PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA Studi kasus: Siswa kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan

  

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD

PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA

  Studi kasus: Siswa kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2

  SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Mengambil ma Oleh : Lusia Rini Hapsari NIM : 051334033 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD

PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA

  Studi kasus: Siswa kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2

  SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Mengambil ma Oleh : Lusia Rini Hapsari NIM : 051334033 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  MOTTO

  Seperti debu yang beterbangan ditiup angin Begitulah hidup kita bila kita tidak mempunyai tujuan

  Terhempas jauh bersama hembusan angin Sama seperti rumput yang tumbuh di tanah yang tandus

  Seperti itulah kita harus berjuang

  

This Masterpiece Is Devoting To :

Allah Bapa which have Throne in Heaven Empire

Yesus My Savior

Holly Spirit n Mother Marry

  

My Lovely Daddy and Mommy

My Sister and Brothers

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 18 Juli 2009 Penulis Lusia Rini Hapsari

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Lusia Rini Hapsari Nomor Mahasiswa : 051334033

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA

  Studi kasus: Siswa kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2 beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me- ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 06 Agustus 2009 Yang menyatakan

  (Lusia Rini Hapsari)

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan karunia-Nya karena skripsi ini telah selesai pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan amsukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, rasa terima kasih yang tulus ini penulis persembahkan secara khusus kepada:

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

  3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Kaprodi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Bapak S. Widanarto Prijowuntanto, S.Pd., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dukungan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

  Thanks for all, Sir...

  5. Bapak Drs. F.X Muhadi, M.Pd., selaku dosen penguji skripsi atas segala arahan dan bimbingan yang sudah diberikan kepada penulis.

  6. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si., selaku dosen penguji skripsi atas segala arahan dan bimbingan yang sudah diberikan kepada penulis.

  7. Ibu Dra. Anna Harsanti, selaku kepala sekolah SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

  8. Bapak Y. Himawan Indaryanto, S.Pd. selaku partner saat penelitian yang dengan tulus, setia, sabar, dan penuh perhatian mendampingi dan membimbing penulis selama pelaksanaan penelitian. Tanpa kerjasama dari bapak, penelitian saya tidak akan berhasil.

  9. Bapak dan Ibu dosen serta segenap tenaga administrasi Program Studi pendidikan akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  10. Seluruh siswi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, khususnya siswi kelas XI

  IPS 3 (Isthrii Class), yang telah dengan setia dan sabar mengikuti pelajaran yang digunakan penulis untuk penelitian. Tanpa kalian penelitian tidak mungkin berjalan dengan lancar, Thanks.

  11. Ayah dan Bunda untuk segala dukungan, doa, dan bimbingan yang membuat penulis merasa semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

  12. Kedua kakakku yang termanis (Th. Sakti Handani S. S.Far., Apt. dan St.

  Hary Suprobo S.Pd.) dan adikku tersayang (Anc. Hargo Pramudya) untuk segala hiburan, kebersamaan, nasehat, dukungan, canda dan tawa yang selalu mewarnai hidupku.

  13. Simbah kakung, Simbah putri, Budhe dan Padhe Arum, Mas Bramantya, Mbak Shanty, Mas Agung serta keponakanku adit terima kasih atas segala dukungan dan doanya.

  14. Para sahabatku : Natalia Niken Krisnawati, Vinsensia Candra Hary Murti, Paula Novita Kusumaningrum, Kurnia Widiastuti, Lucia Leny Cahyanti untuk kebersamaan kita selama ini, dengan kalian ku semakin tumbuh, ku bisa merasakan ketulusan sosok sahabat serta bersama kalian ku bisa merasakan indahnya dunia manakala kita harus tertawa bersama dan menangis bersama.

  15. Fransiska Ni Putu yang selalu memberi dukungan kepadaku, Krismanto, Theresia Avilla Lisa dan Christina Dwi Hartanti yang selalu menemaniku pada saat penelitian.

  16. Teman-teman seperjuangan: Asih, Tri, Riri, Rina Budi, Tya, Filip, Eka, Lusi, Rini, Indah, Galuh, Ayu, Agnes, Very, Bangkit, Singgih, Ertyn, Eka wahyu, Andri, Rina, Heni, Echa, Gede, Arnon, Wulan, Heni, Ayu, Vivin, dan yang lainnya terimakasih atas dukungan, doa dan bantuannya selama penulisan skripsi.

