“PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA”: (Studi Eksperimen Pada Kelas XI Semester 2 Mata Pelajaran Geografi di SMA Negeri 1 Majalaya).

(1)

“PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA”

(Studi Eksperimen Pada Kelas XI Semester 2 Mata Pelajaran Geografi di SMA Negeri 1 Majalaya)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Geografi

Oleh :

Ade Rahmat Sukmana 0705592

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

“PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA”

(Studi Eksperimen Pada Kelas XI Semester 2 Mata Pelajaran Geografi di SMA Negeri 1 Majalaya)

Oleh

Ade Rahmat Sukmana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial

© Ade Rahmat Sukmana 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

“PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA”

(Studi Eksperimen Pada Kelas XI Semester 2 Mata Pelajaran Geografi di SMA Negeri 1 Majalaya)

Ade Rahmat Sukmana 0705592

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING I

Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd NIP. 1962030419780422001

PEMBIMBING II

Drs. Asep Mulyadi, M.Pd NIP. 196209021990011001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Geografi

Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd NIP. 1962030419780422001


(4)

(5)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Studi Eksperimen Pada Kelas XI Semester 2 Mata Pelajaran Geografi di SMA Negeri 1 Majalaya)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh salah satu model pembelajaran yang diyakini dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu model pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Model pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dimana inti pembelajarannya adalah sebuah pengerjaan proyek atau kegiatan. Salah satu manfaat dari model pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik adalah meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi sehingga dapat mencapai hasil belajar yang tinggi. Untuk itu penulis tertarik mencoba melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) pada mata pelajaran geografi di kelas XI SMA Negeri 1 Majalaya karena di sekolah tersebut belum pernah diterapkan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain eksperimen post-test only control design. Subjek penelitian terdiri atas XI IIS 4 sebagai kelas eksperimen yang menerima perlakuan (treatment) yaitu model pembelajaran berbasis proyek dan kelas XI IIS 2 sebagai kelas kontrol yang tidak menerima perlakuan (treatment). Variabel dalam penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) dan hasil belajar siswa. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, penilaian presentasi dan penilaian produk, sedangkan analisis datanya menggunakan uji normalitas Chi Kuadrat, uji homogenitas dengan Uji F dan uji hipotesis dengan uji t.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) hasil belajar siswa kelas eksperimen pada perlakuan pertama yaitu dari 39 siswa, 26 orang atau sekitar 66,7% telah mencapai nilai ketuntasan minimal, sedangkan pada perlakuan kedua, jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan nilai sebanyak 32 orang atau 82,1%. (2) hasil belajar siswa kelas kontrol pada perlakuan pertama yaitu dari 39 siswa, 25 orang atau sekitar 64,2% telah mencapai nilai ketuntasan minimal, sedangkan pada perlakuan kedua, jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan nilai sebanyak 23 orang atau 58,8% . (3) pada perlakuan pertama, tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan H0 diterima dan H1 ditolak, sedangkan pada perlakuan kedua terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan H1 diterima dan H0 ditolak.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(6)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

(Experimental Study of Grade XI Semester II on Geography Subject in SMA Negeri 1 Majalaya) ABSTRACT

The research was distributed by one of the learning models are believed to be able to improve student learning outcomes i.e., project-based learning model. For that the author is interested in trying to do research by implementing a model project-based learning on the subjects of geography in class XI SMA Negeri Majalaya 1 because the school had not applied the model project based learning.

The methods used in this research is a method of experimental design experiments with post-test only control design. The subject consists of IIS 4 XI as the experimental class received the treatment of project based learning model and Class XI IIS 2 controls who did not receive treatment. The variable in this study is a project based learning model and student learning outcomes. The instrument used in this research is the assessment test, presentation and assessment of product, while its data analysis using Quadratic Chi normality test, test its homogeneity Test with F and test the hypothesis test with t.

The research results showed that: (1) the results of the experimental class students learn on the first treatment of 39 students, 26 people or about 66,7% reach the limit KKM, where as in the second treatment, the number of students who reach the limit KKM as many as 32 people or 82,1%. (2) learning outcomes grade control on the first treatment of 39 students, 25 persons or about 64,2% has reached the KKM, whereas in the second treatment, the number of students who reach the limit KKM as many as 23 people or 58,8%. (3) on the first treatment, there was no significant difference with respect to student learning outcomes in the classroom experiment and control with class H0 and H1 accepted rejected,

whereas in the second treatment, there is a significant difference to the results of student learning in the classroom experiment and the control class with the H1 is accepted and H0 is rejected. Based on these data

it can be concluded that the model project-based learning effect on student learning outcomes which can improve student learning outcomes.


(7)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………... i

KATA PENGANTAR ……… iii

DAFTAR ISI ………... iv

DAFTAR TABEL ………... vii

DAFTAR GAMBAR ……….. xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Identifikasi Rumusan Masalah ……… 7

C. Rumusan Masalah ……… 8

D. Tujuan Penelitian ………. 8

E. Manfaat Penelitian ………... 8

F. Definisi Operasional ……… 9

G. Struktur Organisasi Skripsi ………. 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Belajar ………... 13

B. Pembelajaran ……… 14

1. Definisi Pembelajaran ……… 14

2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran ………. 15

3. Tujuan pembelajaran ………. 16

C. Model Pembelajaran ………. 18

D. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) ……… 19

1. Definisi Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) …… 19

2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) ……… 20

3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) …… 21

4. Manfaat Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) ………….. 22

5. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)… 23 6. Strategi Dalam Mendesain suatu Proyek ……… 25

E. Model Pembelajaran Ekspositori ………. 26

1. Definisi Pembelajaran Ekspositori ……….... 26


(8)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

3. Prinsip Pembelajaran Ekspositori ……….. 27

4. Manfaat Pembelajaran Ekspositori ……… 28

5. Langkah-langkah Pembelajaran Ekspositori ………. 28

F. Hasil Belajar ……… 29

1. Definisi Hasil Belajar ……… 29

2. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ……… 30

3. Jenis-Jenis Hasil Belajar ……… 32

G. Hipotesis ……….. 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ……… 35

B. Desain Eksperimen ……….. 36

C. Subjek dan Sampel Penelitian ………. 37

D. Variabel Penelitian ……….. 38

E. Prosedur Penelitian ……….. 39

F. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran ……….. 41

1. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen ……….. 41

2. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol ……… 43

G. Instrumen Penelitian ……… 44

3. Tes ………. 44

a. Penyusunan Instrumen ……… 45

b. Uji Coba Instrumen ………. 45

1) Tingkat Validitas ………... 46

2) Tingkat Reliabilitas ……… 48

3) Tingkat Kesukaran ………. 50

4) Daya Pembeda ……….. 52

4. Penilaian Unjuk Kerja ……… 55

5. Penilaian Produk ……… 56

H. Teknik Analisis Data ………... 57

1. Penskoran ……….. 57

2. Uji Normalitas dengan Menggunakan Chi Kuadrat ………. 57

3. Uji Homogenitas dengan Uji F ……….. 61

4. Uji Hipotesis dengan Uji-t ………. 61

I. Parameter Penilaian Hasil Belajar ………... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian ………... 63

B. Data Hasil Penelitian ………... 63


(9)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

a. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Pada Treatment ke-1 ……… 63

b. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Pada Treatment ke-2 ……… 64

2. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol ………... 66

a. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol Pada Treatment ke-1 ………….. 66

b. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol Pada Treatment ke-2 ………….. 67

C. Analisis Data ………... 68

1. Uji Normalitas ……… 69

a. Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Pada Treatment ke-1 ……… 70

b. Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol Pada Treatment ke-1 ……… 71

c. Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Pada Treatment ke-2 ………. 72

d. Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol Pada Treatment ke-2 ……… 73

2. Uji Homogenitas ………. 74

3. Uji Hipotesis ……… 75

a. Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pada Treatment ke-1 ………. 75

b. Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pada Treatment ke-2 ………. 77

D. Pembahasan ………. 79

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ……….. 83

B. Rekomendasi ……… 84

DAFTAR PUSTAKA ……….... 86

DAFTAR LAMPIRAN ………. 88 RIWAYAT HIDUP


(10)

1 Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Sagala (2005, hlm. 3), “pendidikan adalah proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup sendiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada”.

Secara umum, pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan Bangsa yang tercantum dalam rumusan tujuan Pendidikan Nasional berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu :

“Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”

Pemerintah Indonesia sendiri telah melakukan berbagai upaya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut mulai dari peningkatan kualitas pendidikan seperti sarana prasarana yang mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah hingga menyempurnakan perangkat-perangkat pembelajaran. Salah satu perangkat pendidikan yang sering mengalami proses penyempurnaan adalah kurikulum. Kurikulum merupakan perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga


(11)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.

Kurikulum terbaru yang sedang diterapkan pemerintah di berbagai sekolah adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sesuai dengan Permendikbud No 81 A Tahun 2013 Lampiran IV menjelaskan bahwa proses pembelajaran di sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013 harus menggunakan pendekatan saintifik (scientific

approach) yaitu pendekatan pembelajaran di mana siswa mendapatkan pengetahuannya

berdasarkan cara kerja ilmiah. Melalui pendekatan saintifik ini siswa tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan (knowledge) semata tetapi juga akan mendapatkan keterampilan dan sikap-sikap yang dibutuhkan dalam kehidupannya kelak. Salah satu ciri pendekatan saintifik adalah dimuatnya 5M, yaitu : (1) Mengamati; (2) Menanya; (3) Mengumpulkan informasi; (4) Mengasosiasi; dan (5) Mengkomunikasikan. Penggantian kurikulum ini bertujuan agar kualitas pendidikan yang ada di Indonesia mengalami perkembangan dan peningkatan karena dengan adanya peningkatan kualitas pendidikan maka diharapkan tercapainya tujuan pendidikan nasional yang telah dijelaskan di atas yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.

Perubahan kurikulum yang telah dijelaskan di atas tentu saja memiliki implikasi terhadap kegiatan belajar mengajar di sekolah. Apabila sebelumnya kegiatan belajar mengajar disekolah umumnya masih menggunakan metode konvensional dimana pembelajaran masih terpusat di guru (teacher centered) maka dengan adanya perubahan kurikulum ini diharapkan pembelajaran menjadi terpusat di siswa (student centered).

Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru di kelas adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan karena didalamnya terdapat interaksi edukatif antara guru dan anak didik, ketika guru menyampaikan bahan pelajaran kepada anak didik di kelas. Namun, apabila kegiatan tersebut didalam penyampaian materi menggunakan strategi atau metode pembelajaran yang kurang tepat, maka siswa akan merasa bosan atau bahkan merasa malas untuk mengikuti kegiatan tersebut yang pada akhirnya hal ini akan berimbas kepada hasil belajar siswa itu sendiri. Dalam rangka


(12)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

menunjang proses pembelajaran tersebut, maka dibutuhkan komponen pembelajaran. Menurut Sudjana (1989, hlm. 37), yang termasuk dalam komponen pembelajaran adalah tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Sejalan dengan pendapat tersebut, definisi lain juga menyebutkan komponen-komponen pembelajaran yang terdiri atas tujuan, bahan, media, strategi, dan evaluasi pembelajaran.

Didalam kegiatan belajar mengajar di sekolah yang telah menggunakan Kurikulum 2013, para guru dianjurkan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, model pembelajaran yang diutamakan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran Inkuiri (Inquiry Based Learning), model pembelajaran penemuan (Discovery Learning), model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning).

Model-model pembelajaran tersebut pada dasarnya menekankan kegiatan belajar mengajar yang terpusat pada siswa (student centered) dan menggunakan pendekatan saintifik (scientific approach) yang diyakini dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Hal ini sejalan dengan pendapat Hosnan (2014, hlm. 36-37) bahwa pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik bertujuan:

1) meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa,

2) membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik,

3) menciptakan kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu merupakaan suatu kebutuhan,

4) memperoleh hasil belajar yang tinggi,

5) melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah,

6) mengembangkan karakter siswa.

Pada umumnya, dalam menyampaikan materi para guru masih sering menggunakan model pembelajaran konvensional seperti pembelajaran ekspositori yang membuat para siswa tidak bersemangat dan tidak termotivasi dalam belajar. Kondisi ini juga terdapat dalam kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran geografi di


(13)

sekolah-Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

sekolah. Model pembelajaran seperti ekspositori memiliki pendekatan pembelajaran yang terpusat di guru (teacher centered approach) sehingga siswa seringkali jenuh karena secara tidak langsung pembelajaran tersebut hanya membuat siswa menjadi tidak aktif yang tentu saja akan berimbas pada hasil belajar siswa itu sendiri. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Maryani (2009, hlm. 30) bahwa pada umumnya terdapat beberapa hal yang menjadi alasan mengapa pembelajaran geografi menjadi tidak menarik, yaitu :

1) Pelajaran geografi seringkali terjebak pada aspek kognitif tingkat rendah yaitu menghafal nama-nama tempat, sungai dan gunung, atau sejumlah fakta lainnya,

2) Ilmu geografi seringkali dikaitkan dengan ilmu yang hanya membuat peta, 3) Geografi hanya menggambarkan tentang perjalanan-perjalanan manusia di

permukaan bumi,

4) Proses pembelajaran ilmu geografi bersifat verbal, kurang melibatkan fakta-fakta aktual, tidak menggunakan media konkrit dan teknologi mutakhir,

5) Kurang aplikabel dalam memecahkan masalah-masalah yang berkembang saat ini

Oleh karena itu, dalam situasi seperti ini, guru memiliki peran yang sangat penting dalam membantu memecahkan masalah ini. Guru harus terus berusaha agar minat dan motivasi siswa semakin meningkat sehingga hasil belajar mereka pun memuaskan. Tilbury dalam Sumarmi (2012, hlm. 6) mengungkapkan bahwa minat, motivasi dan prestasi/hasil belajar siswa akan meningkat secara signifikan pada saat :

1) Mereka diberi kesempatan untuk mengemukakan pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang apa yang ingin diketahui dari topik yang sedang dibahas. 2) Mereka dibantu untuk mencari jawaban atas permasalahan yang muncul. 3) Mereka dibantu untuk membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan)

baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah mereka miliki atau mereka kuasai.

