PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRI PADA PROGRAM PARENTING DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN ORANG TUA TENTANG POLA ASUH.

(1)

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TESIS

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRI PADA PROGRAM PARENTING DALAM MENINGKATKAN

PEMAHAMAN ORANG TUA TENTANG POLA ASUH

(Studi Pada Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

Oleh

Indra Dwi Handoko, ST 1101130

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

==========================================================

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRI PADA PROGRAM PARENTING DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN

ORANG TUA TENTANG POLA ASUH

Oleh

Indra Dwi Handoko

UPI Bandung, 2013

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Indra Dwi Handoko 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesisi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh


(4)

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul ”Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orang Tua Tentang Pola Asuh” studi kasus pada Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita Propinsi Jawa Barat, merupakan penelitian pada kegiatan parenting yang proses pembelajarannya mendekati strategi pembelajaran inquiri. Strategi yang mengarahkan warga belajar untuk mencari dan menemukan sendiri solusi dan jawaban dari permasalahan. Strategi pembelajaran inquiri harus menerapkan langkah-langkah pengajuan permasalahan, pengajuan pertanyaan penelitian atau hipotesis, pengumpulan data, kesimpulan dan generalisasi. Langkah-langkah ini harus dilakukan oleh warga belajar karena strategi inquiri berpusat pada warga belajar (student oriented). Penelitian dilaksanakan pada proses pembelajaran dalam parenting yang diikuti oleh warga belajar yang berasal dari lingkungan keluarga kurang mampu dari aspek sosial, ekonomi, dan pendidikan. Warga belajar merupakan orang tua dari anak yang dititipkan di RPSAB Cibabat. Anak yang mendapat pola asuh baik dan benar ketika berada di RPSAB Cibabat tapi jarang mendapat pola asuh yang baik dan benar ketika berada dilingkungan keluarga. Hal ini diakibatkan rendahnya pengetahuan dan wawasan orang tua tentang pola asuh yang baik dan benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran inquiri dalam hal perencanaan kegiatan, pelaksanaan strategi, evaluasi kegiatan, dan pengaruh pada pemahaman peserta. Sehingga mendapat gambaran konkrit tentang perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pemahaman peserta dalam kegiatan parenting yang menggunakan strategi pembelajaran inquiri dalam kegiatan parenting di RPSAB Cibabat. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif untuk dapat mengeksplorasi dan memahami makna yang ada sesuai kenyataan di lapangan yang berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses observasi, wawancara, dan studi dokumentasi pada objek penelitian merupakan teknik yang dilakukan dalam penelitian ini untuk menggali informasi yang dibutuhkan sehingga mendapat hasil yang konkrit. Hasil dari penelitian ini memberi gambaran tentang perencanaan strategi pembelajaran inquiri tidak dilakukan secara utuh sesuai dengan langkah-langkah perencanaan dalam pembelajaran. Perencanaan strategi pembelajaran diserahkan sepenuhnya pada narasumber. Dalam pelaksanaan strategi pembelajaran inquiri tidak dilaksanakan secara utuh sesuai dengan langkah-langkah inquiri. Bagi warga belajar yang berasal dari lingkungan keluarga miskin harus ada perlakuan-perlakuan khusus dari fasilitator dalam tiap langkah inquiri. Perlakuan secara verbal maupun visual yang dapat mengintervensi warga belajar dalam pelaksanaan langkah-langkah inquiri. Strategi inquiri yang diterapkan mempengaruhi secara signifikan tingkat pemahaman dari warga belajar terhadap materi yang disampaikan. Hal ini terlihat dari penerapan pola asuh yang berubah kearah yang baik dari warga belajar. Sehingga anak balita tidak terjerumus kedalam kerawanan sosial yang menjadi tujuan utama dari RPSAB Cibabat Dinas Sosial Propinsi Jawa Barat.


(5)

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

The study, entitled "Application of Learning Strategies inquiri On Parenting Program to Increase Understanding Parents About Parenting" case studies on Social Protection Childhood Home in West Java, is a research on parenting activities learning process learning strategies inquiri approach. Strategy that directs the learners to seek and find their own solutions and answers to problems. Inquiri learning strategy should implement measures filing issues, submission of research questions or hypotheses, data collection, inference and generalization. These steps must be done by the learners because the inquiry strategy centered learning community (student oriented). The experiment was conducted on the learning process in parenting followed by the learners who come from disadvantaged family environment of social, economic, and educational. Residents learn are parents of children are entrusted in RPSAB Cibabat. Children who are good and true parenting while in RPSAB Cibabat but rarely gets good parenting and family environment are correct when. This is due to lack of knowledge and insight into the parents about good parenting and correct. This study aims to determine the application of the inquiry learning strategies in planning activities, implementation strategies, evaluation, and impact on the understanding of the participants. So it gets a concrete description of the planning, implementation, evaluation, and understanding of the participants in the parenting activities that use the inquiry learning strategies in parenting activities in RPSAB Cibabat. This research uses descriptive qualitative method to explore and understand the meanings fit the reality stemming from social or humanitarian issues. Process of observation, interviews, and documentation on the object of research is a technique performed in this study to gather information needed to get concrete results. The results of this study provide information on the inquiry learning strategy planning is not done in full accordance with the planning steps in learning. Planning learning strategy rests entirely on the speakers. In the implementation of the inquiry learning strategies are not implemented in full in accordance with the steps the inquiry. For learners who come from a poor family environment should be no special treatments facilitator in each step of the inquiry. Treatment verbal and visual learners who can intervene in the implementation of measures inquiri. Inquiri strategy adopted affects significantly the level of understanding of the learners of the material presented. This is evident from the application of parenting to turn towards the good of the citizens to learn. So the toddler does not fall into social insecurity are the main objectives of RPSAB Cibabat Social Service of West Java Province.


(6)

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Hal Kata Pengantar …….……….

Ucapan Terima Kasih ……… Abstrak ……….. Abstract ………. i ii iii iv Daftar Isi ….………..

Daftar Gambar ……….. Daftar Tabel ……….. Bab I. Pendahuluan ………...………...

A. Latar Belakang ………...……….………..

B. Identifikasi Masalah ..……….……….…………. C. Perumusan dan Pembatasan Masalah …………..………... D. Tujuan Penelitian ………..……… E. Manfaat Penelitian ……….………... F. Sistematika Penulisan ………... Bab II. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pemikiran ………

A. Tinjaun Pustaka ………

1. Strategi Pembelajaran Inquiri ……….

2. Program ………..

3. Parenting ……….

4. Pola Asuh ………

5. Pendidikan Orang Dewasa ………..

B. Kerangka Berpikir ……….

Bab III. Metode Penelitian ……… A. Lokasi Penelitian dan Objek Penelitian ………

B. Pendekatan dan Metode ………

C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data ……..….

v viii ix 1 1 6 7 8 9 9 11 11 11 21 21 25 26 31 35 35 36 38


(7)

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Langkah-Langkah Penelitian ……… E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ….………

F. Proses Validasi ………..

Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan .………... A. Hasil Penelitian ………...……….. 1. Deskripsi Umum RPSAB Cibabat ……….

a. Sejarah ……….………..………

b. Peserta didik ………...………...

c. Tutor dan Pengasuh ………..………. 2. Perencanaan Strategi Pembelajaran Inquiri di RPSAB Cibabat ……

a. Langkah-langkah perencanaan ………. b. Aspek yang direncanakan ………. c. Pihak yang terlibat dalam perencanaan………. d. Hasil atau produk perencanaan ………. 3. Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inquiri di RPSAB Cibabat ……. a. Orientasi belajar dan kotrak belajar ………. b. Stimulus dalam proses pembelajaran ……… c. Mengidentifikasi permasalahan dan hipotesis ………. d. Pengumpulan data dan informasi ………..

e. Verifikasi ………...

f. Menarik kesimpulan ……….. 4. Evaluasi Program Parenting di RPSAB Cibabat ………

a. Konteks ……….

b. Input ………..

c. Proses ………

d. Output ………

5. Pemahaman Peserta Parenting di RPSAB Cibabat ………

a. Responden 1 (WB-1) ………

b. Responden 2 (WB-2) ………

42 42 44 46 46 46 46 49 51 52 52 59 61 63 65 65 67 68 70 72 74 75 75 76 78 80 81 83 85


(8)

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Responden 3 (WB-3) ………

B. Pembahasan ………..

1. Perencanaan Strategi Pembelajaran Inquiri ……….. 2. Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inquiri ……….. 3. Pelaksanaan Evaluasi Program Parenting ……….. 4. Pemahaman Peserta Parenting ……… Bab V. Kesimpulan dan Saran ………..

A. Kesimpulan ………...

1. Perencanaan Strategi Pembelajaran Inquiri ……… 2. Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inquiri ……… 3. Evaluasi Program Parenting ……… 4. Pemahaman Warga Belajar ……….

B. Saran ………..

Daftar Pustaka ………... Lampiran ………...

87 89 91 96 99 101 109 109 109 110 110 111 112 114 117-195


(9)

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 1. Kerangka Berpikir ………

Gambar 2. Struktur Organisasi RPSAB Cibabat ……… Gambar 3. Grafik Tingkat Pemahaman Warga belajar ………..

32 48 104


(10)

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Hal. Tabel 1. Data Anak dan Jenis Pekerjaan Orang Tua .………..

