TR A N SFO R M A S I PENGAJARAN M O R A L

  

TR A N SFO R M A S I PENGAJARAN M O R A L

(Studi Kasus pada SMA Muhammadiyah Salatiga 2007 / 2008)

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Melengkapi Syaraf (.una Memperoleh (>elar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.l)

  

SUPRIHNO

NIM. I l l 02 048

  

J U R U S A N T AKI l l VAII

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TING G I AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

  

SHALATIGA

2008

  DEPARTEMEN A G A M A RI SEK OLAH T IN G G I A G A M A IS LA M N EG ER I (S T A IN ) S A L A T IG A

  J l Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website :

  

DEKLARASI

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 14 Maret 2008 Penulis,

  Suprihno

  NIM. 111 02 048

  DEPARTEM EN A G A M A RI SEKOLAH T IN G G I A G A M A IS L A M N EG ER I (S T A IN ) S A L A T IG A J l Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

  Website : E-mail:

NOTA PEMBIMBING

  Di s. H. M. Zulfji, M.Ag

  D O S E N S T A I N S A I . A I K . A NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi

  Saudara Suprihno Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu'(daikum. Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : SUPRIHNO NIM : I I I 02 048

  Jurusan / lY o g d i T arbivah / P endidikan Agam a Islam Judul

  I R A N

  S l' <) K M A SI l*l'N(. AJARAN MORAL (Studi Kasus pada SM A Muhammadiyah Salatiga 2007/2008

  Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassa/amu 'alaikum, wr, wb

  Salatiga, 8 Maret 2008 "Pembimbing

  Dr

  s. II. M. /nila, M.Ag

  Nll> 150 177 821 DEPARTEMEN A G A M A RI SEKOLAH T IN G G I A G A M A ISLAM NEGERI (STAIN) S A LATIG A

  .//. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

  Website : E -m ail:

P E N G E S A H A N

  Skripsi Saudara : SUPRIHNO dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 02 048 yang berjudul : " TRANSFORMASI PENGAJARAN MORAL (Studi Kasus

  

pada SMA Muhammadiyah Salatiga 2007/2008)”, Telah .dimunaq asahkan

  dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari: Rabu, 19 Maret 2008 yang bertepatan dengan tanggal

12 Rabiul Awal 1429 II dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  19 Maret 2008 M Salatiga, --------------------------------------

  12 Rabiul Awal 1429 H

  

Drs. H. M. Znlfa, M.Ag

  NIP. 150 177 821

  

MOTTO

(Dengan iCmu,

J{am6aJAftah a^gn nai^^epada ketinggian

  

Kf6aji%an dan ^eadaanyang muCia,

(Dapat 6erhu6ungan dengan raja- raja di dunia

Dan mencapai kesempurnaan £e6ahagiaan di afcjiirat

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan kepada:

  1. Bapak dan Ibu tercinta, yang telah menyayangiku sejak kecil, memberi motivasi dan kesempatan untuk menuntut ilmu.

  2. Semua Dosen STAIN yang telah mencurahkan ilmunya tanpa punya kebosanan dan selalu sabar dalam membimbing mahasiswanya.

  3. Semua keluargaku yang telah memberi motivasi dalam perjalanan hidup

  4. Adi-adikku, Hariyanto, Eka, Wahidi, Dedi, Febri, Dewi, Sigit, Sutikno, Tri, Ardian

  5. Kawan-kawan tercinta, Manaf, Sonde, Nontin, Munip, Aris, (semoga senantiasa kukuh berkarya dan setia di garis pergerakan rakyat), kawan- kawan di Teater Getar, LPM Dinamik A, HMJ Tarbiyah, dan Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI) Dewan Kota Salatiga, SMC.

  6. Teman- tamanku Robin, Ikhsan, Hartono, Joko serta temen- temenku yang tidak dapat di sebutkan.

  Dan semua orang yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu.

  KATA PEN G A N TA R

  Segala puji hanya teruntuk Allah seru sekalian alam yang telah menciptakan manusia dalam keadaan sempurna lagi mulia yang telah menurunkan kitab suci Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia sebagai pembeda antara yang hak dan yang batil serta memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.

  Dalam proses penulisan skripsi ini, l>crbagai kesulitan menghadang. Meskipun banyak hal akan tetapi ini bukan menjadi low spirit justru malah 11 sebaliknya, nienip.ikaii (a n( a i > a d.ilani membagi (ei ulama dalam hal waktu, disiplin, dan tanggung jawab.

  Untunglah, penulis mendapat begitu banyak bantuan dari Dr. H.M Zufa, M. Ag. sebagai pembimbing. Diskusi intensif dengan begitu mencerahkan penulis, yang sering menyita waktu-waktu mereka yang sangat padat dan dengan sabarnya memberi masukan tanpa segan-segan, dan tanpa basa-basi hal yang teknis penulisan skripsi ini.

  Yang di sadari bahwa sebuah penulisan ilmiah harus dipertanggung jawabkan secara ilmiah pula, jadi tidak sekedar main-main. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua yang selalu memberi spirit untuk menjalani proses kehidupan. Rekan penulis yang lelah memberi dorongan semangat dan do'anya. Terima kasih kepada mereka semua atas segala persahabatan dan pertolongan yang diberikan.

  Salatiga. 2008 Penulis

  

DATI AU BAOAN

Bagan 1 Tahapan Pengajaran......................................................................

