Pengaruh Tata Letak Produk terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Minimarket Yomart Cabang Margahayu Permai.

(1)

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Satriadi, 2010, Pengaruh Tata Letak Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Minimarket Yomart Cabang Margahayu Permai, di bawah bimbingan Dr.Ir.Surachman Surjaatmadja,MM.

Dari penelitian diketahui besarnya korelasi pearson antara tata letak produk dengan keputusan pembelian konsumen adalah 0.365. kemudian didapat besaran koefisien determinasi sebesar 13.33% yang artinya 13.33% dari keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh tata letak produk, sisanya sebesar 86,67% mempunyai arti bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel-variabel lain. Tata letak produk ditinjau dari lima aspek, yaitu: Penjualan setiap per meter persegi ruang penjualan, Tingkat keuntungan yang diperoleh untuk ruang penjualan, Nilai relatif penjualan ruangan toko, Koordinasi barang dagangan yang saling berhubungan, Meningkatkan dampak lorong. Sedangakan untuk megetahui besarnya keputusan pembelian konsumen dapat dilihat dari empat aspek, yaitu: pengenalan masalah, pencarian informasi,evaluasi alternatif, keputusan membeli. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif dan verifikatif, tipe penelitian ini adalah tipe penelitian korelasional dan kausalitas.


(2)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Satriadi, 2010, Influence Product Layout Consumers Against Buying Decisions in

Minimarket YOMART Margahayu Permai Branch, under the guidance Dr.Ir.Surachman Surjaatmadja, MM.

Of research known Pearson correlation between the size of the layout of the product with the consumer purchasing decision is 0365. then scale the coefficient of determination obtained for 13.33%, which means 13.33% of consumer purchasing decisions are influenced by the layout of the product, the rest of 86.67% means that the purchasing decision is influenced by other variables. Product layout in terms of five aspects, namely: Sales per square meter every salesroom, level benefits for the sales, relative sales value of the store, merchandise coordination of interconnected, Improving the impact of the corridor. Know while the amount for consumer purchase decisions can be viewed from four aspects, namely: the introduction of the problem, find information, evaluate alternatives, purchase decision. Research methods used by the writer is descriptive method and verifikatif, this type of research is the type of research korelasional and causality.


(3)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Kegunaan Penelitian ... 12

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13

2.1.1 Pengertian Ritel ... 13

2.1.2 Keputusan Manajemen Ritel ... 27

2.1.3 Dasar Tata Letak Toko ... 32

2.1.4 Keputusan Pembelian ... 58

2.1.5 Hubungan Tata Letak Produk terhadap Keputusan Pembelian .. 76

2.2 Kerangka Pemikiran ... 76


(4)

Universitas Kristen Maranatha BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian... 84

3.2 Metode Penelitian ... 84

3.2.1 Desain Penelitian ... 84

3.2.2 Defenisi Operasional Variabel ... 85

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 97

3.2.4 Populasi dan Sampel ... 97

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 100

3.4 Analisis Data ... 101

3.5 Pengujian Hipotesis ... 105

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 107

4.1.1 Sejarah Perusahaan Yomart ... 107

4.1.2 Struktur Organisasi Yomart cab. Margahayu Permai ... 110

4.1.3 Profil Pelanggan ... 114

4.2 Pembahasan ... 120

4.2.1 Tanggapan Pelanggan Tentang Tata Letak Produk di Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai ... 120

4.2.2 Variabel X (Tata Letak Produk) ... 120

4.2.3 Variabel Y (Keputusan Pembelian Konsumen) ... 134


(5)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

4.3 Analisis Data 165

4.3.1 Hubungan Tata Letak Produk dengan Keputusan Pembelian

Konsumen ... 165

4.3.2 Perhitungan Koefisien Korelasi Pearson dan Koefisien Determinasi ... 166

4.3.3 Pengujian Hipotesis ... 167

5.1 Simpulan ... 169


(6)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Perkembangan industri kecil menengah Jawa Barat ... 3

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel ... 88

Tabel 3.2 Jumlah Pelanggan minimarket Yomart cab. Margahayu Permai... 99

Tabel 3.3 Skla Linkert ... 101

Tabel 3.4 Interval Koefisien Korelasi ... 104

Tabel 4.1 Jenis Kelamin ... 115

Tabel 4.2 Usia Pelanggan ... 116

Tabel 4.3 Profesi Pelanggan ... 117

Tabel 4.4 Tingkat Pendapatan ... 118

Tabel 4.5 Sumber Informasi Tentang Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai ... 119

Tabel 4.6 Penempatan persediaan barang dagangan di minimarket Yomart cab. Margahayu Permai tidak memberi kesan berdesak-desakan ... 121

Tabel 4.7 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai mengatur tata letak produknya dengan baik, lengkap agar pelanggan leluasa memilih barang dagangan ... 122

Tabel 4.8 Minimarket Yomart cab.Margahayu Permai menempatkan jenis barang-barang yang saling berhubungan dalam satu bagian ... 124


(7)

Universitas Kristen Maranatha

Tabel 4.9 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai meletakan barang-barang yang menggerakan hati di dekat pintu masuk dan gang-gang, sehingga anda tertarik untuk membeli ...

