KORELASI ANTARA GOAL SETTING DENGAN MOTIVASI BERLATIH ATLET EKSTRAKULIKULER FUTSAL MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANDUNG.

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh

ANGGA WIBISONO 1102000

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Oleh Anga Wibisono

NIM. 1102000

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

© Angga Wibisono 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian,


(3)

KORELASI ANTARA GOAL SETTING DENGAN MOTIVASI BERLATIH ATLET EKSTRAKULIKULER FUTSAL MADRASAH ALIYAH

NEGERI 2 BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I

Dr. Komarudin, M.Pd. NIP. 197204031999031003

Pembimbing II

Dr. Kardjono, M.Sc. NIP. 196105251986011002

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Kepelatihan

Dr. Komarudin, M.Pd. NIP. 197204031999031003


(4)

i ABSTRAK

KORELASI ANTARA GOAL SETTING DENGAN MOTIVASI BERLATIH ATLET EKSTRAKULIKULER FUTSAL MADRASAH ALIYAH

NEGERI 2 BANDUNG

Pembimbing I : Dr. Komarudin, M.Pd. Pembimbing II : Dr. Kardjono, M.Sc.

ANGGA WIBISONO* 1102000

Penelitian ini membahas mengenai korelasi antara goal setting dengan motivasi berlatih atlet ekstrakulikuler futsal Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikansi korelasi antara goal setting dengan motivasi berlatih atlet ekstrakulikuler futsal. Untuk mengetahui tingkat signifikansinya, maka dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif korelasional dengan sampel atlet ekstrakulikuler futsal Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung sebanyak 25 orang dan menggunakan instrumen berupa angket goal setting yang terdiri 28 item yang disusun oleh Locke & Lathnam (1990) dan motivasi berlatih yang terdiri dari 28 item yang disusun oleh Pelletier, dkk (1995). Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara goal setting dengan motivasi berlatih dengan koefisien korelasi sebesar 0,978. Berdasarkan hasil tersebut, penulis memberikan saran bahwa, goal setting perlu diberikan kepada atlet, karena goal setting dapat memberikan korelasi pada motivasi berlatih, sehingga dapat berdampak pada prestasi atlet.

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Angkatan 2011


(5)

ABSTRACT

CORRELATION BETWEEN GOAL SETTING AND THE ATHLETE’S MOTIVATION TO PRACTICE FUTSAL AS AN EXTRACURRICULAR

ACTIVITY AT MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANDUNG

Pembimbing I : Dr. Komarudin, M.Pd. Pembimbing II : Dr. Kardjono, M.Sc.

ANGGA WIBISONO* 1102000

This research discusses about the correlation between goal setting and the athlete's motivation to practice futsal as an extracurricular activity at Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung. The research has the purpose to see the significant correlation between the goal setting and the athlete's motivation to practice futsal as an extracurricular activity. To see the level of signicance, this research uses correlational descriptive method with the sample of 25 futsal athletes who join the futsal extracurricular at Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung, and uses the instrument of goal setting questionare which consits of 28 items written by Locke & Lathnam (1990), and the motivation to practice which consists of 28 items written by Pelletier (1995). Based on the data, it is concluded that there is a significant correlation between the goal setting and the motivation to practice with the correlation koefisien is 0,978. Based on the result above, the writer advises that goal setting should be given to the athlete because goal setting can give the motivation to the athlete to practice, so it can give a good effect to the athlete's achievement.


(6)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II TINJAUAN TEORETIS, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PEMIKIRAN ... 7

A. Hakikat Goal Setting ... 7

1. Pengertian Goal Setting ... 7

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Goal Setting ... 8

3. Prinsip-prinsip Menetapkan Goal Setting ... 10

4. Langkah-langkah dalam Goal Setting ... 10

5. Kriteria Penetapan Sasaran ... 12

B. Hakikat Motivasi ... 13

1. Pengertian Motivasi ... 13

2. Fungsi Motivasi ... 14

a) Motivasi Intrinsik ... 14

b) Motivasi Ekstrinsik ... 16

3. Teori Motivasi ... 17 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi


(7)

Terhadap Penampilan Olahraga ... 21

5. Lingkaran Motivasi ... 22

C. Hakikat Olahraga Futsal ... 23

1. Pengertian Futsal ... 23

2. Karakteristik Permainan Futsal ... 24

3. Peraturan Permainan Futsal ... 25

4. Teknik Dasar Permainan Futsal ... 27

D. Kerangka Pemikiran ... 28

E. Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Metode Penelitian ... 31

B. Desain dan Variabel Penelitian ... 32

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

D. Pengumpulan Data ... 34

E. Melakukan Spesifikasi Data ... 36

1. Kisi-kisi Angket Goal Setting ... 37

2. Kisi-kisi Angket Motivasi Berlatih ... 38

F. Prosedur Pengolahan Data ... 40

G. Pelaksanaan Penggumpulan Data ... 48

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 49

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Hasil pengolahan data ... 52

B. Diskusi Penemuan ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62


(8)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Olahraga futsal merupakan olahraga permainan yang sudah berkembang pesat. Futsal sangat diminati oleh seluruh kalangan masyarakat baik anak-anak, remaja sampai orang dewasa baik pria maupun wanita. Hal ini terlihat dari kehidupan sehari-hari dimana pada waktu libur atau waktu luang, orang sering mengisi waktu dengan bermain futsal. Futsal yang telah populer ini hanya memerlukan peralatan sederhana dan dapat mengundang kesenangan dalam memainkannya. Futsal dapat dimainkan di dalam ruangan maupun di luar ruangan dengan tempat yang lebih besar. Artinya lebih kecil dari ukuran lapangan sepakbola.

Olahraga futsal merupakan salah satu modifikasi olahraga sepak bola yang dimainkan di dalam ruangan. Peraturan permainannya hampir sama dengan sepak bola, tetapi ada beberapa peraturan yang berbeda. Seperti bola yang ke luar lapangan (out), maka permainan dimulai dengan tendangan ke dalam bukan lemparan ke dalam (throw in), tidak ada off-side. Adanya jumlah pemain yang lebih sedikit dan lapangan yang relatif kecil, pemain dituntut bekerja sama untuk melakukan operan dan pergerakan tanpa bola dengan tempo kecepatan tinggi. Mengenai hal ini, Mulyono (2014, hlm. 2) menjelaskan sebagai berikut:

Futsal diartika sebagai suatu permainan olahraga yang dimainkan oleh dua tim yang berbeda. Masing-masing tim beranggotakan lima orang pemain yang memainkan pertandingan dalam dua babak. Olahraga futsal ditunjukan untuk membentuk perpaduan individu-individu pemain yang tergabung dalam sebuah tim demi mencapai kemenangan. Kebersamaan dan kerjasama tim sangat diperlukan dalam mencapai tujuan tersebut.