  38 Bagan 2 Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah Salatiga.....................

  55

  «•' i

  

DAFTAR ISI

  

  

   BABI PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   BAB IV ANALISA DATA

  B. Proses Trnsformasi Pendidikan pada SMA

  

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Problematika kepemudaan yang terbentang di hadapan kita sekarang ini sungguh kompleks sifatnya, mulai dari masalah pengangguran, krisis mental, krisis eksistensi, hingga masalah dekadensi moral. Budaya permisif dan pragmatisme yang kian merebak membuat sebagian pemuda terjebak dalam kehidupan hedonis, serba instant, dan tercabut dari idealisme pemiskinan global sehingga cendereung menjadi manusia yang findividualis anti sosial.

  Sebagaimana dirasakan, krisis multi dimensi yang menerpa Indonesia belum hilang dampaknya hingga kini. Di sana sini bahkan muncul aneka masalah yang memerlukan penanganan serius dan terarah, antara lain matrialisasi pendidikan, dekadensi moral, menipisnya rasa persaudaraan dan empnli sosial, kecenderungan menguatnya primodiulisme dan konumnlisme (sentiment kelompok / 'golongan), berkurangnya solidaritas antar daerah sebagai side effect (akibat samping) dari otonomi daerah, serta ancaman terorisme yang mengusik harga diri bangsa.

  Para remaja dan pelajar yang menjadi aktor perubahan dalam masyarakat {agent o f change) saat ini menjadi korban dari penetrasi globalisasi multi demensi. Bagaimana caranya agar remaja memiliki sifat dan sikap serta rasa (Citra: disiplin dan loyalitas terhadap teman, orang tua dan cita-citanya).

  2 Selain iln sebagai guru, harus mampu menumbuhkan suatu llutli IVkeili /

  Akhlaq yang luhur dan mulia; suatu keberanian untuk berbuat yang mulia dan menolong orang lain dan menjadi teladan yang baik. Akhir daripada suatu perkembangan remaja adalah pembentukan identitas diri. Pada saat ini segala norma dan nilai sebelumnya merupakan sesuatu yang datang dari luar dirinya dan harus dipatuhi agar tidak mendapat hukuman, berubah menjadi suatu bagian dari dirinya dan merupakan pegangan atau falsafah hidup yang menjadi pengendali bagi dirinya. Untuk mendapatkan nilai dan norma tersebut diperlukan tokoh identifikasi yang menurut penilaian remaja cukup di dalam kehidupannya.

  Guru memegang peranan penting dalam preoses identifikasi ini, karena mereka dapat membantu siswa dengan menjelaskan secara lebih mendalam mengenai peranan agama dalam kehidupan dewasa, sehingga penyadaran ini memberikan arti yang baru pada keyakinan agama yang telah diperolehnya.

  Untuk dapat menjadi tokoh identifikasi, tokoh tersebut harus menjadi kebanggaan bagi remaja. Tokoh yang dibanggakan itu dapat saja berupa orang tua sendiri atau tokoh lain dalam masyarakat, baik yang masih ada maupun yang hanya berasal dari sejarah atau cerita.

  Bagaimana proses belajar mengajar mengenai sistem, metodologi serta media yang digunakan mengingat siswa saat ini telah mengalami penetrasi globalisasai, tradisi Barat telah menggeser tradisi timur seperti Indonesia sehingga westernisasi melekat pada generasi muda yang menjadi tulang punggung bangsa dan negara. Bagaimana proses transformasi pendidikan

  3 «•1 ?

  agama Islam di sekolah mengingat pendidikan agama merupakan kebutuhan dasar manusia karena adanya tantangan era globalisasi. Seperti apa peran guru dalam proses pembelajaran di sekolah.

  Karena anak pada masa remaja harus diberi perhatian secara mendalam karena keberadaanya pada kekritisan moralitas pada masa ini dimana seorang anak baru saja meninggalkan riang anak-anak menuju dunia dewasa yang asing bagi remaja sehingga peralihan ini sering terjadi kegoncangan dan kegelisahan.1

  Pendidikan Islam dapat diartikan sebagai usaha pembinaan dan pengembangan potensi manusia secara optimal sesuai dengan statusnya dengan berpedoman kepada syari’at Islam yang di sampaikan oleh Rasulullah agar manusia dapat berperan sebagai pengabdi Allah yang setia dengan segala aktifltasnya guna tercipta suatu kondisi kehidupan umat Islam yang ideal selamat aman sejahtera dan berkualitas serta memperoleh jaminan bagi kehidupan baik di akhirat.2

  Islam mewajibkan pendidikan bagi setiap manusia, Islam menentang setiap bentuk-bentuk diskriminasi, karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai peluang yang sama untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Dalam pandangan Islam, seseorang yang berpendidikan, tetap memiliki kedudukan tinggi walaupun ia berasal dari "golongan rendah", Islam tidak memandang kepada darah dan keturunan akan tetapi ilmu, amal, taqwa dan kejujuran serta kesucian. Untuk itu proses pendidikan harus dilakukan secara

1 Zakiah Drajad, Pembinaan remaja., Bulan Bintang, Jakarta, 1976, him..38 2 Jalaludin, Teologi Pendidikan, Cet-1, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, him. 72.

