UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI MELALUI MEDIA REALITA SISWA KELAS II MI MIFTAHUL ULUM WATES TANJUNG WRINGINANOM GRESIK.

(1)

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI MELALUI MEDIA REALITA

SISWA KELAS II MI MIFTAHUL ULUM WATES TANJUNG WRINGINANOM GRESIK

SKRIPSI

oleh : SITI AISAH NIM : D57211153

UIN SUNAN AMPEL S U R A B A Y A

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


(2)

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI MELALUI MEDIA REALITA SISWA KELAS II MI

MIFTAHUL ULUM WATES TANJUNG WRINGINANOM GRESIK

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Tarbiyah

Oleh :

Siti Aisah NIM. D57211153

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Siti Aisah, NIM :D57211153 Tahun 2015, “Upaya Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Sumber Energi Melalui Media Realia Siswa Kelas II MI

Miftahul Ulum Watestanjung Wringinanom Gresik” skripsi, Jurusan Pendidikan

Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya, Dr. Hj. Evi Fatimatur Rusdiyah, M.Ag.

Kata kunci : Kemampuan Mengidentifikasi Sumber Energy Melalui Media Realia Kemampuan siswa pada pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum masih belum mencapai hasil belajar yang maksimal. Salah satu faktor diantaranya guru yang menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pembelajaran. Selain itu, siswa kelas II MI Miftahul Ulum Wates Tanjung kurang aktif dan kreatif dalam memunculkan ide/gagasan dan bertanya sesuatu yang belum mereka mengerti.

Permasalahan yang dikaji peneliti adalah (1) Bagaimana penerapan hasil belajar sumber energy melalui benda-benda dilingkungan sekitar yang dilakukan pada siswa kelas II MI Miftahul Ulum Watestanjung Wringinanom Gresik? (2) Apakah penggunaan media benda-benda dilingkungan sekitar dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang berbagai sumber energy yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dn kegunaannya di kelas II MI Miftahul Ulum Watestanjung Wringinanom Gresik? Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui media benda-benda dilingkungan sekitar yang dilakukan pada siswa kelas II MI Miftahul Ulum Watestanjung Wringinanom Gresik (2) Mengetahui kemampuan siswa dengan menggunakan media benda-benda di lingkungan sekitar pada mata pelajaran IPA kelas II MI Miftahul Ulum Watestanjung Wringinanom Gresik.

Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus, tiap siklus terdiri dari atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Adapun pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Analisis data yang dgunakan adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif.

Pada uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa media benda-benda di lingkungan sekitar dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa kelas II MI Miftahul Ulum Watestanjung Wringinanom Gresik yang mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Pada siklus I prosentase kelas hanya mencapai 80,94 % dan meningkat pada siklus II yaitu dengan prosentase 95,24 %.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Operasional ... 5

F. Sistematika Pembahasan ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat IPA ... 7

B. Proses Pembelajaran IPA ... 8

C. Kemampuan Mengidentifikasi Sumber Energi ... 10

D. Pengertian Sumber Energi ... 13

E. Media Pembelajaran ... 15


(8)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian ... 24

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 25

1. Setting penelitian ... 25

2. Karakterisik Subjek Penelitian ... 26

C. Variabel yang Diselidiki ... 26

D. Rencana Tindakan ... 27

1. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I ... 27

2. Rencana pembelajaran siklus II ... 28

E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 33

a. Metode Pengumpulan Data ... 33

b. Metode Analisis Data ... 34

c. Cara Pengambilan Keputusan ... 35

d. Indikator Kinerja ... 36

e. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38

1. Hasil Penelitian Siklus I ... 38

a. Perencanaan... 38

b. Pelaksanaan Tindakan ... 38

c. Observasi atau Pengamatan ... 39

d. Hasil Belajar... 40

e. Refleksi ... 42

2. Hasil Penelitian Siklus II ... 45

a. Perencanaan... 46


(9)

c. Observasi atau Pengamatan ... 47

d. Hasil Belajar... 51

B. Diskripsi Temuan dan Refleksi ... 53

1. Diskripsi Temuan... 53

2. Refleksi ... 54

C. Pembahasan ... 57

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 58

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran eksak, dalam pelajaran IPA tidak hanya melalui informasi, tetapi siswa diajak berperan aktif mencoba mengamati dan mendiskusikan pelajaran-pelajaran IPA.

Pelajaran IPA bukanlah pelajaran yang sulit dan membosankan tetapi pelajaran IPA akan mengajak siswi lebih dekat dan bersahabat dengan lingkungan alam semesta. Tetapi kenyataan yang terjadi pada siswa bahwa pembelajaran IPA sering kali tidak membuahkan hasil seperti yang diharapkan, terutama rendahnya penguasaan siswa terhadap materi dengan tema budi pekerti, sub pokok bahasan mengenal berbagai sumber energi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya. Mengajarkan IPA sebaiknya tidak mekanistik dan empiris dalam bentuk hapalan, ingatan dan statis, tetapi sebaiknya dalam bentuk konseptual, bermakna, realistik dan manipulatif benda konkret yang ada disekitar kita. Berdasar pengalaman peneliti selama melaksanakan proses belajar mengajar di MI Miftahul Ulum Wates Tanjung Wringinanom Gresik bidang Studi IPA tentang sumber energi banyak siswi yang kesulitan dalam menyebutkan dan membeda energi.

Selama ini peneliti mengajarkan IPA tentang sumber-sumber energi hanya menggunakan metode ceramah tanpa adanya alat peraga sebagai penunjang pelajaran. Penyampaian materi kurang menarik sehingga siswa berbicara sendiri, ada yang diam tapi tidak mengerti bahkan ada yang mengantuk hanya


(11)

2

beberapa siswa yang aktif. Kemudian guru memilih secara acak 3 siswa untuk mengerjakan, setelah itu guru memberi kesempatan bertanya apa ada pertanyaan tidak ada yang bertanya, walaupun tidak memahami apa yang disampaikan oleh guru.

