Pengaruh Ekstrak Etanol Coklat Hitam (Theobroma cacao L.) dan Olahraga Treadmill terhadap Koordinasi Motorik Mencit Swiss Webster Jantan.

(1)

iv ABSTRAK

PENGARUH EKSTRAK ETANOL COKLAT HITAM (Theobroma cacao L.) DAN OLAHRAGA TREADMILL TERHADAP

KOORDINASI MOTORIK MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN

Brigita De Vega, 2013. Pembimbing I: Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes. Pembimbing II: Dr. Iwan B., dr., MS., MM., M.Kes., AIF Koordinasi motorik yang baik sangat dibutuhkan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Koordinasi motorik dapat ditingkatkan dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan dan berefek stimulan otak seperti coklat hitam. Olahraga treadmill juga dapat meningkatkan koordinasi motorik.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol coklat hitam (EECH) dan olahraga treadmill (OT) terhadap koordinasi motorik mencit Swiss Webster jantan.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. Mencit sebanyak 25 ekor dibagi secara acak menjadi 5 kelompok. Kelompok EECH I, II, dan III diberi EECH dengan dosis 1,605 g/kg BB, 3,210 g/kg BB, dan 6,420 g/kg BB. Kelompok IV diberi Carboxymethyl Cellulose (CMC) 1 %. Kelompok V diberi perlakuan OT intensitas rendah selama 30 menit dengan 0 derajat inklinasi dan kecepatan 15m/menit. Perlakuan tersebut dilaksanakan selama 14 hari. Data yang diukur adalah koordinasi motorik, yaitu besar sudut luncur dalam derajat. Analisis data menggunakan uji ANOVA dilanjutkan dengan uji LSD dengan α= 0,05.

Hasil penelitian rerata besar sudut luncur kelompok EECH I (60,92o), EECH II (63,4o), EECH III (77,92o), dan OT (78,4o) dibandingkan dengan CMC 1% (71o) menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna dengan p masing-masing adalah 0,96, 0,203, 0,245, dan 0,215.

Simpulan penelitian adalah EECH dosis 1,605 g/kg BB, 3,210 g/kg BB, 6,420 g/kg BB, dan OT tidak meningkatkan koordinasi motorik mencit Swiss Webster jantan.


(2)

v ABSTRACT

THE EFFECT OF ETHANOL EXTRACT OF DARK CHOCOLATE (Theobroma cacao L.) AND TREADMILL EXERCISE ON MOTOR COORDINATION IN MALE SWISS WEBSTER MICE

Brigita De Vega, 2013. 1st Tutor: Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes. 2nd Tutor: Dr. Iwan B., dr., MS., MM., M.Kes., AIF

Excellent motor coordination is fundamentally needed in order to do normal daily life activities. Motor coordination can be increased by consuming food which is rich in antioxidants and has a brain stimulant effect such as dark chocolate. Treadmill exercise can also improve motor coordination.

The purpose of this study is to determine the effect of ethanol extract of dark chocolate (EECH) and treadmill exercise (OT) on motor coordination in male Swiss Webster mice.

This study was an experimental laboratory research. Twenty five mice were divided randomly into 5 groups. EECH group I, II, and III were given ethanol extract of dark chocolate with doses of 1.605 g/kg BW, 3.210 g/kg BW, and 6.420 g/kg BW. Group IV was given 1% Carboxymethyl Cellulose (CMC). Group V was treated with low intensity treadmill exercise (OT) for 30 minutes with 0 degree of inclination and velocity of 15m/mins. The treatments were conducted for 14 days. The measured data was motor coordination, which was the degree of sliding angle. The data was analyzed using ANOVA test followed by LSD test with α = 0,05.

The average value of the degree of sliding angle in EECH group I (60,92o), EECH group II (63,4o), EECH group III (77,92o), and OT (78,4o) showed no significant difference compared to 1% CMC (71o) with each p were 0,96, 0,203, 0,245, and 0,215.

These results suggest that EECH dose 1.605 g/kg BW, 3.210 g/kg BW, 6.420 g/kg BW, and treadmill exercise had no effect on increasing motor coordination in male Swiss Webster mice.

Keywords: motor coordination, ethanol extract of dark chocolate, treadmill exercise.


(3)

viii DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ...iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 4

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 4

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sinaps Sistem Saraf Pusat ... 5

2.1.1 Neurotransmiter ... 8

2.2 Bagian Sensorik pada Sistem Saraf... 9

2.2.1 Indera Posisi ... 9

2.2.2 Sensasi Vestibular dan Pemeliharaan Keseimbangan ... 10


(4)

