Tanggung Jawab Bank Penerbit Letter Of Credits (Issuing Bank) Yang Diputuskan Pailit Terhadap Eksportir Dan Importir Berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada masa sekarang hampir semua negara saling mengadakan hubungan
dagang untuk menunjang pembangunan ekonominya. Globalisasi dan liberalisasi
ekonomi jelas akan sangat meningkatkan bisnis internasional. Peningkatan bisnis
internasional, pasti pula akan meningkatkan intensitas lalu lintas pembayaran
ekspor-impor antar negara di dunia pada abad ke-21 mendatang. Sebab¬sebab
terjadinya perdagangan internasional, yaitu:
1. Perbedaan sumber daya alam (SDA).
2. .Perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
3. .Perbedaan kebudayaan.
4. .Mencari keuntungan.
5. . Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Selain itu juga, banyak teori-teori dan doktrin yang berkembang di dunia
saat ini tentang perdagangan internasional. Teori-teori itu pada umumnya
membahas secara lebih rinci mengenai tujuan serta prinsip-prinsip yang dijalankan
oleh suatu Negara yang melakukan kegiatan perdagangan internasional, beberapa
diantaranya adalah :
a. Teori Merkantilisme

Teori Merkantilisme, yaitu paham yang mengajarkan bahwa kemakmuran
perekonomian suatu negara dengan memaksimalkan surplus perdagangan.

1
Universitas Sumatera Utara

2

1. Teori Merkantilisme mempunyai prinsip:Mencari logam mulia
sebanyak-banyaknya
2. Mengusahakan neraca perdagangan aktif
3. .Monopoli perdagangan
4. .Memperluas daerah jajahan
5.

Membatasi impor dan meningkatkan ekspor

b. Teori Keuntungan Mutlak (Adam Smith)
Teori Keuntungan Mutlak berdasarkan pada pembagian kerja internasional
yang menimbulkan spesialisasi dan afisiensi produksi dalam menghasilkan suatu

barang. Teori keuntungan mutlak mempunyai prinsip:
1. Kemampuan

negara

untuk

mengembangkan

produksi

melalui

perdagangan.
2.

Macam keuntungan ada dua, yaitu karena ilmiah dan teknologi.

3. Dalam perdagangan, masing-masing negara akan mengadakan spesialisasi
kerja pada


produksi yang mempunyai keunggulan mutlak, yaitu jam

kerja per hari yang paling kecil.
c. Teori Keuntungan Komparatif oleh David Ricardo
Teori Keuntungan Komparatif berdasarkan pada perbandingan biaya yang
dikeluarkan suatu negara dalam memproduksi suatu barang dibandingkan dengan
negara lain sehingga negara dengan biaya rendah akan mengimpor dan negara
dengan biaya yang tinggi mengekspor barang tersebut.
Secara umum kegiatan perdagangan tersebut dapat terbagi menjadi dua,
yaitu:

Universitas Sumatera Utara

3

a. kegiatan menjual barang (ekspor); dan
b. kegiatan membeli hasil produksi negara lain (impor).
Dari setiap kegiatan tersebut pada dasarnya ada 2 (dua) pihak yang
berperan, pihak eksportir dan pihak importir. Perlu diingat dalam kegiatan ini,

kedua belah pihak terpisah satu sama lain baik secara geografis maupun oleh batas
kenegaraan yang dapat dipastikan akan mengalami kesulitan dalam pembayaran
bila pihak pembeli tidak memiliki devisa, maksudnya adalah alat pembayaran
yang diterima dalam lalu lintas pembayaran internasional atau suatu mata uang
internasional
Bisnis internasional, atau lebih spesifik lagi perdagangan internasional (
Ekspor-Impor ) merupakan area bisnis yang penuh resiko dan sangatlah kompleks.
Dikatakan demikian karena secara logika biasanya lokasi importer dan eksportir
terpisah baik secara geografi maupun geopoitik, bahkan terkadang keduanya
saling tidak mengenal secara pribadi.
Selain tidak mengenal secara pribadi, kultur yang sangat berbeda antara
kedua belah pihak juga kerap kali menjadi penyebab kompleksnya untuk
membangun hubungan bisnis internasional. Perbedaan bahasa, budaya, mata uang,
dan lain sebagainya dianggap sebagai suatu penyebab sulitnya untuk menjalin
komunikasi bisnis internasional.
Hal-hal seperti inilah yang menjadi pertimbangan pebisnis untuk
melakukan suatu transaksi bisnis internasional. Karena terlalu banyak resiko yang
menghadangnya. Salah satu contohnya : bahasa, yang mungkin memiliki arti
berbeda antara yang sudah diterjemahkan dan maksud aslinya, perbedaan kurs


