Perbedaan Indeks Karies Antara Komunitas Vegetarian Dengan Non Vegetarian Usia 15-19 Tahun Di Vihara Maitreya Bandung.

(1)

iv ABSTRAK

Karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling sering ditemukan, ditunjukkan dengan prevalensi sebesar 95% di Indonesia. Prevalensi karies umumnya meningkat seiring usia berdasar laporan nasional tahun 2007, akan tetapi peningkatan yang lebih signifikan ditemukan pada usia remaja. Terjadinya karies dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah pola makan. Makanan yang kaya serat seperti buah-buahan dan sayur-sayuran akan membantu proses self cleansing pada saat pengunyahan. Pola makan yang sering melibatkan buah dan sayur pada menu dietnya antara lain adalah vegetarian.

Penelitian bersifat analitik, dengan metode observasi cross-sectional study. Responden sebanyak 32 orang yang merupakan anggota IVS maupun umat vihara berusia 15-19 tahun terdiri dari 16 orang vegetarian sejak lahir dan 16 orang non vegetarian yang didapat dengan metode purposive sampling. Kedua kelompok yang sudah mengisi kuisioner kemudian dilakukan pemeriksaan intraoral untuk mencatat skor DMF. Analisis statistik menggunakan uji T tidak berpasangan dengan α=0,05.

Hasil penelitian indeks karies gigi kelompok vegetarian adalah 2,75 dan non-vegetarian 6,25. Berdasar analisis statistik, ditemukan terdapat perbedaan indeks karies yang sangat signifikan (p<0,01) antara komunitas vegetarian dan non-vegetarian.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan indeks karies antara komunitas vegetarian dan non-vegetarian. Ditunjukkan dengan indeks karies yang lebih rendah pada komunitas vegetarian daripada non-vegetarian.


(2)

v ABSTRACT

Dental caries is the most common dental and mouth disease, indicated by a prevalence of 95% in Indonesia. This prevalence rate generally increasing with age, based on 2007 national reports, and a significant increase of this disease was found in adolescence. Dental caries formed due to many factors, such as diet. Rich-fiber foods like fruits and vegetables, helps the process of self-cleaning during mastication. One dietary choice that mainly consumes fruits and vegetables in its menu is the vegetarian diet..

This study is an analytic research, using cross-sectional observation study as its method. There are 32 respondents from IVS and members of the temple, all are in of 15-19 years old age range consisting of 2 groups. 16 lifetime vegetarians and 16 non-vegetarians that are acquired by using purposive sampling method. Both groups filled out questionnaires and took intraoral examination to record the DMF score. Statistical analysis of this reasearch used independent T-test with α = 0.05.

The result for the vegetarian group’s dental caries index was 2.75 and the non-vegetarian was 6.25. Based on the statistical analysis, the result shows quite a significant difference of dental caries index (p<0,01) between the vegetarian group and non-vegetarian group.

The conclusion of this study is, there is a difference between vegetarian and non-vegetarian dental caries index. Showed by lower caries index in vegetarian group rather than non-vegetarian group.


(3)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1. 3 Maksud dan Tujuan ... 4

1.3.1 Maksud ... 4

1.3.2 Tujuan ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Manfaat Akademis ... 5


(4)

xi

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 5

1.5.1 Kerangka Pemikiran ...5

1.5.2 Hipotesis ... 7

1.5.2.1 Hipotesis Penelitian ...7

1.5.2.2 Hipotesis Statistik ...7

1.6 Metodologi Penelitian ... 7

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Anatomi Gigi ... 9

2.1.1 Bagian dan Lapisan Gigi ... 9

2.2 Karies Gigi ... 10

2.2.1 Definisi Karies ... 11

2.2.2 Etiologi Karies ... 12

2.2.2.1 Proses Terjadinya Karies ... 13

2.2.2.2 Teori karies ... 15

2.2.3 Faktor Resiko Karies... 16

2.2.3.1 Faktor Diet ... 17

2.2.4 Epidemiologi Karies ... 17

2.2.5 Metode Pemeriksaan Karies ... 19

2.3 Indeks DMF-T ... 20

2.3.1 Pengertian Indeks DMF-T ... 20


(5)