Tabel 2. Hasil Wawancara Instrument 1.A.1-2……….. Tabel 3. Hasil Wawancara Instrument 1.A.3-5 ………. Tabel 4. Hasil Wawancara Instrument 1.A.6. ………... Tabel 5. Hasil Wawancara Instrument 1.A.7-8………. Tabel 6. Hasil Wawancara Instrument 1.B.1………. Tabel 7. Hasil Wawancara Instrument 1.B.2………. Tabel 8. Hasil Wawancara Instrument 1.B.3………. Tabel 9. Hasil Wawancara Instrument 1.C.1-2……… Tabel 10. Hasil Wawancara Instrument 1.C.3………... Tabel 11. Hasil Wawancara Instrument 1.C.4-5……… Tabel 12. Hasil Wawancara Instrument 1.D.1-4……… Tabel 13. Hasil Wawancara Instrument 2.A.1………... Tabel 14. Hasil Wawancara Instrument 2.A.2………... Tabel 15. Hasil Wawancara Instrument 2.A.3-5……… Tabel 16. Hasil Wawancara Instrument 2.B.1-3……… Tabel 17. Hasil Wawancara Instrument 2.C.1………... Tabel 18. Hasil Wawancara Instrument 2.C.2-3……….. Tabel 19. Hasil Wawancara Instrument 2.D.1………. Tabel 20. Hasil Wawancara Instrument 2.D.2-3………

51 53 54 57 58 59 60 60 62 62 63 64 65 66 66 67 68 69 70 71


(11)

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 21. Hasil Wawancara Instrument 2.E.1………... Tabel 22. Hasil Wawancara Instrument 2.E.2-3……… Tabel 23. Hasil Wawancara Instrument 2.F.1……… Tabel 24. Hasil Wawancara Instrument 2.F.2……… Tabel 25. Hasil Wawancara Instrument 3.A.1……….. Tabel 26. Hasil Wawancara Instrument 3.B.1-2……… Tabel 27. Hasil Wawancara Instrument 3.C.1-2……… Tabel 28. Hasil Wawancara Instrument 3.D.1-2……… Tabel 29. Data Hasil Angket……….. Tabel 30. Hasil Wawancara Instrument 4.A.1-7……… Tabel 31. Hasil Wawancara Instrument 4.A.1-7……… Tabel 32. Hasil Wawancara Instrument 4.A.1-7……… Tabel 33. Pelaksanaan Evaluasi………. Tabel 34. Indikator Kemampuan Pemahaman Warga Belajar………...

72 73 74 74 76 77 79 80 82 83 85 87 100 102


(12)

1

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan merupakan pondasi bagi perkembangan manusia. Pendidikan yang baik dan berkualitas dari sejak dini akan menjadi cikal bakal tumbuhnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas baik. Pendidikan menurut Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 yaitu:

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan nonformal merupakan bagian dari sistem pendidikan. Pendidikan nonformal yang juga disebut dengan pendidikan luar sekolah merupakan suatu lingkup pendidikan yang kepemilikannya terfokus pada masyarakat, menyangkut kemandirian, pendanaan, pengelolaan dan aspek-aspek lainnya, yang kegiatannya dari, oleh dan untuk masyarakat. Pendidikan luar sekolah dapat dikatakan sebagai pelengkap, penambah, serta pengganti jalur pendidikan formal.

Pendidikan Non Formal menurut Sudjana (2004:22) yang juga mengacu pada pendapat Coombs, sebagai berikut:

Pendidikan nonformal merupakan setiap kegiatan yang terorganisasi dan sistematis di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu dalam mencapai tujuan belajarnya.

Pendidikan harus disiapkan dari usia dini. Usia yang sangat mempengaruhi perkembangan otak pada anak. Perkembangan yang harus difasilitasi oleh orang tua dan pengasuh. Menurut Morrison (2012:186) sangat penting bagi orang tua dan pengasuh anak untuk bermain dengan anak, merespon anak, dan berbicara dengan anak, karena inilah cara koneksi-koneksi dalam otak berkembang dan


(13)

2

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran terjadi. Banyak orang tua saat ini mempelajari tentang perkembangan anak melalui buku. Dan menginginkan tumbuh dan perkembangan anaknya dengan baik melalui kegiatan kelompok bermain (kober), play group, taman kanak-kanak, tempat penitipan anak. Untuk orang tua yang super sibuk yang memiliki dana, tentunya tidak perlu bingung dengan kondisi anak balitanya. Orang tua dapat menitipkan anaknya ke Taman Penitipan Anak (TPA).

Berdasarkan pengamatan peneliti pada beberapa lembaga pendidikan anak seperti Kelompok Bermain (Kober), Taman Penitipan Anak (TPA), Taman Kanak-Kanak (TK), dan Play Group banyak anak yang senang bermain dengan teman sebayanya tapi ada juga yang senang bermain sendirian. Menurut Gardner (Putra, 2012:57) pada usia ini anak-anak lebih intensif membangun relasi pertemanan dengan teman sejawat. Hal yang sama diungkapkan oleh Cole & Cole (Putra, 2012:57) yang menulis bahwa anak-anak mampu membuat perbandingan dirinya dengan orang lain, terutama teman sejawat. Berteman pada anak usia dini merupakan proses pembelajaran dan pengembangan keterampilan sosial. Dengan banyak teman, maka anak-anak lebih banyak berinteraksi dan berkomunikasi diantara mereka. Interaksi dan komunikasi yang berlangsung diantara mereka merupakan proses pembelajaran secara langsung yang meraka alami. Selain banyaknya teman sejawat, permainan edukatif sering ditemui pada lembaga pendidikan dan pengasuhan anak. Permainan edukatif ini penting bagi perkembangan anak. Piaget (Putra, 2012:44) melihat pentingnya permainan untuk menanamkan kesadaran akan aturan bagi anak. Hal yang sama juga disampaikan oleh Linda & Eyre (Putra, 2012:44) menegaskan permainan juga dapat merangsang anak-anak berpikir tentang keberanian dan alternatif-alternatifnya. Dengan adanya permainan-permainan yang dilakukan oleh anak secara bersamaan terjadi proses pembelajaran pada anak tersebut. Dengan banyaknya teman, permainan edukatif, serta didampingi oleh tutor, maka anak-anak mendapatkan dampingan dalam perkembangan kogintif, motorik, sosial, mental, dan etika anak yang sesuai dengan harapan para orang tua yang menitipkan balitanya di Taman


(14)

3

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penitipan Anak. Orang tua ingin perkembangan yang baik bagi anaknya tanpa harus mengganggu aktivitas orang tua khususnya sang ibu.

Berbeda ketika anak balita berasal dari keluarga yang kurang mampu atau miskin. Balita tidak mendapatkan dunia mereka seperti dunia anak-anak yang lainya. Dunia yang penuh dengan keceriaan, kesenangan, permainan, asupan gizi dan vitamin yang baik sehingga mendorong kecerdasan pada sang anak. Balita yang seharusnya mendapatkan kasih sayang dari orang tua, teman-temannya, dan lingkungannya justru mendapatkan perlakuan dan didikan yang seharusnya tidak layak untuk balita.

Kondisi seperti ini sering kita temui pada balita dari keluarga miskin. Sang ibu sibuk untuk mencari nafkah sebagai pembantu, tukang cuci, pengemis, dan menjadi TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Demi kelancaran sang ibu bekerja, anaknya dititipkan ketetangga yang kondisinya tidak jauh beda dengan keluarga balita. Yang lebih ironisnya, balita terkadang diajak dalam mencari nafkah. Dalam kasus tertentu, balita dieksploitasi demi mempelancar orang tua dalam mendapatkan uang secara instan. Hal ini yang sering kita temui pada pengemis-pengemis di perempatan lampu merah kota-kota besar. Anak dipaksa menghadapi kerasnya kehidupan di jalanan. Hujan panas yang berbahaya terhadap kesehatan balita harus ditempuhnya. Debu jalanan, asap kendaraan, dan pemandangan yang tidak pantas menjadi rutinitas balita. Sangat memprihatikan tentunya bagi perkembangan kognitif, motorik, sosial, mental, dan etika anak. Tidak ada istilah Golden Age bagi balita dari keluarga miskin. Bisa makan dan hidup sudah cukup bagi mereka.

Ibu yang mencari nafkah mestinya menitipkan balitanya di taman penitipan anak yang ada dilingkungan sekitar mereka. Ini merupakan upaya untuk mengurangi kerawanan sosial pada anak. Balita akan mendapatkan pengasuhan, didikan, dan pergaulan yang layak seperti balita lainya. Perkembangan kognitif, motorik, sosial dan etika anak dapat dilatih dengan baik. Disisi lainya, orang tua dapat mencari nafkah dengan serius dan tenang. Ekonomi keluarga dapat terbantu


(15)

4

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tanpa harus mengorbankan masa-masa perkembangan balita. Bukan hanya anak, orang tua juga harus mendapatkan pembelajaran tentang pola pengasuhan yang baik dan benar. Pola pengasuhan yang benar-benar membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Pola asuh yang memotivasi perkembangan secara optimal pada anak.

