Kepemimpinan Strategis dan Kompetensi 06
Kepemimpinan Strategis
dan Kompetensi
Pertemuan 6:
Kepemimpinan dan Konteksnya
Referensi:
-
Leavy, Brian and McKiernan, Peter. (2009). Strategic Leadership, Governance and
Renewal. London: Palgrave MacMillan.
-
Nohria, Nitin and Khurana, Rakesh. (2010). Handbook of Leadership Theory and
Practice. Massachussets: Harvard Business School Publishing.
Cakupan Materi
Review
Kepemimpinan
dan Konteks
Bisnis
Teori Kontingensi Kepemimpinan
Diskusi
Review
Jelaskan
kepemimpinan menurut
perspektif sosiologi.
Jelaskan kepemimpinan menurut
perspektif politik.
Kepemimpinan dan Konteksnya
Dalam
pengambilan keputusan strategi, seorang
pemimpin harus memperhatikan 4C: context,
content, culture & cognition.
CONTEXT
Harmony
CONTENT
Harmony
C
Harmony
Harmony
COGNITION
Sumber: Leavy & McKiernan (2009)
CULTURE
Kepemimpinan dan Konteksnya
4C:
Context: situasi kondisi yang dapat bersifat stabil
dan dinamis
Content: (isi) strategi yang dapat didesain atau
direncanakan secara deliberate atau
memungkinkan adanya emergent strategy
(strategi yang tidak direncanakan dari awal) dan
diadaptasikan
Culture: budaya (perusahaan), dapat bervariasi
antara birokratik dan entrepreneurial.
Cognition: adalah apa yang ada dalam pikiran
seorang pemimpin
Menurut pandangan tradisional, keempat faktor di
atas harus ‘fit’, tetapi dalam kenyataannya tidak
Sumber: Leavy & McKiernan (2009)
Kepemimpinan dan Konteksnya
konteks yang stabil, conventional
deliberate planning dapat bekerja dengan baik.
Perencanaan tersebut dapat diimplementasikan
secara efisien melalui struktur birokratik yang
dapat memonitor dan mengendalikan secara
reguler dan sistematis. Dalam hal ini, perubahan
adalah pengecualian.
Sebaliknya, dalam lingkungan yang dinamis dan
kompleks, diperlukan strategi yang lebih adaptif
dan fleksibel. Untuk itu diperlukan budaya
perusahaan yang bersifat kreatif dan
entrepreneurial. Dalam hal ini, perubahan
menjadi norma, bukan pengecualian.
Pola penyelarasan diperlukan untuk menciptakan
harmony antara ketiga C di atas.
Dalam
Sumber: Leavy & McKiernan (2009)
Kepemimpinan dan Konteksnya
Stable
Deliberat
e
Bureaucratic
Garis
Strategic
Harmony
Context
Content
Culture
Dynamic
Emergen
t
Entrepreneuri
al
vertikal yang solid menunjukkan keharmonisan,
sementara garis yang putus-putus menunjukkan
adanya ke-tidak-harmonisan
Dalam 25 tahun terakhir, kondisi lingkungan bergeser
dari stabil menuju dinamis, oleh karena itu para
manajer harus menyelaraskan ulang strategi dan
lebih
fleksibel dan adaptif. Tantangan
Sumber:membuatnya
Leavy & McKiernan
(2009)
Kepemimpinan dan Konteksnya
Perubahan budaya terbagi menjadi dua:
1) bersifat incremental (perlahan-lahan);
Kaizen (continuous improvement)
2) bersifat dramatik (radikal).
Leapfrog
Supaya efektif, perusahaan harus dapat
mengkombinasikan keduanya.
Sumber: Leavy & McKiernan (2009)
Kepemimpinan dan Konteksnya
Tujuh
variabel yang mempengaruhi
gelombang perubahan konteks ke
depan:
◦AS, China, dan perubahan pola globalisasi
◦Masa depan Afrika
◦Perubahan dari nation states menjadi
market states
◦Demografi dan migrasi
◦Pertumbuhan ekonomi
◦Pencarian terhadap kemanan energi
◦Energi dan industri karbon perubahan
iklim dan keanekaragaman hayati
Sumber: Leavy & McKiernan (2009)
Kepemimpinan dan Konteksnya
Untuk
menghadapi konteks yang
dinamis, perusahaan perlu melakukan
pendekatan scenario-planning
Scenario-planning perlu digunakan
ketika:
◦Lingkungan yang dihadapi memiliki
ketidakpastian yang tinggi
◦Perubahan terjadi dengan cepat
◦Keputusan yang akan diambil memiliki
kompleksitas tinggi
◦Perencanaan memiliki bentang waktu yang
lama
Sumber: Leavy & McKiernan (2009)
Teori Kontingensi
Kepemimpinan
Review
Jelaskan berbagai teori kontingensi
kepemimpinan yang telah dibahas dalam
pertemuan 1 dan 3.
