HUBUNGAN ANTARA PEMBELIAN IMPULSIF DENGAN PENYESALAN PASCA PEMBELIAN PADA KONSUMEN SOGO PVJ DI BANDUNG.
HUBUNGAN ANTARA PEMBELIAN IMPULSIF DENGAN
PENYESALAN PASCA PEMBELIAN PADA KONSUMEN SOGO PVJ DI BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Psikologi pada Departemen Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia
Oleh:
Dani Triawan Kramadibrata 1006354
DEPARTEMEN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
(2)
HUBUNGAN ANTARA PEMBELIAN IMPULSIF DENGAN
PENYESALAN PASCA PEMBELIAN PADA KONSUMEN SOGO PVJ DI BANDUNG
Oleh
Dani Triawan Kramadibrata
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
© Dani Triawan Kramadibrata 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
(4)
(5)
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii ABSTRAK
Dani Triawan Kramadibrata (1006354). Hubungan antara Pembelian Impulsif dengan Penyesalan Pasca Pembelian pada Konsumen SOGO PVJ di Bandung. Skripsi. Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan UPI. Bandung (2014).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pembelian impulsif, gambaran penyesalan pasca pembelian dan hubungan kedua variabel tersebut pada konsumen SOGO PVJ di Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Subjek penelitian adalah sampel konsumen yang pernah berbelanja di SOGO PVJ yaitu sebanyak 213 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner menggunakan instrumen pembelian impulsif serta instrumen penyesalan pasca pembelian yang dikembangkan oleh peneliti. Hasil penelitian menunjukkan: a) sebagian besar konsumen SOGO memiliki tingkat pembelian impulsif pada kategori sedang yaitu sebanyak 36%; b) sebagian besar konsumen SOGO memiliki tingkat penyesalan pasca pembelian pada kategori sedang yaitu sebanyak 41%; c) terdapat hubungan positif yang signifikan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen SOGO dengan koefisien korelasi pearson product moment sebesar 0.417. Saran yang bisa diberikan yaitu untuk mencegah penyesalan pasca pembelian adalah dengan tidak melakukan pembelian impulsif dan membuat daftar belanja terlebih dahulu.
(6)
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii
ABSTRACT
Dani Triawan Kramadibrata (1006354). The Relation between Impulsive Buying with
Post-Purchase Regret in Consumer at SOGO PVJ Bandung. Thesis. Psychology Departement Faculty of Educational Sciences Indonesia University of Education. Bandung. 2014
The purpose of this research are to find out the profile of impulsive buying, post-purchase regret and to determine the correlation between this both variables of consumer in SOGO PVJ Bandung. Quantitative approach is used in this study with descriptive correlational method. Subject of this research are customer in SOGO with 213 sample. Data were collected with impulsive buying scale and post-purchase regret scale which constructed based on operational definition each variable. Results indicate: a) most of consumer in SOGO have moderate degree of impulsive buying which around 36%; b) most of consumer in SOGO have moderate degree of post-purchase regret which around 41%; there is a positive and quite significant between impulsive buying and post-purchase regret with correlation score of pearson product moment 0.417. The suggestion for consumers to reduce the post-purchase regrets is not to buying impulsive and make a shopping list before they shop.
(7)
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR BAGAN ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Pembelian Impulsif ... 7
B. Penyesalan Pasca Pembelian ... 12
C. Kerangka Berpikir ... 17
D. Hipotesis Penelitian ... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 21
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 21
B. Desain Penelitian ... 22
C. Metode Penelitian ... 23
D. Definisi Operasional ... 23
E. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 25
F. Kategorisasi Skor ... 39
G. Teknik Pengumpulan Data ... 41
(8)
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x
Halaman
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Hasil Penelitian ... 45
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62
A. Kesimpulan ... 62
B. Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT PENULIS
(9)
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xi
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1 Kisi-kisi Instrumen Pembelian Impulsif ... 25
3.2 Kisi-kisi Instrumen Penyesalan Pasca Pembelian ... 31
3.3 Bobot Skor Pilihan Jawaban ... 33
3.4 Uji Corrected item-total correlation Pembelian Impulsif ... 35
3.5 Uji Corrected item-total correlation Penyesalan Pasca Pembelian ... 35
3.6 Koefisien Realibilitas Guilford ... 36
3.7 Reliabilitas Instrumen Pembelian Impulsif Sebelum Uji Validitas ... 37
3.8 Reliabilitas Instrumen Pembelian Impulsif Sesudah Uji Validitas ... 37
3.9 Reliabilitas Instrumen Penyesalan Pasca Pembelian Sebelum Uji Validitas ... 38
3.10 Reliabilitas Instrumen Penyesalan Pasca Pembelian Sesudah Uji Validitas ... 38
3.11 Rumusan Lima Kategori ... 39
3.12 Kategori Skor Pembelian Impulsif dan Penyesalan Pasca Pembelian 40
3.13 Kategori Dimensi-dimensi Pembelian Impulsif dan Penyesalan Pasca Pembelian ... 40
3.14 Uji Normalitas ... 42
3.15 Uji Linieritas Data ... 43
3.16 Koefisien Korelasi Guilford ... 44
4.1 Perhitungan Statistik Deskriptif Variabel Pembelian Impulsif ... 45
4.2 Gambaran Tingkat Pembelian Impulsif ... 46
4.3 Perhitungan Statistik Deskriptif Dimensi Pembelian Impulsif ... 47
4.4 Gambaran Tingkat Dimensi-Dimensi Pembelian Impulsif ... 47 4.5 Perhitungan Statistik Deskriptif Variabel Penyesalan Pasca Pembelian 49
(10)
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xii
4.6 Gambaran Tingkat Penyesalan Pasca Pembelian ... 49 4.7 Perhitungan Statistik Deskriptif Dimensi Penyesalan Pasca Pembelian 51 4.8 Gambaran Tingkat Dimensi-Dimensi Penyesalan Pasca Pembelian ... 51 4.9 Hubungan Antara Pembelian Impulsif dengan
Penyesalan Pasca Pembelian ... 53 4.10 Hubungan Antara Dimensi-dimensi Pembelian Impulsif dengan
Penyesalan Pasca Pembelian ... 54 4.11 Hasil Koefisien Determinasi ... 54
(11)
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xiii
DAFTAR BAGAN
Halaman
1.1 Indikasi-indikasi Konsumen Indonesia Semakin Impulsif
Dalam Berbelanja (Tahun 2005-2013) ... 1
1.2 Data Pengunjung yang Bertransaksi di SOGO PVJ (Mei 2013 – April 2014) ... 3
2.1 Kerangka Berpikir ... 19
4.1 Gambaran Pembelian Impulsif ... 46
4.2 Gambaran Dimensi-dimensi Pembelian Impulsif ... 48
4.3 Gambaran Penyesalan Pasca Pembelian ... 50
(12)
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xiv
DAFTAR LAMPIRAN 1. Lampiran Profil Konsumen SOGO
2. Lampiran Data Mentah Uji Coba 3. Lampiran Data Mentah Uji Data 4. Lampiran Hasil Analisis Uji Data 5. Lampiran Surat-Surat
(13)
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Belanja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada bulan Juni 2013, Nielsen melaporkan studi penelitian bahwa konsumen Indonesia semakin impulsif dalam berbelanja. Terdapat beberapa indikasi-indikasi yang menunjukkan hal tersebut, hasil survey ini diperoleh melalui wawancara langsung dengan 1804 responden di 5 kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan. Dari hasil survey tersebut menunjukkan bahwa tren pembelian impulsif konsumen Indonesia setiap tahun cenderung naik.
