PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI THINK-PAIR-SHARE PADA PATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS V SD NEGERI 101765 BANDAR SETIA.
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA
PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI THINK
PAIR SHARE DI KELAS V SD NEGERI
101765 BANDAR SETIA
T.A 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
HENNY MARSIANA BR SINULINGGA
NIM. 1103311034
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama
: Henny Marsiana Br Sinulingga
2. Tempat/Tanggal Lahir : Kabanjahe, 29 Maret 1992
3. Agama
: Katholik
4. Nama Orang Tua
Ayah
: P. Sinulingga
Ibu
: S Br Sembiring
5. Alamat
: Jln Jamin Ginting Komp. Merga Silima No. 31
Lorong III Kabanjahe
6. Anak ke
: 5 dari 5 bersaudara
II.RIWAYAT PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
TAHUN
KETERANGAN
SD Negeri No.040443 Kabanjahe
1998-2004
Lulus dan Berijazah
SMP Negeri 1 Kabanjahe
2004-2007
Lulus dan Berijazah
SMA Negeri 1 Kabanjahe
2007-2010
Lulus dan Berijazah
UNIMED S.1 PGSD
2010-2014
Lulus dan Berijazah
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus
atas kasih, karunia dan berkatNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan judul “Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Strategi Think Pair Share
di Kelas V SD Negeri 101765 Bandar Setia”. Pada kesempatan ini peneliti juga
memberikan penghargaan dan terima kasih kepada kedua orangtua peneliti yang
tercinta Ayahanda P. Sinulingga dan Ibunda tersayang S. Br Sembiring atas kasih
sayang, doa dan pengorbanan baik berupa materil maupun moril yang diberikan.
Adapun penelitian skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini peneliti memperoleh dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Drs. Nasrun, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan.
3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Drs. Aman Simare-mare, M.S, selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd, selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
6. Bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd, selaku Ketua Jurusan PGSD FIP
Universitas Negeri Medan.
7. Bapak Drs. Ramli Sitorus, M.Ed, selaku Sekretaris Jurusan PGSD FIP
Universitas Negeri Medan.
8. Ibu Dra. Syamsuarni, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bantuan, bimbingan dan arahan kepada peneliti dalam
penyusunan skripsi ini.
9. Ibu Dra. Eva Betty Simanjuntak, M.Pd, Bapak Drs. Ramli Sitorus, M.Ed, dan
Bapak Drs. Wesly Silalahi, M.Pd selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi.
10. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Pegawai FIP yang sudah membantu
penulis dalam hal administrasi.
11. Bapak Armansyah Harahap, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri
No.101765 Bandar Setia yang telah membantu dalam penelitian.
12. Ibu Faridah Lubis, S.Pd, selaku wali kelas V SD Negeri No.101765 Bandar
Setia yang telah banyak membantu peneliti dalam penelitian.
13. Saudara-saudaraku yang tersayang, abangku Iman Dinata, kakak-kakakku Feri
Diana, S.H, Emi Ermina, S.E, Mery Susanti, S.S, saudara-saudara iparku Kak
Mena, Bang Ridwan, Bang Lut, dan Bang Arios yang telah memberikan doa,
dukungan, dan bantuan kepada peneliti.
14. Teristimewa keponakan-keponakanku Indry, Oryn, Helen, Celine, dan Felicia.
15. Bibi R. br Sembiring dan pamanku S. Tarigan, S.H serta sepupu-sepupuku
Kak Sri, Bang Anta, Bang Nuel dan Mita atas dukungan dan bantuan selama
peneliti melaksanakan studi.
16. Sahabatku Kesya Lenda Br Sinuraya, dan Mery Sri Ulina Sitepu yang selalu
setia dalam suka dan duka dengan memberikan dukungan dan bantuan kepada
peneliti.
17. Sahabat-sahabatku Kelas B Ekstensi stambuk 2010 Keep Best Friend Forever.
18. Teman-teman PPLT’10 SD Negeri 101765 Bandar Setia.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, semua ini
karena keterbatasan peneliti baik pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu,
segala saran dan kritik membangun sangat peneliti harapkan. Peneliti berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata peneliti
mengucapkan terima kasih.
Medan,
Mei 2014
Peneliti
Henny Marsiana Br Sinulingga
NIM. 1103311034
ABSTRAK
Henny Marsiana Br Sinulingga. NIM. 1103311034. Peningkatan
Keterampilan Berbicara Siswa dengan Menggunakan Strategi Think-PairShare pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SD Negeri 101765
Bandar Setia. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya keterampilan berbicara
siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa
dengan menggunakan strategi think pair share pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia kompetensi dasar mengomentari persoalan faktual. Penelitian ini
dilakukan di kelas V SD Negeri 101765 Bandar Setia T.A 2013/2014.
Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan dua
siklus, yang terdiri atas 4 tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
dan refleksi. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas V-a SD Negeri 101765
Bandar Setia yang berjumlah 24 siswa. Sedangkan objek penelitian ini adalah
keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kompetensi
dasar mengomentari persoalan faktual dengan menggunakan strategi think pair
share. Alat pengumpulan data menggunakan tes lisan dan observasi.
