Efek Sari Kukusan Kembang Kol (Brassica oleracea var.botrytis) Terhadap Gejala Klinik Pada Mencit Model Kolitis Ulserativa.

(1)

iv

Kolitis ulserativa (KU) adalah inflamasi kronik dengan gejala klinik diare dan perdarahan rektum sehingga menurunkan berat badan. Pemberian Dextran Sulfate Sodium (DSS) oral dapat menginduksi kolitis. Kembang kol mengandung sulforafan yang dapat menghambat inflamasi.

Tujuan penelitian untuk mengetahui efek sari kukusan kembang kol terhadap penurunan berat badan, diare dan perdarahan rektum, dan total skor gejala klinik pada mencit model kolitis ulserativa.

Penelitian menggunakan mencit jantan galur Balb/C berumur 8 minggu dengan berat badan rata-rata 20-25 gram yang dibagi dalam 6 kelompok (n=5). Kelompok kontrol negatif diberi aquadest sedangkan kelompok kontrol positif diinduksi kolitis. Kontrol kembang kol hanya diberi sari kukusan kembang kol. Kelompok dosis I, II, III diberi sari kukusan kembang kol sebanyak 0,5 mL, 1 mL, 1,5 mL dan diinduksi kolitis dengan DSS 2,5%. Perlakuan diberikan selama 14 hari. Parameter yang diamati adalah derajat penurunan berat badan, derajat diare dan perdarahan rektum, dan total skor gejala klinik kolitis.

Hasil penelitian menunjukkan kelompok yang diberi sari kukusan kembang kol dosis I dan III memiliki derajat penurunan berat badan yang lebih tinggi dibandingkan kelompok dosis II. Kelompok dosis I memiliki derajat diare yang lebih tinggi dibandingkan kelompok dosis II dan III. Hasil total skor gejala klinik kolitis menunjukkan kelompok yang memiliki total skor gejala klinik kolitis tertinggi sampai terendah adalah kelompok dosis I, III, dan II. Data dianalisis menggunakan uji Kruskal Wallis H, dilanjutkan uji Mann Whitney U.

Simpulan pemberian sari kukusan kembang kol menurunkan derajat penurunan berat badan, derajat diare dan perdarahan rektum serta total skor gejala klinik pada mencit model kolitis ulserativa.


(2)

v ABSTRACT

THE EFFECT OF CAULIFLOWER STEAM ESSENCE (Brassica oleracea var botrytis) TOWARDS CLINICAL SCORE IN

ULSERATIVE COLITIS MICE MODEL

Raissa Yolanda, 2010. Tutor I : Lusiana Darsono, dr., M. Kes

Ulcerative colitis is a chronic inflammation disease characterized by diffuse inflammatory reaction limited in colon mucosa that can spread proximally with clinical manifestation such diarrhea and rectal bleeding which can cause weight loss. DSS is a chemical substance which often used to induce colitis. Induced model mice show inflammatory sign that similar to UC clinical sign in human. Cauliflower includes in cruciferous vegetable which contain antioxidant substances such as sulforaphane. The aim of this research is to clarify the effects of cauliflower toward weight loss, diarrhea and rectal bleeding, and clinical score towards induced colitis mice. The research was done to Balb/C mice with 8 weeks old mice with 20-25 grams of weight, divided into 6 groups (n=5). As a negative control, the mice are given aquadest and the positive control is colitis induced without cauliflower. One group is given cauliflower without DSS. The other three groups are given cauliflower with dosage of 0,5mL, 1 mL and 1,5 mL and induced by DSS 2,5% (w/v). Treatments are given for 14 days. The observed parameter include weight loss, degree of diarrhea and rectal bleeding and total clinical score of colitis. Result showed that group given 0,5 mL and 1,5 mL cauliflower have more weight loss than group given 1 mL. Group given 0,5 ml cauliflower have higher diarrhea degree than the other.

Total clinical score of colitis from the highest are the group that given cauliflower’s

dosage of 0,5 mL, 1,5 mL and 1 mL. From the research we can conclude that 1 mL of cauliflower is the best dosage for reduce total clinical score for colitis, weight loss and rectal bleeding and diarrhea degree.


(3)

viii

Abstract ... (v)

Kata Pengantar ... (vi)

Daftar Isi ... (viii)

Daftar Tabel ... (xi)

Daftar Gambar ... (xii)

Daftar Lampiran ... (xiv)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 2

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4Manfaat Penelitian ... 3

1.5Kerangka Pemikiran ... 4

1.6Hipotesis Penelitian ... 5

1.7Metodologi Penelitian ... 5

1.8Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Saluran Pencernaan ... 7

2.2 Histologi Usus ... 9

2.2.1 Usus Halus ... 10

2.2.2 Usus Besar ... 11


(4)

ix

2.3.1 Pergerakan Usus Halus ... 13

2.3.2 Pergerakan Usus Besar ... 14

2.3.3 Diare ... 14

2.4 Inflamasi ... 15

2.5 Radikal Bebas dan Antioksidan ... 17

2.5.1 Radikal Bebas ... 17

2.5.2 Antioksidan ... 18

2.6 Kolitis Ulserativa ... 20

2.7 Dextran Sulfate Sodium (DSS) ... 21

2.8 Kembang Kol ... 22

2.8.1 Taksonomi Kembang Kol ... 23

2.8.2 Morfologi Kembang Kol ... 24

2.8.3 Kandungan Kembang Kol ... 24

2.9 Sulforafan ... 26

2.10 Proses Detoksifikasi ... 26

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Subjek, Alat dan Bahan Penelitian ... 30

3.1.1 Subjek Penelitian ... 30

3.1.2 Alat Penelitian ... 30

3.1.3 Bahan Penelitian ... 31

3.2 Metode Penelitian ... 31

3.2.1 Tipe Penelitian ... 31

3.2.2 Disain Penelitian ... 31

3.2.3 Variabel Penelitian ... 32

3.2.4 Definisi Operasional Penelitian ... 32

3.2.5 Besar Sampel Penelitian ... 33

3.3 Prosedur Kerja ... 33


(5)

x

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ………..…... 38

4.2 Pembahasan ……….………..…… 51

4.3 Uji Hipotesis Penelitian ………...……...….. 53

4.3.1 Hipotesis I ………..……... 53

4.3.2 Hipotesis II ………..……. 54

4.3.3 Hipotesis III ………..……… 54

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ………... 56

5.2 Saran ……….… 56

DAFTAR PUSTAKA ………..…...… 57


(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi zat per 100 gram kembang kol ... 24 Tabel 2.2 Sumber makanan dari isotiosianat dan prekursor glukosinolat …... 25 Tabel 2.3 Tahap enzim fase II dan zat yang menginduksi ... 29 Tabel 4.1 Nilai median derajat penurunan berat badan dari hari ke-3

sampai hari ke-14 pada berbagai perlakuan ... 38 Tabel 4.2 Perbandingan derajat penurunan berat badan mencit pada

berbagai perlakuan berdasarkan uji statistik Kruskal

Wallis H ... 40 Tabel 4.3 Hasil uji beda median Mann Whitney U terhadap derajat

penurunan berat badan pada hari ke-14 ... 41 Tabel 4.4 Nilai median derajat beratnya diare dari hari ke-3 sampai

hari ke-14 pada berbagai perlakuan ... 43 Tabel 4.5 Perbandingan derajat beratnya diare pada berbagai perlakuan

berdasarkan uji statistik Kruskal Wallis H ... 44 Tabel 4.6 Hasil uji beda median Mann Whitney U terhadap derajat

beratnya diare pada hari ke-14 ... 45 Tabel 4.7 Nilai median skor gejala klinik kolitis dari hari ke-3

sampai hari ke-14 pada berbagai perlakuan ... 47 Tabel 4.8 Perbandingan skor gejala klinik kolitis pada berbagai

perlakuan berdasarkan uji statistik Kruskal Wallis H ... 48 Tabel 4.9 Hasil uji beda median Mann Whitney U terhadap skor