(14)
2
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bagan 1.1
Indikasi-indikasi Konsumen Indonesia Semakin Impulsif Dalam Berbelanja (Tahun 2005-2013)
Sumber: Survey AC Nielsen (2013)
Pembelian impulsif sudah menjadi gaya hidup yang menyebar ke setiap segmen populasi dan telah terjadi di berbagai situasi dan budaya yang berbeda (Kacen & Lee, 2002). Lembaga survey Myvesta (dalam female.kompas.com) tahun 2009 mengungkapkan, 64.8% konsumen yang berusia 18-24 tahun mengalami perubahan emosi sesaat sebelum dan setelah belanja. Pada usia tersebut rata-rata konsumen berstatus sebagai mahasiswa dan yang sudah bekerja. Konsumen merasa ada dorongan emosional dalam dirinya yang menyebabkan mereka jadi ingin berbelanja. Pembeli tipe ini disebut sebagai pembeli impulsif karena mereka merasakan adanya dorongan emosi negatif yang dapat dihilangkan dengan melakukan kegiatan seperti berbelanja dengan impulsif (Verplanken & Herabadi, 2001).
Setelah membeli suatu barang, konsumen akan mengalami perasaan puas atau tidak puas (Strydom, Cant, dan Jooste, 2009). Perasaan tidak puas muncul ketika mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan harapan. Perasaan tidak puas bisa mengakibatkan suatu rasa penyesalan pada konsumen (M'Barek, M. B., dan Gharbi, A., 2011). Penyesalan muncul ketika mengambil keputusan yang ternyata salah dan merugikan. Sering kali, konsumen membuat keputusan membeli saat mereka tidak mengetahui alokasi dana mereka terhadap suatu barang atau jasa. Keputusan pembelian dapat mengarah pada penyesalan ketika pembeli menyadari bahwa mereka tidak membutuhkan barang tersebut (Nasiry & Popescu, 2011).
Penyesalan merupakan perasaan menyakitkan yang menyebabkan konsumen akan menghindari, menekan, menolak maupun meregulasi perasaan tersebut jika mengalaminya (Zeelenberg & Pieters, 2006). Lee & Cotte (2009) menyebut rasa penyesalan tersebut sebagai penyesalan pasca pembelian
(post-purchase consumer regret), yaitu suatu emosi negatif yang timbul dan konsumen
(15)
3
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konsumen melakukan evaluasi berdasarkan pada hasil dan proses dari pengambilan keputusan yang dilakukannya.
Departement store memberikan kemudahan dan fasilitas kepada
konsumen untuk berbelanja segala macam produk di satu tempat. Tampilan produk yang menarik dan penawaran diskon juga dapat menarik perhatian konsumen. Kota Bandung memiliki banyak departement store yang tersebar di mal-mal, diantaranya Matahari, Metro, dan SOGO. Salah satu departement store terbesar di Indonesia adalah SOGO. Saat ini SOGO memiliki 13 cabang di seluruh Indonesia dengan konsep one stop shopping menyajikan tempat yang luas dan merek eksklusif menjadikan konsumen nyaman dan praktis dalam berbelanja. Lokasi Departement store SOGO di Kota Bandung yaitu di mal Parijs Van Java (PVJ) (sogo.co.id). Berikut ini adalah jumlah pengunjung yang berbelanja dan bertransaksi di SOGO PVJ dari bulan Mei 2013 – April 2014.
Bagan 1.2
Data Pengunjung yang Bertransaksi di SOGO PVJ (Mei 2013 – April 2014) Sumber: Perusahaan SOGO departement store cabang PVJ
(16)
4
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari data pengunjung terlihat bahwa konsumen yang melakukan transaksi di SOGO PVJ setiap bulannya bervariasi, terjadi tren peningkatan dan penurunan jumlah pengunjung setiap bulannya. Setiap tahun rata-rata konsumen yang berbelanja di SOGO PVJ mencapai 6659 orang, dari rentang waktu Mei 2013 – April 2014. Dan dalam satu bulan rata-rata pengunjung yang berbelanja di SOGO PVJ sebanyak 555 orang.
Untuk memperkuat dasar penelitian, penulis melakukan wawancara singkat dengan tiga orang konsumen SOGO di Paris Van Java (PVJ) Bandung pada tanggal 1 Juni 2014 (hasil wawancara terdapat pada lampiran). penulis bertanya mengenai kecerendungan konsumen untuk berbelanja secara impulsif. Subjek pertama merupakan mahasiswi berusia 23 tahun yang suka berbelanja di SOGO, mahasiswa tersebut menyatakan bahwa jika ia berbelanja untuk mencari barang yang unik dan lucu (S1W1J2). Mahasiswi tersebut juga awalnya tidak niat untuk
membeli namun tidak tahan juga melihat barang dengan harga (S1W1J3).
Subjek kedua adalah seorang ibu muda yang setiap seminggu sekali berbelanja di SOGO untuk melihat barang terbaru dan diskon (S2W1J2).
Seringkali ia merasa jika melihat barang bagus seperti sepatu dan tidak berniat untuk membeli, maka ia terus memikirkan barang tersebut sampai di rumah (S2W1J3). Namun, terkadang saat barang sudah dibeli, ia hanya memakai satu
sampai dua kali saja dan dibiarkan menumpuk di lemari (S2W1J4). Lalu subjek
ketiga merupakan pegawai swasta, pria berusia 28 tahun berbelanja SOGO untuk membeli kemeja dan sepatu dengan merek terkenal (S2W1J2). Subjek mengaku
membeli barang jika memang benar-benar butuh dan jarang terpengaruh diskon saat akan membeli barang (S3W1J4).
Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa pembelian tidak terencana atau pembelian impulsif bisa terjadi oleh siapa saja dan terdapat stimulus yang mendukung untuk melakukan pembelian tersebut, seperti potongan harga, merek, dan kualitas barang. Misalnya, responden satu menjawab jika melihat potongan harga meskipun pada awalnya tidak berniat untuk membeli dan seorang Ibu yang
(17)
5
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kadang tidak memakai barang yang telah dibelinya. Berbeda dengan responden pria yang berbelanja sesuai kebutuhan dan tidak memiliki dorongan untuk berbelanja secara impulsif.
Berdasarkan paparan latar belakang yang telah disebutkan, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai: “Hubungan Antara Pembelian Impulsif dengan Penyesalan Pasca Pembelian pada Konsumen SOGO PVJ di Bandung”. B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian dari latar belakang penelitian yang telah dipaparkan, maka muncul pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen SOGO di PVJ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari diadakan penelitian ini adalah untuk memperoleh data empirik mengenai perilaku pembelian impulsif dan penyesalan pasca pembelian pada konsumen SOGO di PVJ. Selain itu, untuk memperoleh seberapa besar hubungan antara kedua variabel tersebut.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi kajian ilmu psikologi, khususnya dalam bidang psikologi industri & organisasi sebagai referensi sekaligus memperkaya kajian dalam bidang tersebut, khususnya mengenai konsep pembelian impulsif dan penyesalan pasca pembelian. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan kajian studi psikologi konsumen dalam mempelajari perilaku konsumen ketika berbelanja.
(18)
6
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Manfaat Praktis
Peneliti berharap penelitian ini dapat berguna bagi para konsumen saat berbelanja barang di departement store, agar berbelanja secara bijak dan cerdas saat membeli suatu barang. Selain itu dapat memberikan gambaran mengenai ciri-ciri perilaku pembelian impulsif dan rasa penyesalan pasca pembelian yang bisa dialami oleh konsumen.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Dalam penelitian ini, struktur dan sistematika penulisan skripsi yang digunakan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian B. Identifikasi Masalah Penelitian C. Rumusan Masalah Penelitian D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Struktur Organisasi Skripsi BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelian Impulsif
B. Penyesalan Pasca Pembelian C. Kerangka Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi Sampel B. Desain Penelitian
C. Metode Penelitian D. Definisi Operasional
(19)
7
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Pengumpulan Data G. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
(20)
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
21 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di department store SOGO Paris Van Java (PVJ) Resort and Lifestyle Place. Bertempat di Jl. Sukajadi 131-139 Bandung, 40162. Dasar pertimbangan yang digunakan dalam menentukan SOGO sebagai lokasi penelitian berdasarkan hasil studi pendahuluan mengenai kecerendungan pembelian impulsif yang terjadi di departement store, jarak yang cukup dekat lokasi dan peneliti juga melakukan wawancara awal dengan konsumen yang berbelanja di SOGO PVJ.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah konsumen yang berbelanja di SOGO PVJ. Dalam penelitian difokuskan untuk konsumen perempuan yang berusia 18 tahun ke atas dan pernah melakukan pembelian barang di SOGO PVJ cabang Bandung.
3. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Azwar (2013) populasi merupakan sekelompok subjek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian. Sekelompok subjek tersebut terdiri dari sejumlah individu yang setidaknya mempunyai ciri atau karakteristik yang sama. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang dihasilkan atau dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Sehingga, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili) (Sugiyono, 2013).
Berdasarkan data dari SOGO PVJ, jumlah pengunjung yang melakukan transaksi setiap bulan rata-rata mencapai 555 orang. Teknik penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive
(21)
22
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2013). Pertimbangan-pertimbangan yang diambil oleh peneliti diuraikan sebagai berikut:
(1) Sampel penelitian yaitu konsumen SOGO PVJ, (2) berjenis kelamin wanita, dan (3) berusia 18 tahun ke atas. Peneliti memilih jenis kelamin wanita sebagai subjek penelitian karena berdasarkan penelitian sebelumnya wanita lebih cenderung melakukan pembelian impulsif dibandingkan pria. Selain itu, mengambil rentang usia dewasa awal karena menurut Santrock (2002), salah satu ciri dari dewasa awal adalah kemandirian ekonomi dan kemandirian dalam membuat keputusan. Sehingga, tidak bergantung pada keputusan pada orang lain dan memiliki tanggung jawab penuh pada keputusannya yang dibuatnya.
Untuk menentukan ukuran sampel menggunakan rumus Isaac dan
Michael, untuk tingkat kesalahan 1%, 5%, dan 10% (Sugiyono, 2013:87) sebagai
berikut:
dengan dk = 1, taraf kesalahan kesalahan 5% P = Q = 0,5. d = 0.05. s = jumlah sampel
Maka dengan menggunakan tabel Isaac dan Michael (Sugiyono, 2013), dengan jumlah populasi (N) sebanyak 555 orang per bulan maka diperoleh ukuran sampel (s) dan kesalahan sebanyak 5% maka sampel yang akan diteliti sebanyak 213 orang atau konsumen SOGO.
B. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Idrus (2009), penelitian kuantitatif mempunyai sifat terinci, luas, menggabungkan literatur yang terkait dengan tema penelitian sebagai pendukung, memiliki prosedur yang jelas, hipotesis penelitian sudah dirumuskan sejak awal dan ditulis secara lengkap sebelum melakukan penelitian di lapangan. Penelitian kuantitatif
(22)
23
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
akan menggambarkan fenomena berdasarkan teori yang dimilikinya. Data yang dihasilkan akan banyak didominasi oleh angka sebagai hasil suatu pengukuran yang berdasarkan variabel yang telah dioperasionalkan. Data penelitian kuantitatif diperoleh dengan melakukan pengukuran atas variabel yang sedang diteliti.
Penelitian ini menggunakan statistik inferensial. Statistik inferensial adalah teknik statistika yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan memberlakukan hasilnya untuk populasi (Sugiyono, 2013).
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian koresional adalah suatu metode untuk menyelidiki nilai-nilai dari dua variabel dan menguji atau menentukan hubungan-hubungan atau antar hubungan yang ada di antara mereka di dalam satu lingkungan tertentu (Silalahi, 2010). Metode korelasional dalam penelitian ini digunakan untuk melihat bagaimana hubungan antara variabel pembelian impulsif dengan variabel penyesalan pasca pembelian konsumen SOGO di PVJ.
D. Definisi Operasional
Berdasarkan identifikasi masalah dalam penelitian ini terdapat dua konsep utama, yaitu pembelian impulsif dan penyesalan pasca pembelian:
1. Pembelian Impulsif
Secara konseptual, pembelian impulsif merupakan keputusan yang emosional atau menurut desakan hati, emosi dapat menjadi sangat kuat dan berlaku sebagai dasar dari motif pembelian yang dominan (Schiffman & Kanuk 2007).
Secara operasional, pembelian impulsif merupakan pengambilan keputusan seorang konsumen SOGO untuk membeli sesuatu yang tidak direncanakan sebelumnya, merasakan dorongan emosional yang kuat untuk membeli suatu produk tanpa memperdulikan konsekuensi negatif saat berbelanja di toko tersebut. Dalam proses ini meliputi dua aspek utama yaitu kognitif dan
(23)
24
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
afektif. Aspek kognitif adalah pengendalian informasi yang mereka dapatkan; aspek afektif adalah yang dirasakan mengenai stimulus dan kejadian. Adapun indikator dari setiap aspek dikemukakan sebagai berikut,
a. Aspek kognitif meliputi indikator:
- Tidak memperhatikan harga dan kegunaan suatu produk,
- Tidak melakukan perencanaan pembelian suatu produk, - Tidak melakukan perbandingan produk yang akan dibeli dengan produk yang
mungkin lebih berguna.
b. Aspek afektif meliputi indikator:
- Timbulnya dorongan perasaan untuk segera melakukan pembelian - Timbul perasaan puas dan senang setelah melakukan pembelian - Kurangnya kontrol diri dalam membelanjakan uang
Kemudian indikator pembelian impulsif dalam penelitian ini terungkap dari jawaban kuesioner konsumen SOGO melalui instrumen pembelian impulsif yang berbentuk skala berdasarkan definisi operasional tersebut.
2. Penyesalan Pasca Pembelian
Secara konseptual, penyesalan pasca pembelian merupakan suatu sensasi menyakitkan yang timbul setelah membeli suatu produk karena mendapat perbandingan yang tidak setara antara apa yang diharapkan dengan apa yang didapatkan setelah membeli dan menggunakan produk tersebut (Lee dan Cotte, 2009).
Secara operasional, penyesalan pasca pembelian adalah emosi negatif yang timbul dan dirasakan konsumen SOGO setelah melakukan evaluasi atas keputusan pembelian yang telah dilakukan, dimana evaluasi yang dilakukan didasarkan pada hasil dan proses dari pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen, dalam proses ini meliputi aspek outcome regret yaitu penyesalan akibat evaluasi pada hasil produk yang telah dibeli dan aspek process regret yaitu penyesalan akibat evaluasi pada proses pembelian produk. Adapun indikator dari setiap aspek dikemukakan sebagai berikut,
(24)
25
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Outcome regret meliputi indikator-indikator:
- Menyesal karena alternatif produk yang tidak terpilih - Menyesal karena perubahan fungsi produk yang signifikan
b. Process regret meliputi indikator-indikator:
- Menyesal karena kurangnya pertimbangan saat membeli barang
- Menyesal karena memilki pertimbangan berlebihan saat membeli barang
E. Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Pembelian Impulsif
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur pembelian impulsif berdasarkan instrumen Impulsive Buying Tendency (IBT) oleh Verplanken & Herabadi (2001), yang kemudian dibuat kuesioner untuk ditujukan kepada konsumen. Skala terdiri dari dua dimensi, dimensi kognitif dan afektif, setiap dimensi terdiri atas 10 pernyataan. Kuesioner adalah salah satu bentuk tes perfomansi tipikal (Azwar, 2011). Performansi tipikal adalah performansi yang ditampakkan oleh individu sebagai proyeksi dari kepribadiannya sendiri sehingga indikator perilaku yang diperlihatkannya adalah kecerendungan umum saat individu menghadapi situasi tertentu (Azwar, 2013).
Kuesioner yang dibuat dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013). Pilihan jawaban terdiri dari Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), dan Tidak Sesuai (TS). Berikut kisi-kisi instrumen pembelian impulsif.
Tabel 3.1
Kisi –kisi Instrumen Pembelian Impulsif
Dimensi Indikator Pernyataan No.
Item
(25)
26
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Aspek Kognitif 1. Tidak memikirkan dan mempertimbangkan kegunaan barang
- Saya berpikir secara mendalam sebelum membeli sesuatu. (UF)
5 1
Dimensi Indikator Pernyataan No.
