UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS BAGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAH |

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PRESTASI
BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND
EXPLAINING (SFE) PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS
BAGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Agustine Tiya Arum Anggarani1), Budiyono2), Ira Kurniawati3)
1)

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
Dosen Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
1)
agustine.tiya@gmail.com, 2) budiyono@yahoo.com, 3) irakur_uns@yahoo.com
2),3)

Alamat Instansi :
Gedung D lantai 1, FKIP, Jalan Ir. Sutami No. 36A, Jawa Tengah 57126
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendiskripsikan pelaksanaan pembelajaran
matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator
and Explaining (SFE) yang dapat meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar

matematika siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun 2016/2017. 2) mengetahui
apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining
(SFE) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Sukoharjo
tahun 2016/2017. 3) mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Facilitator and Explaining (SFE) memberikan dampak terhadap prestasi belajar
matematika siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun 2016/2017.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2
siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun
pelajaran 2016/2017. Teknik pengumpulan data melalui observasi, tes dan dokumentasi.
Teknik uji validitas data adalah triangulasi penyidik. Data yang dikumpulkan pada
penelitian ini adalah data aktivitas belajar siswa dan pelaksanaan proses pembelajaran
melalui observasi, data prestasi belajar matematika siswa yang diperoleh melalui tes, dan
data berupa foto dan video pembelajaran melalui dokumentasi.
Dari hasil observasi pada siklus I, diperoleh rata-rata persentase aktivitas belajar
siswa sebesar 65.75%, banyaknya siswa yang mencapai kategori aktivitas belajar siswa
tinggi adalah 17 siswa (54.84%), dan dari hasil tes prestasi belajar matematika diperoleh
presentase ketuntasan nilai tes sebesar 70.97%. Pada siklus II mengalami peningkatan
rata-rata persentase aktivitas belajar siswa sebesar 9.17% menjadi 74.92%, banyaknya
siswa yang mencapai kategori aktivitas belajar siswa tinggi meningkat sebesar 19.35%

menjadi 74.19% atau sebanyak 23 siswa dan presentase ketuntasan nilai tes meningkat
sebesar 6.45% menjadi 77.42%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student
Facilitator and Explaining (SFE) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi
belajar matematika siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran
2016/2017.
Kata kunci : Student Facilitator and Explaining (SFE), aktivitas belajar siswa, prestasi
belajar matematika siswa

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

58

kegiatan emosional. Namun, tidak

PENDAHULUAN
Proses pembelajaran matematika

semua jenis aktivitas tersebut dapat


di kelas akan tercapai apabila terjadi

dilakukan

hubungan timbal balik antara guru

matematika. Oleh karena itu, pada

dengan

proses

penelitian ini dibatasi pada lima

pembelajaran di kelas, guru sering

aktivitas yang dianggap muncul pada

menghadapi siswa yang tidak dapat


proses

mengikuti

yaitu kegiatan visual, kegiatan lisan,

siswa.

Dalam

pelajaran

matematika

pada

pembelajaran

pembelajaran


matematika,

dengan baik. Hal tersebut terjadi

kegiatan

mendengarkan,

kegiatan

karena kurangnya keterlibatan siswa

menulis dan kegiatan menggambar.

selama proses pembelajaran. Siswa

Beberapa penelitian menyebut-

cenderung pasif dan hanya menerima


kan bahwa terdapat pengaruh antara

apa

yang disampaikan oleh guru.

aktivitas belajar siswa dan prestasi

Keterlibatan siswa dalam proses

belajar matematika siswa. Selim [1]

pembelajaran matematika merupakan

dalam

salah

berjudul The Relationships Between


satu

hal

mempengaruhi

yang

prestasi

dapat
belajar

jurnal

Student

internasional

Engagement


and

yang

Their

matematika. Keterlibatan siswa dapat

Academic Achievement, menyimpul-

dilihat dari seberapa banyak peran

kan bahwa terdapat hubungan yang

yang dilakukannya selama proses

signifikan antara keterlibatan siswa

pembelajaran. Aktivitas belajar siswa


dalam

dapat dijadikan cara untuk melihat

pencapaian akademik mereka. Hasil

keterlibatan siswa, karena aktivitas

penelitian Ramlah dkk [2] me-

belajar adalah keaktifan, kegiatan

nyimpulkan

atau kesibukan yang dilakukan siswa

pengaruh

pada proses pembelajaran. Aktivitas


keaktifan dengan prestasi belajar

belajar siswa dapat berupa kegiatan

matematika pada siswa SMP. Selain

visual,

kegiatan

mendengarkan,
kegiatan
motorik,

pembelajaran

bahwa

dengan


terdapat

yang signifikan antara

lisan,

kegiatan

itu, Sabatina [3] dalam penelitiannya

kegiatan

menulis,

menyimpulkan bahwa ada pengaruh

kegiatan

aktivitas belajar terhadap prestasi

menggambar,
kegiatan

mental

dan

belajar matematika.

