Penggunaan media gambar seri untuk meningkatkan keterampilan menulis, percaya diri, dan kemampuan memecahkan masalah siswa kelas II pada tema 4 ``Aku Dan Sekolahku``.

(1)

ABSTRAK

Natalia. (2015). Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan

Keterampilan Menulis, Percaya Diri, dan Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Kelas II Pada Tema 4 “Aku Dan Sekolahku”. Skripsi, Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya keterampilan menulis, percaya diri, dan kemampuan memecahkan masalah pada siswa kelas II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu Kabupaten Bantul. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu, dapat diketahui bahwa sebagian besar dari siswa belum termotivasi dalam proses belajar, hal ini dibuktikan dari nilai-nilai siswa yang masih berada di bawah KKM. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan menulis, percaya diri, dan kemampuan memecahkan masalah pada siswa kelas II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu Kabupaten Bantul. Serta untuk mendeskripsikan apakah penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan menulis, percaya diri, dan kemampuan memecahkan masalah pada siswa kelas II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu Kabupaten Bantul.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu yang berjumlah 41 siswa. Objek penelitian yaitu penggunaan media gambar seri untuk meningkatkan percaya diri, kemampuan memecahkan masalah, dan keterampilan menulis siswa. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes dan non tes.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: (1) terdapat peningkatan keterampilan menulis pada siswa. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata nilai kemampuan menulis awal yang semula sebesar 73,65 pada siklus I meningkat menjadi 80,73 dan pada siklus II menjadi sebesar 89,87. Untuk persentase jumlah siswa yang mencapai KKM yang semula 63,43% meningkat menjadi 68,28% pada siklus I, dan pada siklus II meningkat menjadi 90,24%, (2) terdapat peningkatan percaya diri pada. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata nilai percaya diri awal yang semula sebesar 56,22 pada siklus I meningkat menjadi 58,54 dan pada siklus II menjadi sebesar 75,61. Untuk persentase jumlah siswa yang mencapai KKM yang semula 21,95% meningkat menjadi 41,46% pada siklus I, dan pada siklus II meningkat menjadi 56,09%, dan (3) terdapat peningkatan kemampuan memecahkan masalah pada siswa. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata nilai kemampuan memecahkan masalah awal yang semula sebesar 55,98 pada siklus I meningkat menjadi 56,71 dan pada siklus II menjadi sebesar 83,54. Untuk persentase jumlah siswa yang mencapai KKM yang semula 26,83% meningkat menjadi 36,58% setelah adanya tindakan pada siklus I, dan pada siklus II meningkat menjadi 95,12%.

Kata kunci: Keterampilan menulis, percaya diri, kemampuan memecahkan masalah, media gambar seri.


(2)

ABSTRACT

Natalia. (2015). Use of Series Picture Media to Increase Writing Skills, Self-Confidence, and Problem-Solving of Students Grade 2 on the Theme 4 “Aku dan Sekolahku”. Thesis, Yogyakarta: Studies Program Elementary School Teacher Sanata Dharma University in Yogyakarta.

This research is motivated poor writing skills, confidence, and ability to solve problems in class II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu Bantul. Based on the observations made by researchers at SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu, it can be seen that most of the students have not been motivated in the learning process, it is evident from the values of students who are still under the KKM. The purpose of this study was to describe how the use of series picture media can improve writing skills, confidence, and ability to solve problems in class II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu Bantul. And to describe whether the use of series picture media can improve writing skills, self-confidence, and problem solving in class II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu Bantul.

This research is a classroom action research (PTK) are conducted in two cycles. Subjects in this study were students of class II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu totaling 41 students. The object of research is the use of series picture media to increase self-confidence, problem-solving skills, and writing skills of students. The research instrument used in the form of test and non-test.

Based on the analysis of data obtained the following results: (1) there is an increase in students' writing skills. It is shown from the average value of the original writing skills beginning at 73.65 on the first cycle increased to 80.73 and the second cycle was increased to 89.87. For the percentage of students who achieve the original KKM 63.43% increased to 68.28% in the first cycle, and the second cycle increased to 90.24%, (2) there is increased in self-confidence. It is shown from the average value of the initial confidence which originally amounted to 56.22 in the first cycle increased to 58.54 and the second cycle was increased to 75.61. For the percentage of students who achieve the original KKM 21.95% increased to 41.46% in the first cycle, and the second cycle increased to 56.09%, and (3) there is an increase in students' problem-solving skills. It is shown from the average value of the initial problem-solving skills which originally amounted to 55.98 in the first cycle increased to 56.71 and the second cycle was increased to 83.54. For the percentage of students who achieve the original KKM 26.83% increase to 36.58% after the action in the first cycle, and the second cycle increased to 95.12%.


(3)

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS, PERCAYA DIRI, DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA KELAS

II PADA TEMA 4 “AKU DAN SEKOLAHKU”

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Natalia Kartika Sari 111134222

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

i

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS, PERCAYA DIRI, DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA KELAS

II PADA TEMA 4 “AKU DAN SEKOLAHKU”

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Natalia Kartika Sari 111134222

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(5)

SKRIPSI

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERIUNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MENULIS,PERCAYA DIRI,DAN KEmpIPuAN

PIEMECAHKAN MASALAH SISWA KELASIIPADA TEMA 4“ AKU

DAN SEKOLAHKU"

Tanggal 5 Agustus 2015

52生gustus 2015

Pembilnbillg II

Setyawall,S.Pd,M.Hum

NIM.

Teltth dis,tulu1 01eh:


(6)

SKRIPSI

PENGGUNAAN PIEDIA GAMBAR SERIUNTUK

NINGKATKAN KETERAMPILAN PENULIS,PERCAYA DIRI,

DAN KEMAPIPUAN PIEMECAEKAN MASALAI SISWA KELAS

I PADA TEPIA 4“

AKU DAN SEKOLAⅡ

KU''

E)ipersiapkan dan ditulis oleh: Natalia KaFtika Sarl

NIⅣl.111134222

Ketua Sёhetari Anggota Anggota Anggota

8 AguStus 2015

tlan dan 11lnu Pendidikan


(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yesus Kristus, skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Orang tuaku Sukardi dan Miryam yang selalu mendampingi, memberi semangat, dan mendoakan.

2. Zefanya Octofianus Litbagay yang memberi dukungan agar terus berjuang dalam menyusun skripsi.

3. Seluruh teman-teman seperjuangan khususnya Agatha, Diana, Maya, Mega, Anjar.

4. Keluarga besar Cipto Wardoyo dan Marto Utomo.

5. Seluruh guru di SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu yang telah mengajar dan membimbingku.

6. Seluruh dosen di PGSD Sanata Dharma Yogyakarta 7. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(8)

v MOTTO

Sertakan Allah dalam segala hal, maka Allah akan menyertaimu. Tuhan tidak memberkati orang yang malas!

Perjuangan paling penting bukan saat kita hendak meraih sesuatu, tapi apa yang hendak kita lakukan setelah meraihnya.


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Agustus 2015

Yang Menyatakan,

Natalia Kartika Sari


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Natalia Kartika Sari Nomor Mahasiswa : 111134222

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS, PERCAYA DIRI, DAN KEMAMPUAN

MEMECAHKAN MASALAH SISWA KELAS II PADA TEMA 4 “AKU DAN SEKOLAHKU”

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 18 Agustus 2015 Yang menyatakan


(11)

viii ABSTRAK

Natalia. (2015). Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan

Keterampilan Menulis, Percaya Diri, dan Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Kelas II Pada Tema 4 “Aku Dan Sekolahku”. Skripsi, Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya keterampilan menulis, percaya diri, dan kemampuan memecahkan masalah pada siswa kelas II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu Kabupaten Bantul. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu, dapat diketahui bahwa sebagian besar dari siswa belum termotivasi dalam proses belajar, hal ini dibuktikan dari nilai-nilai siswa yang masih berada di bawah KKM. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan menulis, percaya diri, dan kemampuan memecahkan masalah pada siswa kelas II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu Kabupaten Bantul. Serta untuk mendeskripsikan apakah penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan menulis, percaya diri, dan kemampuan memecahkan masalah pada siswa kelas II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu Kabupaten Bantul.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu yang berjumlah 41 siswa. Objek penelitian yaitu penggunaan media gambar seri untuk meningkatkan percaya diri, kemampuan memecahkan masalah, dan keterampilan menulis siswa. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes dan non tes.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: (1) terdapat peningkatan keterampilan menulis pada siswa. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata nilai kemampuan menulis awal yang semula sebesar 73,65 pada siklus I meningkat menjadi 80,73 dan pada siklus II menjadi sebesar 89,87. Untuk persentase jumlah siswa yang mencapai KKM yang semula 63,43% meningkat menjadi 68,28% pada siklus I, dan pada siklus II meningkat menjadi 90,24%, (2) terdapat peningkatan percaya diri pada. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata nilai percaya diri awal yang semula sebesar 56,22 pada siklus I meningkat menjadi 58,54 dan pada siklus II menjadi sebesar 75,61. Untuk persentase jumlah siswa yang mencapai KKM yang semula 21,95% meningkat menjadi 41,46% pada siklus I, dan pada siklus II meningkat menjadi 56,09%, dan (3) terdapat peningkatan kemampuan memecahkan masalah pada siswa. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata nilai kemampuan memecahkan masalah awal yang semula sebesar 55,98 pada siklus I meningkat menjadi 56,71 dan pada siklus II menjadi sebesar 83,54. Untuk persentase jumlah siswa yang mencapai KKM yang semula 26,83% meningkat menjadi 36,58% setelah adanya tindakan pada siklus I, dan pada siklus II meningkat menjadi 95,12%.

