PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI PARTISIPATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN LUKIS KERUDUNG PADA ANAK TUNARUNGU.

(1)

PADA ANAK TUNARUNGU

(Studi Eksperimen Pada Siswa Tunarungu Kelas 2 SMALB Di SLB Al Masduki Tarogong Garut)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh : Nisa Fitria

0705446

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI PARTISIPATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN LUKIS KERUDUNG

PADA ANAK TUNARUNGU

(Studi Eksperimen Pada Siswa Tunarungu Kelas 2 SMALB Di SLB Al Masduki Tarogong Garut)

Oleh Nisa Fitria

Sebuah skripsi yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu pendidikan

@ Nisa Fitria

Universitas Pendidikan Indonesia

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Batasan Masalah ... 5

E. Variable penelitan ... 5

F. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II METODE DEMONSTRASI PARTISIPATIF DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN LUKIS KERUDUNG A. Metode Demonstrasi ... 11


(5)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Langkah-langkah Dalam Mengaplikasikan Metode Demonstrasi . 14 3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonsrasi Dalam Proses

Belajar Mengajar ... 14

B. Keterampilan Lukis Kerudung... .... 15

C. Konsep Dasar Ketunarunguan... 25

1. Pengertian Anak Tunarungu ... 25

2. Klasifikasi Tunarungu ... 25

3. Dampak Ketunarunguan... 27

D. Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 31

B. Subjek Penelitian ... 34

C. Tehnik Pengumpulan Data ... 34

D. Instrumen Penelitian... 43

E. Uji Coba Instrumen ... 43

F. Tehnik Pengolahan Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Peneltiian ... 48

1. Pengolahan Data ... 56


(6)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... 62 B. Rekomendasi ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

LAMPIRAN


(7)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1 Profil subjek penelitian ... 34

Tabel 3.2 Kriteria penilain untuk instrument penelitian ... 35

Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas ... 46

Tabel 4.1 Skor Pretest………... 48

Tabel 4.2 Skor Postest ………... 49


(8)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Hal

Grafik 4.1 Skor Pretest dan Posttest pengetahuan nama alat dan bahan

untuk melukis kerudung ……….……… 50

Grafik 4.2 Skor Pretest dan Posttest kemampuan membuat canting sederhana… 51 Grafik 4.3 Skor Pretest dan Posttest kemampuan mencampur warna …………. 51 Grafik 4.4 Skor Pretest dan Posttest kemampuan membuat gradasi warna …… 52

Grafik 4.5 Skor Pretest dan Posttest kemampuan memasukkan pasta

sablon kedalam canting……… 52

Grafik 4.6 Skor Pretest dan Posttest kemampuan memasang kerudung

diatas polifoam ……… 53 Grafik 4.7 Skor Pretest dan Posttest kemampuan menggunting canting .. 53 Grafik 4.8 Skor Pretest dan Posttest kemampuan melukis batang

Tumbuhan ……….. 54

Grafik 4.9 Skor Pretest dan Posttest kemampuan melukis daun……….. 54 Grafik 4.10 Skor Pretest dan Posttest kemampuan melukis bunga……. 55 Grafik 4.11 Skor Pretest dan Posttest secara keseluruhan……….. 55


(9)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI PARTISIPATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN LUKIS KERUDUNG

PADA ANAK TUNARUNGU

(Studi Eksperimen Pada Siswa Tunarungu Kelas 2 SMALB Di SLB Al Masduki Tarogong Garut)

(OLEH : NISA FITRIA (0705446)

Latar belakang dari penelitian ini adalah kurang efektifnya metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan vokasional. Berdasarkan hal tersebut, perlu diadakan penelitian mengenai hal tersebut dengan menggunakan metode demonstrasi partisipatif sebagai metode alternative yang dapat digunakan dalam pembelajaran keterampilan vokasional dalam materi melukis kerudung.

Subjek penelitian dipilih dengan tehnik purposive dari total tiga kelas yang ada di SLB Al Masduki Tarogong Garut, dipilih kelas XII SMALB dengan jumlah subjek sebanyak 4 orang. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain one group pretest

posttest. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :” penggunaan metode

demonstrasi partisipatif dapat meningkatkan keterampilan melukis kerudung pada anak tunarungu.”

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dengan menggunakan uji statistika non parametric, diperoleh Thitung = 10, Nilai uji wilcoxon pada tingkat signifikansi 0,05 dengan

jumlah N < 7 yaitu berjumlah 4 orang, maka diperoleh Ttabel = 0. Dengan demikian, Ho

ditolak karena Thitung > Ttabel, artinya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima.

Hal ini menunjukan bahwa penggunaan metode demonstrasi partisipatif dapat meningkatkan keterampilan lukis kerudung pada anak tunarungu.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Guru dalam memberikan pembelajaran keterampilan vokasional menggunakan metode demontrasi partisipatif.


(10)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

PARTICIPATORY DEMONSTRATION METHOD OF USE IMPROVING SKILLS FOR PAINTED VEIL

DEAF CHILDREN

(Experimental Study of Deaf Students In Class 2 SMALB In SLB Al Masduki Tarogong Garut)

(BY: NISA FITRIA (0705446)

The background of this research is the lack of effective instructional methods used in teaching vocational skills. Based on this, there should be research on the subject by using participatory demonstration method as an alternative method that can be used in learning vocational skills in painting materials hood.

Subjects selected by purposive technique of a total of three classes in the SLB Al Masduki Tarogong Garut, selected class XII SMALB the number of subjects by 4 people. The method used is the experimental method with the one-group pretest-posttest design. The hypothesis proposed in this study is: "the use of participatory demonstration method can improve painting skills in children with hearing veil."

Based on the results of hypothesis testing, using a non-parametric statistical test, obtained t = 10, Wilcoxon test value at the 0.05 significance level by the number N <7 which consists of 4 people, the obtained table = 0 Thus, Ho is rejected because t count> ttable, meaning that the hypothesis proposed in this study received. This demonstration shows that the use of participatory methods can improve the skills of painting a veil on deaf children.

The results of this study are expected to be input for Teachers in providing teaching vocational skills demonstration using participatory methods.


(11)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keterampilan, khususnya keterampilkan kerja adalah sesuatu yang sangat penting untuk dimiliki oleh manusia. Karena keterampilan sangat diperlukan untuk menghadapi berbagai permasalahan hidup. Keterampilan kerja bagi anak tunarungu juga sangat penting. Bagi manusia dewasa, keterampilan yang dimiliki bisa menjadi sumber penghasilan sehingga yang bersangkutan tidak tergantung kepada orang lain dan menjadi manusia dewasa yang mandiri. Terlebih bagi anak tunarungu, keterampilan kerja akan sangat membantu dalam kemandirian anak tunarungu setelah dewasa.