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

59

Hasil dari observasi awal dan
wawancara

dengan

guru

mata

diberikan guru sedangkan yang lain
tidak peduli dengan tugas tersebut

pelajaran matematika kelas VIII C

dan

SMP Negeri 2 Sukoharjo yaitu Ibu

diluar tugas yang diberikan. Dengan

Muryanti, S.Pd, diperoleh informasi

demikian, terlihat hanya terdapat

bahwa sebagian besar siswa kurang

kurang

aktif dalam kegiatan pembelajaran.

memiliki aktivitas lisan. Selanjutnya,

Berdasarkan observasi awal dapat

ada 11 orang dari 31 siswa yang

diketahui terdapat 23 dari 31 siswa

tidak mendengarkan saat kegiatan

yang

saat

presentasi berlangsung dan ada 17

hanya

siswa dari 31 yang sudah mau

terdapat 15 dari 31 siswa yang

mendengarkan teman saat diskusi

membaca materi pada buku. Terlihat

berlangsung.

bahwa hanya terdapat kurang dari

merupakan gambaran untuk aktivitas

75% siswa yang memperhatikan guru

mendengarkan.

dan kurang dari 50% siswa yang mau

kurang dari 60% siswa yang melaku-

membaca materi pada buku. Untuk

kan aktivitas mendengarkan. Selain

aktivitas lisan, siswa yang bertanya

itu, 20 dari 31 siswa siswa mencatat

mengenai materi yang belum jelas

penjelasan guru dan 22 dari 31 siswa

ada

siswa

yang mengerjakan Lembar Kerja

menjawab pertanyaan yang diajukan

Siswa (LKS). Hal ini menunjukkan

guru dengan mengacungkan tangan

bahwa kurang dari 70% siswa yang

terlebih dahulu walaupun sebagian

melakukan aktivitas menulis. Rata-

besar dalam menjawab pertanyaan

rata aktivitas belajar siswa adalah

secara bersamaan, dan 5 siswa yang

49.68%. Berdasarkan beberapa hal

memberi saran atas presentasi yang

tersebut

dilakukan oleh siswa lain. Saat

aktivitas belajar siswa kelas VIII C

kegiatan diskusi, hanya terdapat 17

masih tergolong rendah.

memperhatikan

pembelajaran

dari

10

31

guru

berlangsung,

siswa,

siswa,

5

orang

sebagian

siswa

membicarakan

dari

dapat

permasalahan

50%

siswa

Data

Terlihat

dikatakan

yang

tersebut

bahwa

bahwa

Selain aktivitas belajar, terdapat

mengandalkan temannya yang pintar

permasalahan lain

yaitu

prestasi

untuk menyelesaikan tugas yang

belajar matematika siswa kelas VIII

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

60

C SMP Negeri 2 Sukoharjo yang

pembelajaran

masih

kepada siswa apakah masih ada

kurang

memuaskan.

dengan

bertanya

Berdasarkan hasil ulangan harian

materi

matematika materi Relasi dan Fungsi

belum jelas. Apabila masih ada

yang dilakukan saat prasiklus dengan

materi

nilai lebih dari atau sama dengan

menjelaskan kembali materi yang

KKM (KKM=75) hanya ada 17 dari

belum dipahami. Setelah itu, guru

31 siswa di kelas (54,84%). Harapan

menjelaskan

dari guru adalah minimal 75% dari

dipelajari.

siswa di

mencapai

nyuruh siswa untuk berkelompok

kriteria ketuntasan belajar minimal.

yang masing terdiri dari 4-5 siswa.

Beberapa faktor penyebab rendahnya

Kelompok yang terbentuk digunakan

prestasi belajar matematika siswa

sebagai sarana diskusi untuk me-

yaitu

nyelesaikan

kelas dapat

penggunaan

model

pertemuan

yang

kemarin

belum

jelas,

materi

guru

yang

Kemudian,

soal.

yang

akan

guru

Ada

me-

beberapa

pembelajaran yang kurang sesuai

kelompok yang anggotanya me-

sehingga tidak menarik perhatian

ngerjakan soal secara individual dan

siswa, siswa tidak fokus dalam

ada pula yang menunggu jawaban

pembelajaran,

dari teman yang dianggap pintar

bertanya

dan

kepada

tidak

guru

mau

mengenai

dalam

satu

kelompok.

Sehingga

materi yang telah disampaikan atau

dalam satu kelompok belum ada

hal yang belum dipahami, sehingga

interaksi atau tukar pikiran antar

mengakibatkan

belajar

siswa. Diskusi hanya dilakukan oleh

yaitu

beberapa anggota saja dalam suatu

KKM.

kelompok sedangkan anggota lain

Faktor penyebab tersebut didasarkan

cenderung pasif. Dari uraian tersebut,

pada hasil observasi yang dilakukan

dapat

di kelas dan wawancara dengan guru.

kelompok

matematika
mendapat

prestasi

yang
nilai

rendah
dibawah

diketahui
sebagai

bahwa
sarana

diskusi
untuk

Berdasarkan observasi di kelas,

belajar bersama belum dimanfaatkan

guru mengajar menggunakan metode

secara maksimal oleh siswa. Ketika

ceramah dengan model pembelajaran

presentasi hasil pekerjaan di depan

kooperatif.

kelas, masih didominasi pula oleh

Guru

memulai

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

61

beberapa siswa yang berperan besar

timbulnya kemauan siswa untuk

saat diskusi kelompok sedangkan

mengikuti kegiatan belajar mengajar.

anggota yang lain cenderung acuh

Sehingga tercipta pula komunikasi

dan membiarkan temannya untuk

dua arah yaitu dari guru ke siswa

presentasi. Dalam kegiatan pemberi-

maupun dari siswa ke guru. Salah

an umpan balik, hanya ada beberapa

satu cara yang dapat ditempuh yaitu

siswa yang aktif. Selama kegiatan

dengan

belajar mengajar berlangsung, guru

pembelajaran

kooperatif.

Model

dapat menguasai proses pembelajar-

pembelajaran

kooperatif

adalah

an. Akan tetapi, prestasi belajar

model pembelajaran yang melibatkan

matematika yang diperoleh tidak

keaktifan siswa dalam suatu diskusi

sesuai dengan harapan guru. Model

kelompok. Kelompok yang terbentuk

pembelajaran kooperatif pun sudah

adalah kelompok yang heterogen

diterapkan

baik dalam jenis kelamin, hasil

karena

tetapi

saat

belum

diskusi

optimal

berlangsung

menerapkan

model

belajar, ras, dan lain-lain.
Model pembelajaran kooperatif

masih ditemui beberapa kelompok
yang anggotanya pasif.

