Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Pemanfaatan Perpustakaan Melalui Reward di SMA Negeri 1 Pringsurat Kabupaten Temanggung T2 942014703 BAB II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber
Belajar
Salah
satu
perpustakaan
merupakan
jenis
perpustakaan
sekolah.
suatu
Perpustakaan
bagian
penting
dari
adalah
sekolah
komponen
pendidikan yang keberadaannya tidak dapa dipisahkan
dari lingkungan sekolah.
Dalam
Basuki
buku
(1991)
Pengantar
Ilmu
perpustakaan
Perpustakaan
sekolah
adalah
perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah
dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan,
dengan
tujuan
utama
membantu
sekolah
untuk
mencapai tujuan khusus sekolah dan pendidikan pada
umumnya.
ruangan
Perpustakaan
atau
gedung
juga
yang
diartikan
sebuah
digunakan
untuk
menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya
disimpan
menurut
tata
susunan
tertentu
yang
digunakan pembaca bukan untuk dijual (Basuki:1994).
Undang-undang nomor 25 tahun tahun 2000
tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas)
menjelaskan bahwa perpustakaan merupakan sumber
daya
pendidikan
meningkatkan
yang
kualitas
penting
Pendidikan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pendidikan,
Pemuda
dan
dalam
upaya
Prasekolah,
Dalam Renstra
Olahraga
Departemen
11
Pendidikan Nasional disebutkan bahwa kegiatan pokok
dalam
upaya
Prasekolah,
peningkatan
Pendidikan
kualitas
Dasar
Pendidikan
dan
Pendidikan
Menengah diantaranya adalah peningkatan penyediaan
penggunaan dan perawatan sarana dan prasarana
pendidikan,
termasuk
pendidikan,
buku
perpustakaan
dan
dan
alat
peraga
laboratorium
bagi
sekolah negeri dan swasta secara bertahap.
Suryana
(1997:1)
mengemukakan
bahwa,
“Perpustakaan sekolah adalah sebuah ruangan atau
gedung yang berisi buku–buku dan bahan lainnya yang
disusun secara sistematis”. Berdasarkan pendapat
diatas dapat diketahui bahwa perpustakaan sekolah
selain sebagai tempat untuk menyimpan koleksi juga
secara
aktif
menjadi
penggunanya.
(2007:2)
sumber
Sedangkan
pengertian
informasi
menurut
perpustakaan
bagi
Surachman
sekolah
adalah
perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang
kedudukan dan tanggung jawabnya kepada Kepala
Sekolah, yang melayani sivitas akademika sekolah yang
bersangkutan.
Pendapat
pengertian
lain
yang
perpustakaan
menguraikan
sekolah
tentang
dijelaskan
oleh
Sutarno (2006) yang menyatakan perpustakaan sekolah
merupakan
penyelenggara
salah
satu
sarana
pendidikan
sehingga
dan
fasilitas
setiap
sekolah
memiliki perpustakaan yang memadai.
12
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat
disimpulkan
bahwa
perpustakaan
sekolah
adalah
perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah yang
merupakan bagian internal dari sekolah yang menjadi
sumber dan sarana belajar untuk membantu dan
mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah.
2.1.1. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah
Sebagai sarana dalam mendukung proses
kegiatan belajar mengajar perpustakaan sekolah juga
memiliki tujuan, fungsi dan manfaat yang cukup besar
bagi peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.
2.1.1.1. Tujuan Perpustakaan Sekolah
Menurut
Yusuf
(2007)
tujuan
perpustakaan
sekolah adalah sebagai berikut: (1) ,emdoromg dan
mempercepat penguasaan teknik membaca para siswa,
(2) membantu menulis kreatif para siswa dengan
bimbingan
guru
dan pustakawan,
(3)
menumbuh
kembangkan minat dan kebiasaan membaca para
siswa, (4) menyediakan berbagai sumber informasi
untuk
kepentingan
mendorong,
pelaksanaan
menggairahkan,
kurikulum,
memelihara,
(5)
member
semangat membaca dan belajar bagi para siswa, (6)
memperluas,
memperdalam,
dan
memperkaya
pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku
yang
mengandung
informasi
IPTEK,
(7)
member
hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui
kegiatan membaca, khususnyabuku-buku dan sumber
13
bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti
fiksi, cerpen, dan lainnya.
Kemudian Sutarno (2006) “tujuan perpustakaan
adalah
agar
tercipta
masyarakat
yang
terdidik,
terpelajar, terbiaa membaca dan berbudaya tinggi”.
selanjutnya
Rachmad
(2007)
menyatakan
bahwa
sebagai
sumber
belajar dan
bagian
perpustakaan
integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber
belajar lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan
belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan
sekolah yang bersangkutan.
Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa
menjadi
tujuan
dari
tempat
perpustakaan
yang
sekolah
menyediakan
adalah
berbagai
ilmu
pengetahuan melalui koleksinya yang sesuai dengan
kurikulum sehingga menjadi tempat dimana para siswa
dapat
mengembangkan
kebiasaan
positif
perpustakaan
sekolah
bakat,
lainnya
kemampuan
serta
sebagai
dan
menjadikan
sumber
informasi
mereka.
2.1.1.2. Fungsi Perpustakaan sekolah
Menurut
Surachman
(2007:2)
perpustakaan
sekolah sebagai sarana sumber belajar memiliki fungsi
sebagai berikut : (a) Pusat kegiatan belajar mengajar
untuk pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum
sekolah,
(b)
pusat
penelitian
sederhana
yang
memungkinkan siswa mengembangkan kreativitas dan
imajinasinya, (c) pusat membaca buku-buku yang
14
bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku
hiburan), (d) pusat belajar mandiri siswa.
Sedangkan Kurniati (2007:9) berpendapat secara
garis besar tugas dan fungsi perpustakaan adalah : (a)
Sebagai pusat belajar mengajar, perpustakaan sekolah
membantu program pendidikan pada umumnya serta
sesuai
tujuan
Mengembangkan
kurikulum
kemampuan
masing-masing.
anak
menggunakan
sumber informasi. Bagi guru perpustakaan sekolah
merupakan tempat untuk membantu guru mengajar,
juga
tempat
bagi
guru
untuk
memperkaya
pengetahuan, (b) membantu anak didik memperjelas
dan
memperluas
pelajaran
dikelas
pengetahuannya
dan
mengadakan
tentang
suatu
penelitian
di
perpustakaan, (c) mengembangkan minat, kemampuan
dan
kebiasaan
membaca
yang
menuju
kebiasaan
mandiri, (d) membantu anak mengembangkan bakat,
minat dan kegemarannya, (e) membiasakan anak untuk
mencari informasi di perpustakaan kemudian anak
mencari
informasi
dalam
perpustakaan
akan
menolongnya kelak dalam pelajaran selanjutnya, (f)
perpustkaan sekolah merupakan tempat memperoleh
bahan rekreasi sehat melalui buku-buku bacaan fiksi,
(g) perpustakaan sekolah memperluas kesempatan
belajar bagi murid-murid.
Menurut Bafadal (2005) fungsi perpustakaan ada
5 yaitu:
15
a) Fungsi Edukatif
Perpustakaan
sekolah
menyediakan
buku-buku
baik fiksi maupun non fiksi. Adanya buku tersebut
membiasakan murid-murid belajar mandiri tanpa
bimbingan guru, baik secara individual maupun
kelompok.
b) Fungsi Informatif
Perpustakaan yang menyediakan bahan-bahan baik
buku
maupun
bukan
buku
seperti
majalah,
bulletin, surat kabar, kliping, peta, bahan-bahan
cetak, CD, dan kaset. Semua ini akan memberikan
informasi yang diperlukan oleh siswa.
c) Fungsi Tanggung Jawab Administratif
Fungsi ini tampak pada kegiatan sehari-hari di
perpustakaan sekolah meliputi pengelolaan koleksi,
sirkulasi, keanggotaan dan sebagainya, dimana
setiap ada pinjaman dan pengembalian buku selalu
dicatat oleh petugas perpustakaan.
d) Fungsi Riset
Perpustakaan yang menyediakan bahan pustaka
yang
lengkap,
murid-murid
dan
guru
dapat
mengumpulkan data atau keterangan-keterangan
yang perlukan.
e) Fungsi Rekreatif
Berarti
bahwa
perpustakaan
sekolah
dapat
dijadikan sebagai tempat mengisi waktu luang
seperti pada waktu istirahat dengan membaca
16
buku-buku, novel, roman, majalah, surat kabar dan
sebagainya.
Dari beberapa fungsi tersebut maka dapat dilihat
bahwa
seharusnya
integral
dari
perpustakaan
sistem
menjadi
pembelajaran,
bagian
bukan
hanya
menjadi srana pelengkap bagi keberadaan sebuah
sekolah.
2.1.2 Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah
Kata
manfaat
pemanfaatan
yang
artinya
berasal
guna
dari
atau
kata
dasar
faedah,
yang
mendapatkan imbuhan pe-an yang berarti proses atau
perbuatan
memanfaatkan.
Indonesia
Kontemporer
pemanfaatan
perbuatan
memiliki
Dalam
(2002)
makna
memanfaatkan”.
Kamus
Bahasa
disebutkan
bahwa
“proses,
cara
atau
Pengertian
di
atas
menekankan bahwa pemanfaatan adalah tindakan
yang
sengaja
mendapatkan
dilakukan
faedah
atau
oleh
individu
manfaat.
Lebih
untuk
lanjut
Poerwadarminto (2002:125) pemanfaatan adalah suatu
kegiatan, proses, cara atau perbuatan menjadikan
suatu
yang
ada
menjadi
bermanfaat.
Sedangkan
kemanfaatan itu sendiri menurut Chin dan Todd (1995)
kemanfaatan dapat berupa kemanfaatan suatu faktor
seperti
pekerjaan
meningkatkan
lebih
mudah,
produktifitas,
bermanfaat,
efektifitas,
dan
meningkatkan kinerja pekerjaan.
Dalam
kaitanya
dengan
pemanfaatan
perpustakaan sekolah beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa pemanfaatan merupakan suatu
cara atau proses kegiatan yang dilakukan individu atau
17
siswa dalam memanfaatkan segala fasilitas, sarana dan
prasarana yang ada di perpustakaan sekolah untuk
mendukung proses kemajuan belajarnya. Kemanfaatan
yang didapat dari pemanfaatan perpustakaan sekolah
bisa
berupa
mempermudah
siswa
dalam
mencari
referensi belajarnya, lebih efektif dalam belajar karena
semua fasilitas dan informasi sudah disediakan dan
dapat
dicari
di
perpustakaan,
sehingga
mampu
meningkatkan kualitas belajar siswa tersebut.
