HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR PENGANTAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 2 SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI

BELAJAR PENGANTAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 2 SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 NATAR

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh Ela Yunistia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemanfaatan sarana belajar di sekolah dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar Pengantar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan pendekatanex post factodan survei. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS 2 dengan jumlah siswa 41 siswa. Pengujian hipotesis pertama dan kedua menggunakan KorelasiProduct Moment, sedangkan hipotesis ketiga menggunakan KorelasiMultiple.Hasil penelitian menunjukkan : (1) Ada hubungan yang positif antara pemanfaatan sarana belajar di sekolah dengan prestasi belajar pengantar akuntansi (2) Ada hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar pengantar akuntansi, dan (3) Ada hubungan yang positif antara pemanfaatan sarana belajar di sekolah dan motivasi belajar dengan prestasi belajar pengantar akuntansi.


(2)

ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN THE USE OF MEANS OF LEARNING IN SCHOOL AND MOTIVATION LEARNING STUDENTS WITH LEARNING ACHIEVEMENT INTRODUCTION OF ACCOUNTING CLASS 2 SEMESTER ODD XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR OF LESSONS

2014/2015

By

Ela Yunistia

Educational institutions is one of the places for learners to become a man of quality. Educational institutions are expected to help the government program in the field of education . This is done partly by make changes and improvements kurikulum support the quality of education as the main capital in development.

This study aims to determine the relationship between the use of means of learning in school and student motivation and academic achievement Introduction to Accounting Student Class XI IPS SMAN 2 Odd Semester 1 South Lampung Natar academic year 2014/2015 .

The method used is a correlational study with ex post facto approach and surveys . The study population was all students of class XI IPS SMAN 2 1 South Lampung Natar academic year 2014/2015 the number of students 41 students. Due to the number of population in this study is less than 100 people , this research is


(3)

research in which the population of the entire population sampled . The first and second hypothesis testing using Product Moment Correlation , while the third hypothesis using Multiple Correlation .

The results showed : ( 1 ) There is a positive relationship between the use of a learning tool in schools and academic achievement introductory accounting class XI IPS SMAN 2 Odd Semester 1 Academic Year 2014/2015 Natar with korellasi coefficient ( rx1y ) = 0.604 ( 2 ) There a positive relationship between learning motivation and learning achievement in introductory accounting class XI IPS SMAN 2 Odd Semester 1 Natar academic year 2014/2015 with a correlation coefficient ( rx2y ) = 0.837 , and ( 3 ) There is a positive relationship between the use of a learning tool in schools and learning motivation and academic achievement introductory accounting class XI IPS SMAN 2 Odd Semester 1 Natar academic year 2014/2015 with a correlation coefficient ( rx1x2y ) = 0.889 .

Keywords : Use of Means of Learning , Learning Motivation and Achievement Introduction of Accounting


(4)

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DISEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR

PENGANTAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 2 SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 NATAR

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh Ela Yunistia

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(5)

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DISEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR

PENGANTAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 2 SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 NATAR

TAHUN PELAJARAN 2014/2015 (Skripsi)

Oleh Ela Yunistia

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Dasar KTSP ... 3

2. Keterpaduan Cabang Ilmu Pengetahuian Sosial ... 26

3. Kerangka Pikir Perbandingan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI(Group Investigation)dan Tipe PBL(Problem Based Learning)dengan Memperhatikan Kemampuan Berpikir Kreatif ... 52

4. Desain Penelitian... 57

5. Estimated Marginal Mean ofHasil Belajar IPS Terpadu ... 106


(7)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas Eksperimen... 84 2. Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas Kontrol ... 86 3. Kategori Hasil Belajar Siswa Berkemampuan Berpikir Kreatif

Tinggi dan Rendah di Kelas Eksperimen... 88 4. Kategori Hasil Belajar Siswa Berkemampuan Berpikir Kreatif

Tinggi dan Rendah di Kelas Kontrol ... 91 5. Peningkatan Hasil Belajar IPS Terpadu Kelas Eksperimen dan


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Ulangan Mid Semester Ganjil Siswa kelas VIII SMP Negeri

22 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016...6

2. Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia... 27

3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 31

4. Enam Tahap Kamajuan Siswa di dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Model GI (Group Investigation)...36

5. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah... 40

6. Tingkat Kemampuan Berfikir Kreatif (TKBK) ... 45

7. Penelitian yang Relevan ... 46

8. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016...59

9. Definisi Operasional Variabel ... 62

10. Tingkat Besarnya Realibilitas ... 66

11. Rumus Unsur Tabel Persiapan Anava Dua Jalan... 72

12. Daftar Kepala Sekolah yang pernah menjabat di SMP Negeri 22 Bandar Lampung...76

13. Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Negeri 22 Bandar Lampung ... 80

14. Jumlah Siswa, Guru, dan Pegawai Tahun Pelajaran 2015/2016 ... 81

15. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemamapuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas Eksperimen ...84

16. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemamapuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas Kontrol ...86

17. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 88

18. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 91

19. Uji Normalitas Data ... 93

20. Rekapitulasi Uji Normalitas ... 94

21. Hasil Uji Homogenitas ... 94

22. Peningkatan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...96

23. Hasil Pengujian Hipotesis 1 ... 99

24. Hasil Pengujian Hipotesis 2 ... 101

25. Hasil Pengujian Hipotesis 3 ... 102


(9)

(10)

(11)

(12)

MOTO

Jika kamu sudah selesai melakukan sesuatu pekerjaan, bersegeralah

lakukan pekerjaan lain

(QS. Al-Insyirah: 7)

Selalu bersyukur kepada Allah SWT dengan apa yang telah kita

terima adalah cara terbaik untuk menikmati hidup.

Ela Yunistia

Sama seperti lilin yang tidak bisa bersinar tanpa api, manusia pun

tidak bisa benar-benar hidup tanpa doa.

Merry Riana

I keep doing my best and let God do the rest.

Alitt Susanto


(13)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur kehadiran Allah SWT, atas rahmat dan hidayah Nyalah skripsi ini dapat diselesaikan

Kemuliaan dan kesejahteraan semoga selalu Allah limpahkan kepada Rasullulah Muhammad SAW, keluargaya, sahabatnya dan pengikutnya hingga

akhir zaman.

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Ibu Sumiyatun dan Ayah Sarman yang senantiasa sabar mengupayakan segala hal untuk kebahagiaanku

Mbak Sulistiowati, Mas Deni Iskandar dan Wili Pebrianto yang selalu memberikan semangat, dukungandan do’a untuk keberhasilanku.

Para pendidik yang tidak pernah lelah membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat untukku

Teman-teman di pendidikan ekonomi angkatan 2008 Almamater tercinta Universitas Lampung


(14)

DAFTAR ISI

Halaman MENYETUJUI

MENGESAHKAN ABSTRAK

SURAT PERNYATAAN MOTTO

PERSEMBAHAN RIWAYAT HIDUP SANWACANA DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 7

1.3 Pembatasan Masalah... 8

1.4 Rumusan Masalah... 8

1.5 Tujuan Penelitian... 9

1.6 Kegunaan Penelitian... 10


(15)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS... 13

2.1. Tinjauan Pustaka... 13

2.1.1. Pemanfaatan Sarana Belajar Disekolah... 14

2.1.2. Motivasi Belajar... 19

2.1.3. Prestasi Belajar... 30

2.2. Hasil Penelitian yang Relevan... 33

2.3. Kerangka Pikir... 34

2.4. Hipotesis... 36

III. METODOLOGI PENELITIAN... 39

3.1. Metodologi Penelitian... 39

3.2. Populasi dan Sampel... 40

3.3. Variabel Penelitian... 40

3.4. Definisi Operasional... 41

3.5. Teknik Pengumpulan Data... 43

3.5.1. Kuesioner (Angket)... 43

3.5.2. Observasi... 43

3.5.3. Dokumentasi... 44

3.6. Uji Persyaratan Instrumen... 44

3.6.1. Uji Validitas... 44

3.6.2. Uji Reliabilitas... 45

3.7. Pengumpulan Analisis Data... 46


(16)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 Hasil Penelitian... 51

4.1.1. Gambar Umum Lokasi Penelitian... 51

4.1.1.1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 1 Natar... 51

4.1.1.2. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Natar... 52

4.1.1.3. Upaya Peningkatan Mutu... 54

4.1.1.4. Situasi dan Kondisi SMA Negeri 1 Natar... 54

4.1.1.5 Tugas dan Peranan Kepala Sekolah dan Wakil... 55

4.1.1.6. Proses Belajar Mengajar diSMA Negeri1 Natar... 60

4.1.1.7. Kondisi Guru dan Karyawan SMA... 60

4.1.1.8. Kondisi Siswa... 60

4.2 Data Penelitian... 61

4.2.1 Data Pemanfaatan Sarana Belajar (X1)... 62

4.2.2 Data Motivasi Belajar (X2)... 64

4.2.3 Data Prestasi Belajar Pengantar Akuntansi(Y)... 65

4.3 Analisis Penelitian... 68

4.3.1 Uji Hipotesis Pertama (X1)... 69

4.3.2 Uji Hipotesis Kedua (X2)... 71

4.3.3 Uji Hipotesis Ketiga (Y)... 73

4.4. Pembahasan... 76

4.4.1 Hubungan Pemanfaatan Sarana Belajar Di Sekolah Dengan Prestasi Belajar Pengantar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS2 Semester Ganjil SMA Negeri1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015... 76


(17)

4.4.2. Hubungan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar

Pengantar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS2 Semester Ganjil

SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015... 78

4.4.3. Hubungan Antara Pemanfaatan Sarana Belajar Di Sekolah Dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Pengantar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS2 Semester Ganjil SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015... 82

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 87

5.1. Kesimpulan... 87

5.2. Saran... 88

DAFTAR PUSTAKA... 91


(18)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Ela Yunistia dilahirkan di Krandegan pada tanggal 04 Juni 1989, yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan

Bapak Sarman dan Ibu Sumiyatun.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri 8 Gadingrejo pada tahun 2002, lalu melanjutkan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Gadingrejo dan selesai pada tahun 2005 kemudian melanjutkan sekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Gadingrejo dan lulus pada tahun 2008.

Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa baru di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan IPS Program Studi Pendidikan Ekonomi melalui jalur Seleksi Mandiri atau Non-SNMPTN.

Pada tahun 2011, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dan studi banding dengan tujuan Solo, Yogyakarta, Semarang, Bandung dan Jakarta dan mengunjungi perusahaan-perusahaan besar di Indonesia antara lain PT. SRITEX, Bank Indonesia dan Direktorat Jenderal Pajak Indonesia. Penulis juga telah menyelesaikan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada bulan Juni-Agustus


(19)

2011 yang dilaksanakan di Desa Margo Mulyo Kab.Tulang Bawang Barat. Dan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) DI SMA Negeri 2 Tumijajar Tulang Bawang, terhitung tanggal 11 Juli 2011 sampai 30 September 2011.


(20)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Skripsi ini berjudul Hubungan Antara Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah Dan

Motivasi Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Pengantar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 2 Semester Ganjil SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan do’a, bimbingan, motivasi, kritik dan saran yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih secara tulus kepada.

1. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Plt. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

2. Bapak Dr.Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung; 3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;


(21)

4. BapakDr. Muhammad Fuad, M.Hum.,selakuWakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidiakn Universitas Lampung;

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si.,selakuKetuaJurusanPendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

6. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si.,selakuKetua Program StudisertaPengujiPendidikanEkonomiFakultasKeguruandanIlmuPendidikan Universitas Lampung, terima kasih atasarahan, bimbingan, nasehat dan ilmu yang telah bapak berikan;

7. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si.selakuPembimbingI danPembimbingAkademikTerimakasihataskesabaran, arahan, masukan, sertaketelitiandalammembimbingpenulisuntukdapatmenyelesaikanskripside nganbaik;

8. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si selakuPembimbing II yang telahmembantudanmengarahkanpenulisdalammenyelesaikanskripsiini, terimakasihuntuksemuakebaikandannasehat yang telahdiberikan;

9. BapakdanIbuDosen di Program

StudiPendidikanEkonomiJurusanPendidikan IPS FKIP Universitas Lampung yang telahmemberikanilmunyakepadapenulis;

10. BapakdanIbubagianAkademik FKIP Universitas Lampung;

11. Bapak Drs. Suwarlan, S.PdselakuKepalaSekolah SMAN 1 Natar yang telah mengizinkan penulis melaksanakan penelitian di sekolah yang beliau pimpin;


(22)

12. Bapak Sarman dan Ibu Sumiyatun yang dengan segala kemampuannya, mau dan mampu mencukupi segala yang dibutuhkan sehinggga saya bisa sampai sejauh ini. Semoga nantinya hal ini akan bermanfaat, mampu untuk membuat kalian tersenyum bahagia dan bangga. Terima kasih untuk doa, cinta dan kasih sayang yang telah kalian berikan serta menantikan keberhasilanku;

13. Kak Dani,terima kasih untuk bantuan, semangat dan memberikan masukan informasi dalam penyelesaian skripsi ini;

14. Kakak-kakak ku tercinta Mbak Sulistiowati, Mas Deni Iskandar serta adikku tercinta Wili Pebrinto terima kasih atas doa dan semangat dari kalian;

15. Keluargabesarku yang tidakdapatdisebutkansatupersatu, terimakasihatasdoa, dukungandankasihsayangnya;

16. Lettu.Inf. Ahmad Yusuf, S.Hyang selalusetiamemberikandoa, dukungansertakasihsayangselamaini.

17. Teruntuk kedua sahabatku Nur Kartika Devi danErviana Sari. Terimakasih untuk kebersamaan, dan dukungannya selama ini;

18. Teman-teman Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008, Ika Puspita Sari, Minaria, Meli Susanti, Mitha, Uwo Fajaria, Rini Yanti, Oma Osie terima kasih atas persahabatan dan kebersamaan yang terjalin selama ini;

19. Keluarga besar KKN-PPLMargo Mulyo2011: Restu, Meri, Gustia, Selvi, I Made Orin, Gika, Uni Yuri, Zainal, serta seluruh warga pekon Margo Mulyo dan murid-murid ku SMA N 2 Tumijajar. Terimakasih untuk tiga bulan yang luar biasa mengesankan;


(23)

20. Kakak dan adik tingkat di FKIP Ekonomi angkatan 2007–2014 terimakasih untuk bantuan dan kebersamaannya selama ini;

21. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa membalas semua kebaikan yang telah diberikan dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.Aamiin.


(24)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Lembaga Pendidikan merupakan salah satu tempat bagi peserta didik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Lembaga Pendidikan tersebut diharapkan dapat mampu membantu menyukseskan program pemerintah dalam bidang pendidikan. Hal ini dilakukan antara lain dengan mengadakan perubahan serta perbaikan kurikulum guna menunjang mutu pendidikan sebagai modal utama dalam pembangunan. Tanpa adanya pendidikan suatu negara tidak akan pernah maju dan berkembang. Pendidikan mampu merubah seseorang menjadi lebih baik. Hal inilah yang menarik perhatian pemerintah dan masyarakat untuk lebih mengutamakan pendidikan. Keberhasilan pendidikan di suatu tempat dapat dilihat dari prestasi yang diperoleh para peserta didik. Secara umum hal-hal yang mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi terbagi atas dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik, salah satunya yaitu motivasi belajar. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan atau energi seseorang yang dapat menimbulkan tingkat prestasi dan


(25)

2

entuasiasmennya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun motivasi dari luar individu (motivasi ekstrinsik).

Ketersediaan pembelajaran sebagai suatu proses merupakan sistem yang tidak terlepas dari komponen-komponen lain yang saling berinteraksi di dalamnya salah satu komponen dalam proses pembelajaran adalah pemanfaatan sarana pembelajaran. Sarana belajar merupakan alat bantu pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pemanfaatan sarana belajar yang tepat dapat membantu guru akan lebih mudah dalam menyampaikan materi yang akan disampaikan. Pemanfaatan sarana yang tepat dapat memberikan hasil yang optimal bagi siswa dalam menyerap materi yang disampaikan dan pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas adalah dengan belajar. Belajar adalah proses kompleks yang terjadi pada setiap individu sepanjang hidupnya. Belajar pula merupakan kegiatan yang berproses dan unsur yang sangat fundamental dalam penyelengaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung dalam proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Salah satu cara untuk melihat tingkat pencapaian kualitas dapat dilihat dari keberhasilan belajar siswa di sekolah. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterampilan yang telah dimiliki siswa biasanya diukur dari tingkat pencapaian hasil belajarnya.


(26)

3

Selain ketersediaan sarana belajar di sekolah, motivasi belajar merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa, karena motivasi akan mendorong siswa untuk bersemangat dalam belajar, mempunyai sikap aktif dan senang, yang pada akhirnya akan membuat siswa memiliki perhatian untuk menguasai konsep-konsep pengantar akuntansi.

Berdasarkan observasi yang di lakukan di SMA Negeri 1 Natar dan keterengan guru bidang studi ekonomi akuntansi diketahui bahwa prestasi belajar yang dicapai oleh para siswa belum mencapai hasil yang optimal, khususnya pada mata pelajaran pengantar akuntansi. Hal ini terlihat dari nilai akhir semester ganjil mata pelajaran pengantar akuntansi kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2014/2015.

Tabel 1. Nilai Akhir Semester Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 2 SMA 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015

Nilai Interval Frekuensi Presentase % Keterangan

80 >76 12 29,26 Tuntas

75 66-75 9 21,95 Tuntas

65 56-65 16 39,02 Cukup

55 46-55 2 4,88 Tidak tuntas

45 <45 2 4,88 Tidak tuntas

Jumlah 41 100

Sumber : Guru bidang studi

Berpedoman pada pendapat Djamarah (2001: 97), bahwa setiap interaksi edukatif selalu menghasilkan pretasi belajar. Keberhasilan proses interaksi edukatif dibagi atas beberapa kriteria, yaitu.