xii

2.3.3 Skala Pengukuran Indeks DMF-T ... 21

2.4 Vegetarian ... 21

2.4.1 Definisi Vegetarian ... 22

2.4.2 Sejarah Singkat Vegetarian ... 22

2.4.3 Klasifikasi Vegetarian ... 23

2.4.4 Manfaat Vegetarian ... 24

2.4.5 Perkembangan Vegetarian ... 26

2.4.6 Zat Gizi pada Diet Vegetarian ... 27

2.4.6.1 Sumber Zat Gizi Potensial ... 27

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 30

3.2 Desain Penelitian ... 31

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 31

3.3.1 Kriteria Inklusi ... 32

3.3.1.1 Kriteria Inklusi Kelompok Vegetarian ... 32

3.3.1.2 Kriteria Inklusi Kelompok Non Vegetarian ... 32

3.3.2 Kriteria Eksklusi ... 33

3.4 Variabel Penelitian ... 33

3.5 Definisi Operasional ... 34

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 35

3.7 Prosedur kerja ... 35


(6)

xiii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 37

4.1 Analisis Deskriptif ... 37

4.1.1 Karakteristik Responden ... 37

4.1.2 Distribusi Frekuensi ... 42

4.2 Analisis Statistik ... 47

4.2.1 Uji Normalitas ... 47

4.2.2 Uji Hipotesis ... 49

BAB VSIMPULAN DAN SARAN ... 50

5.1 Simpulan ... 50

5.2 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

LAMPIRAN... 54


(7)

xiv

DAFTAR TABEL

No Tabel Teks Halaman

Tabel 4.1 Skor dan Indeks DMF-T pada Kelompok Vegetarian ... 43 Tabel 4.2 Skor dan Indeks DMF-T pada Kelompok Non- vegetarian... 43 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Skor DMF-T antara

Responden Vegetarian dan Non-Vegetarian ... 45 Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas ... 48 Tabel 4.5 Hasil Uji T Tidak Berpasangan ... 49


(8)

xv

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Teks Halaman

Gambar 2.1 Bagian dan Lapisan Gigi ...9

Gambar 2.2 Etiologi Karies ...12

Gambar 2.3 Potongan Koronal Gigi yang Mengalami Karies ... 14

Gambar 2.4 Piramida Makanan Vegetarian ... 22

Gambar 2.5 Meat Free Monday - Salah Satu Program IVS ... 26

Gambar 3.1 Alat dan Bahan ... 31


(9)

xvi

DAFTAR DIAGRAM

No Diagram Teks Halaman

Diagram 4.1 Perbandingan Usia Responden

Vegetarian dan Non-vegetarian ... 38 Diagram 4.2 Perbandingan Jumlah Responden

Laki-laki dan Perempuan ...39 Diagram 4.3 Frekuensi Konsumsi Sayur dan Buah

pada Responden Vegetarian ...40 Diagram 4.4 Frekuensi Konsumsi Sayur dan Buah

pada Responden Non-vegetarian ... 40 Diagram 4.5 Frekuensi Konsumsi Cemilan

pada Responden Vegetarian ...41 Diagram 4.6 Frekuensi Konsumsi Cemilan

pada Responden Non-vegetarian ...42 Diagram 4.7 Perbedaan Indeks Karies


(10)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Teks Halaman

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik Penelitian ... 54

Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Penelitian di Vihara Maitreya Datu ... 55

Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian ... 56

Lampiran 4 Angket ... 57

Lampiran 5 Lembar pemeriksaan gigi ... 61

Lampiran 6 Informed Consent ... 62

Lampiran 7 Hasil Uji Statistik Kolmogorov Smirnov dan Independent-Sample T Test ... 63


