Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah BAB II 54 edi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
2.1 KONDISI GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
Secara geografis Kabupaten Gorontalo merupakan salah satu
kabupaten yang terletak dititik tengah Provinsi Gorontalo, secara
geografis berada pada 00 30’ – 00 54’ Lintang Utara dan 122 o 07’ – 123o
44’ Bujur Timur, dengan batas – batas wilayah Kabupaten Gorontalo
meliputi :
BAB II
GAMBARAN UMUM
KONDISI DAERAH
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gorontalo Utara
Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bone Bolango dan ;
Sebelah Barat dengan Kabupaten Boalemo.
Peta administrasi Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada gambar
di bawah ini :
Gambar 2.1
Secara
administrasi
Kabupaten
Gorontalo
memiliki
18
Kecamatan, 205 Desa/Kelurahan, 685 dusun. Jumlah penduduk 340.470
jiwa yang secara umum komposisi penduduk Kabupaten Gorontalo
didominasi oleh penduduk muda, secara umum jumlah penduduk
perempuan lebih sedikit dibanding jumlah penduduk laki-laki. Hal ini
dapat ditunjukan oleh sex ratio yang nilainya lebih dari 100 atau untuk
setiap 100 penduduk perempuan terdapat 101 penduduk laki-laki,
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
8
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 170.689 orang dan jumlah
penduduk perempuan sebanyak 169.781 orang dengan pertumbuhan
penduduk 0,33 persen. Luas wilayah Kabupaten Gorontalo sekitar
2.124,60 km2 dengan kepadatan penduduk sebanyak 160 jiwa/km2.
Luas Kabupaten Gorontalo menurut Kecamatan dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.1
Luas Kabupaten Gorontalo Menurut Kecamatan
Kecamatan
Luas (km2)
Prosentase
114,05
34,66
257,73
240,9
220,28
5,37
1,63
12,13
11,34
10,37
196,76
9,26
209,42
140,05
147,19
144,16
78,18
104,71
72,93
49,48
102,75
5,62
5,73
2.124,60
9,86
6,59
6,93
6,79
3,68
4,93
3,43
2,33
4,84
0,26
0,27
100
1. Batudaa Pantai
2. Batudaa
3. Bongomeme
4. Tibawa
5. Pulubala
6. Boliyohuto
7. Bilato *
8. Mootilango
9. Tolangohula
10. Limboto
11. Limboto Barat
12. Telaga
13. Telaga Biru
14. Biluhu
15. Tabongo
16. Asparaga
17. Tilango
18. Telaga Jaya
Kabupaten Gorontalo
Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo,
Ket : *) Masih Gabung dengan Kecamatan Induk (Boliyohuto)
Dari tabel di atas terlihat bahwa kecamatan dengan luas terbesar
adalah Bongomeme yaitu 257,73 km2 atau 12,13% luas Kabupaten
Gorontalo,
sedangkan
kecamatan
dengan
luas
terkecil
adalah
kecamatan Tilango yaitu 5,62 km2 atau 0,26% luas Kabupaten
Gorontalo.
Dapat dilihat pula pada tabel di bawah ini, Jarak antara ibu kota
Kabupaten dengan ibu kota Kecamatan :
Tabel 2.2
Jarak antara ibu kota Kabupaten dengan ibu kota Kecamatan
Bagian
Limboto
Limboto
Limboto
Limboto
Limboto
Limboto
Limboto
Limboto
Limboto
Limboto
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
Jarak
(km)
Lobuto Timur (Kecamatan Biluhu)
Luwoo (Kecamatan Telaga Jaya)
Tilote (Kecamatan Tilango)
Karya Indah (Kecamatan Asparaga)
Tabongo Timur (Kecamatan Tabongo)
Isimu Selatan (Kecamatan Tibawa)
Pulubala (Kecamatan Pulubala)
Payunga (Batudaa)
Dulamayo (Kecamatan Bongomeme)
Huidu (Kecamatan Limboto Barat)
40
12
14
85
27
15
23
30
40
4
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
9
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Limboto – Luhu (Kecamatan Telaga)
Limboto – Tuladenggi (Kecamatan Telaga Biru)
Limboto – Kayu Bulan (Kecamatan Batudaa
Pantai)
Limboto – Sidomulyo (Kecamatan Boliyohuto)
Limboto – Bilato (Kecamatan Bilato)
Limboto – Paris (Kecamatan Mootilango)
Limboto – Suka Makmur (Kecamatan
Tolangohula)
10
8
40
56
63
66
76
Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo
Secara topologi Kabupaten Gorontalo mempunyai kondisi tofologi
yang
variatif
yang
terdiri
dari
wilayah
datar,
pengunungan dengan kemiringan 0 – 2 M seluas
kaki
bukit,
dan
20,12%, 2 – 15 M
seluas 8,08%, 15 – 40 M seluas 34,31%, dan 40 M keatas seluas 37,49%
(batas tanah yang kemiringannya lebih dari 40 M diklasifikasikan
menjadi Hutan Lindung). Kabupaten Gorontalo beriklim tropis dengan
curah hujan rata-rata berkisar 104 mm dan hari hujan rata-rata 13 hh
pada tahun 2009 dengan curah hujan tertinggi tercatat 190 mm dan
jumlah hari hujan sebanyak 161 hari. Suhu udara di Kabupaten
Gorontalo rata-rata pada siang hari berkisar antara 30,90C sampai
33,40C dengan rata-rata temperatur udara bekisar antara 26,70C –
29,30C dan rata-rata kelembaban udara bervariasi antara 51,5 persen 93,8 persen.
Berdasarkan kondisi tofografi tampak bahwa Kabupaten Gorontalo
merupakan daerah bukan pesisir, separuh lebih wilayah Kabupaten
Gorontalo berada pada ketinggian 100 – 500 meter dari permukaan laut
dan hanya empat persen wilayahnya yang berada pada ketinggian
1000 meter ke atas. Kabupaten Gorontalo memiliki gunung di 3 (tiga)
Kecamatan yaitu Kecamatan Batudaa (Tohupo, Talumutuhu, Langgula,
Oluhuwa, Lombata, dan Huango Daa ), Kecamatan Tibawa (Pombolu,
Botumoputi, dan Ayumolingo), dan Kecamatan Boliyohuto (Boliyohuto,
Helumo, dan Satria). dan Kabupaten Gorontalo memiliki banyak sumber
daya air
bisa dilihat di Kabupaten gorontalo mempunyai 18 sungai
yang berada di 5 (lima) Kecamatan yaitu Kecamatan
Kecamatan Tibawa,
Kecamatan Limboto,
Batudaa,
Kecamatan Telaga, dan
Kecamatan Boliyohuto.
Sesuai dengan survey dari beberapa perusahan multi nasional
potensi pertambangan khususnya mineral logam seperti emas dan
mineral penyerta lainnya yang ada di Wilayah Totopo, Batulayar dan
Bakti merupakan endapan yang cukup luas. Pada Wilayah eksplorasi
seluas
+ 5.000 Ha. Dilihat dari potensi perikanan dan kelautan
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
10
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Kabupaten Gorontalo panjang garis pantai saat ini
79,60 Km
Kecamatan Batudaa Pantai,
membentang di 3 kecamatan yaitu
Kecamatan Biluhu dan Kecamatan Boliyohuto, yang kaya dengan Flora
dan Biota Laut yang sangat potensial untuk dikembangkan Budidaya
Ikan dan Rumput Laut.
2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Pembangunan ekonomi suatu daerah adalah serangkaian proses
usaha dan kebijakan daerah yang bertujuan untuk meningkatkan taraf
hidup
masyarakat,memperluas
lapangan
kerja,
pemerataan
pendapatan, meningkatkan hubungan ekonomi dari sektor primer ke
sektor sekunder dan tersier.
Keberhasilan pembangunan ekonomi dapat diindikasikan lewat
pencapaian
kondisi
stabilitas
perekonomian
melalui
indikator
pertumbuhan ekonomi. Dalam proses perencanaan pembangunan
daerah,kondisi perekonomian perlu dijadikan
bahan pertimbangan
untuk dapat merumuskan kebijakan – kebijakan serta penentuan
strategi yang urgen. Di samping itu dengan mengetahui kondisi
perekonomian, pemerintah daerah dapat merencanakan
kegiatan –
kegiatan yang berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi suatu
daerah.
Sejalan
dengan
semangat
otonomi
daerah
yang
telah
memberikan kewenangan dan tanggung jawab yang seluas luasnya
kepada
daerah
maka
pemerintah
daerah
dituntut
untuk
dapat
senantiasa berinovasi dan kreatif dalam mengoptimalkan seluruh
potensi dan sumber keuangan daerah dalam rangka meningkatkan
kemandirian daerah, yang tidak hanya bermakna pada kemandirian
perencanaan semata namun lebih dari itu diperlukan pula kemandirian
dalam melaksanakan dan merealisasikan perencanaan itu dengan
segenap kemampuan yang dimiliki.
Pemerintah Kabupaten Gorontalo dalam kurun waktu 2005-2010
telah berupaya untuk
meningkatkan produktivitas daerah melalui
program pembangunan diberbagai sektor yang diarahkan pada upaya
meningkatkan
pendapatan
perkapita
masyarakat,
pertumbuhan
ekonomi dengan memperhatikan struktur ekonomi daerah. Gambaran
hasil pembangunan daerah yang telah dilaksanakan pada periode
sebelumnya
dapat
dilihat
dari
beberapa
indicator
makro
yang
merupakan dasar penilaian keberhasilan program prioritas yang telah
ditetapkan dalam agenda pembangunan daerah. Pencapaian indicator
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
11
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
makro tidak hanya merupakan kinerja pemerintah Kabupaten Gorontalo
tetapi juga merupakan kinerja bersama masyarakat dan pihak swasta.
Berikut gambaran Kabupaten Gorontalo kurun waktu 5 tahun terakhir
dalam aspek kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari beberapa
indikator sebagai berikut :
2.2.1 FOKUS KESEJAHTERAAN DAN PEMERATAAN EKONOMI
a. Produk Domestik Regional Bruto Dan Pertumbuhan Ekonomi.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencerminkan
kapasitas ekonomi suatu daerah, yaitu keseluruhan produksi yang
dihasilkan dalam batas suatu wilayah tertentu dalam jangka
waktu satu tahun. Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan nilai
PDRB yang dihasilkan dalam jangka waktu satu tahun. Dengan
melihat beberapa indikator yang tertuang dalam PDRB sektoral
seperti struktur PDRB, laju pertumbuhan, PDRB berkapita dan
pendapatan perkapita, maka dapat dilihat sejauh mana keadaan
perekonomian kabupaten gorontalo dalam waktu 2005-2009.
Pembangunan yang dilaksanakan di Kabupaten Gorontalo pada
kurun waktu sampai dengan tahun 2009 telah menunjukkan
perkembangan yang cukup menggembirakan.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga
Berlaku (ADHB) Kabupaten Gorontalo pada tahun 2005 sebesar
Rp.932.312,62 (juta), meningkat menjadi Rp.1.881.976,41 (juta)
pada tahun 2009. Demikian pula Laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Gorontalo sejak tahun 2005 naik dari angka 5,98 %
menjadi 7,48% di tahun 2009.
Secara Nasional, tahun 2009 ekonomi Indonesia tumbuh 4,5
persen, Pada tahun 2010 ekonomi Indonesia diperkirakan akan
tumbuh 5,7 %, pertambahan ini dipicu oleh ekonomi dunia yang
mulai
pulih
dari
krisis
dan
meningkatnya
konsumsi
masyarakat,selain itu juga dipicu oleh kenaikan harga beberapa
komoditi.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gorontalo antara tahun
2005-2009 menunjukan gejala yang positif dan termasuk salah
satu kabupaten yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi
dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Gorontalo.
Tabel 2.3
Gambaran PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gorontalo
Tahun
PDRB HARGA
BERLAKU
Pertumbuhan ekonomi
(%)
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
12
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
2005
2006
2007
2008
2009
932.312,62
1.034.381,52
1.203.634,26
1.560.531,26
1.881.976,41
5,98
7,20
7,45
7,63
7,48
Sumber : BPS Kab. Gorontalo
Dari tabel tersebut di atas, terlihat bahwa perekonomian
daerah
tetap
tumbuh
dengan
cukup
stabil,
dengan
kecenderungan mengalami peningkatan sejak tahun 2005 sampai
dengan tahun 2008, dan untuk tahun 2009 terjadi kontraksi,
mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan tahun 2008.
namun angka ini masih tinggi, di atas rata-rata pertumbuhan
ekonomi nasional.
