PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SPLDV DI KELAS VIII SMP SWASTA BANDUNG TEMBUNG.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK
PAIR-SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PEMECAHANMASALAHMATEMATIKASISWAPADAMATERI
SPLDVDIKELASVIII SMPSWASTABANDUNGTEMBUNG

Oleh :
Saddam Husein Siregar
NIM. 409111073
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013

iv


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat
dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga penelitian ini
dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Materi SPLDV di Kelas VIII SMP
Swasta Bandung Tembung. Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga akhir
penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Zul
Amry, M.Si, Ibu Dra. Hamidah Nasution, M.Si dan Bapak Mulyono, S.Si , M.Si
selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari
rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd selaku dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan,
Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed.

Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai
Jurusan Matematika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu
penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak
Paisal Lubis, S.Pd selaku kepala sekolah dan kepada Ibu H. Rosmianah Pohan
selaku guru bidang studi matematika yang telah banyak membantu dan
membimbing penulis selama penelitian serta para guru dan staf administrasi yang
telah memberikan kesempatan serta bantuan kepada penulis selama melakukan
penelitian.
Teristimewa rasa terima kasih dan cinta penulis kepada Ayahanda Rasmin
Siregar dan Ibunda Aisah Pakpahan, orangtua penulis yang telah mengasuh,
membimbing, memberi kasih sayang, mendukung secara materil dan selalu
mendo’akan penulis. Semoga Allah memberikan kebaikan dunia dan akhirat

v

kepada Ayah dan Ibunda. Amin. Terima kasih juga buat Abangda Maragoti
Siregar, S.Pd, M.Hum, Abangda Alm. Julfan Siregar, Kakanda Puspa Indah
Siregar, Am.Pd, Kakanda Anriani Siregar, S.Pd

dan kakanda Elvi Mardiana


Siregar, S.E yang telah memberikan do’a dan motivasi kepada penulis, serta
Terima kasih juga penulis ucapkan untuk sanak family yang banyak membantu
dalam bentuk materi dan motivasi untuk penulis dalam menyusun skripsi ini
terutama Uda Katruk, Bujing Kalsum, Mami Nur, dan Bujing Leli , yang terus
memberikan dukungan, doa, kasih sayang, pengorbanan, dan perjuangan baik
secara moral dan materil.
Penulis juga ucapkan terima kasih untuk teman terdekat Andrayana
Saputri yang selalu bersama dan memberikan do’a serta motivasi maupun
dorongan untuk mengerjakan skripsi ini hingga selesai.. Tak lupa penulis ucapan
terima kasih juga untuk sahabat Roland, Dayat, Rizky, Atma serta teman-teman
senasib seperjuangan di DIK A’ 09 Pendidikan Matematika yang tiada henti
memberikan motivasi dan doa yang tulus serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak
bisa disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan dunia pendidikan.

Medan,

Penulis,

September 2013

Saddam Husein Siregar
NIM. 409111073

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK
PAIR-SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PEMECAHANMASALAHPADAMATERISPLDVDIKELASVIII
SMP SWASTA BANDUNG TEMBUNG
SADDAM HUSEIN SIREGAR (NIM. 409111073)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi SPLDV di Kelas VIII
SMP Swasta Bandung Tembung.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

dalam 2 siklus, siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dan pada siklus II terdiri dari
2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP Swasta Bandung
Tembung yang berjumlah 27 orang. Objek penelitin ini adalah pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran model Think-Pair-Share untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
Data yang diperlukan diperoleh dengan menggunakan lembar observasi
aktivitas pencapaian waktu ideal aktivitas aktif siswa pada siklus I dan siklus II.
Tes hasil kemampuan pemecahan masalah matematika yang berbentuk uraian
yaitu tes awal sebanyak 4 soal. Tes hasil kemampuan pemecahan masalah
matematika siklus I sebanyak 4 soal dan tes kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa siklus II terdiri dari 4 soal.
Berdasarkan hasil analisis data setelah pemberian tindakan diperoleh
data Kemampuan pemecahan masalah matematika dengan menggunakan model
TPS pada siklus I dari 26 siswa terdapat 1 orang siswa atau 3,85% yang memiliki
kemampuan rendah, dan 25 orang siswa atau 96,15% memiliki kemampuan
sangat rendah dan 1 siswa tidak hadir. Pada siklus II terdapat 17 siswa dari 27
siswa atau 62,96% yang memiliki kemampuan tinggi, 6 siswa atau 22,22% yang
memiliki kemampuan sedang, 2 siswa atau 7,4% yang memiliki kemampuan
rendah, 1 siswa atau 3,7% yang memiliki kemampuan sangat rendah dan 1 siswa
tidak hadir. Dengan demikian dapat dikatakan kelas tersebut telah tuntas belajar,