4) Mereka diajarkan bagaimana mereka mempelajari konsep, dan bagaimana konsep tersebut dapat dipergunakan diluar kelas.

5) Mereka diperkenankan untuk bekerja secara bersama-sama.

Salah satu model pembelajaran yang bisa diterapkan pada mata pelajaran Geografi adalah model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning). Menurut Sumaatmadja (1996, hlm. 20), hakekat pembelajaran geografi adalah pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala


(14)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya. Oleh karena itu, geografi tidak akan cukup apabila dipelajari dengan hanya menggunakan metode pembelajaran ekspositori atau ceramah, akan tetapi diperlukan sebuah metode pembelajaran yang dapat membuat siswa mengerti dan paham dengan apa yang dipelajarinya serta dapat mengaplikasikannya di kehidupan nyata. Hal ini sejalan dengan salah satu manfaat dari model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) yaitu membuat peserta didik akan lebih aktif dalam pembelajaran serta melibatkan peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukan pengetahuan yang dimiliki, kemudian mengimplementasikan dengan dunia nyata (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan). Selain itu, menurut Tinsley dalam Sumarmi (2012, hlm 176), penggunaan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) juga memiliki beberapa manfaat yaitu meningkatkan keterampilan kerja lapangan, kerja laboratorium, kemampuan menganalisis sebuah masalah, mengorganisasi data, membuat presentasi, dan yang paling penting model pembelajaran ini juga berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil dari belajar siswa setelah menggunakan pembelajaran model berbasis proyek. Perubahan tingkah laku tersebut terbagi dalam tiga ranah (aspek) yaitu aspek kognitif, aspek afektif serta aspek psikomotor.

Lebih mendalam lagi, model pembelajaran berbasis proyek (project based

learning) menurut Moursund dalam Wena (2013, hlm. 147). memiliki beberapa manfaat,

diantaranya adalah :

1) Increased Motivation. Pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa, terbukti dari beberapa laporan penelitian tentang pembelajaran berbasis proyek yang menyatakan bahwa siswa sangat tekun, berusaha keras untuk menyelesaikan proyek, siswa merasa lebih bergairah dalam pembelajaran, dan keterlambatan dalam kehadiran sangat berkurang. 2) Increased problem-solving ability. Beberapa sumber mendeskripsikan bahwa

lingkungan belajar pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, membuat siswa lebih aktif dan berhasil memecahkan proyek-proyek yang bersifat kompleks.

3) Improved library research skills. Karena pembelajaran berbasis proyek

mempersyaratkan siswa harus mampu secara cepat memperoleh informasi melalui sumber-sumber informasi, maka keterampilan siswa untuk mencari dan mendapatkan informasi akan meningkat.


(15)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

4) Increased collaboration. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikan keterampilan komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran informasi

online adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek.

5) Increased resource-management skills. Pembelajaran berbasis proyek yang

diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas

Secara teoritis dan konseptual, pembelajaran berbasis proyek juga didukung oleh teori aktivitas (Hung dan Wong dalam Wena 2013, hlm. 148). Masih dalam Wena (2013, hlm. 148), teori aktivitas ini menyatakan bahwa struktur dasar suatu kegiatan terdiri atas : (a) tujuan yang ingin dicapai, (b) subjek yang berada dalam konteks, (c) alat-alat, dan (e) peraturan kerja dan pembagian tugas. Selain teori tersebut, pembelajaran inipun didukung oleh teori belajar konstruktivistik, yang bersandar pada ide bahwa siswa membangun pengetahuannya sendiri di dalam konteks pengalamannya sendiri. Lebih mendalam lagi, Sumarmi menjelaskan bahwa pembelajaran berbasis proyek (project based learning) didasari oleh teori-teori dari para ahli, seperti : teori leraning by doing dari John Dewey, teori pengalaman belajar dari Vygotsky, teori pembelajaran kontekstual dari Brown dan Lave, serta teori bagaimana membuat lingkungan belajar yang efektif dari Brus dan Saye (Wena, 2013, hlm. 172).

Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) pada hakekatnya memiliki kesamaan tujuan pembelajaran seperti pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran Inkuiri (Inquiry Based Learning), model pembelajaran penemuan (Discovery Learning), maupun model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

Learning) karena model-model pembelajaran tersebut bercirikan pendekatan siswa

sebagai pusat kegiatan belajar mengajar (student centered approach). Namun pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) memiliki keunggulan lebih, yaitu selain siswa diarahkan dalam membangun pengetahuannya sendiri dan menghubungkan dengan pengetahuan yang telah mereka miliki, siswa juga di tuntut untuk menghasilkan sebuah produk sebagai hasil akhir dari pembelajaran ini. Proses inilah yang menjadi kelebihan dari model pembelajaran ini karena selain dapat meningkatkan aspek kognitif


(16)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

hingga tingkat yang paling tinggi, pembelajaran ini juga dapat meningkatkan aspek afektif dan psikomotor yang lebih tinggi dibanding model pembelajaran lain. Berdasarkan hasil penelitian Grand (2005 dalam Sumarmi 2012, hlm. 172), pembelajaran berbasis proyek ini dapat mengembangkan multiple intelligences, meningkatkan sistem pengetahuan, domain pengetahuan, dan metakognisi pengetahuan. Metakognisi ini meliputi proses memilih, mencari, bertanya, membagi, menyusun hipotesis, dan proses pembuatan keputusan.

Berangkat dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui sejauhmana keunggulan dan keberhasilan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based

Learning) dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini akan sangat penting didalam

menambah informasi bagi peneliti pada khususnya maupun bagi para guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran tersebut pada kegiatan belajar mengajar di sekolah untuk keberhasilan baik itu proses maupun hasil belajar siswa. Adapun judul dari penelitian yang penulis lakukan adalah: “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Siswa”. (Studi Eksperimen Pada Kelas XI Semester 2 Mata Pelajaran Geografi di SMA Negeri 1 Majalaya). Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Majalaya karena berdasarkan studi observasi di sekolah tersebut dan wawancara dengan guru geografi di sekolah tersebut, meskipun di sekolah tersebut sudah diterapkan Kurikulum 2013, namun kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut banyak yang belum menggunakan pembelajaran yang bersifat saintifik seperti pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Pada umumnya pembelajaran di sekolah tersebut masih di dominasi oleh pembelajaran secara konvensional yaitu pembelajaran ekspositori dengan metode ceramah. Oleh karena itu, hal ini berdampak terhadap minat dan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar untuk mata pelajaran geografi sehingga berdampak juga terhadap hasil belajar siswa.

B. Identifikasi Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah :


(17)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

1. Motivasi dan kreativitas siswa dalam pembelajaran geografi masih rendah.

2. Model pembelajaran ekspositori masih menjadi pilihan utama para guru dalam pembelajaran geografi.

3. Hasil belajar peserta didik masih rendah.

4. Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) belum di terapkan di SMA Negeri 1 Majalaya.