Dari hasil pengamatan tersebut peneliti melihat siswa kurang bergairah dalam mengikuti pembelajaran IPA sehingga berakibat pada hasil tes formatif yang tidak memuaskan. Karena dari 30 siswa kelas II Mi Miftahul Ulum Wates Tanjung ada 12 siswa yang mendapat nilai diatas SKBM ( SKBM yang ditentukan 6,5)

Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran di kelas II bermasalah karena hanya 40% siswa yang dapat menguasai materi pembelajaran. Padahal pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa yang menguasai materi pelajaran lebih dari 70%. Sehingga mendorong peneliti untuk mengetahui penyebabnya. Apakah murni penguasaan siswa yang kurang atau cara penyampaian materi oleh guru kurang tepat, sehingga menyebabkan kurangnya pemahaman siswa. Untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran maka perlu dilakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Melihat hal tersebut diatas, perlu diupayakan perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Dengan kondisi seperti ini perlu ditindak lanjuti dengan

menerapkan langkah-langkah penelitian tindakan kelas yaitu: 1) Mengidentifikasi masalah, 2) Menganalisa dan merumuskan masalah,


(12)

3

Merujuk teori yang disampaikan oleh Latueru (1950), bahwa media pembelajaran dalam proses pembelajaran mempunyai keunggulan dan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Keunggulan tersebut diantaranya : 1) Dapat memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain, 2) Dapat mengatasi batas-batas ruang dan waktu

Dari perolehan diskusi dengan teman sejawat yaitu proses pembelajaran perlu menggunakan media yang relevan untuk memperbaiki tentang pembelajaran khusus pokok bahasan materi tema budi pekerti, sub pokok bahasan mengenal berbagai sumber energi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas, rumusan masalah yang dapat disimpulkan bahwa :

1. Bagaimana penggunaan media realia pada pembelajaran IPA pada siswa kelas II MI Miftahul Ulum Wates Tanjung Wringinanom Gresik?

2. Bagaiamana penggunaan media benda-benda di lingkungan sekitar dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang berbagai sumber energi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya di kelas II MI Miftahul Ulum Wates Tanjung Wringinanom Gresik.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian tersebut diatas, tujuan yang dapat disimpulkan adalah : 1. Bagaiamana penggunaan media realia pada pembelajaran IPA pada siswa


(13)

4

2. Mendeskripsikan penggunaan media realita dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang berbagai sumber energi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya di kelas II MI Miftahul Ulum Wates Tanjung Wringinanom Gresik.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu :

1. Manfaat bagi siswa

Siswa mempunyai daya ingat lebih lama terhadap peristiwa yang dilakukan. Hal tersebut dikarenakan terjadi proses pembelajaran yang nyata, melalui pengamatan.

2. Manfaat bagi guru

Guru sebagai peneliti, untuk meningkatkan kinerjanya dalam mengembangkan pembelajaran IPA, khususnya dalam pengajaran berbagai sumber energi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya.

3. Manfaat Institusi/Sekolah

Sebagai haluan rujukan empiris bagi para sejawat guru disekolah untuk melakukan upaya-upaya perbaikan pembelajaran disekolah yang lebih konstekstual dengan situasi dan kondisi sekolah/kelas.


(14)

5

E. DEFINISI OPERASIONAL

Judul penelitian tindakan kelas yang penulis angkat berjudul :

“ Upaya peningkatan kemampuan mengidentifikasi sumber energi melalui media realita siswa kelas II MI Miftahul Ulum Watestanjung Wringinanom Gresik”

Agar tidak terjadi salah arti dalam penulisan perlu penulis jelaskan beberapa istilah berikut :1

1. Upaya : menurut Drs. Kamisa Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, upaya adalah usaha.2

2. Peningkatan : Menurut Drs. Kamisa Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, istilah peningkatan berasal dari kata tingkat yang berarti jenjang.3

3. Mengidentifikasi, berasal dari kata identifikasi. Indentifikasi adalah upaya yang dilakukan oleh seorang individu untuk menjadi sama (identik) dengan individu lain yang ditirunya. Proses identifikasi tidak hanya terjadi melalui serangkain proses peniruan pola perilaku saja, tetapi juga melalui proses kejiwaaan yang sangat mendalam.4

4. Sumber energi adalah segala sesuatu di sekitar kita yang mampu menghasilkan energi. Di sekitar kita banyak sekali macam-macam sumber energy yang bisa menghasilkan berbagai macam energi.

5. Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek.

1

Kamus lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya : KARTIKA, 1997) hal. 556 2

Ibid, 553 3

Ibid, 221 4

Imnida Rara, Pengertian Identifikasi, di akses Senin 4 Mei 2015 jam 09.00 (http://annyeong-rara-imnida.blogspot.com.html)


(15)

6

F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika pembahasan dalam skripsi ini penulis susun dengan secara sistematis dari bab ke bab yang terdiri dari lima bab dan antara bab satu dengan yang bab yang lainnya merupakan integritas atau kesatuan yang tak terpisahkan serta memberikan atau menggambarkan secara lengkap dan jelas tentang penelitian dan hasil-hasilnya.

Adapun sistematika pembahasan selengkapnya adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan, meliputi: (a) Latar Belakang masalah, (b) Rumusan masalah, (c) Tujuan penelitian, (d) Manfaat penelitian, (e) Definisi operasional, (f) Sistematika pembahasan.

BAB II : Kajian teori, meliputi : (a) Hakikat IPA, (b) Proses pembelajaran IPA, (c) Kemampuan mengidentifikasi sumber energy, (d) Pengertian sumber energy, (e) Media pembelajaran, (f) Media realia.

BAB III : Prosedur penelitian tindakan kelas, meliputi: (a) Metode penelitian, (b) Setting penelitian dan karakteristik subyek penelitian, (c) Variabel yang diselidiki, (d) Rencana tindakan, (e) Data dan cara pengumpulannya.

BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan, meliputi: (a) Hasil penelitian, 1. Hasil penelitian siklus I, 2. Hasil penleitian siklus II, (b) Dsikripsi temuan dan refleksi, (c) Pembahasan


(16)

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakikat IPA

IPA didefinisikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi juga oleh adanya metode ilmiah. Metode ilmiah dan pengamatan ilmiah menekankan pada hakikat IPA.

Secara rinci hakikat IPA menurut Bridgman adalah sebagai berikut5 : 1. Kualitas, pada dasarnya konsep-konsep IPA selalu dapat dinyatakan dalam

bentuk angka-angka.

2. Observasi dan eksperimen, merupakan salah satu cara untuk dapat memahami konsep-konsep IPA secara tepat dan dapat diuji kebenarannya. 3. Ramalan (prediksi); merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA

bahwa misteri alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan. Dengan asumsi tersebut lewat pengukuran yang teliti maka berbagai peristiwa alam yag akan terjadi dapat diprediksi secara tepat.

