PENGARUH INTERAKSI EDUKATIF GURU DENGAN SISWA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMK NEGERI 6 SEMARANG TAHUN 2008 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Dalam Bidang Ilmu Tarbiyah
PENGARUH INTERAKSI EDUKATIF GURU DENGAN SISWA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMK NEGERI 6 SEMARANG TAHUN 2008 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Dalam Bidang Ilmu Tarbiyah JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2008
DEPARTEMEN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Kode Pos. 50721 Salaliga
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 1 (satu) naskah Hal : Pengajuan Naskah SkripsiSalatiga, 9 Agustus 2008 Kepada Yth. Ketua STAIN di Salatiga
JLssahmu 'aCaikum W r. W/6.
Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa Nama
Ahmad Abdul Ghoni
N1M114 06 001 Program Studi
Pendidikan Agama Islam
Judul PENGARUH INTERAKSl EDUKAT1F GURU DENGAN SISWA TERHADAPBELAJAR PADA SISWA SMK NEGERI 6 SEMARANG TAHUN 2008 Untuk diujikan dalam sidang Munaqasyah Skripsi Demikian untuk menjadikan periksa.
WassaCzmu 'ataikum lWr.rW6.
Drs. H.M. BJfNANY NIP: 150179134
ii
PENGESAHAN SKRIPSI Judul : PENGARUH INTERAKSI EDUKATIF GURU
DENGAN SISWA TERHADAP AKTIVITAS
BELAJAR SISWA SMK NEGERI 6 SEMARANG
Nama , : AHMAD ABDUL GIIONI NIM : 11406001 Program Studi: Pendidikan Agama Islam (PAI) s Salatiga, 25 Agustus 2008Dewan Penguji, iii
MOTTO CP m b 0 J> * *13 o ab l] C i^ ji! C ) j o i
"Kamu adalah um at yang terbaik yang dilahirkan untuk m anusia,m enyuruh kepada yang m a'ruf dan mencegah dari yang m u n g k a r......"(Q.S. A li Imran. 110 ) Al-Quran dan Teijemahannyaq.hal 94,
IV/
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
1. Istriku tercinta NGATIYAH
2. Anak-anakku yang tersayang :
1. Ulya Hikmawati
2. Afif Jamaludin
3. Ulis Thofa Al-Ghozali 3. Keluarga Besar SMK Negeri 6 Semarang.
KATA PENGANTAR
Assalamu 'alaiakum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah menjadikan penulis
mampu menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.Maksud dari penulisan Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu
persyaratan guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga.Dalam penulisan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak, oleh karena itu melalui ruang ini penulis mengucapkan
penghargaan dan terima kasih kepada :1. Bapak Drs. Imam Sutoa, M.Ag. selaku ketua beserta seluruh dosen dan staf STAIN Salatiga, yang telah memberikan dukungan dan fasilitas baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Bapak Drs. H. M. Banany selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk memberikan bimbingan hingga akhir penulisan skripsi ini.
3. Seluruh dosen dan civitas akademika yang telah membantu terselesainya skripsi ini.
VI
DAFTAR ISI
vii
BAB II LANDASAN TEORI
11
viii
BAB IV . AN ALISA DATA --------------------------------------------------------------------- 45
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN
IX
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakekatnya merupakan mahluk individu dan sosial yang ditandai dengan berinteraksi dan dari berbagai bentuk interaksi itu ada yang disengaja, yakni interaksi sebagai interaksi belajar mengajar yang berintikan pada kegiatan memotivasi siswa agar lebih berprestasi.Interaksi belajar mengajar mengandung suatu arti adanya kegiatan interaksi antara tenaga pengajar dengan siswa dan interaksi tersebut diharapkan dapat memberi motivasi pada siswa. Maksudnya bagaimana memberikan sebuah dorongan pada siswa untuk meningkatkan antusiasme belajar, karena untuk mendapatkan prestasi yang baik dibutuhkan sebuah minat atau antusias belajar.
William James melihat bahwa minat siswa merupakan factor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa1 Efektifitas pembelajaran suatu mata pelajaran bergantung pada banyak factor, diantaranya adalah motifasi belajar. Motifasi belajar adalah daya penggerak atau yang mendorong siswa untuk berfikir dan memusatkan sekolah
