UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS BAGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAH |
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PRESTASI
BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND
EXPLAINING (SFE) PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS
BAGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Agustine Tiya Arum Anggarani1), Budiyono2), Ira Kurniawati3)
1)
Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
Dosen Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
1)
agustine.tiya@gmail.com, 2) budiyono@yahoo.com, 3) irakur_uns@yahoo.com
2),3)
Alamat Instansi :
Gedung D lantai 1, FKIP, Jalan Ir. Sutami No. 36A, Jawa Tengah 57126
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendiskripsikan pelaksanaan pembelajaran
matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator
and Explaining (SFE) yang dapat meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar
matematika siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun 2016/2017. 2) mengetahui
apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining
(SFE) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Sukoharjo
tahun 2016/2017. 3) mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Facilitator and Explaining (SFE) memberikan dampak terhadap prestasi belajar
matematika siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun 2016/2017.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2
siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun
pelajaran 2016/2017. Teknik pengumpulan data melalui observasi, tes dan dokumentasi.
Teknik uji validitas data adalah triangulasi penyidik. Data yang dikumpulkan pada
penelitian ini adalah data aktivitas belajar siswa dan pelaksanaan proses pembelajaran
melalui observasi, data prestasi belajar matematika siswa yang diperoleh melalui tes, dan
data berupa foto dan video pembelajaran melalui dokumentasi.
Dari hasil observasi pada siklus I, diperoleh rata-rata persentase aktivitas belajar
siswa sebesar 65.75%, banyaknya siswa yang mencapai kategori aktivitas belajar siswa
tinggi adalah 17 siswa (54.84%), dan dari hasil tes prestasi belajar matematika diperoleh
presentase ketuntasan nilai tes sebesar 70.97%. Pada siklus II mengalami peningkatan
rata-rata persentase aktivitas belajar siswa sebesar 9.17% menjadi 74.92%, banyaknya
siswa yang mencapai kategori aktivitas belajar siswa tinggi meningkat sebesar 19.35%
menjadi 74.19% atau sebanyak 23 siswa dan presentase ketuntasan nilai tes meningkat
sebesar 6.45% menjadi 77.42%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student
Facilitator and Explaining (SFE) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi
belajar matematika siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran
2016/2017.
Kata kunci : Student Facilitator and Explaining (SFE), aktivitas belajar siswa, prestasi
belajar matematika siswa
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
58
kegiatan emosional. Namun, tidak
PENDAHULUAN
Proses pembelajaran matematika
semua jenis aktivitas tersebut dapat
di kelas akan tercapai apabila terjadi
dilakukan
hubungan timbal balik antara guru
matematika. Oleh karena itu, pada
dengan
proses
penelitian ini dibatasi pada lima
pembelajaran di kelas, guru sering
aktivitas yang dianggap muncul pada
menghadapi siswa yang tidak dapat
proses
mengikuti
yaitu kegiatan visual, kegiatan lisan,
siswa.
Dalam
pelajaran
matematika
pada
pembelajaran
pembelajaran
matematika,
dengan baik. Hal tersebut terjadi
kegiatan
mendengarkan,
kegiatan
karena kurangnya keterlibatan siswa
menulis dan kegiatan menggambar.
selama proses pembelajaran. Siswa
Beberapa penelitian menyebut-
cenderung pasif dan hanya menerima
kan bahwa terdapat pengaruh antara
apa
yang disampaikan oleh guru.
aktivitas belajar siswa dan prestasi
Keterlibatan siswa dalam proses
belajar matematika siswa. Selim [1]
pembelajaran matematika merupakan
dalam
salah
berjudul The Relationships Between
satu
hal
mempengaruhi
yang
prestasi
dapat
belajar
jurnal
Student
internasional
Engagement
and
yang
Their
matematika. Keterlibatan siswa dapat
Academic Achievement, menyimpul-
dilihat dari seberapa banyak peran
kan bahwa terdapat hubungan yang
yang dilakukannya selama proses
signifikan antara keterlibatan siswa
pembelajaran. Aktivitas belajar siswa
dalam
dapat dijadikan cara untuk melihat
pencapaian akademik mereka. Hasil
keterlibatan siswa, karena aktivitas
penelitian Ramlah dkk [2] me-
belajar adalah keaktifan, kegiatan
nyimpulkan
atau kesibukan yang dilakukan siswa
pengaruh
pada proses pembelajaran. Aktivitas
keaktifan dengan prestasi belajar
belajar siswa dapat berupa kegiatan
matematika pada siswa SMP. Selain
visual,
kegiatan
mendengarkan,
kegiatan
motorik,
pembelajaran
bahwa
dengan
terdapat
yang signifikan antara
lisan,
kegiatan
itu, Sabatina [3] dalam penelitiannya
kegiatan
menulis,
menyimpulkan bahwa ada pengaruh
kegiatan
aktivitas belajar terhadap prestasi
menggambar,
kegiatan
mental
dan
belajar matematika.
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
59
Hasil dari observasi awal dan
wawancara
dengan
guru
mata
diberikan guru sedangkan yang lain
tidak peduli dengan tugas tersebut
pelajaran matematika kelas VIII C
dan
SMP Negeri 2 Sukoharjo yaitu Ibu
diluar tugas yang diberikan. Dengan
Muryanti, S.Pd, diperoleh informasi
demikian, terlihat hanya terdapat
bahwa sebagian besar siswa kurang
kurang
aktif dalam kegiatan pembelajaran.
memiliki aktivitas lisan. Selanjutnya,
Berdasarkan observasi awal dapat
ada 11 orang dari 31 siswa yang
diketahui terdapat 23 dari 31 siswa
tidak mendengarkan saat kegiatan
yang
saat
presentasi berlangsung dan ada 17
hanya
siswa dari 31 yang sudah mau
terdapat 15 dari 31 siswa yang
mendengarkan teman saat diskusi
membaca materi pada buku. Terlihat
berlangsung.
bahwa hanya terdapat kurang dari
merupakan gambaran untuk aktivitas
75% siswa yang memperhatikan guru
mendengarkan.
dan kurang dari 50% siswa yang mau
kurang dari 60% siswa yang melaku-
membaca materi pada buku. Untuk
kan aktivitas mendengarkan. Selain
aktivitas lisan, siswa yang bertanya
itu, 20 dari 31 siswa siswa mencatat
mengenai materi yang belum jelas
penjelasan guru dan 22 dari 31 siswa
ada
siswa
yang mengerjakan Lembar Kerja
menjawab pertanyaan yang diajukan
Siswa (LKS). Hal ini menunjukkan
guru dengan mengacungkan tangan
bahwa kurang dari 70% siswa yang
terlebih dahulu walaupun sebagian
melakukan aktivitas menulis. Rata-
besar dalam menjawab pertanyaan
rata aktivitas belajar siswa adalah
secara bersamaan, dan 5 siswa yang
49.68%. Berdasarkan beberapa hal
memberi saran atas presentasi yang
tersebut
dilakukan oleh siswa lain. Saat
aktivitas belajar siswa kelas VIII C
kegiatan diskusi, hanya terdapat 17
masih tergolong rendah.
memperhatikan
pembelajaran
dari
10
31
guru
berlangsung,
siswa,
siswa,
5
orang
sebagian
siswa
membicarakan
dari
dapat
permasalahan
50%
siswa
Data
Terlihat
dikatakan
yang
tersebut
bahwa
bahwa
Selain aktivitas belajar, terdapat
mengandalkan temannya yang pintar
permasalahan lain
yaitu
prestasi
untuk menyelesaikan tugas yang
belajar matematika siswa kelas VIII
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
60
C SMP Negeri 2 Sukoharjo yang
pembelajaran
masih
kepada siswa apakah masih ada
kurang
memuaskan.
dengan
bertanya
Berdasarkan hasil ulangan harian
materi
matematika materi Relasi dan Fungsi
belum jelas. Apabila masih ada
yang dilakukan saat prasiklus dengan
materi
nilai lebih dari atau sama dengan
menjelaskan kembali materi yang
KKM (KKM=75) hanya ada 17 dari
belum dipahami. Setelah itu, guru
31 siswa di kelas (54,84%). Harapan
menjelaskan
dari guru adalah minimal 75% dari
dipelajari.
siswa di
mencapai
nyuruh siswa untuk berkelompok
kriteria ketuntasan belajar minimal.
yang masing terdiri dari 4-5 siswa.
Beberapa faktor penyebab rendahnya
Kelompok yang terbentuk digunakan
prestasi belajar matematika siswa
sebagai sarana diskusi untuk me-
yaitu
nyelesaikan
kelas dapat
penggunaan
model
pertemuan
yang
kemarin
belum
jelas,
materi
guru
yang
Kemudian,
soal.
yang
akan
guru
Ada
me-
beberapa
pembelajaran yang kurang sesuai
kelompok yang anggotanya me-
sehingga tidak menarik perhatian
ngerjakan soal secara individual dan
siswa, siswa tidak fokus dalam
ada pula yang menunggu jawaban
pembelajaran,
dari teman yang dianggap pintar
bertanya
dan
kepada
tidak
guru
mau
mengenai
dalam
satu
kelompok.
Sehingga
materi yang telah disampaikan atau
dalam satu kelompok belum ada
hal yang belum dipahami, sehingga
interaksi atau tukar pikiran antar
mengakibatkan
belajar
siswa. Diskusi hanya dilakukan oleh
yaitu
beberapa anggota saja dalam suatu
KKM.
kelompok sedangkan anggota lain
Faktor penyebab tersebut didasarkan
cenderung pasif. Dari uraian tersebut,
pada hasil observasi yang dilakukan
dapat
di kelas dan wawancara dengan guru.
kelompok
matematika
mendapat
prestasi
yang
nilai
rendah
dibawah
diketahui
sebagai
bahwa
sarana
diskusi
untuk
Berdasarkan observasi di kelas,
belajar bersama belum dimanfaatkan
guru mengajar menggunakan metode
secara maksimal oleh siswa. Ketika
ceramah dengan model pembelajaran
presentasi hasil pekerjaan di depan
kooperatif.
kelas, masih didominasi pula oleh
Guru
memulai
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
61
beberapa siswa yang berperan besar
timbulnya kemauan siswa untuk
saat diskusi kelompok sedangkan
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
anggota yang lain cenderung acuh
Sehingga tercipta pula komunikasi
dan membiarkan temannya untuk
dua arah yaitu dari guru ke siswa
presentasi. Dalam kegiatan pemberi-
maupun dari siswa ke guru. Salah
an umpan balik, hanya ada beberapa
satu cara yang dapat ditempuh yaitu
siswa yang aktif. Selama kegiatan
dengan
belajar mengajar berlangsung, guru
pembelajaran
kooperatif.