Melalui Taman Penitipan Anak Harapan Bunda yang sekarang berubah nama menjadi Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita (RPSAB) berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 113 Tahun 2010, di bawah koordinasi Balai Perlindungan Sosial Asuhan Anak Pagaden Subang Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat memfokuskan pada penitipan anak balita dari keluarga miskin yang ibunya mencari nafkah. Dengan harapan balita mendapatkan perkembangan yang layak dan sang ibu dapat mencari nafkah dengan tenang tanpa harus mengorbankan perkembangan anaknya.

Secara umum tugas pokok dari Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita (RPSAB) ini adalah menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial anak balita terlantar melalui kegiatan pengasuhan, rawatan, pembinaan dan perlindungan. Selain tugas pokok tersebut, Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat juga mempunyai fungsi :

1. Pencegahan, yaitu menghindarkan anak balita dan lingkungan sosialnya dari berbagai hambatan yang menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan anak balita secara optimal.

2. Pengembangan, yaitu meningkatkan kemampuan anak balita sesuai dengan tingkat perkembangan serta kemampuan lingkungan sosialnya.

3. Rehabilitasi, yaitu menyembuhkan berbagai bentuk dan dampak penelantaran yang dialami balita sekaligus memecahkan masalah yang dialami lingkungan sosialnya.

4. Perlindungan, yaitu mencegah terjadinya berbagai bentuk kerawanan pada anak balita maupun lingkungan sosialnya yang menyebabkan terjadinya keterlantaran.


(16)

5

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan ada Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita (RPSAB) anak-anak balita yang ibunya mencari nafkah lebih terakomodir dengan baik. Anak-anak dapat diawasi dengan baik tumbuh kembangnya. Dengan bantuan dan dampingan tutor (guru), pendamping (peksos), dan pengasuh, anak diharapkan akan mendapatkan pola didik dan asuh yang benar sesuai usia mereka.

Sejak dibentuknya Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita Provinsi Jawa Barat pada akhir 2010 program perlindungan dan penampungan anak telah berjalan dari tahun 2011 sampai sekarang. Setiap tahun anggaran RPSAB Provinsi Jawa barat menampung sebanyak 30 anak balita yang terus berganti setiap tahunnya. Pada tahun 2011 menampung 30 anak, 2012 menampung 30 anak, dan 2013 direncanakan 30 anak balita.

Selain kegiatan-kegiatan dalam pendidikan dan pengasuhan anak balita, RPSAB juga melakukan kegiatan penguatan pemahaman pola asuh kepada ibu-ibu dari anak balita yang dititipkan melalui kegiatan parenting. Kegiatan parenting ini merupakan bagian dari program yang dilaksanakan oleh RPSAB. Sejak tahun 2011 sampai 2012, peneliti telah 3 kali mengamati pembelajaran dalam kegiatan parenting yang dilaksanakan oleh RPSAB Cibabat. Dalam pengamatan tersebut peneliti melihat kedekatan strategi yang diimplemantasikan dalam pembelajaran dengan strategi pembelajaran inquiri secara konseptual. Kedekatan strategi yang diimplementasikan dengan strategi pembelajaran inquiri terlihat dari diterapkannya langkah-langkah inquiri dalam pembelajaran. Langkah-langkah inquiri itu meliputi stimulus, pengajuan pertanyaan penelitian, pengumpulan data dan informasi, verifikasi, kesimpulan, dan generalisasi. Selain dari itu, pelaksanaannya parenting yang dilakukan berorientasi kepada permasalahan-permasalahan keseharian orang tua dalam mengasuh anak-anaknya. Orang tua khususnya ibu yang menjadi peserta parenting mengungkapkan (curhat) tentang kendala dan masalah yang dialami ketika menghadapi anak balitanya selama kegiatan parenting. Tutor (guru) memfasilitasi dan memotivasi kepada peserta lainnya agar dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh


(17)

6

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

salah satu peserta parenting. Teknik seperti ini dilakukan oleh RPSAB dalam kegiatan-kegiatan parenting. Peran tutor lebih banyak sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Hanya sekali-kali tutor memberikan materi setelah peserta lain memberikan solusi dari permasalahan yang diungkapkan. Materi yang disampaikan tutor lebih kepada penguatan solusi dari peserta yang lain. Hal ini sama halnya dengan strategi pembelajaran inquiri. Menurut Sanjaya (2006:195) strategi pembelajaran inquiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan tutor berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.

Strategi pembelajaran inquiri merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat menggali kemampuan dari warga belajarnya. Kemampuan yang dapat mengembangkan dan mempertinggi kualitas kehidupan masyarakat. Hal ini yang dilakukan oleh pendekatan inquiri sosial. Menurut Sanjaya (2006:205) para ahli pendidikan ilmu sosial mengadopsi strategi inquiri yang kemudian dimanakan inquiri sosial. Inquiri sosial menurut Bruce Joyce (Sanjaya, 2006:205) merupakan strategi pembelajaran dari kelompok sosial subkelompok konsep masyarakat. Subkelompok ini didasarkan pada asumsi bahwa metode pendidikan bertujuan untuk mengembangkan anggota masyarakat ideal yang dapat hidup dan mempertinggi kualitas kehidupan masyarakat. Pendekatan inquiri memberi kesempatan kepada masyarakat miskin dalam mengembangkan kemampuan dan kapasitas mereka. Yang lebih utama adalah dengan pendekatan inquiri masyarakat miskin yang selalu dijadikan objek dalam segala hal, akan menjadi subjek dalam pembelajaran. Subjek artinya masyarakat miskin mempunyai kebebasan dalam mengutarakan pemikiran, ide, pendapat, dan mencari solusi bagi kehidupan mereka sendiri. Selama ini orang miskin selalu menjadi objek yang tersisihkan, mendapatkan perlakuan diskriminatif, dilecehkan, dan direndahkan sehingga sulit untuk mengembangkan kemampuan yang mereka miliki. Melalui pendekatan pembelajaran inquiri dengan substansi memberi kesempatan kepada warga belajar


(18)

7

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk berpikir secara kritis diharapkan dapat merubah pandangan terhadap orang miskin yang selalu dijadikan objek. Dengan pendekatan inquiri masyarakat miskin akan menjadi subjek dalam pembelajaran.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan pengamatan sementara penulis ketika melakukan observasi melalui studi pendahuluan, dapat diidentifikasi bahwa :

1. Anak usia dini yang diasuh di Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita Dinas Sosial Propinsi Jawa Barat hanya mendapatkan pola asuh yang baik dan benar ketika beraba pada lingkungan RPSAB sehingga menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini terlihat melalui buku laporan perkembangan anak yang dimiliki tiap anak asuh. Dalam buka laporan perkembangan anak asuh dilihat dari beberapa aspek yaitu kognitif, fisik, bahasa, dan lainnya yang diisi oleh tutor kelas anak sesuai kelompok umur.

2. Pemahaman orang tua dari anak yang diasuh di RSPAB Dinas Sosial Propinsi Jawa Barat dalam pola asuh masih sangat minim. Pola asuh yang dipahami oleh orang tua anak yang dititipkan hanya berdasarkan pengalaman ketika mereka menjadi anak yang diasuh oleh orang tua mereka. Dari hasil pendataan orang tua yang anak dititip di RPSAB diketahui walaupun orang tua sering mendampingi anaknya dalam bermain atau beraktifitas tapi orang tua tidak mengetahui apakah permainan atau aktifitas itu baik untuk perkembangan anak atau tidak.

3. Orang tua dari anak yang dititipkan pada RPSAB jarang melakukan pola asuh yang baik dan benar ketika berada di lingkungan rumah atau lingkungan keluarga. Faktor kesibukan orang dalam bekerja mempengaruhi pola pengasuhan ibu kepada anaknya. Orang tua yang bekerja atau mencari nafkah hanya mempunyai waktu yang sedikit untuk mendampingi anak. Selain waktunya habis dengan mencari nafkah, terkadang waktu luang dipergunakan untuk istirahat yang tidak ingin diganggu oleh siapapun termasuk anaknya.


(19)

8

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk dapat meningkatkan pemahaman orang tua tentang pola asuh, maka Rumah Perlindungan Anak Balita Dinas Sosial Propinsi Jawa Barat melakukan kegiatan parenting kepada orang tua yang menitipkan anaknya di Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita tersebut. Melalui parenting tentunya diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan orang tua dari anak yang dititipkan di Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita Dinas Sosial Propinsi Jawa Barat dalam pola asuh. Sehingga pola asuh yang baik dan benar dapat diterapkan dalam menjalankan tugas-tugas orang tua terhadap anaknya. Dalam pelaksanaan parenting dibutuhkan sebuah strategi pembelajaran agar tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai.

C.Perumusan dan Pembatasan Masalah

Dari uraian yang dipaparkan di atas, dapat dirumuskan masalah pokok dari

penelitian ini adalah “Apakah strategi pembelajaran inquiri melalui parenting dapat meningkatkan pemahaman pola asuh pada orang tua dari keluarga miskin?” Mengingat luasnya ruang lingkup kajian yang berkaitan dengan masalah tersebut dan keterbatasan penulis, maka penelitian ini dibatasi dalam beberapa sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan strategi pembelajaran inquiri dalam program parenting di Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat? 2. Bagaimana pelaksanaan strategi pembelajaran inquiri dalam program parenting

di Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat? 3. Bagaimana evaluasi program parenting yang menerapkan strategi pembelajaran

inquiri di Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat?