1. Muh Uzer Usman, "Menjadi Guru Profesional" Remaja Rosda Karya Bandung, 1995, hal.27.
1 Keberadaan siswa dilingkungan sekolah tidak lepas dari interaksi
dengan guru. Siswa bisa "membaca" mana guru yang biasa dijadikan figure
dalam berinteraksi dan mana yang tidak. Sehingga mampu mempengaruhi
kemauan dan kemampuannya dalam belajar dan bertingkah laku, dimana
factor yang mempengaruhi antara lain sugesti, imitasi, identifikasi dan
simpati.Kedekatan guru dengan siswa sangat berpengaruh bagi siswa dalam
memotifasi diri untuk belajar dan berprestasi. Oleh karena itu pada usia
Sekolah Menengah Atas, siswa berada dalam masa perkembangan menuju
kedewasaan, maka sangat dibutuhkan perhatian dan bimbingan yang
komprehensif, baik dalam bimbingan maupun belajar. Dengan demikian
interaksi guru dengan siswa yang baik akan membantu siswa dalam
memecahkan permasalahan.Oleh karena itu bimbingan melalui interaksi yang sehat sangat
diperlukan siswa untuk membantu memacu prestasi belajar. Melihat
kenyataan yang sedemikian rupa, penulis tertarik untuk memberi judul dengan
"Pengaruh Interaksi Edukatif Guru dengan Siswa Terhadap Aktivitas
Belajar Pada Siswa SMK Negeri 6 Semarang Tahun 2008”.2
B. Penegasan Istilah.
1. Interaksi Edukatif Interaksi adalah hal saling melakukan aksi, berhubungan saling mempengaruhi, kebersamaan hidup manusia berlangsung dalam berbagai bentuk, perhubungan dan dalam berbagai jenis2) 3 .
4 Edukatif mempunyai arti pendidikan3>, sedangkan menurut WH.Kilpatrik mengungkapkan bahw a: "By education we mean the commutation effective all the cumulative effect o f all successive learning experience one undergoes " Artinya : Pendidikan adalah sebagai pengaruh dari pengalaman belajar yang terns menerus yang dialami oleh seseorang4’.
Jadi interaksi edukatif adalah hubungan saling mempengaruhi yang bersifat mendidik. Dalam hal ini yang penulis maksudkan adalah interaksi yang bersifat mendidik antara guru dan siswa.
2. Prestasi Belajar Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)5). Hasil yang baik akan menumbuhkan gairah, rasa senang, rasa bangga yang akan memberikan dorongan untuk selalu giat belajar agar terns berprestasi.
2. Tim Penyusun Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,Jakarta.l997.
3. WJS.Poerwodarminto,Kamus Umum Bahasa Indonesia,Balai pustaka.Jakarta. 1989,hal .250
4. Ahmadi.Ilmu Pendidikan,CV.Saudara,1992,hal. 13
5. WJS.Poerwodarminto,op cit,hal. 768
3 Belajar adalah suatu aktualisasi penghayatan yang akan
menimbulkan respon tertentu dari pihak murid. Pengalaman yang berupa
pelajaran di sekolah akan menghasilkan perubahan perilaku atau cara
beifWf l^f| I|]prwp^kan hasil dari proses belajar. Jadi
presto \>v\m wpwmt pm\l& hasil yang roetolw whuah
proses aktualisasi penghayatan.Dengan demikian penelitian ini mempunyai dua variable penelitian, yaitu : a. Interaksi guru dengan siswa Interaksi edukatif guru dengan siswa dengan indicator sebagai berikut:
1) Sikap dan perilaku guru terhadap tingkah laku belajar siswa.
2) Hangat dalam bergaul. 3) Penjelasan guru mudah dipahami. 4) Perhatian terhadap siswa. 5) Membimbing siswa di luar kelas.
b. Aktivitas Belajar Siswa Aktivitas belajar dengan indicator sebagai berikut: 1) Raj in membuat catatan. 2) Memanfaatkan waktu senggang untuk belajar. 3) Menyelesaikan tugas yang telah diberikan guru. 4) Mendapatkan nilai baik 5) Mengikuti kegiatan dengan baik.
4 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah :
1. Bagaimana variasi interaksi edukatif guru dengan siswa SMK Negeri 6 Semarang.
2. Bagaimana variasi prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Semarang.
3. Adakah pengaruh interaksi edukatif guru dengan siswa terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Semarang.
D. Tujuan Penelitian.
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui interaksi edukatif guru degan siswa SMK Negeri 6 Semarang.
2. Untuk mengetahui variasi prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Semarang.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh interaksi edukatif guru dengan siswa terhadap aktifitas belajar siswa SMK Negeri 6 Semarang.
E. Anggapan Dasar dan Hipotesis
Menurut Winamo Surakhmad bahwa satu proses belajar tidak dapat tercapai hal yang maksimal disebabkan oleh karena ketiadaan kekuatan yang mendorong, dalam hal inilah perlunya guru memasukkan motivasi didalam tata cara mengajamya.
Berdasarkan asumsi /anggapan dasar tersebut maka hipotesis yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah "ada pengaruh positiv interaksi edukatif guru dengan siswa terhadap aktivitas belajar pada siswa SMK Negeri
6 Semarang", berarti jika interaksi edukatif guru dengan siswa berjalan dengan baik maka akan meningkatkan aktifitas belajar siswa.
F. Manfaat Penelitian.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan bagi penulis sendiri maupun bagi para pembaca yang budiman, disamping itu juga dapat meningkatkan etos keja para guru serta dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di SMK Negeri 6 Semarang.