Kata kunci: Keterampilan menulis, percaya diri, kemampuan memecahkan masalah, media gambar seri.


(12)

ix ABSTRACT

Natalia. (2015). Use of Series Picture Media to Increase Writing Skills, Self-Confidence, and Problem-Solving of Students Grade 2 on the Theme 4 “Aku dan Sekolahku”. Thesis, Yogyakarta: Studies Program Elementary School Teacher Sanata Dharma University in Yogyakarta.

This research is motivated poor writing skills, confidence, and ability to solve problems in class II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu Bantul. Based on the observations made by researchers at SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu, it can be seen that most of the students have not been motivated in the learning process, it is evident from the values of students who are still under the KKM. The purpose of this study was to describe how the use of series picture media can improve writing skills, confidence, and ability to solve problems in class II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu Bantul. And to describe whether the use of series picture media can improve writing skills, self-confidence, and problem solving in class II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu Bantul.

This research is a classroom action research (PTK) are conducted in two cycles. Subjects in this study were students of class II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu totaling 41 students. The object of research is the use of series picture media to increase self-confidence, problem-solving skills, and writing skills of students. The research instrument used in the form of test and non-test.

Based on the analysis of data obtained the following results: (1) there is an increase in students' writing skills. It is shown from the average value of the original writing skills beginning at 73.65 on the first cycle increased to 80.73 and the second cycle was increased to 89.87. For the percentage of students who achieve the original KKM 63.43% increased to 68.28% in the first cycle, and the second cycle increased to 90.24%, (2) there is increased in self-confidence. It is shown from the average value of the initial confidence which originally amounted to 56.22 in the first cycle increased to 58.54 and the second cycle was increased to 75.61. For the percentage of students who achieve the original KKM 21.95% increased to 41.46% in the first cycle, and the second cycle increased to 56.09%, and (3) there is an increase in students' problem-solving skills. It is shown from the average value of the initial problem-solving skills which originally amounted to 55.98 in the first cycle increased to 56.71 and the second cycle was increased to 83.54. For the percentage of students who achieve the original KKM 26.83% increase to 36.58% after the action in the first cycle, and the second cycle increased to 95.12%.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan karunia yang diberikan, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Penggunaan Media Gambar Seri Untuk Meningkatkan Percaya Diri, Kemampuan Memecahkan Masalah, dan Keterampilan Menulis Siswa Kelas II Pada Tema 4”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang terlibat. Oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Bapak Drs. Paulus Wahana, M.Hum. dosen pembimbing I yang telah membimbing dan memberi saran kepada peneliti.

5. Ibu Th. Yunia S, S.Pd., M.Hum. dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memberi saran kepada peneliti.

6. Seluruh dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma.

7. Ibu A. Sri Lestari, S.Pd, Kepala Sekolah SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian. 8. Bapak Wahyu Wasana W, S.Pd. guru kelas II SD Pangudi Luhur St. Aloysius

Sedayu yang telah memberikan ijin dan bantuan kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

9. Orang tuaku Sukardi dan Miryam yang selalu mendampingi, memberi semangat, dan mendoakan.


(14)

xi

10.Zefanya Octofianus Litbagay yang memberi dukungan agar terus berjuang dalam menyusun skripsi.

11.Seluruh teman-teman seperjuangan khususnya Agatha, Diana, Maya, Mega, Anjar.

12.Keluarga besar Cipto Wardoyo dan Marto Utomo.

13.Seluruh guru di SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu yang telah mengajar dan membimbingku.

14.Seluruh dosen di PGSD Sanata Dharma Yogyakarta 15.Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

16.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak kekurangan, untuk itu peneliti menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini memberi manfaat kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 18 Agustus 2015

Yang Menyatakan,

Natalia Kartika Sari


(15)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 8

C.Batasan Masalah ... 9

D.Rumusan Masalah ... 9

E.Tujuan Penelitian ... 10

F.Manfaat Penelitian ... 10

G.Definisi Operasional... 11

BAB II LANDASAN TEORI A.Kajian Teori ... 13


(16)

xiii

2.Keterampilan Menulis ... 30

3.Percaya Diri ... 48

4.Kemampuan Memecahkan Masalah ... 52

5.Kurikulum 2013 ... 58

6.Pendekatan Tematik Integratif ... 62

7.Pendekatan Saintifik ... 67

8.Penilaian Otentik ... 77

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 86

C. Kerangka Berpikir ... 89

D. Hipotesis Tindakan ... 93

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 95

B.Setting Penelitian ... 96

C.Persiapan ... 97

D.Rencana Setiap Siklus ... 99

E.Teknik Pengumpulan Data ... 104

F.Instrumen Penelitian ... 107

G.Teknik Pengujian Instrumen ... 109

H.Teknik Analisis Data ... 115

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 122

B.Pembahasan ... 156

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 165

B.Keterbatasan Penelitian ... 167

C.Saran ... 168

DAFTAR PUSTAKA ... 169


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komponen Keterampilan Menulis... 45

Tabel 2.2 Struktur Kurikulum SD (Kemendikbud, 2013) ... 60

Tabel 2.3 Alokasi Waktu Struktur Kurikulum 2013... 61

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Tes …... 107

Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Percaya Diri Siswa... 108

Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa………...……... 108

Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran... 111

Tabel 3.5 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran... 112

Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Validasi Lembar Kerja Siswa... 112

Tabel 3.7 Kriteria Validasi Lembar Kerja Siswa... 113

Tabel 3.8 Pedoman Analisis Data... 118

Tabel 3.9 Kriteria Keberhasilan……... 121

Tabel 4.1 Perbandingan Rata-rata Nilai Keterampilan Menulis Siswa Siklus I... 130

Tabel 4.2 Perbandingan Rata-rata Nilai Percaya Diri Siswa Siklus I... 132

Tabel 4.3 Perbandingan Rata-rata Nilai Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Siklus I... 134

Tabel 4.4 Perbandingan Rata-rata Nilai Keterampilan Menulis Siswa Siklus II... 141

Tabel 4.5 Perbandingan Rata-rata Nilai Percaya Diri Siswa Siklus II... 144

Tabel 4.6 Perbandingan Rata-rata Nilai Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Siklus II... 146

Tabel 4.7 Perbandingan Nilai Rata-rata Keterampilan Menulis Siswa Siklus I & II... 150

Tabel 4.8 Perbandingan Nilai Rata-rata Percaya Diri Siswa Siklus I & II.... 152

Tabel 4.9 Perbandingan Nilai Rata-rata Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Siklus I & II... 154


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pendekatan Ilmiah... 70

Gambar 2.2 Bagan Kerangka penelitian... 88

Gambar 3.1 Bagan Penelitian... 95

Gambar 4.1 Perbandingan Rata-rata Keterampilan Menulis Siklus I... 130

Gambar 4.2 Perbandingan Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Siklus I... 131

Gambar 4.3 Perbandingan Rata-rata Percaya Diri Siklus I... 133

Gambar 4.4 Perbandingan Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Siklus I... 133

Gambar 4.5 Perbandingan Rata-rata Kemampuan Memecahkan Masalah Siklus I... 135

Gambar 4.6 Perbandingan Persentase Kemampuan Memecahkan Masalah Siklus I... 136

Gambar 4.7 Perbandingan Rata-rata Keterampilan Menulis Siklus II... 142

Gambar 4.8 Perbandingan Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Siklus II... 143

Gambar 4.9 Perbandingan Rata-rata Percaya Diri Siklus II... 145

Gambar 4.10 Perbandingan Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Siklus II... 145

Gambar 4.11 Perbandingan Rata-rata Kemampuan Memecahkan Masalah Siklus II... 147

Gambar 4.12 Perbandingan Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Siklus II ... 148

Gambar 4.13 Perbandingan Nilai Rata-rata Keterampilan Menulis Siswa Siklus I & II... 150

Gambar 4.14 Perbandingan Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Siklus I & II... 151


(19)

xvi

Gambar 4.15 Perbandingan Nilai Rata-rata Percaya Diri Siswa Siklus I & II.. 152 Gambar 4.16 Perbandingan Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai KKM

Siklus I & II... 153 Gambar 4.17 Perbandingan Nilai Rata-rata Kemampuan Memecahkan

Masalah Siswa Siklus I & II... 154 Gambar 4.18 Perbandingan Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai KKM


(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Silabus... 176

2. Rencana Pembelajaran Harian (RPPH) ... 209

3. Lembar Kerja Siswa ... 295

4. Pedoman Observasi ... 300

5. Instrumen Tes ... 309

6. Rubrik dan Hasil Observasi Sebelum Penelitian... 318

7. Rubrik dan Hasil Wawancara... 323

8. Perhitungan Hasil Uji Variabel ... 327

9. Data Awal Nilai Keterampilan Menulis ... 337

10.Rekapitulasi Penilaian... 344

11.Hasil Uji Variabel ... 354

12.Surat Ijin Penelitian ... 364

13.Surat Keterangan Penelitian... 371

14.Foto - foto penelitian ... 373


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menulis adalah salah satu kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh orang yang duduk di bangku sekolah. Dengan menulis orang mampu mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya dalam sebuah bentuk tulisan atau karangan. Orang yang bisa menulis dengan baik biasanya juga bisa membaca dengan baik dan orang yang sering membaca di depan umum maka mental orang tersebut akan terlatih dan akan merasa terbiasa atau percaya diri. Menulis itu penting, karena menulis erat hubungannya dengan kegiatan sehari-hari, menulis dapat membantu seseorang mengasah kemampuannya lewat hal-hal yang ia pikirkan dan tuangkan ke dalam sebuah tulisan. Selain berkaitan dengan kemampuan motorik seseorang, menulis juga dapat dijuluki sebagai modal atau bekal bagi setiap orang untuk mencari ilmu.