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karies gigi atau yang biasanya dikenal masyarakat sebagai gigi berlubang, merupakan hasil, tanda, dan gejala dari demineralisasi jaringan keras gigi secara kimia, yang disebabkan asam organik dari metabolisme bakteri pada plak gigi yang menutupi permukaan gigi. Demineralisasi yang terus menerus tanpa disertai remineralisasi yang seimbang, dapat menyebabkan kerusakan jaringan keras gigi secara permanen. Kerusakan dapat meliputi enamel, dentin dan sementum. 1,2 Karies merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia, dimana karies gigi menempati peringkat keenam sebagai penyakit yang paling banyak diderita dengan persentase sebesar 95%. Etiologi karies gigi adalah multifaktorial, dimana terdapat empat faktor utama yaitu bakteri pada plak gigi, substrat, permukaan gigi (host) , dan waktu.3,4,5

Bakteri yang berperan dalam proses terjadinya karies gigi adalah Streptococcus mutans sebagai populasi utama bakteri kariogenik. Sedangkan Actinomyces viscus bersama dengan S. Sanguis dan S. Salivatorius adalah bakteri yang berperan pada terjadinya karies permukaan akar.6

Karies gigi dapat dicegah dengan berbagai cara yaitu dengan aplikasi fluoride, menjaga oral hygiene yang baik secara mekanis, kimia, ataupun kombinasi keduanya, serta menjaga pola makan. Pola makan dengan serat yang tinggi dapat mengurangi resiko terjadinya karies. Serat berasal dari sayur-sayuran dan


(12)

buah-2

buahan yang dapat membantu membersihkan permukaan gigi dari plak selama proses mastikasi. 3,7

Salah satu pola makan dengan kandungan serat yang tinggi, dimana seseorang hanya mengkonsumsi produk nabati adalah pola makan vegetarian. Vegetarian atau vegetarianisme merupakan aliran dimana penganutnya tidak mengkonsumsi produk hewani dan turunannya. Istilah vegetarian biasanya digunakan untuk menyebut seseorang yang hanya makan makanan yang berasal dari tumbuhan seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Sebelum tahun 1847, sekelompok orang yang tidak mengkonsumsi daging secara umum dikenal sebagai Pythagorean sesuai dengan Pythagoras Vegetarian pada jaman Yunani kuno. 8,9,10

Vegetarian terbagi kedalam beberapa tipe yaitu: 10 a. Vegan

Hanya mengkonsumsi produk nabati, tidak makan daging dan semua produk olahannya.

b. Lacto-vegetarian

Mengkonsumsi produk nabati, tidak mengkonsumsi telur, tetapi minum susu (hewani).

c. Ovo-vegetarian

Mengkonsumsi produk nabati, tidak mengkonsumsi daging atau produk olahannya, tetapi mengkonsumsi telur.

d. Lacto-ovo vegetarian

Mengkonsumsi produk nabati, tidak mengkonsumsi daging atau produk olahannya, tetapi mengkonsumsi telur dan susu.


(13)

3

e. Pesco-vegetarian

Pola makan semi-vegetarian karena masih mengkonsumsi makanan laut. f. Frutarian

Hanya mengkonsumsi buah-buahan, kacang-kacangan dan hasil tumbuhan lain.

g. Raw foodist

Mengkonsumsi makanan tanpa proses pematangan.

Pada penelitian di Bombay, India. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang dengan pola makan vegetarian memiliki indeks karies yang lebih rendah daripada orang-orang dengan pola makan vegetarian. Di Medan, Indonesia telah dilakukan penelitian serupa dan menunjukkan hasil yang sama yaitu orang-orang dengan pola makan vegetarian memiliki indeks karies yang lebih rendah dari orang-orang dengan pola makan non-vegetarian. Walaupun demikian, ada juga beberapa penelitian menyatakan bahwa tidak ada perbedaan indeks karies antara kedua golongan tersebut. Studi mengenai vegetarian di King Saud University, Saudi Arabia menujukkan indeks karies yang lebih tinggi. Kurangnya asupan vitamin D dan kalsium pada vegan dikatakan mempengaruhi tingkat kekerasan gigi, dan menjadi lebih rentan terhadap karies dan penyakit periodontal.9,11,12,13 Indeks karies pada usia remaja menunjukkan peningkatan yang paling tinggi dibandingkan kelompok usia yang lain. Hal ini disebabkan karena mineralisasi gigi permanen yang belum sempurna, pola makan yang buruk, faktor-faktor emosional dan hormonal yang mempengaruhi keadaan rongga mulut. Menurut WHO, usia remaja dikatakan berkisar antara 10-19 tahun. Alasan pemilihan usia