Dengan

bermacam-macam,

demikian,

adanya

Student Team Achievement Division

alternatif model pembelajaran yang

(STAD), Numbered Head Together

dapat meningkatkan aktivitas belajar

(NHT), Jigsaw, Think Pair Share

dan

(TPS), Teams Games Tournament

diperlukan

prestasi

belajar

matematika

(TGT),

siswa.
Tidak ada model pembelajaran

Student

Explaining

antara

lain

Facilitator

and

(SFE), dan lain-lain.

yang terbaik, yang ada ialah model

Masing-masing

pembelajaran yang sesuai apabila

langkah-langkah pembelajaran yang

diterapkan

berbeda-beda. Dalam penelitian ini

dalam

pembelajaran

mempunyai

dengan mempertimbangkan materi

dipilih

maupun

kooperatif tipe Student Facilitator

kondisi

siswa.

Model

model

tipe

pembelajaran yang dipilih diharap-

and

kan

proses

menurut Huda [4], SFE dapat melatih

serta

siswa untuk menjadi guru, siswa

dapat

pembelajaran

menciptakan
yang

aktif

Explaining

pembelajaran

(SFE)

karena

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

62

diberi kesempatan untuk mengulangi

explaining dapat meningkatkan hasil

penjelasan guru yang telah didengar,

belajar siswa.

dapat

memotivasi

siswa

untuk

Pada

model

pembelajaran

dalam

kooperatif tipe SFE, siswa akan lebih

menjelaskan materi ajar, dan melatih

berpikir kritis dalam menghadapi

siswa

atau

masalah, baik itu masalah yang

mempresentasikan ide atau pendapat.

diberikan guru maupun masalah yang

Sesuai dengan permasalahan yaitu

ditemukannya sendiri dalam proses

masih terdapat beberapa siswa yang

diskusi. Selama proses pembelajaran,

kurang memperhatikan guru saat

masing-masing

pembelajaran, siswa jarang bertanya,

tanggung jawab untuk mempelajari

saat diskusi cenderung didominasi

materi

oleh anggota yang pintar sehingga

masing

siswa lain hanya menunggu hasil

memahami materi tersebut karena

pekerjaan yang sudah selesai dan

kegiatan selanjutnya adalah me-

masih terdapat siswa yang tidak

njelaskan atau mempresentasikan ide

mendengarkan

dari

dan hasil pekerjaan kepada teman

kelompok lain, maka dengan SFE

satu kelompoknya secara bergantian.

diharapkan

akan

Dengan adanya proses pembelajaran

model

tersebut akan menciptakan suasana

menjadi

yang

untuk

terbaik

berbicara

presentasi

aktivitas

meningkat.

siswa

Pemilihan

terlebih

siswa

ber-

dahulu.

Masing-

akan

berusaha

siswa

pembelajaran kooperatif tipe SFE

belajar

juga didasarkan pada hasil penelitian

menyenangkan serta dapat melatih

yang telah dilakukan oleh Irlinawati

keberanian

dkk

ngemukakan pendapat.

[5]

yang

akan

mengesankan

siswa

dalam

dan

me-

menyimpulkan

bahwa

pembelajaran

student

Model pembelajaran kooperatif

facilitator amd explaining dapat

tipe SFE yang diterapkan pada

meningkatkan keaktifan dan prestasi

penelitian ini menggunakan lembar

belajar

itu,

kerja yang berisi tugasyang harus

Viandari [6] dalam penelitiannya

dipelajari oleh setiap siswa dalam

menyimpulkan

penerapan

satu kelompok. Lembar kerja yang

pembelajaran student facilitator amd

digunakan berisi materi dan kegiatan

penerapan

matematika.

bahwa

Selain

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

63

(tugas) berupa soal beserta langkah-

untuk mengetahui data awal yaitu

langkah

nilai

dalam

pengerjaanya.

siswa

sebelum

penerapan

Sehingga saat kegiatan diskusi akan

tindakan. Observasi bertujuan untuk

memudahkan siswa untuk saling

mengamati

bertukar pikiran dan melengkapi hal

pembelajaran

apa saja yang belum dimengerti

pembelajaran kooperatif tipe Student

tentang

Facilitator

materi

Persamaan

Garis

proses

pelaksanaan

dengan

and

model

Explaining

dan

mengumpulkan data aktivitas belajar

Lurus.
Berdasarkan uraian pada latar
belakang

masalah,

peneliti

siswa selama proses pembelajaran.
Instrumen

yang

digunakan

melakukan penelitian tindakan kelas

dalam penelitian ini terdiri dari :

dengan

lembar

menerapkan

model

observasi

keterlaksanaan

pembelajaran kooperatif tipe Student

pembelajaran matematika dan lembar

Facilitator and Explaining (SFE)

observasi aktivitas belajar siswa. Tes

yang diharapkan dapat meningkatkan

tertulis bertujuan untuk mengumpul-

aktivitas belajar dan prestasi belajar

kan data nilai siwa untuk mengetahui

matematika siswa.

prestasi belajar matematika siswa.
Instrumen yang digunakan adalah
lembar tes tertulis uraian.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan
penelitian
Berdasarkan

tindakan
sumber

kelas.
data

yang

Dokumentasi

foto

dengan cara mengambil
kegiatan

para

pelaksanaan

untuk

penelitian dilaksanakan.

data dalam

gambar

siswa

digunakan, metode yang digunakan
pengumpupan

dilakukan

dalam

pembelajaran

saat

metode

Dalam penelitian ini, validitas

observasi, metode tes, dan metode

data dilakukan dengan triangulasi

dokumentasi. Dalam penelitian ini,

penyidik.

