POLA PEMBELAJARAN PENANAMAN KARAKTER BER

POLA PEMBELAJARAN PENANAMAN KARAKTER BERWIRAUSAHA
PADA PROGRAM PAKET B DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR
MASYARAKAT TUNAS PERTIWI (STUDI PADA PKBM TUNAS
PERTIWI KELURAHAN TANGGUNG KOTA BLITAR)
Anindya Yurida Tamsimanafi, Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd.
Jurusan Pendidikan Non-Formal FIP Universitas Negeri Semarang
Gedung A2, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon/Fax. (024) 8508019
E-mail: anindyayuridatamsimanafi@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pola
pembelajaran penanaman karakter berwirausaha pada Program
Paket B di PKBM Tunas Pertiwi – Tanggung, Kota Blitar yang terdiri
atas perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi serta faktor
pendukung dan faktor penghambatnya.
Pendekatan yang digunakan dalam penlitian ini adalah
kualitatif. Subjek berjumlah 4 orang, yaitu 1 orang tutor dan 3 orang peserta
didik. Sementara informan berjumlah 1 orang, yaitu ketua PKBM Tunas Pertiwi.
Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data
yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan pembelajaran
penanaman karakter berwirausaha pada Program Paket B di PKBM Tunas Pertiwi
meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap perencanaan terdiri atas
identifikasi kebutuhan, tujuan, kurikulum, sumber belajar, sumber dana, dan
strategi pembelajaran. tahap pelaksanaan terdiri atas waktu, jangka waktu, tempat,
peserta, narasumber teknis, materi, media, dan penilaian. Tahap pembelajaran
yang terakhir adalah evaluasi. Faktor pendukung pembelajaran penanaman
karakter berwirausaha pada Program Paket B ini meliputi lokasi PKBM yang
mudah dijangkau, jadwal pembelajaran yang fleksibel, instruktur yang
berpengalaman dan berkompeten di bidangnya, tersedianya fasilitas belajar, syarat
pendaftaran yang mudah, dan peserta didik tidak dipungut biaya selama mengikuti
program. Faktor penghambat pembelajaran ini adalah usia peserta didik yang ratarata di atas 25 tahun, presentase kehadiran peserta didik rendah, keterbatasan alat
peraga, kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap lembaga nonformal, dan
keterbatasan waktu pembelajaran sedangkan materi yang harus diselesaikan
sangat padat.
Kata kunci: pembelajaran, karakter berwirausaha, Program Paket B, Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Abstract:


The purpose of this research is to find out about a pattern of
learning entrepreuner character on Paket B PKBM Tunas Pertiwi
Blitar consists of planning, the implementation of, and evaluation as well as
supporting factors and resistor factors.
The approach of this research is qualitative. The total of subject
is four consists of three learners and one tutor. While the informants were one, he
is the chairman of PKBM Tunas Pertiwi. The technique of the validity of source
data use of triangulation. Data analysis technique used is data collection, the
reduction of data, presentation of data, and the withdrawal of conclusion.
The result showed that the implementation of the program of entrepreneur
for Paket B of PKBM Tunas Pertiwi are planning, execution and evaluation.
Planning, needs consisted of identification purpose, curricula, the learning, source
of funds, and strategy . The implementation consists of time, a period of time the
place, the participants, speakers technical, the material, the media, and judgment.
Learning is the final stage. The supporting of entrepreneur characters program on
the mac the location is easy to reach, a schedule of learning is flexible, instructors
experience and competent in their field, availability of facilities learning,
registration requirements readily and learners no charge for in the program. The
resistors are the students over 25 years on average, low percentage of students the
limitation of props, lack of attention the regional government against non-formal

institutions , and the limited time learning while the matter must be completed
very solid.
Keyword: The learning entrepreneur character, equality program B, community
learning center (CLC ).
Pendahuluan
Pendidikan

adalah

usaha

sadar,

terencana,

dan

terprogram

demi


mewujudkan suasana belajar serta pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1).
Konsep pendidikan mengenal adanya tiga lingkungan pendidikan, yaitu
lingkungan pendidikan keluarga, lingkungan pendidikan sekolah, dan lingkungan
pendidikan dalam masyarakat. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menggariskan bahwa satuan pendidikan adalah
kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur
formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.

Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang, terdiri
atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan
informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan, sedangkan pendidikan
nonformal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sistem pendidikan
persekolahan yang berorientasi pada pemberian layanan pendidikan kepada
kelompok masyarakat yang karena suatu hal tidak dapat mengikuti pendidikan
formal di sekolah. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga
masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai
pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Pendidikan nonformal yang berfungsi mengembangkan potensi peserta
didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional meliputi
pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan,
pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan
keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain
yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Pendidikan kesetaraan adalah salah satu pendidikan nonformal yang
diselenggarakan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Kelurahan Tanggung Kota
Blitar Jawa Timur. Pendidikan kesetaraan merupakan pendidikan nonformal yang
ditujukan kepada warga negara yang tidak berkesempatan mengenyam pendidikan
formal di sekolah. Pendidikan kesetaraan ini biasa dikenal dengan nama Kejar
(Kelompok Belajar) Paket A untuk setara SD, Paket B untuk setara SMP, dan
Paket B untuk setara SMA. Sebagai lembaga nonformal, PKBM Tunas Pertiwi
turut mendukung terwujudnya Undang-Undang No. 20 Th. 2003 dengan
melaksanakan pendidikan kesetaraan Paket B. Memasuki tahun ajaran 2014/2015,

PKBM Tunas Pertiwi membuka dua kelas dengan jumlah peserta didik masingmasing kelas: kelas VIII berjumlah lima peserta didik dan kelas IX berjumlah
tujuh peserta didik. Kegiatan pembelajaran Paket B yang melibatkan peserta didik

yang rata-rata merupakan orang dewasa ini tentunya memerlukan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
Selain mengajarkan materi-materi dari mata pelajaran dan pengetahuan
umum, pelaksanaan pendidikan kesetaraan semestinya

juga menanamkan

karakter berwirausaha bagi peserta didiknya. Sehingga, dengan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki, mereka akan membangun karakter yang kuat untuk
mengembangkannya melalui kegiatan berwirausaha. Karakter berwirausaha, pada
dasarnya merupakan hal yang menjadi muatan penting bagi peserta didik.
Wirausaha adalah aktivitas yang melibatkan kemampuan pengenalan diri,
kematangan pribadi, dan inovasi untuk membangun suatu usaha. Wirausaha juga
dapat diartikan kemauan dan kemampuan berdiri sendiri, merdeka lahir dan batin
dengan tekat yang kuat berusaha mencapai kemajuan hidup dengan keluhuran
budi serta dilandasi dengan rasa percaya pada diri sendiri untuk mencapai
kemajuan, keberhasilan hidup tanpa bergantung pada orang lain. Drucker (dalam

Danim, 2005:3) mengartikan kewirausahaan sebagai semangat, kemampuan,
sikap, perilaku individu dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah
pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan, cara kerja, teknologi, dan produk
baru dengan mewujudkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang
lebih baik atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Kao (1993) dalam jurnal "The world of the social entrepreneur" menyatakan
bahwa “Entrepreneurship as the process of adding something new (creativity) and
something different (innovation) for the purpose of creating wealth for the
individual and adding value to society”.
Pernyataan Kao tersebut menjelaskan bahwa kewirausahaan merupakan
kombinasi dari kreativitas dan inovasi untuk menciptakan kekayaan bagi individu
dan memberi nilai tambah bagi masyarakat.
Proses penanaman karakter berwirausaha tersebut tidak lepas dari proses
belajar (pembelajaran) yang dilaksanakan oleh PKBM Tunas Pertiwi melalui
Program Paket B. Pembelajaran tersebut terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi.

Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif Adapun jenis pendekatan penelitian ini adalah deskriptif. Lokasi

penelitian ini adalah di PKBM Tunas Pertiwi yang beralamat di Jalan Ciliwung
No. 304 Kelurahan Tanggung Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar Jawa Timur.
Subjek penelitian ini adalah tiga orang peserta didik, satu orang tutor dan Ketua
PKBM Tunas Pertiwi. Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh peneliti
secara langsung dari 3 orang peserta didik dan seorang tutor PKBM Tunas Pertiwi
Tanggung Kota Blitar. Sumber data sekunder yang digunakan adalah dokumendokumen atau file pembelajaran di PKBM Tunas Pertiwi, berupa Satpel, RPP, dan
sebagainya. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan
dokumentasi.Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi data dengan
memanfaatkan sumber.Teknik analisis data melalui tahap pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan.

Hasil dan Pembahasan
Hasil
Pola pembelajaran penanaman karakter berwirausaha pada Program Paket B
di PBM Tunas Pertiwi terdiri dari 3 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Tahap perencanaan tesebut memiliki beberapa komponen, yaitu (a)
Identifikasi kebutuhan, dilakukan oleh Ketua PKBM beserta tutor dan instruktur,
(b) Tujuan Pembelajaran, tujuan dari dilaksanakannya pembelajaran Paket B di
PKBM Tunas Pertiwi adalah untuk melayani masyarakat, yaitu membantu dan
memfasilitasi masyarakat yang memerlukan pendidikan yang karena suatu hal,

tidak dapat mengikuti pendidikan di sekolah formal, (c) Kurikulum, kurikulum
yang digunakan adalah Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP), (d)
Sumber Belajar, yaitu buku modul khusus pendidikan nonformal, peralatan dan
perlengkapan bubut kayu, serta instruktur, (e) Sumber Dana, diperoleh dari
pemerintah, baik yang diberi langsung oleh pemerintah maupun dana yang turun

karena pengajuan proposal, dan dana swadaya dari pegawai dan tutor PKBM, (f)
Strategi Pembelajaran, adalah belajar menyenangkan dengan perbandingan: teori
30% dan praktik 70%.
Pernyataan di atas didukung oleh pernyataan Bapak Imam Solikin selaku
peserta didik Paket B di PKBM Tunas Pertiwi:
“Biasanya tutor mengajar kami dengan cara yang menyenangkan,
mbak. Selain itu, pembelajarannya lebih banyak praktiknya.”
Tahap pembelajaran yang selanjutnya adalah pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran ini terdiri atas (a) waktu kegiatan, yaitu pukul 15.00 –
18.00 WIB dan pukul 18.00 – 21.00 WIB. Dalam seminggu masuk tiga kali. Satu
kali pertemuan berdurasi 180 menit atau 3 jam, (b) jangka waktu kegiatan, yaitu
tiga bulan, (c) tempat kegiatan, yaitu di PKBM Tunas Pertiwi, (d) peserta, adalah
12 peserta didik. Kelas VIII berjumlah 5 orang dan kelas IX berjumlah 7 orang,
(e) narasumber teknis, yaitu tutor dan instruktur. Jumlah keseluruhan tutor adalah

16 orang yang mengajar mata pelajaran umum dan 2 orang instruktur
Kewirausahaan, (f) metode, yaitu suatu cara yang diajarkan pada pembelajaran.
Metode yang digunakan adalah belajar menyenangkan dengan proporsi antara
teori dan praktik adalah teori 30% dan praktik 70%, (g) materi, yaitu B. Indonesia,
B. Inggris, PKn, Pendidikan Agama Islam, Matematika, IPA, IPS, dan
Kewirausahaan, (h) media, yaitu alat-alat belajar atau instrumen yang mendukung
pembelajaran. Medianya adalah buku, berupa modul dan LKS, proyektor, serta
peralatan bubut kayu, dan (i) penilaian, yaitu bentuk evaluasi yang diberikan
kepada peserta didik dalam pembelajaran yang berfungsi untuk mengukur tingkat
kemampuan peserta didik. Penilaiannya adalah melalui ujian, baik ujian tulis
maupun ujian praktik.
Tahap terakhir dalam pembelajaran adalah evaluasi. Setiap pendidik
melakukan evaluasi. Dalam jurnal Evaluation of Curriculum Development
Process (Hussain, dkk: 2011) disebutkan, “Process evaluation is believed as
Guarantee of Quality product” yang artinya bahwa proses evaluasi dipercaya
sebagai garansi dari kualitas suatu produk. Hal inilah yang mendasari perlunya