Item
Jumlah
- Sebelum membeli sesuatu, saya
mempertimbangkan apakah membutuhkan barang tersebut (UF)
1 1
- Saya hanya membeli barang yang benar-benar dibutuhkan (UF) - Saya membeli barang lain, selain barang yang sudah diniatkan untuk dibeli (F)
13, 19 2
- Saya membeli barang tanpa banyak berfikir (F)
3 1
2. Tidak melakukan perencanaan
sebelum membeli barang
- Saya hanya membeli barang yang sudah diniatkan untuk dibeli (UF)
(26)
27
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Ketika membeli suatu barang, saya
melakukannya dengan spontan (F)
23 1
- Pembelian yang saya lakukan tidak
direncanakan terlebih dahulu (F)
18 1
Dimensi Indikator Pernyataan No.
Item
Jumlah
- Dengan mudahnya membeli barang tanpa alasan merupakan kebiasaan saya (F)
4 1
- Saya mempersiapkan daftar barang yang akan dibeli sebelum
berbelanja (UF)
14 1
3. Tidak melakukan perbandingan antara produk yang diinginkan dengan produk lain.
- Saya langsung
membeli barang di toko yang dikunjungi pada saat itu juga (F)
- Saya membandingkan terlebih dahulu barang yang saya lihat di toko lain (UF)
(27)
28
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Saya berpikir produk yang ingin dibeli adalah pilihan yang tepat dibandingkan dengan produk lain (F)
9 1
- Saya suka
membandingkan antar merek yang berbeda sebelum saya membeli barang. (UF)
26 1
Dimensi Indikator Pernyataan No.
Item
Jumlah
Aspek Afektif
1. Timbul perasaan senang dan puas hanya sesaat ketika melihat atau setelah melakukan
pembelian barang
- Saya menjadi antusias ketika melihat barang yang ingin dibeli (F)
6 1
- Saya merasa bersalah setelah membeli sesuatu yang tidak diniatkan untuk dibeli (F)
11 1
- Saya bukan tipe orang yang akan langsung menyukai barang yang dilihat di toko (UF)
12 1
- Setelah saya selesai berbelanja, saya ingin
(28)
29
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membeli barang kembali. (F)
- Saya merasa senang dan puas hanya sesaat setelah melakukan pembelian barang yang diinginkan (F)
27 1
2.Timbul dorongan dalam diri yang kuat untuk berbelanja dengan segera.
- Saya bisa menahan diri untuk tidak membeli barang yang dilihat di toko (UF)
10 1
Dimensi Indikator Pernyataan No.
Item
Jumlah
- Saya membeli sesuatu karena saya suka berbelanja, bukan karena
membutuhkan barang tersebut (F)
15 1
- Bagi saya,
berbelanja merupakan kegiatan yang
membosankan (UF)
28 1
- Saya selalu melihat barang yang menarik setiap kali melewati sebuah toko (F)
20 1
3. Timbul dorongan untuk berbelanja
Saya tidak bisa menahan perasaan
(29)
30
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
karena melihat barang kondisi tertentu
untuk membeli suatu barang (F)
- Saya sulit melewatkan penawaran barang dengan harga murah atau diskon (F)
22 1
- Jika saya melihat produk baru, saya ingin segera membelinya (F)
8 1
Dimensi Indikator Pernyataan No.
Item
Jumlah
- Saya susah melewatkan begitu saja barang yang terlihat menarik di toko (F)
16 1
- Jika melihat penawaran barang dengan jumlah yang terbatas, saya ingin segera membelinya (F)
25 1
Total 28
2. Penyesalan Pasca Pembelian
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur penyesalan pasca pembelian berdasarkan instrumen Post-Purchase Consumer Regret (PPCR) oleh Lee & Cotte
(30)
31
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(2009), yang kemudian dibuat kuesioner untuk ditujukan kepada konsumen. Skala terdiri dari dua dimensi, penyesalan akibat hasil dan proses, setiap dimensi terdiri atas 8 pernyataan. Kuesioner adalah salah satu bentuk tes perfomansi tipikal (Azwar, 2011). Performansi tipikal adalah performansi yang ditampakkan oleh individu sebagai proyeksi dari kepribadiannya sendiri sehingga indikator perilaku yang diperlihatkannya adalah kecerendungan umum saat individu menghadapi situasi tertentu (Azwar, 2013).
Kuesioner yang dibuat dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013). Pilihan jawaban terdiri dari Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), dan Tidak Sesuai (TS). Berikut kisi-kisi instrumen penyesalan pasca pembelian:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Penyesalan Pasca Pembelian
Dimensi Indikator Pernyataan No.
Item Jumlah Penyesalan akibat hasil pembelian produk 1. Penyesalan karena alternatif produk yang tidak terpilih
- Saya seharusnya memilih produk dengan merek lain dibandingkan dengan yang telah dibeli (F)
2 1
- Saya menyesali keputusan dalam memilih produk yang telah dibeli (F)
1 1
- Jika saya bisa mengulang waktu, maka saya akan memilih membeli produk merek lain (F)
(31)
32
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Penyesalan karena perubahan fungsi produk yang signifikan
- Saya menyesal telah membeli produk ini karena sebenarnya tidak terlalu penting (F)
3 1
- Saya berharap tidak membeli produk ini karena sekarang tidak berguna bagi saya (F)
11 1
- Saya menyesal telah membeli produk ini karena sebenarnya
saya tidak
membutuhkannya (F)
8 1
Dimensi Indikator Pernyataan No.
Item Jumlah Penyesalan akibat evaluasi proses pembelian produk 1. Penyesalan karena kurangnya pertimbangan
- Seandainya saya mencari informasi lebih banyak tentang suatu produk ini, maka saya bisa membuat keputusan yang tepat (F)
6 1
- Saya kurang banyak pertimbangan sebelum membeli produk ini (F)
9 1
- Saya menyesal membeli produk ini karena tidak berpikir lebih matang dalam mengambil keputusan membeli. (F)
7 1
(32)
33
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
karena
pertimbangan berlebihan
banyak waktu dalam mengambil keputusan membeli produk ini (F) Saya terlalu banyak berpikir dalam proses membeli produk ini (F)
12 1
Saya telah menghabiskan usaha yang terlalu banyak mencari informasi dalam proses membeli produk ini. (F)
10 1
Total 12
Untuk mengukur skala pembelian impulsif dan penyesalan pasca pembelian, digunakan skala Likert. Dalam skala ini disediakan 4 (empat) alternatif pilihan jawaban yang masing-masing memiliki bobot nilai dan terbagi menjadi dua macam pernyataan favorable dan unfavorable. Berikut bobot skor pilihan jawabannya:
Tabel 3.3
Bobot Skor Pilihan Jawaban
Pilihan Jawaban Bobot
Favorable Unfavorable
Sangat Sesuai 4 1
Sesuai 3 2
Tidak Sesuai 2 3
Sangat Tidak Sesuai 1 4
3. Uji Validitas dan Realibilitas a. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2013) menyatakan suatu instrumen dinyatakan valid apabila instrumen tersebut betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur.
(33)
34
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1). Uji Validitas Konstruk Isi
Validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item dalam tes mencakup keseluruhan indikator-indikator yang hendak diukur oleh tes tersebut (Azwar, 2010).
Menurut Idrus (2009), validitas isi ditentukan melalui metode profesional
judgement yaitu pendapat ahli (keilmuan) tentang isi materi atau skala. Penilaian
instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengkoreksi dan memberikan pendapat mengenai setiap item pernyataan pada instrumen pembelian impulsif dan penyesalan pasca pembelian dari segi konstruk, isi, dan redaksi konsumen. Penilaian instrumen dalam penelitian ini melibatkan judgement experts yaitu Bpk. Helli Ihsan, M.Si., Bpk. Medianta Tarigan, M.Psi., dan Ibu Gemala Nurendah, S.Pd., MA. Setelah melakukan proses judgment, terdapat beberapa item yang direvisi dan diubah susunan redaksionalnya. Seperti penghilangkan salah satu pernyataan yang memiliki makna yang sama, menghilangkan kata yang
menunjukkan frekuensi seperti kata, “sering”, kadang-kadang”, dsb. 2). Memilih Item yang layak
Untuk mengetahui sejauhmana tingkat validitas instrumen dalam penelitian ini, maka dilakukan proses uji validitas dengan analisis item. Proses ini bisa dilakukan setelah pengambilan data uji coba instrumen.
