PENINGKATAN KUALITAS GARAM RAKYAT DENGAN PROSES REKRISTALISASI.
PENINGKATAN KUALITAS GARAM RAKYAT
DENGAN PROSES REKRISTALISASI
PENELITIAN
Oleh :
EDDO PRAMANA PUTRA
0931010009
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2012
(2)
PENINGKATAN KUALITAS GARAM RAKYAT
DENGAN PROSES REKRISTALISASI
PENELITIAN
Oleh :
DANAR AJI ADI SAPUTRA
1031210038
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2012
(3)
PENINGKATAN KUALITAS GARAM RAKYAT
DENGAN PROSES REKRISTALISASI
PENELITIAN
Oleh :
EDDO PRAMANA PUTRA
( 0931010009 )
DANAR AJI ADI SAPUTRA ( 1031210038 )
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
”VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2012
(4)
(5)
i Laporan Hasil Penelitian
Daftar Isi, Kata Pengantar
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirobil A’lamin dan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia beserta rahmat-Nya, diberikan kekuatan dan kelancaran dalam menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “Peningkatan Kualitas Garam Rakyat Dengan Proses Rekristalisasi”.
Penyusunan penelitian ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh dalam kurikulum program studi S-1 Teknik Kimia dan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Kimia di Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.
Laporan penelitian dapat tersusun atas kerjasama dan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.
2. Ibu Ir. Retno Dewati, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Ir. Ketut Sumada, MS selaku Dosen Pembimbing Penelitian. 4. Ibu Ir. Mu’tasim Billah, MT selaku Dosen penguji Penelitian. 5. Ibu Ir. Elly Kurniati, MT selaku Dosen penguji Penelitian.
6. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan material dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian.
7. Seluruh teman-teman yang telah memberikan dorongan semangat dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian.
8. Seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan semangat dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian.
(6)
ii Laporan Hasil Penelitian
Daftar Isi, Kata Pengantar
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim Akhir kata, peneliti menyampaikan maaf atas kesalahan yang terdapat dalam laporan penelitian ini, semoga dapat memenuhi syarat akademis dan bermanfaat. Kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan penyusun berikutnya, peneliti mengucapkan terima kasih.
Surabaya, Desember 2012
Peneliti
(7)
iii Laporan Hasil Penelitian
Daftar Isi, Daftar Isi,Gambar dan Tabel
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... .i
KATA PENGANTAR ... .ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR TABEL... vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………...1
1.2 Tujuan Penelitian ... 2
1.3 Manfaat Penelitian ... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebutuhan Garam Nasional ... 4
2.2 Kualitas Garam Indonesia ... 5
2.3 Garam Standart SNI ... 7
2.4 Proses Pemurnian Garam ... 7
2.5 Landasan Teori ... 8
2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas………10
2.7 Sifat-sifat Bahan ………12
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan – Bahan yang Digunakan ... 11
3.2 Alat – Alat yang Digunakan ... 11
3.3 Gambar Susunan Alat ... 12
3.4 Variabel ... 13
3.5 Prosedur Penelitian... 13
3.6 Prosedur Analisa ... 14
3.7 Alur Proses ...15
(8)
iv Laporan Hasil Penelitian
Daftar Isi, Daftar Isi,Gambar dan Tabel
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ... 16
4.2 Pembahasan ... 18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 22
5.2 Saran ... 22
DAFTAR PUSTAKA ... 23
APPENDIKS ... 25
LAMPIRAN ... 29
(9)
v Laporan Hasil Penelitian
Daftar Isi, Daftar Isi,Gambar dan Tabel
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
DAFTAR GAMBAR
Gambar I : Gambar Panen Petani Garam……….……….5 Gambar 2 : Gambar Alat Proses Kimia... 12
Gambar 3 : Gambar Skema Penelitian ... 15
Gambar 4 : Grafik pengaruh penambahan Na2 HPO4, BaCO3 dan waktu
pengadukan terhadap NaCl pada proses rekristalisasi ... 19
Gambar 5 : Grafik pengaruh penambahan Na2 HPO4, BaCO3 dan waktu
pengadukan terhadap konversi Ca pada proses rekristalisasi ... 20
Gambar 6 : Grafik pengaruh penambahan Na2 HPO4, BaCO3 dan waktu
pengadukan terhadap konversi Mg pada proses rekristalisasi ... 21
Gambar 7 : Grafik Pengaruh penambahan Na2 HPO4, BaCO3 dan waktu
pengadukan terhadap konversi SO4 pada proses rekristalisasi ... 22
(10)
vi Laporan Hasil Penelitian
Daftar Isi, Daftar Isi,Gambar dan Tabel
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
DAFTAR TABEL
Tabel I : Tabel kebutuhan garam nasional ………...3
Tabel 2 : Tabel komposisi garam rakyat ... 5
Tabel 3 : Tabel standart SNI garam industri……….……..………..6
Tabel 4 : Tabel analisa garam rakyat………...…16
Tabel 5 : Tabel analisa dengan berbagai variabel………..17
Tabel 6 : Tabel analisa kadar garam setelah proses rekristalisasi…….18
(11)
INTISARI
Indonesia merupakan negara yang mempunyai luas perairan laut yang luas dan potensi air laut yang bisa dibuat menjadi garam. Tetapi kualitas air lautnya untuk diproduksi garam masih kurang maksimal, kadar garam yang ada hanya mencapai antara 80-85% NaCl. Hal ini dikarenakan adanya impuritis seperti ion Mg,Cadan SO4 dalam garam yang membuat kadar garam menjadi kecil. Standart SNI Garam untuk kualitas industri harus minimal mempunyai kadar garam 98.6 %. Apabila kualitas garam yang diproduksi dibawah standart SNI, maka harga garam akan murah sebanding dengan kualitas. Oleh karena itu agar petani garam tidak semakin rugi maka harus dilakukan rekritalisasi garam untuk meningkatkan kadar garam dengan Na2HPO4 dan BaCO3. Tujuannya adalah mengikat impurities pada garam seperti ion Mg,Ca dan SO4 yang terkandung agar memenuhi kualitas Standart SNI garam Industri.
