PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALA MATEMATIKA SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING DAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS VIIIMTS NEGERI LUBUK PAKAM T.A. 2012/2013 PADAPOKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah
dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini
berjudul “Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa yang
Diajarkan Dengan Model Reciprocal Teaching dan Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD siswa kelas VIII MTs Negeri Lubuk Pakam T.A. 2012/2013 pada Pokok
Bahasan Kubus dan Balok”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam UNIMED.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dariber bagai
pihak, oleh sebab itu sudah sewajarnya apabila penulis mengucapkan terimakasih
kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku pembimbing skripsi dan juga
Dosen Pembimbing Akademik Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan
terimakasih juga disampaikan pada Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd, Bapak Drs. M.
Panjaitan, M.Pd., dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku dosen penguji yang
telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai
selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staff pegawai jurusan Matematika FMIPA
UNIMED yang telah banyak membantu penulis.
Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih kepada

Bapak Rektor Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si dan kepada Bapak Dekan
FMIPA Prof. Drs. Motlan, M.Sc,Ph.D. Terima kasih juga kepada ketua jurusan
matematika sekaligus dosen pembimbing skripsi Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd
dan juga dosen Pembimbing Akademik Dra. Katrina Samosir yang memberikan
bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terimakasih
juga penulis ucapkan kepada rekan-rekan selama perkuliahan Firman Syah,
Febriansyah Pratama Manurung, Ahmad Thalhah, Asrika Yulianty, S.Pd, Dony
Permana S.Pd, dan teman-teman lainnya di jurusan matematika khususnya kelas B
Reguler 2007 yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING DAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS VIII
MTS NEGERI LUBUK PAKAM T.A. 2012/2013 PADA
POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

Ali Sodikin Samosir
071244110035
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan

kemampuan pemecahan matematika siswa setelah diajarkan dengan model
reciprocal teaching dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas VIII
MTs Negeri Lubuk Pakam T.A. 2012/2013 pada pokok bahasan Kubus dan
Balok.
Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII MTs Negeri Lubuk
Pakam yang terdiri dari 5 kelas. Dari 5 kelas, dipilih 2 kelas secara random yaitu
kelas VIIIA sebagai kelas eksperimen1 dengan model reciprocal teaching dan
kelas VIIIB sebagai kelas eksperimen2 dengan pembelajaran STAD. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen dengan instrumen berupa tes uraian yang telah
valid dengan reliabilitas tinggi yaitu 0,381 dengan jumlah soal sebanyak 5 item.
Penelitian ini tidak menggunakan pretes dengan alasan bahwa kemampuan
dasar masing-masing siswa di kedua kelas dianggap sama.
Nilai rata-rata hasil postes pada kelas eksperimen1 86,611 dan nilai ratarata hasil postes kelas eksperimen2 adalah 78,50. Dari hasil analisis data postes
kelas eksperimen1 diperoleh L0 = 0,0939 < Ltabel = 0,1477, dan dari postes kelas
eksperimen2 diperoleh L0 = 0,0867 < Ltabel = 0,1477. Sehingga disimpulkan data
postes kedua kelas berdistribusi normal. Dari uji homogenitas data postes kedua
sampel homogen, dimana Fhitung = 1,186 < Ftabel = 1,68. Setelah dilakukan uji-t
diperoleh bahwa thitung = 6,257 dan ttabel 1,669. Hal ini berarti bahwa thitung > ttabel
maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang

diajarkan dengan menggunakan model reciprocal teaching dan pembelajaran
kooperatif tipe STAD siswa kelas VIII MTs Negeri Lubuk Pakam T.A. 2012/2013
pada pokok bahasan kubus dan balok.

DAFTAR ISI
Halaman

Lembar Pengesahan
Daftar Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Dartar Tabel
Daftar Lampiran

i
ii
iii
iv

vi
viii
ix
x

BAB I
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.