4. Progresif dan komutatif; artinya IPA itu selalu berkembang kea rah yang lebih sempurna dari penemuan sebelumnya. Proses; tahapan-tahapan yang dilalui dan dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah dalam rangka menemukan suatu kebenaran.

5. Universalitas; kebenaran yang ditemukan senantiasa berlaku secara umum.

5


(17)

8

6. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA merupakan bagian dari IPA, dimana konsep-konsepnya diperoleh melalui suatu proses dengan menggunakan metode ilmiah dan diawali dengan sikap ilmiah kemudian diperoleh hasil (produk).

B. Proses pembelajaran IPA

Proses dalam pengertian disini merupakan interaksi semua komponen atau saling berhubungan (inter indepent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan.6

Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan Burton bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, ketrampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti.7

Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku karena adanya suatu pengalaman. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan Goerge J. Mouly dalam bukunya Psychologi For Effective Teaching, belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman. Pendapat senada disampaiakan oleh Kimble dan Garmezi yang menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang relative permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman.

Secara sederhana Anthony Robbins, mendefiniskan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami

6

Usman, 2009 ; 5

7


(18)

9

dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari definisi ini dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu: (1) penciptaan tabunga, (2) sesuatu hal (pengetahuan) yang sudah dipahami, dan (3) sesuatu (pengetahuan) yang baru. Jadi dalam makna belajar disini bukan berangkat dari (nol), tetapi merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru.

Pandangan Anthony Robbins senada apa yang dikemukakan oleh Jerome Brunner, bahwa belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pengalaman/pengetahuan yang sudah dimilikinya.8 Dalam pandangan konstrukvisme „belajar‟ bukanlah semata-mata mentransfer pengetahuan yang ada diluar dirinya, tetapi belajar lebih pada bagaimana otak memproses dan menginterprestasikan pengalaman yang baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dalam format yang baru. Proses pembangunan ini bisa melalui proses asimilasi atau akomodasi.9

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar, baik itu perubahan pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan dan perubahan tersebut dilakukan secara berkesinambungan.

Sedangkan mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswi dalam kegiatan usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.

8

Romberg & Kaput, 1999

9


(19)

10

Proses belajar mengajar merupakan suatu inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswi atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswi itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.10

Sedangkan menurut Pedoman Guru Pendidikan Agama Islam, proses belajar mengajar dapat mengandung dua pengertian, yaitu rentetan kegiatan perencanaan oleh guru, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi program tindak lanjut.11

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar IPA meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran IPA.

C. Kemampuan Mengidentifikasi Sumber Energi

A. Pengertian Kemampuan

Kemampuan berasal dari kata mampu yang menurut kamus bahasa Indonesia mampu adalah sanggup. Jadi kemampuan adalah sebagai keterampilan (skiil) yang dimiliki seseorang untuk dapat menyelesaikan sesuatu. Kemampuan menurut Danim, “Kemampuan adalah perilaku yang

10

Usman, 2009 ; 5

11


(20)

11

rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi

yang diharapkan”. Sedangkan menurut Wijaya kemampuan diterjemahkan

sebagai “gambaran hakekat kualitatif dari perilaku guru yang nampak sangat berarti”.12 Dengan demikian, suatu kemampuan dalam suatu profesi yang berbeda menuntut kemampuan yang berbeda-beda pula.

Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kecakapan atau kesanggupan yang dimiliki oleh setiap individu untuk melakukan sesuatu, merupakan suatu potensi yang dimiliki sejak lahir dan perlu dikembangkan dengan latihan atau praktek dalam suatu proses pembelajaran. Berdasarkan kemampuan yang dikemukakan maka yang dimaksud dengan kemampuan dalam penelitian ini adalah kesanggupan atau potensi siswa di MI Miftahul Ulum Watestanjung dalam mengidentifikasi Sumber Energi.

B. Pengertian Identifikasi

Indentifikasi adalah upaya yang dilakukan oleh seorang individu untuk menjadi sama (identik) dengan individu lain yang ditirunya. Proses identifikasi tidak hanya terjadi melalui serangkain proses peniruan pola perilaku saja, tetapi juga melalui proses kejiwaaan yang sangat mendalam13.

Dalam Istilah lain identifikasi juga dikatakan pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau sesuatu. Hal ini perlu, oleh karena tugas identifikasi ialah membedakan komponen-komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak menimbulkan kebingungan. Dengan identifikasi

12

Robbin dan Timonthy, Prilaku Organisasi, (Yogyakarta : Amus, 2009), hal. 57-61

13

Imnida Rara, Pengertian Identifikasi, di akses Senin 4 Mei 2015 jam 09.00 (http://annyeong-rara-imnida.blogspot.com.html)


(21)

12

dapatlah suatu komponen itu dikenal dan diketahui masuk dalam golongan mana14.

Dari uraian penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa identifikasi adalah upaya yang dilakukan seorang individu untuk menggolongkan atau memebedakan komponen-komponen yang satu dengan yang lainnya. Berdasarkan identifikasi yang dikemukakan maka yang di maksud dengan identifikasi dalam penelitian ini adalah kesanggupan siswa di MI Miftahul Ulum Watestanjung dalam mengidentifikasi Sumber Energi.

1. Kemampuan Mengidentifikasi

Kemampuan berasal dari kata mampu berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuati, sedangkan kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan dan kekuatan. Kemampuan keseluruhanseorang individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok :

a. Kemampuan Intelektual (Intelectual Ability) yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental (berfikir,menalar,memecahkan masalah)

b. Kemampuan Fisik (Physical Ability) yaitu kemampuan melakukan tugas yang menunutut stamina, keterampilan, kekuatan dan karak teristik serupa15

Mengidentifikasi berasal dari kata identifikasi yang berarti tanda kenal diri, bukti dari penentu atau penetapan identitas seseorang, sehingga mengidentifikasi memiliki arti upaya menentukan atau menetapkan identitas sesuatu atau seseorang. Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan

14

Kumpulan Istilah, Di akses Senin 4 Mei 2015 jam 09.00

(http://www.kumpulanistilah.com/2015/pengertian-identifikasi.html 15


(22)

13

bahwa kemampuan mengidentifikasi adalah kemampuan menentukan sesuatu kedalam suatu kelompok dengan ciri atau tanda-tanda tertentu.