Peneliti membatasi masalah dalam penelitian tindakan ini untuk mengantisipasi terjadi penyimpangan terhadap fokus kajian. Batasan masalah dalam penelitian tindakan ini adalah pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi di kelas XI SMA Negeri 1 Majalaya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dan diteliti, yaitu :

1. Bagaimana hasil belajar di kelas eksperimen setelah menerima perlakuan (treatment) pembelajaran berbasis proyek (project based learning)?

2. Bagaimana hasil belajar di kelas kontrol setelah pembelajaran yang tidak menerima perlakuan (treatment) pembelajaran berbasis proyek (project based learning)?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen yang menerima perlakuan (treatment) pembelajaran berbasis proyek (project based

learning) dengan kelas kontrol yang tidak menerima perlakuan (treatment)

pembelajaran berbasis proyek (project based learning)?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan acuan yang dapat menentukan arah dari segala tindakan atau aktivitas, dengan maksud agar tindakan-tindakan yang akan kita lakukan dapat tercapai. Oleh karena itu, penulis mencoba mengemukakan tujuan penelitian yang ingin dicapai, yaitu:


(18)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

1. Untuk menganalisis hasil belajar di kelas eksperimen yang menerima perlakuan (treatment) pembelajaran berbasis proyek (project based learning).

2. Untuk menganalisis hasil belajar di kelas kontrol yang tidak menerima perlakuan (treatment) pembelajaran berbasis proyek (project based learning)?

3. Untuk menganalisis perbedaan antara hasil belajar siswa di kelas eksperimen dengan di kelas kontrol.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka hasil penelitian ini di harapkan agar dapat memberikan masukan dan kontribusi pikiran bagi pihak-pihak yang terkait. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman dalam hal pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dan juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut mengenai hal yang sama dengan lebih mendalam dikemudian hari. Disamping itu, peneliti akan memperoleh pengalaman berfikir dalam memecahkan persoalan pendidikan dan pengajaran.

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan judul penelitian, penulis memberikan penjelasan dari masing-masing konsep yang sesuai dengan variabel penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) adalah sebuah model pembelajaran yang menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran. Dalam kegiatan ini, siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan sintesis informasi untuk memperoleh berbagai hasil belajar (pengetahuan, keterampilan, dan sikap).

Menurut Thomas, dkk (1999) dalam Wena (2010, hlm. 144) disebutkan bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan


(19)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan (problem) yang sangat menantang, dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja mandiri.

2. Model Pembelajaran ekspositori

Pembelajaran ekspositori adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dalam kegiatan belajar mengejarnya lebih ditekankan kepada penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada murid dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi secara optimal. Karena itulah model pembelajaran ini sering juga disebut dengan metode ceramah atau”chalk and talk”.

Pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada pendidik (teacher centered approach) karena dalam pembelajaran ini, pendidik memegang peran yang sangat dominan.

3. Hasil Belajar

Belajar merupakan proses yang kompleks, sejalan dengan itu hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor kemampuan yang dimiliki siswa, faktor motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebisaaan belajar, ketekunan, kondisi social ekonomi, faktor fisik dan psikis serta kualitas pengajaran. Menurut Sudjana (2005: 5), hasil belajar adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil penilaian tes, penilaian presentasi dan penilaian produk.

4. Kelas Eksperimen

Kelas eksperimen adalah suatu kelompok yang dikenakan perlakuan (treatment) berupa model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning). Dalam


(20)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

menggunakan model tersebut, peneliti mengambil kelas XI IIS 4 sebagai kelas eksperimen.

5. Kelas Kontrol

Kelas kontrol adalah suatu kelompok yang tidak dikenakan perlakuan (treatment) seperti yang dikenakan kepada kelompok eksperimen, akan tetapi kelompok kontrol menggunakan pembelajaran yang seperti bisaanya dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari yaitu pembelajaran ekspositori dengan metode ceramah. Dalam menggunakan model tersebut, peneliti mengambil kelas XI IIS 2 sebagai kelas kontrol.

G. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab yaitu, sebagai berikut ini :

1. Bab I Pendahuluan

Bab I skripsi ini membahas uraian tentang latar belakang penelitian, penelitian ini berdasarkan data-data, fakta-fakta, sumber referensi dan permasalahan yang terjadi yaitu mengenai masih rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran geografi. Identifikasi masalah penelitian, dalam penelitian ini terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sehingga peneliti dapat menentukan batasan masalah dengan fokus kajian pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa. Rumusan masalah, dalam penelitian ini terdapat tiga rumusan masalah yang pada intinya terfokus kepada bagaimana hasil belajar siswa dan pengaruh model pembelajaran berbasis proyek. Tujuan penelitian, menjelaskan tentang tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini berdasarkan poin-poin yang teradapat dalam rumusan masalah. Manfaat penelitian, dalam penelitian init erdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis. Struktur organisasi skripsi, berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab.


(21)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Bab II dalam penelitian ini berisi uraian tentang ; Kajian Pustaka, membahas mengenai teori-teori yang relevan yang memperkuat dalam penelitian ini, yang berisi konsep-konsep sebagai berikut ; belajar dan pembelajaran, model pembelajaran berbasis proyek, model pembelajaran ekspositori, serta hasil belajar. Hipotesis

tindakan, berupa jawaban sementara terhadap masalah yang terdapat dalam penelitian

eksperimen ini.

3. Bab III Metode Penelitian

Bab III dalam penelitian eksperimen ini memaparkan setting penelitian, aspek yang dikaji, metode penelitian, penjelasan istilah, instrumen penelitian, pengujian instrumen, pengumpulan data dan analisis data.

4. Bab IV Hasil dan Pembahasan

Pada Bab IV, memaparkan dan menguraikan mengenai hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek serta bagaimana pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran

Membahas penjelasan secara singkat mengenai hasil dari penelitian dan rekomendasi untuk penelitian berikutnya.

6. Daftar Pustaka

Berisi mengenai semua sumber tertulis yang relevan dalam penelitian ini berupa buku, jurnal, artikel, dan sumber-sumber lain. Dalam penulisan daftar pustaka ini mengunkan sistem penulisan Harvard berdasarkan pedoman penulisan karya ilmiah UPI tahun 2013.

7. Lampiran-Lampiran

Berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian ini, setiap lampiran diberi nomor urut sesuai dengan urutan penggunaannya dan diberi judul untuk memudahkan pembaca.


(22)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA


(23)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode ialah cara yang sistematis yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Secara umum penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu (Sukmadinata, 2013, hlm. 5).

Menurut Hasan dalam Megandari (2009, hlm. 41) :

“Penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu manusia terhadap sesuatu masalah dengan perlakuan tertentu (seperti memeriksa, mengusut, menelaah dan mempelajari secara cermat dan sungguh-sungguh) sehingga diperoleh sesuatu (seperti mencapai kebenaran, memperoleh jawaban atas masalah pengembangan ilmu pengetahuan, dan sebagainya)”.