Pengajaran keterampilan bagi anak berkebutuhan khusus , dalam hal ini bagi anak tunarungu sangat penting dan bermanfaat karena dapat berfungsi sebagai pembekalan kecakapan hidup. Kecakapan hidup inilah yang nantinya akan membantu anak ketika dewasa kelak agar bisa mandiri sesuai kemampuannya masing masing.Keterampilanmengandung aspek kinerja kerajinan dan teknologis. Istilah kerajinan berangkat dari kecakapan melaksanakan, mengolah dan menciptakan dengan dasar keterampilan psikomotor. Maka, keterampilan kerajinan berisi kerajinan tangan membuat benda pakai dan atau benda fungsional.

Secara potensi, kemampuan intelektual anak tunarungu tidak berbeda dengan anak mendengar pada umumnya. Namun kesulitan anak dalam berkomunikasi dan berinteraksi membuat informasi yang dimiliki menjadi sangat terbatas. Keterbatasan itulah yang membuat potensi intelegensi tidak bisa terwujud dalam bentuk potensi aktual. Dengan demikian, untuk mengajarkan keterampilan bagi anak tunarungu, pembelajaran harus bermakna supaya keterampilan yang diajarkan dapat


(12)

2

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimiliki secara utuh. Untuk itulah pelajaran keterampilan bagi anak tunarungu diberikan dengan metode demonstrasi.

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk menjelaskan suatu materi atau untuk memperlihatkan cara bekerja suatu proses dan langkah langkah kerja dari suatu alat atau instrument. Dalam hal ini peran guru adalah sebagi demonstrator atau orang yang memperagakan sesuatu. dengan demikian metode demonstrasi sangat cocok untuk menjelaskan cara berlangsungnya suatu proses dan urutan kejadian.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilaksanakan sebelumnya di SLB Al Masduki, pembelajaran keterampilan, khususnya keterampilan lukis kerudung telah diberikan dengan menggunakan metode demonstrasi. Namun demikian, untuk mengajarkan suatu keterampilan tersebut, tidaklah cukup dengan hanya mengetahui rincian dari proses yang harus terjadi saja, jika siswa tidak diberi porsi yang memadai untuk mencoba keterampilan tersebut, maka kegiatan belajarpun akan kurang efektif. Tshering (2013) menyebutkan bahwa terdapat tiga jenis atau tipe metode demonstrasi yaitu:

a. Pure demonstration(only teacher will demonstrate and the learner are the mere spectator)

b. Demonstration with commentary(teacher will demonstrate and the learner will ask question)

c. Participative demonstration(both learner and teacher are involved)

Untuk itulah penulis berasumsi untuk mengembangkan metode demonstrasi partisipatif yaitu metode yang melibatkan guru dan peserta didik itu sendiri dalam mempraktekan suatu materi agar dapat dipahami dan dilaksanakan. Partisipasi dapat didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam


(13)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

usaha yang bersangkutan. Dalam hal ini guru dan peserta didik dapat berinteraksi langsung untuk mempraktekan suatu keterampilan tertentu sehingga peserta didik mengalami langsung pembelajaran yang diberikan.

Berdasarkan kurikulum yang diterapkan di Sekolah luar biasa, porsi pelajaran keterampilan khususnya keterampilan vokasional bagi siswa di tingkat menengah dan atas lebih besar dibandingkan mata pelajaran lainnya. Di beberapa sekolah luar biasa bagi tunarungu telah diajarkan beberapa bidang keterampilan vokasional seperti keterampilan tata boga, tata busana, komputer, otomatif dan lain sebagainya. Hal ini erat kaitannya dengan kenyataan bahwa setelah siswa sekolah luar biasa lulus dari sekolahnya, mereka secara otomatis akan kembali ke lingkungannya masing masing dan menjadi bagian dari masyarakat. Dengan menjadi bagian dari masyarakat, individu yang memiliki kebutuhan khusus dituntut untuk bisa mandiri sesuai dengan kemampuannya masing masing. Maka dari itu, keterampilan vokasional menjadi modal yang sangat penting bagi mereka untuk menunjang kemandiriannya kelak setelah dewasa.

Mengingat bahwa pada tingkat SMALB, pemberian pelajaran keterampilan harus mendapat porsi yang lebih banyak, Pembelajaran melukis kerudung dapat diaplikasikan pada pelajaran Keterampilan vokasional di tingkat SMALB kelas XI yaitu pada mata pelajaran tata busana Adapun standar kompetensinya adalah; membuat hiasan pada busana, pada Kompetensi Dasar ; membuat hiasan pada busana dengan berbagai tehnik.Melalui metode demonstrasi partisipatif, peserta didik dilibatkan pada tiga tahap kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Pada dasarnya melukis dapat dilakukan pada media apa saja, termasuk melukis diatas kain atau fabric painting. Tehnik ini lebih mudah diaplikasikan karena tidak memerlukan alat yang mahal dan sulit dicari juga hasil hiasannya dapat bertahan lama. Tehnik ini dapat diterapkan pada berbagai jenis kain, namun dalam penelitian ini, penulis mengkhususkan


(14)

4

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tehnik lukis kain diaplikasikan pada kerudung paris. Kerudung paris yang dimaksud adalah kerudung segiempat dengan bahan kain paris yang relatif tipis dan sangat popular di masyarakat.

Berjilbab adalah kewajiban bagi perempuan muslim. Berdasarkan pengamatan penulis, perempuan yang menggunakan jilbab di Indonesia khususnya di Jawa Barat cukup banyak. Perkembangan jenis dan ragam jilbab terus berkembang sejalan dengan selera berbusana masyarakat. Hal ini memberi peluang bagi para wiraswasta untuk mengembangkan jilbab dengan berbagai jenis hiasan untuk memenuhi keinginan pasar yang masih tinggi. Tehnik lukis kain pada kerudung atau jilbab dapat menjadi salah satu alternatif untuk menghias kerudung dengan alat yang sederhana, bahan yang mudah namun dengan keuntungan yang maksimal. Untuk dapat melukis diatas kain tidak dibutuhkan alat dan bahan yang sulit didapat. Alat dan bahan dapat dicari di toko sablon dan dengan harga yang relatif murah. Hal ini dapat memberi peluang usaha bagi siswa tunarungu untuk menunjang kemandiriannya di masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana metode demonstrasi partisipatif dapat diaplikasikan untuk meningkatkan keterampilan menghias kerudung pada siswa tunarungu di SLB Al Masduki Tarogong, Garut.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa masalah yang teridentifikasi yaitu:

1.

Terbatasnya keterampilan yang dimiliki tunarungu

2. Terbatasnya lapangan pekerjaan bagi tunarungu mengakibatkan banyak anak tunarungu yang menganggur atau bahkan lebih memilih untuk beraktifitas di SLB meskipun mereka sudah lulus.