ix

2.2.2.2 Makula, Utrikulus, dan Sakulus ... 11

2.2.2.3 Kanalis Semisirkularis ... 12

2.2.2.4 Faktor-Faktor Lain yang Berhubungan dengan Keseimbangan .... 12

2.2.2.5 Jaras Keseimbangan ... 14

2.2.4 Korteks Sensorik ... 16

2.3 Bagian Motorik pada Sistem Saraf ... 17

2.3.1 Penjalaran Sinyal dari Korteks Motorik ke Otot-Otot ... 19

2.3.2 Korteks Motorik ... 19

2.3.3 Peran Batang Otak dalam Mengatur Fungsi Motorik ... 22

2.3.3.1 Nuklei Retikular dan Nuklei Vestibular ... 23

2.3.4 Fungsi Motorik Medula Spinalis ... 24

2.3.5 Kontribusi Serebelum pada Pengaturan Motorik ... 25

2.3.5.1 Anatomi Serebelum ... 25

2.3.5.2 Sirkuit Neuron Serebelum ... 27

2.3.5.3 Vestibuloserebelum ... 30

2.3.5.4 Spinoserebelum ... 30

2.3.5.5 Serebroserebelum ... 30

2.3.6 Kontribusi Ganglia Basalis dalam Pengaturan Motorik... 31

2.3.6.1 Sirkuit Putamen ... 31

2.3.6.2 Sirkuit Kaudatus ... 32

2.3.6.3 Fungsi Bahan Neurotransmiter Spesifik pada Ganglia Basalis ... 33

2.4 Coklat Hitam (Theobroma cacao L.) ... 34

2.4.1 Taksonomi ... 34

2.4.2 Proses Pembuatan Cacao Menjadi Coklat ... 35

2.4.3 Kandungan dan Pengaruh Coklat Hitam (Theobroma cacao L.) terhadap Koordinasi Motorik ... 36

2.5 Olahraga ... 38

2.5.1 Sumber Energi ... 39

2.5.2 Sistem Metabolik Otot dalam Latihan ... 39

2.5.2.1 Sistem Energi Fosfokreatin-Kreatin ... 39


(5)

x

2.5.2.3 Sistem Aerobik ... 40

2.5.3 Olahraga dan Monoamin Otak ... 42

2.5.3.1 Sistem Dopamin ... 42

2.3.5.2 Sistem Noradrenalin ... 42

2.3.5.3 Sistem Serotonin ... 43

2.5.4 Pengaruh Olahraga Treadmill terhadap Koordinasi Motorik... 43

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat, Bahan dan Subjek Penelitian ... 44

3.1.1 Alat Penelitian ... 44

3.1.2 Bahan Penelitian ... 44

3.1.3 Subjek Penelitian ... 44

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 45

3.3 Metodologi Penelitian ... 45

3.3.1 Desain Penelitian ... 45

3.3.2 Variabel Penelitian ... 45

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 45

3.2.2.2 Definisi Operasional... 45

3.3.3 Besar Sampel Penelitian ... 46

3.3.4 Prosedur Penelitian ... 47

3.3.4.1 Persiapan Bahan Uji ... 47

3.3.4.2 Pembuatan Ekstrak Etanol Coklat Hitam (EECH) ... 47

3.3.5 Persiapan Hewan Coba ... 47

3.4 Prosedur Penelitian... 48

3.5 Metode Analisis ... 48

3.6 Aspek Etik Penelitian ... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitan ... 50

4.2 Pembahasan ... 52


(6)

xi BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 55

5.2 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN ... 60


(7)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis Sensasi yang Dijalarkan Sistem Kolumna Dorsalis – Lemniskus

Medialis dan Sistem Anterolateral ... 15

Tabel 2.2 Perbandingan Sistem Energi dan Ketahanan Waktu ... 41

Tabel 2.3 Sistem Energi yang Digunakan dalam Berbagai Jenis Olahraga ... 41

Tabel 4.1 Rerata Sudut Luncur ... 50


(8)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi fisiologi sebuah sinaps ... 6

Gambar 2.2 Tiga keadaan neuron ... 7

Gambar 2.3 Struktur sel rambut pada sakulus seekor katak ... 11

Gambar 2.4 Labirin membranasea manusia ... 12

Gambar 2.5 Jaras Keseimbangan ... 14

Gambar 2.6 Jaras kolumna dorsalis – lemniskus medialis ... 16

Gambar 2.7 Homonkulus Sensorik pada hemisfer serebri kanan ... 17

Gambar 2.8 Jalur somatomotorik untuk koordinasi dan kontrol pergerakan tubuh ... 19

Gambar 2.9 Homonkulus Motorik pada hemisfer serebri kanan ... 20

Gambar 2.10 Traktus kortikospinal & kortikobulbar ... 21

Gambar 2.11 Traktus rubrospinalis, traktus tektospinalis, traktus vestibulospinalis, traktus retikulospinalis medial dan lateral ... 22

Gambar 2.12 Lokasi nuklei retikular dan vestibular dalam batang otak ... 24

Gambar 2.13 Gambaran sisi lateral dari pembagian lobus-lobus dalam serebelum secara anatomik ... 25

Gambar 2.14 Bagian-bagian fungsional serebelum dipandang dari sudut posteroinferior ... 26

Gambar 2.15 Daerah-daerah proyeksi somatosensorik di korteks serebelar ... 27

Gambar 2.16 Traktus aferen utama yang menuju serebelum ... 28

Gambar 2.17 Traktus-traktus eferen utama yang berasal dari serebelum ... 29

Gambar 2.18 Sirkuit putamen ... 32

Gambar 2.19 Sirkuit kaudatus ... 33

Gambar 2.20 Theobroma cacao L. ... 35

Gambar 2.21 Produksi Coklat ... 35

Gambar 2.22 Sistem metabolisme yang penting dalam menyuplai energi untuk kontraksi otot selama latihan ... 39


(9)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Persetujuan Komisi Etik Penelitian ... 60