Penelitian ini dilakukan dengan proses rekristalisasi yakni garam rakyat dilarutkan sampai jenuh kemudian disaring hingga filtrat jernih kemudian dengan menambahkan Na2HPO4 dan BaCO3 dalam kondisi PH 10,kemudian dilakukan proses pengadukan dengan kecepatan 350 rpm. Kemudian disaring dan filtratnya dipanaskan kembali sampai terbentuk Kristal garam. mencari komposisi terbaik variasi kosentrasi (2; 4; 6 ;8 ;10 gram ) pemberian Na2HPO4 dan BaCO3 dan waktu pengadukan (15;25;35;45 menit).
Berdasarkan Penelitian yang dilakukan maka di dapatkan, hasil yaitu Proses Rekristalisasi garam saat kondisi Konsentrasi Na2HPO4 dan BaCO3 8 gram dengan waktu pengadukan 35 Menit yaitu kadar garam yang dihasilkan 99,05 %. Hal itu menunjukan dengan cara Rekristalisasi garam rakyat dapat meningkatkan kadar garam yang awalnya hanya 76,46 % menjadi 99,05% yang telah memenuhi Standart Nasional Indonesia (SNI).
(12)
Laporan Penelitian Bab I Pendahuluan
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Garam merupakan salah satu kebutuhan Strategis baik dalam penggunaan dalam masyarakat (rumah tangga) atau dalam penggunaan industri (food). Walaupun Indonesia sebagian besar mempunyai lautan yang luas, tapi kualitas air laut untuk memproduksi garam kualitasnya kurang maksimal, disamping kualitas garam yang berasal dari air laut masih banyak mengandung impuritis, Sekarang juga banyak konsumen lebih banyak yang lebih memilih garam yang berasal dari luar negeri atau garam impor yang kandungan iodiumnya yang tinggi.
Kebanyakan petani garam indonesia memproduksi garam dengan cara tradisional tanpa memperhatikan kualitas produk garam yang dibuatnya. Dalam produksifitas garam mungkin hanya mencapai kulaitas 80-85%. Dibandingkan dengan garam luar negeri yang mampu mendapatkan garam dengan kualitas mencapai 98-99,6 % murni dengan berbagai proses.
Selain itu juga kebutuhan garam nasional dari tahun ketahun semakin meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan industri di Indonesia. Setelah ditinjau bahwa kadar Garam yang memenuhi Standart garam Industri SNI yakni dengan Kadar NaCl (Maks 98,5 %) (SNI 0303-2012). Selain produksi garam rakyat kurang memenuhi standart SNI juga berimbas pada harga yang ditetapkan. Pada kesempatan akan mencoba menemukan solusi bagaimana caranya meningkatkan produksifitas garam petani agar mampu bersaing dengan produk garam impor atau garam luar negeri. (Badan Riset Kelautan dan Perikanan,2009)
(13)
Laporan Penelitian Bab I Pendahuluan
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
2
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Meningkatkan kadar garam rakyat agar sesuai dengan standart SNI Industri
2. Mengetahui jumlah Na2HPO4 dan BaCO3 yang diperlukan sehingga memperoleh kadar garam yang relatif baik .
1.3. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :
1. Memberikan informasi cara pemurnian garam rakyat dengan proses rekristalisasi.
2. Mampu memberikan pengetahuan tentang pembuatan garam yang sesuai dengan standart SNI.
3. Sebagai prospek kedepan dalam pembenahan garam yang memiliki standar dan mutu berkualitas.
(14)
Laporan Penelitian Bab II Tinjauan Pustaka
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kebutuhan Garam Nasional
Pada era globalisasi seperti ini masih banyak mengira bahwa garam yang mempunyai daya beli yang sangat murah bagi siapa kalangan. Pastinya akan mengira bahwa bisnis garam semakin tidak menguntungkan apalagi sumber daya alam berupa air laut yang melimpah sebagai bahan baku produksi garam. Tetapi dalam berbisnis garam juga harus melihat kualitas garam yang produksi apakah garam yang kita produksi sudah memenuhi kretaria standar yang ada, sehingga apabila produk yang tidak dengan standar atau dibawah standar mutu maka akan mengurangi harga jual begitu pula sebaliknya.
Berikut ini adalah data kebutuhan produksi garam Nasional Tabel I Tabel Kebutuhan Garam Nasional
No Tahun Jumlah Kebutuhan Total Kebutuhan Nasional
1 2009
*Untuk Kebutuhan Konsumsi
1.900.000 ton 1.400.000 ton
*Untuk Kebutuhan Industri 1500000 ton
( Data Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan
2 2010
*Untuk Kebutuhan Konsumsi
3.400.000 Ton 1.600.000 Ton
*Untuk Kebutuhan Industri 1.800.000 Ton
( Data Mentri Kelautan dan Perikanan 2010)
3 2011
*Untuk Kebutuhan Konsumsi
3.700.000 Ton 1.700.000 Ton
*Untuk Kebutuhan Industri 2.000.000 Ton
( Data Mentri Kelautan dan Perikanan 2011)
(15)
Laporan Penelitian Bab II Tinjauan Pustaka
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
4
Kebutuhan garam diperkirakan meningkat sejalan dengan perkembangan penduduk dan pertumbuhan industri. Sesuai dengan SK Menteri Perindustrian Nomor 29/M/SK/2/1995 tentang pengesahan serta penerapan Standar Nasional Indonesia kadar NaCl untuk garam industri haruslah 97,46 % . Namun sampai saat ini, semua produksi garam di Indonesia belum memenuhi SNI, sehingga untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, khususnya garam industri, Negara Indonesia masih harus mengimpor (Garam dan Garam Industri,2010).