Berdasarkan hasil tes keterampilan berbicara siswa pada tes awal terdapat
18 orang siswa (75%) yang belum terampil dan 6 orang siswa (25%) yang masuk
dalam kategori terampil dengan rata-rata kelas sebesar 58.75. Pada saat
dilaksanakan Siklus I pada pertemuan I dapat diketahui bahwa dari 24 orang siswa
sebanyak 11 orang siswa (45.83%) yang tidak terampil berbicara dan sebanyak
13 orang siswa (54.17%) yang masuk dalam kategori terampil dengan rata-rata
kelas sebesar 66.46. Jika dibandingkan dengan nilai tes awal, maka telah terjadi
peningkatan keterampilan berbicara siswa. Selanjutnya Siklus I Pertemuan II
siswa yang terampil meningkat menjadi 15 orang siswa (62.5%). Berdasarkan
observasi Siklus II pertemuan I dapat diketahui sebanyak18 orang siswa (75%)
telah terampil berbicara sedangkan pada pertemuan II meningkat menjadi
sebanyak 20 orang siswa (83.3%) yang terampil berbicara dengan nilai rata-rata
kelas sebesar 74.74. Setelah dilakukan pembelajaran dan tes pada Siklus II
diperoleh peningkatan keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia dan sekaligus menandakan bahwa tidak perlu lagi diadakan Siklus
berikutnya.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi
pembelajaran think pair share dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kompetensi dasar mengomentari persoalan
faktual di Kelas IV SD Negeri 101765 Bandar Setia T.A 2013/2014.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR GRAFIK
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1
1.2 Identifikasi Masalah
6
1.3 Pembatasan Masalah
7
1.4 Rumusan Masalah
7
1.5 Tujuan Penelitian
7
1.6 Manfaat Penelitian
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis
9
2.1.1 Keterampilan Berbicara
9
2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif
18
2.1.3 Strategi think-pair-share
20
2.1.4 Langkah-Langkah Strategi Think pair share
23
2.1.5 Kelebihan Dan Kelemahan Strategi Think pair share
23
2.1.6 Hakekat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
24
2.1.7 Penilaian Keterampilan Berbicara di SD
26
2.1.8 Mengomentari Persoalan Faktual
27
2.2 Kerangka Berpikir
28
2.3 Hipotesis Tindakan
30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
31
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
31
3.3 Subjek Penelitian
31
3.4 Defenisi Operasional
32
3.5 Desain Penelitian
32
3.6 Prosedur Penelitian
33
3.6.1 Siklus I
33
3.6.2 Siklus II
35
3.7 Alat Pengumpulan Data
37
3.8 Teknik Analisis Data
38
3.9 Instrumen Penelitian
39
3.10 Jadwal Penelitian
40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
41
4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal
41
4.1.2 Siklus I
46
4.1.3
A. Tahap Perencanaan
46
B. Tahap Pelaksanaan Tindakan
47
1. Pertemuan pertama
47
2. Pertemuan kedua
53
C. Tahap Pengamatan
57
D. Refleksi
61
Siklus II
62
A. Tahap perencanaan
62
B. Tahap Pelaksanaan Tindakan
62
1. Pertemuan I
62
2. Pertemuan II
66
C. Tahap Pengamatan
70
D. Tahap refleksi
72
E. Temuan penelitian
73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
78
5.2 Saran
79
DAFTAR PUSTAKA
80
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka berpikir
29
Gambar 2. Skema pelaksanaan tindakan kelas
32
Gambar 3. Lokasi Penelitian
117
Gambar 4. Keadaan Lingkungan Sekolah
117
Gambar 5. Peneliti membagikan teks persoalan factual
118
Gambar 6. Peneliti membagikan teks peristiwa factual
118
Gambar 7. Peneliti menerangkan materi mengomentari persoalan factual
119
Gambar 8. Peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran dan
langkah-langkah pembelajaran
119
Gambar 10 siswa membaca teks persoalan factual
120
Gambar 11. Siswa memikirkan (thinking) komentar persoalan factual
120
Gambar 12. Peneliti membantu kesulitan siswa
121
Gambar 13. Siswa berdiskusi dengan pasangannya (pairing)
121
Gambar 14. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya
122
Gambar 15. Siswa membagikan (sharing) hasil diskusi
123
Gambar 16. Siswa bersemangat ingin membagikan hasil diskusinya
123
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1. Grafik Perolehan Nilai Siswa pada Tes Awal
45
Grafik 2. Grafik Perbandingan Peningkatan Keterampilan Berbicara
Siswa Siklus I Pertemuan I dan II
57
Grafik 3. Grafik Perbandingan Keterampilan Berbicara Siswa pada
Siklus II Pertemuan I dan II
69
Grafik 4. Grafik Perbandingan Keterampilan Berbicara Siswa pada
Siklus I dan Siklus II
75
Grafik 5. Grafik Peningkatan Setiap Indikator
76
Grafik 6. Grafik Peningkatan Kemampuan Guru Setiap Pertemuan
77
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
81
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
87
Lampiran 3. Teks Persoalan Faktual Tes Awal
93
Lampiran 4. Teks Persoalan Faktual Siklus I
95
Lampiran 5. Teks Persoalan Faktual Siklus II
97
Lampiran 6. Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan I
98
Lampiran 7. Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan II
100
Lampiran 8. Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan I
102
Lampiran 9. Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan II
104
Lampiran 10. Daftar Nama-nama Siswa
106
Lampiran 11. Lembar Observasi Keterampilan Berbicara Siswa pada
Tes Awal
107
Lampiran 12. Lembar Observasi Keterampilan Berbicara Siswa
pada Siklus I Pertemuan I
109
Lampiran 13. Lembar Observasi Keterampilan Berbicara Siswa
pada Siklus I Pertemuan II
111
Lampiran 14. Lembar Observasi Keterampilan Berbicara Siswa pada
Siklus II Pertemuan I
113
Lampiran 15. Lembar Observasi Keterampilan Berbicara Siswa
pada Siklus II Pertemuan II
Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian
115
117
Lampiran 17. Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Berbicara Siswa
pada Tes Awal
124
Lampiran 18. Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Berbicara Siswa
pada Siklus I Pertemuan I
126
Lampiran 19. Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Berbicara Siswa
pada Siklus I Pertemuan II
128
Lampiran 20. Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Berbicara Siswa
pada Siklus II Pertemuan I
130
Lampiran 21. Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Berbicara Siswa
pada Siklus II Pertemuan II
132
Lampiran 22. Surat ijin Penelitian
134
Lampiran 23. Surat keterangan telah melaksanakan Penelitian
135
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di
dalam hati. Bahasa memiliki peran sentral dalam intelektual, sosial, dan emosional
peserta didik yang merupakan keberhasilan mempelajari semua bidang studi.
Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal
dirinya, kebudayaan, dan budaya orang lain, memberikan suatu gagasan, perasaan,
dan berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dengan
menemukan dan menggunakan keterampilan yang terdapat dalam dirinya.
Keterampilan berbahasa menekankan pada empat aspek, yakni menyimak,
berbicara, membaca dan menulis. Dalam hal ini yang dimaksud peneliti adalah
keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara merupakan salah satu aspek
keterampilan berbahasa yang penting peranannya dalam berbagai bidang
kehidupan, khususnya dalam bidang pendidikan. Dengan menguasai keterampilan
berbicara, peserta didik akan mampu mengekspresikan pikiran, perasaan, gagasan
dan kreativitasnya secara cerdas dan cekatan sesuai dengan konteks situasi di
mana dan kapan ia berbicara. Keterampilan berbicara juga mampu membentuk
generasi yang kreatif, generasi yang mampu melahirkan tuturan atau ujaran secara
komunikatif, jelas, runtut, dan mudah dipahami. Keterampilan berbicara juga
mampu melahirkan generasi yang berbudaya karena mereka sudah terbiasa dan
terlatih untuk berkomunikasi dengan pihak lain sesuai dengan konteks situasi tutur
di mana, kapan dan dengan siapa ia berbicara (mampu menempatkan diri).