Lampiran 2. Tabel Berat Badan Mencit ... 61

Lampiran 3. Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Coklat Hitam ... 62

Lampiran 4. Tabel Hasil Pengukuran Besar Sudut Luncur ... 64

Lampiran 5. Hasil Uji Perhitungan Statistik ... 66


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Koordinasi motorik adalah fungsi harmonis bagian tubuh yang melibatkan pergerakan, termasuk gerakan motorik kasar, gerakan motorik halus, dan perencanaan motorik atau motor planning (“Motor Coordination”, 2009). Koordinasi motorik dibutuhkan dalam aktivitas sehari-hari seperti berjalan, mengetik, mengambil gelas, dan sebagainya sehingga gangguan koordinasi motorik dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang (Wuang, et al., 2012). Pemberian obat-obat seperti hipnotik-sedatif menyebabkan penurunan koordinasi motorik. Depresi sistem saraf pusat akibat pemberian obat-obat tersebut meningkatkan angka kejadian kecelakaan lalu lintas (Rudi Salan, 1998). Proses penuaan berhubungan dengan gangguan koordinasi motorik (Seidler, et al., 2002), peningkatan variabilitas gerakan (Darling, et al., 1989; Contreras-Vidal, et al., 1998), perlambatan gerakan (Diggles-Buckles, 1993), dan kelainan keseimbangan serta cara berjalan (Tang & Woollacott, 1996) dibandingkan dengan dewasa muda.

Dampak negatif dari penurunan koordinasi motorik akibat proses penuaan berhubungan dengan kemampuan lanjut usia untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Masalah keseimbangan dan cara berjalan menjadi masalah serius dan merupakan penyebab morbiditas utama pada lanjut usia. Sekitar 20-30% lanjut usia yang terjatuh mengalami cedera ringan hingga berat yang membatasi mobilitas serta menurunkan kualitas hidup mereka (Alexander, et al., 1992). Koordinasi motorik dapat menurun pada berbagai penyakit/kelainan, antara lain pada Developmental Coordination Disorder (DCD, yang dikenal juga dengan nama clumsiness, dyspraxia. Clumsiness adalah salah satu gangguan perkembangan yang ditandai dengan gangguan bermakna koordinasi motorik (Made Supartha, dkk., 2009).


(11)

2

Gangguan perkembangan motorik pada keadaan dyspraxia dapat menyebabkan berbagai gangguan aktivitas sehari-hari, yang tidak hanya memengaruhi gangguan koordinasi motoriknya saja, namun juga akan menimbulkan masalah dalam performa akademis, perilaku, dan emosi anak dibandingkan teman sebaya. Literatur menyebutkan clumsiness atau dyspraxia diperkirakan terjadi pada sekitar 6%-13% anak (Made Supartha, dkk., 2009). Literatur lain menyebutkan bahwa 1 dari 30 anak menderita dyspraxia (Gaines, et al., 2008).

Kelainan neurodegeneratif seperti Alzheimer's disease, Huntington's disease, dan Parkinson's disease ditandai dengan kehilangan atau kerusakan simetris selektif neuron otak pada sistem motorik, sensorik, dan kognitif

(“Neurodegenerative Disorder”, 2002) sehingga diduga dapat menyebabkan

penurunan koordinasi motorik. Adanya penurunan koordinasi motorik pada penderita penyakit neurodegeneratif dan angka kejadian yang semakin meningkat dari tahun ke tahun mengakibatkan semakin tingginya angka penurunan kualitas hidup penderita penyakit neurodegeneratif (Landrigan, et al., 2005).

Coklat hitam sudah sejak lama dipercaya memiliki manfaat dalam

menyembuhkan berbagai penyakit sehingga disebut sebagai “makanan para dewa”. Bangsa Eropa sejak abad ke-16 telah menggunakan coklat hitam sebagai obat penyakit kardiovaskuler, gastrointestinal, dan ginjal (Lippi, 2013). Penelitian terhadap manfaat coklat hitam telah banyak dilakukan, salah satunya yaitu manfaat terhadap fungsi kognitif otak. Negara-negara peraih Nobel terbanyak ternyata penduduknya memiliki kebiasaan mengonsumsi coklat yang banyak pula, contohnya Swiss (Messerli, 2012). Penelitian lain menunjukkan manfaat coklat hitam terhadap kesehatan otak yaitu sebagai neuroprotektor (Ramiro-Puig, et al., 2009).

Olahraga (exercise) akan meningkatkan performa fisik sehingga seseorang dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari dengan baik. Olahraga terbukti mengurangi frekuensi jatuh akibat ketidakseimbangan pada lansia karena efeknya terhadap fungsi kognitif otak (Sherrington & Henschke, 2012). Penelitian pengaruh exercise terhadap peningkatan koordinasi motorik telah dilakukan dan


(12)

3

didapat hasil bahwa olahraga treadmill memiliki fungsi neuroprotektif (Petzinger, et al., 2007).

1.2 Identifikasi masalah

1. Apakah coklat hitam (Theobroma cacao L.) meningkatkan koordinasi motorik.

2. Apakah olahraga treadmill meningkatkan koordinasi motorik.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah ingin mengetahui beberapa alternatif terapi untuk peningkatan koordinasi motorik.

