DESKRIPSI SISWA KELAS X DAN XI TAHUN AJARAN 20132014 TERHADAP USUL

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
i

DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR YANG DIALAMI
SISWA KELAS X DAN XI SMA MARSUDI LUHUR YOGYAKARTA
KARTA
TAHUN AJARAN 2013/2014 DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP USULAN
USUL
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Mem
Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperole Gelar Sarjana Pendidikan

Memperoleh
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:
Lambertus Karapa Anjuangu
Nim: 091114057

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU P
PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN
K
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANAT
SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“ Ha l ke ra ja a n Surg a itu se ump a ma se se o ra ng ya ng me na b urka n
b e nih ya ng b a ik d ila d a ng nya ”
(Ma tius 13: 24)

“ Kita hid up untuk sa a t ini, kita b e rmimp i untuk ma sa d e p a n, d a n
kita b e la ja r untuk ke b e na ra n a b a d i”

(C hia ng Ka i-she k)

Kup e rse mb a hka n ka rya ini untuk:
Ye sus Kristus d a n Bund a Ma ria
Unive rsita s Sa na ta Dha rma
SMA Ma rsud i Luhur Yo g ya ka rta
Ke lua rg a ku te rc inta : Ba p a k Pe trus Sia , Ma ma Na o mi T. Mb itu,


Ka ka k Kristin, Ad ik De frid us, Ire ne , Lusia d a n Hild e .

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vi


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vii

ABSTRAK
DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR YANG DIALAMI
SISWA KELAS X DAN XI SMA MARSUDI LUHUR YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2013/2014 DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR
Lambertus Karapa Anjuangu
Universitas Sanata Dharma
2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami
siswa kelas X dan XI SMA Marsudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014
dan memberikan usulan topik-topik bimbingan belajar yang sesuai untuk

membantu siswa kelas X dan XI SMA Marsudi Luhur Yogyakarta mengatasi
kesulitan belajarnya.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei.
Penelitian ini menggunakan sampel. Sampel penelitian adalah siswa kelas X dan
XI SMA Marsudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 31
orang. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner kesulitan belajar
siswa yang disusun oleh peneliti dan terinspirasi kuesioner kesulitan belajar yang
disusun oleh Atanus (2013). Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 8
januari sampai 12 januari 2014. Pengolahan data penelitian berpedoman pada
Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II (Masidjo, 1995: 157) yang
mengelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu sangat dialami, dialami, dan cukup
dialami.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh 2 (4,25%) kesulitan belajar yang
sangat dialami, 9 (19,14%) kesulitan belajar yang dialami dan 20 (42,55%)
kesulitan belajar yang cukup dialami oleh siswa kelas X dan XI SMA Marsudi
Luhur Yogyakarta. Bertolak dari kesulitan belajar yang sangat dialami, dialami,
dan cukup dialami peneliti menyusun usulan topik-topik bimbingan belajar untuk
siswa kelas X dan XI SMA Marsudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.

vii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
viii

ABSTRACT
DESCRIPTION OF LEARNING DIFFICULTIES ENCOUNTERED BY
THE TENTH AND ELEVENTH GRADE STUDENTS AT SMA MARSUDI
LUHUR YOGYAKARTA IN 2013/2014 ACADEMIC YEAR AND ITS
IMPLICATIONS TOWARDS THE SUGGESTED TOPICS OF
STUDY GUIDANCE
by
Lambertus Karapa Anjuangu
Sanata Dharma University
2014
This research aims at describing the learning difficulties encountered by

the tenth and eleventh grade students at SMA Marsudi Luhur Yogyakarta in
2013/2014 academic year and providing the suggested topics of study guidance
which are appropriate in order to help the tenth and eleventh grade students at
SMA Marsudi Luhur Yogyakarta overcome their learning difficulties.
This research belongs to a descriptive research with survey method which
uses a sample. The sample of this research is the tenth and eleventh grade students
at SMA Marsudi Luhur Yogyakarta in 2013/2014 academic year which consist of
31 people. The instrument in collecting the data is a questionnaire of the students’
learning difficulties prepared by the researcher and inspired by a questionnaire of
the students’ learning difficulties which was compiled by Atanus (2013). The data
collection was carried out from January 8th until 12th 2014. The data processing
research is based on the standard reference assessment (PAP) type II (Masidjo,
1995: 157) which is classified into tree categories, i.e. highly encountered,
encountered, and fairly encountered.
Based on the result, it is found that there are 2 (4.25%) highly encountered
learning difficulties, there are 9 (19.14%) encountered learning difficulties and 20
(42.55%) fairly encountered learning difficulties by the tenth and eleventh grade
students at SMA Marsudi Luhur Yogyakarta. from this finding, the researcher
compiled the topics of study guidance for the tenth and eleventh grade students at
SMA Marsudi Luhur Yogyakarta in 2013/2014 academic year.


viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ix

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat yang tak terhingga melalui para pembimbing dan orang-orang yang
membantu

penulis

dalam


menulis

skripsi ini

sehingga penulis

dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan, Program Studi Bimbingan dan Konseling,
Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan, dan saran yang
berguna bagi penulis. Oleh karena itu, secara khusus penulis mengucapkan terima
kasih secara tulus kepada:
1.

Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


2.

Dosen pembimbing yang dengan penuh ketulusan hati telah memberikan
motivasi dan meluangkan waktu untuk mendampingi penulis selama proses
penulisan skripsi.

