Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Makanan Olahan Daging (Nugget) Merek So Good Pada Konsumen Muslim Supermarket Hypermart Sun Plaza Medan

(1)

SKRIPSI

PENGARUH LABELISASI HALAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MAKANAN OLAHAN DAGING

(NUGGET) MEREK SO GOOD PADA KONSUMEN MUSLIM SUPERMARKET HYPERMART

SUN PLAZA MEDAN

OLEH

ADI AKHIYAR IS 070502110

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian nugget So Good pada konsumen muslim supermarket Hypermart Sun Plaza Medan

Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif. Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana. Metode analisis data menggunakan bantuan SPSS 17,0 for Windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 96 mahasiswa Universitas Sumatera Utara sebagai sampel penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, analisis data dengan metode analisis regresi linear sederhana menunjukkan bahwa labelisasi halal berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian nugget So Good pada konsumen muslim supermarket Hypermart Sun Plaza Medan. Berdasarkan uji signifikan parsial (uji-t) bahwa labelisasi halal berpengaruh secara positif dan signifikan. Nilai R sebesar 0,686 berarti hubungan antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian (Y) sebesar 68,6% yang berarti hubungannya erat.


(3)

ABSTRACT

This study purposes were to determined the influence of halal labeling towards buying decision of nugget So Good for consumer at the supermarket Hypermart Sun Plaza Medan

This research was a type of explanatory research, that was research to be learned according to the levels that was based on the goals and objects. The populations in this study were consumer nugget So Good at the supermarket Hypermart Sun Plaza Medan . Then the data collection method in this study was a questionnaire and documentation studied. Data processing was using the SPSS version 17,0 software for windows. Methods of data analysis was using descriptive method and quantitative method that was simple linear regression analysis used to measured the influence of halal labeling towards buying decision of nugget So Good for konsumen at the supermarket Hypermart Sun Plaza Medan Based on t test the independent variable (halal labeling) have a positive and significant influence on the dependent variable (buying decision). Through testing the correlation coefficient (R) obtained the level of correlation or relationship between halal labeling toward the purchase of nugget So Good were a sufficient relationship.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji sukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Strata 1 (S-1) Ekonomi Manajemen.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua penulis, Ayahanda Ibrahim ismin, Ibunda Supina Harahap, abang, dan kakak penulis yang selalu memberikan kasih sayang, doa, nasehat, serta atas kesabarannya yang luar biasa dalam membimbing penulis dan merupakan anugerah terindah dalam hidup penulis.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Selaku Ketua Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si Selaku Sekretaris Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si Selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sumatera Utara.


(5)

5. Bapak Drs. Raja Bongsu H, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi arahan dalam menyusun skripsi ini.

6. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, M.M selaku Penguji I yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Ibu Dra. Komariah Pandia, M.Si selaku penguji II yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. 8. Seluruh Staf Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

9. Terima kasih buat teman-temanku Bagus, Nurdin, Lukman, Yusuf, Ari, Zein, Abdul, Jansen, Ananta, Amar, Ihsan, Heri, serta anak-anak KFC lainnya dan teman-teman seperjuangan di Departemen Manajemen USU angkatan 2007 atas persahabatan dan dukungannya selama ini kepada penulis.

10. Terima kasih buat Nurhayati yang selalu ada saat penulis membutuhkan semangat perhatian dan pengertiannya. Dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini.

Medan, September 2011 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .. ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... ... iii

DAFTAR ISI ... ... v

DAFTAR TABEL ... ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... ... 1

1.2 Perumusan Masalah .. ... 7

1.3 Tujuan penelitian .. ... 7

1.4 Maanfaat Penelitan .. ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Uraian Teoritis ... ... 9

2.1.1 Pengertian Label .... ... 10

2.1.2 Pengertian Halal .. ... 11

2.1.3 Labelisasi Halal ... 12

2.1.4 Perilaku Konsumen ... 17

2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian ... 19

2.1.6 Proses Keputusan Pembelian Konsumen ... 25

2.1.7 Klasifikasi Peran Pembelian ... 27

2.2 Penelitian Terdahulu ... 28

2.3 Kerangka Konseptual .. ... 30

2.4 Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

3.3 Batasan Operasional ... 32

3.4 Operasionalisasi Variabel ... 33

3.5 Skala Pengukuran ... 35

3.6 Populasi dan Sampel ... 36

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 38

3.8 Uji Validitas dan Realibilitas ... 39

3.9 Teknis analisis ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .... ... 43

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 43


(7)

4.1.2 Macam Macam Rasa Nugget So Good ... . 45

4.2 Hasil Penelitian... . 46

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... . 46

4.2.2 Analisisi Data... . 49

4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... . 54

4.2.4 Analisis Regresi Linear Sederhana ... . 57

4.2.5 Uji Hipótesis ... . 58

4.2.6 Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... . 59

4.3 Pembahasan ... . 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... . 63

5.1 Kesimpulan ... . 63

5.2 Saran ... . 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 3.1 Tabel operasional variabel ... 35

Tabel 3.2 Tabel instrumen skala likert ... 36

Tabel 4.1 Uji Validitas ... 48

Tabel 4.2 Uji Reliabilitas ... 49

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 50

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian... 50

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Labelisasi Halal ... 51

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keputusan Pembelian ... 52

Tabel 4.7 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 57

Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 59


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 1.1 Logo Halal MUI ... 4

Gambar 2.1 Pengertian produk ... 9

Gambar 2.2 Konsep produk total ... 10

Gambar 2.3 Faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen ... 24

Gambar 2.4 Proses keputusan pembelian ... 25

Gambar 2.5 Kerangka konseptual penelitian ... 31

Gambar 4.1 Jenis Rasa Nugget So Good ... 46

Gambar 4.2 Grafik Histogram Uji Normalitas ... 55

Gambar 4.3 Scatter plot Uji Normalitas ... 55


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman Lampiran I Kuesioner ... 67 Lampiran 2 Reliability ... 70 Lampiran 3 Logo LPPOM-MUI dan Aneka Rasa Nugget So Good ... 71


(11)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian nugget So Good pada konsumen muslim supermarket Hypermart Sun Plaza Medan

Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif. Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana. Metode analisis data menggunakan bantuan SPSS 17,0 for Windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 96 mahasiswa Universitas Sumatera Utara sebagai sampel penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, analisis data dengan metode analisis regresi linear sederhana menunjukkan bahwa labelisasi halal berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian nugget So Good pada konsumen muslim supermarket Hypermart Sun Plaza Medan. Berdasarkan uji signifikan parsial (uji-t) bahwa labelisasi halal berpengaruh secara positif dan signifikan. Nilai R sebesar 0,686 berarti hubungan antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian (Y) sebesar 68,6% yang berarti hubungannya erat.


(12)

ABSTRACT

This study purposes were to determined the influence of halal labeling towards buying decision of nugget So Good for consumer at the supermarket Hypermart Sun Plaza Medan

This research was a type of explanatory research, that was research to be learned according to the levels that was based on the goals and objects. The populations in this study were consumer nugget So Good at the supermarket Hypermart Sun Plaza Medan . Then the data collection method in this study was a questionnaire and documentation studied. Data processing was using the SPSS version 17,0 software for windows. Methods of data analysis was using descriptive method and quantitative method that was simple linear regression analysis used to measured the influence of halal labeling towards buying decision of nugget So Good for konsumen at the supermarket Hypermart Sun Plaza Medan Based on t test the independent variable (halal labeling) have a positive and significant influence on the dependent variable (buying decision). Through testing the correlation coefficient (R) obtained the level of correlation or relationship between halal labeling toward the purchase of nugget So Good were a sufficient relationship.


(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam dekade terakhir ini kesadaran beragama umat Islam semakin kuat. Bukan hanya umat Islam di pedesaan, tetapi lebih-lebih di perkotaan. Banyaknya artis-artis yang berjilbab, atau maraknya pengajian di hotel-hotel berbintang menunjukkan adanya penguatan kesadaran beragama itu. Menguatnya kesadaran beragama ini semakin memperkuat posisi daya tawar Islam di pemerintahan. Aspirasi-aspirasi mereka semakin didengar oleh pemerintah, termasuk aspirasi soal jaminan kehalalan suatu produk makanan. Hal ini juga sempat dipicu oleh sejumlah isu, seperti adanya lemak babi pada produk makanan tertentu, juga isu soal daging impor yang tidak jelas proses sembelihannya.

Dalam ajaran Islam seorang muslim tidak diperkenankan memakan sesuatu kecuali yang halal. Bukan cuma halal, tetapi juga thayyib (baik). Para ulama menafsirkan thayyib sebagai bergizi sesuai standar ilmu kesehatan. Allah berfirman:

Artinya : “Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan; karena sesungguhnya syaithan adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah:168).


(14)

Maka kemudian kita menyaksikan kebijakan pemerintah, lewat LPPOM -MUI, yang menganjurkan produsen makanan untuk memeriksakan produknya ke LPPOM (Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan, dan Kosmetika ), dan di berikan sertifikasi halal jika dinyatakan halal sesuai hukum Islam. Dengan adanya sertifikasi halal itu, umat Islam menjadi lebih tenang dalam mengkonsumsi makanan yang beredar di pasaran.