3. Kurang efektifnya metode yang digunakan guru dalam mengajar keterampilan vokasional.


(15)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “apakah penggunaan metode demontrasi

partisipatif dapat meningkatkan keterampilan melukis kerudung pada anak

tunarungu?” D. Batasan Masalah

Kain dapat dilukis dengan berbagai macam gambar, tetapi lukisan pada kerudung biasanya hanya terfokus pada tema flora atau bunga bungaan. Hal ini dikaitkan dengan sifat kerudung yang lebih feminis karena dipakai oleh kaum perempuan. Namun demikian, lukisan dan jenis bunga yang dilukis dapat sangat beragam dan dengan tehnik lukis yang beragam pula, maka dari itu, peneliti membatasi permasalahan dalam penelitian ini yaitu pada lukis kerudung bertema bungan dengan tehnik garis dan titik. Maksudnya adalah semua lukisan yang diaplikasikan pada kerudung pada hakikatnya hanya terdiri dari berbagai garis dan titik saja. Bunga, daun dan batang tumbuhan yang dilukis diatas kerudung adalah titik dan garis yang divariasikan menjadi bentuk bentuk tertentu sehingga terdapat keserasian dan keindahan pada kerudung tersebut.

E. Variabel Penelitian

1. Definisi Konsep Variabel a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan metode demonstrasi partisipatif. Metode demontrasi adalah metode yang digunakan dengan cara peragaan baik secara langsung maupun tidak langsung.Metode demonstrasi partisipatif adalah metode demonstrasi yang melibatkan siswa


(16)

6

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan guru pada tiga tahap pelaksanaan pembelajaran yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.

Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya (Syaiful, 2008:210).

Penggunaan metode demonstrasi partisipatif diharapkan dapat membatu siswa untuk mendapatkan keterampilan secara lebih nyata karena dengan metode ini, siswa dapat terlibat langsung untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar.

Penggunaan metode demonstrasi partisipatif muncul akibat penggunaan strategi belajar partisipatif. Kegiatan pembelajaran partisipatif dapat diartikan sebagai upaya pendidik untuk mengikutsertakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian kegiatan partisipatif mengandung arti ikut sertanya peserta didik di dalam pembelajaran partisipatif. Keikutsertaan peserta didik itu diwujudkan dalam tiga tahapan kegiatan pembelajaran yaitu: perencanaan, pelaksanaan program, penilaian kegiatan pembelajaran.

Menurut Knowles (1997:42) dalam Sihombing (2006:23) partisipasi berarti keterlibatan dalam hal :

1) Proses pengambilan keputusan (decision making) 2) Menentukan tujuan (goal)

3) Keuntungan dan konsekuensi (benefits and consequency) 4) Evaluasi (evaluation)


(17)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan lukis kerudung. Keterampilan lukis kerudung yang dimaksud adalah keterampilan menghias kerudung dengan tehik lukis kain atau fabric painting.

2. Definisi Operasional Variabel a. Metode Demontrasi Partisipatif

Metode demontrasi adalah salah satu metode dalam mengajar yaitu dengan cara memperagakan materi yang diberikan kepada siswa. Dalam penelitian ini, demonstrasi yang dilakukan adalah demonstrasi partisipatif yang diperagakan secara langsung. Metode ini memungkinkan siswa secara aktif ikut berpartisipasi dalam kegiatan belajar dan mencoba sendiri tehnik yang diajarkan oleh guru sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan materi dapat dikuasai secara lebih baik.

b. Keterampilan Lukis Kerudung

Keterampilan adalah kemampuan khusus untuk memanipulasi alat, ide, serta keinginan dalam melakukan suatu kegiatan yang berguna bagi dirinya sendiri dan banyak orang (Arifin Dan Sirojudin,1998;1).

Keterampilan menurut Sumaatmadja (1994;84) dibagi menjadi empat bagian; secara garis besar, keterampilan dapat dibedakan menjadi keterampilan motorik (motoric skill) , keterampilan intelektual (intellectual skill), keterampilan social

(social skill) dan keterampilan kecakapan hidup(life skill).

Keterampilan lukis kerudung adalah keterampilan untuk menghias kerudung dengan tehnik lukis kain. Tehnik lukis kain atau fabric painting merupakan salah satu tehnik dalam menghias


(18)

8

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

busana dengan memanfaatkan pasta dan tinta sablon. Pasta dan tinta sablon yang digunakan adalah pasta dan tinta khusus untuk sablon pada bahan kain sehingga lukisan yang dihasilkan dapat melekat dan bertahan lama pada kerudung yang dilukis.

Kegiatan melukis kerudung dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

1) Tahap persiapkan, meliputi :

a) Mempersiapkan alat untuk melukis, terdiri dari; gunting, selotip, plastik segitiga, jarum pentul, polifoam untuk alas melukis.

b) Mempersiapkan bahan yaitu;

 cat sablon warna warni.

 kerudung paris yang akan dilukis.

c) Menyiapkan kerudung yang akan dilukis dengan menggelarnya diatas polifoam, lalu kuatkan menggunakan jarum pentul.

2) Tahap pelaksanaan, yaitu tahap pelaksanaan melukis kerudung dengan melukis dua sisi menyudut pada kerudung, kegiatan melukis kerudung meliputi:

a) Membuat batang tumbuhan melintang disepanjang sisi kerudung.

b) Membuat daun disepanjang batang tumbuhan dengan mengoleskan canting (plastik segitiga).

c) Membuat bunga berselang seling diantara daun dan batang tumbuhan. Bunga yang dibuat adalah bunga aster yang bentuk dan warnanya sederhana dan relatif mudah dilukis. d) Lakukan kegiatan tersebut pada dua sisi kerudung yang

menyudut dengan mengarah ke dua sisi yang berbeda. Pada sudut antara dua gambar tersebut dapat digambar rumpun bunga lain yang sesuai.


(19)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Tahap penyelesaian, yaitu dengan membeberkan hasil lukisan dan membiarkannya sampai mengering. Kering sentuh kira kira 30 menit. Kering sempurna kira kira 2 jam.

Dalam penelitian ini, keterampilan yang dinilai meliputi dua ranah yaitu:

1. Ranah pengetahuan, meliputi pengetahuan mengenai alat dan bahan untuk melukis kerudung beserta fungsinya masing masing.

2. Ranah psikomotor, meliputi kemampuan untuk: 1) Mempersiapkan kerudung yang akan dilukis 2) Membuat plastic segitiga

3) Membuat cat sablon warna warni 4) Membuat tiga gradasi warna

5) Mengisi canting dengan pasta sablon 6) Menggunting canting

7) Melukis batang tumbuhan pada kerudung 8) Melukis daun berselang seling pada kerudung 9) Melukis bunga berselang seling pada kerudung

F. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode demonstrasi partisipatif dalam kegiatan pembelajaran keterampilan lukis kerudung bagi anak tunarungu di tingkat SMALB.

