ANALISIS INDUSTRI DAN PERSAINGAN DALAM D

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan rahmatNya kepada pembuat makalah ini sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah ini yang dibuat untuk para pembaca yang ingin mengetahui lebih lanjut dan terperinci
seputar produk bank. Penulisan makalah ini diharap dapat menambahkan pengetahuan seputar
perbankan di Indonesia.
Adapun pembuatan makalah ini saya tulis dengan menggabungkan beberapa sumber
terbaru sebagai referensi yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan serta dapat menjelaskan
hal-hal yang berhubungan dengan manajemen produk berdasarkan hasil pencarian saya yang
saya revisi dengan menggunakan konsep yang lebih sederhana dan mudah dimengerti, khususnya
bagi para mahasiswa.
Sebagai penulis makalah ini saya menyadari masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, saya mengajak Bapak/Ibu dan para pembaca untuk memberi kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan yang dibahas di dalam makalah ini.
Makalah ini diharapkan dapat menunjang dan mendukung proses perkuliahan sehingga
dapat memberi efek yang positif bagi para pembaca. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman pembelajaran bagi yang membacanya.
Akhirnya, saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini hingga dapat diselesaikan dengan baik. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.


1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

1

DAFTAR ISI

2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

3-4

1.2 Rumusan Masalah


4

1.3 Tujuan

4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Produk Perbankan di Indonesia

5-7

BAB III PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan

8

DAFTAR PUSTAKA

9


2

BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang
Tingkat persaingan industri perbankan sangatlah menarik untuk dikaji, tidak terkecuali mengenai
industri perbankan di Indonesia. Saat ini Indonesia memiliki lebih dari 120 bank. Indonesia juga
merupakan salah satu negara yang menerapkan dual sytem perbankan yaitu dimana bank
konvensional dan bank syariah beroperasi secara bersamaan. Industri perbankan syariah telah
mengalami perkem- bangan yang pesat. Dengan diterbitkannya Undang-Undang No.21 Tahun
2008 tentang Perbankan Sya-riah pada tanggal 16 Juli 2008, pengembangan industri perbankan
syariah

nasional

semakin

memiliki


landasan

hukum

yang

memadai

dan akan

mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. . Jika pada tahun 1998 hanya ada satu bank
Umum Syariah dan 76 bank Perkreditan Rakyat Syariah, maka pada Desember 2009
(berdasarkan data statistik Perbankan Syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia) jumlah
bank syariah telah mencapau 31 unit yang terdiri atas 6 Bank Umum Syariah dan 25 Unit Usaha
Syariah. Melihat dari pesatnya berkembanagan bank syariah, sangat mungkin membawa
konsekuensi bagi perilaku bank dalam pasar untik berkompetisi satu sama lain. Persaingan
perbankan yang terjadi adalah persaingan menegenai produk yang ditawarkan.
Dengan perkembanagan yang begitu pesat sangat membuka peluang untuk datangnya kompetitor
baru. Pendatang baru dalam industri biasanya membawa kapasitas baru. Hal ini terutama jika
dilakukan oleh pemain yang sudah pengalaman dalam dunia keuangan. Bank konvensional (nonsyariah) dapat masuk ke dalam industri perbankan syariah baik dengan mendirikan bank umum

baru, maupun dengan mendirikan Unit Usaha Syariah (UUS). Hal ini memang difasilitasi dan
dijelaskan secara jelas dalam Undang-Undang No. 21 tahun 2008. sebagaimana telah terjadi pada
Bank Syariah Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia Syariah yang induknya (Bank Mandiri dan
BRI) mengakuisisi bank kecil dan kemudian mengajukan perubahan menjadi bank umum
syariah. Sangat berisiko jika pemain-pemain besar bank umum terus masuk, khususnya dimulai
dengan pembukaan UUS. Sehingga akan mendorong pemerintah kesulitan

menyelamatkan
3

bank- bank seperti ini. Oleh karena itu sangat menarik untuk mengkaji mengenai persaingan
perbankan syariah ini.