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
13
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Tabel 2.4
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Gorontalo Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun
2005-2009
Tahun
Sektor
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
A.Sektor primer
Industri Pengolahan
Listrik,Gas & Air Bersih
Bangunan
B.Sektor sekunder
Perdagangan,Hotel & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Keuangan,Persewaan
&
Perusahaan
jasa-jasa
C.Sektor Tersier
Jasa
2005
2006
2007
2008
2009
26,98
1,28
28,26
8,91
0,41
3,73
13,05
10,12
10,24
14,37
23,96
58,69
26,02
1,41
27,43
8,12
0,41
4,94
13,47
9,66
10,55
14,47
24,42
59,1
26,55
1,40
27,95
7,87
0,50
5,74
14,11
8,96
10,84
13,82
24,32
57,94
33,31
1,22
34,53
6,49
0,38
5,96
12,83
7,51
9,23
12,64
23,26
52,64
32,34
1,26
33,60
6,36
0,38
5,91
12,65
7,74
9,39
13,26
23,36
53,75
Sumber : BPS Kab. Gorontalo
Jika dilihat menurut sektor ekonomi, penyumbang PDRB
terbesar yaitu: Sektor Pertanian dimana pada tahun 2009 nilai
kontribusi sektor ini sebesar 32,34 persen, sektor lain yang juga
cukup besar pengaruhnya adalah sektor jasa-jasa, yaitu sebesar
23,36 persen.
b. Pendapatan perkapita
Variabel PDRB perkapita sering dijadikan indikator untuk
mengukur tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Sejak kurun
waktu
2005-2009
angka
PDRB
perkapita
menunjukkan
perkembangan yang cukup signifikan yang dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 2.5
PDRB Perkapita Tahun 2005-2009 Kabupaten Gorontalo
TAHUN
PDRB PERKAPITA
(Rupiah)
PERTUMBUHAN
(Persen)
2005
2006
2007
2008
2009
2.809.217
3.116.837
2.045.427
2.193.535
2.351.694
5,98
7,20
7,45
7,63
7 ,48
Sumber : BPS Kab. Gorontalo
c. Struktur Ekonomi
Struktur ekonomi suatu daerah dapat terlihat dari distribusi
sektoral masing-masing lapangan usaha. Kontribusi suatu sektor
dalam menghasilkan Produk Domestik Regional Bruto dapat
menggambarkan
peran
tersebut
dalam
kegiatan
ekonomi.
membandingkan kontribusi setiap sektor terhadap jumlah PDRB di
kabupaten gorontalo masih kental dengan nuansa agraris, selama
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
14
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
lima tahun terakhir (2005-2010), hal ini menunjukan bahwa peran
tersebut masih di dominasi oleh sektor pertanian. Jika melihat
konfigurasi distribusi sektoral di kabupaten gorontalo dari tahun
2005-2010 tidak terlihat adanya pergeseran struktur ekonomi
dimana sektor ril masih menjadi tumpuan. Secara jelas struktur
ekonomi kabupaten gorontalo yang memberi kontribusi besar
terhadap pembentukan PDRB, yaitu: Sektor Pertanian, Sektor
jasa-jasa, dan Sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan.
1) Pertanian
Pada tahun 2005 pertumbuhan di sektor ini sebesar
15,79 persen, menjadi 17,09 persen pada tahun 2009.
Pertumbuhan sub sektor tanaman bahan makanan tahun 2009
sebesar 2,07 persen, lebih lambat bila dibanding dengan tahun
2008. Selanjutnya sub sektor kehutanan pada tahun 2009
mengalami pertumbuhan sebesar 97,71 persen. Subsektor
tanaman perkebunan mengalami pertumbuhan sebesar 28,92
persen serta sub sektor peternakan mengalami pertumbuhan
17,70 persen pada tahun yang sama. Meskipun terjadi
penurunan dalam pembentukan PDRB bukan berarti sektor ini
tidak mengalami pertumbuhan, tetap mengalami pertumbuhan
tetapi lebih lambat dibandingkan waktu sebelumnya.
Selama tahun 2005-2010 rata-rata kontribusi sektor
pertanian terhadap pembentukan PDRB sebesar 32,34 persen,
masih jadi yang terbesar dari sektor yang lain. Dengan tingkat
pertumbuhan tersebut diatas, sektor ini ke depan masih
diandalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
mengingat kontribusinya terhadap PDRB.
Tabel 2.6
Kontribusi dan Pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian Tahun
2005-2009 Atas Dasar Harga berlaku
Tahun
PDRB sektor
Pertanian
Kontribus
i
(%)
Pertumbuhan
(%)
2005
2006
2007
2008
2009
251.583
269.177
319.586
519.775
608.613
26,98
26,02
26,55
33,31
32,34
15,79
6,99
18,73
62,64
17,09
Sumber : BPS Kab. Gorontalo
2) Sektor Jasa-Jasa
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
15
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Sektor ini menyumbang kontribusi terbesar kedua pada
PDRB kabupaten gorontalo setelah pertanian yaitu sebesar
23.36 persen pada tahun 2009, Rata-rata kontribusi sektor
selama periode 2005-2010 cukup signifikan dalam menopang
PDRB kabupaten gorontalo. bila sektor Jasa yang maju maka
akan menjadi indikator kemajuan sektor-sektor lain. Kemajuan
di sektor lain akan membutuhkan dukungan kemajuan sektor
ini.
Tabel 2.7
Kontribusi dan Pertumbuhan PDRB Sektor Jasa Tahun 2005-2009
Atas Dasar Harga berlaku
Tahun
PDRB Sektor
jasa-jasa
Kontribus
i
(%)
Pertumbuhan
(%)
2005
2006
2007
2008
2009
223.374
252.563
292.733
363.015
439.581
23,96
24,42
24,32
23,26
23,36
8,94
13,07
15,91
24,01
21,09
Sumber : BPS Kab. Gorontalo
3) Sektor Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan
Penyumbang PDRB terbesar ketiga ini memberikan
kontribusi sebesar 14,37 persen pada tahun 2005 selanjutnya
pada tahun 2009 mengalami sedikit penurunan menjadi 13,26
persen lebih besar dibanding dengan tahun 2008 yang sebesar
12,68 persen. Pertumbuhan pada sektor ini masing-masing
disumbangkan
oleh
pertumbuhan
sub
sektor
lembaga
keuangan tanpa bank mengalami pertumbuhan sebesar 26,31
persen,
sub
sektor
sewa
bangunan
yang
mengalami
pertumbuhan 16,61 persen.
Tabel 2.8
Kontribusi dan Pertumbuhan PDRB Sektor Keuangan Persewaan dan
Jasa Perusahaan Tahun 2005-2010 Atas Dasar Harga berlaku
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
PDRB Sektor
Keuangan
Persewaan dan
Jasa Perusahaan
133.984
149.693
166.379
197.290
249.580
Kontribus
i
(%)
Pertumbuhan
(%)
14,37
14,47
13,82
12,68
13,26
23,09
11,72
11,15
18,58
26,50
Sumber : BPS Kab. Gorontalo
d. Perkembangan Laju Inflasi
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
16
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Inflasi menggambarkan besarnya perubahan harga barang
dan jasa yang beredar di pasaran, ada tiga komponen yang
terpenuhi bila suatu daerah dikatakan terjadi inflasi :
Kenaikan harga
Bersifat umum
Berlangsung umum
Pada daerah yang mengalami inflasi, peningkatan harga
beberapa
barang
meningkatnya
tertentu
harga
meluas
barang–
dan
barang
berdampak
lain.
Variabel
pada
yang
digunakan untuk mengukur inflasi adalah indeks harga konsumen
(IHK) barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. perubahan
indeks
tersebut
dalam
kurun
waktu
tertentu
menunjukan
besarnya laju inflasi yang terjadi. Jika inflasi terlalu tinggi maka
daya beli masyarakat akan
menurun yang akan berpengaruh
pada pertumbuhan ekonomi, selain itu laju inflasi yang terkendali
merupakan salah
satu kondisi yang mendukung pencapaian
percepatan laju pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia
IHK
dikelompokkan ke dalam tujuh (7) jenis pengeluaran yaitu :
(1) Kelompok bahan makanan
(2) Kelompok makanan jadi, minuman dan tembakau
(3) Kelompok perumahan
(4) Kelompok sandang
(5) Kelompok kesehatan
(6) Kelompok pendidikan dan olah raga
(7) Kelompok transportasi dan komunikasi
Selama periode 2005-2009 rata-rata laju inflasi secara
umum masih di bawah dua digit, walaupun angkanya sudah
relatif tinggi. Kondisi inflasi
Kabupaten Gorontalo tahun 2008
mencapai 9,20%, dan untuk tahun 2009 memasuki triwulan IV
angka inflasi dapat ditekan menjadi 4,35%, namun masih
menunjukkan angka – angka persistensi yang cukup tinggi
dibanding laju inflasi nasional yang bertahan pada angka 2,78%.
Kerentanan sisi produksi dan distorsi pasar dalam pembentukan
harga menyebabkan tingkat inflasi berada pada kondisi tersebut
di kuartal terakhir pada tahun 2009. Pemicu inflasi tertinggi
berasal dari sektor kesehatan sebesar 8,22% disusul sektor
pendidikan sebesar 0,57% dan jasa transportasi, komunikasi dan
keuangan mencapai -2,5 persen. Untuk tahun 2010 tingkat inflasi
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
17
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Gorontalo diprediksi pada kisaran 4 – 6%
akibat meningkatnya
sisi permintaan terkait dengan semakin menguatnya daya beli
masyarakat yang salah satunya diakibatkan naiknya gaji pegawai
negeri sipil. Dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi global
dan nasional yang semakin baik, tentunya pemerintah Kabupaten
gorontalo harus terus menyesuaikan laju inflasi yang lebih
realistis.
Memperhatikan angka – angka
ini maka tingkat inflasi
Kabupaten Gorontalo masih tergolong pada taraf inflasi ringan
(kurang dari 10%/tahun).
Inflasi memiliki dampak positif dan
dampak negatif tergantung parah atau tidaknya inflasi yang
terjadi. Apabila inflasi ringan sebagaimana inflasi di Provinsi dan
Kabupaten Gorontalo, justru memiliki pengaruh positif dalam arti
dapat mendorong perekonomian daerah ke arah yang lebih baik
khususnya dalam hal peningkatan pendapatan daerah, juga
membuat masyarakat terdorong untuk bekerja, menabung dan
mengadakan investasi. Terjaganya stabilitas ekonomi makro, dan
dengan pembenahan yang sungguh-sungguh pada sektor riil,
diharapkan
dapat
mendorong
peningkatan
investasi
dan
menciptakan lapangan kerja yang lebih luas dengan fokus utama
menurunkan tingkat pengangguran dan kemiskinan. Berbagai
keunggulan daerah yang telah berhasil membentuk kapasitas
ekonomi dan hasil-hasil yang telah diraih khususnya angka –
angka
pertumbuhan
ekonomi
daerah,
peningkatan
PDRB
perkapita, telah berdampak pada menurunnya angka kemiskinan
dan
pengangguran di Kabupaten Gorontalo. Dengan demikian
kondisi ini mencerminkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang
telah dicapai adalah pertumbuhan untuk seluruh masyarakat
Kabupaten
Gorontalo.
Peningkatan
produktifitas,
keunggulan
sektor pertanian serta perluasan produk agroindustri telah
memberi kontribusi besar terhadap perekonomiann daerah dan
penyerapan tenaga kerja. Arahan program pembangunan yang
lebih menitikberatkan pada revitalisasi pertanian modern dan
pengembangan komoditas unggulan harus terus dilanjutkan dan
diperkuat dengan peningkatan sumber daya manusia, perluasan
usaha melalui kegiatan investasi, penciptaan nilai tambah melalui
pengembangan agroindustri. Kesemua program tersebut akan
semakin memperkuat perekonomian daerah serta menurunkan
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
18
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
jumlah pengangguran dan kemiskinan. Strategi penanggulangan
kemiskinan dengan cakupan program dan lingkup kegiatan yang
lebih mengarah kepada pemberdayaan dan peningkatan etos
kerja, serta kebijakan yang bersifat terpadu, terkoordinasi dan
saling bersinergi diharapkan mampu mengangkat perekonomian
masyarakat
Melalui
lapisan
beberapa
bawah
ataupun
program
masyarakat
penanggulangan
pedesaan.
kemiskinan
diharapkan angka kemiskinan dapat ditekan dari tahun ke tahun.