D. Pengertian Sumber Energi

sumber energi adalah segala sesuatu di sekitar kita yang mampu menghasilkan energi. Di sekitar kita banyak sekali macam-macam sumber energy yang bisa menghasilkan berbagai macam energi.

Sumber energi secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :

1) Sumber energi yang terbarukan

Atau yang diperbaharui dan bisa dipakai tanpa khawatir habis. Contohnya: a. Energi surya atau matahari

Energy matahari sangat melimpah jumlahnya khususnya bagi wilayah yang beriklim tropis, pemanfaatan sinar matahari adalah dengan menggunakan sel surya yang berfungsi mengubah energi surya menjadi energi listrik. Ada juga yang memanfaatkan sinar matahari untuk memasak dengan menggunakan kompor bertenaga sinar matahari contohnya di negara India.

b. Panas bumi

Panas bumi merupakan energi yang bersumber dari dalam perut bumi. Panas bumi merupakan energi yang melimpah dan terbarukan sehingga tidak perlu khawatir akan kehabisan energi panas bumi.

Selain jumlahnya yang melimpah energi ini memiliki harga yang ekonomis dan ramah terhadap lingkungan. Indonesia merupakan salah


(23)

14

satu negara di dunia yang kaya akan energi panas bumi, hal ini dikarenakan Indonesia mempunyai banyak gunung berapi aktif yang menjadi keuntungan tersendiri bagi negara kita. Contoh pemanfaatan panas bumi adalah dengan mengubahnya menjadi energi pembangkit listrik.

c. Angin

Pemanfaatan energi angin sedang gencar-gencaran dilakukan oleh banyak negara di seluruh dunia karena sumber energi ini tidak terbatas jumlahnya, pemanfaatan energi ini menggunakan kincir angin yang dibuhungkan dengan generator atau turbin untuk menghasilkan tenaga listrik.

d. Energy Biomassa

Biomassa terdiri dari tanaman hidup, pohon mati dan serpihan kayu. e. Energi Gas Alam

Merupakan energi yang terbarukan dan harganya lebih terjangkau dari pada bahan bakar minyak.

f. Pembangkit Listrik Tenaga Air

Energi yang bersumber dari tenaga air sudah lama dimanfaatkan oleh manusia karena ramah lingkungan dan juga berlimpah listrik. Pembangkit listrik tenaga air atau PLTA merupakan salah satu contoh pemanfaatan tenaga air untuk kehidupan yang lebih baik.

g. Energi Pasang Surut

Pasang surutair laut dianggap lebih menjanjikan hasil yang maksimal bila dibandingkan dengan tenaga surya dan tenaga angin, tetapi


(24)

15

pemanfaatan energi pasang surut masih sedikit hal ini dikarenakan biayanya yang mahal.

2) Sumber energi tak terbarukan

Sumber energi jenis ini jumlahnya terbatas dan tidak dapat diperbaharui walaupun ada yang bisa diperbaharui tetapi memerlukan waktu yang sangat lama. Sumber energi saat ini merupakan sumber energy utama yang banyak digunakan walaupun banyak pihak yang sudah beralih menggunakan sumber energi alternative. Contoh sumber energi tak terbarukan adalah :

a. Sumber energi yang berasal dari fosil

Sumber energi sebenarnya bisa diperbaharui tetapi memerlukan waktu hingga jutaan tahun, berasal dari makhluk hidup yang mati dan terpendam dalam tanah hingga jutaan tahun. Contohnya minyak bumi dan batu bara.

b. Sumber energi yang berasal dari mineral alam

Mineral alam bisa dimanfaatkan menjadi sumber energy setelah melalui beberapa proses. Contohnya uranium yang bisa menghasilkan energi nuklir.

E. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media

Menurut Miarso (1980) menegaskan “Media pembelajaran adalah sesuatu yang digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian,


(25)

16

kemauan anak didik, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar

pada siswa”.

Makna dari rumusan tersebut jelas bahwa segala sesuatu alat yang digunakan untuk mempermudah dalam pembelajaran dan dapat mendorong minat belajar siswa disebut dengan media. Media pembelajaran dapat kita peroleh dengan berbagai cara, sesederhana apapun alat pembelajaran peta dan potongan-potongan Negara di kawasan Afrika serta globe yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar disebut juga dengan sarana / media.

Media adalah sarana komunikasi, baik dalam bentuk cetak maupun pandangan dengar, sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat digunakan untuk kepentingan pembelajaran. (Wilbur Schram: 1997).

Sumantri dan Permana (1999) mengatakan bahwa variasi dalam pembelajaran bisa berupa; 1) Variasi dalam gaya mengajar 2). Variasi dalam penggunaan media 3). Variasi dalam penggunaan metode dan variasi interaksi antara guru dan peserta didik. Dalam praktek pembelajaran menggunakan variasi materi tersebut dapat dilakukan secara bersama-sama maupun secara terpisah atau secara bergantian.

Mc. Luchan (1980), mengatakan bahwa the medium is the message, yaitu bahwa media mewakili isi pesannya.

2. Nilai dan Manfaat Media Pengajaran

Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil


(26)

17

belajar yang dicapainya. Ada beberapa alasan mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan dengan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain.16 1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar;

2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik;

3) Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran;

4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

Dalam proses pembelajaran, media sangat berperan penting untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, selain itu media juga berfungsi untuk memberikan kemudahan kepada siswa materi yang diajarkan. Hal ini dapat kita perhatikan beberapa pendapat pakar pendidikan tentang fungsi media pembelajaran di bawah ini:

a. Kosasi Djahiri (1999) mengatakan: “Adalah sesuatu yang bersifat materiil, inmateriil, ataupun behavioral atau personal yang dijadikan

16


(27)

18

wahana kemudahan, kelancaran, serta keberhasilan proses hasil

belajar”.

b. Sardiman (1990) mengatakan bahwa: “Media pembelajaran juga dapat menghemat waktu belajar, memudahkan pemahaman, meningkatkan

aktifitas dan daya ingat anak”.

c. Heinick, dkk (1985) mengatakan bahwa: “Media pembelajaran juga dapat meningkatkan keseimbangan antara pengalaman belajar yang

abstrak dan kongkret”. Ini berarti bahwa media pembelajaran akan

sangat membantu pemahaman yang benar bagi siswa terhadap materi yang disajikan.