Keterampilan berbicara mempunyai peranan penting di dalam kelas.
Tujuan yang dapat diambil dalam mempelajari keterampilan berbicara adalah: a)
melatih keberanian siswa berbicara dalam diskusi kelompok, b) melatih
keberanian siswa dalam berbicara di depan kelas, c) melatih kelancaran siswa
dalam berbicara kepada teman dan guru.
Memang setiap orang menganggap mudah untuk bisa berbicara atau
berkomunikasi secara lisan. Semua orang berbicara, tetapi tidak semua memiliki
keterampilan dalam menyampaikan idenya dengan baik kepada orang lain.
Dengan kata lain, tidak semua orang memiliki keterampilan yang baik di dalam
menyelaraskan atau menyesuaikan dengan detail yang tepat antara apa yang ada
dalam pikiran atau perasaannya dengan apa yang diucapkannya sehingga orang
lain yang mendengarkan dapat mengerti dan memahami apa yang diungkapkan
oleh pembicara. Dalam menyampaikan hal-hal uyang sederhana, mungkin
bukanlah suatu masalah. Akan tetapi, untuk menyampaikan suatu ide atau
gagasan, pendapat, penjelasan terhadap suatu permasalahan, atau menjabarkan
suatu tema, biasanya memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi bagi pembicara
yang belum terbiasa, bahkan tidak semua mampu melakukannya dengan baik.
Oleh karena itu, proses belajar mengajar
memerlukan strategi
pembelajaran yang menyenangkan, mudah dipahami siswa, dan menempatkan
siswa sebagai subjek belajar yang tidak hanya menerima secara pasif apa yang
disampaikan oleh guru. Guru harus menempatkan siswa sebagai insan yang secara
alami memiliki pengalaman, pengetahuan, keinginan, dan pikiran yang dapat
dimanfaatkan untuk belajar, baik secara individu maupun kelompok. Strategi
pembelajaran yang dipilih guru hendaknya melibatkan siswa berperan aktif dalam
proses belajar pembelajaran agar siswa mempunyai keyakinan bahwa dirinya
mampu belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbicaranya untuk
menyampaikan pendapatnya dalam kelas.
Berdasarkan pengamatan peneliti ketika pelaksanaan PPLT yang
berlangsung pada bulan Agustus 2013 sampai dengan November 2013 di SD
Negeri 101765 Bandar Setia di kelas V-A yang terdiri dari 26 orang siswa masih
banyak yang kurang memiliki keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara di
sekolah dasar tersebut masih kurang diperhatikan.
Siswa merasa malu dan takut untuk berdiri dan berbicara di hadapan teman
sekelasnya. Bahkan tidak jarang beberapa siswa berkeringat dingin, gugup
sehingga lupa segalanya jika berdiri di depan kelas untuk berbicara. Jika
mempunyai ide, siswa lebih memilih diam. Suara siswa saat bercanda dengan
temannya sangat nyaring, namun ketika saat berbicara di depan kelas justru
sebaliknya bersuara lemah dan bahkan cenderung tergesa-gesa. Kondisi ini
diakibatkan rendahnya penguasaan siswa akan topik yang dibahas sehingga siswa
tidak mampu memfokuskan hal-hal yang ingin diucapkan. Akibatnya, arah
pembicaraan menjadi kurang jelas dan inti dari pembahasan tersebut tidak
tersampaikan. Keberanian siswa kurang juga diakibatkan siswa kurang dilatih
keterampilan berbicaranya,
Penguasaan kosa kata pada siswa masih kurang sehingga sulit untuk
berbicara dengan baik dan benar. Siswa dalam berbicara masih terputus putus
putus bahkan diselingi dengan bunyi-bunyi tertentu misalnya, e…., em….., apa
itu…, sehingga isi atau pokok pembicaraannya sulit ditangkap.
Siswa juga masih kurang mampu menempatkan tekanan, nada, jangka,
intonasi dan ritme dalam berbicara sehingga pembicaaraan menjadi kurang
menarik dan datar. Pemilihan kata yang masih menggunakan bahasa sehari-hari,
belum menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sikap siswa saat
berbicara di depan kelas masih ragu-ragu, kaku, gelisah, bahkan terkesan tergesagesa. Siswa juga kurang mampu melakukan kontak mata terhadap audiens, ketika
berbicara di depan kelas mereka menunduk atau melihat ke arah lain tidak mampu
melakukan interaksi terhadap siswa lain.
Faktor yang melatarbelakangi masalah rendahnya keterampilan berbicara
pada siswa diantaranya adalah (1) siswa kurang berminat dan termotivasi dalam
kegiatan berbicara. Setiap ada pembelajaran terkait keterampilan berbicara siswa
kurang antusias dan tidak memperhatikan dengan baik, (2) sikap siswa ketika
berbicara dalam kegiatan berbicara terlihat tegang dan kurang rileks. Pada
umumnya siswa merasa kurang percaya diri bahkan takut ketika harus berbicara di
depan kelas. Kondisi tersebut akan mempengaruhi kualitas tuturan siswa dan
siswa masih kesulitan dalam mengucapkan bahasa lisan yang akan disampaikan,
(3) kurangnya
latihan
keterampilan
berbicara
yang
diterapkan
dalam
pembelajaran. Keadaan ini mengakibatkan siswa tidak terbiasa terlatih
kemampuan bicaranya terutama di depan kelas dan ketepatan siswa dalam
menggunakan bahasa masih kurang. Siswa kurang mampu mengorganisasi
perkataannya sehingga pembicaraan ternilai kurang runtut (sistematis) dan masih
terbata-bata, (4) proses pembelajaran keterampilan berbicara yang diterapkan guru
masih menggunakan metode ceramah sehingga mengurangi minat dan antusias
belajar siswa. Biasanya guru hanya terpaku pada buku pelajaran dan
menggunakan metode penugasan berbicara individu yang menyita banyak waktu
serta menurunkan mental siswa di depan kelas.
Beberapa faktor penyebab rendahnya keterampilan berbicara tersebut
menyebabkan siswa kurang terampil berbicara terutama pada saat tampil berbicara
di depan kelas sehingga siswa tidak bisa mendapatkan nilai di atas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah.
Keadaan
tersebut juga jika tidak segera diatasi akan berdampak pada rendahnya
keterampilan berbicara siswa yang berkelanjutan. Di lingkungan kehidupannya,
siswa kurang bisa berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik. Akhirnya
dampak ini akan meluas yang mengakibatkan rendahnya mutu atau kualitas
pendidikan di Indonesia khususnya keterampilan berbicara.
