HUBUNGAN BIAYA PENDIDIKAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA :Studi Kasus Terhadap Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 11 Bandung TA 2013/2014:.

(1)

297

HUBUNGAN BIAYA PENDIDIKAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Kasus Terhadap Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 11 Bandung TA 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis.

Oleh

BESTI AULIA SUNARIO NIM. 0906226

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN BIAYA PENDIDIKAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Kasus Terhadap Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 11 Bandung TA 2013/2014)

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Bandung, Agustus 2014 Pembimbing

Dr.Kusnendi, MS

NIP. 19600122 198403 1 003

Mengetahui:

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

Dr.Ikaputera Waspada, MM


(3)

HUBUNGAN BIAYA PENDIDIKAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR

(Studi Kasus Terhadap Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 11 Bandung TA 2013/2014)

Oleh:

BESTI AULIA SUNARIO

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Besti Aulia Sunario 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(4)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

HUBUNGAN BIAYA PENDIDIKAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Kasus Terhadap Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 11 Bandung TA 2013/2014)

Oleh:

Besti Aulia Sunario 0906226

Pembimbing I : Dr. Kusnendi, MS

Permasalahan dalam penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih terdapatnya nilai mata pelajaran IPS yang belum memenuhi Kriteria Kentutasan Minimal (KKM) yang disebabkan oleh kurangnya siswa dalam mengerti dan memahami mengenai mata pelajaran IPS tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan biaya pendidikan dan motivasi belajar siswa dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas XI IPS di SMA Negeri 11 Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah 211 siswa dengan sampel sebesar 138 siswa yang diambil dengan menggunakan Teknik Random Sampling. Metode yang digunakan survey explanatori dengan menggunakan angket atau kuesioner sebagai alat pengumpul data. Teknik analisis data menggunakan Statistik Non Parametrik yaitu dengan Korelasi Ranking Spearman yang didasarkan atas ranking (peringkat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya pendidikan memiliki hubungan positif dengan motivasi belajar siswa sebesar 0,339. Motivasi belajar siswa memiliki hubungan positif dengan hasil belajar siswa sebesar 0,259.


(5)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE RELATION OF EDUCATION COST AND STUDY MOTIVATION WITH THE

RESULT OF STUDENTS STUDY

( Study case of Students of Class XI IPS SMAN 11 Bandung FY 2013/2014 )

by :

Aulia Besti Sunario 0906226

Supervisor I : Dr . Kusnendi , MS

The problem in this study is motivated by the presence of the unachieved mark of social studies subject, which has not fulfilled the minimal mastery criterias (KKM) that resulted by the lack of understanding and comprehending of it. The aim of this study is to know the relation of education cost and study motivation with the result of students study of Social studies subject of Class XI IPS in SMAN 11 BANDUNG. The population of this research is 211 students that is the bigest samples are 138 students taken by using the sampling random technique. The method used is explanatory survey by using the poll or questionnaire as the tool to collect the data. The data analysis technique uses non parameric statistic which is the correlation of spearman ranking based on the rangking (level). The result of this research that the education cost has positive relation with the students study motivation about 0,339. Students study motivation has postive relation with the result of students study about 0,259.


(6)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... i DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3.1 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3.2 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS . Error!

Bookmark not defined.

2.1 Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Konsep Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Prinsip-Prinsip Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Pengertian Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined.

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Biaya Pendidikan ... Error! Bookmark not defined. 2.2.1 Pengertian Biaya ... Error! Bookmark not defined. 2.2.2 Pengertian Pendidikan ... Error! Bookmark not defined. 2.2.3 Pengertian Biaya Pendidikan ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Motivasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.3.1 Pengertian Motivasi Belajar ... Error! Bookmark not defined.


(7)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.3.3 Indikator untuk Mengetahui Motivasi dalam Belajar ... Error! Bookmark not

defined.

2.3.4 Fungsi Motivasi dalam Belajar ... Error! Bookmark not defined.

2.3.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... Error! Bookmark not

defined.

2.3.6 Upaya Untuk Memotivasi Siswa Belajar ... Error! Bookmark not defined.

2.3.7 Biaya Pendidikan dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar.Error! Bookmark

not defined.

2.3.7.1 Hubungan Antara Biaya Pendidikan Dengan Motivasi Belajar. ... Error!

Bookmark not defined.

2.3.7.2 Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar. ... Error! Bookmark not defined.

2.3 Penelitian Terdahulu... Error! Bookmark not defined. 2.4 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.5 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.1.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.1.2 Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined. 3.3.2 Sampel... Error! Bookmark not defined. 3.4 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Teknik Pengumpulan Data... Error! Bookmark not defined. 3.6 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Pengujian Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2 Uji Realibilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.


(8)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. 4.1 Uji Validitas dan Reabilitas ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Uji Reabilitas ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Deskripsi Responden ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... Error! Bookmark not

defined.

4.2.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ... Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Formal Orang Tua. ... Error!

Bookmark not defined.

4.2.3.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Ayah. .. Error! Bookmark

not defined.

4.2.3.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Formal Terakhir Ibu.

... Error! Bookmark not defined. 4.2.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua Saat Ini. ... Error!

Bookmark not defined.

4.2.4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ayah. .... Error! Bookmark

not defined.

4.2.4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu. . Error! Bookmark not

defined.

4.2.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Alat Transportasi yang Digunakan Menuju

Sekolah. ... Error! Bookmark not defined.

4.2.6 Deskripsi Responden Berdasarkan Keikutsertaan Les Privat Diluar Jam

Pelajaran Sekolah... Error! Bookmark not defined.

4.2.7 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan Orang Tua. ... Error! Bookmark

not defined.

4.3 Deskripsi Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.3.1 Deskripsi Biaya Pendidikan (X1) ... Error! Bookmark not defined. 4.3.2 Deskripsi Variabel Motivasi Belajar (X2) ... Error! Bookmark not defined. 4.3.3 Deskripsi Variabel Hasil Belajar (Y) ... Error! Bookmark not defined.

4.3.3.1 Deskripsi Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika Ekonomi ... Error!


(9)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.3.3.2 Deskripsi Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... Error! Bookmark not defined.

4.3.3.3 Deskripsi Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Inggris Error! Bookmark

not defined.

4.3.3.4 Deskripsi Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Jepang Error! Bookmark

not defined.

4.3.3.5 Deskripsi Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Sunda. Error! Bookmark

not defined.

4.3.3.6 Deskripsi Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani ... Error! Bookmark not defined.

4.3.3.7 Deskripsi Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam .. Error!

Bookmark not defined.

4.3.3.8 Deskripsi Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

... Error! Bookmark not defined.

4.3.3.9 Deskripsi Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknologi Informasi Komputer

(TIK) ... Error! Bookmark not defined.

4.3.3.10Deskripsi Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi .. Error! Bookmark not

defined.

4.4 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.5 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

4.5.1 Hubungan Antara Variabel Biaya Pendidikan (X1) Dengan Variabel Motivasi

Belajar (X2) ... Error! Bookmark not defined.

4.5.2 Hubungan Antara Variabel Motivasi Belajar (X2) Dengan Variabel Hasil

Belajar (Y) ... Error! Bookmark not defined. 4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.6.1 Hubungan Antara Biaya Pendidikan Dengan Motivasi Belajar ... Error!

Bookmark not defined.

4.6.2 Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Hasil BelajarError! Bookmark not

defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA


(10)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN


(11)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini pendidikan merupakan kebutuhan dasar seorang manusia yang tak terelakan lagi. Kini pendidikan dinyatakan sebagai salah satu kebutuhan primer bagi manusia karena hanya dengan pendidikanlah seorang manusia dapat ditempatkan pada derajat yang tertinggi. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan seorang manusia, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Pada masa kini, pendidikan diperuntukkan bagi seluruh kalangan masyarakat demi terciptanya keselarasan pembangunan suatu bangsa.