Tujuan penelitian ini adalah.

1. Mengetahui efek ekstrak etanol coklat hitam (Theobroma cacao L.) terhadap peningkatan koordinasi motorik mencit Swiss Webster jantan;

2. Mengetahui efek olahraga treadmill terhadap peningkatan koordinasi motorik mencit Swiss Webster jantan.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis

Menambah wawasan dan pengetahuan di bidang farmakologi tanaman obat, khususnya coklat hitam (Theobroma cacao L.), dan olahraga treadmill terhadap koordinasi motorik.

1.4.2 Manfaat Praktis

Apabila terbukti dalam penelitian, dapat memberi informasi kepada masyarakat (terutama orang-orang dengan gangguan koordinasi motorik) bahwa coklat hitam (Theobroma cacao L.) dan olahraga treadmill dapat meningkatkan koordinasi motorik.


(13)

4

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran

Koordinasi motorik adalah fungsi harmonis bagian tubuh yang melibatkan pergerakan, termasuk gerakan motorik kasar, gerakan motorik halus, dan perencanaan motorik atau motor planning (“Motor Coordination”, 2009). Pengaturan sikap dan keseimbangan diperoleh secara spontan dari impuls sensorik yang berasal dari vestibular, visual, muskuloskeletal (proprioseptif) ditambah sensasi tekan dan raba, kemudian diproses di Sistem Saraf Pusat (Tungland, 2006).

Coklat hitam mengandung zat aktif yaitu triptofan, feniletilamin, anandamid, antioksidan procyanidin, kafein, teobromin, vitamin, dan mineral. Kafein, teobromin, dan feniletilamin pada coklat hitam menstimulasi Sistem Saraf Pusat (SSP) sehingga diduga dapat meningkatkan koordinasi motorik. Feniletilamin dapat merangsang pelepasan neurotransmiter dopamin, noradrenalin, dan ß -endorfin. Pelepasan dopamin di mesolimbik dapat meningkatkan transmisi sinyal untuk kontrol dan koordinasi gerakan motorik halus (Drake, et al., 2006). Coklat hitam yang mengandung epicatechin dapat berfungsi sebagai neuroprotektor dengan cara mengurangi produksi Reactive Oxygen Species (ROS) dan memodulasi aktivasi Mitogen-Activated Protein Kinases (MAPK), yang erat kaitannya dengan kematian sel (Ramiro-Puig, et al., 2009).

Penelitian pengaruh olahraga terhadap peningkatan koordinasi motorik telah dilakukan dan didapat hasil bahwa exercise memiliki fungsi neuroprotektif. Olahraga meningkatkan kadar dopamin sehingga meningkatkan transmisi sinyal untuk kontrol dan koordinasi gerakan motorik halus. Olahraga treadmill terbukti dapat meningkatkan performa motorik (keseimbangan dan koordinasi motorik) pada mencit dengan lesi pada ganglia basalis maupun pada mencit biasa melalui mekanisme peningkatan neurotransmisi dopamin (Petzinger, et al., 2007).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

1. Coklat hitam (Theobroma cacao L.) meningkatkan koordinasi motorik. 2. Olahraga treadmill meningkatkan koordinasi motorik.


(14)

55 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Coklat hitam (Theobroma cacao L.) tidak meningkatkan koordinasi motorik. 2. Olahraga treadmill tidak meningkatkan koordinasi motorik.

5.2 Saran

Penelitian pengaruh ekstrak etanol coklat hitam dan olahraga treadmill terhadap koordinasi motorik mencit Swiss Webster jantan perlu dilakukan dengan:

- Jumlah sampel yang lebih banyak; - Waktu yang lebih lama;

- Metode dan bentuk sediaan lain;

- Hewan coba yang diberi lesi pada ganglia basalis; - Hewan coba lain;


(15)

56

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, B., Rivara, F., & Wolf, M., 1992. The Cost and Frequency of Hospitalization for Fall-Related Injuries in Older Adults. American Journal of Public Health, 82 (7), pp. 1020–1023.

Cho, H., Shin, M., Song, W., Jun, T., Lim, B., Kim, Y., et al., 2013. Treadmill exercise alleviates short-term memory impairment in 6-hydroxydopamine-induced Parkinson’s rats. Journal of Exercise and Rehabilitation, 9 (3), pp. 354-361.

Chocolate & Health. 2012. Diunduh dari: www.allchocolate.com/health/basics/. [Diakses tanggal 4 Desember 2012].

Contreras-Vidal, J., Teulings, H., & Stelmach, G., 1998. Elderly Subjects Are Impaired in Spatial Coordination in Fine Motor Control. Acta Psychol (Amst), 100 (12), pp. 25–35.

Corti, R., Flammer, A. J., Hollenberg, N. K., & Luscher, T. F., 2009. Contemporary Reviews in Cardiovascular Medicine. Circulation, 119, pp. 1433-1441.

Dalby, A., 2003. Stimulants. Diunduh dari:

http://www.encyclopedia.com/topic/stimulant.aspx. [Diakses tanggal 4 November 2013].

Darling, W., Cooke, J., & Brown, S., 1989. Control of Simple Arm Movements in Elderly Humans. Neurobiological of Aging, 10 (2), pp. 149-157.

