuntansi. Konferensi ini mengusulkan agar AICPA mensponsori dua
penelitian. Satu penelitian akan mengkaji cara untuk menetapkan prinsip akuntansi. Penelitian
lainnya akan mereview tujuan-tujuan laporan keuangan. Usulan-usulan ini disetujui oleh dewan
direksi AICPA, sebuah kelompok dibawah pimpinan Francis M. Wheat, ditunjuk untuk meneliti
penetapan standar-standar akuntansi. Rekomendasi Wheat menyebabkan dihapuskannya APB
dalam tahun 1973 dan ditetapkannya Financial Accounting Foundation (FAF) tanggal 1 Juli,

yang terpisah dari badan profesional lainnya, Financial Accounting Standards Board (FASB),
dan Financial Accounting Advisory Council (FASAC).
Tugas utama FAF, yang mengadakan rapat setiap triwulan, adalah menunjuk para anggota
FASB dan FASAC dan mengumpulkan dana untuk operasi mereka serta bertanggung jawab
untuk menunjuk anggota Government Accounting Standards Board.
Misi yang ditetapkan untuk FASB adalah menetapkan dan memperbaiki standar-standar
akuntansi dan pelaporan keuangan sebagai peedoman dan pendidikan bagi masyarakat termasuk
para penerbit laporan keuangan, auditor, dan para pemakai informasi keuangan. FASAC
membantu FASB dengan memelihara hubungan dengan dunia bisnis dan profesi akuntansi,
dengan mengajkan masalah-masalah baru, dengan menekankan atau menunda masalah-masalah
lama, dan dengan bertindak sebagai badan yang menyuarakan pendapat masyarakat untuk posisiposisi tentatif yang diambil oleh FASB.
Beberapa hal signifikan harus terjadi dulu untuk memungkinkan berlangsungnya transisi
dari APB ke FASB. Pertama, AICPA harus melepaskan peran utamanya, dimulai dengan
Committee on Accounting Procedure, dalam menetapkan standar akuntansi. Kedua, Gerakan ini
dimulai dengan Rules of Procedure FASB. Boards of Public Accountancy di negara bagian
memberikan sumber wewenang lain bagi FASB melalui izin kepada para akuntan untuk
berpraktik dalam negara bagian mereka. Reglasi negara bagian atas profesi ini juga menjadi alat
untuk memaksa perusahaan-perusahaan yang tidak terdaftar pada SEC untuk mematuhi GAAP.
Ketiga, diperkenalkannya suatu proses yang sangat rinci untuk sampai pada suatu standar baru,
yaitu evaluasi pendahuluan, pencantuman dalam agenda. Pertimbangan awal, resolusi sementara,
pertimbangan lebih lanjut, dan resolusi final. Dan dengan menggunakan kriteria pemilihan, yaitu
penyebaran masalah, tersedianya solusi yang mungkin serta kemungkinan bahwa salah satu
solusi kan secara material memperbaiki pelaporan keuangan, kelayakan bisnis, danpertimbangan
praktis.
Emerging Issues Task Force (EITF)
EITF dibentuk oleh FASB untuk memecahkan masalah-masalah yang mendesak. EITF
yang permanen dengan 16 orang anggota, yang ketuanya adalah Direktur Research and
Technical Activities FASB. Secara signifikan, akuntan kepala SEC hadir dalam setiap rapat. Jika
tercapai suatu konsesus, solusi itudianggap mempunyai dukungan otoritatif. Jika tidak dapat
dicapai suatu konsesus dan masalahnya dianggap memenuhi kriteria FASB lainnya, masalah itu