2.2. Kualitas Garam Indonesia
Garam dapat digolongkan berdasarkan kualitasnya bergantug dari tingkat tingkatan Kadar garam yang didapat, semakin besar kadar garam maka kualitas dapat di golongkan katagori kualitas bagus. Secara umum garam dibedakan menjadi 3 macam menurut kualitasnya seperti :
Garam rakyat dikelompokan 3 jenis yaitu:
1. K-1 yaitu kwalitas yang memenuhi syarat untuk bahan industri dengan komposisi sebagai berikut:
NaCl : 97.46 % CaCl2 : 0.723 % CaSO4 : 0.409 % MgSO4: 0.04 % H2O : 0.63 % Impurities: 0.65 %
2. K-2 yaitu kulitas dibawah K-1, garam jenis ini harus dikurangi kadar berbagai zat agar memenuhi standart sebagai bahan baku industri. Secara fisik garam K-2 berwarna putih agak kecoklatan dan sedikit lembab. 3. K-3 merupakan garam kualitas terendah, tampilan fisik yang putih
kecoklatan dan bercampur lumpur. Pencucian diharapkan dapat meningkatkan kualitas garam rakyat. Pengurangan kandungan MgSO4, MgCl, CaSO4 dengan pencucian diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan dapat memenuhi syarat sebagai bahan baku industri.
(Vita Ageng&Rhiansah Lukman,2010)
(16)
Laporan Penelitian Bab II Tinjauan Pustaka
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
5
Berikut ini adalah gambar Pengambilan Garam Rakyat
Gambar I. Panen Garam Rakyat
Kandungan zat nutrisi yang terdapat pada garam, seperti dapat kita lihat pada Tabel 1 berikut:
Tabel 2.Tabel Kandungan Garam Rakyat.
No Komponen Kadar (%)
1 NaCl 76,46%
2 Ca 1,74 %
3 Mg 0,42%
4 SO4 1,49%
5 Lain-lain 19,88%
Sumber : Balai Pengujian Dan Konsultasi Industri,2012
2.3. Garam Standart SNI
Produksi garam rakyat di Indonesia memiliki Perkembangan ini tidak disertai dengan upaya peningkatan mutu dan hanya menitik beratkan pada jumlah produksi sehingga kebanyakan garam rakyat tidak memenuhi syarat baik untuk
(17)
Laporan Penelitian Bab II Tinjauan Pustaka
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
6
konsumsi maupun untuk industri. Walaupun dalam U.U. No.13 thn 1959 pasal 2 ayat I dinyatakan bahwa pembikinan garam harus memenuhi syarat ~ syarat kesehatan dan syarat - syarat lain yang berdasarkan kepentingan umum, tetapi dalam Praktek tidak dapat dilaksanakan. Mengingat kondisi mutu yang garam rakyat yang rendah, maka pabrik garam konsumsi beropaya meningkatnya kebersihan, warna, dan kandungan NaCl nya. Sehingga untuk memperbaiki perlu distandartkan dari komponen yang diperbolehkan dalam produksi dan merupakan standart yang diterapkan untuk menguji suatu bahan yang akan dipergunakan seperti Standart SNI yang sudah djamin ketetapan oleh pemerintah.
Menurut Peratuaran dan Uji Analisa untuk Standart SNI garam memiliki jenis garam yang akan diuji sesuai dengan ketetapan yang ada dari pemerintah;
Tabel 3 Tabel SNI Garam Industri (SNI 0303-2012)
NO KRETERIA UJI PERSYARATAN
MUTU SATUAN
1 NaCl Maks 98,5 %
2 Ca Maks 0,1 %
3 Mg Maks 0,06 %
4 SO4 Maks 0,2 %
5 H2O Maks 1,14 %
Sumber: Badan Standart NasionalSNI Garam Industri (SNI 0303-2012)
2.4. Proses Pemurnian Garam
2.4.1. Proses pemurnian garam dengan Pencucian
Proses hanya dengan melakukan pencucian terhadap garam dan direkristalisasi kembali untuk menghilangkan kotoran. Pencucian ini dengan menggunakan larutan garam jenuh dan pengadukan, sehingga kotoran seperti krikil,ion-ion seperti Mg dan Ca akan mengendap (Nelson Saksono,2002).
Proses Pencucian garam adalah suatu proses produksi garam oleh industri . Caranya adalah dengan mengalirkan air garam ke mesin penggerus bersama
(18)
Laporan Penelitian Bab II Tinjauan Pustaka
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
7
dengan pemasukan garam yang akan dicuci, Garam halus yang keluar dari penggerus bersama larutan pencuci masuk kedalam talang pencuci lagi, kemudian masuk kedalam bak penampung. Dalam bale penampung garam mengendap dan larutan pencuciannya dialirkan keluar sebagai overflow dari sini garam disekop lagi kedalam talang kedua sambil disemprot lagi dan merupakan pencucian tingkat kedua, kemudian masuk ke bak penampung lagi, Tingkat pencucian dipabrik garam biasanya dua atau tiga tingkat. Garam dari bak penampung atau pencucian terakhirnya dibawa ke penirisan dan disini dibiarkan dua atau tiga hari baru diproses menjadi garam briket atau garam halus beryodium Perbandingan antara larutan pencuci dan garam tidak menentu karena pemasukan garam tidak tetap dan tidak terukur, sedangkan aliran pencuci tetap sehingga hasil pencucian juga bervariasi,
2.4.2. Proses pemurnian garam dengan Proses Rekristalisasi
Proses dengan menggunakan penambahan bahan kimia sehingga dapat dapat menurunkan pengotor dalam garam sehingga kadar yang garam akan meningkat. Bahan kimia ini berfungsi untuk mengikat impuritis pada larutan. Seperti Mg, Ca dan SO4. Penambahan bahan kimia dikombinasi dengan pengadukan akan mendapatkan endapan pengotor yang banyak sehingga memperoleh kadar garam akan meningkat.
