MAKNA TORTOR SIBUNGA JAMBU DALAM GONDANG NAPOSO PADA MASYARAKAT BATAK TOBA.

MAKNA TORTOR SIBUNGA JAMBU DALAM GONDANG
NAPOSO PADA MASYARAKAT BATAK TOBA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

AFRIANTY
NIM. 2101142002

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, yang
telah melimpahkan Rahmat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan penulisan Skripsi ini dengan baik dan tepat waktunya. Skripsi yang
berjudul “Makna Tortor Sibunga Jambu Dalam Gondang Naposo Pada
Masyarakat Batak Toba” ini dibuat sebagai persyaratan yang telah ditetapkan
untuk memperoleh Gelar Sarjana S1 Jurusan Sendratasik dengan Program Studi
Pendidikan Seni Tari di Universitas Negeri Medan.
Dalam penulisan Skripsi ini, mungkin dapat dikatakan belum mencapai
hasil yang maksimal, baik dalam penulisan maupun kata-kata. Selama proses
penelitian, penulis selalu mengadapi berbagai kendala baik dalam hal materi,
moril dan juga pencarian data-data yang dibutuhkan. Namun dibalik itu semua,
penulis

juga

sangat

banyak

mendapat

bantuan


dan

dukungan

dalam

menyelesaikan Skirpsi ini, untuk itu penulis mengucapkan rasa hormat dan
terimakasih kepada :
1.

Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si sebagai Rektor Universitas Negeri
Medan,

2.

Dr. Isda Pramuniati, M.Hum sebagai Dekan Fakultas Bahasa dan Seni,

3.


Dra. Tuti Rahayu,M.Si sebagai Ketua Jurusan Sendratasik,

4.

Nurwani, S.S.T, M.Hum selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Tari,

5.

Dra. Tuti Rahayu, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi I,

6.

Dra. Dilinar Adlin, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi II,

7.

Sitti Rahmah, S.Pd, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik,

8.


Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Seni Tari,

9.

Teristimewa ucapan terima kasih penulis kepada kedua orang tua tercinta
Ayahanda Robinson Siagian dan Ibunda Herlina br.Tamba,

yang telah

memberikan banyak kasih sayang, dan doa, terima kasih Bapak Mama atas
semua pengorbanan, semangat, dan motivasi yang telah diberikan kepada
anakmu ini, ini hadiah untuk kalian Pak Mak, serta kepada adik-adik
tersayang Aderani siagian, Romina Siagian, Krisman Desixro Siagian dan

abang tersayang Hardinal S. Simaremare yang senantiasa memberikan
dukungan, semangat dan kasih sayangnya kepada penulis,
10. Terima kasih untuk Opung tersayang (Alm. Op.Riama doli & Op.Riama
boru), walaupun opung doli tidak sempat lagi melihat Riama wisuda, tapi ini
kado untuk Op.doli dan Op.boru, Riama sayang Opung. Dan terima kasih
untuk Keluarga Besar Siagian dan Keluarga Besar Tamba, Bou, Amangboru,

Uda, Tulang, Nantulang, dan Maktua yang selama ini telah memberikan doa
dan dukungan kepada penulis,
11. Terkhusus untuk sahabat sejak kecil penulis Christina S.Manurung dan
teman-teman terbaik penulis, Nuriana Sari Sihaloho, Riris Geetha Munthe,
Reysita L. Damanik, Rosalyati A. Ginting, dan Novia M. Silalahi, terima
kasih buat semua kasih sayang, dan semangat yang diberikan kepada penulis,
dan untuk teman-teman tersayang PPL SMP N1 Laguboti terima kasih untuk
doa kalian semua,
12. Terima kasih untuk semua teman-teman penulis Melin Simorangkir, Devi
F.Sianturi, F.Kristina Siallagan, dan teman-teman seperjuangan Elvi
syahbani, Fitri Maya Sari, Putri Sinal, Afni Dayanti, Monica Mauliyandari,
Putri Norma, Ruwaida, Ira, Kak Eci, Sandra, Fransiska, Launi, Sheila, dan
seluruh teman-teman di Jurusan Sendratasik Prodi Pend. Seni Tari stambuk
2010, terima kasih untuk semua doa, dukungan dan kebersamaan kita selama
ini.
Penulis berharap semoga apa yang telah diberikan kepada penulis lewat
kebaikan-kebaikan mereka, akan mendapat balasan terindah dari Tuhan Yang
Maha Kuasa.

