ISLAM DAN DEMOKRASI PANDANGAN INTELEKTUA
ISLAM DAN DEMOKRASI: PANDANGAN INTELEKTUAL MUSLIM DAN PENERAPANNYA DI INDONESIA
Kiki Muhamad Hakiki
Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Intan Lampung Jl. Letkol. H. Endro Suratmin Sukarame Bandar Lampung 35131, Indonesia E-mail: [email protected] _________________________
Abstract
Democracy is one interrested topic of discussions especially in relation to Islam. Many questions emerge associated with Islam and democracy such as: Does Islam has the concept of democracy? Does democracy compatible with Islam? What is the Muslim scholars response to the issue of democracy? This paper will investigates these questions using library research. This study discoveres that there are different opinions among Muslim scholars in relation to democracy: some said that democracy is compatible with the Islamic doctrine, another scholars stated otherwise, while the others stand between the two. Islamhas a term that resemble with the term democracy that is shurā, with different principles. In regard to the application of democracy in Indonesia, the majority of Muslim scholars in Indonesia accept positively to the concept of democracy and considered it to be compatible with the Islamic doctrine.
Keywords:
Islam; d emocracy; shurā; Indonesia. __________________________
Abstrak
Perbincangan seputar tema demokrasi memang menarik, terlebih jika dikaitkan dengan doktrin agama dalam hal ini Islam. Maka berbagai pertanyaan pun menyeruak; apakah demokrasi mendapatkan tempat yang layak dalam Islam?; apakah pesan-pesan demokrasi sesuai dengan ajaran Islam?; apakah Islam sendiri mempunyai aturan yang sama dengan demokrasi?; dan bagaimana respon para sarjana muslim terhadap isu demokrasi? Pertanyaan-pertanyaan ini- lah yang akan coba disajikan dalam tulisan yang singkat dan sederhana ini. Dengan penelusuran pustaka, hasil studi menemukan bahwa ada beberapa pesan demokrasi yang sesuai dengan Islam, ada juga yang sebaliknya. Dalam Islam sendiri ada istilah yang hampir dekat dengan istilah demokrasi yakni shurā, akan tetapi keduanya ada perbedaan yang prinsip. Karena itu respon para sarjana Muslim pun beraneka ragam; ada yang menerima secara utuh istilah demokrasi, ada juga yang menentangnya, ada juga yang abu-abu —antara menentang dan menerima. Sedangkan dengan penerapan demokrasi di Indonesia, ternyata umat Islam Indonesia begitu menerima dan berhubungan positif dengan konsep demokrasi yang selama ini dianggap bertentangan dengan ajaran Islam oleh sebagian sarjana Islam.
Kata Kunci: Islam; demokrasi; shurā; Indonesia
dalamnya tema Tema demokrasi adalah salah satu tema demokrasi. yang sampai saat ini masih menarik untuk
A. PENDAHULUAN
Barat —termasuk
di
Dikalangan para intelektual Islam terdapat didiskusikan. Berbagai karya yang mengulas perbedaan pendapat dalam menanggapi tentang demokrasi telah dihasilkan —baik itu permasalahan demokrasi. Apakah konsep oleh para pemikir Islam maupun Barat. yang mulanya warisan Barat ini dapat sesuai Semenjak kedatangan bangsa Barat ke dunia dengan Islam dan bisa diterapkan di negara Islam, dan seiring dengan kemajuan bangsa Islam? Apakah arti demokrasi itu sendiri ?. Barat saat ini, maka sesuatu yang datang dari Permasalahan lainnya adalah apakah konsep Barat selalu dijadikan indikator simbol demokrasi dengan shu>ra> dalam Islam adalah kemajuan. Atas klaim itu sehingga banyak sama? Untuk menjawab permasalahan ini, negara merasa penting untuk “mencontoh”— berbagai kalangan cendikiawan Muslim baik secara langsung atau tidak —segala menyajikan konsepnya yang antara satu bentuk kemajuan yang pernah dicapai oleh dengan lainnya saling berbeda pendapat.
Itulah beberapa permasalahan yang akan masyarakat secara langsung menempati posisi dicoba dibedah dalam makalah ini.
pemerintahan. Mereka berperan dalam seluruh aktivitas politik, legislatif, eksekutif, yudikatif
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
dsb. Sejak dulu, sistem pemerintahan
semacam ini ditentang oleh filsuf-filsuf besar. Asal kata demokrasi adalah “demos”, Plato menyifatinya sebagai pemerintahan sebuah kosa kata Yunani berarti masyarakat, orang-orang
1. Pengertian Demokrasi
bodoh. Aristoteles dan “kratio” atau “krato” yang dalam bahasa menamakannya pemerintahan orang-orang Yunani berarti pemerintahan. Demokrasi miskin tak berkeutamaan. Abu Nasr Al-Farabi secara etimologis berarti “pemerintahan oleh dan Ibn Rusyd menyebutnya sebagai rakyat ” ( rule by the people ). Dilihat dari kebusukan dalam pemerintahan utama sejarahnya,pertama kali, istilah ini digunakan (madinah fadhilah). sekitar lima abad sebelum Masehi.
Salah satu keberatan lain yang cukup kasat Chleisthenes —tokoh pada masa itu—dianggap mata adalah bahwa sistem ini sama sekali banyak
dalam tidak praktis apabila jumlah masyarakat telah pengembangan demokrasi. Chleisthenes membesar. Oleh karena itu, Jean Jacques adalah tokoh pembaharu Athena yang Rousseau beserta filsuf politik lain menggagas sebuah sistem pemerintahan kota. menyempurnakannya dengan teori demokrasi Pada 508 SM, Chleisthenes membagi peran perwakilan, sistem pemilihan para wakil warga Athena ke dalam 10 kelompok. Setiap rakyat sebagai pemerintah. Sistem perwakilan kelompok terdiri dari beberapa demes yang ini telah menjadi norma berharga dan prinsip mengirimkan wakilnya ke Majelis yang terdiri yang diterima di dunia sehingga memaksa dari 500 orang wakil.
memberi
kontribusi
banyak cendekiawan muslim menciptakan Sejatinya, jauh sebelum bangsa Yunani teori demokratisasi Islam. mengenal demokrasi. Para ilmuwan meyakini,
suatu bentuk bangsa Sumeria yang tinggal di Mesopotamia pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi juga telah mempraktikkan bentuk-bentuk berada di tangan rakyat, dilaksanakan secara demokrasi. Konon, masyarakat India Kuno langsung oleh mereka, atau oleh wakil terpilih
Demokrasi
adalah
pun 1 telah menerapkan prinsip-prinsip dalam sistem pemilu yang bebas. Karena demokrasi dalam kehidupan mereka, jauh definisi ini maka Abraham Lincoln, salah
sebelum Yunani dan Romawi. seorang mantan Presiden Amerika Serikat, “Demokrasi muncul dari pemikiran mengatakan bahwa dalam proses demokrasi
manusia, ” ungkap Aristoteles seorang pemikir mengharuskan adanya partisipasi rakyat dalam termasyhur dari Yunani. Gagasan demokrasi memutuskan suatu
permasalahan dan yang berkembang di Yunani sempat hilang di 2 mengontrol pemerintahan yang berkuasa.