  4 merata tanpa membedakan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

  Islam menuntut manusia agar melaksanakan sistem kehidupan yang di dasari dengan norma-norma kebajikan yang jauh dari kejahatan. Islam memerintahkan perbuatan yang makruf dan menjauhi perbuatan mungkar, bahkan manusia dituntut menegakkan keadilan dan menumpas segala bentuk kejahatan. Kebajikan harus dimenangkan atas kejahatan. Getaran hati nurani manusia harus dapat mengalahkan perilaku jahat dan nafsu-nafsu rendah manusia. Moralitas Islami memandang bahwa dosa dan perbuatan keji adalah merupkan belenggu yang menghukum jiwa manusia dan menjatuhkan serta menyeret manusia kedasamya dosa yang paling dalam. Pelepasan diri dari ikatan nafsu rendah adalah pembebasan yang hakiki. Moralitas Islami pada hakikatnya bukanlah hanya terdiri dari kumpulan larangan atau pembatasan- pembatasan melainkan kekuatan konstruktif (yang membangun) dan bersifat produktif yang mendorong kearah perkembangan yang berkesinambungan bagi pribadi yang berada dalam proses perkembangan tersebut diwarnai dengan kemurnian yang menyeluruh dan utuh

  Berangkat dari permasalahan permasalah tersebur di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian secara ilmiah tentang transformasi pendidikan agama Islam korelasinya dengan moralitas siswa dengan bertitik pada permasalahan di atas penulis tertarik mengambil judul “TRANSFORMASI PENGAJARAN MORAL (Studi Kasus pada SM A Muhammadiyah Salatiga 2007 / 2008)”.

  5 B. Penjelasan Istilah

  Agar tidak terjadi kesalah pahaman istilah madalam mengartikan judul maka penulis memberikan penjelasan sebagai berikut:

  I. Transformasi Kata transformasi berasal dari dua kala dasar, ‘trans dan fo rm '

  Trans berarti melintasi dari satu sisi ke sisi lainnya (across), atau

  melampaui (beyond)-, dan kata form berarti bentuk. Transformasi mengandung makna, perubahan bentuk yang lebih dari, atau melampaui perubahan bungkus luar saja. Transformasi sering diartikan adanya perubahan atau perpindahan bentuk yang jelas, pemakaian kata transformasi menjelaskan perubahan yang bertahap dan terarah tetapi tidak radikal. Walaupun demikian pengertian transformasi sendiri secara konkret masih suatu wacana yang membingungkan, banyak pandangan yang berbeda dari pemakaian kala tersebut yang hanya disesuaikan dengan perspektif parsial para penggunanya.

  Transformasi dalam bentuk kala kerja menjadi mentransformasikan, yang berarti mengubah rupa, bentuk (sifat, fungsi, dsb) dan juga berarti mengalihkan. Pengertian sama dijelaskan oleh kamus yang lain yaitu Advanced English-Indonesian Dictionary (1988) menjelaskan yang dimaksud transformation adalah perubahan bentuk dan dalam bentuk kata kerja merubah bentuk. Selanjutnya, Oxford Learner’s

  Pocket Dictionary (1995) menyebutkan transform sebagai kata kerja

  adalah "change completely the appearance or the character o f \ Berarti

  6

  perubahan bentuk penampilan atau karakter secara total.3 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988), transformasi adalah sebuah kata benda yang berarti perubahan rupa, bentuk (sifat, dsb).4

  Dalam penulisan karya ilmiah ini, yang dimaksud transformasi adalah proses pembinaan, pengembangan potensi dari guru kepada siswa pada SMA Muhammadiyah Salatiga yang mencakup dimensi-dimensi:

  a. Ceramah

  b. Diskusi

  c. Cerita

  d. Tanya jawab

  e. Pemberian tugas

  f. Presentasi

  g. Materi yang di sampaikan

  h. Kegiatan belajar ekstrakurikurer sekolah

  2. Pendidikan Agama Islam Menurut Marimba dalam bukunya Dr. Rahmad Tafsir mengatakan s bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap jasmani maupun rohani melalui terbentuknya kepribadian yang utama.5 Dengan demikian pendidikan dalam arti luas adalah meliputi perbuatan atau usaha generasi tua untuk mengalihkan (melimpahkan) pengetahuannya, pengalamannya, kecakapan serta

  3 ----- - ............................. akses 2 Desember 2006

  4 Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988

  5 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Cet. ke -4, PT. Rosdakarya, Bandumg, 1991, him. 24.

  7

  ketrampilannya kepada generasi muda, sebagai usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik jasmaniah maupun rohaniah.

  Pendidikan agama Islam secara sederhana dapat di artikan sebagai pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai Islam sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur'an dan al-Hadist serta dalam pemikiran ulama dalam praktek sejarah umat Islam berbagai komponen dalam pendidikan mulai dari tujuan kurikulum, guru, metode pola hubungan„wufid, evaluasi, sarana prasarana, lingkungan dan evaluasi pendidikan harus didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam, maka sistem tersebut selanjutnya dapat disebut sebagai sistem pendidikan Islam.

  3. Moralitas Siswa Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat di antara sekelompok manusia. Adapun nilai moral adalah kebaikan manusia sebagai manusia. Norma moral adalah tentang bagaimana manusia harus hidup supaya menjadi baik sebagai manusia.

  Ada pcrlxxinnn anlnra kebaikan moral dan kebaikan pada umumnya. Kebaikan moral merupakan kebaikan manusia sebagai manusia. Sedangkan kebaikan pada umumnya merupakan kebaikan manusia dilihat dari satu segi saja, misalnya sebagai suami atau istri.6

  Moral berkaitan dengan moralitas. Moralitas adalah sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau sopan santun.