3. Jenis Media Pengajaran

Wiryawan dan Nurhadi (dalam Sumantri dan Perdana, 1999) bahwa media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi:

 Media visual

 Media audio

 Media audio visual

 Media asli (hewan, manusia, tumbuhan, alam, dan benda-benda di sekitar kita)

4. Kriteria Memilih Media Pembelajaran

Ada beberapa hal yang perlu guru perhatikan dalam menggunakan media pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran. Pertama, guru perlu memiliki pemahaman media pengajaran antara lain jenis dan manfaat


(28)

19

media pengajaran, kriteria memilih dan menggunakan media pengajaran, menggunakan media sebagai alat bantu mengajar dan tindak lanjut penggunaan media dalam proses belajar siswa. Kedua, guru terampil membuat media pengajaran. Ketiga, pengetahuan dan keterampilan dalam menilai keefektifan penggunaan media.17

Dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut: 18

a) Ketepatan dengan tujuan pengajaran; artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.

b) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran; artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.

c) Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah diperoleh.

d) Keterampilan guru dalam menggunakannya; artinya jenis media yang diperlukan syarat utama guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran.

e) Tersedia waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.

f) Sesuai dengan taraf berpikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa.

17

Ibid, 4

18


(29)

20

F. MEDIA REALIA

Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misalnya untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman

1. Kelebihan dan Kekurangan Media Realia

a. Kelebihan Media Realia

1) Dianggap medium yang paling mudah diakses dan lebih menarik perhatian,

2) Mampu Merangsang Imajinasi,

3) Memberikan pengalaman belajar langsung (dengan menyentuh dan mengamati bagian-bagiannya), dan pengalaman tentang keindahan.

b. Kekurangan Media Realia

1) Ukurannya bisa terlalu besar, maka untuk dibawa ke ruangan sangat sulit (lokomotif, buaya, gajah), atau

2) Terlalu kecil (kuman),

3) Kadang juga bisa membahayakan (ular, buaya), 4) Tidak bisa memberikan hasil belajar yang sama,

5) Informasi yang akan disampaian terkadang tidak sampai kepada audience.


(30)

21

Realia

Realia (obyek) adalah benda sebenarnya dalam bentuk utuh. Benda nyata yang digunakan sebagai bahan belajar. Pemanfaatan media realia tidak harus selalu dihadirkan secara nyata dalam ruang kelas, tetapi juga dengan cara melihat langsung (observasi) benda nyata tersebut dilokasinya. Realia dapat digunakan dalam kegiatan belajar dalam bentuk sebagaimana adanya tidak perlu dimodifikasi, tidak ada pengubahan kecuali dipindahkan dari kondisi lingkungan hidup aslinya.19 Ciri media realia yang asli adalah benda yang masih berada dalam keadaan utuh, dapat diperasikan, hidup dalam ukuran sebenarnya dan dapat dikenali sebagaimana wujud aslinya. Media realia sangat bermanfaat terutama bagi siswa yang tidak memiliki pengalaman terhadap benda tertentu.20

Langkah-langkah dalam menggunakan media realia dalam pembelajaran IPA terdapat tiga cara, yaitu:

Cutaways / potongan. Benda sebenarnya yang akan digunakan sebagai media tidak digunakan secara utuh atau menyeluruh, tetapi hanya digunakan sebagian dengan cara dibagi atau dibelah menjadi dua. Modifikasi ini dimaksudkan untuk dapat melihat keadaan bagian dalam dari benda yang digunakan sebagai realia. Misalnya realia sebuah mesin, dengan cara membelah mesin tersebut, kita dapat mengamati proses mekanis yang berlangsung didalamnya.

19

Menurut Brown (dalam Tim LPG, 2009)

20


(31)

22

Specimen/contoh. Jenis realia ini digunakan dalam bentuk asli tanpa dikurangi sedikitpun.

Specimen mewakili karakter dari sebuah benda dalam jenis atau kelompoknya, misalnya kupu-kupu yang berasal dari species tertentu atau species serangga lain. Umumnya untuk memudahkan penggunaannya di dalam kegiatan pembelajaran, specimen tersebut dikemas atau diletakkan dalm botol, kotak atau tempat lain. Hal ini akan mempermudah pengamatan terhadap specimen

tersebut.

Exhibit / pameran. Menampilkan benda-benda tertentu yang dirancang seolah berada dalam lingkungan atau situasi yang asli. Misalnya benda-benda bersejarah, benda-benda tersebut dipamerkan dalam warna atau kondisi dimana benda tersebut berada pada situasi sebagaimana benda tersebut dimanfaatkan pada kurun waktu tertentu.


(32)

23 

 

 

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK/ classroom action reseach). Mills (2000) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai "systematic inquiry" yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang dilakukannya. Informasi ini digunakan untuk meningkatkan persepsi serta mengembangkan "reflective practice" yang berdampak positif dalam berbagai praktik persekolahan, termasuk memperbaiki hasil belajar siswa. Dengan berbekalkan pengertian ini, kita dapat mengkaji pengertian penelitian tindakan kelas (PTK).21 Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.22 Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian tindakan dan Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997:6). Yaitu berbentuk spiral dan dari siklus yang satu ke siklus berikutnya.

      

21

 lgak Wardhani dan Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 2011),1.4

22


(33)

24 

 

 

Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi pennasalahan.23 Siklus spiral dan tahap-tahap penelitian tindakan dapat dilihat pada gambar berikut :

       23

Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama Islam, (Laboratorium PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, Madrasah Development Center (MDC) Wilayah Jawa Timur, Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam (AGPAI) Jawa Timur,2010),207

 

Refleksi

Tindakan I /  Observasi

Tindakan II /  Observasi

 

Refleksi

 

Refleksi

Tindakan III / Observasi   Rencana I   Rencana II   Rencana III  

Putaran I 

 

Putaran I 

 

Putaran I 

  Rencana I   Rencana II   Rencana III


(34)

25 

 

  Penjelasan alur di atas sebagai berikut:

1. Rancangan/rencana awal. Sebelum mengadakan penelitian peneliti

menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan. Peneliti berupaya membangun pemahaman

konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model kooperatif.

3. Refleksi. Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi. Berdasarkan hasil refleksi dari

pengamatan, peneliti membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

1. Setting Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di MI Miftahul Ulum Watestanjung Kecatnatan Wringinanom Kabupaten Gresik untuk mata pelajaran IPA Kelas II. Pemilihan ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas II khususnya pada mata pelajaran IPA dalam menyelesaikan Materi Sumber Energi , selain itu


(35)

26 

 

 

untuk meningkatkan proses pembelajaran yang ada pada MI Miftahul Ulum Watestanjung Wringinanom Gresik.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015, yaitu bulan Maret sampai bulan Mei 2015. Penentuan waktu penelitian disesuaikan dengan jadwal pelajaran kelas II dan kalender pendidikan, karena PTK dilakukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar efektif di kelas.

c. Siklus Penelitian

PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran IPA melalui media realita.

