PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BUZZ DISKUSI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA KULIAH ASKEB I TANDA BAHAYA KEHAMILAN RIMESTER I AKADEMI KEBIDANAN MITRA HUSADA KARANGANYAR
commit to user
PENGA DISKU
AS
PROGR
ARUH PEN USI TERHA
KEB I TAN AKAD Mem RAM STUD UN GGUNAAN ADAP HAS NDA BAHA DEMI KEBI KAR KARYA Untuk Me mperoleh Ge Kri R
DI DIV KEB NIVERSITA
SU
N METODE IL BELAJA AYA KEHA
IDANAN M RANGANY
A TULIS IL
menuhi Per lar Sarjana isti Salvatia R11100010 BIDANAN F AS SEBELA URAKARTA 2011
E PEMBEL AR PADA M AMILAN TR MITRA HUS
AR
LMIAH
rsyaratan a Saint Tera
ani FAKULTAS AS MARET A LAJARAN MATA KUL RIMESTER SADA apan S KEDOKT T BUZZ LIAH R I TERAN
(2)
(3)
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan berkat dan Anugerah-Nya sehingga dapat terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengaruh Penggunaan Metode Buzz Diskusi terhadap hasil belajar tentang tanda bahaya kehamilan trimester 1 pada mata kuliah ASKEB I Akademi kebidanan Mitra Husada Karanganyar”, sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Saint Terapan program studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, antara lain:
1. H. Tri Budi Wiryanto, dr, SpOG (K), selaku Ketua Program Studi D-IV Kebidanan UNS.
2. Erindra Budi C, S.Kep.Ns. M.Kes selaku Ketua KTI Program Studi D-IV Kebidanan UNS.
3. Moch Arief Tq, dr, PHK, M.S, selaku Pembimbing Utama yang selalu membimbing dan memberikan saran dalam penyusunan Karya Tulis ilmiah ini.
4. M Nur Dewi, SST., M.Kes, selaku Pembimbing Pendamping yang selalu membimbing dan memberikan masukan dalam penyusunan Karya Tulis ilmiah ini.
5. Seluruh staf D-IV Kebidanan yang telah membantu administrasi dalam penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
(4)
commit to user
vii
6. Pimpinan dan staff Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar yang telah memberikan izin dilakukannya penelitian di institusi tersebut.
7. Orang tua tercinta, dan keluarga yang selalu memberi doa, dukungan dan motivasi.
8. Dan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan YME selalu memberikan yang terbaik bagi kita semua.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, masih belum sempurna. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya menjadi lebih baik. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Agustus 2011 Kristi Salvatiani
(5)
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN VALIDASI ………. ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
ABSTRAKSI ……… iv
ABSTRACT ………. v
KATA PENGANTAR ……….. vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR BAGAN……… x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang …... 1
B. Rumusan Masalah…... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian…... 5
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka... 6
1. Metode Pembelajaran Diskusi ... 7
2. Buzz Diskusi ………. 7
3. Hasil Belajar ... 11
4. Materi ASKEB 1 Tanda Bahaya Kehamilan……... 14
B. Kerangka Konsep ... 17
(6)
commit to user
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian ... 20
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21
C. Populas, Sampel, dan tehnik Sampling, Estimasi Besar Sampel, Kriteria Retriksi, Pengalokasian Subyek Penelitian .. 21
D. Definisi Operasional ……..……….……. 23
E. Intervensi dan Instrumentasi ………... 24
F. Pengolahan dan Analisis Data ……… 28
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi penelitian ……….. 31
B. Hasil Belajar Kelompok Kontrol ……… 32
C. Hasil Belajar Kelompok Eksperiment ……… 33
D. Uji Normalitas ……… 33
E. Analisis Data ………. 34
BAB V PEMBAHASAN ……….. 36
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ………. 41
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(7)
commit to user
x
DAFTAR BAGAN
(8)
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner………. 26
Tabel 4.1 Hasil Uji Beda Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol … 32 Tabel 4.2 Hasil Uji Beda Pretest dan Posttest Kelompok eksperiment 33 Tabel 4.3 Uji Normalitas ……….. 34 Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Selisih Mean Kelompok Kontrol dengan Kelompok eksperiment ……… 35
(9)
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jadual Penelitian
Lampiran 2 : Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden Lampian 3 : Tabel Data Skor Pretest Kelompok Kontrol Lampiran 4 : Tabel Data Skor posttes Kelompok Kontrol Lampiran 5 : Data Skor Pretest Kelompok Eksperimen Lampiran 6 : Data Skor posttest Kelompok Eksperimen LAmpiran 7 : Rekap Data Hasil Penelitian
Lampiran 8 : Hasil Perhitungan Distribusi Frekuensi Kategori Hasil Belajar Lampiran 9 : Hasil Perhitungan Uji Normalitas
Lampiran 10 : Hasil Perhitungan Uji Beda Pretest dan Posttest
Lampiran 11 : Hasil Perhitungan Uji Beda Selisih Posttest – Pretest antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Lampiran 12 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 13 : Rekap Uji Validitas Instrument
(10)
commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar (Hasibuan,2009:3). Situasi yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar yang optimal adalah situasi dimana siswa dapat berinteraksi dengan guru dan atau bahkan pembelajaran di tempat tertentu yang telah diatur dalam rangka mencapai tujuan. Selain itu, situasi tersebut dapat lebih mengoptimalkan kegiatan belajar bila menggunakan metode atau media yang tepat (Moedjiono,1993: 1).
Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh relevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan tercapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standart keberhasilan yang terpatri didalam suatu tujuan ( Djamarah, 2006: 3).
Tidak dapat dipungkiri bahwa kenyataan selama ini di lapangan, guru cenderung hanya menggunakan satu metode konvensional di dalam kelas, ceramah. Penggunaan metode ini dinilai kurang efektif dalam membelajarkan siswa. Siswa akan
(11)
commit to user
2
cepat merasa bosan, kegairahan belajar berkurang, perhatian terhadap pelajaran menurun, dan akhirnya kegiatan belajar menjadi kurang atau bahkan tidak optimal ( Ahmad Marzuki, 2010 ).
Penerapan konstruktivisme dalam proses belajar-mengajar menghasilkan metode pengajaran yang menekankan aktivitas utama pada siswa (Fosnot,1996; Lorsbach & Tobin, 1992). Teori pendidikan yang didasari konstruktivisme memandang murid sebagai orang yang menanggapi secara aktif objek-objek dan peristiwa-peristiwa dalam lingkungannya, serta memperoleh pemahaman tentang seluk-beluk objek-objek dan peristiwa-peristiwa itu. Menurut teori ini, perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam kegiatan penemuan pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan ( Sunny,2009 ).
Para peneliti telah menemukan bukti-bukti bahwa ketika guru mampu menggunakan prosedur umpan balik yang efektif ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar maupun hasil belajar siswanya. Bahkan, hasil studi yang dilakukan Bellon, Bellon, dan Blank menunjukkan bahwa dibandingkan dengan berbagai perilaku mengajar lainnya, pemberian umpan balik akademik ternyata lebih berkorelasi dengan prestasi belajar maupun hasil belajar siswa. Ketika umpan balik dan prosedur korektif digunakan secara tepat
(12)
commit to user
3
ternyata sebagian besar siswa dapat meningkatkan prestasi belajar dan hasil belajarnya hingga di atas 20% (Agus, 2011 ).