  6dosen/syam/Materi/etika/Etika

  « • ' f

  8 Moralitas dapat berasal dari sumber tradisi atau adat, agama atau sebuah ideologi atau gabungan dari beberapa sumber.

  Moral adalah salah satu ciri perilaku yang berhubungan dengan ukuran setandar dalam masyarakat khususnya pada perilaku baik dan buruk, merupakan masalah yang menjadi perhatian orang dimana saja, baik dalam masyarakat yang terbelakang maupun sudah maju.7 Berkaitan dengan penulisan skripsi ini yang di maksud dengan moralitas adalah tingkah laku siswa yang mengarah pada budi pekerti yang luhur dan dapat diterapkan pada lingkungannya dalam masyarakat. Untuk mengukur fariabel moralitas anak di sekolah, penulis batasi dengan indikator sebagai berikut: a. Berbicara sopan kepada guru.

  b. Berperilaku hormat dengan guru dan taman .

  c. Menghargai pendapat orang lain.

  d. Tidak membeda bedakan jika bergaul.

  e. Melaksanakan dan Mematui tata tertib sekolah.

  Sedangkan siswa adalah keseluruhan peserta yang diajar pada siswa SMA Muhammadiyah Salatiga selama penulis mengadakan penelitian, transformasi pendidikan agama dalam belajar di sekolah variabel terikat dengan indikator sebagai berikut: a. Pro aktif

  b. Kreatif 7 Ibid.

  9

  c. Terjadi komunikasi yang harmonis

  d. Progresif

  e. Menanyakan pelajaran yang kurang jelas

  f. Disiplin dalam kelas dan sekolah antusias dalam mengikuti pelajaran

  g. Komitmen, konsisten dan konskwen kepada guru maupun siswa

  h. Tidak terpengaruh oleh hal yang bersifat negatif C. PERMASALAHAN

  Permasalahan berpijak pada landasan di atas serta data yang

  (lih iiiiip K iin daptif < li|K 'io lc li d e n p a ii join, ‘i d a ri p e n e litia n p e n u lis akan

  menganalisis agar dapat diketahui pokok-pokok permasalahan yang berhubungan dengan transformasi pendidikan agama Islam korelasinya terhadap moralitas siswa SMA Muhammadiyah Salatiga. Adapun masalah tersebut dapat diperjelas dan diperinci sebagai berikut:

  1. Bagaimana bentuk transformasi pengajaran moral siswa pada SMA Muhammadiyah Salatiga ?

  2. Bagaimana upaya guru untuk membentuk moralitas siswa SMA Muhammadiyah Salatiga?

  3. Bagaiamana aplikasi pengajaran moral siswa SMA Muhammadiyah Salatiga?

D. TUJUAN PENELITIAN

  Berdasar latar belakang dalam permasalahan tersebut diatas penelitian ini bertujuan:

  10

  1. Untuk mengetahui bentuk transformasi pengajaran moral siswa pada SMA Muhammadiyah Salatiga.

  2. Untuk mengetahui upaya guru untuk membentuk moralitas siswa SMA Muhammadiyah Salatiga.

  3. Untuk mengetahui aplikasi pengajaran moral siswa SMA Muhammadiyah salai iga.

E. METODE PENELITIAN

  1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam o peristilahannya. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku' yang dapat diamat i.‘J

  Menurut S. Nasution, penelitian kualitatif disebut juga penelitian

  naturalistik. Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan

  bercorak kualitatif, bukan kuantitatif, karena tidak menggunakan alat-alat pengukur. Disebut naturalistik, karena situasi lapangan penelitian bersifat 8

  9

  

8 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, 3andung, 2003,

him. 3

9 Ibid.

  11

  "natural" atau wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau test.10 Penelitian kualitatif bersifat generating theory bukan hypothesis­

  testing sehingga teori yang dihasilkan berupa teori substantif dan teori- teori yang diangkat dari dasar (grounded theory).

  2. Metode penelitian

  Metode penelitian kulitatif ini penulis menggunakan pendektan

  u *

  atau metode penelitian deskriptif. Penelitin ini bersifat mendiskripsikan makna data atau fenomena yang dapat di tangkap oleh peneliti, dengan menunjukkan bukti buktinya. Pemaknaan terahadap fenomenana itu banyak bergantung pada kemampuan dan ketajaman peneliti dalam dalam menganlisannya.11

  Menurut S Nasulion, penelitin kualitatif bersifat generating theory bukan hipotesis-tesling sehinggga teory yang di hasilkan berupa theory subtantif dan teori teori yang di angkat dari dasar (grounded theory). Teknik Pengumpulan Data

  a. Observasi Partisipan Observasi partisipan atau pengamatan berperan menurut

  Bogdan adalah penelitian yang bercirikan interaksi sosial yang memakan waktu cukup lama antara peneliti dengan subyek dalam lingkungan subyek, dan selama itu data dalam bentuk catatan lapangan

10 S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Tarsito, Bandung, 2003, him. 18

  " Ibid

  12 socjiui

  dikumpulkan sistematis dmi Ivrfciku tanpa gangguan.1' Pendapat di atas diperkuat oleh M.Q. Patton yang menyatakan bahwa "paticipant observation is the most comprehensive oj all types

  o f research strategies " Agar menjadi partisipan dan sekaligus

  pengamat, peneliti hendaknya turut serta dalam berbagai peristiwa dan kegiatan.12 13 1

  4

  b. Wawancara Tak Berstruktur Wawancara menurut Lexy J. Moleong adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.1'1

  Wawancara dalam penelitian kualitatif biasanya merupakan jenis wawancara tak berstruktur. Tujuannya ialah memeperoleh keterangan yang terinci dan mendalam mengenai perspektif yang ada dalam hati dan pikiran orang lain karena hal ini tidak bisa didapat dengan cara observasi.