Adanya LPPOM-MUI dapat membantu masyarakat memudahkan proses pemeriksaan kehalalan suatu produk. Dengan mendaftarkan produknya untuk diaudit keabsahan halal-nya oleh LPPOM-MUI sehingga produknya bisa mencantumkan label halal dan hal itu berarti produk tersebut telah mendapat jaminan halal untuk dikonsumsi umat muslim dan hilanglah rintangan yang membatasi produk dengan konsumen muslim. Hal ini berarti peluang pasar yang besar akan terbuka. Dengan adanya label halal ini konsumen muslim dapat memastikan produk mana saja yang boleh mereka konsumsi. Secara teori maka, untuk para pemeluk agama Islam yang taat pilihan produk makanan yang mereka pilih adalah makanan halal yang diwakili oleh label halal pada kemasan suatu produk.

Menurut Stanton dan William (2004:282) label adalah bagian sebuah produk yang membawa informasi verbal tentang produk atau tentang penjualnya. Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan atau pula etiket (tanda pengenal) yang dicantumkan pada produk.

Kotler (2008:276) menyatakan bahwa label memiliki 3 fungsi utama yaitu: a. Mengidentifikasikan produk atau merek


(15)

b. Menentukan kelas produk

c. Menjelaskan produk yaitu siapa pembuatnya, kapan, dimana, apa isinya. Label halal termasuk kedalam Descriptive Label, yaitu label yang memberikan informasi objektif mengenai penggunaan, konstruksi/pembuatan, perhatian/perawatan, dan kinerja produk, serta karakteristik-karakteristik lainnya yang berhubungan dengan produk.

Ketiadaan label halal pada sebuah produk akan membuat konsumen muslim berhati-hati dalam memutuskan untuk mengkonsumsi atau tidak produk-produk tanpa label halal tersebut.

Kebudayaan adalah salah satu faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar, dalam hal ini faktor agama juga termasuk kedalam faktor budaya. Dengan kata lain agama merupakan salah satu faktor utama dalam perilaku pengambilan keputusan dan perilaku pembelian konsumen.

Menurut Setiadi (2003:338) simbol-simbol kebudayaan dapat berupa sesuatu yang tidak kasat mata seperti : sikap, kepercayaan, nilai-nilai, bahasa, dan agama atau sesuatu yang kasat mata seperti peralatan, perumahan, produk, hasil seni.

Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tidak mampu lepas dari pengaruh lingkungan yang mengitarinya. Lingkungan dimana konsumen berada mempengaruhi perilaku keputusan pembeliannya.


(16)

Label halal yang ada pada kemasan produk yang beredar di Indonesia adalah sebuah logo yang tersusun dari huruf-huruf Arab yang membentuk kata halal dalam sebuah lingkaran.

Sumber :

Gambar 1.1 Logo halal MUI

Peraturan pelabelan yang dikeluarkan Dirjen POM (Direktorat jenderal pengawasan obat dan makanan) Departemen Republik Indonesia, juga mewajibkan para produsen-produsen produk makanan untuk mencantumkan label tambahan yang memuat informasi tentang kandungan (ingredient) dari produk makanan tersebut. Dengan begitu konsumen dapat memperoleh sedikit informasi yang dapat membantu mereka untuk menentukan sendiri kehalalan suatu produk.

So Good yang telah memiliki label halal dengan nomor Certificate Serial Number : 00010006841197

merupakan produk makanan olahan daging yang cukup dikenal oleh masyarakat di Indonesia, dengan promosi yang dilakukan dengan cukup baik, sehingga dengan cepat masyarakat dapat mengenal produknya. So Good sendiri merupakan nama salah satu merek PT. Japfa Comfeed Indonesia dan digunakan untuk merek


(17)

makanan beku olahan hasil PT. Japfa Comfeed Indonesia. Merek lain yang sudah cukup dikenal masyarakat diantaraya Sozzis (siap makan), Holanda (kue kering) dan Greenfields (susu instant siap minum).

Disamping produk makanan PT. Japfa Comfeed Indonesia juga bergerak di bidang aquaculture dimana produk-produk yang dihasilkan seperti industri perikanan/penangkapan ikan (fisheries), pakan udang (shrimp feed), pertanian penyimpanan dingin (farming cold storage), perusahaan penetasan ayam, pakan ayam dan rumah pemotongan ayam, juga dalam bidang perdagangan, real estate, industri pakan ternak, pertaniaan dan perkebunan.

PT Japfa Comfeed Indonesia merupakan salah satu perusahaan besar yang bergerak diberbagai bidang dengan membuat sinergi hulu ke hilir, dengan memperkenalkan produk baru dengan inisiatif marketing yang intensif. Dimana salah satu fokus dari PT Japfa Comfeed Indonesia adalah pada produksi dan penjualan nilai tambah produk ayam, yaitu makanan cepat saji dimana yang menggunakan daging ayam sebagai bahan dasar seperti nugget, sozzis dan bakso

Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis terjadi pula pada industri makanan olahan salah satunya adalah nugget, sehingga produsen dalam industri ini berlomba-lomba agar produk yang dihasilkan dapat diterima oleh konsumen. Perkembangan industri nugget ini terlihat dari semakin maraknya para produsen bersaing dalam membuat produk makanan nugget, sehingga konsumen dihadapkan pada beberapa jenis nugget dengan berbagai variasi, merek, kemasan, harga serta kualitasnya.


(18)

Perkembangan industri makanan nugget semakin memperlihatkan peningkatan yang cukup pesat dari 30% hingga 50% di tahun 2006 merek-merek yang menguasai antara lain Fiesta, So Good, Delfarm, Champ, dan lain-lain. Nugget Fiesta di tahun 2006 merupakan market leader industri nugget dengan

pangsa pasar sebesar 16,6% mengungguli So Good, Champ, Five Star dan merek lainnya. Akan tetapi selama dua tahun berturut-turut di tahun 2007 sampai dengan 2008 posisi market leader di tempati oleh So Good dengan pangsa pasar sebesar 17,63 % dan 19,9% sedangkan Fiesta hanya dapat mencapai pangsa pasar sebesar 13,93 % dan 11,8% (http://jurnal.dikti.go.id/jurnal/detil/id)

Daerah pemasaran So Good sendiri cukup luas terutama daerah Jawa, Bali, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Promosi pemasaran produk So Good juga sudah cukup baik, beberapa di antaranya yaitu dengan iklan pada media cetak, serta iklan televisi, web dan pemakaian jasa sales promotion girl (SPG) . Target audiens So Good lebih kepada kalangan menengah keatas yang biasa dijual di

supermarket.

Dengan target pasar produk So Good yang mengambil kalangan menengah keatas, maka Supermarket Hypermart Sun Plaza Medan dapat dijadikan lokasi penelitian yang cocok dan dianggap mampu untuk menjadi perwakilan dari komunitas muslim yang menjadi konsumen produk nugget So Good.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk makanan Olahan Daging (Nugget) Merek So Good Pada Konsumen Muslim Supermarket Hypermart, Sun Plaza Medan”


(19)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah labelisasi halal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian nugget merek So Good pada konsumen Muslim supermarket Hypermart Sun Plaza Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian makanan olahan daging (Nugget) merek So Good.

1.4 Maanfaat Penelitian

Maanfaat yang didapat dari penelitian ini antara lain adalah: a. Bagi Perusahaan

Sebagai informasi kepada pihak PT. Japfa Comfeed Indonesia sebagai produsen Nugget So Good mengenai salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Nugget So Good

b. Bagi Penulis

Penelitian ini bermaanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai strategi pemasaran dan khususnya mengenai pemberian label atau Labeling


(20)

c. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan informasi dan refrensi yang dapat dijadikan perbandingan dalam mengadakan penelitian pada bidang yang sama di waktu yang akan datang.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk yang ditawarkan bisa meliputi barang fisik (tangible) atau meliputi barang jasa (intangible) yang dapat memuaskan konsumennya (Tjiptono, 2006:95). Pengertian ini dapat diperjelas dari gambar 2.1 berikut :

Sumber : Strategi Pemasaran , Tjiptono(1997:95) Gambar 2.1 Pengertian Produk

Secara konseptual, produk adalah pemahaman subjektif dari produsen atas sesuatu yang ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan keinginan konsumen sesuai dengan kompetensi dan kapabilitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu, produk dapat pula didefinisikan

Pencapaian Tujuan Oraganisasi

Produsen

Kompetensi

Produk

Pemenuhan

Pasar

Kapasitas daya beli


(22)

sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Secara lebih rinci, konsep produk total meliputi barang, kemasan, label, pelayananan dan jaminan

Sumber : Strategi Pemasaran , Tjiptono(2006:96) Gambar 2.2 Konsep Produk Total

Dari konsep ini dapat ditarik kesimpulan bahwa label termasuk bagian pembentuk produk secara utuh.

