Pengaruh Ekstrak Etanol Umbi Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Perilaku Seksual Mencit Swiss Webster Jantan.
iv
ABSTRAK
PENGARUH EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG MERAH (Allium cepa L.)TERHADAP PERILAKU SEKSUAL
MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN
Jessica Wiguna Tanusasmita, 2011; Pembimbing I: Dr. Sugiarto Puradisastra dr., M. Kes;
Pembimbing II: Fen Tih dr., M. Kes.
Fungsi seksual merupakan hal yang penting dalam kehidupan setiap individu dan pasangannya. Disfungsi seksual dapat menimbulkan turunnya kepercayaan diri, ketidakpuasan pasangan, infertilitas, bahkan retaknya hubungan rumah tangga. Disfungsi ereksi (DE) merupakan disfungsi seksual yang paling sering terjadi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek ekstrak umbi bawang merah (EUBM) terhadap perilaku seksual mencit Swiss-Webster jantan
Penelitian menggunakan 25 mencit Swiss-Webster jantan yang dikelompokkan secara acak ke dalam 5 kelompok (n=5). Kelompok 1 diberikan dosis 520mg/kgBB EUBM, kelompok 2-1040mg/kgBB EUBM, kelompok 3- 2080mg/kgBB EUBM, kelompok 4-kontrol negative larutan CMC 1%, dan kelompok pembanding-Sildenafil 5mg/KgBB. Perlakuan diberikan selama 7 hari dengan pengamatan dilakukan pada hari ketiga, kelima dan ketujuh. Data yang diukur adalah jumlah introducing dan mounting selama 30 menit. Analisis data menggunakan One Way ANOVA dilanjutkan Tukey HSD dengan nilai α = 0,05 menggunakan program komputer.
Hasil penelitian menunjukkan rerata introducing pada hari ketiga, kelima,dan ketujuh EUBM 1(241,2), EUBM 2(206,4), dan EUBM 3(178,6). Kelompok EUBM berbeda sangat bermakna dibandingkan kelompok kontrol dengan p=0,000 p=0,000, dan p=0,000. Rerata mounting tidak berbeda bermakna dibandingkan kelompok kontrol dengan nilai p=0,062, p=0,816, dan p=0,882
Simpulan EUBM dosis 520mg/kgBB, 1040mg/kgBB, dan 2080mg/kgBB meningkatkan perilaku seksual.
(2)
v
ABSTRACT
THE EFFECTS OF ETHANOL EXTRACT OF RED ONION (Allium cepa L.) ON
SEXUAL BEHAVIOUR OF MALE SWISS-WEBSTER WHITE MICE
Jessica Wiguna Tanusasmita, 2011; Tutor I: Dr. Sugiarto Puradisastra dr., M.Kes.
Tutor II: Fen Tih dr., M. Kes.
Sexual function is an important basic need for everyone and his/ her partner. Therefore, sexual disfunction can cause low self-esteem, partner’s dissatisfaction, infertility, and unhappy marriage. Erection disfunction is the most common problem found in sexual disfunction. The purpose of this research was to know the effects of red onion ethanol extract to sexual behaviour of male swiss Webster white mice.
The method of this research was to randomly divide 25 male swiss-webster white mice into 5 different groups (n=5). Group I was given the dosage of the red onion extract 520mg/kgBW, group 2-1040mg/kgBW, group 3 2080mg/kgBW, control- CMC 1% ,and the standard of comparison groups- sildenafil citrate 5mg/kgBW. The research required 7 days, among which the observation would be on the 3rd, 5th, and 7th days. The data observed were introducing and mounting behaviour in 30 minutes. Data was analyzed by One Way ANOVA method continued with Tukey HSD with α = 0,05 using computer program.
The results showing the means of introducing behavior from the 3rd,5th, and 7th days were EUBM 1(241,2), EUBM 2(206,4), EUBM 3(178,6). These were very significant for introducing behavior compared to control group with p=0,000, p=0,000, and p=0,000. As for mounting, the results were not significant with p=0,062, p=0,816, dan p=0,882.
The conclusion was EUBM 1, EUBM 2, and EUBM 3 increased white mouse’s introducing behaviour.
(3)
vi DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL……… i
LEMBAR PERSETUJUAN………. ii
SURAT PERNYATAAN……….. iii
ABSTRAK……….. iv
ABSTRACT……… v
KATA PENGANTAR……… vi
DAFTAR ISI………... viii
DAFTAR GAMBAR……….. xi
DAFTAR TABEL……….. xii
DAFTAR GRAFIK……… xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang……… 1
1.2. Identifikasi Masalah……… 2
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian……… 2
1.4. Manfaat Penelitian……….. 2
1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis………. 3
1.5.1. Kerangka Pemikiran………. 3
1.5.2. Hipotesis……….. 4
1.5.3. Metodologi Penelitian……….. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Sistem Reproduksi Pria……… 6
2.1.1. Genitalia Eksterna Pria……….. 6
2.1.2. Genitalia Interna Pria………. 8
2.1.3. Persyarafan dan Perdarahan Genitalia Pria……… 11
2.1.3.1. Persyarafan……… 11
2.1.3.2. Perdarahan………. 13
2.2. Fisiologi Sistem Reproduksi Pria………. 14
2.2.1. Peran Hormon dalam Perilaku Seksual……….. 14
2.2.2. Peran Sistem Syaraf Pusat terhadap Mekanisme Ereksi… 15
2.2.2.1. Sistem Limbik……… 15
(4)
vii
2.2.2.3. Amigdala……… 17
2.2.2.4. Hippocampus……….. 18