2.5. Landasan Teori
Kualitas garam produksi petani garam di indonesia masih berada di rata-rata rendah, sehingga belum mampu mencapai suatu standart yang diperbolehkan untuk digunakan oleh suatu industri. Menurut Fernando-Lozano JA, penelitian pembuatan pupuk Nutrien Phosphat dari endapan bittern dengan pengikatan impuritis Na2HPO4 dan BaCO3 . Penelitiannya didapatkan endapan yang paling banyak mengendap sempurna pada pengaturan PH 10, kecepatan pengadukan 350rpm dan waktu pengadukan 30 menit. Penelitiannya didapatkan banyak endapan dari biitern maka semakin banyak impuritis bittern yang didapatkan.
(19)
Laporan Penelitian Bab II Tinjauan Pustaka
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
8
Mengacu penelitian yang telah ada apabila impuritis yang didapat banyak , maka garam yang didapat semakin murni. Penambahan Na2HPO4 dan BaCO3 merupakan bagian proses yang sangat penting dalam pemurnian larutan garam. Komposisi pemberian tertentu akan didapatkan hasil garam yang baik. Menambahkan NaOH sampai mencapai PH 10 dan Kecepatan pengadukan 350 rpm akan didapat reaksi kimia yang sempurna sehinga akan terbentuk garam yang berkualitas.
Reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai berikut :
1. 3MgCl2 +2Na2HPO4+2NaOH Mg3(PO4)2 + 6NaCl +2H2O 2. 3CaCl2 +2Na2HPO4+2NaOH Ca3(PO4)2 + 6NaCl + 2H2O 3. MgSO4 + BaCO3 MgCO3 + BaSO4
4. CaSO4 + BaCO3 CaCO3 + BaSO4
2.6. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kualitas
Rekristalisasi dikatagorikan sebagai salah satu proses pemisahan yang efisien. Pada umumnya tujuan dari proses kristalisasi adalah pemisahan dan pemurnian. Adapun tujuan sasaran dari proses rekristalisasi adalah menghasilkan produk yang murni. (Setyopratomo.puguh dkk.2003).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecapatan pembentukan rekristalisasi anta lain :
1. Pemberian Pengikat impuritis
Semakin banyak jumlah pengikat impuritis Na2HPO4 dan BaCO3 yang diberikan maka semakin banyak endapan yang diperoleh maka akan didapat larutan garam yang berkualitas.
2. Waktu peagadukan
Percobaan yang telah ada untuk waktu yang paling ideal agar reaksi berjalan sempurna adalah pengadukan dengan selang waktu 30 menit 3. PH.
Percobaan yang telah ada reaksi yang paling berpengaruh pada saat PH 10, didapatkan impuritis larutan garam rakyat banyak mengendap.
(20)
Laporan Penelitian Bab II Tinjauan Pustaka
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
9
4. Kecepatan Pengadukan
Percobaan yang telah ada kecepatan yang paling ideal adalah pada kecepatan 350 rpm sehingga reaksi akan berjalan sempurna didapatkan kadar garam yang tinggi.
2.6. Sifat-Sifat Bahan
NaCl : Natrium Clorida Bentuk : Kristal
Titik lebur : 800,8 0C
Titik didih : 1465 0C
Spesific gravity : 2.165
Kelarutan dalam air, g NaCl/100 ml Pada suhu 0 oC : 35,7
Pada suhu 100 oC : 38,8
BaCO3 : Barium Carbonate Bentuk : Kristal
Titik lebur : 811 0C
Titik didih : 1450 0C
Spesific gravity : 4,29
Kelarutan dalam air, g BaCO3/100 ml
Pada suhu 20 oC : 0,00244 gram
Na2HPO4 : Sodium Phosphat Bentuk : Kristal
Titik lebur : 250 0C
Titik didih : 661 0C
Spesific gravity : 1,7
Kelarutan dalam air, Na2HPO4/100 ml
Pada suhu 20 oC : 7,7 gram Pada suhu 25 oC : 11,89 gram
(21)
Laporan Penelitian Bab II Tinjauan Pustaka
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
10
2.7. Hipotesa
Dugaan sementara pemurnian dengan menambahan Na2 HPO4, BaCO3 dan menetapankan PH=10 diharapkan ion-ion seperti Mg ,Ca dan SO4 dapat mengendap sempurna. Peningkatan kualitas garam rakyat dengan proses rekristalisasi dipengaruhi oleh jumlah pengkat impuritis Na2 HPO4, BaCO3 dan waktu pengadukan.
(22)
Laporan Penelitian Bab III Metode Penelitian
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim 11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Bahan-Bahan yang Digunakan 3.1.1. Bahan Utama
1. Garam Rakyat
3.1.2. Bahan Penolong 1. Aquadest 2. Na2HPO4 3. BaCO3 4. NaOH
3.2. Alat – Alat yang Digunakan 1. Termometer
2. Neraca analitik 3. pH meter 4. Kertas saring 5. Pengaduk 6. Erlenmeyer 7. Pipet
8. Beaker Glass 9. Stopwatch 10. Motor Pengaduk 11. Oven
(23)
Laporan Penelitian Bab III Metode Penelitian
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim 12
3.3. GAMBAR SUSUNAN ALAT
Set RPM
1
2
3 4
5
Keterangan:
1. Motor Pengaduk 2. Bekker Glass 3. Batang pengaduk 4. Pengatur RPM 5. Statif
Gambar 2. Alat Proses Reaksi Kimia
(24)
Laporan Penelitian Bab III Metode Penelitian
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim 13
3.4. Variabel yang dijalankan 3.4.1. Variable Tetap :
a. Massa Garam Rakyat = 200 gram
b. Volume Larutan total = 500 ml
c. NaOH 12,5 N = 3ml
d. Pengadukan = 350 rpm
3.4.2. Variabel berubah :
a. Waktu Pengadukan = 15, 25, 35, 45 (menit) b. Penambahan Na2HPO4 dan BaCO3 = 2, 4, 6, 8, 10 (gram)
3.5. Prosedur Penelitian 3.5.1. Persiapan Alat
Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini harus dibersihkan terlebih dahulu.
3.5.1. Prosedure Penelitian
1. Menyiapkan garam rakyat yang berasal dari Madura kemudian menganalisa awal kandungan NaCl, Ca dan Mg yang terkandung dalam garam rakyat.