2.1.1 Pengertian Label

Menurut Stanton dan William (2004:282) label adalah bagian sebuah produk yang membawa informasi verbal tentang produk atau tentang penjualnya. Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan atau pula etiket (tanda

Produk

Barang

Kemasan

Label

Pelayanan

Jaminan

Kepuasan Pelanggan


(23)

pengenal) yang dicantumkan pada produk. Stanton dan J william (2004:282) membagi label kedalam tiga klasifikasi yaitu :

a. Brand Label, yaitu merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan pada kemasan

b. Descriptive Label, yaitu label yang memberikan informasi objektif mengenai penggunaan, konstruksi/pembuatan, perhatian/perawatan, dan kinerja produk, serta karakteristik-karakteristik lainnya yang berhubungan dengan produk. c. Grade Label, yaitu label yang mengidentifikasikan penilaian kualitas produk

(product’s judged quality) dengan suatu huruf, angka, atau kata. Misal buah-buahan dalam kaleng diberi label kualitas A,B dan C

Kotler (2008:276) menyatakan bahwa label memiliki 3 fungsi utama yaitu: a. Mengidentifikasikan produk atau merek

b. Menentukan kelas produk

c. Menjelaskan produk yaitu siapa pembuatnya, kapan, dimana, apa isinya.

2.1.2 Pengertian Halal

Pengertian Halal menurut Departemen Agama yang dimuat dalam KEPMENAG RI No 518 Tahun 2001 tentang Pemeriksaan dan Penetapan Pangan Halal adalah:

“…tidak mengandung unsur atau bahan haram atau dilarang untuk dikonsumsi umat Islam, dan pengolahannya tidak bertentangan dengan syariat Islam.”

Proses-proses yang menyertai dalam suatu produksi makanan atau minuman, agar termasuk dalam klasifikasi halal adalah proses yang sesuai dengan


(24)

standard halal yang telah ditentukan oleh agama Islam. Diantara standar-standar itu (www.halalmui.org) adalah:

a. Tidak mengandung babi atau produk-produk yang berasal dari babi serta tidak menggunakan alkohol dan produk-produk tidak halal lainnya sebagai ingridient yang sengaja ditambahkan.

b. Daging yang digunakan berasal dari hewan halal yang disembelih menurut tata cara syariat Islam.

c. Semua bentuk minuman yang tidak beralkohol.

d. Semua tempat penyimpanan, tempat penjualan, pengolahan, tempat pengelolaan dan tempat transportasi tidak digunakan untuk babi atau barang tidak halal lainnya, tempat tersebut harus terlebih dahulu dibersihkan dengan tata cara yang diatur menurut syariat Islam

2.1.3 Labelisasi Halal

Sertifikasi halal dan labelisasi halal merupakan dua kegiatan yang berbeda tetapi mempunyai keterkaitan satu sama lain. Sertifikasi halal dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan pengujian secara sistematik untuk mengetahui apakah suatu barang yang diproduksi suatu perusahaan telah memenuhi ketentuan halal. Hasil dari kegiatan sertifikasi halal adalah diterbitkannya sertifikat halal apabila produk yang dimaksudkan telah memenuhi ketentuan sebagai produk halal. Sertifikasi halal dilakukan oleh lembaga yang mempunyai otoritas untuk melaksanakannya. Tujuan akhir dari


(25)

sertifikasi halal adalah adanya pengakuan secara legal formal bahwa produk yang dikeluarkan telah memenuhi ketentuan halal.

Sedangkan labelisasi halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud berstatus sebagai produk halal.

Di Indonesia lembaga yang otoritatif melaksanakan Sertifikasi Halal adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang secara teknis ditangani oleh Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM). Sedangkan kegiatan labelisasi halal dikelola oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).

Dalam pelaksanaannya di Indonesia, kegiatan labelisasi halal telah diterapkan lebih dahulu sebelum sertifikasi halal. Di Indonesia peraturan yang bersifat teknis yang mengatur masalah pelabelan halal antara lain keputusan bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Agama RI No. 427/Men.Kes/SKBMII/1985 (No.68 Tahun 1985) Tentang Pencantuman Tulisan Halal Pada Label Makanan. Pada peraturan ini disebutkan sebagai berikut.

Pasal 2: "Produsen yang mencantumkan tulisan "halal" pada label/penandaan makanan produknya bertanggung jawab terhadap halalnya makanan tersebut bagi pemeluk agama Islam.

Pasal 3: "Produsen sebagaimana dimaksud pada pasal 2 keputusan bersama ini berkewajiban menyampaikan laporan kepada departemen


(26)

kesehatan RI dengan mencantumkan keterangan tentang proses pengolahan dan komposisi bahan yang digunakan"

Pasal 4 (ayat 1) "Pengawasan preventif terhadap pelaksanaan ketentuan pasal 2 keputusan bersama ini dilakukan oleh Tim Penilaian Pendaftaran Makanan pada Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan".

Berdasarkan peraturan tersebut izin pencantuman label didasarkan atas hasil laporan sepihak perusahaan kepada departemen kesehatan RI tentang proses pengolahan dan komposisi bahan, belum didasarkan atas sertifikasi halal. Adapun kegiatan sertifikasi halal di Indonesia baru dilakukan semenjak didirikan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI) tahun l989.

Sedangkan ketentuan teknis tentang pelaksanaan labelisasi yang didasarkan atas hasil sertifikasi halal baru dikeluarkan tahun 1996 yaitu Keputusan Menteri Kesehatan RI No.: 82/Menkes/SK/I/1996 Tentang Pencantuman Tulisan "Halal" Pada Label Makanan yang direvisi dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.924/Menkes/ SK/VIII/1996 tentang Perubahan atas Kepmenkes RI No. 82 Menkes/Sk/I/1996 tersebut.

Pada Kepmenkes RI No. 82 Menkes/Sk/I/1996 yang telah direvisi ini disebutkan: Pasal 8: "Produsen dan importir yang akan mengajukan permohonan pencantuman tulisan "halal" wajib siap diperiksa oleh petugas tim gabungan dari Majelis Ulama Indonesia dan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal".


(27)

Pasal 10: " (1) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pasal 8 dari hasil pengujian laboratorium sebagaimana dimaksud pasal 9 dilakukan evaluasi oleh tim ahli Majelis Ulama Indonesia. (2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan kepada Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia untuk memperoleh fatwa. (3) Fatwa Majelis Ulama Indonesia sebagaimana dimaksud ayat (2) berupa pemberian sertifikat halal bagi yang memenuhi syarat atau berupa penolakan".

Pasal 11: "Persetujuan pencantuman tulisan "halal" diberikan berdasarkan fatwa dari Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia".

Pasal 12: "(1) berdasarkan Fatwa dari Majelis Ulama Indonesia. Direktur Jenderal memberikan: (a) persetujuan bagi yang memperoleh sertifikat "Halal", (b) penolakan bagi yang tidak memperoleh sertifikat "halal". (2) penolakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b diberikan secara tertulis kepada pemohon disertai alasan penolakan".

Pasal 17: "Makanan yang telah mendapat persetujuan pencantuman tulisan "Halal" sebelum ditetapkannya keputusan ini, harus menyesuaikan dengan ketentuan dalam keputusan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak tanggal ditetapkannya keputusan ini".

Berdasarkan ketentuan di atas maka izin pencantuman label halal dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Depkes RI (sekarang menjadi Badan Pengawas Obat dan Makanan/Badan POM) berdasarkan sertifikat halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonsia (MUI). Kegiatan sertifikasi halal secara operasional ditangani oleh LPPOM-MUI.


(28)

Peraturan yang lebih tinggi yang menaungi atas ketentuan sertifikasi dan labelisasi halal antara lain UU RI Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan dan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pada pasal 34 (1) UU No. 7/1996 tentang Pangan disebutkan: "Setiap orang yang menyatakan dalam label atau iklan bahwa pangan yang diperdagangkan adalah sesuai dengan persyaratan agama atau kepercayaan tertentu bertanggung jawab atas kebenaran pernyataan berdasarkan persyaratan agama atau kepercayaan tersebut".

Pada Penjelasan UU No. 7/1996 Pasal 34 (1) disebutkan: "Dalam ketentuan ini, benar tidaknya suatu pernyataan halal dalam label atau iklan tentang pangan tidak hanya dapat dibuktikan dari segi bahan baku pangan, bahan tambahan pangan, atau bahan bantu lain yang dipergunakan dalam memproduksi pangan, tetapi mencakup pula proses pembuatannya ".

Selanjutnya dalam UU No.8/1999 tentang Perlindungan Konsumen pasal 8 (h) disebutkan: "Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana pernyataan "halal" yang dicantumkan dalam label

Dan dalam Pasal 62 (1) disebutkan: "Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8, dst ... dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,00- (dua milyar rupiah)".