2.2.2.5. Jalur Supraspinal dan Pusat……… 18
2.2.3. Sistem Syaraf Perifer terhadap Mekanisme Ereksi………. 18
2.2.3.1. Corpus Cavernosa………... 19
2.2.3.2. Corpus Spongiosum dan Glans Penis………. 20
2.2.4. Ereksi……….. 20
2.2.4.1. Jalur Perifer………. 20
2.2.4.2. Jalur Otonom……….. 21
2.2.4.3. Jalur Somatis………... 21
2.2.5. Aktivasi Sistem Neural pada Saat Kegiatan Seksual…….. 22
2.2.6. Mekanisme Molekular Kontraksi Otot Polos………. 23
2.2.7. Jalur RhoA/Rho kinase pathway: Jalur Sensitasi Calcium.. 24
2.3. Libido……… 25
2.4. Klasifikasi Disfungsi Ereksi………. 25
2.5. Sexual Response Cycle……….. 27
2.6. Bawang Merah(Allium cepa L.)……….. 29
2.6.1. Nama Tanaman……….. 29
2.6.2. Taksonomi Tanaman……….. 29
2.6.3. Keterangan Tanaman………. 30
2.7. Kandungan Umbi Bawang Merah Terhadap Perilaku Seksual... 33
2.8. Sildenafil Sitrat………... 33
2.8.1. Mekanisme Kerja Sildenafil Sitrat……… 34
2.8.2. Sediaan Sildenafil Sitrat……… 34
2.8.3. Efek Samping Sildenafil Sitrat………. 34
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Penelitian………... 36
3.1.1. Bahan Penelitian……… 36
3.2.2. Alat Penelitian………... 36
3.2. Persiapan Penelitian……… 36
3.2.1. Hewan coba………... 36
3.2.2. Persiapan Bahan Uji……….. 37
3.2.3. Lokasi dan Waktu Penelitian………. 37
3.3. Metode Penelitian……… 37
3.3.1. Desain Penelitian………... 37
3.3.2. Variabel Penelitian……… 38
3.3.3. Difinisi Operasional……….. 38
3.3.4. Metode Penarikan Sampel……… 39
(5)
viii
3.3.6. Prosedur Penelitian……….. 39
3.3.7. Analisis data……… 40
3.3.8. Kriteria Uji………... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian……….. 41
4.1.1. Introducing hari ketiga……… 41
4.1.2. Introducing hari kelima……… 43
4.1.3. Introducing hari ketujuh………. 45
4.1.4. Rerata hasil introducing hari ketiga, kelima, dan ketujuh 47
4.1.5. Mounting hari ketiga……… 50
4.1.6. Mounting hari kelima………... 51
4.1.7. Mounting hari ketujuh……….. 52
4.1.8. Rerata hasil mounting hari ketiga, kelima, dan ketujuh.. 53
4.2. Pembahasan……… 55
4.3. Uji Hipotesis………... 57
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan……….. 59
5.2. Saran……….... 59
DAFTAR PUSTAKA……… 60
LAMPIRAN………... 62
(6)
62
LAMPIRAN
LAMPIRAN I :PERHITUNGAN DOSIS Perhitungan dosis ekstrak umbi bawang merah
Untuk manusia 70 kg = 4000-5000 mg
Dikonversi untuk mencit 20 gram = 0,0026 x 4000 mg = 10,4 mg Bila rerata berat mencit 25 g =25/20 x 10,4 mg = 13 mg Dosis per KgBB = 1000/20 x 10,4 mg = 520 mg/kgBB
Dosis I = 520mg/kgBB
Dosis II =1040mg/kgBB
Dosis III =2080mg/kgBB
Perhitungan dosis I = 1000/20 x 10,4 mg = 520 mg/kgBB Perhitungan dosis II = 2 x dosis I
=2 x 10,4 = 20,8 mg
=1000/20 x 20,8 mg =1040 mg/kgBB Perhitungan dosis III =2 x dosis II
=2 x 20,8 = 40,16 mg
=1000/20 x 40,16 mg =2080 mg/kgBB
Perhitungan dosis Sildenafil sitrat
Kandungan 1 tablet Sildenafil Sitrat (1 tablet) :50mg
Dosis efektif untuk mencit :5mg/kgBB mencit
(Tajuddin, 2003)
BB mencit yag digunakan :25gram
(7)
LAMPIRAN II :STATISTIK DATA Statistik Data Introducing
Hari Ketiga Oneway
Test of Homogeneity of Variances Jumlah Introducing selama 30' hari ke III
Levene Statistic df1 df2 Sig.
5.409 4 20 .004
ANOVA Jumlah Introducing selama 30' hari ke III
Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 10814.800 4 2703.700 69.755 .000
Within Groups 775.200 20 38.760
Total 11590.000 24
Multiple Comparisons Jumlah Introducing selama 30' hari ke III
Tukey HSD (I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean Difference (I-J) Std.
Error Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound EUGM I EUGM II 18.60000*
3,93751 ,001 6,8175 30,3825 EUGM III 39.60000*
3,93751 ,000 27,8175 51,3825 Kontrol 61.00000* 3,93751 ,000 49,2175 72,7825 Pembanding
39.80000* 3,93751 ,000 28,0175 51,5825
EUGM II EUGM I
-18.60000* 3,93751 ,001
-30,3825 -6,8175 EUGM III 21.00000*
3,93751 ,000 9,2175 32,7825 Kontrol 42.40000*
3,93751 ,000 30,6175 54,1825 Pembanding
(8)
EUGM III EUGM I
-39.60000* 3,93751 ,000
-51,3825
-27,8175
EUGM II
-21.00000* 3,93751 ,000
-32,7825 -9,2175 Kontrol 21.40000* 3,93751 ,000 9,6175 33,1825 Pembanding
,20000 3,93751 1,000
-11,5825 11,9825
Kontrol EUGM I
-61.00000* 3,93751 ,000
-72,7825
-49,2175
EUGM II
-42.40000* 3,93751 ,000
-54,1825
-30,6175
EUGM III
-21.40000* 3,93751 ,000
-33,1825 -9,6175 Pembanding
-21.20000* 3,93751 ,000
-32,9825 -9,4175 Pembanding EUGM I
-39.80000* 3,93751 ,000
-51,5825
-28,0175
EUGM II
-21.20000* 3,93751 ,000
-32,9825 -9,4175 EUGM III
-,20000 3,93751 1,000
-11,9825 11,5825 Kontrol 21.20000*
3,93751 ,000 9,4175 32,9825
Homogeneous Subsets
Jumlah Introducing selama 30' hari ke III Tukey HSDa
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
Kontrol 5 28.2000
Pembanding 5 49.4000
EUGM III 5 49.6000
EUGM II 5 70.6000
EUGM I 5 89.2000
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.