(7)

xii

Gambar 2.5 Histologi usus besar ... 12

Gambar 2.6 Perubahan vaskular pada inflamasi ... 16

Gambar 2.7 Mekanisme perubahan vaskular pada inflamsi akut dan inflamasi kronik ... 17

Gambar 2.8 Antioksidan dan radikal bebas ... 19

Gambar 2.9 Patogenesis KU ... 21

Gambar 2.10 Struktur kimia DSS ... 22

Gambar 2.11 Kembang kol ... 23

Gambar 2.12 Morfologi kembang kol ... 24

Gambar 2.13 Konversi glikosinolat ... 25

Gambar 2.14 Jalur aktivasi enzim fase II detoksifikasi ... 26

Gambar 2.15 Struktur kimia sulforafan ... 26

Gambar 2.16 Mekanisme detoksifikasi ... 28

Gambar 4.1 Grafik perbandingan nilai nedian derajat penurunan berat badan mencit pada berbagai perlakuan ... 39

Gambar 4.2 Grafik perbandingan derajat penurunan berat badan mencit pada berbagai perlakuan berdasarkan uji beda median Mann Whitney U pada hari ke-14 ... 42

Gambar 4.3 Grafik perbandingan nilai median derajat beratnya diare pada berbagai perlakuan ... 44

Gambar 4.4 Grafik perbandingan derajat beratnya diare pada berbagai perlakuan berdasarkan uji beda median Mann Whitney U pada hari ke-14 ... 46


(8)

xiii

Gambar 4.5 Grafik perbandingan nilai median skor gejala klinik

kolitis pada berbagai perlakuan ... 48 Gambar 4.6 Grafik perbandingan skor gejala klinik kolitis pada

berbagai perlakuan berdasarkan uji beda median Mann


(9)

xiv

Mann-Whitney U ………... 63

Lampiran 4. Hasil Analisis Derajat Diare Kruskal Wallis-H ... 65

Lampiran 5. Hasil Analisis Derajat Diare Mann-Whitney U ………….……... 66

Lampiran 6. Hasil Analisis Total Skor Gejala Klinik Kolitis Kruskal Wallis-H ... 68

Lampiran 7. Hasil Analisis Total Skor Gejala Klinik Kolitis Mann-Whitney U ... 69

Lampiran 8. Data Derajat Penurunan Berat Badan, Diare, dan Skor Gejala Klinik Kolitis ... 71

Lampiran 9. Perhitungan Dosis ... 78

Lampiran 10. Alat-alat yang Digunakan ... 79


(10)

xv

RIWAYAT HIDUP

Nama : Raissa Yolanda

NRP : 0710055

Agama : Kristen Protestan

Tempat / Tanggal Lahir : Bandung, 01 Oktober 1989

Alamat : Kopo Permai II Blok 2CD/2, Bandung

Riwayat Pendidikan :

- TK dan SD Kalam Kudus Bandung (1993-1996)

- SDK Paulus I/II Bandung (1996-2001)

- SMP Santo Aloysius Bandung (2001-2004)

- SMA Santo Aloysius Bandung (2004-2007)


(11)

Uji Homogenitas Berat Badan Mencit Hari ke-1

Oneway

Descriptive

Hasil

95% Confidence Interval for Mean

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

KN 5 23,64400 ,418903 ,187339 23,12386 24,16414

DSS 5 24,15600 ,594542 ,265887 23,41778 24,89422

KK 5 22,86400 2,105286 ,941513 20,24994 25,47806

C1 5 24,34400 ,599900 ,268283 23,59913 25,08887

C2 5 22,24000 1,939832 ,867519 19,83138 24,64862

C3 5 24,08200 1,076369 ,481367 22,74551 25,41849

Total 5 23,55500 1,418483 ,258978 23,02533 24,08467

Descriptive

Hasil

Minimum Maximum KN 23,190 24,280 DSS 23,380 25,000 KK 20,410 25,000 C1 23,700 25,260 C2 20,280 24,980 C3 22,530 25,350 Total 20,280 25,350

Test of Homogeneity of Variances

Hasil Levene

Statistic df1 df2 Sig


(12)

70

LAMPIRAN 2

Hasil Analisis Derajat Penurunan Berat Badan Kruskal Wallis-H

Hari 3

Hasil Chi-Square 11,044

Df 5

Asymp. Sig. ,051 Hari 5

Hasil Chi-Square 17,601

Df 5

Asymp. Sig. ,003 Hari 7

Hasil Chi-Square 18,142

Df 5

Asymp. Sig. ,003 Hari 9

Hasil Chi-Square 20,942

Df 5

Asymp. Sig. ,001

Hari 11

Hasil Chi-Square 15,297

Df 5

Asymp. Sig. ,009 Hari 13

Hasil Chi-Square 17,763

Df 5

Asymp. Sig. ,003 Hari 14

Hasil Chi-Square 10,223

Df 5


(13)

Hasil Analisis Derajat Penurunan Berat Badan Mann-Whitney U

Hari 3

Kelompok KN Kontrol

KK KDSS C1 C2 C3

KN 0,025 * 0,364 ns 0,025 * 0,025 * 0,274 ns

Kontrol KK 0,025 * 0,026 * 0,500 ns 0,500 ns 0,067 ns

KDSS 0,364 ns 0,026 * 0,452 ns 0,026 * 0,209 ns

C1 0,256 ns 0,007** 0,452 ns 0,007** 0,110 ns

C2 0,025 * 0,500 ns 0,026 * 0,007** 0,067 ns

C3 0,274 ns 0,067 ns 0,209 ns 0,110 ns 0,067 ns ** : sangat signifikan

* : signifikan ns : non signifikan

Hari 5

Kelompok KN Kontrol

KK KDSS C1 C2 C3

KN 0,256 ns 0,209 ns 0,003** 0,067 ns 0,274 ns

Kontrol KK 0,256 ns 0,094 ns 0,003** 0,158 ns 0,110 ns

KDSS 0,209 ns 0,094 ns 0,008** 0,026 * 0,364 ns

C1 0,003** 0,003** 0,008** 0,002** 0,003**

C2 0,067 ns 0,405 ns 0,026 * 0,002** 0,025 *

C3 0,274 ns 0,115 ns 0,364 ns 0,003** 0,025 * ** : sangat signifikan

* : signifikan ns : non signifikan Hari 7

Kelompok KN Kontrol

KK KDSS C1 C2 C3

KN 0,067 ns 0,067 ns 0,015 * 0,067 ns 0,106 ns

Kontrol KK 0,067 ns 0,500 ns 0,002** 0,500 ns 0,025 *

KDSS 0,067 ns 0,500 ns 0,002** 0,500 ns 0,025 *

C1 0,015 * 0,002** 0,002** 0,002** 0,455 ns

C2 0,067 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,002** 0,025 *

C3 0,106 ns 0,025 * 0,025 * 0,455 ns 0,025 * ** : sangat signifikan

* : signifikan ns : non signifikan


(14)

