Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah BAB II 54 edi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo

2.1 KONDISI GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
Secara geografis Kabupaten Gorontalo merupakan salah satu
kabupaten yang terletak dititik tengah Provinsi Gorontalo, secara
geografis berada pada 00 30’ – 00 54’ Lintang Utara dan 122 o 07’ – 123o
44’ Bujur Timur, dengan batas – batas wilayah Kabupaten Gorontalo
meliputi :

BAB II
GAMBARAN UMUM
KONDISI DAERAH

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gorontalo Utara
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini.

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bone Bolango dan ;

 Sebelah Barat dengan Kabupaten Boalemo.

Peta administrasi Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada gambar
di bawah ini :

Gambar 2.1
Secara

administrasi

Kabupaten

Gorontalo

memiliki

18

Kecamatan, 205 Desa/Kelurahan, 685 dusun. Jumlah penduduk 340.470
jiwa yang secara umum komposisi penduduk Kabupaten Gorontalo

didominasi oleh penduduk muda, secara umum jumlah penduduk
perempuan lebih sedikit dibanding jumlah penduduk laki-laki. Hal ini
dapat ditunjukan oleh sex ratio yang nilainya lebih dari 100 atau untuk
setiap 100 penduduk perempuan terdapat 101 penduduk laki-laki,
RPJMD 2011-2015 | BAB II -

8

Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo

dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 170.689 orang dan jumlah

penduduk perempuan sebanyak 169.781 orang dengan pertumbuhan
penduduk 0,33 persen. Luas wilayah Kabupaten Gorontalo sekitar
2.124,60 km2 dengan kepadatan penduduk sebanyak 160 jiwa/km2.
Luas Kabupaten Gorontalo menurut Kecamatan dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 2.1
Luas Kabupaten Gorontalo Menurut Kecamatan
Kecamatan

Luas (km2)

Prosentase

114,05
34,66
257,73
240,9
220,28

5,37
1,63
12,13
11,34

10,37

196,76

9,26

209,42
140,05
147,19
144,16
78,18
104,71
72,93
49,48
102,75
5,62
5,73
2.124,60

9,86

6,59
6,93
6,79
3,68
4,93
3,43
2,33
4,84
0,26
0,27
100

1. Batudaa Pantai
2. Batudaa
3. Bongomeme
4. Tibawa
5. Pulubala
6. Boliyohuto
7. Bilato *
8. Mootilango

9. Tolangohula
10. Limboto
11. Limboto Barat
12. Telaga
13. Telaga Biru
14. Biluhu
15. Tabongo
16. Asparaga
17. Tilango
18. Telaga Jaya
Kabupaten Gorontalo

Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo,
Ket : *) Masih Gabung dengan Kecamatan Induk (Boliyohuto)

Dari tabel di atas terlihat bahwa kecamatan dengan luas terbesar
adalah Bongomeme yaitu 257,73 km2 atau 12,13% luas Kabupaten
Gorontalo,

sedangkan


kecamatan

dengan

luas

terkecil

adalah

kecamatan Tilango yaitu 5,62 km2 atau 0,26% luas Kabupaten
Gorontalo.
Dapat dilihat pula pada tabel di bawah ini, Jarak antara ibu kota
Kabupaten dengan ibu kota Kecamatan :

Tabel 2.2
Jarak antara ibu kota Kabupaten dengan ibu kota Kecamatan
Bagian
Limboto

Limboto
Limboto
Limboto
Limboto
Limboto
Limboto
Limboto
Limboto
Limboto













Jarak
(km)

Lobuto Timur (Kecamatan Biluhu)
Luwoo (Kecamatan Telaga Jaya)
Tilote (Kecamatan Tilango)
Karya Indah (Kecamatan Asparaga)
Tabongo Timur (Kecamatan Tabongo)
Isimu Selatan (Kecamatan Tibawa)
Pulubala (Kecamatan Pulubala)
Payunga (Batudaa)
Dulamayo (Kecamatan Bongomeme)
Huidu (Kecamatan Limboto Barat)

40
12
14
85
27

15
23
30
40
4

RPJMD 2011-2015 | BAB II -

9

Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo

Limboto – Luhu (Kecamatan Telaga)
Limboto – Tuladenggi (Kecamatan Telaga Biru)
Limboto – Kayu Bulan (Kecamatan Batudaa
Pantai)

Limboto – Sidomulyo (Kecamatan Boliyohuto)
Limboto – Bilato (Kecamatan Bilato)
Limboto – Paris (Kecamatan Mootilango)
Limboto – Suka Makmur (Kecamatan
Tolangohula)

10
8
40
56
63
66
76

Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo

Secara topologi Kabupaten Gorontalo mempunyai kondisi tofologi
yang

variatif

yang

terdiri

dari

wilayah

datar,

pengunungan dengan kemiringan 0 – 2 M seluas

kaki

bukit,

dan

20,12%, 2 – 15 M

seluas 8,08%, 15 – 40 M seluas 34,31%, dan 40 M keatas seluas 37,49%
(batas tanah yang kemiringannya lebih dari 40 M diklasifikasikan
menjadi Hutan Lindung). Kabupaten Gorontalo beriklim tropis dengan
curah hujan rata-rata berkisar 104 mm dan hari hujan rata-rata 13 hh
pada tahun 2009 dengan curah hujan tertinggi tercatat 190 mm dan
jumlah hari hujan sebanyak 161 hari. Suhu udara di Kabupaten
Gorontalo rata-rata pada siang hari berkisar antara 30,90C sampai
33,40C dengan rata-rata temperatur udara bekisar antara 26,70C –
29,30C dan rata-rata kelembaban udara bervariasi antara 51,5 persen 93,8 persen.
Berdasarkan kondisi tofografi tampak bahwa Kabupaten Gorontalo
merupakan daerah bukan pesisir, separuh lebih wilayah Kabupaten
Gorontalo berada pada ketinggian 100 – 500 meter dari permukaan laut
dan hanya empat persen wilayahnya yang berada pada ketinggian
1000 meter ke atas. Kabupaten Gorontalo memiliki gunung di 3 (tiga)
Kecamatan yaitu Kecamatan Batudaa (Tohupo, Talumutuhu, Langgula,