Indikator pemanfaatan perpustakaan, Komariah
(2009) adalah frekuaensi seseorang memanfaatakan
perpustakaan
dan
tujuan
dia
memanfaatkan
perpustakaan. lebih lanjut menurut Agustin (2003),
bahwa indikator dalam pemanfaatan perpustakaan
diantaranya frekuensi dan intensitas. Dari pernyataan
di
atas
dapat
ditarik
pengertian
bahwa
kualitas
penggunaan perpustakaan dapat dilihat dari frekuensi
pemanfaatan perpustakaan, intensitas pemanfaatan
perpustakaan, dan motif atau tujuan pengguna dalam
memanfaatkan
perpustakaan,
dalam
hal
ini
perpustakaan sekolah.
Menurut Handoko dalam Handayani (2007 : 28)
dari segi pengguna, pemanfaatan koleksi perpustakaan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a. Faktor internal yang meliputi: (1).
Kebutuhan,
yang dimaksud kebutuhan disini adalah kebutuhan
akan informasi, (2). Motif, merupakan sesuatu yang
melingkupi
semua
penggerak,
alasan
atau
dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu,
18
(c). Minat, adalah kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu
b. Faktor eksternal yang meliputi: (1).
Kelengkapan
koleksi, yaitu banyaknya koleksi yang dimanfaatkan
informasinya oleh mahasiswa, (2).
pustakawan
dalam
keterampilan
melayani
pustakawan
Keterampilan
pengguna,
dalam
yaitu
melayani
mahasiswa dapat dilihat melalui kecepatan mereka
dalam
memberikan
layanan,
(3).
Keterbatasan
fasilitas dalam pencarian kembali ini yang menjadi
fasilitas pencarian informasi adalah sarana akses
koleksi perpustakaan.
Pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan
koleksi perpustakaan dengan beberapa cara yaitu
membaca koleksi di perpustakaan, meminjam koleksi
perpustakaan dan memfotokopi koleksi perpustakaan.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diartikan
bahwa pemanfaatan koleksi perpustakaan memiliki
makna suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh
pengguna dengan menggunakan berbagai jenis koleksi
yang ada di perpustakaan.
Upaya meningkatkan pemanfaatan perpustakaan
sekolah tidak lepas dari peningkatan mutu layanan
perpustakaan
sekolah
oleh
pustakawan.
Kualitas
layanan pada perpustakaan sangat identik dengan
kepuasan pengguna terhadap layanan perpustakaan.
Dwijati
(2006)
mengatakan
bahwa
keberhasilan
perpustakaan sangat ditentukan oleh kualitas layanan
19
yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas
dapat diidentifikasikan melalui kepuasan pengguna.
Didalam
sebuah
informasi
organisasi
mempunyai
tujuan
atau
penyedia
untuk
jasa
memberikan
kepuasan pengguna dalam pelayanan produk atau jasa
yang
diberikan
kepada
pengguna.
Di
dalam
perpustakaan, kepuasan pengguna merupakan aspek
terpenting dalam pengolahan perpustakaan karena
dengan kepuasan pengguna tersebut perpustakaan
akan mengetahui nilai kelayakan pada informasi yang
diberikan. “ costumer satisfaction is the costumer’s
overall feeling of contentment with a costumer interaction.
Costumer satisfaction recognizes the difference between
costumer expectations and costumer perception” ( Harris,
2003).
Dalam
definisi
tersebut
dijelaskan
adanya
harapan dan kinerja atau hasil yang diharapkan atau
persepsi pada komponen kepuasan pelanggan. Semakin
berkualitas jasa layanan yang diberikan oleh pengguna
maka akan tercipta kepuasan yang dirasakan oleh
pengguna dan akan memberikan nilai positif terhadap
perpustakaan sehingga akan menumbuhkan loyalitas
dalam
diri
pengguna
pengguna
akan
terjadi
perpustakaan.
apabila
Kepuasan
informasi
yang
diperlukan akan terpenuhi sesuai dengan harapan dan
keinginan dari pengguna perpustakaan. Faktor-faktor
yang menyebabkan kepuasan pengguna: (a) kebutuhan
dan keinginan yang berkaitan, (b) pengalaman masa
20
lalu untuk mengkonsumsi produk, (c) pengalaman dari
orang lain dalam menceritakan produk, (d) komunikasi
melalui iklan dan pemasaran.
2.2. Perpustakaan Sekolah Ideal
Perpustakaan
sekolah
yang
baik
dan
memuaskan bagi para pengguna bersifat relatif, tetapi
bukan berarti syarat tersebut tidak bisa dirumuskan
sama sekali. Relatif ini disebabkan oleh kondisi dari
masing – masing sekolah.
Perpustakaan
sekolah
mempunyai
peran
penting dalam membuka cakrawala masyarakat masa
kini yang berbasis informasi. Oleh karena itu, maka
perpustakaan sekolah harus menyediakan akses ke
semua peralatan elektronik.
Perpustakaan yang ideal harus berpedoman
pada Standar Nasional Perpustakaan. Dalam UndangUndang RI Nomor 43 tahun 2007 pada bab II pasal 11
ayat 1 dijelaskan bahwa standar nasional perpustkaan
terdiri dari : Standar koleksi perpustakaan, standar
sarana
dan
prasarana,
standar
pelayanan
perpustakaan, standar tenaga perpustakaan, standar
penyelenggaraan dan standar pengelolaan.
2.2.1. Standar Koleksi Perpustakaan Sekolah
Koleksi
yang
memadai
dapat
menjamin
tercapainya tujuan pendidikan, khususnya disekolah.
Menurut Standar Nasional Perpustakaan 2011 Koleksi
perpustakaan meliputi:
21
a. buku (buku teks, buku penunjang kurikulum,
buku bacaan, buku referensi dan buku biografi);
b. terbitan berkala (majalah, surat kabar);
c. Audiovisual;
d. layanan teknologi informasi dan komunikasi.
Sedangkan untuk jumlah koleksi perpustakaan
sekolah :
a. Perpustakaan memperkaya koleksi dan menyediakan
bahan perpustakaan dalam berbagai bentuk media dan
format sekurang-kurangnya :
1) buku teks 1 eksemplar per mata pelajaran per
peserta didik
2) buku panduan pendidik 1 eksemplar per mata
pelajaran per guru bidang studi
3) buku
pengayaan
dengan
perbandingan
70%
nonfiksi dan 30% fiksi, dengan ketentuan bila 3
sampai
6
rombongan
belajar
jumlah
buku
sebanyak 1.000 judul, 7 sampai 12 rombongan
belajar umlah buku sebanyak 1.500 judul, 13
sampai 18 rombongan belajar jumlah buku
sebanyak 2.000 judul, 19 sampai 27 rombongan
belajar jumlah buku sebanyak 2.500 judul.
b. Perpustakaan menambah koleksi buku per tahun
dengan
semakin
ketentuan
kecil
semakin
presentase
besar
jumlah
penambahan
koleksi
koleksinya
(1.000 judul penambahan sebanyak 10%; 1.500 judul
penambahan sebanyak 8%; 2.000 judul sampai dan
seterusnya penambahan sebanyak 6%).
22
c. Perpustakaan melanggan minimal tiga judul majalah
dan tiga judul surat kabar.
2.2.2.Standar Sarana dan Prasarana Perpustakaan
Sekolah
Menurut Standar Nasional Perpustakaan 2011
standar sarana dan prasarana perpustakaan meliputi:
a. Gedung/ruang
-
Perpustakaan menyediakan gedung/ruang yang
cukup untuk koleksi, staf dan pemustakanya dengan
ketentuan bila 3 sampai 6 rombongan belajar seluas
112 M2, 7 sampai 12 rombongan belajar seluas 168
M2, 13 sampai 18 rombongan belajar seluas 224 M2,
19 sampai 27 rombongan belajar seluas 280 M2. Lebar
minimal ruang perpustakaan 5 M2.
-
Pengaturan
ruang
secara
teknis
mengikuti
ketentuan yang diatur dalam Permendiknas No.24
Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana
Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),
Sekolah
Menengah
Pertama/Madrasah
Tsanawiyah
(SMP/MTs), Dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah(SMA/MA).
b. Area
Gedung/ruang
perpustakaan
sekurang-
kurangnya meliputi: area koleksi, area baca, area kerja,
dan area multimedia.
c. Sarana
Perpustakaan menyediakan sarana perpustakaan
sekurang-kurangnya meliputi:
Rak buku (15 buah),
23
rak majalah (1 buah), rak surat Kabar (1 buah), meja
baca (15 buah), kursi baca (30 buah), kursi kerja (3
buah),
meja kerja (3 buah), lemari katalog (1 buah),
lLemari (2 buah), papan pengumuman (1 buah), meja
sirkulasi (1 buah), majalah dinding (1 buah), rak buku
referensi (2 buah), perangkat komputer dan mejanya
untuk keperluan administrasi (1 buah), perangkat
komputer, meja dan fasilitas akses internet untuk
keperluan pemustaka (2 buah), perangkat komputer,
meja
dan
fasilitas
katalog
publik
online
untuk
keperluan pemustaka (1 buah), TV (1 buah), pemutar
VCD/DVD (1 buah), tempat sampah (3 buah),
jam
dinding (2 buah).
d. Lokasi perpustakaan
Lokasi perpustakaan berada di pusat kegiatan
pembelajaran
dan
mudah
dilihat
serta
mudah
dijangkau oleh peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan.
2.2.3. Standar Pelayanan Perpustakaan Sekolah
a. Jam buka perpustakaan
Perpustakaan menyediakan layanan kepada
pemustaka sekurang-kurangnya delapan jam per
hari kerja.
b. Jenis layanan perpustakaan
Jenis
layanan
perpustakaan
sekurang-
kurangnya meliputi : layanan baca di tempat,
layanan
sirkulasi,
layanan
referensi,
ayanan
teknologi informasi dan komunikasi.
24
c. Program wajib kunjung perpustakaan
Sekolah memiliki program wajib kunjung
perpustakaan
sekurang-kurangnya
satu
jam
pelajaran/kelas/minggu.
d. Program iiterasi informasi
Perpustakaan
memiliki
program
Iiterasi
informasi sekurang-kurangnya empat kali setahun
untuk setiap tingkatan kelas.
e. Promosi perpustakaan
Perpustakaan
melakukan
promosi
perpustakaan sekurang-kurangnya dalam bentuk:
brosur/selebaran,
dinding
daftar buku baru,
perpustakaan,
lomba
yang
majalah
berkaitan
dengan pemanfaatan perpustakaan.
f.
Laporan kegiatan layanan (statistik)
Perpustakaan
layanan
membuat
perpustakaan
laporan
(statistik)
kegiatan
sekurang
–
kurangnya berupa laporan bulanan dan laporan
tahunan.
g. Kerjasama perpustakaan
Perpustakaan
melakukan
pengembangan
perpustakaan dengan cara mengadakan kerjasama
dengan: perpustakaan sekolah lain, perpustakaan
umum,
komite sekolah,
lembaga yang berkaitan
dengan pendidikan.
h. Integrasi dengan kurikulum
1) Perpustakaan
melakukan
kegiatan
yang
terintegrasi dengan kurikulum sekolah meliputi:
25
kegiatan
mendorong
kegemaran
membaca
melalui: lomba sinopsis, gelar wicara (talk show)
tentang
buku,
lomba
mengarang
berbagai
bentuk tulisan (puisi, prosa, esai).
