PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN POKOK BAHASAN kebebasan

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
POKOK BAHASAN :
1. PENGERTIAN &LATAR
BELAKANG PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAA.
2. HAK ASASI MANUSIA.
3. HAK ASASI MANUSIA.
4. KEBANGSAAN.
5. HAK & KEWAJIBAN
WARGANEGARA.
6. BELA NEGARA.
7. DEMOKRASI.
8. UTS
9. WAWASAN NUSANTARA.
10. WAWASAN NUSANTARA.
11. KETAHANAN NASIONAL.
12. KETAHANAN NASIONAL.
13. POLITIK & STRATEGI
NASIONAL.
14. TATA PEMERINTAHAN YANG
BAIK (GOOD GOVERNANCE).

15. OTONOMI DAERAH.
16. UAS.

REFERENSI BUKU :
1. PENDIDIKAN
KADEHAM
(KEBANGSAAN, DEMOKRASI &
HAK ASASI MANUSIA). H.A.
Prayitno, Trubus Rahardiansah P.
penerbit
Universitas
Trisakti.
Jakarta.
2. PENDIDIKAN
KEWAREGANEGARAAN. Hamdan
Mansur dkk, penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
3. CERDAS, KRITIS, DAN AKTIF
BERWARGANEGARA.
Heri

Herdiawanto
&
Jumanta
Hamdayama. Penerbit Erlangga.
Jakarta.

Pengertian Pendidikan Kewarganegaan :
*Menurut UU No 2 tahun 1989 tentang SIDIKNAS
bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah
merupakan usaha untuk membekali peserta didik
dengan pengetahuan dan kemampuan dasar
berkenaan dengan hubungan antara warganegara
dan negara serta pendidikan pendahuluan bela
Negara (PPBN) agar menjadi warga negara yang
dapat dihandalkan oleh bangsa
dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. (PENDIDIKAN
KEWAREGANEGARAAN. Hamdan Mansur dkk,
penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Hal : 6).

*Dalam UU No. 20 tahun 2003 disebutkan bahwa
pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan
kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang
beriman dan bertakwa terhadap tuhan yang maha
esa, berbudi luhur, berkpribadian, mandiri, maju,
tangguh, cerdas, kreatif terampil disiplin, memiliki
etos kerja, profesional, bertanggungjawab, dan
produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Pendidikan nasional harus menumbuhkan jiwa
patriotik, mempertebal rasa cinta tanah air,
meningkatkan
semangat
kebangsaan,
kesetakawanan sosial, kesadaran pada sejarah
bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan

dan berorientasi kemasa depan . (CERDAS,
KRITIS, DAN AKTIF BERWARGANEGARA.
Heri Herdiawanto & Jumanta Hamdayama.
Penerbit Erlangga. Jakarta. Hal :3)

KOPETENSI YANG DIHARAPKAN
Kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan/Kadeham
untuk menguasai kemampuan berpikir, bersikap
rasional dan dinamis, berpandangan luas sebagai
manusia intelektual, serta mengantarkan peserta didik
selaku warga negara yang memiliki sebagai berikut :
1. Wawasan kesadaran bernegara untuk membela
negara dan bangsa dengan berprilaku cinta tanah
air.
2. Wawasan kebangsaan kesadaran berbangsa demi
ketahanan nasional.
3. Pola pikir, sikap yang komprehensif Integral
pada seluruh aspek kehidupan nasional.
(PENDIDIKAN KADEHAM. H.A. Prayitno,
Trubus Rahardiansah P. penerbit Universitas
Trisakti. Jakarta. Hal :20).
Kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan adalah
seperangkat tindak cerdas dan penuh rasa tanggung
jawab seorang warga negara dalam hubungan dengan
negara dan memecahkan berbagai masalah hidup


bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (CERDAS,
KRITIS, DAN AKTIF BERWARGANEGARA. Heri
Herdiawanto & Jumanta Hamdayama. Jakarta.
Penerbit Erlangga. Hal : 4)
LANDASAN
HUKUM
PENDIDIKAN
KEWARAGANEGARAAN:
-UUD 1945 pada pasal 27 ayat 3.
-UUD 1945 pada pasal 30 ayat 1.
Meliputi :
1. Pendidikan Kewiraan berdasarkan SK
bersama Menteri Pertahanan dan Keamanan
dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
tahun 1973.
2. UU No.20/1982 tentang Pokok-Pokok
Penyelenggaraan Pertahanan Keamanan
Negara menentukan pendidikan Kewiraan
adalah PPBN di Perguruaan Tinggi yang

tidak terpisahkan dari Sistem Pendidikan
Nasional.
3. UU No.2/ 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (SIDIKNAS) menyatakan bahwa
pendidikan Kewiraan termasuk Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan kurikulim
wajib.
4. SK Direktur Jenderal Pendidikan tinggi (SK
DIKTI 1993).

5. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
tahun 1994.
6. Keputusan Dirjen Dikti No. 19/1997.
7. SK Dirjen Dikti No. 151/2000.
8. SK Dirjen Dikti No. 267/2000.
9. SK Dirjrn Dikti No. 232/2000.
10.SK Dirjen Dikti No. 38/Dikti/Kep/2002.
11.UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
12.SK Dirjen Dikti No. 43/Dikti/Kep/2006.