Medan, September 2014

Penulis,

AFRIANTY
NIM. 2101142002

ABSTRAK
Afrianty, 2101142002. Makna Tortor Sibunga Jambu Dalam Gondang Naposo
Pada Masyarakat Batak Toba. Jurusan Sendratasik. Program Studi
Pendidikan Seni Tari. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.
2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa makna yang terkandung di dalam
Tortor Sibunga Jambu serta sejarah terciptanya Tortor tersebut pada masyarakat
Batak Toba.
Landasan teoritis dalam penelitian ini berpijak pada dua teori yang dikaji, yaitu
teori sejarah dan teori makna dengan kerangka konseptual sebagai penjabaran
masalah yang terdapat di dalamnya.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan observasi lapangan, dengan mengambil
video, dokumentasi, dan melakukan wawancara dengan narasumber, serta
melengkapi data-data lewat penelitian di daerah Kabupaten Samosir dengan
menjadikan seniman dan tokoh adat setempat sebagai populasi dalam

penelitiannya.
Hasil penelitian berdasarkan data-data yang telah terkumpul dapat diketahui
bahwa Tortor Sibunga Jambu memiliki makna sebagai simbol yang menandakan
kedewasaan diri pada seorang anak perempuan dalam sebuah keluarga dan
menjadi tanda bagi para orang tua bahwa putri-putri mereka telah layak untuk
mendapatkan pendamping hidup. Lewat penelitian ini juga dapat diketahui bahwa
sejarah terciptanya Tortor Sibunga Jambu adalah pada saat acara Gondang
Naposo dilaksanakan. Pada acara inilah Tortor Sibunga Jambu diciptakan. Dalam
acara Gondang Naposo, kita dapat menemukan Tortor Sibunga Jambu sebagai
bagian yang terdapat dalam jenis Gondang Pitta-pitta atau disebut juga Gondang
Permintaan. Awalnya Tortor Sibunga Jambu ini hanya di tarikan oleh kaum
perempuan saja, namun seiring dengan perkembangan zaman, kini Tortor ini
sudah dapat ditarikan secara muda-mudi atau berpasangan dengan tetap bertujuan
sebagai media perkenalan antara muda-mudi agar bisa saling mengenal satu sama
lainnya.

Kata Kunci : Tortor Sibunga Jambu, Sejarah dan Makna Tortor.

DAFTAR ISI


ABSTRAK..........................................................................................

i

KATA PENGANTAR ...................................................................... ….

ii

DAFTAR ISI ..................................................................................... ….

iv

DAFTAR TABEL..................................................................................

vii

DAFTAR FOTO...................................................................................

viii


BAB I PENDAHULUAN .............................................................. ….

1

A. Latar Belakang ................................................................ ….

1

B. Identifikasi Masalah ........................................................ ….

6

C .Pembatasan Masalah ...................................................... ….

7

D. Rumusan Masalah ........................................................... ….

8


E. Tujuan Penelitian ............................................................. ….

8

F. Manfaat Penelitian ........................................................... ….

9

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA
KONSEPTUAL……………………………………………

10

A. Landasan Teoritis ............................................................ ….

10

1. Teori Sejarah .............................................................. ….

10


2. Teori Makna ............................................................... ….

11

3. PengertianTortor......................................................... ….

13

4. Pengertian GondangNaposo ....................................... ….

14

B. Kerangka Konseptual ...................................................... ….

17

BAB III METODELOGI PENELITIAN ....................................... ….

18

A. BentukPenelitian ............................................................. …..

18

B. Lokasi dan Waktu Penelitian …….................................. ….

19

1. Lokasi Penelitian ........................................................ ….

19

2. Waktu Penelitian ........................................................ ….

20

C. Populasi dan Sampel ....................................................... ….

20

1. Populasi ...................................................................... ….

20

2. Sampel ........................................................................ ….

21

D. Tehnik Pengumpulan Data .............................................. ….

21

1. StudiKepustakaan ....................................................... ….

21

2. Observasi .................................................................... ….

24

3. Wawancara ................................................................. ….

24

4. Dokumentasi ............................................................... ….

25

E. Teknik Analisis Data ....................................................... ….

26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................ ….

27

A. Gambaran Umun Lokasi Penelitian ................................ ….

27

1. Letak Geografis Kabupaten Samosir .......................... ….

27

2. Agama Dan Kepercayaan ........................................... ….

28

3. Kesenian Batak Toba di KabupatenSamosir .............. ….

29

4. Sistem Kekerabatan Masyarakat Batak Toba ............. ….

30

B. Tortor Sibunga Jambu.......................................................

40

1. Sejarah Tortor Sibunga Jambu.............. ..................... ….

40

2. Makna Tortor Sibunga Jambu.....................................

44

3. Bentuk Penyajian..............................................................

45

BAB V PENUTUP ............................................................................ ….