Model
dapat menguasai proses pembelajar-
pembelajaran
kooperatif
adalah
an. Akan tetapi, prestasi belajar
model pembelajaran yang melibatkan
matematika yang diperoleh tidak
keaktifan siswa dalam suatu diskusi
sesuai dengan harapan guru. Model
kelompok. Kelompok yang terbentuk
pembelajaran kooperatif pun sudah
adalah kelompok yang heterogen
diterapkan
baik dalam jenis kelamin, hasil
karena
tetapi
saat
belum
diskusi
optimal
berlangsung
menerapkan
model
belajar, ras, dan lain-lain.
Model pembelajaran kooperatif
masih ditemui beberapa kelompok
yang anggotanya pasif.
Dengan
bermacam-macam,
demikian,
adanya
Student Team Achievement Division
alternatif model pembelajaran yang
(STAD), Numbered Head Together
dapat meningkatkan aktivitas belajar
(NHT), Jigsaw, Think Pair Share
dan
(TPS), Teams Games Tournament
diperlukan
prestasi
belajar
matematika
(TGT),
siswa.
Tidak ada model pembelajaran
Student
Explaining
antara
lain
Facilitator
and
(SFE), dan lain-lain.
yang terbaik, yang ada ialah model
Masing-masing
pembelajaran yang sesuai apabila
langkah-langkah pembelajaran yang
diterapkan
berbeda-beda. Dalam penelitian ini
dalam
pembelajaran
mempunyai
dengan mempertimbangkan materi
dipilih
maupun
kooperatif tipe Student Facilitator
kondisi
siswa.
Model
model
tipe
pembelajaran yang dipilih diharap-
and
kan
proses
menurut Huda [4], SFE dapat melatih
serta
siswa untuk menjadi guru, siswa
dapat
pembelajaran
menciptakan
yang
aktif
Explaining
pembelajaran
(SFE)
karena
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
62
diberi kesempatan untuk mengulangi
explaining dapat meningkatkan hasil
penjelasan guru yang telah didengar,
belajar siswa.
dapat
memotivasi
siswa
untuk
Pada
model
pembelajaran
dalam
kooperatif tipe SFE, siswa akan lebih
menjelaskan materi ajar, dan melatih
berpikir kritis dalam menghadapi
siswa
atau
masalah, baik itu masalah yang
mempresentasikan ide atau pendapat.
diberikan guru maupun masalah yang
Sesuai dengan permasalahan yaitu
ditemukannya sendiri dalam proses
masih terdapat beberapa siswa yang
diskusi. Selama proses pembelajaran,
kurang memperhatikan guru saat
masing-masing
pembelajaran, siswa jarang bertanya,
tanggung jawab untuk mempelajari
saat diskusi cenderung didominasi
materi
oleh anggota yang pintar sehingga
masing
siswa lain hanya menunggu hasil
memahami materi tersebut karena
pekerjaan yang sudah selesai dan
kegiatan selanjutnya adalah me-
masih terdapat siswa yang tidak
njelaskan atau mempresentasikan ide
mendengarkan
dari
dan hasil pekerjaan kepada teman
kelompok lain, maka dengan SFE
satu kelompoknya secara bergantian.
diharapkan
akan
Dengan adanya proses pembelajaran
model
tersebut akan menciptakan suasana
menjadi
yang
untuk
terbaik
berbicara
presentasi
aktivitas
meningkat.
siswa
Pemilihan
terlebih
siswa
ber-
dahulu.
Masing-
akan
berusaha
siswa
pembelajaran kooperatif tipe SFE
belajar
juga didasarkan pada hasil penelitian
menyenangkan serta dapat melatih
yang telah dilakukan oleh Irlinawati
keberanian
dkk
ngemukakan pendapat.
[5]
yang
akan
mengesankan
siswa
dalam
dan
me-
menyimpulkan
bahwa
pembelajaran
student
Model pembelajaran kooperatif
facilitator amd explaining dapat
tipe SFE yang diterapkan pada
meningkatkan keaktifan dan prestasi
penelitian ini menggunakan lembar
belajar
itu,
kerja yang berisi tugasyang harus
Viandari [6] dalam penelitiannya
dipelajari oleh setiap siswa dalam
menyimpulkan
penerapan
satu kelompok. Lembar kerja yang
pembelajaran student facilitator amd
digunakan berisi materi dan kegiatan
penerapan
matematika.
bahwa
Selain
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
63
(tugas) berupa soal beserta langkah-
untuk mengetahui data awal yaitu
langkah
nilai
dalam
pengerjaanya.
siswa
sebelum
penerapan
Sehingga saat kegiatan diskusi akan
tindakan. Observasi bertujuan untuk
memudahkan siswa untuk saling
mengamati
bertukar pikiran dan melengkapi hal
pembelajaran
apa saja yang belum dimengerti
pembelajaran kooperatif tipe Student
tentang
Facilitator
materi
Persamaan
Garis
proses
pelaksanaan
dengan
and
model
Explaining
dan
mengumpulkan data aktivitas belajar
Lurus.
Berdasarkan uraian pada latar
belakang
masalah,
peneliti
siswa selama proses pembelajaran.
Instrumen
yang
digunakan
melakukan penelitian tindakan kelas
dalam penelitian ini terdiri dari :
dengan
lembar
menerapkan
model
observasi
keterlaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe Student
pembelajaran matematika dan lembar
Facilitator and Explaining (SFE)
observasi aktivitas belajar siswa. Tes
yang diharapkan dapat meningkatkan
tertulis bertujuan untuk mengumpul-
aktivitas belajar dan prestasi belajar
kan data nilai siwa untuk mengetahui
matematika siswa.
prestasi belajar matematika siswa.
Instrumen yang digunakan adalah
lembar tes tertulis uraian.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan
penelitian
Berdasarkan
tindakan
sumber
kelas.
data
yang
Dokumentasi
foto
dengan cara mengambil
kegiatan
para
pelaksanaan
untuk
penelitian dilaksanakan.
data dalam
gambar
siswa
digunakan, metode yang digunakan
pengumpupan
dilakukan
dalam
pembelajaran
saat
metode
Dalam penelitian ini, validitas
observasi, metode tes, dan metode
data dilakukan dengan triangulasi
dokumentasi. Dalam penelitian ini,
penyidik.
Triangulasi
penyidik
metode observasi dilakukan selama
dilakukan
dengan
cara
pembelajaran berlangsung, metode
membandingkan dan mengecek balik
tes dilakukan di setiap akhir siklus,
derajat kepercayaan suatu informasi
dan metode dokumentasi dilakukan
yang
penelitian
ini
adalah
diperoleh
dengan
jalan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
64
memanfaatkan peneliti dan pengamat
serta aktivitas belajar yang dilakukan
lainnya.
data
siswa selama proses pembelajaran.
diperlukan juga validitas instrumen
Data hasil tes setiap akhir siklus
agar
dapat
siswa digunakan untuk mengetahui
dan
tingkat ketuntasan prestasi belajar
Selain
hasil
validitas
analisis
data
dipertanggungjawabkann
dijadikan dasar yang kuar dalam
matematika siswa.
menarik simpulan. Hasil analisis
terhadap
pertimbangan
menunjukkkan
bahwa
validator
instrumen
yang disusun peneliti telah memiliki
kesesuaian
isi
untuk
mengukur
HASIL
PENELTIAN
DAN
PEMBAHASAN
1. Pra Siklus
a. Perencanaan
aktivitas belajar siswa dan prestasi
Kegiatan yang dilakukan pada
belajar matematika siswa dengan
tahap ini meliputi menyusun
beberapa
RPP,
dilakukan
dinyatakan
digunakan.
perbaikan.
perbaikan
valid
Data
Setelah
isntrumen,
dan
layak
yang diperoleh
LKS
siswa),
(lembar
lembar
keterlaksanaan
lembar
kerja
observasi
pembelajaran,
observasi
aktivitas
dikatakan valid apabila beberapa
belajar, dan soal tes akhir
pengamat yang terlibat memberikan
siklus.
hasil pengamatan yang sama.
Analisis data dilakukan dengan
b. Pelaksanaan
Pada
tahap
ini,
guru
menggunakan data hasil observasi
melaksanakan tindakan sesuai
dan data hasil tes prestasi belajar
dengan rencana yang telah
matematika
dibuat.
siswa.
Observasi
pelaksanaan proses pembelajaran dan
c. Observasi
aktivitas belajar siswa digunakan
Berdasarkan
hasil
observasi
untuk mengetahui bagaimana peran
yang
guru dalam melaksanakan prose
kegiatan pra siklus, rata-rata
pembelajaran dengan menerapkan
persentase
model pembelajaran koopratif tipe
siswa sebesar 55.13%. Aspek
Student Facilitator and Explaining
siswa
dilaksanakan
aktivitas
pada
belajar
memperhatikan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
65
saat
depan kelas mencapai 64.52%.
menyampaikan materi pem-
Kegiatan menulis siswa yakni
belajaran
pada aspek siswa mencatat
penjelasan
dan
guru
mencapai
untuk
83.87%
aspek
siswa
penjelasan
guru
mencapai
membaca materi pada buku
38.71% dan untuk aspek siswa
atau
mengerjakan
Lembar
Kerja
Siswa
Lembar
(LKS) mencapai 61.29%.
Siswa
Untuk kegiatan lisan yakni
77.42%. Kegiatan menggambar
pada aspek siswa bertanya
siswa
kepada guru mengenai materi
menggambar grafik persamaan
yang disampaikan atau hal
garis lurus mencapai 61.29%.
yang
dimengerti
Pada pra siklus, banyaknya
mencapai 29.03%, untuk aspek
siswa yang memiliki kategori
siswa berdiskusi dengan teman
aktivitas belajar siswa tinggi
sekelompoknya
hanya mencapai 35.48% atau
belum
mencapai
(LKS)
Kerja
yakni
aspek
siswa
74.19%, untuk aspek siswa
11
menyampaikan pendapat atau
memiliki
jawaban atas pertanyaan yang
belajar siswa sedang mencapai
diajukan
45.16%
guru
mencapai
siswa.
mencapai
Adapun
kategori
atau
yang
aktivitas
sebanyak
25.81%, dan untuk aspek siswa
siswa,
mengeluarkan pendapat atau
aktivitas belajar siswa rendah
saran
mencapai 19.36% atau 6 siswa.
atas
kelompok
presentasi
lain
dari
mencapai
16.13%.
Kegiatan
sedangkan
14
kategori
d. Refleksi
Berdasarkan
hasil
yakni
prasiklus,
maka
siswa
dilakukan suatu tindakan yang
saat
berbeda untuk meningkatkan
diskusi berlangsung mencapai
aktivitas belajar siswa melalui
74.19% sedangkan untuk aspek
model pembelajaran kooperatif
siswa mendengarkan presentasi
tipe SFE. Model pembelajaran
teman dari kelompok lain di
kooperatif tipe SFE memiliki
mendengarkan
pada
siswa
aspek
mendengarkan
teman
observasi
perlu
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
66
kelebihan yaitu siswa diajak
yaitu kegiatan pendahuluan,
untuk
menerangkan
kegiatan
materi pelajaran kepada siswa
penutup.