(PENDIDIKAN KADEHAM. H.A. Prayitno,
Trubus Rahardiansah P. penerbit Universitas
Trisakti. Jakarta. Hal :11).

Latarbelakanng Pendidikan Kewarganegaraan.
Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia.
- Sebelum penjajahan (Nusantara)
- Masa Penjajahan, perjuangan bersifat kedaerahan
bersifat fisik.
- Kebangkitan Nasional, 20 mei 1908. Perjuangan
non fisik. (angkatan perintis).
- Sumpah Pemuda, 28 0ktober 1928. Perjuangan
non fisik. (angkatan penegas).

- Era perebutan dan mempertahankan
kemerdekaan 17-8-1945, semangat perjuangan
bangsa (perjuangan fisik) yang tak kenal
menyerah (sikap perilaku heroik dan patriotik).
Semagat perjuangan ini harus dimiliki oleh
setiap warganegara Indonesia. Semangat

perjuangan bangsa merupakan kekuatan mental
spiritual yang telah melahirkan kekuatan yang
luar biasa dalam masa perjuangan fisik.

Sekarang dalam menghadapi Globalisasi yang
menantang masa depan, untuk mengisi kemerdekaan
kita memerlukan perjuangan non fisik sesuai dengan
bidang profesi masing-masing.
Tantangan dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara untuk memecahkan setiap permasalahan
dalam globalisasi dimana warganegara dapat
memahami masalah-masalah yang dihadapi seperti :
 Pemahaman DEMOKRASI yang benar.
 HAK ASASI MANUSIA dan PENEGAKAN
HUKUM
(Law
Enforcemen)
serta
MENJUNJUNG TINGGI HUKUM (Supermasi
Hukum).

 Permasalahan KORUPSI dan pemberantasan
tindak korupsi.

 Perkembangan ILMU PENGETAHUAN DAN
TEKNOLOGI (IPTEK).
 TINGKAT KESEJAHTERAAN
WARGANEGARA (tingkat pendapatan /
penghasilan warganegara).
 LINGKUNGAN HIDUP dan PEMBANGUNAN
Berkelanjutan (Sustainable Development).
(PENDIDIKAN KEWAREGANEGARAAN.
Hamdan Mansur dkk, penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta. Hal : 1).
TUJUAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN / KADEHAM :
1. Membentuk kecakapan partisipatif yang
bermutu dan bertanggung jawab dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara baik
ditingkat local, nasional, regional maupun
global.

2. Memberdayakan warga masyarakat yang baik
dan mampu menjaga persatuan dan integritas
bangsa guna mewujudkan Indonesia yang kuat
sejahtera dan demokratis serta menegakkan etika
kemajemukan.

3. Menghasilkan peserta didik yang berpikir
komprehensif, analitis, keritis serta bangga
terhadap bangsa dan negara, bertindak
demokratis dan menjunjung tinggi nilai-nilai
HAM dengan berpegang teguh pada ideologi
Pancasila dan UUD 1945.
4. Mengembangkan
budaya
dan
perilaku
demokratis yaitu kebebasan, persamaan,
kemerdekaan,
toleransi,
kemampuan

mengendalikan diri, kemampuan melakukan
dialog, negosiasi, mampu mengambil keputusan
secara
tepat
dan
bijak,
kemampuan
menyelesaikan konflik serta berpartisipasi aktif
dalam kegiatan penyelenggaraan Negara.
5. Mampu membentuk peserta didik menjadi warga
yang baik dan bertanggungjawab (good and
responsible citizen) melalui penanaman moral
dan keterampilan sosial (social skills) sehingga
kelak mereka mampu memahami dan
memecahkan persoalan aktual yang dihadapi
oleh bangsa dan negara Indonesia.
(PENDIDIKAN KADEHAM. H.A. Prayitno,
Trubus Rahardiansah P. penerbit Universitas
Trisakti. Jakarta. Hal : 24).

Pendidikan kewarganegaran yang berhasil akan
membuahkan sikap mental yang cerdas penuh
rasa tanggungjawab dari peserta didik :
1. Beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha
esa dan menghayati nilai-nilai falsafah bangsa.
2. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Rasional, dinamis dan sadar akan hak dan
kewajiban sebagai warganegara.
4. Bersifat professional yang dijiwai oleh kesadara
bela negara.
5. Aktif memamfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta seni untuk kepentingan
kemanusiaan, bangsa dan negara.
(PENDIDIKAN KADEHAM. H.A. Prayitno, Trubus
Rahardiansah P. penerbit Universitas Trisakti.
Jakarta. Hal : 29).

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL UJI PRESTASI BIDANG STUDI EKONOMI SMA TAHUN AJARAN 2011/2012 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEMBE

1 50 16

ANTARA IDEALISME DAN KENYATAAN: KEBIJAKAN PENDIDIKAN TIONGHOA PERANAKAN DI SURABAYA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG TAHUN 1942-1945 Between Idealism and Reality: Education Policy of Chinese in Surabaya in the Japanese Era at 1942-1945)

1 29 9

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

JUDUL INDONESIA: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA METRO\ JUDUL INGGRIS: IMPLEMENTATION OF INCLUSIVE EDUCATION IN METRO CITY

1 56 92

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pela

7 98 60

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI TANJUNG KARANG PERKARA NO. 03/PID.SUS-TPK/2014/PT.TJK TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI DANA SERTIFIKASI PENDIDIKAN

6 67 59