akan dicantumkan dalam agenda FASB untuk diselesaikan kemudian. Kesimpulan-kesimpulan
EITF muncul secara teratur dalam Journal of Accountancy, masyarakat juga dapat berlangganan
keputusan EITF dari FASB.
Government Accounting Standards Board (GASB)
GASB dibentuk pada tahun 1984 untuk menyejajari FASB dan, seperti FASB, untuk
melapor pada Financial Accounting Foundation. GASB mempunyai lima anggota yang ditunjuk
masa lima tahun oleh FAF yang bertindak setelah berkonsultasi dengan Government Accounting
Standards Advisory Council (GASAC) yang, selanjutnya sejajar dengan FASAC. GASB akan
mengatur masalah-masalah yang mempengaruhi pemerintah negara bagian dan lokal.
Selama tahun 1989, sebagai hsil dari suatu review selama lima tahun, FAF
merekomendasikan agar FASB menjadi, sesungguhnya, badan penentu standar senior.
3.3. Pencarian Prinsip
Selain penerapan asumsi-asumsi dasar dalam praktek akuntansi, terdapat juga beberapa
prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dan diterapkan. Seperti orang hidup yang harus memiliki
prinsip,

demikian

juga

dengan

akuntansi.

Adapun prinsip-prinsip akuntansi tersebut adalah:
1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan
biaya. Misalkan, pada saat kita hendak membeli sebuah laptop, kita ditawari harga Rp
9.000.000,00, setelah proses tawar menawar berjalan kita membeli laptop tersebut dengan harga
Rp 8.950.000,00. Dari kondisi di atas yang menjadi harga perolehan laptop kita adalah Rp
8.950.000,00, sehingga pada pencatatan kita yang muncul adalah angka Rp 8.950.000,00.
2.

Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau
jasa

yang

dilakukan

oleh

suatu

unit

usaha

selama

suatu

periode

tertentu.

Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah jumlah kas atau
ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas.
3.

Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang
timbul karena biaya tersebut. Prinsip ini berguna untuk menentukan besarnya penghasilan bersih

setiap periode. Prinsip ini biasanya diterapkan saat kita membuat jurnal penyesuaian. Dengan
adanya prinsip ini kita harus menghitung berapa besarnya biaya yang sudah benar-benar menjadi
beban kita meskipun belum dikeluarkan, dan berapa besarnya pendapatan yang sudah benarbenar menjadi hak kita meskipun belum kita terima selama periode berjalan.
4.

Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara
konsisten dari tahun ke tahun. Konsistensi tidak dimaksudkan sebagai larangan penggantian
metode, jadi masih dimungkinkan untuk mengadakan perubahan metode yang dipakai. Jika ada
penggantian metode, maka selisih yang cukup berarti (material) terhadap laba perusahaan harus
dijelaskan dalam laporan keuangan, tergantung dari sifat dan perlakukan terhadap perubahan
metode atau prinsip tersebut.

5.

Prinsip Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure Principle)
Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan
keuangan. Hal ini diperlukan karena melalui laporan keuanganlah kita dapat mengetahui kondisi
suatu perusahaan dan mengambil keputusan atas perusahaan tersebut. Apabila informasi yang
disajikan tidak lengkap, maka laporan keuangan tersebut bisa menyesatkan para pemakainya.

TEORI AKUNTANSI - RERANGKA KONSEPTUAL
RERANGKA KONSEPTUAL
4.1. Hirarki Elemen
Kerangka konseptual dapat dipandang sebagai teori akuntansi yang terstruktur (Belkaoui,
1993), karena struktur kerangka konseptual sama dengan struktur teori akuntansi yang
didasarkan pada proses penalaran logis. Yang dapat digambarkan dalam bentuk hierarki yang
memiliki beberapa tingkatan yaitu:
·

Pada tingkatan teori tinggi : kerangka konseptual menyatakan ruang lingkup dan tujuan
pelaporan keuangan

·

Pada tingkatan selanjutnya : kerangka konseptual meng-identifikasi dan menddfinisikan
karakteristik kualitatif dari informasi keuangan dan elemen laporan keuangan.

