PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA OUTSOURCING DALAM PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN OLEH PT POLYMATECH INDONESIA DAN PT ARTHA JASPRA MUTIARA DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003.
PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA OUTSOURCING
DALAM PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN OLEH
PT POLYMATECH INDONESIA DAN PT ARTHA JASPRA
MUTIARA DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
Wuri Lestari
110111090123
ABSTRAK
Penerapan outsourcing dalam kegiatan ekonomi (khususnya
dunia bisnis) yang terbukti dapat meningkatkan pendapatan dan
pemerataan pendapatan di negara-negara maju dan berkembang lainnya
mengalami hal yang sebaliknya di Indonesia. Selama ini penerapan
sistem outsourcing lebih banyak merugikan pekerja atau buruh. Hal ini
dilihat dari hubungan kerja yang selalu dalam bentuk tidak tetap atau
kontrak, upah lebih rendah, minimnya jaminan sosial, serta tidak adanya
perlindungan kerja dan jaminan pengembangan karir. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui perlindungan hukum pekerja outsourcing di PT
Polymatech Indonesia dihubungkan dengan ketentuan Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dan untuk mengetahui
perjanjian pemborongan antara PT Polymatech Indonesia dengan PT
Artha Jaspra Mutiara dihubungkan dengan Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yuridis normatif dengan spesifikasi
deskriptif analitis, yakni
menggambarkan peristiwa yang sedang diteliti dan kemudian diuraikan
berdasarkan fakta-fakta dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlindungan hukum pekerja
dalam perjanjian pemborongan pekerja outsourcing di PT Polymatech
Indonesia tidak dilaksanakan dan pelaksanaan pemborongan pekerjaan
oleh PT Polymatech Indonesia dan PT Artha Jaspra Mutiara yang dimuat
dalam perjanjian pemborongan pekerjaan pekerja outsourcing tidak
memenuhi syarat dan ketentuan yang disyaratkan pada Pasal 65 (2) dan
Pasal 59 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Hal tersebut terlihat bahwa jenis pekerjaan Product
Inspection (guarantee product) tidak dapat digolongkan sebagai pekerjaan
penunjang yang dapat di outsourcing, dan pekerjaan yang diberikan
merupakan pekerjaan yang akan terus menerus dibutuhkan selama
keberlangsungan PT Polymatech Indonesia beroperasi.
iv
DALAM PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN OLEH
PT POLYMATECH INDONESIA DAN PT ARTHA JASPRA
MUTIARA DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
Wuri Lestari
110111090123
ABSTRAK
Penerapan outsourcing dalam kegiatan ekonomi (khususnya
dunia bisnis) yang terbukti dapat meningkatkan pendapatan dan
pemerataan pendapatan di negara-negara maju dan berkembang lainnya
mengalami hal yang sebaliknya di Indonesia. Selama ini penerapan
sistem outsourcing lebih banyak merugikan pekerja atau buruh. Hal ini
dilihat dari hubungan kerja yang selalu dalam bentuk tidak tetap atau
kontrak, upah lebih rendah, minimnya jaminan sosial, serta tidak adanya
perlindungan kerja dan jaminan pengembangan karir. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui perlindungan hukum pekerja outsourcing di PT
Polymatech Indonesia dihubungkan dengan ketentuan Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dan untuk mengetahui
perjanjian pemborongan antara PT Polymatech Indonesia dengan PT
Artha Jaspra Mutiara dihubungkan dengan Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yuridis normatif dengan spesifikasi
deskriptif analitis, yakni
menggambarkan peristiwa yang sedang diteliti dan kemudian diuraikan
berdasarkan fakta-fakta dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlindungan hukum pekerja
dalam perjanjian pemborongan pekerja outsourcing di PT Polymatech
Indonesia tidak dilaksanakan dan pelaksanaan pemborongan pekerjaan
oleh PT Polymatech Indonesia dan PT Artha Jaspra Mutiara yang dimuat
dalam perjanjian pemborongan pekerjaan pekerja outsourcing tidak
memenuhi syarat dan ketentuan yang disyaratkan pada Pasal 65 (2) dan
Pasal 59 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Hal tersebut terlihat bahwa jenis pekerjaan Product
Inspection (guarantee product) tidak dapat digolongkan sebagai pekerjaan
penunjang yang dapat di outsourcing, dan pekerjaan yang diberikan
merupakan pekerjaan yang akan terus menerus dibutuhkan selama
keberlangsungan PT Polymatech Indonesia beroperasi.
iv