Hari Kelima Oneway
(9)
Test of Homogeneity of Variances Jumlah introducing selama 30' hari ke V
Levene Statistic df1 df2 Sig.
4.738 4 20 .007
ANOVA Jumlah introducing selama 30' hari ke V
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 13163.600 4 3290.900 20.540 .000
Within Groups 3204.400 20 160.220
Total 16368.000 24
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons Jumlah introducing selama 30' hari ke V
Tukey HSD (I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean Difference (I-J) Std.
Error Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound EUGM I EUGM II 4,600 8,005 ,977 -19,36 28,56
EUGM III 12,400 8,005 ,545 -11,56 36,36 Kontrol 62.000*
8,005 ,000 38,04 85,96 Pembanding
5,000 8,005 ,969 -18,96 28,96 EUGM II EUGM I -4,600 8,005 ,977 -28,56 19,36 EUGM III 7,800 8,005 ,864 -16,16 31,76 Kontrol 57.400*
8,005 ,000 33,44 81,36 Pembanding
,400 8,005 1,000 -23,56 24,36 EUGM III EUGM I -12,400 8,005 ,545 -36,36 11,56 EUGM II -7,800 8,005 ,864 -31,76 16,16 Kontrol 49.600*
8,005 ,000 25,64 73,56 Pembanding
-7,400 8,005 ,884 -31,36 16,56 Kontrol EUGM I -62.000*
(10)
EUGM II -57.400*
8,005 ,000 -81,36 -33,44 EUGM III -49.600*
8,005 ,000 -73,56 -25,64 Pembanding
-57.000* 8,005 ,000 -80,96 -33,04 Pembanding EUGM I -5,000 8,005 ,969 -28,96 18,96 EUGM II -,400 8,005 1,000 -24,36 23,56 EUGM III 7,400 8,005 ,884 -16,56 31,36 Kontrol 57.000*
8,005 ,000 33,04 80,96
Homogeneous Subsets
Jumlah introducing selama 30' hari ke V Tukey HSDa
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2
Kontrol 5 20.40
EUGM III 5 70.00
Pembanding 5 77.40
EUGM II 5 77.80
EUGM I 5 82.40
Sig. 1.000 .545
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.
Hari Ketujuh Oneway
Test of Homogeneity of Variances Jumlah Introducing selama 30' hari ke VII
(11)
Test of Homogeneity of Variances Jumlah Introducing selama 30' hari ke VII
Levene Statistic df1 df2 Sig.
4.828 4 20 .007
ANOVA Jumlah Introducing selama 30' hari ke VII
Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 6530.960 4 1632.740 23.877 .000
Within Groups 1367.600 20 68.380
Total 7898.560 24
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons Jumlah Introducing selama 30' hari ke VII
Tukey HSD (I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean Difference (I-J) Std.
Error Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound EUGM I EUGM II 11,60000 5,22991 ,214 -4,0499 27,2499
EUGM III 10,60000 5,22991 ,290 -5,0499 26,2499 Pembanding
25.00000* 5,22991 ,001 9,3501 40,6499 Kontrol 47.00000* 5,22991 ,000 31,3501 62,6499 EUGM II EUGM I
-11,60000 5,22991 ,214
-27,2499 4,0499 EUGM III
-1,00000 5,22991 1,000
-16,6499 14,6499 Pembanding
13,40000 5,22991 ,116 -2,2499 29,0499 Kontrol 35.40000*
5,22991 ,000 19,7501 51,0499 EUGM III EUGM I
-10,60000 5,22991 ,290
-26,2499 5,0499 EUGM II
1,00000 5,22991 1,000
(12)
Pembanding
14,40000 5,22991 ,081 -1,2499 30,0499 Kontrol 36.40000*
5,22991 ,000 20,7501 52,0499 Pembanding EUGM I
-25.00000* 5,22991 ,001
-40,6499 -9,3501 EUGM II
-13,40000 5,22991 ,116
-29,0499 2,2499 EUGM III
-14,40000 5,22991 ,081
-30,0499 1,2499 Kontrol 22.00000* 5,22991 ,004 6,3501 37,6499
Kontrol EUGM I
-47.00000* 5,22991 ,000
-62,6499
-31,3501
EUGM II
-35.40000* 5,22991 ,000
-51,0499
-19,7501
EUGM III
-36.40000* 5,22991 ,000
-52,0499
-20,7501 Pembanding
-22.00000* 5,22991 ,004
-37,6499 -6,3501
Homogeneous Subsets
Jumlah Introducing selama 30' hari ke VII Tukey HSDa
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3
Kontrol 5 22.6000
Pembanding 5 44.6000
EUGM II 5 58.0000 58.0000
EUGM III 5 59.0000 59.0000
EUGM I 5 69.6000
Sig. 1.000 .081 .214
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Hari Ketiga, Kelima, dan Ketujuh Oneway
(13)
Jumlah Introducing hari ketiga, kelima, dan ketujuh Levene Statistic df1 df2 Sig.
4.122 4 20 .014
ANOVA Jumlah Introducing hari ketiga, kelima, dan ketujuh
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 7533.827 4 1883.457 50.091 .000
Within Groups 752.007 20 37.600
Total 8285.834 24
Multiple Comparisons Jumlah Introducing hari ketiga, kelima, dan ketujuh Tukey HSD (I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean Difference (I-J) Std.