(27)

4

1. Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh anak didik.

2. Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar (76% - 90%) bahan pelajaran dapat dikuasai oleh anak didik.

3. Baik/minimal, apabila bahan pelajaran dikuasai oleh anak didik hanya 66% -75% saja.

4. Kurang, apabila bahan pelajaran dikuasai oleh anak didik kurang 60%. Berdasarkan Tabel 1 dan kriteria di atas, maka diketahui bahwa secara

keseluruhan prestasi siswa kelas XI IPS 2 semester ganjil SMA Negeri 1 Natar pada mata pelajaran pengantar akuntansi masih tergolong sangat rendah, siswa yang memperoleh nilai diatas 76 dengan predikat sangat baik berjumlah 12 siswa atau 29,26% dan 9 siswa memperoleh nilai 66-75 dengan predikat baik atau 21,95% dari 41 siswa yang mengikuti mata pelajaran akuntansi.

Setengah dari siswa atau 48,78% dari 41 siswa yang mengikuti mata pelajaran pengantar akuntansi memperoleh nilai dibawah 60. Hal ini menyatakan bahwa prestasi belajar pengantar akuntansi masih sangat kurang, karena hanya 21 siswa yang mampu menyelesaikan studinya dengan baik dan memperoleh lebih banyak pemahaman akan pengantar akuntansi.

Keberhasilan siswa dapat diketahui dari hasil belajar yaitu nilai-nilai yang diperoleh pada mata pelajaran yang ditempuh. Kemampuan anak didik dalam menguasai pelajaran tersebut dapat dilihat dari hasil belajar, akan tetapi tidak semua keberhasilan siswa dalam hasil belajar dapat berjalan tanpa kendala karena prestasi belajar banyak dipengaruhi oleh banyak faktor. Dalam penelitian


(28)

5

ini, faktor yang diduga mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah motivasi belajar dan ketersediaan sarana belajar di rumah.

Cara belajar adalah langkah atau jalan yang harus dilalui dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Slameto, 2003: 32). Untuk dapat mengembangkan cara belajar yang baik, maka siswa perlu mengenal dan memahami serta

mempraktekan cara belajar yang efektif yang dapat menunjang keberhasilan belajarnya. Penyebab siswa tidak belajar secara teratur adalah tidak displin, dan kurang bersemangat, tidak tahu cara berkonsentrasi dalam belajar, dan istirahat yang tidak cukup sehingga kurang tidur. Untuk melakukan cara belajar yang efektif tentu saja diperlukan motivasi belajar dalam diri siswa.

Faktor motivasi memegang peranan penting dalam proses mengajar. Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.

Prestasi belajar dan motivasi belajar tidak akan berjalan apabila kedua hal

tersebut tidak ditunjang oleh ketersediaan sarana belajar di sekolah. Ketersediaan sarana di sekolah merupakan salah satu penunjang dalam kegiatan belajar mengajar. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan, alat, media (Kartika, 2008: 329). Pendapat tersebut pun sesuai dengan pendapat menurut Slameto (2003: 28) bahwa salah satu syarat


(29)

6

keberhasilan belajar adalah memerlukan sarana belajar yang cukup. Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam melakukan kegiatan belajar.

Ketersediaan sarana belajar di sekolah seperti, ruang belajar, meja, kursi, alat tulis, buku panduan, buku catatan, dan buku-buku lainnya yang merupakan faktor utama di dalam melancarkan kegiatan belajar di rumah, karena dengan terbatasnya sarana belajar di rumah dapat mengurangi motivasi siswa dalam belajar. Tanpa disadari akan terjadi penurunan terhadap prestasi belajar siswa itu sendiri dikarenakan berkurangnya motivasi belajar dalam diri siswa dan kurang efektifnya cara belajar yang selama ini dilakukan oleh siswa. Akhirnya siswa tidak mampu mengikuti proses pembelajaran secara maksimal baik di sekolah maupun di rumah serta siswa tidak mampu mencapai hasil belajar yang

maksimal sesuai dengan standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah ditetapkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas dan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan, maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul.

Hubungan Antara Pemanfaatan Sarana Belajar Di Sekolah dan Motivasi

Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Pengantar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 2 Semester Ganjil SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015.”


(30)

7

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut.

1. Pemanfaatan sarana belajar yang belum optimal sehingga tidak menunjang upaya peningkatan mutu dan relvansi.

2. Kurang tenaga pendidik yang kurang terampil dalam menguasai ilmu teknologi, misalnya guru yang menguasai komputer belum secara keseluruhan menguasainya.

3. Kurangnya motivasi dari siswa sehingga hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Natar tidak mencapai hasil yang memuaskan terlihat dari hasil rata-rata siswa masih rendah.

4. Motivasi belajar siswa kelas XI terhadap mata pelajaran pengantar akuntansi rendah, sebagian mereka menganggap pelajaran ekonomi sulit dimengerti terlihat dari hasil mid semester ganjil nilai siswa dibawah rata-rata.


(31)

8

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka

permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada tiga variabel, yang terdiri dari dua variabel bebas yaitu pemanfaatan sarana belajar di sekolah (X1) dan

motivasi belajar siswa (X2), dan variabel terikat yaitu prestasi belajar pada mata pelajaran pengantar akuntansi (Y).

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah ditentukan di atas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Apakah ada hubungan antara pemanfaatan sarana belajar di sekolah dengan prestasi belajar pengantar akuntansi siswa kelas XI IPS 2 semester ganjil SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2014/2015?

2. Apakah ada hubungan anatara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar pengantar akuntansi siswa kelas XI IPS 2 semester ganjil SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2014/2015?

3. Apakah ada hubungan antara pemanfaatan sarana belajar di sekolah dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar pengantar akuntansi siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2014/2015?


(32)

9

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui hubungan antara pemanfaatan sarana belajar di sekolah dengan prestasi belajar pengantar akuntansi siswa kelas XI IPS 2 semester ganjil SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2014/2015?

2. Mengetahui hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar pengantar akuntansi siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Natar semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015?

3. Mengetahui hubungan antara pemanfaatan sarana belajar di sekolah dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar pengantar akuntansi siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Natar semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015?

1.6 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sumbangan pemikiran bagi guru dan calon guru dalam menghadapi siswa

dalam kegiatan pembelajaran khususnya mata pelajaran ekonomi sebagai salah satu usaha peningkatan mutu pendidikan.


(33)

10

2. Sumbangan kepada pihak sekolah agar memberikan sarana belajar yang memadai bagi siswa dalam proses belajar.

3. Bahan informasi bagi para siswa bahwa dengan motivasi belajar yang tinggi dalam mempelajari bidang studi tertentu, maka prestasi yang diperoleh akan lebih baik.

4. Sumbangan khasanah keilmuan bagi pembaca berkenaan dengan peningkatan hasil belajar ekonomi pada khususnya.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terlalu melebar maka penulis memberi batasan ruang lingkup penelitiannya adalah sebagai berikut.

1. Objek Penelitian

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah pemanfaatan sarana belajar disekolah, motivasi belajar siswa, dan prestasi belajar pengantar akuntansi. 2. Subjek Penelitian

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2. 3. Tempat Penelitian


(34)

11

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan surat izin penelitian sampai dengan selesai.


(35)

12

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

Bagian tinjauan pustaka akan membahas teori-teori yang mendasari tentang cara belajar, motivasi belajar, ketersediaan sarana belajar di rumah dan hasil belajar. Bagian ini juga menjelaskan teori-teori yang mempengaruhi antara ketersediaan sarana belajar di sekolah, motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar.

2.1.1 Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah

Sarana belajar adalah peralatan belajar yang dibutuhkan dalam proses belajar agar pencapaian tujuan belajar dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Roestiyah NK (2004: 166) bahwa “belajar memerlukan fasilitas belajar yang cukup, agar pencapaian tujuan belajar dapat berjalan dengan lancar”.

Fasilitas belajar menurut Sudjana dan Rivai dalam Jamaludin Idris (2003: 81) adalah “segala daya yang dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar baik secara sebagian maupun keseluruhan”. Sedangkan menurut Suryobroto


(36)

13

fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien. Lebih luas lagi fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha yang dapat berupa benda-benda maupun uang.

Hal ini sesuai dengan pendapat Dimiyati dan Mujiono (2000: 249)

mengungkapkan bahwa lengkapnya sarana pembelajaran menentukan kondisi pembelajaran yang baik, meliputi buku pelajaran, buku catatan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah.

Pemanfaatan sarana belajar akan memudahkan anak dalam melakukan aktivitas belajar sehingga anak akan lebih semangat dalam belajar. Kurangnya sarana belajar akan mengakibatkan anak kurang bersemangat atau kurang bergairah sehingga mereka tidak dapat belajar dengan baik. Hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar anak.