Oluhuwa, Lombata, dan Huango Daa ), Kecamatan Tibawa (Pombolu,
Botumoputi, dan Ayumolingo), dan Kecamatan Boliyohuto (Boliyohuto,
Helumo, dan Satria). dan Kabupaten Gorontalo memiliki banyak sumber
daya air

bisa dilihat di Kabupaten gorontalo mempunyai 18 sungai

yang berada di 5 (lima) Kecamatan yaitu Kecamatan
Kecamatan Tibawa,

Kecamatan Limboto,

Batudaa,

Kecamatan Telaga, dan

Kecamatan Boliyohuto.
Sesuai dengan survey dari beberapa perusahan multi nasional

potensi pertambangan khususnya mineral logam seperti emas dan
mineral penyerta lainnya yang ada di Wilayah Totopo, Batulayar dan
Bakti merupakan endapan yang cukup luas. Pada Wilayah eksplorasi
seluas

+ 5.000 Ha. Dilihat dari potensi perikanan dan kelautan
RPJMD 2011-2015 | BAB II -

10

Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo

Kabupaten Gorontalo panjang garis pantai saat ini

79,60 Km

Kecamatan Batudaa Pantai,

membentang di 3 kecamatan yaitu

Kecamatan Biluhu dan Kecamatan Boliyohuto, yang kaya dengan Flora
dan Biota Laut yang sangat potensial untuk dikembangkan Budidaya
Ikan dan Rumput Laut.

2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Pembangunan ekonomi suatu daerah adalah serangkaian proses
usaha dan kebijakan daerah yang bertujuan untuk meningkatkan taraf
hidup

masyarakat,memperluas

lapangan

kerja,

pemerataan

pendapatan, meningkatkan hubungan ekonomi dari sektor primer ke
sektor sekunder dan tersier.
Keberhasilan pembangunan ekonomi dapat diindikasikan lewat
pencapaian

kondisi

stabilitas

perekonomian

melalui

indikator

pertumbuhan ekonomi. Dalam proses perencanaan pembangunan
daerah,kondisi perekonomian perlu dijadikan

bahan pertimbangan

untuk dapat merumuskan kebijakan – kebijakan serta penentuan
strategi yang urgen. Di samping itu dengan mengetahui kondisi
perekonomian, pemerintah daerah dapat merencanakan

kegiatan –

kegiatan yang berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi suatu
daerah.

Sejalan

dengan

semangat

otonomi

daerah

yang

telah

memberikan kewenangan dan tanggung jawab yang seluas luasnya
kepada

daerah

maka

pemerintah

daerah

dituntut

untuk

dapat

senantiasa berinovasi dan kreatif dalam mengoptimalkan seluruh
potensi dan sumber keuangan daerah dalam rangka meningkatkan
kemandirian daerah, yang tidak hanya bermakna pada kemandirian
perencanaan semata namun lebih dari itu diperlukan pula kemandirian
dalam melaksanakan dan merealisasikan perencanaan itu dengan
segenap kemampuan yang dimiliki.
Pemerintah Kabupaten Gorontalo dalam kurun waktu 2005-2010
telah berupaya untuk

meningkatkan produktivitas daerah melalui

program pembangunan diberbagai sektor yang diarahkan pada upaya
meningkatkan

pendapatan

perkapita

masyarakat,

pertumbuhan

ekonomi dengan memperhatikan struktur ekonomi daerah. Gambaran
hasil pembangunan daerah yang telah dilaksanakan pada periode
sebelumnya

dapat

dilihat

dari

beberapa

indicator

makro

yang

merupakan dasar penilaian keberhasilan program prioritas yang telah
ditetapkan dalam agenda pembangunan daerah. Pencapaian indicator
RPJMD 2011-2015 | BAB II -

11

Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo

makro tidak hanya merupakan kinerja pemerintah Kabupaten Gorontalo
tetapi juga merupakan kinerja bersama masyarakat dan pihak swasta.
Berikut gambaran Kabupaten Gorontalo kurun waktu 5 tahun terakhir
dalam aspek kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari beberapa
indikator sebagai berikut :
2.2.1 FOKUS KESEJAHTERAAN DAN PEMERATAAN EKONOMI
a. Produk Domestik Regional Bruto Dan Pertumbuhan Ekonomi.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencerminkan
kapasitas ekonomi suatu daerah, yaitu keseluruhan produksi yang
dihasilkan dalam batas suatu wilayah tertentu dalam jangka
waktu satu tahun. Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan nilai
PDRB yang dihasilkan dalam jangka waktu satu tahun. Dengan
melihat beberapa indikator yang tertuang dalam PDRB sektoral
seperti struktur PDRB, laju pertumbuhan, PDRB berkapita dan
pendapatan perkapita, maka dapat dilihat sejauh mana keadaan
perekonomian kabupaten gorontalo dalam waktu 2005-2009.
Pembangunan yang dilaksanakan di Kabupaten Gorontalo pada
kurun waktu sampai dengan tahun 2009 telah menunjukkan
perkembangan yang cukup menggembirakan.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga
Berlaku (ADHB) Kabupaten Gorontalo pada tahun 2005 sebesar
Rp.932.312,62 (juta), meningkat menjadi Rp.1.881.976,41 (juta)
pada tahun 2009. Demikian pula Laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Gorontalo sejak tahun 2005 naik dari angka 5,98 %
menjadi 7,48% di tahun 2009.
Secara Nasional, tahun 2009 ekonomi Indonesia tumbuh 4,5
persen, Pada tahun 2010 ekonomi Indonesia diperkirakan akan
tumbuh 5,7 %, pertambahan ini dipicu oleh ekonomi dunia yang
mulai

pulih

dari

krisis

dan

meningkatnya

konsumsi

masyarakat,selain itu juga dipicu oleh kenaikan harga beberapa
komoditi.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gorontalo antara tahun
2005-2009 menunjukan gejala yang positif dan termasuk salah
satu kabupaten yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi
dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Gorontalo.

Tabel 2.3
Gambaran PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gorontalo
Tahun

PDRB HARGA
BERLAKU

Pertumbuhan ekonomi
(%)

RPJMD 2011-2015 | BAB II -

12

Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo

2005
2006
2007
2008
2009

932.312,62
1.034.381,52
1.203.634,26
1.560.531,26
1.881.976,41

5,98
7,20
7,45
7,63
7,48

Sumber : BPS Kab. Gorontalo

Dari tabel tersebut di atas, terlihat bahwa perekonomian
daerah

tetap

tumbuh

dengan

cukup

stabil,

dengan

kecenderungan mengalami peningkatan sejak tahun 2005 sampai
dengan tahun 2008, dan untuk tahun 2009 terjadi kontraksi,
mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan tahun 2008.
namun angka ini masih tinggi, di atas rata-rata pertumbuhan
ekonomi nasional.