2) Pembelajaran bidang studi di perpustakaan di
bawah asuhan guru dan pustakawan.
3) Pengajaran program Iiterasi informasi.
4) Terlibat
dalam
merencanakan
perangkat
pembelajaran.
5) Membantu
guru
mengakses
dan
mendayagunakan informasi publik.
6) Menyelenggarakan
kegiatan
membaca
buku
elektronik.
7) Membantu
guru
mengidentifikasi
materi
pengajaran.
8) Membantu
guru
mengidentifikasi
sumber
rujukan dan referensi materi pengajaran
Menurut
kegiatan
Darmono
dalam
pelayanan
pelaksanaannya,
perpustakaan
harus
memperhatikan asas layanan sebagai berikut:
a. Selalu
berorientasi
kepada
kebutuhan
dan
kepentingan pemakai perpustakaan.
b. Layanan
keadilan,
diberikan
merata
perpustakaan
menyeluruh
atas
dan
sebagai
dan
dasar
keseragaman,
memandang
suatu
tidak
pemakai
kesatuan
dipandang
yang
secara
individual.
26
c. Layanan perpustakaan dilandasi dengan tata
aturan
yang
jelas
mengoptimalkan
dengan
fungsi
tujuan
layanan.
untuk
Peraturan
perpustakaan perlu didukung oleh semua pihak
agar
layanan
perpustakaan
dapat
berlanjut
dengan baik.
Layanan
dilaksanakan
dengan
mempertimbangkan
faktor kecepatan, ketepatan dan kemudahan dengan
didukung oleh administrasi yang baik.
2.2.4. Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah
Jumlah tenaga perpustakaan sekolah/madrasah
Perpustakaan
dikelola
sekurang-kurangnya
sekolah/madrasah
1
oleh
orang.
memiliki
tenaga
perpustakaan
Bila
perpustakaaan
lebih
dari
enam
rombongan belajar, maka sekolah diwajibkan memiliki
tenaga perpustakaan sekolah sekurang-kurangnya 2
orang.
Kualifikasi
tenaga
perpustakaan
sekolah
minimal diploma dua di bidang ilmu perpustakaan. Gaji
tenaga perpustakaan tidak tetap minimal setara dengan
upah minimum regional (UMR).
Perpustakaan sekolah juga perlu dikelola oleh
pustakawan dengan tanggung jawab dan dedikasi yang
tinggi terhadap layanan. Pustakawan sekolah harus
mempunyai
memahami
jiwa
apa
sabar,
arti
serta
pendidikan
dituntut
untuk
sesungguhnya.
Pustakawan sekolah harus bersifat proaktif dan suka
menolong.
27
2.2.5. Standar Pengelolaan Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah/madrasah memiliki visi,
misi dan kebijakan pengembangan (strategis) yang
dituangkan secara tertulis dan disyahkan oleh kepala
sekolah yang bersangkutan. Perpustakaan sekolah
seyogyanya melaksanakan fungsi manajemen sebagai
dasar pengelolaannya, yaitu :
a.
Perencanaan perpustakaan meliputi : visi, misi,
tujuan dan sasaran perpustakaan
b.
Pengorganisasian meliputi: struktur organisasi,
sumber
daya
tempat/ruang
manusia,
bahan
perpustakaan,
dan
pustaka,
mekanisme
kerja perpustakaan
c.
Pelaksanaan
meliputi:
layanan
teknis
dan
layanan baca
d.
Pengendalian
meliputi:
pengawasan
dan
pelaporan.
Menurut
Yusuf
dan
Suhendar
(2007:4)
perpustakaan sekolah mempunyai empat fungsi umum
yaitu: (1) Fungsi edukatif , keseluruhan fasilitas dan
sarana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama
koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa
sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan
dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan;
(2)
Fungsi
informatif,
mengupayakan
penyediaan
koleksi perpustakaan yang bersifat ”memberi tahu”
akan hal – hal yang berhubungan dengan kepentingan
para siswa dan guru; (3) Fungsi rekreasi, sebagai
28
pelengkap
untuk
memenuhi
kebutuhan
sebagian
anggota masyarakat sekolah akan hiburan intelektual;
(4) Fungsi riset atau penelitian, koleksi perpustakaan
sekolah
bisa
dijadikan
bahan
untuk
membantu
dilakukannya kegiatan penelitian sederhana.
2.3. Reward (Penghargaan)
2.3.1.
Definisi Penghargaan
Maslow (dalam Wantah,
2005)
mengatakan
bahwa penghargaan adalah salah satu dari kebutuhan
pokok
yang
mendorong
mengaktualisasikan
unsure
disiplin
dirinya.
yang
seseorang
untuk
Penghargaan
adalah
sangat
penting
dalam
mengambangkan diri dan tingkah laku anak. Seseorang
akan
terus
berupaya
untuk
meningkatkan
dan
mempertahankan disipin apabila pelaksanaan disiplin
itu menghasilkan prestasi dan produktivitas yang
kemudian mendapatkan penghargaan.
Indrakusuma
(2001),
menyatakan
bahwa
penghargaan merupakan hadiah terhadap hasil-hasil
yang
baik
dari
anak
dalam
proses
pendidikan.
Penghargaan merupakan hal yang menggembirakan
bagi anak dan dapat meningkatkan motivasi untuk
melakukan
lanjut
sesuatu
Purwanto
dengan
sebaik-baiknya.
(2006)
menjelaskan
penghargaan adalah alat
Lebih
bahwa
untuk mendidik anak-anak
supaya anak dapat merasa senang karena perbuatan
atau pekerjaannya mendapat penghargaan. Artinya
penghargaan harus memiliki nilai mendidik. Mendidika
29
disini tidak hanya dalam bidang pendidikan, tetapi juga
dalam artian mendidik siswa dalam bertingkah laku
yang baik.
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan
bahwa penghargaan adalah suatu hal yang positif yang
diperoleh
anak
karena
anak
telah
mempu
menunjukkan perbuatan atau pekerjaan yang baik.
Pemberiaan
penghargaan
meningkatkan
memiliki
rasa
kepada
percaya
kecenderungan
diri
untuk
anak
dan
dapat
anak
terus
akan
berupaya
melakukan kegiatan dan kerja yang baik serta akan
melakukan aktivitas sesuai aturan yang berlaku.
2.3.2. Fungsi Penghargaan
Purwanto
(2006)
menjelaskan
bahwa
penghargaan diberikan agar anak menjadi lebih giat
lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi
kedisiplinannya.
Anak
akan
menjadi
lebih
keras
kemauannya untuk berbuat yang lebih baik lagi.
Dengan demikian anak akan mematuhi norma dan
aturan yang berlaku.
Wantah
(2005)
mengemukakan
fungsi
dari
pemberian penghargaan adalah sebagai berikut.
1) Penghargaan
mempunyai
nilai
mendidik.
P[enghargaan yang diberikan kepada anak
menunjukkan bahwa perilaku yang dilakukan oleh
anak sesuai dengan norma dan aturan yang
berlaku. Apabila anak mendapatkan suatu
penghargaan, maka anak akan memperoleh
kepuasan,
dan
kepuaan
itu
akan
mempertahankan,
memperkuat,
dan
mengembangkan tingkah laku yang baik.
30
2) Penghargaan berfungsi sebagai motivasi pada anak
untuk mengulangi atau mempertahankan yang
disetujui secara social. Pengalaman anak mendapat
penghargaan
yang
menyenangkan
akan
memperkuat motivasi anak untuk bertingkah laku
yang baik. Dengan adanya penghargaan anak akan
berusaha sedenikian rupa untuk berperilaku lenih
baik agar mendapatkan penghargaan.
3) Penghargaan berfungsi memperkuat perilaku yang
disetujui secara sosioal. Apabila anak berperilaku
sesuai yang diharapkan secara berkesinambungan
dan konsisten, ketika perilaku itu dihargai, anak
akan merasa bangga. Kebanggan itu akan
menjamin anak untuk terus mengulangi dan
bahkan meningkatkan kualitas perilaku tersebut.
Dari
pemberian
kepuasan
mendorong
uraian
diatas
penghargaan
kepada
anak,
motivasi
dapat
dapat
dijelaskan
dapat
kepuasan
kepada
anak
bahwa
memberikan
tersebut
akan
untuk
terus
melakukan hal-hal yang baik bahkan meningkatkan
kualitas perilaku tersebut.
2.3.3. Macam-Macam Penghargaan
Indrakusuma (2001) menjelaskan macam-macam
bentuk penghargaan antara lain: pujian, penghormatan,
hadiah, dan tanda penghargaan.
1) Pujian
Pujian adalah salah satu bentuk penghargaan yang
paling mudah dilaksanakan. Pujian dapat berupa
kata-kata seperti: baik, bagus, bagus sekali, dan
sebagainya. Selain berupa kata-kata, pujian dapat
pula berupa isyarat-isyarat atau pertandapertanda, misalnya dengan menunjukkan ibu jari
(jempol),dengan menepuk bahu anak, dengan
tepuk tangan, dan sebagainya.
2) Penghormatan
Penghormatan berbentuk penghormatan ada dua
macam. Pertama, bentuk penobatan, yaitu anak
mendapatkan penghormatan di depan temantemannya. Seperti di hadapan teman-teman
sekelas, teman-teman sekolah, atau di depan
31
teman dan orang tuanya. Misalnya pada acara
pembagian raport diumumkan dan ditampilkan
siswa yang memperoleh rangking terbaik. Kedua,
penghormatan dalam bentuk pemberian kekuasaan
untuk melakukan seuatu. Misalnya, siswa yang
berhasil menyelesaikan suatu soal yang sulit,
disuuruh mengerjakannya di papan tulis untuk
dicontoh teman-temannya.
3) Hadiah
Hadiah adalah penghargaan dalam bentuk barang.
Penghargaan yang berbentuk barang ini yang
disebut penghargaan materiil. Hadiah dalam
bentuk barang ini dapat terdiri dari alat-alat
sekolah (pensil, penggaris, buku pelajaran, kaos,
permainan, juga bias berupa uang).
4) Tanda penghargaan
Jika hadiah adalah penghargaan
yang berupa
barang, tanda penghargaan tidak dinilai dari segi
harga dan kegunaan barang-barang tersebut.
Tanda penghargaan dinilai dari segi kesan dan
nilai kenangannya. Penghargaan ini disebut
juga penghargaan simbolis. Penghargaan simbolis
ini dapat berupa surat-surat tanda penghargaan,
surat surat
tanda jasa, sertifikat, piala, dan
sebagainya.