2. Manfaat

a. Secara Praktis

1) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam pemilihan metode pembalajaran keterampilan bagi anak tunarungu


(20)

10

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Tehnik lukis kain yang digunakan dalam menghias kerudung ini juga dapat diaplikasikan pada bahan lain seperti taplak, mukena, baju, sarung bantal, dan lain sebagainya.

b. Secara Teoritis

1) Memberikan sumbangsih pemikiran dan informasi tentang penggunaan metode demonstrasi partisipatif dalam pembelajaran keterampilan menghias kerudung.

2) Memberi acuan kepada guru untuk mengembangkan kemampuan tehnik lukis kain dengan tema yang bisa divariasikan melalui metode demonstrasi yang partisipatif. c. Manfaat Bagi Peneliti

1) Penulis sebagai peneliti memperoleh pengalaman baru dalam menyatukan pengetahuan teoritis berdasarkan hasil yang diperoleh di lapangan

2) Memberi kesempatan kepada penulis untuk menumbuhkan kesadaran dalam memahami persoalan pada anak tunarungu


(21)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendeketan kuantitatif. Menurut Sugiono (2010: 14):

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, tehnik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitiatif statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran keterampilan lukis kerudung pada anak tunarungu. Adapun metode yang digunakan adalah metode eksperimen, penggunaan metode eksperimen bertujuan untuk mendemonstrasikan adanya jalanan sebab akibat antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Sugiyono (2008:72) berpendapat bahwa : “Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendalikan”. Adapun design eksperimen yang digunakan adalah one group pretest posttes. Yaitu desain penelitian yang dilakukan dengan menganalisi perlakuan atau treatment melalui skor yang diperoleh dari pelaksanaan pretest dan post test. Tujuannya adalah untuk mengetahui perbedaan signifikan antara hasil test awal dan test akhir pada kelompok eksperimen. Dari hasil test awal dan tes akhir tersebut dapat terlihat berpengaruh atau tidaknya perlakuan (treatment) yang telah diberikan. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :


(22)

32

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

One Group Pretest Posttest

Kelompok pretest perlakuan posttest

eksperimen O1 X O2

keterangan: O1 : tes awal

X : perlakuan O2: tes akhir

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menentukan subjek penelitian yaitu di SLB Al Masduki, Tarogong, Garut.

2. Melakukan pretest (O1) pada subjek penelitian untuk mengetahui kemampuan peserta didik tunarungu dalam menghias busana, sebelum subjek diberikan perlakukan (treatment)

3. Melakukan treatmen (X) atau perlakukan pada subjek penelitian, yaitu memberikan pembelajaran keterampilan vokasional. Treatment yang diberikan berupa pembelajaran lukis kerudung menggunakan metode demontrasi partisipatif. Langkah langkah pelaksanaan treatment kepada subjek penelitian yaitu:

a. Guru memulai kegiatan belajar dengan mendiskusikan tujuan belajar yang akan dicapai dan merancang kegiatan belajar yang akan dilaksanakan.

b. Siswa diminta untuk mengutarakan pendapat dan menyepakati tujuan belajar dan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan.

c. Guru dan siswa memdiskusikan alat dan bahan dalam melukis kerudung beserta fungsinya masing masing.


(23)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Guru memperagakan cara melukis kerudung sesuai indikator yang telah ditetapkan bersama pada proses sebelumnya.

e. Siswa difasilitasi untuk mengeksplorasi kegiatan belajar melukis kerudung.

f. Siswa memperagakan cara melukis kerudung sesuai indikator yang telah ditetapkan bersama pada proses sebelumnya.

g. Pada setiap indikator, siswa bersama sama mengevaluasi hasil pekerjaannya dan mendiskusikan kesalahan kesalahan yang dilakukan bersama untuk kemudian dicari solusi untuk setiap kesalahan yang telah dibuat. Dengan demikian, siswa dapat mencari solusi untuk setiap permasalahan yang timbul dalam kegiatan belajar dengan menilai sendiri hasil kerjanya dan bagaimana kesalahan tersebut terjadi.

h. Guru menilai hasil pekerjaan siswa dengan memberikan skor sesuai kriteria penilaian yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan pendapat siswa mengenai hasil kerjanya masing masing.

4. Melakukan posttest (O2) pada subjek penelitian untuk

mengetahui kemampuan melukis kerudung pada peserta didik tunarungu setelah diberikan perlakukan (treatment)

5. Membandingkan O1 dan O2 untuk menentukan seberapa besar perbedaan yang timbul setelah perlakukan diberikan jika memang sekiranya perbedaan itu ada.


(24)

34

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ditentukan dengan menggunakan tehnik

purfosive, yaitu penentuan subjek dengan pertimbangan tertentu dalam

menentukan kesiapan peserta didik mengikuti pembelajaran keterampilan menghias kerudung dengan tehnik lukis kain.

Berdasarkan pada teknik purfosive, dari tiga kelas yang ada di tingkat SMALB, yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik tunarungukelas XI SMALB Al Masduki Tarogong Garut dengan jumlah subjek empat orang.

Berikut adalah profil subjek penelitian:

Tabel 3.

Profil Subjek Penelitian

Nama Tempat Tanggal

Lahir

Jenis

Kelamin Alamat

Derajat Kehilangan Pendengaran

Sri Rahayu Garut, 09 juni 1997 Perempuan Kp.Dukuh 80 dB Heti Rohaeti Garut, 08 Juli 1994 Perempuan Kp.Babakan

Jaksi

79 dB

Anisa Fitriyanti Garut, 26 juli 1996 Perempuan Kp.Dukuh 35 dB Wulan Wahyuni Garut, 12 Oktober

1995

Perempuan Kp.Babakan 75 dB

C. Teknik Pengumpulan data

1) Bentuk teknik pengumpulan data

Pada penelitian ini data dikumpulkan melalui tehnik tes, yaitu tes kinerja yang terdiri dari pretest dan posttes. Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dalam hal melukis kain. Sedangkan posttes diberikan untuk menilai kemampuan peserta


(25)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didik setelah diberikan pembelajaran mengenai melukis kain. Adapun test kinerja yang dimaksud meliputi:

a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan melukis kain, dalam hal ini adalah kerudung paris polos dengan warna yang disesuaikan.

b. Membuat cat sablon warna warni dengan tehnik mencampur warna.

c. Membuat tiga gradasi warna.

d. Membuat canting sederhana dari plastic tebal. e. Mengisi canting dengan pasta sablon.

f. Mempersiapkan kerudung yang akan dilukis. g. Menggunting canting.

h. Membuat lukisan batang tumbuhan pada dua sisi kerudung berupa garis panjang yang sedikit bergelombang.

i. Membuat lukisan daun disekitar batang tumbuhan. Daun digambar dengan memperhatikan unsur kerapihan dan keserasian dengan jarak antar daun yang disesuaikan.

j. Membuat lukisan bunga disekitar batang dan daun yang telah dilukis sebelumnya. Bunga yang dilukis adalah bunga aster dengan jumlah mahkota bunga sekitar enam sampai delapan buah menggunakan warna yang sesuai untuk bunga kemudian diberi putik di tengahnya.