Menurut Arsyad (2006: 25-26), pemanfaatan sarana belajar memberikan beberapa manfaat, yaitu :

1. Pemanfaatan sarana belajar dapat memperjelas pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses hasil belajar. 2. Meningkatkan dan menggairahkan perhatian anak sehingga dapat

menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri sesuai dengan kemampun dan minatnya.

3. Memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya, misal melalui karyawisata dan lain-lain.


(37)

14

Proses pembelajaran dapat berhasil dengan baik jika siswa berinteraksi dengan semua alat inderanya. Guru berupaya menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan beberapa indera. Semakin banyak indera yang terlihat dalam menerima atau mengolah informasi, semakin besar pula kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan siswa. Siswa diharapkan dapat menerima dan menyerap dengan baik informasi atau pesan dalam materi yang disajikan. Keterlibatan siswa dalam kegiatan

pembelajaran sangat penting, seperti yang dikemukakan oleh Edgar Dale dalam klasifikasi pengalaman langsung memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pengalaman belajar yang diterima siswa. Belajar tidak dapat dilakukan tanpa adanya sarana belajar yang cukup, semakin lengkap sarana belajar akan membuat seseorang siswa belajar dengan semakin baik.

Hamalik (2009: 08) Terdapat berbagai sarana pembelajaran yang dapat

dimanfaatkan dalam pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, dari yang paling sederhana sehingga media yang sudah canggih, antara lain :

a. Alat Pelajaran

Alat pelajaran adalah alat-alat yang digunakan untuk rekam-merekam bahan pelajaran atau alat pelaksanaan kegiatan belajar. Papan tulis, misalnya termasuk alat pelajaran jika digunakan guru untuk menuliskan materi pelajaran. Termasuk juga kapur dan penghapus papan tulis. Buku tulis, pensil, pulpen atau bolpoint, dan penghapus ( karet stip dan tip’eks), juga termasuk alat pelajaran.

b. Alat Peraga

Alat peraga adalah segala macam alat yang digunakan untuk meragakan objek atau materi pelajaran. “Meragakan” intinya adalah menjadikan sesuatu yang “tak terlihat” menjadi terlihat.


(38)

15

c. Media Pendidikan

Media pendidikan dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berisikan pesan berupa materi pelajaran dari pihak pemberi materi

pelajaran kepada pihak yang diberi pelajaran termasuk buku pelajaran, CD berisi materi pelajaran, rekaman suara yang berupa materi pelajaran, dan sebagainya. Prasarana pendidikan adalah segala macam alat,

perlengkapan, atau benda-benda yang dapat digunakan untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan.

Sarana belajar memegang peranan penting dalam mendukung tercapainya

keberhasilan belajar. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Slamento (2003: 76) untuk dapat beajar efektif diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur misalnya :

a. Ruang belajar harus bersih, tidak ada bau-bauan yang dapat mengganggu konsentrasi pikiran.

b. Ruangan cukup terang, tidak gelap yang dapat mengganggu mata. c. Cukup sarana yang diperlukan untuk belajar misalnya alat pelajaran.

Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution dalam Ria Agus Tari (2006: 10) sarana pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan memperhatikan pemanfaatan sarana belajar yang digunakan. Pemanfaatan sarana belajar dalam pembelajaran diharapkan mampu memberikan kemudahan dalam menyerap materi yang disampaikan.

Hamalik (2004: 51) berpendapat bahwa alat bantu belajar menggunakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa melakukan perbuatan belajar sehingga kegiatan belajar menjadi efektif dan efisien. Dengan demikian sarana


(39)

16

belajar sangat penting dalam menunjang dan memperlancar proses belajar siswa, karena dengan tersedianya sarana belajar yang lengkap atau memadai maka siswa akan dapat belajar dengan baik, begitu juga sebaliknya.

Menurut Imron (1996: 35), sarana belajar adalah alat bantu yang termasuk unsur dinamis dalam belajar kedudukannya juga penting, dapat membantu kegiatan belajar anak.

Hamalik (2004: 48) berpendapat bahwa tersedianya sarana dan alat-alat yang diperlukan, bahan dan alat-alat itu menjadi sumber belajar dan sebagai pembantu dalam proses pembekajaran siswa tersebut. Kekurangan dalam hal-hal tersebut setidaknya akan turut menghambat kelancaran belajar anak.

Nasution (2005: 76) mengemukakan bahwa untuk memperbaiki mutu pengajaran harus didukung oleh berbagai fasilitas, sumber, dan tenaga pembantu. Antara lain yang diperlukan adalah sumber-sumber dan alat-alat yang cukup untuk

memungkinkan murid belajar secara individual. Kekurangan sarana belajar dapat membawa akibat negatif bagi siswa, misalnya siswa tidak bisa belajar secara baik, sehingga hasil belajar yang tinggi akan sulit dicapai.

Menurut Surya (2004: 91) peralatan atau perlengkapan belajar siswa yang harus disediakan diantaranya: buku tulis, pulpen, tinta, pensil, penggaris, penghapus, busur, perekat, kertas, jangka, pensil warna, dan lain-lain.


(40)

17

Berdasarkan pendapat tersebut bahwa pemanfaatan sarana belajar merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan belajar, sebab aktivitas belajar anak akan berjalan dengan baik apabila ditunjang oleh sarana belajar yang baik dan memadai sebaliknya bila tidak ada sarana prasarana yang baik menyebabkan siswa akan terhambat dan juga terganggu dalam kegiatan belajar, sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yang diperoleh.

Diantara sekian banyak penyebab keberhasilan dalam belajar adalah pemanfaatan sarana belajar di sekolah harus sesuai dengan tujuan yamh ingin dicapai dan memperhatikan kriteria pemilihan sarana tersebut. Dengan pemahaman dan penyerapan yang baik, siswa akan menerima pesan yang ingin disampaikan oleh guru, hal ini akan membuat siswa akan terus termotivasi untuk belajar tanpa merasa bosan atau jenuh. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto ( 2003: 28) yang mengungkapkan syarat keberhasilan belajar :

1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.

2. Dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam para siswa.


(41)

18

2.1.2 Motivasi belajar

Motivasi berasal dari kata“motive”atau“motion”yang berasal dari bahasa Inggris yang dapat diartikan sebagai daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai tujuan (Sardiman, 2005: 73). Menurut Whittaker dalam Darsono (2001: 61), motivasi adalah suatu istilah yang sifatnya luas yang digunakan dalam psikologi yang meliputi kondisi-kondisi atau keadaan internal yang mengaktifkan atau memberi kekuatan pada organisme dan mengarahkan tingkah laku organisme mencapai tujuan. Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004: 83), motivasi sebagai faktorinner(batin) berfungsi

menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar.

Sedangkan menurut Sardiman (2006: 75) dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu tercapai.

Sedangkan menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2006: 73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi juga dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.


(42)

19

Motivasi belajar dapat menimbulkan rasa senang dan semangat dalam kegiatan belajar, siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan mendorong mereka melakukan kegiatan belajar dengan skala tinggi. Dengan usaha yang tekun dan dilandasi motivasi yang kuat maka akan menghasilkan prestasi yang baik.

Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman, A.M (2005: 85) bahwa:

“Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi, adanya motivasi yang baik menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan usaha yang tekun dan terutama didasarkan pada motivasi maka seseorang yang belajar akan dapat melahirkan prestasi yang baik”.

Menurut Uno (2008: 23), hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator dan unsur yang mendukung. Sedangkan menurut Djaali (2007: 101), motivasi adalah kondisi psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan (kebutuhan).

Menurut Hamalik (2009: 108), fungsi motivasi, yaitu.

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.

c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai penggerak bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Motivasi sangat penting manfaatnya untuk mencapai hasil belajar atau presatsi belajar sesuai dengan yang diharapkan.


(43)

20

Slameto (2003: 11-12) mengungkapkan beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi adalah melalui mengajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberikan stimulus baru misalnya memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik, memberikan kesempatan peserta didik untuk menyalurkan keinginan belajarnya, menggunakan media dan alat bantu yang menarik perhatian peserta didik seperti gambar, foto, diagram dan sebagainya. Secara umum peserta didik akan terangsang untuk belajar (terlibat aktif dalam pengajaran) apabila ia melihat bahwa situasi pengajaran memuaskan diri peserta didik sesuai dengan kebutuhan.

Sardiman (2008: 75) mengemukakan bahwa motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Perananya yang khas adalah dalam penumbuhan gairah merasa senang dan semangat untuk belajar. Sedangkan Suryabrata (2003: 70) mengemukakan bahwa motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi belajar seseorang tercermin dari aktivitas belajarnya. Motivasi berkaitan erat dengan situasi pada saat pencapaian tujuan itu laksanakan. Oleh karena itu, situasi yang berbeda dapat menimbulkan motivasi yang berbeda pula. Definisi motivasi menurut Whittaker dalam Soemanto (2002: 25) bahwa motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut.