Triangulasi

penyidik

metode observasi dilakukan selama

dilakukan

dengan

cara

pembelajaran berlangsung, metode

membandingkan dan mengecek balik

tes dilakukan di setiap akhir siklus,

derajat kepercayaan suatu informasi

dan metode dokumentasi dilakukan

yang

penelitian

ini

adalah

diperoleh

dengan

jalan

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

64

memanfaatkan peneliti dan pengamat

serta aktivitas belajar yang dilakukan

lainnya.

data

siswa selama proses pembelajaran.

diperlukan juga validitas instrumen

Data hasil tes setiap akhir siklus

agar

dapat

siswa digunakan untuk mengetahui

dan

tingkat ketuntasan prestasi belajar

Selain

hasil

validitas

analisis

data

dipertanggungjawabkann

dijadikan dasar yang kuar dalam

matematika siswa.

menarik simpulan. Hasil analisis
terhadap

pertimbangan

menunjukkkan

bahwa

validator
instrumen

yang disusun peneliti telah memiliki
kesesuaian

isi

untuk

mengukur

HASIL

PENELTIAN

DAN

PEMBAHASAN
1. Pra Siklus
a. Perencanaan

aktivitas belajar siswa dan prestasi

Kegiatan yang dilakukan pada

belajar matematika siswa dengan

tahap ini meliputi menyusun

beberapa

RPP,

dilakukan
dinyatakan
digunakan.

perbaikan.
perbaikan
valid
Data

Setelah
isntrumen,

dan

layak

yang diperoleh

LKS

siswa),

(lembar

lembar

keterlaksanaan
lembar

kerja

observasi

pembelajaran,

observasi

aktivitas

dikatakan valid apabila beberapa

belajar, dan soal tes akhir

pengamat yang terlibat memberikan

siklus.

hasil pengamatan yang sama.
Analisis data dilakukan dengan

b. Pelaksanaan
Pada

tahap

ini,

guru

menggunakan data hasil observasi

melaksanakan tindakan sesuai

dan data hasil tes prestasi belajar

dengan rencana yang telah

matematika

dibuat.

siswa.

Observasi

pelaksanaan proses pembelajaran dan

c. Observasi

aktivitas belajar siswa digunakan

Berdasarkan

hasil

observasi

untuk mengetahui bagaimana peran

yang

guru dalam melaksanakan prose

kegiatan pra siklus, rata-rata

pembelajaran dengan menerapkan

persentase

model pembelajaran koopratif tipe

siswa sebesar 55.13%. Aspek

Student Facilitator and Explaining

siswa

dilaksanakan

aktivitas

pada

belajar

memperhatikan

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

65

saat

depan kelas mencapai 64.52%.

menyampaikan materi pem-

Kegiatan menulis siswa yakni

belajaran

pada aspek siswa mencatat

penjelasan

dan

guru

mencapai

untuk

83.87%

aspek

siswa

penjelasan

guru

mencapai

membaca materi pada buku

38.71% dan untuk aspek siswa

atau

mengerjakan

Lembar

Kerja

Siswa

Lembar

(LKS) mencapai 61.29%.

Siswa

Untuk kegiatan lisan yakni

77.42%. Kegiatan menggambar

pada aspek siswa bertanya

siswa

kepada guru mengenai materi

menggambar grafik persamaan

yang disampaikan atau hal

garis lurus mencapai 61.29%.

yang

dimengerti

Pada pra siklus, banyaknya

mencapai 29.03%, untuk aspek

siswa yang memiliki kategori

siswa berdiskusi dengan teman

aktivitas belajar siswa tinggi

sekelompoknya

hanya mencapai 35.48% atau

belum

mencapai

(LKS)

Kerja

yakni

aspek

siswa

74.19%, untuk aspek siswa

11

menyampaikan pendapat atau

memiliki

jawaban atas pertanyaan yang

belajar siswa sedang mencapai

diajukan

45.16%

guru

mencapai

siswa.

mencapai

Adapun

kategori

atau

yang

aktivitas

sebanyak

25.81%, dan untuk aspek siswa

siswa,

mengeluarkan pendapat atau

aktivitas belajar siswa rendah

saran

mencapai 19.36% atau 6 siswa.

atas

kelompok

presentasi
lain

dari

mencapai

16.13%.

Kegiatan

sedangkan

14

kategori

d. Refleksi
Berdasarkan

hasil

yakni

prasiklus,

maka

siswa

dilakukan suatu tindakan yang

saat

berbeda untuk meningkatkan

diskusi berlangsung mencapai

aktivitas belajar siswa melalui

74.19% sedangkan untuk aspek

model pembelajaran kooperatif

siswa mendengarkan presentasi

tipe SFE. Model pembelajaran

teman dari kelompok lain di

kooperatif tipe SFE memiliki

mendengarkan
pada

siswa

aspek

mendengarkan

teman

observasi
perlu

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

66

kelebihan yaitu siswa diajak

yaitu kegiatan pendahuluan,

untuk

menerangkan

kegiatan

materi pelajaran kepada siswa

penutup.