Menulis dapat dilatih sejak dini, khususnya untuk anak yang masih duduk dibangku sekolah dasar. Pentingnya peran orang tua atau guru untuk melatih kemampuan menulis anak. Dengan membiasakan anak untuk belajar menulis, lambat laun pasti anak akan terampil dalam menulis. Keterampilan inilah yang nantinya membuat anak menjadi merasa percaya diri bahwa dia mampu untuk membangun ide dan menuangkan menjadi sebuah gagasan yang ia pikirkan dalam bentuk sebuah tulisan ataupun karangan.


(22)

Kemampuan menulis siswa kelas II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu memang masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu siswa harus sering dilatih untuk menulis dan dihadapkan pada persoalan-persoalan yang harus mereka pecahkan dalam bahasa tulis. Ada berbagai macam cara menulis siswa, tergantung dari karakter masing-masing siswa tersebut. Keterampilan menulis siswa tentunya akan baik apabila siswa tersebut sering berlatih menulis. Adanya penerapan kurikulum 2013 sebenarnya dapat mendorong siswa agar dapat mencari tahu sendiri, mandiri, dan aktif dalam proses belajar karena pembelajaran dalam kurikulum ini dilakukan dengan cara yang menyenangkan dengan menekankan pada tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tetapi pada kenyataannya tetap ada kekurangan dan kelebihan dari kurikulum 2013 itu sendiri.

Secara operasional, Hera, dkk. (2007: 113) menyatakan bahwa pendidikan di sekolah dasar dapat memberikan bekal kemampuan dasar membaca, menulis, berhitung, pengetahuan, dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan di SMP. Siswa sekolah dasar bisa dikatakan telah mempunyai kemampuan berbahasa dengan baik. Pada usia sekolah dasar (6-12 tahun) siswa sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan kognitif. Dengan demikian, siswa telah mengikuti pembelajaran menulis pada masa sekolah dasar.


(23)

Menurut Tarigan (Haryadi & Zamzani, 1996: 77), menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa dipahami oleh seseorang sehingga yang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut. Dari pendapat di atas, menulis merupakan aktivitas yang menekankan unsur bahasa dan gagasan. Menulis yang dimaksud adalah menulis karangan karena karangan merupakan salah satu bentuk dari keterampilan menulis.

Meskipun keterampilan menulis sudah menjadi hal pokok yang harus dimiliki siswa sekolah dasar, membuat siswa terampil dalam menulis bukan merupakan hal yang mudah. Salah satu penyebabnya adalah pembelajaran yang terlalu monoton dan kaku sehingga terkesan bahwa menulis itu sulit. Selain itu, guru kurang menyadari pentingnya keterampilan menulis, guru kurang optimal dalam menyajikan materi pelajaran dengan cara yang tepat dan menarik. Maka dari itu, tidak jarang jika akhirnya siswa kurang minat terhadap pelajaran menulis (mengarang).

Kuantitas maupun kualitas tulisan siswa rata-rata hasilnya relatif rendah. Keterampilan siswa sekolah dasar dalam menulis karangan narasi kurang dari 1 halaman dan masih sedikit tulisan atau karangan yang dinilai baik, yaitu gagasan yang diungkapkan secara jelas dengan urutan yang logis. Pada umumnya siswa kurang dapat menulis gagasan secara sistematis. Kelemahan siswa yang paling utama adalah siswa mengalami kesulitan pada pemilihan kosakata dan penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang


(24)

tepat serta siswa kurang termotivasi dalam proses pembelajaran menulis khususnya dalam membangun ide untuk dituangkan dalam karangan.

Thantaway (dalam kamus istilah Bimbingan dan Konseling, 2005: 87) mengatakan bahwa percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri. Percaya diri yang dimaksud di sini adalah yakin akan kemampuannya sendiri, yakin bahwa ia mampu menulis dengan benar dan membacakan hasil tulisannya dengan penuh keberanian. Karena keyakinan dan keberanian dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri. Sejalan dengan itu Lauster (dalam Fasikhah, 1994: 12) mengemukakan beberapa indicator percaya diri, diantaranya: 1) percaya kepada kemampuan diri sendiri; 2) bertindak mandiri dalam mengambil keputusan; 3) memiliki konsep diri yang positif; dan 4) berani mengungkapkan pendapat.

Setiap orang pasti mempunyai rasa percaya diri di dalam dirinya, bedanya hanya keberanian masing-masing orang untuk menunjukkannya atau tidak. Orang yang berani dan percaya diri akan lebih mudah menjalani berbagai kegiatan dan tugas yang harus dilakukan, karena orang yang percaya diri akan selalu merasa berani dan tidak takut salah. Namun pada kenyataannya banyak siswa yang rasa percaya dirinya ini kurang. Mereka tidak berani menunjukkan rasa percaya dirinya dan cenderung lebih suka untuk diam di kelas bahkan jarang mengajukan pertanyaan saat pembelajaran


(25)

berlangsung. Oleh karena itu sikap percaya diri ini penting ditanamkan untuk siswa khususnya siswa sekolah dasar. Dengan menanamkan sifat percaya diri kepada siswa sejak dini maka akan membantu siswa melatih keberaniannya di dalam menghadapi tantangan-tantangan entah di sekolah maupun di dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian pemecahan masalah menurut Cooney (dalam Kisworo, 2000: 19), merupakan proses menerima masalah dan berusaha menyelesaikan masalah itu. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Polya (dalam Hudoyo, 1979: 112) mendefinisikan pemecahan masalah sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai suatu tujuan yang tidak dengan segera dapat dicapai. Pemecahan masalah yang dimaksud di sini adalah paham akan masalah yang dialami dan berusaha mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

Sesuai tingkat perkembangannya siswa juga dilatih untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya untuk memecahkan permasalahan atau persoalan yang terjadi entah permasalahan pribadi ataupun permasalahan yang berkenaan dengan tugas-tugas sekolah. Namun pada kenyataannya tidak sedikit siswa yang masih kebingungan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang diberikan oleh guru. Karena tidak jarang guru hanya memberikan perintah dengan butir soal tanpa menggunakan media sehingga siswa kurang paham dan kesulitan dalam menangkap maksud dari perintah tersebut.


(26)

Observasi yang dilakukan di kelas II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu menunjukkan bahwa masih kurangnya kemampuan siswa dalam hal keterampilan menulis, percaya diri, dan kemampuan memecahkan masalah. Hal ini dibuktikan dengan adanya nilai rata-rata kelas yang masih di bawah KKM (x < 75), yakni nilai rata keterampilan menulis 73,65, nilai rata-rata percaya diri 56,22, dan nilai rata-rata-rata-rata kemampuan memecahkan masalah 55,98. Padahal keberhasilan kegiatan belajar mengajar khususnya pada pembelajaran Bahasa Indonesia dalam membuat karangan narasi sangat ditentukan oleh keterampilan menulis, percaya diri, dan kemampuan memecahkan masalah siswa. Lemahnya keterampilan menulis terutama dalam hal menulis karangan narasi merupakan masalah yang dihadapi guru. Selain itu tingkat percaya diri siswa juga menjadi kendala dalam proses pembelajaran, karena siswa belum yakin akan kemampuannya sendiri dan masih malu untuk menunjukkan keberaniannya karena takut salah. Di samping itu kemampuan memecahkan masalah siswa yang masih perlu ditingkatkan agar siswa tidak kebingungan dalam mengerjakan tugas-tugasnya di sekolah maupun di rumah. Belum optimalnya penggunaan media dalam pembelajaran Bahasa Indonesia juga mempersulit proses imajinasi dan kreasi siswa dalam membangun dan menuangkan ide atau gagasan ke dalam sebuah karangan narasi. Siswa sekolah dasar termasuk dalam tahap operasional konkret sehingga untuk mengoptimalkan pembelajaran menulis karangan narasi diperlukan media konkret. Minimnya penggunaan media oleh


(27)

guru selama ini perlu diubah sedikit demi sedikit. Hal ini ditujukan agar kualitas teoritis dan kualitas praktis yang dimiliki siswa dapat seimbang.

Selama ini, siswa hanya diberi teori-teori tentang menulis, cara menulis, ketentuan-ketentuan menulis, sementara teori tersebut jarang dipraktikkan. Pembelajaran yang seperti ini tentu saja jarang atau bahkan tidak menggunakan media, padahal pemanfaatan media khususnya gambar seri memiliki peran yang penting terhadap pencapaian kualitas pembelajaran dalam membangun ide untuk dituangkan dalam tulisan. Oleh karena itu peneliti memilih media pembelajaran gambar seri dalam meningkatkan keterampilan menulis, percaya diri, dan kemampuan memecahkan masalah siswa. Dengan adanya variasi gambar seri, diharapkan siswa tidak akan jenuh, pembelajaran akan lebih menarik dan siswa juga lebih tertantang untuk membuat suatu karangan. Alasan lain dengan penggunaan media gambar seri, siswa akan belajar berpikir logis mengenai hubungan sebab akibat, kaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan lain yang mengikutinya serta membantu membangun dan menuangkan ide atau gagasan ke dalam suatu karangan narasi. Siswa dapat mudah menyusun kata-kata menjadi sebuah kalimat dan menyusun kalimat menjadi sebuah paragraf sehingga terbentuklah sebuah tulisan atau karya yang utuh.