(14)

4

15-19 tahun adalah, pada usia 15 tahun diharapkan seluruh gigi sulung sudah digantikan oleh gigi permanen dan dalam keadaan erupsi sempurna.14,15

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditemukan identifikasi masalah yaitu :

Apakah terdapat perbedaan indeks karies antara komunitas vegetarian dengan non-vegetarian pada usia15-19 tahun di Vihara Maitreya Bandung.

1. 3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud

Maksud penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan indeks karies antara komunitas vegetarian dengan non-vegetarian pada usia 15-19 tahun di Vihara Maitreya Bandung.

1.3.2 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah indeks karies pada orang-orang dengan pola makan vegetarian lebih rendah atau lebih tinggi bila dibandingkan dengan pola makan non vegetarian pada usia 15-19 tahun di Vihara Maitreya Bandung.


(15)

5

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis

- Memberikan informasi tentang perbedaan indeks karies orang-orang dengan pola makan vegetarian dan non-vegetarian.

- Sebagai landasan penelitian berikutnya mengenai perbedaan indeks karies pada komunitas vegetarian dengan non-vegetarian usia 15-19 tahun.

1.4.2 Manfaat Praktis

- Dapat memberi pengetahuan tentang pengaruh pola makan vegetarian terhadap kesehatan rongga mulut pada masyarakat sehingga masyarakat dapat memilih pola makan vegetarian sebagai salah satu cara dalam mencegah karies gigi.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran

Karies merupakan penyakit yang paling sering terjadi di rongga mulut. Karies yang tidak dirawat atau tidak direstorasi dapat terus bertambah parah sehingga menyebabkan kerusakan jaringan periodontal, kerusakan pulpa, nyeri yang sangat dalam bahkan menjalar sampai kepala dan leher. Karies disebabkan oleh empat faktor utama yaitu gigi (host), waktu, dan bakteri serta substrat yang membentuk plak gigi.1,3


(16)

6

Plak merupakan substansi lengket yang berakumulasi pada permukaan gigi, terdiri dari musin yang merupakan derivat saliva, bakteri dan produknya, sering berperan sebagai penyebab karies serta inflamasi gingiva. Bakteri pada plak, menghasilkan produk metabolisme berupa asam laktat sehingga mengakibatkan kondisi asam dalam rongga mulut. Jaringan keras gigi yang senantiasa dikelilingi suasana asam, akan mengalami demineralisasi dan bila tidak disertai proses remineralisasi yang seimbang, dapat menyebabkan karies gigi.1,9

Karies gigi pada usia remaja menunjukkan indeks yang lebih tinggi dibandingkan kelompok usia yang lebih muda, seperti yang tercantum dalam laporan nasional riskesdas 2007 bahwa indeks karies meningkat seiring usia. Akan tetapi, peningkatan terlihat lebih signifikan pada kelompok usia remaja dibandingkan kelompok usia dewasa.16

Karies dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan gigi karena permukaan gigi yang tidak segara dibersihkan dari sisa-sisa makanan akan tertutup oleh plak. Plak yang dibiarkan terlalu lama pada permukaan gigi akan memicu pembentukan karies dan penyakit periodontal. Ada beberapa cara untuk menghilangkan plak yaitu secara mekanis, kimiawi, atau kombinasi mekanis-kimiawi. Pembersihan plak secara mekanis dapat dilakukan dengan mengunyah makanan berserat seperti sayur dan buah buahan.1,2

Serat yang dikonsumsi individu dengan pola makan vegetarian lebih tinggi daripada individu non-vegetarian. Penelitian Brodribb, et al. melaporkan bahwa rerata asupan serat pada vegetarian berkisar 40 gram per hari, lebih tinggi daripada asupan serat non vegetarian yang hanya sekitar 20 gram per hari.Serat


(17)

7

yang terkandung dalam sebagian besar menu makanan vegetarian dapat bermanfaat tidak hanya untuk proses pencernaan melainkan juga dalam rongga mulut sebagai substansi yang membantu membersihkan permukaan gigi selama proses mastikasi.5,8,9

1.5.2 Hipotesis

Hipotesis terdiri dari hipotesis penelitian dan hipotesis statistik 1.5.2.1 Hipotesis Penelitian

Terdapat perbedaan indeks karies antara komunitas vegetarian dengan non-vegetarian usia 15-19 tahun di Vihara Maitreya Bandung.