Ukuran lapangan futsal yang relatif lebih kecil daripada ukuran lapangan sepakbola, oleh karena itu para pemain futsal akan lebih dominan bergerak dengan lebih cepat agar mengantisipasi kemasukan gol. Karakteristik fusal seperti itu menuntut para pemain memiliki kemampuan teknik dan fisik yang sangat baik.


(9)

Dari penjelasan tersebut di atas dapat digambarkan bahwa permainan futsal adalah permainan bola dengan kecepatan, kunci pokoknya adalah ball feeling. Jadi ball feeling adalah menggunakan perasaan untuk melakukan operan-operan dengan tepat ke teman. Karena olahraga futsal sangat diminati kalangan masyarakat, hal ini menjadi salah satu faktor yang mendukung adanya ekstrakulikuler futsal di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung.

Secara psikologis, olahraga futsal dijadikan wahana menyalurkan hobi dan memperoleh keinginan-keinginan dalam hati seperti rasa senang, minta dan pembuktian kemampuan diri. Secara fisiologis olahraga futsal dapat meningkatkan kesehatan, kebugaran dan meningkatkan kualitas komponen kondisi fisik, seperti kerja jantung dan paru-paru, kelincahan, kecepatan dan kekuatan.

Penetapan tujuan (goal setting) merupakan salah satu bagian dari aspek yang penting diberikan kepada atlet. Goal setting akan memberikan gambaran bagi atlet tentang apa yang harus dicapainya. Pengertian goal setting menurut Komarudin (2013, hlm. 54) “Goal setting merupakan salah satu fondasi yang baik untuk mencapai sukses dalam program latihan keterampilan mental”. Hal ini dikarenakan bahwa pelatih dan atlet dapat mencapai keberhasilannya baik teknik, taktik, dan mental, melalui penerapan prinsip goal setting. Dengan demikian, goal setting merupakan suatu kemampuan merancang atau menetapkan tujuan yang hendak dicapai. Menurut Ibrahim dan Komarudin (2007, hlm. 116) beranggapan bahwa:

Istilah goal setting ini terdiri atas dua kata, yaitu goal berarti tujuan, dan setting berarti penetapan atau merancang. Jadi dengan demikian, istilah goal setting dapat diartikan sebagai suatu kemampuan merancang atau menetapkan sesuatu tujuan yang hendak dicapai oleh seseorang atau kelompok.

Penetapan goal setting tidak hanya berpengaruh terhadap penampilan, performa, motivasi dan kinerja seseorang dalam berbagai tingkat usia dan kemampuan, tetapi berkaitan erat dengan perubahan positif yang terjadi dalam aspek psikologis lainnya.


(10)

Menurut Mellalieu (2009) dalam Komarudin (2013, hlm. 54) menjelaskan bahwa goals secara sederhana adalah “Goals merupakan apa yang ingin seseorang untuk mencoba menyelesaikan, goals merupakan sasaran atau tujuan dalam suatu tindakan.” Pendapat tersebut menekankan bahwa goal atau tujuan merupakan pencapaian suatu standar kemampuan tertentu dalam bentuk tugas yang dibatasi dengan waktu tertentu.

Sering kali seorang atlet tidak berlatih secara sungguh-sungguh atau kurang motivasi ketika berlatih. Hal ini disebabkan karena tidak adanya tujuan yang jelas yang harus dicapai dari proses latihan. Harsono (1988, hlm. 79) menjelaskan “Menetapkan sasaran atau prognosis, dan mengajarkan kepada atlet bagaimana menetapkan sasaran-sasaran latihan adalah penting”. Aspek lain yang juga penting dalam peningkatan olahraga prestasi yaitu motivasi. Motivasi diperlukan agar atlet mau berlatih secara keras. Menurut Alderman (1974) dalam Husdarta (2010, hlm. 32) menyebutkan “Bahwa tidak ada prestasi tanpa motivasi”. Tanpa motivasi yang kuat, atlet tidak akan memiliki kemauan dan tidak akan memiliki prestasi yang tinggi karena untuk mecapai suatu prestasi yang tinggi dibutuhkan motivasi yang besar.

Motivasi juga merupakan kecenderungan individu mengarahkan dan memilih tingkah laku yang selektif sesuai dengan kondisi untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan tinggi rendahnya motivasi menentukan pilihan untuk melakukan bagaimana intensitas dalam melakukan dan bagaimana kuatnya usaha serta tingkat kinerja setiap individu. Menurut Sage (1984) dalam https://www.academia.edu [di akses pada tanggal 2 juli 2015] “Tujuan untuk memberikan motivasi terhadap tingkah laku adalah menemukan berbagai kebutuhan individu, pendekatan individu berdasarkan perorangan, tujuan atau situasi mereka untuk mencapai suatu dan pertemuan yang dibutuhkan”. Dengan demikian motivasi berlatih mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan keterampilan seseorang untuk mencapai tujuan-tujuan yang hendak dicapainya, karena tanpa motivasi berlatih yang dimiliki seseorang tidak akan mencapai keterampilan yang diinginkan.


(11)

Menurut Husdarta (2010, hlm 32) menjelaskan “Bahwa motivasi diartikan sebagai proses yang menggerakan seseorang hingga berbuat sesuatu”. Motivasi adalah energi psikologis yang bersifat abstrak. Wujudnya hanya dapat diamati dalam bentuk manifestasi tingkah laku yang ditampilkan. Locke, Latham (1990) dalam Komarudin (2013, hlm. 55) mengemukakan bahwa “Goal setting adalah sebuah teori motivasi yang secara efektif memberi energi kepada atlet untuk menjadi lebih produktif dan efektif”. Dapat dikatakan bahwa terdapat korelasi antara goal setting dengan motivasi berlatih dari para atlet.

Penelitian mengenai goal setting dimulai dari laboraturium, dalam rangkaian percobaan yang dilakukan oleh Locke (1968) dalam Latham dan Wexley (1982, hlm. 120) “Orang yang diberikan target berbeda dalam bermacam-macam tugas yang mudah seperti penjumlahan, berdiskusi dan merakit mainan”. Dari percobaan itu berhasil ditemukan bahwa orang yang diberikan target yang susah menyelesaikannya lebih baik daripada orang yang hanya diberi target sedang bahkan mudah. Akhirnya ditemukan bahwa pendorong seperti pujian, umpan balik, pengikut sertaan dan yang membawa peningkatan dalam pekerjan jika mereka diberikan target yang susah dan spesifik. Aspek utama dari proses motivasi ada tiga dimensi, yaitu arah (pilihan), usaha, dan ketekunan. Menurut sudut pandang olahraga, jika atlet diberikan target yang jelas dan sulit, maka penampilan atlet tersebut akan mengalami peningkatan. Kemudian atlet yang mempunyai motivasi belatih akan mengeluarkan seluruh kemampuan terbaiknya demi meraih kesuksesan.