Universitas Sumatera Utara

4

mata uang antar Negara, belum tentu harga mata uang saat perjanjian mulai dibuat
sama dengan harga mata uang ketika pembayaran hendak dilakukan, dan tentu
saja masalah yang paling utama dan terutama yang menjadi ketakutan paling besar
para pebisnis untuk memulai suatu tranksaksi internasional adalah masalah
pembayaran.
Hal ini tentu akan sangat berisiko bagi kedua belah pihak. Di satu sisi,
ekportir ragu jika akan mengirimkan barangnya ke luar negeri karena belum tentu
nanti barangnya akan dibayar di kemudian hari oleh importer. Kemudian pihak
importir dia ragu jika ingin melakukan pembayaran di awal, kekhawatiran
kemudian muncul apabila pihak eksportir tidak mengirimkan barangnya. Belum
lagi resiko bahwa barang yang ia terima tidak sesuai dengan keinginannya 1.
Tanpa jaminan dari pihak pembeli tidak mungkin penjual berani melepas
barang dagangannya. Begitu pula bagi pihak pembeli perlu ada jaminan untuk
memperoleh barang dengan disertai jumlah dan kualitas yang diinginkannya. Bagi
mereka yang berdagang masih dalam satu pulau atau masih dalam satu negara hal
ini mungkin tidak menjadi masalah serius. Tetapi bagi mereka yang dibatasi oleh

jarak yang jauh dan waktu yang lama, apalagi antar negara jelas masalah
pengiriman barang dan pembayaran akan menjadi masalah besar.
Untuk menjembatani keinginan tersebut, juga untuk meminimalisirkan
resiko yang timbul baik kepada pihak pembeli (importir) maupun pihak penjual
(eksportir) maka perlu digunakan sarana pembayaran yang saling menguntungkan.
Sarana pembayaran ini akan menjamin pembayaran yang diinginkan penjual
1

Julius R. Latumaerissa, S.E., M.M, Esensi-Esensi Perbankan Internasional, Bumi aksara,

1995

Universitas Sumatera Utara

5

dengan mengirim barangnya. Jaminan diberikan pula kepada pihak pembeli bahwa
akan menerima jumlah dan kualitas barang yang diinginkan. Sarana pembayaran
semacam ini dibuat melalui jaminan bank sebagai lembaga pembayar yang dikenal
dengan nama Letter of Credit atau L/C. untuk membantu baik pihak eksportir

maupun importir dalam melakukan kegiatan bisnis internasional tanpa harus
dihantui oleh kekhawatiran-kekhawatiran di atas.
Letter Of Credit atau dalam bahasa sederhananya disebut surat piutang .
Letter of credit adalah surat kredit berdokumen yang ditawarkan bank dalam
rangka pembelian barang berupa penagguhan pembayaran pembelian oleh pihak
pembeli sejak LC dibuka sampai dengan jangka waktu tertentu sesuai dengan
perjanjian.
Selanjutnya menurut Peraturan Bank Indonesia nomor 5/11 /PBI/2003 tentang
Pembiayaan Transaksi Impor, Letters Of Credit adalah janji membayar dari bank
penerbit kepada penerima jika penerima menyerahkan kepada bank penerbit
dokumen yang sesuai dengan persyaratan L/C.
Ditinjau secara umum L/C digunakan untuk membiayai sales contract
jarak jauh antara pembeli dan penjual (importir dan eksportir) yang belum saling
mengenal dengan baik. Singkat kata, kehadiran L/C digunakan untuk membiayai
transaksi perdagangan internasional. Menurut ketentuan Uniform Customs and
Practice for Documentary Credits (UCPDC 600), L/C merupakan janji dari bank
penerbit untuk melakukan pembayaran atau memberi kuasa kepada bank lain
untuk melakukan pembayaran kepada penerima atas penyerahan dokumendokumen yang sesuai dengan persyaratan L/C. Inti dari pengertian L/C di sini

