PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 29 MEDAN.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 29 MEDAN

Oleh :

Nurazizah Rambe NIM.409311033

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014


(2)

i

Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Facilitator and Explaining Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 Medan

Nama : Nurazizah Rambe Nim : 409311033

Program Studi : Pendidikan Matematika Jurusan : Matematika


(3)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS

VIII SMP NEGERI 29 MEDAN

NURAZIZAH RAMBE NIM.(409311033)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining pada materi pokok Teorema Phytagoras di SMP Negeri 29 Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing – masing dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 29 Medan tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 22 orang. Data yang diambil berupa hasil observasi dan hasil tes pada siklus I dan siklus II dengan indikator keberhasilan peresentase aktivitas siswa memenuhi batas toleransi waktu ideal dan persentase siswa yang memperoleh nilai minimal 65 sebanyak 85% atau lebih. Berdasarkan hasil penelitian, 2 kategori aktivitas siswa pada siklus 1 belum memenuhi batas toleransi waktu ideal sedangkan pada siklus II setiap kategori aktivitas siswa sudah memenuhi batas toleransi waktu ideal. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II. Adapun hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I adalah 77,27% siswa memperoleh nilai minimal 65 dan pada siklus II 86,36% siswa yang memperoleh nilai minimal 65 artinya terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 9,09% dan telah tercapainya ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining pada materi pokok Teorema Phytagoras dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa. Disarankan agar guru dapat menciptakan variasi dalam pembelajaran dan dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining pada materi lain yang sesuai.


(4)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Persegi ABCD 29

Gambar 2.2 Segitiga ABC siku – siku 29

Gambar 2.3 Segitiga ABC siku – siku 30

Gambar 2.4 Segitiga ABC Teorema Phytagoras 30

Gambar 2.5 Segitiga ABC siku – siku siku – siku di titik A 31

Gambar 2.6 Segitiga ABC dan Segitiga PQR 32

Gambar 2.7 Segitiga ABC Lancip dan Tumpul 33

Gambar 2.8 Segitiga Tripel Phytagoras 34

Gambar 2.9 Segitiga ABC 34

Gambar 2.10 Segitiga ADC 34

Gambar 2.11 Segitiga ABC siku – siku 35

Gambar 2.12 Segitiga ABC siku – siku 35

Gambar 2.13 Segitiga ABC siku – siku sama kaki 36

Gambar 2.14 Kubus ABCDEFGH 36

Gambar 2.15 Segitiga BOU 37

Gambar 3.1 Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas berdasarkan

Alurnya 43

Gambar 4.1 Diagram prosentase waktu aktivitas siswa pada siklus I 64 Gambar 4.2 Tingkat penguasaan siswa pada siklus I 69 Gambar 4.3 Jawaban siswa untuk butir soal no. 1 pada tes hasil belajar 1 70 Gambar 4.4 Jawaban siswa untuk butir soal no. 2 pada tes hasil belajar 1 72 Gambar 4.5 Jawaban siswa untuk butir soal no. 3 pada tes hasil belajar 1 73 Gambar 4.6 Jawaban siswa untuk butir soal no. 4 pada tes hasil belajar 1 74 Gambar 4.7 Jawaban siswa untuk butir soal no. 5 pada tes hasil belajar 1 75 Gambar 4.8 Diagram prosentase waktu aktivitas siswa pada siklus II 83 Gambar 4.9 Tingkat penguasaan siswa pada siklus II 88 Gambar 4.10 Jawaban siswa untuk butir soal no. 1 pada tes hasil belajar 1I 89 Gambar 4.11 Jawaban siswa untuk butir soal no. 2 pada tes hasil belajar 1I 91


(5)

x

Gambar 4.12 Jawaban siswa untuk butir soal no. 3 pada tes hasil belajar 1I 93 Gambar 4.13 Jawaban siswa untuk butir soal no. 4 pada tes hasil belajar 1I 92 Gambar 4.14 Jawaban siswa untuk butir soal no. 5 pada tes hasil belajar 1I 94 Gambar 4.15 Tingkat penguasaan siswa pada siklus I dan siklus II 97 Gambar 4.16 Prosentase aktivitas siswa siklus I dan siklus II 98