G. Methode Penelitian.
1. a) Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas satu SMK Negeri 6 Semarang, yang beijumlah 402 siswa.
b) Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam mengambil jumlah sample penelitian, peneliti merujuk pendapat Suharsini Ari Kunto sebagai berikut "Apabila subyek kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitian merupakan
6 penelitian populasi. Jika jumlah subyeknya besar terdapat diambil antara 10 - 15 % atau 25 %"6).
Adapun sample yang penulis ambil dalam penelitian adalah 25% dari jumlah populasi yang ada. Jadi jumlah sample dalam penelitian ini adalah : 25 x jumlah siswa = 25 x 402 = 100 100 100
Adapun rinciannya sebagai berikut:
1. Kelas I Perhotelan 1 = 11 siswa
2.Kelas I Perhotelan 2 = 11 siswa
3.Kelas I Restoran 1 = 11 siswa
4.Kelas I Restoran
2 = 11 siswa
5.Kelas I Kecantikan 1 = 11 siswa
6.Kelas I Kecantikan 2 = 11 siswa
7.Kelas I Busana 1 = 11 siswa
8. Kelas I Busana 2 = 12 siswa
9.Kelas I Busana 3 = 11 siswa Jumlah = 100 siswa
6. Suharsini Arikunto,"Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek",edisi revisi IV, Rineka
Cipta,Jakarta, 1998, hal. 672. Pengumpulan data.
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dimana data dapat diperoleh, sedangkan data adalah hasil dari penelitian yang diperoleh melalui subyek penelitian. Untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Methode angket atau disebut juga methode kuesioner, penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh data mengenai interaksi guru dan prestasi belajar siswa, untuk memberikan informasi mengenai interaksi guru dalam mengajar .Adapun caranya adalah dengan menyebarkan angket terhadap siswa SMK Negeri 6 Semarang Angket menggunakan skala likut dengan jenjang n ilai: 3 untuk jawaban a
2 untuk jawaban b 1 untuk jawaban c b) Methode Observasi Methode observasi adalah suatu pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.7' Observasi dilakukan secara langsung dengan bantuan siswa untuk mengetahui aktifitas belajar siswa.
7. Prof. Dr. Sutrisno Hadi, MA, "Metodologi Riset", Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1981, hal.136.
8 d) Methode Dokumentasi.
Metode dokumen ini penulis gunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa surat-surat, dokumentasi, jumlah siswa dan tenaga pengajar maupun suasana yang tersedia.
e) Analisa Data.
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data yang telah diperoleh sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu : Untuk mengetahui interaksi guru dengan siswa dan mengetahui variasi prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Semarang, maka menggunakan rumus : P = F__ X 100 N Keterangan: P = Presentasi F = Frekuensi
N = Jumlah sampel Untuk menganalisis pengaruh ineteraksi guru dengan siswa terhadap prestasi belajar siswa, menggunakan teknik statistik dengan menggunakan rum us: rxy = NX Y - TZ XI x riY l V(NIX2 - (XXY2) x (NXY2 -(XY)2 8
Keterangan : Xy = Coefficient korelation variable y dan variable y N = Banyaknya sampel
8. Suharsini Arikunto.Prof.Dr. "Manajemen Pcnelitian"Edisi Revisi ,reneka Cipta.,hal 327
9
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk mempermudah dalam mempelajari dan memahami serta
mengetahui pokok bahasan skripsi ini, maka akan dideskripsikan dalam
Sistematika yang terdiri dari lima bab, masing-masing bab memuat sub-sub
bab. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:BAB I Pendahuluan Berisi tentang latar belakang masalah, pengertian masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, anggapan dasar dan hipotesis, manfaat penelitian, metode penelitian analisa data, sistematika penulisan skripsi.
BAB II Landasan Teori Meliputi pembahasan tentang pengertian guru atau pendidik ,ciri- ciri pendidik, prestasi belajar meliputi pengertian belajar, jenis- jenis prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, hubungan guru dengan murid.
BAB III Laporan Penelitian . Berisi tentang gambaran umum SMK Negeri 6 Semarang, yang meliputi sejarah dan letak geografis, tujuan, visi dan misi, organisasi SMK Negeri 6 Semarang, program pendidikan, kualifikasi kelulusan, data guru, saran dan prasarana, kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler, serta penyajian data penelitian.
BAB IV Analisis Pada bab ini berisi tentang analisis data yang telah terkumpul secara diskriptif maupun secara statistic, untuk menguji hipotesis yang diajukan melalui tahapan analisis pendahuluan, analisis lanjut dan interpretasi data. BABY Penutup Berisi tentang penutup, kesimpulan dan saran.