Pelatih seharusnya berusaha keras untuk mengembangkan motivasi dalam diri setiap atletnya yang akan bertahan lama dan akan memacu dirinya untuk berlatih dalam cabang olahraga yang ditekuninya. Meskipun sudah berusaha keras belum tentu semua atletnya dapat mengarahkan dirinya sendiri, sehingga bagaimanapun pelatih harus berusaha sedemikian rupa agar tujuan itu tercapai.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan yang dikemukakan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Korelasi Antara Goal Setting dengan Motivasi Berlatih Atlet Ekstrakulikuler Futsal Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung”.


(12)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan permasalahan tersebut dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: “Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara goal setting dengan motivasi berlatih atlet ekstrakulikuler futsal Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Untuk mengetahui apakah terdapat korelasi yang signifikan antara goal setting dengan motivasi berlatih atlet ekstrakulikuler futsal Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung”.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis paparkan diatas, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dalam menambah wawasan dan pengetahuan penulis dan bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini.

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat memberikan informasi dan masukan kepada pelatih mengenai pemberian goal setting kepada atletnya.

b. Sebagai masukan bagi para pelatih olahraga mengenai konsep goal setting dan korelasinya dengan motivasi berlatih atlet.

c. Sebagai referensi bagi yang akan melakukan penelitian mengenai materi yang berhubungan dengan goal setting di kemudian hari.

2. Manfaat praktis

a. Dapat dijadikan sebagai rekomendasi untuk pelatih mengenai pemberian goal setting kepada atletnya.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi pelatih mengenai korelasi antara goal setting dengan motivasi berlatih pada atlet futsal diharapkan mempunyai respon yang baik kepada setiap pemain.


(13)

c. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi lembaga-lembaga tekait untuk dapat lebih memperhatikan masalah perkembangan psikologi atlet-atlet dalam proses pelatihan.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan yang penulis ambil maka penuli menyusun rincian urutan penulis dari bab dan bab dalam skripsi mulai dari bab pertama hingga bab terakhir, yaitu: BAB I pendahuluan berisikan latar belakang, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat atau signifikansi penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Pada BAB 2 mengenai tinjauan teoritis, kerangka pemikiran dan hipotesis yang berisikan goal setting, motivasi dan olahraga futsal, kerangka pemikiran dan hipotesis. Pada BAB 3 metode penelitian yang berisikan desain penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data. Pada BAB 4 pengolahan dan analisis data yang berisikan penyajian hasil analisis data penulis menghitung pengukuran mulai dari jumlah hasil pengukuran, rata-rata dan simpangan baku. Hasil pengolahan dan analisis data menghitung hasil temuan penelitian mulai dari hasil penghitungan normalitas variabel penelitian, hasil penghitungan korelasi tunggal, hasil penghitungan uji signifikansi korelasi tunggal, hasil koefisien determinasi, hasil persamaan regresi dan diskusi penemuan. Pada BAB 5 penulis membuat kesimpulan dan saran.


(14)

31

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian untuk memecahkan atau menyelesaikan suatu masalah diperlukan suatu metode penelitian. Penggunan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian tersebut. Dalam hal ini metode penelitian sangat penting dalam pelaksanaan, pengumpulan data dan analisis data. Pemilihan metode yang tepat akan membantu peneliti untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Surakhmad (1989, hlm. 31) “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk misalnya untuk menguji hipotesa dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu”. Tujuan dari peneliti ini adalah mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil data untuk memecahkan suatu permasalahan melalui cara-cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu metode penelitian dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif suatu keadaan atau objektif serta memecahkan suatu masalah dengan cara pencarian data-data mengenai masalah yang diteliti sesuai dengan prosedur penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2010, hlm. 3) metode penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan”.

Terdapat beberapa jenis metode penelitian deskriptif, jenis metode deskriptif yang digunakan oleh penulis yaitu metode deskriptif korelasional. Pengertian dari penelitian korelasional sendiri menurut Arikunto (2010, hlm. 4) adalah “Penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada”.


(15)

Alasan peneliti memilih metode deskriptif korelasional karena penelitian ini bermaksud mengungkapkan hubungan yang terjadi antara dua variabel, yaitu antara variabel goal setting dengan variabel motivasi berlatih.

B. Desain dan Variabel Penelitian

Dalam melakukan penelitian perlu adanya suatu penelitian untuk mempermudah proses suatu penelitian serta dapat dijadikan sebagai suatu pegangan agar tidak keluar dari ketentuan, sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Desain penelitian yang dibuat harus sesuai dengan variabel-variabel yang terkandung dalam penelitian. Definisi variabel menurut Arikunto (2010, penelitian”. Adapun variabel-variabel dalam penelitian sebagai berikut:

1. Variabel bebas = Goal Setting (X) 2. Variabel terikat = Motivasi Berlatih (Y)

Berdasarkan pada variabel-variabel yang sudah dikelompokan di atas, maka penulis menyusun desain penelitian dengan bentuk seperti pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Desain Penelitian Sumber: Sugiyono (2012, hlm. 60)

Mengacu pada desain penelitian tersebut, agar penelitian ini lebih mudah, terarah secara efektif maka disusunlah langkah-langkah atau alur penelitian seperti Gambar 3.2.


(16)

Gambar 3.2. Langkah–langkah penelitian

C. Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian 1. Lokasi

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lapangan futsal Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung dan waktu untuk pelaksanaannya adalah waktu setelah latihan selesai agar tidak mengganggu program latihan.

2. Populasi Penelitian

Populasi adalah sekumpulan individu yang mempunya sifat dan karakter yang berbeda. Sugiyono (2013, hlm. 117) menjelaskan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

Populasi

Sampel

Angket Goal Setting

Angket Motivasi Berlatih

Data

Pengolahan Data


(17)

karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pendapat diatas maka populasi dalam penelitian ini adalah atlet futsal ekstrakulikuler di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung sebanyak 25 orang. 3. Sample Penelitian

Sampel adalah bagian kecil dari jumlah populasi, pengertian ini diperkuat oleh pendapat dari Sugiyono (2013, hlm. 118) yang mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Tekhnik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan tekhnik sampling jenuh atau biasa disebut dengan total sampling yang menggunakan semua responden pada suatu populasi, Sugiyono (2013, hlm. 124) mengatakan bahwa: “Sampling jenuh adalah tekhnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”.