Penneliti
juga
lain dan siswa bisa belajar
membuat
LKS
yang
mengeluarkan ide-ide yang ada
disesuaikan
dipikirannya
serta
dapat
dapat
sehingga
lebih
inti
dan
kegiatan
dengan
materi,
menyiapkan
lembar
observasi dan tes akhir siklus I.
memahami
materi
Dengan
adanya
kelebihan tersebut,
aktivitas
Siklus I dilaksanakan mulai
dapat
hari Kamis, 13 Oktober 2016
tersebut.
belajar
siswa
b. Pelaksanaan
ditingkatkan karena siswa akan
untuk
memiliki peran yang lebih
Selasa 18 Oktober 2016 untuk
dalam
pertemuan kedua dan Rabu, 19
proses
pembelajaran.
pertemuan
pertama,
Selanjutnya diharapkan dapat
Oktober
berdampak
pelaksanaan tes siklus I.
prestasi
positif
belajar
terhadap
matematika
2016
untuk
c. Observasi
Dari hasil kegiatan pra siklus,
siswa.
dilaksanakan tindakan siklus I
2. Siklus I
dengan
a. Perencanaan
menerapkan
model
Bedasarkan kondisi awal yang
pembelajaran kooperatif tipe
telah diketahui, maka peneliti
SFE.
menyusun
pem-
observasi pada siklus I, rata-
belajaran pada siklus I yaitu
rata persentase aktivitas belajar
menerapkan
siswa pada siklus I mengalami
rencana
model
pem-
Berdasarkan
belajaran kooperatif tipe SFE,
peningkatan
dua
dengan
pertemuan
untuk
hasil
dibanding-kan
rata-rata
perentase
menyampaikan materi pem-
aktivitas belajar siswa pada pra
belajaran dan satu pertemuan
siklus.
untuk melaksanakan tes siklus
aktivitas
I. Masing-masing pertemuan
mengalami
Rata-rata
persentase
belajar
siswa
peningkatan
terdiri dari tiga tahap kegiatan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
67
sebesar
10.62%
menjadi
diskusi berlangsung mencapai
65.75%.
83% sedangkan untuk aspek
Kegiatan visual yaitu pada
siswa mendengarkan presentasi
aspek siswa memperhatikan
teman dari kelompok lain di
penjelasan
saat
depan kelas mencapai 67.80%.
menyampaikan materi pem-
Kegiatan menulis siswa yakni
belajaran
pada aspek siswa mencatat
dan
guru
mencapai
untuk
87.67%
aspek
siswa
penjelasan
guru
mencapai
membaca materi pada buku
60.66% dan untuk aspek siswa
atau
mengerjakan
Lembar
(LKS)
Kerja
mencapai
Siswa
64.23%.
Siswa
Lembar
(LKS)
Kerja
mencapai
Untuk kegiatan lisan yakni
83.35%. Kegiatan menggambar
pada aspek siswa bertanya
siswa
kepada guru mengenai materi
menggambar grafik persamaan
yang disampaikan atau hal
garis lurus mencapai 66.01%.
yang
Pada siklus I, banyaknya siswa
belum
dimengerti
yakni
aspek
mencapai 47.41%, untuk aspek
yang
siswa berdiskusi dengan teman
aktivitas belajar siswa tinggi
sekelompoknya mencapai 83%,
mencapai
untuk
siswa
siswa. Adapun yang memiliki
menyampaikan pendapat atau
kategori aktivitas belajar siswa
jawaban atas pertanyaan yang
sedang mencapai 38.84% atau
diajukan
mencapai
sebanyak 12 siswa, sedangkan
42.74%, dan untuk aspek siswa
kategori aktivitas belajar siswa
mengeluarkan pendapat atau
rendah mencapai 6,45% atau 2
saran
siswa.
aspek
guru
atas
kelompok
presentasi
lain
mencapai
37.38%.
Kegiatan
mendengarkan
pada
dari
siswa
aspek
mendengarkan
teman
memiliki
siswa
54.84%
kategori
atau
17
d. Refleksi
Dari hasil refleksi dan diskusi
yakni
dengan
guru
mengenai
siswa
pelaksanaan pembelajaran pada
saat
siklus I, diperoleh beberapa hal
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
68
yang perlu diperbaiki untuk
Siklus II dilaksanakan mulai
proses
hari Kamis, 27 Oktober 2016
pembelajaran
pada
II
yaitu
pembagian
untuk
pertemuan
kelompok
yang
didasarkan
Selasa,
1
siklus
pertama,
November
2016
pada hasil nilai tes siklus I,
untuk pertemuan kedua dan
pemberian
motivasi,
pe-
Kamis,
ngelolaan
kelas
dan
untuk pelaksanaan tes siklus II.
pengalokasian
lebih
waktu
efektif.
yang
Perencanaan
3
November
2016
c. Observasi
Berdasarkan
hasil
observasi
siklus II didasarkan pada hasil
aktivitas belajar siswa pada
refleksi
ini
siklus II diperoleh data untuk
mengakibatkan perubahan pada
kegiatan visual siswa yaitu
penyususnan
Rencana
pada
Pelaksanaan
Pembelajaran
siklus
I.
Hal
memperhatikan
guru
(RPP) siklus II.
3. Siklus II
a. Perencanaan
aspek
saat
siswa
penjelasan
menyampaikan
materi
pelajaran
100%.
Jika
mencapai
dibandingkan
dengan
dengan kondisi awal meningkat
model
pem-
sebesar 16.13% sedangkan jika
kooperatif
tipe
dibandingkan dengan siklus I
Facilitator
and
meningkat sebesar 12.31% dan
yang
untuk aspek siswa membaca
disesuaikan dengan perbaikan
materi pada buku atau Lembar
yang berdasarkan hasil refleksi
Kerja Siswa (LKS) mencapai
pada
85.44%.
Menyusun
RPP
menggunakan
belajaran
Student
Explaining
(SFE)
siklus
I,
LKS,
Jika
dibandingkan
menyiapkan lembar observasi
dengan kondisi awal meningkat
keterlaksanaan
sebesar 24.15% sedangkan jika
lembar
pembelajaran,
observasi
aktivitas
dibandingkan dengan siklus I
belajar, dan soal tes akhir
meningkat sebesar 21.21%.
siklus.
Kegiatan
b. Pelaksanaan
lisan
yakni
pada
aspek siswa bertanya kepada
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
69
guru mengenai materi yang
sebesar 32.08% sedangkan jika
disampai-kan atau hal yang
dibandingkan dengan siklus I
belum di-mengerti mencapai
meningkat sebesar 10.83%.
65.83%.
Kegaiatan mendengarkan siswa
Jika
dibandingkan
dengan kondis awal meningkat
yakni
sebesar 36.80% sedangkan jika
mendengarkan
dibandingkan dengan siklus I
diskusi berlangsung mencapai
meningkat
90.87%.
sebesar
18.42%.
pada
aspek
siswa
teman
Jika
saat
dibandingkan
Untuk aspek siswa berdiskusi
dengan kondisi awal meningkat
dengan teman se-kelompoknya
sebesar 16.68% sedangkan jika
mencapai
dibandingkan dengan siklus I
90.87%.
Jika
dibandingkan dengan kondisi
meningkat
sebesar
awal
Untuk
aspek
meningkat
16.68%
sebesar
sedangkan
jika
mendengarkan
7.87%.
siswa
presentasi
dibandingkan dengan siklus I
teman dari kelompok lain di
meningkat
sebesar
depan kelas mencapai 67.94%.
Untuk
aspek
7.87%.
siswa
Jika
dibandingkan
menyampaikan pendapat atau
kondisi
jawaban atas pertanyaan yang
sebesar 3.42% sedangkan jika
diajukan
dibandingkan dengan siklus I
62.26%.
guru
Jika
mencapai
dibandingkan
awal
dengan
meningkat
meningkat sebesar 0.14%.
dengan kondisi awal meningkat
Kegiatan menulis siswa yakni
sebesar 36.45% sedangkan jika
pada aspek siswa mencatat
dibandingkan dengan siklus I
penjelasan
meningkat
sebesar
70.18%.
Untuk
aspek
19.52%.
guru
Jika
mencapai
dibandingkan
siswa
dengan kondisi awal meningkat
mengeluarkan pendapat atau
sebesar 31.47% sedangkan jika
saran
dibandingkan dengan siklus I
atas
kelompok
48.21%.
presentasi
lain
Jika
dari
mencapai
dibandingkan
dengan kondisi awal meningkat
meningkat sebesar
Untuk
mengerjakan
aspek
Lembar
9.52%.
siswa
Kerja
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
70
Siswa
(LKS)
91.12%.
Jika
mencapai
dibandingkan
Semua
kegiatan
yang
direncakanan sudah terlaksana
dengan kondisi awal meningkat
meskipun
sebesar 13.7% sedangkan jika
kekurangan agar pembelajaran
dibandingkan dengan siklus I
dapat lebih efektif lagi.
meningkat sebesar 7.77%.
Peningkatan yang terjadi pada
Kegiatan menggambar siswa
setiap
yakni aspek siswa menggambar
belajar
grafik persamaan garis lurus
pembelajaran
mencapai
pada siklus I dan siklus II
66.21%.
Jika
masih
terdapat
indikator
aktivitas
siswa
dalam
yang
diamati
dibandingkan dengan kondisi
disebabkan
awal meningkat sebesar 4.92%
penerapan model pembelajaran
sedangkan jika dibandingkan
kooperatif tipe SFE yang dapat
dengan siklus I meningkat
berlangsung dengan baik. Hasil
sebesar
akhir
0.2%.
Kegiatan
dari
menggambar pada siklus II
memenuhi
mengalami peningkatan baik
kinerja,
jika
dilanjutkan
dibandingkan
dengan
kondisi awal maupun siklus I.
d. Refleksi
siklus
II
semua
maka
adanya
telah
indikator
tidak
untuk
perlu
siklus
berikutnya.
Pembahasan
Berdasarkan
hasil
keterlaksanaan
yang
karena
observasi
pembelajaran
diperoleh
dengan
membandingkan
hasil
Setelah adanya tindakan siklus II
dengan
menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe SFE,
rata-rata
aktivitas
observasi oleh tim observer,
mengalami
dapat
dibandingkan
disimpulkan
bahwa
model
belajar
siswa
peningkatan
jika
dengan
rata-rata
langkah-langkah pembelajaran
aktivitas belajar siswa pada pra
yang
siklus dan siklus I. Rata-rata aktivitas
dilakukan
oleh
guru
berjalan dengan baik sesuai
belajar
dengan
telah
mengalami
RPP.