Salah satu metode pembelajaran dengan penerapan konstruktivisme adalah metode buzz diskusi, Metode buzz diskusi adalah diskusi yang terdiri atas 4 – 5 orang.Tempat diatur agar peserta didik dapat berhadapan muka dan bertukar pikiran dengan mudah. Diskusi ini diadakan ditengah atau akhir pelajaran dengan maksud menajamkan kerangka bahan pelajaran, memperjelas bahan pelajaran atau menjawab pertanyaan – pertanyaan. Metode
buzz diskusi memiliki kelebihan di banding metode ceramah antara lain memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyalurkan kemampuannya, membantu siswa belajar berfikir kritis, mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut ( Hasibuan, 2009 : 20 ).
Hasil penelitian yang hampir sama yang dilakukan oleh Sri Muniarti pada skripsinya yang berjudul pengaruh penggunaan metode diskusi pada mata pelajaran IPS dalam meningkatkan prestasi belajar siswa menyebutkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan pada prestasi belajar siswa.
Perbedaan dengan penelitian yang terdahulu adalah sampel penelitian dan tempat penelitian yang dilakukan. Pada penelitian yang terdahulu tempat penelitian adalah SMA sedangkan penelitian yang sekarang adalah Akademi Kebidanan, sampel penelitian yang
(13)
commit to user
4
dahulu adalah siswa SMA sedangkan sekarang adalah mahasiswa Akademi Kebidanan yang tentu saja mata kuliah dan pemikirannya lebih tinggi dibanding anak SMA.
Bertitik tolak dari uraian diatas, peneliti ingin mengetahui pengaruh pengaruh penggunaan metode buzz diskusi terhadap hasil belajar tentang tanda bahaya kehamilan trimester 1 pada mata kuliah ASKEB I Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka pokok masalah yang ingin penulis pecahkan sebagai berikut : “Apakah ada pengaruh belajar penggunaan buzz diskusi terhadap hasil belajar tentang tanda bahaya kehamilan trimester 1 pada mata kuliah ASKEB I ? “
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh buzz
diskusi terhadap hasil belajar tentang tanda bahaya kehamilan trimester 1 pada mata kuliah ASKEB 1 Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar.
2. Tujuan Khusus
Untuk menganalisa pengaruh pemberian pemberian metode buzz
(14)
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap penelitian ini memberikan manfaat antara lain :
1. Manfaat Teoritik
Dapat memberikan masukan dan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi dunia pendidikan khususnya pendidik tentang pengaruh buzz diskusi pada hasil belajar tanda bahaya kehamilan trimester 1 mata kuliah ASKEB1
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi peneliti untuk menambah pengetahuan serta menambah pengalaman dalam bidang pendidikan.
b. Bagi tempat penelitian diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam metode pembelajaran terutama penggunaan metode buzz diskusi.
c. Bagi mahasiswa agar dapat meningkatkan kegiatan belajar dan hasil belajarnya.
(15)
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJUAN PUSTAKA
1. Metode pembelajaran Diskusi
a. Pengertian Metode Diskusi
Diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik (kelompok – kelompok siswa) untuk mendapatkan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah (Hasibuan, 2009 : 20 ).
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau problem dimana para peserta diskusi dengan jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama ( Kiranawati, 2007)
b. Jenis – Jenis Diskusi
Ada beberapa jenis metode diskusi antara lain: whole group, buzz group, panel,sindicate group, brain storming group, symposium, informal debate, colloquim, dan fish bowl (Hasibuan, 2009 : 20 – 22 ).
(16)
commit to user
7
c. Kegunaan Metode Diskusi
Diskusi sebagai metode mengajar lebih cocok dan diperlukan apabila pendidik ( Guru ) hendak :
1) Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa
Memberikan kesempatan pada siswa untuk menyalurkan kemampuannya.
2) Memberikan kesempatan pada siswa untuk menyalurkan
kemampuannya.
3) Membantu siswa berfikir kritis.
4) Membantu siswa belaja menilai kemampuan dan peranan
diri sendiri maupun teman – temannya ( orang lain ).
5) Membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan
berbagai masalh yang “dilihat “, baik dari pengalaman sendiri maupun dari pelajaran sekolah.
6) Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut
(Hasibuan, 2009 : 23 – 24 ).
2. Buzz Group Discussion
a. Pengertian Buzz Diskusi
Menurut J.J Hasibuan tahun 2009 dalam bukunya proses belajar mengajar menyebutkan : satu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil terdiri atas 4 – 5 orang.tempat diatur agar siswa dapat berhadapan muka dan bertukar pikiran dengan mudah. Diskusi diadakan ditengah pelajaran atau diakhir dengan
(17)
commit to user
8
maksud menajamkan kerangka bahan pelajaran, memperjelas bahan pelajaran atau menjawab pertanyaan – pertanyaan.
b. Kelebihan Buzz Diskusi
Kelebihan metode buzz diskusi memiliki menurut Bintu Nahel
(2011) antara lain : mendorong peserta yang malu-malu, menciptakan suasana yang menyenangkan dan memungkinkan pembagian tugas kepemimpinan, menghemat waktu, memupuk kepemimpinan,memungkinkan pengumpulan pendapat,dapat dipakai bersama metode lainnya,memberi variasi.
Menurut Djamaraah (2006: 88 ) kelebihan metode diskusi adalah merangsang kreativitas anak didik dalam membentuk ide, gagasan, mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain, memperluas wawasan.
c. Kekurangan buzz diskusi
Kekurangan metode buzz diskusi antara lain : kemungkinan
kelompok terdiri dari orang – orang yang tidak tahu apa – apa, dapat memboroskan waktu, terutama bila terjadi hal – hal negatif, perlu belajar apabila ingin memperoleh hasil yang maksimal, kemungkinan mendapatkan pemimpin yang lemah, laporan hasil diskusi kemungkinan tidak tersusun dengan baik (Djamarah,2006 : 88 ).
d. Penggunaan Metode Buzz Diskusi : dalam sastra indonesia
(18)
commit to user
9
atau tujuan – tujuan pengajaran yang bersifat efektif, untuk tujuan yang bersifat analisis. Menurut Hasibuan (2009 : 22-23) metode ini digunakan untuk membantu siswa berfikir kritis ,membantu siswa menyadari dan merumuskan berbagai masalah yang dilihat dari pengalaman sendiri maupun dari pelajaran sekolah, mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
e. Langkah – Langkah Penggunaan Metode Buzz Diskusi.
1)Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan
2)Dengan pimpinan guru siswa membentuk kelompok –
kelompok dan memilih pimpinan kelompok.
3)Para siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing – masing.
4)Tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya, guru memberi
penjelasan.
5)Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi ( Sastra Indonesia,
2010).
f. Komponen Buzz Diskusi
Dalam diskusi kelompok kecil terdapat empat komponen yaitu, fasilitator ( ketua diskusi kelompok besar), moderator atau juru bicara (ketua diskusi kelompok kecil),penulis atau sekertaris, dan anggota. Tugas setiap komponen akan diuraikan sebagai berikut:
1) Fasilitator ( ketua diskusi kelompok besar )
Fasilitator ini bisa dosen, guru, atau seseorang yang ditunjuk langsung oleh dosen untuk menjadi pemimpin diskusi.