70

Hari 9

Kelompok KN Kontrol

KK KDSS C1 C2 C3

KN 0,067 ns 0,003** 0,009** 0,067 ns 0,153 ns

Kontrol KK 0,067 ns 0,002** 0,002** 0,500 ns 0,026 *

KDSS 0,067 ns 0,500 ns 0,002** 0,500 ns 0,026 *

C1 0,003** 0,002** 0,002** 0,002** 0,022 *

C2 0,067 ns 0,500 ns 0,002** 0,002** 0,026 *

C3 0,153 ns 0,026 * 0,002** 0,022 * 0,026 * ** : sangat signifikan

* : signifikan ns : non signifikan

Hari 11

Kelompok KN Kontrol

KK KDSS C1 C2 C3

KN 0,067 ns 0,274 ns 0,022 * 0,067 ns 0,059 ns

Kontrol KK 0,067 ns 0,025 * 0,007** 0,500 ns 0,009**

KDSS 0,274 ns 0,025 * 0,030 * 0,025 * 0,106 ns

C1 0,022 * 0,007** 0,030 * 0,007** 0,171 ns

C2 0,067 ns 0,500 ns 0,025 * 0,007** 0,009**

C3 0,059 ns 0,009** 0,106 ns 0,171 ns 0,009** ** : sangat signifikan

* : signifikan ns : non signifikan

Hari 13

Kelompok KN Kontrol

KK KDSS C1 C2 C3

KN 0,068 ns 0,303 ns 0,008** 0,068 ns 0,114 ns

Kontrol KK 0,068 ns 0,158 ns 0,001** 0,500 ns 0,009**

KDSS 0,303 ns 0,158 ns 0,007** 0,158 ns 0,158 ns

C1 0,008** 0,001** 0,007** 0,001** 0,119 ns

C2 0,068 ns 0,500 ns 0,158 ns 0,001** 0,009**

C3 0,114 ns 0,009** 0,058 ns 0,119 ns 0,009**

** : sangat signifikan * : signifikan ns : non signifikan


(15)

Hasil Analisis Derajat Diare Kruskal Wallis-H

Hari 3

Hasil Chi-Square ,000

Df 5

Asymp. Sig. 1,000 Hari 5

Hasil Chi-Square ,000

Df 5

Asymp. Sig. 1,000 Hari 7

Hasil Chi-Square ,000

Df 5

Asymp. Sig. 1,000 Hari 9

Hasil Chi-Square 14,077

Df 5

Asymp. Sig. ,015

Hari 11

Hasil Chi-Square 17,763

Df 5

Asymp. Sig. ,003 Hari 13

Hasil Chi-Square 18,381

Df 5

Asymp. Sig. ,003 Hari 14

Hasil Chi-Square 18,583

Df 5


(16)

70

LAMPIRAN 5

Hasil Analisis Derajat Diare Mann-Whitney U

Hari 3

Kelompok KN Kontrol

KK KDSS C1 C2 C3

KN 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns

Kontrol KK 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns

KDSS 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns

C1 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns

C2 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns

C3 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns ** : sangat signifikan

* : signifikan ns : non signifikan

Hari 5

Kelompok KN Kontrol

KK KDSS C1 C2 C3

KN 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns

Kontrol KK 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns

KDSS 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns

C1 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns

C2 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns C3 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns

** : sangat signifikan * : signifikan ns : non signifikan Hari 7

Kelompok KN Kontrol

KK KDSS C1 C2 C3

KN 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns

Kontrol KK 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns

KDSS 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns

C1 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns

C2 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns C3 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,500 ns

** : sangat signifikan * : signifikan ns : non signifikan


(17)

KN 0,025 * 0,001** 0,068 ns 0,068 ns 0,158 ns

Kontrol KK 0,025 * 0,002** 0,408 ns 0,408 ns 0,201 ns

KDSS 0,001** 0,002** 0,008** 0,008** 0,007**

C1 0,068 ns 0,408 ns 0,008** 0,500 ns 0,303 ns C2 0,068 ns 0,408 ns 0,008** 0,500 ns 0,303 ns

C3 0,158 ns 0,201 ns 0,007** 0,303 ns 0,303 ns ** : sangat signifikan

* : signifikan ns : non signifikan

Hari 11

Kelompok KN Kontrol

KK KDSS C1 C2 C3

KN 0,026 * 0,001** 0,009** 0,026 * 0,500 ns

Kontrol KK 0,026 * 0,009** 0,190 ns 0,500 ns 0,026 *

KDSS 0,001** 0,009** 0,119 ns 0,009** 0,001**

C1 0,009** 0,190 ns 0,119 ns 0,190 ns 0,009**

C2 0,026 * 0,500 ns 0,009** 0,190 ns 0,026 *

C3 0,500 ns 0,026** 0,001** 0,009** 0,026 * ** : sangat signifikan

* : signifikan ns : non signifikan

Hari 13

Kelompok KN Kontrol

KK KDSS C1 C2 C3

KN 0,025 * 0,001** 0,026 * 0,008** 0,067 ns

Kontrol KK 0,025 * 0,030 * 0,364 ns 0,169 ns 0,274 ns

KDSS 0,001** 0,030 * 0,031 * 0,040 * 0,022 *

C1 0,026 * 0,364 ns 0,031 * 0,325 ns 0,209 ns

C2 0,008** 0,169 ns 0,040 * 0,325 ns 0,083 ns

C3 0,067 ns 0,274 ns 0,022 * 0,209 ns 0,083 ns

** : sangat signifikan * : signifikan ns : non signifikan


(18)

70

LAMPIRAN 6

Hasil Analisis Total Skor Gejala Klinik Kolitis Kruskal Wallis-H

Hari 3

Hasil Chi-Square 17,763

Df 5

Asymp. Sig. ,003 Hari 5

Hasil Chi-Square 17,601

Df 5

Asymp. Sig. ,003 Hari 7

Hasil Chi-Square 18,142

Df 5

Asymp. Sig. ,003 Hari 9

Hasil Chi-Square 16,429

Df 5

Asymp. Sig. ,006

Hari 11

Hasil Chi-Square 14,473

Df 5

Asymp. Sig. ,013 Hari 13

Hasil Chi-Square 17,366

Df 5

Asymp. Sig. ,004 Hari 14

Hasil Chi-Square 10,223

Df 5


(19)

Hasil Analisis Total Skor Gejala Klinik Kolitis Mann-Whitney U

Hari 3

Kelompok KN Kontrol

KK KDSS C1 C2 C3

KN 0,025 * 0,364 ns 0,025 * 0,025 * 0,274 ns

Kontrol KK 0,025 * 0,026 * 0,500 ns 0,500 ns 0,067 ns

KDSS 0,364 ns 0,026 * 0,452 ns 0,026 * 0,209 ns

C1 0,256 ns 0,007** 0,452 ns 0,007** 0,110 ns

C2 0,025 * 0,500 ns 0,026 * 0,007** 0,067 ns

C3 0,274 ns 0,067 ns 0,209 ns 0,110 ns 0,067 ns ** : sangat signifikan

* : signifikan ns : non signifikan

Hari 5

Kelompok KN Kontrol

KK KDSS C1 C2 C3

KN 0,256 ns 0,209 ns 0,003** 0,067 ns 0,274 ns

Kontrol KK 0,256 ns 0,094 ns 0,003** 0,158 ns 0,110 ns

KDSS 0,209 ns 0,094 ns 0,008** 0,026 * 0,364 ns

C1 0,003** 0,003** 0,008** 0,002** 0,003**

C2 0,067 ns 0,405 ns 0,026 * 0,002** 0,025 *

C3 0,274 ns 0,115 ns 0,364 ns 0,003** 0,025 * ** : sangat signifikan

* : signifikan ns : non signifikan Hari 7

Kelompok KN Kontrol

KK KDSS C1 C2 C3

KN 0,067 ns 0,067 ns 0,015 * 0,067 ns 0,106 ns

Kontrol KK 0,067 ns 0,500 ns 0,002** 0,500 ns 0,025 *

KDSS 0,067 ns 0,500 ns 0,002** 0,500 ns 0,025 *

C1 0,015 * 0,002** 0,002** 0,002** 0,455 ns

C2 0,067 ns 0,500 ns 0,500 ns 0,002** 0,025 * C3 0,106 ns 0,025 * 0,025 * 0,455 ns 0,025 *

