PENGARUH FAKTOR INTERNAL UNTUK MEMBANGUN

1
PENGARUH FAKTOR INTERNAL UNTUK MEMBANGUN KEMANDIRIAN PETANI
DALAM UPAYA KONSERVASI AIR TANAH DI KABUPATEN TAKALAR 1).
(Effect of Internal Factors to Establish of Independence Farmers in Groundwater
Conservation Efforts in The District Takalar)
Darwis

2)

Abstrak :
Permasalahan yang ingin dipecahkan oleh penelitian ini adalah bagaimana memberdayakan petani
pengguna air tanah untuk konservasi air tanah pada lahan mereka, dan secara khusus yang ditinjau adalah
pengaruh dari faktor internal petani dalam meningkatkan pengetahuan petani tentang air tanah, dan
mengubah sikap petani terhadap air tanah. Faktor internal yang dilihat dalam penelitian ini tiga hal yakni
: (1) tingkat pendidikan, (2) tingkat pendapatan, (3) tingkat beban keluarga petani.
Disain penelitian ini menggunakan Quasi Experimental dalam bentuk Nonequivalent Control Group
Design. Ketiga faktor pengaruh yang diteliti diukur sebelum dan sesudah perlakuan, untuk mengetahui
tingkat pengaruh ketiga faktor tersebut sekaligus untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap
pengetahuan dan sikap petani sebagai variabel terikat. Perlakuan yang diberikan dalam bentuk bimbingan
tentang air tanah yang dikemas dalam lima modul, yakni ; proses pembentukan air tanah, manfaat air
tanah, akibat yang ditimbulkan oleh krisis air tanah, teknik konservasi air tanah, dan peranan yang

dapat dilakukan oleh petani dalam upaya konservasi air tanah.
Pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ada tiga macam, yakni : (1) teknik observasi, untuk
mendiskripsikan tingkat pengetahuan dan skala sikap petani berdasarkan ketiga faktor internal petani; (2)
teknik test, untuk melakukan pengukuran pengetahuan petani tentang air tanah; dan (3) teknik kuisioner,
untuk mengukur skala sikap petani terhadap konservasi air tanah.
Dari hasil penelitian ini, ditemukan kesimpulan sebagai berikut : (1) ketiga faktor internal memiliki
pengaruh signifikan terhadap kualitas pengetahuan dan sikap petani terhadap konservasi air tanah; (2)
pengaruh perlakuan signifikan terhadap peningkatan pengetahuan petani tentang konservasi air tanah; (3)
pengaruh perlakuan signifikan terhadap perubahan sikap petani ke arah positif tentang konservasi air
tanah.
Abstract
:
Problems to be solved by this study is how to empower farmers to conserve soil water users groundwater
on their land, and in particular under review is the influence of internal factors farmers in improving
farmers' knowledge about groundwater, and changing the attitudes of farmers to groundwater. Internal
factors were seen in this study three things: (1) education, (2) income, (3) the burden of the family
farmer. The design of this study using Quasi-Experimental in the form Nonequivalent Control Group
Design. The third factor studied the effect is measured before and after treatment, to determine the level
of influence of these three factors as well as to determine the effect of treatment on the knowledge and
attitude of farmers as the dependent variable. The treatment is given in the form of guidance on

groundwater are packed in five modules, namely; the formation of ground water, ground water benefits,
due to the crisis caused by groundwater, soil water conservation techniques, and the role that can be done
by farmers in conservation of groundwater.
Measurements were performed in the study, there are three kinds, namely: (1) observation, to describe the
level of pengatahuan and attitude scale farmers based on the three internal factors farmer; (2) engineering
test, to measure their knowledge of groundwater; and (3) technical questionnaire, to measure the scale of
the attitude of farmers towards the conservation of groundwater.
From these results, it was found the following conclusions: (1) three internal factors have a significant
influence on the quality of farmers' knowledge and attitudes toward conservation of ground water; (2) a
significant treatment effect on the improvement of farmers' knowledge about the conservation of ground
water; (3) a significant treatment effect on the change in the attitude of farmers towards positive about
water conservation land.
Keywords : Internal factor,conservation, ground water.
1)

2)

Makalah yang disajikan pada Seminar Nasional Penelitian Desentralisasi Kemendiknas, 21-22 Mei 2014
Lektor Kepala pada Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Makassar.


Pengaruh Faktor Internal untuk Membangun Ke a diria Peta i dala

Upaya Ko servasi Air Ta ah ……..

Darwis,

2

A. Pendahuluan

Konservasi setiap jenis sumber daya
alam
diperlukan
untuk
menjamin
kesinambungan ketersediaannya. Seperti
halnya dengan air tanah, jika tidak dikelola
dengan baik dan terencana, dapat
menyebabkan terganggunya siklus hidrologi,
sehingga menimbulkan ketidakseimbangan

sumberdaya air secara global, yang pada
akhirnya akan merusak keberlanjutan
(sustainability) alam semesta. Degradasi air
tanah dapat berakibat terjadinya proses
intrusi air laut, penurunan kesuburan lahan,
meningkatkan temperatur udara, dan/atau
mengganggu siklus musim (climate), serta
berbagai dampak lainnya (Vries & Simmers,
2002).
Secara geografis zona eksploitasi air
tanah yang dilakukan oleh petani di
Kabupaten Takalar cukup rentan, karena
disamping volume air tanah yang
deksploitasi pada musim kering cukup
banyak, juga pada umumnya sumur
eksploitasi mereka relatif berjarak cukup
dekat dari pesisir pantai dengan gradient
kemiringan lahan yang sangat kecil.
Disamping itu struktur geologi lapisan tanah
pada pesisir pantai bersifat porous, karena

terbentuk dari endapan (sedimen) material
pasir dan lanau (granuler soil). Disamping
itu pemahaman masyarakat terhadap urgensi
konservasi air tanah masih sangat rendah.
Hal ini disebabkan karena adanya
anggapan masyarakat awam bahwa air tanah
terbentuk dengan sendirinya, dan tersedia
sepanjang tahun untuk dimanfaatkan. Petani
setempat pada umumnya belum menyadari
bahwa letak air tanah di lahan mereka
semakin dalam, dan hal tersebut sudah
merupakan indikasi
awal
terjadinya
degradasi air tanah pada lahan pertanian
mereka. Jika kondisi ini dibiarkan tanpa
upaya pengimbuhan air tanah buatan
(artificial rechange), maka pada akhirnya
suatu waktu mereka atau mungkin anakcucu mereka nantinya yang akan mengalami
kehabisan air tanah, yang dengan sendirinya

kelak akan menganggu eksistensi dan
keberlanjutan usaha pertanian mereka.