Teori Kontingensi
Kepemimpinan
Pemimpin
bertindak dalam suatu
konteks sistem sosial yang memiliki
berbagai faktor kontingensi:
◦Pemimpin
- Kekuasaan (power) dan pengaruh (influence) yang
dimiliki pemimpin
- Tujuan pemimpin (pribadi dan organisasi)
◦Pengikut
- Harapan
- Nilai-nilai
◦Kompleksitas organisasi
◦Kepastian atau ketidakpastian tugas-tugas
organisasi
Sumber: Lorsch (2010)
Teori Kontingensi Kepemimpinan
Baru
Organizational
complexity
Relationship
Leaders
•
Power/influenc
e
• Goals
Power and
influence
Alignment
Communication
Task uncertainty
Sumber: Lorsch (2010)
Follower
• Expectations
• Values
Kesimpulan
Semakin kompleks dimensi organisasi, maka
semakin menantang tugas seorang pemimpin
Kepastian tugas-tugas organisasi akan
mempengaruhi tipe hubungan yang diperlukan
antara pemimpin dan pengikut
Salah satu tugas penting seorang pemimpin adalah
memutuskan pendekatan seperti apa yang akan
dijalin dengan pengikut dalam menghadapi berbagai
faktor kontingensi (yang telah disebutkan maupun
yang belum teridentifikasi oleh penulis)
Pemimpin dapat merubah perilkau tergantung
situasi yang dihadapi
Perlu adanya pengembangan kepemimpinan pada
diri seorang pemimpin (calon pemimpin)
Sumber: Lorsch (2010)
Kesimpulan
Efektivitas
kepemimpinan bergantung pada hubungan
antara pemimpin dan pengikut
1. Perlu ada penyelarasan antara tujuan pemimpin
(pribadi dan organisasi) dengan nilai dan harapan
pengikut
2. Harus ada komunikasi dua arah
3. Harus ada sumber-sumber power dan pengaruh
yang cukup (meliputi posisi, kharisma, kompetensi)
dalam hubungan dengan pengikut
Teori
ini memungkinkan pemimpin dan pihak-pihak
yang memilih calon pemimpin untuk memahami
dengan jelas: pemimpin seperti apa yang dibutuhkan
supaya berhasil menghadapi berbagai situasi yang
berbeda
Sumber: Lorsch (2010)
Diskusi
dan Kompetensi
Pertemuan 6:
Kepemimpinan dan Konteksnya
Referensi:
-
Leavy, Brian and McKiernan, Peter. (2009). Strategic Leadership, Governance and
Renewal. London: Palgrave MacMillan.
-
Nohria, Nitin and Khurana, Rakesh. (2010). Handbook of Leadership Theory and
Practice. Massachussets: Harvard Business School Publishing.
Cakupan Materi
Review
Kepemimpinan
dan Konteks
Bisnis
Teori Kontingensi Kepemimpinan
Diskusi
Review
Jelaskan
kepemimpinan menurut
perspektif sosiologi.
Jelaskan kepemimpinan menurut
perspektif politik.
Kepemimpinan dan Konteksnya
Dalam
pengambilan keputusan strategi, seorang
pemimpin harus memperhatikan 4C: context,
content, culture & cognition.
CONTEXT
Harmony
CONTENT
Harmony
C
Harmony
Harmony
COGNITION
Sumber: Leavy & McKiernan (2009)
CULTURE
Kepemimpinan dan Konteksnya
4C:
Context: situasi kondisi yang dapat bersifat stabil
dan dinamis
Content: (isi) strategi yang dapat didesain atau
direncanakan secara deliberate atau
memungkinkan adanya emergent strategy
(strategi yang tidak direncanakan dari awal) dan
diadaptasikan
Culture: budaya (perusahaan), dapat bervariasi
antara birokratik dan entrepreneurial.
Cognition: adalah apa yang ada dalam pikiran
seorang pemimpin
Menurut pandangan tradisional, keempat faktor di
atas harus ‘fit’, tetapi dalam kenyataannya tidak
Sumber: Leavy & McKiernan (2009)
Kepemimpinan dan Konteksnya
konteks yang stabil, conventional
deliberate planning dapat bekerja dengan baik.
Perencanaan tersebut dapat diimplementasikan
secara efisien melalui struktur birokratik yang
dapat memonitor dan mengendalikan secara
reguler dan sistematis. Dalam hal ini, perubahan
adalah pengecualian.
Sebaliknya, dalam lingkungan yang dinamis dan
kompleks, diperlukan strategi yang lebih adaptif
dan fleksibel. Untuk itu diperlukan budaya
perusahaan yang bersifat kreatif dan
entrepreneurial. Dalam hal ini, perubahan
menjadi norma, bukan pengecualian.
