PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di SMA Negeri 2 Subang.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED
LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF
PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI (Studi Quasi Eksperimen di SMA Negeri 2 Subang)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Geografi
Oleh : DEBI ERISANDI
1202054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
(
PROJECT BASED LEARNING
) TERHADAP KETERAMPILAN
BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA
MATA PELAJARAN GEOGRAFI
(Studi Quasi Eksperimen di SMA Negeri 2 SUBANG)
Oleh Debi Erisandi
S.Pd FIS Geografi Universitas Negeri Padang, 2011
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Geografi
© Debi Erisandi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
(4)
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK
Debi Erisandi (2014). Pembimbing I: Prof. Dr. Wanjat kastolani, M.Pd. Pembimbing II: Dr. H. Mamat Ruhimat, M.Pd. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Terhadap Ketrampilan Berpikir Kreatif Peserta Didik pada Mata Pelajaran Geografi (Studi Quasi Eksperimen di SMA Negeri 2 Subang).
Mengingat kompleksnya kehidupan, keterampilan berpikir kreatif sangat diperlukan oleh setiap manusia. Pendidikan diharapkan dapat menjadi strategi untuk melatih keterampilan berpikir kreatif bagi peserta didik. Berpikir kreatif merupakan suatu kegiatan mental yang mengajukan metode, gagasan atau memberikan pandangan baru terhadap suatu persoalan. Pembelajaran geografi memiliki fungsi penting menyiapkan peserta didik untuk berpikir kreatif terhadap masalah kehidupan yang terjadi di sekitarnya, dan melatih peserta didik untuk cepat tanggap terhadap kondisi lingkungan serta kehidupan dipermukaan bumi pada umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pembelajaran berbasis proyek terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada pembelajaran geografi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian dilakukan di kelas X SMA Negeri 2 Subang yang berjumlah 42 peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi guru dalam proses pembelajaran berbasis proyek, lembar observasi aktivitas keterampilan berpikir kreatif peserta didik, tes keterampilan berpikir berpikir kreatif berbentuk tes tertulis jenis essay, serta penilaian hasil kerja peserta didik. Teknik analisis data menggunakan statistik yaitu uji normalitas, homogenitas dan uji T dengan bantuan program SPSS for windows versi 20,0. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) terdapat perbedaan keterampilan berpikir kreatif di kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek sebelum dan sesudah perlakuan diberikan, 2) terdapat perbedaan keterampilan berpikir kreatif di kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sebelum dan sesudah perlakuan diberikan, 3) tidak terdapat perbedaan keterampilan berpikir kreatif di kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dan yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sebelum perlakuan diberikan, 4) terdapat perbedaan keterampilan berpikir kreatif di kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dan yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sesudah perlakuan diberikan. Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek agak sedikit rumit sehingga diperlukan perencanaan yang matang, penyediaan fasilitas yang memadai dan membutuhkan waktu lebih banyak
(5)
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(6)
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
THE EFFECT OF PROJECT BASED LEARNING MODEL
TOWARDS STUDENTS’ CREATIVE THINKING SKILLS
IN GEOGRAPHY LESSON
(A Quasi Experimental Study in SMA Negeri 2 Subang) By : Debi Erisandi (1202054)
ABSTRACT
Given the complexity of life, creative thinking skills are needed by every human. Education is expected to be a strategy to train creative thinking skills for students. Creative thinking is a mental activity which solves the problem, offers the method, opinion or gives the new view of a problem. One of learning model that can motivate the development of students’ creative thinking skill is project based learning model. This research purposed to know the influence of applying project based learning upon students’ creative thinking skill in geography learning. The method used in this research is quasi experiment with nonequivalen control groups pretest posttest design and purposive sampling technique to determine the sample. The research was executed in grade X class of SMA Negeri 2 Subang that consist of 42 students. One class was taken as experiment class that applied project based learning model and another one as control class that applied problem based learning model. The technique of collecting data is creative thinking skill’s test (pretest and posttest), giving assignment, and observation sheets for teacher and students. The technique to analyze the data is using statistic which are test of the normality, homogeneity, and test of T ; helped by SPSS program for windows version 20,0. The result of this research showed that 1) there is difference between the result of creative thinking skill’s test in class that applied project based learning model before the treatment’s given and after it’s done, 2) there is difference between the result of creative thinking skill’s test in class that applied problem based learning model before the treatment’s given and after it’s done, 3) there is no difference between the result of creative thinking skill’s test in the class that applied project based learning model and the class that applied problem based learning model before the treatment’s given, 4) there is difference between the result of creative thinking skill’s test in the class that applied project based learning model and the class that applied problem based
learning model after the treatment’s given. Therefore, it can be concluded that the
application of project based learning model has influence upon students’ creative
thinking skill.
(7)
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
(8)
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR BAGAN ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 9
C. Rumusan Masalah... . 10
D. Tujuan Penelitian ... 11
E. Manfaat Penelitian ... 12
F. Struktur Organisasi Tesis ... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Model Pembelajaran Berbasis Proyek ... 14
1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek ... 14
2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek ... 17
3. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek ... 19
4. Perbedaan Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pembelajaran Tradisonal ... 19
5. Keunggulan dan Kelemhan Pembelajaran Berbasis Proyek . 21 6. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek ... 22
B. Keterampilan Berpikir Kreatif dalam Pembelajaran ... 27
C. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 39
1. Karakteristik Problem Based Learning ... 40
2. Langkah-langkah Problem Based Learning ... 41
3. Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning ... 42
D. Berpikir Kreatif Dalam Pembelajaran Geografi ... 43
E. Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Berpikir Kreatif ... 49
F. Penelitian Terdahulu... ... 50
(9)
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 53
B. Populasi Penelitian/Sampel Penelitian ... 54
1. Populasi Penelitian ... 54
2. Sampel Penelitian ... 54
C. Desain Penelitian ... 55
D. Metode Penelitian... 56
E. Definisi Operasional... 58
F. Instrumen Penelitian... 59
1. Studi Literatur ... 59
2. Tes Keterampilan Berpikir Kreatif... 59
a. Validitas butir soal ... 60
b. Realibitas Tes ... 61
c. Tingkat Kesukaran Soal ... 62
d. Daya Pembeda Soal... 63
3. Observasi ... 65
G. Teknik Analisis Data ... 65
1. Peningkatan Kerampilan Berpikir Kreatif ... 65
2. Uji Normalitas ... 66
3. Uji Homogenitas ... 66
4. Uji Hipotesis ... 67
H. Alur Penelitian ... 69
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 70
1) Penilaian Hasil ... 1. Hasil Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ... 70
a. Hasil Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen ... 71
b. Hasil Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol ... 72
2. Perbedaan Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen... 73
1. Kelancaran... 73
2. Keluwesan ... 74
(10)
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Perbedaan Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas
Kontrol ... 77
1. Kelancaran ... 77
2. Keluwesan ... 79
3. Elaborasi... 80
4. Perbedaan Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 82