Pendidikan tak ubahnya bagaikan oase yang terhampar luas bagi suatu negara yang ingin membangun dan berusaha memperbaiki keadaan seluruh bangsanya, sebab pendidikan adalah kunci menuju perbaikan terhadap peradaban. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Soegarda Poerbakawatja dalam Dede Sumarya dan Pupun Nuryani (2009:25) bahwa:

“Pengertian pendidikan meliputi semua perbuatan dan usulan dari generasi

tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya

serta keterampilannya (orang menamakan ini juga “mengalihkan”

kebudayaan atau culturoverdracht) kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkan agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun

rohaniah”.

Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala bidang aspek kehidupan. Dalam melaksanakan peranannya sebagai insan kehidupan, manusia tidak akan terlepas dari pendidikan dan selalu


(12)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berupaya untuk meningkatkan kualitas hidupnya baik dari aspek jasmani, rohani, mental, spiritualnya. Dalam sejarah umat manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya. Pemahaman akan pengertian dan pandangan dalam pendidikan akan banyak mempengaruhi peranan anak manusia di masa yang akan datang. Suatu bangsa yang berupaya dalam memajukan pendidikannya akan banyak memiliki keuntungan di masa mendatang. Oleh karena itu, pendidikan merupakan sarana terbaik untuk menciptakan para generasi penerus bangsa yang tidak hanya mumpuni dalam segi intelektual saja namun juga mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan untuk kepentingan bangsa dan negara.

Dalam arti sempit pendidikan adalah pengajaran yang dilakukan umumnya di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Sedangkan menurut Poerbakawatja dan Harahap dalam Syaiful Sagala (2010:3) mengemukakan bahwa:

“Dalam arti luas pendidikan meliputi semua perbuatan dan usaha dari

generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, dan keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah

maupun rohaniah. Artinya pendidikan adalah usaha secara sengaja”.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:232),

“Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang,

kelompok, kelompok orang, dalam usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan pelatihan”.

Pengertian pendidikan akan berbeda satu sama lain apabila dilihat dari sudut pandangnya akan tetapi maksudnya hanyalah satu yakni peningkatan dalam kualitas sumber daya manusia. Didalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, disebutkan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana


(13)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Tanpa disadari ataupun tidak pendidikan akan memberikan kontribusi secara individul baik itu berupa kesempatan dan harapan bagi seseorang secara keseluruhan berupa peningkatan kehidupan yang mana pendidikan tersebut akan berdampak pada keahlian seseorang dalam bidang masing-masing. Keahlian tersebut dapat diperoleh dari bangku sekolah dasar, menengah, bahkan perguruan tinggi. Adapun tujuan pendidikan sekolah menengah dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 1989 pasal 15 adalah:

“Pendidikan menengah diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan

pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau

pendidikan tinggi”.

Pendidikan menengah merupakan lanjutan pengembangan proses kepribadian dalam menimba ilmu pengetahuan dari pendidikan dasar yang telah ditempuh sebelumnya dengan dibekali untuk menjadi manusia yang berkembang dengan baik maupun menjadi anggota masyarakat yang dapat memberikan pengaruh positif dengan lingkungan sosial dan sekitarnya serta dapat melanjutkan kemampuannya ke jenjang yang lebih tinggi agar memiliki wawasan yang lebih luas dalam pola pikir, pola sikap dan perilaku untuk dapat mengeksplorasi dirinya dalam dunia kerja dan kehidupan bermasyarakat.

Perguruan tinggi merupakan institusi yang berperan sangat strartegis dalam menumbuhkembangkan kepribadian seseorang, baik secara mental maupun emosional agar mampu menjadi pribadi mandiri serta bertanggungjawab tanpa harus terus mengantungkan hidupnya pada orang lain sehingga mampu menjadi sumber daya manusia yang berkualitas lalu diwujudkan dengan menjadi bagian anggota masyarakat yang baik.


(14)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada saat era globalisasi ini hampir disegala penjuru dunia tak ada keraguan lagi dalam benak masyarakat mengenai peranan dan fungsi pendidikan dimana pendidikan memegang peranan sebagai kebutuhan primer bagi seorang individu karena pendidikan telah menjadi kebutuhan masyarakat yang mana kedudukan pendidikan kini hampir setara dengan kebutuhan lainnya seperti sandang, pangan, papan dan kesehatan.

Dewasa ini pendidikan telah ditempatkan sebagai suatu investasi jangka panjang. Dimana pendidikan menjadi sebuah proses yang dapat mengantarkan


(15)

bahkan merubah keadaan seseorang menjadi lebih baik dalam mengapai cita-citanya sesuai dengan harapannya menjadi manusia ideal.

Tatang Syaripudin dalam Sub Koordinator MKDP Lanpen, (2009:15) mengemukakan pengertian manusia ideal yang sesungguhnya sebagai berikut:

“Adapun manusia ideal yang dimaksud adalah manusia yang mampu

mewujudkan berbagai potensinya secara optimal, sehingga beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME, berakhlaq mulia, sehat, cerdas, berperasaan, berkemauan, dan mampu berkarya. Mampu memenuhi berbagai kebutuhannya secara wajar, mampu mengendalikan hawa

nafsunya, berkepribadian, bermasyarakat dan berbudaya”.

Suatu kondisi pendidikan dapat dikatakan bermutu apabila pendidikan itu sendiri dapat menghasilkan output pendidikan berupa SDM yang dapat menyokong berbagai macam aspek kehidupan seperti halnya bidang ekonomi dan bidang politik. Bidang politik akan berjalan baik manakala bidang ekonomi tidak memiliki hambatan. Begitu juga bidang ekonomi akan berjalan seiring sejalan dengan bidang yang lainnya apabila kondisi ekonominya mapan. Kondisi ekonomi mapan sangat ditunjang oleh SDM yang berkompeten.

Sumber Daya Masyarakat yang bermutu berperan sangat vital dalam pembentukan suatu bangsa yang maju dan modern, sehingga bangsa tersebut memiliki ketangguhan bersaing dengan negara lain dalam menyongsong masa depannya. Menurut R.L. John, E. Morphet K.A dalam Nanang Fattah (2009:3) bahwa:

Dalam pandangan ini pendidikan pun merupakan faktor yang dapat menentukan kualitas hidup suatu bangsa juga merupakan tujuan utama ekonomi melalui pemenuhan barang dan jasa dalam mencapai kepuasan hidup.

Berbicara tentang pembentukan SDM yang berkualitas, tentu tak akan lepas dari adanya biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh seorang individu yang disediakan untuk pendidikan melalui belajar yang harus dibiayai.

Biaya yang baik adalah manakala biaya itu sendiri dapat dikeluarkan dengan serendah mungkin namun dapat memberikan hasil terbaik bagi seorang individu yang mengenyamnya. Terlebih lagi bagi para lulusan pendidikan itu


(16)

sendiri, mereka dituntut untuk dapat memberikan manfaat yang lebih baik itu bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, serta bangsa dan negaranya.

Biaya pendidikan hampir di semua negara disediakan oleh sektor swasta maupun pemerintah. Namun sayangnya sebagian besar biaya pendidikan itu masih banyak yang ditanggung oleh rumah tangga sehingga pendidikan itu belum terjangkau oleh masyarakat miskin. Masalah lain yang muncul adalah masih terpusatnya alokasi anggaran pendidikan pada level pusat bukan pada level sekolah yang disebabkan oleh berbagai birokrasi yang rumit sehingga pencapaian hasil pelayanan pendidikan tidak optimal. Masalah kedua yang masih menggelayuti alokasi pendidikan yakni alokasi yang dikucurkan oleh pemerintah sangatlah kecil, maka daripada itu masih banyak beban-beban yang ditanggung oleh rumah tangga diluar daripada subsidi yang ditanggung oleh pemerintah.

Berbicara mengenai biaya pendidikan, sesungguhnya hal itu sangat berperan penting dalam menunjang kualitas pendidikan itu sendiri. Sayangnya dalam kasus negara berkembang, kualitas pendidikan belum memenuhi kriteria yang seharusnya dicapai karena di negara berkembang penyediaan dana pendidikan atau anggaran pendidikan masih rendah dan nominalnya cukup besar bila dibandingkan dengan negara maju. Padahal apabila kita cermati dalam RAPBS (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah), secara tidak langsung penyediaan dana atau anggaran pendidikan baik dari pemerintah dan siswa bahkan dari masyarakat (baik dalam bentuk uang ataupun barang) sangatlah mencerminkan sekolah tersebut berada pada keadaan status ekonomi keluarga siswanya.

