27 Konsep Pengembangan Kurikulum PAUD Non Formal

(1)

K O N S E P P

P EENNGGEEMMBBAANNGGAANN KKUURRIIKKUULLUUM M P

PEENNDDIIDDIIKKAANN AANNAAKK UUSSIIAA DDIINNII NNOONN FFOORRMMAALL

PUSAT KURIKULUM

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


(2)

DAFTAR ISI

Daftar Isi I

I Pendahuluan

A Latar Belakang 1

B Pengertian 2

1 Kurikulum 3

2 Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini 3

C Tujuan 3

D Ruang Lingkup 3

II Landasan Pendidikan Anak Usia di Indonesia

A Landasan Yuridis 4

B Landasan Operasional 7

III Konsep Teori Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini

A Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini 8

B Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini 8

C Hakikat Program Pembelajaran Bagi Anak Usia Dini 9 IV Pendekatan dan Asas Pembelajaran Usia Dini

A Pendekatan Pembelajaran B Asas-asas Pembelajaran

V Struktur Kurikulum 13

VI Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Anak Usia Dini (Lahir – 6 Tahun)

14

VII Pengembangan Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini

A Arah dan Sasaran 64

B Prinsip Pengembangan 64

IX Penilaian 64


(3)

NASKAH AKADEMIK

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NON FORMAL

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengembangan kurikulum merupakan salah satu bagian penting dalam proses pendidikan. Kurikulum merupakan alat untuk membantu pendidik dalam melakukan tugasnya, sebab kurikulum secara umum dapat didefinisikan sebagai rencana yang dikembangkan untuk memperlancar proses pembelajaran.

Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman multi potensi, minat, kecerdasan bahasa, kognitif, sosial, emosional, spiritual, dan kinestetik/fisik-motorik, serta seni pada anak secara optimal sesuai dengan perkembangandan keunikan setiap anak..

Pendidikan anak usia dini adalah masa yang penting, karena awal kehidupan anak merupakan masa yang paling tepat dalam memberikan dorongan atau upaya pengembangkan agar anak dapat berkembang secara optimal. Pengalaman yang dialami anak pada masa awal pertumbuhan dan perkembangannya akan berdampak pada kehidupannya di masa yang akan datang. Oleh karena itu pada masa usia dini perlu dilakukan upaya pendidikan yang meliputi program stimulasi, bimbingan, pengasuhan dan kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak yang diimplementasikan melalui pengembangan kurikulum.

Penyempurnaan kurikulum termasuk kurikulum pendidikan anak usia dini dilaksanakan secara terus menerus melalui tahapan pengkajian, sosialisasi, advokasi dan implementasinya oleh tim pengembang kurikulum, pakar, praktisi dan pembina serta penyelenggara pendidikan.

Pengembangan kurikulum anak usia dini sekarang ini dilakukan karena adanya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pengembangan kurikulum ini diharapkan dapat menjadi standar acuan pendidik dan penyelenggara pendidikan dalam membuat perencanaan, pelaksanaan pembelajaran serta penilaian (evaluasi) pembelajaran.

B. Pengertian

1. Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

2. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini adalah kurikulum yang disusun, dilaksanakan dan dikembangkan sesuai dengan


(4)

kondisi dan kebutuhan masing-masing lembaga penyelenggara pendidikan anak usia dini.

C. Tujuan

Kerangka pengembangan kurikulum anak usia dini ini bertujuan untuk memberikan panduan kepada pendidik dan tenaga kependidikan agar dapat mengembangkan seluruh potensi anak secara optimal dalam lingkungan pendidikan yang kondusif, demokratis, kooperatif dan kompetitif.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kerangka pengembangan kurikulum pendidikan anak usia dini meliputi Non Formal, yaitu :

a. Taman Penitipan Anak

TPA adalah salah satu bentuk PAUD ini jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus pengasuhan dan kesejahteraan anak sejak usia 6 bulan sampai dengan usia 6 tahun

b. Kelompok Bermain

Kelompok bermain adalah salah satu bentuk PAUD jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 2 sampai 6 tahun c. Satuan PAUD Sejenis/SPS

Satuan PAUD Sejenis adalah salah satu bentuk PAUD jalur pendidikan non formal selain TPA dan KB.

II. LANDASAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI INDONESIA A. Landasan Yuridis

Landasan Yuridis berkaitan dengan pentingnya penyelenggaraan Kelompok Bermain dan Taman Penitipan Anak yaitu:

1. Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 : Salah satu tujuan kemerdekaan adalah ’’...mencerdaskan kehidupan bangsa’’.

2. Undang Undang Dasar 1945 pasal 4, pasal 9 ayat 1, pasal 28B ayat 2, pasal 28C ayat 2 pasal 31 ayat 1 dan ayat 3.

Pasal 4 menjelaskan setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Pasal 9 ayat 1 yaitu setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai minat dan bakatnya.

Pasal 28B ayat 2 Amandemen UUD 1945 berisi setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Pasal 28C ayat 2 Amandemen UUD 1945 yaitu setiap anak berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

Pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.

Pasal 31 ayat 3 mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan


(5)

ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang-undang. Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia.

3. UU No. 4 tahun 1974 tentang Kesejahteraan Anak.

4. UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal 4, pasal 8, dan pasal 9.

Pasal 4 berbunyi: Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Pasal 8 berbunyi: Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial.

Pasal 9 menyatakan bahwa: Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.

5. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 14, pasal 28 ayat 1, 2, 3, 4, 5.

Pasal 1 ayat 14 menjelaskan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pasal 28 ayat 1 berisi pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.

Pasal 28 ayat 2 menguraikan bahwa pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan atau informal.

Pasal 28 ayat 3 yaitu pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak, Raudhatul Atfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.

Pasal 28 ayat 4 yaitu pendidikan anak usia dini pada jalur nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.

Pasal 28 ayat 5 menjelaskan bahwa pendidikan anak usia pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

6. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 29 ayat 1 menyatakan bahwa pendidik pada pendidikan anak usia dini memiliki:

(a) kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1).

(b) latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan anak usia dini, kependidikan lain atau psikologi dan

(c) sertifikat profesi guru untuk pendidikan anak usia dini.

7. Peraturan Presiden RI No. 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM Nasional) tahun 2004-2009.

8. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Departemen Pendidikan Nasional yaitu pendidikan anak usia dini nonformal berada di bawah pembinaan Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Pemuda dan Olahraga.

9. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-2009 tentang Kebijakan Departemen Pendidikan Nasional di Bidang Pendidikan Anak Usia Dini termasuk pendidikan anak usia dini jalur nonformal, adalah:


(6)

(1) meningkatkan pemerataan dan akses layanan pendidikan anak usia dini, meningkatkan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan anak usia dini, serta meningkatkan good governance, akuntabilitas dan pencitraan yang positif di bidang pendidikan anak usia dini.

Landasan yuridis tersebut sejalan dengan Komitmen Internasioanl tentang pendidikan anak usia dini yaitu:

1. The Salamanca Statement di Spanyol tahun 1994 menegaskan bahwa anak yang lahir dengan kebutuhan khusus atau anak dengan berkebutuhan khusus berhak mendapatkan pendidikan yang layak.

2. Komitmen Education for All (EFA) di Jomtien Thailand tahun 1999. Komitmen ini menyepakati pentingnya Pendidikan Untuk Semua (PUS) bagi semua orang sejak lahir sampai dengan ajal (Buletin PAUD, 2006).

3. Deklarasi Dakkar di Senegal tahun 2000 menekankan: (1) memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak usia dini secara komprehensif terutama yang sangat rawan dan terlantar atau kurang beruntung, (2) kesetaraan jender di bidang pendidikan.

4. Deklarasi World Fit for Children tahun 2002 mencanangkan kehidupan yang sehat, penyediaan pendidikan yang berkualitas, perlindungan terhadap penganiayaan, eksploitasi, dan kekerasan, serta penaggulangan HIV/AIDS.

5. Convention on The Right of The Child di New York tahun 2002 menegaskan perlindungan dan perkembangan anak dalam layanan pendidikan dasar melalui pendidikan dasar 9 tahun.

6. Millenium Development Goals berdasarkan kondisi kesenjangan antara negara maju, negara berkembang, dan negara miskin tersebut maka pada pertemuan Millenium yang diselenggarakan pada bulan September 2000. Pertemuan Millenium tersebut merupakan pertemuan terbesar para pemimpin dunia sepanjang sejarah yang mengadopsi Milleinium Declaration PBB. Para pemimpin dunia tersebut membuat kesepakatan di mana masing-masing negara yang maju akan menjadi sahabat bagi negara berkembang dan negara miskin untuk mengatasi berbagai masalah secara berkesinambungan dan ditargetkan akan selesai pada tahun 2015. Kesepakatan tersebut dikenal dengan Millenium Development Goals.

8 Tujuan Pembangunan Millenium (8 Millenium Development Goal’s) terdiri dari: Tujuan 1 : Menghapus Kemiskinan dan Kelaparan.

Tujuan 2 : Pencapaian Pendidikan Dasar untuk Semua Orang.

Tujuan 3 : Peningkatan Persamaan Gender dan Hak-hak Kaum Wanita Tujuan 4 : Mengurangi Angka Kematian Bayi

Tujuan 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu Hamil

Tujuan 6 : Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan penyakit lainnya. Tujuan 7 : Menjamin Pemeliharaan Lingkungan

Tujuan 8 : Mengembangkan Sebuah Hubungan Dunia untuk Pembangunan.

Apabila delapan tujuan millenium tersebut dapat dilaksanakan di Indonesia dengan tepat maka diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.

Landasan filosofis dan religius didasarkan pada keyakinan agama yang dianut oleh para orangtua anak usia dini. Orangtua, pendidik, dan orang dewasa di sekitar anak berhak memberikan pelatihan dan pengembangan perilaku beragama dan penanaman budi pekerti yang luhur melalui pembiasan dalam kehidupan sehari-hari. Penanaman nilai-nilai


(7)

kehidupan beragama tersebut disesuaikan dengan tahapan perkembangan serta keunikan yang dimiliki oleh setiap anak.