66

A. Kesimpulan...................................................................... ….

66

B. Saran ................................................................................ ….

67

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... ….

69

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Inti Ajaran Adat Dalihan Na Tolu................................................... 41
Tabel 4.2 Deskripsi Makna Gerak Tortor Sibunga Jambu .............................. 47

DAFTAR FOTO

Foto 4.1 - 4.28 Ragam Motif Gerak Tortor Sibunga Jambu............................ 47-54
Foto 4.29 Satu set Gondang Batak.........................................................................55
Foto 4.30 Hasapi....................................................................................................56
Foto 4.31 Garantung..............................................................................................56
Foto 4.32 Sarune Etek...........................................................................................57
Ganbar 4.33Sulim..................................................................................................57
Foto 4.34 Taganing................................................................................................58
Foto 4.35 Ogung....................................................................................................59
Foto 4.36 Hesek.....................................................................................................59
Foto 4.37 Gordang.................................................................................................60
Foto 4.38 Sarune Bolon..........................................................................................61
Foto 4.39 Halaman Rumah Batak..........................................................................62
Foto 4.40 Busana Pada Tortor Sibunga Jambu......................................................64
Foto 4.41 Rias Tortor zaman dahulu.....................................................................65
Foto 4.42 Rias Tortor Make Up Cantik.................................................................65

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tortor Sibunga Jambu merupakan Tortor dalam konteks Muda-mudi yang
awalnya muncul pada acara Gondang Naposo. Pada Tortor Sibunga Jambu
mengandung makna atau simbol kedewasaan, dimana setiap wanita yang
menarikannya adalah wanita yang sudah beranjak dewasa dan siap untuk berumah
tangga untuk pada akhirnya memiliki keturunan.
Dalam acara Gondang Naposo, Tortor Sibunga Jambu ini merupakan jenis
Tortor perkenalan di kalangan Muda-mudi, dimana para pemuda batak diharapkan
dapat mengenal wanita batak yang merupakan saudara semarga mereka (ito) atau
bahkan saudara semarga ibu mereka (pariban) yang justru dapat menjadi simbol
awal bagi mereka dalam pendekatan selanjutnya.
Bagi mereka yang tidak terikat hubungan marga atau justru marpariban,
mereka dapat saling mengenal lewat tortor ini. Sama seperti filosofinya,
TortorSibunga Jambu merupakan Tortor hiburan yang dibenarkan bagi kaum
wanita yang diibaratkan seperti pohon jambu yang sudah berbunga dan siap untuk
berbuah, begitulah wanita Batak yang sudah beranjak dewasa dan siap memiliki
keturunan.
Dalam pelaksanaanya, orang tua dan natua-tua adat setempat megang
peranan besar dalam memantau keberlangsungan acara ini. Hal ini diharapkan
agar setiap kegiatan tetap berlangsung sesuai dengan etika moral dan normanorma yang berlaku ditengah-tengah masyarakat Batak, tentunya norma-norma

dalam pergaulan Muda-mudi itu sendiri. Setelah Tortor ini ditarikan dan para
pemuda batak telah menentukan tambatan hati mereka, barulah dapat dilanjutkan
dengan permainan umpasa oleh para pemuda untuk meminta gondang atau tortor
pendekatan selanjutnya, dalam hal ini biasanya Tortor Hatasopisik.

B.

Saran
Tortor Sibunga Jambu memiliki makna yang unik yang terkandung di

dalamnya, selain merupakan tortor awal dalam perkenalan Muda-mudi, tortor ini
juga dapat menjelaskan bagi kita kaum Muda-mudi Batak Toba betapa kayanya
suku kita akan kesenian dan tradisinya dengan tetap menjunjung tinggi nilai etika,
estetika, moral dan norma-norma adat didalamnya, terutama mengajarkan kita
akan hal berperilaku ditengah tengah pergaulan masyarakat. Dari kesimpulan
diatas, peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Setelah dilakukannya penelitian ini, peneliti berharap kepada
pemerintah Kabupaten Samosir agar selalu memberikan perhatian
terhadap pelestarian kesenian masyarakat Batak Toba.
2. Kepada institusi dan orang yang ahli di bidang kebudayaan, khususnya
di Kabupaten Samosir agar lebih memperhatikan dan memberi
pengarahan, pengenalan, dan pelatihan, kepada masyarakat untuk tetap
melestarikan kebudayaan.
3. Kepada para seniman, khususnya seniman Batak Toba agar terus
berkarya dan menjaga utuh kesenian tradisi Batak Toba.