(44)

21

Menurut Whittaker dalam Darsono (2001: 61), motivasi adalah suatu istilah yang sifatnya luas yang digunakan dalam psikologi yang meliputi kondisi-kondisi atau keadaan internal yang mengaktifkan atau memberi kekuatan pada organisme dan mengarahkan tingkah laku organisme mencapai tujuan. Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004: 83), motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi

menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar.

Menurut Latief (2005: 65) motivasi adalah suatu proses untuk menggerakkan motif-motif menjadi perilaku yang mengatur perilaku untuk memuaskan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan. Menurut Hamalik (2001: 158), motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Menurut Sardiman (2006: 83) bahwa motivasi yang ada dalam diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses).

d. Mempunyai orientasi ke masa depan. e. Lebih senang bekerja mandiri.

f. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

g. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu) h. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini.

i. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Sedangkan Hamalik (2001: 108) mempunyai pendapat bahwa“Motivasi menentukan tingkat berhasilnya atau gagalnya perbuatan dan prestasi belajar


(45)

22

siswa, belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal”. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat disusun indikator-indikator motivasi belajar yaitu:

1. Siswa mempunyai keinginan untuk belajar

2. Siswa mempunyai kemauan untuk memecahkan masalah

3. Siswa mempunyai ketekunan dan tanggung jawab untuk memecahkan masalah

4. Siswa mempunyai perhatian dan rasa senang dalam belajar 5. Siswa mempunyai semangat yang tinggi dalam belajar 6. Siswa mempunyai dorongan untuk bersikap aktif 7. Siswa mempunyai keinginan untuk bersaing

Setiap siswa mempunyai hambatan dan kesulitan masing-masing dalam belajar. Selama siswa memiliki kemauan dan motivasi belajar yang kuat selama itu pula segala hambatan dan kesulitan dalam proses belajar dapat diatasi atau setidaknya dapat dicegah agar tidak sampai menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi siswa yang bersangkutan. Sesungguhnya kemauan atau motivasi itu merupakan motor penggerak pertama dan utama dalam proses belajar.

Semua perbuatan memiliki motif tertentu. Demikian pula halnya dengan siswa dalam belajar agar hasil belajar siswa meningkat dapat diupayakan dengan membangkitkan motivasi belajar siswa yang bersangkutan.

Selanjutnya menurut Syarifudin (2005: 69)

“Ada beberapa cara untuk mengembangkan motivasi belajar siswa dalam belajar diantaranya:


(46)

23

2. Memperjelas tujuan yang hendak dicapai 3. Merangsang pencapaian kegiatan

4. Memberikan contoh yang positif 5. Berikan hasil kerja yang telah dicapai

Menurut Sadirman (2000: 82) adapun ciri seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi adalah:

1. Tekun menghadapi tugas dan tidak pernah berhenti sebelum selesai 2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah 4. Lebih senang bekerja mandiri

5. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini

6. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

Menurut Hakim (2000: 30-31), motivasi belajar seorang siswa dapat

dibangkitakan dengan mengusahakan agar siswa memiliki motif intrinsik dan entrinsik dalam belajar. Adapun cara menimbulkan motif intrinsik adalah:

a. Memahami manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari setiap pelajaran atau kuliah.

b. Memilih bidang studi yang paling disenangi dan paling sesuai dengan minat.

c. Memilih jurusan bidang studi yang sesuai dengan bakat dan pengetahuan. d. Memilih bidang studi yang paling menunjang masa depan.

Untuk membangkitkan motif ekstrinsik dapat dilakukan dengan memiliki berbagai keinginan untuk membangkitkan motivasi belajar, yaitu:

1. Keinginan mendapatkan ujian yang baik 2. Keinginan menjadi juara kelas atau umum 3. Keinginan naik kelas atau lulus ujian

4. Keinginan menjaga harga diri atau gengsi, misalnya untuk dianggap sebagai orang pandai

5. Keinginan untuk menang bersaing dengan orang lain 6. Keinginan menjadi siswa atau mahasiswa teladan


(47)

24

7. Keinginan untuk dapat memenuhi persyaratan dalam memasuki pendidikan lanjutan

8. Keinginan untuk menjadi sarjana

9. Keinginan untuk dikagumi sebagai orang yang berprestasi

10. Keinginan untuk menutupi atau mengimbangi kekurangan tertentu yang ada dalam diri siswa

11. Keinginan untuk melaksanakan anjuran atau dorongan dari orang lain seperti orang tua, kakak, teman akrab, guru dan orang lain yang disegani serta mempunyai hubungan erat

Selanjutnya menurut pendapat Ali Imron (2005: 31-32), terdapat berapa upaya yang dapat ditempuh untuk memotivasi siswa dalam proses belajar mengajar antara lain:

1. Dengan memberikan kebiasaan kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan si anak ( dengan pengajaran, mendidik anak dengan memberi latihan-latihan praktis, berwujud keterampilan)

2. Bantulah siswa untuk merumuskan tujuan belajarnya

3. Tunjukkan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas siswa capai.yang dapat mengarahkan bagi pencapaian tujuan belajarnya

4. Memberikan hadiah penghargaan atas keberhasilan yang telah

Selain itu, dalam proses belajar mengajar disekolah guru juga berperan penting dalam memotivasi siswa belajar seperti dikemukakan oleh Slameto (3003:99) yaitu membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar, menjelaskan secara konkret kepada siswa dapat merangsang untuk mencapai prestasi yang lebih baik dikemudian hari dan membentuk kebiasaan belajar yang baik.

Motivasi memiliki peranan penting yang sangat penting yang merupakan pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu demi mencapai tujuan.

Sehubungan dengan fungsi motivasi Rohani dan Ahmadi (2005: 11) menyebutkan fungsi motivasi sebagai berikut :


(48)

25

1. Memberikan semangat dan mengaktifkan peserta didik supaya tetap berminat san siaga

2. Memusatkan perhatian peserta didik pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar

3. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dari hasil jangka panjang

Setiap siswa mempunyai hambatan dan kesulitan masing-masing dalam belajar. Selama siswa memiliki kemauan dan motivasi belajar yang kuat maka segala hambatan dan kesulitan dalam proses belajar di sekolah dapat teratasi atau setidaknya dapat dicegah agar tidak sampai menimbulkan kerugian pada siswa yang bersangkutan.

Menurut Cronbach, Harold Spears, dan Geoch dalam Sardiman (2008: 20) a. Cronbach memberikan definisi belajar adalah“Learning is shown by a

change in behavior as a result of experience”.

Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman.

b. Harold Spears memberikan batasan“Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction”.

Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.

c. Geoch, mengatakan :“Learning is a change in performance as a result of practice”.

Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek. Dari katiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain

sebagainya. Belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami dan melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu


(49)

26

sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang individu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan lingkungan.

Masih menurut Sardiman (2005: 85), seseorang melakukan suatu usaha yang baik akan menunjukan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan usaha yang tekun dan terutama didasarkan pada motivasi, maka seseorang yang belajar akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Menurut Hakim (2000: 30-31), motivasi belajar seorang siswa dapat dibangkitkan dengan mengusahakan agar siswa memiliki motif intrinsik dan entrinsik dalam belajar.

Adapun cara menimbulkan motif intrinsik adalah.

a. Memahami manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari setiap pelajaran atau kuliah.

b. Memilih bidang studi yang paling disenangi dan paling sesuai dengan minat. c. Memilih jurusan bidang studi yang sesuai dengan bakat dan pengetahuan. d. Memilih bidang studi yang paling menunjang masa depan.

Untuk membangkitkan motif ekstrinsik dapat dilakukan dengan memiliki berbagai keinginan untuk membangkitkan motivasi belajar adalah.

1. Keinginan mendapatkan ujian yang baik 2. Keinginan menjadi juara kelas atau umum 3. Keinginan naik kelas atau lulus ujian

4. Keinginan menjaga harga diri atau gengsi, misalnya untuk dianggap sebagai orang pandai

5. Keinginan untuk menang bersaing dengan orang lain 6. Keinginan menjadi siswa atau mahasiswa teladan

7. Keinginan untuk dapat memenuhi persyaratan dalam memasuki pendidikan lanjutan

8. Keinginan untuk menjadi sarjana


(50)

27

10. Keinginan untuk menutupi atau mengimbangi kekurangan tertentu yang ada dalam diri siswa.

11. Keinginan untuk melaksanakan anjuran atau dorongan dari orang lain seperti orang tua, kakak, teman akrab, guru dan orang lain yang disegani serta mempunyai hubungan erat.

Menurut Sardiman (2006: 92-95), ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar di sekolah.

1. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Bagi siswa angka-angka itu merupakan motivasi yang kuat. Sehingga yang biasa dikejar siswa adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angka-angkanya baik.

2. Hadiah

Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik perhatian bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat dalam pekerjaan tersebut.

3. Saingan atau kompetitor

Saingan atau kompetitor dapat dijadikan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar.

4. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerima sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan

mempertaruhkan harga diri adalh sebagai salah sau bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya.

5. Memberi ulangan

Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Memberi ulangan seperti juga merupakan sarana motivasi.

6. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan apalagi kalau terjadi kemajuan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui grafik hasil belajar semakin meningkat maka ada motivasi dalam diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.


(51)

28

7. Pujian

Pujian ini merupakan suatu bentukreinforcementyang positif dn sekaligus merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat yang

menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

8. Hukuman

Hukuman sebagaireinforcementyang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

9. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik memang ada motivasi untuk belajar sehingga hasilnya akan baik.

10. Minat

Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat.

11. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang hendak dicapai, karena dirasa berguna dan menguntungkan maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

Menurut Sardiman (2001: 88), bahwa motivasi dapat dibedakan menjadi. 1. Motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya

tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

2. Motivasi ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.

Berdasarkan uraian di atas, maka motif intrinsik dan ekstrinsik sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran, karena peranan motivasi bagi siswa atau mahasiswa adalah mengarahkan serta menjaga ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar sehingga hasil belajarnya akan baik.


(52)

29

2.1.3 Prestasi Belajar

Setelah belajar individu mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Setelah belajar maka memperoleh prestasi belajar yang berupa kapabilitas untuk mengetahui dan mengerti konsep. Timbulnya kapabilitas tersebut karena adanya stimulus yang berasal dari lingkungan dan dari memproses kognitif yang

dilakukan siswa. Belajar merupakan suatu proses usaha seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Slameto 2003: 3).

David Mc Clelland mengusulkan tiga motif kebutuhan, yakni :

afiliasi (kebutuhan sosial), kekuasaan (keinginan untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain), dan pencapaian prestasi (keinginan untuk memenuhi kegiatan yang bernilai).

Kebutuhan untuk berprestasi yang dilambangkan dengann-Ach atauneed for Achievmentadalah salah satu dasar kebutuhan manusia dan sama dengan motif-motif lainnya. Kebutuhan untuk prestasi ini adalah hasil dari pengalaman sosial sejak kanak-kanak. Jadi, berbagai faktor sosial yang mempengaruhi cara-cara memelihara anak, selanjutnya akan membantu atau merintangi perkembangan pertumbuhan untuk berprestasi.

Kebutuhan untuk berprestasi ini juga adalah fungsi dari bermacam-macam bahan bacaan yang disodorkan kepada anak. Bila kebutuhan berprestasi ini sangat berkembang, maka individu akan menunjukkan perilaku yang tepat, mewujudkan semangat kewiraswastaan, dan karena itu akan bertindak sedemikian rupa untuk memajukan perkembangan ekonomi.


(53)

30

Sedangkan menurut Tu’u (2004:75)merumuskan prestasi belajar sebagai berikut: a. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika

mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. b. Prestasi belajar siswa tersebut terutama di nilai aspek kognitifnya karena

bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sentesa, dan evaluasi.

c. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan tes atau ujian yang ditempuh.

Sadirman (2006: 38) mengatakan bahwa.

“Prestasi belajar dipengaruhi oleh subjek belajar dengan dunia fisik dan

lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari”.

Menurut Euis Hendrawati (2004: 20) pengertian belajar dan karakteristik prestasi belajar adalah sebagai berikut:

a. Prestasi belajar merupakan suatu perubahan yang measurable (dapat diukur). Untuk mengukur perubahan perilaku tersebut dapat dilakukan dengan tes hasil belajar(achievment).

b. Prestasi menunjukkan kepada individu sebagai sebab artinya individu sebagai pelakunya.

c. Prestasi belajar dapat dievaluasi tinggi rendahnya berdasarkan atas kriteria yang ditetapkan menurut standar maupun yang ditetapkan menurut

kelompok.

d. Prestasi belajar menunjukkan kepada hasil dari kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan disadari.

Berdasarkan uraian di atas, maka prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai setelah mengikuti proses pembelajaran yang dapat diukur melalui tes yang berupa pertanyaan atau tugas individu. Selain itu, pendorong utama untuk memperoleh prestasi yang baik harus ditunjang dengan motivasi belajar yang tinggi serta selalu memanfaatkan kesempatan belajar dengan sebaik-baiknya.


(54)

31

Sarana yang memadai juga memiliki andil yang besar dalam menciptakan prestasi yang ingin dicapai.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Mujiono (2002: 236) adalah:

1. Faktor internal yaitu faktor yang dialami dan dihayati siswa seperti sikap belajar,motivasi, konsentrasi, intelegensi, rasa percaya diri dan kebiasaan belajar.

2. Faktor eksternal yaitu faktor dari luar yang berpengaruh pada aktifitas belajar seperti guru, sarana dan prasarana, lingkungan, dan kurikulum sekolah.

Hal tersebut dipertegas oleh Muhibin Syah (2003: 213), yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari:

1. Faktor dalam diri siswa, yakni keadaan atau kondisi jasmaniah dan rohaniah siswa, meliputi tingkat kecerdasan, sikap siswa, motivasi belajar, minat siswa, dan bakat siswa.

2. Faktor dari luar diri siswa, yakni kondisi lingkungan disekitar siswa meliputi lingkungan sosial dan non sosial.

Faktor-faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode belajar yang digunakan untuk melakukan kegiatan


(55)

32

2.2 Penelitian Yang Relevan

Tabel 2. Penelitian yang relevan

No. Nama Judul Hasil

1. Agus Mulyanto (2011)

Pengaruh Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Semester Genap di SMA Negeri 1 Kalirejo Tahun Pelajaran 2009/2010.

ada pengaruh yang signifikan antara disiplin belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS semester genap di SMA Negeri 1 Kalirejo tahun pelajaran 2009/2010 yang dibuktikan dengan hasil perhitungan uji F

yang menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel atau 38, 457 > 3, 957.

2. Misfi Laili Rohmi (2010)

Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar Mahasiswa Terhadap Prestasi Belajar Pengantar Akuntansi Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Unila Angkatan 2007 Non Reguler Tahun Akademik 2008/2009

ada pengaruh positif motivasi belajar dan cara belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar pengantar akuntansi pada mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi FKIP Unila angkatan 2007 Non Reguler tahun akademik 2008/2009 dengan kadar determinasi sebesar 52, 3%. 3 Christine Natalia

Eva Santi (2009)

Hubungan Antara Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA Kristen 3 Bandarjaya Tahun Pelajaran 2008/2009

ada pengaruh yang signifikan antara ketersediaan sarana belajar di rumah dan motivasi belajar dengan prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Kristen 3 Bandarjaya tahun pelajaran 2008/2009.


(56)

33

2.3 Kerangka Pikir

Tingkat keberhasilan siswa dalam belajar tergantung dari proses kegiatan belajar dari siswa sendiri ataupun proses belajar mengajar yang diberikan guru di sekolah. Selain itu, keberhasilan siswa dalam belajar pun dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu pemanfaatan sarana belajar di sekolah (X1), dan motivasi belajar (X2). Hal ini sesuai dengan pendapat Cipta Ginting (2002:34), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:

1. Faktor dari dalam termasuk kecerdasan, bakat, minat, dan perhatian serta motivasi.

2. Faktor dari luar termasuk lingkungan fisik, dan sosial.

Pemanfaatan sarana belajar di sekolah merupakan faktor penting dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan adanya sarana yang memadai dapat membantu memperlancar serta mempermuda proses pembelajaran. Apabila sarana di rumah kurang memadai, maka dapat menimbulkan rasa malas atau emggan untuk mengulang kembali materi yang diperoleh pada jam pelajaran di sekolah. Jika hal ini terjadi, maka prestasi siswa akan sulit dicapai dan cenderung semakin menurun.

Faktor lain yang ikut berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah motivasi. Motivasi yang tinggi akan mendorong siswa untuk belajar secara aktif dan penuh rasa tanggung jawab, sehungga akan mendapatkan prestasi yang memuaskan.


(57)

34

Motivasi yang mendorong siswa dalam belajar ada dua macam yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri siswa dan motivasi yang berasal dari luar diri siswa tersebut.

Menurut pendapat Mujiono (2004: 236) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain:

1. Faktor internal yaitu faktor yang dialami dan dihayati siswa seperti sikap belajar, motivasi, konsentrasi, rasa percaya diri, intelegensi, cita-cita belajar dan kebiasaan belajar.

2. Faktor eksternal yaitu faktor dari luar yang berpengaruh pada aktivitas belajar seperti guru, sarana dan prasarana, lingkungan, dan kurikulum sekolah.

Berdasarkan uraian di atas tersebut maka kerangka pikir pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Skema Hubungan Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Pengantar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 2

Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah (X1)

Prestasi Belajar Pengantar Akuntansi (Y)

Motivasi Belajar Siswa (X2)


(58)

35

2.4 Hipotesis

Menurut Sudjana (2002: 121) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah dalam penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Ada hubungan antara pemanfaatan sarana belajar di sekolah dengan prestasi belajar pengantar akuntansi siswa kelas XI IPS 2 semester ganjil SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan tahun pelajaran 2014/2015.