Sampel dalam penelitian ini adalah anggota ekstrakulikuler futsal Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung yang berjumlah 25 orang.

D. Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian. Data yang terkumpul akan digunakan sebagai bahan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan. Oleh karena itu pengumpulan data harus dilakukan dengan sistematis, terarah dan sesuai dengan masalah penelitian.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, sumber dan cara. Berdasarkan pada settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alami, di rumah dengan berbagai responden, seminar dan lain-lani. Kemudian berdasarkan sumber datanya, pengumpulan data dibagi menjadi sumber primer dan sumber sekunder. Selanjutnya dilihat dari segi cara pengumpulan data menurut Sugiyono (2012, hlm. 193) yaitu “Teknik pengumpulan data dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan) dan gabungan ketiganya”.


(18)

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari objek penelitian yang dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner (angket).

2. Instrumen Penelitian

Pada sebuah penelitian diperlukan sebuah alat ukur. Alat ukur dalam sebuah penelitian biasanya dinamakan insturmen penelitian. Jadi pengertian instrumen menurut Sugiyono (2012, hlm. 148) adalah “Suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk angket atau kuesioner dengan teknik penilaian diri (self assement). Jadi atlet diberi kesempatan untuk menilai pekerjaan dan kemampuan mereka sendiri sesuai dengan pengalaman yang mereka rasakan. Angket merupakan suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 199) “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk menjawabnya”.

Alasan penulis menggunakan angket dengan teknik peneliaian diri (self assesment) dalam penelitian ini karena dapat memperoleh gambaran sesuai dengan apa yang terjadi melalui jawaban dari para responden dan memiliki keuntungan dalam penggunaannya. Diharapkan dengan teknik penilaian diri dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada diri atlet karena penilaian yang tahu persis tentang diri atlet adalah atlet sendiri dan atlet menjadi penilaian yang terbaik atau hasil pekerjaannya sendiri. Arikunto (2010, hlm. 195) menjelaskan keuntungan menggunakan angket yaitu:

a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.

c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden.

d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu menjawab.

e. Dapat dibuat terstandar sehingga semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.


(19)

Jenis angket atau kuesioner yang digunakan oleh penulis ialah angket dengan pertanyaan tertutup.

E. Melakukan Spesifikasi Data

Spesifikasi data adalah untuk menjabarkan ruang lingkup masalah yang akan diteliti sehingga mempermudah penulis menyususn kisi-kisi angket. Berikut ini pendapat para ahli yang dijadikan penulis sebagai acuan untuk menyusun kisi-kisi angket:

1. Kisi-kisi angket goal setting

Faktor-faktor yang mempengaruhi goal setting Menurut Locke dan Lathnam (1990) dalam skripsi Firdaus (2013, hlm. 14) merumuskan lima prinsip sukses goal setting bahwa sebuah goal akan memotivasi dan meningkatkan kinerja jika memenuhi unsur sebagai berikut: Kejelasan (specifity), Tantangan (challenger), Komitmen (commitment), Umpan balik (feedback), Kompleksitas tugas (Task Complexity).

2. Kisi-kisi angket motivasi berlatih

Menurut Pelletier, L.G, Fortier, M. S., Vallerand, R. J., Tuson, K.M., Briere, N. M., & Blais, M. R. (1995) dalam Journal of Sport & Exercise Psychology, 17, 35-53 motivasi berlatih dipengaruhi oleh faktor motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik dan tidak ada motivasi. Faktor intrinsik meliputi a) pengetahuan; b) pencapaian; c) pengalaman. Sedangkan faktor ekstrinsik mencangkup a) mengenali; b) meniru; c) pengalaman luar. Dan tidak ada motivasi.

Tujuan dari kisi-kisi angket adalah untuk memudahkan penulis dalam mengambil daa penelitian. Berdasarkan penjelasan diatas, penulis menyusun kisi-kisi angket seperti pada Tabel 3.3 dan 3.4.


(20)

Tabel 3.3. Kisi – Kisi Angket Goal Setting

Variabel Indikator Sub-indikator Nomor Soal

+ -

Goal Setting

Kejelasan (specifity)

a. Sasaran yang dietapkan jelas dan terarah

1,4 6

b. Menentukan langkah yang ditetapkan untuk mencapai sasaran

2,17 19

c. Jangka waktu dalam mencapai sasaran

28 24

Tantangan (challenger)

a. Adanya tantangan dalam sasaran

16 11

b. Menyenangi

tujuan/sasaran yang menantang

18 22

Komitmen (commitmen)

a. Adanya kesepakatan dalam menetapkan sasaran

21 15

b. Menerima tanggung jawab yang diberikan

25 10,14

Umpan balik (feedback)

a. Adanya umpan balik 8,12,20 27 b. Respon terhadap umpan

balik

3,5 7

Kompleksitas tugas (task

a. Adanya kerjasam dalam mencapai sasaran yang sulit


(21)

complecity) b. Mengutamakan sasaran yang lebih penting

13 23

Tabel 3.4. Kisi – kisi Angket Motivasi Berlatih

Variabel Indikator Sub-indikator No Soal

+ -

Motivasi Berlatih

Intrinsik

a. Pengetahuan 2,4,23,27 b. Pencapaian 8,12,15,20 c. Pengalaman 1,13,18,25

Ekstrinsik

a. Mengenali 7,11,17,24 b. Meniru 9,14,21,26 c. Pengalaman

luar

6,10,16,22

Tidak ada motivasi 3,5,19,28

2) Penyusunan Angket

Setelah menyusun kisi-kisi angket yang berupa indikator-indikator yang lebih dirumuskan di atas, maka langkah selanjutnya yaitu menjadikan kisi-kisi angket tersebut sebagai acuan untuk menyusun pertanyaan yang akan kita tuangkan dalam angket. Dipandang dari cara menjawabnya, dalam angket ini penulis menggunakan angket tertutup, menurut Arikunto (2010, hlm. 195) “Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih”. Adapun metode pengisisan angket yang akan digunakan penulis adalah menggunakan skala Likert. Menurut Sugiono (2012, hlm. 136) skala Likert yaitu “Skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomenal sosial”. Penulis menyediakan alternatif pilihan jawaban yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan


(22)

sangat negatif. Untuk keperluan analisis data kuantitatif, maka dari alternatif jawaban-jawaban itu, penulis menetapkan kategori penyekoran seperti yang tertera pada Tabel 3.5. dengan kategori pemberian skor sebagai berikut:

Tabel 3.5. Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban

Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu-ragu 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

3) Uji Coba Angket

Jika kisi-kisi dan angket sudah dibuat maka, untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu instrumen langkah peneliti selanjutnya yaitu melakukan uji coba terhadap angket tersebut. Sistematika atau langkah yang harus dilaksanakan untuk melakukan uji coba angket yang pertama yaitu mengolah data untuk mencari validitas dari instrumen tersebut dan yang kedua yaitu menentukan realibilitas instrumen.

a. Uji Validitas

Dalam mencari hasil dari penelitian yang dilakukan apakah penelitian itu layak atau tidak untuk digunakan harus melewati proses penghitungan dengan menggunakan beberapa rumus dalam ilmu statistika, Sugiyono (2013, hlm. 363) menjelaskan bahwa “Validitas merupakan derajad ketepatan antara yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti”.