(29)

Perusahaan yang akan melakukan pelabelan halal secara legal harus melakukan sertifikasi halal. Hal ini untuk menghindari adanya pernyataan halal yang tidak valid. Suatu perusahaan yang membuat pernyataan halal secara tidak valid dapat dikenakan sanksi sesuai dengan pasal 62 ayat 1 UU No. 8 tahun 1999 karena termasuk sebagai pelanggaran terhadap pasal 8 (h) dari UU tersebut.

Label Halal adalah label yang diberikan kepada produk-produk yang telah memenuhi kriteria halal menurut Agama Islam. Perusahaan-perusahaan yang mencantumkan produknya dengan label halal perusahaan tersebut telah melakukan proses halal pada produknya.

Menurut Danu Jaya Wiguna (2003) Mengacu pada klasifikasi label yang diberikan oleh Stanton dan William (2004), maka label halal termasuk dalam klasifikasi Descriptive Label yaitu label yang menginformasikan tentang: 1. Konstruksi atau pembuatan;

2. Ingredient atau bahan baku, dan; 3. Efek yang ditimbulkan

Yang sesuai dengan standar dan kriteria halal yang telah ditetapkan di Indonesia.

2.1.4 Perilaku Konsumen

Semakin meningkatnya persaingan bisnis mendorong produsen untuk lebih berorientasi pada konsumen atau pelanggan. Untuk mendukung upaya tersebut diperlukan pengetahuan mengenai konsumen terutama mengenai


(30)

perilakunya. Perilaku konsumen di definisikan sebagai tindak-tindakan individu secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomi termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut (Engel F. James, 2005)

The American Marketing mendefinisikan perilaku konsumen sebagai

interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku dan lingkungannya di mana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. (Setiadi, 2003:3) Dalam definisi tersebut terdapat 3 (tiga) ide penting, yaitu:

1. Perilaku konsumen adalah dinamis

2. Hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi dan kognisi, perilaku dan kejadian sekitar

3. Hal tersebut melibatkan pertukaran

Perilaku konsumen adalah dinamis, berarti bahwa perilaku seorang konsumen, grup konsumen ataupun masyarakat luas selalu berubah sepanjang waktu. Dalam hal pengembangan startegi pemasaran, sifat dinamis perilaku konsumen menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap bahwa suatu strategi pemasaran yang sama dapat memberikan hasil yang sama sepanjang waktu dalam berbagai pasar dan industri. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran merupakan hal terakhir yang ditekankan dalam perilaku konsumen yaitu pertukaran antar individu.

Schiffman dan Kanuk mendefinisikan perilaku konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan,


(31)

mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. (Sumarwan, 2003: 25)

Sementara Engel, Blackwell dan Miniard mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. (Sumarwan, 2003: 25)

David L.London dan Albert J.Della Bitta mendefinisikan perilaku konsumen sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa (Mangkunegara, 2003:3).

2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen

Perilaku merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan seseorang dalam reaksi terhadap rangsangan atau stimulus. Rangsangan tersebut bisa datang dari luar dirinya maupun dari dalam dirinya. Menurut Kotler dan Keller (2006:214) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku adalah sebagai berikut:

1. Faktor Budaya

Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling besar dalam perilaku konsumen. Faktor ini dibagi menjadi budaya, sub budaya dan kelas sosial.

a. Budaya adalah yang paling utama dan paling fundamental dari keinginan dan perilaku seseorang. Seseorang akan mendapatkan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku melalui keluarga dan lembaga-lembaga lainnya.


(32)

Seseorang yang berasal dari Negara maju pasti akan mendapatkan nilai-nilai seperti kemajuan, materi, individualisme dan kebebasan diri.

b. Sub budaya. Setiap budaya terdiri dari sub-sub budaya yang lebih kecil memberikan identifikasi dan sosialisasi anggotanya yang lebih spesifik. Sub budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok, ras daerah geografis. Banyak sub budaya membentuk segmen pasar yang penting dan para pemasar sering merancang produk dan program yang pemasarannya khusus dibuat untuk kebutuhan mereka.

c. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan perilaku yang serupa. Jadi, menurut definisi di atas kelas sosial adalah kelompok yang beranggotakan orang-orang yang memiliki keterkaitan dan tingkah laku.

2. Faktor sosial

Menurut Kotler dan Keller (2006:167) Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial.

a. Kelompok acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri semua kelompok memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.


(33)

b. Keluarga

Anggota keluarga merupakan kelompok primer yang paling berpengaruh. Orientasi kelompok terdiri dari orang tua seorang individu. Dari orang tua seseorang memperoleh suatu orientasi terhadap agama, politik dan ekonomi. Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari hari adalah keluarga dan seorang individu yakni pasangan dan anak-anaknya. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Pemasar tertarik dengan peran dan pengaruh relatif dari seorang suami, istri dan anak-anak dalam pembelian berbagai produk dan jasa. Peran dan pengaruh ini akan tempat bervariasi di Negara-negara dan kelas sosial yang berbeda-beda.

c. Peran dan status sosial

Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya, misalnya keluarga, klub dan organisasi. Posisi orang tersebut dalam setiap kelompok dapat didefinisikan dalam istilah peran dan status.

3. Faktor pribadi

Menurut Kotler dan Keller, (2006:171). Keputusan seseorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu usia pembeli dan tahap siklus, pekerjaan, keadaan ekonomis, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep pribadi membeli.


(34)

a. Usia dan tahap siklus hidup

Orang-orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Konsumsi juga dipengaruhi oleh tahap-tahap dalam siklus hidup keluarga b. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Para pemasar berusaha untuk mengidentifikasikan kelompok pekerjaan yang mempunyai minat lebih dari rata-rata pada produk dan jasa mereka.

c. Keadaan ekonomi

Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang, keadaan ekonomi meliputi pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkat pendapatan, stabilitas dan pola waktunya), tabungan dan kekayaan, hutang, kekuatan untuk meminjam, dan pendirian terhadap belanja dan menabung. Para pemasar produk yang peka terhadap pendapatan terus memberikan perhatian pada pendapatan pribadi, tabungan dan suku bunga. Jika indikator ekonomi menunjukan suatu resensi, para pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, merencanakan penempatan ulang, dan menetapkan kembali harga produk mereka.

d. Gaya hidup

Menurut Kotler dan keller (2006:173): “Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia dan diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan dari seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya.” Dari pendapat tersebut diatas gaya


(35)

hidup seseorang ditunjukan lewat aktivitas dan minat dari orang tersebut yang berhubungan dengan lingkungannya.

e. Kepribadian dan konsep pribadi

Menurut Kotler dan Keller (2006:172), kepribadian adalah: “ Yang dimaksud kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya.”

Kepribadian biasanya dijelaskan dengan ciri-ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, perbedaan, kondisi sosial, keadaan pembelian diri, dan kemampuan beradaptasi. Kepribadian dapat menjadi variabel yang berguna dalam menganalisa perilaku konsumen bila tipe-tipe kepribadian dapat dikelompokan dan terdapat korelasi yang kuat antara tipe kepribadian tertentu dengan pilihan produk atau merek.

4. Faktor psikologis

Keputusan pembelian dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, serta kepercayaan dan pendirian.

a. Motivasi

Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada setiap waktu tertentu. Sebagian kebutuhan bersifat biogenis. Kebutuhan yang demikian berasal dari tekanan biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman, dan lainya. Kebutuhan yang lain bersifat psikologis. Kebutuhan yang demikian berasal dari keadaan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau rasa kepemilikan.


(36)

b. Persepsi

Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu, untuk memilih, mengorganisasi dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.

c. Pembelajaran

Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Sebagian besar perilaku manusia adalah hasil dari belajar. Pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara dorongan, rangsangan, petunjuk bertindak, tanggapan, dan penguatan.

Sumber : Prinsip – prinsip Pemasaran Kotler (2008:160) Gambar 2.3

Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen Budaya Sub Budaya Kelas Sosial SOSIAL Kelompok Acuan Keluarga Peran dan Status KEPRIBADIAN Usia dan Tahap Siklus Hidup Pekerjaan Keadaan Ekonomi Gaya hidup Kepribadian dan Konsep Diri KEJIWAAN Motivasi Persepsi Pengetahuan Keyakinan dan pendirinan BUDAYA


(37)

2.1.6 Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Konsumen harus melalui lima urutan tahap dalam proses pembelian sebuah produk, dapat dilihat dalam Gambar 2.3, namun urutan ini tidak berlaku, terutama atas pembelian dengan keterlibatan rendah. Proses-proses tersebut adalah (Kotler dan Keller, 2006:181-189)

Sumber: (Kotler dan Keller, 2006:181, Marketing Management 12 Edition Prentice Hall)

Gambar 2.4

Proses keputusan pembelian

1. Pengenalan Masalah (Problem Recognition)

Merupakan tahapan dimana pembeli mengenali masalah atau kebutuhannya. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan tersebut dapat dipicu oleh rangsangan

Pengenalan Masalah (problem recognition)

Pencarian Informasi (Information Search)

Evaluasi Alternatif (Alternatives Evalution)

Keputusan Pembelian (Purchase Decision)

Perilaku Pasca Pembelian (Post-purchase Behaviour)


(38)

internal seperti lapar dan haus yang bila mencapai titik tertentu akan menjadi sebuah dorongan dan rangsangan eksternal. Misalnya ketika melewati toko kue yang merangsang rasa laparnya.