Diggles-Buckles, V., 1993. Age-Related Slowing. In: G. Stelmach & V. Homberg, eds. Sensorimotor Impairment in The Elderly. Norwell, MA: Kluwer Academic. pp.73-87.

Drake, R., Felbaum, D., Matthews, L., Reed, A., & Raudenbush, B., 2006. Effects of Chocolate Consumption on Enhancing Cognitive Performance. Appetite, 49 (1), p. 288.

Fitzgerald, M.J.T., Gruener, G., Mtui, E., 2012. Clinical Neuroanatomy and Neuroscience. 6th ed. Edinburgh: Saunders Elsevier.

Gaines, R., Missiuna, C., Egan, M., & McLean, J., 2008. Educational Outreach and Collaborative Care Enhances Physician's Perceived Knowledge about Developmental Coordination Disorder. BMC Health Services Research, 8 (21).


(16)

57

Ganong, W. F., 2005. Review of Medical Physiology (LANGE Basic Science). 22nd ed. United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC.

Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2011. Textbook of Medical Physiology. 12th ed. Philadeplphia, Pennsylvania, United State of America: Elsevier Saunders. Higgins, E. S., & George, M. S., 2007. Neuroscience of Clinical Psychiatry: The

Pathophysiology of Behavior and Mental Illness. 1st ed. Philadelphia, PA, USA: Lippincott Williams & Wilkins.

Hii, C., Law, C., Suzannah, S., Misnawi, & Cloke, M., 2009. Polyphenols in Cocoa (Theobroma cacao L.). Asian Journal of Food and Agro-Industry, 2 (4), pp. 702-722.

Kemas Ali Hanafiah, 2005. Prinsip Percobaan dan Perancangannya: Rancangan Percobaan Aplikatif. Aplikasi Kondisional Bidang Perkumanan, Peternakan, Perinakan, Industri, dan Hayati. Edisi I. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada, hlm. 10-12.

Kuribara, H., & Tadokoro, S., 1992. Behavioral Effects of Cocoa and Its Main Active Compound Theobromine: Evaluation by Ambulatory Activity and Discrete Avoidance in Mice. Arukoru Kenkyuto Yakubutsu Ison, 27, pp. 168-179.

Landrigan, P.J., Sonawane, B., Butler, R.N., Trasande, L., Callan, R., Droller, D., 2005. Early Environmental Origins of Neurodegenerative Disease in Later Life. Environmental Health Perspectives, 113 (9), pp. 1230-1233.

Laurence, D.R., Bacharach, A.L., 1964. Evaluation of Drug Activities: Pharmacometrics. London : Academic Press Inc.

Lippi, D., 2013. Chocolate in History: Food, Medicine, Medi-Food. Nutrients, 5, pp. 1573-1584.

Louis Tanuhadi, 2012. Chocology. Jakarta: Gramedia.

Made Supartha, Soetjiningsih, & Ardjana, I.G.A., 2009. Clumsiness. Sari Pediatri, 11 (1), hlm. 26-31.

Meeusen, R., & Meirleir, K. D., 1995. Exercise and Brain Neurotransmission. Sports Medicine, 20 (3), pp. 160-188.


(17)

58

Messaoudi, M., Bisson, J.F., Nejdi, A., Rozan, P., Javelot, H., 2008. Antidepressant-like effects of a cocoa polyphenolic extract in Wistar-Unilever rats. Nutritional Neuroscience, 11 (6), pp. 269-276.

Messerli, F.H., 2012. Chocolate Consumption, Cognitive Function, and Nobel Laureates. The New England Journal of Medicine, 367 (16), pp. 1562-2564. Meta Chan, 2012. The Miracle of Chocolate. Surabaya: Tibbun Media.

Mitchell, E., Slettenaar, M., Meer, N. v., Transler, C., Jans, L., Quadt, F., et al., 2011. Differential Contributions of Theobromine and Caffeine on Mood, Psychomotor Performance and Blood Pressure. Physiology & Behaviour, 104, pp. 816-822.

"Motor Coordination". Mosby's Medical Dictionary. 2009. 8th ed. St Louis, MO: Mosby/Elsevier. Diunduh dari:

http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/Motor-coordination. [Diakses tanggal 4 Agustus 2013].

Motohashi, N., Nakagawara, M., Semba, J., Ishii, K., Watanaba, A., & Kariya, T., 1983. Effect of Beta-Phenylethylamine on Locomotor Activity and Brain Catecholamine Metabolism in Mice. Yakubutsu Seishin Kodo, 3 (2), pp. 67-75. "Neurodegenerative Disorder". McGraw-Hill Concise Dictionary of Modern

Medicine. 2002. 1st ed. New York: McGraw-Hill. Diunduh dari: http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/Neurodegenerative+disorder. [Diakses tanggal 4 Agustus 2013].

Palupi Widyastuti & Hardiyant E.A., 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Medical Publisher.

Petzinger, G. M., Walsh, J. P., Akopian, G., Hogg, E., Abernathy, A., Arevalo, P., et al., 2007. Effects of Treadmill Exercise on Dopaminergic Transmission in the 1-Methyl-4-Phenyl-1,2,3,6-Tetrahydropyridine-Lesioned Mouse Model of Basal Ganglia Injury. The Journal of Neuroscience, 27 (20), pp. 5291–5300. Plants Profile. 2012. Diunduh dari:

http://plants.usda.gov/core/profile?symbol=THCA. [Diakses tanggal 29 Oktober 2013].

