Perancangan Interior Korean Foodcourt Di Kota Bandung.

(1)

i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Korea Selatan saat ini mulai merambah dunia internasional. Masuknya budaya Korea Selatan memberi kesan penasaran bagi masyarakat mengenai gaya hidup, budaya, dan bahasa, serta kuliner. Beberapa orang mulai melihat ini sebagai peluang bisnis dalam memenuhi rasa penasaran masyarakat. Disinilah titik awal munculnya restoran-restoran yang menyajikan hidangan khas Korea Selatan. Hanya saja, saat ini restoran bergaya Korea Selatan masih sangat minim pengetahuan akan hidangan jajanan khas Korea Selatan tersebut. Hal ini menjadi ide dasar dalam perancangan Korean Foodcourt ini.


(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……… i

LEMBAR PENGESAHAN ……….. ii

PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI……… iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR……… iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR DIAGRAM……… xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Gagasan Konsep ... 3

1.3 Rumusan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Perancangan ... 4

1.5 Manfaat Perancangan ... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II FOODCOURT, PANGANAN DAN FAST-FOOD KOREA ... 6

2.1 Restoran dan klasifikasinya ... 6

2.1.1 Pengertian Restoran ... 6

2.1.2 Klasifikasi Restoran ... 7

2.1.3 Pengertian Foodcourt ... 8

2.1.4 Karakteristik Foodcourt………… .. 9

2.2 Korea Selatan dan Budayanya ... 9

2.2.1 Budaya Korea Selatan ... 9

2.2.2 Etiket dan Tata Cara Makan di Korea... 12


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

2.2.2.2 Tata Cara Makan Korea ... 15

2.3 Panganan Korea dan Jenisnya……….……. 15

2.3.1 Pengertian Panganan ... 15

2.3.2 Jenis-Jenis Panganan Korea ... 15

2.3.3 Makanan Fastfood Korea ... 17

2.4 Pojangmacha ... 19

2.5 Studi ergonomi………. 21

2.6 Survey Fungsi Sejenis……… 35

2.6.1 Foodcourt Maranatha……… 35

2.6.2 Migliore Foodcourt, Korea Selatan……….. 36

2.6.3 Korean House, Bandung……… 37

2.6.4 Arang 123, Bandung……… 39

2.6.5 Myeong Ga, Bandung……… 41

BAB III KOREAN FOODCOURT ... 43

3.1 Deskripsi Objek Studi ... 43

3.2 Ide Impelementasi Desain ... 45

a. Tema ... 45

b. Konsep ... 46

3.2.2 Implementasi Konsep ... 47

3.3 Kebutuhan Ruang dan User ... 52

3.3.1User ... 52

3.3.2 Kebutuhan Ruang ... 52

3.3.3 Flow Activity……… 55

3.3.4 Hubungan Kedekatan Ruang……… 57

3.3.5 Zoning Blocking……….. 59

3.4 Analisis Site dan Bangunan ... 61

3.4.1 Analisis Site ... 61


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PERANCANGAN INTERIOR KOREAN FOODCOURT…… 65