1.5.2.2 Hipotesis Statistik

H0 : Tidak terdapat perbedaan indeks karies antara komunitas vegetarian dan non-vegetarian.

H1 : Terdapat perbedaan indeks karies antara komunitas vegetarian dan non-vegetarian.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat analitik, karena untuk menggambarkan rerata dari kedua variabel dan mengetahui perbandingan antar variabel. Metode penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dimana observasi dilakukan pada saat itu

saja tanpa mempedulikan keadaan sebelum dan sesudah penelitian. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling karena


(18)

8

peneliti ingin membatasi kriteria subyek penelitian untuk menghilangkan faktor pengganggu semaksimal mungkin. Penelitian diawali dengan pengisian angket dan dilanjutkan pemeriksaan intra oral dan pencatatan data.17,18

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di sekretariat Komunitas Vegetarian Indonesia cabang Bandung yang bertempat di Vihara Maitreya Datu pada bulan Januari 2013 sampai April 2013.


(19)

50 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan, terdapat perbedaan indeks karies yang sangat signifikan antara komunitas vegetarian dengan non-vegetarian usia 15-19 tahun di Vihara Maitreya Bandung.

5.2 Saran

1. Konsumsi sayur dan buah yang tinggi serat dapat dijadikan salah satu cara dalam mencegah pembentukan karies.

2. Pada penelitian ini belum dibahas secara mendetail tentang penyebab tingginya skor DMF-T pada beberapa responden vegetarian sehingga perlu penelitian lebih lanjut tentang faktor lain yang dapat mempengaruhi skor dan indeks DMF-T pada vegetarian seperti :

− Perbandingan pH saliva antara individu vegetarian dan non-vegetarian.

− Perbandingan indeks plak antara indvidu vegetarian dan non-vegetarian.

3. Perlu penelitian lebih lanjut tentang gambaran indeks karies gigi sulung antara kelompok vegetarian dan non-vegetarian.


(20)

51

DAFTAR PUSTAKA

1. Fejerskov O, et.al. Dental caries: the disease and its clinical management. 2nd ed. Munksgaard : Blackwell; 2008: 4,5,50,70,125,164,198,492.

2. Moynihan PJ. The role of diet nutrition in the etiology and prevention of oral diseases. Bulletin of the World Health Organisation. 2005; 83: 694-699. Avaliable from: URL: http://www.who.int/bulletin/volumes/83/9/694.pdf 3. Moeis EF. Menuju sehat gigi dan mulut indonesia 2020. Jakarta: Dentamedia;

2004: 8.

4. Qualtrough AJE, Satterthwaite JD, Morrow LA, Brunton PA. Principles of operative dentistry. Munksgaard : Blackwell; 2005:14-15.

5. Noble S. Clinical textbook of dental hygiene and therapy.2nded. Munksgaard: Blackwell; 2006: 131-139.

6. Elliot VF, Steven AM. Dental secrets (restorative dentistry). 2nd ed. Philadelphia: Hanley & Belfus INC; 1999: 180-182.

7. Sriyono NW. Kumpulan naskah ilmiah 6, seri II ilmu kesehatan oral. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta : Badan Penerbit FKIK, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan; 2011: 46-53.

8. Mangels R. Nutrition. Vegetarian journal. 2004; 1: 1-3. Avaliable from: URL: http://www.vrg.org/nutrition/veganpregnancy.php

9. Damanik S, Prawira A. Status oral higiene dan karies gigi pada vegetarian dan non vegetarian di maha vihara maitreya medan. Dentica Dental Journal. 2010; 1 (15): 46-50.