Error Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound EUGM I EUGM II 11.620*
3,878 ,050 ,02 23,22 EUGM III 20.880* 3,878 ,000 9,28 32,48 Kontrol
52.214* 3,878 ,000 40,61 63,82 Pembanding
23.294* 3,878 ,000 11,69 34,90 EUGM II EUGM I -11.620* 3,878 ,050 -23,22 -,02
EUGM III 9,260 3,878 ,160 -2,34 20,86 Kontrol
40.594* 3,878 ,000 28,99 52,20 Pembanding
11.674* 3,878 ,048 ,07 23,28 EUGM III EUGM I -20.880* 3,878 ,000 -32,48 -9,28 EUGM II -9,260 3,878 ,160 -20,86 2,34 Kontrol
31.334* 3,878 ,000 19,73 42,94 Pembanding
2,414 3,878 ,970 -9,19 14,02 Kontrol EUGM I -52.214* 3,878 ,000 -63,82 -40,61 EUGM II -40.594* 3,878 ,000 -52,20 -28,99 EUGM III -31.334*
3,878 ,000 -42,94 -19,73 Pembanding
(14)
Pembanding EUGM I -23.294*
3,878 ,000 -34,90 -11,69 EUGM II -11.674*
3,878 ,048 -23,28 -,07 EUGM III -2,414 3,878 ,970 -14,02 9,19 Kontrol
28.920* 3,878 ,000 17,32 40,52
Homogeneous Subsets
Jumlah Introducing hari ketiga, kelima, dan ketujuh Tukey HSDa
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
Kontrol 5 28.19
Pembanding 5 57.11
EUGM III 5 59.53 59.53
EUGM II 5 68.79
EUGM I 5 80.41
Sig. 1.000 .970 .160 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.
Mounting Hari ketiga Oneway
Test of Homogeneity of Variances Jumlah Mounting selama 30' hari ketiga
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.014 4 20 .043
ANOVA Jumlah Mounting selama 30' hari ketiga
(15)
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 142.640 4 35.660 1.465 .250
Within Groups 486.800 20 24.340
Total 629.440 24
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons Jumlah Mounting selama 30' hari ketiga
Tukey HSD (I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean Difference (I-J) Std.
Error Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound EUBM 1 EUBM II 5,600 3,120 ,404 -3,74 14,94
EUBM III 4,400 3,120 ,629 -4,94 13,74 Komtrol 7,000 3,120 ,205 -2,34 16,34 Pembanding
5,400 3,120 ,439 -3,94 14,74 EUBM II EUBM 1 -5,600 3,120 ,404 -14,94 3,74
EUBM III -1,200 3,120 ,995 -10,54 8,14 Komtrol 1,400 3,120 ,991 -7,94 10,74 Pembanding
-,200 3,120 1,000 -9,54 9,14 EUBM III EUBM 1 -4,400 3,120 ,629 -13,74 4,94 EUBM II 1,200 3,120 ,995 -8,14 10,54 Komtrol 2,600 3,120 ,917 -6,74 11,94 Pembanding
1,000 3,120 ,998 -8,34 10,34 Komtrol EUBM 1 -7,000 3,120 ,205 -16,34 2,34
EUBM II -1,400 3,120 ,991 -10,74 7,94 EUBM III -2,600 3,120 ,917 -11,94 6,74 Pembanding
-1,600 3,120 ,985 -10,94 7,74 Pembanding EUBM 1 -5,400 3,120 ,439 -14,74 3,94 EUBM II ,200 3,120 1,000 -9,14 9,54 EUBM III -1,000 3,120 ,998 -10,34 8,34 Komtrol 1,600 3,120 ,985 -7,74 10,94
Homogeneous Subsets
Jumlah Mounting selama 30' hari ketiga Tukey HSDa
(16)
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1
Komtrol 5 5.80
EUBM II 5 7.20
Pembanding 5 7.40
EUBM III 5 8.40
EUBM 1 5 12.80
Sig. .205
Hari kelima Oneway
Test of Homogeneity of Variances Jumlah Mounting selama 30' hari kelima
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.449 4 20 .080
ANOVA Jumlah Mounting selama 30' hari kelima
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 120.400 4 30.100 1.220 .334
Within Groups 493.600 20 24.680
Total 614.000 24
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons Jumlah Mounting selama 30' hari kelima
Tukey HSD
(I) Perlakuan
(J) Perlakuan
Mean Difference
(I-J)
Std.
Error Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound
Upper Bound EUBM I EUBM II 3,000 3,142 ,872 -6,40 12,40
(17)
EUBM III ,800 3,142 ,999 -8,60 10,20 Kontrol 4,200 3,142 ,673 -5,20 13,60 Pembanding
-2,000 3,142 ,967 -11,40 7,40 EUBM II EUBM I -3,000 3,142 ,872 -12,40 6,40 EUBM III -2,200 3,142 ,954 -11,60 7,20 Kontrol 1,200 3,142 ,995 -8,20 10,60 Pembanding
-5,000 3,142 ,519 -14,40 4,40 EUBM III EUBM I -,800 3,142 ,999 -10,20 8,60 EUBM II 2,200 3,142 ,954 -7,20 11,60 Kontrol 3,400 3,142 ,813 -6,00 12,80 Pembanding
-2,800 3,142 ,897 -12,20 6,60 Kontrol EUBM I -4,200 3,142 ,673 -13,60 5,20 EUBM II -1,200 3,142 ,995 -10,60 8,20 EUBM III -3,400 3,142 ,813 -12,80 6,00 Pembanding
-6,200 3,142 ,314 -15,60 3,20 Pembanding EUBM I 2,000 3,142 ,967 -7,40 11,40
EUBM II 5,000 3,142 ,519 -4,40 14,40 EUBM III 2,800 3,142 ,897 -6,60 12,20 Kontrol 6,200 3,142 ,314 -3,20 15,60
Homogeneous Subsets
Jumlah Mounting selama 30' hari kelima Tukey HSDa
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1
Kontrol 5 6.60
EUBM II 5 7.80
EUBM III 5 10.00
EUBM I 5 10.80
Pembanding 5 12.80
Sig. .314
(18)
Oneway
Test of Homogeneity of Variances Jumlah Mounting selama 30' hati ketujuh
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.912 4 20 .476
ANOVA Jumlah Mounting selama 30' hati ketujuh
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 76.240 4 19.060 1.699 .190
Within Groups 224.400 20 11.220
Total 300.640 24
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons Jumlah Mounting selama 30' hati ketujuh
Tukey HSD (I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean Difference (I-J) Std.