Penanggulangan kemiskinan merupakan salah satu kebijakan
utama
yang
pembangunan
diperlukan
ekonomi
untuk
yang
memperkuat
landasan
berkelanjutan sekaligus
untuk
mencapai target nasional dan daerah dalam mensejahterakan
masyarakat.Tingkat kemiskinan Kabupaten gorontalo tahun 2005
mencapai 33,29 % atau 28.311 RTM,sedangkan tahun 2008
berdasarkan data BPS per juli tahun 2008 tingkat kemiskinan
mengalami penurunan menjadi 21.435 RTM dari total Rumah
Tangga 85.042 atau sebesar 24,10 persen. Pada tahun 2010 ini
angka tersebut menurun menjadi sebesar 18.544 RTM (66.900
jiwa) atau 21,48 persen. Demikian pula dengan pengangguran
pada awal pemerintahan persentase pengangguran terbuka pada
tahun 2005 mencapai 27,22%. Kondisi ini memacu pemerintah
Kabupaten gorontalo untuk berupaya maksimal dalam mendorong
terciptanya lapangan kerja dan meningkatkan kemampuan para
pencari
kerja,
juga
pelaksanaan
berbagai
kebijakan
dalam
mendorong kewirausahaan masyarakat khususnya masyarakat
kurang mampu. Dengan berbagai upaya yang telah dilaksanakan
maka tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten gorontalo
berkembang secara signifikan dan mampu ditekan pada tahun
2009 menjadi sebesar 4,69 %. Hal ini telah melampaui target
yang tertuang dalam RPJMD pada akhir periode tahun 2010 yang
sebesar 10,00 persen.
Tabel 2.9
Capaian tingkat pengangguran dan kemiskinan
Uraian
Data
Tingkat Kemiskinan
Tahun 2005 33,29 %(28,311 RTM), tahun
2008 menurun menjadi 24,10 % (21,435
RTM).
Pada
tersebut
tahun
menurun
2010
ini
menjadi
angka
sebesar
18.544 RTM (66.900 jiwa) atau 21,48
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
19
persen.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Pengangguran
Tingkat Pengangguran
terbuka
tahun
2005
mencapai 27,22 %, pada tahun 2009
turun menjadi 4,69 %
2.2.2 FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIAL
Isu rendahnya tingkat pendidikan masyarakat yang memiliki
relevansi dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) / Angka Partisipasi
Murni (APM), dan derajat kesehatan yang kurang baik dan
masalah sosial lainnya seperti kemiskinan, ketenagakerjaan serta
belum optimalnya produktivitas dan pemasaran hasil pertanian
merupakan
akumulasi
permasalahan
yang
secara
sistemik
memiliki hubungan kausal terhadap kemiskinan masih menjadi
fenomena sosial-ekonomi masyarakat Kabupaten Gorontalo
Dalam fokus kesejahteraan sosial kabupaten gorontalo
memiliki capaian sebagai berikut :
a. Pendidikan
Capaian program kegiatan bidang pendidikan adalah sebagai
berikut :
-
Pembangunan 197 PAUD
-
Pembangunan RKB SD 240 Unit
-
Rehabilitasi SD 353 buah
-
Pembangunan USB SMP 15 unit
-
Pembangunan Perpustakaan 86 unit
-
Pembangunan RKB SMP sederajat 169 unit
-
Rehabilitasi SMP sederajat 92 unit
-
Pembangunan 4 unit sekolah baru SMU dan 6 unit sekolah
baru SMK
-
Pembangungan Ruang Kegiatan Belajar SMU 26 unit dan 29
unit RKB SMK
-
Guru yang tersertifikasi 1833 orang.
-
Pengembangan Sekolah rintisan bertaraf internasional (SDN
1 Kayubulan, SDN Bulila, SMPN 1 Limboto, SMAN 1 Limboto)
-
Pemberian beasiswa bagi siswa dan guru sebesar 3 miliar
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
20
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Bantuan buku di 5 Desa dan 1 Kelurahan sejumlah 6000
buah
Dari hasil pembangunan pendidikan di Kabupaten Gorontalo
selama
periode
2005-2010,
telah
berhasil
memperoleh
penghargaan dari pemerintah pusat maupun negara-negara
luar melalui lembaga donor antara lain :
Terbaik nasional lomba kreatifitas anak tahun 2006
Terpilih
sebagai
pilot
project
peningkatan
mutu
pendidikan oleh worl bank tahun 2007
Predikat
terbaik
nasional
dalam
penyelenggaraan
pendidikan anak usia dini (PAUD) tahun 2007
Penghargaan
Satya
Lencana
Pembangunan
bidang
pendidikan oleh presiden tahun 2007
Penghargaan Bupati terbaik nasional dalam pembinaan
PAUD
non
formal
dan
informal
tahun
2008
oleh
Mendiknas.
Selain
penghargaan
tersebut,
keberhasilan
pembangunan
bidang pendidikan di Kabupaten Gorontalo juga mendapat
apresiasi dari beberapa negara melalui beberapa program
kerjasama pembangunan pendidikan berikut ini :
1. Pilot BERMUTU ( Better Education Reformed Managing
Universal Teacher Upgrading ) kerja sama dengan Bank
Dunia
2. Program MGP-BE ( Mainstreaming Good Practice in Basic
Education ) kerja sama dengan UNICEF
3. Program WDD / WSD ( Whole Distric Development – Whole
School Development ) kerja sama dengan Australia
4. Program PAUD kerja sama dengan Bank Dunia
5. Program UNDP
6. Program Penanggulangan Flu Burung Kerja Sama dengan
Jerman
7. Program pertukaran Guru kerja sama dengan Amerika
b. Kesehatan
Capaian pembangunan bidang kesehatan kurun waktu 2005 –
2010 adalah sebagai berikut :
-
Peningkatan PKM Medical Center Sebanyak 11 Unit
-
Peningkatan Puskesmas sebanyak 5 unit
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
21
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
-
Rehabilitasi Puskesmas sebanyak 8 Unit
-
Rehabilitasi PUSTU sebanyak 33 unit
-
Pembangunan Puskesmas sebanyak 4 Unit
-
Pembangunan PUSTU sebanyak 39 Unit
-
Pembangunan RUDIS PUSKESMAS sebanyak 8 Unit
-
Pembangunan POSKESDES sebanyak 46 Unit
-
Rehabilitasi RUDIS Dokter sebanyak 5 unit
-
Pengadaan Kenderaan Roda 4 sebanyak 20 Unit
-
Pengadaan Kenderaan roda dua sebanyak 115 unit
-
Pengadaan alat penunjang promosi kesehatan 2 unit
-
Pengadaan alkes medis sebanyak 5 paket
-
Pengadaan alkes non medis sebanyak 4 unit
-
Pengadaan alat Lab Kesehatan sebanyak 5 paket
-
Pengadaan alat sistem informasi kesehatan sebanyak 2 pkt
-
Pembangunan Rumah Sakit MM Dunda di Eks Mall Limboto
-
Program Pelayanan Kesehatan Gratis
Jumlah pasien yang mendapatkan pelayanan gratis di
tingkat puskesmas dan jaringannya tahun 2009 dan 2010
sebanyak 608.091 pasien
-
Program santunan duka
Santunan duka diberikan kepada orang yang meninggal
usia 60 tahun ke atas sebesar Rp.500.000. Jumlah yang
menerima santunan dari tahun 2007 sampai 2009 sebanyak
4060 jiwa dengan jumlah dana sebesar Rp. 2.030.000.000.
-
Program Desa Sehat
Sasaran dari program ini adalah 156 desa, dengan realisasi
sampai dengan tahun 2010 sudah 152 Desa.
-
Program pelayanan kesehatan berbasis dasa wisma
Program
ini
ditujukan
untuk
memudahkan
Jangkauan
masyarakat terhadap akses pelayanan kesehatan dasar
melalui pendekatan dasa wisma. Jumlah dasa wisma yang
telah mendapatkan sentuhan program ini dari tahun 2007 –
2010 sejumlah 4.854 dasa wisma.
-
Program Jamkesda
Sampai dengan saat ini, masyarakat yang terdaftar sebagai
peserta
JAMKESDA
sejumlah
58.995
jiwa.
Sedangkan
masyarakat miskin yang diberikan jaminan kesehatan di
tingkat puskesmas dan rumah sakit mencapai 65.760 jiwa.
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
22
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Jumlah bayi dan balita gizi buruk yang mendapatkan
perawatan di pusat pemilihan gizi masyarakat/TFC (teraupic
feeding center) adalah : 358 orang sampai tahun 2010.