4. Bagaimana pemahaman orang tua tentang pola asuh setelah mengikuti program parenting melalui strategi pembelajaran inquiri di Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita Dinas Sosial Propinsi Jawa Barat?

D.Tujuan Penelitian


(20)

9

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Untuk mengetahui perencanaan strategi pembelajaran inquiri dalam program parenting di Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat.

2. Untuk mengetahui cara pelaksanaan strategi pembelajaran inquiri dalam program parenting di Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat.

3. Untuk mengetahui evaluasi program parenting yang menerapkan strategi pembelajaran inquiri di Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita Dinas Sosial Propinsi Jawa Barat.

4. Untuk mengetahui tingkat pemahaman orang tua tentang pola asuh setelah mengikuti program parenting melalui strategi pembelajaran inquiri di Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita Dinas Sosial Propinsi Jawa Barat.

E.Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat melihat efektifitas strategi pembelajaran inquiri dalam proses kegiatan pembelajaran, khususnya kegiatan pembelajaran orang dewasa melalui program parenting. Kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran inquiri dalam penelitian ini dapat menjadi kontribusi bagi perkembangan pendekatan inquiri dalam proses pembelajaran baik secara teoritis maupun secara teknis penerapan pendekatan inquiri. Penelitian ini juga diharapkan menjadi bahan diskusi konseptual bagi para akademis untuk memperkaya perkembangan strategi pembelajaran secara umum dan pendekatan inquiri secara khususnya.

2. Secara Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif strategi pembelajaran bagi mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah maupun praktisi


(21)

10

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemberdayaan pendidikan informal dalam mendampingi masyarakat miskin melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran masyarakat. Khususnya dalam program parenting, mahasiswa maupun praktisi pendidikan anak usia dini dapat menggunakan hasil penelitian ini dalam mengembangkan teknis-teknis pendekatan inquiri dalam proses pembelajaran.

Bagi pengelola Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita Dinas Sosial Propinsi Jawa Barat, penelitian ini dapat menjadi dasar untuk pengembangan program parenting di tengah masyarakat miskin. Sehingga pencegahan kerawanan sosial pada anak balita keluarga miskin dapat maksimal lewat program parenting.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka penulis memberikan gambaran umum tentang isi dan materi yang akan dibahas yaitu sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, merupakan uraian tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah, Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II Landasan Teoritis dan Kerangka berpikir, yang merupakan landasan teori adalah : hakekat strategi pembelajaran inquiri, hakekat program, hakekat parenting, hakekat pola asuh, hakekat pendidikan orang dewasa. Kemudian dilanjutkan dengan Kerangka Berpikir.

BAB III Metodologi Penelitian, yang berisi tentang tujuan penelitian, waktu dan tempat Penelitian, metode penelitian, subyek / partisipan dalam penelitian, peran dan posisi peneliti dalam penelitian, data dan sumber data, instrument pengumpulan data, teknik pengumpulan data, pemeriksaan keterpercayaan, analisis data dan interpretasi hasil analisis.


(22)

11

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV Pembahasan Hasil Penelitian, membahas mengenai gambaran umum lokasi penelitian, analisis penelitian, dan pembahasan penelitian.


(23)

35

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi Penelitian dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian di Sub Unit Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita (RPSAB) Dinas Sosial Propinsi Jawa Barat Jl. Amir Mahmud No. 331 Kelurahan Cigugur Tengah Kecamatan Cimahi Tengah Provinsi Jawa Barat. Anak-anak balita yang dititip dan diasuh pada Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita Cibabat berasal dari keluarga yang aktivitas orang tua bermacam-macam. Ada yang orang tuanya khususnya sang ibu sebagai tukang cuci, pembantu, pemulung, dan pedagang kecil. Dengan kesibukan sang ibu dari balita dalam mencari nafkah telah berpengaruh pada kurangnya intensitas ibu bersama sang balita tercinta. Disisi yang lain, keterbatasan pemahaman orang tua khususnya sang ibu tentang pola asuh yang baik dan benar telah berdampak terhadap budaya pola asuh yang kurang mendidik terhadap anak balitanya. Anak balita akan mendapatkan pola pengasuhan yang edukatif ketika berada di Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita Dinas Sosial Propinsi Jawa Barat. Dengan bantuan guru atau tutor dan pengasuh, anak didampingi dalam setiap aktivitas selama berada di RPSAB. Sementara Pekerja Sosial (peksos) mendampingi ibunya untuk memberi pengarahan dan pemahaman tentang hak-hak anak agar tidak terjerumus dalam kerawanan sosial.

Tentunya hanya mengandalkan RPSAB Cibabat dalam pertumbuhan dan perkembangan anak balita yang dititip dan diasuh tidaklah cukup. Harus ada keterlibatan orang tua (keluarga) dalam mendampingi pertumbuhan dan perkembangan anak balita. Menurut Morrison (2012 :35) ahli pendidikan anak usia dini sepakat bahwa cara yang baik untuk memenuhi kebutuhan anak sebaiknya dilakukan lewat keluarga. Keluarga merupakan tempat menanamkan nilai-nilai dasar yang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam meningkatkan pemahaman orang tua tentang pola asuh, RPSAB


(24)

36

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan kegiatan parenting yang diperuntukan kepada ibu dari anak yang dititip. Kegiatan parenting ini tidak rutin, tergantung pada kebutuhan anggaran program yang ada tiap tahun anggarannya. Penelitian difokuskan pada kegiatan-kegiatan parenting yang dilaksanakan oleh RPSAB terhadap ibu-ibu dari anak yang dititipkan. Kegiatan parenting yang pelaksanaannya mirip seperti pembelajaran dengan pendekatan inkuiri selama pengamatan peneliti pada saat studi awal.

Subjek penelitian ini lebih difokuskan kepada beberapa bagian yaitu :

1. Sebagai sumber informasi. Sumber infomasi lebih difokuskan kepada guru atau tutor dengan pengkodean (T) berjumlah satu orang dalam pelaksanaan parenting yang merupakan key person dalam keberhasilan kegiatan tersebut. Guru atau Tutor (T) parenting akan memberi informasi data yang dibutuhkan dalam penelitian yang berhubungan dengan implementasi strategi pembelajaran inkuiri dalam kegiatan parenting.

2. Sebagai informan. Informan dalam penelitian ini adalah pengelola dengan pengkodean (P) Sub Unit Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita berjumlah satu orang dan orang tua (ibu) dari anak yang dititipkan sebagai warga belajar berjumlah tiga orang dengan pengkodean (WB) dalam proses pembelajaran dalam kegiatan parenting. Dari pengelola diharapkan mendapatkan informasi dan data tentang persiapan-persiapan pelaksanaan program parenting. Sedangkan dari orang tua (ibu) sebagai peserta pareting diharapkan mendapatkan informasi tentang kegiatan dan dampak dari kegiatan tersebut. Dalam penelitian ini peran peneliti lebih kearah observer yang akan mengamati dan mendeskripsikan proses pelaksanaan kegiatan parenting yang pendekatan pembelajarannya menyerupai pendekatan inkuiri. Diharapkan dari deskripsi ini akan dapat mengungkapkan secara detail proses penerapan strategi inkuiri dalam parenting di Sub Unit Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita Dinas Sosial Propinsi Jawa Barat.


(25)

37

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pemilihan pedekatan kualitatif ini dikarenakan permasalahan yang diteliti oleh peneliti merupakan permasalahan sosial yang ada di lingkungan masyarakat khususnya masyarakat miskin. Masyarakat miskin yang penuh dengan problematik kehidupan sosial mulai dari masalah sosial dalam keluarga maupun dengan lingkungan sekitarnya. Tema yang diangkat tentang strategi pembelajaran inkuiri dalam program parenting untuk meningkatkan pemahaman orang tua tentang pola asuh sangat erat kaitannya dengan kehidupan keluarga dalam mendidik dan mengasuh anak. Banyak permasalahan sosial yang dapat diungkapkan dalam penelitian yang berhubungan dengan pola asuh. Sedangkan dari sisi strategi inkuiri dalam program parenting yang merupakan bagian dari tema utama yang peneliti angkat, merupakan kegiatan yang melibatkan masyarakat miskin sebagai warga belajar. Masyarakat miskin yang identik dengan rendahnya pendidikan, kerawanan sosial, diskriminatif, penindasan, kekurangan, tentunya menjadi masalah sosial tersendiri dalam proses pembelajaran. Masalah yang harus digali dan diungkapkan untuk memberi gambaran yang sebenarnya dari proses pembelajaran bagi masyarakat miskin tersebut. Sebagaimana dikatakan oleh Bogdan dan Biklen (Sudirman, 2000 : 61) pendekatan ini berusaha untuk : (1) memberikan suatu aktivitas pendidik atau pelatih berdasarkan data lapangan yang digali dikawasan tertentu, namun tidak bermaksud menguji atau membuktikan suatu teori, (2) tidak mencari kebenaran mutlak, melainkan bergantung pada kenyataan lapangan menurut suatu pandangan kelompok tertentu.