Isu yang sedang berhembus sekarang ini yakni adanya salah satu agenda pemerintah dalam menetapkan Millenium Development Goals (MDGs) 2015 mengenai perbaikan kualitas sumber daya manusia melalui penyediaan kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan dasar atau secara eksplisit tidak ada anak usia 7-15 tahun yang tidak bersekolah. Untuk pendidikan menengah, Indonesia masih agak tertinggal dengan beberapa negara lain, tingkat pendidikan menengah baru mencapai 32% (Balitbang Diknas 2004). Dalam mengahadapi MDGs 2015 hal utama yang perlu dilakukan adalah secara


(17)

bertahap merancang program wajib belajar dua belas tahun. Minimalnya anggaran untuk sektor pendidikan merupakan penyebab utama masih rendahnya angka partisipasi siswa. Wilko Saputra et al. (2012:1)

Dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan berdedikasi tinggi, pendidikan memerlukan adanya suatu pendukung yaitu mutu pendidikan. Dalam istilah pendidikan mutu merupakan suatu kualitas yang nantinya akan memuaskan para konsumen, baik itu konsumen yang langsung menerima hasil pembelajaran ataupun konsumen yang merasakan produk dan jasa dari pendidikan itu sendiri. Mutu pendidikan dapat dilaksanakan oleh suatu sekolah atau lembaga pendidikan yang menghasilkan suatu produk atau jasa bermutu.

Untuk mengukur sejauh mana mutu pendidikan berjalan sangat baik salah satu caranya adalah dengan melihat dari proses pendidikan dan hasil belajar.

Pada dasarnya mutu dalam konteks “hasil” adalah mengacu pada prestasi yang

dicapai oleh sekolah setiap kurun waktu tertentu. Hasil pendidikan atau prestasi yang dicapai dapat berupa hasil tes akademis (UTS, UAS dan UAN) maupun prestasi non akademik yang yang dinyatakan dengan prestasi yang tidak dapat dipegang (intangible) seperti disiplin, kesopanan, kejujuran, keakraban, saling menghormati, keakraban dan kebersihan.

Hasil belajar siswa dapat dikatakan berkualitas apabila siswa memperoleh nilai akademis secara maksimal. Muhibbin Syah (2003:147) menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa pada setiap orang , yaitu faktor internal (dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal (dari luar diri siswa). Faktor internal yang mempengaruhi dan menentukan hasil belajar salah satunya ialah motivasi siswa. Motivasi yang didorong oleh keinginan yang sangat kuat untuk menerima informasi dari guru akan menunjukkan proses belajar yang sangat baik sehingga anak akan memiliki hasil belajar yang baik pula. Sedangkan faktor eksternal terdiri atas faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. Dalam faktor lingkungan sosial yang paling banyak mempengaruhi kegiatan pembelajaran adalah lingkungan keluarga (kondisi orang tua). Manakala orang tua tidak dapat membiayai ataupun menyediakan berbagai


(18)

keperluan dan fasilitas (sarana dan prasarana) demi menunjang kegiatan belajar anaknya maka anak akan mendapatkan kesulitan dalam belajarnya.

Namun pada kenyataannya, dari tahun ke tahun beban orang tua untuk dapat memberikan kualitas yang baik untuk putra-putrinya dalam mengenyam pendidikan sangatlah mengkhawatirkan. Keadaan kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan dinilai tidak mampu untuk dapat menyekolahkan anak-anak mereka karena tidak ada biaya untuk membayarnya. Akibatnya mutu pendidikan baik dari pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama dan sekolah menengah atas ataupun kejuruan selalu memerlukan peningkatan.

Pada kenyataannya, ternyata di lapangan masih terdapat kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang disebabkan oleh kurangnya nilai hasil belajar dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 11 Bandung kelas XI jurusan IPS.

Di SMA Negeri 11 Bandung standar nilai pada mata pelajaran Ekonomi kelas XI jurusan IPS jumlah KKM yang ditetapkannya adalah 76. Hal ini mengakibatkan bahwa setiap siswa diwajibkan untuk mencapai standar nilai tersebut dan apabila siswa tidak dapat mencapai standar nilai KKM tersebut maka siswa tersebut harus mengikuti remedial setiap kali ulangan.

Nilai ulangan yang diberikan oleh guru kepada siswa antara lain terdiri dari nilai ulangan harian, nilai Ujian Tengah Semester (UTS), dan Ujian Akhir Semester (UAS). Dari ketiga ulangan tersebut semua nilai akan diakumulasikan sehingga siswa diharapkan akan mampu mendapatkan standar nilai KKM yang telah ditentukan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis dan disertai oleh berbagai pengalaman pada saat melaksanakan kegiatan Program Latihan Profesi dari bulan Februari-Mei 2013 diperoleh data bahwa ternyata siswa kelas XI IPS masih banyak mengalami kesulitan dalam menerima proses belajar mengajar pada mata pelajaran Ekonomi. Dalam hal ini penulis mencoba menduga bahwa penyebab siswa sulit menerima proses belajar mengajar hingga mereka mendapatkan nilai kurang memuaskan karena faktor kondisi ekonomi orang tua yang dinyatakan dengan tingginya biaya pendidikan serta rendahnya motivasi


(19)

belajar. Pemicu rendahnya motivasi belajar para siswa tersebut karena hampir sebagian dari mereka belajar hanya pada saat ulangan saja. Sementara setiap hari mereka tidak pernah membekali dirinya belajar untuk menghadapi kegiatan pembelajaran yang akan datang. Dari data hasil belajar yang diperoleh dari nilai ulangan umum, ternyata sebagian besar siswa masih ada yang belum tuntas karena nilai mereka kurang dari KKM yang telah ditetapkan yakni sebesar 76. Adapun hasil belajar siswa mata pelajaran ekonomi pada kelas XI Program IPS di SMA Negeri 11 Bandung pada akhir semester gasal tahun pelajaran 2012/2013 dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Nilai Ulangan Umum Semester Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI Program IPS SMAN 11 Bandung

Tahun Pelajaran 2012/2013 MATA

PELAJARAN

KELAS JUMLAH SISWA

JUMLAH SISWA YANG TUNTAS

JUMLAH SISWA YANG TIDAK

TUNTAS

EKONOMI

XI IPS 1 46 14 32

XI IPS 2 45 25 20

XI IPS 3 48 16 32

XI IPS 4 44 18 26

XI IPS 5 45 11 34

Sumber : Data Pra Penelitian, data diolah

Pra Penelitian ini dilakukan di seluruh kelas XI IPS dengan jumlah keselurahan siswa 228 siswa. Dari data diatas dapat dilihat bahwa pada mata pelajaran Ekonomi dengan tingkat ketuntasan belajar sebesar 76 hasil ulangan umum kategori tuntas sebanyak 84 siswa, kemudian hasil ulangan umum dengan kategori tidak tuntas sebanyak 144 siswa. Bila dilihat hasil ulangan umum dengan kategori tuntas lebih jauh lebih sedikit daripada kategori tidak tuntas. Ketimpangan itu bila dijumlahkan sebanyak 60 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar ekonomi yakni sebesar 76.


(20)

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa ternyata pada kenyataannya jumlah siswa kelas IX IPS itu memiliki hasil belajar sangat rendah dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar. Padahal hasil belajar itu mencerminkan kegiatan evaluasi yang bertujuan menggambarkan tingkat kemampuan siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Dari peristiwa tersebut dapat dikategorikan sebagai salah satu fenomena kesulitan belajar yang tampak dari menurunnya prestasi akademik siswa. Kesulitan belajar biasanya dinyatakan dengan perilaku atau sikap siswa yang menyimpang dari kebiasaan seperti tidak fokus dalam kegiatan belajar-mengajar, jenuh belajar, malas belajar, lupa belajar, berkelahi bahkan membolos sekolah.

