this PDF file PERLINDUNGAN HUKUM PEMILIK KARTU KREDIT DALAM TRANSAKSI MELALUI SISTEM PEMASARAN MEDIA ONLINE | Kurniawan | Legal Opinion 1 PB

PERLINDUNGAN HUKUM PEMILIK KARTU KREDIT DALAM
TRANSAKSI MELALUI SISTEM PEMASARAN MEDIA ONLINE

Muhammad Kurniawan
Sahlan
Sulwan Pusadan

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hukum mengatur tentang
Perlindungan hukum bagi pemilik kartu kredit diatur dalam Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata serta Rancangan Undang-Undang Informasi dan Transaksi
Elektronik. dan Undang – Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik Dengan demikian, bahwa perlindungan hukum bagi pemilik
kartu kredit dalam transaksi pemasaran melalui media online telah memiliki
dasar hukum yang jelas yang diatur dalam Undang - Undang Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen, Kitab Undang - Undang Hukum Perdata
serta Rancangan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik, dan
Undang – Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yakni penelitian hukum yang

dilakukan dengan cara meneliti bahan-bahan pustaka yang terdapat dalam
berbagai perangkat peraturan perundang-undangan. Teknik Pengumpulan Data,
dalam penulisan ini digunakan Studi Kepustakaan (Library research). Cara
pengumpulan data yang bersumber dari kepustakaan ini dengan menggunakan
buku-buku, majalah, dan peraturan perundang-undangan.
Dengan disahkannya Rancangan Undang-Undang Informasi dan Transaksi
Elektronik serta Undang – Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik dapat memberikan Perlindungan hukum bagi pemilik kartu
kredit dalam transaksi pemasaran media online, sehingga jika terjadi pelangaran
dapat dilakukan penyelesaian hukum yang sesuai dengan peraturan yang diatur
dalam Rancangan Undang-Undang informasi dan Transaksi Elektronik, dan
Undang – Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.
Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Kartu Kredit, Transaksi online/elektronik

I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Ilmu


pengetahuan

dan

teknologi berkembang seiring

95

dengan perkembangan zaman.

bertugas

mengawasi

industri

Perkembangan

teknologi


perbankan,

mengakibatkan

terjadinya

pensiun, pasar modal, modal

asuransi,

perubahan pola pikir dan gaya

ventura,

hidup

pembiayaan, serta badan-badan

dalam


kehidupan

dan

dana

bermasyarakat. Teknologi telah

lain

mampu

pengelolaan dana masyarakat.

mengubah

orientasi

masyarakat. Masyarakat kini
mulai meninggalakan cara –

cara

konvensional

dan

mengantikannya dengan cara –
cara yang praktis dan efisien,
sesuai dengan segi kepraktisan
dan kecepatan yang ditawarkan
oleh teknologi.
lembaga
Otoritas

Jasa

Keuangan, Pendirian Otoritas
Jasa Keuangan di Indonesia
berdasarkan


pada

Undang-Undang

Pasal

34

Nomor

3

Tahun 2004 tentang Perubahan
Atas Undang-undang Nomor 23
Tahun

1999

Indonesia


tentang

(BI).

diamanatkan

Bank

Pemerintah
membentuk

lembaga pengawas sektor jasa
keuangan

menyelenggarakan

Adapun beberapa alasan
dibentuknya OJK yaitu semakin
kompleks
produk


dan
dari

bervariasinya

jasa

keuangan,

munculnya gejala konglomerasi
perusahaan jasa keuangan, dan
globalisasi

industri

jasa

keuangan. Perkembangan yang


Adanya
independen

yang

perusahaan

yang

independen,

selambat-lambatnya akhir tahun
2010 dengan nama Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Lembaga ini

terjadi

sekarang

kecenderungannya


perbankan

juga terlibat dalam berbagai
transaksi

misalkan

di

pasar

modal, industri asuransi, artinya
industri finansial kita sudah
terjadi

konvergensi,

dimana


antara lembaga keuangan itu
kemudian melakukan berbagai
sinergi. Bank juga memiliki
berbagai

anak

perusahaan

termasuk di dalamnya asuransi
kemudian

lembaga

investasi,

broker saham, dan lain-lain.
Kebutuhannya memang adalah
untuk menyatukan pengawasan,
96

karena

nanti

diharapkan

pengawasan

ini

lebih

terkonsolidasi.

Keuangan

Otoritas

dalam

Jasa

mengawasi

lembaga keuangan Otoritas Jasa

Menurut ketentuan Pasal
2 ayat (2) Undang-Undang No
21 Tahun 2011 tentang Otoritas
Jasa Keuangan dikatakan bahwa,
“OJK adalah

Peranan

lembaga

yang

independen dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya, bebas
dari campur tangan pihak lain,
kecuali

untuk

hal-hal

secara

tegas

diatur

yang
dalam

Keuangan

(OJK)

merupakan

lembaga

pengawasan

keuangan

yang

jasa

independen,

sektor yang menjadi pengawasan
dari OJK yakni perbankan ,
pasar

modal,

reksadana,

perusahaan pembiayaan, dana
pensiun, dan asuransi. Dengan
adanya OJK fungsi pengawasan
lembaga keuangan bank ataupun
bukan bank akan diambil alih

Undang-Undang ini”.

oleh
Menurut penjelasan Pasal

OJK.

Indonesia
sebagai

Tahun 2004 menyatakan bahwa,

peranannya

“OJK bersifat Independen dalam

kebijakan

menjalankan

fungsi

dan

kedudukannya berada di luar

Bank

peranannya

34 Undang - Undang No 3

tugasnya

Sementara

bank

hanya

sentral

yang

sebagai

regulator

moneter.

Adapun

dari

Otoritas

Jasa

Keuangan adalah :

pemerintah dan berkewajiban
menyampaikan laporan kepada
Badan

Pemeriksa

1.

Keuangan

Mengawasi

aturan

main

sudah

yang

dijalankan

(BPK) dan Dewan Perwakilan

forum

Rakyat (DPR)”. 1

dari
stabilitas

keuangan.
2.

Menjaga

stabilitas

sistem keuangan.
1

Fika Yumya Syahmi, Pengaruh
Pembentukan Pengawasan Lembaga
Perbankan Suatu Kajian Terhadap UndangUndang Otoritas Jasa Keuangan, Bumi
Aksara, Jakarta, 2004, hlm 6

3.

Melakukan
pengawasan

non-

bank dalam struktur
97

4.

yang sama seperti

barang modal tanpa menarik

sekarang.

dana secara langsung dari

Pengawasan

masyarakat3

bank

keluar dari otoritas
BI

dan

“Menurut

dipegang

Abdulkadir

Muhamad, yang dimaksud

oleh lembaga baru.2

dengan lembaga keuangan
Lembaga

pembiayaan

(financial institution) adalah

termasuk bagian dari lembaga

badan

keuangan.

mempunyai kekayaan dalam

kegiatan

Dalam

melakukan

usahanya,

lembaga

usaha

bentuk

yang

asset

keuangan

pembiayaan lebih menekankan

(financial assets). Kekayaan

pada fungsi pembiayaan. Istilah

dalam bentuk aset keuangan

lembaga keuangan lebih luas

ini

dibandingkan dengan lembaga

menjalankan usaha dibidang

pembiyaan. Lembaga keuangan

jasa

meliputi:

penyediaan

1. badan

usaha

dan

keuangan,
dana

untuk

kebutuhan

konsumtif,

pembiayaan”4

untuk

menjalankan usaha dibidang

Kegiatan Perusahaan

jasa keuangan termasuk juga

Pembiayaan

pembiayaan.

sebagian
yang

baik

maupun jasa keuangan bukan

bentuk aset keuangan yang

2. badan usaha

untuk

membiayai usaha productif

yang

mempunyai kekayaan dalam

disediakan

digunakan

hanya

dilakukan

merupakan
kegiatan
oleh

yang
lembaga

menjalankan usaha dibidang

pembiayaan. Dalam Pasal 2

jasa

pembiayaan,

Peraturan

menyediakan

dana

Menteri

Keuangan

dan
3

2

https://www.academia.edu/23978184/Peran
an_OJK_dalam_mengawasi_Lembaga_keua
ngan, di akses tgl 20/08/2017