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2014, hlm. 2). Sedangkan menurut Sukmadinata (2013, hlm. 52) “metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”.

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap hasil belajar siswa, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 72), metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Penelitian eksperimen (experimental research) merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab-akibat. Penelitian eksperimental merupakan pendekatan penelitian yang cukup khas. Kekhasan tersebut diperlihatkan oleh dua hal, pertama penelitian eksperimen menguji secara langsung pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain, kedua menguji hipotesis hubungan sebab-akibat (Sukmadinata, 2013, hlm. 194).


(24)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab-akibat serta seberapa besar pengaruh sebab-akibat itu tersebut dengan cara membandingkan hasil belajar antara kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan.

B. Desain Eksperimen

Desain eksperimen dalam penelitian ini adalah desain eksperimen sungguh-sungguh (True Experimental Design). True Experimental Design adalah desain penelitian eksperimen dengan validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) yang tinggi. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 75), hal ini dikarenakan dalam desain penelitian ini semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen dapat dikontrol oleh peneliti.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk Post-test Only Control

Design. Dalam desain ini, terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara

random. Kelompok yang pertama diberi perlakuan (treatment) yang dalam penelitian ini perlakuannya berupa pembelajaran berbasis proyek (project based learning) yang selanjutnya kelompok ini disebut dengan kelompok eksperimen. Kelompok yang kedua tidak diberikan perlakuan seperti kelompok eksperimen yang selanjutnya kelompok ini disebut dengan kelompok kontrol. Setelah diberi perlakuan, kedua kelompok ini kemudian diberikan tes akhir (post-test) untuk mengetahui pengaruh dari pemberian perlakuan dalam penelitian ini (O). Bentuk desain penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 3.1

Tabel 3.1. Post-test Only Control Design

Kelompok Treatment Post-test

Kelompok Eksperimen  X  OE

Kelompok Kontrol    OK


(25)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

X : Perlakukan (treatment) terhadap kelompok eksperimen yaitu penggunaan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based

Learning)

OE : Hasil Post-test kelompok eksperimen

OK : Hasil Post-test kelompok kontrol

C. Subjek dan Sampel Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI IIS yang berjumlah 4 kelas, yaitu kelas XI IIS 1, XI IIS 2, XI IIS 3 dan XI IIS 4 di SMA Negeri 1 Majalaya Tahun Ajaran 2014-2015.

Tabel 3.2

Data Nilai UAS Kelas XI IIS Semester 1 Tahun Pelajaran 2014-2015 SMA Negeri 1 Majalaya

No Kelas Jumlah Siwa

Rata-Rata Nilai Kelas

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Persentase Pencapaian KKM (%)

1 XI IIS 1 39 77,11 69,71 83,04 77 %

2 XI IIS 2 39 77,72 65,00 88,54 74 %

3 XI IIS 3 39 78,50 78,50 78,50 78,5 %

4 XI IIS 4 39 76,68 67,08 85,83 72,5 %

Sumber: Dokumentasi Sekolah SMA Negeri 1 Majalaya

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2013, hlm. 174). Sehingga dalam penelitian ini sampel yang digunakan tidak menggunakan semua siswa sebagai sampel karena akan sangat tidak efektif jika semua diberi perlakuan yang sama yaitu menerapkan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) pada pembelajaran geografi.


(26)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian ini, proses pengambilan sampel dilakukan dengan cara

purposive random sampling, sampel diambil karena berdasarkan suatu tujuan,

sedangkan proses pengambilan sampelnya diambil secara acak dengan pertimbangan nilai rata-rata serta persentase pencapaian KKM kedua kelas tersebut hampir sama. Hal ini dilakukan agar kedua sampel tersebut dianggap homogen secara akademis. Berdasarkan tabel di atas, maka sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IIS 2 dan kelas XI IIS 4 dimana kelas XI IIS 2 sebagai kelas kontrol dan kelas XI IIS 4 sebagai kelas eksperimen.

D. Variabel Penelitian

Menurut F.N. Kerlinger dalam Arikunto (2013, hlm. 159), “variabel adalah sebuah konsep”. Menurut Sutrisno Hadi masih dalam Arikunto (2013, hlm. 159) “variabel adalah gejala yang bervariasi”. Sedangkan menurut Sugiyono (2014, hlm. 38), “variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati”. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa variabel adalah ciri dari sebuah objek atau gejala yang bervariasi dan menjadi fokus dalam sebuah penelitian.

Dalam penelitian ini terdapat dua macam variabel, yaitu variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen).

1. Variabel bebas (variabel independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab adanya perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2013, hlm. 39). Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) yang digunakan pada kelompok eksperimen.

2. Variabel terikat (variabel dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pembelajaran, baik dalam segi kognitif, afektif maupun psikomotor.


(27)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu E. Prosedur Penelitian

Studi Pendahuluan

Identifikasi Masalah

Membuat Instrumen

Perlakuan Instrumen Uji instrumen

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pembelajaran Ekspositori

Post-test Post-test

Pembelajaran Berbasis Proyek

Analisis Data

Pembahasan

Kesimpulan

Variabel X

M odel Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning)

Variabel Y

Hasil belajar


(28)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2. Alur proses penelitian

Untuk lebih rincinya dapat di uraikan sebagai berikut : a. Tahap Perencanaan

1. Penetapan lokasi dan sampel penelitian.

2. Studi pendahuluan untuk melihat pembelajaran di kelas yang biasa dilaksanakan.

3. Perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan.

4. Studi literatur mengenai model pembelajaran berbasis proyek (Project

Based Learning)

5. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

6. Menyusun instrumen penelitian, judgement instrumen penelitian, revisi/perbaikan instrumen.

7. Melakukan uji coba instrumen dan menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas.

b. Tahap Pelaksanaan

1. Melaksanakan perlakuan (treatment) pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) di kelas eksperimen dan pembelajaran ekspositori di kelas kontrol, dengan diawasi oleh observer yang menilai bagaimana proses pembelajaran tersebut. 2. Melaksanakan tes akhir (post-test) di kelas kontrol dan eksperimen.


(29)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

c. Tahap Evaluasi Hasil

1. Mengolah data hasil post-test dan pedoman observasi hasil belajar siswa. 2. Menganalisis dan membahas temuan hasil penelitian.

3. Menarik kesimpulan dan saran.

F. Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen

Adapun langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek (project based learning) di kelas eksperimen sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

1) Pada akhir pertemuan pertama, guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk mencari data monografi di setiap desa yang sudah ditentukan sebelumnya.