3.

Dra. Lies Indriya Handayani, selaku Kepala Sekolah SMA Marsudi Luhur
Yogyakarta yang telah bersedia memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan penelitian.

4.

Sr. Fidelis Budiriastuti, CB, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Stella Duce
Bantul yang telah bersedia memberikan kesempatan kepada peneliti untuk
melakukan uji coba kuesioner.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
x

5.

Dra. Danar Adiati, selaku Koordinator Bimbingan dan Konseling SMA
Marsudi Luhur Yogyakarta yang memperlancar proses pengumpulan data.

6.

Siswa kelas X dan XI SMA Marsudi Luhur Yogyakarta yang telah bersedia
meluangkan waktu dan kesediaannya sebagai responden dalam melaksanakan
penelitian.

7.

Siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul yang telah bersedia meluangkan
waktu dan kesediannya sebagai responden dalam melaksanakan uji coba
kuesioner.

8.

Keluargaku tercinta: Bapak Petrus Sia, Mama Naomi T. Mbitu, Kakak Lena
dan Kristin, Adik Defridus, Irene, Lusia serta Hilde yang telah memberikan
biaya, motivasi, nasehat, dan doa bagi penulis.

9.

Keluarga besarku yang selalu memberikan perhatian dan doa bagi penulis.

10. Teman “terdekatku” Ninda Hapsari Putri yang selalu memberikan doa,
perhatian, semangat dan kasih sayang bagi penulis.
11. Teman-teman Keluarga Mahasiswa Katolik Sumba Yogyakarta dan “API
Family Yogyakarta” yang selalu memberikan motivasi dan nasehat yang
berguna bagi penulis.
12. Rekan-rekan seperjuangan BK angkatan 2009 yang selalu memberikan
dukungan dan doa.
13. Semua pihak yang sudah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..............................................................................v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...........................................................................vi
ABSTRAK.........................................................................................................................vii
ABSTRACT......................................................................................................................viii
KATA PENGANTAR........................................................................................................ix
DAFTAR ISI......................................................................................................................xii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian...................................................................................................5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................5
E. Definisi Operasional ............................................................................................ 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA.............................................................................................. 7
A. Belajar .................................................................................................................... 7
1. Pengertian belajar...........................................................................................7
2. Ciri khas perilaku belajar................................................................................8
3. Prinsip-prinsip belajar.....................................................................................9
B. Kesulitan Belajar...................................................................................................10
1. Pengertian kesulitan belajar..........................................................................10
2. Gejala-gejala kesulitan belajar......................................................................11
3. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar......................................................12
4. Dampak kesulitan belajar..............................................................................32

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xiii

5. Kesulitan belajar yang dialami siswa SMA..................................................33
6. Usaha mengatasi kesulitan belajar................................................................34
7. Peran guru dalam membantu siswa mengatasi kesulitan belajar..................36
C. Bimbingan Belajar................................................................................................37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...........................................................................39
A. Jenis Penelitian......................................................................................................39
B. Subjek Penelitian...................................................................................................39
C. Instrumen Penelitian..............................................................................................41
D. Uji Coba Alat........................................................................................................42
E. Validitas dan Reliabilitas......................................................................................42
1. Validitas..........................................................................................................42
2. Reliabilitas......................................................................................................46
F. Prosedur Pengumpulan Data.................................................................................47
1. Tahap persiapan..............................................................................................47
2. Tahap pelaksanaan pengumpulan data...........................................................48
G. Teknik Analisis Data.............................................................................................48
BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN USULAN TOPIK-TOPIK
BIMBINGAN BELAJAR..................................................................................................50
A. Hasil Penelitian.....................................................................................................50
B. Pembahasan Hasil Penelitian................................................................................53
C. Usulan Topik-topik Bimbingan Belajar................................................................69
BAB V PENUTUP.............................................................................................................75
A. Kesimpulan...........................................................................................................75
B. Saran......................................................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................79

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xiv

DAFTAR TABEL
Tabel 1: Rincian jumlah sampel kelas X dan XI SMA Marsudi Luhur Yogyakarta
tahun ajaran 2012/2013........................................................................... 40
Tabel 2: Kisi-kisi kuesioner kesulitan belajar yang dialami siswa kelas X dan XI
SMA Marsudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.................... 45
Tabel 3: Patokan koefisien reliabilitas, kriteria Guilford...................................... 46
Tabel 4: Jadwal pengumpulan data penelitian siswa kelas X dan XI SMA Marsudi
Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014............................................ 48
Tabel 5: Rentang skor kesulitan belajar siswa kelas X dan XI SMA Marsudi
Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014............................................ 49
Tabel 6: Kesulitan belajar yang dialami siswa kelas X dan XI SMA Marsudi
Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014............................................ 50
Tabel 7: Usulan topik-topik bimbingan belajar kelas X dan XI SMA Marsudi
Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.............................................70