Eksistensi air di dalam lapisan tanah
sangat penting karena dapat mempengaruhi
karakteristik dan stabilitas tanah (abiotik),
serta menjaga keseimbangan lingkungan
hidup (biotik), baik lingkungan hidup di atas
maupun lingkungan hidup di bawah
permukaan tanah. Oleh karena sifat air
sebagai fluida selalu mencari keseimbangan
permukaan (surface equilibrium), sehingga
mengakibatkan setiap tindakan yang bersifat
mengganggu keseimbangan air tanah, akan
segera direspon dengan pembentukan
keseimbangan baru (re-equilibrium), yang
dengan sendirinya akan berdampak pada
perubahan lingkungan di sekitarnya. Oleh
karena itu setiap gangguan terhadap
eksistensi air tanah akibat pemompaan, akan

berakibat buruk baik terhadap lingkungan
biotik maupun abiotik.
Penelitian Darwis et al. (2012),
menyimpulkan bahwa dampak yang
ditimbulkan dari kegiatan eksploitasi air
tanah oleh petani sejak 1980-an di
Kabupaten
Takalar,
telah
berakibat
menurunnya elevasi muka air tanah dangkal
yang cukup signifikan. Pada awal tahun
1980-an, letak muka airtanah di wilayah
dataran rendah rata-rata 1,50 m, dan paling
dalam pada kedalaman 3,00 meter dari
permukaan tanah. Sedangkan kondisi yang
ada sekarang elevasi muka air tanah sudah
turun rata-rata pada level 3,00, sampai ada
yang mencapai kedalam 6,00 meter di
bawah permukaan tanah. Bila keadaan ini

dibiarkan berlangsung terus yang mana
ekploitasi berlangsung tanpa dilakukan
pengimbuhan yang berimbang, maka
beberapa bentuk bencana yang mungkin
akan terjadi di wilayah tersebut, antara lain ;
aquifer kosong (air tanah habis), dan/atau
kualitas kesuburan tanah menurun, dan/atau
intrusi air laut ke dalam lapisan tanah
daratan. Jika bencana tersebut terjadi, maka
dampaknya akan merusak keseimbangan
lingkungan, yang efeknya akan dirasakan
oleh semua makhluk hidup di wilayah
tersebut,
termasuk
penduduk
yang
mengeksploitasi air tanah itu selama ini.

Pengaruh Faktor Internal untuk Membangun Ke a diria Peta i dala


Upaya Ko servasi Air Ta ah ……..

Darwis,

3
Kondisi lapisan permukaan tanah pada
lahan petani di lokasi penelitian pada
umumnya bersifat semi-permeabel, sehingga
mengakibatkan rendahnya tingkat imbuhan
alamiah (natural rechange) yang terjadi pada
lahan mereka. Sedangkan pengambilan air
tanah pada musim kering tidak terbatas,
tergantung kebutuhan air tanaman sawah
dan ladang petani, dan hal ini belum
dipahami akibatnya oleh petani pemakai air
tanah di Kabupaten Takalar. Oleh karena
belum ada petani yang berinisiatif
mengupayakan pengimbuhan buatan pada
lahan pertanian mereka. Kenyataan dimana
semakin dalamnya muka air tanah dari tahun

ke tahun masih dianggap sebagai gejala
alam yang normal, dan mereka hanya
meresponnya dengan memperdalam sumur
eksploitasi pada lahan pertanian masingmasing. Ironisnya ternyata jalan pintas yang
mereka lakukan dengan memperdalan sumur
eksploitasi, justru semakin memperparah
degradasi air tanah dari tahun ke tahun,
karena daya jangkau pemompaan mereka
semakin dalam, sehingga volume air tanah
yang terangkat ke permukaan semakin besar.
Sikap petani yang diakibatkan karena
keterbatasan pengetahuan petani semacam
ini memberikan peringatan (warning) bahwa
pemberdayaan petani pemakai air tanah
sudah sangat mendesak diupayakan. Hal ini
sangat
dibutuhkan
untuk
menjamin
kesinambungan air tanah yang telah

mengalami degradasi di wilayah tersebut,
dengan melalui usaha konservasi mandiri
yang dapat dilakukan oleh petani.
Permasalahan yang ingin dipecahkan dalam
penelitian, adalah bagaimana mengatasi
pengaruh faktor internal keluarga petani
terhadap rendahnya tingkat keberdayaan petani
pemakai air tanah dalam upaya melakukan
konservasi air tanah secara mandiri. Dengan
demikian rumusan permasalahan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
(1) Seberapa besar tingkat pengaruh faktor
“tingkat pendidikan petani” terhadap
“tingkat keberdayaan” petani pemakai air
tanah dalam upaya melakukan konservasi air
tanah secara mandiri.