10. Prameswari D. Hidup sehat ala vegetarian. Cipayung : Dunia Sehat; 2012: 5-10.

11. Sharma NC. Vegetarianism-From The Dentist’s Chair. Role of vegetarian diet in health and disease. 2010; 1-4. Avaliable from: URL: http://www.bhj.org/books/diets/chap16.htm

12. Sherfudhin H, Abdullah A, Shaik H, Johansson A. Indian vegetarian. Departement of Restorative Dental Science, College of Dentistry, King Saud University, Riyadh. Saudi Arabia. 1996; 54 (1) : 44-8.


(21)

52

13. Leibsohn. Know your teeth. Academy of General Dentistry. 2012.

Avaliable from: URL:

http://www.knowyourteeth.com/infobites/abc/article/?abc=D&iid=315&aid= 1273

14. Pinkham. Pediatric dentistry.4thed. St. Louis, Missouri : Elsevier; 2005: 656-657.

15. World Health Organization. Sexual and reproductive health. Avaliable

from: URL :

http://www.who.int/reproductivehealth/topics/ethics/adolescents_guide_serg/ en/

16. Triyono S. Laporan nasional riskesdas 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2008: 142-147.

17. Sopiyudin Dahlan. Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan, edisi 3. Jakarta : Salemba Medika; 2010: 87.

18. Sudigdo Sastroasmoro, Sofyan Ismael. Dasar dasar metodologi penelitian klinis, edisi 2. Jakarta : Sagung Seto; 2002: 24,67,97.

19. Norton NS. Netter’s head and neck anatomy for dentistry. Philadelphia: Elsevier; 2007: 361.

20. Nanci A. Ten cate’s oral histology : development, structure and function. 7th ed. St. Louis, Missouri : Mosby Elsevier; 2008: 141,192.

21. Stanley J, Nelson. Wheeler’s dental anatomy, physiology, and occlusion. 9th ed. St. Louis, Missouri : Elsevier; 2009: 31-33, 136, 157.

22. Mosby’s. Dental dictionary, 2nd ed. USA: Mosby Elsevier; 2007: 157.

23. Shaver, Hine, Levy. Shaver’s textbook of oral pathology. 6th ed. New Delhi : Elsevier; 2009: 420-423.

24. Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ. Sturdevant’s art and science of operative dentistry. 5thed. St. Louis, Missouri : Elsevier; 2006: 68.

25. Chandra S, et.al. Textbook of operative dentistry. New Delhi: Jitendar P Vij; 2007: 29-32.

26. Damien Walmsley, et.al. Restorative dentistry. 2nd ed. Churchill Livingstone :


(22)

53

27. Marya CM. A textbook of public health dentistry. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher; 2011: 98.

28. Faller RV. Assesment of oral health diagnostic techniques and validation Criteria. 17th ed. Switzerland: Karger; 2000:1-7.

29. Indirawati TN. Angka koreksi caries experience di kabupaten ketapang propinsi kalbar dan kabupaten kulon progo propinsi DIY. Jakarta: Pusat penelitian dan pengembangan kesehatan departemen kesehatan RI; 2010: 10-11.

30. Kusharisupeni, Asih Setiorini. Vegetarian gaya hidup sehat masa kini. Yogyakarta : Penerbit ANDI; 2000: 1-10.

31. Vegetarian food pyramid. Arizona State University: Departement of nutrition; 2002. Avaliable from: URL: http://www.gettinglean.com/veg.htm

32. Aden,R. Menjalani pola & gaya hidup sehat. Yogyakarta : Hanggar Kreator; 2010: 75-89.

33. Dwyer JT. Health aspects of vegetarian diets. The american journal of clinical nutrition. 2006; 65(1): 35-41.

Avaliable from: URL: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3046302

34. Vera puspita. Hidup sehat ala vegan. Klaten : Galmas Publisher; 2011: 16-63.

35. Almatsier, Sunita. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;

2002: 134-146.