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Hasil perhitungan penentuan jumlah sampel.................................... 84
Lampiran 2: Kuesioner kesulitan belajar (uji coba).............................................. 85
Lampiran 3: Data hasil uji coba kuesioner kesulitan belajar di kelas X SMA Stella
Duce Bantul..................................................................................... 88
Lampiran 4: Data hasil pengujian validitas dengan menggunakan Statistic
Programme for Social Science versi 16.0 kelas X SMA Stella Duce
Bantul............................................................................................... 91
Lampiran 5: Kuesioner kesulitan belajar (final)................................................... 94
Lampiran 6: Hasil pengujian reliabilitas dengan menggunakan Statistic
Programme for Social Science versi 16.0 kelas X SMA Stella Duce
Bantul............................................................................................... 97
Lampiran 7: Data kesulitan belajar yang dialami siswa kelas X dan XI SMA
Marsudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014..................... 98
Lampiran 8: Cara menghitung rentang skor kesulitan belajar berdasarkan
Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II...........................................100
Lampiran 9: Surat ijin uji coba………….............................................................101
Lampiran 10: Surat ijin penelitian........................................................................102
Lampiran 11: Surat keterangan ijin penelitian.....................................................103

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1

BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah,
(3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hak azasi setiap manusia, dan menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia yang tumbuh dan berkembang
tiada hentinya. Pendidikan dapat dicapai melalui proses belajar baik di
lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Pendidikan bukan
sekedar membuat orang cerdas dan terampil tetapi juga mampu menyadari
kehidupannya dan bertanggung jawab atas dirinya dan orang lain di
lingkungannya.
Dalam dunia pendidikan, belajar dipandang sebagai suatu kegiatan
yang sangat fundamental bagi perkembangan anak didik. Belajar dapat
membentuk pemahaman yang baik, cara berpikir yang baik, perilaku yang
baik, dan mental serta moral yang baik bagi anak didik. Belajar merupakan
suatu hal yang dihadapi oleh setiap manusia. Di mana pun manusia berada, ia
akan belajar mengenai banyak hal, baik hal positif maupun hal negatif.
Belajar

pada

hakekatnya

merupakan

proses

kegiatan

yang

berkelanjutan dalam rangka perubahan perilaku anak didik secara konstruktif.
Hal ini sejalan dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor
20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana unuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

anak didik secara aktif mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukannya, masyarakat, bangsa, dan
negara (Hanafiah dan Cucu Suhana, 2012: 20).
Bagi anak didik, belajar merupakan hal yang menyenangkan apabila
ia mampu mengatasi berbagai masalah dalam belajarnya. Akan tetapi
kenyataannya, tidak semua anak didik mampu mengatasi masalah dalam
belajarnya. Apabila anak didik tidak mampu mengatasi masalah dalam
belajar, ia akan mengalami masalah dalam proses belajar selanjutnya.
Anak didik yang mengalami hambatan atau kesulitan belajar akan
memperlihatkan gejala-gejala tertentu dalam perilaku sehari-harinya. Menurut
Sudrajat (2011: 6), gejala-gejala yang terlihat dalam perilaku siswa yang
mengalami kesulitan belajar antara lain:
a)

b)

c)

d)
e)

f)

Menunjukkan hasil belajar yang rendah dibawah rata-rata
nilai yang dicapai oleh kelompoknya atau dibawah potensi
yang dimilikinya.
Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah
dilakukan. Ada siswa yang sudah berusaha giat belajar
akan tetapi nilai yang diperolehnya selalu rendah.
Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya
dan selalu tertinggal dari kawan-kawannya dari waktu yang
disediakan.
Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh
tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya.
Menunjukkan perilaku yang berkelainan, seperti
membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan
rumah, mengganggu didalam kelas maupun diluar kelas,
tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan
belajar, dan sebagainya.
Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti:
pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang
gembira dalam menghadapi situasi tertentu.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

Menurut Winkel (2004: 148-257) ada lima hal atau faktor yang
mempengaruhi kesulitan belajar. Kelima faktor tersebut yakni pribadi siswa,
pribadi guru, struktur jaringan hubungan sosial di sekolah, sekolah sebagai
institusi pendidikan dan faktor situasional. Lima faktor yang mempengaruhi
kesulitan belajar tersebut dapat digolongkan dalam dua faktor utama yakni
faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) yang meliputi pribadi
siswa sendiri dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal) yang
meliputi pribadi guru, struktur jaringan hubungan sosial di sekolah, sekolah
sebagai institusi pendidikan dan faktor situasional. Dapat disimpulkan bahwa
faktor penyebab kesulitan belajar anak didik berasal dari dalam diri anak
didik (internal) dan dari luar diri anak didik (eksternal).
Guru saat ini ditantang untuk kreatif dan terbuka terhadap segala
perubahan dan kemajuan yang ada untuk memajukan pertumbuhan dan
perkembangan anak didik. Di zaman yang semakin berkembang ini
dibutuhkan guru yang bersikap kritis, ingin terus berkembang dan belajar
seumur hidup, berwawasan luas dan mampu membawa perubahan, rasional,
dan berani membela kebenaran serta keadilan. Guru yang demikian akan
mampu melakukan inovasi pendidikan di sekolah. Keberhasilan siswa dalam
belajar di sekolah dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, antara lain
pemberian bimbingan oleh guru. Guru pembimbing bertugas memberikan
bimbingan

kepada

anak

didik

agar

anak

didik

semakin

mampu

mengembangkan dirinya, mencegah terjadinya masalah dalam dirinya, dan
membantu menemukan alternatif pemecahan masalah anak didik, dengan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