2. Setelah menganalisa garam rakyat dilanjutkan membersikan dari kerikil atau sisa tanah yang menempel pada garam rakyat.
3. Mempersiapkan garam rakyat yang telah bersih dari kerikil dan sisa tanah kemudian dilarutkan dengan aquadest sebanyak 500 ml dalam bekker glass.
4. Aduk hingga terbentuk larutan garam lewat jenuh kemudian menyaring larutan garam rakyat seperti adanya kerikil dan benda yang mengapung hingga terlihat jernih dan tidak ada garam yang larut lagi.
5. Minimbang dengan neraca analitis pemberian 2, 4, 6, 8, 10 (gram) pengikat impuritis Na2HPO4 dan BaCO3 kemudian dimasukkan kedalam larutan garam dengan mengatur pH 10 secara bersamaan.
(25)
Laporan Penelitian Bab III Metode Penelitian
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim 14
6. Larutan garam diaduk dengan motor berpengaduk dengan kecepatan 350 rpm dengan waktu 15,25,35 dan 45 menit.
7. Diamkan sejenak hingga endapan terlihat, pisahkan endapan dengan filtrat filtrat dimasukkan dioven dengan temperature 120oC hingga terbentuk kristal garam.kemudian dilakukan menganalisa Kembali kandungan NaCl, Mg, Ca dan SO4 pada produk garam rakyat yang dihasilkan.
3.6 Prosedure Analisa a. Analisa Garam
Cara yang digunakan adalah analisa secara Argentometri menggunakan titrasi Larutan Standart AgNO3 0,1 N.
b. Analisa Ca dan Mg
Menggunakan Alat Flamefotometri dengan indikasi warna menyala kuning.
c. Analisa SO4
Cara yang digunakan adalah analisa secara Gravimetri menggunakan titrasi Larutan Standart BaCl3 .
(26)
Laporan Penelitian Bab III Metode Penelitian
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim 15
3. 7. Alur Proses 1. Proses garam
Analisa Garam
Pelarutan Larutan Garam
Garam Rakyat
200 gr garam
NaCl = 76,46% Ca= 1,74% Mg= 0,42% SO4= 1,49%
Penyaringan Filtrat
Endapan
Reaksi Kimia Na2HPO4
BaCO3 NaOH
Penyaringan Endapan
Filtrat Rekristalisasi
Oven Suhu 120 C
Produk Garam Analisa Akhir
NaCl= % Ca= % Mg= % SO4= %
500 ml Air
Gambar 5. Skema Penelitan
(27)
Laporan Penelitian
Bab IV Hasil dan Pembahasan
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Seluruh analisa dalam proses Pemurnian Garam Rakyat, dianalisakan di Balai Penelitian dan Konsultasi Industri (BPKI) Surabaya dengan metode spektrofotometri.
4.1.1. Analisa Bahan Baku
Berdasarkan hasil analisa bahan awal ( Garam Rakyat ) diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4. Hasil Analisa Garam Rakyat
No Komponen Kadar (%)
1 NaCl 76,46%
2 Ca 1,74 %
3 Mg 0,42%
4 SO4 1,49%
5 Lain-lain 19,88%
Sumber : Balai Penelitian dan Konsultasi Industri (BPKI) Surabaya (2012)
(28)
Laporan Penelitian
Bab IV Hasil dan Pembahasan
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
17
4.1.2. Analisa Hasil Percobaan
Pada proses rekristalisasi garam dengan berbagai variabel yang dijalankan didapatkan hasil analisa sebagai berikut :
Tabel 5. Hasil Analisa Dengan Berbagai Variabel
NO Waktu
pengadukan
Pengikat Impuritis
Berat % Kadar yang diperoleh
gram NaCl Ca Mg SO4
lain-lain
1 15 menit
Na2HPO4 2 80,82 1,32 0,38 1,32 16,16
4 81,6 1,29 0,36 1,16 15,59
+ 6 82,66 1,24 0,35 1,04 14,71
BaCO3 8 85,2 1,04 0,31 1,18 12,27
10 81,56 1,25 0,35 1,29 15,55
2 25 menit
Na2HPO4 2 85,64 0,78 0,23 0,78 12,57
4 86,8 0,69 0,22 0,71 11,58
+ 6 87,75 0,51 0,21 0,62 10,91
BaCO3 8 90,82 0,43 0,18 0,52 8,05
10 85,5 0,56 0,21 0,66 13,07
3 35 menit
Na2HPO4 2 95,6 0,06 0,14 0,46 3,74
4 95,65 0,056 0,13 0,38 3,784
+ 6 95,7 0,05 0,11 0,34 3,8
BaCO3 8 99,05 0,03 0,09 0,36 0,47
10 98,91 0,04 0,1 0,42 0,53
4 45 menit
Na2HPO4 2 95,55 0,05 0,11 0,44 3,85
4 95,6 0,043 0,1 0,36 3,897
+ 6 95,65 0,04 0,09 0,34 3,88
BaCO3 8 98,7 0,03 0,1 0,35 0,82
10 98,85 0,04 0,1 0,41 0,6
Sumber : Balai Penelitian dan Konsultasi Industri (BPKI) Surabaya (2012)
(29)
Laporan Penelitian
Bab IV Hasil dan Pembahasan
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
18
4.1.3. Analisa Garam Setelah Proses Rekristalisasia
Setelah Proses rekristalisasi berlangsung sesuai dengan variabel yang dijalankan, maka telah didapatkan kondisi terbaik untuk memperoleh kadar garam yang terbaik. Kondisi yang terbaik yaitu pada penambahan Na2HPO4 & BaCO3 dengan waktu pengadukan 35 menit penambahan Na2HPO4 & BaCO3 8 gram. Dengan peran Na2HPO4 untuk bereaksi dengan senyawa CaCl, MgCl,CaS4, dan MgSO4 mengikat Ca dan Mg sedangkan BaCO3 untuk bereaksi dengan CaSO4 dan MgSO4 mengikat SO4. Untuk NaOH berperan untuk manaikan PH hingga 10 Untuk melihat prosentase impuritis yang dapat terkonversi maka dilakukan analisa kadar sebelum proses rekristalisasi ( Garam awal ) dan kadar glukosa setelah proses Rekristalisasi ( Garam Akhir ) pada kondisi terbaik tersebut. Adapun hasil analisa kadar Garam adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil Analisa Kadar Garam setelah Proses Rekristalisasi pada Kondisi terbaik
(penambahan Na2HPO4 & BaCO3 8 gram dengan waktu pengadukan 35 menit)
Nama Sampel
% Kadar yang diperoleh
NaCl Ca Mg SO4 H2O
Garam Awal 76,46 1,74 0,42 1,49 19,89
Garam Setelah Proses 99,05 0,03 0,09 0,36 0,47
Sumber : Balai Penelitian dan Konsultasi Industri (BPKI) Surabaya (2011)
(30)
Laporan Penelitian
Bab IV Hasil dan Pembahasan
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
19 80 82 84 86 88 90 92 94 96 98 100
10 20 30 40 50
% K a d a r N a C l Waktu Pengadukan
2 gram NaHPO4 + BaCO3
4 gram NaHPO4 + BaCO3
6 gram NaHPO4 + BaCO3
4.2. Pembahasan
Hasil analisa yang didapat, maka diperlukan pembahasan yang lebih mendetail agar dapat diambil kesimpulan pada setiap tahapan proses.