(23)

Setelah mencari hasil validitas langkah selanjutnya yang harus penulis lakukan adalah mencari realibilitas dari instrumen yang sudah disebar dengan cara mengkorelasikan soal pernyataan genap dan ganjil dengan menggunakan rumus korelasi produk momen. Menurut Arikunto (2006, hlm. 154) bahwa “Realibilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dugunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”.

F. Prosedur Pengolahan data

Data yang diperoleh dari hasil tes merupakan data mentah, sehingga memerlukan proses pengolahan data. Pengolahan data digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan, diperlukan pengolahan dan analisis data untuk menerima atau menolak hipotesis. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan komputer dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 21 for windows karena program ini ditujukan kepada pengguna statistik untuk mempermudah penghitungan statistik untuk memperoleh hasil data yang akurat dan dapat dimengerti. Langkah-langkah dalam pengolahan data penelitian ini adalah Menentukan nilai dari uji validitas menggunakan Item-Total Statistics tes

1. Hasil Uji Validitas

Hasil data uji validitas yang telah diolah menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 21, dipaparkan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Variabel Goal Setting No Soal R-hitung R-tabel Keterangan

1 .501 0,373 Valid

2 .429 0,373 Valid

3 .472 0,373 Valid

4 .547 0,373 Valid

5 .547 0,373 Valid

6 .720 0,373 Valid

7 .649 0,373 Valid

8 .429 0,373 Valid

9 .768 0,373 Valid

10 .578 0,373 Valid


(24)

12 .472 0,373 Valid

13 .649 0,373 Valid

14 .780 0,373 Valid

15 .189 0,373 Tidak Valid

16 .429 0,373 Valid

17 .649 0,373 Valid

Tabel (lanjutan) 3.6.

18 .547 0,373 Valid

19 .501 0,373 Valid

20 .494 0,373 Valid

21 .577 0,373 Valid

22 .583 0,373 Valid

23 .463 0,373 Valid

24 .225 0,373 Tidak Valid

25 .472 0,373 Valid

26 .494 0,373 Valid

27 .578 0,373 Valid

28 .547 0,373 Valid

Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Berlatih No Soal R-hitung R-tabel Keterangan

1 .528 0,373 Valid

2 .617 0,373 Valid

3 .598 0,373 Valid

4 .603 0,373 Valid

5 .406 0,373 Valid

6 .396 0,373 Valid

7 .501 0,373 Valid

8 .495 0,373 Valid

9 .310 0,373 Tidak Valid

10 .275 0,373 Tidak Valid

11 .459 0,373 Valid

12 .501 0,373 Valid

13 .546 0,373 Valid

14 .617 0,373 Valid

15 .617 0,373 Valid


(25)

17 .698 0,373 Valid

18 .093 0,373 Tidak Valid

19 .406 0,373 Valid

20 .528 0,373 Valid

21 .687 0,373 Valid

22 .617 0,373 Valid

23 .382 0,373 Valid

Tabel (lanjutan) 3.7.

24 .698 0,373 Valid

25 .495 0,373 Valid

26 .512 0,373 Valid

27 .538 0,373 Valid

28 .598 0,373 Valid

Untuk penentuan valid atau tidaknya butir-butir dari setiap pernyataan tes harus dilakukan pendekatan signifikan, yaitu jika �ℎ� lebih besar dari � dengan taraf signifikan α = 0.05 (dk = 28 – 2 = 26) = � 0,373 untuk goal setting dan α = 0.05 (dk = 28 – 2 = 26) = � 0,373 untuk motivasi berlatih, maka pernyataan tersebut dapat dinyatakan atau digunakan sebagai alat pengumpul data dari setiap variabel, akan tetapi jika pernyataan di atas sebaliknya, jika �ℎ� lebih kecil dari � maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan tersebut tidak signifikan, atau dengan kata lain pernyataan pada variabel tersebut tidak layak digunakan sebagai alat untuk pengumpul data. Jadi hasil dari uji validitas terhadap variabel goal setting yang awalnya diperoleh soal sebanyak 28 butir menjadi 26 butir soal dan pada variabel motivasi berlatih yang awalnya diperoleh soal sebanyak 28 butir menjadi 25 butir soal.

2. Hasil Uji Realibilitas

Setelah mencari hasil validitas langkah selanjutnya yang harus penulis lakukan adalah mencari realibilitas dari instrumen yang sudah disebar dengan cara mengkorelasikan soal pernyataan genap dan ganjil. Mencari hasil realibilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen atau kuesioner ini dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan mendapatkan hasil yang konsisten, dengan kata lain hasil realibilitas yaitu untuk mengetahui


(26)

tingkat konsistensi. Cara menghitung realibilitas dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

=

∑ − ∑ ∑

√{ ∑ − ∑ } { ∑ − ∑ }

Keterangan:

� = Koefisien yang di cari

∑ = Jumlah perkalian skor X dan Y ∑ = Jumlah skor

∑ = Jumlah skor n = Jumlah sampel

Lalu setelah mengkorelasi soal pernyataan genap dan ganjil langkah selanjutnya yaitu mencari realibilitas seluruh perangkat butir soal yang menggunakan rumus spearman brown dengan rumus sebagai berikut:

��

=

+�.�

Keterangan:

��� = Koefisien yang dicari . � = Dua kali koefisien korelasi

+ � = Satu tambah koefisien korelasi

Selanjutnya menguji signifikasni korelasi, yaitu dengan rumus yang dikembangkan oleh Nurhasan (2008, hlm. 195) dengan rumus sebagai berikut:

ℎ� �

=

−�


(27)

t = Nilai t-hitung yang dicari r = Koefisien seluruh tes

n-2 = Jumlah soal atau pernyataan dikurangi dua

Hasil penghitungan realibilitas dari goal setting dapat dilihat pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Hasil Penghitungan Realibilitas Goal Setting