(2) Seberapa besar tingkat pengaruh faktor
“tingkat pendapatan petani” terhadap
“tingkat keberdayaan” petani pemakai air
tanah dalam upaya melakukan konservasi air
tanah secara mandiri.
(3) Seberapa besar tingkat pengaruh faktor
“beban tanggungan keluarga petani”
terhadap “tingkat keberdayaan” petani
pemakai air tanah dalam upaya melakukan
konservasi air tanah secara mandiri.
Berdasarkan pemasalahan tersebut, maka
tujuan khusus penelitian ini adalah :
(1) Mengetahui tingkat pengaruh faktor “tingkat
pendidikan petani” terhadap “tingkat
keberdayaan” petani pemakai air tanah
dalam upaya melakukan konservasi air tanah
secara mandiri, sekaligus menemukan
metode peningkatan pendidikan informal
petani pemakai air tanah.
(2) Mengetahui tingkat pengaruh faktor “tingkat
pendapatan petani” terhadap “tingkat
keberdayaan” petani pemakai air tanah
dalam upaya melakukan konservasi air tanah
secara mandiri, sekaligus menemukan
metode peningkatan pendapatan usaha tani
para petani pemakai air tanah.
(3) Mengetahui tingkat pengaruh faktor “beban
tanggungan keluarga petani” terhadap
“tingkat keberdayaan” petani pemakai air
tanah dalam upaya melakukan konservasi air
tanah secara mandiri, sekaligus menemukan
metode menyeimbangkan beban tanggungan
keluarga petani pemakai air tanah.
B. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen (Quasi Experimental Research),
dalam bentuk Nonequivalent Control Group
Design.
Eksperimen
pemberdayaan
petani
pemakai air tanah dilakukan dengan
serangkaian penyuluhan sebagai perlakuan
(treatment), dengan menggunakan modul
tentang air tanah, yang meliputi ; proses
pembentukan air tanah, manfaat air tanah,
akibat yang ditimbulkan oleh krisis air
tanah, teknik konservasi air tanah, dan
peranan yang dapat dilakukan oleh petani
dalam upaya konservasi air tanah. Variabel
penelitian ini terdiri atas :

Pengaruh Faktor Internal untuk Membangun Ke a diria Peta i dala

Upaya Ko servasi Air Ta ah ……..

Darwis,

4
1. Variabel Bebas (Independent Variable) ;
(1) Tingkat pendidikan petani.
(2) Tingkat pedapatan petani
(3) Beban keluarga petani
2. Variabel Terikat (Dependent Variable) ;
(1) Pengetahuan petani tentang air
tanah.
(2) Sikap petani terhadap konservasi air
tanah.
Hubungan variabel variabel-variabel bebas
dengan variabel-variabel terikat tersebut diatas
dapat digambarkan dengan skema di bawah ini :

Gambar 1: Skema Hubungan Variabel
Penelitian

Untuk mengumpulkan data primer dalam
penelitian ini dipergunakan berbagai teknik,
antara lain; teknik observasi, teknik
pengukuran tes, dan teknik kuesioner
(angket). Ketiga jenis pengukuran tersebut
mempunyai kegunaan dan sasaran yang
berbeda satu sama lain.
1) Teknik observasi, dipergunakan untuk
diskripsi indikator pengaruh dari tiga
faktor internal petani, yakni ; (1) tingkat
pendidikan
petani,
(2)
tingkat
pendapatan petani, (3) tingkat beban
keluarga petani. Skala pengukuran yang
dipergunakan pada instrumen ini adalah
skala guttman, dengan gradasi YA dan
TIDAK.
2) Teknik tes, dipergunakan untuk
mengukur pengetahuan petani tentang
air tanah dan konservasi air tanah,
dengan menggunakan 5 (lima) indikator
pada dimensi kognitif, 5 (lima) indikator
pada dimensi afektif, dan 4 (empat)
indikator pada dimensi psikomotor.

Skala pengukuran yang dipergunakan
pada instrumen ini adalah skala guttman,
dengan gradasi BENAR dan SALAH.
3) Teknik kuesioner, untuk mengukur
sikap petani terhadap konservasi air
tanah, menggunakan 4 (empat) indikator
pada dimensi arah sikap, 4 (empat)
indikator pada dimensi intensitas atau
kekuatan sikap, 4 (empat) indikator
pada dimensi keluasan sikap, 4 (empat)
indikator pada dimensi konsistensi sikap,
4 (empat) indikator pada dimensi
spontanitas atau keterbukaan sikap.
Skala pengukuran yang digunakan pada
instrumen ini adalah skala likert, dengan
gradasi dari sangat positif sampai sangat
negatif, atau sebaliknya.
Untuk dapat menyimpulkan hasil penelitian
ini, maka dilakukan analisis data yang dihasilkan
dari pengukuran di atas. Analisis data dalam
penelitian ini digunakan dua cara, yakni :
1) Analisis Deskriftif ; dipergunakan untuk
menganalisis data hasil observasi , sehingga
dapat dihasilkan diskripsi tentang pengaruh
3 (tiga) faktor internal yakni ; (1) tingkat

pendidikan
petani,
(2)
tingkat
pendapatan petani, (3) tingkat beban
keluarga petani.
2) Analisis Inferensial ; dipergunakan untuk
menganalisis data hasil tes pengetahuan dan
hasil pengukuran sikap, sehingga didapatkan
gambaran tentang pengaruh perlakuan
(treatment)
terhadap
peningkatan
pengetahuan petani, dan perubahan sikap
petani terhadap eksistensi air tanah.
Analisis inferensial menggunakan uji-t,
dengan formula statistik sebagai berikut :

t

X1  X 2

2
2
 s  s
s1
s2

 2.r . 1  2
 n  n
n1 n2
 1  2






Yang mana :

X1 = Rata-rata sampel kelompok perlakuan
X2 = Rata-rata sampel kelompok kontrol
n1 = Jumlah sampel kelompok perlakuan
n2 = Jumlah sampel kelompok kontrol
s1 = Simpangan baku sampel kelompok
perlakuan

Pengaruh Faktor Internal untuk Membangun Ke a diria Peta i dala

Upaya Ko servasi Air Ta ah ……..