Pembelajaran menulis karangan narasi menggunakan media gambar seri akan membuat pembelajaran lebih menarik dan bervariasi karena ada faktor visualisasi untuk membangun dan mengungkapkan ide serta memunculkan imajinasi siswa sehingga hal ini akan berpengaruh pada hasil


(28)

karangan. Dengan demikian, diharapkan keterampilan menulis, percaya diri, dan kemampuan memecahkan masalah menggunakan bantuan media gambar seri pada siswa kelas II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu Kabupaten Bantul dapat meningkat.

B. Idenfifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat di uraikan masalah sebagai berikut:

1. Keterampilan menulis siswa masih kurang.

2. Siswa kesulitan membangun dan menuangkan ide atau gagasan dalam sebuah karangan.

3. Siswa kesulitan dalam pemilihan kosakata dan penggunaan EYD.

4. Siswa kurang yakin akan kemampuannya dan tidak berani mengajukan pertanyaan.

5. Siswa masih kebingungan dalam memahami soal dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.

6. Siswa kurang berminat dan kurang termotivasi dalam proses pembelajaran menulis.

7. Belum optimalnya penggunaan media gambar seri dalam proses pembelajaran menulis.

8. Guru belum optimal menyajikan materi pelajaran dengan cara yang tepat dan menarik.


(29)

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada penggunaan media gambar seri untuk meningkatkan keterampilan menulis, percaya diri, dan kemampuan menyelesaikan masalah di kelas II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu Kabupaten Bantul pada tema 4 “Aku dan Sekolahku”, subtema 2 “Kegiatan Ekstrakurikulerku” pada pembelajaran 1, 2, 3, dan 4 yang terfokus pada mata pelajaran Bahasa Indonesia mengenai keterampilan menulis.

D. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan menulis, percaya diri, dan kemampuan memecahkan masalah pada siswa kelas II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu Kabupaten Bantul?

2. Apakah penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan menulis pada siswa kelas II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu Kabupaten Bantul?

3. Apakah penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan percaya diri pada siswa kelas II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu Kabupaten Bantul?

4. Apakah penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah pada siswa kelas II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu Kabupaten Bantul?


(30)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan bagaimana penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan menulis, percaya diri, dan kemampuan memecahkan masalah pada siswa kelas II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu Kabupaten Bantul.

2. Untuk mendeskripsikan apakah penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan menulis pada siswa kelas II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu Kabupaten Bantul.

3. Untuk mendeskripsikan apakah penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan percaya diri pada siswa kelas II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu Kabupaten Bantul.

4. Untuk mendeskripsikan apakah penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah pada siswa kelas II SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu Kabupaten Bantul.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan dalam pengembangan teori pendidikan maupun kurikulum pendidikan di Sekolah Dasar.


(31)

2. Manfaat praktis 1. Bagi siswa

a. Membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan menulis. b. Membantu siswa dalam meningkatkan percaya diri

c. Membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan memecahkan masalah

d. Meningkatkan semangat dan motivasi belajar siswa dengan pembelajaran yang lebih menarik.

2. Bagi guru

a. Memberikan masukan penggunaan media gambar seri bagi para guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

b. Memberikan kemudahan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia.

c. Membantu guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran tentang keterampilan menulis, percaya diri, dan kemampuan memecahkan masalah.

G. Definisi Operasional

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Media gambar seri adalah media pembelajaran yang digunakan oleh guru yang berupa gambar datar yang mengandung cerita, dengan urutan tertentu


(32)

sehingga antara satu gambar dengan gambar yang lain memiliki hubungan cerita dan membentuk satu kesatuan.

2. Keterampilan menulis adalah suatu kegiatan membangun dan menuangkan ide atau gagasan ke dalam bentuk bahasa tulis (simbol grafik) agar dapat dipahami maksud dan isinya oleh orang lain, dalam hal ini oleh pembaca. 3. Percaya diri adalah salah satu aspek kepribadian yang sangat penting

dalam kehidupan manusia. Dimana orang tersebut yakin akan kemampuannya sendiri dan sanggup menunjukkan keberaniannya di depan orang lain. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya. 4. Kemampuan memecahkan masalah adalah suatu tindakan yang dimiliki

seseorang untuk menyelesaikan masalah atau proses yang menggunakan kekuatan dan potensi diri dalam menyelesaikan masalah, yang juga merupakan metode penemuan solusi melalui tahap-tahap pemecahan masalah. Bisa juga dikatakan bahwa kemampuan memecahkan masalah sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan.


(33)

13 BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Media Gambar Seri

a. Pengertian Media Gambar

Arsyad (2003: 4) mengemukakan bahwa media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Sadiman, dkk. (2006: 6) menunjukkan bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari penyusun ke penerima pesan. Media digunakan dalam proses pembelajaran sebagai perantara agar memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan yang diinginkan, khususnya dalam bidang pendidikan memudahkan guru menyampaikan materi kepada siswa. Media visual yang sering digunakan dalam penyampian materi pelajaran adalah gambar. Gambar dapat memberikan nilai yang sangat berarti, terutama dalam membentuk pengertian baru dan untuk memperjelas pengertian baru, dan untuk memperjelas pengertian tentang sesuatu. Di samping itu, penggunaan media gambar dapat menimbulkan daya tarik bagi siswa, sehingga dengan demikian dapat memberikan siswa lebih senang belajar yang pada akhirnya akan memberikan hasil belajar yang lebih baik.


(34)

Menurut Hamalik (2006: 29) media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bentuknya bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, projector. Sejalan dengan itu, Sardiman, dkk. (2006: 29) mengemukakan bahwa media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Wibawa dan Mukti (1993: 60) menunjukkan bahwa gambar adalah media sederhana yang dapat digunakan dengan baik di SD sebab gambar itu disukai siswa, murah harganya, dan tidak sulit mencarinya.

Gambar sangat penting digunakan dalam usaha memperjelas pengertian pada siswa, sehingga dengan menggunakan gambar siswa dapat lebih memperhatikan terhadap benda-benda atau hal-hal yang belum pernah dilihatnya yang berkaitan dengan pelajaran. Penggunaan media gambar dalam proses belajar-mengajar akan memberikan hasil yang optimal apabila digunakan secara tepat, dalam arti sesuai dengan materi pelajaran dan mendukung. Gambar dapat membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran, karena gambar termasuk media yang mudah dan murah serta besar artinya untuk mempertinggi nilai pelajaran. Karena gambar, pengalaman, dan pengertian peserta didik menjadi luas, lebih jelas, dan tidak mudah dilupakan, serta konkret dalam ingatan siswa.


(35)

b. Unsur-unsur Media Gambar

Dalam pembuatan media gambar untuk pembelajaran, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah unsur-unsur atau elemen-elemen yang terkandung dalam media tersebut. Penataan elemen-elemen yang baik dapat mempermudah penyampaian pesan atau informasi yang ingin disampaikan. (Kustandi dan Sutjipto, 2001: 104-105) mengemukakan unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media gambar, antara lain:

1) Kesederhanaan

Secara umum, kesederhanaan itu mengacu kepada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visualisasi. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan.

2) Keterpaduan

Keterpaduan mengacu pada hubungan yang terdapat diantara elemem-elemen visual. Elemen-elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan, sehingga sajian visual itu merupakan suatu bentuk menyeluruh yang dapat dikenal dan dapat membantu pemahaman pesan serta informasi yang dikandungnya. 3) Penekanan

Konsep yang disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang menjadi pusat perhatian siswa, dengan


(36)

menggunakan ukuran, hubungan-hubungan perspektif warna atau ruang penekanan dapat diberikan pada unsur yang terpenting. 4) Keseimbangan

Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang memberikan persepsi keseimbangan-keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris. Keseimbangan yang seluruhnya simetris disebut keseimbangan formal dengan menampakkan dua bayangan visual yang sama dan sebangun yang cenderung tampak statis, sedangkan keseimbangan informal tidak seluruh simetris yang memberi kesan dinamis dan menarik perhatian.

5) Bentuk

Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan minat dan perhatian oleh karena itu pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam penyajian pesan perlu diperhatikan.

6) Garis

Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat menuntun perhatian siswa untuk mempelajari suatu urutan-urutan khusus.

7) Tekstur

Tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus yang dapat digunakan untuk penekanan unsur,


(37)

seperti warna. Tekstur dapat digunakan untuk penekanan suatu unsur seperti halnya warna.