karena terdapat  85% siswa yang memiliki tingkat ketuntansan klasikal. Dari
hasil analisis siklus I dan siklus II tersebut dapat dilihat bahwa kriteria
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa ini telah mencapai target dan
mengalami peningkatan dalam mempelajari materi Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel dengan menerapkan model Think-Pair-Share.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Model pembelajaran ThinkPair-Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa khususnya pada pokok bahasan persamaan dua variabel di kelas
VIII SMP Swasta Bandung Tembung dimana peningkatan diperoleh setelah siklus
II dilaksanakan.

vi

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup


ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel


x

Daftar Lampiran

xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

1

1.2. Identifikasi Masalah

5

1.3. Batasan Masalah

6


1.4. Rumusan Masalah

6

1.5. Tujuan Penelitian

6

1.6. Manfaat Penelitian

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

KerangkaTeoritis

8

2.1.1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika


8

2.1.2. Masalah dalam Matematika

11

2.1.3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

12

2.1.4. Kesulitan Belajar

13

2.1.5 Pembelajaran Kooperatif

14

2.1.6. Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS)


17

2.1.7 .Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS

21

2.1.8. Materi

21

2.2. Kerangka Konseptual

27

vii

2.3. Penelitian Relevan

28

2.4. Hipotesis Penelitian

30

BAB III METODE PENELITIAN
3.1.

Lokasi dan Waktu Penelitian

31

3.1.1. Lokasi Penelitian

31

3.1.2. Waktu Penelitian

31

3.2.

31

Subjek dan Objek Penelitian

3.2.1. Subjek Penelitian

31

3.2.2. Objek Penelitian

31

3.3.

Desain Penelitian

31

3.4.

Prosedur Penelitian

31

3.5.

Alat Pengumpul Data

35

3.6.

Analisis Data

37

3.6.1. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah

37

3.6.2. Ketuntasan Belajar Siswa

38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.

Deskripsi Hasil Penelitian

40

4.1.1.

Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I

40

4.1.1.1.

Permasalahan I

40

4.1.1.2.

Perencanaan Tindakan I (Alternatif Pemecahan I)

42

4.1.1.3.

Pelaksanaan Tindakan I

42

4.1.1.4.

Observasi I

43

4.1.1.5.

Analisis Data I

44

4.1.1.5.1.

Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

44

4.1.1.5.2.

Deskripsi Hasil Observasi I

45

4.1.1.6.

Refleksi I

46

4.1.2

Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II

48

4.1.2.1.

Permasalahan II

48

viii

4.1.2.2.

Tahap Perencanaan Tindakan II (Alternatif Pemecahan II)

49

4.1.2.3.

Pelaksanaan Tindakan II

49

4.1.2.4.

Observasi II

50

4.1.2.5.

Analisis Data II

51

4.1.2.5.1.

Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

51

4.1.2.5.2.

Deskripsi Hasil Observasi II

52

4.1.2.6.

Refleksi II

54

4.2.

Pembahasan Hasil Penelitian

55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

60

5.2. Saran

60

DAFTAR PUSTAKA

62

x

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

16

Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa

38

Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa Pada Tes Awal
Tabel 4.2

Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Pada
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

Tabel 4.3

44

Deskripsi Tingkat kemampuan pemecahan masalah
pada tes siklus II

Tabel 4.5

44

Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran
Pada Siklus I

Tabel 4.4

41

51

Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran
Pada Siklus II

53

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1. Penelitian Tindakan Kelas

36

Gambar 4.1. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada
Tes awal

40

Gambar 4.1. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

44

Gambar 4.2. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

45

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai usaha pemberian informasi
dan pembentukan ketrampilan saja, namun diperluas sehingga mencakup usaha
untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu sehingga
tercapai pola hidup pribadi dan sosial yang memuaskan, pendidikan bukan
semata-mata sebagai sarana untuk persiapan kehidupan yang akan datang, tetapi
untuk kehidupan anak sekarang yang sedang mengalami perkembangan menuju
ke tingkat kedewasaannya. Pengertian Pendidikan menurut Ihsan (2005:5) adalah
sebagai berikut :
1) suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan;
2) suatu pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam
pertumbuhannya;
3) suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi
tertentu yang dikehendaki oleh masyarakat;
4) suatu pembentukan kepribadian dan kemampuan anak dalam menuju
kedewasaan.