diadakan evaluasi dalam pembelajaran, yaitu untuk mengetahui kualitas dari
pembelajaran itu sendiri dan sebagai bahan acuan untuk perbaikan, serta
peningkatan mutu.

Proses evaluasi terdiri atas beberapa tahap, yaitu perumusan pertanyaan,
mengumpulkan data, menganalisis dan menafsirkan data, dan pembuatan
keputusan.
Evaluasi yang diterapkan untuk peserta didik di PKBM Tunas Pertiwi
adalah berupa ujian tulis dan ujian praktik. Ujian tulis dan ujian praktik ini
berguna untuk mengetahui sejauh mana peserta didik memahami materi yang
telah diajarkan dan untuk menemukan masalah-masalah yang dihadapi selama
pembelajaran.
Aspek-aspek yang dinilai dalam evaluasi ini meliputi hasil belajar,
keaktifan, dan sikap. Hal ini sesuai dengan pernyataan tutor PKBM Tunas Pertiwi,
Mbak Wahyuni:
”Penilaian dilakukan dengan menilai hasil belajar, keaktifan, dan sikap
para peserta didik. Penilaian hasil belajar diukur melalui ujian.
Dengann ujian kita dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang telah diajarkan. Penilaian keaktifan bertujuan
untuk menilai keaktifan. Saya menilaianya dari keaktifan siswa dalam
pembelajaran. Meski peserta didik tidak atau belum memahami materi
yang diajarkan, tapi kalau dia aktif bertanya atau menjawab, itu
menjadi nilai tersendiri untuk peserta didik tersebut. Penilaian sikap,
sikap merupakan wujud dari kepribadian siswa. Hal ini menjadi salah
satu aspek penilaian. Semakin peserta didik memperhatikan pelajaran,
maka dia semakin memahami (semakin baik). Jika sikap peserta didik
acuh, maka ini akan berdampak pada tingkat pemahaman peserta
didik, yakni dia akan kurang memahami materi yang diajarkan.
Karena sejatinya tugas pendidik (tutor) adalah untuk mendidik dan
mengajar. Mendidik agar peserta didik menjadi cerdas (secara logika)
dan mengajar peserta didik menjadi dewasa (matang secara sikap dan
perilaku).”
Pembahasan
Pembelajaran yang dilaksanakan di Paket B PKBM Tunas Pertiwi meliputi
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan dan wawancara dengan ketua, tutor, dan
peserta didik PKBM Tunas Pertiwi. Dalam pembelajaran tersebut, peserta didik