1
1
7
7
7
8
8


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kerangka Teoritis
2.1.1. Pembelajaran Matematika
2.1.2. Strategi Belajar Mengajar
2.1.3. Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika
2.1.4. Penerapan Pendekatan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran
Matematika
2.1.5. Model Pembelajaran
2.1.6. Pembelajaran Reciprocal Teaching
2.1.6.1.Pengertian Pembelajaran Reciprocal Teaching

2.1.6.2.Memperkenalkan Reciprocal Teaching kepeda Siswa
2.1.6.3.Mengajarkan Reciprocal Teaching kepada Siswa
2.1.6.4.Perancangan dan Penerapan Prosedur Reciprocal teaching
2.1.7. Pengertian Belajar
2.1.8. Pembelajaran Matematika
2.1.9. Pembelajaran Kooperatif
2.1.10. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
2.1.11. Pemecahan Masalah Matematika
2.2.
Kubus dan Balok
2.2.1. Mengenal Unsur-unsur Kubus dan Balok
2.2.2. Menggambar Kubus dan Balok
2.2.3. Menghitung Luas Permukaan (sisi) Kubus dan Balok
2.2.4. Menentukan Volume Kubus dan Balok

9
9
9
11
12

15
17
17
17
23
24
25
27
28
29
32
36
39
39
40
41
42

2.3.
2.4.


Kerangka Konseptual
Hipotesis Penelitian

42
43

BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi dan WaktuPenelitian
3.2.
Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi Penelitian
3.2.2. Sampel Penelitian
3.3.
Jenis Penelitian
3.4.
Variabel Penelitian
3.4.1. Variabel Bebas
3.4.2. Variabel Terikat

3.5.
Desain Penelitian
3.6.
Prosedur Penelitian
3.7.
Instrumen Pengambilan Data
3.8.
Instrumen Pemecahan Masalah Matematika
3.9.
Teknik Analisis Data

44
44
44
44
44
44
44
45
45

45
45
46
46
51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.
Uji Persyaratan Analisis
4.2.1. Uji Normalitas
4.2.2. Uji Homogenitas
4.2.3. Uji Hipotesis
4.3.
Diskusi Hasil Penelitian

55
55
56

56
56
56
57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
5.2.
Saran

58
58
58

DAFTAR PUSTAKA

60

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2. 1. Langkah-lankah Pembelajaran Kooperatif
34
Tabel 2. 2. Prosedur Penentuan Nilai Perkembangan Siswa
35
Tabel 2. 3. Perhitungan Skor Perkembangan
35
Tabel 2. 4. Tingkat Penghargaan Kelompok
35
Tabel 3. 1. Desain Penelitian Experimen
45
Tabel 3. 2. Pedoman Penyekoran Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika
47
Tabel 3.3. Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Tes
49
Tabel 3.4. Klasifikasi Koefisien Validitas Tes
49
Tabel 3.5. Klasifikasi Daya Pembeda
51
Tabel 4.1. Tabel Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes
55
Tabel 4.2. Data Tes Kedua Kelas
55
Tabel 4.3. Ringkasan Uji Normalitas Data dengan Liliefors
56
Tabel 4.4. Ringkasan Uji Homogenitas Data
56

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Contoh Benda Menyerupai Kubus
Gambar 2. 2. Unsur-unsur Kubus
Gambar 2. 3. Balok

Halaman
39
39
40

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1-4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21

: RPP Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
: Ppedoman Penskoran Kemapuan Pemecahan Masalah
: Kisi-Kisi Tes
: Soal Tes
: Alternatif Jawaban Tes
: Skor Hasil Uji Coba Tes
: Perhitungan Validitas Tes
: Perhitungan Reliabilitas Tes
: Data Daya Pembeda Tes
: Perhitungan Tingkat Kesukaran
: Perhitungan Daya Pembeda Soal
: Data Hasil Tes Kelas Eksperimen1
: Data Hasil Tes Kelas Eksperimen2
: Uji Normalitas Data Hasil Tes Kelas Eksperimen1
: Uji Normalitas Data Hasil Tes Kelas Eksperimen2
: Uji Homogenitas
: Uji Hipotesis
: Dokumentasi

