Kepemimpinan Strategis dan Kompetensi 05

Kepemimpinan Strategis
dan Kompetensi
Pertemuan 5:
Kepemimpinan Menurut Perspektif Sosiologi dan Politik

Referensi:
-

Nohria, Nitin and Khurana, Rakesh. (2010). Handbook of Leadership
Theory and Practice. Massachussets: Harvard Business School
Publishing.

Cakupan Materi
Review
Kepemimpinan

Menurut Perspektif

Sosiologi
◦ Empat Pendekatan (Aliran) Sosiologi
terhadap Kepemimpinan

Kepemimpinan

Menurut Perspektif

Politik
◦ Kekuasaan (Power) dan Kepemimpinan
Diskusi

Review
Jelaskan

kepemimpinan menurut
perspektif ekonomi.
Jelaskan enam aspek kunci
kepemimpinan.

Kepemimpinan Menurut Perspektif
Sosiologi
Sampai


tahun 1969, para sosiolog lebih banyak
mempublikasikan artikel mengenai
kepemimpinan khususnya kepemimpinan politik
dibandingkan para psikolog dan ilmuwan
manajemen.
Mulai tahun 1990-an, jumlah literatur psikologi
dan manajemen yang membahas kepemimpinan
meningkat pesat.
Riset sosiologi tentang kepemimpinan yang
paling banyak dikutip adalah artikel Lieberson &
O’Connor (1972) yang menunjukkan bahwa
perubahan kepemimpinan pada berbagai
perusahaan besar AS hanya memiliki proporsi
kecil dalam menjelaskan perbedaan kinerja
perusahaan. Hal yang menarik, artikel ini lebih

Sumber: Guillen (2010)

Kepemimpinan Menurut Perspektif
Sosiologi

Faktanya,

para sosiolog cenderung skeptis terhadap
pentingnya kepemimpinan dan lebih menekankan
pada kondisi struktural dan hambatan-hambatan
terhadap kepemimpinan (misalnya, Grusky, 1963;
Perrow, 1984, 1986)
Secara historis, sebagian besar sosiolog lebih
menekankan pada hubungan antara pemimpin dan
pengikut; perbedaan jalur menuju posisi
kepemimpinan; dan sirkulasi para elite kepemimpinan.
Tidak ada sub-bidang sosiologi yang membahas
kepemimpinan secara terpisah, tetapi banyak sekali
istilah asli sosiologi yang dikenal dalam
kepemimpinan (contoh: kepemimpinan kharismatik,
elite kekuasaan, modal sosial [social capital], dsb.)

Sumber: Guillen (2010)

Empat Pendekatan (Aliran) Sosiologi terhadap

Kepemimpinan
Weberian

Institutional

NeoMarxist

Relational

Comparativehistorical;
kualitatif;
sebagian
analisis
multivariate
dengan
sampel besar

Comparativehistorical;
kualitatif;
sebagian

analisis
multivariate
dengan
sampel besar

Comparati
vehistorical;
kualitatif

Analisis jejaring
sosial (social
network)

Tipe
Studi kasus
bukti
pada level
utama organisasi dan
nasional


Studi kasus
pada level
organisasi dan
nasional

Studi kasus
pada level
organisasi
dan
nasional

Data jejaring
sosial individu
yang sistematik di
dalam organisasi
dan antar
organisasi

Tokoh Weber, 1922;
pendu Pareto, 1935;

kung
Michels, 1911;
Bendix, 1956.

Barnard, 1938; Mosca,
Simmel, 1917;
Parsons, 1951; 1939; Mills, Coleman, 1988;
Selznick, 1957; 1956.
Burt, 1992.
Kerr et al.,

Metodologi

Sumber: Guillen (2010)

Empat Pendekatan (Aliran) Sosiologi terhadap
Kepemimpinan
Weberian

Institutional


Neo-Marxist

Relational

Asum
si
teorit
is

Kewenanga
n pemimpin
memerluka
n legitimasi
di mata
pengikut

Pemimpin dan
pengikut
memiliki

hubungan
ketergantungan
yang saling
menguntungkan

Pemimpin dan
pengikut berada
pada kelas sosial
yang berbeda dan
antagonistik

Pemimpin
dan orang
yang tidak
menjadi
pemimpin
berbeda
dalam hal
sumberday
a relasional


Dalil
utam
a

Struktur
organisasi
dan sosial
membentuk
ideologi
(gaya)
kepemimpi
nan

Kepemimpinan
memiliki fungsi
dasar
mengintegrasik
an sistem sosial
yang berbeda

dan dibentuk
oleh institusi
simbolik,
normatif dan

Kepemimpinan
adalah suatu
epiphenomenon
dari hal yang
mendasari
perjuangan kelas
sosial, suatu hal
yang
merefleksikan
penundukan

Sifat
jejaring dan
posisi
jaringan
menentuka
n kemajuan
kepemimpi
nan, gaya
dan kinerja
kepemimpi

Sumber: Guillen (2010)

Kepemimpinan Menurut Perspektif
Sosiologi – Kesimpulan
1.