Berdasarkan UU NO. 20 TAHUN 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Sedangkan pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa (1) Pendidikan Anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, (2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan/atau informal, (3) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal: TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat, (4) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan non formal: KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat, (5) Pendidikan usia dini jalur pendidikan informal: pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dan (6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Undang-Undang NO. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 9 Ayat 1 dinyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. Didalam ayat 2 disebutkan selain hak anak sebagaimana dimaksud ayat 1, khusus bagi anak yang menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan pendidikan khusus.

B. Landasan Operasional

Pada prinsipnya berbagai upaya yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional merupakan pengejawantahan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, pasal 3, yang telah menetapkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi anak agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Selanjutnya, dalam penjelasannya ditetapkan bahwa pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Upaya pengembangan potensi anak sebagaimana dijelaskan di atas akan sangat berarti jika dilakukan sejak usia dini. Masa usia dini merupakan usia emas pertumbuhan dan perkembangan (golden age) sebab perkembangan berbagai aspek psiko-fisik yang terjadi pada masa ini akan menjadi peletak dasar sangat fundamental. Artinya, perkembangan aspek psiko-fisik pada masa usia dini akan menjadi dasar peletak bagi perkembangan selanjutnya. Pada masa ini perkembangan jaringan otak anak mengalami peningkatan yang sangat pesat, oleh sebab itu pendidikan anak usia dini merupakan dasar bagi perkembangan masa berikutnya. Bahkan menurut Bloom, seorang ahli psikologi,


(8)

perkembangan jaringan otak manusia sekitar 80% terjadi pada masa usia dini. Oleh sebab itu pendidikan anak usia dini merupakan tahap pembinaan awal menuju terbinanya kualitas sumber daya manusia Indonesia yang memiliki daya saing tinggi di era gobal ini. Proses perkembangan otak manusia sepanjang rentang kehidupan yaitu usia 0-4 tahun perkembangan otak anak mencapai 50%. Usia 5-8 tahun proses perkembangan otak manusia mencapai 80%. Usia 8-12 tahun proses perkembangan otak manusia mencapai 90%. Usia 12-18 tahun proses perkembangan otak manusia mencapai 100%. Berdasarkan fakta tersebut maka pemerintah telah berupaya merancang berbagai program yang relevan dengan kebijakan pendidikan nasional, terutama untuk jenjang pendidikan usia dini yaitu melalui pemerataan pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan, dan peningkatan manajemen pendidikan .

Upaya tersebut perlu dilakukan mengingat belum meratanya pendidikan bagi anak usia dini di Indonesia. Menurut data Balitbang Depdiknas 2004, masih 71,69 % anak usia dini yang belum terlayani pendidikan. Baru 28,31 % anak usia dini (lahir sampai usia 6 tahun) yang terlayani pendidikan, yang tersebar dalam Taman Kanak-kanak/Raudathul Atfal 7,88 %, Kelompok Bermain 0,54 %, Taman Penitipan Anak 0,05 %, PAUD terintegrasi posyandu 1,46%, Bina Keluarga Balita 8,98 % dan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah kelas awal 9,39 %. Berdasarkan data tersebut yang cukup memprihatinkan bahwa rasio layanan lembaga pendidikan anak usia dini terhadap anak yang dilayani baru mencapai perbandingan 1 : 86. Melalui gerakan Pengembangan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan nonformal telah terjadi peningkatan terutama pada program Kelompok Bermain pada awal tahun 2004 jumlah anak yang terlayani mencapai 36.649 sebelumnya hanya sekitar 4800 anak dan di Taman Penitipan Anak ada 15.308 sebelumnya hanya sekitar 9200 anak.

Pemerintah sendiri mentargetkan pada tahun 2015 diharapkan 75% anak usia dini sudah terlayani pendidikannya. Untuk mensukseskan target nasional tersebut, perlu upaya untuk menyediakan berbagai perangkat pendukungnya, termasuk perancangan kerangka pengembangan kurikulum ini.

III. KONSEP TEORI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

A. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini

Berdasarkan Undang-Undang RI NO. 20 tahun 2003 bab I pasal 1 butir/ayat 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang dimaksud dengan Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

B. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini

Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah membangun landasan bagi berkembangnya potensi anak agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu , cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Sedangkan Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar


(9)

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, dan cakap.

Secara khusus tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan potensi kecerdasan fisik, kognitif, sosioemosional dan spiritual melalui proses Pembelajaran Aktif, inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM).

C. Hakikat Program Pembelajaran bagi Anak Usia Dini

Bermain bagi anak usia dini adalah belajar. Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan/ kepuasan bagi diri anak; Bermain sebagai sarana sosialisasi, diharapkan melalui bermain dapat memberi kesempatan anak bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Selain itu, kegiatan bermain dapat membantu anak mengenal tentang diri sendiri, dengan siapa anak hidup serta lingkungan tempat di mana anak hidup.

Bermain umumnya dilandasi oleh motivasi instrinsik dari dalam diri anak, bermain melibatkan keaktifan anak memunculkan efek positif. Bermain merupakan pilihan yang bebas, ketika bermain, anak fokus pada proses. Adapun manfaat bermain, antara lain:

• Memberikan kesempatan untuk mencoba hal baru melalui eksplorasi dan penemuan dalam belajar melalui bermain.

• Mengaplikasikan kenyataan dalam representasi simbolis • Memberikan kesempatan untuk memecahkan masalah • Mengembangkan rasa egosentris ke rasa sosial

• Belajar bekerjasama dengan teman sebaya atau anak lain melalui bermain kooperatif.

• Mengembangkan kreativitas

Program kegiatan bermain adalah membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan kreativitas / daya cipta yang diperlukan oleh anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan pada tahapan berikutnya

Untuk mencapai tujuan program tersebut, maka diperlukan strategi pembelajaran bagi anak usia dini yang lebih berorientasi pada:

• tujuan yang mengarah pada tugas-tugas perkembangan di setiap rentangan usia anak,

• materi yang diberikan harus mengacu dan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan yang sesuai dengan pertumbuhan dan tahap perkembangan setiap anak. • metode yang dipilih seharusnya bervariasi sesuai dengan tujuan kegiatan

belajar dan mampu melibatkan anak secara aktif dan kreatif serta menyenangkan, dan inovatif.

• media dan lingkungan bermain yang digunakan haruslah aman, nyaman dan menimbulkan ketertarikan bagi anak dan perlu adanya waktu yang cukup untuk bereksplorasi,

• evaluasi yang terbaik dan dianjurkan untuk dilakukan adalah rangkaian sebuah assesment melalui observasi partisipatif secara berkesinambungan terhadap apa yang dilihat, didengar dan diperbuat oleh anak


(10)

IV. PENDEKATAN DAN ASAS PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI A. Pendekatan Pembelajaran

1. Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Agama

Dilaksanakan dalam pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dalam kehidupan sehari-hari anak, sehingga timbul perkembangan moral dan nilai-nilai agama serta perkembangan sosial agar dapat mengembangkan emosional dan kemandirian.

2. Bermain Sambil Belajar dan Belajar Melalui Bermain.

Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan pembelajaran di PAUD. Kegiatan pembelajaran yang disiapkan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dengan menggunakan strategi, untuk materi/bahan dan media yang menarik serta mudah dimengerti oleh anak.

Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan lingkungan anak sehingga pembelajaran menjadi bermakna ( bermanfaat ) bagi anak, ketika bermain anak membangun pengertian dengan pengalamannya.

3. Pembelajaran Berorientasi Pada Tumbuh Kembang Anak

Dalam melakukan kegiatan, pendidik perlu memberikan kegiatan sesuai dengan tahap perkembangan anak. Anak merupakan individu yang unik, maka perlu memperhatikan perbedaan secara individu. Dengan demikian dalam kegiatan yang disiapkan perlu memperhatikan cara belajar anak yang dimulai dari cara yang sederhana ke rumit, kongkrit ke abstrak, gerakan ke verbal dan dari keakuan (ego) ke rasa sosial.

4. Pembelajaran Berorientasi Pada Kebutuhan Anak

Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi pada kebutuhan anak. Anak pada usia dini sedang membutuhkan proses belajar untuk mengoptimalkan perkembangan kebutuhan anak. Dengan demikian berbagai jenis kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan berdasarkan pada perkembangan anak tersebut secara psikologis, nilai-nilai agama, penerapan disiplin, sosial emosional, bahasa, kognitif, seni serta lingkungan sosial budaya di mana anak tinggal.

5. Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Tematik

Kegiatan pembelajaran dirancang dengan menggunakan pendekatan tematik. Tema sebagai wadah pengenalan berbagai konsep untuk mengenal dirinya dan lingkungan sekitarnya. Tema dipilih dan dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat dengan anak, sederhana, media yang mudah dan murah untuk didapat, aman, serta menarik.

6. Kegiatan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)

Proses pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan dapat dilakukan pada Anak Usia Dini yang disiapkan oleh pendidikan melalui kegiatan yang menarik dan menyenangkan untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak dan memotivasi anak berpikir kritis dan menemukan hal-hal yang baru. Pengenalan pembelajaran dilakukan secara demokrasi, mengingat PAUD merupakan subjek


(11)

dalam proses pembelajaran, anak dapat berinteraksi dengan mudah dengan pendidikan maupun temannya yang dilaksanakan dengan cara :

Learning by doing, pembelajaran dilakukan secara langsung oleh anak (hands on experience), di mana kelima indera anak terlibat secara langsung, sehingga anak memperoleh pengetahuan dari interaksi anak dengan lingkungan secara langsung

Learning by stimulating, pembelajaran ini menitikberatkan pada stimulasi perkembangan anak secara bertahap, jadi pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan tahap perkembangan anak.

Learning by modelling, pembelajaran dimana anak meniru orang dewasa atau teman di lingkungannya. Anak belum dapat memfilter atau membedakan atau menyaring model peniruan yang dilakukan tersebut merupakan perilaku baik atau buruk.