62
73
74
75
76
79
80
82
85
86
87
88
90
92
94
96
98
101

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan bagian dari kehidupan manusia karena belajar
matematika pada dasarnya belajar berbuat dan berpikir matematika. Ini sesuai
dengan hakikat matematika ditinjau dari segi ilmu yaitu matematika merupakan
suatu cara berpikir oleh karena itu matematika merupakan bidang studi yang
dipelajari oleh semua siswa disetiap jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP,
SMA, hingga Perguruan Tinggi. Sebagaimana yang diutarakan oleh Siroj
(http://www.pelita.or.Id/cetakartikel):
”Jika ingin mencerdaskan bangsa belajarlah matematika karena sadar atau
tidak dalam kehidupan sehari-hari matematika selalu diperlukan sebagai
alat bantu dalam berbagai kegiatan. Sejak mulai TK sampai Perguruan
Tinggi matematika sudah dikenalkan dari model yang sederhana hingga
yang kompleks”.
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat penting
diajarkan kepada siswa. Cockroft (dalam Abdurrahman, 2003 : 253)
mengemukakan:
”Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan
dalam segala jenis kehidupan ; (2) semua bidang studi memerlukan
keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi
yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan
informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir
logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan
terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”.
Selanjutnya Hudojo (1988 : 1) juga menyatakan bahwa:
”Matematika berfungsi mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, merupakan pengetahuan yang essensial sebagai dasar untuk
bekerja seumur hidup dalam abad globalisasi. Karena itu tingkat
penguasaan matematika pada tingkat tertentu diperlukan bagi semua
siswa agar kelak dalam hidupnya mendapat pekerjaan yang baik”.
Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
matematika sangat penting untuk memajukan Indonesia dengan meningkatkan
kualitas penerus bangsa, yaitu peserta didik. Karena pemahaman dan penguasaan

matematika yang baik sangat diperlukan siswa untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya

menghadapi

masa

depan

yang

semakin

kompetitif.

Namun

kenyataannya tidak sedikit siswa yang kurang memahami arti penting matematika
dalam kehidupan, sehingga siswa kurang berminat dan kurang termotivasi dalam
belajar matematika umumnya siswa menganggap bahwa pelajaran matematika
adalah pelajaran yang sangat sulit.
Seperti yang dikemukakan oleh Mulyono (1991 : 1) “Dari bidang studi
yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap
paling sulit untuk dipelajari”. Kesulitan dalam belajar matematika mengakibatkan
pemecahan masalah matematika siswa rendah.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa, hendaknya guru berusaha melatih dan membiasakan siswa melakukan
kegiatan pembelajaran seperti memberikan latihan-latihan soal dan memecahkan
masalah-masalah matematika yang ada. Dengan adanya pemecahan masalah
matematika, maka siswa diharapkan lebih mudah memahami konsep matematika
yang

ada

seperti

yang

dikemukakan

oleh

Noor

(http://pages-

yourfavorite.com/ppsupi/abstrakmat2005.html) bahwa: “Pemecahan
sangat

penting dalam

pembelajaran

matematika

yang bertujuan

masalah
untuk

meningkatkan pemahaman siswa terhadap penguasaan konsep, aturan-aturan dalil
dan sebagainya”.
Selain itu Hudojo (2001:166) juga menyatakan bahwa:
”Pemecahan masalah mempunyai fungsi yang penting dalam kegiatan
belajar mengajar matematika. Melalui pemecahan masalah matematika
siswa-siswa dapat berlatih dan mengintegrasikan konsep-konsep, teoremateorema dan keterampilan yang telah dipelajari”.
Selain kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa itu sendiri, rendahnya
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa juga disebabkan oleh metode
pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Oleh karena itu guru harus dituntut
untuk menciptakan dan menerapkan suatu strategi dalam pembelajaran
matematika

seperti

dikemukakan

oleh

Setiawati

(http://pages-

yourfavorite.com/ppsupi/abstrakmat2005.html) bahwa : “Rendahnya kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa madrasah Tsanawiyah merupakan

permasalahan yang menuntut seorang guru untuk menciptakan dan menerapkan
suatu strategi dalam pembelajaran matematika”.
Agar kemampuan pemecahan masalah dalam matematika dapat berhasil
maka dibutuhkan peran aktif siswa. Oleh karena itu perlu diusahakan suatu
pendekatan pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam proses belajar
mengajar. Cara belajar aktif merupakan cara belajar yang dituntut dari siswa agar
mereka dapat meningkatkan prestasi belajarnya seperti dikemukakan oleh Noor
(http://pages-yourfavorite.com/ppsupi/abstrakmat2005.html) bahwa:
”Cara belajar aktif merupakan cara belajar yang dituntut dari siswa, agar
mereka dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Oleh karena itu guru
dituntut untuk mendorong siswa belajar secara aktif dan dapat
meningkatkan kemampuan penalaran dalam matematika yang merupakan
faktor penting dalam matematika”.
Dari permasalahan di atas perlu diterapkan suatu model pembelajaran
matematika yang mendorong siswa aktif dalam belajar. Model pembelajaran
kooperatif dapat dijadikan model alternatif yang diharapkan dapat mengaktifkan
siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam arti siswa harus aktif, saling
berinteraksi dengan teman-temannya, saling tukar informasi, dan memecahkan
masalah. Sehingga tidak ada siswa yang pasif dalam menyelesaikan masalah
pelajaran, yang ada adalah untuk menuntaskan materi belajarnya. Seperti
dikemukakan oleh Ibrahim, dkk (2000 : 7) bahwa:
”Beberapa ahli berpendapat bahwa model kooperatif unggul dalam
membantu
siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Para
pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur
penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada
belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil
belajar”.
Selain itu Tim MKPBM (2001 : 219) juga menyatakan bahwa:
”Pembelajaran kooperatif dalam matematika akan dapat membantu siswa
meningkatkan sikap positif siswa dalam matematika. Para siswa secara
individu membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk
menyelesaikan masalah-masalah matematika sehingga akan mengurangi
atau bahkan menghilangkan rasa cemas terhadap matematika (math
anxiety) yang banyak dialami para siswa”.