Penneliti

juga

lain dan siswa bisa belajar

membuat

LKS

yang

mengeluarkan ide-ide yang ada

disesuaikan

dipikirannya

serta

dapat

dapat

sehingga

lebih

inti

dan

kegiatan

dengan

materi,

menyiapkan

lembar

observasi dan tes akhir siklus I.

memahami

materi

Dengan

adanya

kelebihan tersebut,

aktivitas

Siklus I dilaksanakan mulai

dapat

hari Kamis, 13 Oktober 2016

tersebut.

belajar

siswa

b. Pelaksanaan

ditingkatkan karena siswa akan

untuk

memiliki peran yang lebih

Selasa 18 Oktober 2016 untuk

dalam

pertemuan kedua dan Rabu, 19

proses

pembelajaran.

pertemuan

pertama,

Selanjutnya diharapkan dapat

Oktober

berdampak

pelaksanaan tes siklus I.

prestasi

positif

belajar

terhadap

matematika

2016

untuk

c. Observasi
Dari hasil kegiatan pra siklus,

siswa.

dilaksanakan tindakan siklus I

2. Siklus I

dengan

a. Perencanaan

menerapkan

model

Bedasarkan kondisi awal yang

pembelajaran kooperatif tipe

telah diketahui, maka peneliti

SFE.

menyusun

pem-

observasi pada siklus I, rata-

belajaran pada siklus I yaitu

rata persentase aktivitas belajar

menerapkan

siswa pada siklus I mengalami

rencana

model

pem-

Berdasarkan

belajaran kooperatif tipe SFE,

peningkatan

dua

dengan

pertemuan

untuk

hasil

dibanding-kan

rata-rata

perentase

menyampaikan materi pem-

aktivitas belajar siswa pada pra

belajaran dan satu pertemuan

siklus.

untuk melaksanakan tes siklus

aktivitas

I. Masing-masing pertemuan

mengalami

Rata-rata

persentase

belajar

siswa

peningkatan

terdiri dari tiga tahap kegiatan

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

67

sebesar

10.62%

menjadi

diskusi berlangsung mencapai

65.75%.

83% sedangkan untuk aspek

Kegiatan visual yaitu pada

siswa mendengarkan presentasi

aspek siswa memperhatikan

teman dari kelompok lain di

penjelasan

saat

depan kelas mencapai 67.80%.

menyampaikan materi pem-

Kegiatan menulis siswa yakni

belajaran

pada aspek siswa mencatat

dan

guru

mencapai

untuk

87.67%

aspek

siswa

penjelasan

guru

mencapai

membaca materi pada buku

60.66% dan untuk aspek siswa

atau

mengerjakan

Lembar

(LKS)

Kerja

mencapai

Siswa
64.23%.

Siswa

Lembar

(LKS)

Kerja

mencapai

Untuk kegiatan lisan yakni

83.35%. Kegiatan menggambar

pada aspek siswa bertanya

siswa

kepada guru mengenai materi

menggambar grafik persamaan

yang disampaikan atau hal

garis lurus mencapai 66.01%.

yang

Pada siklus I, banyaknya siswa

belum

dimengerti

yakni

aspek

mencapai 47.41%, untuk aspek

yang

siswa berdiskusi dengan teman

aktivitas belajar siswa tinggi

sekelompoknya mencapai 83%,

mencapai

untuk

siswa

siswa. Adapun yang memiliki

menyampaikan pendapat atau

kategori aktivitas belajar siswa

jawaban atas pertanyaan yang

sedang mencapai 38.84% atau

diajukan

mencapai

sebanyak 12 siswa, sedangkan

42.74%, dan untuk aspek siswa

kategori aktivitas belajar siswa

mengeluarkan pendapat atau

rendah mencapai 6,45% atau 2

saran

siswa.

aspek

guru

atas

kelompok

presentasi
lain

mencapai

37.38%.

Kegiatan

mendengarkan
pada

dari

siswa

aspek

mendengarkan

teman

memiliki

siswa

54.84%

kategori

atau

17

d. Refleksi
Dari hasil refleksi dan diskusi

yakni

dengan

guru

mengenai

siswa

pelaksanaan pembelajaran pada

saat

siklus I, diperoleh beberapa hal

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

68

yang perlu diperbaiki untuk

Siklus II dilaksanakan mulai

proses

hari Kamis, 27 Oktober 2016

pembelajaran

pada

II

yaitu

pembagian

untuk

pertemuan

kelompok

yang

didasarkan

Selasa,

1

siklus

pertama,

November

2016

pada hasil nilai tes siklus I,

untuk pertemuan kedua dan

pemberian

motivasi,

pe-

Kamis,

ngelolaan

kelas

dan

untuk pelaksanaan tes siklus II.

pengalokasian
lebih

waktu

efektif.

yang

Perencanaan

3

November

2016

c. Observasi
Berdasarkan

hasil

observasi

siklus II didasarkan pada hasil

aktivitas belajar siswa pada

refleksi

ini

siklus II diperoleh data untuk

mengakibatkan perubahan pada

kegiatan visual siswa yaitu

penyususnan

Rencana

pada

Pelaksanaan

Pembelajaran

siklus

I.

Hal

memperhatikan
guru

(RPP) siklus II.
3. Siklus II
a. Perencanaan

aspek

saat

siswa
penjelasan

menyampaikan

materi

pelajaran

100%.

Jika

mencapai

dibandingkan

dengan

dengan kondisi awal meningkat

model

pem-

sebesar 16.13% sedangkan jika

kooperatif

tipe

dibandingkan dengan siklus I

Facilitator

and

meningkat sebesar 12.31% dan

yang

untuk aspek siswa membaca

disesuaikan dengan perbaikan

materi pada buku atau Lembar

yang berdasarkan hasil refleksi

Kerja Siswa (LKS) mencapai

pada

85.44%.