7. Pembelajaran Mengembangkan Kecakapan Hidup

Proses pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup melalui penyiapan lingkungan belajar yang menunjang berkembangnya kemampuan anak untuk dapat menolong diri sendiri, disiplin dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya. 8. Pembelajaran yang bermakna

Dalam kegiatan untuk menstimulasi perkembangan potensi anak, sehingga perlu memanfaatkan berbagai media bahan alam, bahan sisa, bahan sintetik, dan sumber belajar dari lingkungan dan alam sekitar yang disediakan dan diupayakan oleh pendidik

B. Asas-Asas Pembelajaran 1. Asas Apersepsi

Kegiatan mental anak dalam mengolah proses hasil belajar dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman serta keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya. Oleh sebab itu, pembelajaran yang dilakukan pendidik hendaknya memperhatikan pengetahuan dan pengalaman, latihan, keterampilan awal yang telah dimiliki oleh anak sehingga anak dapat mencapai proses hasil belajar yang lebih optimal.

2. Asas Kekongkritan

Melalui interaksi dengan objek-objek nyata dan pengalaman kongkrit, pembelajaran perlu menggunakan berbagai media dan sumber belajar agar suatu tema yang telah atau akan dipelajari oleh anak menjadi lebih bermakna, misalnya menggunakan gambar binatang untuk mempelajari binatang, membawa binatang hidup (apabila memungkinkan dan tidak membahayakan bagi anak serta atau dapat juga melalukan eksperimen gejala alam ) di dalam kelas, menggunakan audio visual tentang banjir untuk mempelajari tentang air, dan lain-lain.

3. Asas Motivasi

Belajar akan optimal jika anak memiliki dorongan untuk belajar. Oleh sebab itu, pembelajaran hendaknya dirancang sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kemauan anak. Misalnya, memberi penghargaan kepada anak yang berprestasi dengan pujian atau hadiah; berupa pemberian stempel, gambar tempel, memajang setiap hasil karya


(12)

anak di kelas; lomba antar kelompok; melibatkan setiap anak pada berbagai kegiatan lomba dan kegiatan anak usia dini; melakukan pekan unjuk kemampuan anak.

4. Asas Kemandirian

Kemandirian merupakan upaya yang dimaksudkan untuk melatih anak dalam memecahkan masalahnya. Oleh sebab itu, pembelajaran hendaknya dirancang untuk mengembangkan kemandirian anak, misalnya tata cara makan, menggosok gigi, memakai baju, melepas dan memakai sepatu, buang air kecil dan buang air besar, merapikan mainan setelah digunakan, dan lain-lain.

5. Asas Kerjasama (Kooperatif)

Kerjasama menjadi asas karena dengan bekerja sama keterampilan sosial anak akan berkembang secara optimal. Oleh sebab itu, pembelajaran hendaknya dirancang untuk mengembangkan keterampilan sosial anak, misalnya bertanggung jawab terhadap kelompok, menghargai pendapat anak lain, bergantian, bergiliran, aktif dalam kerja kelompok, membantu anak lain, dan lain-lain.

6. Asas Perbedaan Individu

Perbedaan individu menjadi asas karena setiap anak itu bersifat unik, berbeda dengan anak yang lain. Oleh sebab itu, pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan individu, misalnya perbedaan latar belakang keluarga, perbedaan kemampuan, perbedaan minat, perbedaan gaya belajar, dan lain-lain agar anak mencapai hasil belajar secara optimal.

7. Asas Keterpaduan

Korelasi menjadi asas karena aspek pengembangan diri anak yang satu dengan aspek pengembangan diri yang lain saling berkaitan. Oleh sebab itu pembelajaran di anak usia dini dirancang dan dilaksanakan secara terpadu. Misalnya perkembangan bahasa anak berkaitan erat dengan perkembangan kognitif, perkembangan kognitif anak berkaitan erat dengan perkembangan diri, dan lain-lain.

8. Asas Belajar Sepanjang Hayat

Belajar sepanjang hayat menjadi asas karena proses belajar anak tidak hanya berlangsung di PAUD tetapi sepanjang hayat anak. Oleh sebab itu, pembelajaran di PAUD hendaknya diupayakan untuk membekali anak agar dapat menjadi pembelajar sepanjang hayat dan mendorong anak selalu ingin dan berusaha belajar kapan pun dan di mana pun.

V. STRUKTUR KURIKULUM

Bidang Pengembangan

A. Pembiasaan 1. Moral dan nilai-nilai agama 2. Sosial, emosional dan kemandirian B. Kemampuan dasar 1. Berbahasa

2. Kognitif 3. Fisik/Motorik 4. Seni


(13)

VI. STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR ANAK USIA DINI ( LAHIR s.d. 6 TAHUN )

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

LAHIR-1 TAHUN MORALDA N NILAI-NILAI AGAMA

Anak mampu memperhatikan perilaku keagamaan yang diterima melalui inderanya

Dapat merespon perilaku keagamaan melalui inderanya

Dapat merespon rasa sayang

• Bereaksi ketika

mendengarkan senandung lagu bernuansa keagamaan (mengangguk-angguk, tersenyum, tenang, mencari sumber suara).

• Bereaksi ketika mendengar doa yang dibacakan. • Bereaksi ketika

mendengarkan cerita yang bernuansa keagamaan. • Merespon rasa sayang dan

cinta kasih melalui belaian, sentuhan dan senyuman. SOSIAL,

EMOSIONA L, DAN KEMAN- DIRIAN

Anak mampu membangun interaksi dengan lingkungan terdekat

Dapat berinteraksi dengan keluarga dan orang lain yang dekat dengan anak

Dapat menyatakan suatu

kebutuhan

• Menatap wajah orang yang mengajak berkomunikasi • Merespon dengan senyum

terhadap orang yang mengajak berkomunikasi • Mulai melakukan

komunikasi dengan menggerakan tangan terhadap orang di dekatnya • Menunjukkan reaksi yang

berbeda terhadap orang yang dikenal dan orang yang tidak dikenal (Misal: Melalui tangisan)

• Mengulurkan tangan untuk diangkat

• Menutup muka/ bermain cilukba

• Menangis saat

membutuhkan sesuatu • Menolak jika diberikan

sesuatu yang tidak disukai. Misal dengan cara

menggerakkan tangan, menangis, dll.


(14)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

Dapat mengenal diri sendiri

Mulai menunjukkan kemandirian

• Mulai melihat bayangan di cermin dan tersenyum • Mulai minum dengan gelas

BAHASA Anak mampu mengerti isyarat dan perkataan orang lain serta mengungkapka n keinginannya secara

sederhana

Dapat memahami isyarat dan perkataan orang lain secara sederhana

Dapat

mengungkapkan keinginannya secara sedehana

Mulai menunjukkan ketertarikan dengan buku/media cetak lainnya

(pramembaca)

• Bereaksi terhadap isyarat orang lain secara

sederhana (Contoh: kedipan mata, geleng kepala, anggukan, gerakan tubuh, dan tangan)

• Bereaksi terhadap sumber suara

• Merespon bila dipanggil namanya

• Mengoceh atau

mengeluarkan suara-suara • Mengucapkan kata

(Contoh: papa, mama) • Mulai meniru suara-suara

• Mulai mengeksplorasi buku dengan memasukkan buku.media cetak lainnya ke dalam mulut atau memukul-mukul buku/media cetak • Mulai memperhatikan

buku-buku/media cetak lainnya yang memiliki gambar dan warna yang menarik

KOGNITIF Anak mampu menyadari keberadaan benda

Dapat memahami keberadaan benda yang terlihat dan disembunyikan

• Melihat wajah orang dan benda-benda terdekat • Mengamati anggota

tubuhnya sendiri (tangan, kaki, jari kaki, jari tangan)


(15)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

Dapat bereksplorasi (mencari tahu) tentang benda di sekitarnya

• Mengamati benda di sekitarnya

• Mengamati gerakan benda

• Mencari benda yang disembunyikan • Mengikuti suara dan

gerakan yang dikenalnya • Menyentuh dan

memasukkan benda ke mulutnya

• Membanting atau mengetuk-ngetuk benda ke meja atau lantai


(16)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

FISIK/ MOTORIK

Anak mampu menggerakkan tangan, lengan, kaki, kepala, dan badan.

Kesehatan Fisik

Dapat menunjukkan gerakan tangan melalui reflek sederhana

Dapat menunjukkan gerakan tubuh secara berulang-ulang

Dapat menunjukkan gerakan tubuh yang terkoordinasi

Menunjukkan kesesuaian antara kesehatan dan perkembangan

• Meraih sebuah benda. • Melempar benda yang

dipegang.

• Memainkan jari-jari tangan dan kaki

• Menarik benda-benda di sekitarnya

• Meremas-remas kertas • Memegang benda atau

mainan

• Mulai memainkan botol saat minum susu

• Merobek kertas dengan tangan

• Memasukkan sesuatu ke dalam mulut

• Menggerakkan jari-jari kaki

• Berguling ke kanan dan ke kiri.

• Merayap ke berbagai arah.

• Merangkak ke berbagai arah.

• Duduk tanpa bantuan. • Memutar badan ke kiri

dan ke kanan • Berdiri dengan

berpegangan atau dibantu • Berjalan beberapa

langkah

• Berjalan sambil

berpegangan ke dinding • Memainkan bola dengan

tangan

• Menunjukkan

pertumbuhan tinggi dan berat badan ideal sesuai usia

• Mulai suka menggigit • Mulai berlajar minum dengan menggunakan


(17)

ASPEK PERKEMBA NG-AN STANDAR KOMPETENS I KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

gelas SENI Anak mampu

bereaksi terhadap irama yang

didengarnya

Dapat bereaksi ketika mendengar irama

• Bertepuk tangan • Menggerakkan tangan,

kepala, atau kaki ketika mendengar irama USIA 1-2 TAHUN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA Anak mulai mampu meniru perilaku keagamaan secara sederhana serta mengekspresika n rasa sayang dan cinta kasih

Dapat meniru perilaku keagamaan secara sederhana

Dapat

mengekspresikan rasa sayang dan cinta kasih

• Mendengarkan senandung lagu bernuansa keagamaan • Menirukan senandung lagu

bernuansa keagamaan. • Mengikuti/menirukan bacaan

doa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.