Dari
pembelajaran

beberapa
kooperatif

pernyataan
dapat

tersebut

meningkatkan

dapat

disimpulkan

kemampuan

siswa

bahwa
dalam

memecahkan masalah matematika. Karena antarsiswa dalam kelompok kooperatif
dapat saling membantu temannya dengan bahasanya sendiri yang lebih mudah
dipahami daripada penjelasan dari guru.
Matematika secara umum sangat sulit dipahami oleh siswa, karena
matematika memiliki objek yang sifatnya abstrak dan membutuhkan penalaran
yang cukup tinggi untuk memahami setiap konsep-konsep matematika yang
sifatnya hirarkis, sehingga perlu menerapkan model-model pengajaran yang lebih
baik dan tepat membantu penguasaan siswa sedini mungkin di tingkat sekolah
terhadap matematika. Berdasarkan data hasil observasi awal yang dilaksanakan
peneliti ke sekolah MTs Negeri Lubuk Pakam (05April 2012) menunjukkan
bahwa, selama proses belajar mengajar berlangsung, siswa cenderung diam dan
tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru, sehingga tidak
menunjukkan kelancaran siswa mengemukakan jawaban, pendapat atau
gagasannya menanggapi pertanyaan guru tersebut (kelancaran merupakan salah
satu penilaian terhadap kemampuan pemecahan masalah). Peneliti juga melihat
bahwa pembelajaran yang digunakan guru masih bersifat konvensional, yang
berakibat kegiatan pembelajaran kurang menarik, tidak menantang, dan sulit
untuk mencapai target.
Mempelajari matematika tidak terlepas dari topik bangun ruang. Salah
satu dari klasifikasi bangun ruang adalah kubus dan balok. Topik ini diajarkan
dikelas VIII SMP sederajat. Namun, siswa masih kesulitan dalam memahami
konsep pada kubus dan balok.
Berdasarkan hasil wawancara kepada salah satu guru matematika kelas
VIII MTs Negeri Lubuk Pakam pada tanggal 5 April 2012, mengatakan bahwa
salah satu materi yang sulit dipahami siswa adalah bangun ruang termasuk kubus
dan balok. Hal ini terlihat dari hasil ujian bulanan yaitu sebanyak 20 dari 35 siswa
tidak mencapai standar ketuntasan minimal (yaitu dengan nilai ≥60), dengan
demikian kemampuan matematika siswa masih rendah.

Dengan demikian MTs Negeri Lubuk Pakam mengalami masalah dalam
proses belajar mengajar pada materi bangun ruangterutama kubus dan balok. Di
sekolah tersebut guru hanya menggunakan metode lama yaitu metode ceramah,
yang aktif hanya guru saja sedangkan siswanya hanya duduk, diam,
mendengarkan, dan mengerjakan perintah guru. Guru tidak pernah memikirkan
apakah siswanya sudah mengerti atau belum tentang materi yang diajarkan guru
tersebut. Mereka hanya mengejar target untuk menyekesaiakan pembelajaran
sesuai dengan kurikulum. Sedangkan materi bangun ruang merupakan materi
yang lumayan sulit dimengerti, maka seharusnya diajarkan lebih mendalam
karena materi tersebut adalah materi yang berkelanjutan.
MTs Negeri Lubuk Pakam harus memperhatikan kualitas siswanya untuk
dapat bersaing dengan sekolah lainnya di dunia pada umumnya dan di Indonesia
khususnya. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah tersebut adalah
Matematika. Mata pelajaran ini merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang
diujiannasionalkan dan merupakan salah satu syarat utama kelulusan. Oleh sebab
itu, perlu diterapkan strategi belajar yang efektif dan efisien agar diperoleh
motivasi belajar siswa yang baik.
Banyak
perkembangan