8) Warna

Warna digunakan untuk memberi kesan pemisahan, penekanan, untuk membangun keterpaduan, mempertinggi tingkat realisme objek, menunjukkan persamaan dan perbedaan, dan menciptakan respons emosional tertentu. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam menggunakan warna yaitu; a) pemilihan warna khusus (merah, biru, dan sebagainya); b) nilai warna yaitu tingkat ketebalan dan ketipisan warna itu dibandingkan dengan unsur lain dalam visual tersebut; c) intensitas atau kekuatan warna untuk memberikan dampak yang diinginkan.

c. Kriteria Pemilihan Media Gambar

Hamzah (1981: 29), menyatakan bahwa agar media gambar dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka gambar yang baik harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut: 1) gambar harus bagus, jelas, menarik, mudah dimengerti, dan cukup besar; 2) yang tergambar harus cukup penting dan cocok dengan yang dipelajari; 3) gambar harus benar/autentik yaitu menggambarkan situasi yang serupa jika dilihat dalam keadaan yang sebenarnya; 4) kesederhanaan; 5) sesuai dengan kecerdasan yang melihatnya; 6) warna yang tepat sehingga dapat memperjelas arti dari apa yang digambarkan; dan 7) ukuran perbandingan gambar yang satu dengan gambar lainnya. Pendapat lain


(38)

yang dikemukakan oleh Sudjana dan Rivai (2002: 14) menunjukkan bahwa kriteria pemilihan media pembelajaran khususnya media gambar harus disesuaikan dengan taraf berpikir siswa sehingga memberi kemudahan dalam pemahaman siswa terhadap isi bahan pembelajaran. Selain itu, media yang dipilih harus memberikan manfaat terhadap proses pembelajaran, khususnya manfaat bagi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam meningkatkan keterampilannya. Dengan demikian, gambar yang digunakan dalam proses pembelajaran harus besar, menarik bagi siswa, dimengerti oleh siswa agar dapat memudahkan siswa menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

d. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar

Rinanto (1992: 23) mengemukakan bahwa media gambar mempunyai beberapa kelebihan yaitu: 1) sifatnya konkret; 2) gambarnya dapat membatasi ruang dan waktu; 3) media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Media gambar dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman; 4) harganya murah dan digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus. Sejalan dengan itu, Basuki dan Farida (2001: 42) menunjukkan bahwa kelebihan media gambar, yaitu: 1) umumnya murah harganya; 2) mudah didapat; 3) mudah digunakan; 4) dapat memperjelas suatu masalah; 5) lebih realistis; 6) dapat membantu mengatasi keterbatasan


(39)

pengamatan; dan 7) dapat mengatasi keterbatasan ruang. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Sadiman (1992: 29) menunjukkan bahwa kelebihan media gambar adalah: 1) sifatnya konkret: lebih realistis menunjukkan pokok masalah yang dibandingkan dengan gambar verbal semata; 2) gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu; 3) gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita; 4) dapat memperjelas suatu masalah kesalahpahaman dalam bidang apa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman; dan 5) murah harganya dan mudah didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus.

Selain memiliki kelebihan tentunya media gambar juga memiliki kekurangan. Menurut pendapat Rinanto (1992: 26), media gambar memiliki beberapa kekurangan yaitu: 1) gambar hanya menekankan persepsi indera mata; 2) gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran; 3) ukurannya sangat terbatas untuk kompleks besar; 4) pada umumnya hanya dua dimensi yang nampak pada satu gambar, sedangkan dimensi lainnya tidak terlalu jelas; dan 5) tidak dapat memperlihatkan suatu pola gerakan utuh suatu gambar, kecuali menampilkan sejumlah gambar dalam suatu urutan peristiwa. Senada dalam pendapat tersebut, Basuki dan Farida (2001: 42) mengemukakan bahwa keterbatasan media gambar, yaitu: 1) semata-mata hanya medium visual; 2) ukuran gambar seringkali kurang tepat untuk pengajaran dalam kelompok besar; dan 3)


(40)

memerlukan ketersediaan sumber keterampilan dan kejelian guru untuk dapat memanfaatkannya. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Sadiman (1992: 29), menunjukkan bahwa kelemahan media gambar antara lain: 1) hanya menekankan persepsi indera mata; 2) gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran; 3) ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar; dan 4) memerlukan keterbatasan sumber dan keterampilan atau kejelian untuk dapat memanfaatkannya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa meskipun media gambar memiliki kekurangan, tetapi menulis karangan narasi melalui media gambar merupakan teknik yang cocok digunakan untuk membantu siswa mengeluarkan ide, gagasan, dan perasaan. Dengan adanya media gambar materi pelajaran yang disampaikan dapat diseragamkan. Setiap siswa yang melihat atau mendengar uraian materi pelajaran melalui media gambar akan menerima informasi sama persis dengan yang diterima oleh siswa lainnya. Dengan kata lain media gambar juga dapat meminimalisir kesenjangan informasi antar sesama siswa.

e. Pengertian Media Gambar Seri

Media gambar seri adalah suatu media grafis yang digunakan untuk menerangkan suatu rangkaian cerita, sebab setiap seri gambar saling berkaitan membentuk suatu cerita yang utuh. Gambar seri pada hakikatnya mengekspresikan suatu hal. Bentuk ekspresi tersebut dalam


(41)

fakta gambar bukan dalam bentuk bahasa. Pesan yang tersirat dalam gambar tersebut dapat dinyatakan kembali dalam bentuk kata-kata atau kalimat.

Media gambar seri adalah kumpulan dari beberapa gambar yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa yang menarik yang disusun secara acak dan berurutan untuk dijadikan sebuah cerita (Azhar, 2003: 111). Menurut Arif (2003: 29), yang dimaksud dengan gambar seri adalah rangkaian beberapa gambar yang membuat sebuah cerita jadi. Sejalan dengan itu, Sapari (2001: 26) mengemukakan bahwa media gambar seri merupakan serangkaian gambar dan terdiri dari dua hingga enam gambar yang menceritakan suatu kesatuan cerita yang dapat dijadikan alur pemikiran siswa dalam mengarang, dan setiap gambar dapat dijadikan paragraf.

Jadi gambar seri adalah rangkaian gambar yang menceritakan suatu peristiwa. Dalam gambar seri, setiap gambar menceritakan satu peristiwa dari rangkaian cerita. Gambar seri dapat disusun secara urut dan membentuk sebuah cerita yang runtut.

f. Tujuan Media Gambar Seri

Penggunaan media gambar seri dapat membantu siswa untuk memusatkan perhatian terhadap materi yang disampaikan. Selain itu, media gambar seri dapat mengembangkan daya berpikir siswa dan dapat membantu siswa dalam membuat tulisan narasi. Dengan melihat gambar siswa dapat menarik kesimpulan dan menguraikan dalam


(42)

bentuk tulisan. Purwanto (dalam Sadiman, 2003: 32) mengemukakan tujuan penggunaan media gambar seri adalah untuk melatih siswa menentukan pokok pikiran yang mungkin akan menjadi karangan.

Tarigan (1997: 210) mengemukakan bahwa menulis melalui media gambar seri berarti melatih dan mempertajam daya imajinasi siswa. Guru dapat menyampaikan pelajaran dengan menggunakan media gambar seri sebagai pendukung. Sejalan dengan itu, Sadiman (2003: 32) mengungkapan tujuan dari media gambar seri adalah: 1) membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dan membantu siswa dalam belajar; 2) menarik perhatian siswa sehingga lebih terdorong untuk belajar; 3) dapat membantu daya ingat siswa; dan 4) dapat disimpulkan dan digunakan lagi apabila diperlukan pada saat yang lain. g. Langkah-langkah Penggunaan Media Gambar Seri

Gambar seri yang dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran menulis karangan narasi adalah gambar-gambar yang berhubungan dengan perilaku sehari-hari sehingga siswa memahami dan menafsirkan maknanya. Selain itu dalam pemeliharaan gambar seri sebagai alat bantu menulis karangan narasi, guru hendaknya memperhatikan nilai-nilai moral atau budi pekerti sebab akan berpengaruh terhadap perkembangan siswa. Dengan demikian, di satu sisi gambar seri dijadikan sebagai alat bantu pembelajaran, di sisi lain gambar seri dapat memberikan masukan dalam memupuk perkembangan nilai moral siswa.


(43)

Bertolak dari yang dikemukakan oleh para ahli diatas mengenai pengalaman belajar lebih banyak diperoleh melalui indera penglihatan, maka dalam proses belajar mengajar diupayakan penggunaan media visual sebagai alat bantu penyampaian materi pelajaran. Dapat dikatakan bahwa penggunaan media gambar dalam pengajaran khususnya media gambar seri akan sangat membantu mempercepat pemahaman atau pengertian dari murid sebagai peserta didik. Keefektifan penggunaan alat bantu gambar dalam proses belajar-mengajar, dapat dilihat dari hasil penelitian Spaulding (dalam Soeparno, dkk, 1998: 25) menguraikan tentang bagaimana siswa belajar melalui gambar, sebagai berikut: 1) gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik minat siswa secara efektif; 2) gambar harus dikaitkan dengan kehidupan nyata, agar minat siswa menjadi efektif; dan 3) gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran terutama dalam menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi teks yang menyertainya.

Menurut Zen (2008: 29), ada beberapa teknik bercerita yang dapat dilakukan guru di kelas, salah satunya yakni bercerita dengan ilustrasi gambar. Penggunaan gambar dapat menarik perhatian siswa sehingga dapat membantu dalam memusatkan perhatian terhadap cerita yang disampaikan. Di samping itu ilustrasi gambar dapat membantu siswa mempermudah menangkap pesan yang terdapat dalam cerita. Gambar seri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan


(44)

suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya kontinuitas antara gambar yang satu dengan yang lainnya.