2. Pencarian Informasi (Information Search)

Merupakan tahapan dimana konsumen berusaha mencari informasi lebih banyak tentang hal-hal yang telah dikenal sebagai kebutuhannya. Konsumen memperoleh informasi dari sumber-sumber:

1. Pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.

2. Komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan ditoko. 3. Publik: media masa, organisasi penentu peringkat konsumen. 4. Sumber pengalaman: pengkajian dan pemakaian produk. 3. Evaluasi Alternatif (Alternatives Evalution)

Merupakan tahapan dimana konsumen memperoleh informasi tentang suatu objek dan membuat penilaian akhir. Pada tahap ini konsumen menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih berdasarkan besarnya kesesuaian antara manfaat yang diinginkan dengan yang bisa diberikan oleh pilihan produk yang tersedia.

4. Keputusan Pembelian (Purchase Decision)

Merupakan tahap dimana konsumen telah memiliki pilihan dan siap melakukan transaksi pembelian atau pertukaran antara uang atau janji untuk membayar dengan hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang dan jasa. 5. Perilaku pasca pembelian (Post-Purchase Behaviour)


(39)

Merupakan tahap dimana konsumen melakukan proses evaluasi setelah mempelajari dan mengetahui lebih dalam tentang produk yang dibeli. Tiga kemungkinan hasil evaluasi pasca pembelian : kepuasan, ketidakpuasan, dan pertentangan. Indikator adanya kepuasan atau ketidak puasan konsumen dapat dilihat dari tingkat pembelian ulang terhadap produk perusahaan

2.1.7 Klasifikasi Peran Pembelian

Seseorang yang melakukan suatu transaksi pembelian suatu produk atau jasa bisa jadi transaksinya bukan hanya ditujukan untuk dirinya pribadi. Seorang ibu pergi berbelanja ke pasar tidak hanya membeli barang atau jasa untuk kebutuhan pribadinya saja, tetapi juga untuk anggota keluarganya. Pada saat yang bersamaan seseorang dapat memerankan berbagai peran yang dapat dilakukannya pada suatu proses pembelian. Peran pembelian yang dapat dilakukan seorang individu dapat terbagi menjadi lima peran (Kotler 2000:168) yaitu:

1. Pencetus (initiator)

Seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli produk atau jasa.

2. Pemberi Pengaruh (influencer)

Individu yang memberikan saran atau pengaruh baik langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian baik melalui tindakan atau ucapannya.


(40)

3. Pengambilan Keputusan (decision maker)

Seseorang yang memutuskan setiap komponen dari suatu keputusan pembelian, apakah akan membeli, tidak membeli, bagaimana membelinya, kapan, dan dimana akan membeli.

4. Pembeli (buyer)

Adalah individu yang secara langsung melakukan transaksi pembelian yang sesungguhnya.

5. Pemakai (user)

Adalah orang yang paling langsung terlibat dalam mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa yang telah dibeli.

2.2 Penelitian Terdahulu

Wibisono (2007) melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Persepsi Konsumen Muslim Terhadap Labelisasi Halal Makanan Kaleng Dengan Pengambilan Keputusan Pembelian Pada Konsumen Muslim di Surabaya”. Penelitian bertujuan untuk meneliti hubungan antara persepsi konsumen muslim terhadap labelisasi halal makanan kaleng dengan pengambilan keputusan pembelian konsumen Muslim di Surabaya. Diduga terdapat hubungan antara persepsi konsumen muslim terhadap labelisasi halal makanan kaleng dengan pengambilan keputusan pembelian konsumen muslim di Surabaya. Hasil korelasi kedua variabel menunjukkan hubungan yang positif sebesar 0,191 dengan signifikansi 0,000, dengan demikian hipotesis kerja yang menyatakan bahwa ada hubungan antara persepsi konsumen muslim terhadap labelisasi halal makanan


(41)

kaleng dengan pengambilan keputusan pembelian konsumen muslim di Surabaya dapat diterima.

Supriadi (2005) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kebijakan Labelisasi Halal Terhadap Hasil Penjualan Produk Industri Makanan dan Dampaknya Pada Ketahanan Perusahaan”. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana bentuk kebijakan pemerintah tentang labelisasi halal terhadap produk industri makanan di Indonesia, selain itu juga untuk melihat berapa besar pengaruh kebijakan labelisasi halal, kualitas produksi makanan, dan harga produksi makanan terhadap hasil penjualan produk industri makanan, serta untuk mengestimasi berapa besar dampak labelisasi halal pada industri makanan terhadap ketahanan perusahaan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik kualitatif dan metode kuantitatif. Hasil penelitiannya adalah kebijakan labelisasi halal yang digunakan oleh industri produk makanan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil penjualan produk industri makanan di Indonesia pada saat ini dengan R2 sebesar 0,836 yaitu mempengaruhi sebesar 83,6%.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dan kerangka berpikir merupakan gambaran tetang hubungan antara variabel yang diteliti, yang tersusun dari teori yang telah dideskripsikan (Sugiyono, 2008:49).


(42)

Kebudayaan adalah salah satu faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar, dalam hal ini faktor agama juga termasuk kedalam faktor budaya. Dengan kata lain agama merupakan salah satu faktor utama dalam perilaku pengambilan keputusan dan perilaku pembelian konsumen. Menurut Wallendorf dan Reilly dalam Setiadi (2003:333) kebudayaan adalah seperangkat pola perilaku yang secara sosial dialirkan secara simbolis melalui bahasa dan cara-cara lain pada anggota dari masyarakat tertentu. Masih menurut Setiadi (2003:338) simbol-simbol kebudayaan dapat berupa sesuatu yang tidak kasat mata seperti : sikap, kepercayaan, nilai-nilai, bahasa, dan agama atau sesuatu yang kasat mata seperti peralatan, perumahan, produk, hasil seni.

Adanya label halal pada produk akan mendorong konsumen muslim dapat memastikan produk mana saja yang boleh mereka konsumsi, yaitu produk yang memiliki dan mencantumkan label halal pada kemasannya. Secara teori maka, untuk para pemeluk agama Islam yang taat pilihan produk makanan yang mereka pilih adalah makanan halal yang diwakili oleh label halal pada kemasan suatu produk.

Berdasarkan uraian tersebut, maka di buat kerangka konseptual sebagai berikut:

Sumber : Setiadi (2003) diolah

Gambar 2.5

Kerangka Konseptual Penelitian


(43)

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya melalui penelitian (Suliyanto,2006:53). Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan, maka penelitian menyimpulkan beberapa hipotesis yaitu: “Labelisasi halal berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap keputusan pembelian makanan olahan daging (Nugget) merek So Good pada konsumen muslim Supermarket Hypermart, Sun Plaza Medan”


(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksplanasi, secara eksplanasi penelitian dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan pada tujuannya dan obyek obyeknya; yaitu ada yang bertujuan mempelajari, mendeskripsikan, mendeteksi (mengungkapkan) dan ada pula yang menyelidiki hubungan kausalitas ( Ginting dan Situmorang, 2008:57)

Berdasarkan tingkatan eksplanasi, maka penelitian ini adalah penelitian assosiatif yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada konsumen Supermarket Hypermart, Lt 4 Sun Plaza Jl. K.H Zainul Arifin, Medan. Waktu penelitian akan dimulai pada bulan Juni 2011 sampai dengan Juli 2011

3.3 Batasan Operasional

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini memberikan batasan operasional untuk mengetahui pengaruh faktor Labelisasi halal (X) terhadap terhadap keputusan pembelian (Y) makanan olahan daging (Nugget) merek So Good pada konsumen Supermarket Hypermart, Sun Plaza Medan.


(45)

3.4 Operasionalisasi Variabel a. Variabel Bebas (X)

Label merupakan bagian dari kemasan dan mengandung suatu informasi tentang produk yang tercetak pada kemasan. Dalam label konsumen dapat menemukan informasi mengenai nama produk, daftar bahan digunakan, berat bersih atau isi bersih, nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan kedalam wilayah yang bersangkutan: tanggal, bulan, dan tahun kadaluwarsa, klaim nutrisi terutama untuk produk kesehatan, petunjuk penggunaan, dan keterangan lain untuk produk kesehatan, petunjuk penggunaan, serta keterangan tentang halal.

Labelisasi Halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan produk nugget merek So Good, untuk menunjukkan bahwa produk nugget merek So Good yang dimaksud berstatus sebagai produk halal. Dengan

indikator sebagai berikut: 1. Proses Pembuatan 2. Bahan baku utama 3. Bahan pembantu 4. Efek

Diukur dengan Skala Likert, dengan skor 1-5. Dimana semakin tinggi angka skor menunjukkan semakin yakin konsumen tentang kehalalan produk nugget merek So Good.