** : sangat signifikan * : signifikan ns : non signifikan


(20)

70

Hari 9

Kelompok KN Kontrol

KK KDSS C1 C2 C3

KN 0,274 ns 0,002** 0,003** 0,405 ns 0,154 ns

Kontrol KK 0,274 ns 0,002** 0,003** 0,408 ns 0,252 ns

KDSS 0,002** 0,002** 0,068 ns 0,008** 0,119 ns

C1 0,003** 0,003** 0,068 ns 0,008** 0,065 ns C2 0,405 ns 0,408 ns 0,008** 0,008** 0,216 ns

C3 0,154 ns 0,252 ns 0,119 ns 0,065 ns 0,216 ns ** : sangat signifikan

* : signifikan ns : non signifikan

Hari 11

Kelompok KN Kontrol

KK KDSS C1 C2 C3

KN 0,209 ns 0,003** 0,025 * 0,209 ns 0,059 ns

Kontrol KK 0,209 ns 0,006** 0,035 * 0,500 ns 0,219 ns

KDSS 0,003** 0,006** 0,157 ns 0,006** 0,010 *

C1 0,025 * 0,035 * 0,157 ns 0,035 * 0,045 *

C2 0,209 ns 0,500 ns 0,006** 0,035 * 0,219 ns

C3 0,059 ns 0,219 ns 0,010** 0,045 * 0,219 ns ** : sangat signifikan

* : signifikan ns : non signifikan

Hari 13

Kelompok KN Kontrol

KK KDSS C1 C2 C3

KN 0,408 ns 0,003** 0,006** 0,185 ns 0,095 ns

Kontrol KK 0,408 ns 0,002** 0,004** 0,169 ns 0,107 ns

KDSS 0,003** 0,002** 0,259 ns 0,002** 0,119 ns

C1 0,006** 0,004** 0,259 ns 0,065 ns 0,143 ns

C2 0,185 ns 0,169 ns 0,002** 0,065 ns 0,251 ns

C3 0,095 ns 0,107 ns 0,119 ns 0,143 ns 0,251 ns

** : sangat signifikan * : signifikan ns : non signifikan


(21)

Data Derajat Penurunan Berat Badan, Derajat Diare, dan Total Skor Gejala Klinik Kolitis

Hari 3

Kelompok Derajat Penurunan BB Derajat Diare Total Skor Gejala

Klinik

KN 0 0 0

KN 0 0 0

KN 1 0 1

KN 1 0 1

KN 1 0 1

DSS 0 0 0

DSS 0 0 0

DSS 1 0 1

DSS 1 0 1

DSS 2 0 2

KK 0 0 0

KK 0 0 0

KK 0 0 0

KK 0 0 0

KK 0 0 0

Dosis 1 0 0 0

Dosis 1 1 0 1

Dosis 1 1 0 1

Dosis 1 1 0 1

Dosis 1 1 0 1

Dosis 2 0 0 0

Dosis 2 0 0 0

Dosis 2 0 0 0

Dosis 2 0 0 0

Dosis 2 0 0 0

Dosis 3 0 0 0

Dosis 3 0 0 0

Dosis 3 0 0 0

Dosis 3 1 0 1


(22)

70

Hari 5

Kelompok Derajat Penurunan BB Derajat Diare Total Skor Gejala

Klinik

KN 0 0 0

KN 0 0 0

KN 0 0 0

KN 1 0 1

KN 1 0 1

DSS 0 0 0

DSS 0 0 0

DSS 1 0 1

DSS 1 0 1

DSS 2 0 2

KK 0 0 0

KK 0 0 0

KK 0 0 0

KK 0 0 0

KK 1 0 1

Dosis 1 2 0 2

Dosis 1 2 0 2

Dosis 1 2 0 2

Dosis 1 3 0 3

Dosis 1 4 0 4

Dosis 2 0 0 0

Dosis 2 0 0 0

Dosis 2 0 0 0

Dosis 2 0 0 0

Dosis 2 0 0 0

Dosis 3 0 0 0

Dosis 3 0 0 0

Dosis 3 1 0 1

Dosis 3 1 0 1


(23)

KN 0 0 0

KN 0 0 0

KN 0 0 0

KN 1 0 1

KN 1 0 1

DSS 0 0 0

DSS 0 0 0

DSS 0 0 0

DSS 0 0 0

DSS 0 0 0

KK 0 0 0

KK 0 0 0

KK 0 0 0

KK 0 0 0

KK 0 0 0

Dosis 1 1 0 1

Dosis 1 1 0 1

Dosis 1 1 0 1

Dosis 1 2 0 2

Dosis 1 2 0 2

Dosis 2 0 0 0

Dosis 2 0 0 0

Dosis 2 0 0 0

Dosis 2 0 0 0

Dosis 2 0 0 0

Dosis 3 0 0 0

Dosis 3 0 0 0

Dosis 3 2 0 2

Dosis 3 2 0 2


(24)

70

Hari 9

Kelompok Derajat Penurunan BB Derajat Diare Total Skor Gejala

Klinik

KN 0 0 0

KN 0 0 0

KN 0 0 0

KN 1 0 1

KN 1 0 1

DSS 0 2 2

DSS 0 2 2

DSS 0 2 2

DSS 0 2 2

DSS 0 2 2

KK 0 0 0

KK 0 0 0

KK 0 1 1

KK 0 1 1

KK 0 1 1

Dosis 1 2 0 2

Dosis 1 2 0 2

Dosis 1 2 0 2

Dosis 1 2 1 3

Dosis 1 3 2 5

Dosis 2 0 0 0

Dosis 2 0 0 0

Dosis 2 0 0 0

Dosis 2 0 1 1

Dosis 2 0 2 2

Dosis 3 0 0 0

Dosis 3 0 0 0

Dosis 3 1 0 1

Dosis 3 2 0 2


(25)

KN 0 0 0

KN 0 0 0

KN 0 0 0

KN 1 0 1

KN 1 0 1

DSS 0 2 2

DSS 0 2 2

DSS 1 2 3

DSS 1 2 3

DSS 1 2 3

KK 0 0 0

KK 0 0 0

KK 0 1 1

KK 0 1 1

KK 0 2 2

Dosis 1 0 0 0

Dosis 1 2 1 3

Dosis 1 2 1 3

Dosis 1 2 2 4

Dosis 1 3 3 5

Dosis 2 0 0 0

Dosis 2 0 0 0

Dosis 2 0 1 1

Dosis 2 0 1 1

Dosis 2 0 2 2

Dosis 3 0 0 0

Dosis 3 1 0 1

Dosis 3 1 0 1

Dosis 3 2 0 2


(26)

70

Hari 13

Kelompok Derajat Penurunan BB Derajat Diare Total Skor Gejala

Klinik

KN 0 0 0

KN 0 0 0

KN 0 0 0

KN 1 0 1

KN 2 0 2

DSS 0 3 3

DSS 0 3 3

DSS 0 3 3

DSS 0 3 3

DSS 2 3 5

KK 0 0 0

KK 0 0 0

KK 0 1 1

KK 0 1 1

KK 0 1 1

Dosis 1 2 0 2

Dosis 1 2 0 2

Dosis 1 2 1 3

Dosis 1 2 1 3

Dosis 1 2 2 4

Dosis 2 0 0 0

Dosis 2 0 1 1

Dosis 2 0 1 1

Dosis 2 0 1 1

Dosis 2 0 2 2

Dosis 3 0 0 0

Dosis 3 1 0 1

Dosis 3 1 0 1

Dosis 3 2 1 3


(27)