(6)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 Siklus I 103 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 Siklus I 107 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 Siklus II 111 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 Siklus II 115

Lampiran 5 Lembar Validasi Tes Awal 119

Lampiran 6 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar I 122

Lampiran 7 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar II 125

Lampiran 8 Soal Tes Awal 128

Lampiran 9 Alternatif Penyelesaian Tes Awal ... 130

Lampiran 10 Pedoman Penskoran Tes Awal 132

Lampiran 11 Tes Hasil Belajar I 134

Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I 136

Lampiran 13 Kisi – kisi Tes Hasil Belajar I 138

Lampiran 14 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I ... 139

Lampiran 15 Tes Hasil Belajar II ... 141

Lampiran 16 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I 143

Lampiran 17 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 145

Lampiran 18 Kisi – kisi Tes Hasil Belajar II 147

Lampiran 19 Daftar Nama Siswa Kelas VIII – 1 SMP Negeri 29 Medan 148

Lampiran 20 Daftar Nilai Tes Awal 149

Lampiran 21 Daftar Nilai Tes Hasil Belajar I 150

Lampiran 22 Daftar Nilai Tes Hasil Belajar II 151

Lampiran 23 Lembar Kerja Siswa I 152

Lampiran 24 Lembar Kerja Siswa II 156

Lampiran 25 Lembar Kerja Siswa III 158

Lampiran 26 Lembar Kerja Siswa IV 160

Lampiran 27 Lembar Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran 161

Lampiran 28 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 169

Lampiran 29 Rekapitulasi Aktivitas Siswa dalam Setiap Kategori Siklus I 173

Lampiran 30 Rekapitulasi Aktivitas Siswa dalam Setiap Kategori Siklus II 174


(7)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan tolak ukur untuk kemajuan suatu negara, karena pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga dan melanjutkan pembangunan dalam seluruh aspek kehidupan di suatu negara termasuk Indonesia. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga peserta didik yang merupakan generasi penerus bangsa mampu menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang selalu diikutsertakan dalam Ujian Nasional, baik di tingkat SD, SMP maupun SMA/SMK. Mata pelajaran yang diujiankan pada Ujian Nasional merupakan mata pelajaran yang dianggap sangat penting untuk menunjang keberhasilan siswa dalam melanjutkan pendidikan ataupun menjalani kehidupan bermasyarakat sesuai jenjang pendidikan yang dijalani. Dan menurut Cornelius (dalam Abdurrahman 2003:253) mengemukakan :

“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.

Kenyataan yang diperoleh (www.pikiran rakyat.com/cetak/2013/0701.html) adalah:

“Mutu pendidikan Indonesia, terutama dalam mata pelajaran

matematika masih rendah. Data UNESCO menunjukkan peringkat Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Peringkat Indonesia berada di bawah Malaysia dan Singapura. Pada hal, berdasarkan hasil penelitian Trends in International Mathematics and Science Study (TIMMS) yang dilakukan oleh Frederick K. S. Leung, jumlah jam pengajaran matematika di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan Malaysia dan Singapura. Indonesia rata–rata mendapat 169 jam pelajaran matematika dalam satu tahun, sementara di Malaysia hanya mendapat 120 jam dan Singapura 112 jam. Hasil penelitian ini


(8)

2

dipublikasikan di Jakarta pada 21 Desember 2006. Hasil penelitian ini juga menyebutkan bahwa prestasi Indonesia berada jauh di bawah negara tersebut. Prestasi matematika siswa Indonesia hanya menembus skor rata-rata 411. Sementara itu, Malaysia mencapai 508 dan Singapura 605 (400 = rendah, 475 = menengah, 550 = tinggi, dan 625 = tindak lanjut)”.

Kenyataan tersebut secara jelas menyatakan bahwa pendidikan matematika di Indonesia masih mengecewakan. Untuk itu, diperlukan peningkatan prestasi belajar matematika siswa di sekolah. Tentu saja untuk meningkatkan prestasi tersebut harus didukung oleh proses belajar mengajar matematika siswa di sekolah.