4.1 Tema dan Konsep……….. 65

4.2 Implementasi Konsep………. 66

4.3 Layout Perencanaan Ruang……….68

4.3.1 Denah Khusus Lantai 1……….. 70

4.3.2 Denah Khusus Lantai 2……….. 77

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………85

5.1 Simpulan ………...……85

5.2 Saran ……… 86

DATA PENULIS……… xvi


(5)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Taegeuk……… 10

Gambar 2.2 Pojangmacha………….………...… 18

Gambar 2.3 Area persiapan dapur……… 20

Gambar 2.4 Jangkauan Pencapaian kabinet……… 20

Gambar 2.5 Area cuci……… 21

Gambar 2.6 Area cuci……… 21

Gambar 2.7 Area kompor……… 22

Gambar 2.8 Area lemari pendingin……… 22

Gambar 2.9 Meja makan 4 orang……… 23

Gambar 2.10 Ergonomi area pelayanan……… 24

Gambar 2.11 Sirkulasi 2 orang……… 24

Gambar 2.12 Ergonomi area belakang meja.……… 25

Gambar 2.13 Meja makan 2 orang……… 25

Gambar 2.14 Jarak bersih antar kursi……… 26

Gambar 2.15 Jarak bersih antar meja……… 27

Gambar 2.16 jarak bersih antar bangket……… 27

Gambar 2.17 Kursi makan…….………...… 28

Gambar 2.18 Jarak pandang optimal……… 29


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

Gambar 2.20 Area Kasir……… 30

Gambar 2.21 Area sirkulasi antar rak……… 31

Gambar 2.22 Area Showcase……… 31

Gambar 2.23 Ergonomi rak tengah ……… 32

Gambar 2.24 Area Bar……… 32

Gambar 2.25 Kursi bar ……… 33

Gambar 2.26 Standing bar………..……….…… 34

Gambar 2.27 Foodcourt Migliore mall, Korea ….……….….…….. 35

Gambar 2.28 Suasana Korean House………... 37

Gambar 2.29 Suasana Korean House ……… 37

Gambar 2.30 Suasana Arang 123…………...……….…... 39

Gambar 2.31 Suasana Arang 123………….……….…… 39

Gambar 3.1 Taegeuk……… 44

Gambar 3.2 Pojangmacha……….. 45

Gambar 3.3 warna perlambangan unsur Kun ……… 47

Gambar 3.4 warna perlambangan unsur Yi ………..……… 47

Gambar 3.5 warna perlambangan unsur Kon ……… 48

Gambar 3.6 contoh material……… 48

Gambar 3.7 Studi image konsep bentuk………….……… 49

Gambar 3.8 Studi image furniture……… 49


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

Gambar 3.10 Zoning blocking lantai 1……… 58

Gambar 3.11 Zoning blocking lantai 2………. 59

Gambar 3.12 Tampak Depan Kartika Sari, Dago………. 60

Gambar 4.1 Studi image bentuk……… 65

Gambar 4.2 layout lantai 1……… 67

Gambar 4.3 layout lantai 2……… 68

Gambar 4.4 view dari entrance………. 69

Gambar 4.5 Layout exhibition area……….. 70

Gambar 4.6 potongan exhibition area ………. 70

Gambar 4.7 potongan exhibition area ………. 70

Gambar 4.8 exhibition area ……….………. 72

Gambar 4.9 exhibition area ………. 72

Gambar 4.10 potongan layout lesehan area ………. 73

Gambar 4.11 potongan lesehan area ………. 73

Gambar 4.12 potongan lesehan area ………. 74

Gambar 4.13 lesehan area ……….………. 75

Gambar 4.14 lesehan area ………. 75

Gambar 4.15 layout dining area 1……….… 76

Gambar 4.16 potongan dining area 1……….………. 76

Gambar 4.17 potongan dining area 1……….………. 76


(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.19 view dining area 1………..……….………. 78

Gambar 4.20 view dining area 1……….………. 78

Gambar 4.21 layout dining area 2……….………. 79

Gambar 4.22 potongan dining area 2……….………. 79

Gambar 4.23 potongan dining area 2……….………. 79

Gambar 4.24 furniture dining area 2……….………. 80

Gambar 4.25 view dining area 2…..……….………. 81

Gambar 4.26 layout mini market ……….……. 81

Gambar 4.27 potongan mini market ……….………. 82

Gambar 4.28 potongan mini market ……….………. 82


(9)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel kebutuhan ruang………. 54

Tabel 3.2 Analisis Site……….. 62


(10)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Flow activity Kasir……… 54

Diagram 3.2 Flow activity pelayan ……….. 54

Diagram 3.3 Flow activity chef dan kitchen staff……….. 55

Diagram 3.4 Flow activity pengunjung………. 55

Diagram 3.5 Bubble diagram lantai 1……… 56


(11)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, banyak negara maju dan berkembang yang mulai mencari cara untuk mengenalkan budaya mereka kepada negara lain. Hal ini dilakukan selain untuk mengakrabkan budaya mereka dengan negara lain, juga bertujuan untuk memberikan suatu bukti nyata bahwa mereka merupakan negara yang dikenal di dunia. Pengenalan ini dilakukan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam aspek budaya, aspek kehidupan sosial, kerjasama dengan negara lain, dan sebagainya.