9.17% jika dibandingkan dengan
direncanakan
yang
dalam
siswa
pada
peningkatan
siklus
II
sebesar
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
71
Kegiatan lisan yakni pada aspek
siklus I dan meningkat sebesar
19.79% jika dibandingkan dengan
siswa
pra siklus. Pada siklus II, banyaknya
mengenai materi yang disampai-kan
siswa
kategori
atau hal yang belum di-mengerti
aktivitas belajar siswa tinggi sudah
mencapai 65.83%. Jika dibandingkan
mencapai lebih dari 70% yaitu
dengan
kondis
74.19% atau 23 siswa. Adapun yang
sebesar
36.80%
memiliki kategori aktivitas belajar
dibandingkan
siswa sedang mencapai 25.81% atau
meningkat sebesar 18.42%. Untuk
sebanyak 8 siswa, sedangkan tidak
aspek siswa berdiskusi dengan teman
ada siswa yang masuk pada kategori
sekelompoknya mencapai 90.87%.
aktivitas belajar siswa rendah.
Jika dibandingkan dengan kondisi
yang
memiliki
bertanya
kepada
awal
guru
meningkat
sedangkan
dengan
jika
siklus
I
observasi
awal meningkat sebesar 16.68%
aktivitas belajar siswa pada siklus II
sedangkan jika dibandingkan dengan
diperoleh data untuk kegiatan visual
siklus I meningkat sebesar 7.87%.
siswa
Untuk aspek siswa menyampaikan
Berdasarkan
yaitu
hasil
pada
aspek
siswa
memperhatikan penjelasan guru saat
pendapat
menyampaikan
pertanyaan
materi
pelajaran
atau
yang
jawaban
atas
diajukan
guru
mencapai 100%. Jika dibandingkan
mencapai 62.26%. Jika dibandingkan
dengan
kondisi
dengan
kondisi
sebesar
16.13%
sebesar
36.45%
dibandingkan
awal
meningkat
sedangkan
dengan
jika
siklus
I
dibandingkan
awal
meningkat
sedangkan
dengan
jika
siklus
I
meningkat sebesar 12.31% dan untuk
meningkat sebesar 19.52%. Untuk
aspek siswa membaca materi pada
aspek siswa mengeluarkan pendapat
buku atau Lembar Kerja Siswa
atau
(LKS)
Jika
kelompok lain mencapai 48.21%.
dibandingkan dengan kondisi awal
Jika dibandingkan dengan kondisi
meningkat
24.15%
awal meningkat sebesar 32.08%
sedangkan jika dibandingkan dengan
sedangkan jika dibandingkan dengan
siklus I meningkat sebesar 21.21%.
siklus I meningkat sebesar 10.83%.
mencapai
85.44%.
sebesar
saran
atas
presentasi
dari
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
72
Kegaiatan mendengarkan siswa
yakni
pada
aspek
siswa
grafik
persamaan
garis
lurus
mencapai 66.21%. Jika dibandingkan
mendengarkan teman saat diskusi
dengan
berlangsung mencapai 90.87%. Jika
sebesar
dibandingkan dengan kondisi awal
dibandingkan
meningkat
meningkat sebesar 0.2%. Kegiatan
sebesar
16.68%
kondisi
awal
meningkat
4.92% sedangkan jika
dengan
siklus
I
sedangkan jika dibandingkan dengan
menggambar
siklus I meningkat sebesar 7.87%.
mengalami peningkatan baik jika
Untuk aspek siswa mendengarkan
dibandingkan dengan kondisi awal
presentasi teman dari kelompok lain
maupun siklus I.
di depan kelas mencapai 67.94%.
Berdasarkan
pada
siklus
uraian
II
tersebut
Jika dibandingkan dengan kondisi
diketahui bahwa semua aktivitas
awal
yang
meningkat
sebesar
3.42%
diamati
mengalami
sedangkan jika dibandingkan dengan
peningkatan,
siklus I meningkat sebesar 0.14%.
aktivitas belajar siswa meningkat
Kegiatan menulis siswa yakni
pada
aspek
siswa
mencatat
rata-rata
persentase
menjadi 74.92%, dan banyaknya
siswa
yang
mencapai
kategori
penjelasan guru mencapai 70.18%.
aktivitas
Jika dibandingkan dengan kondisi
pembelajaran matematika men-capai
awal meningkat sebesar 31.47%
74.19%. Oleh karena itu, rata-rata
sedangkan jika dibandingkan dengan
persentase aktivitas belajar siswa
siklus I meningkat sebesar 9.52%.
maupun
Untuk aspek siswa mengerjakan
mencapai kategori aktivitas belajar
Lembar
(LKS)
tinggi pada pembelajaran matematika
mencapai 91.12%. Jika dibandingkan
sudah memenuhi indikator kinerja
dengan
kondisi
awal
yang telah ditentukan sebelumnya.
sebesar
13.7%
sedangkan
Kerja
dibandingkan
Siswa
meningkat
dengan
siklus
yakni
aspek
menggambar
siswa
banyaknya
tinggi
siswa
pada
yang
jika
Pada prasiklus, siklus I, dan
I
siklus II diperoleh perentase siswa
meningkat sebesar 7.77%.
Kegiatan
belajar
yang memperoleh hasil tes prestasi
siswa
menggambar
belajar matematika ≥ 75 adalah
sebesar
54.84%,
70.97%,
dan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
73
77.46%. Jika dibandingkan dengan
pembelajaran kooperatif tipe SFE
prasiklus, persentase ketuntasan hasil
berdasarkan hasil observasi aktivitas
tes prestasi belajar matematika siswa
belajar siswa pada pra siklus, siklus I
pada siklus II meningkat sebesar
dan siklus II ditunjukkan dengan
22.62%,
banyaknya
sedangkan
jika
siswa
yang
telah
I
mencapai kategori aktivitas belajar
meningkat sebesar 6.45%. Rata-rata
siswa tinggi pada pra siklus yaitu
hasil tes prestasi belajar matematika
35.48% meningkat menjadi 54.84%
siswa juga mengalami peningkatan
pada siklus I kemudian meningkat
yaitu mencapai 76,52 pada siklus II.
menjadi 74.19% pada siklus II.
Jika dibandingkan dengan pra siklus,
Selain
rata-rata hasil tes prestasi belajar
aktivitas belajar siswa mengalami
matematika
mengalami
peningkatan yaitu 55.13% pada pra
peningkatan sebesar 0.77 sedangkan
siklus menjadi 65.75% pada siklus I
jika dibandingkan dengan siklus I
kemudian pada siklus II menjadi
meningkat
74.92%.
dibandingkan
dengan
siswa
sebesar
siklus
3.13
karena
itu,
rata-rata
Apabila
persentase
dibandingkan
terjadi peningkatan persentase siswa
dengan pra siklus maka terjadi
yang memperoleh hasil tes prestasi
peningkatan sebesar 10.62% pada
belajar ≥ KKM sebanyak ≥ 75% dari
siklus
jumlah siswa, maka dapat dikatakan
dengan
bahwa
peningkatan pada siklus II sebesar
penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe SFE
I.
Apabila
siklus
I
dibandingkan
maka
terjadi
7.77%.
Peningkatan
dapat meningkatkan prestasi belajar
belajar
pada
materi
matematika siswa dan memenuhi
matematika
indikator kinerja yaitu minimal 75%
persamaan garis lurus berdasarkan
siswa mem-peroleh nilai ≥ KKM.
nilai
tes
ditunjukkan
siwa
prestasi
pada
setiap
dengan
siklus
persentase
ketuntasan siswa. Persentase siswa
SIMPULAN DAN SARAN
belajar
yang mendapatkan nilai tes ≥ 75
siswa pada pembelajaran matematika
pada siklus I sebesar 70.97% dan
melalui
siklus II sebesar 77.42%. Besar
Peningkatan
aktivitas
penerapan
model
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
74
peningkatan presentase siswa yang
mempunyai
gambaran
mendapatkan nilai tes ≥ KKM adalah
mengetahui langkah pembelajaran
6.45%, telah memenuhi indikator
terebut
yang ditetapkan.
meningkatkan aktivitas belajar dan
sebagai
dan
alternatif
dalam
Saran terhadap penelitian ini,
prestasi belajar matematika siswa.
sebagai berikut : (1) Guru dapat
(4) Bagi peneliti lain yang ingin
menggunakan model pembelajaran
melakukan
kooperatif tipe Student Facilitator
mampu
and Explaining (SFE) untuk me-
yang
ningkatkan
penelitian ini dan dapat menjadikan
aktivitas
belajar
dan
penelitian
diharapkan
menyempurnakan
belum
dipenuhi
penelitian
(2) Siswa sebaiknya lebih aktif untuk
Penggunaan
menyampaikan ide atau gagasannya
sebagai
kepada teman maupun guru. Hal ini
menjelaskan
ditujukan agar siswa mendapatkan
diterapkan karena keterbatasan alat.
tanggapan
DAFTAR PUSTAKA
dari
teman
sebagai
dalam
prestasi belajar matematika siswa.
langsung
ini
aspek
media
sarana
referensi.
power
guru
materi
yang
point
dalam
belum
maupun guru, dimana tanggapan
tersebut
dapat
dijadikan sebagai
evaluasi dari ide yang disampaikan.
Selain
itu,
mengeluarkan
dengan
ide,
siswa
bertanya,
menjawab pertanyaan dari guru,
menyampaikan saran atas presentasi,
dan diskusi maka penyerapan materi
pelajaran akan lebih optimal karena
siswa terlibat langsung selama proses
pembelajaran. (3) Sekolah hendaknya memberikan pengarahan kepada
guru tentang model pembelajaran
kooperatif tipe Student Facilitator
and Explaining (SFE), sehingga guru
[1] Selim. (2014) . The Relationship
Between Student Engagement
and Their Academic Achievement. International Journal
on New Trends in Education
and Their Implications, 5(4),
216-231
[2] Ramlah, Firmansyah, D., &
Zubair, H. (2014). Pengaruh
Gaya Belajar dan Keaktifan
Siswa Terhadap Prestasi
Belajar Matematika. Jurnal
Ilmiah Solusi , 1(3), 68-75
[3] Sabatina, D. (2014). Pengaruh
Aktivitas Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Ditinjau
Dari Kemampuan Komunikasi Matematika Pada Siswa
Kelas VIII Semester Genap
SMP Negeri 2 Banyudono
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
75
Tahun Pelajaran 2013/2014.
Skripsi Tidak Dipublikasikan.
Universitas
Muhamadiyah
Surakarta.
kalian Bilangan Bulat. Jurnal
Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, 1 (2), 2936
[4] Huda, M. (2013). Model-model
Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
[6]Viandari, Y. (2013). Implementasi
Model Pembelajaran Student
Facilitator and Explaining
untuk Meningkatkan Hasil
Belajar pada Materi Persamaan Linier Satu Variabel.
Cakrawala Pendidikan, 15
(2), 236-242
[5] Irlinawati, D., Efendi, D., &
Andriani,
S.
(2013).