(46)

b. Variabel Terikat (Y)

Keputusan pembelian adalah keputusan konsumen untuk membeli suatu produk makanan kemasan berdasarkan ada atau tidaknya label halal pada kemasan produk tersebut, pada hal ini adalah nugget merek So Good.

Perilaku merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan seseorang dalam reaksi terhadap rangsangan atau stimulus. Rangsangan tersebut bisa datang dari luar dirinya maupun dari dalam dirinya. Menurut Kotler dan Keller (2006:214) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku adalah sebagai berikut:

1. Faktor budaya 2. Faktor Sosial 3. Faktor Pribadi 4. Faktor Psikologis

Di ukur dengan Skala Likert, dengan skor 1-5. Dimana semakin tinggi angka skor menunjukkan semakin yakin konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Adapun definisi operasional variabelnya juga dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 3.1 :


(47)

Tabel 3.1

Tabel Operasional Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator Variabel Skala Ukur

Labelisasi Halal (Variabel X)

Adalah pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan produk nugget merek So Good untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud berstatus sebagai produk halal

1. Proses Pembuatan 2. Bahan baku utama 3. Bahan pembantu 4. Efek

Skala Likert

Keputusan Pembelian (Variabel Y)

Keputusan konsumen untuk membeli suatu produk makanan kemasan berdasarkan ada atau tidaknya label halal pada kemasan produk nugget merek So Good

1. Budaya 2. Sosial 3. Pribadi 4. Psikologis

Skala likert

Sumber : Kottler (2008)

3.5 Skala Pengukuran

Pengukuran yang digunakan penulis dalam proses pengolahan data adalah Skala Likert, dimana responden akan menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju mengenai perilaku, objek, orang atau kejadian ( Kuncoro,2003:157)

Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban tersedia, kemudian jawaban diberi skor tertentu. Skor responden kemudian dijumlahkan


(48)

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

NO Skala Skor

1. Sangat tidak setuju (STS) 1

2. Tidak setuju (TS) 2

3. Kurang setuju (KS) 3

4. Setuju (S) 4

5. Sangat setuju (SS) 5

Sumber : Ginting (2008:150)

3.6 Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian yang membuat kita menarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003:103). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang membeli produk Nugget merek So Good pada Supermarket Hypermart, Lt 4 Sun Plaza Jl. K.H Zainul Arifin, Medan.

b. Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Kuncoro 2003:103).

Oleh karena jumlah populasi tidak diketahui maka pengambilan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus (Supramono, 2003:62):


(49)

2 2 ) )( ( ) ( d q p Za n=

Dimana : n = Jumlah sampel

Z a = Nilai standard normal yang besar nya tergantung a

Bila a = 0,05 maka Z = 1,96 Bila a = 0,01 maka Z = 1,67 p = estimasi proporsi populasi (0,5) q = 1- p = 1 - 0,5 = 0,5

d = Penyimpangan yang ditolelir (10%)

Untuk memperoleh nilai n ( jumlah sampel ) dari populasi yang besar atau tidak diketahui, maka dapat digunakan p = 0,5. Dengan demikian, jumlah sampel (n) yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:

2 2 1 , 0 ) 5 , 0 )( 5 , 0 ( ) 96 , 1 ( = n 96 96= =

n orang

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode pengambilan Purposive random sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan mempertimbangkan


(50)

Kriteria populasi yang diambil sebagai sampel adalah sebagai berikut: a. Berusia diatas 17 tahun, usia diatas 17 tahun diharapkan mampu memberikan

penilaian yang objektif terhadap produk.

b. Beragama Islam, dikarenakan konsumen muslim lebih sensitif terhadap label halal produk

c. Mengetahui tentang keberadaan produk Nugget So Good

d. Telah melakukan pembelian terhadap produk Nugget So Good lebih dari satu kali,

3.7 Metode Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik antara lain: a. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan dijawab oleh responden. Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk dijawab kemudian jawaban tersebut diberi skor berdasarkan skala likert. b. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara meninjau, membaca dan mempelajari berbagai macam buku, jurnal, dan informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian ini.

Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengertian dari dua data tersebut menurut umar (2003:67) yaitu:


(51)

a. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama misalnya dari individu, seperti hasil wawancara, pengisian kuesioner, atau bukti transaksi. Pada penelitian ini, data primer diperoleh dari kuesioner yang berisi tentang variabel yang diteliti yaitu labelisasi dan keputusan pembelian

b. Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya. Untuk penelitian ini penulis memperoleh data sekunder dari jurnal, buku pengetahuan, serta informasi pendukung lain yang diperoleh dari internet mengenai produk Nugget merek So Good dan labelisasi halalnya.

3.8. Uji Validitas dan Realibilitas a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Ginting dan Situmorang 2008:144). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Penelitian ini mengguanakan alat kuesioner, oleh karena itu uji validitas dilakukan untuk menguji apakah data yang diperoleh merupakan data yang valid atau tidak dengan menggunakan alat ukur kuesioner tersebut.

Pengujian validitas ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.0 for windows dengan kriteria dalam menentukan validitas kuesioner adalah sebagai


(52)

1. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid. 2. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.

Uji validitas akan dilaksanakan pada 30 orang diluar sampel, di Supermarket Hypermart, Lt 4 Sun Plaza Jl. K.H Zainul Arifin, Medan.

b. Uji Reliabilitas

Merupakan tingkat kehandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,2007:105). Uji reabilitas akan menunjukkan konsistensi jawaban responden dari pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Pertanyaan yang telah valid ditentukan reabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika r alpha positif dan lebih besar dari r tabel maka pertanyaan tersebut reliabel.

2. Jika r alpha negatif dan lebih kecil dari r tabel maka pertanyaan tersebut tidak reliabel.

Reliabilitas akan dilaksanakan pada 30 orang diluar sampel, di Supermarket Hypermart, Lt 4 Sun Plaza Jl. K.H Zainul Arifin, Medan.

3.9 Teknis Analisis

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif yaitu metode penganalisisan data yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisa, dan menginterpretasikan data


(53)

sehingga memberi gambaran menyeluruh mengenai masalah yang dihadapi (Sugiyono,2007:110)

b. Metode Analisis Statistik

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi linear sederhana. Metode ini digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel Labelisasi Halal terhadap Keputusan Pembelian Nugget merek So Good. Model persamaan yang digunakan adalah:

Y = a + bX

Keterangan:

Y = Keputusan pembelian konsumen (variabel dependen) a = Konstanta

b = Koefisien regresi sederhana X = Labelisasi Halal

c. Pengujian Hipotesis 1. Koefisien Determinasi (R2)

Digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Dan sebaliknya jika nilai mendekati satu artinya variabel indenpen memberikan hampir semua


(54)

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Kuncoro 2003:220)

2. Uji Hipotesis (Uji t)

Uji ini menunjukkan apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Hipotesisnya adalah:

H0 : Labelisasi halal tidak mempunyai hubungan linear yang signifikan dan

positif terhadap terhadap keputusan pembelian makanan olahan daging (Nugget) merek So Good pada konsumen Supermarket Hypermart, Sun Plaza Medan

H1 : Labelisasi halal mempunyai hubungan linear yang signifikan dan

positif terhadap terhadap keputusan pembelian makanan olahan daging (Nugget) merek So Good pada konsumen Supermarket Hypermart, Sun Plaza Medan


(55)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Japfa Comfeed Indonesia

Nugget So Good merupakan produk makanan olahan daging ayam yang

diproduksi oleh PT. Japfa Comfeed Indoesia. PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk (“Perseroan”) didirikan pada tanggal 18 Januari 1971 dengan nama PT Java Pelletizing Factory, Ltd berdasarkan Akta No.59 di hadapan Notaris Djojo Muljadi, SH. Perseroan memulai produksi komersial pada tahun 1971 dengan produk utama pellet kopra.

PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk merupakan gabungan dari PT. Japfa Pelletizing Company yang bergerak dalam bidang ekspor impor bahan baku pakan ternak dan PT. Comfeed Indonesia Ltd yang bergerak dalam bidang industri pakan ternak. Kedua perusahan ini merupakan anak perusahan dari PT. Ometraco yang bergerak dalam bidang ekpor impor. Setelah berkembang menjadi perusahan besar maka PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk melepaskan diri dari PT. Ometraco.

PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk merupakan perusahaan go public pada bulan januari 1990. bahan baku yang diperoleh PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk berasal dari dalam negeri (40%) dan luar negeri (60%). Hasil produksi dipasar kan keseluruh Indonesia (98%) dan diekspor (2%)

Sebagai langkah untuk memperluas strategi integrasinya, pada tahun 2000 Perseroan melakukan ekspansi usaha ke industri hilir dengan memproduksi


(56)

produk bahan makanan bagi konsumen, dan membuat produk-produk daging olahan yang bernilai tambah, dengan merek So Good.

PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk mempunyai anak perusahaan yaitu PT. Suri Tani Pemuka yang bergerak dibidang pakan udang dan ikan, PT. Multi Phala Agrinusa yang bergerak dalam bidang pembibitan ayam dan peternak ayam komersial, PT. Bintang Terang Gemilang yang juga bergerak dalam bidang pakan ternak, PT. Ciomas Adisatwa yang bergerak dalam bidang pemotongan ayam, dan PT. Supra Sumber Cipta.

PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk sendiri mempunyai beberapa cabang di dalam negeri, antara lain di Sragen, Cirebon, Makasar, Lampung, Tangerang, Cikande, Medan, dan kantor di Jakarta. Untuk cabang yang ada di luar negeri yaitu di India, Myanmar, Vietnam, dan kantor di Singapore.

Pada tahun 2005 dua pabrik pakan ternak PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk yang berlokasi di Sidoarjo dan Medan telah berhasil lulus sertifikasi ISO 9001:2000. Selain itu, tiga unit pabrik pakan ternak Perseroan yang berlokasi di Tangerang, Cirebon dan Lampung berhasil memperoleh serfifikat ISO 9001:2000.

Pada tahun 2007 juga, pabrik pakan ternak baru PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk di Sragen dan Makasar memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000. Pada 2007 Divisi produk Konsumen meluncurkan produk baru berupa kornet sapi dan ayam serta bakso bakar.

Pada tanggal 22 Agustus 2008, produk konsumen chicken nugget merek So Good dan produk sosis merek Sozzis mendapat ‘Golden Brand Awards’ karena telah memenangkan ‘the most valuable brand in Indonesia’ untuk tiap-tiap


(57)

kategori selama empat tahun berturut- turut (2005–2008). Penghargaan ini dikeluarkan oleh perusahaan riset marketing Mars, bekerja- sama dengan Majalah Swa. Aneka produk bakso dengan merek So Good juga memperoleh penghargaan ‘the most valuable brand’.

4.1.2 Macam macam rasa Nugget So Good

Nugget merupakan suatu bentuk produk olahan daging yang terbuat

dari daging giling yang dicetak dalam bentuk potongan empat persegi. Potongan ini kemudian dilapisi tepung berbumbu (battered dan breaded).

Nugget dikonsumsi setelah proses penggorengan rendam (deep frying).

Produk nugget dapat dibuat dari daging sapi, ayam, ikan dan lain-lain, tetapi yang populer di masyarakat adalah nugget ayam. Bahan baku daging untuk nugget, dapat menggunakan bagian daging dari karkas. Jenis daging ini bernilai ekonomis rendah (misalnya karena cacat, bukan karena telah rusak atau tidak segar) jika dijual dalam bentuk utuh. Dengan dibuat ke dalam bentuk nugget maka nilai ekonomisnya menjadi jauh lebih tinggi.

Berikut bentuk kemasan dan jenis-jenis rasa yang ditawarkan Nugget So Good kepada konsumen dapat dilihat pada gambar :


(58)

Sumber :

Gambar 4.1 Jenis rasa Nugget So Good

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak untuk dipergunakan sebagai instrumen penelitian. Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS (Statistic Package for Social Science ) 17.0 for windows dengan cara one shot method


(59)

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika r hitung > r tabel maka pernyataan dinyatakan valid.

b. Jika r hitung < r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

c. Nilai r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation.

Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 responden diluar dari responden penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Nilai r tabel dengan

ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5% , maka angka yang diperoleh = 0,361


(60)

Tabel 4.1 Uji Validitas Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 33.8667 22.533 .697 .861

VAR00002 33.9000 24.921 .501 .875

VAR00003 34.1000 21.541 .654 .863

VAR00004 34.7667 23.564 .466 .876

VAR00005 34.1000 21.955 .738 .857

VAR00006 34.0333 21.620 .839 .850

VAR00007 34.0000 22.552 .593 .867

VAR00008 34.2333 22.875 .372 .891

VAR00009 34.2333 20.875 .674 .861

VAR00010 33.8667 22.533 .697 .861

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.0 (Agustus 2011)

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan valid karena nilai Corrected Item-Total Correlation di atas 0,361. Dengan demikian, kuesioner

dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas. 1. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali dan Kuncoro (dalam Ginting dan Situmorang, 2008:179) butir pernyataan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Menurut Ghozali jika nilai Cronbach's Alpha > 0,60 maka pernyataan reliabel.


(61)

2. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach's Alpha > 0,80 maka pernyataan reliabel.

Tabel 4.2 Uji Reliabilitas

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items .878 10

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.0 (Agustus 2011)

Pada 10 pernyataan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa koefisien alpha (Cronbach's Alpha) adalah sebesar 0,878, ini berarti 0,878 > 0,60 dan 0,878 > 0,80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian

4.2.2. Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pernyataan (kuesioner). Jumlah pernyataan seluruhnya adalah 10 butir pernyataan, yakni empat butir pernyataan untuk variabel labelisasi halal (X), dan enam butir pernyataan untuk variabel keputusan pembelian (Y).

Kuesioner disebarkan kepada sembilan puluh enam (96) orang konsumen produk nugget merk So Good yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh penulis di supermarket Hypermart Sun Plaza, Medan.


(62)

a. Gambaran Umum Responden

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 33 orang 34,37%

Perempuan 63 orang 65,62%

Total 96 orang 100%

Sumber: Data Primer diolah penulis (Agustus 2011)

Karakteristik responden berdasarkan frekuensi pembelian dapat dilihat dari tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan frekuensi Pembelian

Jumlah Pembelian Responden Persentase

1 – 5 kali 11 11,4%

5 – 10 kali 15 15,6%

10 – 20 kali 37 38,5%

> 20 kali 33 34,3%

Total 96 orang 100%

Sumber: Data Primer diolah penulis (Agustus 2011)

b. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Labelisasi Halal dan Keputusan Pembelian

Setelah mengetahui karakteristik dari responden penelitian, berikut ini akan ditampilkan hasil olahan data primer yang merupakan gambaran dari hasil


(63)

penelitian berdasarkan jawaban responden mengenai nugget So Good dengan indikator Labelisasi Halal dan Keputusan Pembelian.

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Labelisasi Halal (X) No

Item

STS TS KS S SS Total

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 4 4,2 36 37,5 37 38,5 19 19,8 96 100

2 0 0 7 7,3 23 24 44 45,8 22 22,9 96 100

3 0 0 10 10,4 28 29,2 44 45,8 14 14,6 96 100 4 0 0 12 12,5 23 24,0 41 42,7 20 20,8 96 100 Sumber: Data Primer diolah penulis (Agustus 2011)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan pertama, dari 96 responden terdapat 19,8% responden menyatakan sangat setuju bahwa dengan adanya labelisasi halal responden yakin proses pembuatan nugget So Good adalah halal, 38,5% menyatakan setuju, 37,5% menyatakan kurang setuju, 4,2% menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

2. Pada pernyataan kedua, dari 96 responden, 22,9% responden menyatakan sangat setuju bahwa dengan labelisasi halal responden percaya bahwa bahan utama yang digunakan oleh produk nugget So Good adalah halal, 45,8% menyatakan setuju, 24% menyatakan kurang setuju, 7,3% yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menytakan sangat tidak setuju.

3. Pada pernyataan ketiga, dari 96 responden, 14,6% responden menyatakan sangat setuju dengan adanya labelisasi halal responden yakin bahwa bahan-bahan pembantu yang digunakan dalam pembuatan


(64)

nugget So Good adalah halal, sedangkan 45,8% menyatakan setuju,

29,2% menyatakan kurang setuju, 10,4% menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

4. Pada pernyataan keempat, dari 96 responden, 20,8% responden menyatakan sangat setuju dengan adanya labelisasi halal responden percaya bahwa efek nugget So Good tidak menyebabkan kerusakan tubuh atau mengganggu kesehatan setelah dikonsumsi, sedangkan 42,7% menyatakan setuju, 24% menyatakan kurang setuju, 12,5% menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y) No

Item

STS TS KS S SS Total

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 1 1,0 11 11,5 67 69,8 17 17,7 96 100 2 3 3,1 6 6,3 27 28,1 51 53,1 9 9,4 96 100 3 0 0 5 5,2 14 14,6 60 62,5 17 17,7 96 100 4 2 2,1 3 3,1 25 26,0 53 55,2 13 13,5 96 100 5 2 2,1 11 11,5 10 10,4 59 61,5 14 14,6 96 100

6 0 0 1 1,0 8 8,3 70 72,9 17 17,7 96 100

Sumber: Data Primer diolah penulis (Agustus 2011) Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan pertama, dari 96 responden terdapat 17,7% menyatakan sangat setuju bahwa responden mengkonsumsi produk nugget So Good karena terbiasa mengkonsumsi makanan olahan daging


(65)

setuju, 1,0% menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

2. Pada pernyataan kedua, dari 96 responden, 9,4% responden menyatakan sangat setuju bahwa responden mengkonsumsi nugget So Good yang berlabel halal karena mencerminkan sikap sebagai muslim, 53,1% menyatakan setuju, 28,1% menyatakan kurang setuju, 6,3% menyatakan tidak setuju dan 3,1% responden yang menyatakan sangat tidak setuju. 3. Pada pernyataan ketiga, dari 96 responden, 17,7% responden

menyatakan sangat setuju bahwa responden mengkonsumsi nugget So Good karena adanya kebiasaan mengkonsumsi makanan kemasan berlabel halal di lingkungan sekitar tempat tinggal responden , sedangkan 62,5% menyatakan setuju, 14,6% menyatakan kurang setuju, 5,2% menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

4. Pada pernyataan keempat, dari 96 responden terdapat 13,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa responden mengkonsumsi nugget So Good karena adanya pengaruh dari keluarga, 55,2% menyatakan setuju, 26,0% menyatakan kurang setuju, 3,1% menyatakan tidak setuju dan 2,1% menyatakan sangat tidak setuju.