Dalam serangkaian proses belajar mengajar di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang penting, hal itu berarti berhasil atau tidaknya tujuan pencapaian pengajaran di sekolah banyak tergantung pada situasi kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Diharapkan dengan proses belajar mengajar matematika siswa yang baik dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa tersebut.

Namun, permasalahan yang sering muncul sampai saat ini adalah ketidakaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar matematika di sekolah. Siswa sekedar mengikuti pelajaran matematika yang diajarkan guru di dalam kelas, yaitu dengan hanya mendengarkan penjelasan materi dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tanpa adanya respon, kritik dan pertanyaan dari siswa kepada guru sebagai umpan balik dalam kegiatan belajar mengajar. Keinginan dan aktivitas siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar cenderung menurun dan kurang diperhatikan.

Kondisi seperti ini membuat siswa kurang tertarik mengikuti pelajaran matematika, padahal beberapa faktor yang mempengaruhi siswa tertarik pada matematika adalah minat, hasrat dan cita–cita siswa itu sendiri, kemudian disusul faktor–faktor berikutnya yaitu faktor guru di dalam mengajar, kelengkapan buku– buku yang dimiliki siswa, kondisi siswa, kondisi kelas, serta dorongan orang tua. Kondisi siswa merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan siswa dalam


(9)

3

kegiatan belajar mengajar untuk dapat mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kondisi siswa yang dimaksud adalah aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Ahmad (2004:6) menyatakan bahwa :

“Belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis ( kejiwaan ) adalah, jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran”

Hal diatas senada dengan pendapat Sardirman (2009:97) bahwa “Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas,tanpa aktivitas proses belajar tidak mungkin berlansung dengan baik”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peserta didik dalam kegiatan belajar memiliki aktivitas fisik dan psikis yang baik.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Mardiana Sitohang,S. Pd (salah satu guru bidang studi matematika di SMP Negeri 29 Medan)

“Aktivitas siswa belajar matematika di kelas masih kurang, kebanyakan siswa hanya memperhatikan saja tanpa mau bertanya. Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas VIII juga masih rendah, bahkan masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah rata –rata”.

Hal diatas didukung ketika peneliti observasi di kelas VIII-5 SMP Negeri 29 Medan melihat berbagai aktivitas mereka ketika proses belajar mengajar berlansung. Mayoritas siswa tidak memperhatikan guru yang sedang menerangkan didepan. Siswa tersebut memilih dengan kegiatan mereka masing-masing seperti berbicara dengan teman sebangkunya atau mencatat yang mengakibatkan siswa cenderung menjadi pasif. Dengan kondisi kelas kurang kondusif, hanya siswa yang berada duduk didepan dapat mengikuti proses pembelajaran yang berlansung. Dari keseluruhan siswa dalam satu kelas hanya 3 orang yang mampu mengerjakan soal yang diberikan guru di papan tulis.

Sejalan dengan itu dari observasi yang dilakukan oleh peneliti pada siswa, diperoleh minat yang sangat kurang dan perhatian pada pelajaran matematika yang rendah. Untuk mengetahui minat siswa terhadap pelajaran matematika,


(10)

4

kegiatan belajar mengajar matematika di sekolah, dengan membagikan angket. Dari 35 orang siswa yang mengisi angket diperoleh data sebagai berikut: Pendapat siswa tentang mata pelajaran matematika yakni, 20 orang siswa kurang menggemari pelajaran matematika, 18 orang menyatakan matematika merupakan pelajaran yang sulit dan kurang menyenangkan dan 16 siswa menyatakan biasa saja. Sedangkan pendapat siswa mengenai pelajaran matematika selama ini

dilakukan dengan mencatat dan mengerjakan soal terdapat 22 siswa. Jika permasalahan tersebut masih terus berlangsung, maka akan

mengakibatkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar menjadi terhambat. Siswa akan beranggapan bahwa belajar matematika bukanlah kebutuhan, melainkan hanya sebagai tuntutan kurikulum saja, karena siswa merasa tidak mendapatkan makna dari pelajaran matematika yang dipelajari sehingga akan berdampak pada hasil belajar yang diperoleh siswa.