• Menirukan sebagian gerakan ibadah.

• Mendengarkan cerita bernuansa keagamaan • Merespon cerita bernuansa

keagamaan.

• Mendengarkan sebutan nama Tuhan

• Menirukan sebutan nama Tuhan

• Menunjukkan rasa sayang dan cinta kasih melalui belaian/rangkulan/ciuman SOSIAL,

EMOSIONA L, DAN KEMAN DIRIAN Anak mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar, mengekpresikan emosi secara wajar, serta menyatajan kebutuhannya Dapat berinteraksi dengan keluarga dan orang lain yang dekat dengan anak

• Mengenal wajah orang yang di dekatnya

• Bereaksi apabila melihat wajah orang yang

dikenalnya

• Menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap orang yang dikenal dan yang tidak dikenal. Misal: Bersembunyi di belakang orang terdekat (Ibu, guru, pengasuh) • Mulai berminat bermain

bersama anak lain dengan mainan yang sama

• Mulai senang humor (tertawa ketika merespon sesuatu yang


(18)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

Dapat menyatakan suatu

Kebutuhan

Dapat mengenal diri sendiri

Mulai dapat menunjukkan kemandirian

Mulai dapat mengekpresikan emosi secara wajar

lucu)

• Menyatakan keinginan dengan ekpresi emosi, misal merajuk, merengek, atau menangis • Mengatakan jika ingin buang

air

• Meminta bantuan kepada orang yang dikenalnya ketika miliknya diambil orang (temannya)

• Dapat menyatakan kepemilikannya (Misal: Bonekaku, mainanku, dll.)

• Berlatih untuk menggunakan toilet.

• Mulai dapat makan sendiri • Mengekspresikan rasa senang,

takut, marah, dan kaget. • Bermain pura-pura (bermain

peran)

BAHASA Anak mampu mengerti perkataan orang lain dan

mengungkapka n keinginannya secara

sederhana

Dapat memahami perkataan orang lain secara sederhana

Dapat

mengungkapkan keinginan dan pikirannya secara sederhana

Menunjukkan

• Melaksanakan beberapa perintah sederhana • Bereaksi terhadap larangan • Meniru kata dan suara • Mengucapkan kalimat

yang terdiri dari dua kata (seperti: mama makan) • Menggunakan kalimat

tanya. (Contoh: Apa, dimana)

• Menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya: Apa, siapa, dimana • Menyebutkan nama

dirinya

• Menyatakan miliknya • Membawa buku/media


(19)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

ketertarikan terhadap buku/media cetak lainnya

(pramembaca)

Mulai menggunakan alat tulis untuk membuat gambar atau tulisan (pramenulis)

cetak lainnya kepada orang dewasa untuk dibacakan • Mulai membuka dan

membalik-balikan

buku/media cetak lainnya • Mulai tertarik dengan isi

buku/media cetak lainnya (Contoh: Menanyakan gambar yang terdapat di dalam buku)

• Mencocokkan gambar yang terdapat pada satu

buku/media cetak lainnya dengan buku/media cetak lainnya

• Berpura-pura membaca (Bicara dengan gambar yang terdapat pada buku/media cetak lainnya)

• Berpura-pura menulis dengan mencoret-coret tidak beraturan

• Mulai menunjukkan hasil karyanya (coretan) kepada orang lain

KOGNITIF Anak mampu bereksplorasi melalui indera dan motorik terhadap benda yang ada di sekitarnya

Dapat mengamati dan menggunakan benda-benda di sekitarnya

Dapat bereksplorasi dengan benda di sekitarnya Dapat merespon

• Menunjuk bentuk benda-benda sederhana

• Menyebut nama benda-benda sederhana

• Menyebutkan posisi benda (jauh-dekat, atas-bawah) • Membedakan ukuran benda

(besar-kecil)

• Menunjuk minimal 4 anggota tubuh

• Menyebutkan minimal 4 anggota tubuh

• Mengamati apa yang terjadi jika benda dijatuhkan


(20)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

benda dan orang yang berada di sekitarnya

• Mulai dapat menemukan benda yang disembunyikan • Menanggapi ketika

dibacakan buku yang dikenalnya

• Menolak terhadap sesuatu yang tidak diinginkan FISIK/

MOTORIK

Anak mampu menggerakkan anggota tubuh untuk melatih otot tangan, punggung, dan kaki

Kesehatan Fisik

Dapat menggerakkan anggota tubuh untuk melatih otot tangan

Dapat mengerakkan anggota tubuh untuk melatih otot

punggung

Dapat mengerakkan anggota tubuh untuk melatih otot kaki

• Memegang benda-benda ukuran kecil dengan jari-jari tangan telunjuk dan jempol • Membuat coretan tidak

beraturan dengan menggunakan pinsil/spidol/ krayon • Merobek kertas dengan

jari-jari tangan

• Menggerakkan jari-jari tangan

• Melempar bola ke arah tertentu

• Menyusun benda tanpa beraturan.

• Mulai belajar makan sendiri

• Meraup biji-bijian • Memasukkan biji-bijian

ke kotak/wadah

• Mulai belajar menangkap bola

• Mulai belajar

membungkukkan badan • Menggerakkan/memiringk

an tubuh ke kanan dan ke kiri.

• Menarik dan mendorong benda

• Berlari ke berbagai arah. • Menaiki tangga dengan

bantuan.

• Melompat ke berbagai arah.


(21)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

Menunjukkan kesesuaian antara kesehatan dan perkembangan

bola

• Kebiasaan tidur mulai berkurang secara bertahap • Menunjukkan

pertumbuhan gigi yang normal

• Mulai mengkonsumsi berbagai jenis makanan • Memegang makanan

dengan menggunakan jari-jari tangan

• Mulai belajar mengikuti kebiasaan sehat (gosok gigi, cuci tangan) SENI Mampu meniru

suara dan gerak secara

sederhana

Dapat menirukan suara

Dapat menirukan gerak

• Mulai belajar menirukan suara

• Bermain dengan bimbingan

• Menggerakkan kepala, tangan atau kaki ketika mendengar suara musik/ritmik

• Bergerak bebas sesuai dengan irama musik ANAK USIA

2 – 3 TAHUN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA

Anak mampu meniru secara sederhana perilaku keagamaan yang dilihat dan didengar , mengekpresikan rasa sayanga atau cinta kasih sesamanya, serta mulai meniru perilaku baik dan sopan

Dapat meniru perilaku keagamaan secara sederhana

Dapat

mengekpresikan rasa sayang atau cinta kasih sesamanya

Dapat mengenal

• Menyebut nama Tuhan • Mengikuti bacaan doa/berdoa

sebelum dan sesudah melakukan kegiatan • Menyanyikan lagu

keagamaan

• Mengucapkan salam keagamaan

• Menunjukkan rasa sayang dan cinta kasih melalui belaian/ rangkulan • Menyayangi binatang • Memelihara tanaman • Suka menolong teman • Mengucapkan salam, terima


(22)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

sopan santun sederhana

• Mau menyapa dan menjawab sapaan dengan ramah

SOSIAL, EMOSIONA L, DAN KEMAN DIRIAN

Anak mampu beriteraksi dan menunjukan reaksi emosi yang wajar, mengenal rasa tanggungjawab, mulai

menunjukkan kemandirian, disiplin, dan percaya diri

Dapat berinteraksi dengan lingkungan terdekat

Dapat menunjukkan keinginannya

Dapat mengenal diri dan lingkungan Terdekat

Dapat menunjukkan kemandirian

Dapat

mengekpresikan emosi secara wajar

Mulai menunjukkan sikap kedisiplinan

• Mulai menunjukkan senang bermain dengan teman • Merespon terhadap beberapa

nama teman bermain • Senang meniru apa yang

dilakukan orang lain • Mau menyapa teman • Mau memilih sesuatu yang

disukai

• Mempertahankan hak milik • Menunjuk benda miliknya • Menunjuk orang-orang yang

terdekat

• Dapat ditinggalkan oleh orangtuanya

• Memilih kegiatan sendiri • Mulai dapat menggunakan

toilet (wc) namun masih dibantu/diingatkan

• Makan dan minum sendiri • Menunjukkan ekspresi emosi

yang wajar ketika mengalami ketidaknyamanan (Misal: Diganggu temannya)

• Menunjukkan ekspresi emosi yang wajar ketika mengalami kegembiraan (Misal: Melihat hal yang lucu)

• Menyimpan mainannya sendiri

• Sabar menunggu giliran BAHASA Anak mampu

mendengarkan dan

berkomunikasi

Dapat mendengarkan informasi lisan

• Mendengarkan cerita • Mendengarkan lagu-lagu • Melaksanakan perintah


(23)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

secara lisan dengan kalimat sederhana

Dapat

mengungkapkan keinginannya melalui ungkapan sederhana

Dapat mengenal lambang

(pramembaca)

Dapat menghasilkan coretan-coretan (pramenulis)

• Merespon ketika namanya dipanggil

• Mengucapkan kalimat dengan 2-3 kata (Contoh: Saya mau makan, dll.)