barat, saat Romawi Barat takluk ke tangan 3 Sedangkan Sadek J. Sulaiman mengatakan suku Jerman. Pada abad pertengahan, Eropa bahwa prinsip dasar demokrasi adalah adanya
Barat menganut sistem feodal. Kehidupan kesamaan antara seluruh manusia. Apa pun sosial dan spiritual dikuasai Paus dan pejabat bentuk diskriminasi manusia, baik yang agama Lawuja Magna Charta yang lahir pada berdasarkan ras, gender, agama, status sosial,
1215 dianggap sebagai jalan pembuka 4 adalah bertentangan dengan demokrasi. Lebih munculnya kembali demokrasi di Barat. Pada
masa itu, muncullah pemikir-pemikir yang
1 Ali Nawaz Memon, “Membincang Demokrasi,”
mendukung berkembangnya demokrasi dalam Islam Liberalisme Demokrasi , terj. Mun’im A. seperti, John Locke dari Inggris (1632-1704) Sirry (Jakarta: Paramadina, 2002), 3. 2
Sadek J. Sulaiman, “Demokrasi dan Shura,” dalam
dan Montesquieu dari Prancis (1689-1755).
Islam Liberal , ed. Charles Khurzman, terj. Bahrul Ulum
Demokrasi tumbuh begitu pesat ketika dan Heri Junaedi (Jakarta: Paramadina, 2003), 125. sampai masa renaissance, istilah ini digunakan
3 Ia adalah seorang mantan duta besar Oman untuk
untuk suatu sistem demokrasi langsung, yakni Amerika Serikat. 4
Su laiman, “Demokrasi dan Shura.”, 125. 2 Wawasan 39, 1 (Januari 2016): 1-17 Su laiman, “Demokrasi dan Shura.”, 125. 2 Wawasan 39, 1 (Januari 2016): 1-17
oposisi suatu kelompok terhadap pemerintah. 5 yang tidak memihak. Kriteria yang tidak jauh Keempat , sejalan dengan prinsip ketiga, dalam berbeda juga diungkapkan oleh Franz Magnis
sistem demokrasi, partai politik memainkan Suseno dan Afan Ghafar. Menurut Franz peranan penting, rakyat berhak dengan bebas Magnis Suseno, sebuah negara demokrasi mendukung partai mana yang lebih sesuai apabila ia memiliki; 1). Negara hukum; 2). dengan pandangan dan pilihannya. Kelima , Pemerintahan yang berada di bawah kontrol demokrasi meniscayakan pemisahan antara nyata masyarakat; 3). Ada pemilihan umum kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. berkala yang bebas; 4). Prinsip mayoritas; dan Dengan pemisahan ini akan ada checks and 5). Adanya jaminan terhadap hak-hak
balances, 6 sehingga kekuasaan akan terhindar demokratis dasar. Sedangkan menurut Afan dari praktik-praktik eksploitatif. Keenam , Ghafar hampir sama dengan Franz Magnis
demokrasi menekankan adanya supremasi 7 dengan tanpa menyebutkan hukum. hukum. Semua individu harus tunduk di
Dari beberapa prinsip di atas, sepintas bawah hukum, tanpa memandang kedudukan terlihat bahwa konsep demokrasi sesuai dan status sosialnya. Ketujuh , dalam dengan apa yang diajarkan dalam Alquran demokrasi, semua individu atau kelompok tentang Shu>ra>, tetapi apakah benar kedua bebas melakukan perbuatan. Karenanya semua istilah ini sama, baik itu dalam konsep individu bebas mempunyai hak milik, tanpa maupun
Dalam bagian boleh diganggu oleh pihak manapun.
aplikasinya.
selanjutnya akan diuraikan kajian kritis tentang konsep demokrasi dan Shu>ra>.
Demokrasi selalu muncul sebagai isu Menanggapi permasalahan di
2. Antara Demokrasi dan Shu>ra>
atas, sentral dalam setiap episode sejarah peradaban kalangan intelektual Muslim saling berbeda manusia dan merupakan satu-satunya isu dan pendapat. Sebagian dari mereka memandang wacana yang mampu menyatukan cita ideal
demokrasi dan Shu>ra> adalah dua hal yang
identik; sebagian yang lain memandang
berbeda yakni demokrasi dan Shu>ra> adalah Konseptual dan Historis (Jakarta: Gaya Media Pratama, dua hal yang saling berlawanan. Sebagian lagi 2002), 32. dengan maksud mendamaikan dua kubu yang
5 Sukron Kamil, Islam danDemokrasi; Telaah
6 Franz Magnis- Suseno, “Demokrasi Tantangan
berlawanan di atas berpendapat bahwa antara Universal,” dalam Agama dan Dialog Antar demokrasi dan Shu>ra> dalah dua istilah yang Peradaban , ed. M. Nasir Tamara dan Elza Peldi Taher
(Jakarta: Paramadina, 1996), 127.
mempunyai sisi persamaan, dan tak sedikit
7 Afan Ghafar, “Demokratisasi dan Prospeknya di
juga sisi perbedaannya dengan Islam.
Indonesia Orde Baru,” dalam pengantar Buku
Hasil Kongres Amerika pada tahun 1989, Demokratisasi Politik, Budaya dan Ekonomi; memutuskan beberapa kriteria sebuah negara Pengalaman Indonesia Masa Orde Baru , ed. Elza Peldi
Taher (Jakarta: Paramadina, 1994), xxvii-xxix.
manusia sejagad karena wacana demokrasi memperluas kekuasaannya. Dengan begitu ia mampu melintasi batas-batas geografis, suku menegaskan bahwa sistem Shu>ra> sebenarnya bangsa, agama, dan kebudayaan. Menanggapi telah melangkah lebih maju ketimbang sistem permasalahan ini, kalangan intelektual Muslim demokrasi modern, karena sistem Shu>ra> saling berbeda pendapat. Mengutip klasifikasi mewajibkan para penguasa berpegang pada yang dilakukan oleh John L. Esposito dan syari’at atau sumber samawi yang lebih tinggi James P. Piscatori, tanggapan para dari penguasa yang tidak memungkinkan cendikiawan Muslim terhadap demokrasi bisa mereka mencampurinya, sekalipun pada
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok; 8 persoalan yang tidak dijelaskan secara pasti, Pertama 10 , sebagian dari mereka memandang karena itu wewenang ulama.