c. Sosial
Berikut
Capaian
penyelenggaraan
pembangunan
kesejahteraan sosial di Kabupaten Gorontalo selama 5 tahun
terakhir (2006 – 2010):
Pemberian
bantuan
sosial
bagi
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS), yakni :
Pembangunan Rumah Layak Huni bagi 1.658 KK Miskin
Bantuan perlatan kerja 35 orang Penyandang Cacat
Bantuan UEP bagi 15 orang Penyandang Cacat
Bantuan UEP bagi 50 orang Anak Terlantar
Bantuan UEP bagi 59 orang Korban Tindak Kekerasan
Bantuan UEP bagi 42 orang Pekerja Migran Terlantar
Pemberian jaminan hidup bagi 133 KK Komunitas Adat
Terpencil
Pembangunan 62 unit Sarana Air Bersih dan MCK
Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Sosial
Bantuan modal usaha KUBE bagi 2.870 Keluarga Fakir
Miskin
Bantuan langsung UEP bagi 300 KK Keluarga Rentan
Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS) bagi 100
KK Miskin
Bantuan modal usaha KUBE LANSIA bagi 400 orang
Penyediaan Sarana Prasarana Sosial, berupa :
Penyediaan Sarana Prasarana Panti Sosial
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
23
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Pemberian jaminan hidup bagi 70 orang anak cacat
siswa SLB
Pendidikan dan pelatihan bagi 135 orang siswa anak
cacat siswa SLB
Pemberian JAMKESMAS bagi 741 Anak Terlantar dalam
panti
Pembinaan bagi 617 orang Anak Terlantar didalam
panti
Pelatihan ketrampilan dan praktek belajar kerja bagi
10 Anak Terlantar
Penyediaan Sarana Prasarana Pelayanan Kesejahteraan
Sosial diluar panti
Bantuan modal usaha KUBE bagi 15 ORSOS
Bantuan
Kesejahteraan
Sosial
Permanen
bagi
3
ORSOS
Penyediaan dana ASKESOS bagi 8 ORSOS
Bantuan modal usaha UEP bagi TAGANA
Bantuan modal usaha UEP bagi 11 orang Tuna Sosial
dan
5
orang
Bekas
Warga
Binaan
Lembaga
Kemasyarakatan
Bantuan modal usaha KUBE bagi 86 Karang Taruna
Fasilitasi pembentukan 50 Karang Taruna
Bimbingan sosial bagi 20 orang Penyandang Cacat
Penyediaan insentif bagi 149 orang anggota TAGANA
Pemberian
insentif
anggota
veteran
dan
tokoh
pejuang
Peningkatan kapasitas SDM bagi 13 orang TKSK
Penanggulanan Korban Bencana, berupa :
Bantuan Sosial bagi Korban Bencana
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
24
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Pemberian bantuan bahan makanan sebanyak 200
ton
Penanganan tanggap darurat berupa dapur umum
selama 6 kali
Bantuan Bahan Bangunan Rumah bagi 608 KK korban
bencana alam
Bantuan Bahan Bangunan Rumah (BBR) bagi 46 KK
korban bencana sosial
Pelaksanaan Evakuasi Korban Bencana
Evakuasi korban bencana sejumlah 3.361 jiwa
Penyediaan shelter bagi pengungsi
Pelatihan 10 orang tenaga evakuasi
Penyediaan dana tali asih bagi 149 orang anggota
TAGANA
Pelaksanaan
dan
Pengembangan
Jaminan
Sosial,
berupa :
Penyelenggaraan Jaminan Sosial bagi PMKS (Penyandang
Cacat dan Lanjut Usia Tidak Potensial)
Jaminan sosial (Rp. 300.000/bulan) bagi 7 orang
Penyandang Cacat
Pemberian JAMKESMAS bagi 93 orang Penyandang
Cacat
Pemberian JAMKESMAS bagi 19 Lanjut Usia Tidak
Potensial
d. Ketenagakerjaan
Capaian dibidang ketenagakerjaan pada periode 2005-
2010 sebagai berikut :
Bantuan Usaha tenaga kerja terlatih 58 kelompok
Bantuan Alat listrik 17 unit/Kelompk di 17 Kecamatan
Bantuan
alat
menjahit
17
unit/Kelompk
di
17
Kecamatan
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
25
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Pelatihan keterampilan Budidaya Ikan Laut
Pelatihan Pakan ternak komoditi jagung
Pelatihan Las Listrik dan Las Karbit sebanyak 24
kelompok
Pelatihan menjahit sebanyak 25 kelompok
Pelatihan Otomotif sebanyak 2 kelompok
TTG tentang pengasapan Ikan dan rumput laut
Pelatihan kewirausahaan kepada LPK
Pelatihan Komputer sebanyak 2 Kelompok
Pembuatan 4 Jaring Apung di Danau Limboto tahun
2008
Program Pengembangan Keahlian Keterampilan Tenaga
Kerja Indonesia (DPKK TKI),
Pengembangan Wilayah Tertinggal / P2MKT,
Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga
Kerja
Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga
Kerja (PNBP),
Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan
Kerja (PPKK)
e. Pengarustamaan Gender
Capaian Kabupaten Gorontalo dalam hal pengarustamaan
gender tahun 2005-2010 :
Bina Keluarga Balita, KIT 1 paket (limboto, limboto barat,
telaga biru,telaga, tabongo, tibawa, tilango, talaga jaya)
Pengadaan Sarana Klinik KB 1 paket yang tersebar di pusat
kota Kabupaten Gorontalo
Pelayanan KB gratis kepada rakyat miskin sejumlah 11.931
Penguatan kelompok LANSIA melalui pembinaan khusus
Terbentuknya
usaha
peningkatan
pendapatan
keluarga
akseptor (UPPKS) sebanyak 29 kelompok
Pengadaan Mobil Unit Penerangan (MUPEN) KB 1 unit
f. Pertanian
Indikator utama keberhasilan Pembangunan Pertanian pada
umumnya dilihat dari adanya peningkatan produksi dan
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
26
produktivitas
hasil
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
pertanian. Capaian
komoditi
tanaman
pangan tahun 2005-2010 dijelaskan sebagai berikut :
Padi
Produksi Padi tahun 2005 sebesar 103.331 ton, tahun 2006
meningkat menjadi 121.744 ton. Pada tahun 2007 produksi
padi 87.244 ton, yang meningkat menjadi 107.917 ton
tahun 2008, pada tahun 2009
produksi padi mencapai
130.459 ton dan pada tahun 2010 produksi padi mencapai
113.904 ton
Jagung
Pada tahun 2005 produksinya 71.568 Ton, tahun 2006
mencapai 127.041 Ton, tahun 2007 mencapai 106.249 Ton,
dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 186.221 Ton, pada
tahun 2009 produksi Jagung mencapai 119.951 Ton dan
posisi
bulan
september
tahun
2010
produksi
Jagung
mencapai 129.383 Ton.
Kedelei
Pada tahun 2005 produksinya 71 ton, tahun 2006 mencapai
540 ton, tahun 2007 produksinya menurun manjadi 164 ton,
pada tahun 2008 mencapai 146 ton, dimana penurunan ini
diakibatkan adanya pemekaran kabupaten yaitu kabupaten
gorontalo utara, tahun 2009 produksi mencapai 261 ton dan
posisi bulan september sesuai ARAM II pada tahun 2010
produksi kedelei mencapai sampai dengan 365 ton.
Kacang Tanah
Pada tahun 2005 produksinya 2.289 ton, tahun 2006
mencapai 3.300 ton, tahun 2007 produksinya menurun
manjadi 2.053, pada tahun 2008 mencapai 770 ton,
penurunan
ini
disebabkan
oleh
pemekaran
wilayah
kabupaten gorontalo utara, tahun 2009 produksi mencapai
670 ton dan posisi bulan september sesuai ARAM II pada
tahun 2010 produksi kacang tanah mencapai 1.169 ton.
Kacang Hijau
Pada
tahun
2005
produksinya
266
ton,
tahun
2006
mencapai 465 ton, tahun 2007 produksinya menurun
manjadi 129, pada tahun 2008 mencapai 38 ton, tahun
2009 produksi meningkat mencapai 150 ton dan posisi
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
27
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
bulan september sesuai ARAM II pada tahun 2010 produksi
kacang hijau mencapai 142 ton.
Ubi Kayu
Pada
tahun
2005
produksinya
858
ton,
tahun
2006
mencapai 3.335 ton, tahun 2007 produksinya manjadi
1.435, dan meningkat pada tahun 2008 mencapai 1.872
ton, peningkatan produksi ubi kayu ini berlanjut pada tahun
2009
hingga
mencapai
2.522
ton
dan
posisi
bulan
september sesuai ARAM II pada tahun 2010 produksi ubi
kayu mencapai 1.573 ton.
Ubi Jalar
Pada
tahun
2005
produksinya
375
ton,
tahun
2006
mencapai 2.862 ton, tahun 2007 produksinya manjadi 701,
pada tahun 2008 mencapai 629 ton, untuk tahun 2009
produksi meningkat mencapai 1.168 ton dan posisi bulan
september sesuai ARAM II pada tahun 2010 produksi ubi
jalar manjadi 725 ton.
Sumberdaya Penunjang Lainnya
Capaian pembangunan sarana dan prasarana bidang pertanian
kurun waktu 2005 – 2010 adalah sebagai berikut :
Sarana dan Prasarana Pertanian di Kabupaten Gorontalo :
Pembangunan Jalan Usaha Tani sepanjang 76.5 Km
Pembangunan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani sepanjang
7.478 Mtr
Pembangunan Jaringan Irigasi Desa sepanjang 7.200 Mtr
Pembangunan Embung sebanyak 11 Unit
Pengadaan Traktor Roda 4 sebanyak 16 Unit
Pengadaan Trakror Roda 2 sebanyak 345 Unit
Pengadaan Pemipil Jagung sebanyak 24 Unit
Pengadaan Power Threser sebanyak 12 Unit
Pengadaan Rice Milling Unit sebanyak 5 Unit
Pembangunan Rumah Pengolah Pupuk Organik sebanyak 4
Unit
Pengadaan Alat Pengolah Pupuk Organik sebanyak 6 Unit
Pengadaan Pompa Air sebanyak 32 Unit
Pengadaan Drayer sebanyak 3 Unit
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
28
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Pengadaan Rice Huller sebanyak 10 Unit
Pengadaan Mesin Penepung Pisang sebanyak 6 Unit
Pengadaan Pengolah Kelapa Terpadu sebanyak 2 Unit
Pengadaan Pemecah Kemiri sebanyak 3 Unit
Pengadaan Mesin Pengolah Jarak 1 Unit
Bantuan RMU Mobile sebanyak 8 Unit
Pembangunan Lumbung Pangan sebanyak 15 Unit
Selain
itu,
Pemerintah
beberapa
Kabupaten
keberhasilan
yang
Gorontalo
dalam
dicapai
oleh
pelaksanaan
Pembangunan Pertanian selama tahun 2005–2010 diantaranya
adalah :
Ekspor Jagung ke Singapura sebesar 4.300 ton tahun 2007
Ekspor Jagung ke Malaysia sebesar 4.300 ton tahun 2008
Sukses melakukan Take Over Lahan seluas 35,22 Hektar
Sukses melaksanakan program tambahan 2 juta ton beras
nasional, Provinsi Gorontalo 100.000 ton dan Kabupaten
Gorontalo 30.000 ton.
Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Provinsi Tahun
2006 dari Gubernur Gorontalo.
Penghargaan Satya Lencana Ketahanan Pangan Tahun 2007
dari Presiden Republik Indonesia.
Penghargaan Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA) Terbaik
Tingkat Provinsi Gorontalo Tahun 2008.
Penghargaan Ketahanan Pangan atas Pelampauan Produksi
Padi diatas 5 persen dari Presiden Republik Indonesia Tahun
2008.
Penghargaan Terbaik I Gapoktan Pengembangan Usaha
Agribisnis Pedesaan (PUAP) tingkat Provinsi Gorontalo Tahun
2009.
Penghargaan UPJA Terbaik Tingkat Provinsi Gorontalo Tahun
2009.
Penghargaan Terbaik I Lomba Asah Terampil Kelompok
Wanita Tani Tingkat Provinsi Gorontalo Tahun 2009.
Penghargaan Gapoktan Berprestasi Tingkat Nasional Tahun
2009.
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
29
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Penghargaan Ketahanan Pangan atas Pelampauan Produksi
Padi diatas 5 persen dari Presiden Republik Indonesia Tahun
2009.
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
30
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM
a. Infrastruktur
Jalan dan jembatan
Total panjang jalan Kabupaten Gorontalo adalah 1.315,18 km,
dan kondisi yang rusak/rusak berat sepanjang 838,69 km.
Dalam kurun waktu 2005 – 2010 total jalan yang ditangani
sepanjang 615,48 Km. sehingga masih terdapat 223.21 Km
jalan yang belum tertangani.
Total jembatan yang tertangani sampai dengan tahun 2010
adalah sebanyak 175 unit dengan total panjang 1.701,30
meter.
Sungai
Total penanganan sungai dari tahun 2005 – 2010 adalah
sepanjang 302,95 dari Panjang sungai 1.007,65 kilometer.
Irigasi
Kabupaten Gorontalo
memiliki 56 Daerah Irigasi yang
tersebar dengan potensi kapasitas pengairan 9.028 hektar.
Melalui program pengelolaan jaringan irigasi yang telah
dilaksanakan selama lima tahun terakhir maka daerah irigasi
yang terbangun mempunyai kapasitas pengairan sebesar
2480 hektar atau sebesar 27,47 persen.
Air Bersih
Cakupan air bersih di Kabupaten Gorontalo hingga tahun
2010 sudah mencapai 73,1%, melalui kegiatan Pengadaan
dan pemasangan pipa sepanjang 140.748 m, pengadaan
pompa air 7 unit, pengadaan meteran air 4000 buah,
pengadaan genset dan water meter teste masing-masing 1
unit.
Infrastruktur Energi
Pembangunan infrastruktur energi dalam rangka pemenuhan
fasilitas
penerangan
masyarakat
diupayakan
melalui
pembangunan pembangkit listrik tenaga surya. Sampai
dengan saat ini sebanyak 2.149 unit PLTS telah dibangun
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
31
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
untuk memenuhi kebutuhan penerangan masyarakat di
daerah tertinggal.
Perumahan
Pembangunan perumahan di Kabupaten Gorontalo kurun
waktu
2005 – 2010 adalah :
Laintainisasi 3000 unit rumah
Pembangunan Rumah Layak Huni 2262 unit
Pembangunan Perumahan BSP2S 400 Unit
Pembangunan Prasarana, Sarana dan utilitas perumahan
berupa drainase sepanjang 6019 meter dan MCK 23 unit.
b. Lingkungan Hidup
Dari berbagai kebijakan pembangunan lingkungan hidup
yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan selama
periode
2005-2010,
memperoleh
pemerintah
pengakuan
dari
Kabupaten
pemerintah
Gorontalo
pusat
atas
keberhasilan pembangunan Lingkungan Hidup anatara lain
berupa :
Penghargaan ADIPURA 2006/2007 untuk Kota Kecil,
diterima pada tanggal 5 Juni 2007
Penghargaan ADIPURA 2008/2009 untuk Kota Kecil,
diterima pada tanggal 5 Juni 2009
Terbaik II Nasional dalam lomba Penghijauan dan Konservasi
Alam Tingkat Nasional sebagai Kabupaten Peduli Kehutanan
Tahun 2009.