Universitas Sumatera Utara


6

adalah bahwa L/C merupakan “janji membayar”. Sedangkan menurut Bank
Indonesia, L/C merupakan janji dari issuing bank untuk membayar sejumlah uang
kepada eksportir sepanjang ia dapat memenuhi syarat dan kondisi L/C tersebut. 2
L/C sebagai alat pembayaran sangat disukai secara internasional karena
unsur janji pembayaran yang ada pada instrumen ini. Penerima yang menjual
barang kepada pemohon merasa aman dibayar dengan cara L/C karena adanya
janji pembayaran dari bank penerbit kepadanya. Sebaliknya, pemohon juga
merasa aman membeli barang dengan cara L/C karena akan menerima dokumendokumen

yang

dikehendakinya

sebab pemenuhannya

merupakan syarat


pembayaran L/C 3
Selain sebagai sistem pembayaran yang paling aman dipandang dari sudut
kepentingan eksportir dan importir, L/C yang secara prinsip menganut Uniform
Customs and Practice for Documentary Credit (UCP 600) adalah suatu sarana
yang paling efektif, yang ditawarkan oleh bank-bank devisa dalam penyelesaian
pembayaran transaksi bisnis internasional
.Cara kerja dari Letter Of Credit adalah pihak eksportir meminta pihak
importir untuk membuka Letter Of Credit atas namanya di suatu bank di Negara
importir ( Opening Bank ).
Kemudian pihak bank tersebut akan menghubungi bank kedua yang berada di
wilayah Negara eksportir dan membuatkan Letter Of Credit bagi eksportir
tersebut. Setelah L/C ada dalam tangan eksportir tersebut maka sang eksportir

2

Ramlan Ginting, Letter of Credit: Tinjauan Aspek Hukum dan Bisnis, (Jakarta: Universitas
Trisakti, 2007), hal. 33-34.
Ramlan Ginting, Transaksi Bisnis dan Perbankan Internasional, (Jakarta: Salemba
Empat, 2007), hal. 12.


Universitas Sumatera Utara

7

harus segera mengirimkan barang yang diminta oleh importir. Setelah pengiriman
telah dilakukan, maka importir segera melakukan pembayaran bertahap kepada
bank yang menerbitkan L/C tersebut. Kemudian apabila importir telah menerima
barang, dan barang yang diterima sesuai dengan perjanjian dan keinginannya,
importir harus segera melakukan pelunasan untuk menebus barang yang dikirim
oleh eksportir tersebut. Sedangkan pihak eksportir dapat mulai menguangkan L/C
tersebut apabila dia telah mengirimkan barang yang diperjanjikan. 4
Jadi bank yang bersangkutan akan menjamin untuk mengakseptir atau
menghonorir wesel yang ditarik tersebut asal pihak eksportir memenuhi semua
persyaratan yang tercantum dalam surat tersebut.
. Jasa bank adalah semua aktivitas bank, baik yang secara langsung
maupun tidak langsung yang berkaitan dengan tugas dan fungsi bank sebagai
lembaga intermediasi, yaitu lembaga yang memperlancar terjadinya transaksi
perdagangan, sebagai lembaga yang memperlancar peredaran uang serta sebagi
lembaga yang memberikan jaminan kepada nasabahnya


5

Dari penjelasan diatas

dapatlah dilihat begitu besar peranan dari bank. Baik pihak ekportir ataupun
importir sangatlah bergantung kepada bank, entah itu Opening Bank ataupun
Advising Bank
Bank memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat. Hamper semua orang menggunakan jasa bank dalm menunjang
kehidupan sehari-hari mereka, dan juga untuk kegiatan berbisnis. Fungsi utama

4

http://wikipedia.org
Lebih jelas mengenai usaha bank lihat ketentuan Pasal 6 dan Pasal 7 UU No. 7 Tahun
1992 sebagaimana diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
(selanjutnya disebut UU Perbankan).