(19)
commit to user
10
Fasilitator bertugas antara lain: membagi kelompok-kelompok kecil, menentukan permasalahan yang akan didiskusikan, memandu diskusi besar, mengatur ketertiban dan efisiensi waktu.
2) Moderator atau juru bicara ( ketua diskusi kelompok kecil )
Moderator atau juru bicara ini sekaligus berperan sebagai ketua dalam diskusi tiap kelompok. Ia harus bisa mengatur ketertiban dan efisiensi waktu agar diskusi berjalan lancar. Selain itu juga melaporkan hasil diskusi dalam diskusi besar.
3) Penulis atau sekertaris
Penulis atau sekertaris tidak diperlukan dam kelompok kecil. Tugas penulis adalah : mencatat waktu dan acara diskusi, mencatat nama-nama yang berbicara, bertanya, mengajukan usul atau pendapat dalam diskusi, mencatat semua pertanyaan, usul dan pendapat dari peserta diskusi kelompok, mencatat masalah yang belum terpecahkan dalam diskusi, membuat kesimpulan dan membacakannya.
4) Anggota diskusi
Tugas dan peranan setiap anggota cukup berfariasi. Setiap anggota memainkan satu peranan dalam satu saat dan peranan ini tidak selalu tetap sama. Peranan anggota diskusi antara lain sebagai berikut: sebagai penanya: menanyakan keterangan-keterangan untuk mencari penjelasan suatu
(20)
commit to user
11
pernyataan atau untuk memancing pendapat.Pemberi informasi: memberikan fakta-fakta dari hasil pengalaman (skemata) atau pengetahuan dari bacaan. Penyumbang pendapat: menegaskan pendapatnya mengenai suatu persoalan dan mengusahakan agar kelompok searah dengan pendapatnya. Penilai : meneliti kekurangan-kekurangan dari jawaban atau pendapat yang dikemukakan. Penjelas : berusah menegaskan lebih lanjut pendapat rekan yang dipandang kurang jelas. Pemikir kreatif: berusaha mendapatkan pemecahan yang dapat mencakup kebenaran dari semua yang dikemukakan dengan mempertimbangkan pendapat yang ada. Penggerak: berusaha mengemukakan ide-ide baru dan kegiatan-kegiatan baru yang menyegarkan sekaligus berusaha memajukan kelompok. (Sastra Indonesia, 2010 ).
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar :
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar ( Indra Munawar, 2009 ). Menurut Sudjana kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru) (Adesanjaya, 2011 ).
(21)
commit to user
12
b. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor Internal meliputi faktor biologis (keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera) dan faktor psikologis (segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang.).
Faktor Eksternal meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah ,faktor lingkungan masyarakat (Techonly,2009).
c. Ruang Lingkup Acuan Penilaian Hasil Belajar
Hasil belajar peserta didik dapat di klasifikasikan dalam 3 ranah yaitu : Kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika – matematika), Afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), Psikomotorik (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal) (Techonly, 2009)
(22)
commit to user
13
d. Tingkatan Pengetahuan
Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif memiliki 6
tingkatan :
1)Tahu ( Know ) diartikan sebagai mengingat sesuatu materi
yang di pelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan yang
paling rendah karena tingkatan ini mengingat kembali ( recall)
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari.
2)Memahami (comprehension ) suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3)Aplikasi ( application ) suatu kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya ( real ).
4)Analisis (analysis) merupakan kemampuan untuk
menjabarkan materi atau susunan obyek kedalam komponen – komponen tetapi masih didalam suatu stimulator organisasi dari kata kerja dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan, suatu teori yang sudah ada.
5)Menciptakan ( creat ) kemampuan menciptakan sesuatu yang
(23)
commit to user
14
6)Evaluasi ( evaluation ) berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. (Notoadmodjo, 2003 ).
4. Materi ASKEB 1 Tanda bahaya kehamilan dini
a. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester 1 meliputi :
perdarahan, nyeri perut bagian bawah, hipertensi gravidarum.
1) Perdarahan
a) Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan
( oleh akibat – akibat tertentu ) sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum
mampu untuk hidup diluar kandungan
( Sarwono, 2007 : 145 ).
(1) Abortus imminens Abortus imminens adalah
peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, di mana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
(2) Abortus insipiens adalah peristiwa terjadinya
perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih berada di dalam uterus.
(24)
commit to user
15
(3) Abortus inkompletus adalah pengeluaran sebagian
janin pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
(4) Abortus kompletus adalah terjadinya pengeluaran
lengkap seluruh jaringan konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu.
(5) Perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan
retensi hasil konsepsi yang telah mati hingga 8 minggu / lebih.
b) Kehamilan mola / hamil anggur
Berupa tumor jinak yang terjadi sebagai akibat dari
kegagalan pembentukan bakal janin sehingga
terbentuklah jaringan permukaan membran (vili) yang
mirip gerombolan anggur. Tanda gejalanya kadar HCG positif , uterus melunak dan berkembanh lebih cepat dari usia kehamilan, tidak dijumpai adanya janin, kavum uteri hanya berisi jaringan seperti rangkaian buah anggur, saat USG ada gambaran seperti badai salju. Penanganannya adalah evakuasi mola secepatnya dan dilakukan pemeriksaan ulang secara teratur.
c) Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar
(25)
commit to user
16
endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba dan peristiwa ini disebut sebagai kehamilan ektopik terganggu. Tanda gejala yang muncul antara lain nyeri
abdoment dan nyeri tekan pelvic atau nyeri goyang
porsio, spotting / perdarahan pervagina, tekanan darah
dan nadi meningkat, syok hipovolemia, massa pelvic
hematokel pelvi. Penanganan yang dilakukan dengan tindakan operatif.
2) Hipertensi dalam kehamilan
a) Hipertensi kronik jika terjadi hipertensi sebelum
kehamilan < 20 minggu.
b) Superimposed pre eclamsia memiliki tanda dan gejala hipertensi kronik disertai proteinuria dan tanda lain preeklamsia.
c) Pre eklamsia ringan memiliki tanda tekanan sistole 140
mmHg / kenaikan 30 mmHg, diastole 90 mmHg / kenaikan 15mmHg, protein urin > 0,3 g/l dalam 24 jam lebih dari 1 g/ dl pada urin sembarang , oedema
menetap jari, tangan, mata
d) Pre eklamsia berat memiliki tanda sistolik ≥ 160
mmHg, diastolik ≥ 110 mmHg, oliguria < 500 cc / 24
(26)
commit to user
17
atau gangguan visus nyeri epigastrum
e) Eklamsia adalah gejala hipertensi, odema, protein urine
disertai kejang
3) Nyeri perut bagian bawah
Nyeri perut bagian bawah yang mengancam jiwa adalah nyeri hebat, menetap, tidak hilang meskipun telah istirahat. Hal ini
bisa terjadi pada apendisitis, kehamilan ektopik, abortus,
penyakit radang panggul, persalinan preterm, infeksi saluran kemih.
b. Kompetensi Dasar Yang Harus Dicapai Pada Pokok Bahasan
Tanda Bahaya Kehamilan Trimester 1 adalah mampu melaksanakan deteksi dini terhadap komplikasi ibu dan janin ( C3 ).