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
32
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
2.1 KONDISI GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
Secara geografis Kabupaten Gorontalo merupakan salah satu
kabupaten yang terletak dititik tengah Provinsi Gorontalo, secara
geografis berada pada 00 30’ – 00 54’ Lintang Utara dan 122 o 07’ – 123o
44’ Bujur Timur, dengan batas – batas wilayah Kabupaten Gorontalo
meliputi :
BAB II
GAMBARAN UMUM
KONDISI DAERAH
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gorontalo Utara
Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bone Bolango dan ;
Sebelah Barat dengan Kabupaten Boalemo.
Peta administrasi Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada gambar
di bawah ini :
Gambar 2.1
Secara
administrasi
Kabupaten
Gorontalo
memiliki
18
Kecamatan, 205 Desa/Kelurahan, 685 dusun. Jumlah penduduk 340.470
jiwa yang secara umum komposisi penduduk Kabupaten Gorontalo
didominasi oleh penduduk muda, secara umum jumlah penduduk
perempuan lebih sedikit dibanding jumlah penduduk laki-laki. Hal ini
dapat ditunjukan oleh sex ratio yang nilainya lebih dari 100 atau untuk
setiap 100 penduduk perempuan terdapat 101 penduduk laki-laki,
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
8
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 170.689 orang dan jumlah
penduduk perempuan sebanyak 169.781 orang dengan pertumbuhan
penduduk 0,33 persen. Luas wilayah Kabupaten Gorontalo sekitar
2.124,60 km2 dengan kepadatan penduduk sebanyak 160 jiwa/km2.
Luas Kabupaten Gorontalo menurut Kecamatan dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.1
Luas Kabupaten Gorontalo Menurut Kecamatan
Kecamatan
Luas (km2)
Prosentase
114,05
34,66
257,73
240,9
220,28
5,37
1,63
12,13
11,34
10,37
196,76
9,26
209,42
140,05
147,19
144,16
78,18
104,71
72,93
49,48
102,75
5,62
5,73
2.124,60
9,86
6,59
6,93
6,79
3,68
4,93
3,43
2,33
4,84
0,26
0,27
100
1. Batudaa Pantai
2. Batudaa
3. Bongomeme
4. Tibawa
5. Pulubala
6. Boliyohuto
7. Bilato *
8. Mootilango
9. Tolangohula
10. Limboto
11. Limboto Barat
12. Telaga
13. Telaga Biru
14. Biluhu
15. Tabongo
16. Asparaga
17. Tilango
18. Telaga Jaya
Kabupaten Gorontalo
Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo,
Ket : *) Masih Gabung dengan Kecamatan Induk (Boliyohuto)
Dari tabel di atas terlihat bahwa kecamatan dengan luas terbesar
adalah Bongomeme yaitu 257,73 km2 atau 12,13% luas Kabupaten
Gorontalo,
sedangkan
kecamatan
dengan
luas
terkecil
adalah
kecamatan Tilango yaitu 5,62 km2 atau 0,26% luas Kabupaten
Gorontalo.
Dapat dilihat pula pada tabel di bawah ini, Jarak antara ibu kota
Kabupaten dengan ibu kota Kecamatan :
Tabel 2.2
Jarak antara ibu kota Kabupaten dengan ibu kota Kecamatan
Bagian
Limboto
Limboto
Limboto
Limboto
Limboto
Limboto
Limboto
Limboto
Limboto
Limboto
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
Jarak
(km)
Lobuto Timur (Kecamatan Biluhu)
Luwoo (Kecamatan Telaga Jaya)
Tilote (Kecamatan Tilango)
Karya Indah (Kecamatan Asparaga)
Tabongo Timur (Kecamatan Tabongo)
Isimu Selatan (Kecamatan Tibawa)
Pulubala (Kecamatan Pulubala)
Payunga (Batudaa)
Dulamayo (Kecamatan Bongomeme)
Huidu (Kecamatan Limboto Barat)
40
12
14
85
27
15
23
30
40
4
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
9
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Limboto – Luhu (Kecamatan Telaga)
Limboto – Tuladenggi (Kecamatan Telaga Biru)
Limboto – Kayu Bulan (Kecamatan Batudaa
Pantai)
Limboto – Sidomulyo (Kecamatan Boliyohuto)
Limboto – Bilato (Kecamatan Bilato)
Limboto – Paris (Kecamatan Mootilango)
Limboto – Suka Makmur (Kecamatan
Tolangohula)
10
8
40
56
63
66
76
Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo
Secara topologi Kabupaten Gorontalo mempunyai kondisi tofologi
yang
variatif
yang
terdiri
dari
wilayah
datar,
pengunungan dengan kemiringan 0 – 2 M seluas
kaki
bukit,
dan
20,12%, 2 – 15 M
seluas 8,08%, 15 – 40 M seluas 34,31%, dan 40 M keatas seluas 37,49%
(batas tanah yang kemiringannya lebih dari 40 M diklasifikasikan
menjadi Hutan Lindung). Kabupaten Gorontalo beriklim tropis dengan
curah hujan rata-rata berkisar 104 mm dan hari hujan rata-rata 13 hh
pada tahun 2009 dengan curah hujan tertinggi tercatat 190 mm dan
jumlah hari hujan sebanyak 161 hari. Suhu udara di Kabupaten
Gorontalo rata-rata pada siang hari berkisar antara 30,90C sampai
33,40C dengan rata-rata temperatur udara bekisar antara 26,70C –
29,30C dan rata-rata kelembaban udara bervariasi antara 51,5 persen 93,8 persen.
Berdasarkan kondisi tofografi tampak bahwa Kabupaten Gorontalo
merupakan daerah bukan pesisir, separuh lebih wilayah Kabupaten
Gorontalo berada pada ketinggian 100 – 500 meter dari permukaan laut
dan hanya empat persen wilayahnya yang berada pada ketinggian
1000 meter ke atas. Kabupaten Gorontalo memiliki gunung di 3 (tiga)
Kecamatan yaitu Kecamatan Batudaa (Tohupo, Talumutuhu, Langgula,
Oluhuwa, Lombata, dan Huango Daa ), Kecamatan Tibawa (Pombolu,
Botumoputi, dan Ayumolingo), dan Kecamatan Boliyohuto (Boliyohuto,
Helumo, dan Satria). dan Kabupaten Gorontalo memiliki banyak sumber
daya air
bisa dilihat di Kabupaten gorontalo mempunyai 18 sungai
yang berada di 5 (lima) Kecamatan yaitu Kecamatan
Kecamatan Tibawa,
Kecamatan Limboto,
Batudaa,
Kecamatan Telaga, dan
Kecamatan Boliyohuto.
Sesuai dengan survey dari beberapa perusahan multi nasional
potensi pertambangan khususnya mineral logam seperti emas dan
mineral penyerta lainnya yang ada di Wilayah Totopo, Batulayar dan
Bakti merupakan endapan yang cukup luas. Pada Wilayah eksplorasi
seluas
+ 5.000 Ha. Dilihat dari potensi perikanan dan kelautan
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
10
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Kabupaten Gorontalo panjang garis pantai saat ini
79,60 Km
Kecamatan Batudaa Pantai,
membentang di 3 kecamatan yaitu
Kecamatan Biluhu dan Kecamatan Boliyohuto, yang kaya dengan Flora
dan Biota Laut yang sangat potensial untuk dikembangkan Budidaya
Ikan dan Rumput Laut.
2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Pembangunan ekonomi suatu daerah adalah serangkaian proses
usaha dan kebijakan daerah yang bertujuan untuk meningkatkan taraf
hidup
masyarakat,memperluas
lapangan
kerja,
pemerataan
pendapatan, meningkatkan hubungan ekonomi dari sektor primer ke
sektor sekunder dan tersier.
Keberhasilan pembangunan ekonomi dapat diindikasikan lewat
pencapaian
kondisi
stabilitas
perekonomian
melalui
indikator
pertumbuhan ekonomi. Dalam proses perencanaan pembangunan
daerah,kondisi perekonomian perlu dijadikan
bahan pertimbangan
untuk dapat merumuskan kebijakan – kebijakan serta penentuan
strategi yang urgen. Di samping itu dengan mengetahui kondisi
perekonomian, pemerintah daerah dapat merencanakan
kegiatan –
kegiatan yang berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi suatu
daerah.
Sejalan
dengan
semangat
otonomi
daerah
yang
telah
memberikan kewenangan dan tanggung jawab yang seluas luasnya
kepada
daerah
maka
pemerintah
daerah
dituntut
untuk
dapat
senantiasa berinovasi dan kreatif dalam mengoptimalkan seluruh
potensi dan sumber keuangan daerah dalam rangka meningkatkan
kemandirian daerah, yang tidak hanya bermakna pada kemandirian
perencanaan semata namun lebih dari itu diperlukan pula kemandirian
dalam melaksanakan dan merealisasikan perencanaan itu dengan
segenap kemampuan yang dimiliki.
Pemerintah Kabupaten Gorontalo dalam kurun waktu 2005-2010
telah berupaya untuk
meningkatkan produktivitas daerah melalui
program pembangunan diberbagai sektor yang diarahkan pada upaya
meningkatkan
pendapatan
perkapita
masyarakat,
pertumbuhan
ekonomi dengan memperhatikan struktur ekonomi daerah. Gambaran
hasil pembangunan daerah yang telah dilaksanakan pada periode
sebelumnya
dapat
dilihat
dari
beberapa
indicator
makro
yang
merupakan dasar penilaian keberhasilan program prioritas yang telah
ditetapkan dalam agenda pembangunan daerah. Pencapaian indicator
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
11
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
makro tidak hanya merupakan kinerja pemerintah Kabupaten Gorontalo
tetapi juga merupakan kinerja bersama masyarakat dan pihak swasta.
Berikut gambaran Kabupaten Gorontalo kurun waktu 5 tahun terakhir
dalam aspek kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari beberapa
indikator sebagai berikut :
2.2.1 FOKUS KESEJAHTERAAN DAN PEMERATAAN EKONOMI
a. Produk Domestik Regional Bruto Dan Pertumbuhan Ekonomi.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencerminkan
kapasitas ekonomi suatu daerah, yaitu keseluruhan produksi yang
dihasilkan dalam batas suatu wilayah tertentu dalam jangka
waktu satu tahun. Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan nilai
PDRB yang dihasilkan dalam jangka waktu satu tahun. Dengan
melihat beberapa indikator yang tertuang dalam PDRB sektoral
seperti struktur PDRB, laju pertumbuhan, PDRB berkapita dan
pendapatan perkapita, maka dapat dilihat sejauh mana keadaan
perekonomian kabupaten gorontalo dalam waktu 2005-2009.
Pembangunan yang dilaksanakan di Kabupaten Gorontalo pada
kurun waktu sampai dengan tahun 2009 telah menunjukkan
perkembangan yang cukup menggembirakan.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga
Berlaku (ADHB) Kabupaten Gorontalo pada tahun 2005 sebesar
Rp.932.312,62 (juta), meningkat menjadi Rp.1.881.976,41 (juta)
pada tahun 2009. Demikian pula Laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Gorontalo sejak tahun 2005 naik dari angka 5,98 %
menjadi 7,48% di tahun 2009.
Secara Nasional, tahun 2009 ekonomi Indonesia tumbuh 4,5
persen, Pada tahun 2010 ekonomi Indonesia diperkirakan akan
tumbuh 5,7 %, pertambahan ini dipicu oleh ekonomi dunia yang
mulai
pulih
dari
krisis
dan
meningkatnya
konsumsi
masyarakat,selain itu juga dipicu oleh kenaikan harga beberapa
komoditi.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gorontalo antara tahun
2005-2009 menunjukan gejala yang positif dan termasuk salah
satu kabupaten yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi
dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Gorontalo.
Tabel 2.3
Gambaran PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gorontalo
Tahun
PDRB HARGA
BERLAKU
Pertumbuhan ekonomi
(%)
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
12
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
2005
2006
2007
2008
2009
932.312,62
1.034.381,52
1.203.634,26
1.560.531,26
1.881.976,41
5,98
7,20
7,45
7,63
7,48
Sumber : BPS Kab. Gorontalo
Dari tabel tersebut di atas, terlihat bahwa perekonomian
daerah
tetap
tumbuh
dengan
cukup
stabil,
dengan
kecenderungan mengalami peningkatan sejak tahun 2005 sampai
dengan tahun 2008, dan untuk tahun 2009 terjadi kontraksi,
mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan tahun 2008.
namun angka ini masih tinggi, di atas rata-rata pertumbuhan
ekonomi nasional.