RPJMD 2011-2015 | BAB II -

13

Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo

Tabel 2.4
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Gorontalo Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun
2005-2009
Tahun

Sektor
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
A.Sektor primer
Industri Pengolahan
Listrik,Gas & Air Bersih
Bangunan
B.Sektor sekunder
Perdagangan,Hotel & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Keuangan,Persewaan
&
Perusahaan
jasa-jasa
C.Sektor Tersier

Jasa

2005

2006

2007

2008

2009

26,98
1,28
28,26
8,91
0,41
3,73
13,05
10,12
10,24
14,37
23,96
58,69

26,02
1,41
27,43
8,12
0,41
4,94
13,47
9,66
10,55
14,47
24,42
59,1

26,55
1,40
27,95
7,87
0,50
5,74
14,11
8,96
10,84
13,82
24,32
57,94

33,31
1,22
34,53
6,49
0,38
5,96
12,83
7,51
9,23
12,64
23,26
52,64

32,34
1,26
33,60
6,36
0,38
5,91
12,65
7,74
9,39
13,26
23,36
53,75

Sumber : BPS Kab. Gorontalo

Jika dilihat menurut sektor ekonomi, penyumbang PDRB
terbesar yaitu: Sektor Pertanian dimana pada tahun 2009 nilai
kontribusi sektor ini sebesar 32,34 persen, sektor lain yang juga
cukup besar pengaruhnya adalah sektor jasa-jasa, yaitu sebesar
23,36 persen.
b. Pendapatan perkapita

Variabel PDRB perkapita sering dijadikan indikator untuk
mengukur tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Sejak kurun
waktu

2005-2009

angka

PDRB

perkapita

menunjukkan

perkembangan yang cukup signifikan yang dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 2.5
PDRB Perkapita Tahun 2005-2009 Kabupaten Gorontalo
TAHUN

PDRB PERKAPITA
(Rupiah)

PERTUMBUHAN
(Persen)

2005
2006
2007
2008
2009

2.809.217
3.116.837
2.045.427
2.193.535
2.351.694

5,98
7,20
7,45
7,63
7 ,48

Sumber : BPS Kab. Gorontalo

c. Struktur Ekonomi

Struktur ekonomi suatu daerah dapat terlihat dari distribusi
sektoral masing-masing lapangan usaha. Kontribusi suatu sektor
dalam menghasilkan Produk Domestik Regional Bruto dapat
menggambarkan

peran

tersebut

dalam

kegiatan

ekonomi.

membandingkan kontribusi setiap sektor terhadap jumlah PDRB di
kabupaten gorontalo masih kental dengan nuansa agraris, selama
RPJMD 2011-2015 | BAB II -

14

Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo

lima tahun terakhir (2005-2010), hal ini menunjukan bahwa peran
tersebut masih di dominasi oleh sektor pertanian. Jika melihat

konfigurasi distribusi sektoral di kabupaten gorontalo dari tahun
2005-2010 tidak terlihat adanya pergeseran struktur ekonomi
dimana sektor ril masih menjadi tumpuan. Secara jelas struktur
ekonomi kabupaten gorontalo yang memberi kontribusi besar
terhadap pembentukan PDRB, yaitu: Sektor Pertanian, Sektor
jasa-jasa, dan Sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan.
1) Pertanian

Pada tahun 2005 pertumbuhan di sektor ini sebesar
15,79 persen, menjadi 17,09 persen pada tahun 2009.
Pertumbuhan sub sektor tanaman bahan makanan tahun 2009
sebesar 2,07 persen, lebih lambat bila dibanding dengan tahun
2008. Selanjutnya sub sektor kehutanan pada tahun 2009
mengalami pertumbuhan sebesar 97,71 persen. Subsektor
tanaman perkebunan mengalami pertumbuhan sebesar 28,92
persen serta sub sektor peternakan mengalami pertumbuhan
17,70 persen pada tahun yang sama. Meskipun terjadi
penurunan dalam pembentukan PDRB bukan berarti sektor ini
tidak mengalami pertumbuhan, tetap mengalami pertumbuhan
tetapi lebih lambat dibandingkan waktu sebelumnya.
Selama tahun 2005-2010 rata-rata kontribusi sektor
pertanian terhadap pembentukan PDRB sebesar 32,34 persen,
masih jadi yang terbesar dari sektor yang lain. Dengan tingkat
pertumbuhan tersebut diatas, sektor ini ke depan masih
diandalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
mengingat kontribusinya terhadap PDRB.
Tabel 2.6
Kontribusi dan Pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian Tahun
2005-2009 Atas Dasar Harga berlaku

Tahun

PDRB sektor
Pertanian

Kontribus
i
(%)

Pertumbuhan
(%)

2005
2006
2007
2008
2009

251.583
269.177
319.586
519.775
608.613

26,98
26,02
26,55
33,31
32,34

15,79
6,99
18,73
62,64
17,09

Sumber : BPS Kab. Gorontalo
2) Sektor Jasa-Jasa

RPJMD 2011-2015 | BAB II -

15

Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo

Sektor ini menyumbang kontribusi terbesar kedua pada
PDRB kabupaten gorontalo setelah pertanian yaitu sebesar
23.36 persen pada tahun 2009, Rata-rata kontribusi sektor

selama periode 2005-2010 cukup signifikan dalam menopang
PDRB kabupaten gorontalo. bila sektor Jasa yang maju maka
akan menjadi indikator kemajuan sektor-sektor lain. Kemajuan
di sektor lain akan membutuhkan dukungan kemajuan sektor
ini.
Tabel 2.7
Kontribusi dan Pertumbuhan PDRB Sektor Jasa Tahun 2005-2009
Atas Dasar Harga berlaku

Tahun

PDRB Sektor
jasa-jasa

Kontribus
i
(%)

Pertumbuhan
(%)

2005
2006
2007
2008
2009

223.374
252.563
292.733
363.015
439.581

23,96
24,42
24,32
23,26
23,36

8,94
13,07
15,91
24,01
21,09

Sumber : BPS Kab. Gorontalo
3) Sektor Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan

Penyumbang PDRB terbesar ketiga ini memberikan
kontribusi sebesar 14,37 persen pada tahun 2005 selanjutnya
pada tahun 2009 mengalami sedikit penurunan menjadi 13,26
persen lebih besar dibanding dengan tahun 2008 yang sebesar
12,68 persen. Pertumbuhan pada sektor ini masing-masing
disumbangkan

oleh

pertumbuhan

sub

sektor

lembaga

keuangan tanpa bank mengalami pertumbuhan sebesar 26,31
persen,

sub

sektor

sewa

bangunan

yang

mengalami

pertumbuhan 16,61 persen.
Tabel 2.8
Kontribusi dan Pertumbuhan PDRB Sektor Keuangan Persewaan dan
Jasa Perusahaan Tahun 2005-2010 Atas Dasar Harga berlaku

Tahun
2005
2006
2007
2008
2009

PDRB Sektor
Keuangan
Persewaan dan
Jasa Perusahaan
133.984
149.693
166.379
197.290
249.580

Kontribus
i
(%)

Pertumbuhan
(%)

14,37
14,47
13,82
12,68
13,26

23,09
11,72
11,15
18,58
26,50

Sumber : BPS Kab. Gorontalo
d. Perkembangan Laju Inflasi
RPJMD 2011-2015 | BAB II -

16

Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo

Inflasi menggambarkan besarnya perubahan harga barang
dan jasa yang beredar di pasaran, ada tiga komponen yang
terpenuhi bila suatu daerah dikatakan terjadi inflasi :


Kenaikan harga



Bersifat umum



Berlangsung umum
Pada daerah yang mengalami inflasi, peningkatan harga

beberapa

barang

meningkatnya

tertentu

harga

meluas

barang–

dan

barang

berdampak

lain.

Variabel

pada
yang

digunakan untuk mengukur inflasi adalah indeks harga konsumen
(IHK) barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. perubahan
indeks

tersebut

dalam

kurun

waktu

tertentu

menunjukan

besarnya laju inflasi yang terjadi. Jika inflasi terlalu tinggi maka
daya beli masyarakat akan

menurun yang akan berpengaruh

pada pertumbuhan ekonomi, selain itu laju inflasi yang terkendali
merupakan salah

satu kondisi yang mendukung pencapaian

percepatan laju pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia

IHK

dikelompokkan ke dalam tujuh (7) jenis pengeluaran yaitu :
(1) Kelompok bahan makanan
(2) Kelompok makanan jadi, minuman dan tembakau
(3) Kelompok perumahan
(4) Kelompok sandang
(5) Kelompok kesehatan
(6) Kelompok pendidikan dan olah raga
(7) Kelompok transportasi dan komunikasi
Selama periode 2005-2009 rata-rata laju inflasi secara
umum masih di bawah dua digit, walaupun angkanya sudah
relatif tinggi. Kondisi inflasi

Kabupaten Gorontalo tahun 2008

mencapai 9,20%, dan untuk tahun 2009 memasuki triwulan IV
angka inflasi dapat ditekan menjadi 4,35%, namun masih
menunjukkan angka – angka persistensi yang cukup tinggi
dibanding laju inflasi nasional yang bertahan pada angka 2,78%.
Kerentanan sisi produksi dan distorsi pasar dalam pembentukan
harga menyebabkan tingkat inflasi berada pada kondisi tersebut
di kuartal terakhir pada tahun 2009. Pemicu inflasi tertinggi
berasal dari sektor kesehatan sebesar 8,22% disusul sektor
pendidikan sebesar 0,57% dan jasa transportasi, komunikasi dan
keuangan mencapai -2,5 persen. Untuk tahun 2010 tingkat inflasi
RPJMD 2011-2015 | BAB II -

17

Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo

Gorontalo diprediksi pada kisaran 4 – 6%

akibat meningkatnya

sisi permintaan terkait dengan semakin menguatnya daya beli
masyarakat yang salah satunya diakibatkan naiknya gaji pegawai
negeri sipil. Dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi global
dan nasional yang semakin baik, tentunya pemerintah Kabupaten
gorontalo harus terus menyesuaikan laju inflasi yang lebih
realistis.
Memperhatikan angka – angka

ini maka tingkat inflasi

Kabupaten Gorontalo masih tergolong pada taraf inflasi ringan
(kurang dari 10%/tahun).

Inflasi memiliki dampak positif dan

dampak negatif tergantung parah atau tidaknya inflasi yang
terjadi. Apabila inflasi ringan sebagaimana inflasi di Provinsi dan
Kabupaten Gorontalo, justru memiliki pengaruh positif dalam arti
dapat mendorong perekonomian daerah ke arah yang lebih baik
khususnya dalam hal peningkatan pendapatan daerah, juga
membuat masyarakat terdorong untuk bekerja, menabung dan
mengadakan investasi. Terjaganya stabilitas ekonomi makro, dan
dengan pembenahan yang sungguh-sungguh pada sektor riil,
diharapkan

dapat

mendorong

peningkatan

investasi

dan

menciptakan lapangan kerja yang lebih luas dengan fokus utama
menurunkan tingkat pengangguran dan kemiskinan. Berbagai
keunggulan daerah yang telah berhasil membentuk kapasitas
ekonomi dan hasil-hasil yang telah diraih khususnya angka –
angka

pertumbuhan

ekonomi

daerah,

peningkatan

PDRB

perkapita, telah berdampak pada menurunnya angka kemiskinan
dan

pengangguran di Kabupaten Gorontalo. Dengan demikian

kondisi ini mencerminkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang
telah dicapai adalah pertumbuhan untuk seluruh masyarakat
Kabupaten

Gorontalo.

Peningkatan

produktifitas,

keunggulan

sektor pertanian serta perluasan produk agroindustri telah
memberi kontribusi besar terhadap perekonomiann daerah dan
penyerapan tenaga kerja. Arahan program pembangunan yang
lebih menitikberatkan pada revitalisasi pertanian modern dan
pengembangan komoditas unggulan harus terus dilanjutkan dan
diperkuat dengan peningkatan sumber daya manusia, perluasan
usaha melalui kegiatan investasi, penciptaan nilai tambah melalui
pengembangan agroindustri. Kesemua program tersebut akan
semakin memperkuat perekonomian daerah serta menurunkan
RPJMD 2011-2015 | BAB II -