Secara garis besar menurut Muhibbin Syah (2003:184), faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam, yakni:

1. faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan yang muncul dari dalam siswa itu sendiri.

2. faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa.

Selain dari faktor intern siswa di atas yang telah disebutkan sebelumnya, salah satu penyebab rendahnya hasil belajar adalah kurangnya motivasi untuk belajar yang datang dalam diri siswa. Menurut Uno (2008:1) motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan sesorang untuk bertingkah laku.

Dengan adanya motivasi, seseorang terpacu untuk melakukan suatu usaha agar keinginannya dan tujuannya dapat terpenuhi. Apabila seorang siswa tidak memiliki motivasi yang baik dari dalam dirinya maka secara langsung siswa tersebut tidak akan memiliki gairah atau hasrat dalam menggapai keberhasilan dalam berprestasi. Anak akan acuh tak acuh dalam menerima pengajaran yang diperolehnya dari guru, sekolah dan lingkungannya, sehingga kegiatan pembelajaran akan dinilai semakin sulit/kompleks.

Dalam mendapatkan hasil belajar yang baik bukanlah soal yang mudah. Anak haruslah memiliki kesiapan mental untuk dapat menerima asupan stimulus yang diberikan oleh gurunya. Hasil belajar merupakan salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang


(21)

mempengaruhinya. Slameto (2010:54), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut:

a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis. b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal

meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

Apabila dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas, dapat kita simpulkan bahwa dalam salah satu faktor yakni faktor eksternal khususnya faktor keluarga yang dideskripsikan dengan keadaan kondisi siswa hal ini sangat erat kaitannya dengan keadaan ekonomi siswa tersebut. Apakah siswa tersebut tergolong pada ekonomi atas, menengah, sedang atau rendah. Kondisi ekonomi keluarga merupakan salah satu penyebab naik atau turunnya motivasi belajar yang dimiliki seorang siswa.

Salah satu pemicu menurunnya hasil belajar adalah kondisi ekonomi keluarga atau kondisi ekonomi orang tua siswa itu sendiri. Kondisi ekonomi keluarga yang diperberat oleh rendahnya kehidupan ekonomi keluarga karena berada pada level ekonomi menengah bahkan cenderung pas-pasan mengakibatkan orang tua tidak mampu menyediakan hunian yang nyaman, fasilitas belajar yang kurang lengkap untuk menunjang kebutuhan belajar di sekolah.

Walaupun pada kenyataannya pemerintah menetapkan sekolah gratis untuk semua jenjang penididikan, namun ternyata banyak sekali kelemahan yang terdapat dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut. Kelemahan tersebut meliputi beberapa jenis pengeluaran orang tua yang dikeluarkan untuk pendidikan anaknya, pengeluaran tersebut bertujuan untuk menunjang proses pendidikan anaknya misalnya saja pembelian buku pelajaran (meskipun pemerintah telah menyediakan buku pelajaran gratis namun pada nyatanya tidak semua siswa dapat meminjam buku paket tersebut di perpustakaan sekolah karena jumlah buku paket kurang dari standar yang ditetapkan) sehingga para orang tua cenderung akan membelikan buku paket yang sama dengan tujuan agar anaknya tidak ketinggalan


(22)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mata pelajaran yang diikutinya, pembelian seragam sekolah, pakaian olahraga, sepatu, tas dan alat-alat tulis.

Kemudian bila kita rinci selain daripada kebutuhan yang harus dipersiapkan seperti tas, seragam dan alat-alat tulis ternyata pada jenjang sekolah dasar misalnya siswa diikutsertakan dengan les diluar sekolah (bimbingan belajar) yang juga memerlukan biaya yang tidak sedikit dari orang tuanya. Bimbingan belajar biasanya diikuti oleh siswa pada akhir masa pembelajaran sekolah misalnya saja untuk mempersiapkan agar kelak Ujian Nasional memiliki nilai yang sangat memuaskan dan agar siswa dapat masuk ke Sekolah Menengah yang ia tuju.

Sayangnya semua itu mengakibatkan “beban biaya yang tidak murah”

yang ditanggung oleh orang tua menjadi semakin mahal. Jika ini terjadi pada keluarga menengah keatas justru dampaknya tidak akan menjadi masalah, namun jika hal ini terjadi pada masyarakat kurang mampu, tentu saja pembiayaan tersebut akan menjadi suatu persoalan yang tidak akan ada habisnya karena tingginya beban biaya yang harus dibayar.

“Dalam kasus biaya Sekolah Menengah Pertama (SMP) kebutuhan yang sangat mendasar di SMP ialah sebagian besar pengeluaran terbesar siswa SMP untuk uang jajan, transportasi, dan kursus di luar sekolah. Pengeluaran tertinggi juga dibelanjakan untuk membeli buku dan alat-alat tulis, buku pelajaran, seragam sekolah, dan biaya lain-lain. Meskipun sekolah tidak selalu mewajibkan siswa untuk mengeluarkan dana untuk sejumlah komponen tersebut, tekanan lingkungan (teman sebaya, guru, dan suasana kelas) membuat siswa tidak dapat menghindar untuk mengeluarkan dananya; misalnya membeli buku pelajaran, padahal pemerintah sendiri telah menyediakannya secara cuma-cuma”. Dedi Supriadi (2006:123)

Sama halnya dengan jenjang siswa SMP, perkiraan pengeluaran orang tua siswa sekolah menengah atas (SMA) yakni dalam mengeluarkan biaya terbesar digunakan untuk membeli keperluan sekolah seperti membeli buku tulis, buku pelajaran, alat-alat tulis dan seragam sekolah. Disamping itu keluarga siswapun memberi uang jajan, uang transportasi ke sekolah dan kursus bimbel


(23)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(kursus di luar sekolah). Walaupun pada kenyataannya sekolah tidak mewajibkan siswa untuk mengeluarkan dananya demi memenuhi beberapa keperluan tersebut,


(24)

namun tetap saja lingkungan sosial di sekolah membuat siswa tidak dapat mengelak dan tetap membayar untuk dapat memenuhinya.

Dalam Harian Umum Galamedia (2013:21) standar biaya pendidikan untuk tingkat sekolah dasar (SD) di Kota Bandung mencapai Rp. 910.000 per siswa per tahun. Bila dibandingkan dengan biaya operasional sekolah (BOS) yang mencapai Rp.70.000 persiswa per tahun, maka masih ada selisih Rp. 120.000. Karena itulah, semua pihak harus terlibat dalam pendidikan, baik pemerintah maupun masyarakat.

Peneliti dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang merupakan perwakilan tim studi standar pembiayaan pendidikan Kota Bandung, Nanang Fattah mengemukakan bahwa berdasarkan perhitungan standar biaya pendidikan untuk semua jenjang dijelaskan melalui Tabel 1.2.

Tabel 1.2

Biaya Pendidikan Kota Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 JENJANG PENDIDIKAN BESARNYA BIAYA

Sekolah Dasar (SD) Rp. 900.000

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Rp.1.625.000

Sekolah Menengah Atas (SMA) Rp.4.600.000

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Non Teknik Rp.5.500.000

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Teknik Rp.6.500.000

Sumber:Harian Umum Galamedia (21 Februari 2013:1)

Perhitungan biaya diatas tidak jauh berbeda dengan standar pembiayaan yang dikeluarkan nasional. Angka ini dihitung dari semua unit cost, yakni kebutuhan operasional, investasi dan pesonal.

Dengan adanya BOS sebesar Rp 785.000, diakui pada faktanya masih ada kekurangan sebesar Rp 125.000. Untuk pemenuhan kekurangannya, bisa jadi berasal dari orang tua. Kekurangan tersebut diindikasikan akan memunculkan kembali adanya pungutan kemungkinan juga karena belum sesuai standar pembiayaan pendidikan.