(12)

2 Universitas Kristen Maranatha

Contoh negara maju dan berkembang di dunia antara lain; Amerika Serikat, China, yang saat ini mulai dikenal seluruh penjuru Asia, dan dunia. Amerika Serikat, telah berkembang hampir di segala bidang, baik pemerintahan, budaya, ekonomi. Hal ini menyebabkan publik dunia menaruh perhatian pada Negara ini.

Negara Korea sendiri, saat ini telah masuk dalam daftar negara-negara maju dunia. Negara Korea, yang terbagi atas 2 (dua) bagian ini, tidak hanya dikenal perihal perseteruan intern antara Korea Utara dan Korea Selatan saja. Korea juga dikenal dengan budaya mereka yang sangat melekat dalam kehidupan masyrakatnya sehari-hari. Hal ini dilihat menarik bagi publik dunia, sehingga ingin mengenal Negara Korea lebih mendalam.

Korea Selatan banyak dikenal dan digandrungi oleh remaja putri dan ibu rumah tangga, hampir di seluruh Asia, karena jalan ceritanya yang menyentuh dan para pemain yang tidak hanya memainkan perannya dengan sangat baik, tetapi juga memiliki wajah yang oriental yang membuat penontonnya jatuh cinta. Tanpa kita sadari, melalui drama-drama ini, Korea Selatan mulai mengenalkan budaya mereka pada negara-negara Asia, tanpa terkecuali Indonesia.

Melalui drama-drama Korea ini, masyarakat kita mulai mengenal sedikit mengenai bagaimana tipikal kehidupan masyarakat Korea Selatan, bahasa dan nada bicara mereka, dan juga yang tidak kalah penting adalah makanan dan penganan Korea. Budaya ini dikenal di Korea Selatan sendiri dikenal dengan sebutan Hallyu Wave atau Korean Wave.

Di Korea Selatan, Hallyu Wave ini merupakan istilah untuk menyebarnya budaya pop Korea secara global di seluruh penjuru dunia. Banyak pengusaha yang melihat hal ini sebagai peluang usaha di Indonesia, dan mulai membuka usaha-usaha yang berkaitan dengan Korea, dan restoran merupakan salah satunya. Dan ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap makanan Korea ini menjadi menarik dalam perancangan Tugas Akhir.


(13)

3 Universitas Kristen Maranatha

Di Bandung sendiri, hallyu wave ini mulai mendapat perhatian. Banyaknya permintaan akan majalah yang berkaitan dengan Korea, musik, dan film drama telah menjadi peluang bisnis bagi sebagian pengusaha. Juga dapat dengan mudah kita temui restoran-restoran yang bertemakan makanan Korea, untuk memenuhi rasa ingin tahu masyarakat akan kuliner Negara Ginseng ini.

Restoran-restoran yang ada di Bandung saat ini telah memenuhi kebutuhan masyarakat untuk memuaskan rasa ingin tahu akan cita rasa yang khas dari masakan Korea. Hanya saja, rata-rata restoran Korea yang ada, merupakan family resto yang menyajikan makanan full course. Padahal masyarakat tidak hanya ingin mencoba full course Korea saja, tetapi juga jajanan kaki lima Korea yang terlihat sangat menarik dan menggiurkan. Perancangan ini diangkat karena minimnya Korean Foodcourt menyajikan dan mengenalkan jajanan kaki lima Korea, di daerah Bandung.

1.2 Gagasan Konsep

Perancangan interior pada Korean Foodcourt ini adalah sebagai wadah bagi keluarga untuk berkumpul dan bercengkrama, sambil memenuhi keinginan untuk menyicipi hidangan Korea. Indonesia dan Korea Selatan sama-sama merupakan negara agraris. Sama-sama menyadari bahwa alam yang tenang dan damai dapat memberikan ketenangan dan memberikan kehangatan, terutama saat berkumpul dan bercengkrama dengan keluarga.