Ditambah lagi, guru masih mengajar dengan menggunakan metode belajar yang tidak bervariasi, sehingga siswa mudah bosan dan tidak bersemangat dalam belajar. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu memiliki pendekatan atau strategi pembelajaran yang tepat agar siswa memperoleh pengetahuan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan hasil belajar siswa meningkat. Serta berusaha menyusun dan menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi agar siswa lebih tertarik dan bersemangat dalam belajar matematika.

Salah satu alternatif tindakan yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining. Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan agar menjadi lebih aktif dengan menjadikan setiap siswa sebagai fasilitator dan penjelas pada setiap pencapaian kompetensi yang sebelumnya guru jelaskan. Student Facilitator and Explaining adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa untuk mempresentasikan ide pada siswa lainnya, sehingga setiap siswa dapat melatih kecakapan berbicara secara individu


(11)

5

dan memberikan ide-ide baru dari siswa yang dapat melatih dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hal-hal yang telah di uraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 29 MEDAN”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Pembelajaran matematika di sekolah masih didominasi oleh pembelajaran konvensional.

2. Rendahnya aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. 3. Hasil belajar matematika pada materi Teorema Phytaogras masih rendah. 4. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang variatif.

1.3. Batasan Masalah

Dari keseluruhan identifikasi masalah di atas maka penelitian ini dibatasi hanya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa SMP melalui model pembelajaran Student Facilitator and Explaining pada materi teorema phytagoras.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan di atas, maka yang menjadi fokus permasalahan penelitian ini di rumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana peningkatan kadar aktivitas aktif siswa dengan penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Medan?


(12)

6

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Medan?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab semua permasalahan pokok penelitian yaitu :

1. Mengetahui peningkatan kadar aktivitas aktif siswa setelah diterapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Medan.

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Medan.

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan diterapkannya tujuan penelitian ini, dapat diharapkan manfaatnya sebagai berikut :

1. Bagi siswa

Sebagai usaha untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada pelajaran matematika melalui model Student Facilitator and Explaining

2. Bagi calon guru / guru matematika

Sebagai bahan informasi mengenai model pembelajaran Student Facilitator and Explaining

3. Bagi pihak sekolah

Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas kegiatan belajar – mengajar matematika di SMP Negeri 29 Medan..

4. Bagi peneliti

Sebagai bahan informasi sekaligus bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon pengajar di masa yang akan datang.


(13)

100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa :

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining dapat meningkatkan kadar aktivitas aktif siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Medan dalam pembelajaran matematika pada materi Teorema Phytagoras.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Medan dalam pembelajaran matematika pada materi Teorema Phytagoras.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah : 1. Kepada guru khususnya guru matematika, dalam pembelajaran

matematika hendaknya dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining pada materi Teorema Phytagoras atau materi lain dengan membagikan tiga buah LKS untuk tiap kelompok. 2. Hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan untuk refleksi bagi guru

dan kepala sekolah.

3. Kepala sekolah diharapkan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan model – model pembelajaran di sekolah.

4. Kepada siswa agar lebih aktif selama pembelajaran, percaya diri dan mau bertanya kepada guru atau temannya serta mau mengulang pelajaran yang telah dipelajari.

5. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian sejenis diharapkan mampu mengelola kelas dengan baik dan mampu mengembangkan penelitian dengan mempersiapkan model pembelajaran.


(14)

101

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Adinawa, M. Cholik dan Sugijono., (2007), Matematika SMP jilid 2A Kelas VIII, Jakarta: Erlangga.

Arikunto, Suharsimi., (2010), Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.

Asosiasi Guru Matematika Indonesia, Rendahnya Prestasi Matematika Indonesia, (http://www.pikiran-rakyat.com), Diakses 18 Juli 2013

Daryanto, 2010, Belajar dan Mengajar, CV. Bandung: Yrama Widya.