5. Analisis Data Penelitian ... 84
1) Uji Normalitas ... 84
2) Uji Homogenitas ... 86
3) Uji Hipotesis ... 87
a. Uji Hipotesis 1 ... 87
b. Uji Hipotesis 2 ... 88
c. Uji Hipotesis 3 ... 90
d. Uji Hipotesis 4 ... 91
2) Penilaian Proses pembelajaran ... 92
1. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen ( Pembelajaran Berbasis Proyek) ... 92
2. Proses Pembelajaran Kelas Kontrol (Pembelajaran Berbasis Masalah) ... 98
3. Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek... 103
4. Hasil Observasi Aktivitas Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta Didik dalam Pembelajaran Berbasis Proyek ... 104
5. Kendala dalam Implementasi Pembelajaran dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) ... 107
B. Pembahasan ... 109
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 114
B. Saran ... 116
DAFTAR PUSTAKA ... 117
(11)
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
(12)
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR TABEL
No Tabel
Hal aman
2.1. Peranan Guru dan Siswa dalam Project Based Learning ... 17
2.2. Perbedaan Pembelajaran Tradisional dengan Pembelajaran Berbasis Poyek ... 19
2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek ... 23
2.4 Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif dari Munandar ... 35
2.5 Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif dari Gunawan ... 36
2.6 Kreativitas Petty ... 36
2.7 Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif ... 38
2.8 Langkah-langkah Pembelajaran Problem Based Learning ... 41
3.1. Nonequivalent Groups Pretest-Posttest Desain ... 55
3.2. Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif ... 58
3.3. Distribusi Hasil Uji Coba Validitas Butir Soal ... 61
3.4. Kategori Tingkat Kesukaran Soal ... 62
3.5. Rekapitulasi Taraf Kesukaran ... 63
3.6. Klasifikasi Daya Pembeda... 63
3.7. Rekapitulasi Daya Pembeda ... 64
3.8. Rekapitulasi Analisis Uji Coba Butir Soal Tes Uraian ... 64
3.9. Kategori Tingkat Gain yang Dinormalisasi... 66
4.1. Hasil Skor Pretest, Posttest, dan N-Gain Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen ... 71
4.2. Hasil Skor Pretest, Posttest, dan N-Gain Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol ...72
4.3. Kategori N-Gain, Jumlah Siswa, Persentase, dan Rata-rata untuk Indikator Kelancaran ...73
4.4. Kategori N-Gain, Jumlah Siswa, Persentase, dan Rata-rata untuk Indikator Keluwesan ...74
4.5. Kategori N-Gain, Jumlah Siswa, Persentase, dan Rata-rata untuk Indikator Elaborasi ...75
4.6. Rata-rata N-gain untuk Setiap Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif Pada Kelas Eksperimen ...76
(13)
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4.7. Kategori N-Gain, Jumlah Siswa, Persentase, dan Rata-rata untuk
Indikator Kelancaran ...77 4.8. Kategori N-Gain, Jumlah Siswa, Persentase, dan Rata-rata untuk
Indikator Keluwesan ...79 4.9. Kategori N-Gain, Jumlah Siswa, Persentase, dan Rata-rata untuk
Indikator Elaborasi ...80 4.10. Rata-rata N-gain untuk Setiap Indikator Keterampilan Berpikir
Kreatif Pada kelas Kontrol ...81 4.11. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif Setiap Indikator ...82 4.12. Hasil Uji Normalitas Skor Pretest dan Posttest Keterampilan
Berpikir Kreatif Pada Kelas Eksperimen ...84 4.13. Hasil Uji Normalitas Skor Pretest dan Posttest Keterampilan
Berpikir Kreatif Peserta Didik Pada Kelas Kontrol ...85 4.14. Hasil Uji Normalitas N-gain Keterampilan Berpikir Kreatif
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...85 4.15. Hasil Uji Homogenitas Data Keterampilan Berpikir Kreatif
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...86 4.16. Hasil Uji Perbedaan Skor Pretest dan Posttest Keterampilan
Berpikir Kreatif Pada Kelas Eksperimen ...88 4.17. Hasil Uji Perbedaan Skor Pretest dan Posttest Keterampilan
Berpikir Kreatif Pada Kelas Kontrol ...89 4.18. Hasil Uji Beda Nilai Pretest Keterampilan Berpikir Kreatif
Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...90 4.19. Hasil Uji Beda Nilai Posttest dan N-Gain Keterampilan Berpikir
Kreatif Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...92 4.20. Penilaian Proyek Peserta Didik Berdasarkan Indikator
Ketrampilan Berpikir Kreatif ...96 4.21. Sintaks Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pembelajaran
Berbasis Masalah ...100 4.22. Lembar Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran
Geografi dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning/PJBL) ...103 4.23. Hasil Analisis Lembar Observasi Aktivitas Keterampilan
Berpikir Kreatif Peserta Didik dalam dalam Pembelajaran Geografi dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
(14)
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
(15)
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR GAMBAR
No Gambar
Hal aman
4.1. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest
Keterampilan Berpikir kreatif Pada Kelas Eksperimen ...71 4.2. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest
Keterampilan Berpikir kreatif Pada Kelas Kontrol ...72 4.3. Kategori N-Gain, Jumlah Siswa, Persentase, dan Rata-rata untuk
Indikator Kelancaran ...74 4.4. Kategori N-Gain, Jumlah Siswa, Persentase, dan Rata-rata untuk
Indikator Keluwesan ...75 4.5. Kategori N-Gain, Jumlah Siswa, Persentase, dan Rata-rata untuk
Indikator Elaborasi ...76 4.6. Indikator Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen ...77 4.7. Kategori N-Gain, Jumlah Siswa, Persentase, dan Rata-rata untuk
Indikator Kelancaran ...78 4.8. Kategori N-Gain, Jumlah Siswa, Persentase, dan Rata-rata untuk
Indikator Keluwesan ...79 4.9. Kategori N-Gain, Jumlah Siswa, Persentase, dan Rata-rata untuk
Indikator Elaborasi ...80 4.10. Indikator Berpikir Kreatif Kelas Kontrol ...81 4.11. Perbandingan Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas
(16)
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR BAGAN
No Bagan
Hal aman
Bagan 2.1 Pembelajaran Berbasis Proyek ...26 Bagan 3.1 Alur Penelitian ...69
(17)
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A: PERANGKAT PEMBELAJARAN
A1. RPP Kelas Eksperimen ... 122
A2. RPP Kelas Kontrol ... 139
LAMPIRAN B: INSTRUMEN PENELITIAN B1. Lembar Observasi Guru ... 154
B2. Lembar Observasi Peserta Didik ... 156
LAMPIRAN C FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN C1. Foto Kegiatan Pembelajaran di Kelas Eksperimen ... 158
C2. Foto Kegiatan Pembelajaran di Kelas Kontrol ... 159
LAMPIRAN D: SURAT KETERANGAN D1. Surat Keterangan Pembimbing Tesis ... 160
D2. Surat Izin Penelitian dari SPs UPI ... 161
D3. Surat Penelitian dari SMA Negeri 2 Subang ... 162
(18)
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan hendaknya mampu mendukung pembangunan di masa mendatang. Oleh karena itu, pendidikan harus mengembangkan potensi peserta didik, sehingga mereka mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang ada. Trianto (2007, hlm.1) menyatakan “pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena peserta didik harus mampu menerapkan yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun akan datang.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Rumusan tersebut jelas menyebutkan betapa besarnya peran pendidikan dalam mengembangkan potensi anak bangsa.
Muslich (2011, hlm. 13) menyatakan “Pembelajaran sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang saling terkait, yakni tujuan pembelajaran (instruksional), pengalaman belajar, dan hasil belajar”. Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang diinginkan peserta didik dalam bentuk kompetensi tertentu. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu Rusman (2012, hlm 1). Hal ini senada dengan pendapat Sudjana (2013, hlm. 28) menurutnya “Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu”. Kegiatan
(19)
2
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan peserta didik. Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Gambaran yang tampak dalam pendidikan ialah penekanan pembelajaran lebih kepada hafalan dan mencari satu jawaban yang benar terhadap soal-soal yang diberikan. Proses-proses berpikir tingkat tinggi termasuk berpikir kreatif jarang dilatih. Dalam pembelajaran, peserta didik kurang didorong untuk mengembangkan keterampilan berpikir kreatif. Proses pembelajaran di dalam kelas masih berpusat pada guru yang diarahkan kepada kemampuan peserta didik untuk berpikir secara konvergen dengan menghapal informasi, mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Menurut Yamin (2008, hlm. 1) menyatakan bahwa “Proses pendidikan belum diarahkan untuk membentuk manusia yang cerdas, memiliki kemampuan berpikir, dan belum diarahkan untuk membentuk manusia yang kreatif dan inovatif ”.
Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki peserta didik. Berpikir, memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru merupakan kegiatan yang kompleks dan berhubungan erat satu dengan yang lainnya. Suatu masalah tidak dapat dipecahkan tanpa berpikir dan banyak masalah memerlukan pemecahan baru melalui kemampuan berpikir kreatif. Hasil karya ilmu pengetahuan dan teknologi seperti mobil, pesawat, kereta api, lampu, komputer, televisi dan masih banyak lagi sarana yang mempermudah kerja manusia, kini bukan menjadi barang asing lagi. Itu semua merupakan hasil karya kreativitas yang dikembangkan oleh manusia-manusia kreatif. Jika manusia tidak kreatif, tidak akan ada penemuan karya baru, cara baru ataupun solusi baru dari kesulitan-kesulitan. Tidak dapat dipikirkan jika manusia tidak suka berpikir
(20)
3
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dan mencoba hal-hal baru, sangat mungkin saat ini masih berada di zaman batu.
Rachmawati dan Kurniati (2005, hlm. 3) menyatakan bahwa, “Kreatif merupakan kemampuan untuk menciptakan. Imajinatif, inovatif, dan artistik yang dicirikan dengan sesuatu yang asli dan baru”.
Munandar (2009:31) mengemukakan pula alasan kemampuan berpikir kreatif pada diri peserta didik perlu dikembangkan:
Pertama, dengan berkreasi maka orang dapat mewujudkan dirinya (self actualization), dan ini merupakan kebutuhan setiap manusia untuk mewujudkannya. Kedua, Sekalipun setiap orang memandang bahwa kemampuan berpikir kreatif itu perlu dikembangkan, namun perhatian terhadap pengembangan kemampuan berpikir kreatif itu belum memadai khususnya dalam pendidikan formal. Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat tapi juga memberikan kepuasan tersendiri. Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Untuk hal ini, manusia menyadari bagaimana para pendahulu yang kreatif telah banyak menolong dalam memecahkan berbagai permasalahan yang menghimpit.
Unsur kreatif diperlukan dalam proses berpikir untuk menyelesaikan masalah. Semakin kreatif seseorang, semakin banyak alternatif penyelesaiannya. Berpikir kreatif membantu siswa dalam menyesuaikan diri dengan perubahan. Para ahli percaya bahwa perubahan berjalan cepat. Oleh karena itu, membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kreatif yang dapat menuntun mereka menyesuaikan diri dengan kondisi hidupnya akan sangat berguna bagi kehidupannya.
Penelitian menunjukkan bahwa perkembangan optimal dari kemampuan berpikir kreatif berhubungan erat dengan cara mengajar. Munandar (2009,
hlm.12) juga mengemukakan bahwa, “Dalam suasana non otoriter, ketika belajar atas prakarsa sendiri dapat berkembang, karena guru menaruh kepercayaan terhadap kemampuan anak untuk berpikir dan berani mengemukakan gagasan baru ketika siswa diberi kesempatan untuk bekerja sesuai dengan minat dan kebutuhannya, dalam suasana inilah kemampuan berpikir kreatif dapat tumbuh
(21)
4
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kemampuan berpikir kreatif peserta didik, suasana pembelajaran harus diciptakan secara kondusif untuk pengembangan kemampuan berpikir kreatif tersebut.
Pembelajaran yang berpusat pada guru membuat peserta didik kehilangan hampir setiap kesempatan untuk kreatif. Pembelajaran tersebut membuat peserta didik sangat bergantung dengan guru atau tidak memiliki kemandirian dalam belajar dan kurang memberikan ruang kepada peserta didik untuk berinteraksi dengan teman sekelasnya. Selain itu, pembelajaran tersebut membuat peserta didik individualistis dan kompetitif sehingga dalam pembelajaran peserta didik kurang memperhatikan teman-teman kelasnya yang memiliki kemampuan berbeda-beda. Sehubungan dengan permasalahan-permasalahan tersebut, maka diperlukan inovasi dalam pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat bekerjasama dengan teman sekelasnya sekaligus mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya.
Proses pembelajaran geografi menuntut keterlibatan peserta didik secara aktif dan bertujuan agar penguasaan dari kognitif, afektif, serta psikomotorik terbentuk pada diri peserta didik, maka alat ukur hasil belajar tidak cukup jika hanya dengan tes obyektif atau subyektif saja (penilaian tertulis), akan tetapi dalam menentukan dan menilai hasil belajar peserta didik harus dengan melihat secara keseluruhan. Selanjutnya Sumarmi (2012, hlm. 180) mengatakan bahwa:
Pembelajaran geografi yang profesional harus mampu mengembangkan kurikulum dengan menggunakan pendekatan kemasyarakatan sehingga mampu membuat siswa: (a) mengaplikasikan konsep-konsep geografi dalam praktik, (b) memberikan pengalaman pada siswa dengan dinamika kelompok, dan (c) mengembangkan siswa dengan pengalaman dunia nyata. Dengan melihat pengalaman langsung atau pengalaman konkret, siswa akan memahami konsep dengan baik.
Pembelajaran geografi sulit dibahas hanya secara teoritis di kelas tetapi perlu menghubungkan dengan kondisi lingkungan. Karena pada dasarnya geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Sejauh ini, pembelajaran masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan
(22)
5
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sebagai fakta untuk dihapal. Pembelajaran tidak hanya difokuskan pada pemberian pembekalan kemampuan pengetahuan yang bersifat teoritis saja, akan tetapi pengalaman belajar yang dimiliki siswa itu senantiasa terkait dengan permasalahan-permasalahan aktual yang terjadi di lingkungannya.
Keterampilan berpikir kreatif harus diterapkan pada seluruh mata pelajaran yang ada disekolah, khususnya pada mata pelajaran geografi. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan kausal berbagai gejala alam dan kehidupan di muka bumi serta interaksi manusia dengan lingkungannya melalui pendekatan keruangan, ekologi dan kompleks wilayah. Berdasarkan fungsinya, pembelajaran geografi memiliki fungsi yang sangat penting untuk menyiapkan peserta didik dalam menghadapi masalah kehidupan yang ada di sekitarnya. Hal ini dipertegas
oleh pendapat Sumaatmadja (1997: 16), menurutnya “Pengajaran geografi
berfungsi mengembangkan kemampuan calon warga masyarakat dan warga negara yang akan datang untuk berpikir kritis terhadap masalah kehidupan yang terjadi di sekitarnya, dan melatih mereka untuk cepat tanggap terhadap kondisi lingkungan serta kehidupan dipermukaan bumi pada umumnya.”
Pembelajaran geografi di sekolah selama ini terkesan tidak menarik bagi peserta didik. Peserta didik menganggap pelajaran geografi hanya sebagai pelajaran yang lebih bersifat hafalan, yakni hanya membeberkan teori-teori saja tanpa ada paraktiknya. Keaadan ini diperparah lagi jika guru mengajarkannya monoton, terlalu teoritis, dan kurang buku ajar. Menurut Maryani (2007, hlm. 398) kurang bermaknanya pembelajaran geografi di sekolah, dapat disebabkan oleh (a) tidak pahamnya tujuan dan hakikat pembelajaran geografi; (b) keterbatasan mengaplikasikan media pendidikan yang relevan termasuk internet dan SIG; (c) kualitas pembelajaran yang rendah akibat dari rendahnya kualitas guru seperti kurangnya kreativitas, wawasan keilmuan rendah, kurang peka terhdap masalah lingkungan, keterbatasan mengakses media informasi, tidak relevannya antara mata ajar dan keahlian guru, terlalu berorientasi pada pencapaian materi dan sebagainya; (d) tidak berorientasi pada pemecahan masalah
(23)
6
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
aktual yang terjadi di lingkungan sekitar; (e) tidak mengefektifkan lingkungan sekitar sebagai laboratorium geografi.