4.2.1 Hasil NaCl Proses Rekristalisasi
Gambar 4. Pengaruh penambahan Na2HPO4 dan BaCO3 dan waktu pengadukan terhadap hasil NaCl pada proses Rekristalisasi
Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu pengadukan maka semakin tinggi kadar NaCl yang dihasilkan. Pada waktu tertentu impuritis yang berada pada larutan belum bereaksi sempurna. Na2HPO4 dan BaCO3 pada waktu tertentu akan bereaksi sempurna pada waktu pengadukan 35 menit. Semakin berat Na2HPO4 dan BaCO3 yang ditambahkan maka semakin tinggi NaCl yang didapatkan. Didapatkan untuk penambahan Na2HPO4 & BaCO3 bereaksi sempurna pada penambahan 8 gram. Pada proses rekristalisasi telah didapatkan kadar NaCl terbaik yaitu pada penambahan Na2HPO4 & BaCO3 8 gram dan waktu pengadukan 35 menit yang menghasilkan kadar garam 99,05 %.
(31)
Laporan Penelitian
Bab IV Hasil dan Pembahasan
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
20
0 20 40 60 80 100 120
10 20 30 40 50
%
K
a
d
a
r
C
a
Waktu pengadukan
2 gram NaHPO4 + BaCO3
4 gram NaHPO4 + BaCO3
6 gram NaHPO4 + BaCO3
8 gram NaHPO4 + BaCO3 4.2.2. Hasil Ca pada Proses Rekristalisasi
Gambar 5. Pengaruh penambahan Na2HPO4 & BaCO3 dan waktu pengadukan terhadap konversi Ca pada proses Rekristalisasi
Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu pengadukan maka semakin tinggi konversi penurunan kadar Ca. Pada waktu tertentu akan bereaksi sempurna pada waktu pengadukan 35 menit. Semakin berat Na2HPO4 dan BaCO3 yang ditambahkan maka semakin besar konversi penyusutan Ca yang didapatkan. Semakin besar penambahan Na2HPO4 dan BaCO3, maka impuritis yang bereaksi Sempurna. Penambahan Na2HPO4 dan BaCO3 agar Ca bereaksi sempurna pada penambahan 8 gram. Pada proses rekristalisasi telah didapatkan kadar Ca terbaik yaitu pada penambahan Na2HPO4 dan BaCO3 8 gram dan waktu pengadukan 35 menit yang menghasilkan konversi penyusutan 98,27 %.
(32)
Laporan Penelitian
Bab IV Hasil dan Pembahasan
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
21
4.2.3. Hasil Mg Proses Rekristalisasi
Gambar 6. Pengaruh penambahan Na2HPO4 & BaCO3 dan waktu pengadukan terhadap konversi Mg pada proses Rekristalisasi
Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu pengadukan maka semakin tinggi kadar Mg yang dihasilkan. Pada waktu tertentu akan bereaksi sempurna pada waktu pengadukan 35 menit. Semakin berat Na2HPO4 dan BaCO3 yang ditambahkan maka besar konversi penyusutan yang didapatkan. Semakin besar penambahan Na2HPO4 dan BaCO3, maka impuritis yang bereaksi semakin sempurna. Penambahan Na2HPO4 dan BaCO3 agar Mg bereaksi sempurna pada penambahan 8 gram. Pada proses rekristalisasi telah didapatkan kadar Ca terbaik yaitu pada penambahan Na2HPO4 dan BaCO3 8 gram dan waktu pengadukan 35 menit yang menghasilkan konversi penyusutan Mg 78,57 %.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
10 20 30 40 50
% K a d a r M g Waktu Pengadukan
2 gram NaHPO4 + BaCO3
4 gram NaHPO4 + BaCO3
6 gram NaHPO4 + BaCO3
(33)
Laporan Penelitian
Bab IV Hasil dan Pembahasan
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
22
4.2.3. Hasil SO4 Proses Rekristalisasi
Gambar 7. Pengaruh penambahan Na2HPO4 & BaCO3 dan waktu pengadukan terhadap konversi SO4 pada proses Rekristalisasi
Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu pengadukan maka semakin tinggi kadar SO4 yang dihasilkan. Pada waktu tertentu akan bereaksi sempurna pada waktu pengadukan 35 menit. Semakin berat Na2HPO4 dan BaCO3 yang ditambahkan maka besar konversi penyusutan yang didapatkan. Semakin besar penambahan Na2HPO4 dan BaCO3 maka impuritis yang bereaksi semakin sempurna. Penambahan Na2HPO4 dan BaCO3 agar SO4 bereaksi sempurna pada penambahan 8 gram. Pada proses rekristalisasi telah didapatkan kadar SO4 terbaik yaitu pada penambahan Na2HPO4 dan BaCO3 8 gram dan waktu pengadukan 35 menit yang menghasilkan kadar garam 75,84 %.