2. Karakteristik Subjek Penelitian

Dalam PTK ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas II MI Miftahul Ulum Wates Tanjung Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik, yang berjumlah 31 siswa dengan komposisi 10 anak perempuan dan 21 anak laki-laki, dengan latar belakang sosial-ekonomi menengah ke bawah.

C. Variabel yang Diselidiki

Sebagai variabel tindakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan media realita. Pada pelaksanaan siswa dilatih dan


(36)

27 

 

 

dibimbing serta diberi tugas untuk mempelajari sumber energi dengan kerja kelompok. Sehingga dengan demikian siswa akan mengetahui secara langsung sumber energi dan penilaian ditekankan pada keaktifan serta penguasaan materi pelajaran.

D. Rencana Tindakan

1. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I

Penulis menyusun rencana perbaikan siklus 1 dengan tujuan pembelajaran umum: siswi mengenal berbagai macam energi . indikatornya .

1. Siswi dapat menyebutkan berbagai bentuk energi

2. Siswi dapat menyebutkan benda yang menghasilkan energi yag telah diketahui

3. Siswi dapat memberi contoh benda — benda yang yang menghasilkan

energi

4. Siswi dapat menyebutkan kegunaan energi Kegiatan pembelajaran

menggunakan ceramah, tanya jawab, demontrasi, dan penugasan dengan langkah pembelajaran (1) kegiatan awal selama 5 menit digunakan untuk membahas hasil evaluasi dan mengulang materi pelajaran. Kegiatan khusus yang dilakukan adalah menyuruh salah satu siswi siswi menyebutkan beragai bentuk energi yang ada di kelas dan guru menanyakan kepada seluruh siswi energi apa yang


(37)

28 

 

 

dihasilkan. Evaluasi dilaksanakan dalam kegiatan inti, dengan menggunakan tes dalam proses dan tes tertulis( lembar LKS dan tes tulis terlampir)

2. Rencana pembelajaran siklus II

Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus Il pada garis besarya merupakan ulangan pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I yang belum mencapai target. Dengan demikian rencana perbaikan pembelajarannya masih dengan pokok bahasan yang sama. Begitu pula tujuan pembelajaran pada siklus II juga masih sama dengan rencana perbaikan pada siklus 1, pembedanya dari rencana perbaikan pembelajaran siklus I yang paling mendasar adalah penggunaan media pembelajarannya. Jika pada rencana perbaikan pembelajaran siklus I media yang digunakan berbagai macam energi yang ada di kelas , tetapi pada rencana perbaikan pembelajaran siklus II penulis mengajak siswi membawa contoh berbagai macam energi baik yang ada di kelas, di sekolah, di rumah maupun yang ada di lingkungan sekitar, dengan beberapa percobaan sehingga siswi dapat menyimpulkan sendiri berbagai macam bentuk energi.

Pada perbaikan siklus II ini anak dapat dimotivasi untuk dapat menyimpulkan berbagi bentuk energi yang diamati. Sehingga tujuan perbaikan pembelajaran pada siklus II ada tambahan 1 tujuan perbaikan pembelajaran yaitu : " melalui menyebutkan dan mengamati berbagai


(38)

29 

 

 

macam energi , siswi terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Materi pembelajaran masih tentang mengenal berbagai macam bentuk energi.

Metode pembelajaran menggunakan metode ceramah, tanya jawab, demontrasi dan penugasan. Langkah pembelajaran pada siklus II meliputi : (1) kegiatan awal selama 10 menit (2) kegiatan inti selama 30 menit (3) kegiatan akhir selama 20 menit. Selain hal — hal yang dikemukakan diatas, pembeda antara rencana perbaikan pembelajaran siklus I dan II terletak pada komposisi kegiatan inti.

1) Komposisi kegiatan inti pada siklus perbaikan pembelajaran siklus II < 25 % untuk menyebutkan benda yang dapat diubah bentuknya yang ada di lingkungan sekitar, sedangkan > 75 % lebih menitik beratkan pada penguasaan Implementasi Tindakan.

Agar tidak mengurangi alokasi waktu jam pelajaran normal, kegiatan perbaikan pembelajaran dilaksanakan diluar jam pelajaran. Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran penulis dibantu oleh Ibu Niswatun Hasanah, S.Pd. selaku teman sejawat. Beliau bertugas untuk mengamati, mengumpulkan data selama kegiatan perbaikan pembelajaran dilaksanakan, yang nantinya akan penulis jadikan sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pada siklus berikutnya.

Secara umum langkah - langkah pembelajaran yang ditempuh dalam kegiatan perbaikan pembelajaran meliputi :


(39)

30 

 

 

ƒ menjelaskan materi

ƒ memberi dan meminta siswi untuk mengerjakan LKS dan

ƒ menyimpulkan materi pelajaran.

2) Observasi dan Interpretasi

Tujuan dari perbaikan pembelajaran ini adalah untuk mengawasi kesulitan belajar siswi, dimana pada pembelajaran ini siswi kurang terlibat aktif dalam pembelajaran . kegiatan khusus yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dan II , yaitu menyuruh salah satu siswa untuk maju ke depan kemudian menyebutkan benda - benda yang ada di dalam kelas berasal dari sumber energi apa. Hal ini bertujuan untuk mengaktifkan siswi dalam berfikir kreatif.

Pada siklus II dalam perbaikan pembelajaran ini guru tidak lagi menggunakan benda yang ada di sekitar sebagai media pembelajaran, namun menggunakan metode kuis untuk mengamati dan menyebutkan sumber - sumber energi yang diketahui. Diharapkan dengan media pembelajaran tersebut semua anak terlibat aktif dan tertarik untuk menguasai materi pelajaran. Di samping itu juga bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas dan daya ingat anak.


(40)

31 

 

  3) Analisis dan Refleksi

Untuk mengetahui keefektifan suatu dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analis data.