Terkait dengan permasalahan tersebut dan melihat betapa pentingnya pembelajaran geografi bagi peserta didik, maka perlu adanya suatu pembelajaran yang dapat mendorong peserta didik mengkonstruksikan pengetahuan dalam pikiran mereka sendiri. Hal tersebut dapat diatasi dengan menerapkan pembelajaran yang relevan dan mengenai substansi materi pelajaran serta pembelajaran yang memudahkan peserta didik untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru
Pembelajaran selama ini hanya berpusat pada guru dan kurang relevan dengan kehidupan peserta didik. Pembelajaran yang berpusat pada guru membuat peserta didik kehilangan kesempatan untuk berpikir lebih tinggi. Konsekuensi dari cara mengajar guru yang cenderung tidak melibatkan peserta didik dalam pembelajaran tidak dapat membantu siswa menjadi pribadi yang kreatif dan mandiri. Hal seperti inilah yang dapat menyebabkan rendahnya kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
Salah satu pembelajaran inovatif yang relevan dengan keterlibatan dan peran aktif siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) yaitu pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Sumarmi (2012, hlm. 172) menyatakan bahwa, “Pembelajaran berbasis proyek adalah proyek perseorangan atau kelompok yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu guna menghasilkan sebuah produk, kemudian hasilnya ditampilkan atau dipresentasikan”. Dalam hal ini, selain mengerjakan menggunakan berbagai macam sumber belajar perlu juga dengan pendekatan aktif atau berpusat pada siswa. Project based learning (pembelajaran berbasis proyek) merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran berbasis proyek dirancang guna
(24)
7
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
investigasi bagi pelajar sekaligus memahami pada saat menghadapi permasalahan yang kompleks.
Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran sistematis, mengikutsertakan pelajar dalam mempelajari pengetahuan dan keahlian yang kompleks, pertanyaan authentic, dan perancangan produk dan tugas (Sumarmi, 2005, hlm. 171). Hampir senada dengan Kunandar (2013, hlm. 279) yang menyatakan,“ Pembelajaran proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang meliputi: pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian data yang harus diselesaikan peserta didik (individu/kelompok) dalam waktu atau periode tertentu”. Tugas tersebut dapat berupa investigasi atau penelitian sederhana tentang suatu masalah yang berkaitan dengan materi (KD) tertentu mulai dari perencanaan, pengumpulan data atau informasi, pengolahan data, penyajian data dan menyusun laporan. Pembelajaran proyek dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan, dan kemampuan menginformasikan dari peserta didik secara jelas. Kunandar (2013) mengungkapkan bahwa adapun aspek yang dinilai di antaranya meliputi kemampuan (1) pengelolaan, (2) relevansi, dan (3) keaslian.
Kunandar (2013, hlm. 279) juga menyebutkan kelebihan dari pembelajaran proyek adalah:
1. Peserta didik lebih bebas mengeluarkan ide 2. Banyak kesempatan untuk berkreasi
3. Mendidik peserta didik lebih mendiri dan bertanggung 4. Meringankan guru dalam pemberian materi pelajaran 5. Dapat meningkatkan kreativitas peserta didik
6. Ada rasa tanggung jawab dari peserta didik terhadap tugas-tugas yang diberikan
7. Guru dan peserta didik lebih kreatif.
Pembelajaran ini merupakan salah satu pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivistik. Ausubel (dalam Slameto, 2003:25), menyatakan bahwa
“Faktor yang paling penting dalam mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui siswa”. Belajar bermakna timbul jika siswa mencoba menghubungkan
(25)
8
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimilikinya, sehingga dalam pembelajaran siswa dituntut untuk dapat mengkontruksi pengetahuannya sendiri agar struktur konsep atau pengetahuan yang telah dimiliki siswa mengalami perubahan.
Guru dapat membantu peserta didik dalam mengkontruksi pengetahuannya dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi dari guru menjadi sangat bermakna dan relevan bagi peserta didik, dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan dan menetapkan ide-ide mereka sendiri untuk belajar. Disini siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran. Yamin (2008, hlm. 34) menyatakan bahwa,”Guru dapat memberi siswa “tangga” yang dapat membantu siswa mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, namun
diupayakan agar siswa sendiri yang memanjat “tangga” tersebut”.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran berbasis proyek diindikasikan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam memecahkan masalah atau dalam penyelesaian suatu tugas yang diberikan kepada peserta didik. Selain itu peserta didik akan menjadi lebih mandiri dan memberikan kepada peserta didik untuk menjadi lebih dewasa serta dapat mengimplementasikan pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki untuk memecahkan masalah dan dapat berinteraksi dengan baik dengan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian terdapat adanya indikasi pembelajaran berbasis proyek dalam mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi khususnya keterampilan berpikir kreatif.
Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian mengenai pembelajaran berbasis proyek dan keterampilan berpikir kreatif antara lain menurut Firmanul Catur Wibowo (2010) menjelaskan bahwa model pembelajaran fisika berbasis proyek merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajara kognitif dan keterampilan berpikir kreatif peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah penerapan model pembelajaran fisiska berbasis proyek sebagian besar hasil belajar kognitif dan keterampilan berpikir kreatif
(26)
9
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
siswa secara umum meningkat dengan kategori peningkatan sedang. Hal tersebut juga terlihat terlihat dengan semakin meningkatnya aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan temuan peneliti, maka pembelajaran berbasis proyek dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif dalam mata pelajaran fisika.
Etty Twelvw Tenth (2010) menyebutkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa SMA pada topik listrik dinamis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan konsep listrik dinamis dan keterampilan proyek dengan portofolio secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran langsung dnegan praktikum. Berdasarkan analisis hasil angket diperoleh tanggapan guru sangat baik, dan tanggapan siswa baik terhadap model pembelajaran ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatf peserta didik dalam beberapa mata pelajaran.
Pentingnya pengembangan keterampilan berpikir kreatif bagi peserta didik, mengajak guru untuk melakukan inovasi dalam melaksanakan pembelajaran. Tipe model pembelajaran berbasis proyek berlandaskan teori konstruktivistiktik yang telah dijelaskan sebelumnya diharapkan dapat menjadikan pembelajaran geografi lebih menantang kemampuan berpikir kreatif dan mengembangkan potensi peserta didik. Oleh karena itu, perlu kiranya
dilakukan penelitian mengenai “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta Didik pada Mata Pelajaran Geografi”.
B. Identifikasi Masalah
Pembelajaran selama ini hanya berpusat pada guru dan kurang relevan dengan kehidupan peserta didik. Pembelajaran yang berpusat pada guru membuat peserta didik kehilangan kesempatan untuk berpikir lebih tinggi. Konsekuensi dari cara mengajar guru yang cenderung tidak melibatkan peserta didik dalam
(27)
10
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pembelajaran tidak dapat membantu siswa menjadi pribadi yang kreatif dan mandiri. Hal seperti inilah yang dapat menyebabkan rendahnya kemampuan berpikir kreatif peserta didik
Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki peserta didik. Berpikir, memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru merupakan kegiatan yang kompleks dan berhubungan erat satu dengan yang lainnya. Suatu masalah tidak dapat dipecahkan tanpa berpikir dan banyak masalah memerlukan pemecahan baru melalui kemampuan berpikir kreatif.
