DESKRIPSI KONSEP DIRI PARA SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20082009 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

DESKRIPSI KONSEP DIRI PARA SISWA KELAS XI
SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU YOGYAKARTA TAHUN
AJARAN 2008/2009 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN
Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :
Patresia Tenika Dian Saktia
NIM : 031114036

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008


DESKRIPSI KONSEP DIRI PARA SISWA KELAS XI
SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU YOGYAKARTA TAHUN
AJARAN 2008/2009 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN
Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :
Patresia Tenika Dian Saktia
NIM : 031114036

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008

i

SKRIPSI

DESKRIPSI KONSEP DIRI PARA SISWA KELAS XI SMA PANGUDI
LUHUR SEDAYU YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009 DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

Oleh :
Patresia Tenika Dian Saktia
NIM: 031114036

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Dra. M.J. Retno Priyani, M. Si

Tanggal: 13 November 2008


SKRIPSI
DESKRIPSI KONSEP DIRI PARA SISWA KELAS XI SMA PANGUDI
LUHUR SEDAYU YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009 DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Patresia Tenika Dian Saktia
NIM: 031114036

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 20 Oktober 2008
dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap

Tanda Tangan

Ketua


: Dr. M.M. Sri Hastuti, M. Si

........................

Sekretaris

: A. Setyandari, S. Pd., Psi., M. A

........................

Anggota

: Dra. M.J. Retno Priyani, M. Si

........................

Anggota

: Drs. Wens Tanlain, M. Pd


........................

Anggota

: Drs. Y.B. Adimassana, M. A

........................

Yogyakarta, 20 Oktober 2008
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,

(Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D)

MOTO DAN PERSEMBAHAN

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
kepadaku”
(Filipi 4 : 13)


“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar
kepada pengertianmu sendiri”
(Amsal 3 : 5)

“Karena masa depan sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang”
(Amsal 23 : 18)

Dengan penuh syukur dan terima kasih,
kupersembahkan skripsi ini kepada:
 Tuhan Yesus Kristus
 Keluargaku (Bapak/Ibu/Adik)
 Teman/sahabat BK angkatan-03
 Komparem GKJ Kebonagung

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

merupakan hasil karya saya sendiri dan tidak memuat karya atau bagian karya
orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,
sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 Oktober 2008
Penulis

Patresia Tenika Dian Saktia

ABSTRAK
DESKRIPSI KONSEP DIRI PARA SISWA KELAS XI SMA PANGUDI
LUHUR SEDAYU YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009 DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN
Patresia Tenika Dian Saktia
Universitas Sanata Dharma
2008
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Rumusan masalah adalah
bagaimana konsep diri para siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu
Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dan topik-topik bimbingan manakah yang
dibutukan untuk mengembangkan konsep diri para siswa. Tujuan penelitian ini

adalah untuk memperoleh gambaran tentang konsep diri para siswa kelas XI SMA
Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2008/2009 dan menyusun suatu usulan topik
bimbingan yang dibutuhkan bagi perkembangan konsep diri para siswa kelas XI
SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2008/2009.
Subyek dalam penelitian ini adalah para siswa kelas XI SMA Pangudi
Luhur Sedayu tahun ajaran 2008/2009 yang berjumlah 94 orang. Instrumen yang
digunakan adalah berupa kuesioner konsep diri yang disusun oleh penulis. Teknik
analisis data yang digunakan adalah dengan menghitung skor yang diperoleh dari
setiap alternatif jawaban, membuat tabulasi data, menghitung skor total yang
diperoleh subyek dari setiap alternatif jawaban, menghitung frekuensi,
menghitung persentase dan membuat distribusi frekuensi berdasarkan hasil
penelitian.
Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: sebanyak 48 siswa (51.06%) berada
dalam kategori sedang, sebanyak 27 siswa (28.72%) berada dalam kategori tinggi
dan sebanyak 19 siswa (20.21%) berada dalam kategori rendah. Jumlah siswa
seluruhnya adalah 94 orang dan persentase yang seharusnya diperoleh adalah
100%. Konsep diri para siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran
2008/2009 dapat dikatakan positif. Kesimpulan tersebut didasarkan pada
pencapaian skor yang diperoleh dalam kategori sedang dan tinggi. Meskipun
demikian, ada beberapa siswa yang masih memiliki konsep diri yang negatif yaitu

berdasarkan pada pencapaian skor dalam kategori rendah. Aspek-aspek konsep
diri yang kurang dimiliki oleh para siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu
adalah aspek diri pribadi. Pada aspek diri pribadi, para siswa masih kurang dalam
hal kepuasan menilai diri, sejauhmana siswa menilai dirinya sebagai pribadi yang
tepat. Para siswa masih berusaha untuk menutupi kekurangan yang ada pada
dirinya dan sulit menerima keadaan dirinya. Berdasarkan aspek-aspek konsep diri
yang kurang dimiliki siswa tersebut, diusulkan beberapa topik-topik bimbingan
korektif. Bimbingan korektif yaitu bimbingan yang bertujuan untuk mengoreksi
perkembangan para siswa yang mengalami salah jalur dan disusun berdasarkan
pada perolehan skor rendah item-item kuesioner konsep diri. Topik-topik
bimbingan korektif yang diusulkan antara lain, menghilangkan rasa rendah diri,
vi

menyatukan kelemahan dan kekuatan, menghilangkan kecemasan atau kekuatiran,
mengembangkan sikap positif dan berpikir positif.
Aspek-aspek yang sudah dimiliki para siswa antara lain aspek diri
keluarga, yaitu menerima keadaan keluarga apa adanya, aspek diri sosial, yaitu
dapat menjalin relasi yang baik dengan orang lain, aspek diri fisik, yaitu
mensyukuri kesehatan diri, aspek diri etik-moral, yaitu menyadari bahwa hidup
membutuhkan orang lain dan diri pribadi, yaitu mengembangkan diri dengan

melakukan kegiatan positif. Berdasarkan aspek-aspek konsep diri yang sudah
dimiliki para siswa tersebut, diusulkan beberapa topik-topik bimbingan
developmental. Bimbingan developmental yaitu bimbingan yang bertujuan untuk
membantu perkembangan para siswa seoptimal mungkin dan disusun berdasarkan
pada perolehan skor tinggi item-item kuesioner konsep diri. Topik-topik
bimbingan developmental yang diusulkan antara lain, menjalin relasi yang
harmonis dalam keluarga, menjalin relasi yang baik dengan orang lain, menjalin
persahabatan, memiliki sikap empati terhadap orang lain dan mengembangkan
bakat/minat. Usulan topik-topik bimbingan tersebut dijabarkan dalam bentuk
contoh satuan layanan bimbingan.