125

Tabel 4.10 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai meletakan tata letak

produk secara tepat, sehingga mudah dicari oleh pelanggan ... 127 Tabel 4.11 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai menggunakan ruang

depan-kanan sebagai ruang yang paling bernilai ... 128 Tabel 4.12 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai menggunakan ruang

depan-tengah dan kanan-tengah serta kiri sebagai ruang yang

paling bernilai ... 129 Tabel 4.13 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai menggunakan

bagian belakang toko sebagai bagian yang kurang banyak

dilewati pelanggan... 131 Tabel 4.14 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai memberi lalu lintas

yang luas sehingga tidak terjadi berdesak-desakan... 133 Tabel 4.15 Konsumen membeli produk/barang melalui proses

pengamatan,pembelajaran terlebih dahulu... 135 Tabel 4.16 Konsumen membeli produk/barang berdasarkan

pengalaman... 136 Tabel 4.17 Anda membeli produk/barang melalui


(8)

Universitas Kristen Maranatha

Tabel 4.18 Anda membeli produk/barang dipengaruhi oleh kelompok sosial

seperti kumunitas, masyarakat kelompok agama... 138 Tabel 4.19 Pembelian dipengaruhi oleh refensi/acuan... 139 Tabel 4.20 Pembelian dilakukan dengan proses mengenali masalah melalui

motif-motif pembelian... 140 Tabel 4.21 Pembelian dilakukan dengan proses mengenali masalah melalui

konsep diri dan pengaruh-pengaruh lain... 141 Tabel 4.22 Pembelian produk berdasarkan informasi dari

keluarga,tetangga... 142 Tabel 4.23 Pembelian produk berdasarkan informasi dari

teman,sahabat... 143 Tabel 4.24 Pembelian produk berdasarkan informasi dari kenalan, rekan

bisnis... 144 Tabel 4.25 Pembelian produk berdasarkan informasi iklan di tv, radio... 145 Tabel 4.26 Pembelian produk berdasarkan informasi dari tenaga

penjual/pramuniaga... 146 Tabel 4.27 Pembelian produk berdasarkan informasi dari pedagang

perantara/retailer/toko... 147 Tabel 4.28 Pembelian produk berdasarkan informasi dari pengemasan

produk-produk... 148 Tabel 4.29 Pembelian produk berdasarkan informasi dari media masa,


(9)

Universitas Kristen Maranatha

Tabel 4.30 Pembelian produk berdasarkan informasi dari suatu organisasi ranting konsumen... Tabel 4.31 Pembelian produk berdasarkan informasi dari cara

penanganan,pemeriksaan, dan kegunaan produk...

150

151

Tabel 4.32 Kosumen membeli produk untuk memenuhi kebutuhanya... 153

Tabel 4.33 Konsumen membeli produk untuk mencari manfaat tertentu dari produk tersebut... 154

Tabel 4.34 Keputusan pembelian produk itu berdasarkan jenis produknya... 155

Tabel 4.35 Keputusan pembelian produk itu berdasarkan jenis mereknya... 156

Tabel 4.36 Keputusan pembelian produk berdasarkan siapa penjualnya... 157

Tabel 4.37 Keputusan pembelian produk berdasarkan jumlah barang yang dibeli... 158

Tabel 4.38 Keputusan pembelian produk itu berdasarkan waktu membeli ( pagi,siang,sore,malam)... 159

Tabel 4.39 Keputusan pembelian produk itu berdasarkan cara pembayaranya (cash,debit,diskon,dll)... 160

Tabel 4.40 Uji Validitas Variabel X (Tata Letak)... 162

Tabel 4.41 Uji Validitas Variabel Y (Keputusan Pembelian)... 164

Tabel 4.42 Korelasi... 166


(10)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Jenis Perdagangan Enceran... 20

Gambar 2.2 Saluran distribusi ritel... 24

Gambar 2.3 Proses Keputusan Manajemen Ritel... 30

Gambar 2.4 Layout product Sistem kisi (Grid)... 34

Gambar 2.5 Tata Letak Produk Sistem Grid... 35

Gambar 2.6 Tata Letak Produk Sistem Grid di Yomart... 35

Gambar 2.7 Tata Letak Produk Sistem Terbuka... 36

Gambar 2.8 Lay out product Sistem Free Flow... 38

Gambar 2.9 Denah Lantai (Straight Floor Plan)... 39

Gambar 2.10 Diagonal Denah (Diagonal Floor Plan)... 40

Gambar 2.11 Sudut Denah (Angular Floor Plan)... 40

Gambar 2.12 Geometris Denah Lantai (Geometric Floor Plan)... 41

Gambar 2.13 Campuran Denah Lantai (Mixed Floor Plan)... 42

Gambar 2.14 Model Proses Pembelian Lima Tahap... 59


(11)

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 2.16 Sistem Keputusan Pembelian... 67

Gambar 2.17 Unsur-unsur Keputusan Pembelian... 68

Gambar 2.18 Model Proses Pembelian Lima Tahap... 78

Gambar 2.19 Paradigma pemikiran pengaruh tata letak produk terhadap

keputusan pembelian konsumen... 82

Gambar 4.1 Minimarket Yomart cabang Margahayu Permai... 110

Gambar 4.2 Struktur Organisasi minimarket Yomart Cab. Margahyu Permai 110

Gambar 4.3 Penempatan persediaan barang dagangan di minimarket

Yomart cab. Margahayu Permai... 122

Gambar 4.4 Display tata letak produk minimarket Yomart cab. Margahayu

Permai... 123

Gambar 4.5 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai menempatkan

barang yang saling berhubungan... 125

Gambar 4.6 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai menempatkan

penempatan barang dagangan di depan pintu masuk... 126

Gambar 4.7 Denah dan penomoran tata letak produk di minimarket Yomart


(12)

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.8 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai menggunakan ruang depan-kanan sebagai ruang yang paling bernilai...