Dari hasil observasi pada peserta didik kelas X SMA Negeri 2 Subang didapatkan informasi pembelajaran selama ini masih bersifat mengembangkan kemampuan berpikir konvergen dan belum tercipta suasana belajar yang memberikan kebebasan kepada peserta dididk untuk belajar aktif dalam mengkonstruksi pemikirannya, sehingga kemampuan peserta didik dalam berpikir kreatif untuk memecahkan masalah pun sangat rendah.
Salah satu pembelajaran inovatif yang relevan dengan keterlibatan dan peran aktif siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) yaitu pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Project based learning (pembelajaran berbasis proyek) merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran berbasis proyek dirancang guna investigasi bagi pelajar sekaligus memahami pada saat menghadapi permasalahan yang kompleks
Pentingnya pengembangan keterampilan berpikir kreatif bagi peserta didik, mengajak guru untuk melakukan inovasi dalam melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran berbasis proyek diindikasikan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam memecahkan
(28)
11
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
masalah atau dalam penyelesaian suatu tugas yang diberikan kepada peserta didik.
C. Rumusan Masalah
Menurut Usman (2009:27), “Perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah”. Agar penelitian ini lebih terarah, rumusan masalah tersebut dijabarkan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan keterampilan berpikir kreatif di kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) sebelum dan sesudah perlakuan diberikan (pretest-posttest kelas eksperimen)?
2. Adakah perbedaan keterampilan berpikir kreatif di kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sebelum dan sesudah perlakuan diberikan (pretest-posttest kelas kontrol)?
3. Adakah perbedaan keterampilan berpikir kreatif di kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) dan yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sebelum perlakuan diberikan (pretest kelas eksperimen-kontrol)?
4. Adakah perbedaan keterampilan berpikir kreatif di kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dan yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sesudah perlakuan diberikan (posttest kelas eksperimen-kontrol)?
5. Bagaimanakah kendala yang dihadapi dalam implementasi model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) dalam pembelajaran geografi?
D. Tujuan Penelitian
Menurut Riduwan (2011:6), “Tujuan penelitian merupakan keinginan -keinginan peneliti atas hasil penelitian dengan mengetengahkan
(29)
indikator-12
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
indikator apa yang hendak ditemukan dalam penelitian, terutama yang berkaitan dengan variabel-variabel”. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Perbedaaan keterampilan berpikir kreatif di kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) sebelum dan sesudah perlakuan diberikan (pretest-posttest kelas kontrol)
2. Perbedaaan keterampilan berpikir kreatif di kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sebelum dan sesudah perlakuan diberikan (pretest- posttest kelas kontrol)
3. Perbedaaan keterampilan berpikir kreatif di kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dan yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sebelum perlakuan diberikan (pretest kelas eksperimen-kontrol)
4. Perbedaaan keterampilan berpikir kreatif di kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dan yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sesudah perlakuan diberikan (posttest kelas eksperimen-kontrol)
5. Kendala yang dihadapi dalam implementasi model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) dalam pembelajaran geografi.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.
(30)
13
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Manfaat teoritis
Secara teoritis penelitian ini upaya pembuktian yang berkaitan dengan penggunaan pembelajaran berbasis proyek (project based learning) dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif peserta didik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman guru geografi terkait dengan penggunaan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan dari pembelajaran geografi. Selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yang lebih aktif, inovatif dan menyenangkan sehingga dapat mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi khususnya keterampilan berpikir kreatif serta menjadikan peserta didik lebih aktif, kreatif dan mandiri dalam pembelajaran.
2. Manfaat praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan memperoleh data dan informasi tentang pengembangan berpikir kreatif peserta didik dalam kegiatan pembelajaran geografi dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek yang hendaknya dapat memberikan masukan bagi guru, peserta didik dan sekolah khususnya guru mata pelajaran geografi dalam memilih bentuk pembelajaran yang relevan sehingga dapat mempermudah guru dalam proses belajar mengajar dan sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pemerintah khususnya dinas pendidikan yang peduli pada peningkatan mutu pendidikan khususnya mutu pendidikan geografi.
(31)
14
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Struktur organisasi pada tesis ini merupakan sistematika atau rincian tentang urutan penulisan yang terdiri dari lima bab. Struktur organisasi tersebut dapat dilihat pada pernyataan di bawah ini.
Bab I (pendahuluan) yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis itu sendiri.
Bab II (kajian pustaka) terdiri dari teori-teori, konsep yang berkenaan dengan model pembelajaran berbasis proyek, keterampilan berpikir kreatif, pembelajaran berbasis masalah, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.
Bab III (metode penelitian) yang terdiri dari lokasi penelitian dan waktu penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen (pengujian validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran soal), teknik analisis data.
Bab IV penjabaran tentang hasil penelitian di lapangan dan pembahasan mengenai temuan yang dihasilkan.
Bab V memaparkan tentang simpulan dari hasil penelitian dan saran bagi para peneliti selanjutnya.
(32)
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Sekolah yang dijadikan tempat penelitian adalah SMA Negeri 2 Subang. SMA Negeri 2 Subang merupakan salah satu sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) yang ada di Kabupaten Subang. SMA Negeri 2 Subang terletak di Jalan Dangdeur Km.5 Kelurahan Dangdeur Kecamatan / Kabupaten Subang. SMA Negeri 2 Subang menempati tanah seluas 50.000 meter persegi dengan perincian 4.142 meter persegi digunakan untuk bangunan,8.270 meter persegi dipakai sebagai sarana olah raga,9.012 meter persegi berupa halaman dan taman,dan sisanya 25.136 meter persegi berupa tanah kebun. Peneliti memilih lokasi ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut.
1. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa dalam pembelajaran guru geografi selama ini hanya menggunakan metode-metode belajar yang hanya menuntut keterampilan berpikir tingkat rendah seperti diskusi-diskusi yang hanya didasarkan pada materi yang ada dalam buku teks atau LKS yang dimiliki peserta didik dan tidak dikaitkan dengan permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari.
2. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Subang dengan materi bencana dan adaptasi bencana. Mengingat morfologi daerah Subang terdiri atas pegunungan dan dataran rendah sehingga daerahnya memiliki potensi bencana banjir dan tanah longsor, sehingga diharapkan setelah pembelajaran peserta didik dapat lebih mengenal potensi bencana di sekitar mereka khususnya daerah sekitar tempat tinggal pesera didik sendiri.
3. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa guru geografi belum pernah menerapkan model pembelajaran berbasis proyek.
(33)
54
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Sarana/prasarana di SMA Negeri 2 Subang mendukung untuk kegiatan penelitian. Setiap kelasnya telah dilengkapi dengan infocus serta peserta didik diperbolehkan menggunakan laptop untuk proses pembelajaran.
5. Pada SMA Negeri 2 Subang belum ada penelitian sejenis yang dilakukan sebelumnya.
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Mei, 21 mei, 24 Mei, dan 28 Mei 2014 dengan mengambil waktu pada semester genap. Setiap pertemuan menggunakan waktu 3x45 menit.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi penelitian
Menurut Bungin (2013, hlm. 77) “Populasi adalah keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.” Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh peserta didik kelas X pada SMA Negeri 2 Subang.
Mengingat populasi relatif besar, maka hanya dipilih beberapa sampel yang mewakili populasi. Sampel yang baik yaitu sampel yang memiliki populasi atau representatif artinya yang menggambarkan keadaan populasi atau mencerminkan populasi secara maksimal tetapi walaupun mewakili, sampel bukan merupakan duplikat dari populasi (Narbuko dan Abu, 2009, hlm. 107).