Neni Sri Imaniyati, Hukum Bisnis Tentang
Pelaku dan Kegiatan Ekonomi, Grafika Ilmu,
Yogyakarta, 2009, hlm. 69
4
.Abdul Kadir Muhamad, Lembaga Keuangan
dan Pembiayaan, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung 2004, hlm. 8

98

Nomor

84/PMK.012/2006

usahakan

kembali.

tentang Perusahaan Pembiayaan,

Sepanjang perjanjian sewa

disebutkan

guna usaha (leasing) masih

bahwa

bentuk

kegiatan usaha dari Perusahaan

berlaku,

hak

milik

atas

Pembiayaan antara lain:

barang modal objek transaksi
sewa guna usaha berada pada

1. Sewa guna usaha (leasing)
merupakan

kegiatan

pembiayaan

dalam

bentuk

penyediaan

barang

modal

baik secara sewa guna usaha
dengan hak opsi (finance
lease) maupun sewa guna
usaha

tanpa

(operating

hak

lease)

digunakan

oleh

opsi
untuk

penyewa

guna usaha (lessee) selama
jangka

waktu

berdasarkan
secara

tertentu
pembayaran

angsuran.

Kegiatan

sewa guna usaha dilakukan
dalam

bentuk

pengadaan

barang modal bagi penyewa
guna usaha,

baik dengan

maupun tanpa hak opsi untuk
membeli

barang

Pengadaan

barang

tersebut.
modal

dapat juga dilakukan dengan
cara

membeli

barang

penyewa guna usaha yang
kemudian

disewaguna

perusahaan pembiayaan.
2. Anjak

Piutang

(Factoring)

adalah kegiatan pembiayaan
dalam

bentuk

piutang

pembelian

dagang

jangka

pendek

suatu

perusahaan

berikut

pengurusan

atas

piutang tersebut. Usaha kartu
kredit (credit card) adalah
kegiatan pembiayaan untuk
pembelian barang dan/atau
jasa dengan menggunakan
kartu kredit. Kegiatan usaha
kartu kredit dilakukan dalam
bentuk

penerbitan

kartu

kredit

yang

dapat

dimanfaatkan

oleh

pemegangnya

untuk

pembelian barang dan/atau
jasa. Perusahaan pembiayaan
yang

melakukan

kegiatan

usaha kartu kredit, sepanjang
berkaitan

dengan

sistem

pembayaran wajib mengikuti
ketentuan Bank Indonesia.

99

Perusahaan

penerbit
:

kartu

kredit

seperti

Citibank,

BCA,

Bank Mandiri dan

lainnya.

dengan

keluarnya

SK.

Menkeu

No.

2151/KMK.013/1988
mengenai Ketentuan dan Tata

3. Pembiayaan

konsumen

Cara Pelaksanaan Lembaga

finance) adalah

Pembiayaan. Modal Ventura

kegiatan pembiayaan untuk

sesuai dengan Keppres No.

pengadaan

61 Tahun 1988 serta SK.

(consumer

barang

berdasarkan

kebutuhan

konsumen

dengan

Menkeu

No.

1251/KMK.013/1988,

pada

pembayaran secara angsuran.

dasarnya adalah suatu usaha

Kegiatan

pembiayaan

di bidang pembiayaan dalam

konsumen dilakukan dalam

bentuk penyertaan modal ke

bentuk

dalam

untuk

penyediaan
pengadaan

berdasarkan

dana
barang

kebutuhan

konsumen

dengan

suatu

Perusahaan

Pasangan Usaha (PPU) untuk
jangka

waktu

Berbeda

tertentu.

halnya

dengan

pembayaran secara angsuran.

pembiayaan kredit melalui

Kebutuhan konsumen yang

perbankan

dimaksud meliputi antara lain

kegagalan

pembiayaan

kredit ditanggung oleh pihak

kendaraan

bermotor, pembiayaan alat-

debitur,

alat

modal

rumah

pembiayaan

tangga,

barang-barang

dimana

resiko

pengembalian

risiko

kegagalan

ventura

ditanggung

bersama antara Perusahaan

elektronik, dan pembiayaan

Modal

perumahan.