Pada proses rekristalisasi telah didapatkan kondisi terbaik yaitu pada pada penambahan Na2HPO4 & BaCO3 8 gram dan waktu pengadukan 35 menit menghasilkan kadar garam 99,05, % , kadar Ca 98,27 % , kadar Mg 78,57 %, dan kadar SO4 75,84 %.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
10 20 30 40 50
% K a d a r S o 4 Waktu Pengadukan
2 gram NaHPO4 + BaCO3
4 gram NaHPO4 +
BaCO3
6 gram NaHPO4 +
BaCO3
(34)
Laporan Penelitian
Bab V Kesimpulan dan Saran
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Pada proses rekristalisasi garam rakyat menggunakan pengikat impuritis Na2HPO4 & BaCO3 didapakan kadar NaCl yang tinggi hal itu dibuktikan banyak endapan impuritis pada garam ( Mg , Ca dan SO4 ) mengendap sehingga garam yang tertinggi didapat kadar garam 99,05 %.
2. Pada proses rekristalisasi didapatkan kondisi pemberian Na2HPO4 & BaCO3 8 gram dengan waktu pengadukan 35 menit didapatkan kadar NaCl tinggi hal ini membuktikan bahwa reaksi berjalan sempurna.
3. Peningkatan kualitas garam rakyat menjadi garam standart industry dapat dikatakan berhasil karena kadar garam yang diperoleh diatas standar SNI industri yakni diatas 99,05 % yang memenuhi standar SNI yaitu minimal 98,5 % dan dapat dipasarkan .
5.2 Saran
1. Disarankan pada saat proses reaksi kimia pemberian pengikat impuritis Na2HPO4 & BaCO3 diberikan secara terpisah dengan waktu pengadukan 35 menit dan kecepatan pengadukan 350 rpm.
(35)
Laporan Penelitian Da Daftar Pustaka
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
24
DAFTAR PUSTAKA
Ageng,Vita & Lukman, 2010. “Studi Peningkatan Mutu Garam Dengan Pencucian”, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya
Badan Standar Nasional ,2012.SNI 0303-2012 Garam Industri, (http://sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/cari_simple.html, diakses 12 Agustus 2012 pada jam 12.33 WIB)
Djoko Wilarso,1996.” Peningkatan Kadar NaCl Pada Proses Pencucian Garam Rakyat Di Pabrik”, (isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/21962326.pdf diakses 12 Agustus 2012 pada jam 14.35 WIB)
Farid dan Pandu, 2008. “Rekristalisasi Garam Rakyat Untuk Meningkatkan
Kualitas”, Institut Teknologi Sepuluh November : Surabaya.
Fernandes-Lozano JA,2009. “Multinutrient Phosphate-Based Fertilizers From Seawater Bitterns” Proc. I ChemE Research Event. University of Leeds. UK. Vol. 2: 850-853.
Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2011. Pembahasan Kurikulum Pelatihan Garam Tahun 2011, (http://www. Pelatiahan-info-sni-garam.html, diakses 12 Agustus 2012 pada jam 12:45 WIB)
Ridwan,2010. “Proses Pembuatan Garam Kemurnian Tinggi Dengan Metode Evaporasi Tingkat Tinggi”,Teknik Industri:Adiwidia.
Perry, Chilton ,1999, ”Perry’s Chemical Engineer’s Handbook”, edisi 7,McGraw-Hill Book Company Inc. , N.Y.
Saksono. Nelson, 2003.”Studi Pengaruh Proses Pencucian Garam Terhadap Komposisi Dan Stabilitas Yodium Garam Konsumsi” , Jurusan Teknik Gas Dan Petrokimia:Universitas Indonesia.
(36)
Laporan Penelitian Da Daftar Pustaka
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
25
Sudarto, 2012. “Teknologi Pergaraman Dongkrak Produksi Garam”,
(http://www.tubasmedia.com/berita/teknologi-pergaraman dongkrak-produksi-garam/ : tubas media: diakses pada 16 Agustus 2012 pada jam 14:54 WIB)
Setyopratomo.puguh,dkk. 2003. “Studi Eksperimental Pemurnian Garam NaCl Dengan Cara Rekristalisasi”,Jurusan Teknik Kimia:Universitas Surabaya
(1)
Bab IV Hasil dan Pembahasan
0 20 40 60 80 100 120
10 20 30 40 50
%
K
a
d
a
r
C
a
Waktu pengadukan
2 gram NaHPO4 + BaCO3
4 gram NaHPO4 + BaCO3
6 gram NaHPO4 + BaCO3
8 gram NaHPO4 + BaCO3
4.2.2. Hasil Ca pada Proses Rekristalisasi
Gambar 5. Pengaruh penambahan Na2HPO4 & BaCO3 dan waktu pengadukan
terhadap konversi Ca pada proses Rekristalisasi
Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu pengadukan maka semakin tinggi konversi penurunan kadar Ca. Pada waktu tertentu akan bereaksi sempurna pada waktu pengadukan 35 menit. Semakin berat Na2HPO4
dan BaCO3 yang ditambahkan maka semakin besar konversi penyusutan Ca yang
didapatkan. Semakin besar penambahan Na2HPO4 dan BaCO3, maka impuritis
yang bereaksi Sempurna. Penambahan Na2HPO4 dan BaCO3 agar Ca bereaksi
sempurna pada penambahan 8 gram. Pada proses rekristalisasi telah didapatkan kadar Ca terbaik yaitu pada penambahan Na2HPO4 dan BaCO3 8 gram dan waktu
(2)
Bab IV Hasil dan Pembahasan
4.2.3. Hasil Mg Proses Rekristalisasi
Gambar 6. Pengaruh penambahan Na2HPO4 & BaCO3 dan waktu pengadukan
terhadap konversi Mg pada proses Rekristalisasi
Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu pengadukan maka semakin tinggi kadar Mg yang dihasilkan. Pada waktu tertentu akan bereaksi sempurna pada waktu pengadukan 35 menit. Semakin berat Na2HPO4
dan BaCO3 yang ditambahkan maka besar konversi penyusutan yang didapatkan.