5. Pada pernyataan kelima, dari 96 responden terdapat 14,6% responden menyatakan sangat setuju bahwa responden mengkonsumsi nugget So Good karena terjamin kehalalannya, 61,5% menyatakan setuju, 10,4%


(66)

menyatakan kurang setuju, 11,5% menyatakan tidak setuju dan 2,1% responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

6. Pada pernyataan keenam, dari 96 responden terdapat 17,7% responden menyatakan sangat setuju bahwa responden mengkonsumsi nugget So Good karena dampak produk tersebut baik bagi kesehatan tubuh, 72,9% menyatakan setuju, 8,3% menyatakan kurang setuju, 1,0% menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

4.2.3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik.

1. Pendekatan Grafik

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.


(67)

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Agustus 2011) Gambar 4.2

Grafik Histogram Uji Normalitas

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Agustus 2011) Gambar 4.3

Scatter Plot Uji Normalitas

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh gambar tersebut, dimana tidak menceng ke kiri atau ke kanan, sedangkan pada Gambar 4.4 data juga berdistribusi normal ini


(68)

dapat dilihat pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data disepanjang garis diagonal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

1. Metode Grafik

Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Agustus 2011)

Gambar 4.5


(69)

Berdasarkan Gambar 4.5 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi

4.2.4. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana dilakukan dengan bantuan SPSS 17.0 for windows dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas

labelisasi halal terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian.

Model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a + bX

Penjelasan dari hasil pengolahan SPSS akan ditunjukkan pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7

Analisis Regresi Linear Sederhana Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.357 2.050 2.125 .036

LabelisasiHalal 1.239 .136 .686 9.135 .000 a. Dependent Variable: KeputusanPembelian


(70)

Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditunjukkan dalam Tabel 4.7 maka diperoleh persamaan hasil regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = 4,357 + 1,239X

Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : a. Konstanta (a) = 4,357, ini menunjukkan harga constant, dimana jika

variabel labelisasi halal = 0, maka keputusan pembelian = 4,357. b. Koefisien X(b) = 1,239, ini berarti bahwa variabel labelisasi halal (X)

berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, atau dengan kata lain jika labelisasi halal (X) ditingkatkan maka keputusan pembelian akan bertambah.

4.2.5. Uji Hipotesis

a. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial (individual) terhadap variasi variabel dependen. kriteria pengujiannya adalah:

H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

H0 : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).


(71)

Kriteria pengambilan keputusan adalah: H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α= 5%

Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α= 5%

Tabel 4.8

Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.357 2.050 2.125 .036

LabelisasiHalal 1.239 .136 .686 9.135 .000 a. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Agustus 2011)

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa: 1. Variabel Labelisasi Halal (X)

Nilai thitung variabel labelisasi adalah 9,135 dan nilai ttabel 1,986

maka thitung > ttabel (9,135 > 1,986) sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel mutu berpengaruh positif dan signifikan (0,000 < 0,05) secara parsial terhadap keputusan pembelian nugget So Good pada konsumen supermarket Hypermart Sun Plaza Medan. Artinya, jika variabel labelisasi halal ditingkatkan maka keputusan pembelian akan bertambah.

4.2.6. Pengujian Koefisien Determinasi (R²)

Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinan (R2) berkisar antara nol sampai dengan satu (0≤ R2≤1). Hal ini berarti bila R2 =


(72)

0, menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dan bila R2 mendekati 1, menunjukan semakin kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Tabel 4.9 Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .686a .470 .465 2.33780

a. Predictors: (Constant), Labelisasihalal b. Dependent Variable: Keputusanpembelian Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Agustus 2011)

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa :

a. R sebesar 0,686 berarti hubungan antara variabel labelisasi halal (X), terhadap keputusan pembelian (Y) sebesar 68,6% Artinya hubungannya cukup erat.

b. R Square sebesar 0,470 berarti 47% variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh labelisasi halal. Sedangkan sisanya 53% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

c. Standard Error of Estimated (Standar Deviasi) artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 2.33780. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.


(73)

4.3 Pembahasan

Labelisasi halal berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen, khususnya, konsumen muslim, karena adanya aturan-aturan dalam agama islam yang mengaharuskan untuk mengkonsumsi produk yang halal sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist.

Sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh M. Agung Wibisono (2007) yang menyatakan bahwa labelisasi halal berhubungan terhadap keputusan pembelian konsumen dan penelitian yang dilakukan oleh Yayat Supriadi (2005) yang menyatakan bahwa labelisasi halal berpengaruh signifikan terhadap hasil penjualan produk makanan di Indonesia. Berdasarkan hasil regresi linear sederhana dan uji t yang dilakukan, penelitian ini juga menghasilkan jawaban yang hampir sama yaitu labelisasi halal berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini terjadi karena semakin banyak dan semakin kritisnya umat muslim yang ada di Indonesia yang sangat membutuhkan jaminan akan kehalalan suatu produk. Disamping itu hal ini juga dapat disebabkan terkait adanya beberapa jenis produk yang yang telah lama dikonsumsi berupa produk penyedap, makanan kemasan, dan lain lain yang terbukti tidak halal dan mengandung zat yang berbahaya bagi kesehatan, membuat konsumen muslim semakin waspada dalam mengkonsumsi produk pilihannya.

Hasil R2 (0,686) yang diperoleh menunjukkan labelisasi halal berpengaruh erat terhadap keputusan pembelian konsumen, labelisasi halal memberikan


(1)

Lampiran 2

Reliability

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.878 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 33.8667 22.533 .697 .861

VAR00002 33.9000 24.921 .501 .875

VAR00003 34.1000 21.541 .654 .863

VAR00004 34.7667 23.564 .466 .876

VAR00005 34.1000 21.955 .738 .857


(2)

Regression

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Labelisasihalala . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Keputusanpembelian

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .686a .470 .465 2.33780

a. Predictors: (Constant), Labelisasihalal b. Dependent Variable: Keputusanpembelian

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 456.092 1 456.092 83.452 .000a

Residual 513.741 94 5.465


(3)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.357 2.050 2.125 .036

Labelisasihalal 1.239 .136 .686 9.135 .000

a. Dependent Variable: Keputusanpembelian

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 14.2707 29.1416 22.9583 2.19111 96

Std. Predicted Value -3.965 2.822 .000 1.000 96

Standard Error of Predicted Value

.239 .980 .313 .127 96

Adjusted Predicted Value 14.3285 29.5726 22.9629 2.19438 96

Residual -5.70618 7.29382 .00000 2.32547 96

Std. Residual -2.441 3.120 .000 .995 96

Stud. Residual -2.458 3.142 .000 1.004 96

Deleted Residual -5.78635 7.39629 -.00452 2.37166 96

Stud. Deleted Residual -2.527 3.303 .000 1.018 96

Mahal. Distance .000 15.721 .990 2.272 96

Cook's Distance .000 .180 .010 .021 96

Centered Leverage Value .000 .165 .010 .024 96


(4)

(5)

(6)

Lampiran 3

Logo halal MUI


Dokumen yang terkait

Pengaruh Display Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Gaudi Boutique Sun Plaza Medan

7 188 66

Pengaruh Labelisasi Halal dan Keamanan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Makanan Olahan Sosis So Nice pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah

5 37 105

PENGARUH LABELISASI HALAL DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Pengaruh Labelisasi Halal Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Indomie.

0 4 22

PENGARUH LABELISASI HALAL DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Pengaruh Labelisasi Halal Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Indomie.

1 3 14

Pengaruh Labelisasi Halal dan Keamanan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Makanan Olahan Sosis So Nice pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah

0 0 9

Pengaruh Labelisasi Halal dan Keamanan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Makanan Olahan Sosis So Nice pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah

0 0 2

Pengaruh Labelisasi Halal dan Keamanan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Makanan Olahan Sosis So Nice pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah

0 0 10

Pengaruh Labelisasi Halal dan Keamanan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Makanan Olahan Sosis So Nice pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah

2 2 21

Pengaruh Labelisasi Halal dan Keamanan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Makanan Olahan Sosis So Nice pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah

1 1 2

Pengaruh Labelisasi Halal dan Keamanan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Makanan Olahan Sosis So Nice pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah

0 1 25