Kedua , sebagian yang lain memandang identik akan tetapi terdapat juga perbedaan. Di berbeda yakni Shu>ra> dan demokrasi adalah antara cendikiawan Muslim yang beranggapan dua hal yang saling berlawanan dan harus seperti adalah Imam Khomeini. Ia mengatakan ditolak. Di antara cendikiawan Muslim yang bahwa di satu sisi Iran menganggap bahwa masuk dalam katagori ini adalah Syakh Tuhan sebagai penguasa mutlak yang semua Fadhallah Nuri, Sayyid Qutub, al- Sya’rawi, perintah-Nya harus diikuti, sedangkan di sisi Ali Benhadji, Hasan Turabi, Abu> al- A’lâ al- lain sebagai negara republik, Iran memandang Maudu>di>. perlunya partisipasi rakyat di bidang politik,
demokrasi dan Shu>ra> adalah dua hal yang
Menurut Syakh Fadhallah Nuri, demokrasi ekonomi, sosial, dan budaya, seperti lewat adalah persamaan semua warga negara, dan pemilu untuk memilih wakil mereka di hal ini menurutnya sangatlah tidak mungkin parlemen, pemilu presiden. Pemerintah Iran dalam Islam. Dalam demokrasi, perbedaan merupakan pemerintahan hukum Tuhan atas yang luar biasa yang tidak mungkin dihindari manusia sebagai pemegang kedaulatan pasti terjadi. Misalnya; antara yang beriman tertinggi, tetapi juga dengan parlemen yang dan yang tidak beriman, antara yang kaya dan bertugas menyusun program untuk berbagai miskin, antara faqih (ahli hukum) dan kementerian, dengan kekuasaan tertinggi di penganutnya. Tidak hanya itu, ia juga
tangan seorang faqih. 9 Cendikiawan Muslim menolak legislasi oleh manusia. Agama Islam lainnya yang masuk dalam kelompok ini menurutnya tidak memiliki kekurangan yang
adalah Taufiq al-Syawi dalam bukunya “Fiqh memerlukan penyempurnaan dan dalam Islam al- Shu>ra> wa al-Istisharah ” ia mengatakan tidak ada seorang pun yang diizinkan
bahwa demokrasi merupakan bentuk Shu>ra> mengatur hukum. Karena itu, ia menegaskan versi Eropa. Meskipun begitu, demokrasi tidak bahwa demokrasi sangatlah bertentanga dalam
sama dengan 11 Shu>ra> karena tidak berpegang Islam. Nada mengecam terhadap demokrasi pada dasar syari’at Islam. Menurutnya, juga disampaikan oleh Sayyid Qutub, ia
demokrasi konvensional sangat rentan mengatakan bahwa demokrasi adalah sebuah terhadap prilaku diktator, karena demokrasi pelanggaran terhadap kekuasaan Tuhan dan memungkinkan penguasa melakukan upaya merupakan suatu bentuk tirani sebagian orang tertentu
mempengaruhi kepada yang lainya. Menurutnya mengakui kekuasaan legislatif, lalu menciptakan undang- kekuasaan
merebut
dan
berarti melakukan undang tersendiri yang berfungsi untuk penentangan secara menyeluruh terhadap kekuasaan manusia dalam seluruh pengertian,
Tuhan
8 John L. Esposito dan James P. P iscatori, “Islam dan
bentuk, sistem dan kondisi. Ia menambahkan
Demokrasi,” Islamika, Jurnal Dialog Pemikiran Islam
bahwa agresi menentang kekuasaan Tuhan
April-Januari, no. 4 (1994), 19-21. 9 Riza Sihbudi, “Masalah Demokratisasi di Timur Tengah,” dalam Agama, Demokrasi, dan keadilan, terj. 10 Taufiq Al-Syawi, Syura Bukan Demokrasi, terj.
M. Imam Aziz (Jakarta: Gramedia, 1993), 174. atau Djamaluddin ZS (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), lihat Riza Sihbudi, “Bahasa dalam Kelompok Syi’ah,
21-23. 11
Kasus Vilayat Faqih,” Islamika, Jurnal Dialog John L. Esposito, Islam dan Politik (Jakarta: Bulan Pemikiran Islam , no. 5 (1994), 47-48.
Bintang, 1990), 118.
4 Wawasan 39, 1 (Januari 2016): 1-17 4 Wawasan 39, 1 (Januari 2016): 1-17
Menurut Fahmi Huwaidi, demokrasi adalah lengkap, sehingga dengan demikian tidak ada sangat dekat dengan Islam dan substansinya lagi legislasi lain yang mengatasinya. sejalan dengan Islam. Argumentasi yag Pendapat serupa pula dikatakan oleh Mutawali dihadirkan oleh Fahmi Huwaidi adalah; al- Sya’rawi seorang ulama besar asal Mesir Pertama , beberapa hadits menunjukan bahwa yang mengatakan bahwa Islam dan demokrasi Islam menghendaki pemerintahan yang
tidak bersesuaian, dan Shu>ra> tidak dengan disetujui oleh rakyatnya. Kedua , penolakan sendirinya 12 demokrasi mayoritas. Ali Islam kepada kediktatoran. Ketiga , dalam
Benhadji seorang pemimpin FIS ( Front Islam, pemilu merupakan kesaksian rakyat Islamique du Salut ) mengatakan bahwa dewasa bagi kelayakan seorang kandidat dan konsep demokrasi adalah sebuah konsep mereka tentu saja seperti yang diperintahkan Yudeo-Kristen yang harus diganti dengan al- Qur’an. Keempat, demokrasi merupakan prinsip-prinsip kepemimpinan yang inhern sebuah
mengembalikan sistem dalam Islam. Para teotitisi politik Barat kekhilafahan Khulafa al-Rasyidin yang sendiri, kata Benhadji mulai melihat sistem memberikan hak kebebasan kepada rakyat demokrasi adalah sistem yang cacat. yang hilang ketika beralihnya sistem Menurutnya demokrasi hanya dinilai baik jika kekuasaan Islam kepada sistem kerajaan. lebih menguntungkan Barat daripada negara Kelima , negara Islam adalah negara keadilan
upaya
Islam itu sendiri. 13 Menurut John L. Esposito dan persamaan manusia di depan hukum. dan James P. Piscatori bahwa sebagian umat Kelima, suara mayoritas tidaklah identik
Muslim mencemaskan model demokrasi Barat dengan
kekufuran dan serta sistem pemerintahan yang dicanangkan ketidaksyukuran. Keenam, legislasi dalam Inggris. Sebenarnya, reaksi negatif tersebut parlemen tidaklah berarti penentangan
kesesatan,
merupakan ungkapan dari penolakan secara 15 terhadap legislasi ketuhanan. redikal terhadap kolonialisme Eropa, dan
Muhammad Husein Heikal berpendapat merupakan pembelaan terhadap Islam dalam bahwa
persaudaraan, dan usaha mengurangi ketergantungan umat Islam persamaan yang merupakan semboyan terhadap negara-negara Barat. Ungkapan demokrasi dewasa ini juga termasuk di antara penolakan terhadap kolonialisme Eropa tadi prinsip-prinsip utama Islam. Kaidah-kaidah berakibat pada penolakan terhadap sistem yang ditetapkan oleh paham demokrasi
kebebasan,
demokrasi Barat. 14 sekarang sebenarnya juga merupakan kaidah- Ketiga 16 , sebagian lagi dengan maksud kaidah Islam. Mohammad Taha salah
mendamaikan dua kubu yang berlawanan di seorang pemikir Sudan mengatakan bahwa
dengan sosialisme. demokrasi adalah dua istilah yang mempunyai Keduanya adalah dua sayap masyarakat yang sisi persamaan. Di antara para cendikiawan dibutuhkan. Sosialisme merupakan proses yang masuk dalam kelompok ini adalah mencari kemakmuran sosial yang lebih baik, Muhammad Husein Heikal, Fahmi Huwaidi, maka demokrasi merupakan proses pembagian
atas berpendapat bahwa antara Shu>ra> dan demokrasi sejajar
kekuasaan yang mesti mendahuluinya.