  Wawancara tak berstruktur mempunyai ciri kurang diiterupsi dan arbiter, daftar pertanyaan tidak disusun terlebih dahulu, mempunyai irama yang bebas dan fleksibel.

  12 Lexy J. Moleong, loc. Cit., him. 117

  11 S. Nasution, loc. Cit., him.60

  14 Lexy J. Moleong, loc. Cit., him. 135

  13

  3. Teknik Analisis Data Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang lersediii dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam caealan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah maka langkah berikutnya ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan membuat dengan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah-langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat koding. Tahap akhir dari analisis data ini ialah mengadkan pemeriksaan keabsahan data.15

  G Sistematika Penulisan Skripsi

  Dalam penulisan skripsi ini terdari dari V bab dengan masing masing bab memual sub bab. Sedangkan susunannya adalah sebagai berikut :

  BAB I Pendahuluan skripsi yang memuat tentang: Latar belakang masalah, Penjelasasan istilah, Perumusan masalah, Tujuan penelitian, Metode penelitian, Sistematika penulisan skripsi. BAB II Landasan Teori, yang meliputi: Transformasi Pendidikan Agama Islam, Pembelajaran Sebagai Sebuah Proses, Tenaga Kepengajaran, Strategi Belajar Mengajar, Klasifiksi Strategi Belajar Mengajar, Peran IS

  14 Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Moral Dan Akhlak

  • ' i

  BAB III Transformasi pendidikan agama Islam di SM A Muhmmadiyah Salatiga. Memuat tentang : Bentuk Transformasi Pendidikan Agama Islam yang di lakukan oleh guru pada SMA Muhammadiyah Salatiga untuk membentuk akhlak yang baik, upaya guru untuk membentuk moralitas siswa SMA Muhammadiyah Salatiga, Aplikasi pengajaran moral dan upaya yang di lakukan guru terhadap akhlak siswa

  BAB IV : Study Analisis Transformasi Pendidikan Agama Islam korelasinya dengan moralitas SMA Muhammadiyah Salatiga BAB V : Merupakan penutup terdiri dari: Kesimpulan, Saran-saran, Penutup

BAB II LANDASAN TEORI A. Transformasi Pendidikan Agama Islam Tranformasi pendidikan agama Islam disini adalah teori pembelajaran

  di sekolah oleh seorang pengajar dalam proses belajar mengajar. Pendidikan agama Islam sangat di prioritaskan, karena merupakan hal dasar manusia dalam kehidupannya, manusia di kenalkan dengan budi pekerti, sopan santun, menghormati, menghargai, saling tolong menolong, dengan agama Islam akan di kenalkan sesuatu yang menyimpang sosial yang berakibat meresahkan masyarakat contoh siswa yang melakukan tawuran, bolos, hamil di luar nikah sampai, korupsi, kolusi dan nepotisme setelah lulus dari sekolah. Oleh karena itu pendidikan agama Islam sangatlah penting untuk membentuk karakter manusia yang bermoral dan mempunyai etika, sehingga dalam kehidupan selalu berpegang pada nilai-nilai Islam, yang mampu menjadi perubahan yang lebih baik dalam masyarakat serta melakukan berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan.

  Berbagai kasus sosial yang selama ini kita jumpai misalnya illegal loging, kepentingan konglomerasi untuk menumpuk kekayaan, provokator yang menyebabkan konflik horizontal dalam masyarakat, adanya manusia yang berambisi untuk kekuasaan dan materi sehingga mengeluarkan kebijakan dan aturan yang menyebabkan rakyat semakin menderitra. kesenjangan sosial yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin terjepit ekonominya, hal

  16

  ini karena ilmu pengetahuan yang di dapat mengesampingkan agama. Maka dari itu pendidikan agama Islam harus di prioritaskan untuk membentuk manusia yang dapat memperjuangkan Negara bangsa dan agama serta berakhir mulia.

  Berbagai metode yang di gunakan dalam transformasi pendidikan adalah:

  /

  1. Diskusi kelompok Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian pelajaran dimana guru bersama-sama siswa mencari jalan pemecahan atas persoalan yang dihadapi.16 Merupakan metode yang sangat penting karena dengan metode ini dapat menjadikan siswa lebih kritis berani menyampaikan pendapat secara ilmiah. Diskusi suatu kegiatan kelompok untuk memecahkan suatu masalah bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesutu. atau untuk merampungkan keputusan bersama. Dalam diskusi, tiap orang di harapkan memberikan sumbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan pemahaman yang sama dalam suatu keputusan atau kesimpulan.

  Beberapa hal yng harus di perhatikan dalam metode diskusi adalah:

  a. Tujun diskusi hrus jelas, agar pengarahan diskusi lebih teijamin

  b. Peserta diskusi harus memenuhi persyaratan tertentu, dan jumlahnya di sesuikan dengan sifat diskusi itu sendiri.

  c. Penentuan dan perumusan masalah yang akan di diskusikan harus jelas

16 Moh. Uzer Usman, Lilis Setyawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,

  17

  d. W aktu dan tempat diskusi harus tepat, sehingga tidak akan berlarut larut.17

  2. Presentasi Metode presentasi adalah siswa memaparkan suatu topik pembelajaran atau masalah, kemudian didiskusikan di dalam forum dan difasilitasi oleh siswa yang presentasi.