18

Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo

jumlah pengangguran dan kemiskinan. Strategi penanggulangan
kemiskinan dengan cakupan program dan lingkup kegiatan yang
lebih mengarah kepada pemberdayaan dan peningkatan etos
kerja, serta kebijakan yang bersifat terpadu, terkoordinasi dan
saling bersinergi diharapkan mampu mengangkat perekonomian
masyarakat
Melalui

lapisan

beberapa

bawah

ataupun

program

masyarakat

penanggulangan

pedesaan.
kemiskinan

diharapkan angka kemiskinan dapat ditekan dari tahun ke tahun.
Penanggulangan kemiskinan merupakan salah satu kebijakan
utama

yang

pembangunan

diperlukan
ekonomi

untuk

yang

memperkuat

landasan

berkelanjutan sekaligus

untuk

mencapai target nasional dan daerah dalam mensejahterakan
masyarakat.Tingkat kemiskinan Kabupaten gorontalo tahun 2005
mencapai 33,29 % atau 28.311 RTM,sedangkan tahun 2008
berdasarkan data BPS per juli tahun 2008 tingkat kemiskinan
mengalami penurunan menjadi 21.435 RTM dari total Rumah
Tangga 85.042 atau sebesar 24,10 persen. Pada tahun 2010 ini
angka tersebut menurun menjadi sebesar 18.544 RTM (66.900
jiwa) atau 21,48 persen. Demikian pula dengan pengangguran
pada awal pemerintahan persentase pengangguran terbuka pada
tahun 2005 mencapai 27,22%. Kondisi ini memacu pemerintah
Kabupaten gorontalo untuk berupaya maksimal dalam mendorong
terciptanya lapangan kerja dan meningkatkan kemampuan para
pencari

kerja,

juga

pelaksanaan

berbagai

kebijakan

dalam

mendorong kewirausahaan masyarakat khususnya masyarakat
kurang mampu. Dengan berbagai upaya yang telah dilaksanakan
maka tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten gorontalo
berkembang secara signifikan dan mampu ditekan pada tahun
2009 menjadi sebesar 4,69 %. Hal ini telah melampaui target
yang tertuang dalam RPJMD pada akhir periode tahun 2010 yang
sebesar 10,00 persen.
Tabel 2.9
Capaian tingkat pengangguran dan kemiskinan
Uraian

Data

Tingkat Kemiskinan

Tahun 2005 33,29 %(28,311 RTM), tahun
2008 menurun menjadi 24,10 % (21,435
RTM).

Pada

tersebut

tahun

menurun

2010

ini

menjadi

angka
sebesar

18.544 RTM (66.900 jiwa) atau 21,48

RPJMD 2011-2015 | BAB II -

19

persen.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo

Pengangguran
Tingkat Pengangguran

terbuka

tahun

2005

mencapai 27,22 %, pada tahun 2009
turun menjadi 4,69 %

2.2.2 FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIAL
Isu rendahnya tingkat pendidikan masyarakat yang memiliki
relevansi dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) / Angka Partisipasi
Murni (APM), dan derajat kesehatan yang kurang baik dan
masalah sosial lainnya seperti kemiskinan, ketenagakerjaan serta
belum optimalnya produktivitas dan pemasaran hasil pertanian
merupakan

akumulasi

permasalahan

yang

secara

sistemik

memiliki hubungan kausal terhadap kemiskinan masih menjadi
fenomena sosial-ekonomi masyarakat Kabupaten Gorontalo
Dalam fokus kesejahteraan sosial kabupaten gorontalo
memiliki capaian sebagai berikut :
a. Pendidikan
Capaian program kegiatan bidang pendidikan adalah sebagai
berikut :
-

Pembangunan 197 PAUD

-

Pembangunan RKB SD 240 Unit

-

Rehabilitasi SD 353 buah

-

Pembangunan USB SMP 15 unit

-

Pembangunan Perpustakaan 86 unit

-

Pembangunan RKB SMP sederajat 169 unit

-

Rehabilitasi SMP sederajat 92 unit

-

Pembangunan 4 unit sekolah baru SMU dan 6 unit sekolah
baru SMK

-

Pembangungan Ruang Kegiatan Belajar SMU 26 unit dan 29
unit RKB SMK

-

Guru yang tersertifikasi 1833 orang.

-

Pengembangan Sekolah rintisan bertaraf internasional (SDN
1 Kayubulan, SDN Bulila, SMPN 1 Limboto, SMAN 1 Limboto)

-

Pemberian beasiswa bagi siswa dan guru sebesar 3 miliar
RPJMD 2011-2015 | BAB II -

20

-

Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo

Bantuan buku di 5 Desa dan 1 Kelurahan sejumlah 6000
buah

Dari hasil pembangunan pendidikan di Kabupaten Gorontalo
selama

periode

2005-2010,

telah

berhasil

memperoleh

penghargaan dari pemerintah pusat maupun negara-negara
luar melalui lembaga donor antara lain :


Terbaik nasional lomba kreatifitas anak tahun 2006



Terpilih

sebagai

pilot

project

peningkatan

mutu

pendidikan oleh worl bank tahun 2007


Predikat

terbaik

nasional

dalam

penyelenggaraan

pendidikan anak usia dini (PAUD) tahun 2007


Penghargaan

Satya

Lencana

Pembangunan

bidang

pendidikan oleh presiden tahun 2007


Penghargaan Bupati terbaik nasional dalam pembinaan
PAUD

non

formal

dan

informal

tahun

2008

oleh

Mendiknas.
Selain

penghargaan

tersebut,

keberhasilan

pembangunan

bidang pendidikan di Kabupaten Gorontalo juga mendapat
apresiasi dari beberapa negara melalui beberapa program
kerjasama pembangunan pendidikan berikut ini :
1. Pilot BERMUTU ( Better Education Reformed Managing
Universal Teacher Upgrading ) kerja sama dengan Bank
Dunia
2. Program MGP-BE ( Mainstreaming Good Practice in Basic
Education ) kerja sama dengan UNICEF
3. Program WDD / WSD ( Whole Distric Development – Whole
School Development ) kerja sama dengan Australia
4. Program PAUD kerja sama dengan Bank Dunia
5. Program UNDP
6. Program Penanggulangan Flu Burung Kerja Sama dengan
Jerman
7. Program pertukaran Guru kerja sama dengan Amerika
b. Kesehatan

Capaian pembangunan bidang kesehatan kurun waktu 2005 –
2010 adalah sebagai berikut :
-