2) Guru menyiapkan instrumen penilaian hasil belajar, yaitu soal post test, rubrik penilaian presentasi, dan rubrik penilaian produk (power point)

b. Tahap Pelaksanaan

1) Pendahuluan a) Apresiasi

- Guru membuka pelajaran dengan membaca Basmallah - Guru mengecek kehadiran peserta didik

- Guru menanyakan kabar peserta didik dengan fokus pada mereka yang tidak datang dan/atau yang pada pertemuan sebelumnya tidak datang.

b) Motivasi

- Guru memberikan pemahaman tentang pentingnya mempelajari dinamika dan masalah kependudukan


(30)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

- Guru mengulas kembali materi yang telah dipelajari serta menanyakan tentang tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya

- Guru meminta siswa untuk berkumpul kembali dengan kelompok masing- masing yang telah ditentukan sebelumnya

2) Kegiatan Inti

a) Peserta didik mengamati dan menganalisis data monografi suatu daerah/desa yang telah didapatkan oleh masing- masing kelompok. b) Setelah mengamati dan menganalisis data monografi tersebut, setiap

kelompok diberikan kesempatan untuk bertanya kepada guru apabila ada yang masih kurang di mengerti dari data monografi tersebut.

(Start With Essential Question)

c) Setiap kelompok diminta untuk menemukan dan mengumpulkan

data/informasi materi yang berhubungan dengan cara mengolah data

monografi tersebut dari buku paket dan internet kemudian guru bersama peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain menentukan timeline dan deadline penyelesaian proyek. (Design a Plan for the Project and Create a Schedule)

d) Guru membimbing setiap kelompok untuk berdiskusi dan

mengasosiasikan bersama anggota kelompoknya merumuskan dan

mengolah data monografi yang didapat oleh kelompok tersebut untuk mengetahui pertumbuhan penduduk, komposisi penduduk, kepadatan penduduk dan masalah-masalah kependudukan yang mungkin terjadi di daerah tersebut. (Monitor the Students and Progress of the Project)

e) Setelah masing-masing kelompok selesai mengolah data monografi, kemudian setiap kelompok dipersilahkan untuk mengkomunikasikan dan mempresentasikan hasilnya dan kelompok lain diberikan


(31)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

kesempatan untuk bertanya kepada kelompok yang sedang presentasi. (Asses the Outcome)

f) Sementara peserta didik melakukan presentasi dan tanya jawab, guru melakukan penilaian terhadap hasil presentasi dan diskusi peserta didik kemudian guru memberikan tes (post test) dalam bentuk soal pilihan ganda untuk dikerjakan oleh masing-masing peserta didik.

(Evaluate the Experience)

3) Kegiatan Penutup

a) Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan hasil pembelajaran pada hari ini dan meminta peserta didik mengumpulkan hasil pengerjaan post test yang telah dikerjakan oleh peserta didik

b) Guru dan peserta didik menutup pembelajaran hari ini dengan mengucapkan Hamdallah.

c. Tahap Penilaian

1) Guru mengevaluasi hasil post test, penilaian presentasi, dan penilaian produk.

2) Guru menganalisis data hasil belajar.

2. Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol

Adapun langkah-langkah pembelajaran di kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran ekspositori sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

1) Pada menyiapkan bahan ajar yang hendak disampaikan kepada siswa yaitu materi tentang dinamika dan permasalahan kependudukan.

2) Guru menyiapkan instrumen penilaian hasil belajar, yaitu soal post test.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Pendahuluan a) Apresiasi

- Guru membuka pelajaran dengan membaca Basmallah - Guru mengecek kehadiran peserta didik


(32)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

- Guru menanyakan kabar peserta didik dengan fokus pada mereka yang tidak datang dan/atau yang pada pertemuan sebelumnya tidak datang.

b) Motivasi

- Guru memberikan pemahaman tentang pentingnya mempelajari dinamika dan masalah kependudukan

- Guru mengulas kembali materi yang telah dipelajari serta menanyakan tentang tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya

2) Kegiatan Inti

a) Guru memaparkan materi dinamika dan masalah kependudukan dalm bentuk ceramah.

b) Siswa diminta untuk memperhatikan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.

c) Kegiatan ceramah sesekali diselingi oleh tanya jawab antara guru dan murid tentang materi yang sedang dipelajari.

d) Setelah materi selesai disampaikan, guru memberi pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami materi yang baru saja disampaikan.

e) Guru memberikan post test dalam bentuk pilihan ganda kepada setiap siswa.

3) Kegiatan Penutup

a) Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan hasil pembelajaran pada hari ini dan meminta peserta didik mengumpulkan hasil pengerjaan post test yang telah dikerjakan oleh peserta didik

c) Guru dan peserta didik menutup pembelajaran hari ini dengan mengucapkan Hamdallah..

c. Tahap Penilaian

a) Guru mengevaluasi hasil post test. b) Guru menganalisis data hasil post test.


(33)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam atau sosial yang diamati yang secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono 2014, hlm. 102). Sedangkan menurut Arikunto (2013, hlm. 192), “instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah di olah”.

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tes

Dalam belajar perlu adanya pengukuran apakah suatu pembelajaran sudah mencapai tujuan yang diharapkan atau belum, maka salah satu caranya adalah dengan tes hasil belajar. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol agar dapat membandingkan hasil yang diperoleh.

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2013: 193). Instrumen ini digunakan untuk melihat hasil belajar siswa dalam aspek kogintif yaitu berupa tes tulis berbentuk pilihan ganda. Tes ini disusun berdasarkan indikator, standar kompetensi dan kompetensi dasar pada mata pelajaran Geografi SMA kelas XI Semester 2 pada materi Dinamika Penduduk dan Masalah Kependudukan. Tes yang diberikan pada penelitian ini terdiri dari 25 soal pilihan ganda. Nilai yang diberikan pada setiap butir soal adalah untuk jawaban yang benar diberi nilai 1 sedangkan jawaban yang salah tidak diberi nilai (0).

a. Penyusunan Instrumen

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan instrumen tes hasil belajar sebagai berikut :

1) Membuat kisi-kisi instrumen,


(34)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

3) Mengkonsultasikan instrumen tes kepada dosen pembimbing dan guru mata pelajaran geografi SMA Negeri 1 Majalaya.

b. Uji Coba Instrumen

Sebelum instrumen tes ini digunakan, maka sebaiknya di ujicobakan terlebih dahulu untuk melihat kelayakan apakah telah memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai alat pengukuran atau belum. Persyaratan tersebut adalah mengetahui tingkat validitas, realibitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran pada setiap butir soal. Apabila semua persayaratan tersebut telah memenuhi maka instrumen tes ini layak digunakan. Adapun uji coba instrumen dalam penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas XI IIS 3 SMA Negeri 1 Majalaya. Data yang diperoleh dari hasil uji coba instrumen tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.

1) Tingkat Validitas

Validitas menurut Arikunto (2013, hlm. 211) adalah “suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, intrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.

Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Pengujian validitas butir soal soal dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu dengan cara mencari indeks korelasi antara skor item dan skor total. Untuk menentukan besarnya koefisien antara butir soal dengan skor total digunakan rumus korelasi sebagai berikut :

∑ ∑ ∑


(35)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y X = skor tiap butir soal

Y = skor total tiap butir soal

N = jumlah siswa

∑XY = jumlah perkalian XY

Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka nilai rxy atau rhitung

dibandingkan dengan nilai rtabel . Jika rhitung > rtabel maka soal tersebut

dinyatakan valid. Nilai r untuk jumlah siswa uji coba 39 dengan tingkat kepercayaan 95% adalah 0.316.