B. KERANGKA KONSEP
Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh relevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan tercapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standart keberhasilan yang terpatri didalam suatu tujuan.
Tingkatan pengetahuan yang harus dicapai mahasiswa pada topik
tanda bahaya kehamilan adalah application karena nantinya akan terjun
(27)
commit to user
18
adanya tanda bahaya yang dialami ibu hamil. Selain itu topik tanda bahaya kehamilan ini sifatnya hapalan yang harus bisa dipahami
mendalam oleh mahasiswa. Metode buzz diskusi merupakan metode
pembelajaran yang membantu mahasiswa aktif dalam membangun pengetahuannya. Dengan membagi mahasiswa dalam kelompok – kelompok kecil yang terdiri atas 4 – 5 orang diharapkan dapat menajamkan kerangka bahan pembelajaran dan memperjelas bahan
pembelajaran. Kelebihan dari metode buzz diskusi yang bisa divariasi
dengan metode lain selain itu mahasiswa dapat menyampaikan pendapat yang dimiliki sehingga mendorong mahasiswa aktif dan timbul minat untuk menyenangi pembelajaran yang sedang berlangsung. Pelaksanaan metode pembelajaran tersebut menjadikan peserta didik mempunyai pengalaman belajar dengan pemberdayaan optimal indra sehingga penyimpanan pengetahuan yang didapat lebih bertahan lama dan berpengaruh pada pemahaman materi yang
mendalam. Diduga dengan pelaksanaan buzz diskusi yang dikelola
dengan baik dalam kelas akan menjadikan hasil belajar peserta didik menjadi lebih optimal. Pembahasan diatas dapat dilihat pada bagan 2.1 dibawah ini.
(28)
commit to user
19
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Keterangan :
: Diteliti : Tidak diteliti
C. HIPOTESIS
Ada pengaruh signifikan pada penggunaan metode pembelajaran
buzz diskusi terhadap hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah ASKEB 1 topik tanda bahaya kehamilan
Metode Pembelajaran
Buzz Diskusi
Kelebihan Buzz Diskusi Memberi variasi Mendorong peserta menyampaikan pendapat Menciptakan suasana yang mengurangi ketegangan Memperluas wawasan Digunakan pada materi dengan menganalisa
Materi Tanda Bahaya Kehamilan
Mampu melakukan deteksi dini tanda bahaya kehamilan
Mahasiswa aktif membangun pengetahuannya
Faktor Fisiologis Faktor Psikologis Faktor lingkungan Faktor Instrumental
Hasil belajar pada topik tanda bahaya trimester 1
meningkat
Minat dan pemahaman bertambah
(29)
commit to user
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen semu
(quasy experiment), Rancangan ini mengungkapkan hubungan sebab
akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol dan kelompok
eksperimental dengan pendekatan Nonequivalent Control Group Design
(Sugiyono, 2009 : 79 )
Subyek Pre Perlakuan Post
K-A O I O1-A
K-B O - O1-B
Keterangan :
K-A : Kelas 2B ( kelas perlakuan )
K-B : Kelas 2A ( kelas Kontrol )
- : Penggunaan metode ceramah
O : Hasil pengukuran kemampuan awal
I : Metode buzz diskusi
(30)
commit to user
B. Tem Temp Kara C. Popu Krit 1. Po a. b. 2. Sa Sa m sa ya 3. E P dmpat dan Wa
pat peneliti anganyar pad ulasi, Samp eria Restrik opulasi Populasi t Husada Ka mahasiswa Populasi a Husada Ka bahaya keh mahasiswa ampel dan T ampel pene menggunakan ampel dari p
ang ada dida Estimasi Bes Perhitungan dihitung men
aktu
an dilaksan da bulan Juli
pel, dan Te ksi, Pengalo
arget : selu aranganyar p a.
aktual : selu aranganyar s
hamilan pad a.
Teknik Samp elitian ini
n tehnik sim
opulasi dilak alam populas sar Sampel besar sampe nggunakan ru 2
nakan di Ak i 2011. ehnik Sam okasian Sub uruh mahas pada tahun uruh mahas emester II y da tahun aj
pling
menggunak
mple rando
kukan secara si itu (Sugiyo
el dengan jum umus (Taufi kademi Keb piling, Esti yek Peneliti siswa Akade ajaran 2010 siswa Akade yang menerim aran 2010 kan tehnik om samplin
a acak tanpa ono, 2010: 8
mlah popula iqurrohman, bidanan Mit imasi Besa ian emi Kebida 0 / 2011 seb
emi Kebida ma pembelaj / 2011 seb
pengambila
ng yaitu pe
a memperhat 82).
asi sebanyak 2005 :132 )
21 tra Husada r Sampel, anan Mitra banyak 353 anan Mitra jaran tanda anyak 110 an sampel engambilan tikan strata
k 110 orang :
(31)
commit to user
22
n =
2
, ,,
2
n = 43,23 dibulatkan menjadi 43 responden. Keterangan :
s : Simpangan baku ( dari pustaka )
d : Tingkat ketepatan absoulut dari beda rerata ( ditetapkan peneliti)
Zα: Nilai statistik pada kurve standart tingkat kemaknaan (ditetapkan
peneliti ).
4. Kriteria Retriksi
a. Kriteria Inklusi
1)Mahasiswa Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar
semester II tahun ajaran 2010/2011
2)Mengikuti pembelajaran tentang tanda bahaya kehamilan
b. Kriteria Eksklusi
1)Tidak bersedia menjadi responden penelitian
2)Tidak hadir saat penelitian
5. Pengalokasian Subyek
Cara pengelompokkan ini adalah dengan pendekatan peneliti memisahkan antara kelas A sebanyak 43 mahasiswa yang diberi
perlakuan buzz diskusi dengan kelas B sebanyak 43 mahasiswa yang
(32)
commit to user
23
D. Definisi operasional
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : penggunaan metode buzz
diskusi
Definisi Operasional : Metode pembelajaran buzz diskusi adalah suatu
pembelajaran yang dilakukan oleh 4 – 7 orang untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah. Pendidik sebagai fasilitator memperkenalkan pokok bahasan yang akan didiskusikan oleh masing – masing kelompok. Selain itu ada kasus yang harus didiskusikan masing – masing dengan topik yang berbeda. Tugas fasilitator membagi kelompok kecil, menentukan masalah yang akan didiskusikan, memandu diskusi besar, memantau diskusi kecil, mengatur waktu dan efisiensi. Dalam satu kelompok dipilih juga ketua kelompok. Tugas ketua kelompok mengatur ketertiban dan efisiensi waktu, menampung aspirasi anggota, menyimpulkan hasil diskusi kelompok kecil, melaporkan hasil diskusi pada diskusi besar. Tugas anggota mengemukakan pendapat, meneliti jawaban yang didiskusikan, memberi masukan tentang topik yang dibahas. Masing – masing kelompok berdiskusi dan membuat kesimpulan dengan waktu yang sama yaitu 15 menit. Setelah selesai berdiskusi dilakukan sesi evaluasi dengan diskusi besar, masing – masing kelompok melaporkan hasil diskusinya, dan diharapkan ada
(33)
commit to user
24
tukar pendapat dari kelompok. Setelah diskusi selesai dibacakan hasil kesimpulan untuk menyamakan persepsi.