Kehidupan perkotaan yang penat dan penuh dengan kesibukan, menjadikan rumah sebagai pelarian dari segala kepenatan masalah. Bertemu dengan keluarga, sahabat, teman kantor, berkumpul untuk sekedar berbincang, menonton, ataupun makan bersama. Dengan suasana yang hangat dan tenang, sehingga setiap anggota dapat saling terbuka dan saling merasa nyaman, dan merasakan betapa pentingnya berkumpul dan berbincang. Oleh karena itu, konsep yang diterapkan pada Korean Foodcourt merupakan warung kaki lima di Korea Selatan yang dikenal dengan sebutan Pojangmacha; yang banyak terdapat di Korea Selatan dan digunakan untuk


(14)

4 Universitas Kristen Maranatha

berkumpul bersama rekan dan keluarga dan menyantap makanan dan minuman; dengan pengaplikasiannya dalam bentukan suasana ruang yang diterapkan dalam elemen-elemen interior pada Korean Foodcourt ini.

Perancangan Korean Foodcourt ini menawarkan tema yang bertujuan memberikan bentuk dan suasana lain dalam menikmati jajanan Korea Selatan, dimana pengunjung akan merasakan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Tuhan, dengan alam, dan dengan manusia lainnya; yang terdapat pada unsur Kun, Yi, Kon, dan Kam, yang sesuai dengan filsafat hidup masyarakat Korea sendiri, yang dapat kita lihat tidak hanya dari makanannya, tetapi juga dari suasana yang diterapkan pada Korean Foodcourt ini.

1.3

Rumusan Masalah

1. Bagaimana menerapkan konsep Pojangmacha dengan tema Kun, Yi, Kon, dan Kam pada perancangan interior Korean Foodcourt di Bandung ? 2. Bagaimana merancang fungsi dan kebutuhan ruang serta sistem keamanan

dan penghawaan yang sesuai dengan standart Korean Foodcourt?

3. Bagaimana merancang sebuah interior Korean Foodcourt yang menghadirkan suasana yang nyaman, kekeluargaan, dan berada seperti di Korea Selatan?

1.4 Tujuan Perancangan

1. Menerapkan konsep Pojangmacha dengan tema Kun, Yi, Kon, dan Kam pada perancangan interior Korean Foodcourt di Bandung.

2. Merancang fungsi dan kebutuhan ruang serta sistem keamanan dan penghawaan yang sesuai dengan standart Korean Foodcourt.

3. Merancang sebuah interior Korean Foodcourt yang menghadirkan suasana yang nyaman, kekeluargaan, dan berada seperti di Korea Selatan.


(15)

5 Universitas Kristen Maranatha

1.5 Manfaat Perancangan

1.5.1 Manfaat bagi Masyarakat Luas

Memberikan image baru dalam perancangan sebuah foodcourt di Bandung.

 Menjadi salah satu alternatif tempat berkumpul dan bertemu dengan banyak orang, di Bandung.

1.5.2 Manfaat bagi Desainer Interior dan calon Desainer

 Memberikan pengetahuan lebih mengenai budaya Korea, yang saat ini sedang marak digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Dalam hal ini, terutama pada budaya tata cara makan dan pengenalan akan panganan-panganan asli Korea

Memberikan tantangan untuk mendirikan sebuah foodcourt Korea yang memberikan suasana Korea Selatan didalamnya.

1.6 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan, pada bagian ini, Penulis memaparkan mengenai latar belakang, gagasan konsep rumusan masalah, tujuan perancangan dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Teori, pada bagian ini, Penulis memaparkan landasan teori yang dapat dijadikan tolak ukur dalam mendesain, menguraikan, dan memaparkan. Definisi mengenai objek bahasan.

Bab III, Deskripsi Obyek, pada bagian ini, Penulis menjelaskan mengenai deskripsi desain proyek dan hasil dari observasi Penulis.