dengan PPU. Di samping itu,

4. Modal

Ventura

(ventura

perbedaan

Ventura

lain

(PMV)

dengan

capital) mulai dikenal sejak

pembiayaan melalui kredit

munculnya Keppres No. 61

perbankan

tahun 1988 tentang Lembaga

pembiayaan melalui modal

Pembiayaan

ventura

dan

disusul

dengan

tidak

dibutuhkan

100

adanya jaminan (anggunan)

modal

ventura

seperti yang disyaratkan oleh

hukum

adalah

bank. Modal ventura bekerja

tentang kegiatan pembiayaan

bukan atas dasar jaminan

dan

pengembangan

yang diberikan tetapi atas

perusahaan

antara

dasar

pemberi dana (PMV) dan

penilaian

berhasil

akan

dan

berkembangnya

kemajuan

ventura

perjanjian

Berdasarkan

pihak

bersedia

membiayai

pendirian,

pengembangan,

perbaikan

atau

membiayai pada tahap-tahap
dari suatu

perjanjian

tersebut pihak pemberi dana
pada

hakekatnya

tertentu

segi

pihak penerima dana (PPU).

usaha yang dijalankan5
Modal

dari

pengambil

alih

perusahaan penerima dana

usaha

melalui penyertaan saham,

(Pasal 4 SK. Menkeu No.

pinjaman

1251/KMK.013/1988).

atau

jenis

pembiayaan lainnya. 6

Disamping itu, pembiayaan
yang dilakukan PMV pada

5. Perdagangan surat berharga

PPU merupakan pembiayaan

(securities company) adalah

dalam bentuk khusus yakni

kegiatan pembiayaan dalam

ikut

bentuk

serta

penyertaan

dalam
modal

bentuk

surat

berharga.

yang

Sebagaimana

telah

sifatnya sementara (Pasal 4

dikemukakan

diatas,

Ayat (2) SK. MENKEU No.

kegiatan perdagangan surat

1251.013/1988). Keterlibatan

berharga

PMV dan PPU didasarkan

kegiatan

pada adanya suatu perjanjian

pembiayaan.

yang

disebabkan

disebut

Perjanjian

Modal Ventura. Perjanjian

dikeluarkan

dari

lembaga
Hal

ini

kegiatan

perdagangan surat berharga

5

Anna Maria Wahyu Setyowati, Tinjauan Yuridis
Peranan Lembaga Modal Ventura Bagi
Pengusaha Kecil Menengah, Projustitia, Bandung
1998, hlm. 42

6

Erman Rajagukguk, Beberapa Pemikiran Bagi
Penyusunan Aturan Hukum Modal Ventura ,
Airlangga, Surabaya, 1992, hlm. 3

101

lebih

merupakan

penunjang

pasar

Dalam

lalu

lembaga
modal.

pelaku bisnis, yaitu penjual dan
pembelili,

dapat

melakukan

lintas

transaksi perdagangan apapun

perdagangan terdapat surat-

tanpa perlu untuk bertemu secara

surat berharga yang mudah

tatap muka langsung, karena

diperdagangkan,

dengan melalui internet transaksi

yang

mengandung suatu nilai dan

perdagangan

oleh

hanya dengan menggunakan e-

karenanya

dapat

berpindah-pindah tangan. 7

dapat

mail. Hal itu tentu saja sangat
menguntungkan

Internet

sebagai

perkembangan
informasi

suatu

teknologi

telah

menyebabkan

dilakukan

karena

akan

sangat menghemat waktu para
pelaku

bisnis

yang

biasanya

sangat sibuk.

dunia menjadi tanpa batas dan
menyebabkan perubahan sosial
yang

berlangsung

online

merupakan

perdagangan

membuat dunia menjadi terasa

dengan

tanpa batas bagi para pelaku

karena itu pihak penerbit kartu

usaha dalam bidang perdagangan,

kredit sebagai pihak pemberi jasa

melalui media online pelaku

kartu

usaha dapat melakukan transaksi

sebagai pihak penjual dapat pula

apapun dengan siapapun tanpa

disebut sebagai pelaku usaha.

terbatas oleh batas geografis

Pihak Customer sebagai pemakai

Negara. Setiap kegiatan dalam

jasa kartu kredit dan sebagai

bidang

pembeli

disebut

penawaran (promosi), pemesanan

konsumen

dalam

barang, permintaan barang dan

Undang

sebagainya

Konsumen. Dalam Undang –

perdagangan,

dapat

media

seperti

dilakukan

online.