bekerjasama dengan berbagai pihak yang berkaitan dengan keberhasilan
siswa.
Peneliti melakukan penelitian di SMA Marsudi Luhur Yogyakarta
tahun ajaran 2013/2013/2014. Dari hasil sharing pengalaman dengan guru BK
dan pengamatan selama melaksanakan Program Pengalaman Lapangan
Bimbingan dan Konseling (PPL BK di SMA Marsudi Luhur Yogyakarta),
peneliti memperoleh kesan bahwa siswa di sekolah tersebut mengalami
kesulitan dalam belajar. Guru BK menjelaskan bahwa ada beberapa siswa
atau siswi yang sering membolos, tidak mengerjakan tugas sekolah, tidur di
kelas, membuat gaduh di kelas, tidak mengikuti perintah guru dan ada pula
yang tidak naik kelas. Hal-hal yang dikatakan guru BK sesuai dengan
pengamatan peneliti selama melaksanakan PPL BK. Bertolak dari kesan
tersebut peneliti terdorong untuk melakukan penelian dengan harapan agar
dapat memberikan masukan bagi guru untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar.
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan belajar yang
dialami siswa kelas X dan XI SMA Marsudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran
2013/2014. Pertanyaan yang dijawab dalam penelitian ini adalah
1.

Kesulitan belajar manakah yang dialami siswa kelas X dan kelas XI
SMA Marsudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

2.

Topik bimbingan belajar manakah yang sesuai untuk membantu siswa
kelas X dan XI SMA Marsudi Luhur Yogyakarta mengatasi kesulitan
belajarnya?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1.

Mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa kelas X dan XI SMA
Marsudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.

2.

Memberikan usulan-usulan topik bimbingan belajar yang sesuai untuk
membantu siswa kelas X dan XI SMA Marsudi Luhur Yogyakarta
mengatasi kesulitan belajarnya.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah
1.

Bagi guru pembimbing
Guru pembimbing memperoleh gambaran secara jelas mengenai
kesulitan belajar yang dialami oleh anak didiknya. Dengan demikian,
guru pembimbing dapat menyajikan topik bimbingan yang relevan
dengan kesulitan belajar siswa seperti yang diusulkan dalam skripsi ini.

2. Bagi peneliti
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti untuk mengetahui
berbagai kesulitan belajar yang umum dialami anak didik. Dengan
demikian, peneliti mampu mempersiapkan diri dengan lebih baik
sebelum menghadapi dunia pendidikan yang nyata ketika bekerja.
Dengan

penelitian

ini

peneliti

memperoleh

pengalaman

dalam

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

mengungkap kesulitan yang dialami siswa dalam belajarnya, dan dalam
menemukan topik yang relevan untuk siswa.
E. Definisi Operasional
1.

Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan anak didik,
dengan tujuan untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam dirinya,
seperti perubahan perilaku, sikap, kebiasaan, pengetahuan, keterampilan
dan lain sebagainya.

2.

Kesulitan belajar adalah hambatan atau gangguan dalam belajar yang
dialami oleh siswa kelas X dan XI SMA Marsudi Luhur tahun ajaran
2013/2014, yaitu hambatan atau gangguan belajar yang dialami anak
didik yang berasal dari dalam diri anak didik itu sendiri (internal) dan
yang berasal dari luar diri atau lingkungan anak didik (eksternal), seperti
yang dimaksudkan dalam butir-butir kuesioner yang digunakan.

3.

Bimbingan belajar adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar
yang tepat dan mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan
tuntutan-tuntutan belajar di sekolah.

4.

Topik bimbingan belajar adalah topik-topik yang disusun berdasarkan
hasil penelitian dan yang diusulkan untuk diberikan dalam pelayanan
bimbingan belajar pada siswa kelas X dan XI SMA Marsudi Luhur
Yogyakarta.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi uraian mengenai (1) belajar, (2) kesulitan belajar, dan (3)
bimbingan belajar
A. Belajar
1.

Pengertian belajar
Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan
dari luar. Apa yang sedang terjadi di dalam diri orang yang sedang
belajar, tidak dapat diketahui secara langsung dengan mengamati orang
itu. Bahkan hasil belajar orang itu tidak langsung kelihatan, kecuali kalau
orang yang bersangkutan melakukan sesuatu yang menampakkan
kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar. Dengan mengamati
perilakunya yang merupakan hasil belajarlah dapat ditarik kesimpulan
bahwa seseorang telah belajar (Winkel, 2004: 58).
Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
sejumlah perubahan yang bersifat relatif konstan seperti perubahan dalam
hal pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap (Winkel, 2004: 59).
Marx (Atmaja, 2012: 227) mendefinisikan belajar sebagai
perubahan yang dialami secara relatif abadi dalam tingkah laku yang
pada dasarnya merupakan fungsi dari suatu tingkah laku sebelumnya,
yang sering atau biasa disebut praktik atau latihan. Kimble (Atmaja,
2012: 227) mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan yang relatif

7

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

permanen dalam potensialitas tingkahlaku yang terjadi pada
seseorang atau individu sebagai suatu hasil latihan atau praktik yang
diperkuat dengan diberi hadiah. Syah (2008: 92) mendefinisikan belajar
sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
mengakibatkan proses kognitif. Dari beberapa pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang
dilakukan anak didik, dengan tujuan untuk mengadakan perubahanperubahan dalam dirinya, seperti perubahan perilaku, sikap, kebiasaan,
pengetahuan, keterampilan dan lain sebagainya
2.

Ciri khas perilaku belajar
Ciri khas perilaku belajar menurut Syah (2008: 116) adalah
a.