No X Y X2 Y2 X.Y

1 60 63 3600 3969 3780

2 66 68 4356 4624 4488

3 44 45 1936 2025 1980

4 50 34 2500 1156 1700

5 37 33 1369 1089 1221

6 58 50 3364 2500 2900

7 57 52 3249 2704 2964

8 63 69 3969 4761 4347

9 62 68 3844 4624 4216

10 64 63 4096 3969 4032

11 60 61 3600 3721 3660

12 66 64 4356 4096 4224

13 59 54 3481 2916 3186

14 53 53 2809 2809 2809

15 58 58 3364 3364 3364

16 55 56 3025 3136 3080

17 67 54 4489 2916 3618

18 40 44 1600 1936 1760

19 59 58 3481 3364 3422

20 53 56 2809 3136 2968

21 57 59 3249 3481 3363

22 54 58 2916 3364 3132

23 55 59 3025 3481 3245

24 57 61 3249 3721 3477

25 59 62 3481 3844 3658

26 53 55 2809 3025 2915

27 42 46 1764 2116 1932

28 51 48 2601 2304 2448

29 41 46 1681 2116 1886

30 56 58 3136 3364 3248


(28)

Setelah mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dengan butir soal pernyataan yang bernomor genap dengan menggunakan rumus korelasi Person Product Moment sebagai berikut:

=

∑ − ∑ ∑

√{ ∑ − ∑ } { ∑ − ∑ }

=

. − .

√{ . − } { . − }

=

√{ − } { − }

=

√{ } { }

=

,

� = 0,8146

Lalu mencari realibilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus spearman Brown yaitu:

��� = + �. �

��� = + , 4. , 4 ��� =0,8978

Terakhir menguji signifikansi korelasi, untuk mengetahui nilai t yaitu dengan rumus sebagai beikut:

t =

√ −


(29)

t =

, √ −

√ − ,

t =

,

,

t = 7,43

Hasil penghitungan korelasi Pearson Product Moment di masukkan ke dalam rumus Spearmen Brown, kemudian untuk menentukan nilai t-hitung, nilai r-seluruh item tes yang dihasilkan dimasukkan kedalam rumus yang dikembangkan oleh Nurhasan. Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh r-hitung = 0,8146 dan r-hitung gabungan = 0,8978 sedangkan pada r-tabel product moment diketahui bahwa dengan n = 30 (dk = n - 2 = 28) dengan α = 0,05 = 0,3610. Dengan demikian, maka r-hitung lebih besar dari r-tabel. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen penelitian ini dapat dipercaya dan reliabel. Lalu dari hasil uji signifikansi korelasi menunjukkan t-hitung = 7,43, sedangkan t-tabel pada taraf nyata 0,05 dan (dk = n – 2 = 28) = 2,05, dengan demikian t-hitung lebih besar dari t-tabel, ini menunjukkan bahwa instrumen dari variabel goal setting mempunyai realibilitas yang signifikan.

Selanjutnya penghitungan realibilitas dari variabel motivasi berlatih dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9. Hasil Penghitungan Realibilitas Motivasi Berlatih

No X Y X2 Y2 X.Y

1 56 55 3136 3025 3080

2 63 64 3969 4096 4032

3 67 68 4489 4624 4556

4 70 70 4900 4900 4900

5 49 49 2401 2401 2401

6 60 56 3600 3136 3360

7 64 56 4096 3136 3584

8 56 62 3136 3844 3472

9 51 57 2601 3249 2907

10 53 54 2809 2916 2862


(30)

12 63 64 3969 4096 4032

13 53 50 2809 2500 2650

14 59 60 3481 3600 3540

15 55 56 3025 3136 3080

16 61 61 3721 3721 3721

17 58 59 3364 3481 3422

18 68 67 4624 4489 4556

19 65 67 4225 4489 4355

20 64 56 4096 3136 3584

21 57 60 3249 3600 3420

22 51 53 2601 2809 2703

Tabel (lanjutan) 3.9.

23 57 56 3249 3136 3192

24 59 54 3481 2916 3186

25 65 64 4225 4096 4160

26 68 67 4624 4489 4556

27 57 59 3249 3481 3363

28 70 70 4900 4900 4900

29 55 56 3025 3136 3080

30 57 54 3249 2916 3078

Jumlah 1794 1790 108272 107810 107890

Setelah mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dengan butir soal pernyataan yang bernomor genap dihitung dengan menggunakan rumus korelasi Person Product Moment sebagai berikut:

=

∑ − ∑ ∑

√{ ∑ − ∑ } { ∑ − ∑ }

=

. − .

√{ . − } { . − }

=

√{ − } { − }

=

√{ } { }

=

,


(31)

Lalu mencari realibilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus spearman Brown yaitu:

��� = + �. � ��� = + ,. , ��� =0,8693

Terakhir menguji signifikansi korelasi, untuk mengetahui nilai t yaitu dengan rumus sebagai berikut:

t =

√ −

√ − �

t =

, √ −

√ − ,

t =

,

,

t = 9,3058

Hasil penghitungan korelasi Pearson Product Moment di masukkan ke dalam rumus Spearmen Brown, kemudian untuk menentukan nilai t-hitung, nilai r-seluruh item tes yang dihasilkan dimasukkan kedalam rumus yang dikembangkan oleh Nurhasan. Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh r-hitung = 0,7689 dan r-hitung gabungan = 0,8693, sedangkan pada r-tabel product moment diketahui bahwa dengan n = 30 (dk = n - 2 = 28) dengan α = 0,05 = 0,3610. Dengan demikian, maka r-hitung lebih besar dari r-tabel. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen penelitian ini dapat dipercaya dan reliabel. Lalu dari hasil uji signifikansi korelasi menunjukkan t-hitung = 9,3058, sedangkan t-tabel pada taraf nyata 0,05 dan (dk = n - 2 = 28) = 2,05, dengan demikian t-hitung lebih besar dari t-tabel, ini menunjukkan bahwa instrumen dari variabel motivasi berlatih mempunyai realibilitas yang signifikan.


(32)

G. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Setelah melakukan uji validitas dan realibilitas yang menyatakan bahwa kedua variabel yang akan digunakan layak untuk dijadikan sebagai alat ukur atau instrumen dalam penelitian ini, langkah selanjutnya yang penulis lakukan adalah memperbanyak angket dan disebar kepada para pemain futsal Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung pada tanggal 28 Agustus 2015. Jumlah soal yang akan di berikan kepada responden yaitu 26 soal untuk angket dari goal setting, dan 25 soal untuk angket motivasi berlatih.