Untuk kelompok kelas kontrol pendidik berlaku sebagai informant dan peserta didik sebagai obyek belajar yang memperoleh pengetahuan dari pendidik yang menyampaikan materi ajar, penjelasannya secara lisan kepada peserta didik. Jalannya pembelajaran didominasi oleh pendidik. Setelah itu juga diberikan post test seperti kelompok perlakuan dengan tenggat waktu 15 hari.
Skala Pengukuran : nominal
Alat Ukur : kuesioner
2. Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah merupakan hasil dari suatu
interaksi hasil belajar mengajar pada mata kuliah ASKEB 1 tanda bahaya kehamilan trimester 1 yang dicapai peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran tentang tanda bahaya trimester 1. Pengukuran hasil belajar ini dilakukan dengan menggunakan test. Jawaban benar pada soal tes diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0 dengan hasil nilai 0-30
Skala Pengukuran : Interval
Alat Ukur : Kuesioner
E. Intervensi dan Instrumentasi
1. Intervensi
Intervensi yang diberikan dalam penelitian ini adalah pemberian
(34)
commit to user
25
pada kelompok perlakuan dengan membagi menjadi kelompok kecil yang terdiri atas 6 orang dan dilakukan di tengah pelajaran. Pada kelompok kontrol pemberian materi dengan cara ceramah. Penerapan perlakuan dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan pada kelas
eksperimen, dimana pertemuan pertama untuk pre test dan pertemuan
kedua untuk post test.
Kedua kelompok diberikan pre test kemudian diberi tenggang
waktu 15 hari kemudian dilakukan post test untuk memastikan apakah
perlakuan yang diterapkan kepada kelompok eksperimen telah menyebabkan perubahan lebih besar dibandingkan kelompok kontrol.
Hasil belajar mahasiswa pada topik tanda bahaya kehamilan diukur dengan instrumen berupa kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis pada responden untuk menjawabnya. Kuesioner
yang digunakan didesain dengan menggunakan skala Guttman dimana
skala pengukuran tipe ini akan mendapat jawaban tegas yaitu benar – salah ( Sugiyono, 2010:96 ). Pertanyaan yang benar diberi nilai 1 dan pertanyaan yang salah diberi nilai 0. Skor maksimal 30.
2. Instrumentasi
Instrumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner tentang tanda bahaya kehamilan trimester 1 sebanyak 30 soal. Untuk jawaban yang benar diberikan skor 1 dan untuk jawaban yang salah diberikan skor 0. Nilai minimal 0 dan nilai maksimalnya adalah 30.
(35)
commit to user
26
a. Kisi – kisi soal kuesioner penelitian
Tabel 3.1. Kisi – kisi tes tanda bahaya trimester 1
Sebelum melakukan penelitian maka sebaiknya peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas. Dengan menggunakan instrument yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrument yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel (Sugiyono, 2010: 122 ).
b. Uji Validitas
Instrument yang valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur ( Sugiyono, 2009 : 121 ).
Kompetensi Dasar
Pokok Bahasan
Jenjang Pengetahuan Jumlah soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Tanda bahaya Kehamilan Trimester 1 Pengertian Tanda bahaya kehamilan
1,6 2
Perdarahan 2,4,1 2,16, 17 14,15 ,20,2 3,26 11
Nyeri Perut
21,22, 24,25, 27,28, 29, 7 Tekanan Darah Tinggi 5,13 3,11, 18,19 ,30 7,8,9, 10, 11
(36)
commit to user
27
Suatu instrument dinyatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel untuk taraf kesalahan 5 % ( Sugiyono, 2009: 121 ).
Setelah dilakukan analisis uji validitas menggunakan
bantuan program komputer SPSS 16.0 item kuesioner penelitian
sebanyak 40 soal diuji cobakan di mahasiswa kebidanan DIII
Universitas Sebelas Maret sebanyak 42 mahasiswa. Nilai r tabel pada
α 5% dengan N = 42 adalah 0,304. Hasil validitas menunjukkan 10
soal dinyatakan tidak valid, dan 30 soal dinyatakan valid. Untuk hasil yang tidak valid tidak dicantumkan dalam kuesioner karena telah mewakili tiap pokok bahasan pada materi tanda bahaya kehamilan. Hasil uji validitas terlampir.
c. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan apabila alat ukur digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama maka akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2009:112 ).
Menurut Djemari ( 2003 ) kuesioner atau angket dikatakan reliabel bila memiliki nilai alfa minimal 0,7 (Riwikdikdo,2009 : 156). Setelah dilakukan uji reliabilitas, dan diolah menggunakan program
SPSS v.16.0 diperoleh nilai reliabiliar Alfa Cronbach’s sebesar 0,859. Hasil uji reliabilitas terlampir.
d. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data akan penulis mulai segera setelah, proses perijinan selesai. Langkah pertama dari pengumpulan data adalah
(37)
commit to user
28
penulis memberikan kuesioner pre test tentang tanda bahaya
kehamilan dini trimester I. Setelah mendapatkan jawaban pre test,
dihari yang sama diberikan metode pembelajaran ceramah untuk
kelas kontrol dan buzz diskusi untuk kelas eksperiment.
Dua minggu setelah pemberian pembelajaran selanjutnya
dilakukan post test. Selang waktu untuk post test harus memenuhi
syarat 15 – 30 hari. Karena sebaiknya kuesioner post test yang
diberikan ada selang waktu antara 15 – 30 hari. Bila terlalu dekat kurang baik, sebab masih ingat betul dengan jawaban yang pertama. Bila terlalu lama kurang bagus karena mungkin sudah terjadi perubahan pada diri responden dalam hal variable yang hendak diukur ( Ircham Machfoeds, 2005:40 ).
F. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
a. Pengklasifikasian Data
1) Editing
Upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh
atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan setelah data
terkumpul. 2) Coding
Merupakan kegiatan pemberian kode numerik terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori Dalam penelitian ini pada
(38)
commit to user
29
jawaban kuesioner yang benar diberi nilai 1 dan untuk jawaban yang salah diberikan nilai 0.
3) Data entry
Kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau database komputer.
4) Melakukan tehnik analisis
Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan ( Hidayat, 2007 : 121-122).
2. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran kemudian dianalisis untuk mengetahui apakah hasilnya sesuai dengan hipotesis yang diharapkan
atau tidak. Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan uji T
sampel independen. Proses analisis data menggunakan bantuan
program komuter SPSS v.16.0
Kriteria yang digunakan pada T-test adalah sebagai berikut :
a. Bila nilai p <0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu, terdapat
perbedaan signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
b. Bila nilai p > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yaitu, tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
(39)
commit to user
30
Uji nomalitas data diperlukan sebelum menggunakan uji t
sampel independent. Uji normalitas data menggunakan test
Kolmogorov – Smirnov dua sampel, test ini digunakan bila datanya ordinal yang telah tersusun pada tabel distributif frekuensi kumulatif dengan menggunakan kelas interval ( Sugiyono, 2007 : 156).
Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi. Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data, antara lain uji
chi-kuadrat, uji lilliefors, dan uji kolmogorov-smirnov.