Purwanto (2006) memberikan pendapat tentang
macam-macam penghargaan antara lain:
1)
2)
3)
4)
5)
Guru mengangguk-angguk sebagai suatu tanda
senang dan membenarkan jawaban yang berikan
oleh siswa.
guru memberikan kata-kata menggembirakan
(pujian)
penghargaan dapat berupa pekerjaan. Misalnya
siswa diberikan soal yang sulit untuk dikerjakan
karena soal yang mudah berhasil dikerjakan.
Penghargaan yang ditujukan kepada seluruh
kelas, misalnya bernyanyi atau berwisata
bersama
Penghargaan dapat berupa benda-benda yang
menyenangkan dan berguna bagi anak, missal
pensil, buku,dan benda menarik lainya.
Berdasarkan uraian di atas, penghargaandapat
berbentuk
tanda
pujian,
penghargaan.
penghormatan,
hadiah,
serta
Penghargaan
tersebut
akan
32
membuat
siswa
senang
dan
berusaha
untuk
berperilaku lebih baik.
2.3.4. Syarat-Syarat Penghargaan
Memberikan penghargaan bukanlah hal yang
mudah. Perlu adanya syarat yang harus diperhatikan
oleh guru dalam memberikan penghargaan. Purwanto
(2006) menyebutkan syarat-syarat penghargaan adalah
sebagai berikut:
1) Untuk memberikan penghargaan yang pedagogis,
guru harus mengenal betul-betul siswanya
2) Penghargaan yang diberikan kepada siswa janganlah
hendaknya menimbulkan rasa cemburu atau iri hati
bagi siswa yang lain.
3) Penghargaan diberikan dengan hemat, artinya tidak
terus menerus atau terlalu sering
4) Jangan member penghargaan dengan menjanjikan
terlebih dahulu sebelum siswa menunjukkan
prestasi kerjanya
5) Guru
harus
hati-hati
dalam
memberikan
penghargaan, jangan sampai penghargaan yang
diberikan dianggap sebagai upah dari jerih payah
yng telah dilakukan siswa.
Berdasarkan pendapat di atas, agar pemberian
penghargaan dapat dilakukan dengan baik, maka guru
harus memahami syarat-syarat pemberian penghargaan
dengan baik. Dengan demikian kebermaknaan dari
pemberian penghargaan tersebut akan dapat diterima
dengan baik oleh siswa.
2.3.5. Reward Dapat Meningkatkan Pemanfaatan
Perpustakaan Sekolah
Banyak hasil kajian ilmiah yang membuktikan
bahwa dengan memberikan reward atau penghargaan
kepada siswa mampu meningkatkan pemanfaatan,
minat
dan
motivasi
siswa
dalam
memanfaatkan
33
perpustakaan sekolah. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan Ratnawati (2014) membuktikan bahwa
maksimalisasi program reward mampu meningkatkan
minat belajar bahasa Indonesia kelas IV di Sekolah
Dasar, dampak positifnya para siswa lebih aktif dan
rajin ke perpustakaan untuk belajar dan meminjam
buku.
Hal
tersebut
memaksimalkan
menekankan
reward
program
dengan
mulai
dari
memberikan penghargaan kepada pengunjung teraktif,
memperbaikai fasilitas termasuk melengkapi koleksi
perpustakaan,
memperbaiki
layanan
perpustakaan.
dangan perbaikan semacam itu ternyata berdampak
positif dalam meningkatkan minat belajar siswa.
Lebih
reward
lanjut Suwajiningsih (2012)
kepada
siswa
yang
pemberian
memanfaatkan
perpustakaan sebagai sumber belajar di MTs Negeri 2
Semarang terbukti mampu memotivasi siswa sehingga
berdampak pada meningkatnya jumlah pengunjung
perpustakaan sekolah. Setyowulandari dan Suharso
(2014) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
positif antara pemberian reward dengan peningkatan
minat
kunjungan
mahasiswa
ke
Perpustakaan
Politeknik Semarang
Beberapa hasil penelitian tersebut membuktikan
bahwa dengan memberikan stimulus berupa reward
maka akan memberikan dampak pada meningkatnya
minat
atau
motivasi
peserta
didik
dalam
belajar
maupun memanfaatkan perpustakaan. Hal tersebut
sesuai dengan pandangan Pavlov dalam teorinya yang
terkenal
dengan
Classical
Conditioning,
Pavlov
beranggapan bahwa tingkah laku organisme dapat
dibentuk
melalui
pengaturan
dan
manipulasi
34
lingkungan (dalam Nurhidayati, 2012). Teori behavior
ini menjelaskan bahwa untuk membentuk tingkah laku
atau
karakter
individu
maka
perlu
dilakukan
pengondisian, pengaturan lingkungan sedemikian rupa
sehingga individu tersebut merasa tertarik ataupun
larut
dalam
dibentuk.
suatu
Oleh
sistem
karena
atau
mekanisme
kebiasaan
yang
yang
dilakukan
individu secara terus menerus akan terbentuk suatu
tingkah laku, sikap atau karakter sesuai dengan
kondisi yang diharapkan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
dengan memberikan stimulus berupa reward mampu
memberikan dampak positif bagi siswa, yaitu mampu
mengubah tingkah laku atau kebiasaan siswa yang
sebelumnya
jarang
memanfaatkan
perpustakaan
sekolah menjadi sering dan intensif memanfaatkan
perpustakaan sekolah.
2.4. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan
Ratnawati
(2014)
penelitian
tentang
yang
dilakukan
Maksimalisasi
oleh
Program
Reward di Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat
Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV MI Ma’arif
Giriloyo 1 Bantul. Hasil penelitian yang didapatkan
diantaranya adalah (1) minat belajar Bahasa Indonesia
siswa kelas IV sebelum diterapkan program reward,
minat belajar para siswa masih rendah dan setelah
diterapkannya program tersebut minat belajar para
siswa dikatakan menigkat, (2) Maksimalisasi program
reward diperpustakaan dalam rangka meningkatkan
minat belajar Bahasa Indonesia siswa antara lain:
35
display
buku,
menjalin
kerjasama
dengan
perpustakaan keliling, promosi perputakaan melalui
leaflet dan pameran buku baru, member motivasi dan
tugas kepada siswa, memberi reward, memberikan
pelayanan lebih baik, program membaca maasl dan
lomba madding, (3) dampak positif adalah para siswa
lebih aktif dan rajin ke perpustakaan untuk belajar dan
meminjam buku, prestasi siswa semakin meningkat.
Penelitian
di
atas
menjelaskan
upaya
yang
dilakukan untuk meningkatkan minat belajar Bahasa
Indonesia dengan cara maksimalisasi program reward.
Tindakan yang dilakukan meliputi memperbaiki kondisi
perpustakaan
sesuai
perpustakaan
ideal,
dengan
aspek-aspek
standar
reward
sebagai
memeberikan
stimulus minat siswa dalam memanfatkan peputakaan.
Upaya
tersebut
berhasil
dibuktikan
dengan
meningkatnya jumlah kunjungan perpustakaan oleh
siswa dan meningkatnya prestasi belajar siswa dengan
mendapatkan nilai pelajaran Bahasa Indonesia di atas
KKM.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Suharso
dan Setyowulandari (2014) tentang Strategi Pemberian
Reward
Untuk
Mahasiswa
di
Meningkatkan
Perpustakaan
Minat
Politeknik
Kunjung
Negeri
Semarang. Hasil penelitian yang dilakukan diantaranya
adalah (1) pemberian reward
untuk meningkatkan
minat kunjung mahasiswa ke perpustakaan Politeknik
36
Negeri Semarang tergolong dalam kategori baik, hal ini
dibuktikan dengan hasil kuesioner dengan perolehan
nilai 11% menyatakan sangat setuju, 48% menyatakan
setuju,
38%
menyatakan
tidak
setuju,
dan
4%
menyatakan sanat tidak setuju, (2) terdapat hubungan
yang
positif
peningkatan
perputakaan
antara
minat
Politeknik
pemberian
kunjungan
Negeri
reward
dengan
mahasiswa
Semarang.
Hal
ke
ini
terbukti dari hasil analisis statistik dengan korelasi
product moment diperoleh r hitung = 0.836 dan r tabel =
0.202, dengan sig 0.000.
Perbedaan
penelitian
ini
dengan
penelitian
sebelumnya adalah pada jenis penelitiannya. Penelitian
ini
menggunakan
kuantitatif
dengan
memberikan
kuesioner kepada responden, yang menyatakan bahwa
mahasiswa paling banyak menyatakan setuju dengan
adanya reward yaitu sebesar 48%. Hasil penelitian ini
memperkuat penelitian sebelumnya yang menyatakan
bahwa dengan reward mampu meningkatkan minat
belajar siswa.
Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian
yang dilakukan Pitaloka (2005) tentang hubungan
pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan prestasi
belajar siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Medan.
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas II SMA
Negeri 3 Medan yaitu sebanyak 523 orang. Pengambilan
sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Cohran
sehingga diperoleh sampel 80 orang. Dalam penelitian
37
ini indikator yang digunakan untuk mengukur variabel
penelitian
adalah
intensitas
siswa
datang
ke
perpustakaan, tujuan datang ke perpustakaan, fasilitas
dan jenis koleksi perpustakaan, manfaat perpustakaan
bagi siswa dan suasana perpustakaan. Untuk melihat
hubungan pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan
prestasi belajar siswa maka dilakukan uji korelasi
sehingga
diperoleh
Berdasarkan
uji
hubungan
yang
hasilnya
korelasi
adalah
tersebut,
kuat
53,44
maka
antara
%.
terdapat
pemanfaatan
perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa.
Selain
itu,
hubungan
berdasarkan
yang
uji
signifikansi
signifikansi
antara
terdapat
pemanfaatan
perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa
SMA Negeri 3 Medan.
Sedangkan
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Indriyaningsih (2009) tentang pengaruh pemanfaatan
koleksi perpustakaan terhadap prestasi belajar siswa
pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1
Batusangkar
Sumatera
Barat.
Populasi
penelitian
adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Batusangkar yaitu
sebanyak 656 orang. Pengambilan sampel dilakukan
berpedoman
pada
pendapat
Arikunto
sehingga
diperoleh sampel 164 orang. Dalam penelitian ini
indikator yang digunakan untuk mengukur variabel
penelitian
adalah
perpustakaan,
intensitas
koleksi
siswa
perpustakaan,
datang
ke
pelayanan
perpustakaan, pustakawan, nilai rapor dan peringkat
38
kelas.
Berdasarkan
sederhana
hasil
analisis
menunjukkan
perpustakaan
sekolah
regresi
pemanfaatan
berpengaruh
linier
koleksi
positif
dan
signifikan terhadap prestasi belajar siswa dengan
koefisien
determinasinya
kontribusi
yang
adalah
dihasilkan
0,415
oleh
artinya
varian
dari
pemanfaatan koleksi perpustakaan terhadap prestasi
belajar siswa adalah sebesar 41,5 % .