vii

ABSTRACT
DESCRIPTION OF STUDENTS SELF-CONCEPT IN XI GRADE IN
PANGUDI LUHUR SENIOR HIGH SCHOOL SEDAYU YOGYAKARTA
IN ACADEMIC YEAR 2008/ 2009 AND ITS IMPLICATION TOWARD
THE PROPOSAL OF COUNSELING TOPICS
Patresia Tenika Dian Saktia
Sanata Dharma University

2008
This research was descriptive research. The problem formulation were
what was the students self-concept in XI Grade in Pangudi Luhur Senior High
School Sedayu Yogyakarta in academic year of 2008/2009 and which counseling
topics were needed to develop the students self-concept . The purpose of this
research was to gain description on the students self-concept in XI grade in
Pangudi Luhur Senior High School Sedayu in academic year of 2008/2009 and to
compile a proposal of counseling topics needed by the development of students
self-concept in XI grade in Pangudi Luhur Senior High School in academic year
of 2008/2009.
The subject in this research was students in XI grade in Pangudi Luhur Senior
High School Sedayu in academic year of 2008/2009 by the amount of 94 students.
The instrument used was questionnaires on self-concept that was compiled by the
author. The technique of data analysis used was calculating the scores gained from
every alternative of responses, make data tabulation, calculating total scores
gained by the subject from every alternative of response, calculating the
frequencies, calculating the percentage and make distribution of frequency based
on the result of research.
The result of this research gained, i.e. 48 students (51.06%) is in moderate
category, as much 27 students (28.72%) is in high category and 19 students
(20.21%) is in low category. The total of entire students are 94 students and
percentage that should be gained is 100%. Self-concept of students in XI grade in
Pangudi Luhur Senior High School Sedayu in academic year of 2008/ 2009 can be
said as positive. This conclusion is based on the score achievement gained in
moderate and high category. Notwithstanding, there are some students who still
have negative self-concept, i.e. based on the score achievement in moderate
category. The lack aspect of self-concept is owned by the students in XI grade in
Pangudi Luhur Senior High School Sedayu is individual self. In individual self
aspect, the students are still lack in satisfaction of self-evaluation, how extent the
students evaluate themselves as appropriate individual. The student still strive to
cover any given lack in themselves and difficult to receive their self condition.
Based on the lack self-aspect owned by students, it is proposed some corrective
counseling topics. Corrective counseling is a counseling purposed to correct the
development of students that have inappropriate department and compiled based
on the achievement of low score of self-concept questionnaire items. The topics of
corrective counseling proposed are: to eliminate low self-esteem, unit the
viii

weakness and strength, eliminate the worry or nervous, develop positive behavior
and positive thinking.
The aspects had been owned by the students are familial self-aspect, i.e.
receive the condition of family as it is, social self-aspects, i.e. able toe make
relations as well with other persons, physical self-aspect, i.e. thank to the selfhealth, moral-ethical self-aspects, i.e. realize that to live we needs other persons
and our selves, i.e. develop our selves by conducting positive activities. Based on
the self-concept aspects that have been owned by the students, it is proposed
developmental counseling topics. Development counseling is a counseling
intended to help the development of students as optimally and compiled based on
the high score achievement of self-concept questionnaires items. Developmental
counseling topic are to make harmonious relation with family, create relation as
well with other persons, make a friendship, having empathetic behavior to other
persons and develop interest/skills. The proposal of counseling topics is explained
in the shape of counseling service unit.

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama

: Patresia Tenika Dian Saktia

NIM

: 031114036

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perspustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul, ”Deskripsi Konsep
Diri Para Siswa Kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta Tahun Ajaran
2008/2009 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan”, beserta
perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 19 November 2008
Yang menyatakan

(Patresia Tenika Dian Saktia)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur serta terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas
berkat, penyertaan dan kekuatan yang diberikan kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
berkat bantuan dan dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus, atas berkat, penyertaan, kasih dan anugrahNya yang
diberikan kepada penulis sehingga dapat selalu kuat dalam menyelesaikan
skripsi ini.
2. Dra. M.J. Retno Priyani, M. Si, sebagai dosen pembimbing, atas
kesabaran, bimbingan dan pengarahkan yang diberikan kepada penulis
selama proses penyusunan skripsi hingga terselesaikannya skripsi ini.
3. Dr. M.M. Sri Hastuti, M. Si, sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling, atas persetujuan yang diberikan kepada penulis berkaitan
dengan topik skripsi.

xi

4. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma, atas bekal ilmu dan pengetahuan yang diberikan kepada
penulis selama perkuliahan.
5. Para siswa-siswi kelas XI SMA BOPKRI Banguntapan Yogyakarta, atas
partisipasinya selama penulis melakukan uji coba alat penelitian.
6. Bapak Markoes Padmonegoro, sebagai Kepala Sekolah SMA Pangudi
Luhur Sedayu Yogyakarta, atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk
melakukan penelitian.
7. Sr. Eliza Hk, S. Pd sebagai Guru Bimbingan dan Konseling SMA Pangudi
Luhur Sedayu Yogyakarta, atas bantuan dan pendampingan yang diberikan
kepada penulis selama melakukan penelitian.
8. Para siswa-siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta, atas
partisipasi yang diberikan kepada penulis dalam melakukan penelitian.
9. Orang tuaku Bapak/Ibu Murdiyanto, atas doa, kesabaran, dukungan,
perhatian, kasih sayang tulus yang diberikan kepada penulis selama
menyelesaikan skripsi ini.
10. Adikku Andita, atas dukungan dan semangat yang diberikan selama
penulis menyelesaikan skripsi ini.
11. Esan Fuady, atas doa, kasih dan cinta tulus yang diberikan kepada penulis
selama menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman - teman BK Angkatan’03: Om Gun, Mba Surmi, Totoes, Lita,
Berta, Erna, Pipiet, Iwul, Bismo, Magna, Bayu, Sonya, Ayix, Mandus,
Ocha, Iin, Wicha, Arjuna, Bertus, Agung, Dewi, Heni dan Pitra. Terima

xii

kasih

atas

semangat,

persahabatan

dan

kebersamaannya

selama

perkuliahan sampai terselesaikannya skripsi ini. Tuhan Memberkati.
13. Teman-teman Komparem GKJ Kebonagung: Ndari, Iwoel, Ika, Susilo
“botax”, Kristi, Triyani, Tarti, Ronny, Donny, David, Krisna, Febri, Ayub,
Ayung. Terima kasih atas persekutuan doa dan semangat yang selalu
diberikan kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini dengan baik.
Tuhan Memberkati.
14. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, terima kasih
atas peran sertanya.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis telah berusaha dengan maksimal,
namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa hasil dalam skripsi ini belum
sepenuhnya sempurna. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi penulis sendiri maupun bagi semua pihak secara umum.