Pemilihan item-item yang layak menggunakan cara korelasi product
moment Pearson, untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan
dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio (Sugiyono, 2013). Korelasi ini juga mengukur konsistensi antara skor item dengan skor secara keseluruhan, yang dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi antara setiap item dengan skor keseluruhan. Rumusnya yaitu:
(Azwar, 2010). Keterangan:
(34)
35
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y n = Banyaknya subjek
= Skor item = Skor total
Korelasi item-total ini memiliki bias karena skor total skala di dalamnya termasuk skor item yang dikorelasikan itu sehingga akan cenderung menghasilkan korelasi agak lebih tinggi karena item berkorelasi dengan dirinya sendiri (Ihsan, 2013). Untuk menghilangkan bias ini dibuatlah koreksi terhadap korelas item-total atau corrected item-total correlation (Ihsan, 2013).
Corrected item-total correlation adalah korelasi antara skor item dengan
skor total dari sisa item yang lainnya, oleh karena itu skor item yang dikorelasikan tidak termasuk di dalam skor total. Item yang dipilih menjadi item final adalah item yang memiliki korelasi item-total sama dengan atau lebih besar dari 0,30 (Ihsan, 2013). Namun jika terdapat korelasi item-total yang mendekat 0,30, item final juga bisa dipilih apabila > 0,25
Analisis item ini didapatkan melalui hasil uji coba instrumen pembelian impulsif dan penyesalan pasca pembelian kepada pengambilan data untuk uji coba instrumen dilakukan pada Agustus – September 2014 kepada mahasiswa dan orang-orang yang ditemui sedang berbelanja di pusat pertokoan di Kota Bandung, seperti Borma Supermarket, Bandung Indah Plaza, Bandung Electronic Center, dan Istana Plaza.
Berdasakan hasil perhitungan dengan program SPSS (Statistical Package
for Sosial Science) versi 22 diketahui bahwa setelah uji coba data pada 250
responden, instrumen pembelian impulsif yang terdiri dari 28 item, terdapat 2 item yang tidak layak (< 0.25)
Tabel 3.4
Uji Corrected item-total correlation Pembelian Impulsif Item Layak Digunakan
(koefisien
Item Tidak Layak Digunakan (koefisien
(35)
36
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28
6, 11.
Jumlah = 26 item Jumlah = 2 item
Hal yang sama dilakukan pada instrumen penyesalan pasca pembelian yang telah diuji coba kepada 250 responden, dari 12 pernyataan ada satu item yang koefisiennya 0.3, sehingga item di instrumen tersebut tidak layak digunakan.
Tabel 3.5
Uji Corrected item-total correlation Instrumen Penyesalan Pasca Pembelian Item Layak Digunakan
(koefisien
Item Tidak Layak Digunakan (koefisien
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12 10
Jumlah = 11 item Jumlah = 1
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas mengacu pada konsistensi, keajegan, dan kepercayaan alat ukur. Secara empirik tinggi rendahnya realiabilitas ditunjukkan melalui koefisien reliabilitas (Azwar, 2010). Pada prinsipnya, suatu alat ukur dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut mampu memberikan hasil pengukuran yang relatif sama bila dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang sama.
Pengujian reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 20 dengan teknik koefisien Alpha Cronbach yaitu dengan membelah item sebanyak jumlah itemnya. Semakin besar koefisien reliabilitas berarti semakin kecil kesalahan pengukuran maka semakin reliabel alat ukur tersebut. Sebaliknya, semakin kecil koefisien reliabilitas berarti semakin besar kesalahan pengukuran maka semakin tidak reliabel alat ukur tersebut (Sugiyono, 2013). Rumus koefisien Alpha Cronbach adalah sebagai berikut.
α =
(36)
37
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
α = koefisien reliabilitas alpha
k = banyaknya belahan tes varians belahan tes = varians skor total tes
Koefisien reliabilitas dikategorikan berdasarkan kriteria yang dibuat oleh Guilford (Sugiyono, 2013) yaitu sebagai berikut
Tabel 3.6
Koefisien Realibilitas Guilford
Derajat Realibilitas Kategori
0,90 α 1,00 Sangat Reliabel
0,70 α 0,90 Reliabel
0,40 α 0,70 Cukup Reliabel
0,20 α 0,40 Kurang Reliabel
α 0,20 Tidak Reliabel
Selanjutnya, dilakukan penghitungan nilai corrected item-total correlation dengan menggunakan program SPSS versi 22. Batas minimal untuk menentukan apakah item tersebut reliabel jika menunjukkan lebih besar atau sama dengan 0,70.
1) Reliabilitas Instrumen Pembelian Impulsif
Uji Reliabilitas dilakukan dua kali, yang pertama dilakukan saat item-item yang tidak layak tidak dibuang. Hasil uji reliabilitas sebagai berikut.
Tabel 3.7
Reliabilitas Instrumen Pembelian Impulsif Sebelum Uji Validitas Statisitik Reliabilitas
Cronbach’s
Alpha
Jumlah Item
(37)
38
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel diatas menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas instrumen pembelian impulsif berada dalam kategori sangat reliabel. Kemudian pada uji reliabilitas yang kedua, yaitu setelah uji validitas yang mana item-item yang tidak layak dibuang, hasilnya sebagai berikut.
Tabel 3.8
Reliabilitas Instrumen Pembelian Impulsif Sesudah Uji Validitas Statistik Reliabilitas
Cronbach's Alpha
Jumlah Item
.930 26
Tabel diatas menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas instrumen pembelian impulsif setelah dua item yang tidak layak tidak sertakan tetap berada dalam kategori sangat reliabel. Meskipun tidak terjadi perubahan yang signifikan antara hasil reliabilitas sebelum dan sesudah uji validitas
2) Reliabilitas Instrumen Penyesalan Pasca Pembelian
Dari perhitungan reliabilitas diatas menggunakan Cronbach’s Alpha
seperti terlihat pada tabel diatas didapatkan hasil bahwa koefisien reliabilitas sebesar 0.703 yang menandakan bahwa instrumen penyesalan pasca pembelian masuk dalam kategori cukup reliabel.
Tabel 3.9
Nilai Reliabilitas Instrumen Penyesalan Pasca Pembelian Sebelum Uji Validitas Statistik Reliabilitas
Cronbach's Alpha
Jumlah Item
.703 12
Dari perhitungan realibilitas diatas menggunakan Cronbach’s Alpha
seperti terlihat pada tabel diatas didapatkan hasil bahwa koefisien reliabilitas sebesar 0.703 yang menandakan bahwa instrumen penyesalan pasca pembelian masuk dalam kategori cukup reliabel. Kemudian pada uji reliabilitas yang kedua,
(38)
39
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yaitu setelah uji validitas yang mana item-item yang tidak layak dibuang, hasilnya sebagai berikut.
Tabel 3.10
Reliabilitas Instrumen Pembelian Impulsif Sesudah Uji Validitas Statistik Reliabilitas
Cronbach's Alpha
Jumlah Item
.706 11
Tabel diatas menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas instrumen penyesalan pasca pembelian setelah satu item yang tidak layak tidak sertakan tetap berada dalam kategori cukup reliabel. Meskipun tidak terjadi perubahan yang signifikan antara hasil reliabilitas sebelum dan sesudah uji validitas, dikarenakan hanya satu item saja yang dibuang.
F. Kategorisasi Skor
Tujuan kategorisasi adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang posisinya berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur (Azwar, 2012). Untuk melihat profil karakteristik sumber data penelitian dilakukan pengkategorisasian data.