2. Sampel Penelitian
Menurut Mardalis (2009, hlm. 56) “ Hakikat penggunaan sampel dalam suatu penelitian adalah dikarenakan sulitnya untuk meneliti seluruh populasi, hal ini mengingat biaya dan waktu yang begitu banyak diperlukan jika harus meneliti seluruh populasi”. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
(34)
55
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
teknik sampel purposif (purpossive sampling) yaitu jenis sampel yang pemilihannya secara sengaja dan bersifat subjektif (Supranto, 2000, hlm. 57).
Purposive sampling dikenal juga dengan sampling pertimbangan ialah teknik sampling yang digunakan jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu (Riduwan, 2001, hlm. 63). Penentuan sampel untuk kelas eksperimen dan kontrol berdasarkan pertimbangan bahwa penyebaran peserta didik tiap kelasnya merata ditinjau dari segi kemampuan akademiknya. Maka akan dipilih dua kelas yang memiliki rata-rata kemampuan akademik yang sama atau mendekati.
C.Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik. Desain eksperimen dalam penelitian ini menggunakan quasi experimental design (desain eksperimen semu). Menurut Sukmadinata (2013, hlm. 207) “Desain eksperimen semu merupakan desain yang pengambilan kelompoknya tidak dilakukan secara acak penuh, tetapi hanya satu karakteristik saja dengan cara dipasangkan atau dijodohkan”.
Pola desain kuasi eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pola unit paralel. Menurut Surakhmad (2004, hlm. 153) “Pola unit paralel merupakan pola yang terdiri dari dua unit yang sejodoh diantaranya unit eksperimental dan unit kontrol, perbedaan unit tersebut hanya di dalam manipulasi variabel eksperimental.” Dari pernyataan tersebut, maka penelitian ini dilakukan pada dua kelompok peserta didik yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen pada penelitian ini terdiri dari satu kelas yaitu kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek sedangkan kelompok kontrol terdiri dari satu kelas dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
(35)
56
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bentuk desain quasi-experimental yang digunakan adalah none quivalent groups pretest-posttest desain. Dalam desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Nonequivalent Groups Pretest-Posttest Desain
Class Pretest Method Posttest
A 01 X1 02
B 03 X2 04
Sumber : McMillan (2001:343)
Keterangan :
A : Kelas eksperimen B : Kelas kontrol
01 : Tes awal sebelum perlakuan diberikan pada kelas eksperimen 02 : Tes akhir setelah perlakuan diberikan pada kelas ekperimen 03 : Tes awal sebelum perlakuan diberikan pada kelas kontrol 04 : Tes akhir setelah perlakuan diberikan pada kelas kontrol X1 : Perlakuan dengan pembelajaran berbasis proyek
X2 : Perlakuan dengan pembelajaran berbasis masalah
Mengacu pada pola desain di atas, penelitian eksperimen ini melibatkan dua kelas, yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas tersebut sama-sama diberikan pretest dan posttest, tetapi diberikan perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran berbasis proyek dan kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran berbasis masalah.
D.Metode Penelitian
Metode penelitian penelitian merupakan suatu cara atau langkah dalm mengumpulkan, menorganisasikan, menganalisis serta menginterpretasikan data. Sebagaimana yang dikemukakan Sugiyono (2010, hlm. 2) bahwa “Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode merupakan
(36)
57
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
suatu cara ilmiah atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian dimulai dari pengumpulan data, analisis data bahkan menginterpretasi data.
Sesuai uraian di atas maka metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini merupakan metode yang menghubungkan variabel satu dengan variabel lainnya. Sebagaimana dikemukakan Noor (2011, hlm. 38) bahwa:
Metode penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik.
Berbeda dengan penelitian kualitatif yang mementingkan kedalaman data, penelitian kuantitatif tidak terlalau menitikberatkan pada hal tersebut. Menurut Wirartha (2006, hlm. 140) “ Penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika”. Dengan metode penelitian kuantitatif, akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antarvariabel yang diteliti. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa metode penelitian kuantitatif merupakan metode yang dapat mencari generalisasi melalui pengujian teori dengan menunjukkan hubungan antar variabel sehingga data yang dihasilkan berupa angka-angka yang kemudian dapat dianalisis sesuai prosedur statistik.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 180) “Penelitian dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.” Sukmadinata (2013, hlm. 212) menegaskan bahwa “Penelitian eksperimen bertujuan untuk mengukur pengaruh suatu atau beberapa variabel terhadap variabel lainnya.” Dengan demikian penelitian eksperimen berbeda dengan jenis penelitian lainnya karena ciri khas dari penelitian eksperimen adalah dengan memberikan manipulasi atau memberikan perlakuan pada suatu kelompok yang
(37)
58
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
akan diteliti. Memanipulasi atau memberikan perlakuan pada penelitian eksperimen biasanya dibuat ke dalam dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Dalam penelitian eksperimen, kondisi yang ada dimanipulasi oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan peneliti (Prasetyo dan Jannah, 2006, hlm. 49). Dalam kondisi yang telah dimanipulasi ini, biasanya dibuat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok pembanding. Kepada kelompok eksperimen akan diberikan treatment atau stimulus tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil dari reaksi kedua kelompok itu yang akan diperbandingkan.
E.Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda terhadap istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, perlu diberikan batasan/penjelasan istilah sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (project based learning) Pembelajaran berbasis proyek adalah proyek perseorangan atau kelompok yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu guna menghasilkan sebuah produk, kemudian hasilnya ditampilkan atau dipresentasikan. Dalam hal ini, selain mengerjakan menggunakan berbagai macam sumber belajar perlu juga dengan pendekatan aktif atau berpusat pada siswa.
2. Keterampilan Berpikir Kreatif
Keterampilan berpikir kreatif adalah cara berpikir yang menghasilkan sesuatu yang baru, baik berupa inovasi, karya seni dan sebagainya. Dalam berpikir kreatif seseorang akan memiliki kemampuan dalam menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, di mana penekanannya adalah
(38)
59
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban. Adapun indikator dalam berpikir kreatif dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif
Indikator Berpikir Kreatif Deskripsi
Kelancaran (Fluency) a. Menghasilkan banyak ide atau gagasan mengenai suatu masalah.
b. Dapat dengan cepat melihat kesalahan atau kekurangan pada suatu objek atau situasi. Keluwesan (Flexibility) a. Memandang masalah dari berbagai
perspektif.
b. Menghasilkan gagasan, jawaban atau pernyataan yang bervariasi dan berbeda-beda.
Elaborasi (Elaboration) a. Memperinci detail-detail dari suatu objek b. Mempu memperkaya dan mengembangkan
suatu gagasan atau produk Sumber: Munandar (2009, hlm. 60)
3. Kelas eksperimen
Kelas eksperimen pada penelitian ini adalah kelas X, yaitu kelas yang mendapat perlakuan secara khusus. Dalam penelitian ini bentuk perlakuan pada kelas eksperimen adalah penggunaan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning).
4. Kelas kontrol
Kelas kontrol pada penelitian ini adalah kelas X, yaitu sebagai kelas pembanding terhadap perlakuan pada kelas eksperimen. Menurut McMillan (2001:325),
... in most educational research it is unproductive to compare one group receiving a treatment with another group receiving nothing. For these reasons, it is more accurate to conceive of the two groupsin experimental research as the treatment and comparison groups, or as one group that receives method A and another group that receives method B.
(39)
60
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa dalam penelitian pendidikan akan lebih produktif jika perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol secara teoritis tidak memiliki perbedaan yang jauh atau sebanding dengan perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen. Dalam hal ini bentuk perlakuan yang diberikan sebagai pembanding adalah model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Studi literatur dimaksudkan untuk mendapatkan sejumlah data berupa teori dan konsep yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Teori ini akan digunakan sebagai pedoman untuk memperkuat informasi atau sebagai landasan pemikiran dalam penulisan penelitian ini.