129

Gambar 4.9 Tata letak produk pada bagian ruang depan-tengah dan kanan-tengah serta kiri pada Minimarket Yomart cab. Margahayu

Permai... 130

Gambar 4.10 Tata letak produk pada bagian belakang pada Minimarket

Yomart cab. Margahayu Permai... 132

Gambar 4.11 Display mi Instan pada area belakang toko pada Minimarket

Yomart cab. Margahayu Permai... 132

Gambar 4.12 Sistem alur lalu lintas di minimarket Yomart cab. Margahayu


(13)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap manusia pada hakikatnya akan melakukan suatu usaha untuk menutupi seluruh kebutuhan hidupnya, mulai dari berkerja di sebuah perusahaan atau mendirikan usaha sendiri, yang semuanya itu berkaitan dengan suatu jual beli, baik itu berupa barang maupun jasa. Beberapa dekade ini, bisnis enceran menyemarak diberbagai kalangan. Para pengusaha mulai tertarik untuk menanamkan sahamnya, menggepakkan sayapnya untuk merambah bidang bisnis enceran (retail) dengan konsep memberikan pelayanan terbaik dalam menyediakan kebutuhan barang/jasa bagi konsumen. Sebagai pelaku penikmat layanan bisnis enceran, masyarakat merasa termudahkan untuk mendapatkan kebutuhanya. Hal ini dapat dibuktikan dengan munculnya pelaku-pelaku bisnis encera (retailer) yang modern, seperti Hero, Matahari, Carrefour, Yomart, Alfamart,Indomaret. (Maharani Vinci : 2009).

Ritel adalah industri yang dinamis. Ada dinamika hubungan atara barang dan manusia. Barang yang diolah melalui ketatnya rentetan proses produksi dan melewati panjangnya jalur distribusi hanyalah menjadi sia-sia, apabila barang tersebut tidak dibeli oleh masyarakat melalui mekanisme pasar, antara lain melaui pasar modern.(Chistina Whidya Utami : 2006)

Kegiatan ritel merupakan salah satu profesi yang paling menantang dan paling tua saat ini. Sebagian orang menghubungkan kegiatan ritel dengan belanja, dan peritel dengan staf penjualan. Namun pada kenyataannya,kegiatan ritel lebih dari


(14)

2

Universitas Kristen Maranatha

sekedar menjual dan berbelanja. Memenuhi hak dasar menjadi langkah dasar penting bagi setiap peritel. (lynda wee & Cynthia Ng-Tang : 2005).

AC Nielsen Indonesia, sebuah lembaga riset terkemuka di Indonesia, mencatat berbagai tren menarik tentang industri ritel, dalam studi yang laporannya yang berjudul shopper trend 2003. Studi, dengan responden di beberapa kota besar di Indonesia, ini mencatat beberapa kecenderungan. Salah satunya adalah meningkatnya jumlah konsumen yang berbelanja di toko modern, terutama untuk konsumen yang hidup di perkotaan. Penelitian lain mencatat bahwa industri ritel termasuk paling dinamis perkembangnya di Indonesia. Secara agregat, sejak 1996 hingga 2001, industri ini masih dapat tumbuh rata-rata 15% per tahun. Padahal, kala itu, negri ini sedang hebat-hebatnya dilanda krisis. Tahun-tahun kedepan menurut Euromonitor, sebuah lembaga riset global, sektor ritel indonesia rata-rata akan tumbuh hingga 20%.

Hasil riset AC Nielsen Indonesia pada tahun 2001 ditemukan bahwa outlet ritel di Indonesia berjumlah sekitar 2 juta Outlet., 85% diantaranya masih dalam format tradisional. Artinya, baru sekitar 15% porsi ritel modern. Banyak orang percaya, bahwa proporsi itu akan terus bergeser. Toko-toko modern akan terus tumbuh, dan toko tradisional pelan-pelan akan ditinggalkan, meskipun tidak hilang sama sekali. (M. Taufiq Amir : 2005).

Pada jumlah penduduk 220 juta lebih, jelas keberadaan industri ritel modern kita masih pada tahap awal. Tahun 2001, di Malaysia misalnya, jumlah supermarket dibandingkan jumlah penduduknya sudah 1:53.000. Sementara di Indonesia baru 1:400.000. Karena itu, tidak salah kalau dibilang industri ini memiliki prospek yang cukup bagus untuk masa datang. (M. Taufiq Amir : 2005).


(15)

3

Universitas Kristen Maranatha Tabel 1.1

Perkembangan Industri Kecil Menengah di Jawa Barat

Growth of Small and Medium Scale in Jawa Barat

2007 Kabupaten/Kota Regency/City Unit Usaha Establishment Tenaga Kerja Labour Investasi Invesment (Rp Juta/Millions) Kab/Reg

01. Bogor 14 099 113 291 1 622 820,67 02. Sukabumi 15 131 119 949 30 744,15 03. Cianjur 1 150 106 298 3 129,00 04. Bandung 11 982 105 379 140 456,28 05. Garut 9 700 101 237 1 060,72 06. Tasikmalaya 1 281 90 365 35 594,03

07. Ciamis 1 270 68 437 618,00

08. Kuningan 2 014 105 833 2 248,50 09. Cirebon 10 336 28 188 30 708,00 10. Majalengka 7 323 92 099 1 890,43 11. Sumedang 4 917 102 875 16 123,90

12. Indramayu 2 300 76 086 -

13. Subang 3 284 27 708 13 914,00 14. Purwakarta 10 616 28 708 13 941,00 15. Karawang 9 145 108 679 45 354,29 16. Bekasi 10 225 98 519 1 205 241,32 Kota/City

17. Bogor 7 608 107 399 34 368,16 18. Sukabumi 9 296 76 378 1 085,80 19. Bandung 10 559 70 816 45 412,80


(16)

4

Universitas Kristen Maranatha

21. Bekasi 9 597 41 952 52 512,62 22. Depok 9 845 107 395 39 741,07 23. Cimahi 6 005 107 885 11 860,15 24. Tasikmalaya 9 373 70 997 107 880,45 25. Banjar 9 083 92 426 2 672,95