1.2 Rumusan Masalah
Menentukan dan menganalisis produk yang sama antara dua bank di Indonesia dan
menyimpulkanya.

1.3 Tujuan
Tujuan menganalisis produk bank ini adalah untuk mengetahui keuntungan dan kelemahan
antara dua produk bank.


4

BAB II
Pembahasan
2.1 Produk Perbankan di Indonesia
Persaingan diantara Bank Syariah yang telah ada, beberapa penentu persaingan perusahaan yang telah
ada (dalam hal ini bank syariah) : jumlah pesaing, tingkat pertumbuhan industri, karakteristik
barang dan jasa (produk), dan keragaman pesaing. Dalam hal ini akan digunakan sampel atau
contoh perbandingan mengenai Bank Syariah Mandiri dengan Bank Syariah Muamalat.
1. Jumlah Pesaing
Jumlah pemain pada bank syariah saat ini memang masih sedikit, namun ke
depan jumlah pesaing diperkirakan akan terus mening-kat dengan masuknya pendatang
baru. Hal ini ter-lihat dari trend perkembangan yang telah ada, dan diperkuat dengan
terbitnya UU perbankan syariahsebagai landasan hukum yang sangat dibutuhkan oleh
kalangan usaha perbankan syariah. Mengenai pesaing Bank Muamalat merupakan bank
syariah pertama di Indonesia PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada tanggal 1
Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah
Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada tangga1 Mei 1992. Kemudian disusul
oleh bank-bank lainnya karena melihat potensi yang baik dan peluang yang bagus

mengenai bank syariah. Hal ini juga di sebabkan karena mayoritas penduduk Indonesia
adalah Muslim. Sedangkan Bank Syariah Mandiri didirikan pada tanggal 8 September
1999.
2. Tingkat Pertumbuhan Industri
Pertumbuhan industri perbankan syariah sangat tinggi, data bank Indonesia total aset
industri perbankan syariah telah meningkat 27 kali lipatdari 1,79 trilyun pada 2000,
menjadi 49,6 trilyun pada akhir tahun 2008 dengan rata-rata laju pertumbuhan aset dalam
5

tahun

terakhir

sebesar46,3% per

tahun. Kedepan,

dengan pertumbuhanindustri

yang ditargetkan lebih dari 30%, akan meningkatkan intensitas persaingan.

Bank Muamalat Sampai akhir 2011, aset perbankan syariah mencatat kenaikan hingga 49
persen dibandingkan posisi aset per akhir 2010. Nilai aset perbankan syariah pada
Desember 2011 telah mencapai Rp 149 triliun. Nilai aset tersebut terdiri dari aset Bank
5

Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) sebesar Rp 145,5 triliun serta aset
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) sebesar Rp 3,5 triliun. Pada akhir 2010, aset
perbankan syariah tercatat mencapai Rp 100,3 triliun yang terdiri dari Rp 79,1 triliun aset
BUS, Rp 18,3 aset UUS, dan Rp 2,7 triliun aset BPRS. Menurut Direktur Direktorat
Perbankan Syariah Bank Indonesia (BI), Mulya Effendi Siregar, tingginya aset turut
mendongkrak pangsa pasar bank syariah ke level 4 persen dibanding total aset perbankan
nasional. Pada 2010, pangsa pasar bank syariah masih tercatat di level 3,28 persen.
Sedangkan Bank Syariah Mandiri Total aset industri perbankan dengan prinsip syariah
mencapai Rp152,3 triliun per Maret 2012. Hal itu merupakan imbas dari tingginya
pertumbuhan perbankan syariah yang mencapai 40,2% dalam 5 tahun terakhir,
dibandingkan dengan bank konvensional yang hanya sekitar 16,7%. Data tersebut
bersumber dari 11 bank komersial berbasis syariah, 24 unit usaha syariah bank, dan 155
bank perkreditan rakyat syariah. Rata-rata pertumbuhan perbankan syariah mencapai
40,2% per tahun dalam 5 tahun terakhir, melampaui perbankan konvensional sekitar
16,7% per tahun. Kontribusi perbankan syariah terhadap industri perbankan komersial