Dari hasil perhitungan uji validitas untuk instrument soal post test

Treatment ke-1, dari 25 butir soal terdapat 1 butir soal yang tidak valid karena

nilai r < 0,316. Soal yang tidak valid tersebut kemudian diperbaiki sebelum digunakan untuk post test. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini.

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Butir Soal Post Test Treatment ke-1

No. Soal

rxy Validitas Keterangan

1 0.44 Valid Digunakan

2 0.40 Valid Digunakan

3 0.35 Valid Digunakan

4 0.41 Valid Digunakan

5 0.43 Valid Digunakan

6 0.22 Tidak Valid Diperbaiki

7 0.48 Valid Digunakan

8 0.54 Valid Digunakan

9 0.49 Valid Digunakan

10 0.59 Valid Digunakan

11 0.69 Valid Digunakan


(36)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

13 0.49 Valid Digunakan

14 0.32 Valid Digunakan

15 0.35 Valid Digunakan

16 0.34 Valid Digunakan

17 0.41 Valid Digunakan

18 0.59 Valid Digunakan

19 0.30 Valid Digunakan

20 0.32 Valid Digunakan

21 0.33 Valid Digunakan

22 0.55 Valid Digunakan

23 0.50 Valid Digunakan

24 0.35 Valid Digunakan

25 0.32 Valid Digunakan

Sumber: Hasil Penelitian 2015

Sedangkan untuk uji validitas instrument soal post test Treatment ke-2, dari 25 butir soal terdapat 2 butir soal yang tidak valid. Soal tersebut kemudian di perbaiki agar dapat digunakan sebagai instrument post test. Keterangannya dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Butir Soal Post Test

No. Soal

rxy Validitas Keterangan

1 0.62 Valid Digunakan

2 0.54 Valid Digunakan

3 0.36 Valid Digunakan

4 0.32 Valid Digunakan

5 0.53 Valid Digunakan

6 0.75 Valid Digunakan

7 0.36 Valid Digunakan

8 0.68 Valid Digunakan

9 0.48 Valid Digunakan


(37)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Treatment ke-2

2) Tingkat Reliabilitas

Reliabilitas menurut Hasan dalam Megandari (2009, hlm. 15) adalah “seberapa jauh konsistensi alat ukur untuk dapat memberikan yang sama dalam mengukur hal dan subjek yang sama”. Untuk mengetahui suatu instrumen reliabel atau tidak maka harus diketahui koefisien reliabilitasnya. Suatu tes tersebut dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap meskipun di tes berkali-kali, sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan. Rumus yang digunakan untuk menentukan koefisien reliabilitas tes yaitu rumus dari Spearman Brown dengan teknik belah dua (split half), yaitu sebagai berikut :

(Sugiyono, 2013, hlm. 131) Keterangan :

ri = reliabilitas internal seluruh instrumen

rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

11 0.51 Valid Digunakan

12 0.45 Valid Digunakan

13 0.32 Valid Digunakan

14 0.37 Valid Digunakan

15 0.32 Valid Digunakan

16 0.38 Valid Digunakan

17 0.34 Valid Digunakan

18 0.26 Valid Digunakan

19 0.34 Tidak Valid Diperbaiki

20 0.36 Valid Digunakan

21 0.27 Tidak Valid Diperbaiki

22 0.41 Valid Digunakan

23 0.35 Valid Digunakan

24 0.35 Valid Digunakan

25 0.39 Valid Digunakan


(38)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Untuk menginterpretasikan nilai reliabilitas tes yang diperoleh dari perhitungan diatas, digunakan kriteria reliabilitas tes seperti yang ditunjukan pada tabel 3.5 dibawah ini :

Tabel 3.5

Kriteria Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,000 – 0,200 Sangat rendah

0,201 – 0,400 Rendah

0,401 – 0,600 Cukup

0,600 – 0,800 Tinggi

0,800 – 1,000 Sangat tinggi

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh koefisien reliabilitas instrumen yaitu untuk instrument post test Treatment ke-1 sebesar 0,94 artinya instrument tersebut memiliki tingkat reliabilitas sangat tinggi, sedangkan untuk instrument post test Treatment ke-2 sebesar 0,92 artinya instrument tersebut memiliki tingkat reliabilitas sangat tinggi. Oleh karena itu, kedua instrument ini layak digunakan untuk penelitian. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

3) Tingkat Kesukaran

Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index) Didalam istilah evaluasi, indeks kesukaran atau tingkat kesukaran diberi simbol P singkatan dari kata “proporsi”. Besaran indeks kesukaran ini berkisar antar 0,0 hingga 1,0 dengan maksud apabila indeks kesukaran sebuah instrumen atau soal-soal menunjukan angka 0,0 berarti soal itu memiliki tingkat kesukaran yang tinggi atau terlalu sukar,


(39)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

sedangkan sebaliknya apabila indeks kesukaran suatu soal berada pada angka 1,0 maka soal tersebut terlalu mudah atau memiliki tingkat kesukaran yang rendah.

Untuk mencari nilai P dapat digunakan rumus :

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Jumlah siswa yang menjawab dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Sesuai ketentuan yang berlaku dan sering digunakan, indeks kesukaran diklasifikasikan ke dalam tiga klasifikasi seperti pada tabel 3.6 berikut :

Tabel 3.6

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran (P) Keterangan

0,00 - 0,30 0,30 – 0,70 0,70 – 1,00

Sukar Sedang Mudah

Tabel 3.7

Tingkat Kesukaran Soal Post Test Treatment ke-1

No Soal

Jumlah Jawaban

Benar

Indeks Tingkat Kesukaran

(P)

Keterangan


(40)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

1 20 0.51 Sedang

2 24 0.62 Sedang

3 28 0.72 Mudah

4 18 0.46 Sedang

5 29 0.74 Mudah

6 29 0.74 Mudah

7 29 0.74 Mudah

8 29 0.74 Mudah

9 7 0.18 Sukar

10 11 0.28 Sukar

11 24 0.62 Sedang

12 11 0.28 Sukar

13 8 0.21 Sukar

14 23 0.59 Sedang

15 26 0.67 Sedang

16 29 0.74 Mudah

17 28 0.72 Mudah

18 18 0.46 Sedang

19 6 0.15 Sukar

20 23 0.59 Sedang

21 27 0.69 Sedang

22 18 0.46 Sedang

23 27 0.69 Sedang

24 19 0.49 Sedang

25 27 0.69 Sedang

Sumber: Penelitian 2015

Berdasarkan tabel perhitungan di atas, untuk instrumen soal post test

Treatment ke-1 maka diperoleh 5 butir soal tergolong sukar, 13 butir soal

tergolong sedang serta 7 butir soal tergolong mudah.