5

Universitas Sumatera Utara

8

bank yaitu jelaslah sebagai tempat untuk menabung dan meminjam uang. Bank
sebagai tempat menabung merupakan pelaksanaan tugas bank sebagi penghimpun
dana dari masyarakat.
. Sesuai dengan ketentuan Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang Perbankan,
kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit
merupakan salah satu tujuan bank yaitu untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat. Selain sebagai tempat menyimpan uang, bank berfungsi juga sebagai
salah satu media dalam melakukan transaksi perdagangan Tidak dipungkiri,
bahwa bank bukanlah seorang ibu peri baik hati, bank melakukan kegiatan
usahanya dengan tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan, walupun tak
dipungkiri juga bahwa bank berperan cukup besar dalam membantu kegiatankegiatan dalam masyarakat dan bahkan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Secara ringkas fungsi bank dapat dibagi menjadi sebagai berikut:

a) penghimpun dana

untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka bank memiliki
beberapa sumber yang secara garis besar ada tiga sumber, yaitu:

1.

Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal
waktu pendirian.

2.

Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui
usaha perbankan seperti usaha simpanan giro, deposito dan tabanas.

Universitas Sumatera Utara

9

3.

Dana yang bersumber dari lembaga keuangan yang diperoleh dari
pinjaman dana yang berupa kredit lekuiditas dan call money (dana
yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh bank yang meminjam)

b) Penyalur/ pemberi kredit bank
c) Fungsi investasi yaitu menyalurkan dana yang terkumpul oleh bank untuk
membeli surat-surat berharga, penyertaan, pemilikan harta tetap
d) Memberikan pelayanan Jasa Bank dalam mengemban tugas sebagai “
pelayanan lalu-lintas pembayaran uang” melakukan berbagai aktifitas
kegiatan antara lain pengiriman uang, inkaso, cek wisata, kartu kredit dan
pelayanan lainnya
Bank sebagai salah satu kegiatan usaha, tentu saja tidak terlepas dari
resiko-resiko yang ada dalam menjalankan suatu kegiatan usaha, termasuk resiko
pailit. Perhatian khusus kepada bank diberikan oleh Pemerintah di bidang pailit
mengingat begitu besarnya peran bank dalam memajukan taraf hidup rakyat
banyak.
Jika melihat ketentuan Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004
tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang ( selanjutnya
disebut Undnag-Undang Kepilitan dan PKPU ), maka kreditur dan debitur sendiri
dapat mengajukan permohonan pailit kepada debitur asalkan memenuhi syarat
sebagai berikut :
1. Pemohon usaha yang dinyatakan pailit itu mrmiliki lebih dari 1 utang
2. Sekurang-kurangnya satu utang tersebut telah jatuh tempo

Universitas Sumatera Utara

10

Perhatian khusus yang diberikan kepada kepailitan bank dapat dilihat dari
ketentuan Pasal 2 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang
Kepailitan dan PKPU yang menyatakan bahwa, apabila debitur adalah bank maka
yang berhak mengajukan permohonan pailit hanyalah Bank Indonesia. Dengan
demikian jelaslah bahwa nasabah tidak dapat mengajukan permohonan pailit
terhadap bank.
Maka berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk membahas dan
menuangkan dalam bentuk skripsi yang diberi judul “Tanggung jawab Bank
Penerbit L/C ( issuer bank )yang diputus pailit terhadap eksportir dan importir
berdasarkan UU No. 37 Tahun 2004
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan beberapa hal di atas maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana tanggung jawab bank penerbit L/C terhadap L/C yang

diterbitkannya?
2. Bagaimana kepailitan dalam suatu bank?
3. Bagaimana tanggung jawab serta ketentuan penyelesaian kewajiban bank

penerbit L/C terhadap eksportir dan importer apabila bank penerbit L/C
dinyatakan pailit ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Secara umum penulisan skripsi ini bertujuan untuk meningkatkan
kepahaman hukum di bidang kepailitan. Dengan adanya pemahaman yang