(25)

Seharusnya, menurut Nanang (2013:19) dalam Galamedia, saat ini tidak ada label gratis dalam sekolah. Lebih tepatnya, gratis iuran bulanan. Karena banyak komponen yang masih dibebankan pada orangtua seperti seragam, transportasi, dan buku.

Pendidikan, Nanang (2013:19) dalam Galamedia tak hanya sebatas uang. Karena budaya masyarakat mendukung pendidikan jauh lebih penting dari uang. Karena itulah untuk menciptakan kinerja yang baik dalam pendidikan, perlu adanya komitmen, kejujuran, dan akuntabilitas.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Oji Mahroji mengatakan, hasil penelitian biaya pendidikan di Kota Bandung ini diprakarsai dewan Pendiidkan. Saat ini, BOS SD sebesar Rp 510.000 dari APBN, Rp 250.000 dari APBD, dan Rp 25.000 APBD Provinsi. Sementara tingkat SMP Rp 710.000 dari pusat, Rp 127.000 dari provinsi, dan Rp 550.000 dari APBD Bandung. Galamedia (21 Februari 2013: 1&19)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan yang telah diuraikan diatas, sehingga penulis memberi judul penelitian ini dengan judul “Hubungan Biaya Pendidikan dan Motivasi Belajar Siswa dengan Hasil Belajar Siswa ”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan biaya pendidikan dengan motivasi belajar siswa?


(26)

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hubungan positif biaya pendidikan dengan hasil belajar siswa.

2. Untuk mengetahui hubungan positif motivasi belajar siswa dengan hasil belajar siswa.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini terbagi menjadi dua macam yaitu manfaat teoritis, dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, dari segi teori diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan untuk memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan pemikiran mengenai konsep biaya pendidikan. Penulis pun akan memperoleh pengalaman berfikir dalam memecahkan persoalan pendidikan dan pengajaran. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menguatkan serta mengokohkan paradigma yang melandasi penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat disajikan bahan informasi bagi pihak-pihak yang berkempentingan di dunia pendidikan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan khususnya dalam perbaikan kebijakan anggaran yang lebih efektif dan efisien dalam pemanfaat biaya pendidikan.

b. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan untuk memberikan sumbangan pemikiran mengenai biaya pendidikan.


(27)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Sebagai bahan kajian dan pengembangan lebih lanjut khususnya tentang hubungan biaya pendidikan dengan hasil belajar.


(28)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(29)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Subjek Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian

Pada penelitian ini, terdapat dua variabel yang menjadi objek penelitian. Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dicapai. Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dengan faktor-faktor yang memengaruhinya yakni biaya pendidikan dan motivasi belajar.

3.1.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelas XI jurusan IPS di SMA Negeri 11 Kota Bandung. Adapun sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2001:1) metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah eksplanatory atau survey eksplanatory. Menurut Sugiyono (2009:7) metode penelitian survei eksplanasi (explanatory survey) adalah suatu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel”.


(30)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi

Sugiyono (2001:57) memberikan pengertian bahwa “populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan Riduwan (2003:8) mengatakan populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. “Populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian.” Suharsismi Arikunto (2010:73). Sesuai dengan

permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 11 yang berjumlah 211 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Populasi Siswa Kelas XI Jurusan IPS Tahun Pelajaran 2013/2014

NO KELAS JUMLAH

SISWA

1 XI IPS 1 36 Orang

2 XI IPS 2 36 Orang

3 XI IPS 3 35 Orang

4 XI IPS 4 35 Orang

5 XI IPS 5 35 Orang

6 XI IPS 6 34 Orang


(31)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber:Hasil penelitian

Berdasarkan hal tersebut, dapat dijelaskan bahwa jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu jumlah seluruh siswa kelas XI IPS berjumlah 211 siswa yang terdiri dari kelas XI IPS 1 sebanyak 36 orang, kelas XI IPS 2 sebanyak 36 orang, kelas XI IPS 3 sebanyak 35 orang, kelas XI IPS 4 sebanyak 35 orang, kelas XI IPS 5 sebanyak 35 orang dan kelas XI IPS 6 sebanyak 34 orang.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiono (2001:57), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Suharsismi Arikunto

(2010:174) mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penentuan jumlah sampel siswa dilakukan melalui perhitungan dengan menggunakan rumus slovin sebagai berikut: (Riduwan 2004: 65)

2

1

Ne

N

n

Keterangan:

n = Ukuran sampel keseluruhan N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan (5%)

Dengan menggunakan rumus slovin diatas didapat sampel siswa sebagai berikut:


(32)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 1 Ne N n   2 ) 05 , 0 ( 211 1 211   = ) 0025 . 0 ( 211 1 211  = 5275 . 0 1 211  = 138

Dari perhitungan diatas, maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini adalah 138 orang.

Langkah selanjutnya adalah menentukan sampel setiap kelas secara proporsional sesuai dengan rumus:

n

i = n

N Ni

(Riduwan, 2009:18)

Keterangan:

ni = Jumlah sampel menurut kelas n = Jumlah sampel keseluruhan Ni= Jumlah populasi menurut kelas N = Jumlah populasi keseluruhan

Dengan rumus tersebut, maka penarikan sampel siswa dapat dilihat pada Tabel 3.2.


(33)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(34)

Tabel 3.2

Penarikan Sampel Siswa Kelas XI IPS NO KELAS

JUMLAH SISWA

(ORANG) SAMPEL SISWA

1 XI IPS 1 36 siswa ni=

211 36

X 138 = 23,54

2 XI IPS 2 36 siswa ni=

211 36

X 138 = 23,54

3 XI IPS 3 35 siswa ni=

211 35

X 138 = 22,89

4 XI IPS 4 35 siswa ni=

211 35

X 138 = 22,89

5 XI IPS 5 35 siswa ni=

211 35

X 138 = 22,89

6 XI IPS 6 34 siswa ni=

211 34

X 138 = 22,23

TOTAL 211 siswa 138 siswa

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik acak sederhana (simple random sampling). Dengan begitu setiap populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel penelitian.

3.4 Operasional Variabel

Menurut (Sugiyono 2001:20) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun obyek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu biaya pendidikan dan motivasi belajar sebagai variabel bebas, sedangkan hasil belajar siswa sebagai variabel terikat. Adapun bentuk operasionalnya dapat dilihat pada Tabel 3.3.


(35)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel

Konsep Teoritis Variabel Definisi Operasional Sumber Data Menurut Prof. Dr.

Dedi Supriadi, biaya pendidikan adalah semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang). (2006:3)

Biaya Pendidikan (X1)

 Ketepatan waktu dalam pembayaran iuran SPP.  Ketersediaan anggaran yang diberikan orang tua untuk membeli buku pelajaran.  Ketersediaan anggaran yang diberikan orang tua untuk membeli LKS.  Ketersediaan anggaran yang diberikan orang tua untuk membeli pakaian seragam sekolah sesuai dengan kebutuhan.  Ketersediaan anggaran yang diberikan orang tua untuk membeli pakaian olahraga sesuai Jawaban responden terhadap:

 Tepatnya waktu dalam pembayaran iuran SPP.  Tersedianya anggaran untuk membeli buku pelajaran.  Tersedianya anggaran untuk membeli LKS.  Tersedianya anggaran untuk membeli pakaian seragam sekolah.  Tersedianya anggaran untuk membeli pakaian olahraga.  Tersedianya anggaran untuk membeli buku dan alat-alat tulis.  Tersedianya anggaran untuk membeli tas


(36)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan kebutuhan.