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Berkenaan dengan masalah penelitian ini yaitu korelasi antara goal setting dengan motivasi berlatih atlet ekstrakulikuler futsal Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung, maka teknik yang digunakan adalah teknik koefisien determinasi. Sugiyono (2010, hlm. 154) menjelaskan “Untuk judul penelitian yang terdiri atas satu variabel independen dan satu variabel dependen dapat digunakan teknik statistika dengan menghitung besarnya koefisien determinasi”. Lebih lanjut Nurhasan (1990, hlm. 17) menjelaskan “Korelasi adalah hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain, yang besar kecilnya ditentukan oleh koefisien korelasi”. Dalam hal ini variabel yang diteliti adalah korelasi antara goal setting dengan motivasi berlatih atlet ekstrakulikuler futsal Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung. Dan untuk memperkuat hasil dari pengolahan data koefisien korelasi, penulis menggunakan metode statistika yaitu persamaan regresi.

Pengolahan data dilakukan setelah data hasil penelitian diperoleh. Pengolahan data dilakukan berdasarkan metode statistika agar diperoleh suatu akhir atau kesimpulan yang benar. Langkah-langkah yang penulis gunakan dalam pengolahan data ini adalah sebagai berikut:

1. Mencari rata-rata dari setiap kelompok data, yaitu dengan rumus:

̅

Σ

Keterangan:

̅ : mean atau rata-rata yang dicari Σ : jumlah seluruh skor


(33)

n : jumlah sampel

2. Menghitung simpangan baku, menurut Sugiyono (2010, hlm. 57) dari kelompok data atau variabel-variabel yaitu dengan menggunakan rumus:

� = √Σ − ̅� − Keterangan:

S : simpangan baku yang dicari X : skor mentah

̅ : rata-rata dari skor mentah n : jumlah sampel

3. Menguji normalitas data menggunakan uji Kenormalan Liliefors. Prosedur yang digunakan menurut Sugiyono (2010, hlm. 77) adalah:

a. Pengamatan , , … dijadikan bilangan baku , , … dengan menggunakan rumus:

=

(̅ dan S merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel)

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang (F( − � .

c. Selanjutnya dihitung proposi , , … Σ . jika proposi ini dinyatakan S( , maka:

S(

=

� , ,… �Σ

d. Menghitung selisish F( − � kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan � dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata � yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika � yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.


(34)

f. Menghitung koefisien korelasi dengan cara mengkorelsikan data variabel X dengan variabel Y menggunakan rumus korelasi Person Product Moment sebagai berikut:

� = � Σ XY − ΣX ΣY

√� Σx − Σx n ΣY − ΣY

g. Menguji signifikasi korelasi menggunakan rumus sebagai berikut: � =�√� −

√ − �

Kriteria: terima jika hasil t-hitung lebih kecil dari t-tabel dengan dk (n-2) data taraf nyata α = 0,05.

h. Menghitung besarnya presentase pengaruh variabel x dengan variabel y menggunakan rumus determinan yaitu:

� = � %

i. Menghitung persamaan pengaruh variabel x dengan y menggunakan rumus regresi dengan menggunakan aplikasi spss 21 yaitu:


(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan analisis data yang sudah dilakukan, maka penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara goal setting dengan motivasi berlatih atlet pada cabang olahraga ekstrakulikuler futsal di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung. Jadi, apabila tingkat goal setting semakin tinggi maka kemampuan motivasi berlatih juga akan semakin tinggi dan demikian pula sebaliknya, karena kedua variabel tersebut saling berhubungan satu sama lain.

B. Saran

Kesimpulan di atas, maka penulis dapat merumuskan saran-saran yang dapat dipertimbangkan, yaitu:

1. Bagi para atlet ekstrakulikuler futsal khususnya atlet ekstrakulikuler futsal di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung dan para atlet cabang olahraga prestasi pada umunya perlu memperhatikan aspek psikologi diantaranya penetapan goal setting agar dapat meningkatkan motivasi berlatih dalam cabang olahraga futsal.

2. Bagi para pelatih atau pembina cabang olahraga permainan futsal hendaknya, harus memperhatikan komponen-komponen psikologinya. Dikarenakan tidak hanya aspek fisik, teknik dan taktik saja yang mempengaruhi motivasi berlatih dan prestasi atlet. Akan tetapi dari segi psikologi atau mental juga sangat berpengaruh terhadap pencapaian motivasi berlatih dan prestasi suatu atlet.

3. Bagi isntitusi pendidikan diharapkan lebih memperbanyak literatur di perpustakaan guna menunjang dan mempermudah dalam pencarian data, materi tentang goal setting dan motivasi berlatih dan sebagai masukan bagi


(36)

institusi pendidikan dalam mengembangkan ilmu yang berkaitan dengan goal setting dan motivasi berlatih.

4. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan kajian yang lebih mendalam serta memiliki kriteria-kriteria yang lebih baik, agar diperoleh hasil yang lebih bermanfaat.


(37)

62

Daftar Pustaka

Alex Sobur. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bimo Walgito. (2003). Psikologi Sosial. Jakarta: CV Andi Offest.

Firdaus N Zakaria. (2013). Hubungan Goal Setting Dengan Perorma Atlet Cabang Olahraga Bola Voli Di Klub Alko Bandung. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek–aspek Psikologis dalam Coacing. Jakarta: CV. Tambak Kusuma.

Husdarta. (2010). Psikologi Olahraga. Bandung: Alfabeta.

Ibrahim dan Komarudin. (2007). Psikologi Kepelatihan. Bandung: FPOK UPI. Ibrahim, Rusli. dan Komarudin. (2008). Modul Psikologi Olahraga. Bandung:

Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga.

Irmawati. (2004). Peranan Goal Setting dalam Upaya Meningkatkan Produktifitas Kerja Karyawan. Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU. 7-13.

Komarudin. (2013). Psikologi Olahraga. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Lhaksana, Justinus. dkk. (2011). Teknik Dasar dan Strategi Permainan Futsal. Jakarta.

Maslow. (1943). Hirarki Kebutuhan Maslow. diakses 14 maret 2015 dari http://bangzabar.files.wordpress.com/2009/09/picture31.png. Mulyono. (2014). Buku Pintar Panduan Futsal. Jakarta: Laskar Aksara

Nurhasan dan Hasanudin, D., Hidayah, N. (2008). Mata kuliah Statistika. Bandung: FPOK UPI.

Usman, Husaeni. (2010). MANAJEMEN (Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan). Jakarta: Bumi Aksara.

Pelletier, et. al. (1995). The Sport Motivation Scale (sms-28). Jurnal of Sport & Exercise Psychology, 17, 35-53.

Robbins. (2007). Teori kebutuhan McClelland. diakses 15 maret 2015 dari http://kunhantio.blogspot.com/2013/01/teori-motivasi.html.