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
13
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Tabel 2.4
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Gorontalo Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun
2005-2009
Tahun
Sektor
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
A.Sektor primer
Industri Pengolahan
Listrik,Gas & Air Bersih
Bangunan
B.Sektor sekunder
Perdagangan,Hotel & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Keuangan,Persewaan
&
Perusahaan
jasa-jasa
C.Sektor Tersier
Jasa
2005
2006
2007
2008
2009
26,98
1,28
28,26
8,91
0,41
3,73
13,05
10,12
10,24
14,37
23,96
58,69
26,02
1,41
27,43
8,12
0,41
4,94
13,47
9,66
10,55
14,47
24,42
59,1
26,55
1,40
27,95
7,87
0,50
5,74
14,11
8,96
10,84
13,82
24,32
57,94
33,31
1,22
34,53
6,49
0,38
5,96
12,83
7,51
9,23
12,64
23,26
52,64
32,34
1,26
33,60
6,36
0,38
5,91
12,65
7,74
9,39
13,26
23,36
53,75
Sumber : BPS Kab. Gorontalo
Jika dilihat menurut sektor ekonomi, penyumbang PDRB
terbesar yaitu: Sektor Pertanian dimana pada tahun 2009 nilai
kontribusi sektor ini sebesar 32,34 persen, sektor lain yang juga
cukup besar pengaruhnya adalah sektor jasa-jasa, yaitu sebesar
23,36 persen.
b. Pendapatan perkapita
Variabel PDRB perkapita sering dijadikan indikator untuk
mengukur tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Sejak kurun
waktu
2005-2009
angka
PDRB
perkapita
menunjukkan
perkembangan yang cukup signifikan yang dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 2.5
PDRB Perkapita Tahun 2005-2009 Kabupaten Gorontalo
TAHUN
PDRB PERKAPITA
(Rupiah)
PERTUMBUHAN
(Persen)
2005
2006
2007
2008
2009
2.809.217
3.116.837
2.045.427
2.193.535
2.351.694
5,98
7,20
7,45
7,63
7 ,48
Sumber : BPS Kab. Gorontalo
c. Struktur Ekonomi
Struktur ekonomi suatu daerah dapat terlihat dari distribusi
sektoral masing-masing lapangan usaha. Kontribusi suatu sektor
dalam menghasilkan Produk Domestik Regional Bruto dapat
menggambarkan
peran
tersebut
dalam
kegiatan
ekonomi.
membandingkan kontribusi setiap sektor terhadap jumlah PDRB di
kabupaten gorontalo masih kental dengan nuansa agraris, selama
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
14
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
lima tahun terakhir (2005-2010), hal ini menunjukan bahwa peran
tersebut masih di dominasi oleh sektor pertanian. Jika melihat
konfigurasi distribusi sektoral di kabupaten gorontalo dari tahun
2005-2010 tidak terlihat adanya pergeseran struktur ekonomi
dimana sektor ril masih menjadi tumpuan. Secara jelas struktur
ekonomi kabupaten gorontalo yang memberi kontribusi besar
terhadap pembentukan PDRB, yaitu: Sektor Pertanian, Sektor
jasa-jasa, dan Sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan.
1) Pertanian
Pada tahun 2005 pertumbuhan di sektor ini sebesar
15,79 persen, menjadi 17,09 persen pada tahun 2009.
Pertumbuhan sub sektor tanaman bahan makanan tahun 2009
sebesar 2,07 persen, lebih lambat bila dibanding dengan tahun
2008. Selanjutnya sub sektor kehutanan pada tahun 2009
mengalami pertumbuhan sebesar 97,71 persen. Subsektor
tanaman perkebunan mengalami pertumbuhan sebesar 28,92
persen serta sub sektor peternakan mengalami pertumbuhan
17,70 persen pada tahun yang sama. Meskipun terjadi
penurunan dalam pembentukan PDRB bukan berarti sektor ini
tidak mengalami pertumbuhan, tetap mengalami pertumbuhan
tetapi lebih lambat dibandingkan waktu sebelumnya.
Selama tahun 2005-2010 rata-rata kontribusi sektor
pertanian terhadap pembentukan PDRB sebesar 32,34 persen,
masih jadi yang terbesar dari sektor yang lain. Dengan tingkat
pertumbuhan tersebut diatas, sektor ini ke depan masih
diandalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
mengingat kontribusinya terhadap PDRB.
Tabel 2.6
Kontribusi dan Pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian Tahun
2005-2009 Atas Dasar Harga berlaku
Tahun
PDRB sektor
Pertanian
Kontribus
i
(%)
Pertumbuhan
(%)
2005
2006
2007
2008
2009
251.583
269.177
319.586
519.775
608.613
26,98
26,02
26,55
33,31
32,34
15,79
6,99
18,73
62,64
17,09
Sumber : BPS Kab. Gorontalo
2) Sektor Jasa-Jasa
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
15
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Sektor ini menyumbang kontribusi terbesar kedua pada
PDRB kabupaten gorontalo setelah pertanian yaitu sebesar
23.36 persen pada tahun 2009, Rata-rata kontribusi sektor
selama periode 2005-2010 cukup signifikan dalam menopang
PDRB kabupaten gorontalo. bila sektor Jasa yang maju maka
akan menjadi indikator kemajuan sektor-sektor lain. Kemajuan
di sektor lain akan membutuhkan dukungan kemajuan sektor
ini.
Tabel 2.7
Kontribusi dan Pertumbuhan PDRB Sektor Jasa Tahun 2005-2009
Atas Dasar Harga berlaku
Tahun
PDRB Sektor
jasa-jasa
Kontribus
i
(%)
Pertumbuhan
(%)
2005
2006
2007
2008
2009
223.374
252.563
292.733
363.015
439.581
23,96
24,42
24,32
23,26
23,36
8,94
13,07
15,91
24,01
21,09
Sumber : BPS Kab. Gorontalo
3) Sektor Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan
Penyumbang PDRB terbesar ketiga ini memberikan
kontribusi sebesar 14,37 persen pada tahun 2005 selanjutnya
pada tahun 2009 mengalami sedikit penurunan menjadi 13,26
persen lebih besar dibanding dengan tahun 2008 yang sebesar
12,68 persen. Pertumbuhan pada sektor ini masing-masing
disumbangkan
oleh
pertumbuhan
sub
sektor
lembaga
keuangan tanpa bank mengalami pertumbuhan sebesar 26,31
persen,
sub
sektor
sewa
bangunan
yang
mengalami
pertumbuhan 16,61 persen.
Tabel 2.8
Kontribusi dan Pertumbuhan PDRB Sektor Keuangan Persewaan dan
Jasa Perusahaan Tahun 2005-2010 Atas Dasar Harga berlaku
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
PDRB Sektor
Keuangan
Persewaan dan
Jasa Perusahaan
133.984
149.693
166.379
197.290
249.580
Kontribus
i
(%)
Pertumbuhan
(%)
14,37
14,47
13,82
12,68
13,26
23,09
11,72
11,15
18,58
26,50
Sumber : BPS Kab. Gorontalo
d. Perkembangan Laju Inflasi
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
16
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Inflasi menggambarkan besarnya perubahan harga barang
dan jasa yang beredar di pasaran, ada tiga komponen yang
terpenuhi bila suatu daerah dikatakan terjadi inflasi :
Kenaikan harga
Bersifat umum
Berlangsung umum
Pada daerah yang mengalami inflasi, peningkatan harga
beberapa
barang
meningkatnya
tertentu
harga
meluas
barang–
dan
barang
berdampak
lain.
Variabel
pada
yang
digunakan untuk mengukur inflasi adalah indeks harga konsumen
(IHK) barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. perubahan
indeks
tersebut
dalam
kurun
waktu
tertentu
menunjukan
besarnya laju inflasi yang terjadi. Jika inflasi terlalu tinggi maka
daya beli masyarakat akan
menurun yang akan berpengaruh
pada pertumbuhan ekonomi, selain itu laju inflasi yang terkendali
merupakan salah
satu kondisi yang mendukung pencapaian
percepatan laju pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia
IHK
dikelompokkan ke dalam tujuh (7) jenis pengeluaran yaitu :
(1) Kelompok bahan makanan
(2) Kelompok makanan jadi, minuman dan tembakau
(3) Kelompok perumahan
(4) Kelompok sandang
(5) Kelompok kesehatan
(6) Kelompok pendidikan dan olah raga
(7) Kelompok transportasi dan komunikasi
Selama periode 2005-2009 rata-rata laju inflasi secara
umum masih di bawah dua digit, walaupun angkanya sudah
relatif tinggi. Kondisi inflasi
Kabupaten Gorontalo tahun 2008
mencapai 9,20%, dan untuk tahun 2009 memasuki triwulan IV
angka inflasi dapat ditekan menjadi 4,35%, namun masih
menunjukkan angka – angka persistensi yang cukup tinggi
dibanding laju inflasi nasional yang bertahan pada angka 2,78%.
Kerentanan sisi produksi dan distorsi pasar dalam pembentukan
harga menyebabkan tingkat inflasi berada pada kondisi tersebut
di kuartal terakhir pada tahun 2009. Pemicu inflasi tertinggi
berasal dari sektor kesehatan sebesar 8,22% disusul sektor
pendidikan sebesar 0,57% dan jasa transportasi, komunikasi dan
keuangan mencapai -2,5 persen. Untuk tahun 2010 tingkat inflasi
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
17
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Gorontalo diprediksi pada kisaran 4 – 6%
akibat meningkatnya
sisi permintaan terkait dengan semakin menguatnya daya beli
masyarakat yang salah satunya diakibatkan naiknya gaji pegawai
negeri sipil. Dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi global
dan nasional yang semakin baik, tentunya pemerintah Kabupaten
gorontalo harus terus menyesuaikan laju inflasi yang lebih
realistis.
Memperhatikan angka – angka
ini maka tingkat inflasi
Kabupaten Gorontalo masih tergolong pada taraf inflasi ringan
(kurang dari 10%/tahun).
Inflasi memiliki dampak positif dan
dampak negatif tergantung parah atau tidaknya inflasi yang
terjadi. Apabila inflasi ringan sebagaimana inflasi di Provinsi dan
Kabupaten Gorontalo, justru memiliki pengaruh positif dalam arti
dapat mendorong perekonomian daerah ke arah yang lebih baik
khususnya dalam hal peningkatan pendapatan daerah, juga
membuat masyarakat terdorong untuk bekerja, menabung dan
mengadakan investasi. Terjaganya stabilitas ekonomi makro, dan
dengan pembenahan yang sungguh-sungguh pada sektor riil,
diharapkan
dapat
mendorong
peningkatan
investasi
dan
menciptakan lapangan kerja yang lebih luas dengan fokus utama
menurunkan tingkat pengangguran dan kemiskinan. Berbagai
keunggulan daerah yang telah berhasil membentuk kapasitas
ekonomi dan hasil-hasil yang telah diraih khususnya angka –
angka
pertumbuhan
ekonomi
daerah,
peningkatan
PDRB
perkapita, telah berdampak pada menurunnya angka kemiskinan
dan
pengangguran di Kabupaten Gorontalo. Dengan demikian
kondisi ini mencerminkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang
telah dicapai adalah pertumbuhan untuk seluruh masyarakat
Kabupaten
Gorontalo.
Peningkatan
produktifitas,
keunggulan
sektor pertanian serta perluasan produk agroindustri telah
memberi kontribusi besar terhadap perekonomiann daerah dan
penyerapan tenaga kerja. Arahan program pembangunan yang
lebih menitikberatkan pada revitalisasi pertanian modern dan
pengembangan komoditas unggulan harus terus dilanjutkan dan
diperkuat dengan peningkatan sumber daya manusia, perluasan
usaha melalui kegiatan investasi, penciptaan nilai tambah melalui
pengembangan agroindustri. Kesemua program tersebut akan
semakin memperkuat perekonomian daerah serta menurunkan
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
18
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
jumlah pengangguran dan kemiskinan. Strategi penanggulangan
kemiskinan dengan cakupan program dan lingkup kegiatan yang
lebih mengarah kepada pemberdayaan dan peningkatan etos
kerja, serta kebijakan yang bersifat terpadu, terkoordinasi dan
saling bersinergi diharapkan mampu mengangkat perekonomian
masyarakat
Melalui
lapisan
beberapa
bawah
ataupun
program
masyarakat
penanggulangan
pedesaan.
kemiskinan
diharapkan angka kemiskinan dapat ditekan dari tahun ke tahun.