 Ketersediaan anggaran untuk membeli buku dan alat-alat tulis sesuai dengan kebutuhan.  Ketersediaan anggaran untuk membeli tas sekolah sesuai dengan kebutuhan.  Ketersediaan anggaran untuk membeli sepatu sekolah sesuai dengan kebutuhan.  Ketersediaan anggaran untuk mengikuti les/privat di luar jam pelajaran sekolah.  Ketersediaan anggaran untuk keperluan tugas-tugas sekolah. sekolah.  Tersedianya anggaran untuk membeli sepatu sekolah.  Tersedianya anggaran untuk mengikuti les/privat.  Tersedianya anggaran untuk tugas-tugas sekolah. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak

Motivasi Belajar Jumlah skor motivasi belajar dalam bentuk skala likert 5 point

Jawaban responden terhadap pemahaman


(37)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberi arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki siswa tercapai. W.S Winkel dalam Hamzah B. Uno (2009:3)

(X2) dengan indikator:

 tingkat lama durasi/ waktu yang digunakan untuk belajar.

 tingkat frekuensi seringnya waktu yang digunakan untuk belajar.

 tingkat seringnya belajar dengan tekun dan ulet.

 tingkat seringnya berhasil/ mampu untuk menghadapi setiap rintangan dan kesulitan dalam mencapai tujuan belajar.

 tingkat seringnya melakukan pengorbanan yang dilakukan diri sendiri demi untuk mencapai tujuan belajar.

 tingkat seringnya membuat sasaran atau target yang hendak dicapai.

 tingkat seringnya mendapatkan prestasi belajar.

tentang:

 durasi/ waktu yang digunakan untuk belajar.  frekuensi seringnya waktu yang digunakan untuk belajar.  seringnya belajar

dengan tekun dan ulet.  seringnya berhasil/ mampu untuk mengahadapi setiap rintangan dan kesulitan dalam mencapai tujuan.  seringnya melakukan pengorbanan demi mencapai tujuan belajar.  seringnya membuat sasaran atau target yang hendak dicapai.  seringnya mendapat prestasi belajar.  seringnya berupaya dalam


(38)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan unsur penting dalam sebuah penelitian. Data yang dikumpulkan harus valid agar dapat menunjang keberhasilan penelitian tersebut. Untuk itu, perlu dilakukan teknik pengumpulan data sebagai prosedur sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

 tingkat seringnya berupaya dalam memahami setiap pelajaran yang diberikan. memahami setiap pelajaran yang diberikan. Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru. Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia (1990:787) Hasil belajar (Y)

Nilai yang diperoleh siswa pada Ujian Akhir Sekolah Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014

Dokumentasi/ Data hasil belajar siswa.


(39)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Angket atau kuesioner, yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat pernyataan maupun pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden sendiri. (Suharsimi Arikunto, 2010:194)

Pemberian angket ini berisikan mengenai biaya pendidikan yang diukur dengan skala likert, dan tentang motivasi belajar yang juga menggunakan skala likert.

b. Studi Dokumentasi pada penelitian ini berupa nilai hasil ujian akhir sekolah siswa siswi kelas XI IPS pada tahun ajaran 2013/2014 yang penulis peroleh dari guru yang bersangkutan.

3.6 Instrumen Penelitian

Pengertian instrumen penelitian adalah sebagai alat ukur maksudnya instrumen dalam penelitian ini dapat dikumpulkan data sebagai alat ukur untuk menyatakan besaran atau persentase serta lebih kurangnya dalam bentuk kuantitatif atau kualitatif sehingga dengan menggunakan instrumen yang dipakai tersebut berguna sebagai alat untuk mengumpulkan maupun bagi pengukurannya.

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket/kuesioner mengenai biaya pendidikan dan motivasi belajar. Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert. Untuk keperluan analisis ketentuan skala yang digunakan sebagai berikut :

Tabel 3.4

Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert

Alternatif Jawaban Skor

SL = Selalu 5

SR = Sering 4


(40)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

P = Pernah 2

TP = Tidak Pernah 1

Langkah-langkah dalam penyusunan angket/kuesioner ini adalah :

 Menentukan tujuan pembuatan angket, adapun tujuan nya dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh biaya dan motivasi siswa terhadap hasil belajar.

 Menentukkan objek penelitian yang akan dijadikan sebagai responden yaitu para siswa Kelas XI IPS SMAN 11 Bandung.

 Mengadakan pembatasan terhadap materi yang akan diberikan pada angket

 Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden

 Memperbanyak angket

 Menyebarkan angket

 Mengelola dan menganalisis hasil angket.

Pengujian hipotesis ini diperlukan adanya suatu pembuktian yang dilakukan melalui pengolahan data yang telah terkumpul. Selanjutnya agar hasil penelitian tidak bias dan diragukan kebenarannya maka alat ukur tersebut harus valid (shahih) dan reliabel (ajeg). Maka dari itu angket yang diberikan kepada responden dilakukan dua macam tes yaitu tes validitas dan tes reliabilitas.

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian

3.7.1 Uji Validitas

Arikunto (2010:211) mengungkapkan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Jika dalam suatu penelitian instrumen yang digunakan tersebut valid


(41)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maka hasil penelitiannyapun akan valid. Maka menurut Riduwan (2010:216)

menjelaskan “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan

atau kesahihan suatu alat ukur”.

Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.

Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson, dengan angka kasar dengan rumus:

 

  2 2 2 2 ) ( ) ( ) ( ) ( Yi Yi n Xi Xi n Yi Xi XiYi n

r (Riduwan,2010:217)

Dimana :

rhitung = Koefisien korelasi ∑Xi = Jumlah skor item

∑Yi = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden penelitian

Dengan menggunakan taraf signifikan

= 0,05 koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah banyaknya responden.

Jika rhitung > rtabel dikatakan valid, sebaliknya jika r hitung rtabel tidak

valid.

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya,

 Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi


(42)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Antara 0,400 – 0,599 : cukup tinggi

 Antara 0,200 – 0,399 : rendah

 Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid)

Apabila uji validitas dilakukan dengan menggunakan taraf nyata

= 0,05 diluar taraf nyata tersebut, maka item angket dinyatakan tidak valid.

Setelah itu dilakukan pengujian kebenaran dengan rumus sebagai berikut:

t =

�−2

1− 2 (Riduwan, 2011:229)

dimana:

t = Uji signifikasi korelasi r = Koefisien korelasi

n = Jumlah responden penelitian Kriteria pengujiannya adalah: Jika thitung > ttabel, maka signifikan Jika thitung < ttabel, maka tidak signifikan

3.7.2 Uji Realibilitas

Uji reabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Reabilitas menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut dianggap baik. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan. (Suharsimi Arikunto, 2010:239)

Untuk menghitung uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan rumus alpha dari Cronbach. Rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas


(43)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian. Adapun rumusnya sebagaimana berikut:

2

11 1 2

1

n t

k r

k

 

  

 

 

(Arikunto,2010:239) Dimana; r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pernyataan atau banyaknya soal

n2 = Jumlah varians butir t2 = varians total

Kriteria pengujiannya adalah jika rhitung > dari rtabel dengan taraf signifikansi pada

= 0,05, maka instrumen tersebut adalah reliabel, sebaliknya jika rhitung < dari rtabel maka instrumen tidak reliabel.

3.8 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model statistik non parametrik yaitu The Spearman Rank Order Correlation Coeficient (rs) yaitu untuk menguji variabel yang sekurang-kurangnya diukur dalam skala ordinal, sehingga objek-objek atau individu-individu yang diamati dapat diranking dalam dua rangkaian berurut. Adapun cara analisis Koefisien Korelasi Rank Spearman yaitu:


(44)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Variabel pertama (misal X) dan variabel kedua (misal Y) diranking.

2. Apabila terdapat nilai pengamatan yang sama, rangkingnya adalah rata-ratanya.

3. Menentukan selisih ranking (di) untuk setiap pasang variabel X dan Y. 4. Menghitung nilai statistik dengan rumus sebagai berikut:

=

1

6 �=1��2

�3

−� (Sidney Siegel, 1997:253)

Apabila dalam rank dijumpai dua subyek atau lebih yang kembar, maka masing-masing diberi rank rata-rata sehingga nilai kembar pengaruhnya dapat diatasi. Dan jika terdapat nilai pengamatan yang sama, statistik dihitung dengan rumus:

=

2+ 2

− ��2 2 2 2

(Wijaya, 2000:95)

dimana:

2

=

3 −�

12

− �

���

T

=

t3 − t 12

2

=

�3−�

12

− �

���

T

=

t3 − t

12

(Wijaya, 2000:95)

Uji signifikasi rs dilakukan dengan statistik z karena jumlah sampelnya lebih dari 30, maka nilai signifikasi rs dapat diuji dengan statistik sebagai berikut:


(45)

v Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kaidah pengujian :

Jika nilai z hitung lebih besar nilai kritik z tabel maka signifikan. Sebaliknya apabila nilai kritik z lebih kecil dari nilai z tabel maka tidak signifikan.