Jawa Barat 195 465 2 148 684

3 447 947,59

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat Source : Provincial Lndustrial and Trade Service of Jawa Barat

Sejalan dengan perkembangan kebutuhan dan pola hidup masyarakat yang semakin menginginkan kenyamanan belanja, kepastian harga, dan keanekaragaman barang kebutuhan dalam satu toko, pelanggan menuntut pengusaha ritel dan toko untuk meningkatkan baik secara pengelolaan, penampilan toko, maupun cara pelayanannya. Oleh karena itu, belakangan ini ritel modern dengan cara pengelolaan secara profesional untuk jaringan toko mencakup departement store, supermarket dan minimarket. (Bob Foster : 2008)

Tapi disisi lain dapat kita lihat bahwa semakin besar pertumbuhan ritel/enceran akan dapat menimbulakan persaingan yang ketat antara satu ritel dengan ritel lainya, persaingan antar peritel terjadi disemua tingkat. Mulai dari tingkat perusahaan ritel besar bersaing terhadap perusahaan ritel besar lainya, peritel skala menengah bersaing dengan peritel yang sekelas denganya, hingga pada tingkat mikro antara sebuah warung dan warung lainya. Bukan itu saja, peritel dari suatu kelas tidak hanya bersaing dengan peritel sesama kelasnya tapi juga dengan peritel dari kelas yang berbeda, misalnya suatu supermarket tidak Cuma bersaing terhadap


(17)

5

Universitas Kristen Maranatha

supermarket lain tetapi juga terhadap hypermarket atau minimarket yang kebetulan lokasinya tidak berjauhan.

Persaingan Antarformat tradisional

Pada sisi gerai berformat modern, persaingan terjadi antara yang besar (yang tidak lain perusahaan besar) dan yang besar, yang menegah dan menegah, yang kecil dan yang kecil, dan meluas yang besar melawan yang menegah dan yang kecil juga. Itu dapat jelas terlihat dalam diagram berikut ini.

persaingan Antarformat Modern

Gambaran persaingan itu adalah tipikal antara satu perusahaan ritel dan perusahaan ritel lainya dalam format yang sama, misalnya hypermarket dan

toko

warung

toko

warung

hypermarket

supermarket supermarket

hypermarket

Minimarket Minimarket

Convenienience store Pasar tradisional


(18)

6

Universitas Kristen Maranatha

supermarket. Tetapi persaingan tersebut terus meluas, tidak saja antar perusahaan yang sama-sama memiliki hypermart, atau antara supermarket melawan supermarket, atau minimarket melawan minimarket, tetapi juga antara hypermart melawan supermarket, supermarket melawan minimarket, dan seterusnya. (Hendri Ma’ruf, 2006:45)

Michael Porter telah mengindentifikasi lima kekuatan yang menentukan daya tarik laba jangka panjang intrinsik pasar atau segmen pasar tertentu,modelnya ditunjukan dalam lima kekuatan tersebut adalah para pesaing industri, calon pendatang, substitusi, pembeli, dan pemasok.

Lima kekuatan yang menentukan daya tarik struktural segmen

Sumber : Philip Kotler, 2005.

Tinggi rendahnya intensitas persaingan, mau tidak mau akan mempengaruhi mulus tidaknya bisnis anda. Semakin banyak yang ikut menjadi pelaku, semakin kecil pembagian peluang yang ada. (M. Taufiq Amir, 2005:15)

Untuk dapat bertahan dalam usaha ritel ini kita harus menetapkan suatu strategi pemasaran yang tepat dengan lebih memperhatikan apa kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini akan memberikan kepuasan lebih, yang dapat dirasakan oleh konsumen dan dapat mengungguli para pesaing yang ada. Salah satunya yang

Pendatang baru potensial (ancaman

mobilitas)

Pesaing-pesaing industri (rival segmen)

Pembeli (kekuatan pembeli) Pemasok (kekuatan

pemasok

Penganti/subtitusi (ancaman substitusi)


(19)

7

Universitas Kristen Maranatha

dapat kita terapkan adalah strategi pemasaran yaitu Retail Marketing Mix yang terdiri dari lokasi, Merchandise, Pricing, Periklanan dan Promosi, Atmosfer dalam gerai,Tata Letak dan Retail Service.

Sebagai toko eceran atau ritel, kemampuan menyediakan produk-produk yang bermacam-macam dengan pengaturan tata letak yang efektif akan sangat dibutuhkan konsumen karena salah satu alasan kecenderungan konsumen memilih mengunjungi ritel. Selain itu konsumen berharap akan menemukan suatu produk atau bermacam-macam produk yang akan memenuhi segala kebutuhan untuk saat ini atau yang yang akan datang dengan hanya mengunjungi satu toko saja dengan harapan akan mudah dicari dan didukung oleh tata letak produk yang rapi, bersih, beranekaragam,dll. Sedangkan Ritel yang hanya menyediakan satu jenis barang saja dan tidak memperhatikan tata penyusunan produk yang baik kemungkinan tidak dapat bertahan lama dalam usahanya karena tidaklah mungkin mengharapkan setiap konsumen memiliki kebutuhan dan keinginan yang sama yang dapat terpenuhi dan konsumen akan merasa bingung jika mau membeli suatu produk/jasa yang tata letak produknya berantakan/acak-acakan, tidak teratur.

Tata letak Ritel didasarkan ide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi bergantung pada produk yang dapat menarik perhatian pelangan. Sehingga banyak manajer ritel mencoba untuk mempertontokan produk kepada konsumen sebanyak mungkin. Dalam penelitian menyebutkan semakin banyak produk produk dapat di lihat pelanggan semakin tinggi tingkat penjualan dan akan berpengaruh semakin cepatnya pengembalian investasi.untuk itu manajer operasional perusahaan ritel dapat melaukan pengubahan pengaturan toko secara keseluruhan atau lokasi temapat bagi beragam produk dalam toko. (Ir.Yuriadi Kusuma : 2008)


(20)

8

Universitas Kristen Maranatha

Yomart merupakan perusahaan ritel modern yang bergerak dibidang minimarket. Dengan memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen, kami berkomitmen menjadi perusahaan terbaik tidak hanya skala lokal dan nasional tetapi juga skala global.