Ramiro-Puig, E., Casadesus, G., Lee, H.-g., Zhu, X., McShea, A., Perry, G., et al., 2009. Neuroprotective Effect of Cocoa Flavonids on In Vitro Oxidative Stress. European Journal of Nutrition, 48, pp. 54-61.


(18)

59

Rudi Salan, 1998. Terapi Medisinal pada Insomnia. Diunduh dari: http://www.kalbefarma.com/files/cdk/fles/53_06_TerapiMedisinalpadaInsomni a.html. [Diakses tanggal 20 Mei 2006].

Seidler, R., Alberts, J., & Stelmach, G., 2002. Changes in Multi-Joint Performance with Age. Motor Control, 6 (1), pp. 19–31.

Sherrington, C. & Henschke, N., 2012. Why does exercise reduce falls in older people? Unrecognised contributions to motor control and cognition? Diunduh dari: http://bjsm.bmj.com/content/early/2012/07/18/bjsports-2012-091295.extract. [Diakses tanggal 17 Desember 2013].

Tang, P., & Woollacott, M., 1996. Balance Control in The Elderly. In: A. Bronstein, T. Brandt, & M. Woollacott, eds. Clinical Disorders of Balance, Posture and Gait. London: Arnold.

Tortora, G. J., & Derrickson, B., 2009. Principles of Anatomy and Physiology 12th ed. Hoboken, United States of America: John Wiley & Sons, Inc.

Tungland, 2006. Keeping Our Balance. Diunduh dari:

http://www.tinnitus.org.uk/information/info%20sheets/pdf/keeping_our_balanc e.pdf. [Diakses tanggal 3 Agustus 2006].

Turner, R.A., 1965. Depressants of the Central Nervous System. In : Screening Methods in Pharmacology. New York : Academic Press. p.69-70.

USDA, 2013. The PLANTS Database. National Plant Data Team, Greensboro,

NC 27401-4901 USA. Diunduh dari:

http://plants.usda.gov/java/largeImage?imageID=thca_004_ahp.tif. [Diakses tanggal 27 November 2013].

Vauzour, D., Vafeiadou, K., Rodriguez-Mateos, A., Rendeiro, C., & Spencer, J. P., 2008. The Neuroprotective Potential of Flavonoids: A Multiplicity of Effects. Genes & Nutrition, 3, pp. 115-126.

WHO, 2004. Neuroscience of Psychoactive Substance Use and Dependence. Geneva, Switzerland: World Health Organization.

Winston, A. P., Hardwick, E., & Jaberi, N., 2005. Neuropsychiatric Effects of Caffeine. Advances in Psychiatric Treatment, 11, pp. 432-439.

Wuang, Y. P., Wang, C. C., & Huang, M. H., 2012. Health-Related Quality of Life in Children With Developmental Coordination Disorder and Their Parents. OTJR:Occupation, Participation and Health, 32 (4), pp. 142-150.


(1)

4

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran

Koordinasi motorik adalah fungsi harmonis bagian tubuh yang melibatkan pergerakan, termasuk gerakan motorik kasar, gerakan motorik halus, dan perencanaan motorik atau motor planning (“Motor Coordination”, 2009). Pengaturan sikap dan keseimbangan diperoleh secara spontan dari impuls sensorik yang berasal dari vestibular, visual, muskuloskeletal (proprioseptif) ditambah sensasi tekan dan raba, kemudian diproses di Sistem Saraf Pusat (Tungland, 2006).

Coklat hitam mengandung zat aktif yaitu triptofan, feniletilamin, anandamid, antioksidan procyanidin, kafein, teobromin, vitamin, dan mineral. Kafein, teobromin, dan feniletilamin pada coklat hitam menstimulasi Sistem Saraf Pusat (SSP) sehingga diduga dapat meningkatkan koordinasi motorik. Feniletilamin dapat merangsang pelepasan neurotransmiter dopamin, noradrenalin, dan ß -endorfin. Pelepasan dopamin di mesolimbik dapat meningkatkan transmisi sinyal untuk kontrol dan koordinasi gerakan motorik halus (Drake, et al., 2006). Coklat hitam yang mengandung epicatechin dapat berfungsi sebagai neuroprotektor dengan cara mengurangi produksi Reactive Oxygen Species (ROS) dan memodulasi aktivasi Mitogen-Activated Protein Kinases (MAPK), yang erat kaitannya dengan kematian sel (Ramiro-Puig, et al., 2009).

Penelitian pengaruh olahraga terhadap peningkatan koordinasi motorik telah dilakukan dan didapat hasil bahwa exercise memiliki fungsi neuroprotektif. Olahraga meningkatkan kadar dopamin sehingga meningkatkan transmisi sinyal untuk kontrol dan koordinasi gerakan motorik halus. Olahraga treadmill terbukti dapat meningkatkan performa motorik (keseimbangan dan koordinasi motorik) pada mencit dengan lesi pada ganglia basalis maupun pada mencit biasa melalui mekanisme peningkatan neurotransmisi dopamin (Petzinger, et al., 2007).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

1. Coklat hitam (Theobroma cacao L.) meningkatkan koordinasi motorik. 2. Olahraga treadmill meningkatkan koordinasi motorik.