• Menjawab pertanyaan sederhana “apa, siapa, dimana”

• Menggunakan kata sangkal (ya, tidak)

• Menggunakan kata ganti "aku"

• Menyebutkan nama diri • Meniru dan mengulangi bunyi dan atau kata • Menceritakan pengalaman

sehari-hari secara sederhana • Menunjukkan lambang suatu

benda (Contoh: mengenal lambang/logo dari produk makanan, minuman yang dikenal anak, dll.) • Mengemukakan kembali

cerita yang digemari • Memilih-milih buku/media

cetak lainnya menurut kesukaannya

• Meminta tolong kepada orang dewasa untuk menuliskan cerita gambar yang dibuatnya • Menghasilkan coretan dengan

menggunakan berbagai alat tulis

KOGNITIF Anak mampu mengenal benda dan orang di sekitarnya

Dapat mengenal benda

• Menyebutkan benda-benda di sekitar

• Menyebutkan berbagai bentuk benda

• Membedakan warna dasar (merah, kuning, biru) • Membedakan ukuran benda


(24)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

Dapat menggunakan benda

Dapat merespon orang yang berada di sekitarnya

• Membedakan rasa dan bau • Membedakan konsep

buka-tutup. Depan-belakang, keluar-masuk

• Menyusun benda ke atas dan ke samping

• Memasang puzzel 3 keping • Membilang 1-5 (tanpa

mengenal konsep) • Mengenal konsep 1-2

• Membedakan banyak-sedikit, sama- tidak sama

• Membedakan bunyi –bunyian • Mulai dapat menggunakan

alat untuk memperoleh sesuatu yang berada di luar jangkauannya (Contoh: meraih benda dengan menggunakan alat bantu) • Mengeksplorasi isi lemari dan

laci

• Membangun balok dan menghancurkannya • Menyodok, menjatuhkan,

mendorong, menarik, dan meremas benda untuk melihat apa yang akan terjadi

• Mulai dapat menempatkan benda pada tempat tempat yang sesuai (Contoh:

Membuang sampah di tempat sampah, menyimpan piring kotor di dapur/tempat cuci piring)

• Mulai menanyakan orang yang dikenalnya ketika tidak ada di sekitarnya

• Mulai mengenal jenis kelamin FISIK/

MOTORIK

Anak mampu melakukan keterampilan gerak dasar secara

Dapat melakukan gerakan di tempat

• Meniru gerakan senam sederhana

• Mengekspresikan diri lewat seni musik, dengan


(25)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

sederhana

Anak mampu menunjukan kontrol dan koordinasi antara tangan dan mata

Dapat melakukan gerak

berpindah tempat

Dapat memainkan benda menggunakan tangan atau kaki (motorik kasar)

Dapat melakukan koordinasi antara jari-jari dan tangan untuk kelenturan otot

berbagai gerakan • Berjalan dengan control

yang baik

• Berlari lurus ke depan • Melompat turun dari

ketinggian 10-20 cm dengan dua kaki

• Merayap dan merangkak lurus ke depan

• Menghindari rintangan ketika berjalan

• Melompat ke depan dengan dua kaki bersama-sama • Menirukan gerakan

binatang dan tanaman • Naik turun tangga dengan

berpegangan

• Masuk ke dalam lorong meja, kursi,dll.

• Menggulirkan bola dengan satu/dua tangan

• Melempar bola dengan satu atau dua tangan

• Memasukkan bola ke dalam keranjang

• Menangkap bola besar yang dilambungkan dengan dua tangan

• Menendang bola

• Memegang benda dengan benar

• Mengaduk cairan dengan berbagai alat

• Menuang (air, beras, biji-bijian)

• Meraup pasir, biji-bijian, beras

• Merobek dengan jari • Menggunakan lima jari

untuk meremas-remas sesuatu


(26)

ASPEK PERKEMBA NG-AN STANDAR KOMPETENS I KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

Kesehatan Fisik Menunjukkan kesesuaian antara kesehatan dan perkembangan

untuk memegang sesuatu • Melipat kertas sembarangan • Menggunting kertas tak

beraturan

• Menggunakan kuas,spidol dan krayon untuk

mencoret-coret bebas • Membuat garis

(mencoret-coret)

• Meronce dengan manik-manik yang besar

• Membedakan permukaan benda melalui perabaan • Mencapai tingggi dan berat

badan yang ideal • Menggosok gigi sendiri

(Dengan pengawasan) • Mandi sendiri secara rutin

(Dengan pengawasan) • Makan sendiri dengan

dibantu SENI Mampu

melakukan berbagai gerakan anggota tubuhnya sesuai dengan irama dan dapat mengekspresika n diri dalam bentuk goresan sederhana

Dapat bergerak bebas mengikuti irama musik

Dapat

mengekspresikan diri dalam bentuk coretan sederhana

• Bertepuk tangan mengikuti irama musik

• Menari mengikuti irama musik

• Memukul-mukul benda menurut irama musik • Membuat coretan tak

berbentuk

• Mengekspresikan pikiran dan perasaan melalui menggambar bebas ANAK USIA 3-4 TAHUN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA Anak mampu mengucapkan bacaan doa/lagu-lagu keagamaan dan meniru gerakan beribadah secara sederhana, serta mulai berperilaku baik Dapat mengucapkan bacaan doa dan lagu keagamaan secara sederhana

Dapat meniru

gerakan ibadah secara sederhana

• Mengikuti bacaan doa/berdoa sebelum dan sesudah

melakukan kegiatan • Menirukan lagu-lagu

keagamaan

• Menirukan sikap berdoa • Meniru gerakan ibadah yang


(27)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

atau sopan Dapat mengenal dan menyayangi ciptaan Tuhan

Dapat mengenal sopan santun dan mulai berperilaku saling menghormati sesama

• Menyebut contoh ciptaan Tuhan secara sederhana (Contoh: Kucing, anjing) • Menyayangi ciptaan Tuhan

(Contoh: Memberi makan binatang peliharaan) • Mau menolong teman • Menunjukkan empati dan

perhatian terhadap orang lain (teman sebaya)

• Mengucapkan salam, terima kasih, minta tolong, minta maaf secara sederhana • Mau menyapa dan menjawab

sapaan dengan ramah • Tidak mengganggu teman • Mau mengalah

SOSIAL, EMOSIONA L DAN KEMAN DIRIAN

Anak mampu beriteraksi dan menunjukan reaksi emosi yang wajar, mengenal rasa tanggungjawab, menunjukkan kemandirian, disiplin, dan percaya diri

Dapat berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa yang dikenal

Dapat menjaga keamanan diri sendiri Mulai menunjukkan

• Senang bermain dengan teman

• Meminta izin bila

menggunakan benda milik orang lain

• Mau bekerja dalam kelompok • Berkomunikasi dengan

orang-orang yang ditemuinya • Meminta perhatian dengan

mengangkat tangan, membuat permintaan verbal, atau cara lainnya

• Mendengar dan berbicara dengan orang dewasa yang dikenalnya

• Mengadukan masalah kepada orang dewasa ketika

mengalami ketidaknyamanan dengan teman

• Mau menyapa teman • Menghindari dari bahaya • Menolak sesuatu yang tidak

nyaman bagi dirinya • Menunjukkan kebanggaan


(28)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

rasa percaya diri

Dapat menunjukkan kemandirian

Dapat menunjukkan reaksi emosi yang wajar

Mulai menunjukkan sikap kedisiplinan

Dapat mengenal rasa tanggungjawab

atas hasil kerja buatannya • Berani mengungkapkan

pertanyaan atau pendapat • Menolong dirinya sendiri (makan, minum, kegiatan toilet, dll)

• Mampu berpisah dengan orangtua tanpa menangis • Memilih kegiatan sendiri • Melakukan kegiatan

kebersihan diri dan

lingkungan sekitarnya (gosok gigi, cuci tangan)

• Dapat dibujuk jika menangis • Menunjukkan ekspresi emosi

ketika mengalami

ketidaknyamanan (Misal: Diganggu temannya)

• Menunjukkan ekspresi emosi ketika mengalami

kegembiraan (Misal: Mendapat hadiah) • Memiliki kebiasaan yang

teratur (makan, minum, mandi, tidur)

• Sabar menunggu giliran • Menjaga barang milik sendiri

dan orang lain

• Meletakkan sesuatu pada tempatnya

• Merapikan alat-alat setelah melakukan kegiatan BAHASA Anak mampu

mendengarkan, berkomunikasi secara lisan, serta memiliki perbendaharaan kosakata dan mengenal simbol

Dapat mendengarkan informasi lisan

• Mengikuti dua atau lebih petunjuk/perintah

• Bertanya dan berkomentar tentang cerita yang

didengarnya

• Mendengarkan cerita dan menunjukkan pemahaman melalui bahasa tubuh, menunjukkan gambar, atau


(29)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

Dapat

berkomunikasi/ berbicara secara lisan dengan jelas

menceritakan kembali • Mengikuti petunjuk dari

tape/CD/lagu untuk melakukan gerakan

• Menyebutkan nama diri dan orangtua

• Berbicara dengan kalimat sederhana dan jelas • Menyampaikan pesan dari

orangtua ke guru

• Mengambil keputusan ketika dihadapkan pada pilihan • Mulai bertanya dengan suatu

tujuan

• Menyanyikan lagu sederhana • Menggunakan kata tanya

"apa, siapa, dimana"

• Menggunakan kata keterangan (Contoh: Lambat, lucu, dll.) • Menjawab pertanyaan tentang

hubungan sebab akibat secara sederhana

• Menggunakan 3-4 kata dalam 1 kalimat

• Menyebutkan benda sesuai fungsinya

• Menggunakan kata kepunyaan • Meniru bunyi huruf-huruf • Menyebutkan suku kata

pertama dari kata yang sudah dikenal saat guru

mengucapkan suku kata pertma (Contoh:

Mengucapkan suku kata “sil” ketika guru mengucapkan suku kata “pen”)

• Mengenali tulisan nama diri sendiri

• Menceritakan pengalaman sederhana

• Menceritakan kembali cerita yang didengarnya/peristiwa yang dialami secara sederhana • Berkomentar atas cerita yang


(30)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

Mulai menunjukkan dorongan untuk membaca (pramembaca)

Dapat mengenal lambang-lambang sederhana

(pramenulis)