Yomart merupakan bagian dari sebuah kelompok usaha ritel skala nasional yang berpusat di Bandung dan telah berpengalaman mengelola usaha ritel sejak tahun 1982. Cabang pertama Yomart adalah Yomart Ciwastra, Bandung, yang mulai beroperasi pada tanggal 23 Agustus 2003. Dengan perkembangannya yang cukup baik, Yomart juga pernah dibimbing oleh lembaga Action International, yang berbasis di Nevada Amerika Serikat dan IFBM, lembaga konsultasi internasional untuk pengembangan franchise. Sampai dengan tahun 2009, Yomart sudah memiliki lebih dari 200 toko yang tersebar di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur antara lain Bandung, Cimahi, Garut, Tasikmalaya, Sumedang, Subang, Majalengka, Cirebon, Purwakarta, Indramayu, Pangandaran, Ciamis, Sukabumi, Banjar, Bogor, Jakarta dan Surabaya.

Visi:

“Menjadi korporasi ritel internasional terbaik yang terintegrasi.” Misi :

1. Berkembang bersama masyarakat.

2. Dikelola oleh sumber daya manusia yang kompeten.


(21)

9

Universitas Kristen Maranatha

4. Mampu mengintegrasikan satuan bisnis strategis dengan didukung oleh teknologi.

5. Unik dan inovatif.

6. Menguasai pangsa pasar domestik.

Budaya Yomart :

Yield

Kami berkarya dengan sepenuh hati dan segenap kemampuan untuk mencapai hasil terbaik bagi Yomart dan keluarga.

Ownership

Yomart milik kami, yang kami jaga, kami pelihara dan kami kembangkan seperti keluarga sendiri

Multiply

Kami bertekad, melipatgandakan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan untuk kesejaheraan Yomart dan masyarakat dimana kami berada

Amity

Kami yakin dengan persahabatan sejati yang dilandasi ketulusan, keterbukaan dan saling memberi dalam keluarga Yomart mampu mewujudkan citra Yomart yang bersahabat


(22)

10

Universitas Kristen Maranatha Responsible

Kami tulang punggung Yomart bertanggung jawab atas setiap langkah dan tindakan dalam membangun masa depan bersama yang lebih gemilang

Trust

Kami yakin saling percaya membuahkan kerja sama tim yang sinergis dan harmonis untuk mewujudkan Yomart yang terpercaya di mata pelanggan dan mitra

Minimarket

Yomart beroperasi melalui jaringan minimarket baik yang dimilikinya sendiri maupun melalui waralaba. Dengan didukung beragam suplier berskala nasional dan lokal, Yomart mampu menyajikan berbagai produk dengan tingkat penjualan yang tinggi. Dengan dilandasi moto,”Belanja dekat dan hemat,” Yomart berkomitmen untuk mengembangkan jaringan minimarket yang mudah dijangkau, harga yang kompetitif dan dekat di hati pelanggan . (PT. Yomart Rukun Selalu)

Masalah yang dihadapi oleh minimarket Yomart adalah bagaimana caranya meningkatkan keputusan pembelian konsumen dengan salah satu cara meningkatkan tata letak produk yang tepat. Oleh itu kita Harus peka menanggapi kebutuhan pelanggan, keinginan konsumen,memperbaiki tata letak produk, manajemen yang efektif, pemasaran yang tepat dan selain itu rItel juga harus menerapkan strategi keragaman produk (produk assortment), bauran pelayanan (service mix) dan suasana toko (store atmosphere) dan masih banyak lagi yang berkaitan dengan lingkungan ritel yang belum terpenuhi (unmet need) jika mereka ingin tetap bertahan hidup


(23)

11

Universitas Kristen Maranatha

dalam lingkungan persaingan bisnis ritel yang semakin tajam. (Manajemen minimarket Yomart cab.Margahayu Permai : 2009)

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul:’Analisis Pengaruh Tata Letak Produk Terhadap Keputusan

Pembelian konsumen pada minimarket Yomart”

1.2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang tersebut di atas, penulis mengidentifikasikan beberapa masalah yang akan diteliti dan dibahas sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan tata letak produk di minimarket Yomart? 2. Bagaimana keputusan pembelian produk pada minimaket Yomart?

3. Seberapa besar pengaruh tata letak produk pada minimarket pada keputusan pembelian konsumen?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang bagaimana hubungan antara tata letak produk terhadap minat beli konsumen pada minimarket Yomart.

1 Untuk menganalisis bagaimana pelaksanaan tata letak produk pada minimarket Yomart.

2 Untuk menganalisis keputusan pembelian konsumen yang terdapat di minimarket Yomart.

3 Untuk menganalisis seberapa besar hubungan tata letak produk dengan keputusan pembelian konsumen di minimarket Yomart?


(24)

12

Universitas Kristen Maranatha 1.4. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat memberikan bagaimana gambaran mengenai suatu hubungan antara tata letak produk terhadap minat beli konsumen pada minimarket Yomart, sehingga hasil penelitian ini dapat berguna bagi:

1. Teoritis/Akademis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, gambaran, wawasan dan pengetahuan dalam hal ilmu manajemen pemasaran ritel, dalam hal manajemen ritel dan keputusan pembelian dan sebagai pembanding maupun sebagai sumbangan pemikiran dan informasi bagi mereka yang tertarik untuk mengadakan penelitian di bidang yang sama.

2. Perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu bahan masukan serta bahan pertimbangan yang berguna bagi perusahaan/ minimarket Yomart terutama dalam menetapkan kebijakan tata letak produk sebagai variabel yang dipengaruhi minat beli konsumen.


(25)

169

Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis mengenai pengaruh tata letak produk terhadap keputusan pembelian konsumen pada minimarket Yomart cab. Margahyu Pemai, maka penulis pada bagian ini mencoba untuk menarik simpulan sebagai berikut:

1. Pengaturan tata letak produk di minimarket Yomart cab. Margahayu Permai

 Penempatan persediaan barang dagangan di minimarket Yomart cab. Margahayu Permai tidak memberi kesan berdesak-desakan,82% responden menjawab setuju,

 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai mengatur tata letak produknya dengan baik, lengkap agar pelanggan leluasa memilih barang dagangan, 90% responden menjawab setuju,

 Minimarket Yomart cab.Margahayu Permai menempatkan jenis barang-barang yang saling berhubungan dalam satu bagian,90% responden menjawab setuju,

 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai meletakan barang-barang yang menggerakan hati di dekat pintu masuk dan gang-gang, sehingga anda tertarik untuk membeli,49% responden menjawab setuju,


(26)

170

Universitas Kristen Maranatha  Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai meletakan tata letak produk secara tepat, sehingga mudah dicari oleh pelanggan,85% responden menjawab setuju,

 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai menggunakan ruang depan-kanan sebagai ruang yang paling bernilai,55% responden menjawab setuju.

 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai menggunakan ruang depan-tengah dan kanan-depan-tengah serta kiri sebagai ruang yang paling bernilai,65% responden menjawab setuju,

 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai menggunakan bagian belakang toko sebagai bagian yang kurang banyak dilewati pelanggan, 52% responden menjawab setuju,

 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai memberi lalu lintas yang luas sehingga tidak terjadi berdesak-desakan,74% responden menjawab setuju.

2. Keputusan pembelian konsumen

Pengenalan Masalah

 Konsumen membeli produk/barang melalui proses pengamatan,pembelajaran terlebih dahulu,89% responden menjawab setuju,

 konsumen membeli produk/barang berdasarkan pengalaman,81% responden menjawab setuju.


(27)

171

Universitas Kristen Maranatha  konsumen membeli produk/barang melalui pertimbangan-pertimbangan

tertentu,81% responden menjawab setuju,

 konsumen membeli produk/barang dipengaruhi oleh kelompok sosial seperti kumunitas, masyarakat kelompok agama,36% responden menjawab setuju.

 Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh refensi/acuan,41% responden menjawab setuju,

 Keputusan pembelian dilakukan dengan proses mengenali masalah melalui motif-motif pembelian,65% responden menjawab setuju,

 Pembelian dilakukan dengan proses mengenali masalah melalui konsep diri dan pengaruh-pengaruh lain,66% responden menjawab setuju,

Pencarian Informasi

 Pembelian produk berdasarkan informasi dari keluarga,tetangga,66% responden menjawab setuju,

 Pembelian produk berdasarkan informasi dari teman,sahabat,72% responden menjawab setuju,

 Pembelian produk berdasarkan informasi dari kenalan, rekan bisnis,56% responden menjawab setuju,

 Pembelian produk berdasarkan informasi iklan di tv, radio,71% responden menjawab setuju,


(28)

172

Universitas Kristen Maranatha

 Pembelian produk berdasarkan informasi dari tenaga

penjual/pramuniaga,56% responden menjawab setuju,

 Pembelian produk berdasarkan informasi dari pedagang

perantara/retailer/toko,47% responden menjawab setuju,

 Pembelian produk berdasarkan informasi dari pengemasan produk-produk,66% responden menjawab setuju,

 Pembelian produk berdasarkan informasi dari media masa, majalah,koran,70% responden menjawab setuju,

 Pembelian produk berdasarkan informasi dari suatu organisasi ranting konsumen,57% responden menjawab setuju,

 Pembelian produk berdasarkan informasi dari cara penanganan,pemeriksaan, dan kegunaan produk,81% responden menjawab setuju,

Evaluasi Alternatif

 Kosumen membeli produk untuk memenuhi kebutuhanya,93% responden menjawab setuju,

 Konsumen membeli produk untuk mencari manfaat tertentu dari produk tersebut,85% responden menjawab setuju,

Keputusan membeli

 Keputusan pembelian produk itu berdasarkan jenis produknya,89% responden menjawab setuju,


(29)

173

Universitas Kristen Maranatha  Keputusan pembelian produk itu berdasarkan jenis mereknya,69% responden

menjawab setuju,

 Keputusan pembelian produk berdasarkan siapa penjualnya,27% responden menjawab setuju,

 Keputusan pembelian produk berdasarkan jumlah barang yang dibeli, 61% responden menjawab setuju,

 Keputusan pembelian produk itu berdasarkan waktu membeli ( pagi,siang,sore,malam),45% responden menjawab setuju,

 Keputusan pembelian produk itu berdasarkan cara pembayaranya (cash,debit,diskon,dll),77% responden menjawab setuju.

3. Pengaruh antara tata letak produk terhadap keputusan pembelian konsumen

 Pengaruh tata letak produk terhadap keputusan pembelian kosumen di minimarket Yomart cab. Margahayu Permai adalah sebesar 13,33% berarti tingkat pengaruh variabel tata letak produk terhadap keputusan pembelian masuk dalam kategori sangat rendah dan 86,67% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukan dalam penelitian.