Dalam penelitian ini, data dari variabel pembelian impulsif dan penyesalan pasca pembelian dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Begitu pula dengan setiap dimensi dari masing-masing variabel, pengelompokkan tersebut berdasarkan tabel berikut:
Tabel 3.11
Rumusan Lima Kategori Perhitungan Norma Kategori
(39)
40
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu μ + 0.5σ < X ≤ μ + 1.5σ Tinggi
μ - 0.5σ < X ≤ μ + 0.5σ Sedang
μ - 1.5σ < X ≤ μ - 0.5σ Rendah
X ≤ μ - 1.5σ Sangat rendah
(Ihsan, 2010) Keterangan:
X = Skor subjek
μ = Mean (nilai rata-rata)
σ = Standar Deviasi
Kategorisasi skor ini kemudian sebagai norma dalam pengelompokkan skor sampel berdasarkan norma kelompoknya. Baik pada skor pembelian impulsif maupun pada skor penyesalan pasca pembelian.
Tabel 3.12
Kategori Skor Pembelian Impulsif dan Penyesalan Pasca Pembelian Kategori Pembelian Impulsif Penyesalan Pasca
Pembelian Sangat tinggi X > 95.20 X > 39.10
Tinggi 83.01 < X ≤ 95.20 34.06 < X ≤ 39.10 Sedang 70.82 < X ≤ 83.01 29.01 < X ≤ 34.06 Rendah 58.63 < X ≤ 70.82 23.97 < X ≤ 29.01
Sangat rendah X ≤ 58.63 X ≤ 23.97
Selain itu, dibuat pula norma dari setiap dimensi pembelian impulsif dan dimensi penyesalan pasca pembelian berdasarkan norma kelompoknya. Baik pada
(40)
41
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
variabel pembelian impulsif maupun penyesalan pasca pembelian. Hal ini bertujuan untuk memberikan skor pada tiap dimensi, yang dijelaskan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.13
Kategori Dimensi-dimensi Pembelian Impulsif
Variabel Dimensi Norma Kategori
Pembelian Impulsif
Kognitif
X > 51.54 Sangat tinggi 44.81 < X ≤ 51.54 Tinggi
37.78 < X ≤ 44.81 Sedang
30.75 < X ≤ 37.78 Rendah
X ≤ 30.75 Sangat rendah
Afektif
X > 44.44 Sangat tinggi
38.56 < X ≤ 44.44 Tinggi
32. 67 < X ≤ 38.56 Sedang
26.79 < X ≤ 32.67 Rendah
X ≤ 26.79 Sangat rendah
Penyesalan Pasca Pembelian
Hasil Pembelian
Produk
X > 21.78 Sangat tinggi
18.56 < X ≤ 21.78 Tinggi
15.35 < X ≤ 18.56 Sedang
12.13 < X ≤ 15.35 Rendah
X ≤ 12.13 Sangat rendah
Evaluasi Proses Pembelian
X > 17.95 Sangat tinggi 15.55 < X ≤ 17.95 Tinggi
13.16 < X ≤ 15.55 Sedang
10.76 < X ≤ 13.16 Rendah
(41)
42
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kuesioner. Kuesioner merupakan salah satu bentuk tes perfomansi tipikal (Azwar, 2011). Performansi tipikal merupakan performansi yang ditampakkan oleh individu sebagai proyeksi dari kepribadian individu sehingga indikator perilaku yang diperlihatkannya merupakan kecerendungan umum diri individu dalam menghadapi situasi tertentu (Azwar, 2011). Kuesioner yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa instrumen skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur pendapat, dan persepsi sesorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013).
H. Teknik Analisis Data 1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah sebuah model regresi, variabel bebas atau variabel terikat atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah sampe penelitian merupakan jenis distribusi normal, maka digunakan pengujian Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test terhadap masing-masing variabel dengan kaidah keputusan jika signifikansi lebih besar dari alpha 0.05 (taraf kesalahan 5%) maka dapat dikatakan data tersebut normal. Pengujian Kolmogorov-Smirnov ini dilakukan dengan menggunakan bantuan SPPS versi 20.
Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah dilakukan terhadap variabel pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian, diperoleh hasil berikut.
Tabel 3.14 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pembelian
Impulsif
Peny. Pasca Pembelian
(42)
43
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
N 213 213
Normal Parametersa,b Mean 50.00 50.00
Std.
Deviation 10.000 10.000
Most Extreme Differences
Absolute .058 .061
Positive .040 .059
Negative -.058 -.061
Test Statistic .058 .061
Asymp. Sig. (2-tailed) .077c .054c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Tabel 3.8 menunjukkan bahwa Sig. Normality variabel pembelian impulsif 0.77. Angka ini lebih besar dari 0.05 jadi variabel ini berdistribusi normal. Sedangkan Sig. Normality variabel penyesalan pasca pembelian adalah 0.54. Angka ini lebih besar dari 0.05 sehingga variabel ini pula berdistribusi normal.
2. Uji Linieritas Data
Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mencari hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian maka metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana.
Sugiyono (2013) mengatakan bahwa analisis regresi linear sederhana dipergunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu buah variabel bebas terhadap satu buah variabel terikat. Persamaan umumnya adalah:
Y = a + bX
Dengan Y adalah variabel terikat dan X adalah variabel bebas. Koefisien a adalah konstanta (intercept) yang merupakan titik potong antara garis regresi dengan sumbu Y pada koordinat kartesius.
Perhitungan uji linieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 20. Dua variabel dikatakan memiliki hubungan yang linier apabila memiliki nilai Deviation Sig. Linearity > 0.05. Perhitungan dapat dilihat melalui tabel berikut ini.
(43)
44
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.15 Uji Linieritas Data ANOVA Table
Sum of Squares Df
Mean
Square F Sig. Penyesalan Pasca
Pembelian *
Pembelian Impulsif
Between Groups
(Combined) 1151.956 48 23.999 .928 .610 Linearity 12.689 1 12.689 .490 .485 Deviation
from Linearity
1139.267 47 24.240 .937 .592 Within Groups 4242.955 164 25.872
Total 5394.911 212
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi (P Value Sig.) pada baris deviation from linearity sebesar 0.592. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka variabel pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian bersifat linier.
3. Uji Kolerasi
Menurut Idrus (2009) uji korelasi adalah sekumpulan teknik statistika yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel. Hubungan dua variabel ini terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan hubungan yang negatif. Hubungan variabel X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan atau penurunan X pada umumnya diikuti oleh kenaikan atau penurunan Y. Ukuran yang dipakai mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel X dan Y disebut koefisien korelasi (r).
Untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara kedua variabel tersebut, maka hasil dari koefisien korelasi yang didapat dapat dinterpretasikan melalui tabel berikut.
Tabel 3.16 Koefisien Korelasi Guilford Interval Koefisien Tingkat Hubungan
(44)
45
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0.200 – 0.399 Rendah
0.400 – 0.599 Sedang
0.600 – 0.799 Kuat
0.800 – 1.000 Sangat Kuat
(Sugiyono, 2013)
4. Uji Signifikansi
Signifikansi merupakan kemampuan untuk digeneralisasikan dengan kesalahan tertentu (Sugiyono, 2013). Uji signifikansi dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi yang signifikan antara variabel pertama dengan variabel kedua. Untuk menguji signfikansi hubungan, yaitu apakah hubungan yang ditemukan dapat berlaku untuk seluruh populasi, maka perlu diuji signifikansinya. Uji signifikansi dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 20, berdasarkan pada besarnya angka Sig. yang dikonsultasikan dengan tingkat
kesalahan, yaitu α = 0.05. Jika nilai Sig. < 0.05 maka koefisien korelasi tersebut
signifikan, sehingga hasilnya dapat berlaku pada populasi tersebut. Tetapi jika
Sig. > 0.05 maka korelasi tersebut tidak signifikan, hal tersebut suatu kesamaan
(45)
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
62 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian mengenai hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen SOGO PVJ Bandung dengan metode penelitian korelasional pada 213 sampel konsumen yang berbelanja di SOGO, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen SOGO PVJ Bandung dengan tingkat korelasi sedang dengan nilai korelasi sebesar 0.417. Konsumen yang memiliki tingkat pembelian impulsif yang tinggi cenderung akan mengalami tingkat penyesalan pasca pembelian yang tinggi pula. Sebaliknya konsumen yang memiliki tingkat pembelian impulsif yang rendah cenderung memiliki tingkat penyesalan pasca pembelian yang rendah pula.