mendapatkan pendidikan karakter berwirausaha dari tutor. Pendidikan karakter
tersebut secara langsung dan tidak langsung tutor berikan kepada peserta didik
dalam melaksanakan pembelajaran, baik dalam pembelajaran mata pelajaran
umum (Bahasa, PKn, dan sebagainya), maupun dalam mata pelajaran khusus,
yaitu Kewirausahaan.
Pembelajaran penanaman karakter berwirausaha pada Paket B di PKBM
Tunas Pertiwi Kelurahan Tanggung ini sesuai dengan teori pembelajaran menurut
Sudjana (2000) yang menyebutkan bahwa proses belajar atau yang dapat kita
sebut dengan pembelajaran terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Tahap perencanaan tesebut memiliki beberapa komponen, yaitu (a)
Identifikasi kebutuhan, dilakukan oleh Ketua PKBM beserta tutor dan instruktur,
(b) Tujuan Pembelajaran, tujuan dari dilaksanakannya pembelajaran Paket B di
PKBM Tunas Pertiwi adalah untuk melayani masyarakat, yaitu membantu dan
memfasilitasi masyarakat yang memerlukan pendidikan yang karena suatu hal,
tidak dapat mengikuti pendidikan di sekolah formal, (c) Kurikulum, kurikulum
yang digunakan adalah Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP), (d)
Sumber Belajar, yaitu buku modul khusus pendidikan nonformal, peralatan dan
perlengkapan bubut kayu, serta instruktur, (e) Sumber Dana, diperoleh dari
pemerintah, baik yang diberi langsung oleh pemerintah maupun dana yang turun
karena pengajuan proposal, dan dana swadaya dari pegawai dan tutor PKBM, (f)
Strategi Pembelajaran, adalah belajar menyenangkan dengan perbandingan: teori
30% dan praktik 70%.
Tahap pembelajaran yang selanjutnya adalah pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran ini terdiri atas (a) waktu kegiatan, yaitu pukul 15.00 –
18.00 WIB dan pukul 18.00 – 21.00 WIB. Dalam seminggu masuk tiga kali. Satu
kali pertemuan berdurasi 180 menit atau 3 jam, (b) jangka waktu kegiatan, yaitu
tiga bulan, (c) tempat kegiatan, yaitu di PKBM Tunas Pertiwi, (d) peserta, adalah
12 peserta didik. Kelas VIII berjumlah 5 orang dan kelas IX berjumlah 7 orang,
(e) narasumber teknis, yaitu tutor dan instruktur. Jumlah keseluruhan tutor adalah
16 orang yang mengajar mata pelajaran umum dan 2 orang instruktur
Kewirausahaan, (f) metode, yaitu suatu cara yang diajarkan pada pembelajaran.

Metode yang digunakan adalah belajar menyenangkan dengan proporsi antara
teori dan praktik adalah teori 30% dan praktik 70%, (g) materi, yaitu B. Indonesia,
B. Inggris, PKn, Pendidikan Agama Islam, Matematika, IPA, IPS, dan
Kewirausahaan, (h) media, yaitu alat-alat belajar atau instrumen yang mendukung
pembelajaran. Medianya adalah buku, berupa modul dan LKS, proyektor, serta
peralatan bubut kayu, dan (i) penilaian, yaitu bentuk evaluasi yang diberikan
kepada peserta didik dalam pembelajaran yang berfungsi untuk mengukur tingkat
kemampuan peserta didik. Penilaiannya adalah melalui ujian, baik ujian tulis
maupun ujian praktik.
Tahap Pembelajaran yang terakhir adalah evaluasi. Evaluasi yang
diterapkan untuk peserta didik di PKBM Tunas Pertiwi adalah berupa ujian tulis
dan ujian praktik. Ujian tulis dan ujian praktik ini berguna untuk mengetahui
sejauh mana peserta didik memahami materi yang telah diajarkan dan untuk
menemukan masalah-masalah yang dihadapi selama pembelajaran. Aspek-aspek
yang dinilai dalam evaluasi ini meliputi hasil belajar, keaktifan, dan sikap.
Simpulan dan Saran
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan dalam pembelajaran penanaman
karakter berwirausaha pada Program Paket B di PKBM Tunas Pertiwi meliputi:
a) identifikasi kebutuhan; b) tujuan pembelajaran; c) kurikulum; d) sumber
belajar; e) sumber dana; dan f) strategi pembelajaran.
Pelaksanaan dalam pembelajaran penanaman karakter berwirausaha pada
Program Paket B di PKBM Tunas Pertiwi meliputi: a) waktu kegiatan, b) jangka
waktu kegiatan, c) tempat kegiatan, d) peserta, e) narasumber teknis, f) metode, g)
materi, h) media, dan i) penilaian.
Evaluasi pembelajaran penanaman karakter berwirausaha pada Program
Paket B di PKBM Tunas Pertiwi dilakukan oleh tutor, instruktur, dan ketua
PKBM. Berdasarkan hasil evaluasi, proses pembelajaran penanaman karakter
berwirausaha sudah sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.