  17. Anak kost Sekartadji (Yustina Dian, Nina Kenyar, Susana, Ratih Sulistya, Dwi Astuti, Merita, Natalia, Nayang, Erly Elentaty, Astrid, Haryanti, Tifa, Nova, Furi) dan lainnya terima kasih atas kebersamaan kita, keceriaan kita, kegilaan kita. The Best of Sekartadji.

  18. Seluruh mahasiswa angkatan 2005 yang telah mewarnai hidupku selama kurang lebih 4 tahun.

  19. Semua pihak yang memberi dukungan, bimbingan, bantuan, serta motivasi kepada penulis.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat membangun agar skripsi ini bisa berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

  Penulis, Lusia Rini Hapsari

  ABSTRAK PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA Studi kasus pada Siswa kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Lusia Rini Hapsari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2009

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa XI IPS 3 SMA Stella Duce 2 melalui penerapan metode kooperatif tipe STAD. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan di kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta bulan Maret sampai April 2009.

  Tehnik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi, sedangkan tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.

  Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran Student Team Achievement Division dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta pada mata pelajaran akuntansi. Hal ini dapat ditunjukkan dari jumlah siswa yang mencapai nilai ketuntasan setelah diterapkan model pembelajaran sebesar 100 % baik siklus pertama maupun siklus kedua. Selain itu juga jika dilihat dari kognitif, afektif dan psikomotorik siswa juga terdapat peningkatan yaitu untuk kognitif siswa 72,41 % untuk siklus pertama sedangkan 91,7976 % untuk siklus kedua. Untuk ranah psikomotorik 62,5 % untuk siklus pertama dan 100 % untuk siklus kedua. Ranah afeftif menunjukkan bahwa 100% siswa berminat mengikuti model pembelajaran Tipe STAD.

  

ABSTRACT

  

INCREASING STUDENT’S COMPREHENSION BY APPLYING

STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) OF

COOPERATIVE LEARNING METHOD IN ACCOUNTING IN SENIOR

HIGH SCHOOL

th

  

A case study on the students of the II Grade of 3

Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta

Lusia Rini Hapsari

Sanata Dharma University

  

Yogyakarta

2009

  This study aims to identify an improvement on comprehension of the

  th

  students from the II Grade of 3 Social Sciences Deparment Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta through the cooperative model type of STAD. This study

  th

  is a case study which took place at the II Grade of 3 of Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta from March to April 2009.

  The writer applied observation, interview, and documentation to gather the data. However, descriptive analysis was used to analyze the data. Based on the analysis of the data, it could be concluded that Student Team

  Achievement Division learning model could improve the comprehension of the

  th

  students from the II Grade of 3 Social Sciences Deparment Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta in accounting. This could be seen from the completion of the students who reached 100% after the application of this model in the first cycle as well as in the second cycle. Besides, the effect also could be seen from students’ cognitive, affective, and psychomotoric domain which were all increased. In the first cycle, students’ cognitive domain only reached 72, 41% but was increased in the second cycle to 91, 7976%. For the psychomotoric domain, the students reached 62, 5% in the first cycle and reached 100% in the second cycle. Students’ affective domain confirmed that 100% students were interested in learning using by STAD Type.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... ............ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv MOTTO .......................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi KATA PENGANTAR .................................................................................... vii ABSTRAK ...................................................................................................... xi ABSTRACT .................................................................................................... xii DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix

  BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1 B. Batasan Masalah ................................................................................ 3 C. Rumusan Masalah ............................................................................... 3 D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4 E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4 BAB II TINJAUAN TEORITIK…………………………………………… 6 A. Model Pembelajaran Cooperative Learning ....................................... 6