Error Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound EUBM I EUBM II ,200 2,118 1,000 -6,14 6,54
EUBM III 4,000 2,118 ,355 -2,34 10,34 Kontrol 3,600 2,118 ,456 -2,74 9,94 Pembanding
,600 2,118 ,998 -5,74 6,94 EUBM II EUBM I -,200 2,118 1,000 -6,54 6,14 EUBM III 3,800 2,118 ,404 -2,54 10,14 Kontrol 3,400 2,118 ,511 -2,94 9,74 Pembanding
,400 2,118 1,000 -5,94 6,74 EUBM III EUBM I -4,000 2,118 ,355 -10,34 2,34 EUBM II -3,800 2,118 ,404 -10,14 2,54 Kontrol -,400 2,118 1,000 -6,74 5,94 Pembanding
-3,400 2,118 ,511 -9,74 2,94 Kontrol EUBM I -3,600 2,118 ,456 -9,94 2,74 EUBM II -3,400 2,118 ,511 -9,74 2,94 EUBM III ,400 2,118 1,000 -5,94 6,74
(19)
Pembanding
-3,000 2,118 ,625 -9,34 3,34 Pembanding EUBM I -,600 2,118 ,998 -6,94 5,74 EUBM II -,400 2,118 1,000 -6,74 5,94 EUBM III 3,400 2,118 ,511 -2,94 9,74 Kontrol 3,000 2,118 ,625 -3,34 9,34
Homogeneous Subsets
Jumlah Mounting selama 30' hati ketujuh Tukey HSDa
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1
EUBM III 5 4.80
Kontrol 5 5.20
Pembanding 5 8.20
EUBM II 5 8.60
EUBM I 5 8.80
Sig. .355
Hari ketiga, kelima, dan ketujuh Oneway
Test of Homogeneity of Variances Jumlah Rerata Mounting hari ketiga, kelima dan ketujuh
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.588 4 20 .675
ANOVA Jumlah Rerata Mounting hari ketiga, kelima dan ketujuh
(20)
Between Groups 68.672 4 17.168 2.571 .069
Within Groups 133.548 20 6.677
Total 202.220 24
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons Jumlah Rerata Mounting hari ketiga, kelima dan ketujuh Tukey HSD (I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean Difference (I-J) Std.
Error Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound
EUBM 1 EUBM 2 2,960 1,634 ,395 -1,93 7,85
EUBM 3 3,200 1,634 ,321 -1,69 8,09 Kontrol 4,720 1,634 ,062 -,17 9,61 Pembanding
1,120 1,634 ,957 -3,77 6,01 EUBM 2 EUBM 1 -2,960 1,634 ,395 -7,85 1,93 EUBM 3 ,240 1,634 1,000 -4,65 5,13 Kontrol 1,760 1,634 ,816 -3,13 6,65 Pembanding
-1,840 1,634 ,791 -6,73 3,05 EUBM 3 EUBM 1 -3,200 1,634 ,321 -8,09 1,69 EUBM 2 -,240 1,634 1,000 -5,13 4,65 Kontrol 1,520 1,634 ,882 -3,37 6,41 Pembanding
-2,080 1,634 ,710 -6,97 2,81 Kontrol EUBM 1 -4,720 1,634 ,062 -9,61 ,17
EUBM 2 -1,760 1,634 ,816 -6,65 3,13 EUBM 3 -1,520 1,634 ,882 -6,41 3,37 Pembanding
-3,600 1,634 ,219 -8,49 1,29 Pembanding EUBM 1 -1,120 1,634 ,957 -6,01 3,77 EUBM 2 1,840 1,634 ,791 -3,05 6,73 EUBM 3 2,080 1,634 ,710 -2,81 6,97 Kontrol 3,600 1,634 ,219 -1,29 8,49
Homogeneous Subsets
Jumlah Rerata Mounting hari ketiga, kelima dan ketujuh
(21)
Tukey HSDa
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1
Kontrol 5 6.04
EUBM 3 5 7.56
EUBM 2 5 7.80
Pembanding 5 9.64
EUBM 1 5 10.76
Sig. .062
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
(22)
LAMPIRAN III : FOTO-FOTO PERCOBAAN
Mencit Swiss Webster jantan
Mencit jantan beadaptasi sati sama lain
(23)
Proses sonde pada mencit
Pengamatan mencit jantan dan mencit betina disekat terlebih dahulu
(24)
Mounting
(25)
(26)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada beberapa tahun terakhir ini, lembaga kesehatan RI telah mencatat peningkatan kasus disfungsi seksual. Hal ini dinilai dari segi peningkatan kasus pada orang tua maupun muda yang mengalami disfungsi seksual dengan onset yang lebih cepat. Suatu penelitian di Amerika, pada wanita, dilaporkan 33% mengalami penurunan hasrat seksual, 19% mengalami masalah lubrikasi vagina, dan 24% tidak dapat mencapai orgasme. Pada pria kesulitan yang umum dilaporkan pada pria meliputi ejakulasi dini (29%), kecemasan terhadap kemampuan seksual (17%), dan rendahnya hasrat seksual (16%). Selain itu 20% pria berusia di atas 50 tahun melaporkan masalah disfungsi ereksi (Cyranoswki et al., 2009). Prevalensinya pada negara di dunia antaralain 34% di Jepang, 22% di Malaysia, 17% di Italia, dan 15% di Brazil (Nicolosi et al., 2003)
Banyaknya prevalensi disfungsi seksual merupakan tanda bahwa hal ini belum cukup ditangani dengan baik, karena sulitnya mengatasi disfungsi seksual dan tertutupnya pasien mengenai apa yang sedang dihadapi. Walaupun demikian, hal ini harus ditangani dengan tepat karena gangguan fungsi seksual dapat mempengaruhi keharmonisan rumah tangga dan menurunkan percaya diri (BABCP, 2008).