Penulis,

Patresia Tenika Dian Saktia

xiii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………....iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………....iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………...v
ABSTRAK………………………………………………………………………..vi
ABSTRACT………………….…………………………………………………...viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................................x
KATA PENGANTAR…………………………………………………………....xi
DAFTAR ISI………………………………………………………………….....xiv
DAFTAR TABEL………………………………………………………………xvii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………...xviii
BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1

B.

Rumusan Masalah........................................................................................6

C.

Tujuan Penelitian......................................................................................... 6
xiv

D.

Manfaat Penelitian....................................................................................... 6

E.

Definisi Istilah..............................................................................................7

BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.

Pengertian Konsep Diri................................................................................9

B.

Penggolongan Konsep Diri........................................................................10

C.

Aspek-aspek Konsep Diri..........................................................................12

D.

Perkembangan Konsep Diri.......................................................................17

E.

Peranan Konsep Diri dalam Pola Kepribadian Remaja.............................19

F.

Peranan Tenaga Bimbingan dalam Mengembangkan
Konsep Diri Siswa.....................................................................................21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.

Jenis Penelitian.......................................................................................... 24

B.

Populasi Penelitian.................................................................................... 24

C.

Instrumen Penelitian.................................................................................. 25
1. Kuesioner Konsep Diri.................................................................. 27
2. Aspek-aspek Konsep Diri..............................................................28
3. Uji coba alat / kuesioner................................................................ 28

xv

4. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner............................................. 30
D.

Tahap Pengumpulan Data..........................................................................36
1. Tahap Persiapan.............................................................................36
2. Tahap Pelaksanaan........................................................................ 37

E.

Teknik Analisis Data................................................................................. 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.

Hasil Penelitian..........................................................................................40

B.

Pembahasan............................................................................................... 47

BAB V USULAN TOPIK – TOPIK BIMBINGAN........................................... 54
BAB VI PENUTUP
A.

Ringkasan.................................................................................................. 69

B.

Kesimpulan................................................................................................71

C.

Saran-saran.................................................................................................72

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................74
LAMPIRAN

xvi

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1

Kisi-kisi Konsep Diri..................................................................... 25

Tabel 2

Hasil Analisis Uji Daya Homogenitas Pada Kisi-kisi
Aspek Konsep Diri.........................................................................31

Tabel 3

Komposisi Kisi-kisi Konsep Diri Setelah
Melalui Uji coba............................................................................ 34

Tabel 4

Distribusi Frekuensi Skor Konsep Diri..........................................40

Tabel 5

Rekapitulasi Hasil Penelitian Mengenai Deskripsi
Konsep Diri Para Siswa Kelas XI SMA Pangudi
Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2008/2009........................................42

Tabel 6

Daftar Item-item yang Mempunyai Skor Tinggi........................... 44

Tabel 7

Daftar Item-item yang Mempunyai Skor Rendah......................... 46

Tabel 8

Usulan Topik Bimbingan Berdasarkan Perolehan
Skor Rendah dari Item Kuesioner..................................................57

Tabel 9

Usulan Topik Bimbingan Berdasarkan Perolehan
Skor Tinggi dari Item Kuesioner....................................................63

xvii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1

Kuesioner Konsep Diri (Uji Coba)................................................ 76

Lampiran 2

Tabulasi Skor Hasil Uji Coba........................................................ 80

Lampiran 3

Hasil Penghitungan Reliabilitas Melalui Program
SPSS 12.0 For Windows................................................................84

Lampiran 4

Rekapitulasi Hasil Uji Daya Homogenitas.................................... 87

Lampiran 5

Kuesioner Konsep Diri (Penelitian)...............................................90

Lampiran 6

Tabulasi Skor Hasil Penelitian.......................................................94

Lampiran 7

Rekapitulasi Hasil Perolehan Skor Per Aspek
Mengenai Deskripsi Konsep Diri Para Siswa
Kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu
Tahun Ajaran 2008/2009.............................................................108

Lampiran 8

Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB)...........................................129

Lampiran 9

Surat Permohonan Ijin Uji Coba
Di SMA BOPKRI Banguntapan.................................................145

Lampiran 10 Surat Permohonan Ijin Penelitian
Di SMA Pangudi Luhur Sedayu.................................................146

xviii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan yang dilalui oleh
setiap orang dalam rentang waktu kehidupannya. Masa remaja adalah tahap
peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Memasuki masa remaja,
mereka mulai mengalami perubahan-perubahan yang terjadi sesuai dengan tugas
perkembangannya. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja
mendapat pengaruh besar dari lingkungan di sekitarnya. Perubahan yang terjadi
pada masa remaja antara lain: meningginya emosi (perubahan secara emosional)
yang sering ditunjukkan remaja dengan kebiasaan cepat marah dalam menanggapi
sesuatu yang kurang berkenan di hatinya, perubahan tubuh (secara fisik),
perubahan minat dan pola perilaku, munculnya sikap ambivalen terhadap setiap
perubahan artinya mereka menuntut sebuah kebebasan tetapi sering takut
bertanggung jawab (Hurlock, 1990:206-207). Perubahan-perubahan tersebut
secara langsung dapat mempengaruhi konsep diri remaja.
Seiring dengan perubahan-perubahan

yang terjadi, remaja mulai

menyesuaikan diri dengan mencari atau bergabung dalam kelompok teman
sebayanya di luar keluarga. Penyesuaian diri dengan standar kelompok jauh lebih
penting dari individualitasnya (Hurlock, 1990:208). Penyesuaian dalam kelompok
memang penting, akan tetapi remaja mulai mendambakan identitas diri dan tidak
1

2
puas

lagi

dengan

menjadi

sama

dengan

teman-temannya.