Sedangkan untuk tingkat kesukaran instrument soal post test Treatment ke-2, diperoleh 6 butir soal tergolong sukar, 9 butir soal tergolong sedang serta 10 soal tergolong mudah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8

Tingkat Kesukaran Soal Post Test Treatment ke-2

No

Jumlah Jawaban

Indeks


(41)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Soal Benar Kesukaran

(P)

1 22 0.56 Sedang

2 29 0.74 Mudah

3 10 0.26 Sukar

4 6 0.15 Sukar

5 31 0.79 Mudah

6 28 0.72 Mudah

7 23 0.59 Sedang

8 32 0.82 Mudah

9 7 0.79 Mudah

10 31 0.64 Sedang

11 25 0.79 Mudah

12 31 0.54 Sedang

13 21 0.56 Sedang

14 22 0.79 Mudah

15 21 0.18 Sukar

16 7 0.59 Sedang

17 22 0.56 Sedang

18 6 0.15 Sukar

19 29 0.74 Mudah

20 23 0.59 Sedang

21 27 0.51 Sedang

22 7 0.18 Sukar

23 29 0.74 Mudah

24 6 0.15 Sukar

25 28 0.72 Mudah

Sumber: Penelitian 2015

4) Daya Pembeda

Daya pembeda merupakan kemampuan suatu instrumen tes untuk membedakan siswa yang pandai (menguasai materi yang diteskan) dan siswa yang tidak pandai (tidak menguasai materi yang diteskan).

Menurut Arikunto (2013, hlm. 211), “daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah)”. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). sama halnya indeks kesukaran, pada indeks diskriminasi (daya pembeda)


(1)

63

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

4. Uji Hipotesis dengan Uji-t

Uji-t digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini. Menurut Arikunto

dalam Megandari (2009: 62), “Uji-t adalah tes statistik yang dapat dipakai untuk menguji perbedaan atau kesamaan dua kelompok yang berbeda dengan prinsip membandingkan rata-rata (mean) kedua kelompok tersebut”.

Setelah data hasil penelitian terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis yang bertujuan untuk menjawab hipotesis. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistic parametris yaitu Uji t-test sample related. Tes ini dilakukan bila kedua data berdistribusi normal dan variannya homogen. Rumus uji t-test sample related sebagai berikut :

Sugiyono (2014, hlm. 197) Keterangan :

t = nilai t yang dihitung

̅ = nilai rata-rata kelompok eksperimen ̅ = nilai rata-rata kelompok kontrol

= simpangan baku sampel kelompok eksperimen = simpangan baku sampel kelompok kontrol

= jumlah anggota sampel kelompok eksperimen = jumlah anggota sampel kelompok kontrol I. Parameter Penilaian Hasil Belajar

Hasil belajar didapat dari penggabungan hasil post test, penilaian unjuk kerja dan penilaian produk.

̅ ̅ √


(2)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dari hasil penelitian yang dilakukan tentang pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa terkait materi dinamika penduduk pada mata pelajaran geografi, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Hasil belajar siswa di kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) pada treatment pertama adalah dengan jumlah siswa 39 orang, rata-rata nilai hasil belajar pada kelas ini adalah 77 dengan nilai tertinggi 88 dan nilai terendahnya 60. Pada treatment pertama ini siswa yang sudah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 26 orang atau sekitar 66,7% dan sisanya masih berada di bawah KKM. Selanjutnya pada treatment kedua, rata-rata nilai hasil belajar pada kelas eksperimen adalah 81 dengan nilai tertinggi 92 dan nilai terendahnya 68. Pada treatment kedua ini siswa yang sudah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bertambah menjadi 32 orang atau 82,1%. Hal ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning).

2. Hasil belajar siswa di kelas kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) pada pertemuan pertama yaitu dari 39 siswa di kelas ini, hanya 25 orang atau sekitar 64,2% yang nilai hasil belajarnya mencapai KKM dengan rata-rata nilai hasil belajarnya adalah 76. Selanjutnya pada pertemuan kedua, rata-rata nilai hasil belajar bertambah menjadi 77 akan tetapi jumlah siswa yang nilai hasil belajarnya mencapai KKM berkurang menjadi 23 orang atau 58,8%. Ini menunjukan bahwa pada kelas kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) tidak terjadi peningkatan pada hasil belajar bahkan cenderung menurun.

3. Berdasarkan hasil uji hipotesis pada nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, pada treatment pertama, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa di kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis


(3)

84

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

proyek (project based learning) dengan siswa di kelas kontrol yang tidak menerima

treatment pembelajaran berbasis proyek dengan H0 diterima dan H1 ditolak (t hitung 0,972 <

t tabel 2,021). Selanjutnya pada treatment kedua, terdapat perbedaan yang signifikan pada

hasil belajar siswa di kelas eksperimen dengan hasil belajar siswa di kelas kontrol dimana t hitung > t tabel yaitu 2,647 > 2,021, maka H0 ditolak dan H1 diterima yaitu terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa di kelas eksperimen dengan hasil belajar siswa di kelas kontrol. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis project (project based learning) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yaitu adanya peningkatan hasil belajar siswa.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis mengajukan beberapa rekomendasi, sebagai berikut:

1. Pada treatment pertama, hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol tidak terdapat perbedaan yang signifikan sedangkan pada treatment kedua baru terlihat adanya pengaruh pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap hasil belajar siswa dimana hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan hasil belajar siswa di kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena pada treatment pertama, siswa diberikan proyek membuat produk dengan sumber hanya di buku paket dan internet, sedangkan pada treatment kedua, siswa diberikan tugas proyek membuat produk dengan sumber data monografi sebuah daerah yang didapat siswa dari lapangan langsung. Oleh karena itu, bagi pihak-pihak yang akan menggunakan model pembelajaran ini hendaknya dalam penentuan tugas proyek lebih diperhatikan dalam pemilihan sumber data maupun bentuk produk yang akan dibuat.

2. Bagi guru yang akan mencoba menerapkan model pembelajaran berbasis proyek (project

based learning), sebaiknya terlebih dahulu memilih dan menyiapkan sumber dan data

yang mudah di akses serta berhubungan langsung dengan dunia nyata sehingga selain dapat meningkatkan hasil belajar juga dapat memberikan pengalaman dalam belajar dengan situasi yang baru bagi siswa.


(4)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

3. Bagi peneliti selanjutnya, sangat memungkinkan untuk dilakukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut mengenai pembelajaran geografi menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Misalnya dilakukan penelitian dengan populasi yang lebih luas, jenjang sekolah yang berbeda, kondisi sekolah yang berbeda, materi atau pokok bahasan yang berbeda maupun terhadap variabel yang berbeda.


(5)

86

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djamarah. (1996). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Haryati, M. (2007). Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.

Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Maryani, E. (2009). Kompilasi Pendidikan Geografi dalam Konteks IPS. Bandung. Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia Megandari, Irma. (2009). Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe

Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Bertamu) Terhadap Hasil Belajar Siswa.

Skripsi Jurusan Pendidikan Geografi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan. Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.


(6)

Ade Rahmat Sukmana, 2015

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHAD AP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Sumarmi. (2012). Model-Model Pembelajaran Geografi. Malang: Aditya Media Publishing.

Tirtonegoro, S. (2001). Penelitian Hasil Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional. Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif; Konsep, Landasan,

dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta: Prenada Media Group.

Wena, M. (2013). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer; Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Widoyoko, E. P. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis Bagi

Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

_________ UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 _________ Permendikbud No 81 A Tahun 2013 Lampiran IV