Djamarah, Syaiful Bahri., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed

Hamzah,U., 2009, Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara

Humairoh, Lisa.(2013).Penerapan Model Kooperatif dengan Metode Make A Match untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Pada Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat di SMP Muhammadiyah 47 Sunggal. Jurusan Matematika FMIPA Unimed, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Medan: CV. ISCOM .

Kunandar, (2008), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Rachmadwidodo’s(dalammodelpembelajaranstudentfacilitatorandexplaining. weblog.com)(diakses 30 Januari 2014)

Sardirman, (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pres.


(15)

102

Sinaga, Bornok. (2008). Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM-B3). Disertasi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Slameto. (2003), Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.

Suyatno. (2009), Menjelajah Pembelajarn Inovatif, Surabaya: Mas Media Buana Pustaka.

Sudjana, Nana. (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Rosdakarya. Bandung.

Trianto. (2011), Mendesain Model Pembeajaran Inovatif Progresif, Jakarta: Penerbit Kencana.

Wina,Senjaya. (2008:126). (http://jaririndu.blogspot.com/2012/09/pengertian-pendekatan-metode-teknik.html). Diakses Maret 2013


(1)

kegiatan belajar mengajar matematika di sekolah, dengan membagikan angket. Dari 35 orang siswa yang mengisi angket diperoleh data sebagai berikut: Pendapat siswa tentang mata pelajaran matematika yakni, 20 orang siswa kurang menggemari pelajaran matematika, 18 orang menyatakan matematika merupakan pelajaran yang sulit dan kurang menyenangkan dan 16 siswa menyatakan biasa saja. Sedangkan pendapat siswa mengenai pelajaran matematika selama ini

dilakukan dengan mencatat dan mengerjakan soal terdapat 22 siswa. Jika permasalahan tersebut masih terus berlangsung, maka akan

mengakibatkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar menjadi terhambat. Siswa akan beranggapan bahwa belajar matematika bukanlah kebutuhan, melainkan hanya sebagai tuntutan kurikulum saja, karena siswa merasa tidak mendapatkan makna dari pelajaran matematika yang dipelajari sehingga akan berdampak pada hasil belajar yang diperoleh siswa.

Ditambah lagi, guru masih mengajar dengan menggunakan metode belajar yang tidak bervariasi, sehingga siswa mudah bosan dan tidak bersemangat dalam belajar. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu memiliki pendekatan atau strategi pembelajaran yang tepat agar siswa memperoleh pengetahuan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan hasil belajar siswa meningkat. Serta berusaha menyusun dan menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi agar siswa lebih tertarik dan bersemangat dalam belajar matematika.

Salah satu alternatif tindakan yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining. Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan agar menjadi lebih aktif dengan menjadikan setiap siswa sebagai fasilitator dan penjelas pada setiap pencapaian kompetensi yang sebelumnya guru jelaskan. Student Facilitator and Explaining adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa untuk mempresentasikan ide pada siswa lainnya, sehingga setiap siswa dapat melatih kecakapan berbicara secara individu


(2)

dan memberikan ide-ide baru dari siswa yang dapat melatih dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hal-hal yang telah di uraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 29 MEDAN”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Pembelajaran matematika di sekolah masih didominasi oleh pembelajaran konvensional.

2. Rendahnya aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. 3. Hasil belajar matematika pada materi Teorema Phytaogras masih rendah. 4. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang variatif.

1.3. Batasan Masalah

Dari keseluruhan identifikasi masalah di atas maka penelitian ini dibatasi hanya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa SMP melalui model pembelajaran Student Facilitator and Explaining pada materi teorema phytagoras.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan di atas, maka yang menjadi fokus permasalahan penelitian ini di rumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana peningkatan kadar aktivitas aktif siswa dengan penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Medan?


(3)

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Medan?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab semua permasalahan pokok penelitian yaitu :

1. Mengetahui peningkatan kadar aktivitas aktif siswa setelah diterapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Medan.

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Medan.