2. Tes Kerampilan Berpikir Kreatif
Menurut Hasan (2009, hlm. 16) “ Tes adalah sederatan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, dan kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes subjectif atau subjective test yaitu tes essay yang berupa butir soal atau tugas yang jawabannya diisi oleh peserta tes dengan gagasan-gagasan deskriptif dan argumentatif (Munthe, 2013, hlm. 106).
Bentuk ini dipilih peneliti karena dalam tes essay sangat cocok untuk mengukur hasil belajar yang kompleks seperti halnya dengan keterampilan berpikir kreatif, baik dari domain maupun dari segi tingkat kesulitan, khususnya domain kognitif dan afektif. Dalam penelitian ini data yang diambil merupakan data kuantitatif. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif. Pemberian tes dilakukan sebelum dan setelah peserta didik
(40)
61
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
diberikan perlakuan model pembelajaran berbasis proyek pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diberikan perlakuan berbeda.
Untuk mengetahui kelayakan perangkat tes pengambilan data dalam penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan uji validitas, realibitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran butir soal. Secara rinci penjelasan uji prasayarat instrument sebagai berikut:
a. Validitas butir soal
Validitas berkenaan dengan tingkat kesahihan suatu instrument sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson (Furqon, 2009, hlm. 103):
rxy = N ∑ XY –(∑X)(∑Y) √{N∑X2 –(∑X2)}{N∑Y2–(∑Y2)
}
Keterangan:
r XY = koefisien korelasi X = skor tiap butir soal
Y = skor total yang benar dari tiap subyek N = jumlah sampel
Untuk menginterpretasi koefisien korelasi yang telah diperoleh digunakan tabel nilai r product moment, dengan taraf signifikansi 5%, artinya kebenaran atau dalam hal ini validitasnya mencapai 95%. Jika rXY hitung ≤ rXY, maka soal tersebut tidak valid dan jika rXY hitung ≥ rXY tabel maka soal tersebut valid. Setelah dilakukan
(41)
62
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
uji coba instrumen didapatkan hasilvaliditas tes. Distribusi hasil uji coba instrumen didapatkan hasil validitas tes. Distribusi hasil uji coba instrumen tes ditunjukkan oleh Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Distribusi Hasil Uji Coba Validitas Butir Soal
No. Validitas Nomor Soal Jumlah
1 Sangat signifikan 5,9,12 3
2 Signifikan 1,2,3,4,6,7,8 7
3 Tidak signifikan 10,11,13,14,15 5
Jumlah 15
Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa tiga soal dikategorikan sangat signifikan, tujuh soal dikatogorikan signifikan, dan lima soal dikategorikan tidak signifikan (hasil perhitungan terlampir).
b. Realibitas Tes
Mendapatkan skala pengukuran instrumen yang baik, harus dilakukan pengujian realibitas. Realibitas adalah ketetapan suatu tes apabila diujikan pada subjek yang sama. Ketetapan ini pada dasarnya dapat diketahui dengan melihat kesejajaran hasil. Menurut Furqon (2009, hlm. 186) untuk menentukan realibitas tes uraian menggunakan rumus KR. 20 (Kuder Richardson) sebagai berikut:
r 11 = ( n )(S2-∑pq)
n-1 s
keterangan:
r 11 = realibitas instrument
n = jumlah item dalam instrumen
p = proposi subyek yang menjawab item benar q = proposi subyek yang menjawab item salah
(q=1-p)
(42)
63
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu S = standar deviasi dari tes
c. Tingkat Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah butir soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Hal ini karena bila item soal terlalu mudah tidak akan merangsang peserta didik untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya. Sebaliknya juga bila soal terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik tidak bersemangat menjawab karena di luar jangkauan kemampuannya.
Tingkat kesukaran butir item soal dinyatakan dalam proposi perbandingan antara yang menjawab benar dengan yang menjawab salah seluruh item soal. Tingkat kesukaran dinyatakan dalam indeks kesukaran yang dilambangkan dengan huruf (P) singkatan proposi. Rumus yang digunakan untuk menguji indeks kesukaran butir item soal adalah sebagai berikut:
P= ∑kelompok atas yang menjawab benar+∑kelompok bawah yang menjawab benar ∑kelompok atas+∑ kelompok bawah
Klasifikasi untuk menginterpretasikan indeks kesukaran butir item soal adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kategori Tingkat Kesukaran Soal Indeks Kesukaran (P) Interpretasi
P= 0,00 Terlalu sukar
0,00≤P≤0,30 Sukar
0,30≤P≤0,70 Sedang
0,70≤P≤1,00 Mudah
P-1,00 Terlalu Mudah
Sumber: Arikunto (2003, hlm. 210)
Berdasarkan analisis taraf kesukaran untuk tiap butir soal, diperoleh rekapitulasi taraf kesukaran yang ditunjukkan pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5
Rekapitulasi Taraf Kesukaran
Kategori taraf kesukaran Nomor soal Jumlah soal
Sedang 1, 2, 3,4, 6, 8, 9, 11,12 9
Sukar 5, 7, 10, 13, 14 5
(43)
64
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Jumlah 15
Sumber: Hasil pengolahan data, 2014
Berdasarkan hasil perhitungan pada 15 soal uraian menunjukkan bahwa sembilan soal dikategorikan sedang,lima soal dikategorikan sukar dan satu soal dikategorikan sangat sukar (hasil perhitungan terlampir).
d. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan antara eserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah. Daya pembeda butir item soal dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya angka indeks diskriminasi butir item soal. Angka indeks diskriminasi butir item soal adalah angka/bilangan yang menunjukkan besar kecilnya daya pembeda (discriminatory power) yang dimilki butir item soal yang dilambangkan dengan huruf (D) singkatan dari diskriminan. Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir item soal adalah sebagai berikut:
D = ∑kelompok atas yang menjawab benar- ∑kelompok bawah yang menjawab benar 1 (kelompok atas+kelompok bawah)
2
Klasifikasi untuk menginterpretasikan indeks diskriminan adalah sebagai berikut: Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda (P) Interpretasi
0,70≤D≤1,00 Baik sekali
0,40≤D≤0,70 Baik
0,20≤D≤0,40 Cukup
0,00≤D≤0,20 Jelek
D= Negatif Terlalu Mudah
Sumber: Arikunto (2003, hlm. 218)
Setelah dilakukan uji coba instrumen didapatkan hasil distribusi daya pembeda soal seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7
(44)
65
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kategori Nomor Soal Jumlah Soal
Baik sekali 5,9,12 3
Baik 1,2,3,4,6,7,8 7
Jelek 10,11,13,14,15 5
Jumlah 15
Sumber: Hasil pengolahan data, 2014
Hasil perhitungan pada Tabel 3.7 menunjukkan bahwa tiga soal dikategorikan baik sekali, tujuh soal dikatogorikan baik, dan lima soal dikategorikan jelek (hasil perhitungan terlampir).Berikut ini adalah rekapitulasi analisis uji coba instrumen tes uraian yang bisa digunakan ataupun dibuang yang disajikan pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8
Rekapitulasi Analisis Uji Coba Butir Soal Tes Uraian No
Soal
Validitas Reliabilitas Tingkat Kesukaran
Daya
Pembeda Ket Nilai Ket Nilai Ket Nilai Ket Nilai Ket
1 0.47 Valid 0.80 Sangat tinggi
0.32 Sedang 0.40 Baik Dipakai 2 0.59 Valid 0.46 Sedang 0.40 Baik Dipakai 3 0.41 Valid 0.59 Sedang 0.40 Baik Dipakai 4 0.56 Valid 0.52 Sukar 0.40 Baik Dipakai 5 0.69 Valid 0.16 Sukar 0.70 Baik
sekali Dipakai 6 0.52 Valid 0.52 Sedang 0.40 Baik Dipakai 7 0.51 Valid 0.07 Sukar 0.40 Baik Dipakai 8 0.50 Valid 0.65 Sedang 0.40 Baik Dipakai 9 0.61 Valid 0.52 Sedang 0.70 Baik
sekali Dipakai 10 -0.02 T.