2.

3.

Kepemimpinan dalam sosiologi dibingkai
dalam kerangka hubungan (relationship),
bukan sebagai karakteristik seorang individu
Keempat aliran tersebut menggunakan
pendekatan multidimensional (studi kasus
dan riset dengan sampel besar) dalam
menjelaskan pola kepemimpinan
Hal yang masih diperdebatkan adalah pengkonkrit-an kepemimpnan sebagai fenomea
yang membuktikan dirinya sendiri dalam
suatu hierarchical way, dimana ada
pemimpin dan pengikut.

Sumber: Guillen (2010)

Kepemimpinan Menurut Perspektif
Sosiologi – Kesimpulan






Masa depan sosiologi kepemimpinan akan
banyak dipengaruhi oleh aliran terakhir
(network/relational sociology).
Dalam 20 tahun terakhir, aliran ini telah
banyak ‘merevolusi’ sub-bidang ilmu sosiologi
dari keluarga, kesehatan, migrasi, studi tempat
kerja terhadap budaya, stratifikasi, organisasi,
politik dan riset sistem dunia.
Aliran network/relational sociology yang
bersifat fleksibel, multifacet, lincah, dan cepat
berubah akan memberikan wawasan yang
lebih mendalam dan membantu aliran-aliran
lain dalam memberikan wawasan baru.

Sumber: Guillen (2010)

Kepemimpinan Menurut
Perspektif Politik


Kekuasaan (Power) dan Kepemimpinan

Kekuasaan (Power) dan
Kepemimpinan
Para

ilmuwan politik belum ada kesepakatan
mengenai hubungan antara kepemimpinan dan
kekuasaan.
Kepemimpinan adalah suatu hubungan sosial
yang memiliki tiga komponen: pemimpin,
pengikut dan konteks situasi dimana mereka
berinteraksi.
Seseorang tidak dapat memimpin tanpa power
Kepemimpinan yang efektif memerlukan
keterampilan smart power, yaitu kombinasi
antara:
◦ soft power : daya tarik dan persuasi; dan
◦ hard power : kemampuan memaksa.
Sumber: Nye(2010)

Kekuasaan (Power)
Power

adalah kemampuan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain
untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan
Seseorang dapat melakukannya
dengan dua cara:
◦ hard power:
- dorongan (‘carrot’)
- ancaman (‘stick’)

◦ soft power
- memikat atau meng-kooptasi
Sumber: Nye(2010)

Kekuasaan (Power) Pengikut
Tidak

ada pemimpin tanpa pengikut
Pengikut terkadang memprakarsai
aktivitas kelompok
Pengikut memiliki power:
◦ untuk membantu pemimpin dalam
memimpin kelompok
◦ membuat batasan bagi pemimpin
Power

yang dimiliki pemimpin
bergantung pada tujuan pengikut
yang tertanam dalam budaya mereka

Sumber: Nye(2010)

Kekuasaan (Power) dan Jejaring
(Network)
 Dalam

era globalisasi dan teknologi informasikomunikasi, jejaring menjadi semakin penting
dan dapat mengubah konteks kepemimpinan
 informasi dapat menciptakan power
 Jejaring ada yang bersifat kuat dan lemah,
tergantung pada frekuensi dan hubungan
timbal baliknya
 Seorang pemimpin perlu semakin memahami
hubungan antara jejaring dengan kekuasaan;
bagaimana menyesuaikan strategi dan
menciptakan tim yang menguntungkan dari
hubungan yang ada, baik yang kuat maupun
yang lemah.
 Dalam lingkaran-lingkaran jejaring yang saling
Sumber: Nye(2010)

Kutipan
“Seorang

pemimpin harus
memiliki kecerdasan berpolitik
(political intelligence) dan
kecerdasan sosial (social
intelligence)”

(Roderick Kramer)

Keterampilan Berpolitik
Kepemimpinan

memerlukan keterampilan

berpolitik
Keterampilan berpolitik memiliki beberapa
bentuk:
◦ terkait dengan hard power: intimidasi, manipulasi,
dan negosiasi
◦ terkait dengan soft power: memberikan inspirasi,
menjadi penghubung/perantara, dan
mengembangkan jejaring kepercayaan.
Keterampilan

berpolitik juga meliputi
pembentukan modal politik (political capital)
untuk tawar menawar dengan lingkaran
pengikut yang lebih luas

Kesimpulan
Adalah

penting bagi seorang pemimpin
untuk memahami bagaimana
mengkombinasikan berbagai sumber
kekuasaan (power) dan gaya
kepemimpinan dalam berbagai konteks.
Diperlukan banyak penelitian dalam hal
kecerdasan kontekstual (contextual
intelligence), yaitu kemampuan untuk
memahami konteks sehingga hard power
dan soft power dapat dikombinasikan ke
dalam smart power strategy.

Diskusi