Beberapa obat untuk membantu meningkatkan fungsi seksual memang telah beredar di pasar, namun beberapa efek samping seperti ketergantungan, gangguan penglihatan, wajah kemerahan, diare, dan nyeri kepala menyebabkan obat tersebut tidak baik untuk dikonsumsi terus menerus. Selain itu, pria dengan disfungsi seksual harus mempertimbangkan penyakit lain yang menyertai, misalnya penyakit kardiovaskular, agar tidak terjadi efek yang membahayakan ketika mengkonsumsi obat tersebut.
(27)
Salah satu contohnya adalah Sildenafil yang mempunyai kandungan Sildenafil sitrat yang dapat menyebabkan hipotensi yang berat jika digunakan bersama nitrogliserin dan dapat menyebabkan stroke (Mohammad R. Safarinejad, 2003).
Selain obat yang diproduksi secara kimawi, Sildenafil sitrat mempunyai harga yang tidak murah, oleh sebab itu, obat-obatan tradisional menjadi suatu pilihan alternatif. Obat tradisional yang dapat digunakan adalah bawang merah, bawang putih, jahe merah, ginseng, cokelat. Bawang merah mempunyai kandungan allicin yang hampir sama dengan bawang putih. Penelitian bawang putih telah dilakukan oleh Frans Samuel tahun 2004 menggunakan ekstrak etanol dengan hasil meningkatkan introducing. Oleh karena itu, dilakukan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol umbi bawang merah dalam meningkatkan meningkatkan perilaku seksual.
1.2. Identifikasi masalah
Apakah ekstrak etanol umbi bawang merah berpengaruh dalam meningkatkan perilaku seksual mencit Swiss Webster jantan.
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh salah satu jenis umbi-umbian dalam meningkatkan perilaku seksual.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh ekstrak etanol umbi bawang merah terhadap perilaku seksual mencit Swiss Webster jantan.
1.4. Manfaat penelitian
Manfaat akademik dari melakukan penelitian ini adalah untuk menambah wawasan bahwa ekstrak etanol umbi bawang merah berpengaruh dalam meningkatkan perilaku seksual.
(28)
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah agar masyarakat dapat menggunakan umbi bawang merah sebagai obat alternatif untuk mengatasi disfungsi seksual.
1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Proses ereksi dapat dipengaruhi dari sistem saraf sentral maupun perifer. Saraf pusat (SSP) menerima bermacam-macam stimulus seksual melalui neuron-neuron aferen. SSP mengirim impuls melalui neuron eferen parasimpatis sebagai jawaban ke medulla spinalis SII-IV yang menyebabkan vasodilatasi pembuluh arteri di penis, sehingga banyak darah masuk ke jaringan erektil penis. Corpora cavernosa dan spongiosum menjadi besar dan membesar menekan pembuluh vena subtunica dan vena
emissaria sehingga menghambat aliran balik. Penelitian perilaku seksual
pada mencit jantan dapat diamati dengan parameter introducing (pengenalan dengan cara membaui pasangannya) dan mounting (penunggangan terhadap pasangannya) ( Hedon, 2003). Umbi bawang merah mengandung antara lain alliin yang akan terdegradasi menjadi
allicin ketika terkena udara. Senyawa allicin ini bekerja seperti
prostaglandin E1 yang akan menurunkan resistensi perifer. Pada jaringan penis, PGE1 akan berubah menjadi senyawa PGE0. Kedua senyawa ini akan mengakibatkan pengaktifan enzim adenyl cyclase dan mengubah ATP yang mana akan menjadi cAMP. cAMP lalu mengaktivasi protein kinase A (cAK) sehingga akan terjadi vasodilatasi pembuluh darah dengan cara mengurangi konsentrasi ion Ca2+ intrasel (Anderson, 2001). Hal ini akan memudahkan terjadinya ereksi, lalu dengan mekanisme yang masih belum jelas, ereksi akan meningkatkan arousal yang akan meningkatkan perilaku seksual. Mekanisme dari perifer ini juga diteruskan ke sistem saraf pusat, yaitu amigdala, yang berfungsi dalam meningkatkan perilaku seksual antaralain keinginan seksual, gerakan persetubuhan dan ereksi.
(29)
Hal di atas menyebabkan ekstrak etanol umbi bawang merah berpengaruh meningkatkan perilaku seksual.
1.5.2.Hipotesis
Hipotesis mayor : ekstrak etanol umbi bawang merah meningkatkan perilaku seksual mencit Swiss Webster jantan.
Hipotesis minor : ekstrak etanol umbi bawang merah meningkatkan
introducing.
ekstrak etanol umbi bawang merah meningkatkan
mounting. 1.5.3 Metodolgi penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental sungguhan, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dan komparatif pada mencit Swiss Webster jantan. Data yang diukur adalah jumlah introducing dan
mounting. Analisis data menggunakan One Way ANOVA, dilanjutkan
dengan uji Tukey HSD dengan α=0,05. Kemaknaan berdasarkan nilai
(30)
59
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan
Ekstrak Etanol Umbi Bawang Merah dosis 520mg/kgBB, 1040mg/kgBB, dan
2080mg/kgBB meningkatkan perilaku seksual terutama introducing.
5.2 Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan dosis yang lebih bervariasi dan situasi yang lebih alami.
Diperlukan uji toksisitas dari umbi bawang merah.
Penelitian terhadap zat aktif lain dalam umbi bawang merah yang berperan dalam meningkatkan perilaku seksual.
(31)
60
Andersson K-E, Gemalmaz H, Waldeck K, Chapman TN, Tuttle JB, Steers WD. 1999. The effect of sildenafil on apomorphine. Evoked increases in intracavernous
pressure in the awake rat. J Urol 161:1707–1712.
Angulo J, Cuevas P, Moncada I, Martin-Morales A, Allona A, Fernandez A, Gabancho S, Ney P, de Tejada IS. 2000. Rationale for the combination of PGE(1) and S-nitroso-glutathione to induce relaxation of human penile smooth muscle. J
Pharmacol Exp Ther 295:586–593
Angulo J, Gadau M, Fernandez A, et al. 2001. IC351 enhances NO mediated relaxation of human arterial and trabecular penile smooth muscle. Eur Urol 39(5): 106.