  3. Demonstrasi dan ekperimen Metode demonstrsi dan eksperimen adalah suatu penyampaian pelajaran lisan disertai perbuatan atau memperlihatkan suatu proses tertentu yang kemudian diikuti atau dicoba oleh siswa untuk melakukanya. Strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan ketrampilan spesifik yang di pelajari di kelas melalui demonstrasi. Siswa diberi waktu untuk menciptakan sekenario sendiri bagaimana mereka mengilustrasikan yang baru saja dijelaskan.19 Metode demonstrsi adalah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses teijadinya sesuatu. Ini dapat di lakukan oleh guru atau orang lain yang sengaja di minta dalam suatu proses. Misalnya proses berwudlu.

  Metode eksperimen adalah metode pengajaran yang di lakukan guru dan siswa bersama sama mengerejakan misalnya siswa mengerjakan shalat jumat merawat jenzah.

  17 Ahmad sabari, strategi belajar mengajajr micro teching, Quntum tech i n a, jakarta, 2005, him 57

  • 18 Ibid., him. 129 Hisyam Zaini, Berwamy Munthe, Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif di

  Perguruan Tinggi,

  18 Metode demonst rasi dan eksperimentasi dapat dilakukan apabila:

  a. Anak mempunyai ketrampilan tertentu

  b. Untuk memudahkan berbagai penjelasan

  c. Untuk membantu anak memahmi dengan jelas jalanya suatu proses dengan penuh perhtian d. Untuk menghindari verbalisme.20

  4. Tanya jawab Metode tanya jawab adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus di jawab oleh siswa atau sebaliknya, baik secara Hsan maupun tertulis.21 Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic, sebab pada saat yang sama teijadi dialog antara guru dengan siswa.22 Guru bertanya siswa menjawab, atau siswa bertanya guru menjawab komuniksi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secra langsung antara guru dan siswa.

  5. Penelitian Penelitian atau kerja lapangan adalah suatu metode yang memberi pengalaman langsung kepada siswa untuk melatih ketrampilan, mengopservasi, mencatat data, menganalisis data, dan menyusun laporan.23

  '° Ahmad Sabari, Strategi Belajar Mengajar Micro Teching, Quntum Teching, Jakarta, 2005, him 61

  21 Hisyam Zaini, Berwamy Munthe, Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi, CTSA, Yogyakarta, him., him. 122

  22 Ibid him. 55 S. Nasution, .loc.cit, him. 18.

  19

  6. S imulasi Kala simulasi berasal dari kala simulate yang artinya pura-pura atau perbuatan yang berpura-pura saja. Renliik-benluk simulasi menurut

  Gilstrap antara lain, peer teaching, sosiodrama, pesiko drama, game, role

  playing}*

  Dalam metode sosiodrama adalah metode mengajar dengan mendemonstrasikan cara bertingkah laku dalam hubungan sosil, sedangkan bermain peran menekankan kenyataan d i mana para siswa diikut sertakan dalam permainan permainan di dalam mendemonstrsikan maslah masalah sosil. Penggunn metode sosio dram dan bermain pemn di lkukn:

  a. Apabila ingin melatih anak anak agar mereka dapat menyelesaikan masalah masalah yang bersifat sosil psikologis.

  b. Apabila akan melatih anak anak agar mereka dapat bergaul dan memberi pemahaman terhadap orang lain serta masalahnya e. Apabila ingin menerangkan sualu peristiwa di dalamnya menyangkut orang banyak.2>

  7. Kerja kelompok Metode keija kelompok tau bekerja dalam kelompok menganusng pengertian bahwa siswa dalam satu kelas di pndang sebagai satu kestuan kelompok tersendiri atau di bagi atas kelompok kelompok kecil sub kelompok.

  4

  • Metode kerja kelompok dapat di lakukan apabila: 2

  24 Moh. Uzer Usman, Litis Setyawati, loc.cit., him. 126-127 ’s Ahmad Sabari, n/rcif, him. (> I

  20

  a. Kekurangan fasilitas di dalam kelas. Misalnya tidak cukup buku pada

  ■ A - ' j '

  siswa dalam kelas dengan metode keija kelompok sehingga masing masing kelompok dapat memperoleh sebuah buku.

  b. Kemampuan siswa berbeda beda, siswa yang kurang pandai dapat bekerja sama dengan siswa yang kurang pandai.

  c. Minat antra individual berbeeda beda.26 2

  7 Metode kerja kelompok adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan cara siswa mengerjakan sesuatu (tugas) dalam situasi kelompok ' 7*7 dibawah bimbingan guru.

  2

  8

  8. Pemberian tugas dan resitasi Metode pemberian tugas dan resitasi adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan cara guru memberi tugas tertentu dalam waktu yang telah ditentukan dan siswa mempertanggung jawabkan tugas yang dibebankan kepadanya. Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi lebih luas dari itu. Tugas dilaksanakan di rumah di sekolah di perpustakaan dan di tempat lainnya, metode lugas dan resitasi merangsang anak aklil lu lajai haik secara individual ataupun secara kelompok.

  9. Metode ceramah Metode ceramah adalah metode yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan bahan pelajaran di dalam kelas secara lisan. Interaksi guru

  26 Ibid.,, him. 60

  27 Ibid., him. 130

  21

  d an siswa banyak menggunkan bahasa lisan. Dalam metode ceramah ini yang mempunyai peran utama adalah guru.29 Untuk merangsang agar siswa tidak jenuh maka metode ceramah dapat diterapkan. Dengan ini maka menjadikan siswa tidak tegang, metode ceramah ini sangat penting disamping membseri motivasi semangat belajar, juga dorongan utuk lebih melaksanakan ajaranya.

  Dengan transpormasi pendidikan agama Islam maka peserta didik dapat beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, memiliki ketrampilan, memiliki kesehatan rohani, memiliki kepribadian yang mandiri, memiliki tanggung jawab kemasyarakatan, memiliki rasa kebangsaan.

  Ilmu pendidikan pada dasarnya adalah suatu program yakni yang mempersiapkan calon guru atau tenaga kependidikan yang professional pengertian ini memberi makna bahwa:

  a. Ilmu pendidikan adalah suatu program yakni sebagai pendidikan professional.

  b. Ilmu pendidikan mempersiapkan calon guru professional.

  c. Ilmu pendidikan berada dalam ruang lingkup profesionalisasi tenaga pendidikan.

  Jadi fungsi ilmu pengetahuan adalah menguraikan persoalan- persoalan pokok tentang pedidikan. Uraian pokok pendidikan segera berguna bagi para pendidik atau calon pendidik peranan ilmu pengetahuan

29 Ib id ., him. 54

  22

  mel aksanakan peranan-peranan sebagaimana diungkapkan oleh Oemar Hamalik peranan spesialisasi yaitu menyediakan materi bidang ilmu dan perangkat pengetahuan yang wajib dikuasai oleh calon guru materi yang dikuasai oleh seorang guru tiap calon guru. Materi yang dikuasai meliputi teori konsep prinsip dan berbagai strategi.

  Peranan profesionalisasi, yang merupakan alat dalam kerangka sistem yang dikuasai oleh calon guru pada umumnya bagi guru pada khususnya. Ilmu pendidikan sekasigus berperan ganda yakni sebagai suatu yang akan di sampaikan dan sebagai sistem penyampaian berbagai sistem penyampaian dengan berbagai alternative pilihan. Peranan sosial kemungkinan bagi guru untuk memberikan pengabdianya kepada masyarakat dalam bidang ilmu pendidikan.30 Pegertian pedidikan agama Islam adalah usaha yang lebih khusus untuk ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman sobjek didik agar lebih mampu menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam implikasi dari pengertian ini, pendidikan agama Islam merupkan komponen yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan Islam. ’1

  Kedudukan dalam Islam, pendidikan Islam sebagai sebuah proses pengubahan tingkah laku manusia dengan berdasar nilai-nilai normative pendidikan Islam secara etimologis di wakili oleh istilah taklim dan tarbiah yang berasal dari kata alama dan rabba mempunyai konotasi makna yang lebih luas, karena mengandung makna mengajar (allama) secara istilah pendidikan ialah tindakan yang dilakukan secara sadar dengan tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah serta potensi

  j0 Toto Fathoni, Ilmu Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1987, him. 12 A

  Achmadi, Islam sebagai Paradigma ilmu Pendidikan, Yograkarta, 1992, him. 20

  23

  sumber dayu insani menuju (erbenluknyu manusia seutuhnya (insane

  kami h ? 2

B. Pembelajaran Sebagai Sebuah Proses

  Belajar adalah suatu proses perubahan yang secara sadar yang di lakukan oleh seseorang untuk mendapatan kondisi sesuai dengan kebutuhan hidup. Belajar di lakukan orang sejak lahir hingga akhir hayatnya.33 Oleh karena prinsip itu terciptalah bahwa konsep belajar itu berlangsung seumur hidup dan tidak ada kata terlambat untuk belajar.

  Proses pembelajaran oleh seorang guru merupakan sebuah aktifi tas yang tersistem dan struktur untuk mencapai tujuan tertentu.34 Proses ini k

  • ' 'i

  merupakan salah satu lugas yang harus di emban oleh guru dalam upaya meningkatkan kwalitas kehidupan anak bangsa. Guru merupakan sentral pusat dari segala kegiatan yang di lakukan di sekolah gurulah yang menjadi harapan semua orang agar mampu membawa dan mengantarkan semua siswanya menuju ketingkat keberhasilan yang maksimal.

  Proses pembelajaran tersebut di sesuaikan dengan kurikulum berbasis kompetensi yang selama ini telah di laksanakan meskipun belum sepenuhnya dilaksanakan, sebab ternyata metode-metode yang di harapkan di lapangan masih belum menunjukkan ciri dari kurikulum yang berbasis kompetensi yang di harapkan mampu mendongkrak kwalitas pendidikan di Indonesia. Masih banyak guru yang menerapkan kurikulum terdahulu dengan sedikit modifikasi

  32 Ibid., him. 22

  33 Muhammad Saroni, Manajemen Sekolah, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2006, him. 39

  34 Ibid., him. 39

  24

  yang mengajak anak sedikit lebih kreatif dan inovatif semata tanpa mengikuti aturan dari pembelajaran yang berbasis kompetensi.