10
BAB. n
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
1. Guru Guru merupakan ujung tombak dari sebuah sistem pendidikan dan juga sebagai salah satu ujung tombak peradaban, sehingga guru merupakan faktor terpenting dalam proses belajar mengajar pada proses pendidikan secara keseluruhan, artinya peran guru dalam proses belajar mengajar sebagaimana dikemukakan oleh Agus Marwan," ....Guru menduduki tempatnya sentral, artinya peranan guru demikian besamya bahkan dapat dikatakan bahwa menentukan berhasil tidaknya proses pendidikan dan pengajaran.” Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, mushola, di rumah dan sebagainya. Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat, kewibawaanlah yang menyebabkan guru dihormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figure guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik anak didik mereka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia. 1
1. Agus Mirwan,Teori Mengajar,Sumbangsih ,Yogyakarta, 1964, hal, 1
11 Ahmad D Marimba menyatakan bahwa pendidikan adalah "Suatu
bimbingan atau pemimpin secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik untuk terbentuknya
kepribadian yang utama.21Sedangkan Shalikh Abdul Aziz dan Abdul Azizi Majid, memberikan
pengertian pendidikan sebagai berikut:
Artinya " Pendidikan adalah berbagai macam aktivitas yang mengarah kepadapembentukan kepribadian individu"2 3)
Mendidik merupakan suatu tugas yang sangat luhur dan mulia. Oleh
karena itu secara naluri orang yang mempunyai ilmu pengetahuan itu pasti
dihormati dan dimuliakan oleh banyak orang, dan ilmu pengetahuan
sendiri itu memang mulia, maka mengajarkan kepada orang lain atau
murid berarti telah memberikan kemuliaan.Guru merupakan profesi pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus
sebagai guru, jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarangan
orang diluar kependidikan, itulah sebabnya jenis profesi ini paling mudah
terkena pencemaran, tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik,
mengajar dan melatih.2. Ibid, hal.37
3. Ahmad Sudjaie ,Pemikiran Pendidikan Islam kajian Tokoh Klasik dan kontemporer,pustaka Pelajar,Yogyakarta,hal .37.
12 Mendidik berarti menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan ketrampilan pada murid
- murid.4) 5
6 Munculnya kata guru atau pendidik tidak terlepas dari kata pendidikan,
umumnya kata pendidikan dibedakan dengan kata pengajaran, sehingga
muncul kata "pendidik" dan "pengajar".Menurut Muhammad Said, pandangan semacam itu dipengaruhi oleh
kebiasaan berfikir orang barat, khususnya orang Belanda yang membedakan
ONDERWIJS [pengajaran] dengan kata OPVEODING [pendidikan]5* Selain guru sebagai pendidik, guru juga terus memandang bahwapekerjaan ini sebagai kewajiban orang yang berilmu untuk menyampaikan apa
yang diketahuinya, dengan tujuan menciptakan siswa [murid] yang mampu
mengamalkan ilmu dan ketrampilan. Firman Allah Qur'an surat Al-Mujadalah,
a y at: 11. jArtinya: "Allah meninggikan deraj at orang-orang yang beriman dari pada
kamu sekalian dan orang-orang yang berilmu pengetahuan,l6)4. Agus Mirwan,"teori mengajar",Sumbangsih,Yogyakarta, 1984,hal.l
5. Muh Uzer Usman,Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosda Karya,Bandung,hal. 27
6. Al-Quran dan Teijemahnya
13 Jadi disamping profesi, guru di dalam masyarakat juga diberikan tugas
dan tanggung jawab yang berat. Mengemban tugas memang berat, tetapi lebih
berat lagi mengemban tanggung jawab, sebab tanggung jawab guru tidak
hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga diluar sekolah. Pembinaan yang
harus diberikan tidak hanya secara kelompok, tetapi juga secara individual.
Hal ini mau tidak mau menuntut guru agar selalu memperhatikan sikap,
tingkah laku, dan perbuatan anak didiknya tidak hanya dilingkungan sekolah
tetapi diluar sekolah sekalipun.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru adalah semua orang yang
berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak
didik, baik secara individu maupun klasikal, didalam sekolah maupun diluar
sekolah.2. Ciri-ciri Pendidik Agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik dan lancar maka seorang pendidik mempunyai ciri-ciri utama yaitu memiliki wibawa atau kewibawaan. Kewibawaan yaitu pengaruh positif normative yang diberikan kepada orang lain atau anak didik dengan tujuan agar yang bersangkutan dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin.71
Dari pengertian itu maka kewibawaan tersebut mengandung unsur - unsur antara lain : Abu Ahmadi, Dra. N ur Uhbiyati,"Ilmu Pendidikan", Rineka Cipta,Jakarta,2001,hal.48
14
1. Adanya pengaruh positif normatif, misalnya pendidik mengajak
peserta didik [secara formal] untuk datang tepat pada waktunya, maka pendidik juga harus datang tepat waktu, berarti menimbulkan kedisiplinan.
2. Bertujuan sebagai pendidik juga harus mengetahui yang akan dituju
didalam proses pendidikan.3. Penerima pengaruh dari orang lain atau peserta didik .
4. Pengembangan pendidik harus selalu mengembangkan diri seoptimal
mungkin.Kewibawaan yang ditimbulkan pendidik berjalan dengan sendirinya
yang secara langsung ataupun tidak langsung peserta didik akan
mengidentifikasikan dengan pendidik yang akhimya terjadi kontak yang
baik sehingga menimbulkan perasaan aman dan percaya. Kalau kedua rasa
diatas terjadi maka adanya segala apa yang dikatakan oleh pendidik akan
dipenuhi, baik itu dilakukan oleh orang tua atau pendidik.Kewibawaan yang dimiliki oleh pendidik didalam pendidikan harus
diusahakan dapat diterima oleh peserta didik secara suka rela sehingga
timbul kepatuhan pada peserta didik. Sehingga peserta didik menerima
pengaruh dari pendidik bukan karena terpaksa atau karena takut tetapi
dengan suka rela dan pengertian.15
B. Interaksi Guru dengan Siswa dalam Pembelajaran
1. Pengertian Interaksi Interaksi adalah suatu hubungan timbal balik antara orang satu dengan orang lain.8 Ineraksi dalam hubunganya dengan proses belajar mengajar adalah hubungan timbal balik antara guru dan anak didik harus menunjukan adanya hubungan yang bersifat educatif,hal mana interaksi itu harus diarahkan pada suatu perubahan tingkah laku anak dididk adanya kedewasaan .
Di dalam kelas teijadilah suatu komonikasi yang bersifat pedagogik antara pendidik dan anak didik atau antara guru dan murid.Dengan adanya komonikasi tersebut terwujudlah proses mengajar dan belajar yang diarahkan dalam ruang lingkup tujuan intruksional yang hendak dicapai9. Dalam interaksi belajar mengajar ,seorang guru sebagai pengajar akan berusaha secara maksimal,guru pengajar akan berusaha secara maksial dengan mengguakan berbagai ketrampilan dan kemampuannya agar anak dapat mencioptakan tujuan yang diharapkan.
Oleh karena itu guru harus dapat menciptakan situasi dimana agar anak
dapat belajar ,sebab sebenamya proses belajar mengajar itu belum
8.Soetomo "Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar" Usaha nasional
Surabaya Indonesia, h a l. 99.H.M. Arifm.M.Ed." Hubungan Timbal balik Pendidikan Agama dilikunan sekolah dan keluarga"Bulan Bintang, hal. 128.
1 6 dapat dikatakan berakhir kalau anak belum dapat belajar dan belum mengalami perubahan tingkah laku karena perobahan tingkah laku itu sendiri merupakan hasil belajar. Perobahan tingkah laku dapat diartikan perubahan yang mencakup tiga aspek tingkah laku manusia ,yaitu aspek kognitif ,aspek psikomotor dan aspek efektif..10 Dalam interaksi antara pendidik dan anak didik ada beberpa komponen yang hams dipenuhi sebagai berikut: 1. Tujuan interaksi belajar dan mengajar yang diharapkan.
2. Pesan yang aka disampaikan kepada anak didik.
3. Pendidikdan anak didik.
4. Alat/sarana yang digunaka untuk menunjang tercapainya tujuan .
5. Methode yag digunakan untuk menyampaikan bahan [materi] 6. situasi lingkungan agar tercapainya tujuan.11) James Coopeed menyebutkan empat bidang kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang gum dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar yakni:
1. Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia dan mamapu menterjemahkan teori-teori kedalam ________________ situasi yang riil dalam belajar mengajar.
10. Seotomo.op cit .h a l. 1C
11. Soetomo.op.cit, h a l. 11
17
2. mempunyai sikap yang tepa terhadap diri sendiri ,siswan
teman sejawad sekolah dan bidang sudi yang dibina.
3. menguasahi bidang studi yang di ajarkan. 4. mempunyai ketrampilan tehnik mengajar.12 Dari beberapa komponen dan kompetensi bahwa untuk melaksanakan interaksi belajar mengajar seorang guru tidak hanya semata-mata membutuhkan kepandaian atau keahlian dibidang
materi diajarkan saja,artinya tidak semua seorang ahli dapat
melaksanakan interkasi belajar mengajar., dengan baik.2 v Jenis-jenis Interaksi.
Secara garis besar Surakhmad menggolongkan interaksi dalam tiga jenis yaitu :
1. Pengalaman riil,yakni segenap media di dalam kehidupan sehari
hari.2. Pengalaman buatan yakni segenap media yang sengaja diciptakan untuk mendekatkan pada pengalaman nil.
3. Pengalaman verbal yakni berupa ceramah,catatan ,merupakan alat utama dalam berinteraksi.13
Pengalaman riil dapat menghasilkan pengertian yang sangat teliti dan
luiwes yang tidak didapati pada pengalaman lainnya. Peran guru12. Soetomo, ibid , hal .12
13. H.Martinis Yamin"Kiat Membelajarkan Siswa"GP Press, hal. 169 1 8 menyampaikan pesan melalui pengalaman yang pemah dialami oleh guru da memungkinkan juga para siswa mengutarakan pengalaman riilkepada rekan-rekannya.
Proses pembelajaran yang dilakukan di kelas sangat terikat dengan waktu dan tempat serta faktor-faktor lainnya. Pengalaman riil dapat didramasasikan dengan melakukan seseorang siswa pada suatu kejadian atau peristiwa..