valid 0.07 Sukar 0.00 Jelek Dibuang 11 0.28 T.valid 0.58 Sedang 0.00 Jelek Dibuang 12 0.60 Valid 0.67 Sedang 0.70 Baik
sekali Dipakai 13 0.05 T.valid 0.12 Sukar 0.00 Jelek Dibuang 14 0.17 T.valid 0.18 Sukar 0.00 Jelek Dibuang 15 0.08 T.
valid 0.00
Sangat
sukar 0.00 Jelek Dibuang
Sumber: Hasil pengolahan data, 2014 3. Observasi
(45)
66
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Menurut Riduwan (2011, hlm. 76) “Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.” Selanjutnya Sudjana (2005, hlm. 199) mengemukakan bahwa “Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak menggunakan perkataan atau disertai komukasi lisan.” Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan semua data tentang sikap peserta didik dan guru dalam pembelajaran, interaksi antara peserta didik dan guru, serta interaksi antar peserta didik dengan peserta didik lainnya dalam pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif.
G.Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif. Teknik analisis kuantitaif ini biasanya menggunakan statistik. Statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini yaitu statistik inferensial (sering juga disebut statistik induktif atau statistik probabilitas). Menurut Sugiyono (2010, hlm. 209), “ Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi”. Urutan kerja teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan Kerampilan Berpikir Kreatif
Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan menggunakan rumus gain yang dinormalisasi (N-Gain). Di bawah ini akan diuraikan rumus gain yang digunakan dalam penelitian ini:
g = S post– S pre (Agustendi, 2010, hlm. 75) S maks– S pre
Keterangan :
S post = skor tes akhir S pre = skor tes awal
(1)
117
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penelitian, dari ketiga indikator keterampilan berpikir kreatif yang diukur, indikator yang mengalami peningkatan terkecil, adalah indikator keluwesan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut berkenaan dengan penggunaan model pembelajaran berbasis proyek terhadap keterampilan berpikir kreatif sehingga dapat diperoleh temuan yang lebih mendalam, khususnya terhadap indikator keluwesan.
(2)
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Daftar Pustaka Sumber Buku
Adair, John. (2009). Berpikir Kreatif, Berpikir Sukses. Yogyakarta: Penerbit Rumpun.
Arikunto, S. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Anderson and Krathwohl. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and
Asessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York: Addison Wesley Longman Inc.
Bungin, B. (2013). Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Chandra, J. (1994). Kreativitas. Yogyakarta: Kanisius.
Costa, A. (1989). Developing Minds A Resource Book For Teaching Tninking. Viginia: Assosiation For Supervision and Curriculum Development. Daldjonie, N. 1982. Pengantar Geografi. Bandung: Alumni.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Permendikbud No. 65 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: Depdikbud Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Permendikbud No. 69, tentang
Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Depdikbud.
Djamarah, B. S. (2000). Startegi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Furqon. (2009). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Gunawan, A. (2007). Genius Learning Strategy. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Husamah. Dan Setyaningrum, Y. (2013). Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi: Panduan Merancang Pembelajaran untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya.
Hanafiah, N. Dan Suhana, C. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama.
(3)
118
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hasan, I. (2009). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
Hawadi, Akbar R. (2001). Kreativitas. Jakarta: Grasindo.
Helm, J. H & Katz. G L. (2010). Young Investigatigators, The Project Approach In the Early Years. NAEYC: Washington DC.
Hurlock E.B. (1999). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Johnson, E.B. (2007). Contextual Teaching and Learning (Terjemahan Ibnu Setiawan). Bandung: MLC.
Kunandar. (2013). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kuswana, W. S. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Krathwohl, D. (2002). A Revision of Bloom’s Taxonomy: an overview Theory Into
Practice, Volume 41, Number 4. Ohio: College of Education, The Ohio State University.
Mardalis. (2009). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.
Marsitoh. (2005). Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Maryani, E. (2007). “Pendidikan Geografi”, dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan
Bagian III: Pendidikan Disiplin Ilmu. Bandung: PT. Imperial Bhakti Utama.
McMillan, J. Dan Scumacher, S (2001). Research In Education: A Conceptual Introduction. New York: Addison Wesley Longman, Inc.
Munandar, U. (2002). Kreativitas dan Keterbakatan (Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat). Jakarta: PT. Garamedia Pustaka Utama. Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka
Cipta
Munthe, B. (2013). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani. Muslich, M. (2011). Authentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan
(4)
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Narbuko, C. Dan Abu, A. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ningrum, E. (2009). Kompetensi Profesional Guru dalam Konteks Strategi Pembelajaran. Bandung: Buana Nusantara.
Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Prasetyo, B. Dan Jannah, L. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Garfindo Persada.
Putra, S.R. (2013). Desain pembelajaran Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: Diva Press.
Rachmawati, Y. dan Kurniati, E.(2005). Strategi Pengembangan Kreativitas pada anak usia taman kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: CV. Alfabeta.
Riyanto, Y. (2012). Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung: Mulia Mandiri Press.
Semiawan, C. Et al. (1992). Pendekatan keterampilan Proses. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta
Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Transito.
Sudjana, N. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: CV. Alfabeta.
Sukmadinata. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
(5)
120
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sulistyani, S. (2009). Spss 17 untuk Pengolahan Statistik. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Sumaatmadja, N. (1997). Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.
Sumaatmadja, N. (2011). Pendekatan Geografi Untuk Pendidikan Karakter Bangsa. Hand Out. Program Studi Magister Pendidikan Geografi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.
Sumarmi. 2012. Model-model Pembelajaran Geografi. Malang : Aditya Media Publishing
Suparno, P. (2009). Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.
Supranto, J. (2000). Teknik Sampling untuk Survei dan Eksperimen. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Supriadi, D. (2001). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek. Bandung: Alfabeta.
Surakhmad, W. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah,Dasar, Metode dan teknik. Bandung: PT. Tarsito Bandung.
Tika, P. (2005). Metode penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.
Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:Prestasi Pustaka
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20, 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1. Jakarta: Depdiknas.
Usman, H. Dan Setiawan, P. (2009). Pengantar Statistika. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wahab, A. (2007). Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Alfabeta. Walgito, B. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional). Jakarta: Bumi Aksara.
Wirartha, I. (2006). Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
(6)
Debi Erisandi, 2014
Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Yamin, M. (2008). Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada Press.
Sumber Jurnal:
Buck Institute for Education. (2001). Project Base Learning Overview: Differences From Traditional Instruction.
The George Lucas Educational Foundation. (2005).Instructional Module Project Based Learning.
Sumber Tesis:
Agustendi. (2010). Pengaruh Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) Tipe inquiry Terhadap Hasil Belajar (Studi Eksperimen Kelas X di SMA Bina Putera Kota Banjar). Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Mukhlis M, Y. Waslaluddin. Nurdin A, E. Penerapan Model Project Based Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Universitas Pendidikan Indonesia
Nurohman, S. (2010). Pendekatan Project Based Learning Sebagai Upaya Internalisasi scientific Method bagi Mahasiswa Calon Guru Fisika. Supardan, D. (2000). Kreativitas Guru Sejarah dalam Pembelajaran Sejarah.
Tesis. Bandung: Program Pascasarjana UPI.
Tenth, T, E. (2013). Pembelajaran Berbasis Proyek Dengan Portofolio Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Pada Topik Listrik Dinamis. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Wibowo, C, F. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Fisiska Berbasis Proyek untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif dan Keterampilan Berpikir Kreatif. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.