Erickson

(Hurlock,1990:208), mengatakan identitas diri yang dicari remaja berupa usaha
untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat. Remaja
yang tidak mampu mengenali dirinya dengan baik, tidak mampu menerima diri
apa adanya serta tidak tahu cara bersikap atau bertingkah laku cenderung
mengalami kekaburan identitas diri; artinya adanya ketidakjelasan tentang status
dan peran mereka sebagai seorang remaja. Sebaliknya, apabila remaja tersebut
mampu mengenali dan menerima diri apa adanya, serta mampu bertingkah laku
sesuai dengan tugas perkembangannya, cenderung memiliki dan menyadari
identitas diri yang jelas. Pemahaman remaja akan dirinya setelah mengalami
berbagai perubahan berpengaruh pula terhadap penilaian terhadap dirinya (konsep
diri).
Konsep diri (self concept) adalah keseluruhan gambaran, pandangan, dan
penghargaan, perasaan seseorang tentang dirinya sendiri. Konsep diri berasal dan
berakar pada pengalaman masa kanak-kanak dan berkembang terutama sebagai
akibat dari hubungan dengan orang lain. Perkembangan konsep diri sebagai akibat
dari hubungannya dengan orang lain tersebut dapat berarti bahwa hubungan
remaja dengan lingkungan di sekitarnya dan cara orang lain memperlakukannya
turut membentuk gagasan pada diri remaja itu tentang keadaan dirinya sebagai
seorang pribadi.
Konsep diri merupakan inti dari pola kepribadian seseorang. Pada masa
kanak-kanak, pola kepribadian sudah terbentuk serta cenderung stabil dan seiring
dengan proses perkembangan yang terjadi hanya mengalami perbaikan. Pola

3
kerpribadian yang cenderung stabil artinya ketika masih kanak-kanak, sifat, sikap
tentang dirinya terbentuk dari pengaruh keluarga dan pada dasarnya sudah mulai
menetap, tetapi seiring dengan pergaulannya, mereka mendapat pengaruh dari
orang lain yang dapat mempengaruhi gambaran diri yang sudah terbentuk dalam
dirinya. Keberhasilan remaja untuk memperbaiki kepribadiannya tergantung pada
beberapa faktor. Hurlock, 1990:235 mengatakan, beberapa faktor tersebut adalah
Pertama, ia harus menentukan ideal-ideal yang realistik dan dapat mereka capai.
Kedua, remaja harus membuat penilaian yang realistik mengenai kekuatan dan
kelemahannya. Ketiga, remaja harus mempunyai konsep diri yang stabil.
Keempat, remaja harus mampu mengembangkan sikap menerima diri sendiri.
Konsep diri sangat perlu bagi remaja untuk dapat mengaktualisasikan diri
dalam kehidupannya. Menurut Rogers (Schultz, 1991:50), “kepribadian yang
sehat bukan merupakan suatu keadaan yang ada, melainkan suatu proses”. Konsep
diri bukan bawaan sejak lahir. Konsep diri adalah hasil dari proses belajar melalui
pengalaman hidup dan perlakuan dari lingkungan sekitarnya yang akhirnya
mempengaruhi remaja dalam memberikan penilaian terhadap dirinya secara
positif atau negatif. Remaja perlu terus mengembangkan konsep diri. Dengan
terbentuknya konsep diri yang positif, remaja memiliki bekal dalam menjalani
kehidupannya dan untuk terus mengembangkan diri dalam segala hal.
Salah satu hal mencolok adalah bahwa memiliki konsep diri yang positif
sangat diperlukan bagi remaja untuk dapat berperilaku atau melakukan interaksi
sosial yang baik dan bergaul dengan lingkungan dimana remaja itu berada. Dalam
pergaulan sosialnya, remaja yang merasa dirinya diterima, dihargai, dicintai,

4
remaja itu mampu menerima, menghargai dan mencintai dirinya sendiri. Dengan
kata lain, remaja tersebut mampu mengembangkan penilaian yang baik tentang
dirinya sehingga konsep diri yang terbentuk adalah konsep diri positif. Remaja
yang merasa dirinya tidak diterima, ditolak, atau tidak dicintai, akan sulit untuk
menerima keadaan dirinya dan memberi penilaian yang negatif tentang dirinya.
Konsep diri yang terbentuk adalah konsep diri yang negatif. Konsep diri yang
positif atau negatif membawa dampak berbeda dalam perilaku remaja. Remaja
yang memiliki konsep diri positif cenderung lebih terbuka dan mampu
mengembangkan diri dalam bergaul/berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan,
remaja yang memiliki konsep diri negatif cenderung lebih tertutup dan sulit
mengembangkan diri dalam bergaul/berinteraksi dengan orang lain.
Para siswa
mengembangkan

yang masih tergolong remaja, perlu memiliki dan

konsep

diri

yang

positif.

Dalam

menumbuhkan

dan

mengembangkan konsep diri siswa di sekolah, peran tenaga bimbingan dalam
memberikan bimbingan sangat penting. Kehidupan para siswa lebih banyak
berhadapan dengan AKU-nya yang lain daripada sebelumnya, misalnya timbul
beberapa keinginan serta perasaan yang silih berganti dari yang sangat sedih ke
sangat gembira, ingin membangun cita-cita tetapi tidak tahu bagaimana caranya.
Selain hal tersebut di atas, pergaulan dengan anggota keluarga juga dapat menjadi
problem, demikian pula pergaulan dengan lawan jenis (Winkel dan Hastuti,
2004:118). Masalah-masalah yang timbul dalam diri siswa tersebut antara lain
bersumber dari pemahaman mengenai konsep dirinya yang kurang.