B. Saran
Saran ditujukan kepada konsumen secara umum dan penelitian selanjutnya. Saran untuk masing-masing pihak dipaparkan sebagai berikut.
1. Bagi konsumen
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek kognitif dan afektif bisa menjadi pemicu meningkatnya pembelian impulsif. Untuk itu konsumen diharapkan bisa berbelanja dengan cerdas dan bijak, jangan terlalu terpengaruh dengan diskon produk dan promosi yang ditawarkan. Lalu, konsumen dapat membuat terlebih dahulu daftar barang yang akan dibelanjakan atau menunda untuk melakukan pembelian barang yang dirasa belum dibutuhkan. Untuk meminimalisasi tingkat penyesalan pasca pembelian, konsumen sebaiknya tidak berbelanja secara impulsif.
(46)
63
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
a. Mengambil tempat pengambilan sampel dengan konsep toko yang berbeda, misalnya toko yang khusus yang menjual peralatan dan perkakas rumah tangga atau supermarket besar. Selain itu, pengambilan sampel bisa diambil dari beberapa toko atau departement store dengan konsep dan tema yang sejenis, untuk membandingkan konsumen di toko mana yang lebih memiliki tingkat pembelian impulsif yang rendah atau tinggi.
b. Dalam penelitian ini, sampel yang diambil semuanya adalah konsumen dengan jenis kelamin perempuan karena berdasarkan penelitian sebelumnya bahwa kegiatan berbelanja lebih didominasi oleh perempuan. Peneliti selanjutnya bisa mengambil sampel baik perempuan maupun laki-laki untuk mengetahui perbandingan siapa yang lebih impulsif dalam melakukan pembelian dan yang lebih menyesal setelah melakukan pembelian.
(47)
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
About Us (2014). Retrieved from SOGO: http://sogo.co.id/about-us/
Azwar, S. (2010). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2013). Penyusunan Skala Psikologi (Edisi 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bell, D. E. (1982). Regret in Decision Making under Uncertainty. Operations Research,
961-981. Retrieved September 15, 2014, from
http://www.jstor.org/stable/170353
Brown, J. D. (1991). The self and social conduct: Linking self-representations to prosocial behavior. Journal of Personality and Social Psychology, 368-375. Retrieved Oktober 1, 2014, from
http://faculty.washington.edu/jdb/articles/Brown%20and%20Smart%20(1991).p df
Buendicho. (2003). Impulse purchasing: trend or trait? Instructor.
Cant, M., Strydom, J., & Jooste, J. (2009). Marketing Management (Fifth Edition). South Africa: Juta Academic.
Coley, A., & Burgess, B. (2003). "Gender differences in cognitive and affective impulse buying". Journal of Fashion Marketing and Management: An International
Journal,, 7, 282-295. Retrieved Juli 21, 2014, from
http://www.emeraldinsight.com/doi/abs/10.1108/13612020310484834
Connolly, T., & Zeelenberg, M. (2002). Regret in Decision Making. Current Directions
in Psychological Science, 212-216. Retrieved Agustus 28, 2014, from
https://pure.uvt.nl/portal/files/485724/zeelenberg-2002_CDPS.pdf Cummins, J., & Mullin, R. (2004). Sales Promotion. Jakarta: Penerbit PPM.
Darandono. (2012, Januari 24). 2012, Bisnis Ritel di Indonesia Kian Menjanjikan. Retrieved from SWA.co.id: http://swa.co.id/business-strategy/marketing/2012-bisnis-ritel-di-indonesia-kian-menjanjikan
Hawkins, D. I., Mothersbaugh, D. L., & Best, R. J. (2007). Consumer Behavior:
Building Marketing Strategy. New York: McGraw-Hill/Irwin.
HIdrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Erlangga.
Janis, I. L., & Mann, L. (1977). Decision Making: a psychological analysis of conflict,
choice, and commitment. New York: Free Press.
Kotler, P. (2000). Marketing Management: International Edition. New Jersey: Prentice Hall.
(48)
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kotler, P. (2009). Marketing Management. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Kotler, P., & Keller, K. (2010). Marketing Management, 14th Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Lee, S. H., & Cotte, J. (2009). Post-Purchase Consumer Regret: Conceptualization and Development of the PPCR Scale. Advances in Consumer Research, 456-462. Retrieved Juni 6, 2014
Loudon, D. L., & Bitta, A. J. (1993). Consumer Behavior: Concepts and Applications,
Volume 1. New York: McGraw-Hill.
Lovelock, C., & Wirtz, J. (2004). Services Marketing: Fifth Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Manning, G. L., & Reece, B. L. (2011). Selling Today 12th Edition. New Jersey: Prentice Hall.
M'Barek, M. B., & Gharbi, A. (2011). The Moderators of Post Purchase Regret. Journal
of Marketing Research & Case Studies, 16 halaman.
Mowen, J. C., & Minor, M. (2001). Consumer Behaviour. New Jersey: Prentice Hall. Nielsen. (2014). Konsumen Indonesia Impulsif Dalam Berbelanja. Retrieved from AC
Nielsen: http://acnielsen.co.id/news/Release210611.sthml
Ritov, I. B. (1995). Outcome Knowledge, Regret, and Omission Bias. Organizational
Behavior and Human Decision Processes, 19-27.
Roese, N., & Olson, J. (1993). Self-Esteem and Counterfactual Thinking. Journal of
Personality and Social Psychology, 199-206.
Rook, W. D., & Hoch, J. S. (1985). Consuming Impulses. Advances in Consumer
Research, XII, 23-27.
Saleh, H. A. (2012). An Investigation of the Relationship between Unplanned Buying and Post Purchase Regret. International Journal of Marketing Studies, IV(4), 106-120.
Santrock, J. W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup (edisi
kelima). Jakarta: Erlangga.
Schiffman, L. G., & Kanuk, L. L. (2007). Consumer Behaviour: A European Outlook. Europe: Prentice Hall/Financial Times.
(49)
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Simonson, I. (1992). "Influences of Anticipating Regret and Responsibility on Purchase Decisions,". Journal of Consumer Research, 105-118.
Solomon, e. a. (2006). Consumer Behaviour: A European Perspective (Third Edition). London: Prentice Hall.
Sugden, R. (1985). Regret, Recrimination, and Rationaly. Theory and Decisions, 77-99. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tsiros, M., & Mittal, V. (2000). Regret: A Model of its Antecedents and Consequences in Consumer Decision Making. Journal of Consumer Research, 401-407.
Verawaty. (2013). Pembelian Impulsif Sebagai Prediktor Positif Terhadap Penyesalan
Pasca Pembelian Pada Wanita. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Verplanken, B., & Herabadi, A. (2011). Individual differences in impulse buying tendency: Feeling and no thinking. European Journal of Personality, I(15), 71-83.
