Rumusan Program Layanan Bimbingan dan Ko
RUMUSAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN MASALAH KETERAMPILAN BELAJAR SISWA DI SMA N 2 SAWAHLUNTO SKRIPSI
Diajukan Kepada Jurusan Tarbiyah untuk Memenuhi Syarat Guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam
Bidang Ilmu Bimbingan dan Konseling
Oleh:
SILVIA ROZA Nim : 137 067 PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN ISLAM/ BIMBINGAN KONSELING JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) BATUSANGKAR
Persembahan dan ucapan terima kasih
Ku persembahkan karya tulis ini untuk :
ALLAH SWT
Yang telah menganugrahi rahmad, semangat, kesehatan dan kesabaran
Kedua orang tua (Ayahanda Efi Raflis dan Ibunda Eli Warnis)
Yang telah melahirkan dan mencurahkan kasih sayang serta memberi inspirasi
yang tiada henti, yang rela punggung nya terbakar matahari dan tak pernah mengeluh, yang ada hanya keikhlasan dan pengorbanan. Terima kasih untuk
semua kasih sayang yang tak pernah usai
Adik-adik tercinta (Fitria Osnela, Minarty Juwita,Wiwi Ade Safitri), Etek (Yusmarni)
Yang selalu memotivasi dan yang terpenting selalu rajin belajar,tetap semangat
raih cita-cita mu
Terima kasih untuk kakanda Chardinal Putra
Yang tak henti-hentinya memberikan motivasi dan semangat yang sangat berarti
Terima kasih kepada my best friends (Lolly Eka Putri, Citra Rama Dewi, Ikrar Mustaqim, Mistra Handayani, Mery Delta, Rafiatul Mahmudah)
Telah banyak suka dan duka yang kita lalui bersama, Terima kasih untuk semua
persahabatan dan dukungan yang selalu diberikan, kalian adalah sahabat terbaik ku, wish you all the best
Terima kasih untuk brother n sister ( Zuldoni Putra, Roby Hendriko, Hermansyah, Syahrul Ramadhan, Hendra Putra, Ogy Putra, Arif Hardianto,
Jamal Mirdad, Hayatul Husna, Zilfadliyah, Jamaludin, Jufri Maulud,uda ego)
Yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan nya selama ini
Terima kasih untuk Bapak IRMAN,S.AG.,M.Pd (selaku PA)
Yang selalu memberikan semangat, motivasi dan tak bosan-bosannya memberikan bimbingan
Terima kasih untuk Bapak Drs. MASRIL, M.Pd.,Kons dan IRMAN,S.Ag.,M.Pd (selaku pembimbing)
Yang tak henti-hentinya memberikan bimbingan, terima kasih banyak untuk semuanya pak.
Terima kasih untuk Ibu Dra. Desmita, M.Si dan Bapak Dasril, S.Ag.,M.Pd (selaku penguji) Terima kasih untuk teman-teman HMI dan KOHATI Cabang Batusangkar
Yakusa
Terima kasih untuk teman-teman BADKO HMI dan KOHATI SUMBAR
Terima kasih untuk kerja samanya
Terima kasih untuk teman-teman seperjuangan di “IDEALITA”
Telah banyak kenangan yang kita lalui bersama
Terima kasih untuk semua dosen Bimbingan dan Konseling
Yang telah banyak membantu dalam setiap proses perkuliahan
Terima kasih untuk adik-adik kos cantik, khususnya kamar no 2 (welly, ipit, murni)
Terima kasih untuk semua kegembiraan yang telah kalian berikan
Terima kasih kepada teman-teman: BK ’07,khususnya BK B
Yang senasip dan seperjuangan
Terima kasih kepada Bapak Kepala SMAN 2 Sawahlunto
Yang telah memberikan izin dalam penelitian ini
Terima kasih kepada Guru Pembimbing dan Majlis Guru SMAN 2 Sawahlunto serta Siswa
Yang telah bersedia membantu dalam pengambilan data
Terakhir, Terima kasih untuk semuanya yang sudah ikut membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu
Terima kasih untuk semuanya, karena semua akan indah pada waktunya
By: Silvia Roza
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis aturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-NYA kepada penulis, sehingga penulis telah mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Seiring dengan itu shalawat beserta salam penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa perubahan serta kesejahteraan bagi seluruh umat di dunia ini.
Dalam kesempatan ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang terdalam kepada:
1. Orang tua tercinta, Ayahanda Efi Raflis dan Ibunda Eli Warni yang telah memberikan dorongan dan motivasi baik moril maupun materil bagi penulis, sehingga berkat dorongan dan motivasi tersebut penulis dapat melanjutkan dan menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Batusangkar
3. Bapak/Ibu Kepala Jurusan Tarbiyah dan Ketua Prodi Studi Kependidikan Islam/Bimbingan dan Konseling, yang telah membantu penulis selama menjalani perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Irman, S.Ag,.M.Pd sebagai dosen penasehat akademik yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dalam menjalankan perkuliahan serta dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Drs. Masril,M.Pd.Kons dan Bapak Irman, S.Ag.,M.Pd, masing- masing sebagai pembimbing I dan II yang tak bosan-bosannya membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak/Ibu dosen, khusunya dosen KI/BK yang telah ikut serta membimbing penulis dalam menjalankan perkuliahan.
7. Bapak Kepala SMAN 2 Sawahlunto beserta seluruh majlis guru dan siswa.
8. Guru pembimbing SMAN 2 Sawahlunto yang telah banyak membantu memberikan informasi dan data yang penulis perlukan dalam penulisan skripsi ini.
9. Bapak pimpinan perpustakaan STAIN Batusangkar beserta seluruh karyawan/I, yang telah berkenan meminjamkan buku-buku yang penulis butuhkan dalam penulisan skripsi ini.
10. Teman-teman mahasiswa program studi KI/BK secara keseluruhan dan terkhusus untuk mahasiswa KI/BK angkatan 2007, yang telah ikut serta memberikan dukungan, bantuan, motivasi, kerjasama dan persahabatan yang sangat berarti bagi penulis.
11. Berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis memohon ampun kepada Allah SWT dan menyerahkan semuanya, mudah-mudahan usaha ini diberkati oleh Allah SWT. Aminnn Yarobbal Aa’lamin…
Batusangkar, 09 November 2011 Wassalam
SILVIA ROZA NIM 137 067
ABSTRAK
Silvia Roza, Nim 137 067, Judul Skripsi “RUMUSAN PROGRAM
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN MASALAH KETERAMPILAN BELAJAR SISWA (Studi di SMA Negeri 2
Sawahlunto)”, Jurusan Tarbiyah, Program Studi Kependidikan Islam/Bimbingan dan Konseling, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Batusangkar, 2011.
Masalah pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana Rumusan program layanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan masalah keterampilan belajar (T). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melahirkan rumusan program layanan bimbingan dan konseling untuk mengentaskan masalah keterampilan belajar siswa.
Manfaat penelitian ini adalah untuk mengentaskan masalah keterampilan belajar siswa dan siswa mendapatkan wawasan mengenai keterampilan belajar, serta sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana Strata satu Kependidikan Islam dalam bidang Bimbingan dan Konseling di STAIN Batusangkar.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian research and development (R & D). Instrumen yang digunakan adalah AUM PTSDL yang disebarkan di kelas Xb SMAN 2 Sawahlunto.
Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa siswa mengalami masalah pada keterampilan belajar, diantaranya: Pertama , Keterampilan menyiapkan dan mengikuti ujian, dialami oleh 19 orang siswa (0.70 %), layanan yang diberikan adalah layanan informasi dan layanan penguasaan konten. Kedua, Keterampilan mengerjakan tugas , dialami oleh 13 orang siswa (0.41 %), layanan yang diberikan adalah layanan informasi. Ketiga, Keterampilan mengelola waktu pelajaran, dialami oleh 11 orang siswa (0.40 %), layanan yang diberikan adalah layanan penguasaan konten. Keempat, Keterampilan dalam mencatat pelajaran, dialami oleh 8 (delapan) orang siswa (0.30 %), layanan yang diberikan adalah layanan penguasaan konten. Kelima, Keterampilan membaca , dialami oleh 7 (tujuh) orang siswa (0.25 %), layanan yang diberikan adalah layanan penguasaan konten. Keenam, Keterampilan bertanya dan menjawab, dialami oleh 7 (tujuh) orang siswa (0.25 %), layanan yang diberikan adalah layanan bimbingan kelompok. Ketujuh, Keterampilan dalam meningkatkan konsentrasi belajar , dialami oleh 5 (lima) orang siswa (0.20 %), layanan yang diberikan adalah layanan informasi dan layanan penguasaan konten . Kedelapan, Keterampilan memakai buku perpustakaan , dialami oleh 2 (dua) orang siswa (0.07 %), layanan yang diberikan adalah layanan penguasaan konten. Kesembilan, Keterampilan menghafal pelajaran, dialami oleh 2 (dua) orang siswa (0.07 %), layanan yang diberikan adalah penguasaan konten. Kesepuluh, Keterampilan membuat laporan, dan menyusun makalah, dialami oleh 1 (satu) orang siswa (0.03 %), layanan yang diberikan adalah layanan penguasaan konten.
DAFTAR TABEL
11
Tabel 1.1 : Hasil pengolahan AU M PTSDL…………………………….
12
Tabel 1.2 : Klasifikasi Mutu……………………………………………
84
Tabel 3.1 : Populasi ……………………………………………………
86
Tabel 3.2 : Sampel ……………………………………………………….
95
Tabel 4.1 : Masalah keterampilan belajar ……………………………….
96
Tabel 4.2 : Klasifikasi mutu ketera mpilan belajar ………………………
97
Tabel 4.3: Mutu keterampilan belajar siswa ……………
Tabel 4.4 : Klasifikasi masalah keterampilan belajar berdasarkan tingkatan
98
Masalah tertinggi-tere ndah ……………
Tabel 4.5 : Klasifikasi kelompok masalah keterampilan belajar siswa 106
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara kodrati manusia merupakan makhluk yang paling sempurna dari makhluk yang lainnya, sebagaimana dijelaskan dalam firman allah :
Artinya : Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS 49:4)
Berdasarkan firman allah di atas dapat dipahami bahwa manusia diciptakan memiliki berbagai potensi, seperti potensi akal, hati nurani, nafsu, dan potensi indrawi, serta manusia juga memiliki potensi sebagai khalifash di muka bumi ini dalam rangka mengatur dan memelihara bumi ini dengan rahmatan lil’alamin, yang menaburkan keselarasan, kemanfaatan, musyawarah dan kasih sayang terhadap sesama. 1
Hakekat manusia sebagai makhluk paling sempurna dan paling tinggi derajatnya, mendorong manusia untuk terus maju dan berkembang tanpa henti dari sepanjang masa. Untuk menjaga eksistensinya sebagai makhluk yang sempurna dan paling tinggi derajatnya, maka manusia memerlukan pendidikan.
1 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 9
Menurut Undang-Undang System Pendidikan Nasional no.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keberagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangasa, dan
Negara. 2
Berdasarkan undang-undang di atas pada hakikatnya pendidikan merupakan usaha sadar untuk pengembangan kepribadian yang berlangsung seumur hidup, yang berfungsi untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri manusia. Selanjutnya dalam pasal 3 UU No. 20/2003 dinyatakan bahwa:“Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab” 3 . Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa salah satu tujuan
pendidikan nasional adalah untuk menjadikan manusia memiliki ilmu pengetahuan. Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, manusia memerlukan pendidikan dengan jalan belajar. Karena ilmu pengetahuan tersebut tidak akan datang dengan sendirinya jika tidak didapatkan dengan cara belajar.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
2 Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan , (Jakarta,,2007),h.5
3 Depdiknas, Undang-undang Republk Indonesia tentang System Pendidikan Nasional, ( Bandung : Fokus media, 2006 ), h. 2 3 Depdiknas, Undang-undang Republk Indonesia tentang System Pendidikan Nasional, ( Bandung : Fokus media, 2006 ), h. 2
Suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif. Sedangkan Chaplin (1972 ),merumuskan dua hal tentang pengertian belajar: (1) Perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat dari latihan dan pengalaman. (2) Proses memperoleh respon-
respon sebagai akibat adanya latihan khusus. 4 Sed angkan menurut Irsyad Das “Belajar adalah suatu aktifitas
bergerak dari tidak tahu, tidak mampu, mencapai aku tahu, aku mampu. 5 Jadi aktivitas apapun yang dilakukan seseorang, dan dalam rangka mencari sesuatu
yang tidak mereka ketahui menjadi sesuatu yang mereka ketahui, hal tersebut sudah dikatakan belajar.