Oleh karena itu, perlu adanya pemecahan yang tepat untuk meningkatkan
keterampilan berbicara siswa dalam proses belajar mengajar. Salah satu solusinya,
seorang guru dituntut kemampuannya untuk menggunakan metode pembelajaran
secara tepat agar tercipta kondisi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa
dan materi tersampaikan secara efektif sehingga tujuan pembelajaran yang
diharapkan dapat tercapai dengan optimal. Salah satu strategi yang paling tepat
adalah strategi pembelajaran think pair share (TPS). Strategi pembelajaran think
pair share adalah strategi pembelajaran yang memberi kesempatan kepada setiap
siswa untuk menunjukkan partisipasi kepada orang lain. Langkah-langkah strategi
pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) yang akan diterapkan dalam
proses belajar mengajar adalah dengan meminta siswa berfikir secara individual,
selanjutnya siswa belajar dari teman, dari teman lain, dan saling menyampaikan
idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas.
Dengan strategi pembelajaran tersebut diharapkan siswa akan dapat
mengatasi rasa malu dan takut yang selalu mengganggu kelancaran berbicara
dalam proses diskusi kelompok atau saat berbicara di depan teman-temannya.
Strategi ini memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk menunjukkan
partisipasi kepada orang lain. Siswa dilatih untuk mengembangkan keterampilan
berpikir dan menjawab dalam komunikasi antara satu dengan yang lain, saling
membantu dalam kelompok kecil. Sebagaimana yang dikemukakan Lie (2010:57)
bahwa, “think pair share adalah pembelajaran yang memberi siswa kesempatan
untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang lain.”
Atas dasar inilah peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul: “Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Strategi Think-Pair-Share di Kelas
V SD Negeri 101765 Bandar Setia T.A 2013/2014.”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Kurangnya keberanian siswa menyatakan pendapat atau perasaan berkaitan
dengan materi pelajaran
2. Penguasaan kosa kata siswa masih rendah
3. Rendahnya kelancaran siswa dalam berbicara
4. Latihan berbicara dalam pembelajaran masih kurang
5. Kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan strategi pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang diajarkan
1.3 Pembatasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: ”Peningkatan
Keterampilan Berbicara Siswa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada
Kompetensi Dasar Mengomentari Persoalan Faktual dengan Menggunakan
Strategi Think Pair Share di Kelas V SD Negeri 101765 Bandar Setia T.A
2013/2014.
1.4 Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan menggunakan strategi thinkpair-share dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa mata pelajaran
Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar mengomentari persoalan faktual di
kelas V SD Negeri 101765 Bandar Setia T.A 2013/2014?”
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah: untuk meningkatkan keterampilan
berbicara siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar
mengomentari persoalan faktual dengan menggunakan strategi think-pair-share di
kelas V SD Negeri 101765 Bandar Setia.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun hasil-hasil dari pelaksanaan penelitian ini, diharapkan dapat
memberikan manfaat yaitu:
1. Bagi siswa, melalui penggunaan strategi think-pair-share siswa menjadi
berani berbicara dalam hal mengeluarkan pendapat atau perasaan berkaitan
dengan materi pelajaran,
2. Bagi guru, dapat menjadi bahan masukan mengenai strategi think-pair-share
dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia,
3. Bagi Pihak Sekolah, sebagai bahan masukan atau evaluasi guna meningkatkan
mutu dan kualitas pendidikan sekolah,
4. Bagi Peneliti, menambah pengalaman dan pengetahuan peneliti dalam
menerapkan strategi think-pair-share dapat meningkatkan keterampilan
berbicara siswa, dan
5. Bagi Peneliti Lain, sebagai bahan referensi dan masukan jika menulis masalah
yang sejenis.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah disajikan dalam Bab
IV, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan strategi think pair share dapat
meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia kompetensi dasar mengomentari persoalan faktual di kelas V SD Negeri
101765 Bandar Setia. Hal itu terbukti dari:
1. Hasil observasi keterampilan berbicara siswa setelah diterapkannya
strategi think pair share pada siklus I pertemuan I yaitu sebanyak 13 siswa
(54.17%%) terampil dalam berbicara, dan pada siklus I Pertemuan II yaitu
sebanyak 15 siswa (63.5%) yang terampil berbicara.
2. Dari hasil pelaksanaan siklus II, diperoleh tingkat keterampilan berbicara
siswa pada pertemuan I sebesar 18 orang siswa yang terampil berbicara
atau 75%, sedangkan pada siklus II pertemuan II meningkat menjadi
83.3% atau 20 orang sisiwa terampil berbicara.
3. Dari hasil pelaksanaan siklus I dan II maka diperoleh peningkatan sebesar
20.8%.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan beberapa saran yaitu:
1. Bagi siswa, siswa harus lebih berani berbicara dalam hal mengeluarkan
pendapat atau perasaan berkaitan dengan materi pelajaran,
2. Bagi guru, supaya menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi
misalnya strategi think-pair-share guna meningkatkan keterampilan berbicara
siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,
3. Bagi Pihak Sekolah, sebaiknya meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan
sekolah,
4. Bagi Peneliti, kiranya hasil penelitian tindakan kelas ini dapat menambah
wawasan peneliti, dan memotivasi peneliti untuk memperoleh wawasan yang
lebih lagi
5. Bagi Peneliti Lain, supaya menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan
referensi dan masukan jika menulis masalah yang sejenis.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi,dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Djamarah, Syaiful Bahri, dkk. 2010. Startegi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta
Djuanda, Dadan. Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah
Dasar. (online), ( dalam http://file.upi.upi.edu/Penilaian_dalam_Pembelaja
ran_Bahasa_Indonesia_di_Sekolah_Dasar-Dadan_Juanda.pdf, diakses 19
Februari 2013)
Ermawan, Arie. Keterampilan Berbahasa: Aspek Berbicara. (online), (dalam
http://arieermawan.blogspot.com/2012/09/keterampilan-berbicara.html,
diakses 2 April 2014)
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Metode, Teknik, Struktur, dan
Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada
Lie, Anita. 2010. Coopetative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia
Mendiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Pusat
Perbukuan
Nuraini,umri. 2006. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Saddhono, Kuntaro, dkk. 2012. Meningkatkan keterampilan Berbahasa Indonesia
(teori dan aplikasi. Bandung: Karya PutraDarwati
Sri, Ridha. Hakikat Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS),(online),
(dalam http://ri1990.blogspot.com/2013/05/hakikat-model-kooperatif-tipethink.html, diakses 12 Januari 2014)
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Teori & Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Berbicara: Sebagai sualu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Trianti. 2011. Mendesain model pembelajaran inovatif-progresi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
http://kbbi.web.id/, Kamus Besar Bahasa Indonesia diakses 12 Januari 2014
PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI THINK
PAIR SHARE DI KELAS V SD NEGERI
101765 BANDAR SETIA
T.A 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
HENNY MARSIANA BR SINULINGGA
NIM. 1103311034
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama
: Henny Marsiana Br Sinulingga
2. Tempat/Tanggal Lahir : Kabanjahe, 29 Maret 1992
3. Agama
: Katholik
4. Nama Orang Tua
Ayah
: P. Sinulingga
Ibu
: S Br Sembiring
5. Alamat
: Jln Jamin Ginting Komp. Merga Silima No. 31
Lorong III Kabanjahe
6. Anak ke
: 5 dari 5 bersaudara
II.RIWAYAT PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
TAHUN
KETERANGAN
SD Negeri No.040443 Kabanjahe
1998-2004
Lulus dan Berijazah
SMP Negeri 1 Kabanjahe
2004-2007
Lulus dan Berijazah
SMA Negeri 1 Kabanjahe
2007-2010
Lulus dan Berijazah
UNIMED S.1 PGSD
2010-2014
Lulus dan Berijazah
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus
atas kasih, karunia dan berkatNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan judul “Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Strategi Think Pair Share
di Kelas V SD Negeri 101765 Bandar Setia”. Pada kesempatan ini peneliti juga
memberikan penghargaan dan terima kasih kepada kedua orangtua peneliti yang
tercinta Ayahanda P. Sinulingga dan Ibunda tersayang S. Br Sembiring atas kasih
sayang, doa dan pengorbanan baik berupa materil maupun moril yang diberikan.