KN 0 0 0

KN 0 0 0

KN 0 0 0

KN 1 0 1

KN 1 0 1

DSS 0 3 3

DSS 0 3 3

DSS 1 3 4

DSS 1 3 4

DSS 2 3 5

KK 0 0 0

KK 0 0 0

KK 0 0 0

KK 2 1 3

KK 3 1 4

Dosis 1 1 0 1

Dosis 1 1 1 2

Dosis 1 1 2 3

Dosis 1 2 2 4

Dosis 1 2 1 3

Dosis 2 0 0 0

Dosis 2 0 0 0

Dosis 2 0 0 0

Dosis 2 0 1 1

Dosis 2 0 2 2

Dosis 3 0 0 0

Dosis 3 1 0 1

Dosis 3 1 0 1

Dosis 3 2 1 3


(28)

70

LAMPIRAN 9

Perhitungan Dosis

Dosis Perlakuan

Dosis kembang kol pada manusia : 500 g (Jeffrey dan Arraya, 2009) Dosis untuk 1 mencit : 20 g = 0,0026 x 500 g = 1,3 1,5 g 1,5 g = 0,5 mL sari kukusan kembang kol

Perlakuan : I : 1,5 g = 0,5 mL II : 3,0 g = 1,0 mL III : 6,0 g = 1,5 mL

Dosis DSS

Serbuk DSS yang digunakan sebanyak 2,5 g, dilarutkan dengan aquadest sebanyak 100 mL sehingga didapatkan larutan DSS 2,5%. Larutan ini diberikan pada mencit melalui air minum (ad libitum).


(29)

Dextran Sulfate Sodium (DSS)

Menimbang dengan Neraca Analitis

Pemberian Sari Kukusan Kembang Kol Sari Kukusan Kembang Kol dengan Sonde Oral dalam tabung falcon


(30)

LAMPIRAN 11

Cara Pembuatan Sari Kukusan Kembang Kol

Kembang kol yang sudah dihaluskan Dikemas dalam alumunium foil segera diblender

Buka alumunium foil dan biarkan dingin

Dikukus 3-5 menit

Diperas dengan Menggunakan


(31)

(32)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kolitis ulserativa (KU) termasuk dalam golongan penyakit Inflammatory Bowel Disease (IBD) yang merupakan penyakit inflamasi kronik pada kolon yang ditandai dengan kerusakan mukosa berupa ulserasi. Inflamasi yang berlangsung kronik ini dapat mengarah pada suatu keganasan, yaitu karsinoma kolon (Clevers, 2006). Inflamasi pada UC selalu melibatkan rektum dan kolon bagian distal dan dapat menyebar secara proksimal sehingga menyebabkan kerusakan seluruh kolon (Kasper et al., 2008). Negara yang memiliki prevalensi UC tertinggi adalah Amerika Utara, Eropa Utara, dan United States, yaitu 100-200 kasus per 100.000 penduduk. Sedangkan Asia dan Afrika memiliki prevalensi UC terendah (Cho, 2008). Gejala klinik UC berupa diare yang disertai darah dan lendir dengan berbagai derajat keparahan dan dapat juga disertai dengan gejala-gejala ekstraintestinal (Peppercorn, 2008).

Dextran Sulfate Sodium (DSS) merupakan suatu derivat polianionik dari dextran. Pemberian DSS secara oral pada mencit dapat menyebabkan inflamasi pada kolon sehingga dapat menginduksi terjadinya UC dengan gambaran klinik dan histopatologis yang sama seperti yang terjadi pada manusia (Ling et al., 1998).

Kembang kol (Brassica oleracea var. botrytis) merupakan kelompok cruciferous vegetable, dan yang termasuk juga didalamnya adalah brokoli dan kubis. Kembang kol termasuk dalam keluarga Brassicaceae, yang diketahui dapat mencegah terjadinya berbagai macam kanker seperti kanker payudara, prostat, vesika urinaria, dan limfoma Non-Hodgkin (Lundy dan Roy, 2005). Senyawa yang terkandung dalam kembang kol dapat meningkatkan perbaikan DNA sel sehingga mencegah perubahan


(33)

vitamin C dan asam folat. Pada penelitan terdahulu, dosis kembang kol sebesar 500 gram diyakini dapat menghambat reaksi inflamasi (Jeffrey dan Arraya, 2009). Penelitian lain menunjukkan bahwa kandungan kembang kol dapat melindungi mata dari degenerasi makular yang merupakan awal dari kebutaan (Steinman, 2004). Pada penelitian yang dilakukan oleh University of Texas tahun 2002, telah dibuktikan bahwa individu dengan kanker vesika urinaria mempunyai asupan cruciferous vegetable per hari yang lebih sedikit dibandingkan dengan individu yang sehat. International Journal of Cancer juga menunjukkan bahwa wanita yang sering mengkonsumsi cruciferous vegetable memiliki risiko kanker payudara yang jauh lebih rendah dibandingkan wanita yang jarang mengkonsumsinya (Zhao et al., 2007).

Berdasarkan beberapa hal di atas, perlu dilakukan penelitian mengenai efek kembang kol dalam mencegah terjadinya reaksi inflamasi pada mencit model KU.

1.2Identifikasi Masalah

 Apakah sari kukusan kembang kol menurunkan derajat penurunan berat badan pada mencit model KU.

 Apakah sari kukusan kembang kol menurunkan derajat beratnya diare dan perdarahan rektum pada mencit model KU.

 Apakah sari kukusan kembang kol menurunkan total skor gejala klinik kolitis pada mencit model KU.


(34)

3

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas kembang kol dalam mencegah terjadinya reaksi inflamasi pada kolon.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian sari kukusan kembang kol terhadap derajat penurunan berat badan, derajat diare dan perdarahan rektum serta total skor gejala klinik pada mencit model KU.

1.4Manfaat Penelitian

A. Manfaat Akademik

Memperluas wawasan pembaca mengenai sayuran yang sering dikonsumsi, khususnya kembang kol dalam mencegah KU.

B. Manfaat Praktis

Manfaat praktis adalah menunjukkan bahwa kembang kol memiliki komponen yang dapat mencegah terjadinya inflamasi dan karsinoma sehingga dapat dimanfaatkan dalam masyarakat luas untuk mengurangi faktor risiko terjadinya KU.

1.5Kerangka Pemikiran

Inflamasi merupakan suatu reaksi peradangan akibat adanya trauma jaringan. Inflamasi dapat disebabkan oleh paparan radikal bebas seperti hydrogen perokside, peroxynitrite dan hydroxyl radical. Paparan radikal bebas yang terus menerus akan mengarah pada kerusakan sel dan mutasi DNA (Kuper, 2000).


(35)

(Kuper, 2000). Proses penyembuhan suatu reaksi inflamasi dikendalikan oleh respon inflamasi normal sistem imun tubuh. Namun terkadang mekanisme pertahanan tubuh saja tidak cukup mengatasi reaksi inflamasi yang terjadi maka dibutuhkan suatu senyawa antioksidan seperti senyawa sulforafan yang terdapat pada kembang kol (Andry, 2009)

Kolitis ulserativa (KU) merupakan penyakit inflamasi kronik yang hanya terjadi pada kolon yang ditandai dengan kerusakan mukosa berupa ulserasi. Inflamasi pada UC selalu melibatkan rektum dan kolon bagian distal dan dapat menyebar secara proksimal sehingga menyebabkan kerusakan seluruh kolon (Kasper et al., 2008). Gejala klinik KU berupa diare yang disertai darah dan lendir dengan berbagai derajat keparahan dan dapat juga disertai dengan gejala-gejala ekstraintestinal (Peppercorn, 2008).