(38)

Sage. (1984). Motivasi Berlatih. diakses 2 juli 2015 dari

https://www.academia.edu/1981294/MOTIVASI_BERLATIH_DAN_DA YA_LEDAK_OTOT_TUNGKAI_PELARI_GAWANG.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualilatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(1)

Angga Wibisono, 2015

KORELASI ANTARA GOAL SETTING DENGAN MOTIVASI BERLATIH ATLET EKSTRAKULIKULER FUTSAL MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu n : jumlah sampel

2. Menghitung simpangan baku, menurut Sugiyono (2010, hlm. 57) dari kelompok data atau variabel-variabel yaitu dengan menggunakan rumus:

� = √Σ − ̅� − Keterangan:

S : simpangan baku yang dicari X : skor mentah

̅ : rata-rata dari skor mentah n : jumlah sampel

3. Menguji normalitas data menggunakan uji Kenormalan Liliefors. Prosedur yang digunakan menurut Sugiyono (2010, hlm. 77) adalah:

a. Pengamatan , , … dijadikan bilangan baku , , … dengan menggunakan rumus:

=

(̅ dan S merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel)

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang (F( − � .

c. Selanjutnya dihitung proposi , , … Σ . jika proposi ini dinyatakan S( , maka:

S(

=

� , ,… �Σ

d. Menghitung selisish F( − � kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan � dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata � yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika � yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.


(2)

51

f. Menghitung koefisien korelasi dengan cara mengkorelsikan data variabel X dengan variabel Y menggunakan rumus korelasi Person Product

Moment sebagai berikut:

� = � Σ XY − ΣX ΣY

√� Σx − Σx n ΣY − ΣY

g. Menguji signifikasi korelasi menggunakan rumus sebagai berikut:

� =�√� −

√ − �

Kriteria: terima jika hasil t-hitung lebih kecil dari t-tabel dengan dk (n-2) data taraf nyata α = 0,05.

h. Menghitung besarnya presentase pengaruh variabel x dengan variabel y menggunakan rumus determinan yaitu:

� = � %

i. Menghitung persamaan pengaruh variabel x dengan y menggunakan rumus regresi dengan menggunakan aplikasi spss 21 yaitu:


(3)

60

Angga Wibisono, 2015

KORELASI ANTARA GOAL SETTING DENGAN MOTIVASI BERLATIH ATLET EKSTRAKULIKULER FUTSAL MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan analisis data yang sudah dilakukan, maka penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara goal setting dengan motivasi berlatih atlet pada cabang olahraga ekstrakulikuler futsal di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung. Jadi, apabila tingkat

goal setting semakin tinggi maka kemampuan motivasi berlatih juga akan

semakin tinggi dan demikian pula sebaliknya, karena kedua variabel tersebut saling berhubungan satu sama lain.

B. Saran

Kesimpulan di atas, maka penulis dapat merumuskan saran-saran yang dapat dipertimbangkan, yaitu:

1. Bagi para atlet ekstrakulikuler futsal khususnya atlet ekstrakulikuler futsal di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung dan para atlet cabang olahraga prestasi pada umunya perlu memperhatikan aspek psikologi diantaranya penetapan

goal setting agar dapat meningkatkan motivasi berlatih dalam cabang

olahraga futsal.

2. Bagi para pelatih atau pembina cabang olahraga permainan futsal hendaknya, harus memperhatikan komponen-komponen psikologinya. Dikarenakan tidak hanya aspek fisik, teknik dan taktik saja yang mempengaruhi motivasi berlatih dan prestasi atlet. Akan tetapi dari segi psikologi atau mental juga sangat berpengaruh terhadap pencapaian motivasi berlatih dan prestasi suatu atlet.

3. Bagi isntitusi pendidikan diharapkan lebih memperbanyak literatur di perpustakaan guna menunjang dan mempermudah dalam pencarian data, materi tentang goal setting dan motivasi berlatih dan sebagai masukan bagi


(4)

61

institusi pendidikan dalam mengembangkan ilmu yang berkaitan dengan goal

setting dan motivasi berlatih.

4. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan kajian yang lebih mendalam serta memiliki kriteria-kriteria yang lebih baik, agar diperoleh hasil yang lebih bermanfaat.


(5)

62

Angga Wibisono, 2015

KORELASI ANTARA GOAL SETTING DENGAN MOTIVASI BERLATIH ATLET EKSTRAKULIKULER FUTSAL MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka

Alex Sobur. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bimo Walgito. (2003). Psikologi Sosial. Jakarta: CV Andi Offest.

Firdaus N Zakaria. (2013). Hubungan Goal Setting Dengan Perorma Atlet

Cabang Olahraga Bola Voli Di Klub Alko Bandung. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek–aspek Psikologis dalam Coacing. Jakarta:

CV. Tambak Kusuma.

Husdarta. (2010). Psikologi Olahraga. Bandung: Alfabeta.

Ibrahim dan Komarudin. (2007). Psikologi Kepelatihan. Bandung: FPOK UPI. Ibrahim, Rusli. dan Komarudin. (2008). Modul Psikologi Olahraga. Bandung:

Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga.

Irmawati. (2004). Peranan Goal Setting dalam Upaya Meningkatkan

Produktifitas Kerja Karyawan. Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik USU. 7-13.

Komarudin. (2013). Psikologi Olahraga. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Lhaksana, Justinus. dkk. (2011). Teknik Dasar dan Strategi Permainan Futsal. Jakarta.

Maslow. (1943). Hirarki Kebutuhan Maslow. diakses 14 maret 2015 dari http://bangzabar.files.wordpress.com/2009/09/picture31.png. Mulyono. (2014). Buku Pintar Panduan Futsal. Jakarta: Laskar Aksara

Nurhasan dan Hasanudin, D., Hidayah, N. (2008). Mata kuliah Statistika. Bandung: FPOK UPI.

Usman, Husaeni. (2010). MANAJEMEN (Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan). Jakarta: Bumi Aksara.

Pelletier, et. al. (1995). The Sport Motivation Scale (sms-28). Jurnal of Sport & Exercise Psychology, 17, 35-53.

Robbins. (2007). Teori kebutuhan McClelland. diakses 15 maret 2015 dari http://kunhantio.blogspot.com/2013/01/teori-motivasi.html.


(6)

63

Sage. (1984). Motivasi Berlatih. diakses 2 juli 2015 dari

https://www.academia.edu/1981294/MOTIVASI_BERLATIH_DAN_DA YA_LEDAK_OTOT_TUNGKAI_PELARI_GAWANG.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualilatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.