Sebagai upaya yang bukan saja membuahkan manfaat yang besar,
pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dirasa
belum memenuhi harapan. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Bangsa
Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan. Menurut Sukro Muhab, ketua
umum JSIT Indonesia (http://www.suaramerdeka.com/) adalah sebagai berikut :
“Mutu pendidikan di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Hal ini
terlihat dari menurunnya peringkat Indonesia dalam HDI (Human
Development Index) pada tahun 2011 dari peringkat ke 111 dari 182
negara ke peringkat 124 dari 187 negara. HDI mengukur peringkat suatu
negara dalam bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan ekonomi.
Menurunnya peringkat Indonesia tersebut khususnya dalam bidang
pendidikan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan sekolah-sekolah
Indonesia belum dapat bersaing dalam tataran global. Oleh karena itu,
kita selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah

2

melalui berbagai macam kegiatan yang bertujuan memformat model
pendidikan yang berorientasi pada jaminan mutu.”
Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan sudah banyak dilakukan
oleh pemerintah diantaranya adalah pembaharuan kurikulum, perbaikan sarana
dan prasarana pendidikan, penggunaan metode mengajar, melaksanakan penelitian
serta meningkatkan kualitas dan kuantitas bahan ajar. Namun upaya ini masih
belum memuaskan dengan melihat masih rendahnya hasil belajar matematika
siswa. Kenyataan ini dikarenakan kurangnya pencapaian pembelajaran yang
dilakukan dalam kurikulum tersebut.
Matematika memiliki peranan yang sangat besar yang dapat dirasakan
oleh seluruh lapisan masyarakat pada umumnya. Hal ini dapat diketahui melalui
setiap kegiatan yang kerap sekali terkait dengan matematika. Nurhadi (2004:203)
menyatakan bahwa :
“Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,
mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran dan
geometri, aljabar dan trigonometri. Matematika juga berfungsi
mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan
bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan
persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel.”
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang
sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian, siswa
dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta
keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang
bersifat tidak rutin. Sehubungan dengan hal tersebut Abdurrahman (2009:254)
menyatakan bahwa :
“Pemecahan masalah adalah aplikasi dari konsep dan keterampilan.
Dalam pemecahan masalah biasanya melibatkan beberapa kombinasi
konsep dan keterampilan dalam suatu situasi baru atau situasi yang
berbeda. Sebagai contoh, pada saat siswa diminta untuk mengukur luas
selembar papan, beberapa konsep dan keterampilan ikut terlibat.
Beberapa konsep yang terlibat adalah bujursangkar, garis sejajar, dan
sisi; dan beberapa keterampilan yang terlibat adalah keterampilan
mengukur, menjumlahkan, dan mengalikan.”

3

Pemecahan masalah merupakan kemampuan yang sangat penting dalam
pembelajaran matematika karena dalam pemecahan masalah kemampuan
pemahaman konsep harus dikuasai siswa. Pada saat pembelajaran siswa dapat
mengikutinya dengan baik tetapi dalam mengerjakan latihan atau diberi
pertanyaan siswa masih belum mampu untuk berpikir sendiri bagaimana
menyelesaikan menyelesaikan masalah tersebut. Meskipun telah diberikan arahan
oleh guru, siswa masih kurang mampu menerapkan konsep yang telah mereka
pelajari dalam pemecahan masalah tersebut. Sehingga untuk meningkatkan
kemandirian siswa dalam berpikir kearah yang lebih tinggi sulit dicapai. Dari
uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa kemampuan matematika siswa
terutama pemahaman konsep dan pemecahan masalah masih harus ditingkatkan
lagi.
Salah satu materi pelajaran dalam matematika yaitu SPLDV. Selain
kelemahan belajar matematika yang telah diuraikan diatas, terdapat juga
kelemahan belajar matematika yang lebih terperinci pada materi SPLDV
diantaranya adalah sebagai berikut : (1) sebagian besar siswa masih kurang
mampu memahami soal cerita. (2) sebagian besar siswa kurang mampu membuat
soal cerita kedalam bentuk persamaan matematika.
Dari hasil wawancara pada tanggal 23 Mei 2013 dengan Ibu Rosmianah
yang merupakan guru matematika kelas VIII di SMP Swasta Bandung Tembung,
beliau mengungkapkan bahwa pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung,
perhatian murid kurang terhadap pelajaran. Kemampuan pemecahan masalah
siswa masih rendah karena hanya sebagian kecil siswa yang menuliskan
kesimpulan dan memahami masalah matematika terutama dalam materi SPLDV.
Untuk meningkatkan mutu pembelajaran guru juga menggunakan media
pembelajaran untuk materi pembelajaran tertentu. Dan terus memotivasi siswa
yang minat belajarnya kurang.
Berdasarkan tes yang diberikan pada tanggal 27 mei pada siswa kelas
VIII-1 terlihat tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang
masih rendah, yaitu siswa sulit memahami soal cerita, sulit melakukan
perhitungan dalam menyelesaikan soal karena cara menyelesaikannya tidak