Menyusun

RPP

menggunakan
belajaran
Student
Explaining

(SFE)

siklus

I,

LKS,

Jika

dibandingkan

menyiapkan lembar observasi

dengan kondisi awal meningkat

keterlaksanaan

sebesar 24.15% sedangkan jika

lembar

pembelajaran,

observasi

aktivitas

dibandingkan dengan siklus I

belajar, dan soal tes akhir

meningkat sebesar 21.21%.

siklus.

Kegiatan

b. Pelaksanaan

lisan

yakni

pada

aspek siswa bertanya kepada

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

69

guru mengenai materi yang

sebesar 32.08% sedangkan jika

disampai-kan atau hal yang

dibandingkan dengan siklus I

belum di-mengerti mencapai

meningkat sebesar 10.83%.

65.83%.

Kegaiatan mendengarkan siswa

Jika

dibandingkan

dengan kondis awal meningkat

yakni

sebesar 36.80% sedangkan jika

mendengarkan

dibandingkan dengan siklus I

diskusi berlangsung mencapai

meningkat

90.87%.

sebesar

18.42%.

pada

aspek

siswa

teman

Jika

saat

dibandingkan

Untuk aspek siswa berdiskusi

dengan kondisi awal meningkat

dengan teman se-kelompoknya

sebesar 16.68% sedangkan jika

mencapai

dibandingkan dengan siklus I

90.87%.

Jika

dibandingkan dengan kondisi

meningkat

sebesar

awal

Untuk

aspek

meningkat

16.68%

sebesar

sedangkan

jika

mendengarkan

7.87%.
siswa
presentasi

dibandingkan dengan siklus I

teman dari kelompok lain di

meningkat

sebesar

depan kelas mencapai 67.94%.

Untuk

aspek

7.87%.
siswa

Jika

dibandingkan

menyampaikan pendapat atau

kondisi

jawaban atas pertanyaan yang

sebesar 3.42% sedangkan jika

diajukan

dibandingkan dengan siklus I

62.26%.

guru
Jika

mencapai
dibandingkan

awal

dengan
meningkat

meningkat sebesar 0.14%.

dengan kondisi awal meningkat

Kegiatan menulis siswa yakni

sebesar 36.45% sedangkan jika

pada aspek siswa mencatat

dibandingkan dengan siklus I

penjelasan

meningkat

sebesar

70.18%.

Untuk

aspek

19.52%.

guru
Jika

mencapai

dibandingkan

siswa

dengan kondisi awal meningkat

mengeluarkan pendapat atau

sebesar 31.47% sedangkan jika

saran

dibandingkan dengan siklus I

atas

kelompok
48.21%.

presentasi
lain

Jika

dari

mencapai
dibandingkan

dengan kondisi awal meningkat

meningkat sebesar
Untuk
mengerjakan

aspek
Lembar

9.52%.
siswa
Kerja

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

70

Siswa

(LKS)

91.12%.

Jika

mencapai
dibandingkan

Semua

kegiatan

yang

direncakanan sudah terlaksana

dengan kondisi awal meningkat

meskipun

sebesar 13.7% sedangkan jika

kekurangan agar pembelajaran

dibandingkan dengan siklus I

dapat lebih efektif lagi.

meningkat sebesar 7.77%.

Peningkatan yang terjadi pada

Kegiatan menggambar siswa

setiap

yakni aspek siswa menggambar

belajar

grafik persamaan garis lurus

pembelajaran

mencapai

pada siklus I dan siklus II

66.21%.

Jika

masih

terdapat

indikator

aktivitas

siswa

dalam

yang

diamati

dibandingkan dengan kondisi

disebabkan

awal meningkat sebesar 4.92%

penerapan model pembelajaran

sedangkan jika dibandingkan

kooperatif tipe SFE yang dapat

dengan siklus I meningkat

berlangsung dengan baik. Hasil

sebesar

akhir

0.2%.

Kegiatan

dari

menggambar pada siklus II

memenuhi

mengalami peningkatan baik

kinerja,

jika

dilanjutkan

dibandingkan

dengan

kondisi awal maupun siklus I.
d. Refleksi

siklus

II

semua

maka

adanya

telah

indikator

tidak

untuk

perlu
siklus

berikutnya.
Pembahasan

Berdasarkan

hasil

keterlaksanaan
yang

karena

observasi

pembelajaran

diperoleh

dengan

membandingkan

hasil

Setelah adanya tindakan siklus II
dengan

menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe SFE,
rata-rata

aktivitas

observasi oleh tim observer,

mengalami

dapat

dibandingkan

disimpulkan

bahwa

model

belajar

siswa

peningkatan

jika

dengan

rata-rata

langkah-langkah pembelajaran

aktivitas belajar siswa pada pra

yang

siklus dan siklus I. Rata-rata aktivitas

dilakukan

oleh

guru

berjalan dengan baik sesuai

belajar

dengan

telah

mengalami

RPP.

9.17% jika dibandingkan dengan

direncanakan

yang
dalam

siswa

pada

peningkatan

siklus

II

sebesar

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

71

Kegiatan lisan yakni pada aspek

siklus I dan meningkat sebesar
19.79% jika dibandingkan dengan

siswa

pra siklus. Pada siklus II, banyaknya

mengenai materi yang disampai-kan

siswa

kategori

atau hal yang belum di-mengerti

aktivitas belajar siswa tinggi sudah

mencapai 65.83%. Jika dibandingkan

mencapai lebih dari 70% yaitu

dengan

kondis

74.19% atau 23 siswa. Adapun yang

sebesar

36.80%

memiliki kategori aktivitas belajar

dibandingkan

siswa sedang mencapai 25.81% atau

meningkat sebesar 18.42%. Untuk

sebanyak 8 siswa, sedangkan tidak

aspek siswa berdiskusi dengan teman

ada siswa yang masuk pada kategori

sekelompoknya mencapai 90.87%.

aktivitas belajar siswa rendah.