36. Meat free monday. Indonesia vegetarian society; 2010. Avaliable from: URL: http://www.ivs-online.org/v2/news.php


(1)

7

yang terkandung dalam sebagian besar menu makanan vegetarian dapat bermanfaat tidak hanya untuk proses pencernaan melainkan juga dalam rongga mulut sebagai substansi yang membantu membersihkan permukaan gigi selama proses mastikasi.5,8,9

1.5.2 Hipotesis

Hipotesis terdiri dari hipotesis penelitian dan hipotesis statistik 1.5.2.1 Hipotesis Penelitian

Terdapat perbedaan indeks karies antara komunitas vegetarian dengan non-vegetarian usia 15-19 tahun di Vihara Maitreya Bandung.

1.5.2.2 Hipotesis Statistik

H0 : Tidak terdapat perbedaan indeks karies antara komunitas vegetarian dan non-vegetarian.

H1 : Terdapat perbedaan indeks karies antara komunitas vegetarian dan non-vegetarian.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat analitik, karena untuk menggambarkan rerata dari kedua variabel dan mengetahui perbandingan antar variabel. Metode penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dimana observasi dilakukan pada saat itu

saja tanpa mempedulikan keadaan sebelum dan sesudah penelitian. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling karena


(2)

8

peneliti ingin membatasi kriteria subyek penelitian untuk menghilangkan faktor pengganggu semaksimal mungkin. Penelitian diawali dengan pengisian angket dan dilanjutkan pemeriksaan intra oral dan pencatatan data.17,18

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di sekretariat Komunitas Vegetarian Indonesia cabang Bandung yang bertempat di Vihara Maitreya Datu pada bulan Januari 2013 sampai April 2013.


(3)

50 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan, terdapat perbedaan indeks karies yang sangat signifikan antara komunitas vegetarian dengan non-vegetarian usia 15-19 tahun di Vihara Maitreya Bandung.

5.2 Saran

1. Konsumsi sayur dan buah yang tinggi serat dapat dijadikan salah satu cara dalam mencegah pembentukan karies.

2. Pada penelitian ini belum dibahas secara mendetail tentang penyebab tingginya skor DMF-T pada beberapa responden vegetarian sehingga perlu penelitian lebih lanjut tentang faktor lain yang dapat mempengaruhi skor dan indeks DMF-T pada vegetarian seperti :

− Perbandingan pH saliva antara individu vegetarian dan non-vegetarian.

− Perbandingan indeks plak antara indvidu vegetarian dan non-vegetarian.

3. Perlu penelitian lebih lanjut tentang gambaran indeks karies gigi sulung antara kelompok vegetarian dan non-vegetarian.


(4)

51

DAFTAR PUSTAKA

1. Fejerskov O, et.al. Dental caries: the disease and its clinical management. 2nd ed. Munksgaard : Blackwell; 2008: 4,5,50,70,125,164,198,492.

2. Moynihan PJ. The role of diet nutrition in the etiology and prevention of oral diseases. Bulletin of the World Health Organisation. 2005; 83: 694-699. Avaliable from: URL: http://www.who.int/bulletin/volumes/83/9/694.pdf 3. Moeis EF. Menuju sehat gigi dan mulut indonesia 2020. Jakarta: Dentamedia;

2004: 8.

4. Qualtrough AJE, Satterthwaite JD, Morrow LA, Brunton PA. Principles of operative dentistry. Munksgaard : Blackwell; 2005:14-15.

5. Noble S. Clinical textbook of dental hygiene and therapy.2nded. Munksgaard:

Blackwell; 2006: 131-139.

6. Elliot VF, Steven AM. Dental secrets (restorative dentistry). 2nd ed. Philadelphia: Hanley & Belfus INC; 1999: 180-182.

7. Sriyono NW. Kumpulan naskah ilmiah 6, seri II ilmu kesehatan oral.

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta : Badan Penerbit FKIK, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan; 2011: 46-53.

8. Mangels R. Nutrition. Vegetarian journal. 2004; 1: 1-3. Avaliable from: URL:

http://www.vrg.org/nutrition/veganpregnancy.php

9. Damanik S, Prawira A. Status oral higiene dan karies gigi pada vegetarian dan non vegetarian di maha vihara maitreya medan. Dentica Dental Journal. 2010; 1 (15): 46-50.