Bab IV, berisi tentang perancangan interior Foodcourt Jajanan Korea. Bab V, berisi simpulan dari laporan tugas akhir dan saran.


(16)

85 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Foodcourt merupakan salah satu fasilitas yang dibutuhkan masyarakat saat ini. Tidak hanya karena menyajikan berbagai macam makanan dalam 1 (satu) bangunan, tetapi juga menyajikan suasana yang berbeda dibandingkan dengan restoran pada umumnya.

Pengaplikasian konsep Pojangmacha, pada konteksnya rutinitas kehidupan ini perlu dijalani dan diimbangi dengan waktu untuk bersantai sejenak dengan menyantap makanan yang lezat dan berkumpul bersama dengan kolega dan keluarga.


(17)

86 Universitas Kristen Maranatha

Korean foodcourt ini merupakan foodcourt yang dirancang dengan memasukan unsur budaya Korea yang lekat dengan dilosofi hidup mereka sehari-hari (Kun, Yi, Kon, dan Kam), yang mana belum banyak ditemukan di kota Bandung.

Perlu ditegaskan bahwa dalam perancangan ini, penerapan tema dan konsep, lebih mengacu pada penekanan untuk memberikan visualisasi pada interior kepada pengunjung untuk memberikan kesan yang kuat akan kebudayaan dan kehidupan masyarakat Korea Selatan pada umumnya.

Foodcourt ini dirancang untuk memberikan suatu alternative baru bagi masyarakat, untuk dapat menikmati hidangan Korea dengan cara dan suasana yang baru dan berbeda dengan restoran lainnya.

5.2 Saran

Saran untuk perancangan sejenis adalah mempelajari lebih dalam dan memahami budaya Korea, mulai dari tata cara makan, peralatan, tata krama saat makan, dan macam-macam makanan, merupakan awal yang baik untuk merancang sebuah sarana makan seperti ini. Selain dapat menambah pengetahuan kita sendiri sebagai pendata, tetapi juga dapat memberikan inspirasi, baik bagi kita sendiri maupun orang lain. Tetapi dari semua itu sebelum kita merancang sesuatu, kita harus merasakan sebuah pengalaman suasana yang ingin ditampilkan dalam rancangan kita agar tujuan desain yang diinginkan dapat tercapai.


(1)

Contoh negara maju dan berkembang di dunia antara lain; Amerika Serikat, China, yang saat ini mulai dikenal seluruh penjuru Asia, dan dunia. Amerika Serikat, telah berkembang hampir di segala bidang, baik pemerintahan, budaya, ekonomi. Hal ini menyebabkan publik dunia menaruh perhatian pada Negara ini.

Negara Korea sendiri, saat ini telah masuk dalam daftar negara-negara maju dunia. Negara Korea, yang terbagi atas 2 (dua) bagian ini, tidak hanya dikenal perihal perseteruan intern antara Korea Utara dan Korea Selatan saja. Korea juga dikenal dengan budaya mereka yang sangat melekat dalam kehidupan masyrakatnya sehari-hari. Hal ini dilihat menarik bagi publik dunia, sehingga ingin mengenal Negara Korea lebih mendalam.

Korea Selatan banyak dikenal dan digandrungi oleh remaja putri dan ibu rumah tangga, hampir di seluruh Asia, karena jalan ceritanya yang menyentuh dan para pemain yang tidak hanya memainkan perannya dengan sangat baik, tetapi juga memiliki wajah yang oriental yang membuat penontonnya jatuh cinta. Tanpa kita sadari, melalui drama-drama ini, Korea Selatan mulai mengenalkan budaya mereka pada negara-negara Asia, tanpa terkecuali Indonesia.

Melalui drama-drama Korea ini, masyarakat kita mulai mengenal sedikit mengenai bagaimana tipikal kehidupan masyarakat Korea Selatan, bahasa dan nada bicara mereka, dan juga yang tidak kalah penting adalah makanan dan penganan Korea. Budaya ini dikenal di Korea Selatan sendiri dikenal dengan sebutan Hallyu

Wave atau Korean Wave.