Para

R. Suryatin, Hukum Dagang I dan II, Pradnya
Paramita, Jakarta, 2004, hlm. 98

yang

transaksi

demikian cepat. Internet telah

melalui
7

signifikan

Transaksi pemasaran secara

media

kredit

dilakukan

internet,

dan

oleh

merchant

sebagai
Undang



Perlindungan

Undang Perlindungan Konsumen
memang tidak diatur secara tegas

102

Dalam

mengenai perlindungan hukum

permasalahan

bagi Customer pemegang kartu

pembayaran transaksi melalui

kredit. Tetapi dalam penjelasan

sistem pemasaran media online

Pasal 2 Undang – Undang Nomor

yang

8

card atau credit card, timbul

Tahun

1999

tentang

menggunakan

charge

Perlindungan Konsumen diatur

pula

mengenai asas keamanan dan

apakah

keselamatan

dilakukan

dengan

Asas ini adalah asas yang tetap

card/credit

card

untuk

sebagai

pembayaran mutlak ataupun

bagi

pembayaran bersyarat kepada

customer pemegang kartu kredit

penjual barang. Permasalahan

dalam

itu

bagi

konsumen.

digunakan

perlindungan

hukum

transaksi

pemasaran

permasalahan

hukum,

pembayaran

muncul

yang
charge

merupakan

jika

pemegang

melalui internet/online

kartu (card holder) menolak

B. RUMUSAN MASALAH

bertanggung

1. Bagaimanakah

jaminan

pelaksanaan pembayaran atas

perindungan hukum pemilik

beban charge card/credit card

kartu kredit dalam transaksi

miliknya

melalui

alasan. Misalnya karena alasan

sistem

pemesaran

2. Dampak apa saja yang sering
terjadi

dengan

barang

media online?

dalam

jawab

yang

mengandung

atas

berbagai

dibeli

cacat,

ataupun

transaksi

karena alasan nomor kartu

penjualan

melalui

sistem

kredit tersebut dipergunakan

pemasaran

media

online

oleh orang yang tidak berhak

dengan

mengunakan kartu

cara

membelanjakannya di berbagai

kredit?
II. PEMBAHASAN
A. Jaminan

Dengan

virtual

perlindungan

store

di

internet.

Permasalahan lainnya, apakah

kartu

pemegang kartu kredit (card

kredit dalam transaksi

holder ) mempunyai hak untuk

pemasaran media online

membatalkan

hukum

pemilik

pembayaran

103

yang

telah

dilakukannya,

kekhilafan

atau

penipuan.

supaya

Apabila ketentuan ini telah

kartu

dipenuh, maka syarat pertama

tidak

telah terpenuhi. Syarat kedua

melaksanakan pembayaran atas

adalah kedua belah pihak harus

tagihan yang dilakukan oleh

cakap

pedagang

transaksi

dengan

meminta

perusahaan

penerbit

(card

issuer )

yang

pembayaran

menerima

dengan

kartu.

untuk

pemasaran

media

online tersebut. syarat cakap

Maka dari itu untuk mengatasi

menurut

masalah

tersebut,

ditambahkan

transaksi

pemasaran

didalam

melakukan

hukum

harus

pula

dengan

media

ketentuan tidak dilarang oleh

online dibutuhkan suatu sistem

undang-undang. Apabila salah

keamanan.

satu

Untuk

menentukan

apakah transaksi

pemasaran

atau

kedua

ketentuan

diatas tidak terpebuhi maka
transaksi

pemasaran

media

media online tersebut adalah

online

tersebut

dapat

sah maka harus terlebih dahulu

dibatalkan, apabila ada pihak-

dilihat

pihak yang memohon agar

apakah

pemasaran

transaksi

media

online

transaksi

pemasaran

tersebut telah memenuhi syarat

online

tersebut

sahnya

kepada

pengadilan.

perjanjian.