Bratuš D., Hlebič G., Hajdinjak T. 2007. Relation between Intracavernosal Dose of Prostaglandin Pge 1 and Mean Duration of Erection in Men with Different Underlying Causes of Erectile Dysfunction. Croat Med J 48(1) : 76–80.
Curtis R., Lue T.F., 2005 . Physiology of Penile Erection and Pathophysiology of
Erectile Dysfunction. Urol Clin North Am,32(4): 379
Diana M. Bautista, Pouya Movahed, Andrew Hinman, Helena E. Axelsson, Olov Sterner, Edward D. Högestätt, David Julius, Sven-Eric Jordt, and Peter M. Zygmunt.
Pungent products from garlic activate the sensory ion channel TRPA1. 2005.
102(34): 12248–12252.
Drake R.L., Vogl A W., Mitchell A W M. 2010. Pelvis and perineum. In : Gray’s anatomy for students. Canada : Elsevier
Dzegede SA, Pike SW, Hackworth JR. 1981. The relationship between health-related stressful life events and anxiety. An analysis of a Florida metropolitan community.
Community Ment Health J 17: 294–305.
Eduvigis Roldána, Concepción Sánchez-Moreno, a, , Begoña de Ancosa and M. Pilar Canoa. 2008. Characterisation of onion (Allium cepa L.) by-products as food
ingredients with antioxidant and antibrowning properties 108(3):907-916.
Edy Meiyanto. 2010. Bawang Merah (Allium cepa L.).
http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com/ensiklopedia/ensiklopedia-tanaman-anti-kanker-/b/bawang-merah-allium-ceoa-l/. 5 November 2011.
Fanani. 2010. Stress dan disfungsi seksual. http://
psks_lppm_uns_ac_id%20»%20Makalah%203.mht. 27 Juli 2011.
Guyton & Hall. 2006. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC.
Hedon F.M. 2003. A global approach to ED enhances results and quality of life.
Anxiety and erectile dysfunction 15(2):16-19
Ishak W.W., Mikhail A., Amiri S.R., Laura A.C., Monisha ,. Sexual Disfunction. 2005. 3:520-525.
Nicolosi A, Moreira ED Jr, Shirai M, Bin Mohd Tambi MI, Glasser DB. 2003.
Epidemiology of erectile dysfunction in four countries: cross-national study of the prevalence and correlates of erectile dysfunction 61(1):201-6.
(32)
neurotransmission. N Engl J Med 326: 90–94.
Rehman J., Melman A. 1999. Pathophysiology of erectile dysfunction. In: Lue T.F., Goldstein M.:Impotence and infertility current medicine inc (1):1.1–1.16
Sáenz de Tejada I. 2000. Molecular mechanisms for the regulation of penile smooth muscle contractility. Int J Impot Res 12(4): S34–8.
Sherwood L. 2010. The reproductive system. In : Human Physiology. CA,USA : Brooks, Cole.
Sobotta. 2006. Atlas of Anatomy. Edisi 22. Jakarta : EGC
The American Society for pharmacology and experimental. 2001. Pharmacology of Penile Erection. Pharmacological reviews september, 53(3):417-450
(1)
2
Salah satu contohnya adalah Sildenafil yang mempunyai kandungan Sildenafil sitrat yang dapat menyebabkan hipotensi yang berat jika digunakan bersama nitrogliserin dan dapat menyebabkan stroke (Mohammad R. Safarinejad, 2003).
Selain obat yang diproduksi secara kimawi, Sildenafil sitrat mempunyai harga yang tidak murah, oleh sebab itu, obat-obatan tradisional menjadi suatu pilihan alternatif. Obat tradisional yang dapat digunakan adalah bawang merah, bawang putih, jahe merah, ginseng, cokelat. Bawang merah mempunyai kandungan allicin yang hampir sama dengan bawang putih. Penelitian bawang putih telah dilakukan oleh Frans Samuel tahun 2004 menggunakan ekstrak etanol dengan hasil meningkatkan introducing. Oleh karena itu, dilakukan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol umbi bawang merah dalam meningkatkan meningkatkan perilaku seksual.
1.2. Identifikasi masalah
Apakah ekstrak etanol umbi bawang merah berpengaruh dalam meningkatkan perilaku seksual mencit Swiss Webster jantan.
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh salah satu jenis umbi-umbian dalam meningkatkan perilaku seksual.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh ekstrak etanol umbi bawang merah terhadap perilaku seksual mencit Swiss Webster jantan.
1.4. Manfaat penelitian
Manfaat akademik dari melakukan penelitian ini adalah untuk menambah wawasan bahwa ekstrak etanol umbi bawang merah berpengaruh dalam meningkatkan perilaku seksual.
(2)
3
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah agar masyarakat dapat menggunakan umbi bawang merah sebagai obat alternatif untuk mengatasi disfungsi seksual.
1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Proses ereksi dapat dipengaruhi dari sistem saraf sentral maupun perifer. Saraf pusat (SSP) menerima bermacam-macam stimulus seksual melalui neuron-neuron aferen. SSP mengirim impuls melalui neuron eferen parasimpatis sebagai jawaban ke medulla spinalis SII-IV yang menyebabkan vasodilatasi pembuluh arteri di penis, sehingga banyak darah masuk ke jaringan erektil penis. Corpora cavernosa dan spongiosum menjadi besar dan membesar menekan pembuluh vena subtunica dan vena emissaria sehingga menghambat aliran balik. Penelitian perilaku seksual pada mencit jantan dapat diamati dengan parameter introducing (pengenalan dengan cara membaui pasangannya) dan mounting (penunggangan terhadap pasangannya) ( Hedon, 2003). Umbi bawang merah mengandung antara lain alliin yang akan terdegradasi menjadi allicin ketika terkena udara. Senyawa allicin ini bekerja seperti prostaglandin E1 yang akan menurunkan resistensi perifer. Pada jaringan penis, PGE1 akan berubah menjadi senyawa PGE0. Kedua senyawa ini akan mengakibatkan pengaktifan enzim adenyl cyclase dan mengubah ATP yang mana akan menjadi cAMP. cAMP lalu mengaktivasi protein kinase A (cAK) sehingga akan terjadi vasodilatasi pembuluh darah dengan cara mengurangi konsentrasi ion Ca2+ intrasel (Anderson, 2001). Hal ini akan memudahkan terjadinya ereksi, lalu dengan mekanisme yang masih belum jelas, ereksi akan meningkatkan arousal yang akan meningkatkan perilaku seksual. Mekanisme dari perifer ini juga diteruskan ke sistem saraf pusat, yaitu amigdala, yang berfungsi dalam meningkatkan perilaku seksual antaralain keinginan seksual, gerakan persetubuhan dan ereksi.