Perubahan intensional.
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat
pengalaman atau praktik yang dilakukan dengan disengaja dan
disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan. Karakteristik ini
mengandung konotasi bahwa siswa menyadari adanya perubahan
yang dialami atau sekurang-kurangnya siswa merasakan adanya
perubahan

dalam

dirinya,

seperti

penambahan

pengetahuan,

kebiasaan, sikap, pandangan, dan keterampilan.
b.

Perubahan positif dan aktif
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif
dan aktif. Positif artinya baik, bermanfaat, dan sesuai dengan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa
merupakan penambahan , yakni diperolehnya sesuatu yang baru
(pemahaman dan keterampilan baru) yang lebih baik daripada yang
telah ada sebelumnya. Perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan
sendiri tetapi karena usaha individu sendiri.
c.

Perubahan efektif dan fungsional
Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif,
yakni berhasil guna. Artinya, perubahan tersebut membawa
pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi siswa. Selain itu
perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam arti bahwa
perubahan relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan,
perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan. Perubahan
yang efektif dan fungsional biasanya bersifat dinamis dan
mendorong timbulnya perubahan-perubahan positif lainnya.

3.

Prinsip-prinsip belajar
Mustaqim (2008: 69) menyebutkan prinsip-prinsip belajar sebagai
berikut:
a.
b.
c.
d.

e.

Belajar akan berhasil jika disertai kemauan dan tujuan
tertentu.
Belajar akan lebih berhasil jika disertai berbuat, latihan
dan ulangan.
Belajar lebih berhasil jika memberi sukses yang
menyenangkan.
Belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan
dengan aktivitas belajar itu sendiri atau berhubungan
dengan kebutuhan hidupnya.
Belajar lebih berhasil jika bahan yang sedang dipelajari
dipahami, bukan sekedar menghafal fakta.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

f.

Dalam proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan
orang lain.
g. Hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam
diri si pelajar.
h. Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh
pemahaman.
B. Kesulitan Belajar
1.

Pengertian kesulitan belajar
Djamarah (2011: 235) medefinisikan kesulitan belajar sebagai
kondisi anak didik yang tidak dapat belajar, disebabkan adanya ancaman,
hambatan atau gangguan dalam belajar. Syah (2008: 173) mendefinisikan
kesulitan belajar sebagai menurunnya kinerja akademik atau prestasi
belajar siswa. Kesulitan belajar ditandai dengan munculnya kelainan
perilaku (misbehavior) siswa seperti kesukaan berteriak di dalam kelas,
mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan sering
minggat dari sekolah.
Abdurrahman (2009: 7) mengatakan bahwa kesulitan belajar
menunjuk pada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam
bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan kemampuan
mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar, atau
kemampuan dalam bidang studi tertentu. Gangguan tersebut intrinsik dan
diduga disebabkan disfungsi sistem saraf. Kesulitan belajar juga terjadi
karena adanya kondisi lain yang mengganggu (misalnya gangguan
sensoris, hambatan sosial dan emosional) dan berbagai pengaruh
lingkungan (perbedaan budaya, dan pembelajaran yang tidak tepat).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

Abdurrahman (2009: 9) menjelaskan bahwa kesulitan belajar
sebagai suatu kekurangan dalam satu atau lebih bidang akademik, baik
dalam mata pelajaran yang spesifik membaca, menulis, mengeja,
berhitung; atau dalam berbagai keterampilan yang bersifat lebih umum
seperti mendengarkan, berbicara,dan berpikir. Kesulitan belajar juga
dapat muncul dalam bentuk penyesuaian sosial atau vokasional,
keterampilan kehidupan sehari-hari, atau harga diri.
Dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah hambatan atau
gangguan dalam belajar yang dialami oleh anak didik. Faktor penyebab
timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam, yaitu (1) faktor
intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari
dalam diri siswa sendiri dan (2) faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau
keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa.
2.

Gejala-gejala kesulitan belajar
Menurut Sudrajat (2011: 6) gejala-gejala kesulitan belajar antara lain:
a.

b.

c.

d.
e.

Menunjukkan hasil belajar yang rendah dibawah rata-rata
nilai yang dicapai oleh kelompoknya atau dibawah potensi
yang dimilikinya.
Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah
dilakukan. Ada siswa yang sudah berusaha giat belajar
akan tetapi nilai yang diperolehnya selalu rendah.
Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya
dan selalu tertinggal dari kawan-kawannya dari waktu yang
disediakan.
Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh
tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya.
Menunjukkan perilaku yang berkelainan, seperti
membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan
rumah, mengganggu didalam kelas maupun diluar kelas,
tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan
belajar, dan sebagainya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

f.

3.

Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti:
pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang
gembira dalam menghadapi situasi tertentu.

Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar
Kegagalan siswa mencapai tujuan-tujuan belajar menunjukkan
bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar. Kesulitan belajar
tentunya disebabkan oleh berbagai faktor. Untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar perlu diketahui terlebih dahulu faktor apa
saja penyebab munculnya kesulitan belajar. Winkel menjelaskan faktor
yang berperan dalam proses belajar-mengajar yakni:
“Keadaan awal” yaitu keadaan yang terdapat sebelum
proses belajar dimulai, namun dapat berperanan terhadap
proses itu. Keadaan awal itu meliputi pribadi siswa, pribadi
guru, struktur jaringan hubungan sosial di sekolah, sekolah
sebagai institusi pendidikan, dan faktor-faktor situasional.
“Keadaan awal” dipandang sebagai sejumlah hal yang, pada
dasarnya, dapat berpengaruh terhadap proses belajar
mengajar. “Keadaan awal” juga dipandang sebagai
sejumlah kenyataan yang terdapat pada awal proses belajar
mengajar tertentu dan nyata-nyata berpengaruh, selama
guru dan siswa berinteraksi (Winkel, 2004: 151-152).
Lima aspek “keadaan awal” yakni pribadi siswa, pribadi guru,
struktur jaringan hubungan sosial di sekolah, sekolah sebagai institusi
pendidikan, dan faktor-faktor situasional, digolongkan dalam dua faktor
utama yakni faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) meliputi
pribadi siswa itu sendiri dan faktor yang berasal dari luar diri siswa
(eksternal) meliputi pribadi guru, struktur jaringan hubungan sosial di
sekolah, sekolah sebagai institusi pendidikan dan faktor situasional.
Masing-masing faktor tersebut diuraikan secara lengkap sebagai berikut:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

a.

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) yaitu pribadi
siswa, yang mencakup hal-hal sebagai berikut (Winkel, 2004: 154217):
1) Fungsi kognitif
Fungsi kognitif terdiri dari (a) taraf inteligensi, (b) bakat, (c)
daya fantasi, (d) gaya belajar, (e) konsentrasi. Masing-masing
diuraikan sebagai berikut:
a) Inteligensi.
Binet (Santrock, 2009: 152) menjelaskan bahwa inti dari
inteligensi terdiri dari proses-proses kognitif yang kompleks,
seperti memori, kemampuan membayangkan, pemahaman, dan
penilaian.

Winkel

(2004:

155-159)

menjelaskan

bahwa

inteligensi dalam arti sempit adalah kemampuan untuk mencapai
prestasi di sekolah, yang di dalamnya berpikir memegang
peranan pokok, kerap disebut “kemampuan intelektual” atau
“kemampuan

akademik”.

Kemampuan

intelektual

atau

kemampuan akademik memegang peranan besar terhadap
tinggi-rendahnya prestasi belajar siswa di sekolah, siswa yang
memiliki kemampuan akademik, khususnya dalam bidang studi
yang menuntut banyak pemikiran seperti matematika dan bahasa
akan beprestasi di sekolah. Namun tinggi-rendahnya prestasi
belajar tidak hanya ditentukan taraf inteligensi saja, melainkan
faktor-faktor lain seperti motivasi. Suparno (2004: 18-19)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

Tinggi rendahnya intelegensi seseorang dapat diukur dengan
menggunakan tes intelegensi (tes IQ). Pengukuran IQ

pada

umumnya lebih ditekankan pada intelegensi matematis-logis dan
linguistik.
Binet (Mustaqim, 2008: 104) menjelaskan bahwa
hakekat inteligensi dapat diilustrasikan sebagai berikut.
Pertama, kemampuan memahami sesuatu. Makin tinggi
inteligensi orang, makin cepat pula ia memahami sesuatu yang
dihadapinya. Kedua, kemampuan berpendapat. Semakin cerdas
orang, makin cepat pula ia memiliki ide, dan

mampu

mengungkapkan ide dengan cara-cara yang tepat. Ketiga,
kemampuan kontrol dan kritik. Makin cerdas orang makin
tinggi pula daya kontrol dan kritiknya terhadap yang diperbuat,
sehingga frekuensi pengulangan kesalahan kecil.
Dalam intelegensi terdapat apa yang disebut dengan
organisasi kognitif. Organisasi kognitif menunjuk pada cara
materi yang sudah dipelajari disimpan dalam ingatan, cara
materi dipelajari dan diolah; makin mendalam dan makin
sistematis pengolahan materi pelajaran, makin baiklah taraf
organisasi dalam ingatan itu sendiri (Winkel, 2004: 163).
b) Gaya belajar
Gaya belajar merupakan cara belajar yang khas bagi
siswa. Gaya belajar dapat digolongkan menjadi gaya visual,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

gaya auditif dan gaya kinestetik. Siswa yang memiliki gaya
belajar visual cenderung lebih mudah belajar bila materi
pelajaran dapat dilihat atau dituangkan dalam bentuk gambar,
bagan, dan diagram (Winkel, 2004: 164-166). Uno (2010: 181)
menjelaskan bahwa ada beberapa karakteristik yang khas pada
orang yang menyukai gaya belajar visual, yaitu (1) kebutuhan
melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk
mengetahui atau memahaminya, (2) memiliki kepekaan yang
kuat terhadap warna, (3) memiliki pemahaman yang kuat
terhadap masalah artistik, (4) memiliki kesulitan dalam
berdialog secara langsung, (5) terlalu reaktif terhadap suara,
(6) sulit mengikuti anjuran secara lisan, (7) seringkali salah
menginterpretasikan kata atau ucapan.
Siswa yang memiliki gaya belajar auditif cenderung
lebih mudah belajar bila dapat mendengar penjelasan dan
merumuskan yang telah didengar dalam bentuk kata-kata dan
kalimat, yang kemudian disimpan dalam ingatan (Winkel,
2004: 166). Uno (2010: 181) mendefinisikan gaya belajar
auditif sebagai gaya belajar yang mengandalkan pendengaran
untuk memahami dan mengingat. Gaya belajar ini benar-benar
menempatkan pendengaran sebagai alat utama untuk menyerap
informasi atau pengetahuan. Karakter orang yang memiliki
gaya belajar auditif adalah lebih mudah menyerap informasi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