Adapun menurut Slameto, mengemukakan bahwa: “Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengal 6 amannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu, sehingga terjadi
4 Ibid, h. 64-65
5 Irsyad das, Elfi, Belajar Untuk Belajar, (Bukittinggi : Usaha Ikhlas, 2004),h. 1
6 Slameto, Belajar dan Factor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), h. 2 6 Slameto, Belajar dan Factor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), h. 2
Dalam proses pembelajaran ada tujuan yang harus dicapai. Adapun tujuan belajar adalah untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan belajar tersebut tidaklah mudah.
Untuk mencapai tujuan belajar tersebut maka diperlukan keterampilan dalam belajar sehingga siswa mendapat hasil belajar yang maksimal. Keterampilan belajar yang penulis maksudkan itu, sebagaimana yang diungkapkan oleh Muhibbin Syah yang mengatakan bahwa keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil
tertentu. 7 Sedangkan menurut Nana Sudjana keterampilan adalah pola kegiatan
yang bertujuan, yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi yang dipelajari, keterampilan bergerak dari yang sederhana ke yang kompleks. 8
Keterampilan adalah system, ide, dan tekhik yang baik dalam usaha menuntut ilmu secara tangkas. 9
7 Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995),h.118
8 Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo,1996),cet.3, h.17
9 The Liang Gie, cara belajar yang efisien:sebuah bukunpegangan untuk mahasiswa Indonesia 9jilid 1), (Yokyakarta:Liberty,1994),h.13
Selanjutnya menurut Anwar keterampilan belajar adalah salah satu potensi atau tugas asasi manusia yang berkualitas dan kuantitasnya dipengaruhi oleh faktor eksternal. Pendidikan adalah faktor eksternal dalam bentuk rekayasa sistematis untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas
keterampilan belajar. 10 Jadi keterampilan belajar merupakan potensi atau kecakapan ( skill) yang dimiliki oleh seseorang yang dipengaruhi oleh faktor-
faktor eksternal. Menurut Prayitno,dkk, keberhasilan kegiatan belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dan belajar di dalam atau di luar kelasnya tergantung pada lima hal yaitu :
1. Prasyarat penguasaan materi (P)
2. Keterampilan belajar. (T)
3. Sarana belajar.(S)
4. Diri Pribadi.(D)
5. 11 Lingkungan belajar dan sosio emosional. (L)
Dari pendapat di atas dapat dilihat bahwa berhasil atau tidaknya siswa dalam mengikuti proses belajar tergantung pada lima hal yaitu (1) Prasyarat penguasaan materi seperti mengulang pelajaran sebelumnya, mempersiapkan materi yang akan dipelajari selanjutnya. (2) Keterampilan belajar seperti keterampilan membaca, menulis, berhitung, bertanya dan menjawab. (3) Sarana belajar seperti meja, kursi, papan tulis, buku-buku pelajaran. (4) Diri pribadi seperti kondisi kesehatan siswa. (5) lingkungan belajar dan sosio emosional seperti kondisi sekolah yang berada di pinggir jalan sehingga
10 Anwar, Pendidikan Kecakapan Hidup ( Life Skill Education),( Bandung: Alfabeta, 2006), h 8
11 Prayitno,dkk, Pedoman Alat Ungkap Masalah (AUM seri PTSDL format 2:siswa SLTA),h. 2 11 Prayitno,dkk, Pedoman Alat Ungkap Masalah (AUM seri PTSDL format 2:siswa SLTA),h. 2
Jika salah satu dari kelima unsur tersebut bermasalah maka akan mengganggu proses belajar dan pencapaian hasil yang maksimal. Salah satu nya adalah keterampilan belajar.
Terkait dengan cara belajar yang baik dan efektif ada beberapa keterampilan yang harus diperhatikan diantaranya : 12
1. Keterampilan pokok. Keterampilan membaca merupakan keterampilan yang pokok dan utama sekali dalam belajar. Dengan kata lain, keterampilan pokok ini merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap anak didik.
S.Nasution mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan keterampilan pokok dalam belajar adalah “keterampilan dan kemampuan seseorang dalam membaca buku, karena dari membaca proses belajar akan terjadi pertama kali”.
2. Keterampilan akademik.
a. Keterampilan dalam mencatat pelajaran
b. Keterampilan bertanya dan menjawab
c. Keterampilan dalam meningkatkan konsentrasi belajar
d. Keterampilan dalam menghafal pelajaran
e. Keterampilan dalam menggunakan buku pustaka
f. Keterampilan dalam mengelola waktu pelajaran
g. Keterampilan dalam menempuh ujian.
12 S.Nasution, Teori Belajar Mengajar dan Aplikasi dalam Program Belajar Mengajar,( Jakarta : Rineka Cipta, 1989),h.21
Irsyad Das dan elfi, menjelaskan bahwa keterampilan belajar harus dilaksanakan dengan menerapkan berbagai keterampilan yang memadai seperti :
“Keterampilan dasar membaca, menulis, berhitung, membuat catatan, bertanya dan menjawab pertanyaan (lisan maupun tulisan), mengerjakan tugas, membuat laporan, dan menyusun makalah, menyiapkan dan mengikuti ujian, serta menindak lanjuti hasil mengerjakan tugas dan
ulangan atau ujian”.
Dari pendapat di atas dapat diuraikan bahwa yang menjadi indikator dalam keterampilan belajar adalah: (1) Keterampilan dasar membaca, (2) Keterampilan menulis, (3) Keterampilan berhitung, (4) Membuat catatan, (5) Bertanya dan menjawab pertanyaan, lisan maupun tulisan, (6) Mengerjakan tugas, (7) Membuat laporan dan menyusun makalah, (8) Menyiapkan dan mengikuti ujian, (9) Menindaklanjuti hasil mengerjakan tugas dan ulangan atau ujian.
Keterampilan belajar merupakan suatu hal yang sangat penting dalam belajar, karena dengan adanya keterampilan belajar maka siswa dapat belajar dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal. Jadi keterampilan belajar merupakan factor utama bagi siswa dalam mencapai hasil belajar yang maksimal.
Kegiatan belajar seharusnya dilaksanakan dengan menerapkan berbagai keterampilan yang dimiliki oleh siswa. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kerampilan belajar tersebut adalah melalui bimbingan dan konseling.
Adapun Bimbingan dan Konseling menurut prayitno adalah:
“Proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli (konselor) kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-
anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang diberikan pelayanan dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma- 13 norma tertentu”.
Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu individu membuat pilihan-pilihan, penyesuaian-penyesuian, dan interpretasi- interpretasi dalam hubungannya dengan situasi-situasi tertentu.
Menurut Prayitno, Bimbingan dan konseling sangat penting dalam dunia pendidikan, disamping kegiatan pengajaran, bimbingan dan konseling di sekolah adalah pelayanan untuk semua murid yang mengacu pada keseluruhan perkembangan mereka, yang meliputi keempat dimensi kemanusiaannya
dalam rangka mewujudkan manusia seutuhnya. 14 Dengan
konselor dapat mengindentifikasi masalah siswa yang berkaitan dengan keterampilan belajar, kemudian dapat memberikan layanan untuk mencegah masalah keterampilan belajar, karena keterampilan belajar merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
Konselor merupakan tenaga ahli yang membantu individu dalam mengentaskan dan mengembangkan potensi-potensi yang ada pada peserta didik. Untuk mewujudkan hal tersebut maka seorang konselor harus memiliki program-program bimbingan konseling.
13 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:Rineka Cipta,1999),h.240
14 Ibid, hal 29
Menurut Dewa Ketut Sukardi, Program bimbingan konseling adalah rencana keseluruhan kegiatan konseling yang akan dilaksanakan pada
periode waktu tertentu, seperti bulanan semesteran dan tahunan. 15 Adapun tujuan penyusunan program pelayanan konseling adalah agar
konseling memiliki pedoman yang pasti dan jelas sehingga kegiatan pelayanan konseling di sekolah dapat terlaksana denga lancar, efektif, efesien
serta hasil-hasilnya dapat dinilai. 16 Seorang guru pembimbing hendaknya membuat dan merumuskan
program keterampilan belajar sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan siswa kemudian memberikan bimbingan dalam belajar.
Penyusunan program ini merupakan tugas guru pembimbing sebagaimana yang ditegaskan dalam SK menpan no.84/1993 bahwa “Tugas
pokok guru pmbimbing adalah menyusun program bimbingan, evaluasi program bimbingan, analisis hasil evaluasi dan tindak lanjut dari program
bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. 17 Bimbingan konseling juga dapat terlaksana tanpa adaya program,
namun pelayanan yang diberikan tidak akan terarah dan tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal. Cara guru pembimbing yang seperti ini
15 Dewa Ketut Sukardi, Manajemen Bimbingan dan Konseling Di Sekolah, (Bandung: Alfabeta, 2003), hal 7
16 Ibid, hal 7
17 Djumhur dan Moh.surya, Bimbingan dan Konseling dan Penyuluhan Disekolah,(Bandung: CV Rajawali Press,1975), h.32 17 Djumhur dan Moh.surya, Bimbingan dan Konseling dan Penyuluhan Disekolah,(Bandung: CV Rajawali Press,1975), h.32
Adapun kelemahan dari cara guru pembimbing yang seperti ini diantaranya adalah :
1. Layanan yang dilaksanakan tanpa rencana yang matang, biasanya sering tidak bisa dipertanggung jawabkan oleh guru pembimbing.
2. Tidak ada kontiniutas dalam pelayanan.
3. Sukar untuk mengevaluasi kerja yang telah dilakukan, juga kurang atau tidak direncanakan perkembangan, peningkatan mutu, sedang pengecekan apakah pelayanan itu betul-betul relevan dengan kebutuhan-kebutuhan yang ada, akan lebih sukar dilakukan.
4. Apalagi kalau objek pelayanan dan subjek yang dilayani meliputi banyak orang, maka adanya program kerja yang urgen, agar tidak ada anak-anak yang betul-betul memerlukan pelayanan terlewati oleh perhatian perseorangan yang diberikan secara incidental.
5. Dengan disusunnya perencanaan program kerja, dapat ditentukan tingkat prioritas dari masalah dan kebutuhan yang perlu dilayani, prioritas penggunaan tenaga atau kekuatan yang
ada pada umumnya cukup, kalau tidak sangat terbatas. 18
Dengan membuat program kerja akan lebih baik, kebutuhan dapat dilayani sebaik mungkin, tenaga, fasilitas lain dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. Dengan demikian penyusunan program perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah memegang peranan penting dalam rangka keberhasilan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
Dewa Ketut Sukardi, menjelaskan bahwa : ”Program sangat perlu sekali disusun agar upaya kegiatan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah betul-betul berdaya guna dan
18 Dewa ketut sukardi, opcit. h. 5-6 18 Dewa ketut sukardi, opcit. h. 5-6
yang telah ditentukan”. 19 Berdasarkan pendapat di atas, program bimbingan dan konseling
sangat penting sekali, khususnya terkait keterampilan belajar siswa. Jika hal ini dapat diwujudkan oleh guru pembimbing tentu masalah keterampilan belajar yang terjadi di sekolah dapat dientaskan dengan baik. Namun kenyataan di lapangan, hal ini belum terwujud oleh guru pembimbing.
Kondisi tersebut di atas terungkap berdasarkan hasil wawancara awal dengan guru pembimbing dapat disimpulkan bahwa program konseling di sekolah tersebut hanyalah secara umum, dan bukan berdasarkan masalah secara spesifik yang dihadapi oleh siswa. Idealnya berdasarkan masalah tersebut, maka harus ada program khusus untuk mengatasi masalah tersebut.
Hal ini diperkuat dengan hasil AUM PTSDL yang dilakukan di kelas Xd di SMAN 2 Sawahlunto pada tanggal 02 oktober 2010. Hasil pengolahan AUM PTSDL tersebut menunjukkan kecenderungan bahwa hampir 99,5 % dari 19 orang siswa mengalami permasalahan dalam bidang keterampilan belajar. Dari sembilan belas orang siswa yang peneliti berikan AUM PTSDL, seluruh anak bermasalah pada bidang keterampilan belajar (T).
Dari hasil pengolahan PTSDL yang dilakukan, maka didapatlah data sebagai berikut:
19 Ibid, h. 7
Tabel 1.1
HASIL PENGOLAHAN AUM SERI PTSDL FORMAT 2 : SISWA SLTA (Kelompok)
Sekolah
: SMAN 2 Sawahlunto
Jumlah siswa
: 19 Orang
Tanggal pengisian AUM
: 22 Februari 2010
SKOR DAN MASALAH
MASALAH BIDANG
SKOR
Ter- JML Rata2 MASALAH
Ter- Ter- JML Rata2 Ter
ting rend
per
tinggi
rend per
ah Siswa
6.5 penguasaan materi pembelajaran
29.4 Belajar T (75)
3. Sarana Belajar
4. Diri Pribadi
7.3 Belajar dan sosio- Emosional L (25)
Dari tabel di atas dapat diinterpretasikan hasil pengolahan AUM seri PTSDL yaitu sebagai berikut: Pada bidang masalah keterampilan belajar (T) yang terdiri dari 75 item, dengan skor tertinggi 91 yang berada pada skala tinggi dan skor terendah 32 yang berada pada skala rendah. Sedangkan untuk jumlah skor yang didapatkan 1195 dari 19 orang siswa. dengan skor rata-rata persiswa 62,9 artinya pada bidang T tingkat penguasaan masing – maasing siswa adalah 62,9 yang dapat dibulatkan menjadi 63 dan berada pada skala Dari tabel di atas dapat diinterpretasikan hasil pengolahan AUM seri PTSDL yaitu sebagai berikut: Pada bidang masalah keterampilan belajar (T) yang terdiri dari 75 item, dengan skor tertinggi 91 yang berada pada skala tinggi dan skor terendah 32 yang berada pada skala rendah. Sedangkan untuk jumlah skor yang didapatkan 1195 dari 19 orang siswa. dengan skor rata-rata persiswa 62,9 artinya pada bidang T tingkat penguasaan masing – maasing siswa adalah 62,9 yang dapat dibulatkan menjadi 63 dan berada pada skala
Untuk melihat mutu keterampilan belajar siswa dari data di atas dapat diklasifikasikan menjadi :
Tabel 1.2
Kelas xd SMAN 2 Sawahlunto
(19 Orang)
Skor Ideal
Tinggi sekali
Rendah sekali 18
Pada masalah keterampilan belajar (T) yang terdiri dari 75 item, dengan skala 121-150 berada pada mutu tinggi sekali, pada skala 91-120 yang berada pada mutu tinggi terdapat satu orang siswa pada skala tersebut, pada skala 61-90 yang berada pada mutu sedang, dan skala 31-60 yang berada pada mutu rendah, dari ketiga skala ini tidak satu orang siswa pun yang berada pada skala ini. Sedangkan pada skala < 30 yang berada pada mutu rendah sekali terdapat 18 orang siswa yang berada pada skala tersebut, yang artinya hampir seluruh siswa kelas xd bermasalah pada keterampilan belajar.
Dari data di atas dapat dilihat kelompok masalah keterampilan belajar yang dialami oleh siswa, diantaranya:
1. Keterampilan mengerjakan tugas
2. Keterampilan membaca
3. Keterampilan mengelola waktu pelajaran
4. Keterampilan menyiapkan dan mengikuti ujian, serta menindak lanjuti hasil pengerjaan tugas dan ulangan atau ujian.
5. Keterampilan dalam meningkatkan konsentrasi belajar
6. Keterampilan bertanya dan menjawab Sebagai bahan perbandingan, dilakukan beberapa studi-studi
terdahulu yang sudah pernah diteliti oleh peneliti lain berkaitan dengan keterampilan belajar, diantaranya: Pertama, studi yang dilakukan oleh Fahraini (2010) dengan judul penelitian Peningkatan keterampilan belajar siswa melalui layanan penguasaan konten di SMAN 1 Tilatang Kamang. Hasil penelitiannya adalah bahwa pada tindakan pertama siswa tidak berkonsentrasi dan tidak sungguh-sungguh, namun pada tindakan ke dua terlihat bahwa siswa sudah berkonsentrasi dan sungguh-sungguh.
Kedua, Studi yang dilakukan oleh Aida Forga (2010) dengan judul upaya Guru Pembimbing dalam mengatasi masalah keterampilan belajar siswa di SMAN 2 Rambatan. Hasil penelitiannya adalah hal yang Kedua, Studi yang dilakukan oleh Aida Forga (2010) dengan judul upaya Guru Pembimbing dalam mengatasi masalah keterampilan belajar siswa di SMAN 2 Rambatan. Hasil penelitiannya adalah hal yang
Ketiga, studi yang dilakukan oleh Marjoni (2009) dengan judul Keterampilan belajar siswa di MAN 2 Batusangkar. Hasil penelitiannya adalah keterampilan belajar siswa di MAN 2 Batusangkar sangat kurang.
Berdasarkan beberapa fenomena di atas peneliti juga tertarik untuk melakukan penelitian di SMAN 2 Sawahlunto dengan judul “Rumusan
program layanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan masalah keterampilan belajar (T)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, adapun yang menjadi identifikasi masalahnya adalah :
1. Rumusan program layanan untuk mengentaskan masalah keterampilan belajar siswa berdasarkan hasil AUM PTSDL.
2. Rumusan program layanan untuk mengentaskan masalah prasyarat penguasaan mater pelajaran siswa berdasarkan hasil AUM PTSDL.
3. Rumusan program layanan untuk mengentaskan masalah sarana dan prasarana belajar siswa berdasarkan hasil AUM PTSDL.
4. Rumusan program layanan untuk mengentaskan masalah diri pribadi siswa berdasarkan hasil AUM PTSDL.
5. Rumusan program layanan untuk mengentaskan masalah lingkungan belajar dan sosio emosional siswa berdasarkan hasil AUM PTSDL.
C. Batasan dan Rumusan Masalah.
Adapun peneliti membatasi masalah dalam penulisan ini adalah “ Rumusan program layanan untuk mengentaskan masalah keterampilan belajar siswa berdasarkan hasil AUM PTSDL di SMAN 2 Sawahlunto? ”.
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah “ Bagaimana Rumusan program layanan untuk mengentaskan masalah keterampilan belajar siswa berdasarkan hasil AUM PTSDL di SMAN 2
Sawahlunto? ”.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk melahirkan rumusan program layanan bimbingan dan konseling untuk mengentaskan masalah keterampilan belajar di SMAN 2 Sawahlunto.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa Siswa akan mendapatkan wawasan mengenai keterampilan belajar.
2. Bagi guru pembimbing. Sebagai salah satu acuan dalam memberikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
3. Bagi penulis
a. Sebagai pengembangan dan pembinaan ilmu yang sedang penulis tekuni khususnya dalam bidang keterampilan belajar siswa.
b. Sebagai salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Batusangkar.
F. Defenisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan dalam memahami berupa istilah yang terdapat dalam pembahasan tulisan ini, maka perlu dijelaskan defenisi operasional dari variabel yang terdapat dalam judul skripsi ini.
Program Bimbingan dan Konseling menurut Dewa Ketut Sukardi “merupakan rencana kegiatan pelayanan konseling yang akan dilaksanakan pada periode waktu tertentu, seperti bulanan, semesteran, atau
tahunan. 20 Lebih lanjut Departemen Pendidikan Nasional (Naskah
pengembangan program bimbingan dan konseling SMA) menjelaskan bahwa, yang dimaksud dengan program pelayanan konseling di sekolah adalah “ seperangkat kegiatan pelayanan dan konseling yang direncanakan secara terencana, terorganisir, terkoordinasi pada periode waktu tertentu dan
dilakukan secara te 21 rkait untuk mencapai tujuan”. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwasanya program
bimbingan dan konseling adalah rencana keseluruhan yang dirancang oleh konselor sekolah, dengan artian mulai dari rencana tahunan sampai rencana harian kegiatan pelayanan konseling yang akan diberikan pada siswa asuh.
20 Dewa Ketut Sukardi, manajemen bimbingan konseling disekolah, (Bandung:Alfabeta,2003),h.7
21 Depdiknas, Naskah pengembangan program bimbingan dan konseling SMA, (Jakarta:Pusat Pengembangan Penataran Guru Keguruan Jakarta,2005)h.4
Atau sejumlah kegiatan yang dirumuskan oleh guru pembimbing secara terencana, terorganisir, terkoordinasi berdasarkan masalah yang muncul, atau berdasarkan studi kebutuhan, dan akan dilaksanakan pada periode waktu tertentu, periode tersebut dapat berupa periode mingguan, periode bulanan, periode semesteran, maupun periode tahunan. Program pelayanan konseling yang dirumuskan oleh konselor sekolah merupakan pedoman kerja dan acuan dalam mencapai tujuan pelayanan konseling yang telah ditentukan oleh konselor sekolah.
Yang dimaksud dengan Program Bimbingan dan Konseling dalam
penelitian ini adalah program layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru pembimbing sebagai tindak lanjut dari data AUM PTSDL, khususnya data keterampilan belajar (T), untuk mengentaskan masalah keterampilan belajar.
Keterampilan belajar adalah salah satu potensi atau tugas asasi manusia yang berkualitas dan kuantitasnya dipengaruhi oleh faktor
eksternal. 22 Yang dimaksud dengan Keterampilan Belajar dalam penelitian ini
adalah keterampilan belajar yang digunakan oleh siswa dalam proses belajar mengajar seperti keterampilan membaca, menulis, mengikuti pelajaran, mencatat bacaan, memakai perpustakaan dan menempuh ujian, membuat catatan, bertanya dan menjawab pertanyaan (baik lisan maupun tulisan),
22 Anwar, pendidikan kecakapan hidup, 22 Anwar, pendidikan kecakapan hidup,
BAB II LANDASAN TEORI
C. Program layanan Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Program menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah “sekumpulan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan berbagai
pertimbangan d 23 alam rangka mencapai tujuan tertentu”. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwasanya program tersebut merupakan
sekumpulan rencana yang akan dilakukan pada periode tertentu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan untuk mencapai tujuan yang ingin didapatkan dengan adanya program tersebut. serta merupakan rangkaian dari kegiatan atau rencana kegiatan berdasarkan pertimbangan yang matang dan akan dilakukan dalam mencapai suatu tujuan yang ditetapkan atau diharapkan.
Sedangkan program bimbingan dan konseling menurut Dewa Ketut Sukardi, “merupakan rencana kegiatan pelayanan konseling yang akan
dilaksanakan pada periode waktu tertentu, seperti bulanan, semesteran, atau tahunan. 24
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwasanya program bimbingan dan konseling adalah rencana keseluruhan yang dirancang oleh
23 Departemen penddikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia ,(Jakarta: Balai Pustaka,1994),h.315
24 Dewa Ketut Sukardi, manajemen bimbingan konseling disekolah, (Bandung:Alfabeta,2003),h.7 24 Dewa Ketut Sukardi, manajemen bimbingan konseling disekolah, (Bandung:Alfabeta,2003),h.7
Lebih lanjut Departemen Pendidikan Nasional (Naskah pengembangan program bimbingan dan konseling SMA) menjelaskan bahwa, yang dimaksud dengan program pelayanan konseling di sekolah adalah “seperangkat kegiatan pelayanan dan konseling yang direncanakan secara terencana, terorganisir, terkoordinasi pada periode waktu tertentu
dan dilakukan secara terkait untuk mencapai tujuan”. 25 Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa program pelayanan
konseling adalah sejumlah kegiatan yang dirumuskan oleh guru pembimbing secara terencana, terorganisir, terkoordinasi berdasarkan masalah yang muncul, atau berdasarkan studi kebutuhan, dan akan dilaksanakan pada periode waktu tertentu, periode tersebut dapat berupa periode mingguan, periode bulanan, periode semesteran, maupun periode tahunan. Program pelayanan konseling yang dirumuskan oleh konselor sekolah merupakan pedoman kerja dan acuan dalam mencapai tujuan pelayanan konseling yang telah ditentukan oleh konselor sekolah.