2) Kriteria penilaian

Kriteria penilaian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kempuan dalam aspek persiapan melukis dan pelaksanaan melukis. Adapun kriteria penilaian dalam penelian ini adalah:

Tabel 3.2


(26)

36

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No SOAL Aspek yang

dinilai

Nilai

3 2 1

1 Menyebutkan

nama dan kegunaan alat dan bahan untuk melukis kerudung Pengetahuan tentang nama alat untuk membuat kerudung lukis Jika siswa menyebutkan dengan benar 3 jenis alat

Jika siswa menyebutkan dengan benar 2 jenis alat Jika siswa menyebutkan dengan benar1 jenis alat Pengetahuan tentang nama bahan untuk membuat kerudung lukis Jika siswa menyebutkan dengan benar 5 bahan Jika siswa menyebutkan dengan benar 2-3 bahan Jika siswa menyebutkan dengan benar 1 bahan

Pengetahuan tentang Kegunaan masing masing alat dan bahan untuk

kerudung lukis

Jika siswa menyebutkan dengan benar >5 kegunaan alat atau bahan Jika siswa menyebutkan dengan benar 3-4 kegunaan alat atau bahan

Jika siswa menyebutkan dengan benar <2 kegunaan alat atau bahan

2 membuat

canting sederhana Memotong plastik Jika memotong plastic sesuai ukuran dan potongannya rapi Jika memotong plastic sesuai ukuran atau potongannya rapi Jika memotong plastic tidak sesuai ukuran dan potongannya tidak rapi Menggulung plastik Jika plastic digulung pada posisi yang tepat dan ujungnya runcing tanpa lubang Jika plastic digulung pada posisi yang tepat atau ujungnya runcing tanpa lubang Jika plastic digulung pada posisi yang tidak tepat dan terdapat lubang diujungnya


(27)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Merekatkan

ujung plastik

Jika plastik direkatkan dengan rapi dan kuat Jika plastik direkatkan dengan rapi atau kuat Jika plastik direkatkan tidak rapi dan kuat

Hasil canting yang dibuat Jika canting yang dibuat hasilnya rapi dan tidak berlubang di sisi runcingnya

Jika canting dibuat rapi tetapi terdapat lubang kecil di sisi runcingnya

Jika canting tidak rapi dan terdapat lubang disisi

runcingnya

3 Membuat

pasta sablon warna warni dengan tehnik mencampur warna Menakar jumlah pasta

Jika pasta yang digunakan jumlahnya kira kira 2 sendok makan

Jika pasta yang digunakan jumlahnya kira kira 3 sendok makan

Jika pasta yang digunakan jumlahnya kira kira 4 sendok makan Menakar jumlah cat sablon jika perbandingan jumlah cat sesuai dengan kepekatan masing masing cat

Jika jumlah cat kurang pekat lebih banyak dibandingkan jumlah cat yang lebih pekat

Jika jumlah cat yang kurang pekat lebih sedikit dari jumlah cat yang lebih pekat Cara mencampur warna Jika cat dicampur didalam plastik tertutup sampai merata warnanya Jika cat dicampur didalam plastik tertutup tidak sampai merata warnanya Jika cat dicampur tidak didalam plastik tertutup dan tidak merata warnanya Warna yang dihasilkan

Jika warna yang dihasilkan

Jika warna yang

Jika warna yang dihasilkan lebih


(28)

38

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sesuai dengan warna yang dintohkan dihasilkan lebih terang dari warna yang dintohkan

pekat dari warna yang dintohkan

4 Membuat

gradasi warna

Menakar jumlah pasta

Jika pasta yang digunakan jumlahnya sama untuk setiap gradasi yang dihasilkan Jika pasta yang digunakan jumlahnya tidak sama untuk satu gradasi yang dihasilkan

Jika pasta yang digunakan jumlahnya tidak sama untuk setiap gradasi yang dihasilkan Menakar jumlah cat sablon

Jika cat sablon yang digunakan perbandingan jumlahnya konsisten untuk setiap gradasi

Jika cat sablon yang digunakan perbandingan jumlahnya tidak konsisten untuk satu gradasi

Jika cat sablon yang digunakan perbandingan jumlahnya tidak konsisten untuk setiap gradasi Gradasi warna yang dihasilkan

Jika warna yang dihasilkan terlihat jelas tiga buah gradasinya

Jika warna yang dihasilkan terlihat jelas dua buah gradasinya

Jika warna yang dihasilkan terlihat jelas satu buah gradasinya

5 Memasukkan

pasta sablon kedalam canting Menakar jumlah pasta Jika canting hanya terisi setegah Jika canting terisi kurang dari setegah Jika canting lebih dari setegah Melipat ujung canting

Jika sisa canting yang tidak terisi

Jika sisa canting yang

Jika sisa canting yang tidak terisi


(29)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dilipat kecil kecil tidak terisi dilipat agak besar dilipat terlalu besar Merekatkan lipatan canting Jika lipatan canting direkatkan rapi dan kuat Jika lipatan canting direkatkan rapi atau kuat Jika lipatan canting direkatkan tidak rapi dan kuat Hasil canting yang telah terisi jika canting terisi penuh setelah direkatkan dan tidak ada pasta sablon yang keluar dari sisi canting

jika canting terisi penuh setelah direkatkan atau tidak ada pasta sablon yang keluar dari sisi canting jika canting tidak terisi penuh setelah direkatkan dan ada pasta sablon yang keluar dari sisi canting

6 Memasang

kerudung diatas polifoam Cara memasang kerudung diatas polofoam diberikan jika siswa memasang jarum pentul pada jarak yang konsisten diberikan kika siswa memasang 1-2 jarum pentul tidak pada jaran yang konsisten diberikan jika siswa memasang >2 buah jarum pentul terlalu rapat atau terlalu jarang Jumlah jatum pentul yang digunakan Diberikan jika siswa menggunakan jarum pentul sebanyak 5- 7 buah untuk satu sisi Diberikan jika siswa menggunakan jarum pentul terlalu banyak (>7 buah) atau terlalu sedikit (<5 buah

Jika siswa hanya menggunakan 2 buah jarum pentul


(30)

40

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang telah terpasang kerudung yang dipasang siswa dapat bertahan pada posisi ketika dipindah pindah atau dilukis kerudung yang dipasang siswa agak bergeser ketika dipindah pindah atau dilukis kerudung yang dipasang siswa posisinya sangat bergeser dari posisi seharusnya ( kusut ketika akan dilukis) 7 Menggunting

canting Menggunting canting Diberikan jika siswa dapat menggunting canting dengan ukuran lubang yang tepat Diberikan jika siswa menggunting cating dengan lubang agak besar atau agak kecil Diberikan jika siswa menggunting cating terlalu besar Cara memencet dan mengeluar-kan pasta Diberikan jika siswa dapat mengeluarkan pasta dalam jumlah yang konsisten dan tepat Diberikan jika siswa dapat mengeluarkan pasta dalam jumlah yang konsisten namun belum tepat Diberikan jika siswa mengeluarkan pasta dalam jumlah yang tidak konsisten