5
Konsep diri positif merupakan bekal penting dalam menjalani kehidupan
dan bergaul dengan orang lain. Oleh sebab itu, para siswa perlu mendapat
bimbingan untuk menemukan dan mengembangkan konsep diri positif.
Bimbingan yang dapat diberikan untuk membantu siswa dalam menemukan dan
mengembangkan konsep diri adalah melalui bimbingan pribadi/sosial. Bimbingan
pribadi sosial merupakan salah satu diantara ragam bimbingan yang ada.
Bimbingan pribadi sosial berarti bimbingan yang dilakukan dalam menghadapi
pergumulan batin seseorang, membantu mengatur diri sendiri serta bimbingan
untuk membina hubungan dengan sesama/pergaulan sosial (Winkel dan Hastuti,
2004:118). Melalui bimbingan ini, para siswa dibantu untuk dapat menemukan
dirinya dan mengembangkan konsep tentang dirinya yang positif.
Mengingat pentingnya konsep diri dan peranannya dalam kehidupan para
siswa, maka dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui deskripsi konsep diri
para siswa khususnya siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu. Setelah
mengetahui deskripsi konsep diri para siswa, peneliti dapat memberi usulan
mengenai topik-topik bimbingan yang dibutuhkan bagi perkembangan konsep diri
siswa yang positif. Tenaga pembimbing atau konselor sekolah memiliki
kewajiban untuk memberi bimbingan dalam menemukan, menumbuhkan dan
mengembangkan konsep diri yang positif dalam diri tiap siswa. Bimbingan yang
diberikan konselor sekolah kepada para siswa diharapkan mampu membantu
siswa untuk memahami diri dan lingkungannya.

6
B. Rumusan Masalah
Secara spesifik, masalah yang akan diteliti adalah :
1. Bagaimana konsep diri para siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur
Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009?
2. Topik

bimbingan

manakah

yang

dibutuhkan

untuk

mengembangkan konsep diri para siswa kelas XI SMA Pangudi
Luhur Sedayu tahun ajaran 2008/2009?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan konsep diri para siswa kelas XI SMA Pangudi
Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009.
2. Mengusulkan topik-topik bimbingan yang dibutuhkan bagi
perkembangan konsep diri para siswa yang positif.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh berbagai pihak :
1.

Guru pembimbing atau konselor sekolah
Guru pembimbing atau konselor sekolah dapat mengetahui
deskripsi konsep diri para siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur
Sedayu Yogyakarta dan dapat memberikan pelayanan bimbingan
dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan para siswa khususnya
untuk membimbing para siswa mengembangkan konsep diri yang
positif.

2.

Program Studi Bimbingan dan Konseling

7
Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan reverensi bagi Program
Studi Bimbingan dan Konseling khususnya di Universitas Sanata
Dharma untuk dapat lebih membekali para mahasiswa/i yang akan
melakukan penelitian serupa agar para mahasiswa/i lebih siap
dalam menentukan topik sebelum melakukan penelitian.
E. Definisi Istilah
a. Konsep diri
Konsep diri adalah suatu keseluruhan gambaran, pandangan,
keyakinan dan penghargaan seseorang tentang drinya sendiri baik
secara fisik maupun psikis (Sinurat, 2003:1). Konsep diri yang
dimaksud dalam penelitian ini diukur melalui kuesioner dan ditunjuk
dengan skor-skor yang telah ditentukan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya
(Hurlock, 1989:58). Menurut Centi (1993), konsep diri tidak lain dan tidak bukan
adalah gagasan tentang diri sendiri yang terdiri dari seseorang melihat diri sendiri
(self image), memberi penilaian tentang diri (self evaluation) dan menginginkan
dirinya sendiri menjadi pribadi seperti yang diharapkan (self ideal). Konsep diri
meliputi semua yang dipikirkan dan dirasakan seseorang tentang dirinya dan juga
seluruh kepercayaan dan perilaku yang dipegang tentang dirinya. William D.
Brooks (Rakhmat, 2005:99), menyatakan konsep diri sebagai “ those physical,
social, and psychological perceptions of ourselves that we have derived from
experiences and our interaction with other”. Konsep diri merupakan
persepsi/pandangan seseorang tentang dirinya menyangkut diri fisik, psikis
maupun sosial yang diperoleh dari pengalaman dan interaksinya dengan orang
lain. Jadi, konsep diri berkembang sebagai akibat dari hubungan seseorang dengan
orang lain dalam pergaulannya.
Surakhmad, 1980:40 mengatakan, konsep diri sebagai gambaran mental
yang dimiliki seseorang mengenai pribadi dirinya. Konsep diri merupakan aspek
penting dalam diri seseorang, karena konsep diri seseorang merupakan kerangka
acuan (frame of reference) dalam berinteraksi dengan lingkungan (Agustiani,
2006:138). Setiap tingkah laku atau aspirasi seseorang lebih banyak dipengaruhi

8

9
oleh konsep dirinya. Sementara itu, Berzonsky (1981) menyatakan bahwa konsep
diri yang merupakan gabungan dari aspek-aspek fisik, psikis, sosial, dan moral
tersebut adalah gambaran mengenai diri seseorang, baik persepsi terhadap diri
nyatanya maupun penilaian berdasarkan harapannya.
Konsep diri merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki orang
tentang diri mereka sendiri, meliputi karakteristik fisik, psikologi, sosial,
emosional, aspirasi dan prestasi (Hurlock, 1989:58). Konsep diri dapat dipandang
sebagai seperangkat sikap terhadap diri dan penghargaan diri/evaluasi tentang diri.
Sikap merupakan organisasi dari keyakinan-keyakinan yang relatif abadi di sekitar
sebuah obyek atau situasi yang memberi kecenderungan kepada seseorang untuk
memberi respons di dalam suatu cara yang istimewa (Burns, 1993:66). Sikap
terdiri dari beberapa komponen, antara lain; komponen kognitif/keyakinan,
komponen afektif/emosional, evaluasi dan kecenderungan memberi respon.
Demikian juga konsep diri sebagai seperangkat sikap terhadap diri terdiri dari
aspek kognitif, afektif, evaluasi dan kecenderungan memberi respon.
Aspek kognitif dari konsep diri merupakan cara-cara seseorang untuk
mempersepsikan keadaan dirinya atau dapat dikatakan sebagai gambaran tentang
keadaan diri sendiri. Misalnya, berbadan gemuk, berbadan kurus, berkulit putih
atau berkulit hitam. Keadaan diri sebagai yang gemuk, kurus, berkulit putih,
berkulit hitam, dapat menimbulkan pelepasan secara emosional atau afektif dan
memunculkan adanya evaluasi diri atau rasa harga diri. Evaluasi diri atau rasa
harga diri merupakan tingkatan di mana seseorang merasa positif atau negatif
mengenai karakteristik-karakteristik yang khusus mengenai dirinya (Burns,