12 Kamil, Islam dan Demokrasi; Telaah Konseptual
Menurut Taha, demokrasi bukan akhir dari
dan Historis, 13 48. John L. Esposito dan John O. Voll, Demokrasi di
Negara-Negara Muslim (Bandung: Mizan, 1999), 214. 15 Fahmi
Demokrasi, Oposisi, dan John L. Esposito dan James P. Piscatori, “Islam
Huwaidi,
Masyarakat Madani , terj. M. Abdul Ghofar (Bandung: and Democracy,” Middle East Journal VL, no. III
Mizan, 1996), 193.
(1991). Atau lihat Fahmi Huwaydi, Al-Isla>m wa al- 16 Muhammad Husein Heikal, Pemerintahan Islam, Demuqra>ti>yah (Kairo: Markaz al-Ahram, 1993).
terj. Tim Pustaka Firdaus (Jakarta: Pustaka Firdaus, .
sebuah tujuan, tetapi sebagai sarana untuk kebenaran universal yang tidak perlu meraih 18 tujuan merealisasikan martabat dipersoalkan.
manusia. Demokrasi tidak hanya pandangan Pembelaan terhadap konsep demokrasi juga dari suatu pemerintahan, tetapi juga datang dari Amin Rais yang merupakan salah pandangan hidup, dan demokrasi merupakan seorang cendikiawan Indonesia, bahwa ia pendekatan terbaik bagi usaha pencapaian tidak melihat adanya pertentangan antara martabat manusia. Taha menyadari bahwa Islam (musyawarah) dengan demokrasi. dalam demokrasi banyak ketidaksempurnaan, Hanya saja menurutnya istilah demokrasi meskipun
begitu menurutnya dewasa ini telah disalahpahami menurut ketidaksempurnaannya
rendah kepentingan politik rezim yang berkuasa. dibandingkan
lebih
Ia Lebih lanjut ia mengutarakan tiga alasan menambahkan bahwa demokrasi adalah penerimaannya terhadap konsep demokrasi; kebalikan dari kediktatoran di mana ia pertama, secara konsep dasar, Alquran merupakan tipe pemerintahan yang memiliki memerintahkan
dengan
marxisme.
Islam agar kemampuan tinggi dalam menyediakan melaksanakan
umat
musyawarah dalam kesempatan
untuk menyelesaikan masalah-masalah mereka. merealisasikan kerormatan dan kemuliaannya. Kedua, secara historis, Nabi mempraktekkan Yang menarik dari pemikiran Taha adalah ia musyawarah dengan para sahabat. Ketiga,
bagi
manusia
melakukan kritik terhadap konsep Shu>ra> yang secara rasional, umat Islam diperintahkan menurutnya Shu>ra> bukanlah ajaran asli Islam untuk menyelesaikan dilema dan masalah- tetapi cenderung sebagai sebuah ajaran masalah mereka. subsider. Menurutnya musyawarah bukanlah
Salah seorang ulama yang mempunyai demokrasi, tetapi lebih sebagai aturan di mana pendapat seperti yang terakhir di atas adalah individu-individu dewasa menyiapkan negara Yusuf Al-Qardhawy, ia mengatakan bahwa menuju demokrasi. Dengan tegas ia secara substansi, demokrasi tidak bertentangan menyatakan
justru
demokrasi
adalah dengan Islam, bahkan ajaran substansi
merupakan konsep asli Islam. 19 Pandangan demokrasi telah lama dikenal oleh Islam. apresiatif terhadap demokrasi juga datang dari Meskipun substansi demokrasi sudah dikenal
seorang mantan presiden pertama Iran masa oleh Islam, akan tetapi rinciannya diserahkan Imam Khomeini yakni Bani Sadr. Ia kepada ijtihad orang-orang Muslim, sesuai
mengatakan bahwa konsep wilayatul Faqih dengan dasar-dasar agamanya, kemaslahatan Imam khomeini yang diterapkan di Iran dunianya, perkembangan hidupnya menurut hingga sekarang telah memberikan peranan pertimbangan tempat dan waktu serta trend yang terlalu besar kepada ulama dalam urusan kehidupan manusia. Lantas pertanyaannya kenegaraan, mereka menguasai lembaga adalah apakah substansi dari demokrasi itu perwalian yang memiliki hak veto. Dengan sendiri?. Ia menjawab bahwa substansi hak seperti itu, maka akibatnya kekuasaan demokrasi terlepas dari berbagai definisi sulit dikontrol dan tingkat partisipasi politik istilah-istilah akademis adalah suatu proses rakyat menjadi sangat rendah, padahal dalam pemilihan yang melibatkan banyak orang sistem demokrasi, kontrol terhadap kekuasaan untuk mengangkat seseorang yang berhak dan adanya partisipasi politik rakyat memimpin dan mengurus keadaan mereka. merupakan dua unsur yang sangat dominan. Dan hal ini tentu saja mereka tidak akan Pendapat senada pun diungkapkan oleh politisi mengangkat seseorang yang tidak mereka Iran lainnya yakni Mehdi Bazargan yang sukai atau sistem yang mereka benci. Mereka mengatakan bahwa demokrasi sebagai
18 Dawam Rahardjo, “Syura,” Jurnal Ulumul Qur’an
1, no. 1 (1989), 34.
19 Yusuf Al-Qardhawy, Fiqih Daulah; Dalam
17 Kamil, Islam dan Demokrasi; Telaah Konseptual Perspektif Al-Qur ’an dan Sunnah, terj. Kathur Suhardi dan Historis, 61. (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1997), 184.