Dalam penelitian ini digunakan taraf signifikan α = 0,05.
Untuk menetapkan kenormalan, kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut:
a. Jika signifikansi yang diperoleh > 0,05, maka sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal
b. Jika signifikansi yang diperoleh <0,05, maka sampel bukan
berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Statistik uji yang digunakan adalah Lilliefors
(40)
commit to user
31
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Akademi Kebidanan Mitra Husada beralamat di Papahan tasikmadu, Karanganyar 57720. Kampus ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap dalam mendukung pembelajaran antara lain 8 ruang perkuliahan, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang laboratorium kebidanan dengan peralatan yang cukup memadai, 1 ruang koperasi, 1 kantin. Dalam ruang kuliah tersedia sarana AC dan kipas angin. Untuk fasilitas lain yang disediakan dalam mendukung kegiatan pembelajaran adalah adanya Laptop, LCD proyektor maupun OHP dan microfon pengeras suara. Tersedia juga area koneksi internet wifi yang dapat diakses mahasiswa dengan mudah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk fasilitas penunjang pembelajaran di Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar dapat dikatakan cukup lengkap.
Sistem pembelajaran di Akademi Kebidanan Mitra Husada masih menggunakan metode ceramah dalam penyampaian pembelajaran. Jumlah dosen sebagai fasilitator pembelajaran dalam Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar adalah 22 dosen tetap yaitu 16 dosen dengan basic pendidikan bidan dengan tingkat pendidikan akhir : 5 orang S2 Megister Kesehatan, 11 orang D4 kebidanan. Sedangkan untuk dosen dokter ada 6 dosen . Untuk dosen tidak tetap ada 32 dosen dengan pendidikan akhir : 14 orang SI, 18 orang S2.
(41)
commit to user
32
B. Hasil Belajar Kelompok Kontrol
Tabel 4.1 Hasil Uji Beda Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol Mean Selisih Posttest Pretest t df p Posttest 59.999
Pretest 55.349 4.650 8.362 42 0,000 Sumber: Data primer 2011
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa rata-rata skor posttest
(59.999) kelompok kontrol lebih tinggi dibandingkan rata-rata skor pretest
(55.349). Rata-rata skor posttest dikurangi pretest bernilai positif (4.650). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan (kenaikan) skor dari pretest ke
posttest.
Uji statistik menghasilkan nilai thitung sebesar 8.362. Pengujian
dilakukan dengan derajat kebebasan (df) sebesar 42 dan pada taraf signifikansi sebesar 5% sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar 2,018 Apabila dibandingkan
terlihat bahwa thitung > ttabel (8,362 > 2,018) dan p < 0,05, artinya perbedaan
(kenaikan) skor pretest ke skor posttest pada kelompok kontrol termasuk signifikan. Dengan demikian disimpulkan bahwa pengajaran tanpa menggunakan metode buzz diskusi dapat meningkatkan hasil belajar tentang tanda-tanda bahaya kehamilan trimester I pada mahasiswa program studi DIII kebidanan
(42)
commit to user
33
C. Hasil Belajar Kelompok Eksperiment
Tabel 4.2 Hasil selisih mean posttest-pretest kelompok eksperimen Mean Selisih Posttest – Pretest t df p Posttest 67.210
Pretest 58.295 8.915 8.485 42 0,000 Sumber Data Primer 2011
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa rata-rata skor posttest (67.210) kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan rata-rata skor
pretest (58.295). Rata-rata skor posttest dikurangi pretest bernilai positif (8.915). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan (kenaikan) skor dari
pretest ke posttest. Uji statistik menghasilkan nilai thitung sebesar 8,485.
Pengujian dilakukan dengan derajat kebebasan (df) sebesar 42 dan pada taraf signifikansi sebesar 5% sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar 2,012.
Apabila dibandingkan terlihat bahwa thitung > ttabel (8.485 > 2,012) dan p <
0,05, artinya perbedaan (kenaikan) skor pretest ke skor posttest pada kelompok eksperimen termasuk signifikan. Dengan demikian disimpulkan bahwa pengajaran dengan menggunakan metode buzz diskusi dapat meningkatkan hasil belajar tentang tanda-tanda bahaya kehamilan trimester I .
D. Uji Normalitas
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
independent samples t test. Uji t yang digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata dua sampel independen ini mensyaratkan data masing-masing
(43)
commit to user
34
kelompok sampel berdistribusi normal. Normalitas data diuji dengan menggunakan metode one sample kolmogorov-smirnov test dan hasilnya disajikan pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas
Kelompok Sampel Z p
Pretest Kontrol Posttest Kontrol Pretest Eksperimen Posttest Eksperimen Posttest – Pretest Eksperimen
Posttest – Pretest Kontrol
1,250 1,186 1,293 0,800 1,308 0,916
0,088 0,120 0,071 0,544 0,065 0,372 Sumber : Data primer tahun 2011
Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 5% sehingga nilai kritis distribusi Z adalah sebesar 1,96. Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa uji normalitas terhadap kelompok sampel menghasilkan nilai Z yang semuanya terletak di antara –1,96 dan 1,96 atau menghasilkan signifikansi (p) > 0,05. Dengan demikian disimpulkan bahwa data semua kelompok sampel yang digunakan berdistribusi normal.
E. Analisis Data
Berdasarkan analisis sebelumnya diketahui bahwa hasil belajar dapat ditingkatkan dengan metode ceramah maupun metode buzz diskusi . Untuk mengetahui metode pembelajaran mana yang lebih baik dilakukan perbandingan atau uji perbedaan selisih (kenaikan) skor pretest posttest
antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Pengujian dilakukan dengan metode independent samples t test. Hasil pengujian disajikan pada tabel 4.4
(44)
commit to user
35
Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Selisih mean antara Kelompok Kontrol dengan Kelompok Eksperimen
Kelompok Selisih Postest – Pretest Selisih Mean t df p Eksperimen 8.915
Kontrol 4.650 4.264 3.587 84 0,000 Sumber Data Primer 2011
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa rata-rata kenaikan skor kelompok eksperimen (8.915) lebih tinggi dibandingkan rata-rata kenaikan skor kelompok kontrol (4.650) yang apabila dikurangkan diperoleh nilai selisih sebesar 4.264. Uji statistik menghasilkan nilai thitung sebesar 3,587.
Pengujian dilakukan dengan derajat kebebasan (df) sebesar 84 dan pada taraf signifikansi sebesar 5% sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar 1,986. Apabila
dibandingkan terlihat bahwa thitung > ttabel (3,587 > 1,989) atau p < 0,05, artinya
perbedaan kenaikan skor kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol termasuk signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengajaran menggunakan metode buzz diskusi memberikan hasil belajar yang lebih baik.
(45)
commit to user
36
BAB V PEMBAHASAN
\
Hasil uji beda mean post tes antara kelompok eksperiment dan kelompok kontrol menunjukkan dengan nilai signifikasi p = 0,000 dan nilai ttabel yang digunakan adalah sebesar 1,989 menunjukkan bahwa
thitung > ttabel (3.587 > 1,989) atau p < 0,05 sehingga diputuskan bahwa H0
ditolak atau Ha diterima, artinya terdapat perbedaan rata-rata skor yang
signifikan antara kedua kelompok. Oleh karena rata-rata skor posttest
kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan rata-rata skor kelompok kontrol maka dapat disimpulkan bahwa metode buzz diskusi memiliki pengaruh signifikan dalam meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan tanda bahaya kehamilan dini trimester 1.