Penerapan
Model
Pembelajaran Student Facilitator
and Explaining Pada Per-
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
76
BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND
EXPLAINING (SFE) PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS
BAGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Agustine Tiya Arum Anggarani1), Budiyono2), Ira Kurniawati3)
1)
Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
Dosen Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
1)
agustine.tiya@gmail.com, 2) budiyono@yahoo.com, 3) irakur_uns@yahoo.com
2),3)
Alamat Instansi :
Gedung D lantai 1, FKIP, Jalan Ir. Sutami No. 36A, Jawa Tengah 57126
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendiskripsikan pelaksanaan pembelajaran
matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator
and Explaining (SFE) yang dapat meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar
matematika siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun 2016/2017. 2) mengetahui
apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining
(SFE) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Sukoharjo
tahun 2016/2017. 3) mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Facilitator and Explaining (SFE) memberikan dampak terhadap prestasi belajar
matematika siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun 2016/2017.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2
siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun
pelajaran 2016/2017. Teknik pengumpulan data melalui observasi, tes dan dokumentasi.
Teknik uji validitas data adalah triangulasi penyidik. Data yang dikumpulkan pada
penelitian ini adalah data aktivitas belajar siswa dan pelaksanaan proses pembelajaran
melalui observasi, data prestasi belajar matematika siswa yang diperoleh melalui tes, dan
data berupa foto dan video pembelajaran melalui dokumentasi.
Dari hasil observasi pada siklus I, diperoleh rata-rata persentase aktivitas belajar
siswa sebesar 65.75%, banyaknya siswa yang mencapai kategori aktivitas belajar siswa
tinggi adalah 17 siswa (54.84%), dan dari hasil tes prestasi belajar matematika diperoleh
presentase ketuntasan nilai tes sebesar 70.97%. Pada siklus II mengalami peningkatan
rata-rata persentase aktivitas belajar siswa sebesar 9.17% menjadi 74.92%, banyaknya
siswa yang mencapai kategori aktivitas belajar siswa tinggi meningkat sebesar 19.35%
menjadi 74.19% atau sebanyak 23 siswa dan presentase ketuntasan nilai tes meningkat
sebesar 6.45% menjadi 77.42%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student
Facilitator and Explaining (SFE) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi
belajar matematika siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran
2016/2017.
Kata kunci : Student Facilitator and Explaining (SFE), aktivitas belajar siswa, prestasi
belajar matematika siswa
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
58
kegiatan emosional. Namun, tidak
PENDAHULUAN
Proses pembelajaran matematika
semua jenis aktivitas tersebut dapat
di kelas akan tercapai apabila terjadi
dilakukan
hubungan timbal balik antara guru
matematika. Oleh karena itu, pada
dengan
proses
penelitian ini dibatasi pada lima
pembelajaran di kelas, guru sering
aktivitas yang dianggap muncul pada
menghadapi siswa yang tidak dapat
proses
mengikuti
yaitu kegiatan visual, kegiatan lisan,
siswa.
Dalam
pelajaran
matematika
pada
pembelajaran
pembelajaran
matematika,
dengan baik. Hal tersebut terjadi
kegiatan
mendengarkan,
kegiatan
karena kurangnya keterlibatan siswa
menulis dan kegiatan menggambar.
selama proses pembelajaran. Siswa
Beberapa penelitian menyebut-
cenderung pasif dan hanya menerima
kan bahwa terdapat pengaruh antara
apa
yang disampaikan oleh guru.
aktivitas belajar siswa dan prestasi
Keterlibatan siswa dalam proses
belajar matematika siswa. Selim [1]
pembelajaran matematika merupakan
dalam
salah
berjudul The Relationships Between
satu
hal
mempengaruhi
yang
prestasi
dapat
belajar
jurnal
Student
internasional
Engagement
and
yang
Their
matematika. Keterlibatan siswa dapat
Academic Achievement, menyimpul-
dilihat dari seberapa banyak peran
kan bahwa terdapat hubungan yang
yang dilakukannya selama proses
signifikan antara keterlibatan siswa
pembelajaran. Aktivitas belajar siswa
dalam
dapat dijadikan cara untuk melihat
pencapaian akademik mereka. Hasil
keterlibatan siswa, karena aktivitas
penelitian Ramlah dkk [2] me-
belajar adalah keaktifan, kegiatan
nyimpulkan
atau kesibukan yang dilakukan siswa
pengaruh
pada proses pembelajaran. Aktivitas
keaktifan dengan prestasi belajar
belajar siswa dapat berupa kegiatan
matematika pada siswa SMP. Selain
visual,
kegiatan
mendengarkan,
kegiatan
motorik,
pembelajaran
bahwa
dengan
terdapat
yang signifikan antara
lisan,
kegiatan
itu, Sabatina [3] dalam penelitiannya
kegiatan
menulis,
menyimpulkan bahwa ada pengaruh
kegiatan
aktivitas belajar terhadap prestasi
menggambar,
kegiatan
mental
dan
belajar matematika.
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
59
Hasil dari observasi awal dan
wawancara
dengan
guru
mata
diberikan guru sedangkan yang lain
tidak peduli dengan tugas tersebut
pelajaran matematika kelas VIII C
dan
SMP Negeri 2 Sukoharjo yaitu Ibu
diluar tugas yang diberikan. Dengan
Muryanti, S.Pd, diperoleh informasi
demikian, terlihat hanya terdapat
bahwa sebagian besar siswa kurang
kurang
aktif dalam kegiatan pembelajaran.
memiliki aktivitas lisan. Selanjutnya,
Berdasarkan observasi awal dapat
ada 11 orang dari 31 siswa yang
diketahui terdapat 23 dari 31 siswa
tidak mendengarkan saat kegiatan
yang
saat
presentasi berlangsung dan ada 17
hanya
siswa dari 31 yang sudah mau
terdapat 15 dari 31 siswa yang
mendengarkan teman saat diskusi
membaca materi pada buku. Terlihat
berlangsung.
bahwa hanya terdapat kurang dari
merupakan gambaran untuk aktivitas
75% siswa yang memperhatikan guru
mendengarkan.
dan kurang dari 50% siswa yang mau
kurang dari 60% siswa yang melaku-
membaca materi pada buku. Untuk
kan aktivitas mendengarkan. Selain
aktivitas lisan, siswa yang bertanya
itu, 20 dari 31 siswa siswa mencatat
mengenai materi yang belum jelas
penjelasan guru dan 22 dari 31 siswa
ada
siswa
yang mengerjakan Lembar Kerja
menjawab pertanyaan yang diajukan
Siswa (LKS). Hal ini menunjukkan
guru dengan mengacungkan tangan
bahwa kurang dari 70% siswa yang
terlebih dahulu walaupun sebagian
melakukan aktivitas menulis. Rata-
besar dalam menjawab pertanyaan
rata aktivitas belajar siswa adalah
secara bersamaan, dan 5 siswa yang
49.68%. Berdasarkan beberapa hal
memberi saran atas presentasi yang
tersebut
dilakukan oleh siswa lain. Saat
aktivitas belajar siswa kelas VIII C
kegiatan diskusi, hanya terdapat 17
masih tergolong rendah.
memperhatikan
pembelajaran
dari
10
31
guru
berlangsung,
siswa,
siswa,
5
orang
sebagian
siswa
membicarakan
dari
dapat
permasalahan
50%
siswa
Data
Terlihat
dikatakan
yang
tersebut
bahwa
bahwa
Selain aktivitas belajar, terdapat
mengandalkan temannya yang pintar
permasalahan lain
yaitu
prestasi
untuk menyelesaikan tugas yang
belajar matematika siswa kelas VIII
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
60
C SMP Negeri 2 Sukoharjo yang
pembelajaran
masih
kepada siswa apakah masih ada
kurang
memuaskan.
dengan
bertanya
Berdasarkan hasil ulangan harian
materi
matematika materi Relasi dan Fungsi
belum jelas. Apabila masih ada
yang dilakukan saat prasiklus dengan
materi
nilai lebih dari atau sama dengan
menjelaskan kembali materi yang
KKM (KKM=75) hanya ada 17 dari
belum dipahami. Setelah itu, guru
31 siswa di kelas (54,84%). Harapan
menjelaskan
dari guru adalah minimal 75% dari
dipelajari.
siswa di
mencapai
nyuruh siswa untuk berkelompok
kriteria ketuntasan belajar minimal.
yang masing terdiri dari 4-5 siswa.
Beberapa faktor penyebab rendahnya
Kelompok yang terbentuk digunakan
prestasi belajar matematika siswa
sebagai sarana diskusi untuk me-
yaitu
nyelesaikan
kelas dapat
penggunaan
model
pertemuan
yang
kemarin
belum
jelas,
materi
guru
yang
Kemudian,
soal.
yang
akan
guru
Ada
me-
beberapa
pembelajaran yang kurang sesuai
kelompok yang anggotanya me-
sehingga tidak menarik perhatian
ngerjakan soal secara individual dan
siswa, siswa tidak fokus dalam
ada pula yang menunggu jawaban
pembelajaran,
dari teman yang dianggap pintar
bertanya
dan
kepada
tidak
guru
mau
mengenai
dalam
satu
kelompok.
Sehingga
materi yang telah disampaikan atau
dalam satu kelompok belum ada
hal yang belum dipahami, sehingga
interaksi atau tukar pikiran antar
mengakibatkan
belajar
siswa. Diskusi hanya dilakukan oleh
yaitu
beberapa anggota saja dalam suatu
KKM.
kelompok sedangkan anggota lain
Faktor penyebab tersebut didasarkan
cenderung pasif. Dari uraian tersebut,
pada hasil observasi yang dilakukan
dapat
di kelas dan wawancara dengan guru.
kelompok
matematika
mendapat
prestasi
yang
nilai
rendah
dibawah
diketahui
sebagai
bahwa
sarana
diskusi
untuk
Berdasarkan observasi di kelas,
belajar bersama belum dimanfaatkan
guru mengajar menggunakan metode
secara maksimal oleh siswa. Ketika
ceramah dengan model pembelajaran
presentasi hasil pekerjaan di depan
kooperatif.
kelas, masih didominasi pula oleh
Guru
memulai
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
61
beberapa siswa yang berperan besar
timbulnya kemauan siswa untuk
saat diskusi kelompok sedangkan
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
anggota yang lain cenderung acuh
Sehingga tercipta pula komunikasi
dan membiarkan temannya untuk
dua arah yaitu dari guru ke siswa
presentasi. Dalam kegiatan pemberi-
maupun dari siswa ke guru. Salah
an umpan balik, hanya ada beberapa
satu cara yang dapat ditempuh yaitu
siswa yang aktif. Selama kegiatan
dengan
belajar mengajar berlangsung, guru
pembelajaran
kooperatif.
Model
dapat menguasai proses pembelajar-
pembelajaran
kooperatif
adalah
an. Akan tetapi, prestasi belajar
model pembelajaran yang melibatkan
matematika yang diperoleh tidak
keaktifan siswa dalam suatu diskusi
sesuai dengan harapan guru. Model
kelompok. Kelompok yang terbentuk
pembelajaran kooperatif pun sudah
adalah kelompok yang heterogen
diterapkan
baik dalam jenis kelamin, hasil
karena
tetapi
saat
belum
diskusi
optimal
berlangsung
menerapkan
model
belajar, ras, dan lain-lain.
Model pembelajaran kooperatif
masih ditemui beberapa kelompok
yang anggotanya pasif.
Dengan
bermacam-macam,
demikian,
adanya
Student Team Achievement Division
alternatif model pembelajaran yang
(STAD), Numbered Head Together
dapat meningkatkan aktivitas belajar
(NHT), Jigsaw, Think Pair Share
dan
(TPS), Teams Games Tournament
diperlukan
prestasi
belajar
matematika
(TGT),
siswa.
Tidak ada model pembelajaran
Student
Explaining
antara
lain
Facilitator
and
(SFE), dan lain-lain.
yang terbaik, yang ada ialah model
Masing-masing
pembelajaran yang sesuai apabila
langkah-langkah pembelajaran yang
diterapkan
berbeda-beda. Dalam penelitian ini
dalam
pembelajaran
mempunyai
dengan mempertimbangkan materi
dipilih
maupun
kooperatif tipe Student Facilitator
kondisi
siswa.
Model
model
tipe
pembelajaran yang dipilih diharap-
and
kan
proses
menurut Huda [4], SFE dapat melatih
serta
siswa untuk menjadi guru, siswa
dapat
pembelajaran
menciptakan
yang
aktif
Explaining
pembelajaran
(SFE)
karena
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
62
diberi kesempatan untuk mengulangi
explaining dapat meningkatkan hasil
penjelasan guru yang telah didengar,
belajar siswa.
dapat
memotivasi
siswa
untuk
Pada
model
pembelajaran
dalam
kooperatif tipe SFE, siswa akan lebih
menjelaskan materi ajar, dan melatih
berpikir kritis dalam menghadapi
siswa
atau
masalah, baik itu masalah yang
mempresentasikan ide atau pendapat.
diberikan guru maupun masalah yang
Sesuai dengan permasalahan yaitu
ditemukannya sendiri dalam proses
masih terdapat beberapa siswa yang
diskusi. Selama proses pembelajaran,
kurang memperhatikan guru saat
masing-masing
pembelajaran, siswa jarang bertanya,
tanggung jawab untuk mempelajari
saat diskusi cenderung didominasi
materi
oleh anggota yang pintar sehingga
masing
siswa lain hanya menunggu hasil
memahami materi tersebut karena
pekerjaan yang sudah selesai dan
kegiatan selanjutnya adalah me-
masih terdapat siswa yang tidak
njelaskan atau mempresentasikan ide
mendengarkan
dari
dan hasil pekerjaan kepada teman
kelompok lain, maka dengan SFE
satu kelompoknya secara bergantian.
diharapkan
akan
Dengan adanya proses pembelajaran
model
tersebut akan menciptakan suasana
menjadi
yang
untuk
terbaik
berbicara
presentasi
aktivitas
meningkat.
siswa
Pemilihan
terlebih
siswa
ber-
dahulu.
Masing-
akan
berusaha
siswa
pembelajaran kooperatif tipe SFE
belajar
juga didasarkan pada hasil penelitian
menyenangkan serta dapat melatih
yang telah dilakukan oleh Irlinawati
keberanian
dkk
ngemukakan pendapat.
[5]
yang
akan
mengesankan
siswa
dalam
dan
me-
menyimpulkan
bahwa
pembelajaran
student
Model pembelajaran kooperatif
facilitator amd explaining dapat
tipe SFE yang diterapkan pada
meningkatkan keaktifan dan prestasi
penelitian ini menggunakan lembar
belajar
itu,
kerja yang berisi tugasyang harus
Viandari [6] dalam penelitiannya
dipelajari oleh setiap siswa dalam
menyimpulkan
penerapan
satu kelompok. Lembar kerja yang
pembelajaran student facilitator amd
digunakan berisi materi dan kegiatan
penerapan
matematika.
bahwa
Selain
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
63
(tugas) berupa soal beserta langkah-
untuk mengetahui data awal yaitu
langkah
nilai
dalam
pengerjaanya.
siswa
sebelum
penerapan
Sehingga saat kegiatan diskusi akan
tindakan. Observasi bertujuan untuk
memudahkan siswa untuk saling
mengamati
bertukar pikiran dan melengkapi hal
pembelajaran
apa saja yang belum dimengerti
pembelajaran kooperatif tipe Student
tentang
Facilitator
materi
Persamaan
Garis
proses
pelaksanaan
dengan
and
model
Explaining
dan
mengumpulkan data aktivitas belajar
Lurus.
Berdasarkan uraian pada latar
belakang
masalah,
peneliti
siswa selama proses pembelajaran.
Instrumen
yang
digunakan
melakukan penelitian tindakan kelas
dalam penelitian ini terdiri dari :
dengan
lembar
menerapkan
model
observasi
keterlaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe Student
pembelajaran matematika dan lembar
Facilitator and Explaining (SFE)
observasi aktivitas belajar siswa. Tes
yang diharapkan dapat meningkatkan
tertulis bertujuan untuk mengumpul-
aktivitas belajar dan prestasi belajar
kan data nilai siwa untuk mengetahui
matematika siswa.
prestasi belajar matematika siswa.
Instrumen yang digunakan adalah
lembar tes tertulis uraian.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan
penelitian
Berdasarkan
tindakan
sumber
kelas.
data
yang
Dokumentasi
foto
dengan cara mengambil
kegiatan
para
pelaksanaan
untuk
penelitian dilaksanakan.
data dalam
gambar
siswa
digunakan, metode yang digunakan
pengumpupan
dilakukan
dalam
pembelajaran
saat
metode
Dalam penelitian ini, validitas
observasi, metode tes, dan metode
data dilakukan dengan triangulasi
dokumentasi. Dalam penelitian ini,
penyidik.
Triangulasi
penyidik
metode observasi dilakukan selama
dilakukan
dengan
cara
pembelajaran berlangsung, metode
membandingkan dan mengecek balik
tes dilakukan di setiap akhir siklus,
derajat kepercayaan suatu informasi
dan metode dokumentasi dilakukan
yang
penelitian
ini
adalah
diperoleh
dengan
jalan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
64
memanfaatkan peneliti dan pengamat
serta aktivitas belajar yang dilakukan
lainnya.
data
siswa selama proses pembelajaran.
diperlukan juga validitas instrumen
Data hasil tes setiap akhir siklus
agar
dapat
siswa digunakan untuk mengetahui
dan
tingkat ketuntasan prestasi belajar
Selain
hasil
validitas
analisis
data
dipertanggungjawabkann
dijadikan dasar yang kuar dalam
matematika siswa.
menarik simpulan. Hasil analisis
terhadap
pertimbangan
menunjukkkan
bahwa
validator
instrumen
yang disusun peneliti telah memiliki
kesesuaian
isi
untuk
mengukur
HASIL
PENELTIAN
DAN
PEMBAHASAN
1. Pra Siklus
a. Perencanaan
aktivitas belajar siswa dan prestasi
Kegiatan yang dilakukan pada
belajar matematika siswa dengan
tahap ini meliputi menyusun
beberapa
RPP,
dilakukan
dinyatakan
digunakan.
perbaikan.
perbaikan
valid
Data
Setelah
isntrumen,
dan
layak
yang diperoleh
LKS
siswa),
(lembar
lembar
keterlaksanaan
lembar
kerja
observasi
pembelajaran,
observasi
aktivitas
dikatakan valid apabila beberapa
belajar, dan soal tes akhir
pengamat yang terlibat memberikan
siklus.
hasil pengamatan yang sama.
Analisis data dilakukan dengan
b. Pelaksanaan
Pada
tahap
ini,
guru
menggunakan data hasil observasi
melaksanakan tindakan sesuai
dan data hasil tes prestasi belajar
dengan rencana yang telah
matematika
dibuat.
siswa.
Observasi
pelaksanaan proses pembelajaran dan
c. Observasi
aktivitas belajar siswa digunakan
Berdasarkan
hasil
observasi
untuk mengetahui bagaimana peran
yang
guru dalam melaksanakan prose
kegiatan pra siklus, rata-rata
pembelajaran dengan menerapkan
persentase
model pembelajaran koopratif tipe
siswa sebesar 55.13%. Aspek
Student Facilitator and Explaining
siswa
dilaksanakan
aktivitas
pada
belajar
memperhatikan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
65
saat
depan kelas mencapai 64.52%.
menyampaikan materi pem-
Kegiatan menulis siswa yakni
belajaran
pada aspek siswa mencatat
penjelasan
dan
guru
mencapai
untuk
83.87%
aspek
siswa
penjelasan
guru
mencapai
membaca materi pada buku
38.71% dan untuk aspek siswa
atau
mengerjakan
Lembar
Kerja
Siswa
Lembar
(LKS) mencapai 61.29%.
Siswa
Untuk kegiatan lisan yakni
77.42%. Kegiatan menggambar
pada aspek siswa bertanya
siswa
kepada guru mengenai materi
menggambar grafik persamaan
yang disampaikan atau hal
garis lurus mencapai 61.29%.
yang
dimengerti
Pada pra siklus, banyaknya
mencapai 29.03%, untuk aspek
siswa yang memiliki kategori
siswa berdiskusi dengan teman
aktivitas belajar siswa tinggi
sekelompoknya
hanya mencapai 35.48% atau
belum
mencapai
(LKS)
Kerja
yakni
aspek
siswa
74.19%, untuk aspek siswa
11
menyampaikan pendapat atau
memiliki
jawaban atas pertanyaan yang
belajar siswa sedang mencapai
diajukan
45.16%
guru
mencapai
siswa.
mencapai
Adapun
kategori
atau
yang
aktivitas
sebanyak
25.81%, dan untuk aspek siswa
siswa,
mengeluarkan pendapat atau
aktivitas belajar siswa rendah
saran
mencapai 19.36% atau 6 siswa.
atas
kelompok
presentasi
lain
dari
mencapai
16.13%.
Kegiatan
sedangkan
14
kategori
d. Refleksi
Berdasarkan
hasil
yakni
prasiklus,
maka
siswa
dilakukan suatu tindakan yang
saat
berbeda untuk meningkatkan
diskusi berlangsung mencapai
aktivitas belajar siswa melalui
74.19% sedangkan untuk aspek
model pembelajaran kooperatif
siswa mendengarkan presentasi
tipe SFE. Model pembelajaran
teman dari kelompok lain di
kooperatif tipe SFE memiliki
mendengarkan
pada
siswa
aspek
mendengarkan
teman
observasi
perlu
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
66
kelebihan yaitu siswa diajak
yaitu kegiatan pendahuluan,
untuk
menerangkan
kegiatan
materi pelajaran kepada siswa
penutup.