2.5. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan
tujuan
penelitian
yang
telah
dirumuskan, maka hipotesis tindakan yang diajukan
adalah
reward
dapat
meningkatkan
pemanfaatan
perpustakaan sekolah di SMA Negeri 1 Pringsurat
39
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber
Belajar
Salah
satu
perpustakaan
merupakan
jenis
perpustakaan
sekolah.
suatu
Perpustakaan
bagian
penting
dari
adalah
sekolah
komponen
pendidikan yang keberadaannya tidak dapa dipisahkan
dari lingkungan sekolah.
Dalam
Basuki
buku
(1991)
Pengantar
Ilmu
perpustakaan
Perpustakaan
sekolah
adalah
perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah
dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan,
dengan
tujuan
utama
membantu
sekolah
untuk
mencapai tujuan khusus sekolah dan pendidikan pada
umumnya.
ruangan
Perpustakaan
atau
gedung
juga
yang
diartikan
sebuah
digunakan
untuk
menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya
disimpan
menurut
tata
susunan
tertentu
yang
digunakan pembaca bukan untuk dijual (Basuki:1994).
Undang-undang nomor 25 tahun tahun 2000
tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas)
menjelaskan bahwa perpustakaan merupakan sumber
daya
pendidikan
meningkatkan
yang
kualitas
penting
Pendidikan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pendidikan,
Pemuda
dan
dalam
upaya
Prasekolah,
Dalam Renstra
Olahraga
Departemen
11
Pendidikan Nasional disebutkan bahwa kegiatan pokok
dalam
upaya
Prasekolah,
peningkatan
Pendidikan
kualitas
Dasar
Pendidikan
dan
Pendidikan
Menengah diantaranya adalah peningkatan penyediaan
penggunaan dan perawatan sarana dan prasarana
pendidikan,
termasuk
pendidikan,
buku
perpustakaan
dan
dan
alat
peraga
laboratorium
bagi
sekolah negeri dan swasta secara bertahap.
Suryana
(1997:1)
mengemukakan
bahwa,
“Perpustakaan sekolah adalah sebuah ruangan atau
gedung yang berisi buku–buku dan bahan lainnya yang
disusun secara sistematis”. Berdasarkan pendapat
diatas dapat diketahui bahwa perpustakaan sekolah
selain sebagai tempat untuk menyimpan koleksi juga
secara
aktif
menjadi
penggunanya.
(2007:2)
sumber
Sedangkan
pengertian
informasi
menurut
perpustakaan
bagi
Surachman
sekolah
adalah
perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang
kedudukan dan tanggung jawabnya kepada Kepala
Sekolah, yang melayani sivitas akademika sekolah yang
bersangkutan.
Pendapat
pengertian
lain
yang
perpustakaan
menguraikan
sekolah
tentang
dijelaskan
oleh
Sutarno (2006) yang menyatakan perpustakaan sekolah
merupakan
penyelenggara
salah
satu
sarana
pendidikan
sehingga
dan
fasilitas
setiap
sekolah
memiliki perpustakaan yang memadai.
12
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat
disimpulkan
bahwa
perpustakaan
sekolah
adalah
perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah yang
merupakan bagian internal dari sekolah yang menjadi
sumber dan sarana belajar untuk membantu dan
mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah.
2.1.1. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah
Sebagai sarana dalam mendukung proses
kegiatan belajar mengajar perpustakaan sekolah juga
memiliki tujuan, fungsi dan manfaat yang cukup besar
bagi peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.
2.1.1.1. Tujuan Perpustakaan Sekolah
Menurut
Yusuf
(2007)
tujuan
perpustakaan
sekolah adalah sebagai berikut: (1) ,emdoromg dan
mempercepat penguasaan teknik membaca para siswa,
(2) membantu menulis kreatif para siswa dengan
bimbingan
guru
dan pustakawan,
(3)
menumbuh
kembangkan minat dan kebiasaan membaca para
siswa, (4) menyediakan berbagai sumber informasi
untuk
kepentingan
mendorong,
pelaksanaan
menggairahkan,
kurikulum,
memelihara,
(5)
member
semangat membaca dan belajar bagi para siswa, (6)
memperluas,
memperdalam,
dan
memperkaya
pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku
yang
mengandung
informasi
IPTEK,
(7)
member
hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui
kegiatan membaca, khususnyabuku-buku dan sumber
13
bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti
fiksi, cerpen, dan lainnya.
Kemudian Sutarno (2006) “tujuan perpustakaan
adalah
agar
tercipta
masyarakat
yang
terdidik,
terpelajar, terbiaa membaca dan berbudaya tinggi”.
selanjutnya
Rachmad
(2007)
menyatakan
bahwa
sebagai
sumber
belajar dan
bagian
perpustakaan
integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber
belajar lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan
belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan
sekolah yang bersangkutan.
Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa
menjadi
tujuan
dari
tempat
perpustakaan
yang
sekolah
menyediakan
adalah
berbagai
ilmu
pengetahuan melalui koleksinya yang sesuai dengan
kurikulum sehingga menjadi tempat dimana para siswa
dapat
mengembangkan
kebiasaan
positif
perpustakaan
sekolah
bakat,
lainnya
kemampuan
serta
sebagai
dan
menjadikan
sumber
informasi
mereka.
2.1.1.2. Fungsi Perpustakaan sekolah
Menurut
Surachman
(2007:2)
perpustakaan
sekolah sebagai sarana sumber belajar memiliki fungsi
sebagai berikut : (a) Pusat kegiatan belajar mengajar
untuk pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum
sekolah,
(b)
pusat
penelitian
sederhana
yang
memungkinkan siswa mengembangkan kreativitas dan
imajinasinya, (c) pusat membaca buku-buku yang
14
bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku
hiburan), (d) pusat belajar mandiri siswa.
Sedangkan Kurniati (2007:9) berpendapat secara
garis besar tugas dan fungsi perpustakaan adalah : (a)
Sebagai pusat belajar mengajar, perpustakaan sekolah
membantu program pendidikan pada umumnya serta
sesuai
tujuan
Mengembangkan
kurikulum
kemampuan
masing-masing.
anak
menggunakan
sumber informasi. Bagi guru perpustakaan sekolah
merupakan tempat untuk membantu guru mengajar,
juga
tempat
bagi
guru
untuk
memperkaya
pengetahuan, (b) membantu anak didik memperjelas
dan
memperluas
pelajaran
dikelas
pengetahuannya
dan
mengadakan
tentang
suatu
penelitian
di
perpustakaan, (c) mengembangkan minat, kemampuan
dan
kebiasaan
membaca
yang
menuju
kebiasaan
mandiri, (d) membantu anak mengembangkan bakat,
minat dan kegemarannya, (e) membiasakan anak untuk
mencari informasi di perpustakaan kemudian anak
mencari
informasi
dalam
perpustakaan
akan
menolongnya kelak dalam pelajaran selanjutnya, (f)
perpustkaan sekolah merupakan tempat memperoleh
bahan rekreasi sehat melalui buku-buku bacaan fiksi,
(g) perpustakaan sekolah memperluas kesempatan
belajar bagi murid-murid.
Menurut Bafadal (2005) fungsi perpustakaan ada
5 yaitu:
15
a) Fungsi Edukatif
Perpustakaan
sekolah
menyediakan
buku-buku
baik fiksi maupun non fiksi. Adanya buku tersebut
membiasakan murid-murid belajar mandiri tanpa
bimbingan guru, baik secara individual maupun
kelompok.
b) Fungsi Informatif
Perpustakaan yang menyediakan bahan-bahan baik
buku
maupun
bukan
buku
seperti
majalah,
bulletin, surat kabar, kliping, peta, bahan-bahan
cetak, CD, dan kaset. Semua ini akan memberikan
informasi yang diperlukan oleh siswa.
c) Fungsi Tanggung Jawab Administratif
Fungsi ini tampak pada kegiatan sehari-hari di
perpustakaan sekolah meliputi pengelolaan koleksi,
sirkulasi, keanggotaan dan sebagainya, dimana
setiap ada pinjaman dan pengembalian buku selalu
dicatat oleh petugas perpustakaan.
d) Fungsi Riset
Perpustakaan yang menyediakan bahan pustaka
yang
lengkap,
murid-murid
dan
guru
dapat
mengumpulkan data atau keterangan-keterangan
yang perlukan.
e) Fungsi Rekreatif
Berarti
bahwa
perpustakaan
sekolah
dapat
dijadikan sebagai tempat mengisi waktu luang
seperti pada waktu istirahat dengan membaca
16
buku-buku, novel, roman, majalah, surat kabar dan
sebagainya.
Dari beberapa fungsi tersebut maka dapat dilihat
bahwa
seharusnya
integral
dari
perpustakaan
sistem
menjadi
pembelajaran,
bagian
bukan
hanya
menjadi srana pelengkap bagi keberadaan sebuah
sekolah.
2.1.2 Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah
Kata
manfaat
pemanfaatan
yang
artinya
berasal
guna
dari
atau
kata
dasar
faedah,
yang
mendapatkan imbuhan pe-an yang berarti proses atau
perbuatan
memanfaatkan.
Indonesia
Kontemporer
pemanfaatan
perbuatan
memiliki
Dalam
(2002)
makna
memanfaatkan”.
Kamus
Bahasa
disebutkan
bahwa
“proses,
cara
atau
Pengertian
di
atas
menekankan bahwa pemanfaatan adalah tindakan
yang
sengaja
mendapatkan
dilakukan
faedah
atau
oleh
individu
manfaat.
Lebih
untuk
lanjut
Poerwadarminto (2002:125) pemanfaatan adalah suatu
kegiatan, proses, cara atau perbuatan menjadikan
suatu
yang
ada
menjadi
bermanfaat.
Sedangkan
kemanfaatan itu sendiri menurut Chin dan Todd (1995)
kemanfaatan dapat berupa kemanfaatan suatu faktor
seperti
pekerjaan
meningkatkan
lebih
mudah,
produktifitas,
bermanfaat,
efektifitas,
dan
meningkatkan kinerja pekerjaan.
Dalam
kaitanya
dengan
pemanfaatan
perpustakaan sekolah beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa pemanfaatan merupakan suatu
cara atau proses kegiatan yang dilakukan individu atau
17
siswa dalam memanfaatkan segala fasilitas, sarana dan
prasarana yang ada di perpustakaan sekolah untuk
mendukung proses kemajuan belajarnya. Kemanfaatan
yang didapat dari pemanfaatan perpustakaan sekolah
bisa
berupa
mempermudah
siswa
dalam
mencari
referensi belajarnya, lebih efektif dalam belajar karena
semua fasilitas dan informasi sudah disediakan dan
dapat
dicari
di
perpustakaan,
sehingga
mampu
meningkatkan kualitas belajar siswa tersebut.