4

dipahami sehingga jawaban yang dihasilkan tidak benar,dan siswa kurang teliti
dalam melakukan perhitungan.
Rendahnya kemampuan pemecahan matematika siswa dapat ditingkatkan
dengan berbagai cara yaitu menyajikan materi dengan mengaitkan materi
pembelajaran terhadap kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa merasa bahwa
matematika ilmu yang sangat penting yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Faktor lain yang mempunyai andil yang sangat penting dalam
menentukan

keberhasilan

belajar

matematika

adalah

pemilihan

model

pembelajaran, Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan mengatasi
kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran matematika.
Salah satu model pembelajaran yang berkembang saat ini adalah
pembelajaran kooperatif. Seperti yang diungkapkan oleh Nurhadi (2004:112)
bahwa :
“Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa
untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk
mencapai tujuan belajar.”
Pembelajaran kooperatif ini menggunakan kelompok-kelompok kecil
sehingga siswa saling bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa
dalam kelompok kooperatif belajar berdiskusi, saling membantu, dan mengajak
satu

sama

lain

untuk

mengatasi

masalah.

Pembelajaran

kooperatif

mengkondisikan siswa untuk aktif dan saling memberi dukungan dalam kerja
kelompok untuk menuntaskan materi masalah dalam belajar.
Ada beberapa tipe model pembelajaran kooperatif yang dapat
dikembangkan dalam pembelajaran matematika diantaranya adalah Model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS).
Think-Pair-Share (TPS) atau (berpikir-berpasangan- berbagi) merupakan
jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa. Metode Think-Pair-Share (TPS) memberi waktu kepada para siswa untuk
berpikir dan merespons serta saling membantu yang lain. Peneliti tertarik
menggunakan model Think-Pair-Share (TPS) karena peneliti sebelumnya
menggunakan model ini untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

5

siswa pada pokok bahasan lingkaran dan ada peneliti lain yang meningkatkan
kemampuan komunikasi matematika siswa dan semua penelitian yang dilakukan
dua peneliti sebelumnya berhasil.
Jika dibandingkan model Think-Pair-Share (TPS) dengan model
pembelajaran yang lain, yang menjadi kelebihannya adalah dapat meningkatkan
daya nalar siswa, daya kritis siswa, daya imajinasi siswa dan daya analisis siswa
terhadap suatu permasalahan, meningkatkan kerja sama kelompok, mengurangi
siswa yang pasif dalam proses pembelajaran karena tiap kelompok terdiri dari 2
peserta didik, pendidik lebih memungkinkan menambahkan pengetahuan peserta
didik ketika selesai diskusi. Namun, model ini memiliki kelemahan jika
dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain yaitu, dibutuhkan lebih
banyak waktu untuk membimbing kelompok belajar karena kelompok belajar
yang ada bisa mencapai 18 kelompok untuk 36 siswa. Meskipun demikian peneliti
akan berusaha untuk mengurangi atau menutupi kelemahan model ini.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul : “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think-Pair-Share (TPS) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa pada Materi SPLDV di Kelas VIII SMP Swasta
Bandung Tembung.”

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1.

Kemampuan siswa menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika
masih rendah.

2.

Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit.

3.

Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi dan masih
bersifat terpusat pada guru.

4.

Siswa tidak menyukai mata pelajaran matemaika

5.

Siswa kurang mampu memahami dan menyelesaikan soal matematika
dalam materi SPLDV.

6

1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah dan keterbatasan peneliti, maka
masalah yang disebutkan dalam identifikasi masalah diatas dibatasi pada
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah Matematika Siswa pada materi
SPLDV di Kelas VIII SMP Swasta Bandung Tembung.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah :
Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe ThinkPair-Share

(TPS) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematika Siswa pada materi SPLDV di Kelas VIII SMP Swasta Bandung
Tembung?

1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada materi SPLDV di Kelas VIII SMP
Swasta Bandung Tembung.

7

1.6

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Bagi Guru
Sebagai bahan masukan untuk dapat mempertimbangkan dan memilih
model pembelajaran yang lebih baik dalam pembelajaran matematika
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2.

Bagi Siswa
Sebagai

alternatif

usaha

meningkatkan

kemampuan

siswa

dan

mengaktifkan siswa serta dapat menjalin hubungan yang lebih baik
diantara siswa lainnya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dalam
pembelajaran matematika.
3.

Bagi Pihak Sekolah
Sebagai bahan masukan dalam lembaga pendidikan untuk usaha
peningkatan mutu pendidikan.

4.

Bagi Peneliti
Sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan model pembelajaran
yang lebih tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah pada masa
yang akan datang.

5.

Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan masukan dan pembanding untuk penelitian dalam
permasalahan yang sama pada masa yang akan datang.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Model

pembelajaran

Think-Pair-Share

(TPS)

dapat

meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa khususnya pada pokok
bahasan persamaan dua variabel di kelas VIII SMP Swasta Bandung Tembung
dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II dilaksanakan.
2. Dengan adanya pekerjaan rumah siswa lebih mampu memahami langkahlangkah pemecahan masalah soal.
3. Kemampuan pemecahan masalah matematika dengan menggunakan model
TPS pada siklus I dari 29 siswa terdapat 1 orang siswa atau 3,85% yang
memiliki kemampuan rendah, dan 25 orang siswa atau 96,15% memiliki
kemampuan sangat rendah. Pada siklus II terdapat 17 siswa dari 27 siswa atau
62,96% yang memiliki kemampuan tinggi, 6 siswa atau 22,22% yang
memiliki kemampuan sedang, 2 siswa atau 7,4% yang memiliki kemampuan
rendah, 1 siswa atau 3,7% yang memiliki kemampuan sangat rendah. Dengan
demikian dapat dikatakan kelas tersebut telah tuntas belajar, karena terdapat 
85% siswa yang memiliki tingkat ketuntansan klasikal.

5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan beberapa saran
sebagai berikut :
1) Kepada guru matematika hendaknya mulai menerapkan model yang berpusat
pada siswa, salah satunya penggunaan Think-Pair-Share sebagai salah satu
alternatif pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa.
2) Kepada guru matematika diharapkan selalu mengadakan evaluasi dan refleksi
pada akhir pembelajaran yang telah dilakukan dan lebih baik setiap akhir

61

pertemuan dilakukan refleksi, sehingga kesulitan yang mempengaruhi
keberhasilan pembelajaran baik yang dialami baik temuan oleh guru maupun
siswa pada pembelajaran dapat diatasi dengan sesegera mungkin. Dan
memberikan pekerjaan rumah untuk lebih mengasah kemampuan peserta
didik.
3) Kepada siswa SMP Swasta Bandung Tembung disarankan lebih berani dan
aktif dalam menemukan sendiri konsep matematika dan berani untuk
menanyakan hal-hal yang kurang dipahami kepada guru untuk menemukan
konsep itu.
4) Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik dan permasalahan yang
sama, hendaknya lebih memperhatikan model dan media pembelajaran yang
sesuai, serta menguasai materi pokok yang diajarkan supaya keberhasilan
pembelajaran

62

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit
PT. Asdi Mahasatya, Jakarta.
Arikunto, S.dkk, (2010), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta
Arikunto, Suharsimi., (2009), Manajemen Penelitian, Penerbit PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2011), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa
Program Studi Kependidikan, FMIPA Unimed, Unimed.
Ihsan, F., (2005), Dasar-Dasar Kependidikan, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persana,
Medan.
Muhab,

S., (2012), Mutu-Pendidikan-Indonesia-Makin-Mengkhawatirkan,
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/09/23/1307
32/Mutu-Pendidikan-Indonesia-Makin-Mengkhawatirkan
(accessed 16 Januari 2013)

Mudjiono., 2011. Belajar dan Pembelajaran. PT. Asdi Mahasatya, Jakarta
Nuharini, Dewi., dan Wahyuni, Tri., (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya
Untuk SMP/MTS Kelas VIII, Penerbit Pusat Perbukuan Depdiknas, Jakarta.
Nurhadi, (2004), Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban), Grasindo, Jakarta.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit
Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK- PAIR- SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP SWASTA BRIGJEND KATAMSO T.A 2014/ 2015.

0 7 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT DI KELAS VII SMP SWASTA RAKYAT PANCUR BATU T.A 2014/2015.

0 4 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DALAM PENINGKATAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA TESIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA.

0 3 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK - PAIR - SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DI KELAS VII SMP PAB 10 MEDAN ESTATE.

0 5 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII SMP SWASTA ANGKASA MEDAN.

0 5 25

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SPLDV DI KELAS VIII SMP SWASTA AL HIDAYAH MEDAN.

0 16 25

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII SMP SWASTA KATOLIK BUDI MURNI-2 MEDAN.

0 3 22

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DALAM PENINGKATAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWAERBAS

0 3 43

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

0 0 9

SKRIPSI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP

1 1 160