Universitas Sumatera Utara

11

lebih mendalam terhadap ketentuan hukum yang berlaku, maka dalam
menghadapi kasus-kasus kepailitan, praktisi-praktisi dan penegak hukum
dapat mengambil langkah-langkah yang sesuai dengan hukum yang
berlaku.
Penulisan skripsi ini juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang kepailitan di bank. Karena dengan adanya suatu
pemahaman yang baik, baik kepada masyarakat awam ataupun praktisi
hukum, maka ketika terjadi kepailitan di bank, langkah yang diambil untuk
melindungi nasabah ataupun masalah-masalah lain yang berkaitan dengan
kepilitan dalam bank dapat diambil secara tepat.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus penulisan skripsi ini adalah :
a. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana tanggung
jawab bank penerbit L/C terhadap L/C yang dikeluarkannya
dan hubungannya dengan pihak-pihak terkait

b. Untuk mengetahui serta menganalisis pertanggungjawaban
bank terhadap nasabah, yaitu importer ataupun eksportir apabila
diputus pailit pada saat tranksaksi L/C berlangsung
D. MANFAAT PENULISAN
1. Secara teroritis
Apabila pandangan Enid Campbell yang menyatakan bahwa “In his or
her professional career, the lawyer as well as legal scholar will find it

Universitas Sumatera Utara

12

necessary to discover the legal principle relevant to a particular
problem” 6 dipahami, dapat dikemukakan bahwa penelitian hukum bukan
hanya untuk para praktisi hukum, melainkan juga untuk akademisi hukum.
Untuk itu secara teoritis atau akademis tentu penelitian ini diharapkan
bermanfaat bagi para mahasiswa dan pembuat undang-undang melalui
kontribusi pemikiran serta pengembangan doktri-doktrin hukum atau teoriteori hukum bagi penyempurnaan sejumlah perangkat peraturan, umumnya
bagi perkembangan dunia hukum perbankan, khususnya mengenai
kepailitan bank dan juga mengenai transaksi pembayaran yang bersifat
L/C.
2. Secara praktis
Secara praktis, penulis berharap penulisan skripsi ini dapat berguna
untuk menambah wawasan pembaca.

Dan juga bermanfaat bag para

praktisi hukum, umumnya bagi kepentingan kliennya dibidang hukum
bisnis, khususnya hukum perbankan dan juga transksaksi bisnis
internasional. Selain itu penulisan skripsi ini juga diharapkan bermanfaat
bagi para pengusaha eksportir-importir karena berkaitan dengan aspek
hukum L/C. Sasaran akhir suatu ekspor ialah pembayaran. Pembayaran ini
akan lebih pasti jika ada janji pembayaran dari bank yang diwujudkan
dalam bentuk penerbitan L/C. L/C dengan demikian memiliki peranan
penting

dalam

rangka

meningkatkan

ekspor.

Dengan

demikian,

6

Enid Campbell et.al., sebagaimana yang dikutip oleh oleh Peter Mahmud Marzuki dalam
Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, 2007), hal. 37.

Universitas Sumatera Utara

13

pemahaman yang baik bagi pengusaha eksporti-importir terhadap aspek
hukum L/C sangat diperlukan.
E. KEASLIAN PENULISAN
Berdasarkan pengamatan serta penelusuran kepustakaan yang dilakukan
di perpustakaan Universitas Sumatera Utara, penulisan skripsi yang membahas
judul “Tanggung Jawab Bank Penerbit Letter Of Credit ( issuer bank ) yang
diputuskan pailit terhadap eksportir dan importer berdasarkan Undang-Undang
Nomor 37 Tahun 2004” belum pernah dilakukan baik dalam judul, topik, dan
objek permasalahan yang sama. Dengan demikian hal tersebut dapat menjadi
acuan bahwa topic yang diangakat oleh penulis adalah murni merupakan hasil
pemikiran dari penulis sendiri.