·

Pada tingkatan operasional yang lebih rendah : kerangka konseptual berkaitan dengan prinsipprinsip dan aturan-aturan (rules) tentang pengukuran dan pengakuan elemen laporan keuangan
dan tipe informasi yang perlu disajikan.
FASB (1978), mendefinisikan kerangka kerja konseptual (conceptual framework) serupa
dengan konstitusi (constitution) yaitu suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep
fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang
konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan
keuangan.
Menurut Hendriksen, teori akuntansi (dalam arti kerangka acuan konseptual) dapat
digunakan untuk menjelaskan praktik yang berjalan. Kerangka acuan konseptual tersebut
adalah:

1. Mengarahkan badan penyusun standar dalam menetapkan standar akuntansi.
2. Memberikan landasan konseptual untuk memecahkan masalah perlakuan akuntansi tertentu bila
belum ada standar yang mengaturnya.
3. Memberikan batas keleluasaan (bound for judgement) dalam menyusun laporan keuangan.
4. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai terhadap arti penting laporan keuangan.
5. Meningkatkan daya banding laporan keuangan.
Kebutuhan Akan Kerangka Kerja Konseptual
Pertama, agar bermanfaat maka penetapan standar harus berlandaskan dan berhubungan
dengan serangkaian konsep serta tujuan fundamental. Dan memungkinkan FASB (Financial
Accounting Standards Board) menerbitkan standar-standar yang lebih berguna dan konsisten dari
waktu ke waktu. Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan
pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar
laporan keuangan.
Kedua, masalah-masalah praktis yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika
mengacu pada kerangka teori dasar yang telah ada.
Langkah-Langkah dan Faktor Yang Harus Dipertimbangkan Dalam Menyusun Kerangka
Acuan Konseptual:

1. Pernyataan tentang karakteristik lingkungan ekonomi, politik, budaya dan sosial tempat
akuntansi akan diterapkan.
2. Pernyataan tentang tujuan pelaporan keuangan.
3. Penetapan kendala (constraints) yang mengarahkan/mempengaruhi proses penalaran.
4. Identifikasi dan pemilihan informasi apa yang harus disajikan dan simbol/elemen laporan
keuangan apa yang dapat merepresentasikan makna informasi tersebut.
5. Pengembangan dan pendefinisian tentang operasi suatu unit usaha dan lingkungannya.
6. Identifikasi dan evaluasi terhadap kendala mengenai pengukuran, penilaian, pengakuan dan
pengungkapan informasi ke dalam elemen laporan keuangan.
7. Pengembangan standar akuntansi yang dapat digunakan sebagai pedoma dalam pengukuran,
penilaian, pengakuan dan penyajian elemen laporan.
8. Perancangbangunan (designing)struktur dan format sistem informasi (prosedur, metode, teknik)
untuk mengumpulkan dan mengolah data serta untuk meringkas dan melaporakn informasi yang
relevan.
9. Penerapan standar dalam situasi yang sesungguhnya berdasarkan prosedur dan metode yang
dipilih.

4.2. Tujuan Akuntansi
Tujuan Laporan Keuangan Menurut APB Statement
APB Statement No. 4 berjudul ”Basic Concepts and Accounting Principles Underlying
Financial Statements Business Enterprises”. Laporan ini bersifat deskriptif, dan laporan ini
banyak mempengaruhi studi-studi berikutnya tentang tujuan laporan keuangan. Dalam laporan
ini tujuan laporan keuangan digolongkan sebagai berikut :
1. Tujuan Khusus
Tujuan khusus laporan keuangan adalah untuk menyajiikan laporan posisi keuangan, hasil usaha,
dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP (Gnerally
Accepted Accounting Principle).
2. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum laporan keuangan disebutkan sebagai berikut.
a. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban
perusahaan dengan maksud :
1. Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan.
2. Untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasinya.
3. Untuk menilai kemampuannya untuk menyelesaikan utang-utangnya.
4.

Menunjukkan kemampuan sumber-sumber kekayaanya yang ada untuk pertumbuhan
perusahaan.

b. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari
kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud :
1. Memberikan gambaran tentang dividen yang diharapkan.
2. Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kepada kreditur, spplier, pegawai,
pajak, mengumpulkan dana untuk perluasan.
3.

Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi
perencanaan dan pengawasan.

4. Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka panjang.
c. Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba.
d. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban.
e. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan.
4.3. Karakteristik Kualitatif
Adapun tujuan kualitatif yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
a. Relevan
Memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan dalam proses
pengambilan keputusan.
b. Dapat dimengerti

Informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja penting, tetapi juga harus informasi yang
dimengerti para pemakainya.
c. Dapat dicek kebenarannya
Hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang
sama.
d. Netral
Laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi dimaksudkan
untuk pihak umum bukan pihak-pihak tertentu saja.
e. Tepat waktu
Laporan akuntansi hanya bermafaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat
yang tepat/cepat.
f. Dapat diperbandingkan
Informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan artinya akuntansi harus memiliki prinsip
yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain.
g. Lengkap
Informasi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan yang layak dari para pemakai.

4.4. Fundamental
Asumsi Dasar
Sebagai suatu sistem, maka di dalam akuntansi dikenal beberapa dasar anggapan (asumsi).
Ada 10 asumsi dasar akuntansi menurut Paul Grady (AICPA) yaitu:
1. Suatu masyarakat dan susunan pemerintahan yang menjamin hak milik pribadi (A Society and
Government Structure honering property right)
2. Kesatuan usaha yang spesifik (Specific Business Entities)
3. Kontinuitas Usaha (Going Concern)
4. Penggunaan unit moneter di dalam rekening-rekening (Monetary Expression in Accounts)

5. Konsistensi antara periode-periode untuk kesatuan usaha yang sama (Consistency between
periods for the same entity)
6. Perbedaan dalam akuntansi di antara kesatuan-kesatuan yang bebas (Diversity in Accounting
among independent entities)
7. Konservatif (Conservatism)
8. Ketergantungan data dari pengendalian intern (Dependability of data through internal control)
9. Cukup berarti (Materiality)
10. Batas waktu dalam penyusunan laporan keuangan membutuhkan taksiran-taksiran (Timeliness
in financiall reporting requires estimates)
Dalam prakteknya akuntansi berjalan berdasarkan asumsi-asumsi, sama seperti kita yang
sering mengasumsikan sesuatu agar dapat lebih mudah diterima atau dilakukan. Asumsi-asumsi
ini pula yang mempermudah pelaksanaan kegiatan akuntansi. Dari ke-10 asumsi dasar tersebut di
atas, yang paling lazim dipakai dalam dunia akuntansi sebagai asumsi dasar yang mendasari
struktur akuntansi adalah sebagai berikut:
1. Kesatuan usaha khusus (Separate entity/Economic entity)
Perusahaan dipandang sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari
pemiliknya. Maksudnya, walaupun perusahaan itu dimiliki oleh seseorang, tetap saja perusahaan
itu dianggap sebagai sebuah badan yang terpisah dari pemiliknya. Seperti: terpisah kekayaannya
dari kekayaan pemilik, terpisah utangnya dari utang pemilik.
2. Kontinuitas usaha (Going concern/continuity)
Suatu perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti diharapkan tidak akan terjadi likuidasi
di masa yang akan datang. Penekanan dari konsep ini adalah terhadap anggapan bahwa akan
tersedia cukup waktu bagi suatu perusahaan untuk menyelesaikan usaha, kontrak-kontrak dan
perjanjian-perjanjian.
3. Penggunaan unit moneter dalam pencatatan
Semua transaksi-transaksi yang terjadi akan dinyatakan di dalam catatan dalam bentuk
unit moneter pada saat terjadinya transaksi itu. Unit moneter yang digunakan adalah mata uang
dari negara di mana perusahaan itu berdiri. Contoh: Indonesia unit moneternya Rupiah, Australia
unit moneternya Dollar Australia, dsb.

4. Periode waktu (Time-period/Periodicity)
Adanya pembatasan waktu untuk dapat menilai dan melaporkan hasil dari usaha yang
dijalankan. Hal ini disebabkan karena perusahaan dianggap akan terus hidup dimasa yang akan
datang, sehingga tidak mungkin apabila untuk mengetahui keuntungan atau kerugian dari usaha
kita harus menunggu perusahaan ditutup terlebih dahulu.