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau prosentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putaran, dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis (pre-test dan pro test) pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:

1. Untuk ketuntasan belajar. Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum, yaitu seorang siswa telah lulus belajar bila telah mencapai skor 65 % atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila dikelas terdapat 85 % yang telah mencapai daya serap lebih dari sama serap lebih dari sama dengan 65 %. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

P =

2. Untuk penerapan diskusi dan keterampilan berargumentasi. Semua data-data yang berhasil dikumpulkan dari sumber-sumber


(41)

32 

 

 

penelitian akan dibahas oleh penulis dengan menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu menjelaskan data-data yeng diperoleh dengan menggunakan perhitungan prosentase atau biasa disebut frekuensi relative. (Sudjono,1994) untuk memperoleh frekuensi relative rumus:

P =

Keterangan:

F : Frekuensi yang sedang dicari

N : Number of casses (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)

P : Angket prosentase

Adapun untuk memberikan nilai pada angket, penulis memberikan ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk skor jawaban selalu (A) dinilai 4

b. Untuk skor jawaban kadang-kadang (B) dinilai 3

c. Untuk skor jawaban jarang (C) dinilai 2


(42)

33 

 

 

Dan untuk menafsirkan hasil perhitungan dengan prosentase penelitian sebagai berikut:

b. 65%-100% : tergolong baik

c. 35%-65% : tergolong cukup

d. 20%-35% : tergolong kurang

e. Kurang dan 20 % : tergolong tidak baik

E. Data dan Cara Pengumpulannya

a. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan, sebelumnya penulis perlu mengumpulkan data-data yang diperlukan. Metode yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data dalam penelitian dengan cara observasi dan metode tes.

1. Metode Observasi

Observasi merupakan salah satu metode untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Arti dari obsevasi adalah: "Merupakan suatu penyelidikan yang di jalankan secara sistimatis dengan sengaja dengan menggunakan alat indera (terutama mata) terhadap kejadian yang terjadi" Oleh karena observasi menggunakan alat indera, maka salah satu yang dituntut adalah menggunakan alat indera sebaik-baiknya, supaya hasil pengamatan jadi baik. Dalam


(43)

34 

 

 

upaya data melalui observasi dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis mengamati dari aspek (1) kerja sama, (2) Tindakan Patris Sainsi, (3) Tanggung Jawab, (4) Hasil yang dicapai.

2. Metode Tes

Untuk mengetahui hasil penelitian terhadap hasil belajar siswa penulis menggunakan suatu alat yang disebut dengan" Tes". Menurut : Drs.Amie Daien Indrakusuma, yang dimaksud dengan tes adalah;

suatu alat atau prosedur yang sistimatis dan obyektif untuk memperoleh data atau keterangan-keterangan tentang seorang dengan cara cepat dan tepat”.

Disamping pengertian tersebut, tes juga dapat diartikan suatu alat atau metode untuk mengadakan penyelidikan yang berupa soal-soal, pertanyaan, atau tugas-tugas lain, dimana pertanyaan-pertanyaan tersebut telah dipilih dan disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran. Terkait dengan penelitian tindakan kelas ini, tes yang dilakukan adalah tes pengamatan yang dikerjakan dengan cara kelompok dan tes tulis yang dikerjakan setiap siswa.

b. Metode Analisa Data

Agar memperoleh data yang betul-betul obyektif dan valid, dalam penelitian ini penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut;


(44)

35 

 

 

1. Mengumpulkan data respon dan partisipasi siswa dalam kelompok

kerja serta motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran dalam 2 siklus pembelajaran.

2. Mengumpulkan nilai siswa yang diperoleh melalui tes hasil belajar, setelah siswa mengikuti pembelajaran.

c. Cara Pengambilan Keputusan

Dalam setiap kegiatan penelitian harus ada suatu keputusan. Keputusan diambil untuk menyatakan keberhasilan atau kegagalan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Sebab pengambilan keputusan dari suatu penelitian sangat penting untuk digunakan sebagai evaluasi diri terhadap kegiatan tersebut dan sekaligus sebagai bahan tindak lanjut.

Untuk mempermudah keputusan tentang keberhasilan KBM pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang pokok bahasan materi dengan tema Alam Semesta, sub pokok bahasan mengenal berbagai sumber energy yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan media benda yang dapat menghasilkan energy yang ada diperlukan teknik pengambilan keputusan yang didasarkan atas pengolahan data - data, baik yang diperoleh melalui observasi maupun tes tertulis pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II, sehingga memperoleh keputusan yang didasarkan dari data berikut ;

1. Keputusan yang didasarkan dari data yang diperoleh selama observasi maupun tes tertulis pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I


(45)

36 

 

 

dan II berlangsung mulai awal hingga akhir pelajaran. Dari hasil observasi secara jelas telah dipaparkan bahwa adanya peningkatan motivasi dan hasil prestasi belajar siswi terutama dalam mengajukan pertanyaan dan mengerjakan LKS dengan anggota kelompoknya. 2. Keputusan yang didasarkan data yang didapat dari siswi melalui tes

tertulis yang telah disiapkan guru sesuai dengan program sebelumnya menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswi dengan demikian diputuskan bahwa pembelajaran sains untuk mengenalkan berbagai sumber energi yang diketahui dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya, penggunaan media dengan pengamatan adalah langkah yang paling tepat.

3. Berdasarkan hasil rata-rata dari setiap aspek penilaian disetiap

pertemuan terlihat adanya kenaikan nilai rata-rata kelas sehingga dengan demikian bahwa proses pembelajaran dengan membawa dan mengamati berbagai sumber energi yang sering dijumpai dalam kehidupan realita dan kegunaannya terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar sisa.

d. Indikator kinerja

Indikator Kinerja adalah kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu proses belajar mengajar di kelas. Indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.


(46)

37 

 

 

1. Rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Pokok bahasan sumber energi adalah sekurang-kurangnya 70 dan terdapat 75% dari 24 siswa yang mendapatkan nilai lebih dari sama dengan 70.

