Garam Standart SNI Landasan Teori

Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim 5 Berikut ini adalah gambar Pengambilan Garam Rakyat Gambar I. Panen Garam Rakyat Kandungan zat nutrisi yang terdapat pada garam, seperti dapat kita lihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 2.Tabel Kandungan Garam Rakyat. No Komponen Kadar 1 NaCl 76,46 2 Ca 1,74 3 Mg 0,42 4 SO4 1,49 5 Lain-lain 19,88 Sumber : Balai Pengujian Dan Konsultasi Industri,2012

2.3. Garam Standart SNI

Produksi garam rakyat di Indonesia memiliki Perkembangan ini tidak disertai dengan upaya peningkatan mutu dan hanya menitik beratkan pada jumlah produksi sehingga kebanyakan garam rakyat tidak memenuhi syarat baik untuk Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim 6 konsumsi maupun untuk industri. Walaupun dalam U.U. No.13 thn 1959 pasal 2 ayat I dinyatakan bahwa pembikinan garam harus memenuhi syarat ~ syarat kesehatan dan syarat - syarat lain yang berdasarkan kepentingan umum, tetapi dalam Praktek tidak dapat dilaksanakan. Mengingat kondisi mutu yang garam rakyat yang rendah, maka pabrik garam konsumsi beropaya meningkatnya kebersihan, warna, dan kandungan NaCl nya. Sehingga untuk memperbaiki perlu distandartkan dari komponen yang diperbolehkan dalam produksi dan merupakan standart yang diterapkan untuk menguji suatu bahan yang akan dipergunakan seperti Standart SNI yang sudah djamin ketetapan oleh pemerintah. Menurut Peratuaran dan Uji Analisa untuk Standart SNI garam memiliki jenis garam yang akan diuji sesuai dengan ketetapan yang ada dari pemerintah; Tabel 3 Tabel SNI Garam Industri SNI 0303-2012 NO KRETERIA UJI PERSYARATAN MUTU SATUAN 1 NaCl Maks 98,5 2 Ca Maks 0,1 3 Mg Maks 0,06 4 SO 4 Maks 0,2 5 H2O Maks 1,14 Sumber: Badan Standart NasionalSNI Garam Industri SNI 0303-2012

2.4. Proses Pemurnian Garam

2.4.1. Proses pemurnian garam dengan Pencucian

Proses hanya dengan melakukan pencucian terhadap garam dan direkristalisasi kembali untuk menghilangkan kotoran. Pencucian ini dengan menggunakan larutan garam jenuh dan pengadukan, sehingga kotoran seperti krikil,ion-ion seperti Mg dan Ca akan mengendap Nelson Saksono,2002. Proses Pencucian garam adalah suatu proses produksi garam oleh industri . Caranya adalah dengan mengalirkan air garam ke mesin penggerus bersama Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim 7 dengan pemasukan garam yang akan dicuci, Garam halus yang keluar dari penggerus bersama larutan pencuci masuk kedalam talang pencuci lagi, kemudian masuk kedalam bak penampung. Dalam bale penampung garam mengendap dan larutan pencuciannya dialirkan keluar sebagai overflow dari sini garam disekop lagi kedalam talang kedua sambil disemprot lagi dan merupakan pencucian tingkat kedua, kemudian masuk ke bak penampung lagi, Tingkat pencucian dipabrik garam biasanya dua atau tiga tingkat. Garam dari bak penampung atau pencucian terakhirnya dibawa ke penirisan dan disini dibiarkan dua atau tiga hari baru diproses menjadi garam briket atau garam halus beryodium Perbandingan antara larutan pencuci dan garam tidak menentu karena pemasukan garam tidak tetap dan tidak terukur, sedangkan aliran pencuci tetap sehingga hasil pencucian juga bervariasi,

2.4.2. Proses pemurnian garam dengan Proses Rekristalisasi

Proses dengan menggunakan penambahan bahan kimia sehingga dapat dapat menurunkan pengotor dalam garam sehingga kadar yang garam akan meningkat. Bahan kimia ini berfungsi untuk mengikat impuritis pada larutan. Seperti Mg, Ca dan SO 4 . Penambahan bahan kimia dikombinasi dengan pengadukan akan mendapatkan endapan pengotor yang banyak sehingga memperoleh kadar garam akan meningkat.

2.5. Landasan Teori

Kualitas garam produksi petani garam di indonesia masih berada di rata- rata rendah, sehingga belum mampu mencapai suatu standart yang diperbolehkan untuk digunakan oleh suatu industri. Menurut Fernando-Lozano JA, penelitian pembuatan pupuk Nutrien Phosphat dari endapan bittern dengan pengikatan impuritis Na 2 HPO 4 dan BaCO 3 . Penelitiannya didapatkan endapan yang paling banyak mengendap sempurna pada pengaturan PH 10, kecepatan pengadukan 350rpm dan waktu pengadukan 30 menit. Penelitiannya didapatkan banyak endapan dari biitern maka semakin banyak impuritis bittern yang didapatkan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim 8 Mengacu penelitian yang telah ada apabila impuritis yang didapat banyak , maka garam yang didapat semakin murni. Penambahan Na 2 HPO 4 dan BaCO 3 merupakan bagian proses yang sangat penting dalam pemurnian larutan garam. Komposisi pemberian tertentu akan didapatkan hasil garam yang baik. Menambahkan NaOH sampai mencapai PH 10 dan Kecepatan pengadukan 350 rpm akan didapat reaksi kimia yang sempurna sehinga akan terbentuk garam yang berkualitas. Reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai berikut : 1. 3MgCl 2 +2Na 2 HPO 4 +2NaOH Mg 3 PO 4 2 + 6NaCl +2H 2 O 2. 3CaCl 2 +2Na 2 HPO 4 +2NaOH Ca 3 PO 4 2 + 6NaCl + 2H 2 O 3. MgSO 4 + BaCO 3 MgCO 3 + BaSO 4 4. CaSO 4 + BaCO 3 CaCO 3 + BaSO 4

2.6. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kualitas