Penneliti
juga
lain dan siswa bisa belajar
membuat
LKS
yang
mengeluarkan ide-ide yang ada
disesuaikan
dipikirannya
serta
dapat
dapat
sehingga
lebih
inti
dan
kegiatan
dengan
materi,
menyiapkan
lembar
observasi dan tes akhir siklus I.
memahami
materi
Dengan
adanya
kelebihan tersebut,
aktivitas
Siklus I dilaksanakan mulai
dapat
hari Kamis, 13 Oktober 2016
tersebut.
belajar
siswa
b. Pelaksanaan
ditingkatkan karena siswa akan
untuk
memiliki peran yang lebih
Selasa 18 Oktober 2016 untuk
dalam
pertemuan kedua dan Rabu, 19
proses
pembelajaran.
pertemuan
pertama,
Selanjutnya diharapkan dapat
Oktober
berdampak
pelaksanaan tes siklus I.
prestasi
positif
belajar
terhadap
matematika
2016
untuk
c. Observasi
Dari hasil kegiatan pra siklus,
siswa.
dilaksanakan tindakan siklus I
2. Siklus I
dengan
a. Perencanaan
menerapkan
model
Bedasarkan kondisi awal yang
pembelajaran kooperatif tipe
telah diketahui, maka peneliti
SFE.
menyusun
pem-
observasi pada siklus I, rata-
belajaran pada siklus I yaitu
rata persentase aktivitas belajar
menerapkan
siswa pada siklus I mengalami
rencana
model
pem-
Berdasarkan
belajaran kooperatif tipe SFE,
peningkatan
dua
dengan
pertemuan
untuk
hasil
dibanding-kan
rata-rata
perentase
menyampaikan materi pem-
aktivitas belajar siswa pada pra
belajaran dan satu pertemuan
siklus.
untuk melaksanakan tes siklus
aktivitas
I. Masing-masing pertemuan
mengalami
Rata-rata
persentase
belajar
siswa
peningkatan
terdiri dari tiga tahap kegiatan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
67
sebesar
10.62%
menjadi
diskusi berlangsung mencapai
65.75%.
83% sedangkan untuk aspek
Kegiatan visual yaitu pada
siswa mendengarkan presentasi
aspek siswa memperhatikan
teman dari kelompok lain di
penjelasan
saat
depan kelas mencapai 67.80%.
menyampaikan materi pem-
Kegiatan menulis siswa yakni
belajaran
pada aspek siswa mencatat
dan
guru
mencapai
untuk
87.67%
aspek
siswa
penjelasan
guru
mencapai
membaca materi pada buku
60.66% dan untuk aspek siswa
atau
mengerjakan
Lembar
(LKS)
Kerja
mencapai
Siswa
64.23%.
Siswa
Lembar
(LKS)
Kerja
mencapai
Untuk kegiatan lisan yakni
83.35%. Kegiatan menggambar
pada aspek siswa bertanya
siswa
kepada guru mengenai materi
menggambar grafik persamaan
yang disampaikan atau hal
garis lurus mencapai 66.01%.
yang
Pada siklus I, banyaknya siswa
belum
dimengerti
yakni
aspek
mencapai 47.41%, untuk aspek
yang
siswa berdiskusi dengan teman
aktivitas belajar siswa tinggi
sekelompoknya mencapai 83%,
mencapai
untuk
siswa
siswa. Adapun yang memiliki
menyampaikan pendapat atau
kategori aktivitas belajar siswa
jawaban atas pertanyaan yang
sedang mencapai 38.84% atau
diajukan
mencapai
sebanyak 12 siswa, sedangkan
42.74%, dan untuk aspek siswa
kategori aktivitas belajar siswa
mengeluarkan pendapat atau
rendah mencapai 6,45% atau 2
saran
siswa.
aspek
guru
atas
kelompok
presentasi
lain
mencapai
37.38%.
Kegiatan
mendengarkan
pada
dari
siswa
aspek
mendengarkan
teman
memiliki
siswa
54.84%
kategori
atau
17
d. Refleksi
Dari hasil refleksi dan diskusi
yakni
dengan
guru
mengenai
siswa
pelaksanaan pembelajaran pada
saat
siklus I, diperoleh beberapa hal
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
68
yang perlu diperbaiki untuk
Siklus II dilaksanakan mulai
proses
hari Kamis, 27 Oktober 2016
pembelajaran
pada
II
yaitu
pembagian
untuk
pertemuan
kelompok
yang
didasarkan
Selasa,
1
siklus
pertama,
November
2016
pada hasil nilai tes siklus I,
untuk pertemuan kedua dan
pemberian
motivasi,
pe-
Kamis,
ngelolaan
kelas
dan
untuk pelaksanaan tes siklus II.
pengalokasian
lebih
waktu
efektif.
yang
Perencanaan
3
November
2016
c. Observasi
Berdasarkan
hasil
observasi
siklus II didasarkan pada hasil
aktivitas belajar siswa pada
refleksi
ini
siklus II diperoleh data untuk
mengakibatkan perubahan pada
kegiatan visual siswa yaitu
penyususnan
Rencana
pada
Pelaksanaan
Pembelajaran
siklus
I.
Hal
memperhatikan
guru
(RPP) siklus II.
3. Siklus II
a. Perencanaan
aspek
saat
siswa
penjelasan
menyampaikan
materi
pelajaran
100%.
Jika
mencapai
dibandingkan
dengan
dengan kondisi awal meningkat
model
pem-
sebesar 16.13% sedangkan jika
kooperatif
tipe
dibandingkan dengan siklus I
Facilitator
and
meningkat sebesar 12.31% dan
yang
untuk aspek siswa membaca
disesuaikan dengan perbaikan
materi pada buku atau Lembar
yang berdasarkan hasil refleksi
Kerja Siswa (LKS) mencapai
pada
85.44%.
Menyusun
RPP
menggunakan
belajaran
Student
Explaining
(SFE)
siklus
I,
LKS,
Jika
dibandingkan
menyiapkan lembar observasi
dengan kondisi awal meningkat
keterlaksanaan
sebesar 24.15% sedangkan jika
lembar
pembelajaran,
observasi
aktivitas
dibandingkan dengan siklus I
belajar, dan soal tes akhir
meningkat sebesar 21.21%.
siklus.
Kegiatan
b. Pelaksanaan
lisan
yakni
pada
aspek siswa bertanya kepada
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
69
guru mengenai materi yang
sebesar 32.08% sedangkan jika
disampai-kan atau hal yang
dibandingkan dengan siklus I
belum di-mengerti mencapai
meningkat sebesar 10.83%.
65.83%.
Kegaiatan mendengarkan siswa
Jika
dibandingkan
dengan kondis awal meningkat
yakni
sebesar 36.80% sedangkan jika
mendengarkan
dibandingkan dengan siklus I
diskusi berlangsung mencapai
meningkat
90.87%.
sebesar
18.42%.
pada
aspek
siswa
teman
Jika
saat
dibandingkan
Untuk aspek siswa berdiskusi
dengan kondisi awal meningkat
dengan teman se-kelompoknya
sebesar 16.68% sedangkan jika
mencapai
dibandingkan dengan siklus I
90.87%.
Jika
dibandingkan dengan kondisi
meningkat
sebesar
awal
Untuk
aspek
meningkat
16.68%
sebesar
sedangkan
jika
mendengarkan
7.87%.
siswa
presentasi
dibandingkan dengan siklus I
teman dari kelompok lain di
meningkat
sebesar
depan kelas mencapai 67.94%.
Untuk
aspek
7.87%.
siswa
Jika
dibandingkan
menyampaikan pendapat atau
kondisi
jawaban atas pertanyaan yang
sebesar 3.42% sedangkan jika
diajukan
dibandingkan dengan siklus I
62.26%.
guru
Jika
mencapai
dibandingkan
awal
dengan
meningkat
meningkat sebesar 0.14%.
dengan kondisi awal meningkat
Kegiatan menulis siswa yakni
sebesar 36.45% sedangkan jika
pada aspek siswa mencatat
dibandingkan dengan siklus I
penjelasan
meningkat
sebesar
70.18%.
Untuk
aspek
19.52%.
guru
Jika
mencapai
dibandingkan
siswa
dengan kondisi awal meningkat
mengeluarkan pendapat atau
sebesar 31.47% sedangkan jika
saran
dibandingkan dengan siklus I
atas
kelompok
48.21%.
presentasi
lain
Jika
dari
mencapai
dibandingkan
dengan kondisi awal meningkat
meningkat sebesar
Untuk
mengerjakan
aspek
Lembar
9.52%.
siswa
Kerja
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
70
Siswa
(LKS)
91.12%.
Jika
mencapai
dibandingkan
Semua
kegiatan
yang
direncakanan sudah terlaksana
dengan kondisi awal meningkat
meskipun
sebesar 13.7% sedangkan jika
kekurangan agar pembelajaran
dibandingkan dengan siklus I
dapat lebih efektif lagi.
meningkat sebesar 7.77%.
Peningkatan yang terjadi pada
Kegiatan menggambar siswa
setiap
yakni aspek siswa menggambar
belajar
grafik persamaan garis lurus
pembelajaran
mencapai
pada siklus I dan siklus II
66.21%.
Jika
masih
terdapat
indikator
aktivitas
siswa
dalam
yang
diamati
dibandingkan dengan kondisi
disebabkan
awal meningkat sebesar 4.92%
penerapan model pembelajaran
sedangkan jika dibandingkan
kooperatif tipe SFE yang dapat
dengan siklus I meningkat
berlangsung dengan baik. Hasil
sebesar
akhir
0.2%.
Kegiatan
dari
menggambar pada siklus II
memenuhi
mengalami peningkatan baik
kinerja,
jika
dilanjutkan
dibandingkan
dengan
kondisi awal maupun siklus I.
d. Refleksi
siklus
II
semua
maka
adanya
telah
indikator
tidak
untuk
perlu
siklus
berikutnya.
Pembahasan
Berdasarkan
hasil
keterlaksanaan
yang
karena
observasi
pembelajaran
diperoleh
dengan
membandingkan
hasil
Setelah adanya tindakan siklus II
dengan
menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe SFE,
rata-rata
aktivitas
observasi oleh tim observer,
mengalami
dapat
dibandingkan
disimpulkan
bahwa
model
belajar
siswa
peningkatan
jika
dengan
rata-rata
langkah-langkah pembelajaran
aktivitas belajar siswa pada pra
yang
siklus dan siklus I. Rata-rata aktivitas
dilakukan
oleh
guru
berjalan dengan baik sesuai
belajar
dengan
telah
mengalami
RPP.