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan diterapkannya tujuan penelitian ini, dapat diharapkan manfaatnya sebagai berikut :

1. Bagi siswa

Sebagai usaha untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada pelajaran matematika melalui model Student Facilitator and Explaining

2. Bagi calon guru / guru matematika

Sebagai bahan informasi mengenai model pembelajaran Student Facilitator and Explaining

3. Bagi pihak sekolah

Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas kegiatan belajar – mengajar matematika di SMP Negeri 29 Medan..

4. Bagi peneliti

Sebagai bahan informasi sekaligus bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon pengajar di masa yang akan datang.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa :

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining dapat meningkatkan kadar aktivitas aktif siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Medan dalam pembelajaran matematika pada materi Teorema Phytagoras.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Medan dalam pembelajaran matematika pada materi Teorema Phytagoras.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah : 1. Kepada guru khususnya guru matematika, dalam pembelajaran

matematika hendaknya dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining pada materi Teorema Phytagoras atau materi lain dengan membagikan tiga buah LKS untuk tiap kelompok. 2. Hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan untuk refleksi bagi guru

dan kepala sekolah.

3. Kepala sekolah diharapkan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan model – model pembelajaran di sekolah.

4. Kepada siswa agar lebih aktif selama pembelajaran, percaya diri dan mau bertanya kepada guru atau temannya serta mau mengulang pelajaran yang telah dipelajari.

5. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian sejenis diharapkan mampu mengelola kelas dengan baik dan mampu mengembangkan penelitian dengan mempersiapkan model pembelajaran.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Adinawa, M. Cholik dan Sugijono., (2007), Matematika SMP jilid 2A Kelas VIII, Jakarta: Erlangga.

Arikunto, Suharsimi., (2010), Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.

Asosiasi Guru Matematika Indonesia, Rendahnya Prestasi Matematika Indonesia, (http://www.pikiran-rakyat.com), Diakses 18 Juli 2013

Daryanto, 2010, Belajar dan Mengajar, CV. Bandung: Yrama Widya.

Djamarah, Syaiful Bahri., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed

Hamzah,U., 2009, Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara

Humairoh, Lisa.(2013).Penerapan Model Kooperatif dengan Metode Make A Match untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Pada Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat di SMP Muhammadiyah 47 Sunggal. Jurusan Matematika FMIPA Unimed, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Medan: CV. ISCOM .

Kunandar, (2008), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Rachmadwidodo’s(dalammodelpembelajaranstudentfacilitatorandexplaining. weblog.com)(diakses 30 Januari 2014)

Sardirman, (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pres.


(6)

Sinaga, Bornok. (2008). Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM-B3). Disertasi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Slameto. (2003), Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.

Suyatno. (2009), Menjelajah Pembelajarn Inovatif, Surabaya: Mas Media Buana Pustaka.

Sudjana, Nana. (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Rosdakarya. Bandung.

Trianto. (2011), Mendesain Model Pembeajaran Inovatif Progresif, Jakarta: Penerbit Kencana.

Wina,Senjaya. (2008:126). (http://jaririndu.blogspot.com/2012/09/pengertian-pendekatan-metode-teknik.html). Diakses Maret 2013


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA KELAS VIII SMP NURUL ISLAM

1 19 162

Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan Peta Konsep dalam Peningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. (Kuasi Eksperimen di SMP Jayakarta)

0 2 225

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PRISMA DAN LIMAS DI KELAS VIII SMP ALI IMRON T.A 2015/2016.

0 3 27

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA MATERI PRISMA DAN LIMAS BAGI SISWA KELAS VIII SMP SWASTA PRAYATNA MEDAN T.A 2013/2014.

0 3 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 2 DELITUA.

0 2 22

PENERAPAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR DAN HASIL Penerapan Metode Student Facilitator And Explaining Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV MI Karangkonan

0 0 14

PENERAPAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTU MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR DAN HASIL Penerapan Metode Student Facilitator And Explaining Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV MI Karangkonang

0 0 14

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS BAGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAH |

0 0 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING BERBANTUAN KARTU SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 ULUJAMI

0 0 11

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS BAGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN

0 0 19