Pola penyelarasan diperlukan untuk menciptakan
harmony antara ketiga C di atas.
Dalam
Sumber: Leavy & McKiernan (2009)
Kepemimpinan dan Konteksnya
Stable
Deliberat
e
Bureaucratic
Garis
Strategic
Harmony
Context
Content
Culture
Dynamic
Emergen
t
Entrepreneuri
al
vertikal yang solid menunjukkan keharmonisan,
sementara garis yang putus-putus menunjukkan
adanya ke-tidak-harmonisan
Dalam 25 tahun terakhir, kondisi lingkungan bergeser
dari stabil menuju dinamis, oleh karena itu para
manajer harus menyelaraskan ulang strategi dan
lebih
fleksibel dan adaptif. Tantangan
Sumber:membuatnya
Leavy & McKiernan
(2009)
Kepemimpinan dan Konteksnya
Perubahan budaya terbagi menjadi dua:
1) bersifat incremental (perlahan-lahan);
Kaizen (continuous improvement)
2) bersifat dramatik (radikal).
Leapfrog
Supaya efektif, perusahaan harus dapat
mengkombinasikan keduanya.
Sumber: Leavy & McKiernan (2009)
Kepemimpinan dan Konteksnya
Tujuh
variabel yang mempengaruhi
gelombang perubahan konteks ke
depan:
◦AS, China, dan perubahan pola globalisasi
◦Masa depan Afrika
◦Perubahan dari nation states menjadi
market states
◦Demografi dan migrasi
◦Pertumbuhan ekonomi
◦Pencarian terhadap kemanan energi
◦Energi dan industri karbon perubahan
iklim dan keanekaragaman hayati
Sumber: Leavy & McKiernan (2009)
Kepemimpinan dan Konteksnya
Untuk
menghadapi konteks yang
dinamis, perusahaan perlu melakukan
pendekatan scenario-planning
Scenario-planning perlu digunakan
ketika:
◦Lingkungan yang dihadapi memiliki
ketidakpastian yang tinggi
◦Perubahan terjadi dengan cepat
◦Keputusan yang akan diambil memiliki
kompleksitas tinggi
◦Perencanaan memiliki bentang waktu yang
lama
Sumber: Leavy & McKiernan (2009)
Teori Kontingensi
Kepemimpinan
Review
Jelaskan berbagai teori kontingensi
kepemimpinan yang telah dibahas dalam
pertemuan 1 dan 3.
Teori Kontingensi
Kepemimpinan
Pemimpin
bertindak dalam suatu
konteks sistem sosial yang memiliki
berbagai faktor kontingensi:
◦Pemimpin
- Kekuasaan (power) dan pengaruh (influence) yang
dimiliki pemimpin
- Tujuan pemimpin (pribadi dan organisasi)
◦Pengikut
- Harapan
- Nilai-nilai
◦Kompleksitas organisasi
◦Kepastian atau ketidakpastian tugas-tugas
organisasi
Sumber: Lorsch (2010)
Teori Kontingensi Kepemimpinan
Baru
Organizational
complexity
Relationship
Leaders
•
Power/influenc
e
• Goals
Power and
influence
Alignment
Communication
Task uncertainty
Sumber: Lorsch (2010)
Follower
• Expectations
• Values
Kesimpulan
Semakin kompleks dimensi organisasi, maka
semakin menantang tugas seorang pemimpin
Kepastian tugas-tugas organisasi akan
mempengaruhi tipe hubungan yang diperlukan
antara pemimpin dan pengikut
Salah satu tugas penting seorang pemimpin adalah
memutuskan pendekatan seperti apa yang akan
dijalin dengan pengikut dalam menghadapi berbagai
faktor kontingensi (yang telah disebutkan maupun
yang belum teridentifikasi oleh penulis)
Pemimpin dapat merubah perilkau tergantung
situasi yang dihadapi
Perlu adanya pengembangan kepemimpinan pada
diri seorang pemimpin (calon pemimpin)
Sumber: Lorsch (2010)
Kesimpulan
Efektivitas
kepemimpinan bergantung pada hubungan
antara pemimpin dan pengikut
1. Perlu ada penyelarasan antara tujuan pemimpin
(pribadi dan organisasi) dengan nilai dan harapan
pengikut
2. Harus ada komunikasi dua arah
3. Harus ada sumber-sumber power dan pengaruh
yang cukup (meliputi posisi, kharisma, kompetensi)
dalam hubungan dengan pengikut
Teori
ini memungkinkan pemimpin dan pihak-pihak
yang memilih calon pemimpin untuk memahami
dengan jelas: pemimpin seperti apa yang dibutuhkan
supaya berhasil menghadapi berbagai situasi yang
berbeda
Sumber: Lorsch (2010)
Diskusi