Peningkatan PKM Medical Center Sebanyak 11 Unit

-

Peningkatan Puskesmas sebanyak 5 unit
RPJMD 2011-2015 | BAB II -

21

Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo

-

Rehabilitasi Puskesmas sebanyak 8 Unit

-

Rehabilitasi PUSTU sebanyak 33 unit

-

Pembangunan Puskesmas sebanyak 4 Unit

-

Pembangunan PUSTU sebanyak 39 Unit

-

Pembangunan RUDIS PUSKESMAS sebanyak 8 Unit

-

Pembangunan POSKESDES sebanyak 46 Unit

-

Rehabilitasi RUDIS Dokter sebanyak 5 unit

-

Pengadaan Kenderaan Roda 4 sebanyak 20 Unit

-

Pengadaan Kenderaan roda dua sebanyak 115 unit

-

Pengadaan alat penunjang promosi kesehatan 2 unit

-

Pengadaan alkes medis sebanyak 5 paket

-

Pengadaan alkes non medis sebanyak 4 unit

-

Pengadaan alat Lab Kesehatan sebanyak 5 paket

-

Pengadaan alat sistem informasi kesehatan sebanyak 2 pkt

-

Pembangunan Rumah Sakit MM Dunda di Eks Mall Limboto

-

Program Pelayanan Kesehatan Gratis
Jumlah pasien yang mendapatkan pelayanan gratis di
tingkat puskesmas dan jaringannya tahun 2009 dan 2010
sebanyak 608.091 pasien

-

Program santunan duka
Santunan duka diberikan kepada orang yang meninggal
usia 60 tahun ke atas sebesar Rp.500.000. Jumlah yang
menerima santunan dari tahun 2007 sampai 2009 sebanyak
4060 jiwa dengan jumlah dana sebesar Rp. 2.030.000.000.

-

Program Desa Sehat
Sasaran dari program ini adalah 156 desa, dengan realisasi
sampai dengan tahun 2010 sudah 152 Desa.

-

Program pelayanan kesehatan berbasis dasa wisma
Program

ini

ditujukan

untuk

memudahkan

Jangkauan

masyarakat terhadap akses pelayanan kesehatan dasar
melalui pendekatan dasa wisma. Jumlah dasa wisma yang
telah mendapatkan sentuhan program ini dari tahun 2007 –
2010 sejumlah 4.854 dasa wisma.
-

Program Jamkesda
Sampai dengan saat ini, masyarakat yang terdaftar sebagai
peserta

JAMKESDA

sejumlah

58.995

jiwa.

Sedangkan

masyarakat miskin yang diberikan jaminan kesehatan di
tingkat puskesmas dan rumah sakit mencapai 65.760 jiwa.
RPJMD 2011-2015 | BAB II -

22

-

Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo

Jumlah bayi dan balita gizi buruk yang mendapatkan
perawatan di pusat pemilihan gizi masyarakat/TFC (teraupic
feeding center) adalah : 358 orang sampai tahun 2010.

c. Sosial
Berikut

Capaian

penyelenggaraan

pembangunan

kesejahteraan sosial di Kabupaten Gorontalo selama 5 tahun
terakhir (2006 – 2010):
 Pemberian

bantuan

sosial

bagi

Penyandang

Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS), yakni :
 Pembangunan Rumah Layak Huni bagi 1.658 KK Miskin
 Bantuan perlatan kerja 35 orang Penyandang Cacat
 Bantuan UEP bagi 15 orang Penyandang Cacat
 Bantuan UEP bagi 50 orang Anak Terlantar
 Bantuan UEP bagi 59 orang Korban Tindak Kekerasan
 Bantuan UEP bagi 42 orang Pekerja Migran Terlantar
 Pemberian jaminan hidup bagi 133 KK Komunitas Adat
Terpencil
 Pembangunan 62 unit Sarana Air Bersih dan MCK
 Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Sosial
 Bantuan modal usaha KUBE bagi 2.870 Keluarga Fakir
Miskin
 Bantuan langsung UEP bagi 300 KK Keluarga Rentan
 Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS) bagi 100
KK Miskin
 Bantuan modal usaha KUBE LANSIA bagi 400 orang

 Penyediaan Sarana Prasarana Sosial, berupa :
 Penyediaan Sarana Prasarana Panti Sosial

RPJMD 2011-2015 | BAB II -

23

Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo

 Pemberian jaminan hidup bagi 70 orang anak cacat
siswa SLB
 Pendidikan dan pelatihan bagi 135 orang siswa anak
cacat siswa SLB

 Pemberian JAMKESMAS bagi 741 Anak Terlantar dalam
panti
 Pembinaan bagi 617 orang Anak Terlantar didalam
panti
 Pelatihan ketrampilan dan praktek belajar kerja bagi
10 Anak Terlantar
 Penyediaan Sarana Prasarana Pelayanan Kesejahteraan
Sosial diluar panti
 Bantuan modal usaha KUBE bagi 15 ORSOS
 Bantuan

Kesejahteraan

Sosial

Permanen

bagi

3

ORSOS
 Penyediaan dana ASKESOS bagi 8 ORSOS
 Bantuan modal usaha UEP bagi TAGANA
 Bantuan modal usaha UEP bagi 11 orang Tuna Sosial
dan

5

orang

Bekas

Warga

Binaan

Lembaga

Kemasyarakatan
 Bantuan modal usaha KUBE bagi 86 Karang Taruna
 Fasilitasi pembentukan 50 Karang Taruna
 Bimbingan sosial bagi 20 orang Penyandang Cacat
 Penyediaan insentif bagi 149 orang anggota TAGANA
 Pemberian

insentif

anggota

veteran

dan

tokoh

pejuang
 Peningkatan kapasitas SDM bagi 13 orang TKSK

 Penanggulanan Korban Bencana, berupa :
 Bantuan Sosial bagi Korban Bencana
RPJMD 2011-2015 | BAB II -

24

Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo

 Pemberian bantuan bahan makanan sebanyak 200
ton

 Penanganan tanggap darurat berupa dapur umum
selama 6 kali
 Bantuan Bahan Bangunan Rumah bagi 608 KK korban
bencana alam
 Bantuan Bahan Bangunan Rumah (BBR) bagi 46 KK
korban bencana sosial
 Pelaksanaan Evakuasi Korban Bencana
 Evakuasi korban bencana sejumlah 3.361 jiwa
 Penyediaan shelter bagi pengungsi
 Pelatihan 10 orang tenaga evakuasi
 Penyediaan dana tali asih bagi 149 orang anggota
TAGANA