Syarat

dibatalkan
Syarat

pertama dipenuhi apabilapara

ketiga

pihak

transaksi

tertentu,artinya barang yang

media

dijadikan objek dalam transaksi

customer

pemasaran media online adalah

merchant

barang yang harus tertentu atau

dalam

pemasaran
online

melalui
yaitu

(pembeli),

dan

(penjual)

terlebih

dahulu

cukup

adalah

media

jelas.

suatu

Harus

hal

jelas

mencapai kata sepakat untuk

mengenai

melakukan transaksi tersebut.

kualitasnya, warna, ciri khusus,

Kesepakatan

tahun pembuatannya, dan lain-

tersebut

harus

terjadi tanpa adanya paksaan,

jenisnya,

lain.

104

Perlindungan hukum bagi

bertentangan dengan

pemilik kartu kredit dalam

hukum atau kebiasan

transaksi

yang berlaku, maka

pemasaran

media

online dapat kita lihat dari

setiap

perjanjian

peraturan

(lisan

atau

hukum

yang

mengatur Kartu kredit yaitu:
1. Perjanjian

Antara

tulisan)yang

dibuat

oleh para pihak yang

Para Pihak Sebagai

terlibat

Dasar Hukum

kegiatan kartu kredit,

Sebagaimana
diketahui,
sistim

bahwa

hukum

menganut

dalam

akan berlaku sebagai
undang-undang bagi

kita

para pihak tersebut.

asas

Ternyata

ada

kebebasan berkontrak

perjanjian-perjanjian

(Pasal 1338 ayat (1)

yang

Kitab

mereka

Undang-

Undang

Hukum

Perdata).

dibuat

yang

berhubungan dengan
penerbitan

Pasal 1338 ayat
(1)

tersebut

menyatakan

bahwa

oleh

dan

pengoprasian
kredit

kartu
tersebut.

Karena itu Pasal 1338

setiap perjanjian yang

ayat

dibuat

menjadi salah satu

secara

berlaku

sah,

sebagai

(1)

dasar

hukum

undang-undang bagi

berlakunya.

yang

demikian,

membuatnya.

dapat

Dengan
tentunya

Dengan berlandaskan

Pasal-Pasal

kepada Pasal

buku ketiga berlaku

1338

ayat (1) ini, maka

terhadap

apabila

perjanjian

perjanjian

dalam

perjanjianyang

dibuat secara tidak

105

berkenan

dengan
8

kartu kredit.

dalam transaksi penjualan
sistem

media

pemasaran

online

dengan

menggunakan kartu kredit

6. Meningkatkan

7. Memperpendek

waktu

produksi.
8. Meningkatkan

chain

Pemsaran Media Online

pendapatan).
dunia

supplier

management.

Dampak Positif dan Negatif

Didalam

value

(mata

rantai

b. Dampak negativenya, yaitu :

pemasaran media online pasti

1. Kehilangan segi finansial

terdapat dampak positif dan

secara langsung karena

negativenya.

kecurangan.

a. Dampak positifnya, yaitu :

Seorang

penipu mentransfer uang

1. Revenue Stream (aliran

dari rekening satu ke

pendapatan) baru yang

rekening lainnya atau dia

mungkin

telah mengganti semua

lebih

menjanjikan yang tidak
bisa ditemui di sistem
transaksi tradisional.
2. Dapat

data finansial yang ada.
2. Pencurian

informasi

rahasia yang berharga.

meningkatkan

Gangguan yang timbul

market exposure (pangsa

bisa menyingkap semua

pasar).

informasi rahasia tersebut

3. Menurunkan

biaya

kepada pihak-pihak yang

operasional(operating

tidak berhak dan dapat

cost).

mengakibatkan kerugian

4. Melebarkan

jangkauan

(global reach).

yang

besar

Johannes Ibrahim, Kartu Kredit - Dilematis
Antara Kontrak dan Kejahatan, PT Refika
Aditama, Bandung, 2004. Hlm 29

bagi

si

korban.
3. Kehilangan

8

customer

loyality.