(2)

55 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Coklat hitam (Theobroma cacao L.) tidak meningkatkan koordinasi motorik. 2. Olahraga treadmill tidak meningkatkan koordinasi motorik.

5.2 Saran

Penelitian pengaruh ekstrak etanol coklat hitam dan olahraga treadmill terhadap koordinasi motorik mencit Swiss Webster jantan perlu dilakukan dengan:

- Jumlah sampel yang lebih banyak; - Waktu yang lebih lama;

- Metode dan bentuk sediaan lain;

- Hewan coba yang diberi lesi pada ganglia basalis; - Hewan coba lain;


(3)

56

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, B., Rivara, F., & Wolf, M., 1992. The Cost and Frequency of Hospitalization for Fall-Related Injuries in Older Adults. American Journal of Public Health, 82 (7), pp. 1020–1023.

Cho, H., Shin, M., Song, W., Jun, T., Lim, B., Kim, Y., et al., 2013. Treadmill exercise alleviates short-term memory impairment in 6-hydroxydopamine-induced Parkinson’s rats. Journal of Exercise and Rehabilitation, 9 (3), pp. 354-361.

Chocolate & Health. 2012. Diunduh dari: www.allchocolate.com/health/basics/. [Diakses tanggal 4 Desember 2012].

Contreras-Vidal, J., Teulings, H., & Stelmach, G., 1998. Elderly Subjects Are Impaired in Spatial Coordination in Fine Motor Control. Acta Psychol (Amst), 100 (12), pp. 25–35.

Corti, R., Flammer, A. J., Hollenberg, N. K., & Luscher, T. F., 2009. Contemporary Reviews in Cardiovascular Medicine. Circulation, 119, pp. 1433-1441.

Dalby, A., 2003. Stimulants. Diunduh dari:

http://www.encyclopedia.com/topic/stimulant.aspx. [Diakses tanggal 4 November 2013].

Darling, W., Cooke, J., & Brown, S., 1989. Control of Simple Arm Movements in Elderly Humans. Neurobiological of Aging, 10 (2), pp. 149-157.

Diggles-Buckles, V., 1993. Age-Related Slowing. In: G. Stelmach & V. Homberg, eds. Sensorimotor Impairment in The Elderly. Norwell, MA: Kluwer Academic. pp.73-87.

Drake, R., Felbaum, D., Matthews, L., Reed, A., & Raudenbush, B., 2006. Effects of Chocolate Consumption on Enhancing Cognitive Performance. Appetite, 49 (1), p. 288.

Fitzgerald, M.J.T., Gruener, G., Mtui, E., 2012. Clinical Neuroanatomy and Neuroscience. 6th ed. Edinburgh: Saunders Elsevier.

Gaines, R., Missiuna, C., Egan, M., & McLean, J., 2008. Educational Outreach and Collaborative Care Enhances Physician's Perceived Knowledge about Developmental Coordination Disorder. BMC Health Services Research, 8 (21).


(4)

57

Ganong, W. F., 2005. Review of Medical Physiology (LANGE Basic Science). 22nd ed. United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC.

Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2011. Textbook of Medical Physiology. 12th ed. Philadeplphia, Pennsylvania, United State of America: Elsevier Saunders. Higgins, E. S., & George, M. S., 2007. Neuroscience of Clinical Psychiatry: The

Pathophysiology of Behavior and Mental Illness. 1st ed. Philadelphia, PA, USA: Lippincott Williams & Wilkins.

Hii, C., Law, C., Suzannah, S., Misnawi, & Cloke, M., 2009. Polyphenols in Cocoa (Theobroma cacao L.). Asian Journal of Food and Agro-Industry, 2 (4), pp. 702-722.

Kemas Ali Hanafiah, 2005. Prinsip Percobaan dan Perancangannya: Rancangan Percobaan Aplikatif. Aplikasi Kondisional Bidang Perkumanan, Peternakan, Perinakan, Industri, dan Hayati. Edisi I. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada, hlm. 10-12.

Kuribara, H., & Tadokoro, S., 1992. Behavioral Effects of Cocoa and Its Main Active Compound Theobromine: Evaluation by Ambulatory Activity and Discrete Avoidance in Mice. Arukoru Kenkyuto Yakubutsu Ison, 27, pp. 168-179.

Landrigan, P.J., Sonawane, B., Butler, R.N., Trasande, L., Callan, R., Droller, D., 2005. Early Environmental Origins of Neurodegenerative Disease in Later Life. Environmental Health Perspectives, 113 (9), pp. 1230-1233.

Laurence, D.R., Bacharach, A.L., 1964. Evaluation of Drug Activities: Pharmacometrics. London : Academic Press Inc.

Lippi, D., 2013. Chocolate in History: Food, Medicine, Medi-Food. Nutrients, 5, pp. 1573-1584.

Louis Tanuhadi, 2012. Chocology. Jakarta: Gramedia.

Made Supartha, Soetjiningsih, & Ardjana, I.G.A., 2009. Clumsiness. Sari Pediatri, 11 (1), hlm. 26-31.

Meeusen, R., & Meirleir, K. D., 1995. Exercise and Brain Neurotransmission. Sports Medicine, 20 (3), pp. 160-188.