Indikator pemanfaatan perpustakaan, Komariah
(2009) adalah frekuaensi seseorang memanfaatakan
perpustakaan
dan
tujuan
dia
memanfaatkan
perpustakaan. lebih lanjut menurut Agustin (2003),
bahwa indikator dalam pemanfaatan perpustakaan
diantaranya frekuensi dan intensitas. Dari pernyataan
di
atas
dapat
ditarik
pengertian
bahwa
kualitas
penggunaan perpustakaan dapat dilihat dari frekuensi
pemanfaatan perpustakaan, intensitas pemanfaatan
perpustakaan, dan motif atau tujuan pengguna dalam
memanfaatkan
perpustakaan,
dalam
hal
ini
perpustakaan sekolah.
Menurut Handoko dalam Handayani (2007 : 28)
dari segi pengguna, pemanfaatan koleksi perpustakaan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a. Faktor internal yang meliputi: (1).
Kebutuhan,
yang dimaksud kebutuhan disini adalah kebutuhan
akan informasi, (2). Motif, merupakan sesuatu yang
melingkupi
semua
penggerak,
alasan
atau
dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu,
18
(c). Minat, adalah kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu
b. Faktor eksternal yang meliputi: (1).
Kelengkapan
koleksi, yaitu banyaknya koleksi yang dimanfaatkan
informasinya oleh mahasiswa, (2).
pustakawan
dalam
keterampilan
melayani
pustakawan
Keterampilan
pengguna,
dalam
yaitu
melayani
mahasiswa dapat dilihat melalui kecepatan mereka
dalam
memberikan
layanan,
(3).
Keterbatasan
fasilitas dalam pencarian kembali ini yang menjadi
fasilitas pencarian informasi adalah sarana akses
koleksi perpustakaan.
Pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan
koleksi perpustakaan dengan beberapa cara yaitu
membaca koleksi di perpustakaan, meminjam koleksi
perpustakaan dan memfotokopi koleksi perpustakaan.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diartikan
bahwa pemanfaatan koleksi perpustakaan memiliki
makna suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh
pengguna dengan menggunakan berbagai jenis koleksi
yang ada di perpustakaan.
Upaya meningkatkan pemanfaatan perpustakaan
sekolah tidak lepas dari peningkatan mutu layanan
perpustakaan
sekolah
oleh
pustakawan.
Kualitas
layanan pada perpustakaan sangat identik dengan
kepuasan pengguna terhadap layanan perpustakaan.
Dwijati
(2006)
mengatakan
bahwa
keberhasilan
perpustakaan sangat ditentukan oleh kualitas layanan
19
yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas
dapat diidentifikasikan melalui kepuasan pengguna.
Didalam
sebuah
informasi
organisasi
mempunyai
tujuan
atau
penyedia
untuk
jasa
memberikan
kepuasan pengguna dalam pelayanan produk atau jasa
yang
diberikan
kepada
pengguna.
Di
dalam
perpustakaan, kepuasan pengguna merupakan aspek
terpenting dalam pengolahan perpustakaan karena
dengan kepuasan pengguna tersebut perpustakaan
akan mengetahui nilai kelayakan pada informasi yang
diberikan. “ costumer satisfaction is the costumer’s
overall feeling of contentment with a costumer interaction.
Costumer satisfaction recognizes the difference between
costumer expectations and costumer perception” ( Harris,
2003).
Dalam
definisi
tersebut
dijelaskan
adanya
harapan dan kinerja atau hasil yang diharapkan atau
persepsi pada komponen kepuasan pelanggan. Semakin
berkualitas jasa layanan yang diberikan oleh pengguna
maka akan tercipta kepuasan yang dirasakan oleh
pengguna dan akan memberikan nilai positif terhadap
perpustakaan sehingga akan menumbuhkan loyalitas
dalam
diri
pengguna
pengguna
akan
terjadi
perpustakaan.
apabila
Kepuasan
informasi
yang
diperlukan akan terpenuhi sesuai dengan harapan dan
keinginan dari pengguna perpustakaan. Faktor-faktor
yang menyebabkan kepuasan pengguna: (a) kebutuhan
dan keinginan yang berkaitan, (b) pengalaman masa
20
lalu untuk mengkonsumsi produk, (c) pengalaman dari
orang lain dalam menceritakan produk, (d) komunikasi
melalui iklan dan pemasaran.
2.2. Perpustakaan Sekolah Ideal
Perpustakaan
sekolah
yang
baik
dan
memuaskan bagi para pengguna bersifat relatif, tetapi
bukan berarti syarat tersebut tidak bisa dirumuskan
sama sekali. Relatif ini disebabkan oleh kondisi dari
masing – masing sekolah.
Perpustakaan
sekolah
mempunyai
peran
penting dalam membuka cakrawala masyarakat masa
kini yang berbasis informasi. Oleh karena itu, maka
perpustakaan sekolah harus menyediakan akses ke
semua peralatan elektronik.
Perpustakaan yang ideal harus berpedoman
pada Standar Nasional Perpustakaan. Dalam UndangUndang RI Nomor 43 tahun 2007 pada bab II pasal 11
ayat 1 dijelaskan bahwa standar nasional perpustkaan
terdiri dari : Standar koleksi perpustakaan, standar
sarana
dan
prasarana,
standar
pelayanan
perpustakaan, standar tenaga perpustakaan, standar
penyelenggaraan dan standar pengelolaan.
2.2.1. Standar Koleksi Perpustakaan Sekolah
Koleksi
yang
memadai
dapat
menjamin
tercapainya tujuan pendidikan, khususnya disekolah.
Menurut Standar Nasional Perpustakaan 2011 Koleksi
perpustakaan meliputi:
21
a. buku (buku teks, buku penunjang kurikulum,
buku bacaan, buku referensi dan buku biografi);
b. terbitan berkala (majalah, surat kabar);
c. Audiovisual;
d. layanan teknologi informasi dan komunikasi.
Sedangkan untuk jumlah koleksi perpustakaan
sekolah :
a. Perpustakaan memperkaya koleksi dan menyediakan
bahan perpustakaan dalam berbagai bentuk media dan
format sekurang-kurangnya :
1) buku teks 1 eksemplar per mata pelajaran per
peserta didik
2) buku panduan pendidik 1 eksemplar per mata
pelajaran per guru bidang studi
3) buku
pengayaan
dengan
perbandingan
70%
nonfiksi dan 30% fiksi, dengan ketentuan bila 3
sampai
6
rombongan
belajar
jumlah
buku
sebanyak 1.000 judul, 7 sampai 12 rombongan
belajar umlah buku sebanyak 1.500 judul, 13
sampai 18 rombongan belajar jumlah buku
sebanyak 2.000 judul, 19 sampai 27 rombongan
belajar jumlah buku sebanyak 2.500 judul.
b. Perpustakaan menambah koleksi buku per tahun
dengan
semakin
ketentuan
kecil
semakin
presentase
besar
jumlah
penambahan
koleksi
koleksinya
(1.000 judul penambahan sebanyak 10%; 1.500 judul
penambahan sebanyak 8%; 2.000 judul sampai dan
seterusnya penambahan sebanyak 6%).
22
c. Perpustakaan melanggan minimal tiga judul majalah
dan tiga judul surat kabar.
2.2.2.Standar Sarana dan Prasarana Perpustakaan
Sekolah
Menurut Standar Nasional Perpustakaan 2011
standar sarana dan prasarana perpustakaan meliputi:
a. Gedung/ruang
-
Perpustakaan menyediakan gedung/ruang yang
cukup untuk koleksi, staf dan pemustakanya dengan
ketentuan bila 3 sampai 6 rombongan belajar seluas
112 M2, 7 sampai 12 rombongan belajar seluas 168
M2, 13 sampai 18 rombongan belajar seluas 224 M2,
19 sampai 27 rombongan belajar seluas 280 M2. Lebar
minimal ruang perpustakaan 5 M2.
-
Pengaturan
ruang
secara
teknis
mengikuti
ketentuan yang diatur dalam Permendiknas No.24
Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana
Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),
Sekolah
Menengah
Pertama/Madrasah
Tsanawiyah
(SMP/MTs), Dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah(SMA/MA).
b. Area
Gedung/ruang
perpustakaan
sekurang-
kurangnya meliputi: area koleksi, area baca, area kerja,
dan area multimedia.
c. Sarana
Perpustakaan menyediakan sarana perpustakaan
sekurang-kurangnya meliputi:
Rak buku (15 buah),
23
rak majalah (1 buah), rak surat Kabar (1 buah), meja
baca (15 buah), kursi baca (30 buah), kursi kerja (3
buah),
meja kerja (3 buah), lemari katalog (1 buah),
lLemari (2 buah), papan pengumuman (1 buah), meja
sirkulasi (1 buah), majalah dinding (1 buah), rak buku
referensi (2 buah), perangkat komputer dan mejanya
untuk keperluan administrasi (1 buah), perangkat
komputer, meja dan fasilitas akses internet untuk
keperluan pemustaka (2 buah), perangkat komputer,
meja
dan
fasilitas
katalog
publik
online
untuk
keperluan pemustaka (1 buah), TV (1 buah), pemutar
VCD/DVD (1 buah), tempat sampah (3 buah),
jam
dinding (2 buah).
d. Lokasi perpustakaan
Lokasi perpustakaan berada di pusat kegiatan
pembelajaran
dan
mudah
dilihat
serta
mudah
dijangkau oleh peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan.
2.2.3. Standar Pelayanan Perpustakaan Sekolah
a. Jam buka perpustakaan
Perpustakaan menyediakan layanan kepada
pemustaka sekurang-kurangnya delapan jam per
hari kerja.
b. Jenis layanan perpustakaan
Jenis
layanan
perpustakaan
sekurang-
kurangnya meliputi : layanan baca di tempat,
layanan
sirkulasi,
layanan
referensi,
ayanan
teknologi informasi dan komunikasi.
24
c. Program wajib kunjung perpustakaan
Sekolah memiliki program wajib kunjung
perpustakaan
sekurang-kurangnya
satu
jam
pelajaran/kelas/minggu.
d. Program iiterasi informasi
Perpustakaan
memiliki
program
Iiterasi
informasi sekurang-kurangnya empat kali setahun
untuk setiap tingkatan kelas.
e. Promosi perpustakaan
Perpustakaan
melakukan
promosi
perpustakaan sekurang-kurangnya dalam bentuk:
brosur/selebaran,
dinding
daftar buku baru,
perpustakaan,
lomba
yang
majalah
berkaitan
dengan pemanfaatan perpustakaan.
f.
Laporan kegiatan layanan (statistik)
Perpustakaan
layanan
membuat
perpustakaan
laporan
(statistik)
kegiatan
sekurang
–
kurangnya berupa laporan bulanan dan laporan
tahunan.
g. Kerjasama perpustakaan
Perpustakaan
melakukan
pengembangan
perpustakaan dengan cara mengadakan kerjasama
dengan: perpustakaan sekolah lain, perpustakaan
umum,
komite sekolah,
lembaga yang berkaitan
dengan pendidikan.
h. Integrasi dengan kurikulum
1) Perpustakaan
melakukan
kegiatan
yang
terintegrasi dengan kurikulum sekolah meliputi:
25
kegiatan
mendorong
kegemaran
membaca
melalui: lomba sinopsis, gelar wicara (talk show)
tentang
buku,
lomba
mengarang
berbagai
bentuk tulisan (puisi, prosa, esai).