10
1993:15). Evaluasi diri/harga diri tersebut memberi kecenderungan bagi seseorang
untuk memberi respons ataupun bertingkah laku. Konsep diri bukan merupakan
unsur bawaan. Setiap orang tidak dilahirkan dengan konsep diri. Pembentukan
konsep diri dipengaruhi oleh peristiwa belajar dan pengalaman, terutama yang
berhubungan dengan dirinya seperti harga diri, kegagalan atau sukses yang
dicapai (Surakhmad, 1980:40).
Sikap

dan

perilaku

orang lain

terhadap

dirinya

akan

sangat

mempengaruhi seseorang dalam menilai dan memandang dirinya. Jadi, dari
beberapa pernyataan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Konsep diri merupakan kombinasi dari apa yang dilihat seseorang
tentang diri (citra diri), seberapa kuat seseorang merasakan
tentang bermacam segi perasaannya (intensitas afektif), apakah
seseorang
mempunyai
pendapat
menyenangkan/tidak
menyenangkan tentang dirinya (evaluasi diri) dan apa yang
kemungkinan besar diperbuat seseorang di dalam memberi
respons kepada evaluasi tentang dirinya (predisposisi tingkah
laku), (Burns, 1993:73-74).

B.

Penggolongan Konsep Diri
Ada banyak pandangan serta gambaran terhadap diri sendiri yang dapat

dirasakan jika dilihat dari berbagai segi dalam kehidupan seseorang. Menurut
Burns,1993, penggolongan konsep diri secara umum adalah:
1. Konsep diri positif
Konsep diri positif dapat disamakan dengan evaluasi diri positif,
penghargaan diri positif, perasaan harga diri positif dan penerimaan diri

11
yang positif. Memiliki konsep diri positif berarti seseorang mampu
menerima, menghargai dan menilai keadaan diri apa adanya secara positif.
Memiliki konsep diri positif juga berarti orang lain mampu menerima,
menilai dan memandang dirinya secara positif (Burns, 1993:234). Senada
dengan pernyataan di atas, Sullivan menjelaskan bahwa jika kita diterima,
dihormati dan disenangi orang lain karena keadaan diri kita, kita akan
cenderung dapat bersikap menghormati dan menerima diri kita (Rakhmat,
2005:101).
Misalnya, seorang anak akan mencintai, menghargai dan menerima
dirinya apabila tokoh-tokoh di sekitarnya mampu menghargai dan
menerimanya. Hal tersebut berarti anak memberi penilaian positif tentang
dirinya (konsep diri positif). Seseorang yang memiliki konsep diri positif
selalu berusaha untuk menilai dan menerima keadaan diri apa adanya.
Konsep diri positif akan selalu mendorong seseorang untuk berpikir
positif, optimis, tidak mudah menyerah atau putus asa. Konsep diri positif
diperoleh melalui kasih sayang, penerimaan dan perhargaan yang
diberikan oleh tokoh-tokoh di sekitarnya (Sinurat, 2003:2).
2.

Konsep diri negatif
Konsep diri negatif dapat disamakan dengan evaluasi diri negatif,
membenci diri, perasaan rendah diri dan tidak adanya perasaan yang
menghargai pribadi dan penerimaan diri (Burns, 1993:72). Memiliki
konsep diri negatif berarti seseorang tidak menyukai keadaan diri dan
pesimis untuk bisa menjadi pribadi yang diidamkan oleh orang lain. Bila

12
orang lain, orang tua, teman-teman sebaya, guru, memperolok-olok,
menolak, mengkritik, mengenai tingkah laku seseorang ataupun keadaan
fisiknya, maka penghargaan terhadap diri atau harga diri yang kecil yang
kemungkinan timbul (Burns, 1993:234). Penilaian diri secara demikian
memunculkan keadaan “inferiority complex” atau yang dinamakan
“perasaan rendah diri yang komplek’.
Memiliki konsep diri negatif dapat membawa banyak pengaruh dalam
kehidupan seseorang. Beberapa pengaruh konsep diri negatif dalam hidup
kita, antara lain (Centi, 1993:26-32):
a) Konsep diri negatif membuat kita cenderung memusatkan perhatian pada
yang negatif-negatif dalam diri kita.
b) Konsep diri negatif mendorong kita untuk membuat perbandingan negatif
dengan orang lain.
c) Konsep diri negatif menciptakan ingatan yang pilih-pilih, selektif, yang
meneguhkan perasaan diri tak berharga.
d) Konsep diri negatif menciptakan sikap memihak dalam pandangan kita
mengenai apa yang terjadi pada diri kita.
e) Konsep diri negatif cenderung membawa kita ke kegelapan.
C.

Aspek-aspek dalam konsep diri
Seperti telah dijelaskan dalam pengertian di atas, konsep diri adalah

gambaran, seseorang secara keseluruhan tentang keadaan dirinya. Semua segi
kehidupan dalam diri seseorang, mencakup segi fisik, segi psikis, segi sosial dan
lain-lain, dapat membentuk dan menentukan gambaran atau konsep tentang

13
keadaan dirinya. Aspek-aspek yang terdapat dalam konsep diri antara lain
meliputi keadaan fisik, keadaan dirinya sebagai seorang pribadi, faktor interaksi
sosialnya dengan orang lain, peraan dirinya dalam kehidupan keluarga serta
penilaiaan orang tentang dirinya di mata masyarakat sekitarnya.
Keadaan tubuh atau fisik seseorang menjadi hal penting dalam membentuk
konsep tentang dirinya. Penilaian negatif orang lain tentang keadaan fisik
misalnya, gemuk, kurus dan penampilan tidak menarik akan turut membuat
seseorang itu menilai dirinya sama dengan penilaian orang lain sehingga merasa
dirinya tidak menarik dan hal tersebut memunculkan adanya konsep tentang
dirinya yang negatif. Bentuk tubuh atau ciri-ciri fisik tersebut dapat
mempengaruhi kepribadian remaja. Bentuk tubuh yang menyimpang dari keadaan
normal, misalnya terlalu gemuk, terlalu kurus, tinggi dan pendek dipandang
sebagai hal “buruk” dan merupakan faktor yang tidak menguntungkan bagi
perkembangan konsep diri remaja.
Penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa rendah diri.
Perbedaan penampilan diri yang dimaksudkan misalnya adalah adanya cacat fisik.
Setiap cacat fisik merupakan sumber memalukan bagi remaja, sedangkan adanya
daya tarik fisik menimbulkan penilaian yang menyenangkan tentang ciri
kepribadian dan menambah dukungan sosial (Hurlock, 1990:235). Penilaian diri
seseorang tentang keadaan dirinya seperti pikiran, perasaan atau sikap terhadap
dirinya turut mempengaruhi terbentukmya konsep diri seseorang. Pikiran dan
perasaan tentang dirinya kadang muncul akibat dari faktor fisiknya. Misalnya,
orang lain menilai dirinya sebagai seorang yang tidak menarik karena berbadan