Penanggulangan kemiskinan merupakan salah satu kebijakan
utama
yang
pembangunan
diperlukan
ekonomi
untuk
yang
memperkuat
landasan
berkelanjutan sekaligus
untuk
mencapai target nasional dan daerah dalam mensejahterakan
masyarakat.Tingkat kemiskinan Kabupaten gorontalo tahun 2005
mencapai 33,29 % atau 28.311 RTM,sedangkan tahun 2008
berdasarkan data BPS per juli tahun 2008 tingkat kemiskinan
mengalami penurunan menjadi 21.435 RTM dari total Rumah
Tangga 85.042 atau sebesar 24,10 persen. Pada tahun 2010 ini
angka tersebut menurun menjadi sebesar 18.544 RTM (66.900
jiwa) atau 21,48 persen. Demikian pula dengan pengangguran
pada awal pemerintahan persentase pengangguran terbuka pada
tahun 2005 mencapai 27,22%. Kondisi ini memacu pemerintah
Kabupaten gorontalo untuk berupaya maksimal dalam mendorong
terciptanya lapangan kerja dan meningkatkan kemampuan para
pencari
kerja,
juga
pelaksanaan
berbagai
kebijakan
dalam
mendorong kewirausahaan masyarakat khususnya masyarakat
kurang mampu. Dengan berbagai upaya yang telah dilaksanakan
maka tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten gorontalo
berkembang secara signifikan dan mampu ditekan pada tahun
2009 menjadi sebesar 4,69 %. Hal ini telah melampaui target
yang tertuang dalam RPJMD pada akhir periode tahun 2010 yang
sebesar 10,00 persen.
Tabel 2.9
Capaian tingkat pengangguran dan kemiskinan
Uraian
Data
Tingkat Kemiskinan
Tahun 2005 33,29 %(28,311 RTM), tahun
2008 menurun menjadi 24,10 % (21,435
RTM).
Pada
tersebut
tahun
menurun
2010
ini
menjadi
angka
sebesar
18.544 RTM (66.900 jiwa) atau 21,48
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
19
persen.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Pengangguran
Tingkat Pengangguran
terbuka
tahun
2005
mencapai 27,22 %, pada tahun 2009
turun menjadi 4,69 %
2.2.2 FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIAL
Isu rendahnya tingkat pendidikan masyarakat yang memiliki
relevansi dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) / Angka Partisipasi
Murni (APM), dan derajat kesehatan yang kurang baik dan
masalah sosial lainnya seperti kemiskinan, ketenagakerjaan serta
belum optimalnya produktivitas dan pemasaran hasil pertanian
merupakan
akumulasi
permasalahan
yang
secara
sistemik
memiliki hubungan kausal terhadap kemiskinan masih menjadi
fenomena sosial-ekonomi masyarakat Kabupaten Gorontalo
Dalam fokus kesejahteraan sosial kabupaten gorontalo
memiliki capaian sebagai berikut :
a. Pendidikan
Capaian program kegiatan bidang pendidikan adalah sebagai
berikut :
-
Pembangunan 197 PAUD
-
Pembangunan RKB SD 240 Unit
-
Rehabilitasi SD 353 buah
-
Pembangunan USB SMP 15 unit
-
Pembangunan Perpustakaan 86 unit
-
Pembangunan RKB SMP sederajat 169 unit
-
Rehabilitasi SMP sederajat 92 unit
-
Pembangunan 4 unit sekolah baru SMU dan 6 unit sekolah
baru SMK
-
Pembangungan Ruang Kegiatan Belajar SMU 26 unit dan 29
unit RKB SMK
-
Guru yang tersertifikasi 1833 orang.
-
Pengembangan Sekolah rintisan bertaraf internasional (SDN
1 Kayubulan, SDN Bulila, SMPN 1 Limboto, SMAN 1 Limboto)
-
Pemberian beasiswa bagi siswa dan guru sebesar 3 miliar
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
20
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Bantuan buku di 5 Desa dan 1 Kelurahan sejumlah 6000
buah
Dari hasil pembangunan pendidikan di Kabupaten Gorontalo
selama
periode
2005-2010,
telah
berhasil
memperoleh
penghargaan dari pemerintah pusat maupun negara-negara
luar melalui lembaga donor antara lain :
Terbaik nasional lomba kreatifitas anak tahun 2006
Terpilih
sebagai
pilot
project
peningkatan
mutu
pendidikan oleh worl bank tahun 2007
Predikat
terbaik
nasional
dalam
penyelenggaraan
pendidikan anak usia dini (PAUD) tahun 2007
Penghargaan
Satya
Lencana
Pembangunan
bidang
pendidikan oleh presiden tahun 2007
Penghargaan Bupati terbaik nasional dalam pembinaan
PAUD
non
formal
dan
informal
tahun
2008
oleh
Mendiknas.
Selain
penghargaan
tersebut,
keberhasilan
pembangunan
bidang pendidikan di Kabupaten Gorontalo juga mendapat
apresiasi dari beberapa negara melalui beberapa program
kerjasama pembangunan pendidikan berikut ini :
1. Pilot BERMUTU ( Better Education Reformed Managing
Universal Teacher Upgrading ) kerja sama dengan Bank
Dunia
2. Program MGP-BE ( Mainstreaming Good Practice in Basic
Education ) kerja sama dengan UNICEF
3. Program WDD / WSD ( Whole Distric Development – Whole
School Development ) kerja sama dengan Australia
4. Program PAUD kerja sama dengan Bank Dunia
5. Program UNDP
6. Program Penanggulangan Flu Burung Kerja Sama dengan
Jerman
7. Program pertukaran Guru kerja sama dengan Amerika
b. Kesehatan
Capaian pembangunan bidang kesehatan kurun waktu 2005 –
2010 adalah sebagai berikut :
-
Peningkatan PKM Medical Center Sebanyak 11 Unit
-
Peningkatan Puskesmas sebanyak 5 unit
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
21
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
-
Rehabilitasi Puskesmas sebanyak 8 Unit
-
Rehabilitasi PUSTU sebanyak 33 unit
-
Pembangunan Puskesmas sebanyak 4 Unit
-
Pembangunan PUSTU sebanyak 39 Unit
-
Pembangunan RUDIS PUSKESMAS sebanyak 8 Unit
-
Pembangunan POSKESDES sebanyak 46 Unit
-
Rehabilitasi RUDIS Dokter sebanyak 5 unit
-
Pengadaan Kenderaan Roda 4 sebanyak 20 Unit
-
Pengadaan Kenderaan roda dua sebanyak 115 unit
-
Pengadaan alat penunjang promosi kesehatan 2 unit
-
Pengadaan alkes medis sebanyak 5 paket
-
Pengadaan alkes non medis sebanyak 4 unit
-
Pengadaan alat Lab Kesehatan sebanyak 5 paket
-
Pengadaan alat sistem informasi kesehatan sebanyak 2 pkt
-
Pembangunan Rumah Sakit MM Dunda di Eks Mall Limboto
-
Program Pelayanan Kesehatan Gratis
Jumlah pasien yang mendapatkan pelayanan gratis di
tingkat puskesmas dan jaringannya tahun 2009 dan 2010
sebanyak 608.091 pasien
-
Program santunan duka
Santunan duka diberikan kepada orang yang meninggal
usia 60 tahun ke atas sebesar Rp.500.000. Jumlah yang
menerima santunan dari tahun 2007 sampai 2009 sebanyak
4060 jiwa dengan jumlah dana sebesar Rp. 2.030.000.000.
-
Program Desa Sehat
Sasaran dari program ini adalah 156 desa, dengan realisasi
sampai dengan tahun 2010 sudah 152 Desa.
-
Program pelayanan kesehatan berbasis dasa wisma
Program
ini
ditujukan
untuk
memudahkan
Jangkauan
masyarakat terhadap akses pelayanan kesehatan dasar
melalui pendekatan dasa wisma. Jumlah dasa wisma yang
telah mendapatkan sentuhan program ini dari tahun 2007 –
2010 sejumlah 4.854 dasa wisma.
-
Program Jamkesda
Sampai dengan saat ini, masyarakat yang terdaftar sebagai
peserta
JAMKESDA
sejumlah
58.995
jiwa.
Sedangkan
masyarakat miskin yang diberikan jaminan kesehatan di
tingkat puskesmas dan rumah sakit mencapai 65.760 jiwa.
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
22
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Jumlah bayi dan balita gizi buruk yang mendapatkan
perawatan di pusat pemilihan gizi masyarakat/TFC (teraupic
feeding center) adalah : 358 orang sampai tahun 2010.