Adapun penelitian skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini peneliti memperoleh dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Drs. Nasrun, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan.
3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Drs. Aman Simare-mare, M.S, selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd, selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
6. Bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd, selaku Ketua Jurusan PGSD FIP
Universitas Negeri Medan.
7. Bapak Drs. Ramli Sitorus, M.Ed, selaku Sekretaris Jurusan PGSD FIP
Universitas Negeri Medan.
8. Ibu Dra. Syamsuarni, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bantuan, bimbingan dan arahan kepada peneliti dalam
penyusunan skripsi ini.
9. Ibu Dra. Eva Betty Simanjuntak, M.Pd, Bapak Drs. Ramli Sitorus, M.Ed, dan
Bapak Drs. Wesly Silalahi, M.Pd selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi.
10. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Pegawai FIP yang sudah membantu
penulis dalam hal administrasi.
11. Bapak Armansyah Harahap, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri
No.101765 Bandar Setia yang telah membantu dalam penelitian.
12. Ibu Faridah Lubis, S.Pd, selaku wali kelas V SD Negeri No.101765 Bandar
Setia yang telah banyak membantu peneliti dalam penelitian.
13. Saudara-saudaraku yang tersayang, abangku Iman Dinata, kakak-kakakku Feri
Diana, S.H, Emi Ermina, S.E, Mery Susanti, S.S, saudara-saudara iparku Kak
Mena, Bang Ridwan, Bang Lut, dan Bang Arios yang telah memberikan doa,
dukungan, dan bantuan kepada peneliti.
14. Teristimewa keponakan-keponakanku Indry, Oryn, Helen, Celine, dan Felicia.
15. Bibi R. br Sembiring dan pamanku S. Tarigan, S.H serta sepupu-sepupuku
Kak Sri, Bang Anta, Bang Nuel dan Mita atas dukungan dan bantuan selama
peneliti melaksanakan studi.
16. Sahabatku Kesya Lenda Br Sinuraya, dan Mery Sri Ulina Sitepu yang selalu
setia dalam suka dan duka dengan memberikan dukungan dan bantuan kepada
peneliti.
17. Sahabat-sahabatku Kelas B Ekstensi stambuk 2010 Keep Best Friend Forever.
18. Teman-teman PPLT’10 SD Negeri 101765 Bandar Setia.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, semua ini
karena keterbatasan peneliti baik pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu,
segala saran dan kritik membangun sangat peneliti harapkan. Peneliti berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata peneliti
mengucapkan terima kasih.
Medan,
Mei 2014
Peneliti
Henny Marsiana Br Sinulingga
NIM. 1103311034
ABSTRAK
Henny Marsiana Br Sinulingga. NIM. 1103311034. Peningkatan
Keterampilan Berbicara Siswa dengan Menggunakan Strategi Think-PairShare pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SD Negeri 101765
Bandar Setia. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya keterampilan berbicara
siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa
dengan menggunakan strategi think pair share pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia kompetensi dasar mengomentari persoalan faktual. Penelitian ini
dilakukan di kelas V SD Negeri 101765 Bandar Setia T.A 2013/2014.
Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan dua
siklus, yang terdiri atas 4 tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
dan refleksi. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas V-a SD Negeri 101765
Bandar Setia yang berjumlah 24 siswa. Sedangkan objek penelitian ini adalah
keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kompetensi
dasar mengomentari persoalan faktual dengan menggunakan strategi think pair
share. Alat pengumpulan data menggunakan tes lisan dan observasi.
Berdasarkan hasil tes keterampilan berbicara siswa pada tes awal terdapat
18 orang siswa (75%) yang belum terampil dan 6 orang siswa (25%) yang masuk
dalam kategori terampil dengan rata-rata kelas sebesar 58.75. Pada saat
dilaksanakan Siklus I pada pertemuan I dapat diketahui bahwa dari 24 orang siswa
sebanyak 11 orang siswa (45.83%) yang tidak terampil berbicara dan sebanyak
13 orang siswa (54.17%) yang masuk dalam kategori terampil dengan rata-rata
kelas sebesar 66.46. Jika dibandingkan dengan nilai tes awal, maka telah terjadi
peningkatan keterampilan berbicara siswa. Selanjutnya Siklus I Pertemuan II
siswa yang terampil meningkat menjadi 15 orang siswa (62.5%). Berdasarkan
observasi Siklus II pertemuan I dapat diketahui sebanyak18 orang siswa (75%)
telah terampil berbicara sedangkan pada pertemuan II meningkat menjadi
sebanyak 20 orang siswa (83.3%) yang terampil berbicara dengan nilai rata-rata
kelas sebesar 74.74. Setelah dilakukan pembelajaran dan tes pada Siklus II
diperoleh peningkatan keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia dan sekaligus menandakan bahwa tidak perlu lagi diadakan Siklus
berikutnya.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi
pembelajaran think pair share dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kompetensi dasar mengomentari persoalan
faktual di Kelas IV SD Negeri 101765 Bandar Setia T.A 2013/2014.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR GRAFIK
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1
1.2 Identifikasi Masalah
6
1.3 Pembatasan Masalah
7
1.4 Rumusan Masalah
7
1.5 Tujuan Penelitian
7
1.6 Manfaat Penelitian
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis
9
2.1.1 Keterampilan Berbicara
9
2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif
18
2.1.3 Strategi think-pair-share
20
2.1.4 Langkah-Langkah Strategi Think pair share
23
2.1.5 Kelebihan Dan Kelemahan Strategi Think pair share
23
2.1.6 Hakekat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
24
2.1.7 Penilaian Keterampilan Berbicara di SD
26
2.1.8 Mengomentari Persoalan Faktual
27
2.2 Kerangka Berpikir
28
2.3 Hipotesis Tindakan
30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
31
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
31
3.3 Subjek Penelitian
31
3.4 Defenisi Operasional
32
3.5 Desain Penelitian
32
3.6 Prosedur Penelitian
33
3.6.1 Siklus I
33
3.6.2 Siklus II
35
3.7 Alat Pengumpulan Data
37
3.8 Teknik Analisis Data
38
3.9 Instrumen Penelitian
39
3.10 Jadwal Penelitian
40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
41
4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal
41
4.1.2 Siklus I
46
4.1.3
A. Tahap Perencanaan
46
B. Tahap Pelaksanaan Tindakan
47
1. Pertemuan pertama
47
2. Pertemuan kedua
53
C. Tahap Pengamatan
57
D. Refleksi
61
Siklus II
62
A. Tahap perencanaan
62
B. Tahap Pelaksanaan Tindakan
62
1. Pertemuan I
62
2. Pertemuan II
66
C. Tahap Pengamatan
70
D. Tahap refleksi
72
E. Temuan penelitian
73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
78
5.2 Saran
79
DAFTAR PUSTAKA
80
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka berpikir
29
Gambar 2. Skema pelaksanaan tindakan kelas
32
Gambar 3. Lokasi Penelitian
117
Gambar 4. Keadaan Lingkungan Sekolah
117
Gambar 5. Peneliti membagikan teks persoalan factual
118
Gambar 6. Peneliti membagikan teks peristiwa factual
118
Gambar 7. Peneliti menerangkan materi mengomentari persoalan factual
119
Gambar 8. Peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran dan
langkah-langkah pembelajaran
119
Gambar 10 siswa membaca teks persoalan factual
120
Gambar 11. Siswa memikirkan (thinking) komentar persoalan factual
120
Gambar 12. Peneliti membantu kesulitan siswa
121
Gambar 13. Siswa berdiskusi dengan pasangannya (pairing)
121
Gambar 14. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya
122
Gambar 15. Siswa membagikan (sharing) hasil diskusi
123
Gambar 16. Siswa bersemangat ingin membagikan hasil diskusinya
123
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1. Grafik Perolehan Nilai Siswa pada Tes Awal
45
Grafik 2. Grafik Perbandingan Peningkatan Keterampilan Berbicara
Siswa Siklus I Pertemuan I dan II
57
Grafik 3. Grafik Perbandingan Keterampilan Berbicara Siswa pada
Siklus II Pertemuan I dan II
69
Grafik 4. Grafik Perbandingan Keterampilan Berbicara Siswa pada
Siklus I dan Siklus II
75
Grafik 5. Grafik Peningkatan Setiap Indikator
76
Grafik 6. Grafik Peningkatan Kemampuan Guru Setiap Pertemuan
77
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
81
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
87
Lampiran 3. Teks Persoalan Faktual Tes Awal
93
Lampiran 4. Teks Persoalan Faktual Siklus I
95
Lampiran 5. Teks Persoalan Faktual Siklus II
97
Lampiran 6. Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan I
98
Lampiran 7. Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan II
100
Lampiran 8. Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan I
102
Lampiran 9. Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan II
104
Lampiran 10. Daftar Nama-nama Siswa
106
Lampiran 11. Lembar Observasi Keterampilan Berbicara Siswa pada
Tes Awal
107
Lampiran 12. Lembar Observasi Keterampilan Berbicara Siswa
pada Siklus I Pertemuan I
109
Lampiran 13. Lembar Observasi Keterampilan Berbicara Siswa
pada Siklus I Pertemuan II
111
Lampiran 14. Lembar Observasi Keterampilan Berbicara Siswa pada
Siklus II Pertemuan I
113
Lampiran 15. Lembar Observasi Keterampilan Berbicara Siswa
pada Siklus II Pertemuan II
Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian
115
117
Lampiran 17. Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Berbicara Siswa
pada Tes Awal
124
Lampiran 18. Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Berbicara Siswa
pada Siklus I Pertemuan I
126
Lampiran 19. Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Berbicara Siswa
pada Siklus I Pertemuan II
128
Lampiran 20. Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Berbicara Siswa
pada Siklus II Pertemuan I
130
Lampiran 21. Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Berbicara Siswa
pada Siklus II Pertemuan II
132
Lampiran 22. Surat ijin Penelitian
134
Lampiran 23. Surat keterangan telah melaksanakan Penelitian
135
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di
dalam hati. Bahasa memiliki peran sentral dalam intelektual, sosial, dan emosional
peserta didik yang merupakan keberhasilan mempelajari semua bidang studi.
Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal
dirinya, kebudayaan, dan budaya orang lain, memberikan suatu gagasan, perasaan,
dan berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dengan
menemukan dan menggunakan keterampilan yang terdapat dalam dirinya.
Keterampilan berbahasa menekankan pada empat aspek, yakni menyimak,
berbicara, membaca dan menulis. Dalam hal ini yang dimaksud peneliti adalah
keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara merupakan salah satu aspek
keterampilan berbahasa yang penting peranannya dalam berbagai bidang
kehidupan, khususnya dalam bidang pendidikan. Dengan menguasai keterampilan
berbicara, peserta didik akan mampu mengekspresikan pikiran, perasaan, gagasan
dan kreativitasnya secara cerdas dan cekatan sesuai dengan konteks situasi di
mana dan kapan ia berbicara. Keterampilan berbicara juga mampu membentuk
generasi yang kreatif, generasi yang mampu melahirkan tuturan atau ujaran secara
komunikatif, jelas, runtut, dan mudah dipahami. Keterampilan berbicara juga
mampu melahirkan generasi yang berbudaya karena mereka sudah terbiasa dan
terlatih untuk berkomunikasi dengan pihak lain sesuai dengan konteks situasi tutur
di mana, kapan dan dengan siapa ia berbicara (mampu menempatkan diri).
Keterampilan berbicara mempunyai peranan penting di dalam kelas.
Tujuan yang dapat diambil dalam mempelajari keterampilan berbicara adalah: a)
melatih keberanian siswa berbicara dalam diskusi kelompok, b) melatih
keberanian siswa dalam berbicara di depan kelas, c) melatih kelancaran siswa
dalam berbicara kepada teman dan guru.
Memang setiap orang menganggap mudah untuk bisa berbicara atau
berkomunikasi secara lisan. Semua orang berbicara, tetapi tidak semua memiliki
keterampilan dalam menyampaikan idenya dengan baik kepada orang lain.
Dengan kata lain, tidak semua orang memiliki keterampilan yang baik di dalam
menyelaraskan atau menyesuaikan dengan detail yang tepat antara apa yang ada
dalam pikiran atau perasaannya dengan apa yang diucapkannya sehingga orang
lain yang mendengarkan dapat mengerti dan memahami apa yang diungkapkan
oleh pembicara. Dalam menyampaikan hal-hal uyang sederhana, mungkin
bukanlah suatu masalah. Akan tetapi, untuk menyampaikan suatu ide atau
gagasan, pendapat, penjelasan terhadap suatu permasalahan, atau menjabarkan
suatu tema, biasanya memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi bagi pembicara
yang belum terbiasa, bahkan tidak semua mampu melakukannya dengan baik.
Oleh karena itu, proses belajar mengajar
memerlukan strategi
pembelajaran yang menyenangkan, mudah dipahami siswa, dan menempatkan
siswa sebagai subjek belajar yang tidak hanya menerima secara pasif apa yang
disampaikan oleh guru. Guru harus menempatkan siswa sebagai insan yang secara
alami memiliki pengalaman, pengetahuan, keinginan, dan pikiran yang dapat
dimanfaatkan untuk belajar, baik secara individu maupun kelompok. Strategi
pembelajaran yang dipilih guru hendaknya melibatkan siswa berperan aktif dalam
proses belajar pembelajaran agar siswa mempunyai keyakinan bahwa dirinya
mampu belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbicaranya untuk
menyampaikan pendapatnya dalam kelas.
Berdasarkan pengamatan peneliti ketika pelaksanaan PPLT yang
berlangsung pada bulan Agustus 2013 sampai dengan November 2013 di SD
Negeri 101765 Bandar Setia di kelas V-A yang terdiri dari 26 orang siswa masih
banyak yang kurang memiliki keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara di
sekolah dasar tersebut masih kurang diperhatikan.
Siswa merasa malu dan takut untuk berdiri dan berbicara di hadapan teman
sekelasnya. Bahkan tidak jarang beberapa siswa berkeringat dingin, gugup
sehingga lupa segalanya jika berdiri di depan kelas untuk berbicara. Jika
mempunyai ide, siswa lebih memilih diam. Suara siswa saat bercanda dengan
temannya sangat nyaring, namun ketika saat berbicara di depan kelas justru
sebaliknya bersuara lemah dan bahkan cenderung tergesa-gesa. Kondisi ini
diakibatkan rendahnya penguasaan siswa akan topik yang dibahas sehingga siswa
tidak mampu memfokuskan hal-hal yang ingin diucapkan. Akibatnya, arah
pembicaraan menjadi kurang jelas dan inti dari pembahasan tersebut tidak
tersampaikan. Keberanian siswa kurang juga diakibatkan siswa kurang dilatih
keterampilan berbicaranya,
Penguasaan kosa kata pada siswa masih kurang sehingga sulit untuk
berbicara dengan baik dan benar. Siswa dalam berbicara masih terputus putus
putus bahkan diselingi dengan bunyi-bunyi tertentu misalnya, e…., em….., apa
itu…, sehingga isi atau pokok pembicaraannya sulit ditangkap.
Siswa juga masih kurang mampu menempatkan tekanan, nada, jangka,
intonasi dan ritme dalam berbicara sehingga pembicaaraan menjadi kurang
menarik dan datar. Pemilihan kata yang masih menggunakan bahasa sehari-hari,
belum menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sikap siswa saat
berbicara di depan kelas masih ragu-ragu, kaku, gelisah, bahkan terkesan tergesagesa. Siswa juga kurang mampu melakukan kontak mata terhadap audiens, ketika
berbicara di depan kelas mereka menunduk atau melihat ke arah lain tidak mampu
melakukan interaksi terhadap siswa lain.
Faktor yang melatarbelakangi masalah rendahnya keterampilan berbicara
pada siswa diantaranya adalah (1) siswa kurang berminat dan termotivasi dalam
kegiatan berbicara. Setiap ada pembelajaran terkait keterampilan berbicara siswa
kurang antusias dan tidak memperhatikan dengan baik, (2) sikap siswa ketika
berbicara dalam kegiatan berbicara terlihat tegang dan kurang rileks. Pada
umumnya siswa merasa kurang percaya diri bahkan takut ketika harus berbicara di
depan kelas. Kondisi tersebut akan mempengaruhi kualitas tuturan siswa dan
siswa masih kesulitan dalam mengucapkan bahasa lisan yang akan disampaikan,
(3) kurangnya
latihan
keterampilan
berbicara
yang
diterapkan
dalam
pembelajaran. Keadaan ini mengakibatkan siswa tidak terbiasa terlatih
kemampuan bicaranya terutama di depan kelas dan ketepatan siswa dalam
menggunakan bahasa masih kurang. Siswa kurang mampu mengorganisasi
perkataannya sehingga pembicaraan ternilai kurang runtut (sistematis) dan masih
terbata-bata, (4) proses pembelajaran keterampilan berbicara yang diterapkan guru
masih menggunakan metode ceramah sehingga mengurangi minat dan antusias
belajar siswa. Biasanya guru hanya terpaku pada buku pelajaran dan
menggunakan metode penugasan berbicara individu yang menyita banyak waktu
serta menurunkan mental siswa di depan kelas.
Beberapa faktor penyebab rendahnya keterampilan berbicara tersebut
menyebabkan siswa kurang terampil berbicara terutama pada saat tampil berbicara
di depan kelas sehingga siswa tidak bisa mendapatkan nilai di atas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah.
Keadaan
tersebut juga jika tidak segera diatasi akan berdampak pada rendahnya
keterampilan berbicara siswa yang berkelanjutan. Di lingkungan kehidupannya,
siswa kurang bisa berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik. Akhirnya
dampak ini akan meluas yang mengakibatkan rendahnya mutu atau kualitas
pendidikan di Indonesia khususnya keterampilan berbicara.