Saran
Berdasarkan uraian simpulan di atas, penulis menyampaikan saran sebagai
berikut: (a) Untuk menyiasati kemampuan belajar peserta didik yang menurun
karena usianya di atas 25 tahun, tutor dan pihak-pihak PKBM Tunas Pertiwi perlu
menerapkan strategi dan metode pembelajaran yang lebih sesuai dengan mereka.
Salah satunya dengan menerapkan konsep pendidikan andragogi, yaitu pertama,
dengan melibatkan orang dewasa dalam perencanaan dan evaluasi pembelajaran,
hal ini berkaitan dengan konsep diri dan motivasi untuk belajar. Kedua,
pengalaman yang dimiliki peserta didik dewasa dijadikan dasar untuk aktivitas
belajar, hal ini berkaitan dengan konsep pengalaman. Ketiga, orang dewasa paling
berminat pada pokok bahasan belajar yang mempunyai relevansi langsung dengan
pekerjaannya atau kehidupan pribadinya, hal ini berkaitan dengan kesiapan untuk
belajar. Keempat, belajar bagi orang dewasa lebih berpusat pada permasalahan
dibanding pada isinya, hal ini berhubungan dengan orientasi belajar, (b) Untuk
menangani persentase kehadiran peserta didik yang rendah, ketahuilah
penyebabnya terlebih dahulu, mengapa para peserta didik tersebut tidak hadir
dalam pembelajaran. PKBM Tunas Pertiwi juga perlu memberikan dukungan
moral lebih kepada para peserta didiknya agar mereka lebih bersemangat dalam
belajar, (c) Untuk menyiasati keterbatasan alat peraga, PKBM Tunas Pertiwi perlu
mencari terobosan pengadaan alat peraga, (d) Untuk menangani keterbatasan
waktu pembelajaran, sedangkan materi yang harus diselesaikan sangat padat,
lembaga dapat membuat modul rigkasan meteri untuk dipelajari peserta didik.
Sehingga pada waktu pembelajaran, tinggal mereview dan mengerjakan latihan
soal, dan (e) Pemerintah setempat perlu lebih memperhatikan lembaga-lembaga
nonformal, misalnya dengan memberikan bantuan rutin. Bantuan rutin tersebut
dapat berupa pelatihan bagi pegawai atau tutor atau warga belajar, berupa
perlengkapan dan peralatan yang menunjang pembelajaran, serta dukungan moral.
Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Jurusan Pendidikan Luar
Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, yang telah
memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis.

DAFTAR PUSTAKA
Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang.
Dimyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Fakhruddin. 2011. Evaluasi Program Pendidikan Nonformal. Semarang: Unnes
Press.
Handiyana, Gaguk Apri. 2013. Pengaruh Gaya Belajar dan Disiplin Belajar di
Sekolah terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII pada Mata Pelajaran
Ekonomi SMP Laboratorium UM Semester Gasal Tahun Ajaran
2012/2013. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Jurusan Ekonomi Pembangunan,
Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas
Negeri Malang.
Hisrich, Robert D, dkk. 2008. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Hussain, dkk. 2011. Evaluation of Curriculum Development Process. Vol. 1 No.
14. University of Education College Road, Township, Road Lahore,
Pakistan.
Tersedia
[Online]:
(http://www.ijhssnet.com/journals/Vol_1_No_14_October_2011/34.pdf
diakses pada 17 Juni 2015)
Inkeles, Alex dan David H Smith. 1974. Becoming Modern: Individual Change in
Six Developing Countries. Harvard USA: Paperback.
Nurhalim, Khomsun. 2011. Strategi Pembelajaran Pendidikan Nonformal.
Semarang.
Rifa’i, Achmad. 2007. Evaluasi Pembelajaran. Semarang: Unnes Press
Sihombing, Umberto. 1999. Pendidikan Luar Sekolah Kini dan Masa Depan.
Jakarta: PD. Mahkota.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

2 5 46

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62