Hasil post test untuk kelompok kontrol 59,999 dan hasil post test
untuk kelompok eksperiment adalah 67.210 hal ini menunjukkan bahwa hasil akhir untuk post test kelompok eksperiment lebih baik. Hal tersebut didukung pada proses pelaksanaan dengan metode pembelajaran buzz
diskusi yang dilakukan dengan cara kelompok dibagi dalam kelompok – kelompok kecil yang terdiri dari peserta didik dengan berbagai kemampuan baik tinggi, sedang, maupun rendah. Dengan adanya kerjasama dalam anggota kelompok dalam memecahkan masalah yang ada dan saling membagi pengetahuan sehingga peserta didik dapat
(46)
commit to user
37
mengembangkan pengetahuannya dan mengemukakan pendapatnya dalam suasana pembelajaran yang aktif dan terbuka serta demokratis.
Menurut Djamaraah (2006) mengungkapkan dengan adanya metode buzz diskusi dapat memperluas wawasan serta merangsang kreativitas anak didik. Menurut Hasibuan (2009) metode ini membantu peserta didik berfikir kritis dan merumuskan masalah yang ada serta mengembangkan pengetahuannya. Sedangkan untuk metode ceramah, peserta didik lebih pasif dalam pembelajaran dalam membangun pengetahuannya.
Hasil pre test untuk kelompok eksperiment maupun kelompok kontrol sama – sama mengalami peningkatan pada hasil akhir post test
yaitu 55.349 untuk hasil pre test kelompok kontrol, untuk kelompok eksperiment 58,295. Pemberian post test 2 minggu setelah pre test
menunjukkan hasil akhir untuk kelompok eksperiment ada peningkatan signifikan dibandingkan kelompok kontrol yaitu 67,210 untuk kelompok eksperiment dan 59.999 untuk kelompok kontrol. Dengan demikian pemahaman terhadap materi tanda bahaya kehamilan trimester 1 dapat tersimpan lebih optimal pada kelompok eksperiment dikarenakan dalam proses pembelajaran mengoptimalkan indra yang dimiliki yaitu indra pendengaran, penglihatan serta dapat mengungkapkan pendapatnya.
Menurut Liliana (2011) kegiatan pembelajaran konstruktivisme adalah suatu strategi pengajaran yang menekankan agar individu secara aktif menyusun dan membangun pengetahuan dan pemahamannya
(47)
commit to user
38
(Santrock,J.W). penggunaan metode buzz diskusi merupakan salah satu metode pembelajaran yang mengharapkan peran aktif peserta didik, Sehingga timbullah suasana belajar yang menyenangkan, aktif dan demokrasi. Namun pendidik tetap menjadi orang yang membimbing dan memegang kontrol kelas tersebut. Para pendidik tidak menuntut peserta didik untuk menghafal semua materi, namun mereka lebih mengajak peserta didik agar mampu membangun dan mengembangkan sendiri materi pelajaran yang disajikan Berawal dari ini, peserta didik akan mudah memahami dan mengingat materi tersebut. Pada metode buzz
diskusi peserta didik diberikan topik awal yang harus mereka diskusikan, pemecahan masalahnya dapat dilakukan dengan saling mengemukakan pendapat. Ketua kelompok membacakan hasil diskusi kelompok yang mereka didiskusikan dan untuk pendidik mendorong kelompok lain untuk bertukar pendapat dan mencari jawaban yang paling tepat pada masalah yang disampaikan.
Menurut Prawiradilaga (2008) adanya pemberdayaan optimal indra dalam kegiatan pembelajaran akan menjadikan penyimpanan informasi yang didapat dapat bertahan lama sehingga pemahaman terhadap materi yang diajarkan lebih mendalam. Untuk metode ceramah peserta didik hanya mendengarkan pendidik sehingga suasana menjadi pasif. Hal ini menyebabkan peserta didik hanya memperoleh pengetahuan dari indra pendengaran sehingga penyimpanan informasi lebih singkat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh perusahaan
(48)
commit to user
39
SOVOCOM COMPANY di Amerika dalam Sadiman (1989: 155-156), tentang kemampuan manusia dalam menyimpan pesan adalah : verbal (tulisan) 20%, Audio saja 10%, visual saja 20%, Audio visual 50%. Tetapi kalau proses belajar hanya menggunakan metode membaca saja, maka pengetahuan yang mengendap hanya 10%), mendengarkan saja pengetahuan yang mengendap hanya 20%. Melihat saja pengetahuan yang mengendap bisa 50%. Dan Mengungkapkan sendiri pengetahuan yang mengendap bisa 80%. Dari penjelasan tersebut diatas, bahwa guru harus pandai memilih dan mengkombinasikan metode pembelajaran dengan belajar yang ada.
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Abdul Wafiq dengan judul penerapan metode diskusi dengan tehnik buzz group pada pokok bahasan dimensi tiga terhadap siswa kelas X. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah metode pembelajaran yang dilakukan adalah buzz diskusi. Sedangkan perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah jenis rancangan penelitiannya. Penelitian terdahulu menggunakan rancangan penelitian pra eksperimental dengan pendekatan the one – shot case study dimana subyek diberi perlakuan setelah itu dilakukan pengukuran. Sedangkan untuk penelitian ini menggunakan rancangan quasy eksperiment dengan pendekatan
Nonequivalent Control Group Design dimana sebelum dilakukan
(49)
commit to user
40
kontrol sedangkan penelitian yang terdahulu tidak. Hasil penelitian yang terdahulu menyebutkan ketuntasan belajar peserta didik mencapai 70 %.
Penelitian lain yang dilakukan Muhammad Yusuf dengan judul aplikasi metode diskusi buzz group dalam upaya meningkatkan komunikasi interpersonal siswa pada materi pendidikan agama islam perbedaan dari penelitian terdahulu adalah Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif. Yakni dengan cara memberikan interpretasi logis dari gambaran pada sumber obyek sedangkan untuk penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan dengan penggunaan buzz diskusi meningkatkan keaktifan peserta didik dan komunikasi interpersonal peserta didik.
(50)
commit to user
41
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan pada penggunaan metode pembelajaran buzz diskusi dalam meningkatkan hasil belajar tentang tanda bahaya kehamilan pada mata kuliah ASKEB I Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar
B. SARAN
1. Bagi Pendidik di Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar Pembelajaran dengan buzz diskusi dapat digunakan sebagai variasi pembelajaran oleh pendidik dalam mengajar pokok bahasan tanda bahaya kehamilan dini trimester 1.