(30)

174

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

1. Tata letak produk harus lebih ditingkatkan, minimarket Yomart cab. Margahayu Permai harus lebih memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan, seperti penyediaan barang dagangan yang lebih menarik di depan pintu masuk, karena dari penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa 45% pelanggan minimarket Yomart cabang Margahayu Permai mengatakan setuju bahwa meletakan barang-barang yang menggerakan hati didekat pintu masuk dan gang-gang sehingga anda tertarik untuk membeli karena barang yang di jual adalah barang yang tidak susuai dengan kebutuhan konsumen. Minimarket Yomart juga harus memperhatikan tingkat ketersediaan barang dagangan yang dijual, karena banyak pelanggan merasa kecewa bahwa persediaan di minimarket Yomart cab. Margahayu Permai sanagt terbatas. Sebagai contoh: telor,susu, roti dll.

2. Dari hasil perhitungan koefesien determinasi sebesar 13,33% dan berarti masih terdapat faktor lain sebesar 86,67% yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen di minimarket Yomart cab. Margahayu Permai, seperti harga, promosi, distribusi, pelayanan dll. Untuk itu disarankan agar melakukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara harga, promosi, distribusi, pelayanan terhadap keputusan pembelian di minimarket Yomart cab. Margahayu Permai.


(31)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Alma, H. Buchari (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Cetakan Ketujuh, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Amir, M. Taufiq (2005). Manajemen Ritel : Panduan Lengkap Pengelolaan Toko

Modern. Cetakan 2, Penerbit PPM, Jakarta.

Basu Swastha, DH dan Handiko T, Hani (2000). Edisi pertama, cetakan ketiga. “Manajemen pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen”. Yogyakarta :

BPFE.

Buchari alma, 2004, “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa”. Edisi Revisi,

Bandung, Alfabeta.

Berman, Barry & Joel R. Evans, Retail Management, A strategic Approach, 7th edition, Englewood Cliff New Jersey: Prentice Hall Inc, 1998_

Foster, Bob (2008). Manajemen Ritel. Cetakan Kesatu, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Ma’ruf, Hendri (2006). Pemasaran Ritel, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Suryana (2006). Kewirausahaan. Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Menuju

Sukses, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Utami, Christina Whidya (2006). Manajemen Ritel : Strategi dan Implementasi


(32)

Universitas Kristen Maranatha

Vinci, Maharani (2009). Manajemen Bisnis Eceran. Cetakan Pertama, Penerbit Sinar Baru Algensindo, Bandung.

Kotler, Phillip (2002). “Manajemen Pemasaran”, Jilid 1 dan 2, diterjemahkan

oleh Hendra Teguh dan Benjamin Molan. Jakarta: PT Prenhallindo.

Kotler, Phillip (2003). 11th Edition. “Marketing Management”, Jilid 1 dan 2.

Jakarta: Prenhallindo.

Kotler, Phillip (2005). Manajemen Pemasaran. Jakarta : Empat Salemba.

Kotler, Phillip dan Gary Armstrong (2001). Edisi 8. “Marketing Principles”, jilid

1dan 2, diterjemahkan oleh Wilhemus W. Bakowastun. Jakarta : Erlangga.

Kotler, Phillip dan Gary Amrstrong (2003). “Prinsip-Prinsip Pemasaran”, Jilid 1

dan 2. Jakarta: Erlangga.

Sehiffman and Kanuk (2004). “ Perilaku Konsumen”. Ed 7, alih bahasa Zulkifli

Kapis, Penerbit: PT. Indeks Group Gramedia Jakarta.

M. Taufiq Amir, Manajemen Ritel: Panduan Lengkap Pengelolaan Toko Modern, PPM, Jakarta, 2004

Husein Umar, Metodologi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran, PT Gramedia Pustaka Jakarta, 1999

Kotler, Philip, Marketing Management, 11th edition, Prentice Hall Inc , 2003


(33)

Universitas Kristen Maranatha

oleh Hendra Teguh, Ronny A Rusli, Benyamin Molan,

Manajemen Pemasaran, Edisi MillenniumI Jilid Kesatu ,

Jilid Kedua , Prenhallindo , Jakarta, 2000

Sugoyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta,CV : Bandung

Sugiyono. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono, Endar. 2004. Pengaruh Persepsi Produk, Harga dan Promosi

Terhadap Omset Penjualan Pada Industri Kecil Keramik Di Kec. Banjarharjo Kab. Brebes. Skripsi, UNNES.

Umar, Husein. 1990. Metodelogi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sugoyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta,CV : Bandung

Fandy Tjiptono, 2005, Brand Management, Andi : Yogyakarta

Husein Umar, 1999, Metodologi Penelitian : Aplikasi Dalam Pemasaran, PTGramedia


(1)

172

Universitas Kristen Maranatha  Pembelian produk berdasarkan informasi dari tenaga

penjual/pramuniaga,56% responden menjawab setuju,

 Pembelian produk berdasarkan informasi dari pedagang perantara/retailer/toko,47% responden menjawab setuju,

 Pembelian produk berdasarkan informasi dari pengemasan produk-produk,66% responden menjawab setuju,

 Pembelian produk berdasarkan informasi dari media masa, majalah,koran,70% responden menjawab setuju,

 Pembelian produk berdasarkan informasi dari suatu organisasi ranting konsumen,57% responden menjawab setuju,

 Pembelian produk berdasarkan informasi dari cara penanganan,pemeriksaan, dan kegunaan produk,81% responden menjawab setuju,

Evaluasi Alternatif

 Kosumen membeli produk untuk memenuhi kebutuhanya,93% responden menjawab setuju,

 Konsumen membeli produk untuk mencari manfaat tertentu dari produk tersebut,85% responden menjawab setuju,

Keputusan membeli

 Keputusan pembelian produk itu berdasarkan jenis produknya,89% responden menjawab setuju,


(2)

173

Universitas Kristen Maranatha  Keputusan pembelian produk itu berdasarkan jenis mereknya,69% responden

menjawab setuju,

 Keputusan pembelian produk berdasarkan siapa penjualnya,27% responden menjawab setuju,

 Keputusan pembelian produk berdasarkan jumlah barang yang dibeli, 61% responden menjawab setuju,

 Keputusan pembelian produk itu berdasarkan waktu membeli ( pagi,siang,sore,malam),45% responden menjawab setuju,

 Keputusan pembelian produk itu berdasarkan cara pembayaranya (cash,debit,diskon,dll),77% responden menjawab setuju.