Mengacu pada pendapat di atas maka dapat dijelaskan bahwa langkah-langkah penggunaan media gambar seri dalam menulis karangan narasi yaitu dengan cara siswa memperhatikan gambar seri (berurutan) kemudian siswa disuruh menceritakan gambar tersebut dalam bentuk kalimat. Kegiatan ini dapat dilakukan pada setiap gambar yang disajikan. Langkah-langkah berikutnya adalah menyusun kalimat berdasarkan gambar yang disajikan. Setelah pengurutan kalimat, selanjutnya adalah menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain sehingga membentuk paragraf yang runtut. Adapun proses menghubung-hubungkan kalimat dapat digunakan tanda baca atau konjungsi. Tahap terakhir adalah menghubungkan paragraf yang satu dengan paragraf lainnya sehingga membentuk sebuah karangan. Hasil penggabungan dan penyampaian siswa itulah yang disebut dengan karangan narasi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar seri merupakan media pembelajaran yang digunakan oleh guru yang berupa gambar data yang mengandung cerita, dengan urutan tertentu sehingga antara gambar satu dengan gambar yang lain memiliki hubungan cerita dan membentuk satu kesatuan. Tujuan dari penggunaan media gambar seri adalah untuk menarik perhatian siswa sehingga siswa lebih mudah menuangkan ide dan gagasan ke dalam sebuah


(45)

tulisan atau karangan yang utuh. Dengan kata lain masing-masing gambar mengandung makna adanya alur dalam suatu cerita secara bergambar.

h. Peranan Media Gambar Seri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis, Percaya Diri, dan Kemampuan Memecahkan Masalah. 1) Media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan menulis

Beberapa faktor yang menjadi penyebab dari kesulitan siswa dalam menulis adalah dari siswa sendiri di mana mereka jarang menulis, kurangnya motivasi pada siswa, dan guru kurang memfasilitasi siswa dengan model, dan media pembelajarannya. Media gambar seri merupakan solusi yang dapat digunakan untuk membangkitkan motivasi siswa dalam pencapaian keterampilan menulis.

St. Y. Slamet (2009: 100), menjelaskan bahwa karangan atau tulisan yang tersusun dengan baik selalu mengandung tiga unsur atau bagian utama yaitu bagian pendahuluan, isi tulisan, dan penutup. Setiap bagian mempunyai fungsi yang berbeda. Bagian pendahuluan berfungsi untuk menarik minat pembaca dan menjelaskan ide pokok atau tema karangan. Fungsi bagian isi, yaitu sebagai jembatan menghubungkan bagian pendahuluan dengan penutup, sedangkan penutup berfungsi sebagai kesimpulan. Media gambar seri dapat digunakan untuk memisahkan antara gambar pendahuluan, gambar isi/pokok, dan gambar penutup/gambar akhir.


(46)

Adanya gambar seri tersebut sangat membantu siswa dalam membangun dan menuangkan ide atau gagasan ke dalam sebuah tulisan serta dapat membantu siswa merangkai kata menjadi sebuah kalimat dan menyusun kalimat tersebut menjadi sebuah paragraf untuk dapat dikembangkan menjadi sebuah cerita/karangan. Siswa yang sering menulis maka keterampilan menulisnya akan meningkat. 2) Media gambar seri dapat meningkatkan percaya diri

Pengembangan model pembelajaran yang tidak menarik membuat peserta didik kurang membangkitkan keberaniaan untuk melakukan kegiatan dalam pembelajaran. Mereka sering pasif dalam kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran yang tidak sesuai membuat peserta didik kurang bersemangat dalam belajar. Guru seharusnya membuat media ataupun alat peraga yang merangsang kepercayaan diri agar peserta didik lebih percaya diri dalam pelajaran tersebut. Apabila hal ini tidak ada perubahan maka akan menimbulkan hilangnya kepercayaan diri peserta didik.

Media gambar dimaksudkan untuk memudahkan peserta didik lebih percaya diri dalam pembelajaran. Media gambar seri dapat digunakan untuk meningkatkan tingkat kepercayaan diri siswa karena karena sesuai dengan Kurikulum 2013 dan dapat meningkatkan karakter percaya diri peserta didik yang menunjang dalam pembelajaran tematik (Kusumaningtyas, 2014: 2).


(47)

Adanya media gambar seri tersebut dapat meningkatkan percaya diri siswa karena siswa dituntut agar dapat membangun dan menuangkan ide atau gagasan ke dalam bentuk tulisan dan membacakannya dengan tegas, lancar, intonasi jelas, dan suara yang lantang. Dengan seringnya membaca di depan teman-temannya, siswa akan merasa terbiasa dan merasa dirinya mampu dalam mengerjakan setiap tugas-tugasnya.

3) Media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah

Media gambar seri merupakan salah satu media yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada sub tema menulis. Media ini sangat disukai anak-anak karena menggembirakan. Hal ini sejalan dengan pendapat Suherman (dalam Fathir, 2015: 2), bahwa media gambar adalah suatu kegiatan yang menggembirakan yang dapat menunjang tujuan intruksional yang menyangkut aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Selain itu dengan media gambar seri akan memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksperimen, berimajinasi, dan menuangkan ide-ide, serta mau bercakap-cakap kepada beberapa temannya sehingga memperoleh pengalaman yang menyenangkan.

Selain itu Fathir (2015: 4), mengemukakan bahwa karakteristik siswa di kelas rendah cenderung masih senang bermain. Media gambar seri merupakan salah satu media yang dapat


(48)

digunakan dalam permainan anak dalam memecahkan permasalahan. Kemampuan memecahkan masalah pada anak tersebut cenderung akan meningkat jika anak diberikan kesempatan untuk berimajinasi melalui gambar.

Adanya media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa, karena dapat melatih siswa menghadapi berbagai permasalahan-permasalahan baik permasalahan pribadi maupun kelompok untuk dipecahkan sendiri ataupun bersama-sama. Contoh nyata dari peningkatan kemampuan memecahkan masalah pada siswa adalah siswa dilatih menghadapi permasalahan berbentuk gambar dan kemudian siswa menerjemahkan isi gambar tersebut ke dalam brntuk tulisan atau karangan narasi. Dengan demikian kemampuan berpikir siswa akan terlatih untuk memahami masalah dan mencari jalan keluar untuk memecahkannya.

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar adalah media visual yang bentuknya bermacam-macam, sederhana, dan paling umum di pakai di SD sebagai perantara dalam menyampaikan materi pembelajaran. Unsur-unsur media gambar antara lain kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, keseimbangan, bentuk, garis, tekstur, dan warna. Kriteria pemilihan media gambar yang baik yaitu gambar harus sesuai dengan taraf berpikir siswa sehingga mudah dipahami. Kelebihan media gambar adalah murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, memperjelas suatu masalah, lebih realistis,


(49)

dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan, ruang, dan waktu. Kelemahan media gambar adalah semata-mata hanya medium visual, ukuran gambar serimgkali kurang tepat untuk pengajaran dalam kelompok besar, dan memerlukan ketersediaan sumber keterampilan dan kejelian guru untuk dapat memanfaatkannya.

Media gambar seri merupakan media pembelajaran yang digunakan oleh guru yang berupa gambar datar yang mengandung cerita, dengan urutan tertentu sehingga antara gambar satu dengan gambar yang lain memiliki hubungan cerita dan membentuk satu kesatuan. Tujuan dari penggunaan media gambar seri adalah untuk menarik perhatian siswa sehingga siswa lebih mudah menuangkan ide dan gagasan ke dalam sebuah tulisan atau karangan yang utuh. Dengan kata lain masing-masing gambar mengandung makna adanya alur dalam suatu cerita secara bergambar.

Langkah-langkah penggunaan media gambar seri: siswa memperhatikan gambar seri (berurutan) kemudian siswa disuruh menceritakan gambar tersebut dalam bentuk kalimat. Kemudian menyusun kalimat berdasarkan gambar yang disajikan. Setelah pengurutan kalimat, selanjutnya adalah menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain sehingga membentuk paragraf yang runtut. Tahap terakhir adalah menghubungkan paragraf yang satu dengan paragraf lainnya sehingga membentuk sebuah karangan.


(50)

Adanya media gambar seri dapat membantu siswa dalam membangun dan menuangkan ide atau gagasan ke dalam sebuah tulisan serta dapat membantu siswa merangkai kata menjadi sebuah kalimat dan menyusun kalimat tersebut menjadi sebuah paragraf untuk dapat dikembangkan menjadi sebuah cerita/karangan. Siswa yang sering menulis maka keterampilan menulisnya akan meningkat. Adanya media gambar seri tersebut dapat meningkatkan percaya diri siswa karena siswa dituntut agar dapat membangun dan menuangkan ide atau gagasan ke dalam bentuk tulisan dan membacakannya dengan tegas, lancar, intonasi jelas, dan suara yang lantang. Dengan seringnya membaca di depan teman-temannya, siswa akan merasa terbiasa dan merasa dirinya mampu dalam mengerjakan setiap tugas-tugasnya. Adanya media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa, karena dapat melatih siswa menghadapi berbagai permasalahan-permasalahan baik permasalahan pribadi maupun kelompok untuk dipecahkan sendiri ataupun bersama-sama.

2. Keterampilan Menulis

a. Pengertian Keterampilan Menulis

Menulis merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa. Santosa, dkk. (2008: 6-14) menyatakan bahwa menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Sejalan dengan itu, Morsey (dalam Santosa


(51)

dkk., 2008: 3-21) mengemukakan bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa yang produktif dan ekpresif karena peneliti harus terampil menggunakan grafologi, struktur bahasa, dan memiliki pengetahuan bahasa yang memadai. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Nurdiyantoro (2001: 298) bahwa menulis adalah Aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa. Aktivitas yang pertama menekakankan unsur bahasa, sedangkan yang kedua adalah gagasan. Kedua unsur tersebut dalam tugas menulis di sekolah harus mendapat penekanan yang sama. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif, sehingga peneliti harus mampu memanfaatkan kemampuan dalam menggunakan tata tulis, struktur bahasa, dan kosakata.