2. Bagi Peneliti Berikutnya
a. Dapat mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang efektifitas model pembelajaran buzz diskusi pada materi ajar yang lain. b. Dapat menggunakan metode pembanding selain metode ceramah
(1)
BAB V PEMBAHASAN
\
Hasil uji beda mean post tes antara kelompok eksperiment dan
kelompok kontrol menunjukkan dengan nilai signifikasi p = 0,000 dan
nilai ttabel yang digunakan adalah sebesar 1,989 menunjukkan bahwa
thitung > ttabel (3.587 > 1,989) atau p < 0,05 sehingga diputuskan bahwa H0
ditolak atau Ha diterima, artinya terdapat perbedaan rata-rata skor yang signifikan antara kedua kelompok. Oleh karena rata-rata skor posttest kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan rata-rata skor kelompok
kontrol maka dapat disimpulkan bahwa metode buzz diskusi memiliki
pengaruh signifikan dalam meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan tanda bahaya kehamilan dini trimester 1.
Hasil post test untuk kelompok kontrol 59,999 dan hasil post test untuk kelompok eksperiment adalah 67.210 hal ini menunjukkan bahwa hasil akhir untuk post test kelompok eksperiment lebih baik. Hal tersebut
didukung pada proses pelaksanaan dengan metode pembelajaran buzz
diskusi yang dilakukan dengan cara kelompok dibagi dalam kelompok – kelompok kecil yang terdiri dari peserta didik dengan berbagai kemampuan baik tinggi, sedang, maupun rendah. Dengan adanya kerjasama dalam anggota kelompok dalam memecahkan masalah yang ada dan saling membagi pengetahuan sehingga peserta didik dapat
(2)
mengembangkan pengetahuannya dan mengemukakan pendapatnya dalam suasana pembelajaran yang aktif dan terbuka serta demokratis.
Menurut Djamaraah (2006) mengungkapkan dengan adanya
metode buzz diskusi dapat memperluas wawasan serta merangsang
kreativitas anak didik. Menurut Hasibuan (2009) metode ini membantu peserta didik berfikir kritis dan merumuskan masalah yang ada serta mengembangkan pengetahuannya. Sedangkan untuk metode ceramah, peserta didik lebih pasif dalam pembelajaran dalam membangun pengetahuannya.
Hasil pre test untuk kelompok eksperiment maupun kelompok
kontrol sama – sama mengalami peningkatan pada hasil akhir post test
yaitu 55.349 untuk hasil pre test kelompok kontrol, untuk kelompok
eksperiment 58,295. Pemberian post test 2 minggu setelah pre test
menunjukkan hasil akhir untuk kelompok eksperiment ada peningkatan signifikan dibandingkan kelompok kontrol yaitu 67,210 untuk kelompok eksperiment dan 59.999 untuk kelompok kontrol. Dengan demikian pemahaman terhadap materi tanda bahaya kehamilan trimester 1 dapat tersimpan lebih optimal pada kelompok eksperiment dikarenakan dalam proses pembelajaran mengoptimalkan indra yang dimiliki yaitu indra pendengaran, penglihatan serta dapat mengungkapkan pendapatnya.
Menurut Liliana (2011) kegiatan pembelajaran konstruktivisme adalah suatu strategi pengajaran yang menekankan agar individu secara aktif menyusun dan membangun pengetahuan dan pemahamannya
(3)
(Santrock,J.W). penggunaan metode buzz diskusi merupakan salah satu metode pembelajaran yang mengharapkan peran aktif peserta didik, Sehingga timbullah suasana belajar yang menyenangkan, aktif dan demokrasi. Namun pendidik tetap menjadi orang yang membimbing dan memegang kontrol kelas tersebut. Para pendidik tidak menuntut peserta didik untuk menghafal semua materi, namun mereka lebih mengajak peserta didik agar mampu membangun dan mengembangkan sendiri materi pelajaran yang disajikan Berawal dari ini, peserta didik akan
mudah memahami dan mengingat materi tersebut. Pada metode buzz
diskusi peserta didik diberikan topik awal yang harus mereka diskusikan, pemecahan masalahnya dapat dilakukan dengan saling mengemukakan pendapat. Ketua kelompok membacakan hasil diskusi kelompok yang mereka didiskusikan dan untuk pendidik mendorong kelompok lain untuk bertukar pendapat dan mencari jawaban yang paling tepat pada masalah yang disampaikan.
Menurut Prawiradilaga (2008) adanya pemberdayaan optimal indra dalam kegiatan pembelajaran akan menjadikan penyimpanan informasi yang didapat dapat bertahan lama sehingga pemahaman terhadap materi yang diajarkan lebih mendalam. Untuk metode ceramah peserta didik hanya mendengarkan pendidik sehingga suasana menjadi pasif. Hal ini menyebabkan peserta didik hanya memperoleh pengetahuan dari indra pendengaran sehingga penyimpanan informasi lebih singkat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh perusahaan
(4)
SOVOCOM COMPANY di Amerika dalam Sadiman (1989: 155-156), tentang kemampuan manusia dalam menyimpan pesan adalah : verbal (tulisan) 20%, Audio saja 10%, visual saja 20%, Audio visual 50%. Tetapi kalau proses belajar hanya menggunakan metode membaca saja, maka pengetahuan yang mengendap hanya 10%), mendengarkan saja pengetahuan yang mengendap hanya 20%. Melihat saja pengetahuan yang mengendap bisa 50%. Dan Mengungkapkan sendiri pengetahuan yang mengendap bisa 80%. Dari penjelasan tersebut diatas, bahwa guru harus pandai memilih dan mengkombinasikan metode pembelajaran dengan belajar yang ada.
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Abdul Wafiq dengan judul penerapan metode diskusi dengan tehnik buzz group pada pokok bahasan dimensi tiga terhadap siswa kelas X. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah metode pembelajaran
yang dilakukan adalah buzz diskusi. Sedangkan perbedaan dengan
penelitian terdahulu adalah jenis rancangan penelitiannya. Penelitian
terdahulu menggunakan rancangan penelitian pra eksperimental dengan
pendekatan the one – shot case study dimana subyek diberi perlakuan
setelah itu dilakukan pengukuran. Sedangkan untuk penelitian ini
menggunakan rancangan quasy eksperiment dengan pendekatan
Nonequivalent Control Group Design dimana sebelum dilakukan
(5)
kontrol sedangkan penelitian yang terdahulu tidak. Hasil penelitian yang terdahulu menyebutkan ketuntasan belajar peserta didik mencapai 70 %.
Penelitian lain yang dilakukan Muhammad Yusuf dengan judul
aplikasi metode diskusi buzz group dalam upaya meningkatkan
komunikasi interpersonal siswa pada materi pendidikan agama islam perbedaan dari penelitian terdahulu adalah Penelitian ini merupakan jenis
penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif. Yakni dengan cara memberikan interpretasi logis
dari gambaran pada sumber obyek sedangkan untuk penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan
dengan penggunaan buzz diskusi meningkatkan keaktifan peserta didik
(6)
commit to user
41
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh signifikan pada penggunaan metode pembelajaran buzz diskusi
dalam meningkatkan hasil belajar tentang tanda bahaya kehamilan pada mata kuliah ASKEB I Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar
B. SARAN
1. Bagi Pendidik di Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar
Pembelajaran dengan buzz diskusi dapat digunakan sebagai variasi
pembelajaran oleh pendidik dalam mengajar pokok bahasan tanda bahaya kehamilan dini trimester 1.
2. Bagi Peneliti Berikutnya
a. Dapat mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang efektifitas
model pembelajaran buzz diskusi pada materi ajar yang lain.
b. Dapat menggunakan metode pembanding selain metode ceramah