2. Hakekat Program Bimbingan dan Konseling
Pada hakikatnya program bimbingan dan konseling merupakan suatu hal yang sangat penting dan urgen sekali dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Dengan adanya program pelayanan
25 Depdiknas, Naskah pengembangan program bimbingan dan konseling SMA, (Jakarta:Pusat Pengembangan Penataran Guru Keguruan Jakarta,2005)h.4 25 Depdiknas, Naskah pengembangan program bimbingan dan konseling SMA, (Jakarta:Pusat Pengembangan Penataran Guru Keguruan Jakarta,2005)h.4
Selain hal tersebut, program yang disusun akan memberikan kemudahan bagi konselor sekolah dalam memberikan layanan kepada peserta didik. Pelaksanaannya dapat berkelanjutan dan terarah, mudah dievaluasi dan di tindaklanjuti, dapat mewujudkan kehidupan efektif bagi siswa. Sebab dapat ditentukan tingkat prioritas permasalahan dan kondisi siwa yang mana harus dilayani terlebih dahulu.
Dengan demikian, penyusunan program pelayanan bimbingan dan konseling merupakan sesuatu yang sangat penting dalam rangka pelaksanaan layanan konseling di sekolah. Sehingga menurut Dewa Ketut Sukardi, ”dapat dikatakan bahwa adanya program pelayanan konseling merupakan sesuatu yang penting dalam rangka keberhasilan pelaksanaan kegiatan pelayana konseling disekolah, agar kegiatan pelayanan konseling
yang dilaksanakan berdayaguna, berhasil guna serta tepat sasaran”. 26 Dilihat dari peranannya, program bimbingan dan konseling yang
dirumuskan oleh guru pembimbing bertujuan untuk membantu perkembangan peserta didik. Tujuannya agar dapat menjalankan tugas-
26 . Dewa ketut sukardi, op cit , h. 6-7 26 . Dewa ketut sukardi, op cit , h. 6-7
3. Program Bimbingan dan Konseling Sebagai Bagian Utuh Manajemen Bimbingan dan Konseling
Pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas, sedangkan kebutuhannya tidak terbatas. Maka dengan manajemen akan mempermudah segala kegiatan manusia karena di dalam manajemen adanya kerja sama untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan. Aspek manajemen Bimbingan dan Konseling terkait kepada :
A. Perencanaan Di dalam batang tubuh pengetahuan manajemen, perencanaan
merupakan otot dan urat, yaitu bagian dari pengelolaan yang menimbulkan gerakan ke arah yang diinginkan. Perencanaan pada dasarnya berarti persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu.
Perencanaan yang baik menurut Lazaruth (1984:12) hendaknya mengandung unsur-unsur, yaitu: 1) perencanaan yang dirumuskan secara jelas dan di jabarkan secara operasional, 2) policy yaitu cara atau kebijakan untuk mencapai tujuan dan garis besarnya, 3) prosedur yaitu pembagian tugas serta hubungannya antara anggota kelompok masing-masing, 4) progress atau kemajuan yaitu penetapan standar kemajuan yang hendak dicapai,
5) program yaitu langkah-langkah kegiatan untuk mencapai tujuan. 27
27 Dewa Ketut Sukardi, Manajemen Bimbingan dan Konseling Di Sekolah, (Bandung: Alfabeta,2003), h.1
B. Pengorganisasian Pengorganisasian secara harfiah berarti membuat sesuatu
menjadi terorganisir, yaitu menetapkan hubungan-hubungan operatif antara seluruh komponen agar mendapat keselarasan usaha. Sedangkan menurut Lazaruth pengorganisasian adalah merupakan suatu proses pembagian tugas-tugas dan tanggung jawab serta wewenang sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditentukan. 28
C. Pelaksanaan Setelah dilakukan pengorgaisasian barulah guru pembimbing
melaksanakan program layanan bimbingan dan konseling yang akan diberikan kepada siswa.
D. Pengawasan Kontrol atau pengawasan dalam manajemen berarti kegiatan
mengukur tingkat efektifitas personal dan tingkat efisiensi penggunaan metode atau alat tertentu dalam usaha mencapai
tujuan. 29 Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa, aspek dari manajemen bimbingan dan konseling di sekolah adalah Perencanaan program dan pengaturan waktu pelaksanaan Bimbingan dan Konseling, Setelah program direncanakan dengan matang, maka guru pembimbing mulai melakukan pengorganisasian program tersebut. Setelah dilakukan pengorgaisasian guru pembimbing melaksanakan program layanan bimbingan dan konseling, kemudian setelah semua program dan kegiatan
28 Ibid, h.95-96 29 Ibid, hal.151 28 Ibid, h.95-96 29 Ibid, hal.151
Sedangkan menurut Achmad Juntika dan Akur Sudianto, aspek- aspek manajemen program layanan Bimbingan dan Konseling, yaitu:
a. Perencanaan program dan pengaturan waktu pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
b. Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling
c. Pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling
d. Mekanisme kerja pengadministrasian kegiatan Bimbingan dan Konseling
e. Pola penanganan peserta didik
f. Pemanfaatan fasilitas pendukung kegiatan Bimbingan dan Konseling
g. Pengarahan, supervisi, dan penilaian kegiatan Bimbingan dan Konseling. 30
Dari kutipan di atas dapat dijabarkan bahwa yang menjadi aspek dari manajemen bimbingan dan konseling di sekolah adalah Perencanaan program dan pengaturan waktu pelaksanaan Bimbingan dan Konseling, dimana sebelum guru pembimbing memberikan layanan di sekolah maka guru pembimbing harus merencanakan program apa yang akan diberikan kepada siswa serta kapan waktu pelaksanaan program tersebut.
Setelah program direncanakan dengan matang, maka selanjutnya guru pembimbing mulai melakukan pengorganisasian program tersebut.
30 Achmad Juntika Nurikhsan dan Akur Sudianto, Manajemen Bimbingan da Konseling di SMP, ( Jakarta: Grasindo, 2005)h.27
Setelah dilakukan pengorgaisasian barulah guru pembimbing melaksanakan program layanan bimbingan dan konseling yang akan diberikan kepada siswa.