Suparno dan Yunus (2006: 1-3) mendefinisikan menulis sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Sejalan dengan itu, Lodo (dalam Suriamiharja dkk., 1996: 1) mengatakan menulis adalah menempatkan simbol-simbol grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol-simbol grafiknya. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Pranoto (2004: 9) menjelaskan bahwa menulis berarti menuangkan buah pikiran ke dalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Menulis juga


(52)

dapat diartikan sebagai ungkapan atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan, Dengan kata lain, melalui proses menulis kita dapat berkomunikasi secara tidak langsung.

b. Unsur Menulis

Menurut The liang Gie (2002), unsur menulis dibagi menjadi empat yaitu:

1) Gagasan

Gagasan itu dapat berupa pendapat, pengalaman, atau pengetahuan seseorang. Setiap gagasan seseorang pasti ada perbedaan, sebagai contoh apabila dua orang disuruh untuk memberikan gagasan melalui tulisan mengenai pengalaman pendidikan, maka hasil tulisan mereka akan berbeda.

2) Tuturan

Tuturan adalah pengungkapan gagasan yang dapat di pahami pembaca. Tuturan disebut juga dengan paragraf, ada beberapa macam tuturan antara lain:

a) Narasi

Narasi adalah tuturan atau karangan yang isinya menceritakan suatu kejadian atau peristiwa yang diceritakan berdasarkan urutan waktu narasumber yang memberikan informasi. b) Deskripsi

Deskripsi adalah tuturan atau karangan yang isinya menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian secara detail berupa


(53)

bentuk, warna, sifat yang dimiliki tokoh atau benda yang di gambarkan.

c) Eksposisi

Eksposisi adalah tuturan atau karangan yang isinya menguraikan suatu cerita dengan tujuan menjelaskan maksud dan tujuan suatu cerita atau karangan tersebut.

d) Argumentasi

Argumentasi adalah tuturan atau karangan yang isinya memberikan tanggapan atau pendapat tentang permasalahan atau peristiwa.

e) Persuasi

Persuasi adalah tuturan atau karangan yang isinya mengajak kepada seseorang dengan cara memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkan, bujukan halus dengan tujuan membuktikan pendapat.

3) Tatanan

Tatanan merupakan aturan yang harus penuhi atau dilakukan ketika akan menuangkan suatu karangan atau gagasan. Dapat diartikan bahwa ketika menulis harus menggunakan kaidah atau aturan dalam menulis atau mengarang. Aturan dalam menulis atau mengarang yaitu sebagai berikut :

a) Bagaimana mengatur agar persoalan yang sudah dibahas tidak diulang lagi.


(54)

b) Apa saja yang akan dituangkan dalam tulisan tersebut. c) Focus dengan apa yang akan ditulis.

Tatanan juga berguna agar tulisan yang akan kita buat tidak menyalahi aturan atau pedoman penelitian baku. Aturan menulis karya ilmiah sangat berbeda dengan aturan menulis artikel. Menulis artikel sangat membutuhkan tatanan atau aturan, diantara tatanan dalam menulis artikel misalnya: a) diksi atau pilihan kata, b) sistematika penelitian, c) alur cerita, d) akhir cerita.

Sebaliknya untuk menulis karya ilmiah dibutuhkan tatanan yang ketat, diantara tatanan itu dapat diurutkan sebagai berikut: a) latar belakang masalah, b) rumusan masalah, c) tujuan, d) manfaat, e) tinjauan teori, f) metode.

4) Wahana

Wahana sering disebut alat. Wahana dapat dikategorikan berupa: a) kosa kata, b) gramatika, c) retorika (seni memakai bahasa). Bagi peneliti yang masih awal, untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan cara memperkaya kosa kata yang belum diketahui artinya. Rajin menulis dan membaca, maka dengan rajin menulis dan membaca otomatis kemampuan menulis akan menambah.

c. Tujuan Menulis

Kegiatan menulis merupakan kegiatan menuangkan ide atau perasaan dalam tulisan banyak tujuan dari kegiatan menulis, misalnya: menulis bertujuan untuk menghibur, menginformasikan, menyatakan


(55)

pendapat atau ekspresi perasaan. Menurut Ahmadi (1990: 28), program pengajaran menulis pada dasarnya untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut:

1) Mendorong siswa untuk menulis dengan jujur dan bertanggung jawab dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa secara barhati-hati, integritas, dan sensitif

2) Merangsang imajinasi dan daya pikir atau intelek siswa

3) Menghasilkan tulisan atau karangan yang bagus organisasinya, tepat, jelas, dan ekonomis penggunaan bahasanya dalam membebaskan segala sesuatu yang terkandung dalam hati dan pikiran

Lebih lanjut Semi (1990: 19) menjabarkan tujuan kegiatan menulis sebagai berikut:

1) Memberikan arahan, yakni memberikan petunjuk kepada orang lain dalam mengerjakan sesuatu

2) Menjelaskan sesuatu, yakni memberikan uraian atau penjelasan tentang suatu hal yang harus diketahui orang lain

3) Menceritakan kejadian, yakni memberikan informasi tentang sesuatu yang berlangsung di suatu tempat pada suatu waktu

4) Meringkaskan, yakni membuat rangkuman suatu tulisan sehingga menjadi lebih singkat

5) Meyakinkan, yakni tulisan berusaha meyakinkan orang lain agar setuju atau sependapat dengannya. Barangkali tujuan menulis yang paling umum digunakan adalah tujuan meyakinkan ini


(56)

Sejalan dengan itu, Lodo (dalam Suriamiharja dkk, 1996: 1) menyatakan bahwa tujuan menulis yaitu untuk menyampaikan ide atau gagasan. Gorys Keraf (2007: 34) mengemukakan bahwa tujuan menulis adalah untuk mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap, dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada pembaca. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Hartig (dalam Tarigan, 1997: 26) menyatakan bahwa tujuan menulis adalah sebagai berikut:

1) Tujuan Penugasan ( Assignment Purpose)

Kegiatan menulis dilakukan karena ditugaskan menulis sesuatu, bukan atas kemauan sendiri.

2) Tujuan Altruistik (Altruistik Purpose)

Peneliti bertujuan untuk menyenangkan para pembaca menghindarkan kedudukan pembaca, ingin menolong pembaca memahami, menghargai perasaan, penalaran, dan ingin membuat hidup pembaca lebih mudah serta lebih menyenangkan dengan karyanya itu.

3) Tujuan Persuasif (Persuasive Purpose)

Tulisan bertujuan menyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.

4) Tujuan Penerapan (Infomational Purpose)

Tulisan ini bertujuan memberi informasi atau keterangan atau penerangan kepada pembaca.


(57)

5) Tujuan Penyataan Diri (Self-Expressive Purpose)

Tulisan bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada pembaca.

6) Tujuan Kreatif (Creative Purpose)

Tujuan ini erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi keinginan kreatif disini melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan ini bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai-nilai-nilai kesenian.

7) Tujuan Pemecahan Masalah (Problem-Solving Purpose)

Dalam tulisan seperti ini peneliti ini ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Peneliti ingin menjelaskan, menjernihkan serta menjelajahi bahkan meneliti cara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca.

d. Tahap Menulis

Aktivitas menulis mengikuti alur proses atau tahap-tahap tertentu. Rofi’uddin dan Zuhdi (1999: 159-161) mengemukakan tahap-tahap dalam menulis karangan adalah sebagai berikut:

1) Tahapan Pra Menulis

Tahapan ini meliputi sejumlah kegiatan, antara lain: a) memilih topik; b) menentukan tujuan menulis; c) mengidentifikasi pikiran-pikiran berkaitan dengan topik serta merencanakan


(58)

pengorganisasiannya; d) mengidentifikasi siapa pembaca karangan yang akan disusun; dan e) memilih bentuk karangan berdasarkan pembaca yang dituju dan tujuan penelitian.

2) Tahapan Penelitian Draft

Dalam tahapan ini peneliti menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaannya ke dalam tulisan begitu saja dalam sebuah draft kasar. 3) Tahapan Revisi

Dalam tahapan ini peneliti merevisi draft yang telah disusunnya, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) menambah informasi; b) mempertajam perumusan; c) merubah urutan pikiran; d) membuang informasi yang tidak relevan; e) menggabungkan pikiran-pikiran, dan sebagainya.

4) Tahapan Editing

Dalam tahap ini peneliti mengedit tulisannya dengan cara: a) membaca seluruh tulisan; b) memperbaiki pilihan kata yang kurang tepat; c) memperbaiki salah ketik; d) memperbaiki teknik penomoran; dan e) memperbaiki ejaan dan tanda baca.

5) Tahapan Publikasi

Dalam tahap ini peneliti mempublikasikan tulisannya melalui berbagai kemungkinan, misalnya mengirimkannya kepada penerbit, mengirimkannya kepada redaksi majalah, dan sebagainya.