Jika dibandingkan dengan kondisi

yang

memiliki

bertanya

kepada

awal

guru

meningkat

sedangkan

dengan

jika

siklus

I

observasi

awal meningkat sebesar 16.68%

aktivitas belajar siswa pada siklus II

sedangkan jika dibandingkan dengan

diperoleh data untuk kegiatan visual

siklus I meningkat sebesar 7.87%.

siswa

Untuk aspek siswa menyampaikan

Berdasarkan

yaitu

hasil

pada

aspek

siswa

memperhatikan penjelasan guru saat

pendapat

menyampaikan

pertanyaan

materi

pelajaran

atau
yang

jawaban

atas

diajukan

guru

mencapai 100%. Jika dibandingkan

mencapai 62.26%. Jika dibandingkan

dengan

kondisi

dengan

kondisi

sebesar

16.13%

sebesar

36.45%

dibandingkan

awal

meningkat

sedangkan

dengan

jika

siklus

I

dibandingkan

awal

meningkat

sedangkan

dengan

jika

siklus

I

meningkat sebesar 12.31% dan untuk

meningkat sebesar 19.52%. Untuk

aspek siswa membaca materi pada

aspek siswa mengeluarkan pendapat

buku atau Lembar Kerja Siswa

atau

(LKS)

Jika

kelompok lain mencapai 48.21%.

dibandingkan dengan kondisi awal

Jika dibandingkan dengan kondisi

meningkat

24.15%

awal meningkat sebesar 32.08%

sedangkan jika dibandingkan dengan

sedangkan jika dibandingkan dengan

siklus I meningkat sebesar 21.21%.

siklus I meningkat sebesar 10.83%.

mencapai

85.44%.

sebesar

saran

atas

presentasi

dari

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

72

Kegaiatan mendengarkan siswa
yakni

pada

aspek

siswa

grafik

persamaan

garis

lurus

mencapai 66.21%. Jika dibandingkan

mendengarkan teman saat diskusi

dengan

berlangsung mencapai 90.87%. Jika

sebesar

dibandingkan dengan kondisi awal

dibandingkan

meningkat

meningkat sebesar 0.2%. Kegiatan

sebesar

16.68%

kondisi

awal

meningkat

4.92% sedangkan jika
dengan

siklus

I

sedangkan jika dibandingkan dengan

menggambar

siklus I meningkat sebesar 7.87%.

mengalami peningkatan baik jika

Untuk aspek siswa mendengarkan

dibandingkan dengan kondisi awal

presentasi teman dari kelompok lain

maupun siklus I.

di depan kelas mencapai 67.94%.

Berdasarkan

pada

siklus

uraian

II

tersebut

Jika dibandingkan dengan kondisi

diketahui bahwa semua aktivitas

awal

yang

meningkat

sebesar

3.42%

diamati

mengalami

sedangkan jika dibandingkan dengan

peningkatan,

siklus I meningkat sebesar 0.14%.

aktivitas belajar siswa meningkat

Kegiatan menulis siswa yakni
pada

aspek

siswa

mencatat

rata-rata

persentase

menjadi 74.92%, dan banyaknya
siswa

yang

mencapai

kategori

penjelasan guru mencapai 70.18%.

aktivitas

Jika dibandingkan dengan kondisi

pembelajaran matematika men-capai

awal meningkat sebesar 31.47%

74.19%. Oleh karena itu, rata-rata

sedangkan jika dibandingkan dengan

persentase aktivitas belajar siswa

siklus I meningkat sebesar 9.52%.

maupun

Untuk aspek siswa mengerjakan

mencapai kategori aktivitas belajar

Lembar

(LKS)

tinggi pada pembelajaran matematika

mencapai 91.12%. Jika dibandingkan

sudah memenuhi indikator kinerja

dengan

kondisi

awal

yang telah ditentukan sebelumnya.

sebesar

13.7%

sedangkan

Kerja

dibandingkan

Siswa

meningkat

dengan

siklus

yakni

aspek

menggambar
siswa

banyaknya

tinggi

siswa

pada

yang

jika

Pada prasiklus, siklus I, dan

I

siklus II diperoleh perentase siswa

meningkat sebesar 7.77%.
Kegiatan

belajar

yang memperoleh hasil tes prestasi
siswa

menggambar

belajar matematika ≥ 75 adalah
sebesar

54.84%,

70.97%,

dan

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

73

77.46%. Jika dibandingkan dengan

pembelajaran kooperatif tipe SFE

prasiklus, persentase ketuntasan hasil

berdasarkan hasil observasi aktivitas

tes prestasi belajar matematika siswa

belajar siswa pada pra siklus, siklus I

pada siklus II meningkat sebesar

dan siklus II ditunjukkan dengan

22.62%,

banyaknya

sedangkan

jika

siswa

yang

telah

I

mencapai kategori aktivitas belajar

meningkat sebesar 6.45%. Rata-rata

siswa tinggi pada pra siklus yaitu

hasil tes prestasi belajar matematika

35.48% meningkat menjadi 54.84%

siswa juga mengalami peningkatan

pada siklus I kemudian meningkat

yaitu mencapai 76,52 pada siklus II.

menjadi 74.19% pada siklus II.