Setelah pelaksanaan layanan maka guru pembimbing perlu melakukan mekanisme kerja pengadministrasian kegiatan Bimbingan dan Konseling serta Pola penanganan peserta didik, karena dalam pemberian layanan guru pembimbing perlu melakukan pola untuk melakukan penanganan peserta didik.
Kemudian guru pembimbing juga harus bisa memanfaatkan fasilitas pendukung yang ada di sekolah tersebut untuk membantu penanganan dan dalam pemberian layanan pada peserta didik. Setelah semua layanan dan kegiatan dijalankan maka guru pembimbing perlu melakukan supervisi dan penilaian terhadap semua kegiatan yang telah dilakukan guna untuk melihat bagaimana hasil dan dimana letak kekurangan dari kegiatan yang telah dilaksanakan.
Manajemen Bimbingan dan Konseling sangat dibutuhkan agar semua pelaksanaan layanan berjalan dengan lancar, ada beberapa factor yang mempengaruhi mutu proses layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah, yaitu:
1) Program bermutu, yaitu tersusun secara jelas, sistematis, dan terarah dalam program tersebut harus terdapat unsur-unsur pokok, yaitu: a. tujuan yang hendak dicapai, b. personil yang terlibat di dalamnya, c. kegiatan-kegiatan yang dilakukan, d. sumber-sumber yang dibutuhkan,e. cara melakukannya, f. waktu kegiatan
2) Konselor yang bermutu, yaitu konselor yang memiliki integritas dan validitas, gesit dan terampil, memiliki kemampuan, menilai 2) Konselor yang bermutu, yaitu konselor yang memiliki integritas dan validitas, gesit dan terampil, memiliki kemampuan, menilai
pendekatan berdasarkan keterampilan) menyatakan ciri-ciri kepribadian konselor yang bermutu yaitu memiliki sifat-sifat luwes, hangat, dapat menerima orang lain, terbuka, dapat merasakan penderitaan orang lain, mengenal dirinya sendiri, tidak berpura-pura, menghargai orang lain, tidak mau menang sendiri dan objektif.
(suatu
3) Milton Blum dan Benjamin Balinsky menjelaskan persyaratan pendidikan formal yang harus dipenuhi oleh setiap konselor yaitu telah mencapai tingkat pendidikan sarjana Bimbingan dan Konseling, memiliki pengalaman mengajar atau melaksanakan praktek konseling selama dua tahun dan memiliki kecocokan pribadi.
4) Fasilitas dan pembiayaan yang memadai. Fasilitas dan pembiayaan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam suatu
program Bimbingan dan Konseling di sekolah. 31
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi mutu dari proses pelayanan konseling, maka dibutuhkan program yang bermutu, konselor yang bermutu serta fasilitas yang memadai. Ketiga hal tersebut saling berkaitan satu sama lainnya.
Menurut Dewa Ketut Sukardi bahwa: Ruang lingkup manajemen Bimbingan dan Konseling di
sekolah bertitik tolak dari pokok-pokok ketentuan yang menjadi acuan bagi pelaksanaan kegiatan Bimbingan dan Konseling, terutama bagi guru pembimbing. Pokok-pokok yang menjadi acuan ini mengandung implikasi langsung ataupun tidak langsung terhadap penataan dan pelaksanaan manajemen yang perlu ditangani
oleh personalia yang berkewajiban dan terkait. 32
4. Macam-macam program dalam Bimbingan dan Konseling
31 Mungin Eddy Wibowo, Manajemen Bimbingan dan Konseling di sekolah menengah atas, ( Jakarta: DEPDIKNAS, 2005), h.6
32 Dewa ketut sukardi, Op.Cit.h.187
Program dapat dibedakan menjadi dua, yaitu program bimbingan dan program konseling. Program bimbingan adalah program yang diberikan tanpa ada paksaan, tetapi lebih menekankan pada pemberian peranan individu kearah tujuan yang sesuai dengan potensinya. Jadi dalam hal ini, pembimbing sama sekali tidak ikut menentukan pilihan atau keputusan dari orang yang dibimbingnya. Yang menentukan pilihan atau keputusan adalah individu itu sendiri. Jadi program bimbingan lebih kepada pengembangan potensi siswa agar siswa tersebut dapat mengembangkannya secara maksimal serta target yang ingin dicapai adalah pengembangan potensi siswa secara maksimal. Sedangkan program konseling adalah program yang dibuat berdasarkan permasalahan yang dialami oleh siswa. Jadi program konseling lebih kepada pengentasan masalah serta target yang ingin dicapai adalah pengentasan
masalah siswa secara maksimal. 33 Departemen pendidikan nasional (naskah pengembangan bimbingan
dan konseling sekolah menengah atas) menjelaskan bahwa, ada beberapa jenis atau macam program yang dapat disusun oleh guru pembimbing, yaitu:
a) Program tahunan, yaitu program yang dilaksanakan secara penuh untuk kurun waktu satu tahun tertentu dalam satu jenjang sekolah, yang merupakan akumulasi, sinkronisasi dan rekapitulasi dari seluruh kegiatan konseling selama satu tahun untuk masing-masing sekolah.
b) Program semesteran, yaitu program yang dilaksanakan secara penuh untuk kurun waktu satu semester tertentu dalam satu tahun ajaran, yang merupakan jabaran dari program tahunan.
c) Program bulanan, yaitu program yang dilaksanakan secara penuh untuk kurun waktu satu bulan dalam satu semester, yang merupakan jabaran dari program semesteran.
33 Dirjen PMPTK, kompetensi supervisi manajerial pengawas sekolah pendidikan dasar bimbingan dan konseling di sekolah, (Dirjen PMPTK: Jakarta, 2008), h .4 33 Dirjen PMPTK, kompetensi supervisi manajerial pengawas sekolah pendidikan dasar bimbingan dan konseling di sekolah, (Dirjen PMPTK: Jakarta, 2008), h .4
e) Program harian , yaitu program yang langsung dilaksanakan pada hari- hari tertentu dalam satu minggu. Program harian tertuang dalam satuan layanan (SATLAN) dan satuan kegiatan pendukung
(SATKUNG. 34