10. Prameswari D. Hidup sehat ala vegetarian. Cipayung : Dunia Sehat; 2012: 5-10.

11. Sharma NC. Vegetarianism-From The Dentist’s Chair. Role of vegetarian diet in health and disease. 2010; 1-4. Avaliable from: URL: http://www.bhj.org/books/diets/chap16.htm

12. Sherfudhin H, Abdullah A, Shaik H, Johansson A. Indian vegetarian. Departement of Restorative Dental Science, College of Dentistry, King Saud University, Riyadh. Saudi Arabia. 1996; 54 (1) : 44-8.


(5)

52

13. Leibsohn. Know your teeth. Academy of General Dentistry. 2012.

Avaliable from: URL:

http://www.knowyourteeth.com/infobites/abc/article/?abc=D&iid=315&aid= 1273

14. Pinkham. Pediatric dentistry.4thed. St. Louis, Missouri : Elsevier; 2005: 656-657.

15. World Health Organization. Sexual and reproductive health. Avaliable

from: URL :

http://www.who.int/reproductivehealth/topics/ethics/adolescents_guide_serg/ en/

16. Triyono S. Laporan nasional riskesdas 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2008: 142-147.

17. Sopiyudin Dahlan. Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan, edisi 3. Jakarta : Salemba Medika; 2010: 87.

18. Sudigdo Sastroasmoro, Sofyan Ismael. Dasar dasar metodologi penelitian klinis, edisi 2. Jakarta : Sagung Seto; 2002: 24,67,97.

19. Norton NS. Netter’s head and neck anatomy for dentistry. Philadelphia: Elsevier; 2007: 361.

20. Nanci A. Ten cate’s oral histology : development, structure and function. 7th ed. St. Louis, Missouri : Mosby Elsevier; 2008: 141,192.

21. Stanley J, Nelson. Wheeler’s dental anatomy, physiology, and occlusion. 9th ed. St. Louis, Missouri : Elsevier; 2009: 31-33, 136, 157.

22. Mosby’s. Dental dictionary, 2nd ed. USA: Mosby Elsevier; 2007: 157.

23. Shaver, Hine, Levy. Shaver’s textbook of oral pathology. 6th ed. New Delhi : Elsevier; 2009: 420-423.

24. Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ. Sturdevant’s art and science of operative dentistry. 5thed. St. Louis, Missouri : Elsevier; 2006: 68.

25. Chandra S, et.al. Textbook of operative dentistry. New Delhi: Jitendar P Vij; 2007: 29-32.

26. Damien Walmsley, et.al. Restorative dentistry. 2nd ed. Churchill Livingstone : Elsevier; 2007: 57-63.


(6)

53

27. Marya CM. A textbook of public health dentistry. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher; 2011: 98.

28. Faller RV. Assesment of oral health diagnostic techniques and validation Criteria. 17th ed. Switzerland: Karger; 2000:1-7.

29. Indirawati TN. Angka koreksi caries experience di kabupaten ketapang propinsi kalbar dan kabupaten kulon progo propinsi DIY. Jakarta: Pusat penelitian dan pengembangan kesehatan departemen kesehatan RI; 2010: 10-11.

30. Kusharisupeni, Asih Setiorini. Vegetarian gaya hidup sehat masa kini. Yogyakarta : Penerbit ANDI; 2000: 1-10.

31. Vegetarian food pyramid. Arizona State University: Departement of nutrition; 2002. Avaliable from: URL: http://www.gettinglean.com/veg.htm

32. Aden,R. Menjalani pola & gaya hidup sehat. Yogyakarta : Hanggar Kreator; 2010: 75-89.

33. Dwyer JT. Health aspects of vegetarian diets. The american journal of clinical nutrition. 2006; 65(1): 35-41.

Avaliable from: URL: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3046302

34. Vera puspita. Hidup sehat ala vegan. Klaten : Galmas Publisher; 2011: 16-63.

35. Almatsier, Sunita. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2002: 134-146.

36. Meat free monday. Indonesia vegetarian society; 2010. Avaliable from: URL: http://www.ivs-online.org/v2/news.php