(46)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(47)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka pada bagian akhir ini disampaikan kesimpulan hasil penelitian tentang hubungan antara biaya pendidikan dan motivasi belajar terhadap hasil belajar dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Biaya pendidikan memiliki hubungan positif dengan motivasi belajar siswa. Artinya

semakin terpenuhi biaya pendidikan semakin tinggi pula motivasi belajar siswa.

2. Antara motivasi belajar siswa dan hasil belajar memiliki hubungan positif. Hal ini mengandung arti bahwa semakin tinggi motivasi belajar maka semakin tinggi hasil belajar yang diraih oleh siswa.

1.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang diperoleh maka ada beberapa saran yang dapat dilakukan, adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Berdasarkan hasil penelitian, biaya pendidikan memiliki korelasi terhadap motivasi belajar walaupun tingkat korelasianya tergolong kedalam korelasi rendah, artinya semakin terpenuhinya biaya pendidikan maka semakin tinggi motivasi belajar. Akan lebih baik lagi apabila para orang tua siswa terus memperhatikan fasilitas yang akan menunjang kegiatan belajar sehingga anak terpacu untuk terus berusaha mendapatkan hasil belajar yang memuaskan.

b. Motivasi belajar siswa berhubungan dengan hasil belajar dan korelasinya termasuk ke dalam kategori rendah. Walaupun tingkat korelasinya rendah, ini menunjukkan bahwa sebenarnya siswa memiliki hasrat dan keinginan yang cukup baik dalam setiap kegiatan belajar. Akan tetapi lebih baik lagi jika para siswa dapat meningkatkan


(48)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

volume motivasi belajarnya meskipun harus dihadapkan dengan kondisi ekonomi apapun sehingga pada akhirnya mereka dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan maksimal.

2. Bagi Orang Tua

Diharapkan orang tua peranannya perlu lebih ditingkatkan lagi terutama untuk memperhatikan kebutuhan fasilitas demi menunjang kebutuhan sekolah anak. Disamping itu orang tua dirasa selalu perlu untuk memberikan semangat dengan terus memberikan dukungan supaya anak senantiasa merasa tercukupi kebutuhan bathiniahnya juga merasa aman dan tentram karena selalu berada dekat dengan keluarganya. Orang tua juga harus selalu mengawasi waktu belajar anak karena anak yang tidak memiliki self-control cenderung acuh tak acuh terhadap belajarnya dan ini akan berpengaruh terhadap hilangnya keinginan untuk belajar dengan baik. Apabila anak menghadapi kesulitan yang ditemui dalam proses belajar, orang tua senantiasa membantu dan membimbingnya sehingga anak dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

3. Bagi Guru

Guru hendaknya dapat memotivasi para siswanya agar siswa senantisa semangat untuk menerima pelajaran yang diperoleh dari guru dengan cara membuat bahan ajar yang tidak menyulitkan siswa dalam mencerna pelajaran, selalu menyediakan alat bantu belajar yang dapat digunakan oleh seluruh siswa dalam melakukan perbuatan belajar, sehingga kegiatan belajar menjadi efektif dan efisisen. Guru sebaiknya selalu memberikan kesempatan kepada setiap siswa dengan memberi timbal balik bagi anak yang mengerjakan latihan dengan memberikan nilai dan sabar membantu siswa yang kesulitan dalam mencerna pelajaran yang diberikan. Guru berkewajiban menciptakan suasana belajar yang menyenangkan karena suasana belajar yang menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan belajar, sedangkan suasana yang kacau, gaduh, dan banyak gangguan sudah tentu tidak menunjang kegiatan belajar yang efektif. Hal ini berarti bahwa suasana belajar turut menentukan motivasi belajar dan juga keberhasilan belajar siswa.


(49)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggambarkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

b. Memperbanyak pengambilan responden dengan menggunakan rumus sampel lainnya. c. Menambah atau merubah variabel independen yang tentunya dapat mempengaruhi


(50)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (1991). Ilmu Sosial Dasar.Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT. Rineka Cipta

Bahri, Syaiful. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Dimyati, Mudjiono. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Jakarta: Balai Pustaka

Dalyono, M. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Suhardan, Dadang et al. (2012). Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Alfabeta Fattah, Nanang. (2009). Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Rosdakarya Gujarati, Damodar. (2001). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga

Hamalik, Oemar. (2009). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Harian Umum Galamedia. (2013). Standar Biaya Pendidikan SD Rp. 900 Ribu/ Siswa. Bandung: Galamedia

Himpunan Peraturan Perundang-Undangan. (2009). Undang-Undang SISDIKNAS. Bandung: Fokusmedia

Ihsan, Fuad. Dasar-Dasar Kependidikan. (2003). Jakarta: Rineka Cipta Kartono. (2006). Perilaku Manusia. ISBN: Jakarta

Mudyahardjo, Redja. (2001). Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada


(51)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Muhibbinsyah. (1999). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Muhibbin Syah. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Mulyadi. (2000). Akuntansi Biaya. Yogyakarta:Aditya Media

Mulyono, MA. (2010). Konsep Pembiayaan Pendidikan. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media Nasution. (1983). Sosiologi Pendidikan. Bandung: Jemmars

Purwanto, Ngalim. (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. ... (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Riduwan. (2004). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta ... (2009). Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta

... (2010). Dasar-Dasar Statistik. Bandung: Alfabeta ... (2011). Dasar-Dasar Statistik. Bandung: Alfabeta

Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sardiman, A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Siagian, Sondang. (1995). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta

Siegel, Sidney. (1997). Statistik Nonparametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Singarimbun, M. dan Sofyan, E. (1995). Metode Penelitian Survei Edisi Revisi. Yogyakarta: LP3ES.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta ... (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Soelaiman, M.I. (1994). Pendidikan dalam Keluarga. Bandung: Alfabeta


(52)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta ... (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta ... (1994). Statistik Non Parametrik. Bandung:Alfabeta

Supriadi, Dedi. (2006). Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Surya, Moch. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy

Syamsuddin, Abin. (2007). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Syaodih, Nana. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Rohmana, Yana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Bandung:Labolatorium Pendidikan Ekonomi

Tim MKDP UPI. (2009). Landasan Pendidikan. Bandung:_________

Uno, Hamzah. B. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Usman, Uzer. (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Wijaya. (2000). Statistika Non Parametrik (Aplikasi Program SPSS).Bandung:Alfabeta Widarjono, Agus. (2005). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta:

EKONISIA

Yusuf, Syamsu, ili sahudi, mamat supriatna, nani mulyani. (1992). Psikologi Kependidikan. Bandung: CV ANDIRA

Sumber Jurnal

Sukirman. (2011). “Pernanan Bimbingan Guru dan Motivasi Belajar Dalam Rangka


(53)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Zainuddin, M. (2008). “Reformasi Pendidikan di Era Otonomi Daerah: Kajian Makna Atas Kebiajakan Biaya Pendidikan”. Jurnal Ilmu Pendidikan. 15, (2), 93-101.

Saputra, Wiko, dkk. “Pembiayaan Pendidikan Indonesia: Menuju Milenium Development

Goals (MDGs) 2015”. __________

Internet

Muiz, Abdul. 2008. Konsep Biaya dalam Ekonomi dan Komponen Biaya Pendidikan. [Online]. Tersedia: http://amcreative.wordpress.com/2008/11/27/konsep-biaya-dalam-pendidikan/ [31 Oktober 2013].

Nadhirin. 2010. Motivasi dalam Belajar. [Online]. Tersedia: http://nadhirin.blogspot.com/2010/01/dalam-dunia-pendidikan-terutama-dalam_17.html [31 Oktober 2013].