Dextran Sulfate Sodium (DSS) merupakan bahan kimia yang sering digunakan untuk menginduksi kolitis pada hewan coba (Berndt et al., 2007). Pemberian DSS secara oral pada mencit dapat menyebabkan terjadinya inflamasi pada kolon sehingga dapat menginduksi terjadinya kolitis dengan gambaran KU yang sama dengan yang terjadi pada manusia (Ling et al., 1998). Gambaran kolitis yang disebabkan pemberian DSS ini ditandai oleh infiltrasi neutrofil kemudian diikuti dengan adanya ulserasi yang pada akhirnya akan memberikan gejala klinik berupa diare dan perdarahan rektum (Berndt et al., 2007).

Kembang kol merupakan kelompok cruciferous vegetable, yang termasuk didalamnya adalah brokoli dan kubis. Kembang kol termasuk dalam keluarga Brassicaceae, yang diketahui dapat mencegah terjadinya berbagai macam karsinoma. Fungsi tersebut didukung oleh kandungan glukosinolat dan isotiosianat yang berperan dalam meningkatkan kemampuan detoksifikasi hepar melalui aktivasi dari Nrf-2. Diet kembang kol dapat meregulasi enzim detoksifikasi, sintesis GST dan beberapa enzim


(36)

5

antioksidan, inhibisi pertumbuhan tumor, oksidatif penyakit ketuaan, dan inhibisi inflamasi yang mungkin merupakan sentral kerjanya (Elizabeth dan Araya, 2008).

Gejala klinik KU yang berupa penurunan berat badan, diare, dan perdarahan rektum merupakan akibat reaksi inflamasi pada mukosa kolon sehingga dengan konsumsi kembang kol yang dapat menginhibisi inflamasi diharapkan akan terjadi penurunan gejala klinik dari kolitis yang terutama berupa diare dan perdarahan rektum dengan akibat penurunan BB.

Berdasarkan hal-hal di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sari kukusan kembang kol dapat menurunkan gejala klinik kolitis berupa penurunan berat badan, diare, dan perdarahan rektum pada mencit model KU.

1.6Hipotesis Penelitian

 Kembang kol menurunkan derajat penurunan berat badan pada pada mencit model KU.

 Kembang kol menurunkan derajat beratnya diare dan perdarahan rektum pada mencit model KU.

 Kembang kol menurunkan total skor gejala klinik kolitis pada mencit model KU.

1.7Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah prospektif eksperimental laboratorium sungguhan bersifat komparatif dengan disain Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji Kruskal Wallis H dengan  = 0,05


(37)

1.8Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2009 sampai Juli 2010, bertempat di Pusat Penelitian Ilmu Kedokteran (PPIK) Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.


(38)

57

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa :

 Sari kukusan kembang kol dapat menurunkan derajat penurunan berat badan pada mencit model KU.

 Sari kukusan kembang kol dapat menurunkan derajat berat diare dan perdarahan rektum pada mencit model KU.

 Sari kukusan kembang kol dapat menurunkan total skor gejala klinik pada mencit model KU.

5.2 Saran

1. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan waktu perlakuan yang lebih lama untuk mengetahui efek maksimal dari kembang kol dalam mencegah terjadinya KU.

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis optimal kembang kol yang aman dalam mencegah terjadinya KU.

3. Mengembangkan penelitian uji klinis untuk menerapkan penggunaan kembang kol terhadap penderita KU.

4. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan cara pengolahan kembang kol yang berbeda


(39)

58

Vivo Regulation of Antioxidant Response Element-Dependent Gene Expression by Estrogens. Endocrinology. 1(145):311-317.

Andry H. 2009. Terapi nutrisi dan herbal untuk kanker. http://rumahkanker.com/index.php?option=com_content&task=view&id=39& Itemid=54. Diunduh 22 April 2010

Basten, GP. 2002. Sulforaphane and its glutathione conjugate but not sulforaphane nitrile induce UBP-glucoronosyl transferase (UGT1A1) and glutathione transferase (GSTA1) in cultured cells. Carcinogenesis. 23:1399 – 1404. Berndt BE, Zhang M, Chen GH, Huffnagle GB, Kao JY. 2007. The role of dendritic

cells in the development of acute dextran sulfate sodium colitis. The Journal of Immunology. 179: 6255-62.

Buettner, GR. 1996. Radiation research. 145: 532-541.

Cho, JH. 2008. The genetic and immunopathogenesis of inflammatory bowel disease. Nature Reviews Immunology. 460.

Clevers, H. 2006. Colon cancer-understanding how NSAIDs work. N Eng J Med. 354: 7

Dellmann HD, Brown EM. 1992. Saluran gastrointestinal. Buku Teks Histologi Veteriner Jilid 2. In: Hartono R Edisi ke-3 Jakarta: UI Press. p.375-390.

Dinna Sofia. 2005. Antioksidan dan radikal bebas. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/berita/antioksidan_dan_radikal_bebas. Diunduh 10 Juni 2010

Elizabeth J, Arraya M. 2009. Physiological effect of broccoli consumption. Phycochem. 8: 283-98.


(40)

59

Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL et al. 2008. Inflammatory bowel disease. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 17th ed. USA: McGraw-Hill Companies. p. 289

Gordon I. 1994. Functional Food, Food Design, Pharmafood. New York: Champman dan Hall.

Guarner F. 2007. Prebiotics in inflammatory bowel diseases. Br J Nutr. 137

Guyton AC, Hall JE. 2001. Physiology of gastrointestinal. Textbook Of Medical Physiology. 10th ed, WB Sounders Company. p. 987-1012

Grose KR, et al. 1992. Oligomerization of indole-3-carbinol in aqueous acid. Chem Res Toxicol. 5:188–193.

Jeffrey EH, Araya M. 2009. Physiologycal effects of broccoli consumption. Phytochem Rev. 8: 283-298.

Johnson, Ian T. 2002. Glucosinolates in human diet, bioavailability and implications for health. 1:183-188.

Khalid HS, Umar Z, Josia G. 2004. Diare akut disebabkan bakteri. http://library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-umar5.pdf. Diunduh 10 Juni 2010

Khara, K. 2009. Cauliflower: calories in cauliflower. http://www.buzzle.com/articles/cauliflower-calories-in-cauliflower.html. Diunduh 16 Januari 2010.

Kornbluth A, Sachar DB. 2004. Ulcerative colitis practice guidelines in adult (update) : American college of gastroenterology, practice parameters committee. Am J Gastroenterol. 1371-72.

Kumar V, Abbas AK, Fausto N. 2005. Cellular adaptation, cell injury, and cell death. In: Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 7th ed, Philadelphia, USA: Elsevier-Saunders. p. 17

____________________________. 2005. Acute and chronic inflammation. In: Kumar V, Abbas AK,Fausto N. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 7th ed, Philadelphia, USA: Elsevier-Saunders. p. 50-63.


(41)

Linus Pauling Institute Isothiocyanates es, Diunduh 9 Februari 2009. Tersedia di http://lpi.organonstate.edu/infocenter/phyochemicals/isothio/oregon-states-university. 2009

Loftus, EV. 2004. Clinical epidemiology of inflammatory bowel disease: incidence, prevalence, and environmental influences. Gastroenterology. 126: 1504-17 Lundy S , Roy H. 2005. Health benefit of cruciferous vegetable. Pennington Nutrition

Series. 21

Mahler M, Bristol IJ, Leiter EH, Workman AE, Birkenmeier EH, Elson et al. 1998. Differential susceptibility of inbred mouse strains to dextran sulfate sodium-induced colitis. Am. J. Physiol. 274: G544-G551.