Zeelenberg, M., & Pieters, R. (2006). A Theory Of Regret Regulation. Journal Of
(1)
45
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0.200 – 0.399 Rendah
0.400 – 0.599 Sedang
0.600 – 0.799 Kuat
0.800 – 1.000 Sangat Kuat
(Sugiyono, 2013)
4. Uji Signifikansi
Signifikansi merupakan kemampuan untuk digeneralisasikan dengan kesalahan tertentu (Sugiyono, 2013). Uji signifikansi dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi yang signifikan antara variabel pertama dengan variabel kedua. Untuk menguji signfikansi hubungan, yaitu apakah hubungan yang ditemukan dapat berlaku untuk seluruh populasi, maka perlu diuji signifikansinya. Uji signifikansi dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 20, berdasarkan pada besarnya angka Sig. yang dikonsultasikan dengan tingkat kesalahan, yaitu α = 0.05. Jika nilai Sig. < 0.05 maka koefisien korelasi tersebut
signifikan, sehingga hasilnya dapat berlaku pada populasi tersebut. Tetapi jika
Sig. > 0.05 maka korelasi tersebut tidak signifikan, hal tersebut suatu kesamaan
(2)
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
62 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian mengenai hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen SOGO PVJ Bandung dengan metode penelitian korelasional pada 213 sampel konsumen yang berbelanja di SOGO, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen SOGO PVJ Bandung dengan tingkat korelasi sedang dengan nilai korelasi sebesar 0.417. Konsumen yang memiliki tingkat pembelian impulsif yang tinggi cenderung akan mengalami tingkat penyesalan pasca pembelian yang tinggi pula. Sebaliknya konsumen yang memiliki tingkat pembelian impulsif yang rendah cenderung memiliki tingkat penyesalan pasca pembelian yang rendah pula.
B. Saran
Saran ditujukan kepada konsumen secara umum dan penelitian selanjutnya. Saran untuk masing-masing pihak dipaparkan sebagai berikut.
1. Bagi konsumen
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek kognitif dan afektif bisa menjadi pemicu meningkatnya pembelian impulsif. Untuk itu konsumen diharapkan bisa berbelanja dengan cerdas dan bijak, jangan terlalu terpengaruh dengan diskon produk dan promosi yang ditawarkan. Lalu, konsumen dapat membuat terlebih dahulu daftar barang yang akan dibelanjakan atau menunda untuk melakukan pembelian barang yang dirasa belum dibutuhkan. Untuk meminimalisasi tingkat penyesalan pasca pembelian, konsumen sebaiknya tidak berbelanja secara impulsif.
(3)
63
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
a. Mengambil tempat pengambilan sampel dengan konsep toko yang berbeda, misalnya toko yang khusus yang menjual peralatan dan perkakas rumah tangga atau supermarket besar. Selain itu, pengambilan sampel bisa diambil dari beberapa toko atau departement store dengan konsep dan tema yang sejenis, untuk membandingkan konsumen di toko mana yang lebih memiliki tingkat pembelian impulsif yang rendah atau tinggi.
b. Dalam penelitian ini, sampel yang diambil semuanya adalah konsumen dengan jenis kelamin perempuan karena berdasarkan penelitian sebelumnya bahwa kegiatan berbelanja lebih didominasi oleh perempuan. Peneliti selanjutnya bisa mengambil sampel baik perempuan maupun laki-laki untuk mengetahui perbandingan siapa yang lebih impulsif dalam melakukan pembelian dan yang lebih menyesal setelah melakukan pembelian.
(4)
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
About Us (2014). Retrieved from SOGO: http://sogo.co.id/about-us/
Azwar, S. (2010). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2013). Penyusunan Skala Psikologi (Edisi 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bell, D. E. (1982). Regret in Decision Making under Uncertainty. Operations Research,
961-981. Retrieved September 15, 2014, from
http://www.jstor.org/stable/170353
Brown, J. D. (1991). The self and social conduct: Linking self-representations to prosocial behavior. Journal of Personality and Social Psychology, 368-375. Retrieved Oktober 1, 2014, from
http://faculty.washington.edu/jdb/articles/Brown%20and%20Smart%20(1991).p df
Buendicho. (2003). Impulse purchasing: trend or trait? Instructor.
Cant, M., Strydom, J., & Jooste, J. (2009). Marketing Management (Fifth Edition). South Africa: Juta Academic.
Coley, A., & Burgess, B. (2003). "Gender differences in cognitive and affective impulse buying". Journal of Fashion Marketing and Management: An International
Journal,, 7, 282-295. Retrieved Juli 21, 2014, from http://www.emeraldinsight.com/doi/abs/10.1108/13612020310484834
Connolly, T., & Zeelenberg, M. (2002). Regret in Decision Making. Current Directions
in Psychological Science, 212-216. Retrieved Agustus 28, 2014, from
https://pure.uvt.nl/portal/files/485724/zeelenberg-2002_CDPS.pdf Cummins, J., & Mullin, R. (2004). Sales Promotion. Jakarta: Penerbit PPM.
Darandono. (2012, Januari 24). 2012, Bisnis Ritel di Indonesia Kian Menjanjikan. Retrieved from SWA.co.id: http://swa.co.id/business-strategy/marketing/2012-bisnis-ritel-di-indonesia-kian-menjanjikan
Hawkins, D. I., Mothersbaugh, D. L., & Best, R. J. (2007). Consumer Behavior:
Building Marketing Strategy. New York: McGraw-Hill/Irwin.
HIdrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Erlangga.
Janis, I. L., & Mann, L. (1977). Decision Making: a psychological analysis of conflict,
choice, and commitment. New York: Free Press.
Kotler, P. (2000). Marketing Management: International Edition. New Jersey: Prentice Hall.
(5)
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kotler, P. (2009). Marketing Management. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Kotler, P., & Keller, K. (2010). Marketing Management, 14th Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Lee, S. H., & Cotte, J. (2009). Post-Purchase Consumer Regret: Conceptualization and Development of the PPCR Scale. Advances in Consumer Research, 456-462. Retrieved Juni 6, 2014
Loudon, D. L., & Bitta, A. J. (1993). Consumer Behavior: Concepts and Applications,
Volume 1. New York: McGraw-Hill.
Lovelock, C., & Wirtz, J. (2004). Services Marketing: Fifth Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Manning, G. L., & Reece, B. L. (2011). Selling Today 12th Edition. New Jersey: Prentice Hall.
M'Barek, M. B., & Gharbi, A. (2011). The Moderators of Post Purchase Regret. Journal
of Marketing Research & Case Studies, 16 halaman.
Mowen, J. C., & Minor, M. (2001). Consumer Behaviour. New Jersey: Prentice Hall. Nielsen. (2014). Konsumen Indonesia Impulsif Dalam Berbelanja. Retrieved from AC
Nielsen: http://acnielsen.co.id/news/Release210611.sthml
Ritov, I. B. (1995). Outcome Knowledge, Regret, and Omission Bias. Organizational
Behavior and Human Decision Processes, 19-27.
Roese, N., & Olson, J. (1993). Self-Esteem and Counterfactual Thinking. Journal of
Personality and Social Psychology, 199-206.
Rook, W. D., & Hoch, J. S. (1985). Consuming Impulses. Advances in Consumer
Research, XII, 23-27.
Saleh, H. A. (2012). An Investigation of the Relationship between Unplanned Buying and Post Purchase Regret. International Journal of Marketing Studies, IV(4), 106-120.
Santrock, J. W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup (edisi
kelima). Jakarta: Erlangga.
Schiffman, L. G., & Kanuk, L. L. (2007). Consumer Behaviour: A European Outlook. Europe: Prentice Hall/Financial Times.
(6)
Dani Triawan Kramadibrata, 2014
Hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian pada konsumen Sogo PVJ Di Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Simonson, I. (1992). "Influences of Anticipating Regret and Responsibility on Purchase Decisions,". Journal of Consumer Research, 105-118.
Solomon, e. a. (2006). Consumer Behaviour: A European Perspective (Third Edition). London: Prentice Hall.
Sugden, R. (1985). Regret, Recrimination, and Rationaly. Theory and Decisions, 77-99. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tsiros, M., & Mittal, V. (2000). Regret: A Model of its Antecedents and Consequences in Consumer Decision Making. Journal of Consumer Research, 401-407.
Verawaty. (2013). Pembelian Impulsif Sebagai Prediktor Positif Terhadap Penyesalan
Pasca Pembelian Pada Wanita. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Verplanken, B., & Herabadi, A. (2011). Individual differences in impulse buying tendency: Feeling and no thinking. European Journal of Personality, I(15), 71-83.
Zeelenberg, M., & Pieters, R. (2006). A Theory Of Regret Regulation. Journal Of