14
kurus. Penilaian tidak menarik karena berbadan kurus dapat membuat seseorang
tersebut berpikir bahawa dirinya memang tidak menarik dan akhirnya
memunculkan pikiran negatif tentang dirinya sendiri.
Kehidupan dalam sebuah keluarga juga turut membentuk konsep diri
seseorang. Peranan orang tua menjadi sangat penting dalam mempengaruhi
konsep diri seorang remaja. Ikatan emosional yang pertama dirasakan dalam diri
seorang anak adalah dengan orang tuanya. Richard dan Humber (Rakhmat,
2005:101), menamainya dengan istilah “affective others” yaitu orang lain yang
dengan mereka remaja mempunyai ikatan emosional. Ikatan emosional tersebut
juga dapat dirasakan dengan saudara kandung atau anggota keluarga yang lainnya.
Keluarga yang dengan tulus menerima, menyayangi, mencintai dan menghargai
anaknya cenderung membuat anak tersebut dapat memandang dirinya secara
positif. Tetapi sebaliknya, apabila masing-masing anggota keluarga tidak memberi
kehangatan cinta, kasih sayang dan tidak menunjukkan penerimaan terhadap diri
anak, akan cenderung membuat anak memandang dirinya secara negatif (tidak
layak diterima, disayangi dan sebagainya).
Kehidupan seseorang tidak terlepas dengan lingkungan di sekitarnya,
artinya, setiap individu membutuhkan interaksi dengan orang lain dalam
menjalani peran kehidupannya. Setiap perilaku seseorang selalu mendapat
penilaian dari orang lain. Adanya unsur penerimaan dari orang lain turut
membentuk konsep diri seseorang, artinya apabila orang lain merasa nyaman dan
menghargai serta menerima kita maka cenderung akan memunculkan penilaian
dan pandangan tentang diri secara positif. Tetapi apabila orang lain atau

15
masyarakat di lingkungan sekitar tidak menerima, menghargai dan cenderung
telah memberi sebuah ”cap” buruk tentang perilaku atau perbuatan seseorang
maka penialaian dan pandangan terhadap diri yang muncul cenderung bersifat
negatif.
Berdasarkan pernyataan di atas, jelaslah bahwa banyak aspek yang dapat
mempengaruhi pembentukan dan perkembangan konsep diri seseorang. Berbagai
pernyataan mengenai aspek-aspek konsep diri di atas didukung pula oleh pendapat
dari Berzonsky. Berzonsky, 1981:328-329, mengemukakan beberapa aspek yang
mendasari konsep diri yaitu:
a. Diri fisik (physical self)
Diri fisik merupakan penilaian individu terhadap segala sesuatu yang
dimiliki oleh individu seperti bentuk tubuh, pakaian, benda yang dimilikinya ,
kesehatan, penampilan diri dan lain sebagainya. Gambaran tentang tubuh
merupakan hal penting dari diri fisik yang mendasari individu dalam berpikir
dan menilai tentang keadaan dirinya sebagai laki-laki atau perempuan.
b. Diri sosial (sosial self)
Diri sosial meliputi bagaimana peranan sosial yang dimainkan oleh
individu atau remaja khususnya dan sejauh mana penilaian individu terhadap
baik buruknya perilaku/perbuatan mereka. Setiap peranan yang dimainkan
individu akan dapat memunculkan adanya suatu penghargaan sosial dari orang
lain tentang bagaimana menilai setiap perbuatan dan tingkah lakunya. Bagi

16
remaja sendiri, adanya penerimaan dan pengakuan sosial dari kelompok teman
sebaya misalnya, menjadi suatu dasar untuk perkembangan setiap perilakunya.
c. Diri moral (moral self)
Diri moral meliputi nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang memberi arti
dan arah/tujuan bagi kehidupan individu. Diri moral juga merupakan aspek
yang berkaitan dengan perasaan seseorang mengenai hubungannya dengan
Tuhan dan penilaiannya tentang sesuatu hal yang dianggap baik dan tidak baik.
d. Diri psikis (psychological self)
Diri psikis meliputi pikiran, perasaan, dan sikap-sikap individu terhadap
dirinya sendiri. Diri psikis berkaitan pula dengan bagaimana seseorang dalam
memandang dirinya berdasarkan pada sifat, karakter maupun perasaanperasaan yang dimunculkan ketika menghadapi stimulus tertentu.
Sementara itu, Fitts (Agustiani, 2006:139-141), juga membagi konsep
diri dalam beberapa aspek yang mendasarinya, antara lain :
a) Diri Fisik (physical self)
Diri fisik menyangkut persepsi seseorang terhadap keadaan
dirinya secara fisik. Dalam hal ini terlihat persepsi seseorang
mengenai kesehatan dirinya, penampilan dirinya (cantik,
jelek, menarik, tidak menarik) dan keadaan tubuhnya (tinggi,
pendek, gemuk, kurus).
b) Diri etik-moral (moral-ethical self)
Bagian ini merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya
dilihat dari standar pertimbangan nilai moral dan etika. Hal
ini menyangkut persepsi seseorang mengenai hubungan
dengan Tuhan, kepuasan seseorang akan kehidupan
keagamaannya dan nilai-nilai moral yang dipegangnya, yang
meliputi batasan baik dan buruk.
c) Diri Pribadi (personal self)
Diri pribadi merupakan perasaan atau persepsi seseorang
tentang keadaan pribadinya. Hal ini tidak dipengaruhi oleh
kondisi fisik atau hubungan dengan orang lain, tetapi
dipengaruhi oleh sejauh mana individu merasa puas terhadap

17
pribadinya atau sejauh mana ia merasa dirinya sebagai
pribadi yang tepat.
d) Diri Keluarga (family self)
Diri keluarga menununjukkan perasaan dan harga diri
seseorang dalam kedudukannya sebagai anggota keluarga.
Bagian ini menunjukkan seberapa jauh seseorang merasa
adekuat terhadap dirinya sebagai anggota keluarga, serta
terhadap peran maupun fungsi yang dijalankannya sebagai
anggota dari suatu keluarga.
e) Diri Sosial (social self)
Bagian ini merupakan penilaian individu terhadap interaksi
dirinya dengan orang lain maupun lingkungan di sekitarnya.