melalui pendengaran, memiliki kesulitan untuk menyerap
informasi dalam bentuk tulisan, dan memiliki kesulitan
menulis serta membaca.
Menurut Windura (2008: 23) siswa yang memiliki gaya
belajar kinestetik lebih mudah belajar dengan praktik langsung
atau melalui gerakan, dan mengalami kesulitan dalam belajar
jika hanya mendengar dan melihat. Menurut Aunurrahman
(2012: 149) siswa yang modalitas belajarnya kinestetik, dalam
belajarnya suka menggunakan gerakan-gerakan fisik, misalnya,
menggerakan tangan, kaki, dan melakukan eksperimen yang
memerlukan aktivitas fisik.
c) Daya fantasi
Menurut Winkel (2004: 163) daya fantasi merupakan
aktivitas kognitif yang mengandung banyak pikiran dan
sejumlah tanggapan yang bersama-sama menciptakan sesuatu
dalam

alam

menghadirkan

kesadaran.
kembali

Dalam
hal

yang

alam

fantasi

pernah

individu

diamati

dan

menciptakan sesuatu hal baru.
Daya fantasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu fantasi
yang disadari dan tidak disadari. Fantasi yang disadari adalah
fantasi seperti yang dialami seorang sastrawan yang mengarang
kisah roman, dia bergerak dari alam fantasi sadar, sedangkan
anak yang menceritakan sesuatu yang sebetulnya tidak terjadi,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

bergerak dalam alam fantasi yang tidak disadari. Suryabrata
(2006: 39) juga mengatakan bahwa fantasi digolongkan
menjadi dua macam yakni pertama, fantasi yang tidak disadari
yakni fantasi yang terjadi melampau dunia riil dengan tidak
disengaja. Misalnya menyampaikan berita yang tidak benar tapi
tidak bermaksud berdusta. Kedua, fantasi yang disadari yakni
fantasi yang terjadi dengan sengaja, dan ada usaha dari subjek
untuk masuk kedalam dunia imajiner.
d) Konsentrasi-perhatian
Winkel (2004: 206) menjelaskan konsentrasi sebagai
pemusatan tenaga dan energi psikis dalam menghadapi suatu
objek, seperti peristiwa belajar di kelas dan yang berkait
dengan itu. Konsentrasi dalam belajar berkaitan dengan
kemauan dan hasrat untuk belajar dan, pada dasarnya, sudah
terkandung dalam motivasai belajar. Namun, konsentrasi dalam
belajar dipengaruhi pula oleh minat siswa dalam belajar. Siswa
yang tidak berminat terhadap materi pelajaran, akan mengalami
kesulitan dalam memusatkan tenaga dan energinya. Sebaliknya
siswa yang berminat, akan mudah berkonsentrasi dalam belajar,
apalagi bila motivasi belajarnya kuat.
Gangguan terhadap konsentrasi belajar dapat timbul
dari dari siswa sendiri (internal) dan luar diri siswa (ekternal).
Konsentrasi dapat terganggu karena sesuatu yang berasal dari

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

dalam diri siswa, misalnya mengalami perasaan tertekan karena
mengalami masalah dalam keluarga atau dengan teman.
Buyarnya konsentrasi siswa dapat juga karena sesuatu yang
berasal dari luar diri siswa misalnya, suara bising, suara keras,
dan perubahan cuaca.
e) Bakat
Soegarda (Mustaqim, 2008: 140) menjelaskan bakat
sebagai benih dari suatu sifat yang baru akan tampak nyata jika
mendapat kesempatan atau kemungkinan untuk berkembang.
Syah (2008: 150) menjelaskan bahwa bakat merupakan
kemampuan individu untuk lebih mudah menyerap informasi
dan

melaksanakan

tugas-tugas

tertentu

tanpa

banyak

bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Individu yang
memiliki bakat dalam bidang tertentu akan memiliki informasi,
pengetahuan dan keterampilan yang lebih pada bidang tertentu
sesuai bakatnya.
Ellen Winner (Santrock, 2009: 284) mendeskripsikan
tiga kriteria yang menggambarkan anak-anak berbakat:
pertama, perkembangan yang cepat. Kedua, mengikuti
kemajuan mereka sendiri. Ketiga, hasrat untuk menguasai.
Renzuli (Ambarjaya, 2012: 55) menjelaskan bahwa
anak berbakat memiliki tiga sifat dasar sebagai berikut:
kemampuan umum dengan\tingkatnya diatas kemampuan rata-