  C. Pemahaman siswa ............................................................................... 17

  D. Penelitian Tindakan Kelas .................................................................. 19

  E. Kerangka Berpikir............................................................................... 23

  F. Hipotesis ............................................................................................ 25

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………………… 26 A. Jenis Penelitian.................................................................................... 26 B. Subyek dan Obyek Penelitian ............................................................. 26 C. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………………. 26 D. Prosedur Penelitian ............................................................................. 27 E. Instrumen Penelitian ........................................................................... 31 F. Prosedur Analisis dan Interprestasi Data Penelitian ........................... 32 BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ………………………………. 35 A. Sejarah berdirinya SMA Stella Duce 2 ................................................ 35 B. Visi, misi, semboyan dan tujuan sekolah ............................................. 37 C. Sistem Pendidikan SMA Stella Duce 2 ............................................... 41 D. Kurikulum ............................................................................................ 41 E. Organisasi Sekolah SMA Stella Duce 2 ............................................... 48 F. Sumber Daya Manusia .......................................................................... 52 G. Siswa SMA Stella Duce 2 ..................................................................... 54 H. Kondisi Fisik dan Lingkungan .............................................................. 56 I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ......................................................... 58 J. Majelis Sekolah .................................................................................... 60

  L. Usaha-usaha peningkatan Kelulusan ................................................... 62

  BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 69 A. Temuan Lapangan ............................................................................... 69

  1. Siklus Pertama ....................................................................... 69

  a. Perencanaan ............................................................ 69

  b. Tindakan dan Observasi ........................................... 70

  c. Refleksi .................................................................... 79

  2. Siklus Kedua .......................................................................... 84

  a. Perencanaan ............................................................ 84

  b. Tindakan dan Observasi ......................................... 84

  c. Refleksi ................................................................... 88

  3. Pemahaman Siswa .................................................................. 92

  a. Sebelum STAD ........................................................ 92

  b. Sesudah STAD pada Siklus Pertama ....................... 93

  c. Sesudah STAD pada Siklus Kedua ......................... 94

  B. Pembahasan.......................................................................................... 95

  1. Ranah Kognitif ....................................................................... 95

  2. Ranah psikomotorik ............................................................... 98

  3. Ranah Afektif ......................................................................... 101

  BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 104 A. Kesimpulan .................................................................................... 104 B. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 104

  DAFTAR PUSTAKA DARTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skala Penilaian ............................................................................ 18Tabel 5.1 Daftar Nilai XI IPS 3 .................................................................. 81Tabel 5.2 Refleksi Siswa Siklus Pertama ................................................... 83Tabel 5.3 Daftar Nilai XI IPS 3 Siklus Kedua .......................................... 89Tabel 5.4 Refleksi Siswa Siklus Kedua ..................................................... 91Tabel 5.5 Pemahaman Siswa Sebelum STAD ........................................... 92Tabel 5.6 Pemahaman Siswa Setelah STAD Siklus 1 ................................ 93Tabel 5.7 Pemahaman Siswa Setelah STAD Siklus 2 ............................... 94Tabel 5.8 Hasil Kuis Siswa XI IPS 3 .......................................................... 95Tabel 5.9 Daftar Keaktifan ......................................................................... 98Tabel 5.10 Keterlibatan Siswa .................................................................... 99Tabel 5.11 Rekap Keaktifan Siswa Siklus 1 ................................................ 100Tabel 5.12 Rekap Keaktifan Siswa Siklus 2 ................................................ 101Tabel 5.13 Rekap Minat Siswa ................................................................... 102

  

DAFTAR BAGAN

Bagan 4.1 Struktur organisasi Sekolah ............................................................ 68

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Perangkat Siklus Pertama .......................................................... 108 Lampiran 2. Perangkat Siklus Kedua ............................................................ 133 Lampiran 3. Data Hasil Penelitian ................................................................ 151 Lampiran 4. Hasil Analisis Data ................................................................... 162 Lampiran 5. Permohonan Izin Penelitian ..................................................... 163 Lampiran 6. Surat Keterangan dari Sekolah ................................................. 164 Lampiran 7. Pernyataan telah melakukan penelitian .................................... 165

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup di dunia ini tidak pernah terlepas dari kegiatan

  belajar, baik itu belajar dari lingkungan formal (sekolah), informal (keluarga dan masyarakat), maupun nonformal (kursus atau pelatihan).

  Belajar merupakan suatu proses tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dengan kegiatan belajar inilah seseorang dapat mengembangkan seluruh kemampuan kognitif, afektif, motorik dan sosial.