Suparyanto. 2010. Konsep Status Ekonomi. [Online]. Tersedia: http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-dasar-status-ekonomi.html [28 Oktober 2013].

Satria. 2008. Konsep Analisis Pengeluaran Orang Tua. [Online]. Tersedia: http://id.svhoong.com/tags/konsep-analisis-pengeluaran-orang-tua [31 Oktober 2013]. Zaenudin. 2013. Peranan Orang Tua Terhadap Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa.

[Online]. Tersedia: http://drszaenuddinkabaimpd.blogspot.com/2013/06/peranan-orang-tua-terhadap-upaya_8875.html [20 Januari 2014]


(1)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

volume motivasi belajarnya meskipun harus dihadapkan dengan kondisi ekonomi apapun sehingga pada akhirnya mereka dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan maksimal.

2. Bagi Orang Tua

Diharapkan orang tua peranannya perlu lebih ditingkatkan lagi terutama untuk memperhatikan kebutuhan fasilitas demi menunjang kebutuhan sekolah anak. Disamping itu orang tua dirasa selalu perlu untuk memberikan semangat dengan terus memberikan dukungan supaya anak senantiasa merasa tercukupi kebutuhan bathiniahnya juga merasa aman dan tentram karena selalu berada dekat dengan keluarganya. Orang tua juga harus selalu mengawasi waktu belajar anak karena anak yang tidak memiliki self-control cenderung acuh tak acuh terhadap belajarnya dan ini akan berpengaruh terhadap hilangnya keinginan untuk belajar dengan baik. Apabila anak menghadapi kesulitan yang ditemui dalam proses belajar, orang tua senantiasa membantu dan membimbingnya sehingga anak dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

3. Bagi Guru

Guru hendaknya dapat memotivasi para siswanya agar siswa senantisa semangat untuk menerima pelajaran yang diperoleh dari guru dengan cara membuat bahan ajar yang tidak menyulitkan siswa dalam mencerna pelajaran, selalu menyediakan alat bantu belajar yang dapat digunakan oleh seluruh siswa dalam melakukan perbuatan belajar, sehingga kegiatan belajar menjadi efektif dan efisisen. Guru sebaiknya selalu memberikan kesempatan kepada setiap siswa dengan memberi timbal balik bagi anak yang mengerjakan latihan dengan memberikan nilai dan sabar membantu siswa yang kesulitan dalam mencerna pelajaran yang diberikan. Guru berkewajiban menciptakan suasana belajar yang menyenangkan karena suasana belajar yang menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan belajar, sedangkan suasana yang kacau, gaduh, dan banyak gangguan sudah tentu tidak menunjang kegiatan belajar yang efektif. Hal ini berarti bahwa suasana belajar turut menentukan motivasi belajar dan juga keberhasilan belajar siswa.


(2)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggambarkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

b. Memperbanyak pengambilan responden dengan menggunakan rumus sampel lainnya. c. Menambah atau merubah variabel independen yang tentunya dapat mempengaruhi


(3)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (1991). Ilmu Sosial Dasar.Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT. Rineka Cipta

Bahri, Syaiful. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Dimyati, Mudjiono. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Kedua, Jakarta: Balai Pustaka

Dalyono, M. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Suhardan, Dadang et al. (2012). Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Alfabeta Fattah, Nanang. (2009). Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Rosdakarya Gujarati, Damodar. (2001). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga

Hamalik, Oemar. (2009). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Harian Umum Galamedia. (2013). Standar Biaya Pendidikan SD Rp. 900 Ribu/ Siswa. Bandung: Galamedia

Himpunan Peraturan Perundang-Undangan. (2009). Undang-Undang SISDIKNAS. Bandung: Fokusmedia

Ihsan, Fuad. Dasar-Dasar Kependidikan. (2003). Jakarta: Rineka Cipta Kartono. (2006). Perilaku Manusia. ISBN: Jakarta

Mudyahardjo, Redja. (2001). Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang

Dasar-Dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT. Raja


(4)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Muhibbinsyah. (1999). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Muhibbin Syah. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Mulyadi. (2000). Akuntansi Biaya. Yogyakarta:Aditya Media

Mulyono, MA. (2010). Konsep Pembiayaan Pendidikan. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media Nasution. (1983). Sosiologi Pendidikan. Bandung: Jemmars

Purwanto, Ngalim. (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. ... (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Riduwan. (2004). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta ... (2009). Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta

... (2010). Dasar-Dasar Statistik. Bandung: Alfabeta ... (2011). Dasar-Dasar Statistik. Bandung: Alfabeta

Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sardiman, A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Siagian, Sondang. (1995). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta

Siegel, Sidney. (1997). Statistik Nonparametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Singarimbun, M. dan Sofyan, E. (1995). Metode Penelitian Survei Edisi Revisi. Yogyakarta: LP3ES.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta ... (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Soelaiman, M.I. (1994). Pendidikan dalam Keluarga. Bandung: Alfabeta


(5)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta ... (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta ... (1994). Statistik Non Parametrik. Bandung:Alfabeta

Supriadi, Dedi. (2006). Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Surya, Moch. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy

Syamsuddin, Abin. (2007). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Syaodih, Nana. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Rohmana, Yana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Bandung:Labolatorium Pendidikan Ekonomi

Tim MKDP UPI. (2009). Landasan Pendidikan. Bandung:_________

Uno, Hamzah. B. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Usman, Uzer. (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Wijaya. (2000). Statistika Non Parametrik (Aplikasi Program SPSS).Bandung:Alfabeta Widarjono, Agus. (2005). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta:

EKONISIA

Yusuf, Syamsu, ili sahudi, mamat supriatna, nani mulyani. (1992). Psikologi Kependidikan. Bandung: CV ANDIRA

Sumber Jurnal

Sukirman. (2011). “Pernanan Bimbingan Guru dan Motivasi Belajar Dalam Rangka


(6)

Besti Aulia Sunario, 2014

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Zainuddin, M. (2008). “Reformasi Pendidikan di Era Otonomi Daerah: Kajian Makna Atas Kebiajakan Biaya Pendidikan”. Jurnal Ilmu Pendidikan. 15, (2), 93-101.

Saputra, Wiko, dkk. “Pembiayaan Pendidikan Indonesia: Menuju Milenium Development

Goals (MDGs) 2015”. __________

Internet

Muiz, Abdul. 2008. Konsep Biaya dalam Ekonomi dan Komponen Biaya Pendidikan. [Online]. Tersedia: http://amcreative.wordpress.com/2008/11/27/konsep-biaya-dalam-pendidikan/ [31 Oktober 2013].

Nadhirin. 2010. Motivasi dalam Belajar. [Online]. Tersedia: http://nadhirin.blogspot.com/2010/01/dalam-dunia-pendidikan-terutama-dalam_17.html [31 Oktober 2013].

Suparyanto. 2010. Konsep Status Ekonomi. [Online]. Tersedia: http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-dasar-status-ekonomi.html [28 Oktober 2013].

Satria. 2008. Konsep Analisis Pengeluaran Orang Tua. [Online]. Tersedia: http://id.svhoong.com/tags/konsep-analisis-pengeluaran-orang-tua [31 Oktober 2013]. Zaenudin. 2013. Peranan Orang Tua Terhadap Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa.

[Online]. Tersedia: http://drszaenuddinkabaimpd.blogspot.com/2013/06/peranan-orang-tua-terhadap-upaya_8875.html [20 Januari 2014]


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA CYBERBULLYING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X DAN XI DI SMA “M” MALANG

0 7 23

HUBUNGAN PARTISIPASI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 12 BANDA ACEH

1 3 1

HUBUNGAN MINAT BACA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII MTSN KUTA BARO

0 4 1

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 KOTABUMI SEMESTER GANJIL TP 2009/2010

0 7 14

HUBUNGAN SIKAP (ATTITUDE) SISWA DAN MOTIVASI DALAM BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG

0 11 69

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 39 86

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 202

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR PENGANTAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 2 SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

2 12 83

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KELAS XI SMA NUSANTARA BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

0 4 69

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GETASAN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20172018

0 5 16