8 Melukis

batang tumbuhan

Posisi lukisan Diberikan jika siswa melukis batang tumbuhan berjarak 2- 3 cm dari tepian kerudung Diberikan jika siswa melukis batang tumbuhan agak menjorok kedalam (3-4 cm) Diberikan jika siswa melukis batang tumbuhan < 2 cm dari tepian kerudung

Bentuk lukisan Diberikan jika siswa melukis

Diberikan jika siswa melukis

Diberikan jika siswa melukis


(31)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu batang

tumbuhan dengan bentuk yang agak bergelombang seperti riak air yang tenang batang tumbuhan cenderung lurus dan kurang bergelombang batang tumbuhan cenderung zigzag sehingga munculah lukisan yang bersudut Ukuran lukisan Diberikan jika siswa melukis pada posisi dan bentuk yang konsisten Diberikan jika siswa melukis pada posisi atau bentuk yang konsisten Diberikan jika siswa melukis pada posisi dan bentuk yang tidak konsisten Lukisan yang dihasilkan Diberikan jika hasil lukisan rapi dan tidak terdapat goresan bekas tangan diatasnya Diberikan jika tidak terdapat goresan bekas tangan diatas lukisan meskipun bentuknya kurang rapi Diberikan jika terdapat goresan bekas tangan diatas kerudung

9 Melukis daun diatas

kerudung

Posisi daun Diberikan jika siswa melukis daun pada posisi dan jarak yang konsisten Diberikan jika siswa melukis daun pada posisi atau jarak yang konsisten Diberikan jika siswa melukis daun pada posisi dan jarak yang tidak konsisten

Bentuk lukisan Diberikan jika siswa melukis daun sesuai contoh secara mandiri Diberikan jika siswa melukis daun sesuai contoh dengan bantuan Diberikan jika siswa melukis daun dengan bentuk yang tidak sesuai contoh


(32)

42

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Ukuran lukisan Diberikan jika siswa melukis daun dengan ukuran yang tepat secara konsisten Diberikan jika siswa melukis daun dengan ukuran yang tepat namun tidak konsisten Diberikan jika siswa melukis daun dengan ukuran yang kurang tepat dan tidak konsisten Lukisan yang

diahsilkan

Diberikan jika lukisan rapi dan tidak terdapat goresan bekas tangan atau benda lain Diberikan jika tidak terdapat goresan bekas tangan meskipun lukisan kurang rapi Diberikan jika terdapat goresan bekas tangan atau benda lain

10 Melukis bunga berselang seling diatas kerudung

Posisibunga Diberikan jika siswa melukis bunga pada posisi dan jarak yang konsisten Diberikan jika siswa melukis bunga pada posisi atau jarak yang konsisten Diberikan jika siswa melukis bunga pada posisi dan jarak yang tidak konsisten Bentuk lukisan Diberikan jika

siswa melukis bunga sesuai contoh secara mandiri Diberikan jika siswa melukis bunga sesuai contoh dengan bantuan Diberikan jika siswa melukis bunga dengan bentuk yang tidak sesuai contoh Ukuran lukisan Diberikan jika siswa melukis bunga dengan ukuran yang tepat secara konsisten Diberikan jika siswa melukis bunga dengan ukuran yang tepat namun tidak konsisten Diberikan jika siswa melukis bunga dengan ukuran yang kurang tepat dan tidak konsisten


(33)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Variasi jenis

bunga

Diberikan jika siswa melukis 2 jenis bunga dengan bentuk dan warna yang berbeda

Diberikan jika siswa melukis 2 jenis bunga dengan bentuk atau warna yang berbeda

Diberikan jika siswa hanya melukis 1 jenis bunga

Lukisan yang dihasilkan

Diberikan jika lukisan rapi dan tidak terdapat goresan bekas tangan atau benda lain

Diberikan jika tidak terdapat goresan meskipun lukisan kurang rapi

Diberikan jika terdapat goresan bekas tangan atau benda lain

D. Instrumen penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data pada suatu penelitian Arikunto (2002 : 194). Instrumen atau alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Pembelajaran yang kemudian disusun dalam bentuk (RPP) pelajaran Mata Pelajaran Keterampilan Vokasional untuk kelas XI SMALB B dengan materi menghias busana menggunakan tehnik lukis kain (fabric painting).

E. Uji Coba Instrumen

Agar data yang diperoleh valid, maka instrumen yang digunakan dalam penelitianpun harus valid. Suatu instrumen atau alat tes diketahui valid atau tidak diketahui melalui uji coba. Dan selanjutnya hasil uji coba tersebut diolah dan dianalisis. Berdasarkan hasil data analisis akan diketahui apakah instrumen atau alat tes yang telah disusun sudah dapat dipakai atau harus ada perbaiki terlebih dahulu sebelum digunakan dalam penelitian. Pelaksanaan uji coba insrtumen dalam penelitian ini dilaksanakan di SLB Al Masduki garut, yaitu pada peserta didik yang mengikuti kelas keterampilan sebanyak tiga orang.


(34)

44

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun tujuan pengujian instrumen penelitian ini adalah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas.

1. Validitas

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat atau insrumen yang digunakan dalam penelitian terhadap konsep yang akan dinilai, Anderson (Sugiyono, 2008 : 121) menyebutkan ” instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Untuk mengetahui ketepatan instrumen materi pembelajaran membordir, maka digunakan validitas isi dengan teknik pendapat ahli (judgment). Validitas dengan teknik penilaian dari para ahli ini dilakukan untuk menentukan apakah instrumen yang dibuat sesuai dengan tujuan pengajaran dan sasaran yang akan dinilai. Proses validasinya yaitu membandingkan isi instrumen dengan kurukulum dan tujuan pengajaran, kemudian dilakukan penilaian oleh para ahli sebanyak tiga orang. Data yang sudah terkumpul dinilai validitasnya menggunakan prosentase dengan rumus:

Ket: ∑ⁿ : Jumlah cocok

∑ N : Jumlah penilai guru mata pelajaran P : Persentase

Setelah diadakan uji validitas, dan hasil judgment terhadap tiga orang guru keterampilan yang berasal dari sekolah yang berbeda, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Menyebutkan alat dan bahan untuk melukis kerudung beserta kegunaannya diperoleh hasil sebanyak 100%


(35)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Membuatcanting sederhana dari plastik tebaldiperoleh hasil sebanyak 100%

c. Membuat pasta sablon warna warni dengan tehnik mencampur warnadiperoleh hasil sebanyak 100%

d. Membuat tiga gradasi warna diperoleh hasil sebanyak 100% e. Mengisicanting dengan pasta sablon warna warni diperoleh

hasil sebanyak 100%

f. Memasangkerudung diatas polifoam diperoleh hasil sebanyak 100%

g. Menggunting ujung canting diperoleh hasil sebanyak 100% h. Melukisbatang tumbuhan diatas kerudung diperoleh hasil

sebanyak 100%

i. Melukisdaunpadabatang tumbuhan diperoleh hasil sebanyak 100%

j. Melukisbunga berselang seling diatas kerudung diperoleh hasil sebanyak 100%

2. Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan.

”Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang

tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap”

(Arikunto. 2008 : 86). Reliabilitas yang diukur adalah realitas stabilitas tes dengan menggunakan internal konsistensi yang dilakukan dengan percobaan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan rumus Spearman Brown.

(Arikunto, S. 2006 : 180)


(36)

46

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

r11 =reliabilitas instrument

r1/21/2 = rxyindeks korelasi antara dua belahan instrument

Sebelum data dimasukkan ke dalam rumus diatas, terlebih dahulu menghitung indeks korelasi antara dua belahan instrumen. Rumus yang digunakan yaitu :

(Arikunto, S. 2006 : 183) Keterangan :

rxy = koofisien korelasi X dan Y

X = skor belahan awal Y =skor belahan akhir N = jumlah sampel

Kriteria reliabilitas yang dibuat oleh Guilford (Arikunto, 2002), dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 3.3

Interpretasi Reliabilitas

Nilai r Interpretasi

0,000 – 0,199 Sangat rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Cukup

0,600 – 0,799 Tinggi

0,800 – 1, 000 Sangat tinggi

∑ ∑ ∑


(37)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari hasil perhitungan tersebut diketahui nilai koefisien reliabilititas untuk instumen yang diajukan adalah sebesar 0,82 (sangat tinggi).

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas diatas, maka instrumen tidak perlu direvisi atau dibuang. Dengan demikian, instrumen tes yang telah dibuat dapat dipakai sebagai pengumpul data dalam penelitian ini.

F. Tehnik pengolahan data

Dalam penelitian ini data yang telah didapat diolah dan dianalisis dengan menggunakan statistik nonparametik, dikarenakan jumlah sampel yang terbatas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Natawidjaya (1988 : 62), yang menyatakan bahwa: “Kadang-kadang kita melakukan penelitian dengan menggunakan sampel terbatas jumlahnya, sehingga tidak dapat menggunakan pengolahan data statistik parametik, untuk itu dikembangkan pengolahan data dengan statistik nonparametik.”

Data yang telah didapat akan dianalisis menggunakan uji Wilxocon, karena uji ini dapat digunakan untuk penelitian yang datanya berpasangan dengan sampel terbatas, selain itu uji Wilxocon tidak memerlukan uji normalitas. Tujuan diadakannya analisis data adalah untuk menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diimplementasikan.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

a. Menskor pretest dan posttest

b. Mentabulasikan skor pretest dan posttest c. Menghitung selisih (d) pretest dan posttest

d. Membuat rank tanpa memperhatikan tandanya, jika terjadi


(38)

48

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Mengelompokkan rangking yang bertanda positif (+) dan negatif (-) kedalam tabel

f. Menjumlahkan semua rank bertanda positif (+) dan negatif (-)

g. Untuk jumlah rank yang didapat, maka jumlah yang paling kecil dari kedua kelompok rank untuk menetapkan tanda (T)

h. Membandingkan nilai T yang diperoleh dengan T pada tabel nilai kritis dalam uji wilxocon.

i. Melakukan uji hipotesis.

Kriteria pengambilan keputusan, sebagai berikut : H0 ditolak : Thitung≤ Ttabel


(39)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan data keseluruhan dari hasil penelitian mengenai penggunaan metode demonstrasi partisipatif dalam meningkatkan keterampilan lukis kerudung bagi anak tunarungu, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan metode demonstrasi partisipatif dapat meningkatkan keterampialn lukis kerudung bagi anak tunarungu. Terbukti dengan nilai posttest subjek penelitian yang meningkat rata rata dua kali lipat. Subjek AF mengalami peningkatan skor sebesar 47 poin dari selumnya hanya mendapat skor pretest 44 menjadi skor 91 pada posttest. Subjek SR juga mengalami peningkatan sebesar 44 poin dari sebelumnya mendapatkan nilai 48 pada pretest menjadi 92 pada posttest. Subjek WW juga mengalami peningkatan nilai sebesar 52 poin dari sebelumnya mendapatkan nilai 49 pada pretest menjadi 101 pada posttest. Demikian juga dengan subjek HR yang mengalami peningkatan 47 poin dari sebelumnya mendapatkan nilai 41 pada

pretest menjadi 88 pada posttest

Penggunaan metode demonstrasi partisipatif memungkinkan siswa terlibat dalam tiga tahap kegiatan belajar yaitu dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sehingga tidak hanya keterampilan yang diajarkan dapat tersampaikan namun juga terjadi proses pertukaran pengetahuan dan keterampilan antar siswa yang dapat memberi efek positif bagi peningkatan keterampilan siswa itu sendiri.

B. Rekomendasi 1. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk guru dalam pembelajaran, khususnya mengenai metode demonstrasi partisipatif sebagai metode alternatif yang dapat diaplikasikan dalam pelajaran keterampilan.


(40)

63

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode ini dalam mata pelajaran lain sehingga materi pelajaran yang sifatnya praktik seperti pada mata pelajaran keterampilan tata boga, keterampilan computer, keterampilan menjahit, pendidikan jasmani, seni budaya, maupun pada pelajaran IPA dapat diberikan dengan lebih bermakna dan utuh bagi siswa, bukan hanya siswa tunarungu, tetapi siswa lain baik yang memiliki hendaya perkembangan maupun tidak.


(41)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Syaiful dan Zain, Aswan (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Iline, C.S.(2013). “Impacts of the Demonstration Method in the Teaching

and Learning of Hearing Impaired Children”. IOSR Journal Of

Humanities And Social Science (IOSR-JHSS). 12,(1), 48-54.

Indira(2010). Buku Besar Menggambar. Jakarta: Erlangga For Kids.

J.J Hasibuan dan Mujiono.(1993), Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rosdakarya.

Kamus Bahasa Indonesia Online[tersedia online: www.KamusBahasaIndonesia.org]

Pusat,Menang (2012), Konsep Dasar BKPBI.Bandung : PPPPTK TK PLB. Sadjaah, Edja dan Sukarja, Dardjo (1996). Bina Bicara, Persepsi Bunyi dan

Irama. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sadja’ah, E. (2003). Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Pendengaran

Dalam Keluarga. Bandung: San Grafika.

Sagala, Syaiful (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta : Alfabeta.