Dapat menghasilkan coretan-coretan (pramenulis)

dibacakan

• Berpartisipasi dalam percakapan dengan teman • Tertarik pada buku cerita dan

berusaha membaca • Memegang buku dengan

benar dan membalik halaman satu persatu

• Menanyakan arti

gambar/tulisan pada buku • Meminta untuk dibacakan

suatu cerita

• Menunjuk huruf-huruf yang diucapkan guru

• Mengidentifikasi huruf-huruf yang terdapat dalam namanya sendiri

• Menunjukkan benda yang diawali dengan huruf tertentu. • Menjelaskan apa yang terjadi

di dalam gambar

• Mengenali tulisan nama diri sendiri

• Mencoret-coret atau menulis seperti cakar ayam

• Memegang alat tulis dengan benar

• Menghasilkan coretan/tulisan dengan menggunakan

berbagai alat tulis KOGNITIF Anak mampu

mengenal konsep matematika sederhana dalam kehidupan sehari-hari

Dapat mengenal klasifikasi sederhana

Mulai menunjukkan pemahaman tentang konsep bilangan

• Mengelompokkan benda berdasarkan ciri tertentu (Contoh: menurut bentuk, warna, ukuran, jenis, dll.) • Menunjukkan benda-benda

yang memiliki ciri tertentu • Membilang 1-10 (tanpa

benda yang

dibilang/membilang hapalan)


(31)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

Mulai menunjukkan pemahaman tentang geometri

Dapat mengenal konsep ruang dan posisi

Dapat mengenal konsep ukuran

• Membilang dengan

benda(dengan menunjukkan benda yang dibilang) • Mengenal konsep 1- 3 • Menyebutkan empat benda

tanpa membilang • Menyebutkan banyak

anggota keluarga

• Membedakan banyak benda (Contoh: sedikit-banyak) • Menyebutkan konsep

bilangan yang menunjukkan urutan (Contoh: Saya yang kedua)

• Mengidentifikasi dan melabel 3 bentuk geometri (lingkaran, segiempat, segitiga)

• Mengidentifikasi bangun-bangun yang bentuknya sama

• Membedakan posisi suatu benda (atas-bawah,luar-dalam, jauh-dekat, depan-belakang)

• Mengikuti perintah tentang posisi (Contoh: Duduk di belakang- didepan)

• Menempatkan benda sesuai posisi dalam kehidupan sehari-hari (Contoh: Menempatkan tempat tidur ketika bermain rumah-rumahan sama seperti yang ada di rumah)

• Membedakan ukuran sederhana (besar-kecil, panjang-pendek, tinggi-rendah)

• Membedakan benda yang berat dan ringan

• Membedakan permukaan benda halus dan kasar


(32)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

Dapat mengenal konsep waktu

Mulai dapat

menggunakan strategi sederhana untuk memecahkan masalah

Dapat mengenal pola sederhana

• Membedakan rasa, bau, suara

• Mengenal fungsi uang (Contoh: Anak meminta uang jika mau membeli sesuatu)

• Mengenal waktu pagi, siang, dan malam

• Mengenal konsep sebentar-lama

• Mencoba mencari cara untuk membangun rumah dengan balok-balok • Menebak banyak benda

yang dibutuhkan (Contoh: Ada berapa cangkir untuk semua orang)

• Menyusun puzzel 5 keping • Mengurutkan pola

sederhana berdasarkan warna, irama, meronce,dll. • Menempel bentuk-bentuk di

atas kertas dengan pola sesuai warna (Misal: Hijau-biru-hijau-biru)

• Meronce manik-manik dalam pola berdasarkan ukuran, warna, dan bentuk FISIK/

MOTORIK

Anak mampu melakukan keterampilan gerak dasar secara sederhana dengan

koordinasi yang lebih baik

Dapat melakukan gerak di tempat dengan koordinasi yang lebih baik

Dapat melakukan gerak berpindah tempat dengan koordinasi yang lebih baik

• Meniru gerakan senam • Melakukan senam, meniru

gerakan binatang dan pohon • Berayun/bergelantungan

dengan dua tangan

• Berdiri dengan mengangkat satu kaki

• Berjalan dengan koordinasi gerak yang baik.

• Naik turun tangga tanpa berpegangan


(33)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

Dapat melakukan koordinasi mata-tangan

Dapat melakukan gerakan tangan dalam rangka kelenturan, kelincahan, dan kekuatan Dapat

memainkan/menggun akan benda dengan koordinasi yang lebih baik.

mengendarai mainan beroda atau sepeda roda tiga • Melompat ke depan dengan

dua kaki

• Melompat turun dari ketinggian 10-20 cm • Memanjat dengan

berpegangan • Berjingkat (berjalan

bertumpu pada ujung kaki) • Berjalan dengan berbagai

variasi seperti berjalan lurus, zigzag,dll.

• Memotong garis lurus dengan gunting

• Membuka dan menutup risleting

• Memasang dan membuka kancing baju yang dilakukan sendiri

• Menangkap bola dengan dua tangan

• Memasukkan bola ke dalam keranjang dari jarak tertentu • Membuka/menutup botol • Memegang benda dengan

benar

• Memegang benda dengan telunjuk dan ibu jari • Mengaduk cairan dengan

berbagai alat

• Menuang (air, biji-bijian) tanpa tumpah

• Menggunakan jepitan untuk menjepit sesuatu

• Melukis dengan jari

• Menggunakan kuas, spidol, dan krayon untuk mencoret • Mengambil dan

mengembalikan benda dengan benar

• Membuat berbagai bentuk dengan


(34)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

Kesehatan Fisik Melakukan rutinitas kesehatan mulut

playdough/plastisin/tanah liat • Meremas kertas untuk

dijadikan bola

• Melipat kertas menjadi dua lipatan secara sederhana • Menjahit pola sederhana dengan lubang yang besar • Meronce dengan

manik-manik yang besar • Memakai pakaian dan

mengancingkannya sendiri dengan bantuan

• Memakai sepatu dengan bantuan

• Menjiplak garis horizontal dan vertikal

• Membedakan permukaan benda melalui perabaan • Melakukan langkah-langkah

penyikatan gigi

• Mengukur berat badan dan tinggi badan dengan bantuan. • Menutup mulut ketika batuk

atau menguap

• Menggunakan tissue atau sapu tangan untuk membersihkan hidung •

SENI Anak mampu melakukan berbagai gerakan sesuai irama,

menyanyi, dan berkarya seni

Dapat bergerak sesuai dengan irama musik

Dapat bergerak mengikuti benda-benda di

lingkungannya

Dapat bernyanyi beberapa lagu

• Bergerak mengikuti irama musik

• Mengerakan kepala, tangan, kaki mengikuti irama musik • Senam irama dengan berbagai

variasi

• Meniru gerakan binatang, dan benda-benda lainnya, seperti: kapal terbang

• Bersenandung/menyanyikan kata-kata pada lirik lagu yang diulang,


(35)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

Dapat membuat irama secara sederhana

Dapat

mengekspresikan suatu karya dengan jari

• Bertepuk tangan membentuk irama

• Membuat bunyi-bunyian dengan berbagai alat • Melukis dengan jari • Melipat kertas secara

sederhana

• Mencoba berbagai bahan seni dan cara menggunakannya • Bereksperimen dengan

plastisin dengan cara digulung, dipotong dengan cetakan kue, dan

membuatnya menjadi sebuah objek

USIA 4 – 5 TAHUN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA

Anak mampu mengucapkan bacaan doa/lagu-lagu keagamaan dan melakukan gerakan beribadah secara

sederhana, serta berperilaku baik atau sopan

Dapat mengucapkan bacaan doa

Dapat menyanyikan lagu-lagu keagamaan Dapat melaksanakan gerakan ibadah secara sederhana

Dapat mengenal dan menyayangi ciptaan Tuhan

Memiliki rasa sopan santun dan saling menghormati sesama

• Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan • Menyanyikan lagu-lagu

keagamaan yang sederhana • Melaksanakan gerakan

ibadah secara sederhana namun masih perlu bimbingan

• Menyebutkan ciptaan-ciptaan Tuhan, misal: Manusia, bumi, langit, tanaman, dan hewan. • Menyiram tanaman,

memberi makan binatang • Mau menolong teman • Menghargai teman • Mau membagi miliknya,

misal: makanan, mainan, dll. • Meminjamkan miliknya

dengan senang hati • Bersikap ramah

• Meminta tolong dengan baik • Mengucapkan salam


(36)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

• Berterima kasih jika memperoleh sesuatu. • Berbahasa sopan dalam

berbicara

• Mau menyapa dan menjawab sapaan dengan ramah

• Mau mengalah • Mendengarkan orang

tua/teman berbicara • Tidak mengganggu teman SOSIAL,

EMOSIONA L DAN KEMANDIR IAN

Anak mampu beriteraksi dan menunjukkan reaksi emosi yang wajar, menunjukkan rasa

tanggungjawab, menunjukkan kemandirian, disiplin, dan percaya diri

Dapat berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa

Dapat menjaga keamanan diri sendiri Menunjukkan rasa percaya diri

Dapat menunjukkan kemandirian

• Mulai mengajak teman untuk bermain

• Meminta izin bila

menggunakan benda milik orang lain

• Mau bekerjasama dengan teman dalam kelompok ketika melakukan kegiatan

• Berbicara dengan teman sebaya tentang rencana dalam bermain (Misal: Membuat aturan bermain)

• Membuat keputusan ketika bermain dengan teman sebaya (Misal: Memutuskan siapa yang memulai bermain) • Berkomunikasi dengan

orang-orang yang ditemuinya • Mendengar dan berbicara

dengan orang dewasa

• Mengadukan masalah kepada orang dewasa ketika

mengalami ketidaknyamanan dengan teman

• Mau menyapa teman dan orang dewasa

• Menghindari benda – benda berbahaya.