Darwis,

5
s2 = Simpangan baku sampel kelompok kontrol
s12 = Varian sampel kelompok perlakuan
s22 = Varian sampel kelompok kontrol
r = korelasi antara dua kelompok sampel
C. Hasil dan Pembahasan
1. Pengaruh tingkat pendidikan terhadap
pengetahuan dan sikap petani
Pengaruh tingkat pendidikan terhadap
pengetahuan petani dapat dilihat sbb :
1) Data sebelum dilakukan perlakuan,
dihasilkan nilai statistik dari faktor
tingkat pendidikan terhadap pengetahuan
petani tentang konservasi air tanah,
didapat
sebesar
t-hitung =
2,18.
Sedangkankan dari tabel diketahui untuk
dk = 30, t-0,95 = -1,70 s/d +1,70. Jadi Ho
ditolak dan Ha diterima. Hal ini
bermakna
bahwa
faktor
tingkat
pendidikan petani memberikan pengaruh
yang
cukup
signifikan
terhadap
pengetahuan petani tentang konservasi air
tanah.
2) Data setelah dilakukan perlakuan,
dihasilkan nilai statistik dari faktor
tingkat pendidikan terhadap pengetahuan
petani tentang konservasi air tanah,
didapat
sebesar
t-hitung =
1,84.
Sedangkankan dari tabel diketahui untuk
dk = 30, t-0,95 = -1,70 s/d +1,70. Jadi Ho
ditolak dan Ha diterima. Hal ini
bermakna
bahwa
faktor
tingkat
pendidikan petani memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap pengetahuan
petani tentang konservasi air tanah.
Kedua hasil analisis di atas, dapat
memperlihatkan dua gejala, yakni :
a) Bahwa
terdapat
pengaruh
yang
signifikan dari faktor tingkat pendidikan
terhadap kualitas pengetahuan petani
tentang konservasi air tanah. Gejala ini
terlihat baik sebelum perlakukan
maupun pada saat setelah perlakuan
diberikan.
b) Bahwa nilai t-hitung sesudah pemberian
perlakukan lebih kecil dibandingkan
dengan nilai t-hitung sebelum perlakuan
diberikan. Hal ini bermakna bahwa
perlakukan
memberikan
dampak
semakin mengecilnya jarak kesenjangan
akibat pengaruh tingkat pendidikan
petani terhadap pengetahuan petani

khususnya
pengetahuan
konservasi air tanah.

tentang

Sedangkan pengaruh tingkat pendidikan
terhadap skala sikap petani adalah sbb :

1) Data sebelum dilakukan perlakuan,
dihasilkan nilai statistik dari faktor
tingkat pendidikan terhadap skala
sikap petani tentang konservasi air
tanah, didapat sebesar t-hitung = 1,98.
Sedangkankan dari tabel diketahui
untuk dk = 30, t-0,95 = -1,70 s/d
+1,70. Jadi Ho ditolak dan Ha
diterima. Hal ini bermakna bahwa
faktor tingkat pendidikan petani
memberikan pengaruh yang cukup
signifikan terhadap skala sikap
petani tentang konservasi air tanah.
2) Data setelah dilakukan perlakuan,
dihasilkan nilai statistik dari faktor
tingkat pendidikan terhadap skala
sikap petani tentang konservasi air
tanah, didapat sebesar t-hitung = 1,80.
Sedangkankan dari tabel diketahui
untuk dk = 30, t-0,95 = -1,70 s/d
+1,70. Jadi Ho ditolak dan Ha
diterima. Hal ini bermakna bahwa
faktor tingkat pendidikan petani
memberikan
pengaruh
yang
signifikan terhadap skala sikap
petani tentang konservasi air tanah.
Kedua hasil analisis di atas, dapat
memperlihatkan dua gejala, yakni :
a) Bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari faktor tingkat
pendidikan terhadap kualitas skala
sikap petani tentang konservasi air
tanah. Gejala ini terlihat baik
sebelum perlakukan maupun pada
saat setelah perlakuan diberikan.
b) Bahwa
nilai
t-hitung
sesudah
pemberian perlakukan lebih kecil
dibandingkan dengan nilai t-hitung
sebelum perlakuan diberikan. Hal ini
bermakna
bahwa
perlakukan
memberikan
dampak
semakin
mengecilnya jarak kesenjangan
akibat pengaruh tingkat pendidikan
petani terhadap skala sikap petani,

Pengaruh Faktor Internal untuk Membangun Ke a diria Peta i dala

Upaya Ko servasi Air Ta ah ……..

Darwis,

6
khususnya sikap petani
konservasi air tanah.

tentang

2. Pengaruh tingkat pendapatan terhadap
pengetahuan dan sikap petani
Pengaruh tingkat pendapatan terhadap
pengetahuan petani dapat dilihat sbb :
1) Data sebelum dilakukan perlakuan,
dihasilkan nilai statistik dari faktor
tingkat
pendapatan
terhadap
pengetahuan petani tentang konservasi
air tanah, didapat sebesar t-hitung = 2,04.
Sedangkankan dari tabel diketahui untuk
dk = 30, t-0,95 = -1,70 s/d +1,70. Jadi Ho
ditolak dan Ha diterima. Hal ini
bermakna
bahwa
faktor
tingkat
pendapatan
petani
memberikan
pengaruh yang cukup signifikan
terhadap pengetahuan petani tentang
konservasi air tanah.
2) Data setelah dilakukan perlakuan,
dihasilkan nilai statistik dari faktor
tingkat
pendapatan
terhadap
pengetahuan petani tentang konservasi
air tanah, didapat sebesar t-hitung = 1,88.
Sedangkankan dari tabel diketahui untuk
dk = 30, t-0,95 = -1,70 s/d +1,70. Jadi Ho
ditolak dan Ha diterima. Hal ini
bermakna
bahwa
faktor
tingkat
pendapatan
petani
memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap
pengetahuan petani tentang konservasi
air tanah.
Kedua hasil analisis di atas, dapat
memperlihatkan dua gejala, yakni :
a) Bahwa
terdapat
pengaruh
yang
signifikan dari faktor tingkat pendapatan
terhadap kualitas pengetahuan petani
tentang konservasi air tanah. Gejala ini
terlihat baik sebelum perlakukan
maupun pada saat setelah perlakuan
diberikan.
b) Bahwa nilai t-hitung sesudah pemberian
perlakukan lebih kecil dibandingkan
dengan nilai t-hitung sebelum perlakuan
diberikan. Hal ini bermakna bahwa
perlakukan
memberikan
dampak
semakin mengecilnya jarak kesenjangan
akibat pengaruh tingkat pendapatan
petani terhadap pengetahuan petani
khususnya
pengetahuan
tentang
konservasi air tanah.