Sahman, Humar(1993). Mengenali Dunia Seni Rupa, Semarang: IKIP Semarang Press.

Somad P dan HernawatiT. (2010). Media Pembelajaran BKPBI. Bandung: PLB FIP UPI.

Somad P. & Hernawati T. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu.

Bandung: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.


(42)

65

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sony Kartika, Darsono (2004).Seni Rupa Modern, Bandung: Rekayasa Sains.

Syah, Muhibbin (2003). Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Syah,Muhibbin(1995) Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya

Tshering, Gyem.(2013). Demonstration Strategy Method.[23 Maret 2014]. [Tersedia online; gyemtshering143.blogspot.com/2013/04/demonstration-strategy-method.html]

Yuliman,Sanento(2001). Dua Seni Rupa, Jakarta: Kalam,

Zainul, Asmawi. (2001). Alternative Assessment. Jakarta: Universitas Terbuka.


(1)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari hasil perhitungan tersebut diketahui nilai koefisien reliabilititas untuk instumen yang diajukan adalah sebesar 0,82 (sangat tinggi).

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas diatas, maka instrumen tidak perlu direvisi atau dibuang. Dengan demikian, instrumen tes yang telah dibuat dapat dipakai sebagai pengumpul data dalam penelitian ini.

F. Tehnik pengolahan data

Dalam penelitian ini data yang telah didapat diolah dan dianalisis dengan menggunakan statistik nonparametik, dikarenakan jumlah sampel yang terbatas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Natawidjaya (1988 : 62), yang menyatakan bahwa: “Kadang-kadang kita melakukan penelitian dengan menggunakan sampel terbatas jumlahnya, sehingga tidak dapat menggunakan pengolahan data statistik parametik, untuk itu dikembangkan pengolahan data dengan statistik nonparametik.”

Data yang telah didapat akan dianalisis menggunakan uji Wilxocon, karena uji ini dapat digunakan untuk penelitian yang datanya berpasangan dengan sampel terbatas, selain itu uji Wilxocon tidak memerlukan uji normalitas. Tujuan diadakannya analisis data adalah untuk menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diimplementasikan.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

a. Menskor pretest dan posttest

b. Mentabulasikan skor pretest dan posttest c. Menghitung selisih (d) pretest dan posttest

d. Membuat rank tanpa memperhatikan tandanya, jika terjadi rank kembar, maka dipergunakan rank rata-ratanya


(2)

e. Mengelompokkan rangking yang bertanda positif (+) dan negatif (-) kedalam tabel

f. Menjumlahkan semua rank bertanda positif (+) dan negatif (-)

g. Untuk jumlah rank yang didapat, maka jumlah yang paling kecil dari kedua kelompok rank untuk menetapkan tanda (T)

h. Membandingkan nilai T yang diperoleh dengan T pada tabel nilai kritis dalam uji wilxocon.

i. Melakukan uji hipotesis.

Kriteria pengambilan keputusan, sebagai berikut : H0 ditolak : Thitung≤ Ttabel


(3)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan data keseluruhan dari hasil penelitian mengenai penggunaan metode demonstrasi partisipatif dalam meningkatkan keterampilan lukis kerudung bagi anak tunarungu, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan metode demonstrasi partisipatif dapat meningkatkan keterampialn lukis kerudung bagi anak tunarungu. Terbukti dengan nilai posttest subjek penelitian yang meningkat rata rata dua kali lipat. Subjek AF mengalami peningkatan skor sebesar 47 poin dari selumnya hanya mendapat skor pretest 44 menjadi skor 91 pada posttest. Subjek SR juga mengalami peningkatan sebesar 44 poin dari sebelumnya mendapatkan nilai 48 pada pretest menjadi 92 pada posttest. Subjek WW juga mengalami peningkatan nilai sebesar 52 poin dari sebelumnya mendapatkan nilai 49 pada pretest menjadi 101 pada posttest. Demikian juga dengan subjek HR yang mengalami peningkatan 47 poin dari sebelumnya mendapatkan nilai 41 pada pretest menjadi 88 pada posttest

Penggunaan metode demonstrasi partisipatif memungkinkan siswa terlibat dalam tiga tahap kegiatan belajar yaitu dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sehingga tidak hanya keterampilan yang diajarkan dapat tersampaikan namun juga terjadi proses pertukaran pengetahuan dan keterampilan antar siswa yang dapat memberi efek positif bagi peningkatan keterampilan siswa itu sendiri.

B. Rekomendasi 1. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk guru dalam pembelajaran, khususnya mengenai metode demonstrasi partisipatif sebagai metode alternatif yang dapat diaplikasikan dalam pelajaran keterampilan.


(4)

Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode ini dalam mata pelajaran lain sehingga materi pelajaran yang sifatnya praktik seperti pada mata pelajaran keterampilan tata boga, keterampilan computer, keterampilan menjahit, pendidikan jasmani, seni budaya, maupun pada pelajaran IPA dapat diberikan dengan lebih bermakna dan utuh bagi siswa, bukan hanya siswa tunarungu, tetapi siswa lain baik yang memiliki hendaya perkembangan maupun tidak.


(5)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Syaiful dan Zain, Aswan (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Iline, C.S.(2013). “Impacts of the Demonstration Method in the Teaching

and Learning of Hearing Impaired Children”. IOSR Journal Of

Humanities And Social Science (IOSR-JHSS). 12,(1), 48-54.

Indira(2010). Buku Besar Menggambar. Jakarta: Erlangga For Kids.

J.J Hasibuan dan Mujiono.(1993), Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rosdakarya.

Kamus Bahasa Indonesia Online[tersedia online: www.KamusBahasaIndonesia.org]

Pusat,Menang (2012), Konsep Dasar BKPBI.Bandung : PPPPTK TK PLB.

Sadjaah, Edja dan Sukarja, Dardjo (1996). Bina Bicara, Persepsi Bunyi dan Irama. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sadja’ah, E. (2003). Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Pendengaran

Dalam Keluarga. Bandung: San Grafika.

Sagala, Syaiful (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta : Alfabeta.

Sahman, Humar(1993). Mengenali Dunia Seni Rupa, Semarang: IKIP Semarang Press.

Somad P dan HernawatiT. (2010). Media Pembelajaran BKPBI. Bandung: PLB FIP UPI.

Somad P. & Hernawati T. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu.

Bandung: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.


(6)

Sony Kartika, Darsono (2004).Seni Rupa Modern, Bandung: Rekayasa Sains.

Syah, Muhibbin (2003). Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Syah,Muhibbin(1995) Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya

Tshering, Gyem.(2013). Demonstration Strategy Method.[23 Maret 2014]. [Tersedia online; gyemtshering143.blogspot.com/2013/04/demonstration-strategy-method.html]

Yuliman,Sanento(2001). Dua Seni Rupa, Jakarta: Kalam,

Zainul, Asmawi. (2001). Alternative Assessment. Jakarta: Universitas Terbuka.