Selain itu, Suparno (2007: 1-14) mengemukakan bahwa ada tiga tahap dalam menulis, yaitu tahap pra penelitian (persiapan), tahap


(59)

penelitian (pengembangan isi karangan), dan tahap pasca penelitian (telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan) yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Tahap Pra Penelitian

Pada tahap pra penelitian ini terdapat beberapa aktivitas yaitu memilih topik, menetapkan maksud dan tujuan penelitian, memperhatikan sasaran karangan (pembaca), mengumpulkan informasi dan bahan pendukung, dan mengorganisasikan ide dan informasi.

2) Tahap Penelitian

Pada tahap penelitian ini, siswa mengembangkan butir demi butir ide yang terdapat dalam kerangka karangan, dengan memanfaatkan bahan atau informasi yang telah kita pilih dan kumpulkan.

3) Tahap Paska Penelitian

Tahap paska penelitian terdiri dari penyuntingan dan perbaikan (revisi). Kegiatan ini bisa terjadi dalam beberapa kali. Hefferman dan Lincoln (dalam Suparno, 2007: 1-24) membedakan pengertian penyuntingan (editing) dan perbaikan (revision). Penyuntingan adalah pemeriksaan dan perbaikan unsur mekanik karangan seperti ejaan, pungtuasi, diksi, pengkalimatan, pengaliniaan, gaya bahasa, pencatatan kepustakaan, dan konvensi penelitian lainnya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tahap-tahap menulis yang


(60)

dikemukan oleh Suparno (2007) yaitu tahap pra penelitian (persiapan), tahap penelitian (pengembangan isi karangan), dan tahap paska penelitian (telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan.

e. Manfaat Menulis

Suparno dan Yunus (2006: 14) mengemukakan beberapa manfaat dari kegiatan menulis yang pertama adalah dapat meningkatkan kecerdasan. Kedua dapat mengembangkan daya inisiatif dan kreatifitas. Ketiga dapat menumbuhkan keberanian. Serta yang keempat dapat mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

Menurut Tarigan (1997: 352), manfaat menulis adalah sebagai berikut: pertama memudahkan para pelajar berpikir. Kedua dapat menolong kita berpikir logis. Ketiga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan. Keempat memperdalam daya tanggap atau presepsi kita. Kelima memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi. Serta yang keenam dapat menyusun urutan bagi pengalaman. Sejalan dengan itu Akhadiah, dkk. (1996: 1-2) mengemukakan bahwa manfaat menulis adalah sebagai berikut: 1) dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita. Kita mengetahui sampai di mana pengetahuann kita tentang suatu topik. Untuk mengembangkan topik itu kita terpaksa berpikir, menggali pengetahuan dan pengalaman yang kadang tersimpan di alam bawah sadar; 2) dapat mengembangkan barbagai gagasan dan kita terpaksa bernalar, menghubung-hubungkan serta membandingkan fakta-fakta yang mungkin tidak pernah kita


(61)

lakukan jika kita tidak menulis; 3) dapat memaksa kita untuk lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis. Dengan demikian kegiatan menulis memperluas wawasan baik secara teoritis maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan; dan 4) mengorganisasikan gagasan yang secara sistematis dan mengungkapkannya secara tersurat. Dengan demikian, kita dapat menjelaskan permasalahan yang semula masih samar bagi diri kita sendiri.

f. Susunan Tulisan atau Karangan

Susunan tulisan (karangan atau wacana) sebagai mana dikemukanakan oleh Tarigan (1997: 362), adalah wacana dibentuk oleh paragraf-paragraf sedangkan paragraf dibentuk oleh kalimat-kalimat. Kalimat-kalimat yang membentuk paragraf itu haruslah merangkai, kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya harus berkaitan begitu seterusnya sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh atau membentuk sebuah gagasan. Selanjutnya paragraf dengan paragraf pun merangkai secara utuh membentuk sebuah wacana yang memiliki tema yang utuh.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditafsirkan bahwa suatu karangan tersusun oleh beberapa unsur antara lain:

1) Kata

Setiap gagasan, pikiran atau perasaan dituliskan dalam kata-kata. Kata adalah unsur kata yang diucapkan atau dituliskan yang


(62)

merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam bahasa. Untuk dapat menyampaikan gagasan, pikiran, dan perasaan dalam tulisan karangan, seorang perlu memiliki perbendaharaan kata yang memadai dan pemilihan kata yang tepat.

Menurut Suriamiharja, dkk. (1996: 25), dalam memilih kata itu harus diberikan dua persyaratan pokok yaitu ketepatan dan kesesuaian. Persyaratan ketepatan yaitu kata-kata yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan sehingga pembaca juga dapat menafsirkan kata-kata tersebut tepat seperti maksud peneliti. Persyaratan kedua yaitu kesesuaian, hal ini menyangkut kecocokan antara kata-kata yang dipakai dengan kesempatan atau situasi dengan keadaan pembaca. Apakah pilihan kata dan gaya bahasa yang dipergunakan tidak merupakan suasana atau tidak menyinggung perasaan orang yang hadir.

2) Kalimat

Kalimat terbentuk dari gabungan anak kalimat, sedangkan anak kalimat adalah gabungan dari ungkapan atau frase, dan ungkapan itu sendiri merupakan rangkaian dari kata-kata. Kalimat yang dipergunakan dalam karangan berupa kalimat yang efektif yaitu kalimat yang benar dan jelas sehingga mudah dipahami orang lain. Sebuah kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pandangan atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran peneliti atau pembaca.


(63)

Suriamiharja, dkk. (1995: 38) mengemukakan bahwa kalimat efektif dalam bahasa tulis haruslah memiliki unsur-unsur atau dapat mewakili gagasan peneliti dan sanggup menciptakan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pembaca seperti yang dipikirkan peneliti. 3) Paragraf

Paragraf adalah satu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas daripada kalimat. Paragraf merupakan kumpulan kalimat yang berkaitan dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Berkaitan dengan paragraf, Akhadiah, dkk. (dalam Suriamiharja, dkk; 1996: 46) menjelaskan dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas, sampai kalimat penutup. Fungsi dari paragraf dalam karangan adalah: (a) sebagai penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide keseluruhan karangan; dan (b) memudahkan memahami jalan pikiran atau ide pokok karangan (Tarigan, 1997: 48).

Lebih lanjut, Keraf (dalam Suriamiharja, dkk; 1996: 48-50) berpendapat bahwa paragraf yang baik dan efektif harus memenuhi tiga persyaratan yaitu:

a) Kohesi (kesatuan)

Kohesi atau kesatuan dalam paragraf adalah semua kalimat yang membina paragraf secara bersama-sama menyatakan satu hal, satu tema tertentu.


(64)

b) Koherensi (keterpaduan)

Koherensi atau keterpaduan dalam paragraf adalah kekompakan hubungan antar sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk paragraf itu.

c) Pengembangan (kelengkapan paragraf)

Pengembangan paragraf adalah penyusunan atau perincian dari gagasan-gagasan yang membina paragraf itu. Suatu paragraf dikatakan berkembang atau lengkap jika kalimat topik atau kalimat utama dikembangkan atau dijelaskan dengan cara menjabarkannya dalam bentuk konkret. Penjabaran tersebut dapat dilakukan dengan cara pemaparan dan pemberian contoh, penganalisaan dan nilai-nilai. Sebaliknya paragraf dikatakan tidak lengkap jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan.

g. Komponen Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis adalah keterampilan menggabungkan sejumlah kata menjadi kalimat yang baik dan benar dan menjalaninya menjadi wacana yang tersusun menurut penalaran yang tepat. Keterampilan menulis merupakan penerapan keterampilan akumulatif dari berbagai keterampilan. Keterampilan tersebut diantaranya pemakaian ejaan dan pungtuasi, struktur kalimat, kosakata, dan paragraf (Akhadiah, 1996: 56).


(1)

373

Foto-foto Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

(3)

375

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

(5)

376

LAMPIRAN 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

Natalia Kartika Sari, Perempuan, lahir di Sleman, 28 Desember 1993. Anak terakhir dari tiga bersaudara, dari pasangan bapak Sukardi dan ibu Miryam. Tinggal di Dusun Karangmalang 01/18, Sidomoyo, Godean, Sleman, Yogyakarta. Pendidikan pertama di tempuh di TK Puspasari II pada tahun 1998. Kemudian tahun 1999 melanjutkan pendidikan di SD Negeri Sidomoyo.Tahun 2005 melanjutkan di SMP Bopkri Godean dan setelah lulus meneruskan di SMA Negeri 1 Sedayu pada tahun 2008. Hingga pada tahun 2011 memutuskan untuk menempuh Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Di PGSD USD penulis telah dipersiapkan untuk menjadi calon pendidik, terbukti pada semester 1 penulis mengikuti kegiatan English Club sampai semester 4. Semester 2 penulis mengikuti kegiatan Kursus Mahir Dasar (KMD) yang ditujukan agar para mahasiswa siap mengajar pramuka di sekolah dasar. Semester 3 penulis mengikuti kegiatan bimbingan belajar di kelas atas dan dilanjutkan mengikuti kegiatan bimbingan belajar di kelas bawah pada semester 4. Semester 5 penulis mengikuti Program Pengakraban Lingkungan 1 (Probaling 1) untuk magang guru dan semester 6 mengikuti Program Pengakraban Lingkungan 2 (Probaling 2) untuk magang kepala sekolah. Terakhir pada semester 7 mengikuti kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) sekaligus untuk melakukan penelitian dalam menyusun skripsi ini. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma penulis akhiri dengan menyusun skripsi berjudul “Penggunaan Media

Gambar Seri Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis, Percaya Diri, dan Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Kelas II Pada Tema 4 “Aku dan