Marks, JW. 2010. Diarrhea. http://www.medicinenet.com/diarrhea/article.htm#tocb. Diunduh 20 Juni 2010

Peppercorn, MA. 2007. Patient information : ulcerative colitis. http://www.update.com/patients/content/topic.do;jsessionid. Diunduh 16 Januari 2010.

Percival, M. 1997. Phytonutrients and detoxification. Clinical Nutrition Insight; 2(5)

Pilgrim, G. 2009. Cauliflower nutrition facts.

http://www.buzzle.com/articles/cauliflower-nutrition-facts.html. Diunduh 16 Januari 2010.

Podolsky, DK. 2002. Inflammatoy bowel disease. N Eng J Med. 347(6): 417-20 Rahmat Rukmana. 1994. Budidaya Kubis Bunga dan Brokoli. Yogyakarta: Kanisius. Rani HA. 2002. Masalah dalam penatalaksanaan diare akut pada orang dewasa. In:

Setiati S, Alwi I, Kasjmir YI. Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002. Jakarta: Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI. p.49-56.

Rani Sauriasari. 2006. Mengenal dan manangkal radikal bebas. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/biokimia/mengenal-dan-menangkal-radikal-bebas. Diunduh 10 Juni 2010


(42)

61

Rohdiana. 2002. Teh hitam dan antioksidan.

http://www.ritc.or.id/files/rohdiana_Teh_Hitam_dan_Antioksidan.pdf. Diunduh 9 Juni 2010.

Rosen. 2006. Cauliflower and broccoli boost cancer protection. British Journal of Cancer. Vol.94. Issue 3

Soewondo ES. 2002. Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea). In : Suharto, Hadi U, Nasronudin. Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi. Surabaya : Airlangga University Press. p. 34 – 40.

Snell R.S. 2006. Rongga abdomen. In: Huriawati H , Enny L, Joko S, Susilawati, Tiara M, Jonathan, Rini C. Edisi 6. p 208-209.

Steinman. 2004. Cauliflower, allergens within food of plant origins. http://www.immunocapinvitrosight.com/dia_templates/ImmunoCAP/Allergen ____28404.aspx. Diunduh 8 Januari 2010

Steven H, Mark M. 2005. Enzyme detoxification system, part two. Nature’s field. 18(21).

Surh YJ, Kundu JK, Na HK. 2008. Nrf2 as a master redox switch turning in turning on the cellular signaling involved in the induction of cytoprotective genes by some chemoprotective phytochemicals. Planta Med. 74: 1526-1539.

Tlaskalova-Hogenova H, Tuckova L, Stepankova R, Hudcovic T, Palova-Jelinkova L. 2005. Involvement of innate immunity in the development of inflammatory and autoimmune diseases. Ann. NY Acad. Sci. 1051: 787-798.

Thornalley, P. 2007. Research says boiling broccoli ruins its anti cancer properties. http://www2.warwick.ac.uk/newsandevents/pressreleases/research_says_boili ng. Diunduh 4 Desember 2009

Wu X., Ling Q. 1998. Experimental colitis induced by dextran sulfate sodium. National Institute Of Health. 23(4): 359-60, 364.

Yarnell E. 2010. Sulfur rich foods and ulcerative colitis. http://www.dryarnell.com/w-pcontent/uploads/2010/05/Sulfur_ulcerative_colitis.pdf. Diunduh 11 Maret 2010.


(43)

http://altered-states.net/barry/update227/index.htm. 2008. Understanding ozonated water. Diunduh 9 Juni 2010.

http://anatomytopics.wordpress.com/2008/12/. 2008. Anatomy, histology, & embryology of large intestine. Diunduh 20 Juni 2010

http://www.answer.com/topic/dextran. 2002. Dextran. Diunduh 9 Juni 2010

http://www.campaignforrealhealth.com/2009/10/04/digestion-your-gut-and-your-health/. 2009. Digestion, your gut, and your health. Diunduh 9 Juni 2010 http://www.discoverlebanon.com/en/recipes/cauliflower_stew.php. 2010. Cauliflower

stew. Diunduh 9 Juni 2010

http://home.comcast.net/~pegglestoncbsd/digestive.htm. 2007. Digestive. Diunduh 12 Juni 2010

http://www.plantamor.com/index.php?plant=224. 2008. Cauliflower. Diunduh 9 Juni 2010

http://www.web-books.com/eLibrary/Medicine/Physiology/Digestive/Digestive.htm. 2009. Digestive system. Diunduh 9 Juni 2010

http://lpi.oregonstat.edu/infocenter/phytochemicals/isothio/oregon.statesuniversity. 2009. Diunduh 21 Juni 2010


(1)

57 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa :

 Sari kukusan kembang kol dapat menurunkan derajat penurunan berat badan pada mencit model KU.

 Sari kukusan kembang kol dapat menurunkan derajat berat diare dan perdarahan rektum pada mencit model KU.

 Sari kukusan kembang kol dapat menurunkan total skor gejala klinik pada mencit model KU.

5.2 Saran

1. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan waktu perlakuan yang lebih lama untuk mengetahui efek maksimal dari kembang kol dalam mencegah terjadinya KU.

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis optimal kembang kol yang aman dalam mencegah terjadinya KU.

3. Mengembangkan penelitian uji klinis untuk menerapkan penggunaan kembang kol terhadap penderita KU.

4. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan cara pengolahan kembang kol yang berbeda


(2)

58

and Food Chemistry. p.6975-80

Ansell PJ, Nicholas CE, Curran EM, Judy BM, Philips BJ, et al. 2004. In Vitro and in Vivo Regulation of Antioxidant Response Element-Dependent Gene Expression by Estrogens. Endocrinology. 1(145):311-317.

Andry H. 2009. Terapi nutrisi dan herbal untuk kanker. http://rumahkanker.com/index.php?option=com_content&task=view&id=39& Itemid=54. Diunduh 22 April 2010

Basten, GP. 2002. Sulforaphane and its glutathione conjugate but not sulforaphane nitrile induce UBP-glucoronosyl transferase (UGT1A1) and glutathione transferase (GSTA1) in cultured cells. Carcinogenesis. 23:1399 – 1404. Berndt BE, Zhang M, Chen GH, Huffnagle GB, Kao JY. 2007. The role of dendritic

cells in the development of acute dextran sulfate sodium colitis. The Journal

of Immunology. 179: 6255-62.

Buettner, GR. 1996. Radiation research. 145: 532-541.

Cho, JH. 2008. The genetic and immunopathogenesis of inflammatory bowel disease.

Nature Reviews Immunology. 460.

Clevers, H. 2006. Colon cancer-understanding how NSAIDs work. N Eng J Med. 354: 7

Dellmann HD, Brown EM. 1992. Saluran gastrointestinal. Buku Teks Histologi

Veteriner Jilid 2. In: Hartono R Edisi ke-3 Jakarta: UI Press. p.375-390.

Dinna Sofia. 2005. Antioksidan dan radikal bebas. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/berita/antioksidan_dan_radikal_bebas. Diunduh 10 Juni 2010

Elizabeth J, Arraya M. 2009. Physiological effect of broccoli consumption.


(3)

59

Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL et al. 2008. Inflammatory bowel disease. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 17th ed. USA: McGraw-Hill Companies. p. 289

Gordon I. 1994. Functional Food, Food Design, Pharmafood. New York: Champman dan Hall.