2) Pembelajaran bidang studi di perpustakaan di
bawah asuhan guru dan pustakawan.
3) Pengajaran program Iiterasi informasi.
4) Terlibat
dalam
merencanakan
perangkat
pembelajaran.
5) Membantu
guru
mengakses
dan
mendayagunakan informasi publik.
6) Menyelenggarakan
kegiatan
membaca
buku
elektronik.
7) Membantu
guru
mengidentifikasi
materi
pengajaran.
8) Membantu
guru
mengidentifikasi
sumber
rujukan dan referensi materi pengajaran
Menurut
kegiatan
Darmono
dalam
pelayanan
pelaksanaannya,
perpustakaan
harus
memperhatikan asas layanan sebagai berikut:
a. Selalu
berorientasi
kepada
kebutuhan
dan
kepentingan pemakai perpustakaan.
b. Layanan
keadilan,
diberikan
merata
perpustakaan
menyeluruh
atas
dan
sebagai
dan
dasar
keseragaman,
memandang
suatu
tidak
pemakai
kesatuan
dipandang
yang
secara
individual.
26
c. Layanan perpustakaan dilandasi dengan tata
aturan
yang
jelas
mengoptimalkan
dengan
fungsi
tujuan
layanan.
untuk
Peraturan
perpustakaan perlu didukung oleh semua pihak
agar
layanan
perpustakaan
dapat
berlanjut
dengan baik.
Layanan
dilaksanakan
dengan
mempertimbangkan
faktor kecepatan, ketepatan dan kemudahan dengan
didukung oleh administrasi yang baik.
2.2.4. Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah
Jumlah tenaga perpustakaan sekolah/madrasah
Perpustakaan
dikelola
sekurang-kurangnya
sekolah/madrasah
1
oleh
orang.
memiliki
tenaga
perpustakaan
Bila
perpustakaaan
lebih
dari
enam
rombongan belajar, maka sekolah diwajibkan memiliki
tenaga perpustakaan sekolah sekurang-kurangnya 2
orang.
Kualifikasi
tenaga
perpustakaan
sekolah
minimal diploma dua di bidang ilmu perpustakaan. Gaji
tenaga perpustakaan tidak tetap minimal setara dengan
upah minimum regional (UMR).
Perpustakaan sekolah juga perlu dikelola oleh
pustakawan dengan tanggung jawab dan dedikasi yang
tinggi terhadap layanan. Pustakawan sekolah harus
mempunyai
memahami
jiwa
apa
sabar,
arti
serta
pendidikan
dituntut
untuk
sesungguhnya.
Pustakawan sekolah harus bersifat proaktif dan suka
menolong.
27
2.2.5. Standar Pengelolaan Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah/madrasah memiliki visi,
misi dan kebijakan pengembangan (strategis) yang
dituangkan secara tertulis dan disyahkan oleh kepala
sekolah yang bersangkutan. Perpustakaan sekolah
seyogyanya melaksanakan fungsi manajemen sebagai
dasar pengelolaannya, yaitu :
a.
Perencanaan perpustakaan meliputi : visi, misi,
tujuan dan sasaran perpustakaan
b.
Pengorganisasian meliputi: struktur organisasi,
sumber
daya
tempat/ruang
manusia,
bahan
perpustakaan,
dan
pustaka,
mekanisme
kerja perpustakaan
c.
Pelaksanaan
meliputi:
layanan
teknis
dan
layanan baca
d.
Pengendalian
meliputi:
pengawasan
dan
pelaporan.
Menurut
Yusuf
dan
Suhendar
(2007:4)
perpustakaan sekolah mempunyai empat fungsi umum
yaitu: (1) Fungsi edukatif , keseluruhan fasilitas dan
sarana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama
koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa
sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan
dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan;
(2)
Fungsi
informatif,
mengupayakan
penyediaan
koleksi perpustakaan yang bersifat ”memberi tahu”
akan hal – hal yang berhubungan dengan kepentingan
para siswa dan guru; (3) Fungsi rekreasi, sebagai
28
pelengkap
untuk
memenuhi
kebutuhan
sebagian
anggota masyarakat sekolah akan hiburan intelektual;
(4) Fungsi riset atau penelitian, koleksi perpustakaan
sekolah
bisa
dijadikan
bahan
untuk
membantu
dilakukannya kegiatan penelitian sederhana.
2.3. Reward (Penghargaan)
2.3.1.
Definisi Penghargaan
Maslow (dalam Wantah,
2005)
mengatakan
bahwa penghargaan adalah salah satu dari kebutuhan
pokok
yang
mendorong
mengaktualisasikan
unsure
disiplin
dirinya.
yang
seseorang
untuk
Penghargaan
adalah
sangat
penting
dalam
mengambangkan diri dan tingkah laku anak. Seseorang
akan
terus
berupaya
untuk
meningkatkan
dan
mempertahankan disipin apabila pelaksanaan disiplin
itu menghasilkan prestasi dan produktivitas yang
kemudian mendapatkan penghargaan.
Indrakusuma
(2001),
menyatakan
bahwa
penghargaan merupakan hadiah terhadap hasil-hasil
yang
baik
dari
anak
dalam
proses
pendidikan.
Penghargaan merupakan hal yang menggembirakan
bagi anak dan dapat meningkatkan motivasi untuk
melakukan
lanjut
sesuatu
Purwanto
dengan
sebaik-baiknya.
(2006)
menjelaskan
penghargaan adalah alat
Lebih
bahwa
untuk mendidik anak-anak
supaya anak dapat merasa senang karena perbuatan
atau pekerjaannya mendapat penghargaan. Artinya
penghargaan harus memiliki nilai mendidik. Mendidika
29
disini tidak hanya dalam bidang pendidikan, tetapi juga
dalam artian mendidik siswa dalam bertingkah laku
yang baik.
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan
bahwa penghargaan adalah suatu hal yang positif yang
diperoleh
anak
karena
anak
telah
mempu
menunjukkan perbuatan atau pekerjaan yang baik.
Pemberiaan
penghargaan
meningkatkan
memiliki
rasa
kepada
percaya
kecenderungan
diri
untuk
anak
dan
dapat
anak
terus
akan
berupaya
melakukan kegiatan dan kerja yang baik serta akan
melakukan aktivitas sesuai aturan yang berlaku.
2.3.2. Fungsi Penghargaan
Purwanto
(2006)
menjelaskan
bahwa
penghargaan diberikan agar anak menjadi lebih giat
lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi
kedisiplinannya.
Anak
akan
menjadi
lebih
keras
kemauannya untuk berbuat yang lebih baik lagi.
Dengan demikian anak akan mematuhi norma dan
aturan yang berlaku.
Wantah
(2005)
mengemukakan
fungsi
dari
pemberian penghargaan adalah sebagai berikut.
1) Penghargaan
mempunyai
nilai
mendidik.
P[enghargaan yang diberikan kepada anak
menunjukkan bahwa perilaku yang dilakukan oleh
anak sesuai dengan norma dan aturan yang
berlaku. Apabila anak mendapatkan suatu
penghargaan, maka anak akan memperoleh
kepuasan,
dan
kepuaan
itu
akan
mempertahankan,
memperkuat,
dan
mengembangkan tingkah laku yang baik.
30
2) Penghargaan berfungsi sebagai motivasi pada anak
untuk mengulangi atau mempertahankan yang
disetujui secara social. Pengalaman anak mendapat
penghargaan
yang
menyenangkan
akan
memperkuat motivasi anak untuk bertingkah laku
yang baik. Dengan adanya penghargaan anak akan
berusaha sedenikian rupa untuk berperilaku lenih
baik agar mendapatkan penghargaan.
3) Penghargaan berfungsi memperkuat perilaku yang
disetujui secara sosioal. Apabila anak berperilaku
sesuai yang diharapkan secara berkesinambungan
dan konsisten, ketika perilaku itu dihargai, anak
akan merasa bangga. Kebanggan itu akan
menjamin anak untuk terus mengulangi dan
bahkan meningkatkan kualitas perilaku tersebut.
Dari
pemberian
kepuasan
mendorong
uraian
diatas
penghargaan
kepada
anak,
motivasi
dapat
dapat
dijelaskan
dapat
kepuasan
kepada
anak
bahwa
memberikan
tersebut
akan
untuk
terus
melakukan hal-hal yang baik bahkan meningkatkan
kualitas perilaku tersebut.
2.3.3. Macam-Macam Penghargaan
Indrakusuma (2001) menjelaskan macam-macam
bentuk penghargaan antara lain: pujian, penghormatan,
hadiah, dan tanda penghargaan.
1) Pujian
Pujian adalah salah satu bentuk penghargaan yang
paling mudah dilaksanakan. Pujian dapat berupa
kata-kata seperti: baik, bagus, bagus sekali, dan
sebagainya. Selain berupa kata-kata, pujian dapat
pula berupa isyarat-isyarat atau pertandapertanda, misalnya dengan menunjukkan ibu jari
(jempol),dengan menepuk bahu anak, dengan
tepuk tangan, dan sebagainya.
2) Penghormatan
Penghormatan berbentuk penghormatan ada dua
macam. Pertama, bentuk penobatan, yaitu anak
mendapatkan penghormatan di depan temantemannya. Seperti di hadapan teman-teman
sekelas, teman-teman sekolah, atau di depan
31
teman dan orang tuanya. Misalnya pada acara
pembagian raport diumumkan dan ditampilkan
siswa yang memperoleh rangking terbaik. Kedua,
penghormatan dalam bentuk pemberian kekuasaan
untuk melakukan seuatu. Misalnya, siswa yang
berhasil menyelesaikan suatu soal yang sulit,
disuuruh mengerjakannya di papan tulis untuk
dicontoh teman-temannya.
3) Hadiah
Hadiah adalah penghargaan dalam bentuk barang.
Penghargaan yang berbentuk barang ini yang
disebut penghargaan materiil. Hadiah dalam
bentuk barang ini dapat terdiri dari alat-alat
sekolah (pensil, penggaris, buku pelajaran, kaos,
permainan, juga bias berupa uang).
4) Tanda penghargaan
Jika hadiah adalah penghargaan
yang berupa
barang, tanda penghargaan tidak dinilai dari segi
harga dan kegunaan barang-barang tersebut.
Tanda penghargaan dinilai dari segi kesan dan
nilai kenangannya. Penghargaan ini disebut
juga penghargaan simbolis. Penghargaan simbolis
ini dapat berupa surat-surat tanda penghargaan,
surat surat
tanda jasa, sertifikat, piala, dan
sebagainya.
Purwanto (2006) memberikan pendapat tentang
macam-macam penghargaan antara lain:
1)
2)
3)
4)
5)
Guru mengangguk-angguk sebagai suatu tanda
senang dan membenarkan jawaban yang berikan
oleh siswa.
guru memberikan kata-kata menggembirakan
(pujian)
penghargaan dapat berupa pekerjaan. Misalnya
siswa diberikan soal yang sulit untuk dikerjakan
karena soal yang mudah berhasil dikerjakan.