3. Pengaruh antara tata letak produk terhadap keputusan pembelian

konsumen

 Pengaruh tata letak produk terhadap keputusan pembelian kosumen di minimarket Yomart cab. Margahayu Permai adalah sebesar 13,33% berarti tingkat pengaruh variabel tata letak produk terhadap keputusan pembelian masuk dalam kategori sangat rendah dan 86,67% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukan dalam penelitian.


(3)

174

Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

1. Tata letak produk harus lebih ditingkatkan, minimarket Yomart cab. Margahayu Permai harus lebih memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan, seperti penyediaan barang dagangan yang lebih menarik di depan pintu masuk, karena dari penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa 45% pelanggan minimarket Yomart cabang Margahayu Permai mengatakan setuju bahwa meletakan barang-barang yang menggerakan hati didekat pintu masuk dan gang-gang sehingga anda tertarik untuk membeli karena barang yang di jual adalah barang yang tidak susuai dengan kebutuhan konsumen. Minimarket Yomart juga harus memperhatikan tingkat ketersediaan barang dagangan yang dijual, karena banyak pelanggan merasa kecewa bahwa persediaan di minimarket Yomart cab. Margahayu Permai sanagt terbatas. Sebagai contoh: telor,susu, roti dll.

2. Dari hasil perhitungan koefesien determinasi sebesar 13,33% dan berarti masih terdapat faktor lain sebesar 86,67% yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen di minimarket Yomart cab. Margahayu Permai, seperti harga, promosi, distribusi, pelayanan dll. Untuk itu disarankan agar melakukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara harga, promosi, distribusi, pelayanan terhadap keputusan pembelian di minimarket Yomart cab. Margahayu Permai.


(4)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Alma, H. Buchari (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Cetakan Ketujuh, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Amir, M. Taufiq (2005). Manajemen Ritel : Panduan Lengkap Pengelolaan Toko Modern. Cetakan 2, Penerbit PPM, Jakarta.

Basu Swastha, DH dan Handiko T, Hani (2000). Edisi pertama, cetakan ketiga.

Manajemen pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen”. Yogyakarta :

BPFE.

Buchari alma, 2004, “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa”. Edisi Revisi, Bandung, Alfabeta.

Berman, Barry & Joel R. Evans, Retail Management, A strategic Approach, 7th edition, Englewood Cliff New Jersey: Prentice Hall Inc, 1998_

Foster, Bob (2008). Manajemen Ritel. Cetakan Kesatu, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Ma’ruf, Hendri (2006). Pemasaran Ritel, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Suryana (2006). Kewirausahaan. Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Menuju Sukses, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Utami, Christina Whidya (2006). Manajemen Ritel : Strategi dan Implementasi Ritel Modern, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


(5)

Universitas Kristen Maranatha Vinci, Maharani (2009). Manajemen Bisnis Eceran. Cetakan Pertama, Penerbit

Sinar Baru Algensindo, Bandung.

Kotler, Phillip (2002). “Manajemen Pemasaran”, Jilid 1 dan 2, diterjemahkan oleh Hendra Teguh dan Benjamin Molan. Jakarta: PT Prenhallindo.

Kotler, Phillip (2003). 11th Edition. “Marketing Management”, Jilid 1 dan 2. Jakarta: Prenhallindo.

Kotler, Phillip (2005). Manajemen Pemasaran. Jakarta : Empat Salemba.

Kotler, Phillip dan Gary Armstrong (2001). Edisi 8. “Marketing Principles”, jilid 1dan 2, diterjemahkan oleh Wilhemus W. Bakowastun. Jakarta : Erlangga.

Kotler, Phillip dan Gary Amrstrong (2003). “Prinsip-Prinsip Pemasaran”, Jilid 1 dan 2. Jakarta: Erlangga.

Sehiffman and Kanuk (2004). “ Perilaku Konsumen”. Ed 7, alih bahasa Zulkifli Kapis, Penerbit: PT. Indeks Group Gramedia Jakarta.

M. Taufiq Amir, Manajemen Ritel: Panduan Lengkap Pengelolaan Toko Modern, PPM, Jakarta, 2004

Husein Umar, Metodologi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran, PT Gramedia Pustaka Jakarta, 1999

Kotler, Philip, Marketing Management, 11th edition, Prentice Hall Inc , 2003


(6)

Universitas Kristen Maranatha oleh Hendra Teguh, Ronny A Rusli, Benyamin Molan,

Manajemen Pemasaran, Edisi MillenniumI Jilid Kesatu , Jilid Kedua , Prenhallindo , Jakarta, 2000

Sugoyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta,CV : Bandung

Sugiyono. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono, Endar. 2004. Pengaruh Persepsi Produk, Harga dan Promosi Terhadap Omset Penjualan Pada Industri Kecil Keramik Di Kec. Banjarharjo Kab. Brebes. Skripsi, UNNES.

Umar, Husein. 1990. Metodelogi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sugoyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta,CV : Bandung

Fandy Tjiptono, 2005, Brand Management, Andi : Yogyakarta

Husein Umar, 1999, Metodologi Penelitian : Aplikasi Dalam Pemasaran, PTGramedia