(5)

58

Messaoudi, M., Bisson, J.F., Nejdi, A., Rozan, P., Javelot, H., 2008. Antidepressant-like effects of a cocoa polyphenolic extract in Wistar-Unilever rats. Nutritional Neuroscience, 11 (6), pp. 269-276.

Messerli, F.H., 2012. Chocolate Consumption, Cognitive Function, and Nobel Laureates. The New England Journal of Medicine, 367 (16), pp. 1562-2564. Meta Chan, 2012. The Miracle of Chocolate. Surabaya: Tibbun Media.

Mitchell, E., Slettenaar, M., Meer, N. v., Transler, C., Jans, L., Quadt, F., et al., 2011. Differential Contributions of Theobromine and Caffeine on Mood, Psychomotor Performance and Blood Pressure. Physiology & Behaviour, 104, pp. 816-822.

"Motor Coordination". Mosby's Medical Dictionary. 2009. 8th ed. St Louis, MO: Mosby/Elsevier. Diunduh dari:

http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/Motor-coordination. [Diakses tanggal 4 Agustus 2013].

Motohashi, N., Nakagawara, M., Semba, J., Ishii, K., Watanaba, A., & Kariya, T., 1983. Effect of Beta-Phenylethylamine on Locomotor Activity and Brain Catecholamine Metabolism in Mice. Yakubutsu Seishin Kodo, 3 (2), pp. 67-75. "Neurodegenerative Disorder". McGraw-Hill Concise Dictionary of Modern

Medicine. 2002. 1st ed. New York: McGraw-Hill. Diunduh dari: http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/Neurodegenerative+disorder. [Diakses tanggal 4 Agustus 2013].

Palupi Widyastuti & Hardiyant E.A., 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Medical Publisher.

Petzinger, G. M., Walsh, J. P., Akopian, G., Hogg, E., Abernathy, A., Arevalo, P., et al., 2007. Effects of Treadmill Exercise on Dopaminergic Transmission in the 1-Methyl-4-Phenyl-1,2,3,6-Tetrahydropyridine-Lesioned Mouse Model of Basal Ganglia Injury. The Journal of Neuroscience, 27 (20), pp. 5291–5300. Plants Profile. 2012. Diunduh dari:

http://plants.usda.gov/core/profile?symbol=THCA. [Diakses tanggal 29 Oktober 2013].

Ramiro-Puig, E., Casadesus, G., Lee, H.-g., Zhu, X., McShea, A., Perry, G., et al., 2009. Neuroprotective Effect of Cocoa Flavonids on In Vitro Oxidative Stress. European Journal of Nutrition, 48, pp. 54-61.


(6)

59

Rudi Salan, 1998. Terapi Medisinal pada Insomnia. Diunduh dari: http://www.kalbefarma.com/files/cdk/fles/53_06_TerapiMedisinalpadaInsomni a.html. [Diakses tanggal 20 Mei 2006].

Seidler, R., Alberts, J., & Stelmach, G., 2002. Changes in Multi-Joint Performance with Age. Motor Control, 6 (1), pp. 19–31.

Sherrington, C. & Henschke, N., 2012. Why does exercise reduce falls in older people? Unrecognised contributions to motor control and cognition? Diunduh dari: http://bjsm.bmj.com/content/early/2012/07/18/bjsports-2012-091295.extract. [Diakses tanggal 17 Desember 2013].

Tang, P., & Woollacott, M., 1996. Balance Control in The Elderly. In: A. Bronstein, T. Brandt, & M. Woollacott, eds. Clinical Disorders of Balance, Posture and Gait. London: Arnold.

Tortora, G. J., & Derrickson, B., 2009. Principles of Anatomy and Physiology 12th ed. Hoboken, United States of America: John Wiley & Sons, Inc.

Tungland, 2006. Keeping Our Balance. Diunduh dari: http://www.tinnitus.org.uk/information/info%20sheets/pdf/keeping_our_balanc e.pdf. [Diakses tanggal 3 Agustus 2006].

Turner, R.A., 1965. Depressants of the Central Nervous System. In : Screening Methods in Pharmacology. New York : Academic Press. p.69-70.

USDA, 2013. The PLANTS Database. National Plant Data Team, Greensboro,

NC 27401-4901 USA. Diunduh dari:

http://plants.usda.gov/java/largeImage?imageID=thca_004_ahp.tif. [Diakses tanggal 27 November 2013].

Vauzour, D., Vafeiadou, K., Rodriguez-Mateos, A., Rendeiro, C., & Spencer, J. P., 2008. The Neuroprotective Potential of Flavonoids: A Multiplicity of Effects. Genes & Nutrition, 3, pp. 115-126.

WHO, 2004. Neuroscience of Psychoactive Substance Use and Dependence. Geneva, Switzerland: World Health Organization.

Winston, A. P., Hardwick, E., & Jaberi, N., 2005. Neuropsychiatric Effects of Caffeine. Advances in Psychiatric Treatment, 11, pp. 432-439.

Wuang, Y. P., Wang, C. C., & Huang, M. H., 2012. Health-Related Quality of Life in Children With Developmental Coordination Disorder and Their Parents. OTJR:Occupation, Participation and Health, 32 (4), pp. 142-150.