Di Korea Selatan, Hallyu Wave ini merupakan istilah untuk menyebarnya budaya pop Korea secara global di seluruh penjuru dunia. Banyak pengusaha yang melihat hal ini sebagai peluang usaha di Indonesia, dan mulai membuka usaha-usaha yang berkaitan dengan Korea, dan restoran merupakan salah satunya. Dan ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap makanan Korea ini menjadi menarik dalam perancangan Tugas Akhir.


(2)

Di Bandung sendiri, hallyu wave ini mulai mendapat perhatian. Banyaknya permintaan akan majalah yang berkaitan dengan Korea, musik, dan film drama telah menjadi peluang bisnis bagi sebagian pengusaha. Juga dapat dengan mudah kita temui restoran-restoran yang bertemakan makanan Korea, untuk memenuhi rasa ingin tahu masyarakat akan kuliner Negara Ginseng ini.

Restoran-restoran yang ada di Bandung saat ini telah memenuhi kebutuhan masyarakat untuk memuaskan rasa ingin tahu akan cita rasa yang khas dari masakan Korea. Hanya saja, rata-rata restoran Korea yang ada, merupakan family resto yang menyajikan makanan full course. Padahal masyarakat tidak hanya ingin mencoba full

course Korea saja, tetapi juga jajanan kaki lima Korea yang terlihat sangat menarik

dan menggiurkan. Perancangan ini diangkat karena minimnya Korean Foodcourt menyajikan dan mengenalkan jajanan kaki lima Korea, di daerah Bandung.

1.2 Gagasan Konsep

Perancangan interior pada Korean Foodcourt ini adalah sebagai wadah bagi keluarga untuk berkumpul dan bercengkrama, sambil memenuhi keinginan untuk menyicipi hidangan Korea. Indonesia dan Korea Selatan sama-sama merupakan negara agraris. Sama-sama menyadari bahwa alam yang tenang dan damai dapat memberikan ketenangan dan memberikan kehangatan, terutama saat berkumpul dan bercengkrama dengan keluarga.

Kehidupan perkotaan yang penat dan penuh dengan kesibukan, menjadikan rumah sebagai pelarian dari segala kepenatan masalah. Bertemu dengan keluarga, sahabat, teman kantor, berkumpul untuk sekedar berbincang, menonton, ataupun makan bersama. Dengan suasana yang hangat dan tenang, sehingga setiap anggota dapat saling terbuka dan saling merasa nyaman, dan merasakan betapa pentingnya berkumpul dan berbincang. Oleh karena itu, konsep yang diterapkan pada Korean

Foodcourt merupakan warung kaki lima di Korea Selatan yang dikenal dengan


(3)

berkumpul bersama rekan dan keluarga dan menyantap makanan dan minuman; dengan pengaplikasiannya dalam bentukan suasana ruang yang diterapkan dalam elemen-elemen interior pada Korean Foodcourt ini.

Perancangan Korean Foodcourt ini menawarkan tema yang bertujuan memberikan bentuk dan suasana lain dalam menikmati jajanan Korea Selatan, dimana pengunjung akan merasakan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Tuhan, dengan alam, dan dengan manusia lainnya; yang terdapat pada unsur Kun, Yi, Kon, dan Kam, yang sesuai dengan filsafat hidup masyarakat Korea sendiri, yang dapat kita lihat tidak hanya dari makanannya, tetapi juga dari suasana yang diterapkan pada

Korean Foodcourt ini.

1.3

Rumusan Masalah

1. Bagaimana menerapkan konsep Pojangmacha dengan tema Kun, Yi, Kon, dan Kam pada perancangan interior Korean Foodcourt di Bandung ? 2. Bagaimana merancang fungsi dan kebutuhan ruang serta sistem keamanan

dan penghawaan yang sesuai dengan standart Korean Foodcourt?

3. Bagaimana merancang sebuah interior Korean Foodcourt yang menghadirkan suasana yang nyaman, kekeluargaan, dan berada seperti di Korea Selatan?