2. Ada hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar pengantar akuntansi siswa kelas XI IPS 2 semester ganjil SMA Negeri 1 Natar

Lampung Selatan tahun pelajaran 2014/2015.

3. Ada hubungan antara pemanfaatan sarana belajar di sekolah dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar pengantar akuntansi siswa kelas XI IPS 2 semester ganjil SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan tahun pelajaran 2014/2015.


(59)

38

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatanex post factodan survei.

Menurut Sugiyono (2005: 7) penelitianex post factoyaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Menurut Sugiyono (2005: 7), penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipeljari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

3.2 Populasi dan Sampel

Bagian ini akan mengemukakan secara lebih rinci tentang populasi dan sampel dalam penelitian ini. Pada pembahasan sampel akan dibagi tentang teknik penentuan besarnya sampel dan teknik pengambilan sampel tersebut. Adapun penjelasannya lebih rinci akan dijelaskan berikut ini.


(60)

37

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakterisitk tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Gadingrejo tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 161 siswa. Seperti yang terlihat dalam Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2011/2012

No. Kelas Jumlah Siswa Laki-Laki Perempuan

1 VIIIA 41 12 29

2 VIIIB 40 13 27

3 VIIIC 40 12 28

4 VIIID 40 10 30

Jumlah 161 siswa 47 114

Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 2 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2011/2012

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 118). Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi digunakan rumus Cochran yang didasarkan pada jenis kelamin sebagai berikut.

Keterangan:

n = Jumlah sampel minimal N = Ukuran populasi

t = Tingkat kepercayaan (digunakan 0,95 sehingga nilai t = 1,96) d = Taraf kekeliruan (digunakan 0,05)


(61)

37

q = 1–p

1 = Bilangan konstan (Sudarmanto, 2011).

Berdasarkan rumus di atas besarnya sampel dalam penelitian ini sebagai berikut,

p = =0,2919 (Proporsi untuk siswa laki-laki)

q = 1–0,2919 = 0,7081 (Proporsi untuk siswa perempuan) t2.p.q = 1,962x 0,2919 x 0,7081 = 0,7940

d2= 0,052= 0,0025

Jadi, besarnya sampel dalam penelitian adalah ini 108 siswa. Dengan menggunakan rumus Cochran ini maka dalam menentukan besarnya sampel mempertimbangkan atau memasukkan karakter yang terdapat pada populasi sehingga diharapkan penentuan besarnya sampel tersebut akan dapat

mencerminkan kondisi populasi yang sebenarnya. 3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalahprobability sampling

dengan menggunakanproposional random sampling. Teknik probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2010: 120). Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proposional agar sampel yang diambil lebih proposional (Nazir. 2003: 82) hal ini dilakukan dengan cara:


(62)

37

Tabel 4. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Kelas

Kelas Banyak Sampel Proporsi

Jumlah Persentase (%) Laki-laki Perempuan X1 04 , 8 12 161 108 

 28 18,78

161 108

 8 + 19 = 27 25% X2 39 , 9 14 161 108 

 26 17,44

161 108

 9 + 18 = 27 25% X3 70 , 6 10 161 108 

 30 20,12

161 108

 7 + 20 = 27 25% X4 37 , 7 11 161 108 

 29 19,45

161 108

 7 + 20 = 27 25%

Jumlah 108 100%

3.3 Variabel Penelitian

Penelitian ini terdapat dua macam variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi yang akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2005: 33). Variabel bebasa dalam penelitian ini adalah cara belajar (X1), motivasi belajar (X2), dan ketersediaan sarana belajar di rumah (X3), sedangkan variabel terikat yaitu hasil belajar (Y).

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel berarti mendefinisikan secara operasional suatu konsep sehingga dapat diukur, dicapai dengan melihat pada dimensi tingkah laku atau properti yang ditunjukkan oleh konsep, dan mengkategorikan hal tersebut menjadi elemen yang dapat diamati dan dapat diukur (Kasinu, 2007: 179).


(63)

37

Cara belajar merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan kegiatan belajar, misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar, mengikuti pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar mereka, cara mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan menentukan kualitas hasil belajar yang diperoleh. Cara belajar yang baik akan menyebabkan berhasilnya belajar, sebaliknya cara belajar yang buruk akan menyebabkan kurang berhasil atau gagalnya belajar.

3.4.2 Motivasi Belajar

Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu tercapai.

3.4.3 Sarana Belajar

Sarana belajar adalah peralatan belajar siswa yang dibutuhkan dalam proses belajar agar pencapaian tujuan belajar dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien. Kelengkapan fasilitas belajar di rumah sangat diperlukan oleh siswa untuk belajar, misalnya: sarana belajar yang meliputi meja, kursi, lemari/rak buku, ruangan alat-alat tulis dan gambar serta penerangan.

3.4.4 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar mengajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku


(64)

37

yang baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Berdasarkan definisi - definisi yang dikemukan di atas maka untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan tabel yang menggambarkan definisi operasianal variabel tentang variabel-variabel, indikator- indikator, dan sub indikator yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini.

Tabel 5. Indikator dan Sub Indikator Variabel

Variabel Indikator Sub Indikator Skala

Cara Belajar (X1)

1. Mengatur waktu belajar

2. Membaca dan membuat catatan

3. Mengulangi materi yang telah diajarkan di sekolah

4. Fokus

5. Mengerjakan tugas

a. Membuat jadwal belajar b. Kedisiplinan dalam

melaksanakan jadwal tersebut

a. Membaca buku pelajaran dan catatan yang dimiliki b. Membuat catatan penting

mengenai pelajaran

a. Mengulangi pelajaran b. Menghafal catatan yang

dimiliki

a. Memusatkan perhatian dan pikiran untuk belajar b. Menciptakan suasana

yang tenang saat belajar

a. Mengerjakan tugas dengan baik

b. Mengumpulkan tugas ndengan tepat waktu

Interval dengan pendekatan Rating Scale Motivasi Belajar (X2)

1. Durasi belajar

2. Frekuensi belajar

3. Persistensi pada kegiatan belajar

a. Menentukan lama belajar setiap harinya

a. Banyaknya belajar setiap minggunya

a. Mengerjakan soal-soal latihan

b. Mempunyai keinginan untuk memahami materi

Interval dengan pendekatan Rating Scale


(65)

37 4. Ketabahan, keuletan

dan kemampuan menghadapi rintangan dan kesulitan

5. Devosi dan

pengorbanan untuk mencapai tujuan

6. Tingkat aspirasi yang hendak ingin dicapai dengan kegiatan yang dilakukan

7. Tingkat kualifikasi prestasi

8. Arah sikap terhadap sasaran belajar

a. Mampu mengatasi masalah yang dihadapi b. Tidak mudah putus asa

a. Memanfaatkan waktu luang untuk belajar b. Mengurangi waktu

bermain untuk belajar

a. Mendapatkan nilai yang baik

b. Naik kelas

c. Meraih cita-cita yang diinginkan

a. Menargetkan pencapaian belajar yang harus diperoleh

b. Mempunyai perencanaan prestasi belajar yang akan dicapai

a. Mempunyai rasa daya

saing untuk lebih unggul b. Memiliki sikap optimis

untuk memperoleh prestasi yang tinggi c. Bersikap sportif dalam

bersaing Sarana

Belajar (X3)

1. Ruang belajar

2. Buku

3. Alat belajar

a. Memiliki ruang belajar b. Penerangan dalam ruang

belajar

c. Kebersihan dalam ruang belajar

d. Keadaan ruang belajar e. Sirkulasi udara yang baik

a. Memiliki buku pelajaran sebagai media untuk belajar

b. Memiliki buku catatan dan buku latihan

a. Memiliki alat-alat tulis yang lengkap

b. Memiliki peralatan belajar

Interval dengan pendekatan Rating Scale


(66)

37

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

3.5.1 Observasi

Observasi merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian yaitu mengamati proses kegiatan belajar mengajar dan aktivitas pembelajaran di SMP Negeri 2 Gadingrejo.

3.5.2 Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2010:317). Wawancara digunkan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.

3.5.3 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan (Koestoro dan Basrowi, 2006: 142). Dokumemtasi digunakan untuk memperoleh data

keadaan siswa, sejarah atau gambaran sekolah dan hasil belajar IPS terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Gadingrejo tahun pelajaran 2011/2012.


(67)

37

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2010: 199). Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk mendapatkan informasi atau data cara belajar, motivasi belajar siswa, dan ketersediaan sarana belajar di rumah.

3.6 Uji Persyaratan Instrumen

Alat ukur atau instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk

mendapatkan data penelitian. Sedangkan pengumpulan data yang baik akan dapat dipergunakan untuk pengumpulan data yang obyektif dan mampu menguji

hipotesis penelitian. Ada dua syarat pokok untuk dapat dikatakan sebagai alat pengumpulan data yang baik, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.