(3)
4
Hal di atas menyebabkan ekstrak etanol umbi bawang merah berpengaruh meningkatkan perilaku seksual.
1.5.2.Hipotesis
Hipotesis mayor : ekstrak etanol umbi bawang merah meningkatkan perilaku seksual mencit Swiss Webster jantan.
Hipotesis minor : ekstrak etanol umbi bawang merah meningkatkan introducing.
ekstrak etanol umbi bawang merah meningkatkan mounting.
1.5.3 Metodolgi penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental sungguhan, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dan komparatif pada mencit Swiss Webster jantan. Data yang diukur adalah jumlah introducing dan mounting. Analisis data menggunakan One Way ANOVA, dilanjutkan dengan uji Tukey HSD dengan α=0,05. Kemaknaan berdasarkan nilai p≤0,05 menggunakan program komputer.
(4)
59 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan
Ekstrak Etanol Umbi Bawang Merah dosis 520mg/kgBB, 1040mg/kgBB, dan 2080mg/kgBB meningkatkan perilaku seksual terutama introducing.
5.2 Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan dosis yang lebih bervariasi dan situasi yang lebih alami.
Diperlukan uji toksisitas dari umbi bawang merah.
Penelitian terhadap zat aktif lain dalam umbi bawang merah yang berperan dalam meningkatkan perilaku seksual.
(5)
60
DAFTAR PUSTAKA
Andersson K-E, Gemalmaz H, Waldeck K, Chapman TN, Tuttle JB, Steers WD. 1999. The effect of sildenafil on apomorphine. Evoked increases in intracavernous pressure in the awake rat. J Urol 161:1707–1712.
Angulo J, Cuevas P, Moncada I, Martin-Morales A, Allona A, Fernandez A, Gabancho S, Ney P, de Tejada IS. 2000. Rationale for the combination of PGE(1) and S-nitroso-glutathione to induce relaxation of human penile smooth muscle. J Pharmacol Exp Ther 295:586–593
Angulo J, Gadau M, Fernandez A, et al. 2001. IC351 enhances NO mediated relaxation of human arterial and trabecular penile smooth muscle. Eur Urol 39(5): 106.
Bratuš D., Hlebič G., Hajdinjak T. 2007. Relation between Intracavernosal Dose of Prostaglandin Pge 1 and Mean Duration of Erection in Men with Different Underlying Causes of Erectile Dysfunction. Croat Med J 48(1) : 76–80.
Curtis R., Lue T.F., 2005 . Physiology of Penile Erection and Pathophysiology of Erectile Dysfunction. Urol Clin North Am,32(4): 379
Diana M. Bautista, Pouya Movahed, Andrew Hinman, Helena E. Axelsson, Olov Sterner, Edward D. Högestätt, David Julius, Sven-Eric Jordt, and Peter M. Zygmunt. Pungent products from garlic activate the sensory ion channel TRPA1. 2005. 102(34): 12248–12252.
Drake R.L., Vogl A W., Mitchell A W M. 2010. Pelvis and perineum. In : Gray’s anatomy for students. Canada : Elsevier
Dzegede SA, Pike SW, Hackworth JR. 1981. The relationship between health-related stressful life events and anxiety. An analysis of a Florida metropolitan community. Community Ment Health J 17: 294–305.
Eduvigis Roldána, Concepción Sánchez-Moreno, a, , Begoña de Ancosa and M. Pilar Canoa. 2008. Characterisation of onion (Allium cepa L.) by-products as food ingredients with antioxidant and antibrowning properties 108(3):907-916.
Edy Meiyanto. 2010. Bawang Merah (Allium cepa L.). http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com/ensiklopedia/ensiklopedia-tanaman-anti-kanker-/b/bawang-merah-allium-ceoa-l/. 5 November 2011.
Fanani. 2010. Stress dan disfungsi seksual. http:// psks_lppm_uns_ac_id%20»%20Makalah%203.mht. 27 Juli 2011.
Guyton & Hall. 2006. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC.
Hedon F.M. 2003. A global approach to ED enhances results and quality of life. Anxiety and erectile dysfunction 15(2):16-19
Ishak W.W., Mikhail A., Amiri S.R., Laura A.C., Monisha ,. Sexual Disfunction. 2005. 3:520-525.
Nicolosi A, Moreira ED Jr, Shirai M, Bin Mohd Tambi MI, Glasser DB. 2003. Epidemiology of erectile dysfunction in four countries: cross-national study of the prevalence and correlates of erectile dysfunction 61(1):201-6.
(6)
61 Rajfer J, Aronson WJ, Bush PA, Dorey FJ, Ignarro LJ. 1992. Nitric oxide as a mediator of relaxation of the corpus cavernosum inresponse to nonadrenergic, noncholinergic neurotransmission. N Engl J Med 326: 90–94.
Rehman J., Melman A. 1999. Pathophysiology of erectile dysfunction. In: Lue T.F., Goldstein M.:Impotence and infertility current medicine inc (1):1.1–1.16
Sáenz de Tejada I. 2000. Molecular mechanisms for the regulation of penile smooth muscle contractility. Int J Impot Res 12(4): S34–8.
Sherwood L. 2010. The reproductive system. In : Human Physiology. CA,USA : Brooks, Cole.
Sobotta. 2006. Atlas of Anatomy. Edisi 22. Jakarta : EGC
The American Society for pharmacology and experimental. 2001. Pharmacology of Penile Erection. Pharmacological reviews september, 53(3):417-450