1.4 Tujuan Perancangan

1. Menerapkan konsep Pojangmacha dengan tema Kun, Yi, Kon, dan Kam pada perancangan interior Korean Foodcourt di Bandung.

2. Merancang fungsi dan kebutuhan ruang serta sistem keamanan dan penghawaan yang sesuai dengan standart Korean Foodcourt.

3. Merancang sebuah interior Korean Foodcourt yang menghadirkan suasana yang nyaman, kekeluargaan, dan berada seperti di Korea Selatan.


(4)

1.5 Manfaat Perancangan

1.5.1 Manfaat bagi Masyarakat Luas

Memberikan image baru dalam perancangan sebuah foodcourt di Bandung.

 Menjadi salah satu alternatif tempat berkumpul dan bertemu dengan banyak orang, di Bandung.

1.5.2 Manfaat bagi Desainer Interior dan calon Desainer

 Memberikan pengetahuan lebih mengenai budaya Korea, yang saat ini sedang marak digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Dalam hal ini, terutama pada budaya tata cara makan dan pengenalan akan panganan-panganan asli Korea

Memberikan tantangan untuk mendirikan sebuah foodcourt Korea yang memberikan suasana Korea Selatan didalamnya.

1.6 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan, pada bagian ini, Penulis memaparkan mengenai latar belakang, gagasan konsep rumusan masalah, tujuan perancangan dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Teori, pada bagian ini, Penulis memaparkan landasan teori yang dapat dijadikan tolak ukur dalam mendesain, menguraikan, dan memaparkan. Definisi mengenai objek bahasan.

Bab III, Deskripsi Obyek, pada bagian ini, Penulis menjelaskan mengenai deskripsi desain proyek dan hasil dari observasi Penulis.

Bab IV, berisi tentang perancangan interior Foodcourt Jajanan Korea. Bab V, berisi simpulan dari laporan tugas akhir dan saran.


(5)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Foodcourt merupakan salah satu fasilitas yang dibutuhkan masyarakat saat ini.

Tidak hanya karena menyajikan berbagai macam makanan dalam 1 (satu) bangunan, tetapi juga menyajikan suasana yang berbeda dibandingkan dengan restoran pada umumnya.

Pengaplikasian konsep Pojangmacha, pada konteksnya rutinitas kehidupan ini perlu dijalani dan diimbangi dengan waktu untuk bersantai sejenak dengan menyantap makanan yang lezat dan berkumpul bersama dengan kolega dan keluarga.


(6)

Korean foodcourt ini merupakan foodcourt yang dirancang dengan memasukan

unsur budaya Korea yang lekat dengan dilosofi hidup mereka sehari-hari (Kun, Yi, Kon,

dan Kam), yang mana belum banyak ditemukan di kota Bandung.

Perlu ditegaskan bahwa dalam perancangan ini, penerapan tema dan konsep, lebih mengacu pada penekanan untuk memberikan visualisasi pada interior kepada pengunjung untuk memberikan kesan yang kuat akan kebudayaan dan kehidupan masyarakat Korea Selatan pada umumnya.

Foodcourt ini dirancang untuk memberikan suatu alternative baru bagi

masyarakat, untuk dapat menikmati hidangan Korea dengan cara dan suasana yang baru dan berbeda dengan restoran lainnya.

5.2 Saran

Saran untuk perancangan sejenis adalah mempelajari lebih dalam dan memahami budaya Korea, mulai dari tata cara makan, peralatan, tata krama saat makan, dan macam-macam makanan, merupakan awal yang baik untuk merancang sebuah sarana makan seperti ini. Selain dapat menambah pengetahuan kita sendiri sebagai pendata, tetapi juga dapat memberikan inspirasi, baik bagi kita sendiri maupun orang lain. Tetapi dari semua itu sebelum kita merancang sesuatu, kita harus merasakan sebuah pengalaman suasana yang ingin ditampilkan dalam rancangan kita agar tujuan desain yang diinginkan dapat tercapai.