Penelitian kualitatif juga diharapkan dapat memahami makna dari objek penelitian. Makna yang harus diungkapkan agar pembaca dapat memahami kondisi nyata. Hal ini dipertegas oleh pendapat Creswell (2010 : 4) tentang penelitian kualitatif, yaitu merupakan “metode-metode untuk mengekplorasi dan memahami makna yang – oleh sejumlah individu atau sekelompok orang –


(26)

38

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kualitatif dalam penelitian ini diharapkan peneliti dapat mengungkapkan perilaku orang, gagasan, ide, dan pemikiran dalam proses yang berlangsung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pemilihan metode ini didasari asumsi bahwa melalui metode deskriptif, maka peneliti dapat memperoleh gambaran secara komprehensif terkait dengan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan parenting melalui strategi pembelajaran inquiri di Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita Dinas Sosial Propinsi Jawa barat. Metode ini juga dirasa mampu untuk mengidentifikasi berbagai kekuatan dan kelemahan strategi pembelajaran inquiri dalam parenting bagi masyarakat yang termasuk katagori miskin. Menurut Creswell (2010 : 31)

“pendekatan-pendekatan kualitatif diyakini menyediakan ruang inovasi yang lebih besar bagi kerangka kerja penelitian. Penelitian semacam ini juga memungkinankan munculnya tulisan-tulisan yang lebih kreatif dan bergaya

sastrawi.” Dengan menggunakan metode deskriptif, peneliti akan lebih leluasa

dalam mengekplorasi permasalahan-permasalahan yang ada dalam objek penelitian. Pemaparan dapat lebih detail dalam penyampaian kondisi sebenarnya dari objek penelitian. Sehingga pembaca akan mendapatkan gambaran yang sebenarnya dari penelitian ini. Surakhmad (2001:140) menjelaskan ciri-ciri metode deskriptif, yaitu: (1) Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang aktual; dan (2) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa serta menginterpretasikan hasil data.

C.Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah dalam bentuk data-data kualitatif. Data diperoleh dari implementasi pada saat kegiatan parenting dan setelah kegiatan parenting selesai dilaksanakan melalui teknik observasi, teknik wawancara, catatan lapangan, dokumentasi, sumber tertulis, checklist, test atas kegiatan tersebut. Menurut Creswell (2010 : 266) langkah-langkah pengumpulan data meliputi usaha membatasi penelitian, mengumpulkan informasi melalui observasi


(27)

39

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan wawancara, baik yang terstruktur maupun tidak, materi-materi visual, serta usaha merancang protokol untuk merekam/mencatat informasi.

1. Observasi kualitatif

Observasi kualitatif menurut Creswell (2010 : 267) merupakan observasi yang di dalamnya peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian. Dalam penelitian kualitatif proses observasi atau pengamatan yang dilakukan dengan harapan akan mendapatkan gambarannya sebenarnya dari objek penelitian. Dengan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti maka detail-detail dari setiap peristiwa dalam objek penelitian dapat terekam dengan baik. Banyak informasi dan data yang didapat dari proses pengamatan terserbut. Data yang akan diolah menjadi sebuah informasi yang bermakna dan berguna dalam proses menganalisa.

Obeservasi menurut Suharsimi Arikunto (1996: 146) sebagai berikut:

Observasi atau yang disebut juga dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi pengobservasian dapat dilakukan melalui pengamatan, pendengaran, pencium, peraba, dan pengecap.

Dengan observasi peneliti dapat mengamati secara langsung proses persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan parenting yang dilaksanakan. Dalam observasi harus merekam atau mencatat baik secara terstruktur maupun semistruktur. Hasil pengamatan yang terekam atau tercatat akan menjadi data pada waktu dianalisis. Untuk mendapatkan data atau informasi yang akurat, peneliti melakukan observasi pada :

a. Tahap persiapan. Peneliti ingin menggali informasi tentang proses perencanaan strategi pembelajaran dalam program parenting. Informasi yang berhubungan dengan proses perencanaan strategi pembelajaran yang mendekati strategi inquiri.

b. Tahap pelaksanaan. Peneliti ingin menggali informasi tentang proses pelaksanaan pembelajaran dalam kegiatan parenting. Pembelajaran menggunakan strategi yang mendekati inquiri. Pada tahap ini banyak informasi


(28)

40

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan data yang didapat dan digali tentang teknik penerapan strategi pembelajaran inquiri dalam program parenting.

c. Tahap Evaluasi. Peneliti ingin menggali informasi tentang pelaksanaan evaluasi dalam kegiatan parenting. Informasi yang digali dalam evaluasi ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang proses evaluasi dari aspek konteks, input, proses, dan output.

2. Wawancara kualitatif

Creswell (2010 : 267) berpendapat bahwa dalam wawancara kualitatif peneliti dapat melakukan face-to-face (wawancara berhadap-hadapan) dengan partisipan, mewawancarai mereka dengan telepon, atau terlibat dalam focus group interview (interview dalam kelompok tertentu) yang terdiri dari enam sampai delapan partisipan per kelompok. Wawancara kualitatif lebih menekankan pada pendekatan persuasif dengan partisipan agar mendapatkan pandangan dan opini. Pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara kualitatif ini secara umum tidak terstruktur dan bersifat terbuka.

Wawancara kualitatif dilakukan secara mendalam digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi lengkap tentang segala hal yang direncanakan dan dikerjakan oleh pengelola, tutor, peksos (pekerja sosial), pengasuh, orang tua, dan anak. Hal ini sesuai dengan tujuan wawancara yang menurut Lincoln dan Guba adalah untuk mendapatkan informasi tentang perorangan, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain.

Untuk mendapatkan data atau informasi yang akurat dalam penelitian ini, peneliti mewawancara :

a. Pemimpin RPSAB. Wawancara ini dilakukan untuk menggali lebih dalam lagi tentang tahap perencanaan strategi pembelajaran dalam program. Persiapan yang dilihat dari sisi pengajuan anggaran dan persiapan teknis program.

b. Tutor parenting. Tutor parenting merupakan orang yang paling berpengaruh dalam kelancaran pelaksanaan program parenting. Tutor yang berperan sebagai


(29)

41

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fasilitator akan memberi informasi yang lebih spesifik tentang teknis pelaksanaannya.

c. Orang tua sebagai peserta didik. Orang tua sebagai subjek dalam penelitian harus diwawancara secara mendalam. Jumlah orang tua yang diwawancara dipilih secara random (acak) sebanyak 3 orang. Selain wawancara, peneliti juga menyebarkan angket kepada 15 orang warga belajar yang bertujuan untuk membandingkannya dengan hasil wawancara.

3. Dokumentasi

Data dokumentasi dalam penelitian ini dijadikan pelengkap data (supplemented) dari data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi. Dokumen bisa berupa dokumen publik seperti koran, makalah, laporan kantor, atau dokumen privat seperti buku harian, diary, surat, e-mail. Dokumentasi juga dapat berupa foto, videotape, kaset, dan sejenisnya.

Dokumentasi yang dilihat merupakan dokumentasi yang telah ada di RPSAB. Dokumen yang menggambarkan kondisi sebelum, sedang, dan setelah kegiatan parenting.

4. Angket

Angket yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis yang dikembangkan dari variabel penelitian. Angket/kuisioner merupakan tehnik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Data yang diharapkan terkumpul dari angket adalah persepsi tentang pelaksanaan sistem informasi akuntansi penjualan terhadap pengendalian intern penjualan.

Langkah-langkah yang digunakan untuk menyusun kuisioner/angket adalah sebagai berikut :

a. Menyusun kisi-kisi daftar pertanyaan.

b. Merumuskan item-item pertanyaan tertulis disertai dengan alternatif jawaban yang telah disediakan. Jenis kuisioner yang digunakan dalam angket


(30)

42

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan instrument yang bersifat tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis disertai dengan jawaban yang telah disediakan sehingga, pandapat responden hanya memilih jawaban yang tersedia.

c. Penetapan pemberian nilai untuk setiap item pertanyaan yang diberi bobot nilai 1-5 dengan skala likert.

Dalam angket penilaian dibagi dalam tiga katagori, yaitu : a. Tidak pernah, mempunyai bobot nilai 1 (satu),

b. Kadang-kadang, mempunyai bobot nilai 3 (tiga), c. Selalu, mempunyai bobot nilai 5 (lima).

Angket berisi 20 pertanyaan yang bervariatif dalam masalah pengasuhan anak. Pertanyaan ini dapat berbentuk pertanyaan positif dan pertanyaan negatif seputar pengasuhan keseharian orang tua kepada anak.

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini berpatokan kepada kisi-kisi penelitian yang kemudian diuraikan kembali dalam pedoman observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi.

D.Langkah-Langkah Penelitian

Agar penelitian ini dapat berjalan maksimal dan terarah, peneliti mengikuti tahapan-tahapan penelitian. Menurut Moleong (1998 : 239) tahap penelitian kualitatif meliputi :

1. Tahap Orientasi untuk mendapatkan informasi tentang apa yang penting untuk ditemukan.

Tahap orientasi ini dilakukan agar peneliti mendapatkan gambaran awal yang jelas tentang permasalahan yang akan diteliti. Tahap orientasi ini meliputi : a. Studi pendahuluan untuk mengindentifikasi permasalahan.

b. Studi teoritis melalui berbagai referensi dari buku dan internet. c. Menyusun pradesain

d. Membuat kisi-kisi dan sebagainya e. Mengurus perizinan.