  Salah satu lembaga pendidikan formal yang sangat erat kaitannya dengan belajar adalah sekolah. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah, siswa diharapkan memiliki kompentensi kognitif. Dari berbagai macam pelajaran yang diajarkan, salah satu pelajarannya adalah pelajaran akuntansi. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pelajaran akuntansi dipelajari siswa kelas XI semester genap dan kelas

  XII semester gasal. Pelajaran ini bukan hanya untuk dipelajari, namun

  pelajaran ini juga termasuk salah satu pelajaran yang diujikan pada saat Ujian Nasional. Oleh karena itu, siswa diharapkan dapat memahami pelajaran akuntansi dengan baik. Namun pada kenyataannya, menurut guru pengampu mata akuntansi tersebut. Oleh sebab itu, peneliti tertarik mengadakan observasi untuk mengetahui penyebab dari kurang pahamnya siswa. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu bahwa:

  1. Siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran Dari pengamatan peneliti, ketika guru menjelaskan materi beberapa siswa hanya mendengarkan saja, ada tiga siswa yang mengantuk dan merebahkan kepalanya di meja, ada beberapa siswa yang bercerita dengan teman sebangkunya.

  2. Siswa kurang mendapat kesempatan untuk mengekspresikan pengetahuannya Dalam metode pembelajaran ini, guru menjadi pusat dalam pembelajaran. Metode yang digunakan oleh guru yaitu ceramah dan diskusi. Pada saat menjelaskan guru menggunakan metode ceramah, sedangkan saat membahas soal guru menggunakan metode diskusi.

  3. Siswa kurang termotivasi dalam pelajaran akuntansi Disadari, bahwa jurusan IPS merupakan jurusan yang kurang diminati sehingga siswa yang memilih jurusan IPS hanyalah siswa yang tidak masuk ke jurusan IPA meskipun ada pula siswa yang benar berminat masuk pada jurusan IPS.

  Dari hasil pengamatan pada saat observasi, peneliti berusaha mencari akar permasalahannya. Akar permasalahan yang mungkin menjadi penyebab kurangnya pemahaman siswa yaitu metode pembelajaran yang dilakukan menggunakan metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa. Beberapa metode yang dapat digunakan yaitu metode Team Games

  Tournamen , metode Jigsaw, metode Student Team Achievement Division, metode Learning Together.

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang metode pembelajaran kooperatif khususnya tipe STAD pada mata pelajaran siswa terhadap peningkatan pamahaman siswa. Alasan peneliti memilih metode STAD adalah peneliti menduga bahwa dengan metode STAD setiap individu siswa akan membangun kerjasama yang baik dan tanggung jawab yang tinggi dalam pembelajaran.

  Selain itu juga, keterlibatan dari semua siswa akan muncul karena keberhasilan kelompok merupakan tanggung jawab semua anggota kelompok.

B. Batasan Masalah

  Penelitian dilakukan untuk mengetahui tentang metode-metode kooperatif. Penelitian ini akan memfokuskan pada tipe STAD pada variabel peningkatan pemahaman siswa.

C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah apakah ada peningkatan pemahaman siswa melalui

D. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan pemahaman siswa melalui penerapan metode kooperatif tipe STAD.

E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat memberikan pengalaman yang berguna, berharga dan dapat menjadi bekal bagi peneliti untuk terjun ke dunia pendidikan dan memperoleh wawasan dalam menganalisis suatu masalah kemudian mengambil suatu kesimpulan yang tepat.

  2. Bagi siswa Dengan penelitian ini, siswa diharapkan dapat termotivasi untuk belajar akuntansi sehingga siswa dapat memahami materi akuntansi dengan baik dan meningkat nilai akuntansinya.

  3. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan masukan serta bahan pertimbangan saat memilih metode pembelajaran.

  4. Bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan dampak pada peningkatan mutu pembelajaran di sekolah yang ahkirnya kualitas sekolah.

  5. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu literatur atau referensi penelitian sejenis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Cooperative Learning

  1. Pengertian pembelajaran kooperatif

  a. Menurut Kagan (dalam Catur Rismiati dan Susento, 2007:227) Pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran yang berisi serangkaian aktifitas pembelajaran yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga pembelajaran tersebut difokuskan pada pertukaran informasi terstuktur antar pembelajar dalam grup yang bersifat sosial dan masing-masing pembelajar bertanggung jawab penuh atas pembelajaran yang mereka jalani.

  b. Menurut Johson dan Johnson (dalam Ratri, 2005:46)

  Cooperative Learning adalah metode belajar dengan cara bekerja

  sama dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan metode ini, setiap anggota kelompok dituntut untuk berperan aktif dalam belajar. Jadi, kelompok bertanggung jawab atas kelompoknya

  c. King, dkk (dalam Ratri, 2005:46) Mengemukakan bahwa penerapan cooperative learning dapat mempengaruhi perkembangan kognitif, meningkatkan prestasi belajar, memperbaiki hubungan sosial dan meningkatkan harga diri. Dengan demikian cooperative learning dapat diartikan sebagai suatu metode pembelajaran dengan cara berkelompok, dimana setiap anggota mempunyai tanggung jawab terhadap anggota kelompoknya yang lain dengan cara bekerja sama.