Semakin besar penambahan Na2HPO4 dan BaCO3, maka impuritis yang bereaksi
semakin sempurna. Penambahan Na2HPO4 dan BaCO3 agar Mg bereaksi
sempurna pada penambahan 8 gram. Pada proses rekristalisasi telah didapatkan kadar Ca terbaik yaitu pada penambahan Na2HPO4 dan BaCO3 8 gram dan waktu
pengadukan 35 menit yang menghasilkan konversi penyusutan Mg 78,57 %.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
10 20 30 40 50
%
K
a
d
a
r
M
g
Waktu Pengadukan
2 gram NaHPO4 + BaCO3
4 gram NaHPO4 + BaCO3
6 gram NaHPO4 + BaCO3
(3)
Bab IV Hasil dan Pembahasan
4.2.3. Hasil SO4 Proses Rekristalisasi
Gambar 7. Pengaruh penambahan Na2HPO4 & BaCO3 dan waktu pengadukan
terhadap konversi SO4 pada proses Rekristalisasi
Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu pengadukan maka semakin tinggi kadar SO4 yang dihasilkan. Pada waktu tertentu akan
bereaksi sempurna pada waktu pengadukan 35 menit. Semakin berat Na2HPO4
dan BaCO3 yang ditambahkan maka besar konversi penyusutan yang didapatkan.
Semakin besar penambahan Na2HPO4 dan BaCO3 maka impuritis yang bereaksi
semakin sempurna. Penambahan Na2HPO4 dan BaCO3 agar SO4 bereaksi
sempurna pada penambahan 8 gram. Pada proses rekristalisasi telah didapatkan kadar SO4 terbaik yaitu pada penambahan Na2HPO4 dan BaCO3 8 gram dan
waktu pengadukan 35 menit yang menghasilkan kadar garam 75,84 %.
Pada proses rekristalisasi telah didapatkan kondisi terbaik yaitu pada pada penambahan Na2HPO4 & BaCO3 8 gram dan waktu pengadukan 35 menit
menghasilkan kadar garam 99,05, % , kadar Ca 98,27 % , kadar Mg 78,57 %, dan kadar SO4 75,84 %.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
10 20 30 40 50
% K a d a r S o 4 Waktu Pengadukan
2 gram NaHPO4 + BaCO3
4 gram NaHPO4 +
BaCO3
6 gram NaHPO4 +
(4)
Bab V Kesimpulan dan Saran
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Pada proses rekristalisasi garam rakyat menggunakan pengikat impuritis Na2HPO4 & BaCO3 didapakan kadar NaCl yang tinggi hal itu dibuktikan
banyak endapan impuritis pada garam ( Mg , Ca dan SO4 ) mengendap
sehingga garam yang tertinggi didapat kadar garam 99,05 %.
2. Pada proses rekristalisasi didapatkan kondisi pemberian Na2HPO4 &
BaCO3 8 gram dengan waktu pengadukan 35 menit didapatkan kadar NaCl
tinggi hal ini membuktikan bahwa reaksi berjalan sempurna.
3. Peningkatan kualitas garam rakyat menjadi garam standart industry dapat dikatakan berhasil karena kadar garam yang diperoleh diatas standar SNI industri yakni diatas 99,05 % yang memenuhi standar SNI yaitu minimal 98,5 % dan dapat dipasarkan .
5.2 Saran
1. Disarankan pada saat proses reaksi kimia pemberian pengikat impuritis Na2HPO4 & BaCO3 diberikan secara terpisah dengan waktu pengadukan
(5)
Da Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Ageng,Vita & Lukman, 2010. “Studi Peningkatan Mutu Garam Dengan Pencucian”, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya
Badan Standar Nasional ,2012.SNI 0303-2012 Garam Industri, (http://sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/cari_simple.html, diakses 12 Agustus 2012 pada jam 12.33 WIB)
Djoko Wilarso,1996.” Peningkatan Kadar NaCl Pada Proses Pencucian Garam Rakyat Di Pabrik”, (isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/21962326.pdf diakses 12 Agustus 2012 pada jam 14.35 WIB)
Farid dan Pandu, 2008. “Rekristalisasi Garam Rakyat Untuk Meningkatkan Kualitas”, Institut Teknologi Sepuluh November : Surabaya.
Fernandes-Lozano JA,2009. “Multinutrient Phosphate-Based Fertilizers From Seawater Bitterns” Proc. I ChemE Research Event. University of Leeds. UK. Vol. 2: 850-853.
Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2011. Pembahasan Kurikulum Pelatihan Garam Tahun 2011, (http://www. Pelatiahan-info-sni-garam.html, diakses 12 Agustus 2012 pada jam 12:45 WIB)
Ridwan,2010. “Proses Pembuatan Garam Kemurnian Tinggi Dengan Metode
Evaporasi Tingkat Tinggi”,Teknik Industri:Adiwidia.
Perry, Chilton ,1999, ”Perry’s Chemical Engineer’s Handbook”, edisi 7,McGraw-Hill Book Company Inc. , N.Y.
Saksono. Nelson, 2003.”Studi Pengaruh Proses Pencucian Garam Terhadap
Komposisi Dan Stabilitas Yodium Garam Konsumsi” , Jurusan
(6)
Da Daftar Pustaka
Sudarto, 2012. “Teknologi Pergaraman Dongkrak Produksi Garam”,
(http://www.tubasmedia.com/berita/teknologi-pergaraman dongkrak-produksi-garam/ : tubas media: diakses pada 16 Agustus 2012 pada jam 14:54 WIB)
Setyopratomo.puguh,dkk. 2003. “Studi Eksperimental Pemurnian Garam NaCl Dengan Cara Rekristalisasi”, Jurusan Teknik Kimia:Universitas Surabaya