Pengalaman buatan dapat diciptakan untuk mendekatkan siswa pada pengalaman nil. Pengalaman buatan dapat diciptakan untuk mendekatkan siswa pada pengalaman riil,baik dalam arti waktu,ruang maupun situasi.
Penggunaan pengalaman buatan memudahkan guru untuk menyusun rencana-rencana educatif,yang akan dilaksanakan di sekolah,waktu ,tenaga dan biaya dapat dihemat bila pengalama buatan itu diadakan secara berencana.
Pada tingkat pengalaman verbal ,kedua jenis pengalaman dapat diintegrasikan dan pengalaman verbal tidak dapat dipisahkan dari dua pengalaman ,bahkan pengalaman itu justru diperoleh melalui bahasa lesan dan tertulis.
3 # Ciri- ciri Interaksi Pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara dua manusia yaitu siswa sebagai pihak yang belajar da guru sebagai pihak
15
yang mengkondisikan terjadia belajar. Dalam interaksi tersebut
dibutuhkan komponen-komponen pendukung yan merupakan cirri-ciri
interaksi eduicatif yaitu :
1. Interaktif dalam pembelajaran memiliki tujuan yaitu untuk
membantu anak dalam perkembangan tertentu.Inilah yang dimaksud dengan interaksi belajar mengajar itu sadar tujuan ,dengan menempatkan siswa sebagai pusat perhatian ,siswa mempunyai tujuan.
2. Ada suatu prosedur yang direncanakan,didesain untuk mencapai
tuuan yang telah ditetapkan ,agar dapat mencapai tujuan yang optimal maka dalam maka dalam melakukannya interaksi perlu adanya proseduratau langkah-langkah yang sitematik dan rrelevan untuk mencapai suatu tuuan pembelajaran yang satu dengan yang lain.3. Interaksi pembelajaran ditandai dengan suatu penggarapan materi yang khusus.
Dalam hal ini materi harus didesain sedemikian rupa sehingga cocok untuk mencapai tujuan.
4. Ditandai dengan adanya aktivitas siswa.
Sebagai konsekwensi bahwa merupakan sentral,maka aktivitas siswa merupakan sarat mutlak bagi berlangsugnya interaksi belajar mengajar.Dalam hal ini aktivitas siswa baik secara fisik maupn mental aktif.
2 0
5. Dalam interaksi pembelajaran,guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing.
Dalam perannya sebagai fasilitator dan pembimbing guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi. Guru harus siapsebagai mediator dalam segala situasi proses pembelajaran sehingga guru akan mejadi tokoh yang dilihat dan ditiru perilakunya oleh siswa.
6. Interaksi pembelajaran membutuhkan disiplin.
Disiplin dalam interaksi pembelajaran diartikan sebagai suatu pola perilaku sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh semua pihak secara sadar, baik oleh pihak guru atau siswa.
7. Ada batas waku .
Untuk mencapai indicator atau tujuan pembelajaran tertetu dalam system kelas ,batas waktu menjadi salah satu cirri yan tidak bisa ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktukapan tujuan ituharus sudah tercapai.14
H.H.Martnis Yamin. Ibid.hal. 173-175
21
C. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar.
Prestasi belajar atau achievement adalah hasil yang diperoleh
setelah mengikuti pendidikan atau latihan-latihan tertentu .8)
Menurut Syaful Bakri prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu : Prestasi dan Belajar.Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan yang menyenangkan hati, yang diperoleh melalui keuletan keija, baik secara individu maupun secara kelompok dalam kegiatan tertentu. Belajar adalah merupakan rangkaian kegiatan jiwa raga, psikopisik menuju keperkembangan pribadi manusia seutuhnya yang menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, efektif dan psikomotorik.9' Jadi pada hakekatnya prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai dikerjakan dalam waktu tertentu, yang mengalami perubahan tingkah laku, kecakapan, setelah mengikuti pelajaran yang dilaksanakan melalui kegiatan belajar mengajar pada suatu lembaga pendidikan.