 Pelaksanaan

dan

Pengembangan

Jaminan

Sosial,

berupa :
 Penyelenggaraan Jaminan Sosial bagi PMKS (Penyandang
Cacat dan Lanjut Usia Tidak Potensial)
 Jaminan sosial (Rp. 300.000/bulan) bagi 7 orang
Penyandang Cacat
 Pemberian JAMKESMAS bagi 93 orang Penyandang
Cacat
 Pemberian JAMKESMAS bagi 19 Lanjut Usia Tidak
Potensial
d. Ketenagakerjaan
Capaian dibidang ketenagakerjaan pada periode 2005-

2010 sebagai berikut :
 Bantuan Usaha tenaga kerja terlatih 58 kelompok
 Bantuan Alat listrik 17 unit/Kelompk di 17 Kecamatan
 Bantuan

alat

menjahit

17

unit/Kelompk

di

17

Kecamatan
RPJMD 2011-2015 | BAB II -

25

Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo

 Pelatihan keterampilan Budidaya Ikan Laut
 Pelatihan Pakan ternak komoditi jagung

 Pelatihan Las Listrik dan Las Karbit sebanyak 24
kelompok
 Pelatihan menjahit sebanyak 25 kelompok
 Pelatihan Otomotif sebanyak 2 kelompok
 TTG tentang pengasapan Ikan dan rumput laut
 Pelatihan kewirausahaan kepada LPK
 Pelatihan Komputer sebanyak 2 Kelompok
 Pembuatan 4 Jaring Apung di Danau Limboto tahun
2008
 Program Pengembangan Keahlian Keterampilan Tenaga
Kerja Indonesia (DPKK TKI),
 Pengembangan Wilayah Tertinggal / P2MKT,
 Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga
Kerja
 Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga
Kerja (PNBP),
 Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan
Kerja (PPKK)
e. Pengarustamaan Gender
Capaian Kabupaten Gorontalo dalam hal pengarustamaan
gender tahun 2005-2010 :
 Bina Keluarga Balita, KIT 1 paket (limboto, limboto barat,
telaga biru,telaga, tabongo, tibawa, tilango, talaga jaya)
 Pengadaan Sarana Klinik KB 1 paket yang tersebar di pusat
kota Kabupaten Gorontalo
 Pelayanan KB gratis kepada rakyat miskin sejumlah 11.931
 Penguatan kelompok LANSIA melalui pembinaan khusus
 Terbentuknya

usaha

peningkatan

pendapatan

keluarga

akseptor (UPPKS) sebanyak 29 kelompok
 Pengadaan Mobil Unit Penerangan (MUPEN) KB 1 unit
f. Pertanian
Indikator utama keberhasilan Pembangunan Pertanian pada
umumnya dilihat dari adanya peningkatan produksi dan
RPJMD 2011-2015 | BAB II -

26

produktivitas

hasil

Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo

pertanian. Capaian

komoditi

tanaman

pangan tahun 2005-2010 dijelaskan sebagai berikut :
 Padi
Produksi Padi tahun 2005 sebesar 103.331 ton, tahun 2006
meningkat menjadi 121.744 ton. Pada tahun 2007 produksi
padi 87.244 ton, yang meningkat menjadi 107.917 ton
tahun 2008, pada tahun 2009

produksi padi mencapai

130.459 ton dan pada tahun 2010 produksi padi mencapai
113.904 ton
 Jagung
Pada tahun 2005 produksinya 71.568 Ton, tahun 2006
mencapai 127.041 Ton, tahun 2007 mencapai 106.249 Ton,
dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 186.221 Ton, pada
tahun 2009 produksi Jagung mencapai 119.951 Ton dan
posisi

bulan

september

tahun

2010

produksi

Jagung

mencapai 129.383 Ton.
 Kedelei
Pada tahun 2005 produksinya 71 ton, tahun 2006 mencapai
540 ton, tahun 2007 produksinya menurun manjadi 164 ton,
pada tahun 2008 mencapai 146 ton, dimana penurunan ini
diakibatkan adanya pemekaran kabupaten yaitu kabupaten
gorontalo utara, tahun 2009 produksi mencapai 261 ton dan
posisi bulan september sesuai ARAM II pada tahun 2010
produksi kedelei mencapai sampai dengan 365 ton.
 Kacang Tanah
Pada tahun 2005 produksinya 2.289 ton, tahun 2006
mencapai 3.300 ton, tahun 2007 produksinya menurun
manjadi 2.053, pada tahun 2008 mencapai 770 ton,
penurunan

ini

disebabkan

oleh

pemekaran

wilayah

kabupaten gorontalo utara, tahun 2009 produksi mencapai
670 ton dan posisi bulan september sesuai ARAM II pada
tahun 2010 produksi kacang tanah mencapai 1.169 ton.
 Kacang Hijau
Pada

tahun

2005

produksinya

266

ton,

tahun

2006

mencapai 465 ton, tahun 2007 produksinya menurun
manjadi 129, pada tahun 2008 mencapai 38 ton, tahun
2009 produksi meningkat mencapai 150 ton dan posisi

RPJMD 2011-2015 | BAB II -

27

Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo

bulan september sesuai ARAM II pada tahun 2010 produksi
kacang hijau mencapai 142 ton.
 Ubi Kayu
Pada

tahun

2005

produksinya

858

ton,

tahun

2006

mencapai 3.335 ton, tahun 2007 produksinya manjadi
1.435, dan meningkat pada tahun 2008 mencapai 1.872
ton, peningkatan produksi ubi kayu ini berlanjut pada tahun
2009

hingga

mencapai

2.522

ton

dan

posisi

bulan

september sesuai ARAM II pada tahun 2010 produksi ubi
kayu mencapai 1.573 ton.
 Ubi Jalar
Pada

tahun

2005

produksinya

375

ton,

tahun

2006

mencapai 2.862 ton, tahun 2007 produksinya manjadi 701,
pada tahun 2008 mencapai 629 ton, untuk tahun 2009
produksi meningkat mencapai 1.168 ton dan posisi bulan
september sesuai ARAM II pada tahun 2010 produksi ubi
jalar manjadi 725 ton.
Sumberdaya Penunjang Lainnya
Capaian pembangunan sarana dan prasarana bidang pertanian
kurun waktu 2005 – 2010 adalah sebagai berikut :