meningkat 4,1%. Sejauh ini BI optimistis bahwa industri perbankan syariah terus
berkembang. Diperkirakan kontribusi perbankan syariah terhadap keseluruhan industri
perbankan nasional akan mencapai 15%-20% dalam kurun waktu 2 dekade ke depan.
Secara global, sektor keuangan syariah bertumbuh signifikan dalam 20 tahun terakhir. Per
1996, total aset bernilai USS137 miliar dan kini mencapai US$1,3 triliun pada 2011
3. Karakteristik Produk dan Keragaman Pesaing
Karakteristik

jasa perbankan syariah memang unik dibandingkan bank

konvensional,

yaitu kesesuaian dengan syariat Islam. Meskipun keunikan ini menjadi keunggulan,
kompensasi

bagi

nasabah

penyimpan,


dan biaya yang dikenakan pada nasabah yang dibiayai (peminjam) haruslah bersaing
dengan bank konvensional. Jika tidak dilakukan, bank syariah dapat ditinggalkan oleh
konsumen

yang

rasional,

dimana

konsumen

jenis

ini

melakukan

transaksi pada bank syariah dengan pertimbangan cost-benefit yang didapat. Hal ini akan

berbeda dengan pasar bank syariah yang kebanyakan masih emosional market ,dimana
6

nasabah bank syariah lebih terdorong melakukan transaksi karena pertimbangan
emosional, seperti kesesuaian dengan syariah Islam karena memberikan ketenangan hati.
Keberagaman bank syariah relatif rendah. Hal ini terlihat dari kecenderungan wilayah
pelayanan, harga, produk, dan fasilitas yang cenderung sama. Dengan ini, maka persaigan
akan cenderung ketat. Untuk itu, inovasi perlu dilakukan masing-masing bank untuk
melakukan diferensiasi, sehingga mengurangi persaingan yang dapat mengarah menjadi
kurang sehat

Perbandingan Produk Bank Mauamalat (Tabungan Muamalat) dengan Bank Syariah
Mandiri (tabungan BSM)

Setoran Awal
Setoran Minimum
Selanjutnya
Saldo Minimum
Biaya Penutupan
Biaya Administrasi
Nisbah

Bank Muamalat
Rp
100,000
Rp
20,000
Rp
50,000
Rp
50,000
Rp
10,000
10%

Bank Syariah
Mandiri
Rp
80,000
Rp
10,000
Rp
50,000
Rp
20,000
Rp
6,000
10,4%

Dalam hal produk BSM mencoba memberikan fitur produk yang memikat nasabah
dengan biaya yang murah.

BAB III
Kesimpulan
7

1. Industri perbankan syariah berkembang dengan pesat namun relative masih kecil
dibandingkan dengan perbankan nasional dan industri keuangan secara umum
2. Ancaman pendatang baru begitu besar dengan tingginya pertumbuhan industri perbankan
syariah nasional
3. Persaingan dengan bank syariah yang ada saat inirelatif rendah, namun kedepan akan
cenderung tinggi dengan banyaknya pendatang baru di bank syariah. Apalagi, bank
syariah tidak dimungkinkan mengkonversi menjadi bank konvensional,sebaliknya, bank
konvensional sangat dibuka kesempatannya untuk menjadi bank syariah
4. Bank Syariah Muamalat dapat dikatakan unggul dari Bank Syariah Mandiri, namun
kedepannya Bank Syariah Mandiri dapat menjadi bank syariah terbaik mengingat BSM
sudah meulai unggul dalam hal produk.

Daftar Pustaka

www.google.com
http://www.bankmuamalat.co.id
8

http://www.syariahmandiri.co.id

9