  2. Unsur-unsur pembelajaran kooperatif Unsur pembelajaran kooperatif menurut Muslimin Ibrahim (dalam a. Adanya anggapan bahwa kelompok “sehidup sepenanggungan bersama”.

  b. Adanya tanggung jawab setiap anggota kelompok.

  c. Adanya kesamaan tujuan yang hendak dicapai.

  d. Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang sama.

  e. Adanya kesamaan hadiah / penghargaan terhadap semua anggota kelompok.

  f. Adanya pertanggungjawaban terhadap materi secara individual.

  g. Adanya kebutuhan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajar.

  3. Karakteristik pembelajaran kooperatif Wina Sanjaya (2006:242-244) mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki empat karakteristik. Empat karakteristik tersebut adalah:

  a. Pembelajaran secara team Pembelajaran secara team (kelompok) diharapkan agar semua anggota kelompok mampu bekerja sama dan saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kelompok harus terdiri atas anggota yang memiliki kemampuan akademis, jenis kelamin, dan latar belakang sosial yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar setiap anggota dapat bertukar pengalaman, dapat saling membantu dan menerima, sehingga setiap anggota dapat memberikan kontribusi untuk keberhasilan kelompok.

  b. Didasarkan pada manajemen kooperatif Empat fungsi pokok manajemen kooperatif:

  1) Fungsi perencanaan Pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang baik, agar proses belajar dapat berjalan secara efektif.

  2) Fungsi pelaksanaan Dalam fungsi ini, pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan.

  3) Fungsi organisasi Pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama, oleh sebab itu perlu adanya pembagian tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok. 4) Fungsi kontrol

  Dalam fungsi ini, pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilannya.

  c. Kemauan untuk bekerja sama Pembelajaran kooperatif memerlukan adanya kemauan untuk bekerja sama, bukan saja dalam pembagian tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok, tetapi juga diperlukan adanya sikap saling membantu. Misalnya: anggota kelompok yang pintar membantu yang kurang pintar.

  d. Keterampilan bekerja sama Setelah memiliki kemampuan untuk bekerja sama, siswa perlu didorong untuk mau dan mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota kelompoknya. Sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide mengemukakan pendapat dan memberikan kontribusi kepada keberhasilan kelompok.

  4. Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif Menurut Wina sanjaya (2006:244-245), pembelajaran kooperatif memiliki empat prinsip, yaitu: a. Prinsip ketergantungan positif

  Dengan pembelajaran kooperatif, keberhasilan kelompok sangat tergantung usaha setiap anggota kelompok dalam mengerjakan tugasnya. Pembagian tugas didasarkan pada kemampuan masing- masing anggota kelompok. Ketergantungan positif artinya bahwa semua tugas dapat terselesaikan karena adanya kerja sama yang baik dari masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok yang memiliki kemampuan lebih, diharapkan mau membantu anggota yang lain untuk melaksanakan tugasnya.

  b. Tanggung jawab perseorangan Keberhasilan kelompok tergantung pada anggotanya. Maka, setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab untuk malaksanakan tugasnya dan mampu memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya.

  c. Interaksi tatap muka Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan yang luas kepada kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan dengan cara bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing- masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing.

  d. Partisipasi dan komunikasi Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Untuk mampu melakukan partisipasi dan

  Misalnya: cara menyatakan ketidaksetujuan pendapat orang lain secara santun dan tidak memojokkan, cara menyampaikan gagasan dan ide-ide yang dianggapnya baik dan berguna.

  5. Prosedur pembelajaran kooperatif Wina sanjaya (2006:246-247) mengemukakan bahwa prosedur pembelajaran kooperatif memiliki empat tahap, yaitu: a. Penjelasan materi

  Pada tahap ini, guru menyampaikan materi yang harus dikuasai oleh siswa. Untuk menguasai materi tersebut siswa akan dibagi dalam kelompok. Pada kegiatan ini guru dapat mengunakan metode ceramah dan diskusi serta dapat menggunakan berbagai media pembelajaran agar lebih menarik perhatian siswa.

  b. Belajar dalam kelompok Pengelompokkan dalam pembelajaran kooperatif bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan- perbedaan anggotanya, baik itu gender, agama, sosial-ekonomi, maupun perbedaan kemampuan akademisnya. Dalam kemampuan akademis, kelompok pembelajaran biasanya terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan akademis tinggi, sedang dan rendah. Ini dimaksudkan agar anggota yang memiliki kemampuan akademis tinggi dapat berbagi ilmu dan pengetahuan kepada anggota yang memiliki kemampuan akademis yang kurang. Melalui pembelajaran dalam kelompok siswa didorong untuk melakukan tukar-menukar (sharing) informasi dan pendapat, mendiskusikan permasalahan, membandingkan jawaban dan mengoreksi hal-hal yang kurang tepat.

  c. Penilaian Penilaian dalam pembelajaran kooperatif dapat dilakukan dengan tes atau kuis, baik secara individual maupun kelompok. Tes individual akan memberikan informasi kemampuan setiap siswa sedangkan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil akhir setiap individu adalah penggabungan dari penilaian tes individual dan tes kelompok dibagi dua. d. Pengakuan tim Pengakuan tim adalah penetapan tim yang paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaaan atau hadiah. Hal ini diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi dan memotivasi kelompok lain untuk mampu meningkatkan prestasi mereka.

  6. Keunggulan pembelajaran kooperatif Wina sanjaya memaparkan beberapa keunggulan dalam pembelajaran kooperatif, antara lain: a. Dengan pembelajaran kooperatif, siswa tidak terlalu bergantung kepada guru , akan tetapi siswa dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa lain.

  b. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkan dengan ide-ide orang lain.

  c. Dengan pembelajaran kooperatif, siswa dapat menyadari atas segala keterbatasannya dan menerima segala perbedaan.

  d. Pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggungjawab dalam belajar.

  e. Pembelajaran kooperatif membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan akademiknya maupun sosialnya.

  f. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, serta dalam menerima umpan balik belajar abstrak menjadi nyata. g. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa dengan informasi dan kemampuan yang ada.

  h. Interaksi siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi dan memberi rangsangan untuk berpikir.

  7. Kelemahan pembelajaran kooperatif Di samping keunggulan, Wina Sanjaya memaparkan beberapa kelemahan pembelajaran kooperatif, antara lain: a. Siswa yang memiliki kelebihan akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap memiliki kemampuan kurang. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok.

  b. Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah tercapai oleh siswa.

  c. Penilaian yang diberikan kepada kelompok dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Dengan demikian, guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah hasil individu siswa.

  d. Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang panjang. Hal ini tidak mungkin tercapai hanya dengan e. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktifitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual. Oleh karena itu, idealnya melalui pembelajaran kooperatif selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri.

  8. Lima Tipe Pembelajaran kooperatif Slavin (Catur Rismiati dan Susento, 2007:228) memperkenalkan lima tipe pembelajaran kooperatif, antara lain: a. Student Teams Achievement Divisions (STAD)

  Dalam tipe ini, siswa berkelompok mengerjakan soal latihan dalam lembar kerja. Tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang, yang terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Setelah semua kelompok sudah selesai mengerjakan, dosen memberikan kunci jawaban dan meminta siswa untuk memeriksa hasil pekerjaan. Kemudian guru mengadakan kuis.

  b. Teams Games Tournament (TGT) Tipe ini hampir sama dengan STAD. Yang membedakan adalah dalam tipe TGT tidak ada kuis, tetapi hasil belajar akan dievaluasi dengan menggunakan permainan akademik seperti cerdas cermat. Skor (nilai) team secara keseluruhan akan ditentukan oleh prestasi kelompok. c. Jigsaw Tiap kelompok dalam tipe ini akan terdiri 5 atau 6 orang. Setiap anggota kelompok diminta untuk mempelajari satu bagian materi pelajaran kemudian menjelaskannya kepada anggota kelompok yang lain kemudian guru mengadakan kuis.

  d. Learning Together Dalam tipe ini guru menjelaskan materi pembelajaran. Setelah itu, siswa dibagi dalam kelompok heterogen yang terdiri dalam 4 sampai 6 orang untuk mengerjakan lembar kerja. Guru menilai hasil kerja kelompok, kemudian siswa mengerjakan kuis secara individual, yang dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individual.

  e. Group Investigation Dalam metode ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran, kemudian menjelaskannya kepada seluruh siswa di kelas.

B. Model Pembelajaran Cooperatif Learning tipe STAD

  STAD terdiri dari lima komponen utama (Slavin, 1995:71) yaitu presentasi oleh guru, kerja tim, kuis, perbaikan skor individual, dan penghargaan kerja tim. STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya dari Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Peneliti tertarik untuk pembelajaran kooperatif yang paling sederhana juga karena tipe pembelajaran ini merupakan sebuah model yang baik bagi seorang guru yang baru mengenal pendekatan kooperatif .

  1. Pengertian STAD (Student Teams Achivement Division) Slavin (1995:5) mengungkapkan bahwa terdapat empat tipe metode pembelajaran kooperatif salah satunya Student Teams

  

Achievement Division (STAD). STAD dikembangkan di John Hopkins

  University oleh Slavin. Tipe STAD dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran dimulai dari matematika, seni, bahasa sampai dengan ilmu-ilmu sosial.

  Diterapkannya tipe STAD dalam cooperative learning diharapkan dapat memotivasi siswa agar lebih percaya diri dan agar siswa mampu menolong satu sama lain untuk mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru. Jika siswa menginginkan kelompoknya mendapatkan penghargaan atau hadiah dari guru, mereka harus dapat bekerja sama dalam kelompok untuk mempelajari materi yang telah diberikan oleh guru. Selain itu siswa menjadi lebih aktif dan meningkat kualitas hasil pembelajarannya yang dapat dilihat melalui hasil kuis yang telah dilakukan oleh guru.

  2. Komponen Penting Dalam STAD (Student Teams Achivement

  Division )

  Dalam STAD ada lima komponen penting (Slavin,1995:71-73):

  a. Class presentations Pada komponen ini siswa harus benar-benar memperhatikan materi yang diberikan karena nantinya akan berguna pada saat dilakukan kuis dimana skor yang didapat berdasarkan skor kelompok.

  b. Teams Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dimana masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran siswa yang memiliki perbedaan suku, jenis kelamin dan kemampuan siswa.

  c. Quizzes Kuis dilakukan secara individual dan siswa tidak diperkenankan membantu teman yang lain. Setiap siswa bertanggung jawab atas penguasaan materi yang dipelajarinya.

  d. Individual improvement score Setiap anggota kelompok memperoleh skor masing-masing yang nantinya akan dijumlahkan dengan skor anggota lainnya, setiap anggota dapat memberikan skor yang maksimal untuk kelompoknya dalam sistem skor ini, tetapi siswa tidak akan mendapat hasil yang baik jika tidak menunjukkan kerja mereka e. Team recognition Kelompok yang memperoleh skor tertinggi akan mendapatkan penghargaan.

  3. Langkah-langkah dalam STAD (Student Teams Achivement Division) (http://learning-with-me.blogspot.com/2006/09/pembelajaran.html#17)

  a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.) b. Guru menyajikan pelajaran.

  c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

  d. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.

  e. Memberi evaluasi.

  f. Penutup.

C. Pemahaman siswa

  1. Menurut kamus bahasa Indonesia konteporer (1991) pemahaman adalah proses, perbuatan atau cara memahami dan memahamkan.

  Akuntansi adalah sebagai suatu disiplin ilmu deskriptif atau analisis. Akuntansi mengidentifikasikan sejumlah besar kejadian dan yang merupakan ciri dari aktivitas ekonomi. Melalui pengukuran, pengklasifikasian dan pengikhtisaran, akuntansi menyusutkan data tersebut menjadi pos-pos yang relatif sedikit, sangat penting dan saling berkaitan. Bila dirakit dan disusun dengan tepat akan menggambarkan kondisi keuangan, hasil operasi dan arus kas dari suatu kesatuan ekonomi tertentu.