Sarana dan Prasarana Pertanian di Kabupaten Gorontalo :
 Pembangunan Jalan Usaha Tani sepanjang 76.5 Km
 Pembangunan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani sepanjang
7.478 Mtr
 Pembangunan Jaringan Irigasi Desa sepanjang 7.200 Mtr
 Pembangunan Embung sebanyak 11 Unit
 Pengadaan Traktor Roda 4 sebanyak 16 Unit
 Pengadaan Trakror Roda 2 sebanyak 345 Unit
 Pengadaan Pemipil Jagung sebanyak 24 Unit
 Pengadaan Power Threser sebanyak 12 Unit
 Pengadaan Rice Milling Unit sebanyak 5 Unit
 Pembangunan Rumah Pengolah Pupuk Organik sebanyak 4
Unit
 Pengadaan Alat Pengolah Pupuk Organik sebanyak 6 Unit
 Pengadaan Pompa Air sebanyak 32 Unit
 Pengadaan Drayer sebanyak 3 Unit
RPJMD 2011-2015 | BAB II -

28

Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo

 Pengadaan Rice Huller sebanyak 10 Unit

 Pengadaan Mesin Penepung Pisang sebanyak 6 Unit
 Pengadaan Pengolah Kelapa Terpadu sebanyak 2 Unit
 Pengadaan Pemecah Kemiri sebanyak 3 Unit
 Pengadaan Mesin Pengolah Jarak 1 Unit
 Bantuan RMU Mobile sebanyak 8 Unit
 Pembangunan Lumbung Pangan sebanyak 15 Unit
Selain

itu,

Pemerintah

beberapa
Kabupaten

keberhasilan

yang

Gorontalo

dalam

dicapai

oleh

pelaksanaan

Pembangunan Pertanian selama tahun 2005–2010 diantaranya
adalah :
 Ekspor Jagung ke Singapura sebesar 4.300 ton tahun 2007
 Ekspor Jagung ke Malaysia sebesar 4.300 ton tahun 2008
 Sukses melakukan Take Over Lahan seluas 35,22 Hektar
 Sukses melaksanakan program tambahan 2 juta ton beras
nasional, Provinsi Gorontalo 100.000 ton dan Kabupaten
Gorontalo 30.000 ton.
 Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Provinsi Tahun
2006 dari Gubernur Gorontalo.
 Penghargaan Satya Lencana Ketahanan Pangan Tahun 2007
dari Presiden Republik Indonesia.
 Penghargaan Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA) Terbaik
Tingkat Provinsi Gorontalo Tahun 2008.
 Penghargaan Ketahanan Pangan atas Pelampauan Produksi
Padi diatas 5 persen dari Presiden Republik Indonesia Tahun
2008.
 Penghargaan Terbaik I Gapoktan Pengembangan Usaha
Agribisnis Pedesaan (PUAP) tingkat Provinsi Gorontalo Tahun
2009.
 Penghargaan UPJA Terbaik Tingkat Provinsi Gorontalo Tahun
2009.
 Penghargaan Terbaik I Lomba Asah Terampil Kelompok
Wanita Tani Tingkat Provinsi Gorontalo Tahun 2009.
 Penghargaan Gapoktan Berprestasi Tingkat Nasional Tahun
2009.

RPJMD 2011-2015 | BAB II -

29

Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo

 Penghargaan Ketahanan Pangan atas Pelampauan Produksi

Padi diatas 5 persen dari Presiden Republik Indonesia Tahun
2009.

RPJMD 2011-2015 | BAB II -

30

Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo

2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM
a. Infrastruktur

 Jalan dan jembatan
Total panjang jalan Kabupaten Gorontalo adalah 1.315,18 km,
dan kondisi yang rusak/rusak berat sepanjang 838,69 km.
Dalam kurun waktu 2005 – 2010 total jalan yang ditangani
sepanjang 615,48 Km. sehingga masih terdapat 223.21 Km
jalan yang belum tertangani.
Total jembatan yang tertangani sampai dengan tahun 2010
adalah sebanyak 175 unit dengan total panjang 1.701,30
meter.

 Sungai
Total penanganan sungai dari tahun 2005 – 2010 adalah
sepanjang 302,95 dari Panjang sungai 1.007,65 kilometer.

 Irigasi
Kabupaten Gorontalo

memiliki 56 Daerah Irigasi yang

tersebar dengan potensi kapasitas pengairan 9.028 hektar.
Melalui program pengelolaan jaringan irigasi yang telah
dilaksanakan selama lima tahun terakhir maka daerah irigasi
yang terbangun mempunyai kapasitas pengairan sebesar
2480 hektar atau sebesar 27,47 persen.

 Air Bersih
Cakupan air bersih di Kabupaten Gorontalo hingga tahun
2010 sudah mencapai 73,1%, melalui kegiatan Pengadaan
dan pemasangan pipa sepanjang 140.748 m, pengadaan
pompa air 7 unit, pengadaan meteran air 4000 buah,
pengadaan genset dan water meter teste masing-masing 1
unit.

 Infrastruktur Energi
Pembangunan infrastruktur energi dalam rangka pemenuhan
fasilitas

penerangan

masyarakat

diupayakan

melalui

pembangunan pembangkit listrik tenaga surya. Sampai
dengan saat ini sebanyak 2.149 unit PLTS telah dibangun

RPJMD 2011-2015 | BAB II -

31

Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo

untuk memenuhi kebutuhan penerangan masyarakat di
daerah tertinggal.
 Perumahan
Pembangunan perumahan di Kabupaten Gorontalo kurun
waktu

2005 – 2010 adalah :

 Laintainisasi 3000 unit rumah
 Pembangunan Rumah Layak Huni 2262 unit
 Pembangunan Perumahan BSP2S 400 Unit
 Pembangunan Prasarana, Sarana dan utilitas perumahan
berupa drainase sepanjang 6019 meter dan MCK 23 unit.
b. Lingkungan Hidup
Dari berbagai kebijakan pembangunan lingkungan hidup
yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan selama
periode

2005-2010,

memperoleh

pemerintah

pengakuan

dari

Kabupaten

pemerintah

Gorontalo
pusat

atas

keberhasilan pembangunan Lingkungan Hidup anatara lain
berupa :


Penghargaan ADIPURA 2006/2007 untuk Kota Kecil,
diterima pada tanggal 5 Juni 2007



Penghargaan ADIPURA 2008/2009 untuk Kota Kecil,
diterima pada tanggal 5 Juni 2009
Terbaik II Nasional dalam lomba Penghijauan dan Konservasi
Alam Tingkat Nasional sebagai Kabupaten Peduli Kehutanan
Tahun 2009.

RPJMD 2011-2015 | BAB II -

32