Sedangkan pengaruh tingkat pendapatan
terhadap skala sikap petani adalah sbb :

1) Data sebelum dilakukan perlakuan,
dihasilkan nilai statistik dari faktor
tingkat pendidikan terhadap skala
sikap petani tentang konservasi air
tanah, didapat sebesar t-hitung = 2,06.
Sedangkankan dari tabel diketahui
untuk dk = 30, t-0,95 = -1,70 s/d
+1,70. Jadi Ho ditolak dan Ha
diterima. Hal ini bermakna bahwa
faktor tingkat pendapatan petani
memberikan pengaruh yang cukup
signifikan terhadap skala sikap
petani tentang konservasi air tanah.
2) Data setelah dilakukan perlakuan,
dihasilkan nilai statistik dari faktor
tingkat pendidikan terhadap skala
sikap petani tentang konservasi air
tanah, didapat sebesar t-hitung = 1,88.
Sedangkankan dari tabel diketahui
untuk dk = 30, t-0,95 = -1,70 s/d
+1,70. Jadi Ho ditolak dan Ha
diterima. Hal ini bermakna bahwa
faktor tingkat pendapatan petani
memberikan
pengaruh
yang
signifikan terhadap skala sikap
petani tentang konservasi air tanah.
Kedua hasil analisis di atas, dapat
memperlihatkan dua gejala, yakni :
a) Bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari faktor tingkat
pendapatan terhadap kualitas skala
sikap petani tentang konservasi air
tanah. Gejala ini terlihat baik
sebelum perlakukan maupun pada
saat setelah perlakuan diberikan.
b) Bahwa
nilai
t-hitung
sesudah
pemberian perlakukan lebih kecil
dibandingkan dengan nilai t-hitung
sebelum perlakuan diberikan. Hal ini
bermakna
bahwa
perlakukan
memberikan
dampak
semakin
mengecilnya jarak kesenjangan
akibat pengaruh tingkat pendapatan
petani terhadap skala sikap petani,
khususnya sikap petani tentang
konservasi air tanah.

Pengaruh Faktor Internal untuk Membangun Ke a diria Peta i dala

Upaya Ko servasi Air Ta ah ……..

Darwis,

7
3. Pengaruh tingkat beban keluarga terhadap
pengetahuan dan sikap petani
Pengaruh tingkat beban keluarga terhadap
pengetahuan petani dapat dilihat sbb :
1) Data sebelum dilakukan perlakuan,
dihasilkan nilai statistik dari faktor
tingkat beban keluarga
terhadap
pengetahuan petani tentang konservasi
air tanah, didapat sebesar t-hitung = 1,96.
Sedangkankan dari tabel diketahui untuk
dk = 30, t-0,95 = -1,70 s/d +1,70. Jadi Ho
ditolak dan Ha diterima. Hal ini
bermakna bahwa faktor tingkat beban
keluarga petani memberikan pengaruh
yang
cukup
signifikan
terhadap
pengetahuan petani tentang konservasi
air tanah.
2) Data setelah dilakukan perlakuan,
dihasilkan nilai statistik dari faktor
tingkat beban keluarga
terhadap
pengetahuan petani tentang konservasi
air tanah, didapat sebesar t-hitung = 1,84.
Sedangkankan dari tabel diketahui untuk
dk = 30, t-0,95 = -1,70 s/d +1,70. Jadi Ho
ditolak dan Ha diterima. Hal ini
bermakna bahwa faktor tingkat beban
keluarga petani memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap pengetahuan
petani tentang konservasi air tanah.
Kedua hasil analisis di atas, dapat
memperlihatkan dua gejala, yakni :
a) Bahwa
terdapat
pengaruh
yang
signifikan dari faktor tingkat beban
keluarga terhadap kualitas pengetahuan
petani tentang konservasi air tanah.
Gejala ini terlihat baik sebelum
perlakuan maupun pada saat setelah
perlakuan diberikan.
b) Bahwa nilai t-hitung sesudah pemberian
perlakukan lebih kecil dibandingkan
dengan nilai t-hitung sebelum perlakuan
diberikan. Hal ini bermakna bahwa
perlakukan
memberikan
dampak
semakin mengecilnya jarak kesenjangan
akibat pengaruh tingkat beban keluarga
petani terhadap pengetahuan petani
khususnya
pengetahuan
tentang
konservasi air tanah.
Sedangkan pengaruh tingkat beban keluarga
terhadap skala sikap petani adalah sbb :
1) Data sebelum dilakukan perlakuan,
dihasilkan nilai statistik dari faktor
tingkat beban keluarga terhadap skala

sikap petani tentang konservasi air
tanah, didapat sebesar t-hitung = 2,22.
Sedangkankan dari tabel diketahui untuk
dk = 30, t-0,95 = -1,70 s/d +1,70. Jadi Ho
ditolak dan Ha diterima. Hal ini
bermakna bahwa faktor tingkat beban
keluarga petani memberikan pengaruh
yang cukup signifikan terhadap skala
sikap petani tentang konservasi air
tanah.
2) Data setelah dilakukan perlakuan,
dihasilkan nilai statistik dari faktor
tingkat pendidikan terhadap skala sikap
petani tentang konservasi air tanah,
didapat sebesar t-hitung = 2,02.
Sedangkankan dari tabel diketahui untuk
dk = 30, t-0,95 = -1,70 s/d +1,70. Jadi Ho
ditolak dan Ha diterima. Hal ini
bermakna bahwa faktor tingkat beban
keluarga petani memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap skala sikap
petani tentang konservasi air tanah.
Kedua hasil analisis di atas, dapat
memperlihatkan dua gejala, yakni :
a) Bahwa
terdapat
pengaruh
yang
signifikan dari faktor tingkat beban
keluarga terhadap kualitas skala sikap
petani tentang konservasi air tanah.
Gejala ini terlihat baik sebelum
perlakukan maupun pada saat setelah
perlakuan diberikan.
b) Bahwa nilai t-hitung sesudah pemberian
perlakukan lebih kecil dibandingkan
dengan nilai t-hitung sebelum perlakuan
diberikan. Hal ini bermakna bahwa
perlakukan
memberikan
dampak
semakin mengecilnya jarak kesenjangan
akibat pengaruh tingkat beban keluarga
petani terhadap skala sikap petani,
khususnya sikap petani tentang

konservasi air tanah.