6 Wawasan 39, 1 (Januari 2016): 1-17 6 Wawasan 39, 1 (Januari 2016): 1-17
menyimpang. 20 Alasan lain diterimanya yang bertolak belakang antara pengertian yang konsep demokrasi dalam Islam menurutnya 22 Islami dan yang tidak Islami. Pernyataan
karena demokrasi mempunyai beberapa senada pun dikumandangkan oleh Ihsan kelebihan, di antaranya adalah demokrasi Sammarah dalam kitabnya Mafhum Al- telah menuntun ke beberapa bentuk dan Adalah Al-Ijtima ’iyah fi Al-Fikri Al-Islami sarana, yang hingga kini dianggap sebagai Al- Mu’ashir yang menyatakan penolakannya satu-satunya sistem yang memberi jaminan atas penggunaan istilah yang dapat keselamatan bagi rakyat dari jarahan tangan menimbulkan kerancuan atau bias, yang para tiran. Meskipun begitu, sistem demokrasi pengertiannya kemungkinan berupa makna juga tak bisa dilepaskan dari kecacatan dan Islami atau makna yang tidak Islami. Karena kekurangan, seperti lazimnya perbuatan itu, penggunaan istilah demokrasi, teokrasi, manusia yang tak lepas dari kekurangan. Ia atau teo-demokrasi tidak dapat diterima, menganjurkan bahwa tidak ada salahnya bagi karena
pengertiannya mengandung kita untuk mencari alternatif sistem lain yang ambivalensi antara yang mengartikannya lebih ideal dan lebih baik, tapi harus lebih menurut perspektif sekular dan yang
mudah diterapkan dalam kehidupan manusia. 23 mengartikannya menurut perspektif Islami. Karena itu, tak ada salahnya bagi kita untuk Membandingkan dua pendapat di atas yang
mengambil sistem demokrasi, sebagai sarana bertolak belakang, nampaknya keduanya di untuk mewujudkan keadilan dan Shu>ra>, dalam memandang demokrasi berawal dari menghormati hak-hak manusia, menghadang persepsi yang berbeda. Yusuf Al-Qardhawy
langkah para tiran di muka bumi ini. 21 Yang memahami demokrasi dari sisi substansi yang menarik dari pemikiran Yusuf Al-Qardhawy dibawa oleh demokrasi itu sendiri. Sedangkan
ini di dalam memperkuat argumentasinya Taqiyuddin An-Nabhani dan Ihsan Sammarah adalah dengan memakai kaidah hokum memandang demokrasi bukan dari pesan yang “ Apabila yang wajib tidak bisa mencapai dibawanya
dari sejarah sempurna kecuali dengan sesuatu, maka
melainkan
kemunculan istilah itu sendiri yakni dari Barat sesuatu itu pun hukumnya wajib ”. Dari sinilah yang tentunya berbeda dengan Islam.
kita bisa mengambil tatacara demokrasi dan Membicarakan tentang apakah konsep kandungan-kandungannya yang sesuai dengan demokrasi sesuai atau malah bertentangan diri kita dan kita bisa menyaring dan dengan Islam memang tidak mudah. Karena membenahinya.
bagaimanapun, konsep ini bermula dari Barat Jika kita bandingkan pendapat Yusuf Al- yang tentunya mempunyai latar belakang Qardhawy di atas dengan pendapat alasan kemunculannya tersendiri. Meskipun Taqiyuddin An-Nabhani sangatlah bertolak begitu, tidak sedikit para ilmuwan Islam yang belakang.
Taqiyuddin An-Nabhani memandang bahwa konsep demokrasi sesuai mengatakan jika suatu istilah asing dengan konsep Islam. Berbagai istilah yang mempunyai makna yang bertentangan dengan dikenal dalam Islam kerapkali disama- Islam, istilah itu tidak boleh digunakan. samakan atau disepadankan dengan pengetian Sebaliknya, jika maknanya terdapat dalam demokrasi, seperti keadilan (‘ adl ), persamaan khazanah pemikiran Islam, istilah tersebut ( musawah ), musyawarah ( Shu>ra>). Meskipun boleh digunakan. Dalam hal ini menurutnya begitu, tidak sedikit ilmuwan Muslim menolak Islam telah melarang umatnya untuk
22 Taqiyuddin An-Nabhani, Nizham Al-Islam, (t.tp.:
20 Al-Qardhawy, Fiqih Daulah; Dalam Perspektif Al-
t.p., 2001), 85-86.
Qur’an dan Sunnah, 183. 23 Ihsan
Mafhum Al-Adalah Al- 21 Al-Qardhawy, Fiqih Daulah; Dalam Perspektif Al- Ijtimaiyah fi Al-Fikri Al-Islami Al- Mu’ashir (Beirut:
Sammarah,
Qur’an dan Sunnah, 192-193. Dar An-Nahdhah Al-Islamiyah, 1991), 10-11.
penyamaan antara demokrasi dengan beberapa Shu>ra> dari sebuah institusi suku yang istilah di atas dengan alasan bahwa Muslim berlandaskan pada hubungan darah menjadi tidak
menciptakan institusi komunitas yang menekankan prinsip kesepakatan-kesepakatan yang dinegosiasikan 26 hubungan iman. Tesis Fazlur Rahman ini
dibolehkan
untuk
terhadap segala sesuatu yang dipercaya mendapatkan argumentasi pembenaran jika bertentangan dengan hukum Allâh dan hal ini merujuk ungkapan Muhammad Yusuf Musa berbeda dengan demokrasi, apapun boleh yang mengatakan bahwa masyarakat Arab dinegosiasikan. Melihat dari kenyataan di atas, (pemuka Arab) kalau mereka tidak diajak maka alangkah baiknya jika kita sedikit untuk bermusyawarah dalam urusan mereka, berhati-hati ketika membicarakan kaitan antara mereka akan kecewa dan berkecil hati. Hal ini demokrasi dengan Islam. Untuk memperjelas semata-mata
dilakukan dalam rangka uraian dua istilah di atas, penulis terlebih mempererat hungan darah dengan mereka dan dahulu menguraikan istilah Shu>ra> dalam al- menghilangkan rasa kecewa di kalangan Qur’an. 27 mereka. Kata Shu>ra> yang berasal dari kata kerja
Jika merujuk pada penjelasan Alquran, “ shawara-yushawiru ”
etimologis maka kata Shu>ra> dapat dijumpai dalam tiga berarti menjelaskan, menyatakan
secara
atau ayat. Pertama :
mengajukan dan mengambil sesuatu. Bentuk Para ibu hendaklah menyusukan anak- lain yang berasal dari kata kerja “ shawara ”
anaknya selama dua tahun penuh, yaitu adalah ashara (memberi isyarat), “ tashawara ”
menyempurnakan ( berunding, saling bertukar pendapat),
penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi “ shawir ”
makan dan pakaian kepada para ibu dengan “ mustashir ” (meminta pendapat orang lain).
cara yang ma`ruf. Seseorang tidak dibebani Dari istilah-istilah di atas dapat dimengerti
melainkan menurut kadar kesanggupannya. bahwa Shu>ra> adalah saling menjelaskan dan
ibu menderita merundingkan pendapat atau saling meminta
Janganlah
seorang
kesengsaraan karena anaknya dan juga dan menukar pendapat mengenai suatu
seorang ayah karena anaknya, dan perkara.
warispun berkewajiban demikian. Apabila Jika merujuk pada definisi istilah yang
keduanya ingin menyapih (sebelum dua tertera dalam kamus “Lisa>n al-‘Arab” maka
tahun) dengan kerelaan keduanya dan kata Shu>ra> yang berasal dari kata “ sha-w-r ”
permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas secara etimilogis berarti mengeluarkan madu
keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu dari sarang lebah. 24 Dari definisi ini, Quraish disusukan oleh orang lain, maka tidak ada
dosa bagimu apabila kamu memberikann segala sesuatu yang dapat diambil atau
Shihab memberikann definisi Shu>ra> dengan
menurut yang patut. dikeluarkan dari yang lain untuk memperoleh
pembayaran
Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah kebaikan. Menurutnya hal tersebut semakna
bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu dengan pengertian lebah yang mengeluarkan 28 kerjakan. ”
madu yang berguna bagi manusia. 25 Dalam ayat ini diuraikan bagaimana antara Istilah Shu>ra> sendiri sebenarnya sudah suami
diharuskan untuk dikenal dan dipraktekkan bangsa Arab pada bermusyawarah ketika mengambil keputusan masa pra-Islam. Sebagaimana dikatakan oleh yang berkaitan dengan rumah tangga dan
dan
istri
Fazlur Rahman bahwa Shu>ra> merupakan anak-anak termasuk di dalamnya menyapih tuntutan abadi dari kodrat manusia sebagai anaknya sebelum berumur dua tahun. Kedua : makhluk sosial. Hanya saja Alquran merubah
26 Muhammad Syafi’i Maarif, Islam dan Masalah
24 Ibn Manzu>r, Lisa>nal ’Arab , Jilid 4 (Beirut: Da>r al- Kenegaraan (Jakarta: LP3ES, 1985), 49-50. Shadr, 1968), 434. 27 Muhammad Yusuf Musa, Nizha>m al-Hukm fi> al-
28 ‘Arabi, t.t.). (Bandung: Mizan, 1996), 469.
25 Muhammad Quraish Shihab, Wawasan Al- Qur’an
Islam (Kairo: Dar al-Katib al-
QS: al-Baqarah: 233.
8 Wawasan 39, 1 (Januari 2016): 1-17
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah manusia bahwa Alquran bukanlah seperti kamu berlaku lemah-lembut terhadap karya ilmiah lainnya yang harus ditulis dan mereka. Sekiranya kamu bersikap keras diuraikan dengan sangat mendetail agar tidak lagi berhati kasar, tentulah mereka terjadi kesalahan pemahaman. Alquran adalah menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena kitab suci petunjuk umat Islam yang bersifat itu ma ’afkanlah mereka, mohonkanlah global. Keglobalan tersebut memberikan ampun
manusia untuk bermusyawarahatlah dengan mereka dalam memikirkan bagaimana
bagi
mereka,
dan kesempatan
kepada
prosedur dan urusan itu. Kemudian apabila kamu telah mekanisme penyelesaiannya yang sesuai membulatkan tekad, maka bertawakkallah dengan kebutuhannya termasuk di dalamnya kepada Allah. Sesungguhnya Allah masalah shu>ra. Penafsiran lain mengapa menyukai orang-orang yang bertawakkal alquran tidak memberikan penjelasan secara
kepada-Nya. 29 mendetail tentang shu>ra karena alquran Asba>b al-nuzu>l ayat ini ketika terjadi ternyata menganut prinsip bahwa untuk
perang Uhud yang membawa kekalahan bagi permasalahan-permasalahan yang sifatnya umat Islam, pada waktu itu, Nabi sendiri bisa berkembang sesuai dengan kondisi, mengalami luka-luka. Atas kejadian itu, maka budaya, politik, dan ekonomi, maka alquran turunlah ayat ini dalam rangka memberi tidak menguraikannya secara final, akan tetapi pelajaran kepada Nabi dan seluruh umat Islam hanya menetapkan garis-garis besarnya saja. agar selalu melakukan musyawarah dalam Langkah
bertujuan memberikan memutuskan sesuatu yang bersangkutan bagi kesempatan
ini
manusia untuk kemaslahatan umat. Ketiga: memikirkan penyelesaiannya secara baik dan Dan (bagi) orang-orang yang menerima sesuai dengan kebutuhannya sejauh tidak (mematuhi)
kepada
bertentangan dengan mendirikan shalat, sedang urusan mereka ketentuan yang jelas dilarang dalam Alquran. (diputuskan) dengan musyawarat antara Sebagaimana sabda Rasulullah Saw yang mereka; dan mereka menafkahkan sebagian diriwayatkan oleh Imam Muslim: “Kalian dari rezki yang Kami berikan kepada lebih mengetahui persoalan dunia kalian
seruan
Tuhannya
dan melanggar
atau
”, mereka. atau sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan
Ayat ini Allah memberikann uraian tentang oleh Ahmad: “ Yang berkaitan dengan urusan salah satu ciri seorang mukmin yaitu agama kalian, maka kepadaku (rujukannya), mendirikan sholat dengan baik dan benar, dan yang berkaitan dengan urusan dunia menafkahkan rizki dengan amanah dan ia kalian, maka kalian lebih mengetahui ”. selalu bermusyawarah sebelum mengambil
Uraian di atas memunculkan permasalahan keputusan.
dalam hal apa sajakah yang harus Ketiga ayat di atas menjelaskan bahwa dimusyawarahkan
sebelum mengambil Islam sangat menganjurkan umat Islam untuk keputusan? Dalam menjawab permasalahan selalu mengedepankan musyawarah terlebih ini para ulama berbeda pendapat. Sebagian di dahulu sebelum memutuskan sebuah perkara. antara mereka seperti Muqatil, Ibn Abi Rabi’ Terbukti dengan dimasukkannya musyawarah mengatakan
permasalahan- sebagai ciri orang yang beriman sebagaimana permasalahan yang harus dimusyawarahkan dalam surat al-Shura ayat 38 di atas.
bahwa
hanyalah yang berkaitan dengan strategi Meskipun alquran sangat mementingkan berperang sesuai dengan penjelasan surat Ali-
musyawarah, 31 akan tetapi Allâh tidak Imran ayat 159 di atas. Kelompok ini menguraikan bagaimana prosedur, bentuk atau nampaknya menafsirkan ayat di atas secara
tata cara bermusyawarah. Hal ini secara tidak literalis atau harfiah sehingga kejadian atau langsung memberikan gambaran kepada asba>b al-nuzu>l ayat di atas menjadi patokan
29 QS: Ali- 30 ‘Imran: 159 QS: al-Shura 42: 38 31 Musa, Nizha> m al-Hukm fi> al-Islam.
bahwa permasalahan yang dibolehkan untuk di hal yang tidak layak atau dilarang untuk musyawarahkan hanya berkaitan dengan dimusyawarahkan misalnya dalam hal strategi berperang saja tidak pada yang lain.
keimanan, ibadah, seperti tentang pembagian Berbeda dengan pendapat-pendapat ulama jumlah rakaat shalat dalam setiap waktunya di atas, ulama lain seperti Hasan Basri, al- tidak perlu dimusyawarahkan atau ditukar- Dahaq mengatakan bahwa permasalahan- tukar sesuai dengan kehendak hatinya karena permasalahan yang harus dimusyawarahkan hal ini sudah baku atau qat} ’i. hanya khusus terkait pada masalah yang
Permasalahan lain yang muncul jika berkaitan dengan urusan duniawi saja bukan musyawarah dikaitkan dengan negara adalah dalam permasalahan agama. Alasan mereka siapa yang berhak untuk melaksanakan adalah bahwa sebenarnya Nabi tidaklah musyawarah dan menentukan kebijakan membutuhkan
jawaban-jawaban dari pemerintah. Quraish Shihab mengutip sebuah sahabatnya, akan tetapi bermaksud mendidik hadits: umatnya betapa musyawarah ini merupakan
Wahai Ali, jangan bermusyawarahah hal yang sangat penting dalam kehidupan
dengan orang penakut, karena dia sosial politik umat Islam. 32 Pendapat lain, mempersempit jalan keluar, jangan juga
pendapat ulama-ulama modern, yang
kikir, karena dia mengatakan bahwa musyawarah tidaklah
dengan
orang
menghambat engkau dari tujuanmu, juga dilakukan hanya untuk permasalahan duniawi
tidak dengan yang berambisi, karena dia saja, akan tetapi juga untuk permasalahan
akan memperindah untukmu keburukan keagamaan. Untuk itulah menurut kelompok
sesuatu. Ketahuilah wahai Ali, bahwa ini, musyawarah dalam segi apa pun harus
takut, kikir, dan ambisi merupakan bawaan dilakukan baik urusan duniawi maupun
yang sama. Semuanya bermuara pada agama. Kemajuan teknologi, agama pun akan 33 prasangka buruk kepada Allah.
terkena imbas dan tentunya membutuhkan Hadis di atas memberikan pemahaman solusi yang tidak bisa ditunda-tunda. Dari bahwa untuk melakukan musyawarah ketiga pendapat di atas, tampaknya pendapat sebaiknya tidak dilakukan secara sembarang, yang lebih masuk akal dan realistis adalah ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan pendapat yang terakhir, yang mengemukakan untuk memilih siapa yang layak diajak argumentasi
dan bermusyawarah. Hadis di atas juga perubahan masyarakat tidak di antisipasi untuk memberikann petunjuk bahwa tidak semua diberikan solusinya secara bersama-sama, anggota masyarakat harus dilibatkan dalam maka tidak tertutup kemungkinan umat Islam proses musyawarah. Sebagai contoh apa yang dengan tidak membutuhkan waktu yang lama pernah dilakukan oleh sahabat Nabi ketika akan tertinggal jauh.
jika
perkembangan
melakukan pemilihan siapa yang layak Konsep di atas jika dibandingkan dengan menjadi pengganti Nabi setelah Nabi pengertian teori demokrasi sebagaimana yang meninggal. Pada saat itu tidak semua sahabat sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam Nabi diharuskan untuk berkumpul. Hanya demokrasi apa pun boleh dinegosiasikan; sebagian saja yakni sahabat Nabi yang dalam demokrasi, semua individu atau mempunyai
kredibilitas tinggi yang kelompok bebas melakukan perbuatan, maka diperkenankan hadir. Di samping itu, kelompok yang ketiga di atas secara otomatis dilibatkan juga beberapa utusan kepala dari menerima dan menganggap bahwa pesan- masing-masing suku. Ini membuktikan bahwa
pesan demokrasi sesuai dengan Islam. musyawarah tidak dilakukan terhadap semua Meskipun begitu, menurut hemat penulis, anggota masyarakat. Hanya mereka yang bagaimanapun tidak semua permasalahan dianggap layak yang berhak untuk mengikuti agama harus dimusyawarahkan. Ada beberapa musyawarah.
32 Musa, Nizha>m al-Hukm fi> al-Islam . 33 Shihab, Wawasan Al- Qur’an, 480. 10 Wawasan 39, 1 (Januari 2016): 1-17
Quraish Shihab ketika mengomentari surat manusia mengenal tiga cara dalam mengambil Ali Imran: 159 mengatakan bahwa sebenarnya keputusan:
keputusan yang ayat ini telah memberikan arahan kepada kita ditetapkan oleh penguasa. Kedua , keputusan perihal sikap yang harus diperhatikan ketika yang ditetapkan berdasarkan pandangan
pertama ,
hendak bermusyawarah. Ia mengatakan, minoritas. Ketiga , keputusan yang ditetapkan sedikitnya ada tiga sikap yang harus berdasarkan pandangan mayoritas. Dari tiga diperhatikan: pertama , adalah sikap lemah model keputusan ini maka Quraish lembut. Dalam bermusyawarahah apabila mengatakan bahwa konsep shu>ra dalam Islam sebagai pemimpin, haruslah ia menghindari tidak tepat jika mengambil model yang tutur kata yang kasar serta sikap keras kepala. pertama di atas. Tidak hanya itu, model kedua Karena jika tidak, maka mitra musyawarah pun menurutnya tak pantas bagi konsep shu>ra . akan meninggalkannya. Kedua , memberi maaf Ia berkata: jika suara minoritas menjadi dan membuka lembaran baru sebagaimana pilihan, apa keistimewaan pendapat minoritas kalimat ayat tersebut fa’fu anhum (maafkan sehingga
pilihan? Sebagai mereka). Ketiga , adalah hendaknya selalu jawabannya ia merasa cocok dengan model menjaga keharmonisan hubungan dengan ketiga, akan tetapi hal itu tidaklah mutlak. Tuhan, dengan cara memohom ampunan Ilahi Untuk memperkuatnya, ia mengutip ungkapan sebagaimana yang dijelaskan oleh ayat Dr. Ahmad Kama>l Abu> al-Maji>d yang tersebut dengan kalimat “ wa istaghfir mengatakan bahwa keputusan janganlah
menjadi
lahum 34 ”. langsung diambil berdasarkan pandangan Jika merujuk pada penjelasan literatur mayoritas setelah melakukan sekali dua kali
klasik, dijelaskan bahwa mereka yang ditunjuk musyawarah, tetapi hendaknya berulang-ulang untuk melakukan musyawarah dalam rangka 36 hingga dicapai kata sepakat.
mencari jalan keluar terhadap permasalahan Meskipun begitu, menurut penulis, dalam yang dihadapi umat Islam, disebut oleh Al- konsep shu>ra proses pengambilan keputusan Mâwardî dengan Ahl al-Hall wa al- ‘Aqd tidak mesti ditentukan dengan suara (orang yang berhak melepas dan mengikat). mayoritas. Ada kalanya suara minoritas justru Ahl al-Hall wa al- ‘Aqd adalah sekelompok yang dipilih, hal ini disebabkan mungkin suara orang yang mempunyai kualitas tinggi dalam minoritas yang lebih tepat untuk dipilih. hal penguasaan ilmu pengetahuan, dan Kondisi ini pernah terjadi pada masa Khalifah dijadikan tempat untuk bertanya dan sekaligus Abu Bakar. Pada waktu itu Khalifah pernah merekalah yang ditugasi untuk melakukan mengabaikan pendapat suara mayoritas dalam musyawarah dalam rangka mencari solusi hal sikap terhadap para pembangkang terhadap permasalahan yang dihadapi oleh pembayar zakat. Pada saat itu sebagian umat Islam baik itu dalam permasalahan yang mayoritas sahabat yang dimotori oleh Umar dihadapi negara atau pun rakyatnya. Atau Ibn Khatab berpendapat bahwa orang-orang
sebagaimana ungkapan Muhammad ‘Abduh yang menolak membayar zakat tetaplah yang mengatakan Ahl al-Hall wa al- ‘Aqd dikatakan Muslim dan tidak boleh diperangi.
sebagai orang yang menjadi rujukan Akan tetapi Khalifah Abu Bakar pada waktu masyarakat untuk kebutuhan dan kepentingan itu tetap memilih untuk memerangi mereka umum mereka, yang mencakup pemimpin yang enggan membayar zakat sekaligus formal maupun non-formal, sipil maupun menolak mereka yang menghendaki untuk
militer. 35 Inilah yang membedakan antara tidak memeranginya sebagaimana dimotori shu>ra dan demokrasi.
oleh Umar. Pendapat Abu Bakar pun Sisi lain perbedaan antara shu>ra dan kemudian disetujui oleh forum dan realisasi demokrasi adalah dalam hal pengambilan kebijakan Khalifah pun berjalan dalam keputusan. Menurut Quraish Shihab sedikitnya sejarah.
34 Shihab, Wawasan Al-
35 Qur’an, 473-475.
Dikutip oleh Shihab, Wawasan Al- Qur’an, 481. 36 Shihab, Wawasan Al- Qur’an, 482-483.
Kondisi penolakan atas suara mayoritas pun pernah dicontohkan ketika pemilihan Abu pernah dilakukan pada masa Khalifah Umar. Bakar. Ia dipilih secara bebas tanpa Saat itu permasalahan yang menjadi agenda dipersiapkan oleh Rasulullah Saw untuk musyawarah adalah prihal harta rampasan menjadi penggantinya. Kedua, Khalifah perang ( ghanimah ) berupa tanah. Pada saat mempersiapkan putra mahkota sebagai sebagian sahabat menghendaki agar harta yang penggantinya jika antara keduanya tidak ada dimiliki oleh mereka yang kalah berperang hubungan keluarga. Cara ini pernah dirampas dan kemudian dibagikan kepada dicontohkan oleh Abu Bakar ketika memilih mereka yang mengikuti peperangan. Alasan Umar. Pengangkatan putra mahkota ini mereka karena cara seperti ini diajarkan oleh sifatnya pengajuan calon saja dari Abu Bakar Nabi dan juga dipraktekkan pada masa dan bukan suatu kemestian. Ketiga , Khalifah Abu Bakar. Kebijakan ini kemudian mempersiapkan salah seorang dari tiga orang ditentang oleh Khalifah Umar. Umar dan atau lebih anggota masyarakat yang dipandang beberapa sahabat minoritas menghendaki agar terbaik di dalam masyarakat. Dan cara yang harta rampasan itu tidak disita, akan tetapi ketiga ini nampaknya menjadi pilihan setiap dikembalikan lagi kepada mereka sebagai negara di dalam memilih pemimpinnya. pemilik sah dan umat Islam hanya boleh
memungut pajaknya saja. Dan pada akhirnya 3. Hubungan Islam dan Demokrasi; Kasus
kebijakan Umar pun disetujui oleh semua
Indonesia
sahabat dan hal itu ter-realisasi juga dalam Setelah di atas kita memfokuskan pada sejarah.
kajian seputar makna dari demokrasi dan Dari adanya beberapa pendapat di atas, syura, dan beberapa tipologi pandangan yang terpenting dalam konsep Shu>ra adalah intelektual Muslim terhadap isu demokrasi, seberapa besar nilai kebaikan dari pendapat- pada bagian ini akan coba disajikan potret pendapat tersebut —baik itu dari minoritas penerapan demokrasi dengan mengambil maupun mayoritas. Jika ternyata pendapat sampel kasus di Indonesia. minoritas yang lebih banyak manfaatnya,
Pengambilan kasus Indonesia dalam hal ini maka ia pun menjadi pilihan, begitu sangat menarik karena dua alasan; pertama , sebaliknya. Inilah menurut penulis di antara Indonesia di lihat dari kuantitas jumlah adalah sisi perbedaan lainnya dengan demokrasi yang penganut agama Islam mayoritas di dunia mensyaratkan bahwa hanya suara mayoritaslah dibandingkan negara-negara berpenduduk yang menjadi pilihan.
Islam lainnya. Kedua, dalam kasus penerapan Begitu pentingnya konsep Shu>ra dalam demokrasi, Indonesia adalah negara paling
sebuah negara membuat konsep ini dijadikan 38 berhasil dalam menerapkan isu demokrasi. oleh Jumhur Ulama sebagai syarat bagi
Dalam memotret kasus Indonesia ini, seseorang yang akan diangkat menjadi seorang penulis berdasar pada penemuan Saiful pemimpin negara. Menurut Jumhur Ulama, Mujani melalui riset disertasinya yang proses pemilihan seorang pemimpin negara kemudian dibukukannya dengan judul haruslah dengan jalan musyawarah. Lalu “ Muslim
Islam, Budaya pertanyaannya
Demokrat;
bagaimana mekanisme Demokrasi, dan Partisipasi Politik di menjalankan musyawarah dalam memilih 39 Indonesia Pasca Orde Baru ”. Buku yang
pemimpin negara dalam dunia realitas. Dalam 40 ditulis oleh Saiful Mujani ini adalah sebuah
hal ini para ulama menentukan tiga cara; 37
Pertama 38 , pemilihan secara bebas melalui Saiful Mujani, Muslim Demokrat: Islam, Budaya musyawarah tanpa pencalonan lebih dahulu Demokrasi, dan Partisipasi Politik di Indonesia Pasca
Orde Baru, oleh seseorang. Menurut para ulama, hal ini (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007).
39 Mujani, Muslim Demokrat: Islam, Budaya Demokrasi, dan Partisipasi Politik di Indonesia Pasca
37 Muhammad Abu Zahrah, Aliran Politik dan
Orde Baru
‘Aqidah dalam Islam, terj. Abd. Rahman Dahlan dan Buku ini pada awalnya adalah sebuah disertasi Ahmad Qarib (Jakarta: Logos, 1996), 95-96.
untuk memperoleh gelar doktor dalam ilmu politik dari 12 Wawasan 39, 1 (Januari 2016): 1-17 untuk memperoleh gelar doktor dalam ilmu politik dari 12 Wawasan 39, 1 (Januari 2016): 1-17
cenderung membenarkan pandangan tokoh di Ada banyak ilmuan yang mengatakan atas, akan tetapi minimal kehadiran buku ini bahwa Islam cenderung akan menolak istilah bisa sedikit dijadikan cacatan bahwa ternyata dan penerapan demokrasi. Di antaranya adalah ada juga negara yang mayoritas muslim Samuel P. Huntington yang mengatakan mendukung secara baik penerapan demokrasi, bahwa
berusaha dan negara itu adalah Indonesia. memperkenalkan demokrasi ke dalam
bila orang
Islam