4. Pada generasi muda, khususnya Muda-mudi Batak Toba disarankan
agar mempelajari dan memahami Tortor serta tetap menjaga keunikan,
ciri khas dan karakteristik yang terdapat pada tortor Batak Toba.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Chaer. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
AlimutHidayat, Aziz, 2007. “Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis
Data“. Surabaya: Salemba Media.
Anderson, Jack, 1974. “Dance“.NewYork : Newsweek Books.
Arikunto, Prof. Dr.Suharsimi. 2006. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik”. Jakarta: Rineka Cipta.
Fernandus, 2011.“Struktur Tortor dalam Upacara Pernikahan Masyarakat Batak
Toba di Kecamatan Siborong-borong“. Medan: Universitas Negeri
Medan.
Hadeli, 2006.“Metode Penelitian Kependidikan”. Padang: Quantum Teaching.
Hariwijaya, M, & P.B, Triton, 2008. “Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan
Skripsi”. Yogyakarta: Oryza.
Huizinga, Johan, 1954. “The Waning of The Middle Ages“.
Hutasoit, 1979.“Komunikasi Batak”.Jakarta: Bumi Aksara.
Koentjaraningrat, 2004. “Kebudayaan, Mentalis dan Pembangunan”. Jakarta:
Gramedia Pustaka Umum.
Lumbantobing Andar M., 1996, Makna Wibawa Jabatan dalam Gereja Batak,
BPK Gunung Mulia, Jakarta, Cet. 2, hal. 7.
Nazir, Moh, 1998. “Metode Penelitian“. Galian Indonesia.
Nugrahaningsih RHD, Dra. 2012. TARI: “Identitas dan Resistensi”. Medan:
UNIMED PRESS.

Panggabean H. P., 2007, “Pembinaan Nilai-nilai Adat Budaya Batak Dalihan Na
Tolu” (Himpunan Karya Tulis), Penerbit Dian Utama, Jakarta, hal. 18.
Pardosi, Jhonson, 2008. “Gondang Sabangunan pada Tortor Sigale-gale di Desa
Tomok Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir“. Medan :Universitas
Negeri Medan
Purba, Mauly. 2012. “Makna Simbolik Umpasa, Sinamot“. Medan.
Royce, Anya Peterson. 2007. “The Antropology of Dance“. Terjemahan F.X
Widaryanto. Bandung : STSI Press.
Sekaran, Uma, 1984. “Research Methods for Business“ .Carbondale : Southern
Illinois University.
Sihombing T. M., 1989, “Jambar Hata: Dongan tu Ulaon Adat”, C. V. Tulus
Jaya, hal. 276.
Simarmata, Golda, 2013. “Husip-husip dalam Tortor Hatasopisik pada
Masyarakat Batak Toba: Kajian Interaksi Simbolik“. Medan :Universitas
Negeri Medan.
Sugiyono, 2009.“Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D”. Bandung :
TARSITO.
Tambunan, Betty, 2008. “Perkembangan Tortor Batak Toba tinjauan terhadap
Fungsi dan Bentuk Penyajian“. Medan :Universitas Negeri Medan.
Tambunan, E.H, 1982. “Sekelumit Mengenai Masyarakat Batak Toba dan
Kebudayaannya“. Bandung: Penerbit TARSITO.
Walsh, W.H, 1967. “Philosophy Of History”. New York : United States of
America.

Wiersema, Wiliam, 1986. “Research Methods in Education; An Introduction”.
London : Forth Edition.
Zainab al-Khudairi, Falsafah al-Tarikh „Inda Ibnu Khaldun, diterj. Ahmad Rofi’
Usmani, Filsafat Sejarah Ibnu Khalduncet. I, (Bandung: Pustaka)
http://pusakapusaka.com/5-ragam-seni-dalam-budaya-batak-toba.html
http://tanobatak.wordpress.com/2008/01/23/gondang-naposo/
http://warungmusikita.blogspot.com/2012/10/masyarakat-dan-kesenian-bataktoba.htm
http://www.pidiiinfo.com/profile-investasi-daerah/profile-daerah/kab-tobasamosir/profile-kab-toba-samosir