Jika dibandingkan dengan pra siklus,

Selain

rata-rata hasil tes prestasi belajar

aktivitas belajar siswa mengalami

matematika

mengalami

peningkatan yaitu 55.13% pada pra

peningkatan sebesar 0.77 sedangkan

siklus menjadi 65.75% pada siklus I

jika dibandingkan dengan siklus I

kemudian pada siklus II menjadi

meningkat

74.92%.

dibandingkan

dengan

siswa

sebesar

siklus

3.13

karena

itu,

rata-rata

Apabila

persentase

dibandingkan

terjadi peningkatan persentase siswa

dengan pra siklus maka terjadi

yang memperoleh hasil tes prestasi

peningkatan sebesar 10.62% pada

belajar ≥ KKM sebanyak ≥ 75% dari

siklus

jumlah siswa, maka dapat dikatakan

dengan

bahwa

peningkatan pada siklus II sebesar

penerapan

model

pembelajaran kooperatif tipe SFE

I.

Apabila
siklus

I

dibandingkan
maka

terjadi

7.77%.
Peningkatan

dapat meningkatkan prestasi belajar

belajar

pada

materi

matematika siswa dan memenuhi

matematika

indikator kinerja yaitu minimal 75%

persamaan garis lurus berdasarkan

siswa mem-peroleh nilai ≥ KKM.

nilai

tes

ditunjukkan

siwa

prestasi

pada

setiap

dengan

siklus

persentase

ketuntasan siswa. Persentase siswa

SIMPULAN DAN SARAN
belajar

yang mendapatkan nilai tes ≥ 75

siswa pada pembelajaran matematika

pada siklus I sebesar 70.97% dan

melalui

siklus II sebesar 77.42%. Besar

Peningkatan

aktivitas

penerapan

model

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

74

peningkatan presentase siswa yang

mempunyai

gambaran

mendapatkan nilai tes ≥ KKM adalah

mengetahui langkah pembelajaran

6.45%, telah memenuhi indikator

terebut

yang ditetapkan.

meningkatkan aktivitas belajar dan

sebagai

dan

alternatif

dalam

Saran terhadap penelitian ini,

prestasi belajar matematika siswa.

sebagai berikut : (1) Guru dapat

(4) Bagi peneliti lain yang ingin

menggunakan model pembelajaran

melakukan

kooperatif tipe Student Facilitator

mampu

and Explaining (SFE) untuk me-

yang

ningkatkan

penelitian ini dan dapat menjadikan

aktivitas

belajar

dan

penelitian

diharapkan

menyempurnakan
belum

dipenuhi

penelitian

(2) Siswa sebaiknya lebih aktif untuk

Penggunaan

menyampaikan ide atau gagasannya

sebagai

kepada teman maupun guru. Hal ini

menjelaskan

ditujukan agar siswa mendapatkan

diterapkan karena keterbatasan alat.

tanggapan

DAFTAR PUSTAKA

dari

teman

sebagai

dalam

prestasi belajar matematika siswa.

langsung

ini

aspek

media

sarana

referensi.

power
guru

materi

yang

point
dalam
belum

maupun guru, dimana tanggapan
tersebut

dapat

dijadikan sebagai

evaluasi dari ide yang disampaikan.
Selain

itu,

mengeluarkan

dengan
ide,

siswa
bertanya,

menjawab pertanyaan dari guru,
menyampaikan saran atas presentasi,
dan diskusi maka penyerapan materi
pelajaran akan lebih optimal karena
siswa terlibat langsung selama proses
pembelajaran. (3) Sekolah hendaknya memberikan pengarahan kepada
guru tentang model pembelajaran
kooperatif tipe Student Facilitator
and Explaining (SFE), sehingga guru

[1] Selim. (2014) . The Relationship
Between Student Engagement
and Their Academic Achievement. International Journal
on New Trends in Education
and Their Implications, 5(4),
216-231
[2] Ramlah, Firmansyah, D., &
Zubair, H. (2014). Pengaruh
Gaya Belajar dan Keaktifan
Siswa Terhadap Prestasi
Belajar Matematika. Jurnal
Ilmiah Solusi , 1(3), 68-75
[3] Sabatina, D. (2014). Pengaruh
Aktivitas Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Ditinjau
Dari Kemampuan Komunikasi Matematika Pada Siswa
Kelas VIII Semester Genap
SMP Negeri 2 Banyudono

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

75

Tahun Pelajaran 2013/2014.
Skripsi Tidak Dipublikasikan.
Universitas
Muhamadiyah
Surakarta.

kalian Bilangan Bulat. Jurnal
Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, 1 (2), 2936

[4] Huda, M. (2013). Model-model
Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

[6]Viandari, Y. (2013). Implementasi
Model Pembelajaran Student
Facilitator and Explaining
untuk Meningkatkan Hasil
Belajar pada Materi Persamaan Linier Satu Variabel.
Cakrawala Pendidikan, 15
(2), 236-242

[5] Irlinawati, D., Efendi, D., &
Andriani,
S.
(2013).
Penerapan
Model
Pembelajaran Student Facilitator
and Explaining Pada Per-

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

76

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan Peta Konsep dalam Peningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. (Kuasi Eksperimen di SMP Jayakarta)

0 2 225

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PRISMA DAN LIMAS DI KELAS VIII SMP ALI IMRON T.A 2015/2016.

0 3 27

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA MATERI PRISMA DAN LIMAS BAGI SISWA KELAS VIII SMP SWASTA PRAYATNA MEDAN T.A 2013/2014.

0 3 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 2 DELITUA.

0 2 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 29 MEDAN.

0 3 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA SISWA SMP Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Strategi Student Facilitator And Explaining Pada Siswa SMP Negeri 2 Geyer Tahun Ajaran 2011/2012 (

0 2 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING BERBANTUAN KARTU SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 ULUJAMI

0 0 11

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS BAGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN

0 0 19

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VIII B MTs MUHAMMADIYAH PURWOKERTO MELALUI PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE)

0 0 17