  3. Pengukuran Tingkat Pemahaman Suwardjono (1991) menyatakan ukuran pemahaman atau keberhasilan siswa dalam mempelajari materi mata pelajaran dilihat dari nilai yang diperoleh siswa. Menurut Arikunto (1991) ada beberapa skala penilaian yang dapat mengukur pemahaman atau keberhasilan siswa dalam mempelajari materi mata pelajaran, yaitu:

  a. Skala bebas adalah skala penilaian yang tidak tetap. Ada kalanya skor tertinggi 20, lain kali 25, lain kali 50. ini semua tergantung dari banyak dan bentuk soal.

  b. Skala 0-10 adalah skala penilaian untuk angka 0 adalah angka terendah dan angka 10 adalah angka tertinggi.

  c. Skala 0 – 100 adalah skala penilaian yang lebih halus dibanding skala 0 -10, karena skala ini menilai dalam bilangan bulat.

  d. Skala huruf adalah skala penilaian yang menggunakan huruf A, B, C, D dan E.

Tabel 2.1 Skala penilaian

  Angka 10 Angka 100 Huruf Keterangan 8.0 – 10 80 – 100 A Sangat baik 6.6 – 7.9 66 – 79 B Baik 5.6 – 6.5 56 – 65 C Cukup 4.0 – 5.5 40 – 55 D Kurang 3.0 – 3.9 30 – 39 E Gagal

  Sumber : Suharsimi Arikunto (1991)

D. PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

  1. Pengertian PTK (Penelitian Tindakan kelas) Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari classromm

  Action Researsh (CAR) , yaitu suatu action research yang dilakukan di

  kelas. Ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut Suharsimi Arikunto, 2006:3), yaitu:

  a. Penelitian Penelitian ini berhubungan dengan suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

  b. Tindakan Tindakan berhubungan dengan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

  c. Kelas Pengertian ruang kelas tidak terikat hanya pada ruang kelas, tetapi dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

  Menurut Rustam, PTK adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan jalan merancang, malaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

  Jadi, dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang mengarah kepada tindakan-tindakan secara terstruktur terhadap sekelompok siswa pada waktu yang sama dalam rangka peningkatan kualitas proses pembelajaran.

  2. Manfaat PTK Menurut Wibawa (Susento, 2007), pelaksanaan PTK oleh guru akan meningkatkan mutu pelajaran, mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan mutu pelajaran, mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi dan efisiensi pengelolaan pembelajaran dan menumbuhkan budaya meneliti dikalangan guru.

  Dalam website PPPG tertulis Bandung (Susento, 2007) dijelaskan bahwa manfaat PTK sebagai berikut: a. Inovasi pembelajaran

  Dalam inovasi pembelajaran guru perlu selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya sesuai dengan tuntutan kelasnya. Dalam konteks ini, guru selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, jika guru melakukan PTK dari kelasnya sendiri, dan berangkat dari persoalannya tersebut, maka secara tidak langsung telah terlibat dalam proses inovasi pembelajaran.

  b. Pengembangan Kurukulum di Sekolah dan di Kelas Untuk kepentingan pengembangan kurikulum pada level kelas, PTK akan sangat bermanfaat sebagai salah satu sumber masukan. PTK dapat membantu guru untuk lebih dapat memahami hakikat secara empirik dan bukan sekedar pemahaman secara teoritik.

  c. Peningkatan profesionalisme guru Guru yang profesional, tidak akan merasa enggan melakukan berbagai perubahan dalam praktek pembelajaran sesuai dengan kondisi kelasnya. PTK merupakan salah satu media yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas, kemudian meningkatnya menuju ke arah perbaikan- perbaikan secara profesional. Guru yang profesional perlu melihat dan menilai sendiri secara kritis terhadap praktek pembelajarannya di kelas, guru pada ahkirnya akan mendapat otonomi secara profesional.

  3. Siklus PTK Model PTK secara umum dilakukan melalui proses berulang yang tiap siklus terdiri dari 4 langkah sebagai berikut: a. Perencanaan tindakan

  Perencanaan tindakan hendaknya memanfaatkan secara optimal teori-teori yang relevan dan pengalaman-pengalaman yang telah diperoleh dari masa lalu dalam kegiatan pembelajaran atau penelitian yang sebidang. Dalam hal ini penulis akan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk diterapkan didalam kelas.