D.

Perkembangan Konsep Diri
Perkembangan konsep diri merupakan suatu proses yang terus berlanjut di

sepanjang kehidupan manusia. Diri (self) berkembang ketika individu merasakan
bahwa dirinya terpisah dan berbeda dari orang lain (Agustiani, 2006:143). Selama
periode awal kehidupan, konsep diri individu sepenuhnya didasari oleh persepsi
tentang diri sendiri. Kemudian dengan bertambahnya usia, pandangan tentang diri
ini menjadi lebih banyak didasari oleh nilai-nilai yang diperoleh dari interaksi
dengan orang lain (Agustiani, 2006:143).
Perkembangan konsep diri dimulai dari masa kanak-kanak. Pada masa
kanak-kanak

peran

orang tua menjadi

perkembangan konsep

sangat

dominan

dalam

dirinya (Hurlock, 1990:234). Konsep diri

proses
yang

berkembang pertama-tama adalah konsep diri primer. Konsep diri primer adalah
konsep diri yang terbentuk dalam diri anak dengan didasarkan atas pengalaman
anak di rumah dan dibentuk dari berbagai konsep terpisah, yang masing-masing
merupakan hasil dari pengalaman dengan berbagai anggota keluarga (Hurlock,
1989:121).

18
Seiring dengan proses perkembangan dalam fase kehidupannya, interaksi
sosial dengan orang-orang disekitarnya turut mempengaruhi perkembangan
konsep diri anak. Selama masa anak pertengahan dan akhir, kelompok teman
sebaya mulai memainkan peran yang dominan, menggantikan orang tua sebagai
orang yang turut berpengaruh pada konsep diri mereka (Agustiani, 2006:144). Hal
tersebut memunculkan istilah konsep diri sekunder yaitu konsep diri yang
terbentuk pada diri anak didasarkan pada pengalaman anak dengan lingkungan di
sekitarnya atau bagaimana anak melihat dirinya di mata orang lain.
Selama masa anak akhir konsep diri yang terbentuk sudah mulai stabil.
Tetapi dengan mulainya masa pubertas terjadi perubahan dratis pada konsep diri.
Remaja yang masih muda mempersepsikan dirinya sebagai orang dewasa dalam
banyak cara, walaupun ketidaktergantungannya dari orang dewasa masih belum
mungkin terjadi dalam beberapa tahun, remaja mulai terarah pada pengaturan
tingkah laku sendiri (Agustiani, 2006:144). Lebih lanjut dikatakan bahwa, nilainilai dan sikap-sikap yang merupakan bagian dari konsep diri pada akhir masa
remaja cenderung menetap dan relatif merupakan pengatur tingkah laku yang
bersifat permanen.
Kehidupan remaja tidak terlepas dari peran seorang pembimbing di
sekolah, karena pada dasarnya seseorang yang disebut remaja masih tergolong
siswa/pelajar. Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
peran konselor atau guru pembimbing di sekolah sangatlah penting bagi proses
perkembangan

konsep

diri

siswa

mengembangkan konsep diri yang positif

khususnya

dalam

membantu

siswa

19
E.

Peranan Konsep Diri Dalam Pola Kepribadian Remaja
Konsep diri mempunyai pengaruh yang besar dalam hidup remaja. Konsep

diri biasanya bertambah stabil dalam periode masa remaja tetapi terdapat pula
perbaikan seiring dengan perkembangannya. Pengertian konsep diri stabil ini
dimaksudkan memberi perasaan kesinambungan dan memungkinkan remaja
memandang diri sendiri dalam cara yang konsisten, tidak memandang diri hari ini
berbeda dengan hari lain (Hurlock, 1990:235). Adanya konsep diri yang positif
dalam diri remaja, akan mendorong remaja tersebut untuk memandang dirinya
dengan positif. Remaja yang merasa puas dengan apa yang ia capai dan bersedia
memperbaiki prestasi di bidang yang mereka anggap kurang serta mampu
menerima diri sendiri akan mendorong orang lain pula untuk menyukai dan
menerima diri mereka.
Pada awal masa remaja, merek

Dokumen yang terkait

DESKRIPSI TINGKAT KEBERMAKNAAN HIDUP SUSTER-SUSTER YUNIOR KONGREGASI FRANSISKANES SANTA ELISABETH (FSE) TAHUN 2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK

0 0 86

DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 20032004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK

0 0 114

DESKRIPSI TINGKAT ASERTIVITAS SISWA KELAS XI SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20052006

0 0 109

CIRI-CIRI KEPRIBADIAN GURU PEMBIMBING MENURUT PERSEPSI SISWA KELAS II SMP PANGUDI LUHUR I YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20062007

0 2 120

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN KEGIATAN BIMBINGAN PADA SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20062007 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sa

0 0 184

DESKRIPSI KECERDASAN INTRAPERSONAL PARA SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR ST.YOSEF SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 20062007 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

0 0 142

DESKRIPSI KECERDASAN INTRAPERSONAL PARA SISWI YANG TINGGAL DI ASRAMA PUTRI STELLA DUCE SAMIRONO TAHUN AJARAN 20072008 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI

0 0 180

DESKRIPSI TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA-SISWI KELAS VIII SMP NEGERI I TEPUS GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20072008 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar S

0 0 134

DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20062007 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN SKRIPSI

0 0 115

PERSEPSI KETERAMPILAN MENDENGARKAN AKTIF PARA SISWA KELAS X SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU TAHUN AJARAN 2007 2008 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN KEGIATAN BIMBINGAN

0 0 131