Penghargaan yang ditujukan kepada seluruh
kelas, misalnya bernyanyi atau berwisata
bersama
Penghargaan dapat berupa benda-benda yang
menyenangkan dan berguna bagi anak, missal
pensil, buku,dan benda menarik lainya.
Berdasarkan uraian di atas, penghargaandapat
berbentuk
tanda
pujian,
penghargaan.
penghormatan,
hadiah,
serta
Penghargaan
tersebut
akan
32
membuat
siswa
senang
dan
berusaha
untuk
berperilaku lebih baik.
2.3.4. Syarat-Syarat Penghargaan
Memberikan penghargaan bukanlah hal yang
mudah. Perlu adanya syarat yang harus diperhatikan
oleh guru dalam memberikan penghargaan. Purwanto
(2006) menyebutkan syarat-syarat penghargaan adalah
sebagai berikut:
1) Untuk memberikan penghargaan yang pedagogis,
guru harus mengenal betul-betul siswanya
2) Penghargaan yang diberikan kepada siswa janganlah
hendaknya menimbulkan rasa cemburu atau iri hati
bagi siswa yang lain.
3) Penghargaan diberikan dengan hemat, artinya tidak
terus menerus atau terlalu sering
4) Jangan member penghargaan dengan menjanjikan
terlebih dahulu sebelum siswa menunjukkan
prestasi kerjanya
5) Guru
harus
hati-hati
dalam
memberikan
penghargaan, jangan sampai penghargaan yang
diberikan dianggap sebagai upah dari jerih payah
yng telah dilakukan siswa.
Berdasarkan pendapat di atas, agar pemberian
penghargaan dapat dilakukan dengan baik, maka guru
harus memahami syarat-syarat pemberian penghargaan
dengan baik. Dengan demikian kebermaknaan dari
pemberian penghargaan tersebut akan dapat diterima
dengan baik oleh siswa.
2.3.5. Reward Dapat Meningkatkan Pemanfaatan
Perpustakaan Sekolah
Banyak hasil kajian ilmiah yang membuktikan
bahwa dengan memberikan reward atau penghargaan
kepada siswa mampu meningkatkan pemanfaatan,
minat
dan
motivasi
siswa
dalam
memanfaatkan
33
perpustakaan sekolah. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan Ratnawati (2014) membuktikan bahwa
maksimalisasi program reward mampu meningkatkan
minat belajar bahasa Indonesia kelas IV di Sekolah
Dasar, dampak positifnya para siswa lebih aktif dan
rajin ke perpustakaan untuk belajar dan meminjam
buku.
Hal
tersebut
memaksimalkan
menekankan
reward
program
dengan
mulai
dari
memberikan penghargaan kepada pengunjung teraktif,
memperbaikai fasilitas termasuk melengkapi koleksi
perpustakaan,
memperbaiki
layanan
perpustakaan.
dangan perbaikan semacam itu ternyata berdampak
positif dalam meningkatkan minat belajar siswa.
Lebih
reward
lanjut Suwajiningsih (2012)
kepada
siswa
yang
pemberian
memanfaatkan
perpustakaan sebagai sumber belajar di MTs Negeri 2
Semarang terbukti mampu memotivasi siswa sehingga
berdampak pada meningkatnya jumlah pengunjung
perpustakaan sekolah. Setyowulandari dan Suharso
(2014) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
positif antara pemberian reward dengan peningkatan
minat
kunjungan
mahasiswa
ke
Perpustakaan
Politeknik Semarang
Beberapa hasil penelitian tersebut membuktikan
bahwa dengan memberikan stimulus berupa reward
maka akan memberikan dampak pada meningkatnya
minat
atau
motivasi
peserta
didik
dalam
belajar
maupun memanfaatkan perpustakaan. Hal tersebut
sesuai dengan pandangan Pavlov dalam teorinya yang
terkenal
dengan
Classical
Conditioning,
Pavlov
beranggapan bahwa tingkah laku organisme dapat
dibentuk
melalui
pengaturan
dan
manipulasi
34
lingkungan (dalam Nurhidayati, 2012). Teori behavior
ini menjelaskan bahwa untuk membentuk tingkah laku
atau
karakter
individu
maka
perlu
dilakukan
pengondisian, pengaturan lingkungan sedemikian rupa
sehingga individu tersebut merasa tertarik ataupun
larut
dalam
dibentuk.
suatu
Oleh
sistem
karena
atau
mekanisme
kebiasaan
yang
yang
dilakukan
individu secara terus menerus akan terbentuk suatu
tingkah laku, sikap atau karakter sesuai dengan
kondisi yang diharapkan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
dengan memberikan stimulus berupa reward mampu
memberikan dampak positif bagi siswa, yaitu mampu
mengubah tingkah laku atau kebiasaan siswa yang
sebelumnya
jarang
memanfaatkan
perpustakaan
sekolah menjadi sering dan intensif memanfaatkan
perpustakaan sekolah.
2.4. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan
Ratnawati
(2014)
penelitian
tentang
yang
dilakukan
Maksimalisasi
oleh
Program
Reward di Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat
Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV MI Ma’arif
Giriloyo 1 Bantul. Hasil penelitian yang didapatkan
diantaranya adalah (1) minat belajar Bahasa Indonesia
siswa kelas IV sebelum diterapkan program reward,
minat belajar para siswa masih rendah dan setelah
diterapkannya program tersebut minat belajar para
siswa dikatakan menigkat, (2) Maksimalisasi program
reward diperpustakaan dalam rangka meningkatkan
minat belajar Bahasa Indonesia siswa antara lain:
35
display
buku,
menjalin
kerjasama
dengan
perpustakaan keliling, promosi perputakaan melalui
leaflet dan pameran buku baru, member motivasi dan
tugas kepada siswa, memberi reward, memberikan
pelayanan lebih baik, program membaca maasl dan
lomba madding, (3) dampak positif adalah para siswa
lebih aktif dan rajin ke perpustakaan untuk belajar dan
meminjam buku, prestasi siswa semakin meningkat.
Penelitian
di
atas
menjelaskan
upaya
yang
dilakukan untuk meningkatkan minat belajar Bahasa
Indonesia dengan cara maksimalisasi program reward.
Tindakan yang dilakukan meliputi memperbaiki kondisi
perpustakaan
sesuai
perpustakaan
ideal,
dengan
aspek-aspek
standar
reward
sebagai
memeberikan
stimulus minat siswa dalam memanfatkan peputakaan.
Upaya
tersebut
berhasil
dibuktikan
dengan
meningkatnya jumlah kunjungan perpustakaan oleh
siswa dan meningkatnya prestasi belajar siswa dengan
mendapatkan nilai pelajaran Bahasa Indonesia di atas
KKM.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Suharso
dan Setyowulandari (2014) tentang Strategi Pemberian
Reward
Untuk
Mahasiswa
di
Meningkatkan
Perpustakaan
Minat
Politeknik
Kunjung
Negeri
Semarang. Hasil penelitian yang dilakukan diantaranya
adalah (1) pemberian reward
untuk meningkatkan
minat kunjung mahasiswa ke perpustakaan Politeknik
36
Negeri Semarang tergolong dalam kategori baik, hal ini
dibuktikan dengan hasil kuesioner dengan perolehan
nilai 11% menyatakan sangat setuju, 48% menyatakan
setuju,
38%
menyatakan
tidak
setuju,
dan
4%
menyatakan sanat tidak setuju, (2) terdapat hubungan
yang
positif
peningkatan
perputakaan
antara
minat
Politeknik
pemberian
kunjungan
Negeri
reward
dengan
mahasiswa
Semarang.
Hal
ke
ini
terbukti dari hasil analisis statistik dengan korelasi
product moment diperoleh r hitung = 0.836 dan r tabel =
0.202, dengan sig 0.000.
Perbedaan
penelitian
ini
dengan
penelitian
sebelumnya adalah pada jenis penelitiannya. Penelitian
ini
menggunakan
kuantitatif
dengan
memberikan
kuesioner kepada responden, yang menyatakan bahwa
mahasiswa paling banyak menyatakan setuju dengan
adanya reward yaitu sebesar 48%. Hasil penelitian ini
memperkuat penelitian sebelumnya yang menyatakan
bahwa dengan reward mampu meningkatkan minat
belajar siswa.
Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian
yang dilakukan Pitaloka (2005) tentang hubungan
pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan prestasi
belajar siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Medan.
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas II SMA
Negeri 3 Medan yaitu sebanyak 523 orang. Pengambilan
sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Cohran
sehingga diperoleh sampel 80 orang. Dalam penelitian
37
ini indikator yang digunakan untuk mengukur variabel
penelitian
adalah
intensitas
siswa
datang
ke
perpustakaan, tujuan datang ke perpustakaan, fasilitas
dan jenis koleksi perpustakaan, manfaat perpustakaan
bagi siswa dan suasana perpustakaan. Untuk melihat
hubungan pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan
prestasi belajar siswa maka dilakukan uji korelasi
sehingga
diperoleh
Berdasarkan
uji
hubungan
yang
hasilnya
korelasi
adalah
tersebut,
kuat
53,44
maka
antara
%.
terdapat
pemanfaatan
perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa.
Selain
itu,
hubungan
berdasarkan
yang
uji
signifikansi
signifikansi
antara
terdapat
pemanfaatan
perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa
SMA Negeri 3 Medan.
Sedangkan
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Indriyaningsih (2009) tentang pengaruh pemanfaatan
koleksi perpustakaan terhadap prestasi belajar siswa
pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1
Batusangkar
Sumatera
Barat.
Populasi
penelitian
adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Batusangkar yaitu
sebanyak 656 orang. Pengambilan sampel dilakukan
berpedoman
pada
pendapat
Arikunto
sehingga
diperoleh sampel 164 orang. Dalam penelitian ini
indikator yang digunakan untuk mengukur variabel
penelitian
adalah
perpustakaan,
intensitas
koleksi
siswa
perpustakaan,
datang
ke
pelayanan
perpustakaan, pustakawan, nilai rapor dan peringkat
38
kelas.
Berdasarkan
sederhana
hasil
analisis
menunjukkan
perpustakaan
sekolah
regresi
pemanfaatan
berpengaruh
linier
koleksi
positif
dan
signifikan terhadap prestasi belajar siswa dengan
koefisien
determinasinya
kontribusi
yang
adalah
dihasilkan
0,415
oleh
artinya
varian
dari
pemanfaatan koleksi perpustakaan terhadap prestasi
belajar siswa adalah sebesar 41,5 % .
2.5. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan
tujuan
penelitian
yang
telah
dirumuskan, maka hipotesis tindakan yang diajukan
adalah
reward
dapat
meningkatkan
pemanfaatan
perpustakaan sekolah di SMA Negeri 1 Pringsurat
39