(31)

43

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahap eksplorasi ini diharapkan peneliti dapat menggali sebanyak mungkin tentang informasi dan data yang dibutuhkan untuk fokus permasalahan yang sedang diteliti. Dalam tahap eksplorasi ini peneliti akan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan.

3. Tahap member check untuk mengecek temuan menurut prosedur dan memperoleh laporan akhir.

Dalam tahap ini peneliti akan melakukan seleksi dan penafsiran data yang diperoleh.Data dicek ulang dengan sumber aslinya yaitu subjek penelitian. Sehingga mendapatkan data dan informasi yang akurat.

E.Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Untuk penelitian kualitatif analisis data dilakukan dengan teknik taksonomi dan domain. Rossman dan Rallis (Creswell, 2010 : 274) berpendapat bahwa analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus-menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian. Sebagaimana analisis data kualitatif umumnya, analisis dilakukan secara cyclical yang dilakukan secara simultan dengan tahapan penggalian data melalui tahap-tahap pengumpulan data, reduksi data, deskripsi data dan pengambilan kesimpulan (Huberman, l984). Pada penelitian tahap pertama yaitu studi kasus, terjadi penyatuan yang sulit dipisahkan antara kegiatan pengolahan dan kegiatan analisis data. Kedua kegiatan ini berjalan simultan sedemikian rupa dimana kegiatan pengolahan data sekaligus juga kegiatan analisis data. Demikian sebaliknya dan seterusnya sampai didapatkan bentukan data yang diterima oleh semua pihak sebagai sebuah kebenaran obyektif. Pengolahan data dilakukan dengan cara memilah dan mengelompokan data berdasarkan klasifikasi data dengan tahapan (l) menelusuri data guna melihat kemungkinan keteraturan pola, tema atau topik yang mencakup data, (2) mencatat kata-kata, ungkapan-ungkapan, dan rangkaian peristiwa guna menampilkan pola, tema atau topik tersebut, (3) merekonstruksi pola, tema atau topik menjadi sebuah deskripsi konsep, alur atau teori utuh. Langkah-langkah itu dilakukan peneliti


(32)

44

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan memperhatikan anjuran yang dikemukakan Miles dan Huberman (1987) bahwa ada tiga tahapan yang dikerjakan dalam analisis data, yaitu (1) data reduction, (2) data display, dan (3) conclusion drawing/ verification.

Dalam proses analisis data langkah awal setelah data terkumpul, data selanjutnya direduksi dan dirangkum. Langkah mereduksi data diperlukan untuk membantu peneliti dalam menulis semua hasil data lapangan, merangkum, memilih dan memilah hal-hal pokok serta menganalisanya. Hal ini dilakukan agar peneliti memperoleh gambaran lebih tajam tentang hasil lapangan.

Menurut rumusan Tim Pelatih Proyek PGSM Ditjend Dikti Depdikbud (1999 ; 43), analisis data dijabarkan dalam argumentasi berikut: Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui proses seleksi, pemfokusan, dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, representasi tabulasi, termasuk dalam format matriks, representasi grafis, dan sebagainya, sedangkan penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir tersebut ke dalam bentuk pernyataan kalimat dan/atau formula yang singkat dan padat tetapi mangandung pengertian luas.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan tahapan :

a. Proses analisis data dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber seperti wawancara, hasil pengamatan yang ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi dan foto.

b. Reduksi data yang dilakukan dengan jalan merangkum inti, proses dan pertanyaan-pertanyaan dari informan dalam bentuk pola, tema, kecenderungan dan substansi yang nampak dalam realitas.

c. Penyajian data. Data yang disajikan dalam penelitian kualitatif ini dapat berbentuk naratif, tabel-tabel, gambar-gambar, bagan atau skema-skema klasifikasi. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan menyimpulkan atau revisi.


(33)

45

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Sedangkan interpretasi data dilakukan dengan memaparkan tafsiran terhadap fase-fase dari tindakan tiap siklus berdasarkan deskripsi data dan analisis data.

F. Proses Validitas

Validitas kualitatif menurut Creswell (2010 : 285) merupakan upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian dengan menerapkan prosedur-prosedur tertentu. Keabsahan data menurut Endraswara (2006 : 111) dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan teknik :

1. Kredibilitas

Kredibilitas meliputi aneka kagitan :

a) Memperpanjang cara observasi, agar cukup waktu untuk mengenal responden, lingkungan dan kegiatan serta peristiwa-peristiwa yang terjadi. Hal ini juga sekaligus untuk mengecek informasi agar diterima sebagai orang dalam. Kalau peneliti telah diterima oleh keluarga responden kewajaran data akan terjaga. b) Pengamatan terus menerus agar peneliti dapat melihat sesuatu secara cermat,

terinci dan mendalam, sehingga dapat membedakan mana yang bermakna dan tidak.

c) Triangulasi berupa pengumpulan data yang lebih dari satu sumber, yang menunjukkan informasi yang sama.

d) Peer debriefing dengan cara membicarakan masalah penelitian dengan orang lain, tanya jawab pada teman sejawat, tentunya harus dicari orang yang respek. e) Member-check artinya mengulangi setiap akhir wawancara, agar diperiksa

subjek

2. Transferabilitas

Transferabilitas yaitu merupakan validitas eksternal berupa keteralihan. Yakni sejauhmana hasil penelitian dapat diterapkan atau disejajarkan pada kasus daerah lain. Kemiripan antara subjek dan data penelitian merupakan indikator adanya kemungkinan transferabilitas. Berarti diantara dua budaya atau lebih memiliki kesamaan tertentu.


(34)

46

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Auditabilitas dan dependabilitas (reliabilitas) merupakan konsisten atau sekurang-kurangnya ada kesamaan hasil bila diulang oleh peneliti lain. Untuk menguji ini dilakukan langkah-langkah :

a) Pengamatan oleh dua orang atau lebih terhadap fenomena budaya. b) Checking data dilakukan dengan mencarai data orang lain.


(35)

109

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

1. Perencanaan Strategi Pembelajaran Inquiri

Perencanaan strategi pembelajaran inquiri untuk orang tua dalam kegiatan parenting di RPSAB Cibabat tidak terencana dengan baik. Perencanaan strategi pembelajaran oleh RPSAB dalam kegiatan pembelajaran parenting dilakukan dengan cara menyerahkan sepenuhnya pelaksanaan pembelajaran kepada narasumber. Strategi pembelajaran yang akan diterapkan merupakan wewenang penuh narasumber. Pihak RPSAB sebagai penyelanggara hanya memberi informasi secara lisan dan bersifat umum tentang kebutuhan warga belajar dalam pembelajaran, tujuan pembelajaran, karakteristik warga belajar, durasi waktu pembelajaran, tempat, dan metode yang diharap.

Perencanaan yang dilakukan oleh RPSAB Cibabat hanya bersifat sharing diantara pengelola dan berlangsung secara spontanitas. Pengelola RPSAB Cibabat hanya menyediakan waktu, tempat dan peserta parenting. Hal yang berhubungan dengan strategi pembelajaran diserahkan sepenuhnya kepada narasumber. Perencanaan yang bersifat spontanitas yang tidak sistematis dan tidak terstruktur berdampak pada tidak adanya dokumentasi perencanaan yang menjadi acuan dalam pelaksanaan pemebelajaran seperti rencana pelaksanaan pembelajaran, silabus, dan petunjuk pelaksanaan.

Dengan perancanaan yang tidak sesuai dengan langkah-langkah perencanaan dan menyerahkan sepenuhnya pada narasumber dikawatirkan akan menimbulkan bias dalam kebutuhan pembelajaran dan tujuan pembelajaran. Bias ini diakibatkan proses indentifikasi kebutuhan yang tidak melibatkan langsung warga belajar. Proses identifikasi hanya dilakukan dengan bertanya pada pimpinan lembaga. Tidak adanya hasil dari perencanaan akan berdampak pada tidak adanya acuan bagi pengelola maupun tutor dalam peleksanaan pembelajaran pada program


(36)

110

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

parenting. Hasil perencanaan seperti RPP, silabus, dan petunjuk pelaksanaan seharus menjadi dokumen yang akan dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan parenting selanjutnya.

2. Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inquiri

Strategi pembelajaran dalam pelaksanaan kegiatan parenting yang diselenggarakan oleh RPSAB Cibabat mendekati strategi pembalajaran inquiri. Walaupun pengelola dan tutor di RPSAB Cibabat tidak mengetahui arti dan makna bahkan tidak pernah mendengar tentang inquiri. Hal ini terindekasi dari adanya langkah-langkah dalam pembelajaran yang mendekati langkah-lamngkah inquiri.

Langkah-langkah yang mendekati strategi inquiri dalam pelaksanaannya tidak utuh diterapkan seperti langkah inquiri secara umum. Ketidak utuhan penerapan ini lebih disebabkan tutor yang kurang memahami dan mengetahui tentang strategi pembelajaran inquiri. Strategi yang diterapkan lebih kepada improvisasi tutor dalam memfasilitasi pembelajaran. Kolaborasi metode pembelajaran yang diterapkan telah membentuk strategi pembelajaran yang mendekati strategi pembelajaran inquiri.