2. Jenis-Jenis Prestasi Belajar Dalam system pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional menggunakan klasifikasi hasil
belajar atau prestasi belajar dari Benyamin Bloom dalam bukunya
8. Pasaribu.IL. Dan B. Simanjuntak, Proses Belajar Mengajar, Tarsito, Bandung, 1993.hal.l 15
9. Syaiful Bakti Djamarah,Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru,Usaha
nasional,Surabaya, 1991,hal. 21-22.22 t i
Dr. Nana Sudjana yaitu "Penilaian Hasil Proses Belajar", mengemukakan
secara garis besar tujuan pendidikan dibagi dalam tiga ranah yaitu :c. Aspek penilaian
d. Aspek keharmonisan atau ketepatan
c. Aspek kemampuan perceptual
b. Aspek ketrampilan gerakan dasar
3. Ranah psikomotor, ranah ini berkaitan dengan ketrampilan dan
kemampuan bertindak, dan ranah ini mempunyai 6 aspek yaitu : a. Aspek gerak refleke. Aspek intemalisasi
d. Aspek organisasi
b. Aspek jawaban atau reaksi
2. Ranah Kognitif, ranah ini berkenan dengan hasil belajar intelekltual,
yang terdiri dari kelompok yaitu : a) Aspek pengetahuan
2. Ranah Afektif, ranah ini berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima
aspek yaitu : a. Aspek penerimaanf) Aspek evaluasi
e) Aspek sintesis
d) Aspek analisis
c) Aspek aplikasi
b) Aspek pemahaman
23 j e. Aspek gerakan ketrampilan proses
f. Aspek gerakan ekspresif dan inter pretatif. I0) Sedang menurut Gogne prestasi belajar atau hasil belajar dikategorikan menjadi lima yaitu :
a. Informasi ferbal
b. Ketrampilan intlektual
c. Strategi kognitif
d. Sikap
e. Ketrampilan motoris 11' j l . Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Drs. Abu Achmadi dalam bukunya Prestasi belajar membagi factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara garis besamya ada dua, yaitu :
a. Faktor Internal, terbagi menjadi dua :
1. Faktor j asm an i ah [fisiologis] baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk factor ini adalah penglihatan, pendengaran dan structural tubuh.
2. Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang terdiri atas :
10. N ana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mcngajar, PT. Remaja Rosda Karya,
Bandung, 1990,hal.22-2311. N ana Sudjana, Ibid, hal.22.
2 4 Z-H a) Faktor Intelektif, yang meliputi factor potensial dan factor kecakapan.
b) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motifasi, emosi.
b. Faktor Ekstemal
1. Terdiri dari atas lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan kelompok.
2. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian .
3. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas belajar dan iklim .
4. Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.
Jadi secara garis besamya faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar itu ada dua, yaitu factor dari dalam dan factor berasal dari luar atau
juga bisa disebut factor internal dan factor ekstemal. Faktor yang datang dari
siswa sangat berkaitan dengan kemampuan yang dimilikinya, baik yang
dibawa sejak lahir maupun yang timbul setelah dewasa, diantaranya adalah
motivasi, minat, perhatian, sikap dan kebiasaan.Disamping itu prestasi belajar juga bergantung dari lingkungan, yaitu
factor dari luar yang menentukan atau mempengaruhi terhadap keberhasilan
siswa. Salah satu diantaranya dalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud
dengan kualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya
proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran. Jadi hasil belajar
2 $
siswa di sekolah selain dipengaruhi oleh pengajaran. Kedua factor tersebut
mempunyai hubungan berbanding lurus dengan hasil belajar siswa. Artinya
makin tinggi kemampuan siswa dan kualitas pengajaran, akan makin tinggi
pula hasil belajar siswa.Sekarang yang menjadi persoalan adalah variable mana yang lebih
mmpengaruhi terhadap kualitas pengajaran. Kalau kita tinjau pengertian
pengajaran sendiri adalah suatu proses terjadinya interaksi antara guru dan
siswa. Jadi dalam pengajaran guru adalah sutradara dan sekaligus actor yang
selalu berperan.Dengan demikian seorang guru yang baik harus mempunyai
kompetensi tersendiri yang dapat menunjang terhadap keberhasilan
belajamya. Nana Sudjana mengemukakan bahwa seorang guru setidaknya
harus memiliki tiga kemampuan dasar, yaitu :1. Kemampuan dibidang kognitif (intelektual)
2. Kemampuan dibidang sikap (mencintai profesinya)
3. Kemampuan dibidang perilaku (kemampuan mengajar dan menilai)12' Sedangkan menurut Prof. Dr. Moh. Atthiyah A1 Abrosy dalam
bukunya Drs. Mustaqim yaitu "Psikologi Pendidikan" mengatakan bahwa
seorang guru yang baik harus memiliki sifat-sifat yang baik pula, diantaranya :
1. Zuhud (tidak mengutamakan materi)
2. Kebersihan guru
3. Ikhlas dalam pekerjaan 12. Nana Sudjana, op cit, hal. 18.
26
4. Mempunyai sikap pemaaf
5. Harus mengetahui tabiat murid
6. Harus menguasai pelajaran
7. Harus menjadi seorang bapak13 * Jadi dalam pendidikan factor guru sangat menentukan dalam
keberhasilan siswa. Kemampuan dan keprofesionalan guru yang optimal
dalam ruang kegiatan belajar mengajar akan dapat menunjang terhadap
aktivitas belajar siswa yang optimal pula. Para guru sebagai pendidik dengan
wibawanya dalam pergaulan membawa murid sebagai anak didik ke arah
kedewasaan menggunakan pergaulan sehari-hari adalah cara yang peling baik
dan efekti dalam pembentukan pribadi dan dengan cara ini pula maka
hilanglah jurang pemisah antara guru dan murid. Sehingga, dalam interaksi
edukatif guru dengan siswa sangat dibutuhkan dalam rangka mencapai prestasi
belajar siswa seperti yang diterapkan atau diprogramkan.27
BAB III
LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian l.Sejarah Singkat SMK N 6 Semarang Cikal bakal nama SMK N 6 berawal dari tanggal 1 januari 1969, yang saat itu beraama Sekolah Kesejahteraan Keluarga Atas (SKKA) PersiapanNegeri Semarang berdasarkan SK. Kep. Perwakilan Jateng bemomor 390/DS.l.Pers/1968 tertanggal 23 Oktober 1968. Sekolah ini menempati lokasi di Jl. Sidodadi Barat No.8 Semarang menupang dengan SKKP Negeri Semarang sampai dengan tahun 1971, kemudian sekolah ini pindah ke Jl.