• Menunjukkan kebanggaan terhadap hasil kerjanya • Memasang kancing atau


(37)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

Mulai dapat

menunjukkan emosi yang wajar

Mulai menunjukkan sikap kedisiplinan

Mulai dapat bertanggung jawab

• Memasang dan membuka tali sepatu sendiri

• Mampu makan sendiri • Berani pergi dan pulang

sekolah sendiri (Bagi yang dekat dengan sekolah) • Mampu mandi, BAK dan

BAB (toilet training) masih dengan bantuan

• Mampu mengerjakan tugas sendiri

• Bermain sesuai dengan jenis permainan yang dipilihnya • Mengurus dirinya sendiri

dengan bantuan, misalnya: berpakaian

• Mau berpisah dengan ibu tanpa menangis

• Dapat dibujuk agar tidak cengeng lagi dan berhenti menangis pada waktunya • Melaksanakan tata tertib

yang ada

• Mengikuti aturan permainan • Mengembalikan alat

permainan pada tempatnya • Membuang sampah pada

tempatnya

• Sabar menunggu giliran • Berhenti bermain pada

waktunya

• Melaksanakan tugas yang diberikan

• Menjaga barang milik sendiri dan orang lain • Menggunakan barang orang

lain dengan hati-hati BAHASA Anak mampu

berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan

Dapat mendengarkan, membedakan, dan mengucapkan bunyi / suara tertentu

• Menyebutkan berbagai bunyi/ suara tertentu • Menirukan kembali 3 - 4

urutan kata


(38)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

kata-kata dan mengenal simbol

Dapat

berkomunikasi/ berbicara secara lisan

Dapat memperkaya kosa kata yang diperlukan untuk berkomunikasi sehari-hari

Dapat menceritakan

dengan suku kata awal yang sama, misal kaki-kali atau suku kata akhir yang sama, misal nama-sama, dll. • Melakukan 2-3 perintah

secara sederhana

• Mendengarkan cerita dan menceritakan kembali isi cerita secara sederhana • Menyebutkan nama diri,

nama orang tua, jenis kelamin, alamat rumah secara sederhana

• Menirukan kembali 3 - 4 urutan kata

• Menyebutkan kata-kata dengan suku kata awal yang sama. Misal kaki-kali atau suku kata akhir yang sama. Misal: nama-sama, dll • Melakukan 2-3 perintah

secara sederhana

• Menyebutkan nama diri, nama orang tua, jenis kelamin, alamat rumah secara sederhana • Menjawab pertanyaan

tentang

keterangan/informasi secara sederhana

• Menjawab pertanyaan tentang

keterangan/informasi secara sederhana

• Bercerita tentang gambar yang disediakan atau yang dibuat sendiri

• Mengurutkan dan

menceritakan isi gambar seri sederhana (3-4 gambar) • Menghubungkan gambar /

benda dengan kata • Membaca gambar yang


(39)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

gambar (pramembaca) Dapat mengenal hubungan antara bahasa lisan dan tulisan (pramembaca) Dapat mengenal bentuk-bentuk simbol sederhana

(pramenulis)

memiliki kata/kalimat sederhana

• Menceritakan isi buku walaupun tidak sama antara tulisan dan yang

diungkapkan

• Menghubungkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannya KOGNITIF Anak mampu

mengenal berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Dapat mengenal klasifikasi sederhana

Dapat mengenal konsep-konsep Sains sederhana

Dapat mengenal bilangan

• Mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak. Misalnya: Menurut warna, bentuk, ukuran, jenis, dll • Menunjuk

sebanyak-banyaknya benda, hewan, tanaman yang mempunyai warna, bentuk atau ukuran atau menurut ciri-ciri tertentu

• Mencoba dan menceritakan apa yang terjadi jika: warna dicampur, proses

pertumbuhan tanaman ( biji-bijian, umbi-umbian, batang-batangan) balon ditiup lalu dilepaskan, benda-benda dimasukkan ke dalam air(terapung,

melayang, tenggelam, benda-benda yang dijatuhkan (gravitasi), percobaan dengan magnit, mengamati dengan kaca pembesar mencoba dan membedakan bermacam-macam rasa, bau dan suara • Membilang/menyebut

urutan bilangan minimal dari 1 sampai 10 • Membilang dengan


(40)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

Dapat mengenal bentuk geometri

Dapat memecahkan masalah sederhana

menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda sampai 5 • Menunjukkan urutan benda

untuk bilangan 1 sampai 5 • Mengenal konsep banyak -

sedikit, lebih – kurang, sama – tidak sama

• Menghubungkan / memasangkan lambang bilangan dengan benda- benda sampai 5 ( anak tidak disuruh menulis)

• Menunjuk 2 kumpulan benda yang sama

jumlahnya, yang tidak sama, lebih banyak dan lebih sedikit

• Menyebutkan hasil penambahan (menggabungkan 2 kumpulan benda) • Menyebutkan hasil

pengurangan (memisahkan kumpulan benda) dengan benda sampai 5

• Mengelompokkan bentuk-bentuk geometri (lingkaran, segitiga, segiempat)

• Menyebutkan kembali benda-benda yang

menunjukkan bentuk-bentuk geometri

• Mengerjakan maze (mencari jejak) yang sederhana • Menyusun kepingan puzzel

menjadi bentuk utuh (4 – 6 keping)

• Mencari lokasi tempat asal suara

• Memasang benda sesuai dengan pasangannya • Menyebutkan sedikitnya 12


(41)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

Dapat mengenal konsep ruang dan posisi

Dapat mengenal ukuran

Dapat mengenal konsep waktu

• Menceritakan informasi tentang sesuatu yang diperoleh dari buku

• Menceritakan kembali suatu informasi berdasarkan ingatannya

• Membedakan konsep kasar – halus melalui panca indera • Memecahkan masalah

sederhana

• Menyebutkan konsep depan – belakang – tengah, atas – bawah, luar – dalam, pertama – terakhir – diantara, keluar – masuk, naik – turun, maju – mundur • Membedakan konsep

panjang-pendek, jauh-dekat melalui mengukur dengan satuan tak baku (langkah, jengkal, benang atau tali) • Membedakan konsep berat –

ringan, gemuk-kurus melalui menimbang benda dengan timbangan buatan dan panca indera

• Membedakan konsep penuh-kosong melalui mengisi wadah dengan air, pasir, biji-bijian, beras, dll • Membedakan konsep tebal –

tipis

• Membedakan konsep tinggi – rendah

• Membedakan konsep besar – kecil

• Membedakan konsep cepat – lambat

• Membedakan waktu (pagi, siang, malam)

• Menyebutkan nama-nama hari dalam satu minggu, bulan dan tahun


(42)

ASPEK PERKEMBA NG-AN

STANDAR KOMPETENS

I

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

Dapat mengenal berbagai pola

Dapat konsep pengetahuan sosial sederhana

• Memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk 2 pola yang

berurutan. Misalnya merah, putih, merah, putih,

merah,….

• Menceritakan letak lokasi dari rumah ke sekolah • Mengenal berbagai macam

profesi (Contoh: Dokter, polisi, dll.)

• Mengenal berbagai macam alat angkutan sederhana (Contoh: Mobil; motor, dll.) FISIK/

MOTORIK

Anak mampu melakukan gerakan tubuh secara

terkoordinasi dalam rangka kelenturan, kelincahan, dan keseimbangan

Dapat melakukan gerakan di tempat (gerak dasar non lokomotor) Dapat melakukan gerak berpindah tempat sederhana (gerak dasar lokomotor)

• Memutar dan mengayunkan lengan

• Meliukkan tubuh • Membungkukkan badan • Berjalan ke berbagai arah

dengan berbagai cara, misalnya; berjalan maju di atas garis lurus, berjalan di atas papan titian, berjalan ke depan dengan tumit,

berjalan ke depan jinjit (angkat tumit), berjalan mundur

• Melompat ke berbagai arah dengan satu atau dua kaki • Meloncat dari ketinggian

20-30 cm

• Memanjat, bergelantung, dan berayun

• Berdiri dengan tumit • Berlari kemudian melompat

dengan seimbang tanpa jatuh

• Berlari dengan berbagai variasi (menyamping, ke depan dan ke belakang) • Merayap dengan berbagai


(1)

Rencana kegiatan belajar usia 4-5 tahun di Taman Penitipan Anak Kelompok : …………..

Materi Tema Alat dan

bahan

Kegiatan Main Anak

Kegiatan Pendidik - doa sebelum

& sesudah belajar - sikap khidmat

saat berdoa - mendengar cerita - Mengucapkan salam - Sabar - Menggunakan kata tanya siapa ? - Berdiri satu

kaki - Nama - Ciri - Menggunakan sendok, garpu, serbet, sikat gigi - Menggosok gigi sesudah makan - Bernyanyi Kendar aan Bahan Kardus Bahan botol dan gelas aqua: Bahan Kertas Bahan sedotan

- membuat toko yang menjual kendaraan untuk main peran - membuat kendaraan dari dus kecil

- menjiplak bentuk kendaraan - menempel

gambar

kendaraan beroda dua dan beroda empat

- puzle bentuk kendaraan - main peran

berkendaraan (jadi sopir, kernet, penumpang) - membuat huruf

nama kendaraan - membuat angka - membuat

kendaraan kapal-kapalan

- membuat mobil-mobilan

- menempel kertas warna dengan bentuk kendaraan - menggambar kendaraan - mewarnai gambar kendaraan - menggunting dan

menempel bentuk kendaraan

- mengelompokkan kendaraan sesuai jenisnya

- mencari gambar

1. Penataan Lingkungan: - menyediakan alat-alat main dengan bahan yang sesuai - menata alat main yang akan digunakan anak secara berkelompok 2. Pijakan sebelum main: - berdoa, mengabsen - Menyanyi tentang kendaraan, - Bercerita tentang bagian kendaraan, kendaraan buatan manusia, bahannya ciptaan Tuhan, - Menirukan suara kendaraan, - Cara menjalankan kendaraan - Melihat macam-macam kendaraan - Menanyakan siapa yang mempunyai kendaraan atau yang


(2)

bagian kendaraan yang hilang - mencocokkan

huruf kendaraan dengan

gambarnya - melukis

kendaraan dengan bahan cat air dari tepung terigu

- menyusun gambar mobil dengan sedotan - merangkai

sedotan menjadi kendaraan

pernah naik kendaraan? - menjelaskan

macam-macam keg. Main - menjelaskan

aturan main - membagi

anak

sebelum main 3. Pijakan saat

anak main - Anak bermain - Kader

mencatat kegiatan main yang dilakukan anak

- Kader memberi bantuan kepada anak yang

membutuhkan 4. Pijakan setelah main: - membereskan - mencuci

tangan - berkumpul

kembali untuk bercerita yang sudah

dimainkan - menegaskan

kembali tentang materi oleh Kader


(3)

Contoh Jadwal Kegiatan Harian Taman Penitipan Anak Jadwal Kegiatan Taman Penitipan Anak

08:00 – 09:00 : Menyiapkan alat permainan.