9.17% jika dibandingkan dengan
direncanakan
yang
dalam
siswa
pada
peningkatan
siklus
II
sebesar
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
71
Kegiatan lisan yakni pada aspek
siklus I dan meningkat sebesar
19.79% jika dibandingkan dengan
siswa
pra siklus. Pada siklus II, banyaknya
mengenai materi yang disampai-kan
siswa
kategori
atau hal yang belum di-mengerti
aktivitas belajar siswa tinggi sudah
mencapai 65.83%. Jika dibandingkan
mencapai lebih dari 70% yaitu
dengan
kondis
74.19% atau 23 siswa. Adapun yang
sebesar
36.80%
memiliki kategori aktivitas belajar
dibandingkan
siswa sedang mencapai 25.81% atau
meningkat sebesar 18.42%. Untuk
sebanyak 8 siswa, sedangkan tidak
aspek siswa berdiskusi dengan teman
ada siswa yang masuk pada kategori
sekelompoknya mencapai 90.87%.
aktivitas belajar siswa rendah.
Jika dibandingkan dengan kondisi
yang
memiliki
bertanya
kepada
awal
guru
meningkat
sedangkan
dengan
jika
siklus
I
observasi
awal meningkat sebesar 16.68%
aktivitas belajar siswa pada siklus II
sedangkan jika dibandingkan dengan
diperoleh data untuk kegiatan visual
siklus I meningkat sebesar 7.87%.
siswa
Untuk aspek siswa menyampaikan
Berdasarkan
yaitu
hasil
pada
aspek
siswa
memperhatikan penjelasan guru saat
pendapat
menyampaikan
pertanyaan
materi
pelajaran
atau
yang
jawaban
atas
diajukan
guru
mencapai 100%. Jika dibandingkan
mencapai 62.26%. Jika dibandingkan
dengan
kondisi
dengan
kondisi
sebesar
16.13%
sebesar
36.45%
dibandingkan
awal
meningkat
sedangkan
dengan
jika
siklus
I
dibandingkan
awal
meningkat
sedangkan
dengan
jika
siklus
I
meningkat sebesar 12.31% dan untuk
meningkat sebesar 19.52%. Untuk
aspek siswa membaca materi pada
aspek siswa mengeluarkan pendapat
buku atau Lembar Kerja Siswa
atau
(LKS)
Jika
kelompok lain mencapai 48.21%.
dibandingkan dengan kondisi awal
Jika dibandingkan dengan kondisi
meningkat
24.15%
awal meningkat sebesar 32.08%
sedangkan jika dibandingkan dengan
sedangkan jika dibandingkan dengan
siklus I meningkat sebesar 21.21%.
siklus I meningkat sebesar 10.83%.
mencapai
85.44%.
sebesar
saran
atas
presentasi
dari
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
72
Kegaiatan mendengarkan siswa
yakni
pada
aspek
siswa
grafik
persamaan
garis
lurus
mencapai 66.21%. Jika dibandingkan
mendengarkan teman saat diskusi
dengan
berlangsung mencapai 90.87%. Jika
sebesar
dibandingkan dengan kondisi awal
dibandingkan
meningkat
meningkat sebesar 0.2%. Kegiatan
sebesar
16.68%
kondisi
awal
meningkat
4.92% sedangkan jika
dengan
siklus
I
sedangkan jika dibandingkan dengan
menggambar
siklus I meningkat sebesar 7.87%.
mengalami peningkatan baik jika
Untuk aspek siswa mendengarkan
dibandingkan dengan kondisi awal
presentasi teman dari kelompok lain
maupun siklus I.
di depan kelas mencapai 67.94%.
Berdasarkan
pada
siklus
uraian
II
tersebut
Jika dibandingkan dengan kondisi
diketahui bahwa semua aktivitas
awal
yang
meningkat
sebesar
3.42%
diamati
mengalami
sedangkan jika dibandingkan dengan
peningkatan,
siklus I meningkat sebesar 0.14%.
aktivitas belajar siswa meningkat
Kegiatan menulis siswa yakni
pada
aspek
siswa
mencatat
rata-rata
persentase
menjadi 74.92%, dan banyaknya
siswa
yang
mencapai
kategori
penjelasan guru mencapai 70.18%.
aktivitas
Jika dibandingkan dengan kondisi
pembelajaran matematika men-capai
awal meningkat sebesar 31.47%
74.19%. Oleh karena itu, rata-rata
sedangkan jika dibandingkan dengan
persentase aktivitas belajar siswa
siklus I meningkat sebesar 9.52%.
maupun
Untuk aspek siswa mengerjakan
mencapai kategori aktivitas belajar
Lembar
(LKS)
tinggi pada pembelajaran matematika
mencapai 91.12%. Jika dibandingkan
sudah memenuhi indikator kinerja
dengan
kondisi
awal
yang telah ditentukan sebelumnya.
sebesar
13.7%
sedangkan
Kerja
dibandingkan
Siswa
meningkat
dengan
siklus
yakni
aspek
menggambar
siswa
banyaknya
tinggi
siswa
pada
yang
jika
Pada prasiklus, siklus I, dan
I
siklus II diperoleh perentase siswa
meningkat sebesar 7.77%.
Kegiatan
belajar
yang memperoleh hasil tes prestasi
siswa
menggambar
belajar matematika ≥ 75 adalah
sebesar
54.84%,
70.97%,
dan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
73
77.46%. Jika dibandingkan dengan
pembelajaran kooperatif tipe SFE
prasiklus, persentase ketuntasan hasil
berdasarkan hasil observasi aktivitas
tes prestasi belajar matematika siswa
belajar siswa pada pra siklus, siklus I
pada siklus II meningkat sebesar
dan siklus II ditunjukkan dengan
22.62%,
banyaknya
sedangkan
jika
siswa
yang
telah
I
mencapai kategori aktivitas belajar
meningkat sebesar 6.45%. Rata-rata
siswa tinggi pada pra siklus yaitu
hasil tes prestasi belajar matematika
35.48% meningkat menjadi 54.84%
siswa juga mengalami peningkatan
pada siklus I kemudian meningkat
yaitu mencapai 76,52 pada siklus II.
menjadi 74.19% pada siklus II.
Jika dibandingkan dengan pra siklus,
Selain
rata-rata hasil tes prestasi belajar
aktivitas belajar siswa mengalami
matematika
mengalami
peningkatan yaitu 55.13% pada pra
peningkatan sebesar 0.77 sedangkan
siklus menjadi 65.75% pada siklus I
jika dibandingkan dengan siklus I
kemudian pada siklus II menjadi
meningkat
74.92%.
dibandingkan
dengan
siswa
sebesar
siklus
3.13
karena
itu,
rata-rata
Apabila
persentase
dibandingkan
terjadi peningkatan persentase siswa
dengan pra siklus maka terjadi
yang memperoleh hasil tes prestasi
peningkatan sebesar 10.62% pada
belajar ≥ KKM sebanyak ≥ 75% dari
siklus
jumlah siswa, maka dapat dikatakan
dengan
bahwa
peningkatan pada siklus II sebesar
penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe SFE
I.
Apabila
siklus
I
dibandingkan
maka
terjadi
7.77%.
Peningkatan
dapat meningkatkan prestasi belajar
belajar
pada
materi
matematika siswa dan memenuhi
matematika
indikator kinerja yaitu minimal 75%
persamaan garis lurus berdasarkan
siswa mem-peroleh nilai ≥ KKM.
nilai
tes
ditunjukkan
siwa
prestasi
pada
setiap
dengan
siklus
persentase
ketuntasan siswa. Persentase siswa
SIMPULAN DAN SARAN
belajar
yang mendapatkan nilai tes ≥ 75
siswa pada pembelajaran matematika
pada siklus I sebesar 70.97% dan
melalui
siklus II sebesar 77.42%. Besar
Peningkatan
aktivitas
penerapan
model
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
74
peningkatan presentase siswa yang
mempunyai
gambaran
mendapatkan nilai tes ≥ KKM adalah
mengetahui langkah pembelajaran
6.45%, telah memenuhi indikator
terebut
yang ditetapkan.
meningkatkan aktivitas belajar dan
sebagai
dan
alternatif
dalam
Saran terhadap penelitian ini,
prestasi belajar matematika siswa.
sebagai berikut : (1) Guru dapat
(4) Bagi peneliti lain yang ingin
menggunakan model pembelajaran
melakukan
kooperatif tipe Student Facilitator
mampu
and Explaining (SFE) untuk me-
yang
ningkatkan
penelitian ini dan dapat menjadikan
aktivitas
belajar
dan
penelitian
diharapkan
menyempurnakan
belum
dipenuhi
penelitian
(2) Siswa sebaiknya lebih aktif untuk
Penggunaan
menyampaikan ide atau gagasannya
sebagai
kepada teman maupun guru. Hal ini
menjelaskan
ditujukan agar siswa mendapatkan
diterapkan karena keterbatasan alat.
tanggapan
DAFTAR PUSTAKA
dari
teman
sebagai
dalam
prestasi belajar matematika siswa.
langsung
ini
aspek
media
sarana
referensi.
power
guru
materi
yang
point
dalam
belum
maupun guru, dimana tanggapan
tersebut
dapat
dijadikan sebagai
evaluasi dari ide yang disampaikan.
Selain
itu,
mengeluarkan
dengan
ide,
siswa
bertanya,
menjawab pertanyaan dari guru,
menyampaikan saran atas presentasi,
dan diskusi maka penyerapan materi
pelajaran akan lebih optimal karena
siswa terlibat langsung selama proses
pembelajaran. (3) Sekolah hendaknya memberikan pengarahan kepada
guru tentang model pembelajaran
kooperatif tipe Student Facilitator
and Explaining (SFE), sehingga guru
[1] Selim. (2014) . The Relationship
Between Student Engagement
and Their Academic Achievement. International Journal
on New Trends in Education
and Their Implications, 5(4),
216-231
[2] Ramlah, Firmansyah, D., &
Zubair, H. (2014). Pengaruh
Gaya Belajar dan Keaktifan
Siswa Terhadap Prestasi
Belajar Matematika. Jurnal
Ilmiah Solusi , 1(3), 68-75
[3] Sabatina, D. (2014). Pengaruh
Aktivitas Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Ditinjau
Dari Kemampuan Komunikasi Matematika Pada Siswa
Kelas VIII Semester Genap
SMP Negeri 2 Banyudono
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
75
Tahun Pelajaran 2013/2014.
Skripsi Tidak Dipublikasikan.
Universitas
Muhamadiyah
Surakarta.
kalian Bilangan Bulat. Jurnal
Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, 1 (2), 2936
[4] Huda, M. (2013). Model-model
Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
[6]Viandari, Y. (2013). Implementasi
Model Pembelajaran Student
Facilitator and Explaining
untuk Meningkatkan Hasil
Belajar pada Materi Persamaan Linier Satu Variabel.
Cakrawala Pendidikan, 15
(2), 236-242
[5] Irlinawati, D., Efendi, D., &
Andriani,
S.
(2013).
Penerapan
Model
Pembelajaran Student Facilitator
and Explaining Pada Per-
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
76