Guarner F. 2007. Prebiotics in inflammatory bowel diseases. Br J Nutr. 137

Guyton AC, Hall JE. 2001. Physiology of gastrointestinal. Textbook Of Medical

Physiology. 10th ed, WB Sounders Company. p. 987-1012

Grose KR, et al. 1992. Oligomerization of indole-3-carbinol in aqueous acid. Chem Res Toxicol. 5:188–193.

Jeffrey EH, Araya M. 2009. Physiologycal effects of broccoli consumption.

Phytochem Rev. 8: 283-298.

Johnson, Ian T. 2002. Glucosinolates in human diet, bioavailability and implications for health. 1:183-188.

Khalid HS, Umar Z, Josia G. 2004. Diare akut disebabkan bakteri. http://library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-umar5.pdf. Diunduh 10 Juni 2010

Khara, K. 2009. Cauliflower: calories in cauliflower. http://www.buzzle.com/articles/cauliflower-calories-in-cauliflower.html. Diunduh 16 Januari 2010.

Kornbluth A, Sachar DB. 2004. Ulcerative colitis practice guidelines in adult (update) : American college of gastroenterology, practice parameters committee. Am J

Gastroenterol. 1371-72.

Kumar V, Abbas AK, Fausto N. 2005. Cellular adaptation, cell injury, and cell death. In: Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Robbins and Cotran Pathologic Basis of

Disease. 7th ed, Philadelphia, USA: Elsevier-Saunders. p. 17

____________________________. 2005. Acute and chronic inflammation. In: Kumar V, Abbas AK,Fausto N. Robbins and Cotran Pathologic Basis of

Disease. 7th ed, Philadelphia, USA: Elsevier-Saunders. p. 50-63.


(4)

Lambros, R. 2007. Colitis prevention and treatment. http://ezinearticles.com/?Colitis-Prevention-and-Treatment&id=664054. Diunduh 20 Juni 2010

Linus Pauling Institute Isothiocyanates es, Diunduh 9 Februari 2009. Tersedia di http://lpi.organonstate.edu/infocenter/phyochemicals/isothio/oregon-states-university. 2009

Loftus, EV. 2004. Clinical epidemiology of inflammatory bowel disease: incidence, prevalence, and environmental influences. Gastroenterology. 126: 1504-17

Lundy S , Roy H. 2005. Health benefit of cruciferous vegetable. Pennington Nutrition

Series. 21

Mahler M, Bristol IJ, Leiter EH, Workman AE, Birkenmeier EH, Elson et al. 1998. Differential susceptibility of inbred mouse strains to dextran sulfate sodium-induced colitis. Am. J. Physiol. 274: G544-G551.

Marks, JW. 2010. Diarrhea. http://www.medicinenet.com/diarrhea/article.htm#tocb. Diunduh 20 Juni 2010

Peppercorn, MA. 2007. Patient information : ulcerative colitis. http://www.update.com/patients/content/topic.do;jsessionid. Diunduh 16 Januari 2010.

Percival, M. 1997. Phytonutrients and detoxification. Clinical Nutrition Insight; 2(5)

Pilgrim, G. 2009. Cauliflower nutrition facts.

http://www.buzzle.com/articles/cauliflower-nutrition-facts.html. Diunduh 16 Januari 2010.

Podolsky, DK. 2002. Inflammatoy bowel disease. N Eng J Med. 347(6): 417-20

Rahmat Rukmana. 1994. Budidaya Kubis Bunga dan Brokoli. Yogyakarta: Kanisius.

Rani HA. 2002. Masalah dalam penatalaksanaan diare akut pada orang dewasa. In: Setiati S, Alwi I, Kasjmir YI. Current Diagnosis and Treatment in Internal

Medicine 2002. Jakarta: Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam

FK UI. p.49-56.

Rani Sauriasari. 2006. Mengenal dan manangkal radikal bebas. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/biokimia/mengenal-dan-menangkal-radikal-bebas. Diunduh 10 Juni 2010


(5)

61

Rohdiana. 2002. Teh hitam dan antioksidan.

http://www.ritc.or.id/files/rohdiana_Teh_Hitam_dan_Antioksidan.pdf. Diunduh 9 Juni 2010.

Rosen. 2006. Cauliflower and broccoli boost cancer protection. British Journal of

Cancer. Vol.94. Issue 3

Soewondo ES. 2002. Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea). In : Suharto, Hadi U, Nasronudin. Seri Penyakit Tropik Infeksi

Perkembangan Terkini Dalam Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi.

Surabaya : Airlangga University Press. p. 34 – 40.

Snell R.S. 2006. Rongga abdomen. In: Huriawati H , Enny L, Joko S, Susilawati, Tiara M, Jonathan, Rini C. Edisi 6. p 208-209.

Steinman. 2004. Cauliflower, allergens within food of plant origins. http://www.immunocapinvitrosight.com/dia_templates/ImmunoCAP/Allergen ____28404.aspx. Diunduh 8 Januari 2010

Steven H, Mark M. 2005. Enzyme detoxification system, part two. Nature’s field. 18(21).

Surh YJ, Kundu JK, Na HK. 2008. Nrf2 as a master redox switch turning in turning on the cellular signaling involved in the induction of cytoprotective genes by some chemoprotective phytochemicals. Planta Med. 74: 1526-1539.

Tlaskalova-Hogenova H, Tuckova L, Stepankova R, Hudcovic T, Palova-Jelinkova L. 2005. Involvement of innate immunity in the development of inflammatory and autoimmune diseases. Ann. NY Acad. Sci. 1051: 787-798.

Thornalley, P. 2007. Research says boiling broccoli ruins its anti cancer properties. http://www2.warwick.ac.uk/newsandevents/pressreleases/research_says_boili ng. Diunduh 4 Desember 2009

Wu X., Ling Q. 1998. Experimental colitis induced by dextran sulfate sodium.

National Institute Of Health. 23(4): 359-60, 364.

Yarnell E. 2010. Sulfur rich foods and ulcerative colitis. http://www.dryarnell.com/w-pcontent/uploads/2010/05/Sulfur_ulcerative_colitis.pdf. Diunduh 11 Maret 2010.


(6)

Zhao H, Lin J, Grossman HB, Hernandez L, Dinney CP, Wu X. 2007. Dietary Isothiocyanates, GSTM1, GSTT1, NAT2 polyomorphysms and bladder cancer risk. Int J Cancer. 120(10): 2208-13

http://altered-states.net/barry/update227/index.htm. 2008. Understanding ozonated water. Diunduh 9 Juni 2010.

http://anatomytopics.wordpress.com/2008/12/. 2008. Anatomy, histology, & embryology of large intestine. Diunduh 20 Juni 2010

http://www.answer.com/topic/dextran. 2002. Dextran. Diunduh 9 Juni 2010

http://www.campaignforrealhealth.com/2009/10/04/digestion-your-gut-and-your-health/. 2009. Digestion, your gut, and your health. Diunduh 9 Juni 2010

http://www.discoverlebanon.com/en/recipes/cauliflower_stew.php. 2010. Cauliflower stew. Diunduh 9 Juni 2010

http://home.comcast.net/~pegglestoncbsd/digestive.htm. 2007. Digestive. Diunduh 12 Juni 2010

http://www.plantamor.com/index.php?plant=224. 2008. Cauliflower. Diunduh 9 Juni 2010

http://www.web-books.com/eLibrary/Medicine/Physiology/Digestive/Digestive.htm. 2009. Digestive system. Diunduh 9 Juni 2010

http://lpi.oregonstat.edu/infocenter/phytochemicals/isothio/oregon.statesuniversity. 2009. Diunduh 21 Juni 2010