Menyambut kedatangan anak dan orang tua.

Jurnal pagi (melihat perkembangan anak dan melakukan dialog dengan anak), kegiatan berupa menggambar, bercakap-cakap dan mendengarkan lagu-lagu klasik.

Clean up (dilakukan guru dan murid)

Musik – circle time and story telling – music movement. Makan pagi.

(Kegiatan dapat berubah setting)

09:00 – 09:30 : Bermain bebas di luar, kegiatan gross motor (outdoor). 10:00 – 11:30 : Circle time themes (pengenalan konsep).

Bercerita (story telling).

Pembagian kelompok.

Waktu sentra

11.30 – 12:30 : Clean up time

Makan biskuit/makanan ringan dan minum.

Recalling (apa yang telah dilakukan/dikerjakan anak).

Bernyanyi.

Makan siang.

12:30 – 12:45 : Toiletting, membersihkan tubuh dan ganti pakaian. 12:45 – 14:30 : Bercerita/membaca buku cerita.

Tidur siang.

14:30 – 15:30 : Bangun tidur, mandi sore.

Makan snack.

15:30 – 16:00 : Bermain bebas (mainan di setting di indoor/outdoor). Bercerita/membaca buku cerita.

Jurnal sore (melihat perkembangan anak dan melakukan dialog dengan anak), kegiatan berupa menggambar, bercakap-cakap, dan mendengarkan lagu-lagu anak.

Menunggu dijemput orang tua (PULANG). Lampiran 2

MODEL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PADA LEMBAGA PAUD NON FORMAL

A. Model BCCT (Bayond Center and Circle Time atau Sentra dan saat lingkaran) ™ Konsep Dasar

Yang dimaksud dengan model Beyond Center and Circle Time adalah : Suatu metode atau pendekatan dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dan merupakan perpaduan antara teori dan pengalaman praktik.


(4)

™ Tujuan

Tujuan dari model Beyond Center and Circle Time adalah sebagai berikut : 1. Model ini ditujukan untuk merangsang seluruh aspek kecerdasan anak

(kecerdasan jamak) melalui bermain yang terarah.

2. Model ini menciptakan setting pembelajaran yang merangsang anak untuk aktif, kreatif, dan terus berpikir dengan menggali pengalamannya sendiri (bukan sekedar mengikuti perintah, meniru, atau menghafal).

3. Dilengkapi dengan standar operasional yang baku, yang berpusat di sentra-sentra kegiatan dan saat anak berada dalam lingkaran bersama pendidik, sehingga mudah diikuti.

™ Ciri-ciri dari Model Beyond Center and Circle Time : 1. Pembelajarannya berpusat pada anak;

2. Menempatkan setting lingkungan main sebagai pijakan awal yang penting; 3. Memberikan dukungan penuh kepada setiap anak untuk aktif, kreatif, dan

berani mengambil keputusan sendiri;

4. Peran pendidik sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator;

5. Kegiatan anak berpusat di sentra-sentra main yang berfungsi sebagai pusat minat;

6. Memiliki standar prosedur operasional (SPO) yang baku (baik di sentra maupun saat di lingkaran);

7. Pemberian pijakan sebelum dan setelah anak bermain dilakukan dalam posisi duduk melingkar (dalam lingkaran).

™ Model ini menggunakan 3 jenis main 1. Main Sensorimotor

anak main dengan benda untuk membangun persepsi. 2. Main Peran

anak bermain dengan benda untuk membantu menghadirkan konsep yang sudah dimilikinya.

3. Main Pembangunan

anak bermain dengan benda untuk mewujudkan ide/gagasan yang dibangun dalam pikirannya menjadi sesuatu bentuk nyata.

™ Penataan Lingkungan Main

1. Penempatan alat main yang tepat memungkinkan anak untuk mandiri, disiplin, bertanggung jawab, memulai dan mengakhiri main, klasifikasi 2. Penataan alat dan bahan selama main seharusnya mendukung anak untuk

membuat keputusan sendiri, mengembangkan ide, menuangkan ide menjadi karya nyata, mengembangkan kemampuan sosial

3. Penataan alat dan bahan main memungkinkan anak main sendiri, main berdampingan, main bersama dan main bekerjasama

™ Pijakan Pengalaman Main

Pijakan ini dilakukan berdasarkan perkembangan anak. Empat tahap untuk pijakan pengalaman main yang bermutu :

1. Pijakan Lingkungan Main

• Mengelola awal lingkungan main dengan bahan-bahan yang cukup (tiga tempat main untuk setiap anak)


(5)

• Merencanakan untuk intensitas dan densitas pengalaman • Memiliki berbagai bahan yang mendukung tiga jenis main • Sensorimotor, pembangunan dan main peran

• Memiliki berbagai bahan yang mendukung pengalaman keaksaraan

• Menata kesempatan main untuk mendukung hubungan sosial yang positif

2. Pijakan Pengalaman Sebelum Main

• Membaca buku yang berkaitan dengan pengalaman atau mengundang nara sumber

• Menggabungkan kosakata baru dan menunjukkan konsep yang mendukung standar kinerja

• Memberikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-bahan • Mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main • Menjelaskan rangkaian waktu main

• Mengelola anak untuk keberhasilan hubungan sosial • Merancang dan menerapkan urutan transisi main 3. Pijakan Pengalaman Main Setiap Anak

• Memberikan anak waktu untuk mengelola dan meneliti pengalaman main mereka

• Mencontohkan komunikasi yang tepat • Memperkuat dan memperluas bahasa anak

• Meningkatkan kesempatan sosialisasi melalui dukungan hubungan teman sebaya

• Mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan kemajuan main anak

4. Pijakan Pengalaman Setelah Main

• Mendukung anak untuk mengingat kembali pengalaman mainnya dan saling menceritakan pengalaman mainnya.

• Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar positif melalui pengelompokkan, urutan, dan penataan lingkungan main secara tepat.

™ Dua hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan BCCT, yaitu : ii. INTENSITAS BERMAIN

Sejumlah waktu yang diperlukan anak untuk pengalaman dalam tiga jenis main sepanjang hari dan sepanjang tahun.

Contoh: Anak-anak dibolehkan untuk memilih dari serangkaian kegiatan main setiap hari yang menyediakan kesempatan untuk terlibat dalam main peran, pembangunan, dan sensorimotor. 2. DENSITAS BERMAIN

Berbagai macam cara setiap jenis main yang disediakan untuk mendukung pengalaman anak.

Contoh: Anak dapat menggunakan cat di papan lukis, nampan cat jari, cat dengan kuas kecil di atas meja, dan sebagainya, untuk melatih keterampilan pembangunan sifat cair. Anak-anak dapat menggunakan balok unit (Pratt), palu dengan paku dan kayu, sisa-sisa bahan bangunan dengan lem tembak, dan Lego untuk berlatih keterampilan pembangunan terstruktur.


(6)

B Model Keterampilan Hidup

Model ini berorientasi pada pengembangan keterampilan hidup umum (General life skill) yang terdiri atas self-awareness (kepekaan diri), thinking skill (keterampilan berpikir), social skill (keterampilan sosial), pre-vocational skill (keterampilan kerja). Bertujuan untuk mengenalkan kepada anak tentang kehidupan nyata yang akan dihadapinya.

Pola belajarnya disesuaikan dengan perkembangan anak baik secara fisik dan psikis. Kecerdasan yang dimiliki oleh seorang anak hanya akan berarti apabila dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang dikenal dengan istilah kecakapan hidup (life skills). Melalui berbagai kecakapan hidup yang dikuasai anak inilah, kelak ia akan mampu bertahan hidup dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Pada dasarnya, semua pembelajaran yang berhubungan dengan kecakapan hidup bertujuan agar anak mampu menprendiksi diri sendiri (self help) dan kemudian mampu menolong orang lain (social skill) sebagai suatu bentuk kepedulian dan tanggungjawab sosialnya sebagai salah satu anggota keluarga dan masyarakat di mana anak berada.

Dimensi keterampilan untuk kemandirian, karakteristik perkembangannya antara lain: dapat mempergunakan serbet dan membersihkan tumpahan makanan, dapat menuangkan air dan minum sendiri, dapat makan sendiri, dapat memakai dan melepas pakaian sendiri, dapat membuka kancing baju depan yang besar, dapat memakai sepatu tanpa tali (jenis sepatu boot), dapat mencuci tangan sendiri, dapat ke kamar kecil dan membersihkan dirinya saat buang air, membuka dan menutup keran air, menyikat gigi dengan diawasi dan menyeka hidung saat diperlukan.

C Model Bermain Kreatif berbasis Kecerdasan Jamak

Bermain Kreatif adalah kegiatan bermain yang memberikan kebebasan pada anak untuk berimajinasi, bereksplorasi dan menciptakan suatu bentuk kreativitas yang unik.

Model pembelajaran anak usia dini yang dapat mengakomodir pendekatan yang dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan belajar – preskripsi: peningkatan pengetahuan, keterampilan, sensitivitas dan teknik pengelolaan pembelajaran

Ciri Model :

1. Fase Berpikir Kreatif : persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi.

2. Karakteristik Kreativitas: : kelancaran, kelenturan, keaslian, elaborasi, keuletan, dan kesabaran.

3. Penerapan Potensi Kecerdasan Jamak, yang merupakan ungkapan dari cara berpikir seseorang yang dapat dijadikan modalitas dalam belajar melalui bermain. Aspek Kecerdasan Jamak : linguistik, logika-matematika, visual spasial, interpersonal, intrapersonal, musikal, kinestetik, naturalistik, spiritual. Dasar Pengembangan:

• Pembelajaran Terpadu: Tematik • Pusat Kegiatan Belajar: Sentra