Salah satu variasi metode yang diterapkan adalah digunakan video dalam salah satu langkah pembelajaran. Langkah pembelajaran yang mensisip pemutaran video telah membantu warga belajar dalam memperkuat kesimpulan yang merupakan langkah akhir dalam pembelajaran. Variasi dalam menerapkan metode pada pembelajaran yang menggunakan strategi mendekati inquiri telah memberi suatu kesimpulan bahwa pembelajaran bagi masyarakat yang mempunyai tingkat pendidikan rendah harus banyak menggunakan media visual dalam pembelajaran. Media visual diindikasikan dapat membantu dan memfasilitasi warga belajar dalam tiap langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan strategi inquiri. 3. Evaluasi Program Parenting

Evaluasi yang dilakukan dalam kegiatan parenting hanya pada aspek proses saja. Evaluasi pada aspek proses hanya dilakukan oleh narasumber setelah selesai


(37)

111

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran. Evaluasi ini hanya bersifat lisan dan sharing antara narasumber dengan warga belajar. Dari pihak RPSAB Cibabat sebagai penyelenggara tidak melakukan evaluasi.

Evaluasi dari aspek konteks, input, dan ouput tidak dilakukan oleh pihak RPSAB selaku penyelanggara parenting. Hal ini disebabkan kegiatan parenting bukan kegiatan utama di RPSAB Cibabat. Keberhasilan parenting tidak berdasarkan hasil evaluasi, tapi pengelola lebih melihat perubahan perilaku anak setelah orang tua mereka mengikuti pembelajaran dalam parenting.

4. Pemahaman Warga Belajar

Materi yang didapat melalui strategi pembelajaran yang mendekati strategi inquiri memberi dampak yang signifikan terhadap pemahaman peserta parenting. Pemahaman yang dimiliki setiap peserta bervariatif tergantung pada kemampuan setiap peserta.

Warga belajar yang mempunyai pemahaman yang bagus dapat terlihat dari jawaban responden yang dapat menafsirkan, memberi contoh, mengklasifikasi, menyimpulkan, menduga, membandingkan, dan menjelaskan materi yang diterima dalam parenting. Sedangkan pemahaman yang kurang bagus terlihat dari susahnya responden dalam mengklasifikasi, menyimpulkan dan menduga materi yang diterima dalam parenting. Warga belajar susah untuk menjawab pertanyaan peneliti yang berhubungan dengan indikator tersebut. Tapi secara garis besar warga belajar yang menjadi peserta dalam parenting dapat memahami materi yang mereka terima.

Pemahaman yang bervariatif lebih disebabkan oleh latar belakang pendidikan warga belajar yang berbeda-beda, tidak semua warga belajar aktif dalam pembelajaran. Ada warga belajar yang hanya diam dan mendengarkan saja, kegiatan parenting tidak rutin dilaksanakan. Kegiatan parenting merupakan kegiatan sisipan dari program utama RPSAB Cibabat sehingga pelaksanaannya terbatas pada acara pembukaan ataupun diacara penutupan program tahunan.


(38)

112

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ada kegiatan layanan lain di luar parenting telah membentuk sebuah asumsi bahwa pemahaman orang tua tentang pola asuh tidak hanya didapat dari parenting saja tapi juga didapat dari pelayanan konsultasi. Kegiatan konsultasi ini tidak diberikan kepada seluruh orang tua murid. Konsultasi dilakukan hanya pada orang tua yang mempunyai permasalahan dengan anaknya. Ketidakseragaman konsultasi yang diberikan oleh pengelola tentunya memperkuat asumsi bahwa peran parenting dalam meningkatkan pemahaman orang tua dalam pola asuh sangatlah besar. Dalam parenting semua orang tua mendapat pembelajaran yang sama dengan materi yang sama.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ada beberapa hal yang dapat dijadikan saran bagi pihak :

1. Dinas Sosial Propinsi Jawa Barat

Permasalahan sosial yang terjadi pada anak balita berangkat dari permasalahan yang terjadi dilingkungan keluarga. Permasalahan yang pada umumnya dikarenakan kurangnya pengetahuan oranag tua akan pola asuh yang baik dan benar. Hal ini dapat diantisipasi lewat kegiatan parenting. Parenting harus menjadi salah satu program prioritas dalam menangani permasalahan sosial anak balita. Program yang mendapat dukungan nyata dalam bentuk kebijakan maupun pendanaan. Dukungan dalam hal kebijakan dan pendanaan akan memberikan keleluasaan bagi pengelola RPSAB Cibabat untuk dapat melakukan perencanaan pembelajaran dengan baik, pelaksanaan pembelajaran yang lebih baik, dan evaluasi kegiatan secara menyeluruh. Sehingga kegiatan parenting dapat membantu Dinas Sosial Propinsi Jawa Barat dalam menangani masalah sosial yang berhubungan dengan anak dan keluarga.

2. Pengelola RPSAB Cibabat Dinas Sosial Propinsi Jawa Barat

Setiap program ataupun kegiatan yang dilaksanakan oleh lembaga RPSAB Cibabat harus dilakukan secara professional. Professional dalam arti program ataupun kegiatan harus dilakukan tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi


(39)

113

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara sistematis, terstruktur dan terdokumentasi dengan baik. Sehingga lembaga mempunyai data dan informasi yang lengkap dan akurat tentang semua kegiatan atau program. Data yang dapat menjadi energy untuk kegiatan selanjutnya dan energy untuk membuktikan manfaat program dan kegiatan kepada perorangan maupun lembaga di luar RPSAB Cibabat.

3. Akademik dan Peneliti

Strategi pembelajaran inquiri sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran bagi masyarakat khususnya yang berada dalam garis kemiskinan. Hal sesuai dengan konsep inquiri yang mengarahkan warga belajar untuk mencari dan menemukan solusi dan jawaban dari permasalahan yang ada. Secara tidak langsung warga belajar diarahkan untuk berpikir secara kritis dalam melihat suatu permasalahan sehingga mereka dapat keluar dari permasalahan tersebut. Tapi penerapan strategi pembelajaran inquiri bagi masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan harus melakukan perlakuan-perlakuan khusus pada tiap langkah dalam inquiri agar pembelajaran dapat berjalan sistematis. Hal ini harus mendapat perhatian dari kalangan peneliti agar dapat mengembangkan lebih jauh tentang perlakuan-perlakuan tersebut sehingga stretagi pembelajaran inquiri dapat sering dipakai oleh tutor atau fasilitator dalam pembelajaran dalam pemberdayaan masyarakat.


(40)

114

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1996). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmad, N. S. (2011). Pendidikan dan Masyarakat. Yogyakarta: Sabda Media.

Ananda, A., & Ridwan, M. Hikmah Mempesona Dari Anakku. Mega Insani.

Anderson, Orin W, Krathwohl, David R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing. New York: David CcKay Company Inc

Creswell, W. J. (2010). Research Design. Yogyakarta.

Chourmain, I. (2011). Pendekatan-Pendekatan Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta: Rineka Cipta.

Djohani, R. (2003). Partisipasi, Pemberdayaan, dan Demokrasi Komunitas. Bandung: Studio Driya Media.

Endraswara, S. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan : Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Elain, J. B. (2002). Contextual Teaching and Learning, California: Corwin Press.

Hatimah, I. (2003). Strategi Dan Metode Pembelajaran. Bandung: Andira.

Harjanto. (2008). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta

Hidayati, Z. (2010). Anak Saya Tidak Nakal. Yogyakarta: PT Bintang Pustaka.

Ife, J., & Tesoriero, F. (2006). Community Development, Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kehoe, J., & Fischer, N. (2006). Mind Power for Children. Jogjakarta: Think.

Kamil, M. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Alfabeta.


(41)

115

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Learning Resources Centre, (2004), Focus on Inquiry, a Teacher’s Guide to Implementing Inquiry –Based Learning, Alberta Learning, Canada.

Mulyasa, E. (2011). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Morrison, G. S. (2012). Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.

Putra, N., & Dwilestari, N. (2012). Penelitian Kualitatif PAUD. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa.

Pidarta, M. (2005). Perencanaan Pendidikan Partisipatori Dengan Pendekatan Sistem. Jakarta : PT Rineka Cipta

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Suprijanto. (2008). Pendidikan Orang Dewasa Dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Santrock, J., W. (2003). Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sudiapermana, E. (2009). Pendidikan Nonformal Dan Informal Tokoh Dan Pemikiran. Bandung: Edukasia Pers.

Sunarti, E. (2004). Mengasuh Dengan Hati. Jakarta: PT. Elex Media komputindo.

Sudjana. D. (1993). Srategi Pembelajaran Dalam Pendidikan Luar Sekolah.. Bandung : Nusantara Press.

Sutaat, dkk. (2012). Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Sosial Pemerintah Daerah di Era Otonomi (Studi di Tiga Propinsi), Jakarta : P3KS Press. Suartini, T. (2010). “Peningkatan Kemampuan Mahasiswa Dalam Kuliah

Praktikum Dasar Elektrik Melalui Model Pembelajaran Inkuiri.” Jurnal UPI. 6, (16).

Subekti, S. (2012). “Pengetahuan Gizi Dan Pola Asuh Ibu Anak Balita Gizi Kurang Di Kelurahan Pasteur Kecamatan Sukajadi Bandung”. Jurnal UPI. 8, (1).