F. METODE PENULISAN
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan
analisis dan konstruksi, yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan
konsisten. Metodologi berarti berdasarkan suatu metode tertentu, sitematis berarti
berdasarkan suatu system, dan konsisten berarti tidak ada hal-hal yang
bertentangan dalam suatu kerangka terntentu.7
Melakukan penelitian hukum setidaknya diperlukan langkah-langkah yang
dapat diterapkan baik terhadap penelitian untuk kebutuhan praktis maupun
akademis. Berdasarkan karakter ilmu hukum sebagai ilmu yang bersifat
preskriptif, ilmu hukum mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas

7

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, ( Jakarta; UI press;1986 ), hlm. 42

Universitas Sumatera Utara

14

aturan hukum, konsep-konsep hukum, dan norma-norma hukum. Sebagai ilmu
terapan, ilmu hukum menetapkan standar prosedur, ketentuan-ketentuan, ramburambu dalam melaksanakan aturan hukum 8.
Oleh sebab itu di dalam penelitian hukum perlu dilakukan langkahlangkah, yakni:
1. mengidentifikasi fakta hukum dan mengeleminir hal-hal yang tidak
relevan untuk menetapkan isu hukum yang hendak dipecahkan;
2. pengumpulan bahan-bahan hukum dan sekiranya dipandang mempunyai
relevansi juga bahan-bahan non hukum;
3. melakukan telaah atas isu hukum yang diajukan berdasarkan beberapa
bahan yang telah dikumpulkan;
4. menarik kesimpulan dalam bentuk argumentatif yang menjawab isu
hukum; dan
5. memberikan preskriptif berdasarkan argumentasi yang telah dibangun di
dalam kesimpulan 9

Berdasarkan objek penelitian yang merupakan hukum positif, maka
metode yang akan dipergunakan dalam penelitian skripsi ini adalah juridis
normatif yaitu mengkaji kaidah-kadiah hukum maupun doktrin-doktrin hukum.
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam rangka menjawab tujuan
penulisan, maka dalam metode penelitian ini adapun langkah-langkah yang
dipergunakan sebagai berikut:
8
9

Peter Mahmud Marzuki, op.cit., hal. 22
Ibid., hal. 170.

Universitas Sumatera Utara

15

1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan di dalam penelitian tesis ini adalah
penelitian hukum normatif. Sebagaimana ditegaskan oleh Peter Mahmud Marzuki
“Di dalam penelitian hukum, yang diteliti adalah kondisi hukum secara intrinsik,
yaitu hukum sebagai sistem nilai dan hukum sebagai norma sosial yang hasilnya
bukan mencari jawaban atas efektivitas suatu ketentuan, pengaruh faktor-faktor
non-hukum terhadap peraturan hukum, peranan suatu institusi tertentu dalam
penegakan hukum.” 10
2. Sumber Bahan Penelitian
a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan
merupakan landasan utama untuk dipakai dalam rangka penelitian ini
yang terdiri dari Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, UndangUndang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Undang-Undang No. 6
Tahun 2009 tentang Bank Indonesia.
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang memberikan
penjelasan mengenai bahan hukum primer yang terutama adalah buku
teks (text book) karena berisi mengenai prinsip-prinsip dasar Ilmu
Hukum dan pandangan- pandangan klasik para sarjana yang
mempunyai kualifikasi tinggi. Di samping buku teks, bahan hukum
sekunder berupa tulisan-tulisan tentang hukum baik dalam bentuk buku
ataupun jurnal-jurnal yang relevan dengan topik penelitian. Tulisan-

10

Ibid., hal. 89.