4. Pengaruh perlakuan terhadap peningkatan
pengetahun petani tentang konservasi air
tanah
Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengaruh
perlakuan (bimbingan dan penyuluhan) bak
terhadap peningkatan pengetahuan maupun
skala sikap petani tentang konservasi air tanah,
perlu dianalisis lebih lanjut terhadap dua
kelompok data ; (1) data sebelum perlakukan,
(2) data setelah perlakuan. Dalam hal ini

Pengaruh Faktor Internal untuk Membangun Ke a diria Peta i dala

Upaya Ko servasi Air Ta ah ……..

Darwis,

8
dilakukan analisis statistik berupa uji-t Sampel
Bebas (Independent Sample t-Test).
Sebelum Perlakuan (Pre test)
Hasil uji statistik terhadap data pengetahuan dari
dua kelompok yang diukur (treatment group dan
control group), sebelum perlakuan diberikan
dihasilkan nilai-nilai indikator statistik sebagai
berikut :
1) Nilai distrubusi varian (Fhitung) = 0,98089
Dengan  = 0,05; df1 = 29 ; df2 = 29 ; maka
didapat :
Ftabel = 1,86081
Karena: Fhitung < Ftabel ; Jadi : maka Ho
diterima.
Hal ini bermakna bahwa data pada kedua
kelompok memiliki keragaman varian yang
sama (data equal variance).
2) Nilai thitung (tstat) = -0,15656
Nilai ttabel (tcritical two-tail) = 2,00292
Karena: thitung < ttabel ; Jadi : Ho diterima.
Hal ini bermakna bahwa tidak ada
perbedaan
signifikan
antara
tingkat
pengetahuan petani antara kelompok
perlakuan dengan kelompok kontrol.
Setelah Perlakuan (Post test)
Hasil uji statistik terhadap data pengetahuan
pada
kedua
kondisi
yang
diukur
(sebelum/sesudah perlakuan) untuk kelompok
perlakuan, dihasilkan nilai-nilai indikator
statistik sebagai berikut :
1) Nilai distrubusi varian (Fhitung) = 0,764311

Dengan  = 0,05; df1 = 29 ; df2 = 29 ; maka
didapat :
Ftabel = 1,860811
Karena: Fhitung < Ftabel ; maka : Ho diterima.
Hal ini bermakna bahwa data pada kedua
kelompok memiliki keragaman varian yang
sama (data equal variance).
2) Nilai thitung (tstat) = 5,64599
Nilai ttabel (tcritical two-tail) = > 2,04523
Karena: thitung > ttabel ; Jadi : Ho ditolak & H1
iterima.
H1 diterima ; bermakna bahwa Terdapat
perbedaan pengetahuan petani yang
signifikan tentang air tanah, antara sebelum
dan sesudah perlakuan pada kelompok
perlakuan.

Sedangkan hasiluji statistik terhadap data
pengetahuan pada kedua kondisi yang diukur
(sebelum/sesudah perlakuan) untuk kelompok
kontrol, dihasilkan nilai-nilai indikator statistik
sebagai berikut :
1) Nilai distrubusi varian (Fhitung) = 1,04241
Dengan  = 0,05; df1 = 29 ; df2 = 29 ; maka
didapat :
Ftabel = 1,860811
Karena: Fhitung < Ftabel ; maka : Ho diterima.
Hal ini bermakna bahwa data pada kedua
kelompok memiliki keragaman varian yang
sama (data equal variance).
2) Nilai thitung (tstat) = 0,49366
Nilai ttabel (tcritical two-tail) = > 2,06452
Karena: thitung < ttabel ; maka : Ho diterima.
Ho diterima ; bermakna bahwa Tidak ada
perbedaan pengetahuan petani yang
signifikan tentang air tanah, antara sebelum
dan sesudah perlakuan pada kelompok
kontrol.
Hal ini bermakna bahwa tidak ada
perbedaan
signifikan
antara
tingkat
pengetahuan petani antara kelompok
perlakuan dengan kelompok kontrol.
5. Pengaruh perlakuan terhadap perubahan
sikap petani tentang konservasi air tanah
Sama halnya dengan analisis pengaruh
pengaruh perlakuan (bimbingan dan
penyuluhan) bak terhadap peningkatan
pengetahuan, maka terhadap perubahan
skala sikap petani tentang konservasi air
tanah, perlu dianalisis lebih lanjut terhadap
dua kelompok data ; (1) data sebelum
perlakukan, (2) data setelah perlakuan.
Analisis statistik yang dilakukan berupa uji-t
Sampel Bebas (Independent Sample t-Test).

Sebelum Perlakuan (Pre test)
Hasil pengujian statistik terhadap data skala
sikap dari dua kelompok (treatment group
dan control group), yang diukur sebelum
pemberian perlakukan dihasilkan nilai-nilai
indikator statistik sebagai berikut :
1) Nilai distrubusi varian (Fhitung) = 1,55783
Dengan  = 0,05; df1 = 29 ; df2 = 29 ;
maka didapat :
Ftabel = 1,86081

Pengaruh Faktor Internal untuk Membangun Ke a diria Peta i dala

Upaya Ko servasi Air Ta ah ……..

Darwis,

9
Maka : Fhitung < Ftabel ; Jadi : Ho diterima.
Hal ini bermakna bahwa data pada
kedua kelompok memiliki keragaman
varian yang sama (data equal variance).
2) Nilai thitung (tstat) = 1,10714
Nilai ttabel (tcritical two-tail) = 2,00172
Maka : thitung < ttabel ; Jadi : Ho diterima.
Hal ini bermakna bahwa tidak ada
perbedaan signifikan antara tingkat
skala sikap petani antara kelompok
perlakuan dengan kelompok kontrol.

Hal ini bermakna bahwa data pada
kedua kelompok memiliki keragaman
varian yang sama (data equal variance).
2) Nilai thitung (tstat) = 0,84627
Nilai ttabel (tcritical two-tail) = > 2,04523
Maka : thitung < ttabel ; Jadi : Ho diterima.
Ho diterima ; bermakna bahwa Tidak
ada perbedaan skala sikap petani yang
signifikan terhadap konservasi air
tanah, antara sebelum dan sesudah
perlakuan pada kelompok perlakuan.