Tight, M. (2002). Key Concepts in Adult Education and Training. London: RoutledgeFalmer.


(1)

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran. Evaluasi ini hanya bersifat lisan dan sharing antara narasumber dengan warga belajar. Dari pihak RPSAB Cibabat sebagai penyelenggara tidak melakukan evaluasi.

Evaluasi dari aspek konteks, input, dan ouput tidak dilakukan oleh pihak RPSAB selaku penyelanggara parenting. Hal ini disebabkan kegiatan parenting bukan kegiatan utama di RPSAB Cibabat. Keberhasilan parenting tidak berdasarkan hasil evaluasi, tapi pengelola lebih melihat perubahan perilaku anak setelah orang tua mereka mengikuti pembelajaran dalam parenting.

4. Pemahaman Warga Belajar

Materi yang didapat melalui strategi pembelajaran yang mendekati strategi inquiri memberi dampak yang signifikan terhadap pemahaman peserta parenting. Pemahaman yang dimiliki setiap peserta bervariatif tergantung pada kemampuan setiap peserta.

Warga belajar yang mempunyai pemahaman yang bagus dapat terlihat dari jawaban responden yang dapat menafsirkan, memberi contoh, mengklasifikasi, menyimpulkan, menduga, membandingkan, dan menjelaskan materi yang diterima dalam parenting. Sedangkan pemahaman yang kurang bagus terlihat dari susahnya responden dalam mengklasifikasi, menyimpulkan dan menduga materi yang diterima dalam parenting. Warga belajar susah untuk menjawab pertanyaan peneliti yang berhubungan dengan indikator tersebut. Tapi secara garis besar warga belajar yang menjadi peserta dalam parenting dapat memahami materi yang mereka terima.

Pemahaman yang bervariatif lebih disebabkan oleh latar belakang pendidikan warga belajar yang berbeda-beda, tidak semua warga belajar aktif dalam pembelajaran. Ada warga belajar yang hanya diam dan mendengarkan saja, kegiatan parenting tidak rutin dilaksanakan. Kegiatan parenting merupakan kegiatan sisipan dari program utama RPSAB Cibabat sehingga pelaksanaannya terbatas pada acara pembukaan ataupun diacara penutupan program tahunan.


(2)

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ada kegiatan layanan lain di luar parenting telah membentuk sebuah asumsi bahwa pemahaman orang tua tentang pola asuh tidak hanya didapat dari parenting saja tapi juga didapat dari pelayanan konsultasi. Kegiatan konsultasi ini tidak diberikan kepada seluruh orang tua murid. Konsultasi dilakukan hanya pada orang tua yang mempunyai permasalahan dengan anaknya. Ketidakseragaman konsultasi yang diberikan oleh pengelola tentunya memperkuat asumsi bahwa peran parenting dalam meningkatkan pemahaman orang tua dalam pola asuh sangatlah besar. Dalam parenting semua orang tua mendapat pembelajaran yang sama dengan materi yang sama.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ada beberapa hal yang dapat dijadikan saran bagi pihak :

1. Dinas Sosial Propinsi Jawa Barat

Permasalahan sosial yang terjadi pada anak balita berangkat dari permasalahan yang terjadi dilingkungan keluarga. Permasalahan yang pada umumnya dikarenakan kurangnya pengetahuan oranag tua akan pola asuh yang baik dan benar. Hal ini dapat diantisipasi lewat kegiatan parenting. Parenting harus menjadi salah satu program prioritas dalam menangani permasalahan sosial anak balita. Program yang mendapat dukungan nyata dalam bentuk kebijakan maupun pendanaan. Dukungan dalam hal kebijakan dan pendanaan akan memberikan keleluasaan bagi pengelola RPSAB Cibabat untuk dapat melakukan perencanaan pembelajaran dengan baik, pelaksanaan pembelajaran yang lebih baik, dan evaluasi kegiatan secara menyeluruh. Sehingga kegiatan parenting dapat membantu Dinas Sosial Propinsi Jawa Barat dalam menangani masalah sosial yang berhubungan dengan anak dan keluarga.

2. Pengelola RPSAB Cibabat Dinas Sosial Propinsi Jawa Barat

Setiap program ataupun kegiatan yang dilaksanakan oleh lembaga RPSAB Cibabat harus dilakukan secara professional. Professional dalam arti program ataupun kegiatan harus dilakukan tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi


(3)

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara sistematis, terstruktur dan terdokumentasi dengan baik. Sehingga lembaga mempunyai data dan informasi yang lengkap dan akurat tentang semua kegiatan atau program. Data yang dapat menjadi energy untuk kegiatan selanjutnya dan energy untuk membuktikan manfaat program dan kegiatan kepada perorangan maupun lembaga di luar RPSAB Cibabat.

3. Akademik dan Peneliti

Strategi pembelajaran inquiri sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran bagi masyarakat khususnya yang berada dalam garis kemiskinan. Hal sesuai dengan konsep inquiri yang mengarahkan warga belajar untuk mencari dan menemukan solusi dan jawaban dari permasalahan yang ada. Secara tidak langsung warga belajar diarahkan untuk berpikir secara kritis dalam melihat suatu permasalahan sehingga mereka dapat keluar dari permasalahan tersebut. Tapi penerapan strategi pembelajaran inquiri bagi masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan harus melakukan perlakuan-perlakuan khusus pada tiap langkah dalam inquiri agar pembelajaran dapat berjalan sistematis. Hal ini harus mendapat perhatian dari kalangan peneliti agar dapat mengembangkan lebih jauh tentang perlakuan-perlakuan tersebut sehingga stretagi pembelajaran inquiri dapat sering dipakai oleh tutor atau fasilitator dalam pembelajaran dalam pemberdayaan masyarakat.


(4)

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1996). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmad, N. S. (2011). Pendidikan dan Masyarakat. Yogyakarta: Sabda Media.

Ananda, A., & Ridwan, M. Hikmah Mempesona Dari Anakku. Mega Insani.

Anderson, Orin W, Krathwohl, David R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing. New York: David CcKay Company Inc

Creswell, W. J. (2010). Research Design. Yogyakarta.

Chourmain, I. (2011). Pendekatan-Pendekatan Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta: Rineka Cipta.

Djohani, R. (2003). Partisipasi, Pemberdayaan, dan Demokrasi Komunitas. Bandung: Studio Driya Media.

Endraswara, S. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan : Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Elain, J. B. (2002). Contextual Teaching and Learning, California: Corwin Press.

Hatimah, I. (2003). Strategi Dan Metode Pembelajaran. Bandung: Andira.

Harjanto. (2008). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta

Hidayati, Z. (2010). Anak Saya Tidak Nakal. Yogyakarta: PT Bintang Pustaka.

Ife, J., & Tesoriero, F. (2006). Community Development, Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kehoe, J., & Fischer, N. (2006). Mind Power for Children. Jogjakarta: Think.

Kamil, M. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Alfabeta.


(5)

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Learning Resources Centre, (2004), Focus on Inquiry, a Teacher’s Guide to Implementing Inquiry –Based Learning, Alberta Learning, Canada.

Mulyasa, E. (2011). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Morrison, G. S. (2012). Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.

Putra, N., & Dwilestari, N. (2012). Penelitian Kualitatif PAUD. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa.

Pidarta, M. (2005). Perencanaan Pendidikan Partisipatori Dengan Pendekatan Sistem. Jakarta : PT Rineka Cipta

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Suprijanto. (2008). Pendidikan Orang Dewasa Dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Santrock, J., W. (2003). Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sudiapermana, E. (2009). Pendidikan Nonformal Dan Informal Tokoh Dan Pemikiran. Bandung: Edukasia Pers.

Sunarti, E. (2004). Mengasuh Dengan Hati. Jakarta: PT. Elex Media komputindo.

Sudjana. D. (1993). Srategi Pembelajaran Dalam Pendidikan Luar Sekolah.. Bandung : Nusantara Press.

Sutaat, dkk. (2012). Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Sosial Pemerintah Daerah di Era Otonomi (Studi di Tiga Propinsi), Jakarta : P3KS Press.

Suartini, T. (2010). “Peningkatan Kemampuan Mahasiswa Dalam Kuliah

Praktikum Dasar Elektrik Melalui Model Pembelajaran Inkuiri.” Jurnal

UPI. 6, (16).

Subekti, S. (2012). “Pengetahuan Gizi Dan Pola Asuh Ibu Anak Balita Gizi Kurang Di Kelurahan Pasteur Kecamatan Sukajadi Bandung”. Jurnal UPI. 8, (1).

Tight, M. (2002). Key Concepts in Adult Education and Training. London: RoutledgeFalmer.


(6)

Indra Dwi Handoko, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Pada Program Parenting Dalam Meningkatkan Pemahaman Orangtua Tentang Pola Asuh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP – UPI. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan bagian 2. Bandung : PT. Imperial Bhakti Utama.

Widyarini, N. (2009). Relasi Orang Tua Dan Anak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Yulianty, R. (2010). Permainan Yang Meningkatkan Kecerdasan Anak Modern & Tradisional. Jakarta: Laskar Aksara.

Permen No. 58 tahun 2009 tentang Standart Pendidikan Usia Dini.

UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wikipedia, belajar, h. 1, 2009 (http://id.wikipedia.org/wiki/belajar)