c. Sosial
Berikut
Capaian
penyelenggaraan
pembangunan
kesejahteraan sosial di Kabupaten Gorontalo selama 5 tahun
terakhir (2006 – 2010):
Pemberian
bantuan
sosial
bagi
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS), yakni :
Pembangunan Rumah Layak Huni bagi 1.658 KK Miskin
Bantuan perlatan kerja 35 orang Penyandang Cacat
Bantuan UEP bagi 15 orang Penyandang Cacat
Bantuan UEP bagi 50 orang Anak Terlantar
Bantuan UEP bagi 59 orang Korban Tindak Kekerasan
Bantuan UEP bagi 42 orang Pekerja Migran Terlantar
Pemberian jaminan hidup bagi 133 KK Komunitas Adat
Terpencil
Pembangunan 62 unit Sarana Air Bersih dan MCK
Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Sosial
Bantuan modal usaha KUBE bagi 2.870 Keluarga Fakir
Miskin
Bantuan langsung UEP bagi 300 KK Keluarga Rentan
Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS) bagi 100
KK Miskin
Bantuan modal usaha KUBE LANSIA bagi 400 orang
Penyediaan Sarana Prasarana Sosial, berupa :
Penyediaan Sarana Prasarana Panti Sosial
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
23
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Pemberian jaminan hidup bagi 70 orang anak cacat
siswa SLB
Pendidikan dan pelatihan bagi 135 orang siswa anak
cacat siswa SLB
Pemberian JAMKESMAS bagi 741 Anak Terlantar dalam
panti
Pembinaan bagi 617 orang Anak Terlantar didalam
panti
Pelatihan ketrampilan dan praktek belajar kerja bagi
10 Anak Terlantar
Penyediaan Sarana Prasarana Pelayanan Kesejahteraan
Sosial diluar panti
Bantuan modal usaha KUBE bagi 15 ORSOS
Bantuan
Kesejahteraan
Sosial
Permanen
bagi
3
ORSOS
Penyediaan dana ASKESOS bagi 8 ORSOS
Bantuan modal usaha UEP bagi TAGANA
Bantuan modal usaha UEP bagi 11 orang Tuna Sosial
dan
5
orang
Bekas
Warga
Binaan
Lembaga
Kemasyarakatan
Bantuan modal usaha KUBE bagi 86 Karang Taruna
Fasilitasi pembentukan 50 Karang Taruna
Bimbingan sosial bagi 20 orang Penyandang Cacat
Penyediaan insentif bagi 149 orang anggota TAGANA
Pemberian
insentif
anggota
veteran
dan
tokoh
pejuang
Peningkatan kapasitas SDM bagi 13 orang TKSK
Penanggulanan Korban Bencana, berupa :
Bantuan Sosial bagi Korban Bencana
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
24
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Pemberian bantuan bahan makanan sebanyak 200
ton
Penanganan tanggap darurat berupa dapur umum
selama 6 kali
Bantuan Bahan Bangunan Rumah bagi 608 KK korban
bencana alam
Bantuan Bahan Bangunan Rumah (BBR) bagi 46 KK
korban bencana sosial
Pelaksanaan Evakuasi Korban Bencana
Evakuasi korban bencana sejumlah 3.361 jiwa
Penyediaan shelter bagi pengungsi
Pelatihan 10 orang tenaga evakuasi
Penyediaan dana tali asih bagi 149 orang anggota
TAGANA
Pelaksanaan
dan
Pengembangan
Jaminan
Sosial,
berupa :
Penyelenggaraan Jaminan Sosial bagi PMKS (Penyandang
Cacat dan Lanjut Usia Tidak Potensial)
Jaminan sosial (Rp. 300.000/bulan) bagi 7 orang
Penyandang Cacat
Pemberian JAMKESMAS bagi 93 orang Penyandang
Cacat
Pemberian JAMKESMAS bagi 19 Lanjut Usia Tidak
Potensial
d. Ketenagakerjaan
Capaian dibidang ketenagakerjaan pada periode 2005-
2010 sebagai berikut :
Bantuan Usaha tenaga kerja terlatih 58 kelompok
Bantuan Alat listrik 17 unit/Kelompk di 17 Kecamatan
Bantuan
alat
menjahit
17
unit/Kelompk
di
17
Kecamatan
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
25
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Pelatihan keterampilan Budidaya Ikan Laut
Pelatihan Pakan ternak komoditi jagung
Pelatihan Las Listrik dan Las Karbit sebanyak 24
kelompok
Pelatihan menjahit sebanyak 25 kelompok
Pelatihan Otomotif sebanyak 2 kelompok
TTG tentang pengasapan Ikan dan rumput laut
Pelatihan kewirausahaan kepada LPK
Pelatihan Komputer sebanyak 2 Kelompok
Pembuatan 4 Jaring Apung di Danau Limboto tahun
2008
Program Pengembangan Keahlian Keterampilan Tenaga
Kerja Indonesia (DPKK TKI),
Pengembangan Wilayah Tertinggal / P2MKT,
Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga
Kerja
Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga
Kerja (PNBP),
Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan
Kerja (PPKK)
e. Pengarustamaan Gender
Capaian Kabupaten Gorontalo dalam hal pengarustamaan
gender tahun 2005-2010 :
Bina Keluarga Balita, KIT 1 paket (limboto, limboto barat,
telaga biru,telaga, tabongo, tibawa, tilango, talaga jaya)
Pengadaan Sarana Klinik KB 1 paket yang tersebar di pusat
kota Kabupaten Gorontalo
Pelayanan KB gratis kepada rakyat miskin sejumlah 11.931
Penguatan kelompok LANSIA melalui pembinaan khusus
Terbentuknya
usaha
peningkatan
pendapatan
keluarga
akseptor (UPPKS) sebanyak 29 kelompok
Pengadaan Mobil Unit Penerangan (MUPEN) KB 1 unit
f. Pertanian
Indikator utama keberhasilan Pembangunan Pertanian pada
umumnya dilihat dari adanya peningkatan produksi dan
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
26
produktivitas
hasil
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
pertanian. Capaian
komoditi
tanaman
pangan tahun 2005-2010 dijelaskan sebagai berikut :
Padi
Produksi Padi tahun 2005 sebesar 103.331 ton, tahun 2006
meningkat menjadi 121.744 ton. Pada tahun 2007 produksi
padi 87.244 ton, yang meningkat menjadi 107.917 ton
tahun 2008, pada tahun 2009
produksi padi mencapai
130.459 ton dan pada tahun 2010 produksi padi mencapai
113.904 ton
Jagung
Pada tahun 2005 produksinya 71.568 Ton, tahun 2006
mencapai 127.041 Ton, tahun 2007 mencapai 106.249 Ton,
dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 186.221 Ton, pada
tahun 2009 produksi Jagung mencapai 119.951 Ton dan
posisi
bulan
september
tahun
2010
produksi
Jagung
mencapai 129.383 Ton.
Kedelei
Pada tahun 2005 produksinya 71 ton, tahun 2006 mencapai
540 ton, tahun 2007 produksinya menurun manjadi 164 ton,
pada tahun 2008 mencapai 146 ton, dimana penurunan ini
diakibatkan adanya pemekaran kabupaten yaitu kabupaten
gorontalo utara, tahun 2009 produksi mencapai 261 ton dan
posisi bulan september sesuai ARAM II pada tahun 2010
produksi kedelei mencapai sampai dengan 365 ton.
Kacang Tanah
Pada tahun 2005 produksinya 2.289 ton, tahun 2006
mencapai 3.300 ton, tahun 2007 produksinya menurun
manjadi 2.053, pada tahun 2008 mencapai 770 ton,
penurunan
ini
disebabkan
oleh
pemekaran
wilayah
kabupaten gorontalo utara, tahun 2009 produksi mencapai
670 ton dan posisi bulan september sesuai ARAM II pada
tahun 2010 produksi kacang tanah mencapai 1.169 ton.
Kacang Hijau
Pada
tahun
2005
produksinya
266
ton,
tahun
2006
mencapai 465 ton, tahun 2007 produksinya menurun
manjadi 129, pada tahun 2008 mencapai 38 ton, tahun
2009 produksi meningkat mencapai 150 ton dan posisi
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
27
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
bulan september sesuai ARAM II pada tahun 2010 produksi
kacang hijau mencapai 142 ton.
Ubi Kayu
Pada
tahun
2005
produksinya
858
ton,
tahun
2006
mencapai 3.335 ton, tahun 2007 produksinya manjadi
1.435, dan meningkat pada tahun 2008 mencapai 1.872
ton, peningkatan produksi ubi kayu ini berlanjut pada tahun
2009
hingga
mencapai
2.522
ton
dan
posisi
bulan
september sesuai ARAM II pada tahun 2010 produksi ubi
kayu mencapai 1.573 ton.
Ubi Jalar
Pada
tahun
2005
produksinya
375
ton,
tahun
2006
mencapai 2.862 ton, tahun 2007 produksinya manjadi 701,
pada tahun 2008 mencapai 629 ton, untuk tahun 2009
produksi meningkat mencapai 1.168 ton dan posisi bulan
september sesuai ARAM II pada tahun 2010 produksi ubi
jalar manjadi 725 ton.
Sumberdaya Penunjang Lainnya
Capaian pembangunan sarana dan prasarana bidang pertanian
kurun waktu 2005 – 2010 adalah sebagai berikut :
Sarana dan Prasarana Pertanian di Kabupaten Gorontalo :
Pembangunan Jalan Usaha Tani sepanjang 76.5 Km
Pembangunan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani sepanjang
7.478 Mtr
Pembangunan Jaringan Irigasi Desa sepanjang 7.200 Mtr
Pembangunan Embung sebanyak 11 Unit
Pengadaan Traktor Roda 4 sebanyak 16 Unit
Pengadaan Trakror Roda 2 sebanyak 345 Unit
Pengadaan Pemipil Jagung sebanyak 24 Unit
Pengadaan Power Threser sebanyak 12 Unit
Pengadaan Rice Milling Unit sebanyak 5 Unit
Pembangunan Rumah Pengolah Pupuk Organik sebanyak 4
Unit
Pengadaan Alat Pengolah Pupuk Organik sebanyak 6 Unit
Pengadaan Pompa Air sebanyak 32 Unit
Pengadaan Drayer sebanyak 3 Unit
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
28
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Pengadaan Rice Huller sebanyak 10 Unit
Pengadaan Mesin Penepung Pisang sebanyak 6 Unit
Pengadaan Pengolah Kelapa Terpadu sebanyak 2 Unit
Pengadaan Pemecah Kemiri sebanyak 3 Unit
Pengadaan Mesin Pengolah Jarak 1 Unit
Bantuan RMU Mobile sebanyak 8 Unit
Pembangunan Lumbung Pangan sebanyak 15 Unit
Selain
itu,
Pemerintah
beberapa
Kabupaten
keberhasilan
yang
Gorontalo
dalam
dicapai
oleh
pelaksanaan
Pembangunan Pertanian selama tahun 2005–2010 diantaranya
adalah :
Ekspor Jagung ke Singapura sebesar 4.300 ton tahun 2007
Ekspor Jagung ke Malaysia sebesar 4.300 ton tahun 2008
Sukses melakukan Take Over Lahan seluas 35,22 Hektar
Sukses melaksanakan program tambahan 2 juta ton beras
nasional, Provinsi Gorontalo 100.000 ton dan Kabupaten
Gorontalo 30.000 ton.
Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Provinsi Tahun
2006 dari Gubernur Gorontalo.
Penghargaan Satya Lencana Ketahanan Pangan Tahun 2007
dari Presiden Republik Indonesia.
Penghargaan Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA) Terbaik
Tingkat Provinsi Gorontalo Tahun 2008.
Penghargaan Ketahanan Pangan atas Pelampauan Produksi
Padi diatas 5 persen dari Presiden Republik Indonesia Tahun
2008.
Penghargaan Terbaik I Gapoktan Pengembangan Usaha
Agribisnis Pedesaan (PUAP) tingkat Provinsi Gorontalo Tahun
2009.
Penghargaan UPJA Terbaik Tingkat Provinsi Gorontalo Tahun
2009.
Penghargaan Terbaik I Lomba Asah Terampil Kelompok
Wanita Tani Tingkat Provinsi Gorontalo Tahun 2009.
Penghargaan Gapoktan Berprestasi Tingkat Nasional Tahun
2009.
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
29
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Penghargaan Ketahanan Pangan atas Pelampauan Produksi
Padi diatas 5 persen dari Presiden Republik Indonesia Tahun
2009.
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
30
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM
a. Infrastruktur
Jalan dan jembatan
Total panjang jalan Kabupaten Gorontalo adalah 1.315,18 km,
dan kondisi yang rusak/rusak berat sepanjang 838,69 km.
Dalam kurun waktu 2005 – 2010 total jalan yang ditangani
sepanjang 615,48 Km. sehingga masih terdapat 223.21 Km
jalan yang belum tertangani.
Total jembatan yang tertangani sampai dengan tahun 2010
adalah sebanyak 175 unit dengan total panjang 1.701,30
meter.
Sungai
Total penanganan sungai dari tahun 2005 – 2010 adalah
sepanjang 302,95 dari Panjang sungai 1.007,65 kilometer.
Irigasi
Kabupaten Gorontalo
memiliki 56 Daerah Irigasi yang
tersebar dengan potensi kapasitas pengairan 9.028 hektar.
Melalui program pengelolaan jaringan irigasi yang telah
dilaksanakan selama lima tahun terakhir maka daerah irigasi
yang terbangun mempunyai kapasitas pengairan sebesar
2480 hektar atau sebesar 27,47 persen.
Air Bersih
Cakupan air bersih di Kabupaten Gorontalo hingga tahun
2010 sudah mencapai 73,1%, melalui kegiatan Pengadaan
dan pemasangan pipa sepanjang 140.748 m, pengadaan
pompa air 7 unit, pengadaan meteran air 4000 buah,
pengadaan genset dan water meter teste masing-masing 1
unit.
Infrastruktur Energi
Pembangunan infrastruktur energi dalam rangka pemenuhan
fasilitas
penerangan
masyarakat
diupayakan
melalui
pembangunan pembangkit listrik tenaga surya. Sampai
dengan saat ini sebanyak 2.149 unit PLTS telah dibangun
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
31
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
untuk memenuhi kebutuhan penerangan masyarakat di
daerah tertinggal.
Perumahan
Pembangunan perumahan di Kabupaten Gorontalo kurun
waktu
2005 – 2010 adalah :
Laintainisasi 3000 unit rumah
Pembangunan Rumah Layak Huni 2262 unit
Pembangunan Perumahan BSP2S 400 Unit
Pembangunan Prasarana, Sarana dan utilitas perumahan
berupa drainase sepanjang 6019 meter dan MCK 23 unit.
b. Lingkungan Hidup
Dari berbagai kebijakan pembangunan lingkungan hidup
yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan selama
periode
2005-2010,
memperoleh
pemerintah
pengakuan
dari
Kabupaten
pemerintah
Gorontalo
pusat
atas
keberhasilan pembangunan Lingkungan Hidup anatara lain
berupa :
Penghargaan ADIPURA 2006/2007 untuk Kota Kecil,
diterima pada tanggal 5 Juni 2007
Penghargaan ADIPURA 2008/2009 untuk Kota Kecil,
diterima pada tanggal 5 Juni 2009
Terbaik II Nasional dalam lomba Penghijauan dan Konservasi
Alam Tingkat Nasional sebagai Kabupaten Peduli Kehutanan
Tahun 2009.
RPJMD 2011-2015 | BAB II -
32