Universitas Sumatera Utara

16

tulisan hukum tersebut berisi tentang perkembangan atau isu-isu yang
aktual di bidang Hukum Bisnis. Dengan terlebih dahulu merujuk
kepada bahan-bahan tersebut, peneliti dapat mengetahui tentang
perkembangan terbaru dari sasaran yang akan diteliti.
c. Bahan hukum tertier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Bahan-bahan
tersebut merupakan bahan non hukum berupa kamus hukum dan non
hukum, ensiklopedia, buku-buku mengenai ekonomi, filsafat, ataupun
laporan-laporan penelitian non-hukum dan jurnal-jurnal non hukum
sepanjang mempunyai relevansi dengan topik penelitian. Bahan-bahan
non-hukum tersebut dimaksudkan untuk memperkaya dan memperluas
wawasan peneliti.

G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Secara keseluruhan penulisan ini terbagi dalam lima bab yang masing –
masing bab terdiri dari sub bab yang akan dikembangkan jika memerlukan
pembahasan yang lebih terperinci.
Bab I
Berisikan pendahuluan yang merupakan pengantar yang di dalamnya
terurai mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, kemudian dilanjutkan dengan, keaslian penulisan, Metode Penelitian
dan sistematika Penulisan.

Universitas Sumatera Utara

17

Bab II
Dalam bab ini akan diberikan penjelasan mengenai Letter Of Credit.
Pengertian, sistematika, tentang siapa saja ya yang berada dalam perjanjian L/C,
hubungan antar pihak-pihak yang terkait dalam L/C dan tanggung jawab bank
penerbit L/C terhadap L/C yang diterbitkannya.
Bab III
Bahasan mengenai kepailitan dalam Bank. Penjelasan lebih lanjut tentang
kepailitan, dan bagaimana sistematika kepailitan yang terjadi dalam Bank.
Bab IV
Memuat bahasan mengenai tanggung jawab bank penerbit L/C apabila
dinyatakan pailit terhadap krediturnya yaitu eksportir dan importir serta ketentuan
penyelesaian segala bentuk tanggungjawab bank terhadap eksportir maupun
importir
Bab V
Bab terakhir ini akan memberikan kesimpulan dari seluruh analisis dan
pembahasan, serta saran yang dapat diberikan oleh penulis

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab PT. Eric Dirgantara Tour & Travel Terhadap Penumpang Pesawat Udara Ditinjau Dari Undang-Undang Penerbangan Nomor 1 Tahun 2009 Dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999

1 75 113

Kedudukan Dan Tanggung Jawab Komisaris Independen Pada Perseroan Terbuka Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 (Riset : PT. Central Proteinaprima Tbk.)

0 44 131

Tanggung Jawab Dewan Komisaris Perseroan Terbatas Dalam Hal Terjadinya Kepailitan Berdasarkan Undang-Undang RI No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan

0 44 146

Wewenang Dan Tanggung Jawab Direksi Dalam Prinsip Corporate Opportunity Yang Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

1 90 158

Tanggung Jawab Pengawasan Bank Indonesia Terhadap perbankan Syariah Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah (Studi : Kantor Bank Indonesia Medan)

0 36 133

Tanggung Jawab Pengelola Mal Terhadap Pelanggaran Hak Cipta yang Dilakukan oleh Penyewa Menurut Undang –Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

0 54 127

Tanggung Jawab Bank Penerbit Letter Of Credits (Issuing Bank) Yang Diputuskan Pailit Terhadap Eksportir Dan Importir Berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

1 24 133

TINJAUAN YURIDIS KEWENANGAN HAKIM PENGAWAS TERHADAP KURATOR YANG MERUGIKAN HARTA PAILIT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004.

0 0 1

Tanggung Jawab Bank Penerbit Letter Of Credits (Issuing Bank) Yang Diputuskan Pailit Terhadap Eksportir Dan Importir Berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

0 0 2

Tanggung Jawab Bank Penerbit Letter Of Credits (Issuing Bank) Yang Diputuskan Pailit Terhadap Eksportir Dan Importir Berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

0 2 38