B. Dampak yang sering terjadi

melalui

5. Meningkatkan

kesempatan

bisnis karena gangguan
pelayanan. Kesalahan ini

106

bersifat kesalahan non-

kesalahan

teknis

elektronik.

seperti

aliran

listrik tiba-tiba padam.
4. Penggunaan

akses

sistem

III. PENUTUP
ke

sumber oleh pihak yang

A. Kesimpulan
1.

Hukum

memberikan

tidak berhak. Misalkan

perlindungan bagi konsumen

seorang

dengan mewajibkan pelaku

hacker

berhasil

yang

membobol

usaha

yang

sebuah sistem perbankan.

memperdagangkan

jasa,

Setelah

dia

untuk memenuhi jaminan dan

sejumlah

/ atau garansi yang disepakati

rekening orang lain ke

atau / yang diperjanjikan.

rekeningnya sendiri.

pihak bank dan merchant

itu

memindahkan

5. Kehilangan kepercayaan

agar

menyediakan

sistem

dari para konsumen. Ini

keamanan

karena berbagai macam

menjamin kerahasiaan data

faktor seperti usaha yang

kartu kreditnya. Selanjutnya,

dilakukan dengan sengaja

perlindungan

oleh pihak lain yang

pemilik kartu kredit dalam

berusaha

transaksi melalui pemasaran

menjatuhkan

reputasi

perusahaan

tersebut.

media

yang

tidak

dapat

hukum

online

melarang

6. Kerugian

yang

bagi

dengan

kepada

seorang

(merchant) mengunakan dan

terduga. Disebabkan oleh

atau

gangguan yang dilakukan

dan atau sistem elektronik

dengan

sengaja,

secara

ketidakjujuran,

praktek

melampaui

mengakses

tanpa

komputer

hak

atau

wewenangnya

bisnis yang tidak benar,

dengan maksud keuntungan

kesalahan

atau memperoleh informasi

manusia,
faktor

faktor
kesalahan

manusia

atau

keuangan

dari

lembaga

perbankan

atau

lembaga

107

keuangan,

penerbit

kartu

perusahaan kartu kredit (Visa

kredit, atau kartu pembayaran

dan

atau yang mengandung data

Visa

dan

MasterCard

laporan

menyediakan

jaminan

nasabahnya.
dilarang

Marchant

MasterCard),

bahkan

keamanan kepada pengguna

atau

credit

cara

menggunakan e-com, yang

apapun kartu kredit atau kartu

memiliki dampak positif dan

pembayaran milik orang lain

negatifnya salah satu dampak

secara

mengunakan

dan

mengakses

dengan

dalam

positifnya ialah menurunkan

elektronik

untuk

biaya operasional, dan salah
satu dampak negatifnya ialah

memperoleh keuntungan.
2.

yang

hak

tanpa

transaksi

cardnya

Dampak

yang

sering

kerugian yang tidak terduga.
Disebabkan oleh gangguan

terjadi

dalam

transaksi

melalui

sistem

pemasaran

media

online

dalam

yang

dilakukan

sengaja,

dengan

ketidakjujuran,

prakteknya, berbelanja di web

praktek bisnis yang tidak

memerlukan

benar,

koneksi

ke

kesalahan

faktor

internet dan browser yang

manusia,

kesalahan

mendukung

manusia

atau

transaksi

elektronik yang aman, seperti

faktor

kesalahan

sistem elektronik.

Microsoft Internet Explorer
dan

Netscape

Microsoft
bekerja

Navigator.

dan

Netscape,

sama

dengan
DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Abdul Kadir Muhamad, Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti, 2004,
Anna Maria Wahyu Setyowati, Tinjauan Yuridis Peranan Lembaga Modal
Ventura Bagi Pengusaha Kecil Menengah , Projustitia 1998

108

Erman Rajagukguk, Beberapa Pemikiran Bagi Penyusunan Aturan Hukum Modal
Ventura, Makalah disampaikan, Airlangga, Surabaya, 1992

Fika Yumya Syahmi, Pengaruh Pembentukan Pengawasan Lembaga Perbankan
Suatu Kajian Terhadap Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan , 2004

Johannes Ibrahim, Kartu Kredit - Dilematis Antara Kontrak dan Kejahatan, PT
Refika Aditama, Bandung, 2004.
Neni Sri Imaniyati, Hukum Bisnis Tentang Pelaku dan Kegiatan

Ekonomi,

Yogyakarta: Grafika Ilmu, 2009
R. Suryatin, Hukum Dagang I dan II, Jakarta: Pradnya Paramita, 2004
Website
https://www.academia.edu/23978184/Peranan_OJK_dalam_mengawasi_Lembaga
_keuangan

109