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

rata, mempunyai komitmen yang tinggi terhadap tugas-tugas,
dan mempunyai kreativitas yang tinggi. Anak berbakat adalah
anak yang memiliki kecakapan dalam mengembangkan
gabungan ketiga sifat tersebut dan mengaplikasikan dalam
setiap tindakan yang bernilai.
2) Fungsi konatif-dinamik
Fungsi konatif-dinamik terdiri dari (a) karakter dan (b) motivasi
belajar. Selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Hasrat
Dalam “berhasrat” orang mencari apa yang memberikan
kepuasan menyingkiri yang tidak memuaskan. Siswa yang
berhasrat kuat akan tekun untuk mencapai sesuatu yang
memberikan kepuasan baginya. Siswa yang tidak memiliki
hasrat kuat dalam belajar tampak tidak tekun dan mengalami
kesulitan dalam belajar (Winkel, 204: 168).
b) Motivasi belajar
Winkel (204: 169) menjelaskan motivasi belajar sebagai
keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang
menimbulkan

kegiatan

belajar,

menjamin

kelangsungan

kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar
demi mencapai suatu tujuan. Motivasi belajar memegang
peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

dalam belajar, sehingga siswa yang bermotivasi kuat memiliki
energi yang banyak untuk melakukan kegiatan belajar.
Menurut Dalyono (2010: 235) motivasi berfungsi
menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar.
Semakin besar motivasi belajar seseorang, semakin besar pula
kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasinya akan
giat berusaha, tampak gigih tidak mudah menyerah, giat
membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya dan
memecahkan

masalahnya.

Sebaliknya

seseorang

yang

motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa,
perhatian tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu kelas,
dan sering meninggalkan pelajaran.
Menurut Syah (2008: 136) motivasi dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu: motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari
dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan
tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik adalah
perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap
materi, untuk kehidupan masa depan.
Sadirman

(Dimyati dan Mudjiono, 2009: 31)

menjelaskan bahwa ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi
belajar adalah tekun dalam menghadapi tugas atau dapat
bekerja terus menerus dalam waktu lama; ulet dalam

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa, tidak cepat
puas atas atas prestasi yang diperoleh; menunjukkan minat
yang besar terhadap bermacam-macam masalah belajar; lebih
suka bekerja sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain;
tidak

cepat

bosan

dengan

tugas-tugas

rutin;

dapat

mempertahankan pendapatnya; tidak mudah melepaskan apa
yang

diyakininya;

senang

mencari

dan

memecahkan

masalahnya.
Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan
yang datang dari luar individu yang mendorong melakukan
kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, peraturan dan tata tertib
sekolah, suri teladan guru, dan orang tua merupakan contoh
konkrit motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk
belajar.
3) Fungsi afektif
Fungsi afektif mencakup (a) perasaan, (b) sikap, dan (c)
minat, yang akan diuraikan pada bagian berikut:
a) Minat
Winkel (2004: 212) mendefinisikan minat sebagai
kecenderungan subjek yang menetap, untuk merasa tertarik pada
bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang
mempelajarinya. Djamarah (2011: 166) medefinisikan minat
sebagai kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

mengenang beberapa aktivitas. Dengan kata lain, minat adalah
suatu rasa lebih suka dan rasa tertarik pada suatu hal atau
aktivitas. Anak didik yang berminat terhadap suatu hal
cenderung memberikan perhatian yang lebih terhadap hal yang
bersangkutan dan tidak menghiraukan sesuatu yang lain yang
tidak berhubungan dengan objek perhatiannya.
b) Sikap
Winkel (2004: 118) mendefinisikan sikap sebagai
kemampuan internal yang berperan dalam mengambil tindakan,
dan kemungkinan untuk bertindak. Orang yang memiliki sikap
jelas, mampu untuk memilih secara tegas diantara beberapa
kemungkinan. Kecenderungan orang untuk menerima atau
menolak suatu objek berdasarkan penilaian terhadap objek. Bila
objek dinilai “baik”, orang cenderung bersikap positif, bila
objek dinilai “jelek”, orang cenderung bersikap negatif. Bruno
(Dalyono, 2010: 216) mendefinisikan sikap (attitude) sebagai
kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara
baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. Pada
prinsipnya sikap dapat disebut suatu kecenderungan bertindak
dengan cara tertentu. Perwujudan perilaku belajar siswa akan
ditandai dengan munculnya kecenderungan-kecenderungan baru
yang telah berubah (lebih maju dan lugas) terhadap suatu objek,
tata nilai, dan peristiwa.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

Siswa yang memandang belajar di sekolah pada
umumnya, atau bidang studi tertentu, sebagai sesuatu yang
sangat bermanfaat akan memiliki sikap positif. Sebaliknya,
siswa yang memandang belajar sebagai sesuatu yang tidak
berguna, akan memiliki sikap negatif.
c) Perasaan
Perasaan yang dimaksudkan adalah perasaan momentan
dan intensional. “momentan” berarti perasaan timbul pada saat
tertentu; “intensional” bearti reaksi perasaan diberikan terhadap
sesuatu, seseorang atau situasi tertentu. Semua reaksi perasaan
yang momentum dan intensional bervariasi banyak sekali;
namun dapat digolongkan dalam “perasaan senang” dan “tidak
senang”. Kalau perasaan momentan dan intensional berulang
kali telah mengandung penilaian positif maka akan lahir
perasaan senang; perasaan senang tersebut dibawa oleh siswa
sebagai sumber energi dalam belajar lebih lanjut. Sebaliknya,
bila reaksi perasaan momentan dan intensional berulang kali
mengandung penilaian negatif maka lahirnya perasaan tidak
senang; membunuh semangat belajar siswa (Winkel, 2004: 210).
Sukmadinata

(2009:

78)

mendefinisikan

perasaan

sebagai suatu suasana batin atau suasana hati yang membentuk
suatu kontinum atau garis. Kontinum ini bergerak dari ujung
yang paling positif yaitu sangat senang sampai dengan ujung

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN