PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMA MELALUI PRAKTIKUM DALAM MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E PADA MATERI STOIKIOMETRI.

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMA MELALUI PRAKTIKUM DALAM

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E PADA MATERI STOIKIOMETRI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh:

Wita Rohaenitasari 0901930

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMA MELALUI PRAKTIKUM DALAM MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E PADA MATERI

STOIKIOMETRI

Oleh

Wita Rohaenitasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Wita Rohaenitasari di 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMA MELALUI PRAKTIKUM DALAM MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E PADA MATERI

STOIKIOMETRI Oleh:

Wita Rohaenitasari 0901930

Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. Yayan Sunarya, M.Si NIP. 196102081990031004

Pembimbing II

Dr. H. Kurnia NIP. 195309061980021002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

Dr. rer. Nat. H. Ahmad Mudzakir, M.Si. NIP. 196611211991031002


(4)

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa SMA Melalui Praktikum Dalam Model Pembelajaran Learning Cycle 7E pada Materi Stoikiometri”. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh penerapan pembelajaran stoikiometri melalui praktikum dalam model pembelajaran Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini digunakan metode pre-experimental dengan one group pretest-posttest design. Subjek penelitian terdiri dari 28 orang siswa SMA Kelas X yang dibagi ke dalam tiga kategori kelompok, yaitu kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Instrumen yang digunakan adalah soal tes tertulis, angket, pedoman wawancara, dan lembar observasi. Pencapaian hasil belajar siswa dihitung dengan rumus N-Gain. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran melalui praktikum dalam model pembelajaran Learning Cycle 7E pada materi pokok stoikiometri dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa secara keseluruhan (N-Gain = 64,36%). Peningkatan penguasaan konsep siswa tertinggi terjadi pada kategori siswa kelompok tinggi yang ditunjukkan dengan nilai N-Gain sebesar 69,64%. Peningkatan tertinggi terjadi pada konsep mol (N-N-Gain = 71,47%) dan terendah terjadi pada konsep persamaan reaksi kimia (N-Gain = 32,14%). Hasil angket dan wawancara menunjukkan bahwa siswa memberikan tanggapan postif terhadap pembelajaran melalui praktikum dalam model pembelajaran Learning Cycle 7E pada materi pokok stoikiometri dan siswa merasa termotivasi untuk belajar sehingga siswa lebih mudah memahami materi stoikiometri. Hasil observasi menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik (87,78%).


(5)

ABSTRACT

This research entitled "Improving Student Learning Outcomes Through High School Practicum In Learning Model Learning Cycle 7E on material stoichiometry". This study aimed to obtain information on the effect of stoichiometry through practical application of learning in the model Learning Cycle 7E on student learning outcomes. This study used a pre-experimental method with a one-group pretest-posttest design. Research subjects consisted of 28 high school students Class X are divided into three categories of groups, that are groups of high, medium, and low. The instrument used is a matter of a written test, questionnaire, interview, and observation sheets. Student achievement should be calculated with the formula N-Gain. Research results show that the application of learning through practice in the model Learning Cycle 7E in the subject matter stoichiometry can improve students' mastery of the concept as a whole (N-Gain = 64.36%). Increase students' mastery of concepts highest in the high category of student groups as indicated by the value of N-Gain of 69.64%. The highest increase occurred in the concept of moles (N-Gain = 71.47%) and lowest in the concept of the chemical reaction (N-Gain = 32.14%). Results of questionnaires and interviews showed that students gave positive responses towards learning through practice in the model Learning Cycle 7E in the subject matter and students feel motivated stoichiometry for learning so that students more easily understand the material stoichiometry. Observations indicate that the learning activities can be done well (87.78%).

Keyword: Learning Outcomes, stoichiometry, Learning Cycle 7E, mastery of concepts


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Penjelasan Istilah ... 6

G. Struktur Organisasi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Belajar dan Hasil Belajar ... 10

B. Penguasaan Konsep ... 13

C. Metode Praktikum ... 14

D. Model Pembelajaran Learning Cycle 7E ... 15

E. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 21


(7)

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 32

A. Metode Penelitian... 32

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 32

C. Instrumen Penelitian... 33

D. Prosedur Penelitian... 37

E. Teknik Pengolahan Data ... 39

F. Analisis Instrumen Penelitian ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Hasil Belajar Siswa ... 46

B. Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran... 58

C. Keterlaksanaan Pelaksanaan Pembelajaran... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenjang Kemampuan pada Ranah Kognitif ... 12

Tabel 2.2 Tahap-tahap Learning Cycle 7E ... 18

Tabel 2.3 Data Percobaan Senyawa Air Dari Unsur Oksigen dan Hidrogen... 24

Tabel 2.4 Data Percobaan Reaksi Antara Nitrogen dan Oksigen ... 24

Tabel 3.1 Desain Penelitian... 32

Tabel 3.2 Pembagian Kategori Kelompok Siswa ... 33

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Tes Penguasaan Konsep ... 34

Tabel 3.4 Skor Skala Likert ... 35

Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket ... 35

Tabel 3.6 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ... 36

Tabel 3.7 Kisi-kisi Lembar Observasi ... 36

Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa ... 40

Tabel 3.9 Kriteria Peningkatan Kognitif Siswa ... 40

Tabel 3.10 Bobot Lembar Observasi ... 41

Tabel 3.11 Bobot Jawaban Angket ... 41

Tabel 3.12 Tafsiran Koefisien Reliabilitas... 43

Tabel 3.13 Daya Pembeda Butir Soal ... 44

Tabel 3.14 Kategori Taraf Kesukaran Soal ... 45


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alur Penelitian... 38

Gambar 4.1 Hasil Belajar Keseluruhan Siswa ... 47

Gambar 4.2 Hasil Belajar Seluruh Siswa pada Setiap Konsep Stoikiometri ... 48

Gambar 4.3 Hasil Belajar Siswa pada Setiap Kategori Kelompok Siswa ... 53

Gambar 4.4 Hasil Belajar Siswa Kelompok Tinggi pada Setiap Konsep Stoikiometri ... 55

Gambar 4.5 Hasil Belajar Siswa Kelompok Sedang pada Setiap Konsep Stoikiometri ... 56

Gambar 4.6 Hasil Belajar Siswa Kelompok Rendah pada Setiap Konsep Stoikiometri ... 57

Gambar 4.7 Respon Ssiswa ... 58


(10)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A

1. Silabus Mata Pelajaran Kimia Materi Pokok Stoikiometri ... 69

2. Peta Konsep ... 73

3. Struktur Makro ... 74

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 75

5. Petunjuk Praktikum ... 91

6. Optimasi Praktikum ... 93

7. Lembar Kerja Siswa ... 95

Lampiran B 1. Kisi-kisi Soal Tes Penguasaan Konsep ... 109

2. Soal Tes Penguasaan Konsep ... 110

3. Pedoman Angket Siswa ... 115

4. Lembar Observasi ... 116

5. Pedoman Wawancara ... 117

Lampiran C 1. Hasil Uji Reliabilitas ... 118

2. Hasil Uji Daya Pembeda ... 119

3. Hasil Uji Taraf Kesukaran ... 120

Lampiran D 1. Pembagian Kategori Kelompok Siswa ... 122

2. Data Hasil Pretes ... 123

3. Data Hasil Postes ... 125

4. Data Nilai N-Gain Keseluruhan Siswa ... 127

5. Data Nilai N-Gain Tiap Konsep ... 129

6. Data Hasil Angket ... 131

7. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa... 134

8. Data Hasil Wawancara ... 135

9. Foto Pelaksanaan Pembelajarn ... 141


(11)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah, dan struktur organisasi skripsi.

A. Latar Belakang Penelitian

Kimia merupakan salah satu cabang ilmu IPA yang selama proses pembelajarannya menuntut siswa untuk dapat mengembangkan pengetahuan sains dan pengetahuan tentang sains. Pengetahuan sains dapat ditunjukkan dengan kemampuan kognitif yang meliputi pemahaman konsep, prinsip dan teori, sedangkan pengetahuan tentang sains berkaitan dengan proses ilmiah seperti mengamati, melakukan eksperimen, memecahkan masalah, dan sebagainya yang dapat menimbulkan sikap ilmiah. Akan tetapi, pembelajaran kimia yang dilakukan selama ini lebih menekankan pada aspek pengembangan kemampuan kognitif. Pengembangan tersebut hanya berupa pemberian konsep, prinsip dan teori tanpa menekankan pengembangan keterampilan proses ilmiah siswa. Namun, pembelajaran yang dilakukan juga belum mampu mengembangkan kemampuan kognitif secara maksimal karena pelajaran kimia masih dianggap sulit oleh sebagian besar siswa. Salah satu materi kimia yang dianggap sulit oleh siswa adalah materi stoikiometri.

Stoikiometri merupakan materi yang paling mendasar dalam ilmu kimia dan menjadi prasyarat untuk mempelajari materi-materi kimia berikutnya, terutama materi kimia yang melibatkan perhitungan kimia seperti konsep-konsep dalam kinetika kimia, reaksi kesetimbangan, kimia larutan, termokimia, dan lain-lain. Untuk menyelesaikan soal-soal perhitungan kimia digunakan asas-asas stoikiometri, antara lain persamaan kimia dan konsep mol.


(12)

2

Seharusnya materi pokok stoikiometri dikuasai dengan baik oleh siswa kelas X SMA, sehingga dapat digunakan sebagai bekal untuk mempelajari materi kimia lebih lanjut. Keberhasilan siswa dalam memahami konsep stoikiometri ini sangat berpengaruh terhadap penguasaan konsep kimia berikutnya. Berdasarkan hasil pra-penelitian, pembelajaran Stoikiometri seringkali tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah. Pada suatu Sekolah di Bandung nilai rata-rata ulangan siswa kelas X pada materi stoikiometri hanya 50,25 dalam skala 100. Padahal kriteria ketuntasan minimal yang harus dicapai siswa di sekolah tersebut dalam mata pelajaran kimia adalah 75.

Materi Stoikiometri masih dianggap sulit oleh banyak siswa SMA kelas X, karena materi tersebut cukup rumit, abstrak dan banyak melibatkan konsep matematika dalam pemecahan soal-soal hitungannya, serta memiliki keterkaitan materi satu sama lain yang cukup erat sehingga menimbulkan kejenuhan dan berdampak pada lemahnya minat, motivasi, dan hasil belajar siswa. Dalam stoikiometri, kerumitan tersebut ditandai oleh banyaknya hukum-hukum dan variabel yang harus dipadukan untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan yang unik dalam stoikiometri.

Materi stoikiometri ini terasa sulit untuk dipahami siswa juga karena pembelajaran yang selama ini dilakukan didominasi oleh guru (teacher oriented). Dalam pembelajaran tersebut, siswa hanya berperan sebagai penerima informasi, tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran, aktivitas antara guru dan murid jarang terjadi, pembelajaran tidak menekankan penanaman konsep terlebih dahulu serta tidak menekankan pengembangan keterampilan dan sikap ingin tahu.

Berdasarkan uraian di atas, diperlukan suatu upaya untuk mengatasi permasalahan yang timbul dalam pembelajaran kimia khususnya materi stoikiometri. Salah satunya yaitu dengan cara penggunaan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa tanpa mengesampingkan penanaman konsep dan pengembangan sikap ingin tahu siswa. Metode praktikum merupakan salah satu metode yang cocok digunakan untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Selain itu, dengan praktikum siswa dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil


(13)

3

belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa (Rustaman, 2005). Melalui metode praktikum diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Jahro dan Susilawati (dalam Nurfalah, 2012) bahwa penerapan metode praktikum pada proses pembelajaran berhasil meningkatkan motivasi belajar kimia siswa. Lebih dari 75% dan 89,3% siswa sepakat bahwa kegiatan praktikum dapat membantu meningkatkan pemahaman materi kimia yang dipelajari.

Sejak lama metode praktikum menjadi komponen penting dalam pembelajaran kimia. Namun, kegiatan praktikum yang biasa dilakukan belum mampu menuntut siswa untuk mengaitkan pengetahuan yang dipelajari dengan pengetahuan yang sudah dipelajari maupun belum dipelajari. Hal ini sejalan dengan pernyataan Ausubel (dalam wahyu, 2007) yang menyatakan belajar dipandang sebagai suatu proses keterkaitan antara pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya (subsumer) dengan informasi yang baru diterima. Selain itu, kegiatan praktikum harus mampu membantu siswa untuk membangun konsep pengetahuan yang utuh (konstruktivistik) agar belajar menjadi lebih bermakna. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh piaget (dalam Nurfalah, 2012) menyatakan bahwa pengetahuan fisik dan pengetahuan logiko-matematik tidak dapat diteruskan dalam bentuk sudah jadi. Setiap anak harus membangun sendiri pengetahuan-pengetahuan itu. Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan konstruktivistik adalah Learning Cycle 7e (Einskraft, 2003).

Model pembelajaran Learning Cycle 7E yang dikembangkan oleh Einskraft (2003) terdiri dari tujuh tahapan belajar yaitu: elicit (mendatangkan pengetahuan awal siswa), engage (membangkitkan motivasi siswa), explore (mengesplorasi), explain (menjelaskan), elaborate (menerapkan), evaluate (mengevaluasi), dan extend (memperluas). Ketujuh tahapan dalam model pembelajaran ini dapat menggali pengetahuan awal siswa dan dapat memperdalam serta memperluas pengetahuan siswa, sehingga memungkinkan untuk dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa Hal ini sesuai dengan pendapat Siribunnam dan Tayraukham (2009) dalam penelitiannya bahwa setiap fase dalam Learning Cycle 7 Fase mendukung siswa untuk mengembangkan


(14)

4

kemampuan berpikirnya sehingga nilai siswa juga meningkat. Sedangkan Polyem et al (2011) menyatakan bahwa Learning cycle 7E dapat membantu siswa memperoleh pengetahuan baru oleh dirinya. Sanjaya (2010) mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan bahwa pengetahuan yang dibangun sendiri oleh siswa akan menjadi pengetahuan yang bermakna dan sulit dilupakan siswa.

Learning cycle 7E dapat memberikan keuntungan kepada siswa diantaranya dapat meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar (Polyem et al, 2011). Aunurrahman (2008) menyatakan sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat jika siswa memiliki motivasi belajar yang kuat untuk belajar. Ketujuh tahapan dalam Learning Cycle 7E menjadikan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Slameto (2010) mengungkapkan bahwa jika siswa menjadi partisipan yang aktif dalam proses belajar, maka ia akan memiliki pengetahuan yang diperolehnya dengan baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Kusumaningsih dan Asep (2013) tentang pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 7E pada prestasi belajar siswa menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 7E dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI SMA pada materi usaha dan energi. Selain itu, hasil penelitian Reswari (2013) tentang Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif dan keterampilan proses sains siswa menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 7E dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan proses sains siswa pada materi tekanan zat cair.

Learning Cycle 7E cocok diterapkan untuk materi pelajaran yang bersifat hafalan, perhitungan, eksperimen, pemahaman materi, dan materi pelajaran yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari (Jannah dan Azizah, 2012) sehingga model pembelajaran Learning Cycle 7E cocok diterapkan untuk materi stoikiometri yang lebih banyak mengaplikasikan perhitungan kimia.

Dalam penelitian ini model pembelajaran Learning Cycle 7E diterapkan pada prosedur praktikum penentuan massa atom relatif dan massa molekul relatif


(15)

5

berbasis Learning Cycle 7E yang telah dikembangkan oleh Nurfalah (2012). Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul

Peningkatan Hasil Belajar Siswa SMA Melalui Praktikum dalam Model Pembelajaran Learning Cycle 7E pada Materi Stoikiometri”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan, maka permasalahan utama dalam penelitian ini adalah “Bagaimana hasil belajar siswa setelah mempelajari stoikiometri melalui praktikum dalam model pembelajaran learning cycle 7E. Untuk lebih jelasnya, permasalahan ini dijabarkan sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa SMA setelah mempelajari materi stoikiometri melalui praktikum dalam model pembelajaran Learning cycle 7E?

2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran materi stoikiometri melalui praktikum dalam model pembelajaran Learning Cycle 7E?

3. Bagaimana keterlaksanaan praktikum dalam model pembelajaran learning cycle 7E pada materi stoikiometri?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini terarah, maka ruang lingkup masalah yang diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Hasil belajar yang diukur terbatas pada penguasaan konsep dalam aspek kognitif.

2. Konsep yang diteliti dibatasi pada Hukum-hukum dasar kimia, konsep mol dan persamaan reaksi kimia.


(16)

6

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

1. Meningkatkan hasil belajar siswa SMA pada materi pokok Stoikiometri melalui praktikum dalam model pembelajaran Learning cycle 7E.

2. Memperoleh informasi mengenai tanggapan siswa terhadap penerapan praktikum dalam model pembelajaran Learning cycle 7E pada materi pokok Stoikiometri.

3. Memperoleh informasi mengenai keterlaksanaan praktikum dalam model pembelajaran Learning Cycle 7E pada materi pokok stoikiometri.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok stoikiometri. 2. Menjadi bahan pertimbangan bagi guru kimia SMA untuk

menggunakan model pembelajaran learning cycle 7E pada materi pokok stoikiometri .

3. Bagi peneliti lain, bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk mengembangkan model pembelajaran learning cycle 7E pada pokok bahasan lainnya dalam pelajaran kimia.

F. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran istilah-istilah dalam penelitian ini maka berikut adalah penjelasan istilah-istilah yang digunakan, yaitu: 1. Model pembelajaran suatu rencana yang dilaksanakan pendidik (guru) untuk mengoptimalkan potensi peserta didik agar siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mencapai hasil yang diharapkan (Sanjaya, 2010).


(17)

7

2. Pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar ditinjau dari sudut kegiatan siswa berupa pengalaman belajar siswa yaitu kegiatan siswa yang direncanakan guru untuk dialami siswa selama kegiatan belajar mengajar (Arifin, 2003).

3. Learning cycle 7E adalah model pembelajaran yang dapat menggali pengetahuan awal siswa dan dapat memperdalam serta memperluas pengetahuan siswa dan diawali dengan tahap elicit diakhiri dengan tahap extend (Einskraft, 2003).

4. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 1989).

5. Metode Praktikum adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari (Djamarah, 2006).

G. Struktur Organisasi Skripsi

Berikut ini penjabaran urutan penulisan skripsi secara terperinci dari setiap bab dan sub bab. Skripsi ini tersusun atas lima bab, yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian, Bab III Metode Penlitian, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, serta Bab V Kesimpulan dan Saran.

Bab I terdiri atas tujuh sub bab, meliputi Latar belakang penelitian, Rumusan masalah, Batasan masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat penelitian, Penjelasan Istilah dan Struktur organisasi. Latar belakang dari penelitian yakni hasil belajar siswa kelas X pada materi pokok stoikiometri selalu ada di bawah KKM yang ditentukan oleh sekolah akibat rendahnya motivasi dan minat belajar siswa serta metode praktikum yang belum mampu mendorong siswa untuk membangun pengetahuannya secara utuh (konstruktivis). Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini yaitu bagaimana hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran stoikiometri melalui praktikum dalam model pembelajaran learning cycle 7E, sehingga tujuan dari penelitian ini yakni untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA pada materi


(18)

8

pokok Stoikiometri melalui praktikum dalam model pembelajaran Learning cycle 7E. Dikarenakan terdapat beberapa istilah yang mungkin masih asing didengar, maka disertakan definisi operasional dari beberapa istilah yang terkait dengan penelitian ini, diantaranya model pembelajaran learning cycle 7E, hasil belajar, model pembelajaran, dan metode praktikum.

Bab II terdiri atas enam sub bab, yakni Belajar dan Hasil Belajar, Penguasaan Konsep, Metode Praktikum, Model Pembelajaran Learning Cycle 7E, Kajian Hasil Penelitian yang Relevan dan Tinjauan Materi Pembelajaran Stoikiometri. Gagne (dalam Dahar, 1989) mengungkapkan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses perubahan perilaku suatu organisme sebagai akibat pengalaman dan metode praktikum adalah cara penyajian pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung untuk memperoleh data yang diharapkan. Menurut Piaget (dalam Sanjaya, 2008) dalam teori belajar konstruktivistiknya mengemukakan bahwa pengetahuan akan bermakna manakala dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa. Salah satu model pembelajaran sains yang metode pembelajarannya berpusat pada siswa adalah learning cycle (siklus belajar). Model ini berdasarkan pada teori Piaget dan melibatkan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme. Model siklus belajar yang paling lengkap saat ini adalah learning cycle 7E. Stoikiometri merupakan materi wajib yang harus dikuasai oleh siswa kelas X SMA, berdasarkan hasil penelitian Reswari (2013) penerapan Learning Cycle 7E dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan proses sains siswa pada materi stoikiometri.

Bab III terdiri atas tujuh bagian sub bab, meliputi Metode Penelitian. Lokasi dan Subjek Penelitian, Instrumen Penelitian, Prosedur Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Analisis Instrumen Penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X salah satu SMA di Kota Bandung sebanyak 28 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah Pre-experimental dengan bentuk one group pretest-postes-control design. Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan rumusan masalah, maka digunakan instrumen penelitian, yang meliputi soal tes, angket, pedoman wawancara, dan lembar observasi. Langkah-langkah yang


(19)

9

ditempuh dalam penelitian terbagi ke dalam tiga tahap, yakni tahap pendahuluan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.

Bab IV terdiri atas tiga sub bab, meliputi hasil belajar siswa, tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran melalui praktikum dalam model pembelajaran Learning Cycle 7E, dan Kelancaran pelaksanaan praktikum dalam model pembelajaran Learning Cycle 7E. Hasil belajar siswa dijabarkan kembali ke dalam beberapa bagian yaitu hasil belajar keseluruhan siswa, hasil belajar siswa pada setiap kategori kelompok siswa, dan hasil belajar siswa pada setiap konsep. Hasil belajar siswa dianalisis berdasarkan presentase rata-rata nilai pretes, postes, dan N-Gain. Untuk tanggapan siswa dianalisis berdasarkan presentase skor angket siswa sedangkan untuk hasil wawancara disajikan secara naratif dan lembar observasi dianalisis berdasarkan presentase skor aktivitas siswa.

BAB V terdiri atas dua sub bab, meliputi kesimpulan dan saran. Pada bagian kesimpulan dijabarkan menjadi beberapa bagian sesuai dengan rumusan masalah. Bagian pertama menyimpulkan mengenai hasil belajar siswa, bagian kedua menyimpulkan hasil tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran, dan bagian ketiga menyimpulkan hasil observasi aktivitas siswa untuk mengetahui kelancaran pelaksanaan praktikum. Sedangkan bagian saran berisi saran-saran perbaikan mengenai pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.


(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan mengenai metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, serta analisis data.

A. Metode Penelitian

Penelitian yang dirancang menggunakan desain penelitian Pre-eksperimental design yaitu metode penelitian yang belum bereksperimen sungguh-sungguh karena hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen akibat tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2009). Bentuk pre-experimental design yang digunakan dalam penelitian adalah One Group Pretest-Posttest Design. dengan pola sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Pretest Perlakuan Posttest

O1 X O2

Pengaruh perlakuan yang diberikan dapat dilihat dari perbedaan pretest dan posttest.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X sebanyak 28 orang di salah satu SMA di Bandung pada semester 1 tahun ajaran 2013-2014.

Saat kegiatan praktikum berlangsung, siswa dibagi ke dalam 9 kelompok, di mana masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa. Pengelompokkan ini dilakukan secara heterogen berdasarkan prestasi dan gender. Setiap kelompok terdiri dari siswa kategori kelompok tinggi, sedang dan rendah. Pengelompokkan kategori siswa didasarkan pada nilai rata-rata ulangan harian dan standar deviasinya. Siswa yang termasuk kelompok tinggi adalah semua siswa yang mempunyai nilai sebesar nilai rata-rata plus standar deviasi ke atas. Kelompok rendah adalah semua siswa yang mempunyai nilai sebesar nilai rata-rata minus


(21)

33

standar deviasi ke bawah sedangkan yang termasuk kelompok sedang adalah siswa yang mempunyai nilai antara kelompok tinggi dan kelompok rendah (Arikunto, 2010). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rata-rata nilai ulangan harian keseluruhan siswa adalah 63,75 dan standar deviasi sebesar 13,85. Pengelompokkan siswa secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran D.1. Banyaknya jumlah siswa untuk setiap kategori disajikan dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Pembagian Kategori Kelompok Siswa

No. Kategori Kelompok Siswa Jumlah Siswa Batas Nilai

1. Tinggi 5

2. Sedang 17 <77,60 dan >49,89

3. Rendah 6

C. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah berupa:

1. Tes Tertulis

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto, 2010).

Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur hasil belajar siswa pada konsep stoikiometri setelah maupun sebelum melaksanakan pembelajaran melalui praktikum dalam model pembelajaran Learning Cycle 7E. Tes tertulis ini terdiri dari 20 soal pilihan ganda yang disusun berdasarkan indikator pembelajaran yang ingin dicapai dan jenjang kognitifnya. Kisi-kisi soal penguasaan konsep stoikiometri secara utuh dapat dilihat pada Lampiran B.1.


(22)

34

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Tes Penguasaan Konsep

Konsep Indikator Pembelajaran

Soal Berdasarkan Domain Aspek Kognitif

C1 C2 C3 C4

Persamaan reaksi kimia

1. Menuliskan persamaan reaksi kimia 5 2. Menyetarakan persamaan reaksi kimia 6

Hukum-hukum Dasar Kimia

3. Menjelaskan hukum-hukum dasar kimia 7, 8, 9, 10, 11

Konsep mol

4. Menjelaskan massa atom relatif dan

massa molekul relatif 1, 2 4 5. Menghitung massa atom relatif (Ar) dan

massa molekul relatif (Mr) berdasarkan data percobaan.

15

6. Menerapkan konsep mol dalam

perhitungan kimia 3

12, 13, 14, 16

17, 18, 19, 20

Untuk mendapatkan suatu instrumen penelitian yang valid dan reliabel maka instrumen tersebut harus diuji coba terlebih dahulu. Aspek yang perlu diuji dari instrumen penelitian antara lain validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran. Oleh karena itu, dilakukan uji coba instrumen yang telah divalidasi oleh dosen pembimbing terhadap 37 siswa kelas X pada semester 2 tahun ajaran 2012-2013 yang telah mempelajari materi stoikiometri di salah satu SMA Negeri di kota Bandung.

2. Angket

Angket (kuisioner) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal lain yang ia ketahui (Arikunto, 2010).

Angket yang digunakan berupa angket tertutup, yaitu dalam angket tersebut telah disediakan alternatif jawabannya sehingga siswa tinggal memilih


(23)

35

alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan dirinya. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa sejumlah pernyataan dengan opsi jawaban disusun dalam bentuk skala Likert yang dikategorikan dalam skala SS (Sangat setuju), S (Setuju), R (Ragu-ragu), TS (Tidak setuju), dan STS (Sangat tidak setuju). Angket dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap bahan ajar, pelaksanaan pembelajaran, dan tanggapan terhadap LKS yang digunakan selama pembelajaran. Pedoman angket siswa secara utuh dapat dilihat pada lampiran B.3.

Tabel 3.4 Skor Skala Likert

Jawaban SS S R TS STS

Skor 5 4 3 2 1

Untuk memfokuskan pertanyaan pada angket, maka perlu adanya kisi-kisi angket. Berikut Kisi-kisi angket yang disusun penulis dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket

No. Aspek Penilaian Nomor Pernyataan

1. Tanggapan siswa terhadap bahan ajar 1, 2 2. Tanggapan siswa terhadap pelaksanaan

pembelajaran 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

3. Tanggapan siswa terhadap LKS 10, 11, 12

3. Pedoman Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2010). Menurut Sugiyono (2009) wawancara digunakan oleh penelitian apabila ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, dan sikap terhadap sesuatu (Arikunto, 2010). Pedoman wawancara pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui respon siswa mengenai pembelajaran dalam rangka memperkuat data hasil angket. Pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran B.5.


(24)

36

Kisi-kisi pedoman wawancara yang dikembangkan penulis dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara

No. Aspek Penilaian Nomor Pernyataan

1. Tanggapan siswa terhadap bahan ajar 1 2. Tanggapan siswa terhadap pelaksanaan

pembelajaran 2, 3, 4, 5, 6, 7

3. Tanggapan siswa terhadap LKS 8, 9, 10, 11, 12

4. Lembar Observasi

Menurut Hadi (dalam Sugiyono, 2009) observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi terhadap kegiatan siswa. Observasi terhadap siswa dilakukan untuk melihat aktivitas siswa kaitannya dengan kelancaran pelaksanaan praktikum dalam model pembelajaran learning cycle 7E.

Kegiatan observasi pada penelitian ini dilakukan oleh empat orang observer. Lembar observasi (Checklist) digunakan sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan observasi. Lembar observasi ini merupakan lembar yang berisi daftar jenis kegiatan yang akan diamati, disusun berdasarkan langkah-langkah kerja dalam LKS. Lembar observasi secara lengkap dapat dilihat pada lampiran B.4.

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Lembar Observasi

No. Aspek Penilaian Nomor Pertanyaan

1. Memeriksa kelengkapan alat dan bahan

1, 2

2. Melakukan percobaan sesuai langkah-langkah

pada LKS

3, 4, 5, 6

3. Menghitung Ar/Mr

7

4. Menyimpulkan

8


(25)

37

D. Prosedur Penelitian

Untuk membantu mengarahkan penelitian agar sesuai dengan tujuan penelitian, digambarkan alur penelitian seperti terlihat pada Gambar 3.1.


(26)

38

Gambar 3.1. Alur Penelitian

Pembuatan instrumen penelitian (soal tes kognitif, angket,

wawancara, observasi)

Validasi

Penyusunan RPP Rancangan RPP Analisis Kurikulum Kimia

SMA Kelas X

Studi kepustakaan teori hasil belajar, praktikum dan learning cycle 7E

Analisis Materi Stoikiometri

Analisis Indikator pembelajaran yang akan dicapai

Reliabilitas, taraf kesukaran dan daya

pembeda soal tes

Revisi

Revisi

Pretest (Tes awal)

Pelaksanaan Pembelajaran

Postest (Tes akhir)

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Hasil

Angket dan Wawancara

Observasi

Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan


(27)

39

Tahapan-tahapan prosedur yang ditempuh dalam melakukan penelitian, meliputi:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan, kegiatan yang dilakukan adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan mempersiapkan instrumen penelitian. Dalam penyusunan RPP dan Instrumen, dilakukan review terhadap kurikulum kimia SMA kelas X mata pelajaran kimia dan buku-buku kimia penunjang untuk menganalisis konsep-konsep penting dalam stoikiometri. Instrumen penelitian yang dibuat adalah Angket untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang dilakukan, pedoman wawancara untuk mendukung data hasil angket, lembar observasi untuk melihat kelancaran praktikum dan soal tes untuk mengukur penguasaan konsep siswa.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini, dilakukan penerapan pembelajaran stoikiometri melalui praktikum dalam model pembelajaran Learning Cycle 7E yang dimulai dengan pemberian tes awal (pretest). Kegiatan pembelajaran terdiri dari 3 x pertemuan, 1 kali pertemuan untuk pretes, 1 kali untuk pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk tes akhir (posttest) serta menyaring respon siswa. Pada saat pembelajaran kegiatan siswa diobservasi oleh beberapa observer. Pada pertemuan terakhir, siswa mengisi angket tanggapan siswa dan 2 siswa dari kelompok tinggi serta 2 siswa dari kelompok rendah menjawab pertanyaan wawancara.

3. Tahap Analisis Data dan Penyusunan Laporan

Pada tahapan ini, semua data yang telah terkumpul dianalisis dan diolah. Selanjutnya dilakukan penyusunan laporan.

E. Teknik Pengolahan Data 1. Pengolahan Tes Tertulis

Setelah siswa melakukan tes tertulis, selanjutnya jawaban siswa diuji dengan tahapan sebagai berikut.


(28)

40

a. Memberikan skor atau nilai mentah terhadap setiap jawaban pretes dan postes siswa dengan ketentuan: Jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0.

b. Mengubah skor mentah ke dalam persentase, berdasarkan rumus:

(Firman, 2000)

Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa

Skor Kriteria

81-100 Sangat baik 61-80 Baik 41-60 Cukup 21-40 Kurang

0-20 Sangat kurang

(Arikunto, 2010) c. Menghitung Gain

d. Menganalisis peningkatan konsep siswa (sebelum dan sesudah proses pembelajaran) dengan cara menghitung normalitas Gain (N-Gain) dengan rumus:

Normalitas Gain =

Data hasil pengolahan N-Gain dapat dilihat pada lampiran D.4.

Tabel 3.9 Kriteria peningkatan kognitif siswa N-Gain Kriteria Peningkatan

G > 0,7 Tinggi 0,3 < G < 0,7 Sedang G < 0,3 Rendah


(29)

41

2. Pengolahan Data Observasi

a. Memberikan skor : skor 3 jika siswa melakukan dengan baik, 2 jika siswa melakukan dengan kurang baik, dan 1 jika siswa tidak melakukan.

b. Menjumlahkan skor yang diperoleh. c. Merata-ratakan skor yang diperoleh.

d. Merubah rata-rata skor yang ke bentuk presentase dengan rumus:

e. Memberikan kategori penilaian : baik, cukup, dan kurang.

Tabel 3.10 Bobot Presentase Lembar Observasi

Kriteria Bobot

68%-100% Baik

34%-67% Cukup

0-33% Kurang

3. Pengolahan data angket

Pengolahan data angket dilakukan dengan cara: a. Menghitung skor

Skor = Bobot jumlah responden

Tabel 3.11 Bobot Jawaban Angket

Kriteria Bobot

SS 5

S 4

R 3

TS 2

STS 1

b. Penentuan skor maksimal

Skor = bobot maksimal jumlah poin jumlah responden c. Penentuan rumusan presentase skor


(30)

42

d. Interpretasi data yang diperoleh

(Sugiyono, 2009) e. Membuat kesimpulan

3. Pengolahan Wawancara

Hasil waawancara ditranskripsikan secara naratif untuk mengetahui secara lebih jelas tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran stoikiometri melalui praktikum dalam model pembelajaran learning cycle 7E serta mengetahui minat siswa dan motivasi siswa dalam mempelajari kimia.

F. Analisis Instrumen Penelitian 1. Validitas Tes

Validitas suatu alat ukur menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat ukur tersebut (Firman, 2000).Validitas yang digunakan adalah validitas isi. Menurut Firman (2000) validitas isi yaitu yang di pandang sebagai isi (content) bahan pelajaran yang dicakup oleh alat ukur tersebut. Dalam penelitian ini validasi tes dilakukan dengan cara meminta pertimbangan para ahli, yaitu dosen ahli pendidikan kimia.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Firman (2000), reliabilitas adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Jika alat ukur mempunyai reliabilitas tinggi maka pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dengan alat ukur itu terhadap subjek yang sama akan menghasilkan informasi yang sama atau mendekati sama. Arikunto (2010) menyatakan bahwa suatu tes dikatakan mempunyai

100% 80%

60% 40%

20%


(31)

43

taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Pada penelitian ini reliabilitas diukur dengan menggunakan rumus KR-20

(Kuder-Richardson) sebagai berikut:

[ ∑ ]

Keterangan:

ri = reliabilitas instrumen

k = jumlah item dalam instrumen

pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1

qi = 1-pi

st2 = varians total

(Sugiyono, 2009) Untuk menafsirkan harga reliabilitas digunakan acuan sebagai berikut:

Tabel 3.12 Tafsiran Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Tafsiran

0,000 – 0,199 Sangat rendah 0,200 – 0,399 Rendah 0,400 – 0,599 Cukup 0,600 – 0,799 Tinggi 0,800 – 1,000 Sangat tinggi

(Arikunto, 2010) 3. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2010). Daya pembeda butir soal dihitung dengan dengan menggunakan persamaan berikut:


(32)

44

Keterangan:

DP : Indeks Daya Pembeda

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA : Banyaknya peserta tes kelompok atas

JA : Banyaknya peserta tes kelompok bawah.

Kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 3.13 Daya Pembeda Butir Soal

Indeks Daya Pembeda (DP) Kualifikasi

0,00 – 0,19 Kurang 0,20 – 0,39 Cukup

0,40 – 0,69 Baik

0,70 – 1,00 Sangat Baik

(Arikunto, 2010)

4. Taraf Kesukaran

Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal (Arikunto, 2010).

Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal, maka digunakan persamaan:

Keterangan:

P : Indeks Kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes


(33)

45

Tabel 3.14 Kategori Taraf Kesukaran Soal

Harga P Kategori Soal

G > 0,7 Mudah 0,3 < G < 0,7 Sedang G < 0,3 Sukar


(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara keseluruhan siswa mengalami peningkatan penguasaan konsep (N-Gain = 64,4%) dengan kategori peningkatan sedang. Peningkatan tertinggi terjadi pada konsep mol dengan N-Gain sebesar 71,5% (kategori peningkatan tinggi). Peningkatan terendah terjadi pada konsep persamaan reaksi kimia dengan N-Gain sebesar 32,1% (kategori peningkatan sedang). Pada kategori kelompok siswa, peningkatan penguasaan konsep tertinggi dicapai oleh kategori siswa kelompok tinggi (N-Gain = 69,6%).

2. Pada umumnya siswa memberi tanggapan positif terhadap pembelajaran stoikiometri melalui praktikum dalam model pembelajaran Learning Cycle 7E. Hal ini karena dengan pembelajaran stoikiometri melalui praktikum dalam model pembelajaran Learning Cycle 7E siswa berpartisipasi aktif pada saat pembelajaran, minat serta motivasi belajar siswa meningkat untuk membangun pengetahuannya, sehingga siswa lebih mudah memahami konsep-konsep pada materi pokok stoikiometri.

3. Pembelajaran Stoikiometri melalui praktikum dalam model pembelajaran Learning Cycle 7E sudah terlaksana dengan baik (87,78%).


(35)

65

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan terkait dengan hasil penelitian adalah: 1. Pembelajaran pada topik stoikiometri melalui praktikum dalam model

pembelajaran Learning Cycle 7E dapat dijadikan alternatif pembelajaran yang perlu dipertimbangkan oleh guru, karena dengan pembelajaran ini siswa dapat berperan aktif dan motivasi belajar siswa meningkat sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa. Namun perlu dipersiapkan waktu yang cukup agar pelaksanaan pembelajaran melalui Learning Cycle 7E berjalan dengan lancar dan mendapat hasil belajar yang optimal.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan kegiatan praktikum dalam model pembelajaran Learning Cycle 7E dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada topik kimia lain dengan memperbaiki instrumen dan LKS yang digunakan.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk masing-masing praktikum penentuan massa atom relatif Mg dan massa molekul relatif Butana terhadap peningkatan penguasaan konsep siswa dengan menyesuaikan alokasi waktu pembelajaran yang tersedia.

4. Perlu dilakukan perbaikan oleh peneliti selanjutnya terhadap LKS yang digunakan.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, S. (2007). Strategi Pembelajaran Kimia. Jakarta: Gramedia.

Arifin, M. dkk. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Aunurrahman. (2008). Belajar dan Pembelajaran Memadukan Teori-Teori Klasik dan Pandangan-Pandangan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.

Baharudin dan Wahyuni. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Djamarah, S.B. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Eisenkraft, A. (2003). “Expanding the 5E Model”, A Journal for High School Science Educators Published by The National Science Teachers Association The Science Teacher Vol. 70, No.6.

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Hake, R. R. (1998). “Interactive Engagement Methods In Introductory

Mechanichs Courses” . [Online].

Tersedia:http://www.physics.Indiana.edu/ sdi/IEM-2b.pdf,accessed on [22 Maret 2013]

Jannah, A. and Azizah, U. (2012). “The Development of Chemistry Worksheet Bilingual with Learning Cycle 7-E Orientation in The Reaction Rate Topic as Supporting Learning for Pioneering International Senior High School”, Unesa Journal of Chemical Education Vol. 1, No. 1.

Kusumaningsih dan Asep, Sutiadi. (2013). “Penerapan Model Learning Cycle 7E untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa SMA pada Materi Usaha dan Energi”. Jurnal Pendidikan FPMIPA UPI Bandung Vol.IV No. 1 April 2013.

Nurfalah, F. (2012). Pengembangan Prosedur Praktikum Dan Lembar Kerja Siswa Berbasis Learning Cycle 7E pada Penentuan Massa Atom Relatif Dan Massa Molekul Relatif. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(37)

67

Polyem, T., et al. (2011). “Learning Achievement, Science Process Skills, and Moral Reasoning of Ninth Grade Students Learned by 7E Learning Cycle and Socioscientific Issue-based Learning”, Australian Journal of Basic and Applied Sciences 5(10): 257-564, ISSN 1991-8178.

Rachman, A. (2012). “Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Sebagai Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas XI TITL 2 SMKN 2 PENGASIH”. Artikel Pendidikan. [Online]. Tersedia : http://digilab.uny.edu [20 Juli 2013].

Reswari, G. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif dan Keterampilan Proses Sins Siswa MTs pada Materi Tekanan Zat Materi. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rustaman. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sanjaya. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Siribunnam, R., and Tayraukham, S. (2009). “Effect of 7-E, KWL and Conventional on Analitycal Thinking, Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry Learning”. Journal of Social Sciences 5(4):279-282.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sunarto. (2009). Pengertian Prestasi Belajar. [ONLINE]. Tersedia:

http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/. [26 maret 2013].

Sunarya, Y. dan Agus S. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.


(38)

68

Utami, B. dkk. (2009). Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Wahyu, W. Dkk. (2007). Belajar Dan Pembelajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Wiyanto. (2008). Menyiapkan guru sains mengembangkan kompetensi Laboratorium. Semarang: UNES.


(1)

45

Tabel 3.14 Kategori Taraf Kesukaran Soal Harga P Kategori Soal

G > 0,7 Mudah

0,3 < G < 0,7 Sedang

G < 0,3 Sukar


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara keseluruhan siswa mengalami peningkatan penguasaan konsep (N-Gain = 64,4%) dengan kategori peningkatan sedang. Peningkatan tertinggi terjadi pada konsep mol dengan N-Gain sebesar 71,5% (kategori peningkatan tinggi). Peningkatan terendah terjadi pada konsep persamaan reaksi kimia dengan N-Gain sebesar 32,1% (kategori peningkatan sedang). Pada kategori kelompok siswa, peningkatan penguasaan konsep tertinggi dicapai oleh kategori siswa kelompok tinggi (N-Gain = 69,6%).

2. Pada umumnya siswa memberi tanggapan positif terhadap pembelajaran stoikiometri melalui praktikum dalam model pembelajaran Learning Cycle 7E. Hal ini karena dengan pembelajaran stoikiometri melalui praktikum dalam model pembelajaran Learning Cycle 7E siswa berpartisipasi aktif pada saat pembelajaran, minat serta motivasi belajar siswa meningkat untuk membangun pengetahuannya, sehingga siswa lebih mudah memahami konsep-konsep pada materi pokok stoikiometri.

3. Pembelajaran Stoikiometri melalui praktikum dalam model pembelajaran Learning Cycle 7E sudah terlaksana dengan baik (87,78%).


(3)

65

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan terkait dengan hasil penelitian adalah: 1. Pembelajaran pada topik stoikiometri melalui praktikum dalam model

pembelajaran Learning Cycle 7E dapat dijadikan alternatif pembelajaran yang perlu dipertimbangkan oleh guru, karena dengan pembelajaran ini siswa dapat berperan aktif dan motivasi belajar siswa meningkat sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa. Namun perlu dipersiapkan waktu yang cukup agar pelaksanaan pembelajaran melalui Learning Cycle 7E berjalan dengan lancar dan mendapat hasil belajar yang optimal.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan kegiatan praktikum dalam model pembelajaran Learning Cycle 7E dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada topik kimia lain dengan memperbaiki instrumen dan LKS yang digunakan.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk masing-masing praktikum penentuan massa atom relatif Mg dan massa molekul relatif Butana terhadap peningkatan penguasaan konsep siswa dengan menyesuaikan alokasi waktu pembelajaran yang tersedia.

4. Perlu dilakukan perbaikan oleh peneliti selanjutnya terhadap LKS yang digunakan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, S. (2007). Strategi Pembelajaran Kimia. Jakarta: Gramedia.

Arifin, M. dkk. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Aunurrahman. (2008). Belajar dan Pembelajaran Memadukan Teori-Teori Klasik dan Pandangan-Pandangan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.

Baharudin dan Wahyuni. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Djamarah, S.B. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Eisenkraft, A. (2003). “Expanding the 5E Model”, A Journal for High School Science Educators Published by The National Science Teachers Association The Science Teacher Vol. 70, No.6.

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Hake, R. R. (1998). “Interactive Engagement Methods In Introductory

Mechanichs Courses” . [Online].

Tersedia:http://www.physics.Indiana.edu/ sdi/IEM-2b.pdf,accessed on [22 Maret 2013]

Jannah, A. and Azizah, U. (2012). “The Development of Chemistry Worksheet Bilingual with Learning Cycle 7-E Orientation in The Reaction Rate Topic as Supporting Learning for Pioneering International Senior High School”, Unesa Journal of Chemical Education Vol. 1, No. 1.

Kusumaningsih dan Asep, Sutiadi. (2013). “Penerapan Model Learning Cycle 7E untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa SMA pada Materi Usaha dan Energi”. Jurnal Pendidikan FPMIPA UPI Bandung Vol.IV No. 1 April 2013.

Nurfalah, F. (2012). Pengembangan Prosedur Praktikum Dan Lembar Kerja Siswa Berbasis Learning Cycle 7E pada Penentuan Massa Atom Relatif Dan Massa Molekul Relatif. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(5)

67

Polyem, T., et al. (2011). “Learning Achievement, Science Process Skills, and Moral Reasoning of Ninth Grade Students Learned by 7E Learning Cycle and Socioscientific Issue-based Learning”, Australian Journal of Basic and Applied Sciences 5(10): 257-564, ISSN 1991-8178.

Rachman, A. (2012). “Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Sebagai Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas XI TITL 2 SMKN 2 PENGASIH”. Artikel Pendidikan. [Online]. Tersedia : http://digilab.uny.edu [20 Juli 2013].

Reswari, G. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif dan Keterampilan Proses Sins Siswa MTs pada Materi Tekanan Zat Materi. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rustaman. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sanjaya. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Siribunnam, R., and Tayraukham, S. (2009). “Effect of 7-E, KWL and Conventional on Analitycal Thinking, Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry Learning”. Journal of Social Sciences 5(4):279-282.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sunarto. (2009). Pengertian Prestasi Belajar. [ONLINE]. Tersedia:

http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/. [26 maret 2013].

Sunarya, Y. dan Agus S. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.


(6)

Utami, B. dkk. (2009). Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Wahyu, W. Dkk. (2007). Belajar Dan Pembelajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Wiyanto. (2008). Menyiapkan guru sains mengembangkan kompetensi Laboratorium. Semarang: UNES.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Learning Cycle 7E Terhadap Kemampuan Koneksi Matematik Siswa

7 19 177

Pengaruh penggunaan LKS berbasis learning Cycle 7E pada pembelajaran konstruktivisme konsep sistem peredaran darah

0 4 12

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA DALAM MATERI PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA TRI SUKSES NATAR

6 23 61

PERBEDAAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E SMK YPK MEDAN.

1 7 27

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E PADA MATA PELAJARAN Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta Tahun

0 1 19

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E PADA MATA PELAJARAN Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta Tahun

0 0 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA SISWA Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle pada Siswa Kelas IV SD Negeri Pasekan 2 Ambarawa Kanbupaten Semarang Tahun 2011/2012.

0 0 18

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI.

0 1 5

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7E (LC 7E) PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS X IPA 4 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 20162017

0 0 10

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X SMA

0 2 9