3.6.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh Paerson dalam Sudarmanto(2005: 79), yang dikenal dengan rumus korelasiproduct momentsebagai berikut.

  

 

2 2

2

 

2

Y N X -X N X -XY N r

 

Y Y xy


(68)

37

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = Jumlah sampel

X = Skor butir soal Y = Skor total

Dengan kriteria pengujian apabila rhitung> rtabel dengan α0,05 maka alat ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila rhitung< rtabelmaka alat ukur tersebut adalah tidak valid (Arikunto, 2009: 72).

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil uji coba angket pada variabel X1, X2, X3, dan Y kepada 30 responden, setelah dilakukan perhitungan dengan

menggunakan perangkat lunak SPSS. Hasil perhitungan kemudian dicocokkan dengan tabel rProduct Momentdengan α 0,05adalah 0,311 maka diketahui hasil perhitungan sebagai berikut.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka reliabilitas adalah ketetapan suatu hasil tes tanpa adanya perubahan yang terjadi (Arikunto, 2009: 86).

Pengukuran reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha sebagai berikut.

          

2

2

11 1

-1 -n n r t i σ σ Keterangan :

r11 = Reliabilitas instrumen

2

i

σ = Skor tiap-tiap item n = Banyaknya butir soal


(69)

37

2

t

σ = Varians total

Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha adalah apabila rhitung> rtabel, maka alat ukur tersebut reliabel dan juga sebaliknya, jika rhitung< rtabelmaka alat ukur tidak reliabel.

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks r11 sebagai berikut:

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : kurang

Antara 0,000 sampai dengan 0,100 : sangat rendah (Arikunto, 2009: 109).

3.7 Uji Persyaratan Statistik Parametrik

Untuk menggunakan alat analisis statistik parametrik selain diperlukan data yang interval dan rasio juga harus diperlukan persyaratan uji normalitas dan

homogenitas.

3.7.1 Uji Normalitas

Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan statistik parametrik yaitu uji normalitas data populasi. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas distribusi data populasi dilakukan dengan menggunakan ststistikKolmogorov-Smirnov. Alat uji ini biasa disebut dengan uji K-S.


(70)

37

Untuk menguji normalitas distribusi data populasi diajukan hipotesis sebagai berikut.

Ho: Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha: Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Kriteria pengujian:

Menggunakan nilai Asymp. Sig. (2-tailed). Apabila menggunakan ukuran ini maka harus dibandingkan dengan tingkat alpha yang ditetapkan sebelumnya. Karena α yang ditetapkan sebesar 0,05 (5 %), tidak maka kriteria pengujian yaitu.

1. Tolak Hoapabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 berarti sampel normal.

2. Terima Hoapabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 berarti distribusi sampel adalah normal (Sudarmanto, 2005 : 105-108).

3.7.2 Uji Homogenitas

Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan statistik parametrik yaitu uji homogenitas. Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data sampel yang diperoleh berasal dari populasi yang bervarians homogen atau tidak. Untuk melakukan pengujian homogenitas populasi diperlukan hipotesis sebagai berikut.

Ho: Data populasi bervarians homogen Ha: Data populasi tidak bervarians homogen


(1)

37 JKreg = Jumlah kuadrat regresi

JKres = Jumlah kuadrat residu k = Jumlah variabel bebas n = Jumlah sampel

Kriteria pengujian hipotesis adalah tolak Ho jika Fhitung>Ftabeldan jika Ftabel> Fhitung dan terima Ho, dengan dk pembilang = K dan dk penyebut = n–k–1 dengan α = 0,05. Sebaliknya diterima jika Fhitung< Ftabel.


(2)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara pemanfaatan sarana belajar dengan prestasi belajar pengantar akuntansi siswa XI IPS 2 SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2014/2015. Jika pemanfaatan sarana belajar siswa efektif, maka hal tersebut akan mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah. Sebaliknya jika pemanfaatan sarana belajar siswa tidak efektif, maka hasil belajar akan rendah.

2. Ada hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar pengantar akuntansi siswa kelas XI IPS 2 semester ganjil SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2014/2015. Jika motivasi belajar siswa tinggi, maka hasil belajar siswa meningkat. Sebaliknya, jika motivasi belajar siswa masih rendah, maka hasil belajarnya akan rendah.

3. Ada hubungan yang positif antara pemanfaatan sarana belajar, dan motivasi belajar, dengan prestasi belajar pengantar akuntansi siswa kelas XI IPS 2 semester ganjil SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2014/2015.


(3)

86

4. Jika pemanfaatan sarana belajar efektif, dan motivasi belajar tinggi, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika pemanfaatan sarana belajar siswa tidak efektif, dan motivasi belajar rendah, maka hasil belajar yang diperoleh siswa akan rendah.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pemanfaatan sarana belajar, dan motivasi belajar hasil belajar ekonomi siswa kelas XI semester ganjil SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015, maka peneliti menyarankan sebagai berikut.

1. Siswa sebagai peserta didik, hendaknya senantiasa membiasakan diri untuk menerapkan cara belajar yang efektif seperti mengatur jadwal belajar secara teratur, mengerjakan tugas dengan baik dan mengumpulkan tugas tersebut dengan tepat waktu, mencatat materi-materi yang dianggap penting serta membaca buku-buku di perpustakaan untuk menambah wawasan. 2. Siswa sebagai peserta didik, hendaknya dapat meningkatkan motivasi

belajar karena motivasi belajar merupakan modal awal untuk meningkatkan hasil belajar. Untuk hasil belajar yang maksimal, siswa diharapkan memiliki motivasi belajar tinggi.

3. Siswa diharapkan memiliki sarana belajar yang memadai di rumah sebagai instrumen penunjang siswa dalam belajar. Tersedianya sarana belajar yang memadai secara tidak langsung akan menimbulkan dalam diri siswa motivasi untuk belajar.


(4)

87

4. Sekolah diharapkan dapat memberikan sarana belajar di sekolah yang diperlukan siswa. Misalnya, ruang multimedia, laboratorium pratek IPA, serta buku-buku di perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Agar siswa dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya di sekolah maupun di rumah.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aadesanjaya.blogspot.com/Pengertian Definisi Hasil Belajar. 2010.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2009.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Bafadal, Ibrahim. 2003.Manajemen Perlengkapan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Basrowi dan Akhmad Kasinu. 2007.Metodologi Penelitian Sosial Konsep, Prosedur dan Aplikasi.Kediri: CV Jenggala Pustaka Utama.

Dimyati. 2000.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008.Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Gie, The Liang. 1984.Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Hamalik, Oemar. 2004.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi angkasa. Imron, Ali. 1996.Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Pustaka Jaya.

Latief, Syarifuddin. 2005.Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Listiana, Febri. 2009.Pengaruh Motivasi, Cara Belajar dan Sikap Siswa atas Guru Mengajar Terhadap Prestasi Belajar IPS Semester Ganjil Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatar Tahun Pelajaran 2008/2009. Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Pardede, Intan Yuliana. 2008. Hubungan antara Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas VII Semester Ganjil di SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2007/2008. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Rohmi, Misfi Laili. 2010.Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar Mahasiswa Terhadap Prestasi Belajar Pengantar Akuntansi Pada


(6)

118 Non Reguler Tahun Akademik 2008/2009.Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Rusman, Tedi. 2011.Modul Aplikasi Statistik Penelitian dengan SPSS. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sardiman.A.K, 2005.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada (Rajawali Pers).

Slameto. 2003.Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudarmanto, R. Gunawan. 2005.Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudarmanto, R. Gunawan. 2011.Penentuan Besarnya Sampel Penelitian

Menggunakan Rumus Cochran. (Online).

(http://blog.unila.ac.id/radengunawans). Diakses 17 November 2011. Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudrajat, Akhmad. 2008. Teori Motivasi

(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/teori-teori-motivasi/). Diakses tanggal 07 Maret 2012.

Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Universitas Lampung. 2011.Format PenulisanKarya IlmiahUniversitas Lampung. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

( http://www.infoskripsi.com/Proposal/Proposal-Skripsi-Pengaruh-Cara-Belajar.html). Diakses tanggal 19 April 2012.

(http://sunartombs.wordpress.com/2008/09/23/motivasi-belajar/). Diakses tanggal 19 April 2012.

( http://rawal06matematika-mathematic.blogspot.com/2010/10/pengaruh-persepsi-kemampuan-mengajar.html). Diakses tanggal 19 April 2012.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 KOTABUMI SEMESTER GANJIL TP 2009/2010

0 7 14

HUBUNGAN ANTARA SARANA BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN DISIPLIN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI EKONOMI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 32 65

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 19 91

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

PENGARUH PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA BELAJAR SEKOLAH DAN AKTIVITAS DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 PAGELARAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 112

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN DISIPLIN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA SWADHIPA BUMISARI NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 11 71

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 202

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

3 12 87

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR PENGANTAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 2 SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

2 12 83

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BANDAR SRIBHAWONO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 4 54