strategi
kemampuan

dan

model

pemecahan

pembelajaran
masalah

yang

siswa

mendukung

dengan

konsep

pembelajaran yang mandiri, menyenangkan, dan aktif. Setiap model dan strategi
pembelajaran memiliki keunggulan dan keistimewaan masing-masing. Salah satu
diantara model yang dimaksud adalah strategi Reciprocal Teaching. Model
Reciprocal Teaching adalah prosedur pengajaran atau pendekatan yang dirancang
untuk mengajarkan kepada siswa tentang strategi – strategi kognitif serta untuk
membantu siswa memahami materi pelajaran dengan baik. Model Reciprocal
Teaching menerapkan empat strategi dasar pemahaman mandiri yaitu merangkum
atau menyimpulkan bahan ajar, mengajukan pertanyaan, memprediksi materi
lanjutan, dan mengklarifikasi istilah–istilah yang sulit dipahami.
Menurut Palincsar dan Brown (dalam Ibrahim, 2007) bahwa :
“Strategi reciprocal teaching adalah pendekatan konstruktivis yang
didasarkan pada prinsip – prinsip membuat pertanyaan, mengajarkan
keterampilan metakognitif melalui pengajaran, dan pemodelan oleh guru

untuk meningkatkan keterampilan membaca pada siswa yang
berkemampuan rendah. Reciprocal teaching adalah prosedur pengajaran
atau pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa
tentang strategi – strategi kognitif serta untuk membantu siswa
memahami bacaan dengan baik. Dengan menggunakan pendekatan
reciprocal teaching siswa diajarkan empat strategi pemahaman dan
pengaturan diri spesifik, yaitu merangkum bacaan, mengajukan
pertanyaan, memprediksi materi lanjutan, dan mengklarifikasi istilah –
istilah yang sulit dipahami. Untuk mempelajari strategi – strategi tersebut
guru dan siswa membaca bahan pelajaran yang ditugaskan di dalam
kelompok kecil, guru memodelkan empat keterampilan tersebut di atas.”
Pembelajaran

Reciprocal

Teaching

merupakan

suatu

kegiatan

instruksional yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam bentuk dialog untuk
memahami makna suatu teks bacaan. Oleh karenanya, pembelajaran Reciprocal
Teaching merupakan salah satu kegiatan pengajaran yang sangat mempengaruhi
hasil belajar siswa karena bersifat efektif, efisien, dan menyenangkan yang terjalin
dalam suatu interaksi timbal balik.
Model Reciprocal Teaching adalah salah satu jenis model pembelajaran
kooperatif. Selain model Reciprocal Teaching, salah satu strategi pembelajaran
kooperatif yang lain adalah pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Divisions). Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah
satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompokkelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara
heterogen. Kedua strategi kooperatif ini memiliki perbedaan keunggulan.
Dari kedua strategi di atas, peneliti tertarik ingin mengetahui strategi
mana yang lebih tepat dan seberapa besar perbedaan keunggulan kedua strategi
tersebut apabila diterapkan dalam pembelajaran matematika pada topik yang sama
yaitu kubus dan balok.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa yang Diajarkan dengan Model Reciprocal Teaching dan Pembelajaran
Koperatif Tipe STAD Siswa Kelas VIII MTs Negeri Lubuk Pakam T.A.
2012/2013 pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok”.

1.2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah sebelumnya maka timbul beberapa
pertanyaan sebagai indentifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Kurangnya dukungan dari sekolah dalam meningkatkan kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah dalam proses pembelajaran.
2. Rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada
pembelajaran matematika.
3. Rendahnya kemampuansiswa dalam memecahkan soal – soal mengenai
Kubus dan Balok.
4. Metode yang digunakan guru masih bersifat konvensional dan tidak
inovatif.
1.3. Pembatasan Masalah
Untuk dapat memfokuskan permasalahan dan untuk mencegah penafsiran
yang salah serta keterbatasan waktu, maka tidak semua masalah tersebut akan
diteliti, oleh sebab itu diperlukan pembatasan masalah. Yang menjadi pembatasan
masalah dalam penelitian ini adalah: Pembelajaran pada pokok bahasan Kubus
dab Balok di kelas VIII MTs Negeri Lubuk Pakam dengan model Reciprocal
Teaching sebagai upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa. Kemampuan pemecahan masalah yang diteliti adalah
kemampuan merangkum atau menyimpulkan bahan ajar, mengajukan pertanyaan,
memprediksi materi lanjutan, dan mengklarifikasi istilah–istilah yang sulit
dipahami pada materi Kubus dan Balok.
1.4. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah di atas maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
Apakah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mendapatkan
pembelajaran matematika dengan menggunakan Model Reciprocal Teaching lebih
tinggi daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang

mendapat pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan Kubus dan
Balok di Kelas VIII MTs Negeri Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2012/2013?
1.5. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan
kemampuan

pemecahan

masalah

matematika

siswa

yang

mendapatkan

pembelajaran matematika dengan menggunakan Model Reciprocal Teaching dan
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok di
Kelas VIII MTs Negeri Lubuk Pakam Ajaran 2012/2013.
1.6. Manfaat Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi :
1. Pihak sekolah sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka
perbaikan

kualitas

pembelajaran

termasuk

dalam

meningkatkan

kemampuan siswa.
2. Guru

matematika

khususnya

untuk

menambah

variasi

model

pembelajaran. Penelitian ini diharapkan mampu memperluas wawasan dan
pengetahuan guru mengenai model pembelajaran Reciprocal Teaching
sebagai pembelajaran alternatif dalam upaya meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa.
3. Siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
terutama dalam menyelesaikan permasalahan matematika.
4. Penulis sendiri dalam menambah dan membekali diri untuk menjadi
seorang pengajar dan pendidik yang akan terjun ke masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Rineka Cipta. Jakarta
Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Medan, (2008), Materi
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, Depdiknas Unimed
Djamarah, S. B., (2002), Psikologi Belajar, PT. Asdi Mahasatya, Jakarta.
Djamarah, S. B. (2002), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta.
Djamarah, S. B., dan Zain, A., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Hudojo, H., (1988), Belajar Mengajar Matematika, Depdikbud Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan LPTK, Jakarta.
Makmun, A.S. 2002. Psikologi Kependidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Masykur dan Fathani, (2007), Mathematical Intellegence,Penerbit
Media, Yogyakarta.

Ar- Ruzz

Munandar, S.C.U., (1999), Pengembangan Kemampuan Berpikir Anak Berbakat,
Penerbit Depdikbud dan Rineka Cipta, Jakarta.
Rooijakkers, Ad. 1991. Mengajar dengan Sukses : Petunjuk untuk Merencanakan
dan Menyampaikan Pengajaran. Jakarta : PT. Grasindo
Ruijter, U. T., (1994), Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan, penerbit
Gramedia, Jakarta.
Saripah, E. 2002. Model Resiprocal Teaching dalam Pembelajaran Kooperatif
Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 2-3 SMU Negeri
8 Bandung. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan
Suryabrata, Sumadi, (2002), Psikologi Pendidikan, Penerbit PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Sriyanto, H.J., (2007), Strategi Sukses Menguasai Matematika, Indonesia Cerdas,
Yogyakarta.
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

Suherman, E., Kusumah. 1990. Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi
Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusuma
Suherman, Erman, dkk. 2001. Common Text Book : Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer. Bandung : JICA UPI
Trianto, (2007), Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktif,
Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.
Usman, U. M., (1990), Menjadi Guru Profesional, Penerbit PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Winkel, W. S., (2005), Psikologi Pengajaran, Penerbit Media Abadi, Yogyakarta.

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN JIGSAW DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 WAY JEPARA

0 14 127

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS V SD NEGERI 1 GUNUNG MAS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 3 53

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 KARANG ANYAR GEDUNGTATAAN PESAWARAN TP 2013/2014

1 7 49

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS V SD NEGERI 1 GUNUNG MAS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 11 51

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

0 0 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING BERBANTUAN KARTU SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 ULUJAMI

0 0 11

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN

0 0 15

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BAGI SISWA YANG DIBERI MODEL PBI DAN CORE BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 AMPEL KABUPATEN BOYOLALI Cici Indarwati

0 0 12

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA DI KELAS

0 0 100

PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL RECIPROCAL TEACHING DI SMP SWASTA AL-WASHLIYAH 8 MEDAN TAHUN AJARAN 20172018

1 2 203