Oleh karena itu, perlu adanya pemecahan yang tepat untuk meningkatkan
keterampilan berbicara siswa dalam proses belajar mengajar. Salah satu solusinya,
seorang guru dituntut kemampuannya untuk menggunakan metode pembelajaran
secara tepat agar tercipta kondisi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa
dan materi tersampaikan secara efektif sehingga tujuan pembelajaran yang
diharapkan dapat tercapai dengan optimal. Salah satu strategi yang paling tepat
adalah strategi pembelajaran think pair share (TPS). Strategi pembelajaran think
pair share adalah strategi pembelajaran yang memberi kesempatan kepada setiap
siswa untuk menunjukkan partisipasi kepada orang lain. Langkah-langkah strategi
pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) yang akan diterapkan dalam
proses belajar mengajar adalah dengan meminta siswa berfikir secara individual,
selanjutnya siswa belajar dari teman, dari teman lain, dan saling menyampaikan
idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas.
Dengan strategi pembelajaran tersebut diharapkan siswa akan dapat
mengatasi rasa malu dan takut yang selalu mengganggu kelancaran berbicara
dalam proses diskusi kelompok atau saat berbicara di depan teman-temannya.
Strategi ini memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk menunjukkan
partisipasi kepada orang lain. Siswa dilatih untuk mengembangkan keterampilan
berpikir dan menjawab dalam komunikasi antara satu dengan yang lain, saling
membantu dalam kelompok kecil. Sebagaimana yang dikemukakan Lie (2010:57)
bahwa, “think pair share adalah pembelajaran yang memberi siswa kesempatan
untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang lain.”
Atas dasar inilah peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul: “Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Strategi Think-Pair-Share di Kelas
V SD Negeri 101765 Bandar Setia T.A 2013/2014.”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Kurangnya keberanian siswa menyatakan pendapat atau perasaan berkaitan
dengan materi pelajaran
2. Penguasaan kosa kata siswa masih rendah
3. Rendahnya kelancaran siswa dalam berbicara
4. Latihan berbicara dalam pembelajaran masih kurang
5. Kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan strategi pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang diajarkan
1.3 Pembatasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: ”Peningkatan
Keterampilan Berbicara Siswa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada
Kompetensi Dasar Mengomentari Persoalan Faktual dengan Menggunakan
Strategi Think Pair Share di Kelas V SD Negeri 101765 Bandar Setia T.A
2013/2014.
1.4 Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan menggunakan strategi thinkpair-share dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa mata pelajaran
Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar mengomentari persoalan faktual di
kelas V SD Negeri 101765 Bandar Setia T.A 2013/2014?”
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah: untuk meningkatkan keterampilan
berbicara siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar
mengomentari persoalan faktual dengan menggunakan strategi think-pair-share di
kelas V SD Negeri 101765 Bandar Setia.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun hasil-hasil dari pelaksanaan penelitian ini, diharapkan dapat
memberikan manfaat yaitu:
1. Bagi siswa, melalui penggunaan strategi think-pair-share siswa menjadi
berani berbicara dalam hal mengeluarkan pendapat atau perasaan berkaitan
dengan materi pelajaran,
2. Bagi guru, dapat menjadi bahan masukan mengenai strategi think-pair-share
dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia,
3. Bagi Pihak Sekolah, sebagai bahan masukan atau evaluasi guna meningkatkan
mutu dan kualitas pendidikan sekolah,
4. Bagi Peneliti, menambah pengalaman dan pengetahuan peneliti dalam
menerapkan strategi think-pair-share dapat meningkatkan keterampilan
berbicara siswa, dan
5. Bagi Peneliti Lain, sebagai bahan referensi dan masukan jika menulis masalah
yang sejenis.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah disajikan dalam Bab
IV, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan strategi think pair share dapat
meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia kompetensi dasar mengomentari persoalan faktual di kelas V SD Negeri
101765 Bandar Setia. Hal itu terbukti dari:
1. Hasil observasi keterampilan berbicara siswa setelah diterapkannya
strategi think pair share pada siklus I pertemuan I yaitu sebanyak 13 siswa
(54.17%%) terampil dalam berbicara, dan pada siklus I Pertemuan II yaitu
sebanyak 15 siswa (63.5%) yang terampil berbicara.
2. Dari hasil pelaksanaan siklus II, diperoleh tingkat keterampilan berbicara
siswa pada pertemuan I sebesar 18 orang siswa yang terampil berbicara
atau 75%, sedangkan pada siklus II pertemuan II meningkat menjadi
83.3% atau 20 orang sisiwa terampil berbicara.
3. Dari hasil pelaksanaan siklus I dan II maka diperoleh peningkatan sebesar
20.8%.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan beberapa saran yaitu:
1. Bagi siswa, siswa harus lebih berani berbicara dalam hal mengeluarkan
pendapat atau perasaan berkaitan dengan materi pelajaran,
2. Bagi guru, supaya menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi
misalnya strategi think-pair-share guna meningkatkan keterampilan berbicara
siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,
3. Bagi Pihak Sekolah, sebaiknya meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan
sekolah,
4. Bagi Peneliti, kiranya hasil penelitian tindakan kelas ini dapat menambah
wawasan peneliti, dan memotivasi peneliti untuk memperoleh wawasan yang
lebih lagi
5. Bagi Peneliti Lain, supaya menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan
referensi dan masukan jika menulis masalah yang sejenis.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi,dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Djamarah, Syaiful Bahri, dkk. 2010. Startegi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta
Djuanda, Dadan. Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah
Dasar. (online), ( dalam http://file.upi.upi.edu/Penilaian_dalam_Pembelaja
ran_Bahasa_Indonesia_di_Sekolah_Dasar-Dadan_Juanda.pdf, diakses 19
Februari 2013)
Ermawan, Arie. Keterampilan Berbahasa: Aspek Berbicara. (online), (dalam
http://arieermawan.blogspot.com/2012/09/keterampilan-berbicara.html,
diakses 2 April 2014)
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Metode, Teknik, Struktur, dan
Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada
Lie, Anita. 2010. Coopetative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia
Mendiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Pusat
Perbukuan
Nuraini,umri. 2006. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Saddhono, Kuntaro, dkk. 2012. Meningkatkan keterampilan Berbahasa Indonesia
(teori dan aplikasi. Bandung: Karya PutraDarwati
Sri, Ridha. Hakikat Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS),(online),
(dalam http://ri1990.blogspot.com/2013/05/hakikat-model-kooperatif-tipethink.html, diakses 12 Januari 2014)
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Teori & Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Berbicara: Sebagai sualu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Trianti. 2011. Mendesain model pembelajaran inovatif-progresi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
http://kbbi.web.id/, Kamus Besar Bahasa Indonesia diakses 12 Januari 2014