Imam Bonjol 191 A Semarang. Empat tahun kemudian, tepatnya 1 Januari 1973 SKKA persiapan Negeri statusnya berubah menjadi SKKA Negeri Semarang.
Tahun 1997 teijadi perubahan kurikulum, dari kurikulum tahun 1969 kemudian berubah kekurikulum tahun 1977. Sehubungan dengan itu maka nama SKKA Negeri berubah menjadi SMKK (Sekolah Menengah
Kesejahteraan Keluarga) Negeri Semarang terhitung mulai 1 Januari 1977.
Adanya perubahan kurikulum membawa dampak harus terpenuhinya sarana dan prasarana. Oleh karena itu lokasipun berpindah dari Jl. Imam Bonjol 191 A ke Jl. Sidodadi Barat No.8 Semarang, bertukar tempat dengan SMP Negeri 7. SMP Negeri 7 adalah penjelmaan dari SKKP Negeri Semarang. Dengan demikian sekolah ini kembali ke tempat asal menumpang dulu sampai sekarang ini.
2 6 Sejak tahun 1985 telah dibuka 2 (dua) jurusan yaitu Boga dan Busana,
kemudian pada tahun 1987 / 1988 ditambah 1 (satu) jurusan lagi yaitu tata rias
kecantikan. Penjurusan sudah dimulai sejak kelas 1 semester 1.Pada perkembangan selanjutnya, tepatnya 20 tahun kemudian ketika
turun SK Mendikbud RI No.036/0/1997 tertanggal 7 Maret 1997, resmilah
SMKK Negeri Semarang berganti menjadi SMK Negeri 6 sampai saat ini.Sejak awal berdiri tahun 1969 sampai dengan tahun 1993 SMK Negeri
6 dipimpin oleh Ibu Poerwati Ismadji. Dan selama kurun waktu tersebut
tercatat beberapa prestasi penting, diantaranya :- » Juara II Cepat Tepat SMKK se-Jateng 1987
-> Juara Favorit Lomba Tata Rias Wajah Malam / Pesta Remaja Sri Ratu
Peterongan Semarang -» Juara I Peragaan Busana di IKIP Negeri Semarang 1989- > Juara I Berbusana Lurik Terbaik Tingkat Jateng 1990
-» Juara III Tata Upacara PMR Wira, HUT PM I ke 46 Kodya Semarang 1991
-» Juara Favorit Perancang Busana Kain Perea dari DPD IPBI Kartini Jateng
1992 Juara I P3K PMR Putri Wira Jumbara 1993 Setelah kepemimpinan beliau tongkat estafet kepemimpinanberikutnya dipegang oleh Ibu Srijati Soetrisno terhitung mulai tahun 1993
sampai dengan 1996. Beberapa prestasi penting yang tercatat, diantaranya :- » Juara I LKS Program Studi Perhotelan Tingkat Jateng 1994 2 9
- > Juara I Perancang Busana Kanwil Depdikbud 1994
-> Juara II LKS Program Studi Perhotelan Tingkat Nasional, PPG Kejuruan
Jakarta 1995-> Juara II LKS Spesialisasi Tata Kecantikan Tingkat Nasional, PPG
Kejuruan Jakarta, Maret 1995 Sejak tahun 1996 Ibu Dra. Hj. Sofiatun DK tampil memegangkomando melanjutkan memimpin SMK Negeri 6 ini sampai dengan
pertengahan tahun 2000. Pada masa ini tercatat beberapa prestasi penting,
diantaranya:-» Juara II LKS Bidang Keahlian Tata Kecantikan Kanwil Depdikbud Prop.
Jateng tahun 1996/1997
—» Juara I Lomba Karaoke Raimuna I, Gerakan Pramuka Kwartir Cabang
Kodya Semarang 1997 —» Juara II LKS Tata Busana Tingkat Jateng 1998/1999
—> Juara III LKS Akomodasi Perhotelan Perhotelan SMK Tingkat Jateng
1999 —» Juara III Make Up Tanpa Wajah Swalayan ADA Siliwangi 1999
—» DanRu (Komandan Regu) terbaik Lomba Tata Upacara dan PBB Tingkat
SLTA Kodya Semarang 1996