  Sebagai sebuah proses pembelajaran menurut ketrampilan khusus yang harus di miliki oleh guru secara pasti secara interen selalu di kembangkan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini di sebabkan setiap generasi selalu teijadi perubahan komposisi atau keadaan dari pembelajaran itu sendiri. Setiap tahun pelajaran selalu saja teijadi perubahan visi dan misi secara signifikan, bahkan rumor yang sering kita dengar adalah bahwa dengan bergantinya orang pertama dalam dunia pendidian maka pasti akan berganti pula kebijakan dalam memimpin dan mengarahkan pendidikan yang di terapkan dalam setiap jenjang pendidikan. Aktifitas pendidikan yang sedang di kerjakan di sekolah mengacu pada kebijakan tersebut, meski sering kali teijadi benturan yang signifikan antara tuntutan pemerintah dan tuntutan masyarakat pemakai jasa pendidikan benturan-benturan yang teijadi pada dasarnya di sebaban karena adanya ketidak singkronan pemahaman antara pemerintah sebagai penanggung jawab, perencanaan pendidikan secara nasional, sekolah sebagai penyelenggara pendidian di seolah dengan orang tua sebagai pemakai jasa pendidikan.

C. Tenaga Kepengajaran

  Tenaga kepengajaran adalah seorang pengajar di dalam sekolah yang bertanggung jawab pokok untuk pembentukan moral maupun intelektual, teladan pribdi yang penting sebagai sarana guna membntu para pelajar berkembang pada bidang nili dari pada pelajaran atau uraian yang

  25

  mempengaruhi pem bentukan watak secara positif atau negative lewat hidupnya sendiri sebgai teladan. Tenaga pengajaran di bentuk untuk menjadi orang yang berperan utama dalam proses pembelajaran. Peran untuk menunaikan tugas pengajaran lewat pengajaran, tugas pendidikan di dalam lembaga-lembaga yang di sebut sekolah.35

  Dalam hal ini merupakan tugas seorang pengajar yang dapat mentransfer berbagai macam ilmu pengetahuan dengan metode yang di gunakan peserta didik sehingga pemerdekaan manusia dapat di wujutkan dengan proses belajar mengajar. Tujuan utama proses pengajaran, atau lebih tepat tugas pembelajar adalah perkembangan sepenuhnya dari seseorang yang dijiwai semangat yang menjadi pria dan wanita yang di ciptakan Allah SWT demi sesama manusia. Tugas ini hanya dapat di mulai dan di selesaikan kalau mereka, kaum muda, remaja di SLTP atau pemuda di SMA, SMK, MA di beri kesempatan untuk menempuh jalan hidup yang memunginkan mereka menjadi pribadi dewasa atau pematangan pribadi. Ini berarti mendampingi kaum pemuda berbagi hidup dengan orang lain, sesuatu pengalaman yang membahagiakan, tetapi juga dapat menyengsarakan. Jadi pengajaran di sekolah berusaha mengubaha para kaum muda memandang diri sendiri dan makhluk insani lain, sistem dan struktur masyarakat, hasil pembelajaran adalah pria dan wanita yang kompeten, bertanggung jawab dan penuh perhatian.36

  A. Admadi, Transformasi Pendidikan Memasuki Milinium Ketiga, Kanisius, Jogyakarta, 2006, him. 51

36 Ibid., him. 51

  26 Di dalam sekolah tanggung jawab pokok untuk pembentukan moral

  dan intelektual tidak terletak pada salah satu prosedur atau kegiatan ekstrakurikuler dan intrakulikurer, akan tetapi pada pengajar. Suatu sekolah merupkan kebersamaan bertemu tempat berhubungan persona ontentik antara pengajar dan pelajar merupakan syarat mutlak untuk pertumbuhan sejati dari pribadi pelajar menjadi dewasa dan mandiri.

Dokumen yang terkait

D E S A I N M OT I F M O Z A I K P A D A R E G U L E R D E C A G O N B E R B A S I S G O L D E N T R I A N G L E

0 6 19

E N G A R U H M O D E L P E M B E L A JA R A N P R O B L E M B A S E D L E A R N IN G D A N M E D IA A N IM A S I G A M B A R T E R H A D A P A K T IV IT A S D A N H A S IL B E L A JA R S IS WA

0 8 19

E N I N G K A T A N H A S I L B E L A J A R M E N U L I S K A L I M A T E F E K T I F D A L A M P A R A G R A F A R G U M E N T A S I M E L A L U I K E G I A T A N P E E R C O R R E C T I O N P A D A S I S W A K E L A S X 1 S M A N E G E R I R A M B I P U

0 2 17

E V A L U A S I T E R H A D A P P E L A K S A N A A N R U JU K A N B E R JE N JA N G K A S U S K E G A WA T D A R U T A N M A T E R N A L D A N N E O N A T A L P A D A P R O G R A M JA M P E R S A L D I P U S K E S M A S K E N C O N G T A H U N 2012

0 2 19

I M P L E M E N T A S I P E N I L A I A N P O R T O F O L I O P A D A G U R U M A T A P E L A J A R A N I P S K E L A S V I I I A D I S M P N E G E R I 6 J E M B E R T A H U N P E L A J A R A N 2 0 1 2 / 2 0 1 3

0 3 18

K E A N E K A R A G A M A N JE N I S I K A N D I B L O K B E D U L S E G O R O A N A K T A M A N N A S I O N A L A L A S PU R WO

0 2 17

R E S P O N TA N A M A N C A B E M E R A H T E R H A D A P P U P U K N K M A J E M U K YA N G D I A P L I K A S I K A N S E C A R A L A N G S U N G M E L A L U I TA N A M A N

0 0 10

TR A N SF O R M A SI

0 0 5

R E L E V A N S I P E R D A N O M O R 3 T A H U N 1991 D A L A M P E M B A N G U N A N PARIW ISATA BUDAYA B A L I

0 0 9

J U R U S A N T A R B IY A H P R O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A IS L A M S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (ST A IN ) S A L A T IG A

0 0 95