Setelah Perlakuan (Post test)
Hasil uji statistik terhadap data skala sikap
pada
kedua
kondisi
yang
diukur
(sebelum/sesudah
perlakuan)
untuk
kelompok perlakuan, dihasilkan nilai-nilai
indikator statistik sebagai berikut :
1) Nilai distrubusi varian
(Fhitung) = 1,053836

D. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan :
1) Bahwa 3 (tiga) faktor internal petani yang
diobservasi
mengenai
signifikansi
pengaruhnya terhadap pengetahuan dan
skala sikap petani pemakai air tanah
terhadap upaya konservasi air tanah,
ketiganya terbukti “memberikan dampak
yang signifikan”. Ketiga faktor internal
tersebut mempunyai urutan kekuatan
pengaruh yang berbeda
terhadap
pengetahuan dan skala sikap petani.
2) Urutan kekuatan pengaruh ketiga faktor
tersebut terhadap pengetahuan petani
tentang konservasi air tanah adalah
sebagai berikut : (1) faktor tingkat
pendidikan petani dengan indikator nilai
kekuatan = 2,18 ; (2) faktor tingkat
pendapatan petani dengan indikator nilai
kekuatan = 2,04 ; dan (3) faktor tingkat
beban keluarga petani dengan indikator
nilai kekuatan = 1,96.
3) Urutan kekuatan pengaruh ketiga faktor
tersebut terhadap skala sikap petani
terhadap konservasi air tanah adalah
sebagai berikut : (1) faktor tingkat beban
keluarga petani dengan indikator nilai
kekuatan = 2,22 ; (2) faktor tingkat
pendapatan petani dengan indikator nilai
kekuatan = 2,04 ; dan (3) faktor tingkat
pendidikan petani dengan indikator nilai
kekuatan = 1,98.
4) Pengaruh perlakuan (bimbingan dan
penyuluhan)
terhadap
peningkatan
pengetahuan petani cukup signifikan,
terutama pada ranah psikomotor. Hal ini
menguatkan kesimpulan dari hasil
penelitian tahun pertama
dengan
responden yang berbeda. Jika dicermati
fenomena ini sebenarnya menyimpan

Dengan  = 0,05; df1 = 29 ; df2 = 29 ;
maka didapat :
Ftabel = 1,860811
Maka : Fhitung < Ftabel ; Jadi : Ho diterima.
Hal ini bermakna bahwa data pada
kedua kelompok memiliki keragaman
varian yang sama (data equal variance).
2) Nilai thitung (tstat) = 6,41852
Nilai ttabel (tcritical two-tail) = > 2,04523
Maka : thitung > ttabel ; Jadi : Ho ditolak &
H1 diterima.
H1 diterima ; bermakna bahwa Terdapat
perbedaan skala sikap petani yang
signifikan terhadap konservasi air
tanah, antara sebelum dan sesudah
perlakuan pada kelompok perlakuan.

Sedangkan hasil uji statistik terhadap data
sikap pada kedua kondisi yang diukur
(sebelum/sesudah
perlakuan)
untuk
kelompok kontrol, dihasilkan nilai-nilai
indikator statistik sebagai berikut :
1) Nilai distrubusi varian
(Fhitung) = 0,965507
Dengan  = 0,05; df1 = 29 ; df2 = 29 ;
maka didapat :
Ftabel = 1,860811
Maka : Fhitung < Ftabel ; Jadi : Ho diterima.

Pengaruh Faktor Internal untuk Membangun Ke a diria Peta i dala

Upaya Ko servasi Air Ta ah ……..

Darwis,

10
harapan dan potensi yang besar untuk
memberdayakan petani agar dapat
mandiri memelihara air tanah untuk
menunjang pembangunan
pertanian
mereka
secara
berkelanjutan
(sustainability), sekaligus dapat menjaga
keseimbangan
lingkungan
hidup
(equilibrium of environmental).
5) Pengaruh perlakuan (bimbingan dan
penyuluhan) terhadap perubahan sikap
petani cukup signifikan, terutama pada
dimensi arah sikap dan keluasan sikap.
Gejala ini juga menguatkan kesimpulan
hasil penelitian tahun pertama dan
menyimpan
harapan
baik
untuk
memberdayakan petani agar dapat
mandiri memelihara air tanah untuk
menunjang pembangunan
pertanian
mereka
secara
berkelanjutan
(sustainability), sekaligus dapat menjaga
keseimbangan
lingkungan
hidup
(equilibrium of environmental).
2. Saran
1) Petani pemakai air tanah perlu segera
membentuk organisasi khusus berupa
Perkumpulan Petani Pemakai Air Tanah
(P3AT). Hal ini akan memberikan
keuntungan berganda kepada para petani
tersebut, karena disamping mudah
mengakses sumber-sumber bantuan dari
luar, juga dapat dengan mudah diakses
oleh berbagai pihak pencinta lingkungan
hidup
yang
ingin
memberikan
apresiasinya
terhadap
kelompokkelompok penyelamat lingkungan.
2) Pemerintah Daerah (Pemda) perlu segera
melakukan upaya pemberdayaan petani
pemakai air tanah untuk mampu secara
mandiri dan bersama-sama (terpadu)
melakukan upaya konservasi air tanah
pada lahan mereka, baik dalam bentuk
kegiatan bimbingan dan penyuluhan
melalui tenaga penyuluh pertanian,
maupun berupa gerakan turun lapang
(motivator) untuk kegiatan percontohan
konservasi air tanah pada lahan-lahan
pertanian.
3) Masih perlu dilakukan penelitian lanjutan
terutama untuk melihat pengaruh
berbagai faktor eksternal yang mungkin
menjadi
penyebab
rendahnya
pengetahuan para petani pemakai air

tanah baik tentang eksistensi air tanah,
maupun penyebab rendahnya skala sikap
mereka terhadap urgensi konservasi air
tanah. Faktor eksternal penting diteliti
antara lain : (1) faktor peran pemerintah
daerah, (2) faktor peran tokoh
masyarakat, dan (3) faktor peran
pengusaha mitra petani.
Daftar Rujukan
Alawneh R., et al., (2011) : “Modeling of
Groundwater Recharge by Rainwater
Harvesting – Wadi Bayer (Case Study)”,
Jordan Journal of Civil Engineering, Vol. 5
No.2, 2011, page 191–209.
Bouwer Herman, 2002. Artificial recharge of
groundwater
:
hydrogeology
and
engineering, Hydrogeology Journal (2002)
10:121–142.
Cherkauer D.S. and Ansari S.A., 2005.
Estimating Groundwater Rechange from
Topography, Hydrogeology, and Land
Cover , Groundwater Vol.43 No.1, JanuaryFebruary 2005, 102-112.
Darwis et al., 2012. Pemodelan Formasi Sumur
Resapan untuk Recovery Air Tanah dan
Pencegahan Intrusi Air Laut ke Lapisan
Tanah pada Lahan Pertanian di Kabupaten
Takalar , Laporan Hasil Penelitian Hibah
Bersaing Depdikbud, Desember 2012.
Djaali & Mulyono, Pudji. (2007). Pengukuran
dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo
Dzeco C., Amilai C., and Cristovao A., (2010) :
“Farm field schools and farmer’s
empowerment in Mozambique : A pilot
study”, 9th European IFSA Sysposium, 4-7
July 2010, Vienna (Austria).
Hadi Agus P., 2010. Konsep Pemberdayaan,
Partisipasi dan Kelembagaan Dalam
Pembangunan, Yayasan Agribisnis/Pusat
Pengembangan
Masyarakat
Agrikarya
(PPMA).
Hirokawa Sachika, (2010) : “Promoting
Sustainable Agriculture Development and
Farmer
Empowerment
in
Northeast
Thailand”, 4th Asian Rural Sociology
Assocation
(ARSA)
International
Conference, September 2010 in Lagazpi
City – Philipines.
Holsman R.H., Krueger D., (2002) : “The long
and short og groundwater education for

Pengaruh Faktor Internal untuk Membangun Ke a diria Peta i dala

Upaya Ko servasi Air Ta ah ……..

Darwis,

11
Michigan Farmers”, Journal of Extension,
Vol, 40 No.1, February 2002.
Ife, J.W., 1995. Community Development:
Creating Community Alternatives-vision,
Analysiis and Practice. Melbourne :
Longman.
Kumar C.P., 2007. Estimation of Groundwater
Rechange using Soil Moisture Balance
Approach. Scientist ‘El’, National Institute
of Hydrology, Roorkee – India.
Llamas M.R. & Santos P.M., 2005. Intensive
Groundwater Use : Silent Revolution &
Potential Source of Social Conflicts , Journal
of
Water
Resources
Planning
&
Management, ASCE, Sept./Oct. 2005.
Nuryanti Sri, 2005. Pemberdayaan Petani
dengan Model Cooperative Farming, Jurnal
Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 3 No.2
Juni 2005, hal 152-158.
Sadono Dwi, 2008. Pemberdayaan Petani :
Paradigma Baru Penyuluhan Pertanian di
Indonesia , Jurnal Penyuluhan IPB - ISSN:
1858-2664 Maret 2008, Vol. 4 No.1.
Sharda V.N., et al., 2006. Estimation of
groundwater recharge from water storage
structures in a semi arid climate of India ,
Journal of Hydrology (2006) 329,224, 243.
Sidu Dasmin & Basita, 2007. Pemberdayaan
Masyarakat Sekitar
Kawasan Hutan
Lindung Jompi Kabupaten Muna, Provinsi
Sulawesi Tenggara , Jurnal Penyuluhan, Vol.
3, No. 1, Maret 2007.
Sugiyo, et al., 2013. Empowering Farmers in
Conserving Soil and Water in the Sampeyan
Watershed, Situbondo, East Java, Indonesia ,
Journal of Environment and Earth Science,
Vol. 3, No.7, 2013.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Cetakan ke-15.
Alfabeta, Bandung.
Sumodiningrat, G., 1999. Pemberdayaan
Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial,
Jakarta: Gramedia.

Taheri A. and Zare M., 2011. Groundwater
artificial recharge assessment in Kangavar
Basin, a semi-arid region in the western part
of Iran, African Journal of Agricultural
Research Vol. 6(17), pp. 4370-4384, 12
Sept. 2011.
Tiro, Muhammad Arif, 2008. Dasar-dasar
Statistika , Edisi ketiga, Andira Publisher,
Makassar.
Wang B., et al., 2008. Estimating groundwater
recharge in Hebei Plain, China under
varying land use practices using tritium and
bromide tracers, Journal of Hydrology
(2008) 356, 209–222.
--------------------, 2004. U.U. R.I. No.7 Tahun
2004, tentang Sumber Daya Air .
--------------------, 2004. Peraturan Bersama
Menteri
Dalam
Negeri,
Menteri
Permukiman & Prasarana Wilayah, Menteri
Pertanian ; tentang Pedoman Pemberdayaan
Perkumpulan Petani Pemakai Air .
--------------------, 2008. Peraturan Pemerintah
R.I. No. 42 Tahun 2008, tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air .
--------------------, 2008. Peraturan Pemerintah
R.I. No. 43 Tahun 2008, tentang Air Tanah.
--------------------, 2009. U.U. R.I. No.32 Tahun
2009, tentang Perlindungan & Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
--------------------, 2012. Peraturan Menteri
ESDM No. 15 Tahun 2012 tentang
Penghematan Penggunaan Air Tanah.
--------------------, 2012. Peraturan Menteri
Pertanian
No.79/Permentan/OT.140/
12/2012, tentang Pedoman Pembinaan dan
Pemberdayaan
Perkumpulan
Petani
Pemakai Air .
--------------------, 2004. Farmer Empowerment,
Technical Advisor Service DANIDA
(Danish
International
Development
Agency), Volume 1, Dec. 2004.

Pengaruh Faktor Internal untuk Membangun Ke a diria Peta i dala

Upaya Ko servasi Air Ta ah ……..

Darwis,