2. Meningkatkan aktivitas belajar siswa secara aktif dalam pembelajaran ipa mencapai 75%.

3. Meningkatkan presentase aktivitas guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar ipa dengan menggunakan pembelajaran melalui media benda-benda di lingkungan sekitar lebih dari 75%.

e. Tim Peneliti dan tugasnya

1. Peneliti

a. NAMA : Siti Aisah

b. NIM : D57211153

c. Jurusan/Fak : PGMI/Tarbiyah

d. Tugas :1. Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan

kegiatan

2. Menyusun RPP dan instrumen penelitian yang lain

3. Terlibat dalam semua jenis kegiatan

2. Guru Kolaborasi


(47)

38 

 

  b. Jabatan : Teman sejawat

c. Tugas : 1. Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan

kegiatan


(48)

39 

 

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diuraikan dalam tahap yang berupa siklus-siklus penelitian yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam 2 siklus yaitu:

1. Hasil penelitian siklus I

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan dikelas II Miftahul Ulum Watestanjung Wringinanom Gresik dengan waktu 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran. Siswa terdiri dari 10 perempuan 21 laki-laki pada hari senin tanggal 1 April 2015. Siklus pertama terdiri empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, seperti berikut :

a. Perencanaan

1) Menuyusun Rencana Pelaksanaan (RPP)

2) Menyiapkan instrumen (lembar pengamatan siswa, lembar

pengamatan guru)

3) Menyiapkan perangkat tindakan

b. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.


(49)

40 

 

 

Sebagaimana hasil pengamatan sebagai berikut:

1) Guru memajang gambar benda —benda sumber energi di papan

tulis

2) Guru menjelaskan macam —macam sumber energi ( panas,cahaya,

listrik, bunyi, dan gerak dengan bantuan gambar)

3) Guru menunjukkan model benda —benda sumber energi

dilingkungan sekitar

4) Siswa dan guru tanya jawab tentang sumber energi yang ada

disekitar

5) Guru menjelaskan LKS yang akan dikerjakan 6) Siswa mengerjakan LKS secara kelompok

7) Beberapa siswa mempresentasikan hasil kerjanya siswa yang lain menanggapi

8) Guru memberi penguatan dan kesimpulan hasil kerja siswa.

Kegiatan diatas merupakan kegiatan inti dai Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .Dalam kegiatan inti tersebut menerapkan media benda-benda dilingkungan sekitar.

c. Observasi atau pengamatan

Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada tanggal 1 April 2015 dengan menggunakan media pembelajaran benda yang menghasilkan energi cahaya, panas, bunyi dan gerak, dengan jumlah siswa 31 anak dimana guru selain sebagai pengajar juga sebagai peneliti, melakukan tes formatif sebagai alat ukur tindakan keberhasilan siswi dari tes formatif, dapat diperoleh data nilai sebagai berikut :


(50)

41 

 

 

d. Hasil Belajar

Tabel 1

ANALISA EVALUASI BELAJAR

No Nama Nilai

Jml Benar

Nilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1

1

3 APK 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 4 40

4 BRA 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 6 60

5 DSA 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 6 60

6 DFA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

7 DNF 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 5 50

8 HSR 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 5 50

9 HMH 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 5 50

10 MBB 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 6 60

11 MFD 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 4 40

12 MMA 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 4 40

13 MHA 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 5 50

14 MZF 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 6 60

15 MA 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 7 70


(51)

42 

 

 

17 MRA 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 80

18 MSR 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90

19 NM 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 3 30

20 NM 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 5 50

21 NAK 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 6 60

22 RFR 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 6 60

23 RHS 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 5 50

24 RH 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 5 50

25 RAIL 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 4 40

26 RA 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 5 50

27 RA 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 6 60

28 SBA 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 4 40

29 TM 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 5 50

30 WAF 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 6 60

31 YF 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 6 60

Jumlah Salah 14 16 11 11 14 11 11 16 15 18

Nilai Rata-rata


(52)

43 

 

 

Tabel 2

PERSEBARAN NILAI EVALUASI BELAJAR

NO Rentang Nilai Banyak Siswa Keterangan

1 00-30 1 4.76% (Belum tuntas)

2 31-40 4 19.05% (Belum Tuntas)

3 41-50 6 23.81% (Belum Tuntas)

4 51-60 15 28.57% ( Belum Tuntas)

5 61-70 2 9.52% (Tuntas)

6 71-80 1 4.76% (Tuntas)

7 81-90 1 4.76% ( Tuntas)

8 91-100 1 4.76 (Tuntas)

Nilai rata-rata 31

e. Refleksi

Melihat nilai pada pembelajaran ilmu Pengetahuan Alam seperti terlihat pada tabel 2, penulis berusaha untuk memperbaiki hasil belajar siswa dengan mengadakan penelitian tindakan kelas. Proses perbaikan pembelajaran siklus 1 yang dilaksanakan pada tanggal 1 April 2015 dengan menggunakan media benda yang menghasilkan energi yang ada di lingkungan sekitar, dengan jumlah siswa 31 anak, dimana guru selain sebagai pengajar juga sebagai peneliti tes formatif, melekukan


(53)

44 

 

 

tes formatif sebagai alat ukur tingkat keberhasilan siswa. Dari hasil tes formatif, dapat kita bandingkan hasil tes pada waktu diadakan perbaikan pembelajaran siklus 1 seperti tabel 3 dibawah ini :

Tabel 3

ANALISA EVALUASI BELAJAR

No Nama Nilai Jml

Benar Nilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 ACS 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 80

2 ARM 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 6 60

3 APK 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 6 60

4 BRA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

5 DSA 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90

6 DFA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

7 DNF 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 80

8 HSR 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8 80

9 HMH 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 80

10 MBB 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90

11 MFD 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 6 60

12 MMA 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 7 70

13 MHA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 80


(54)

45 

 

 

15 MA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

16 MAM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

17 MRA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

18 MSR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

19 NM 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90

20 NM 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 5 50

21 NAK 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 80

22 RFR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

23 RHS 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90

24 RH 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8 80

25 RAIL 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7 70

26 RA 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 80

27 RA 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 80

28 SBA 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 80

29 TM 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90

30 WAF 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90

31 YF 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 70

Jumlah Salah 3 3 2 6 10 8 5 7 5 4

Nilai Rata-rata


(55)

46 

 

 

Tabel 4

PERSEBARAN TES FORMATIF SIKLUS I

NO Rentang Nilai Banyak Siswa Keterangan

1 00 - 30 0

2 31 - 40 0

3 41 - 50 1 4.76% ( Belum Tuntas)

4 51 - 60 8 14.29% ( Belum Tuntas)

5 61 - 70 1 4.76% (Tuntas)

6 71 - 80 8 23.81% (Tuntas)

7 81 - 90 3 14.29% ( Tuntas)

8 91 - 100 10 38.10% (Tuntas)

Nilai rata-rata 31 87.00 - 80.95%

Dari data di atas bahwa ketuntasan belajar pada perbaikan pembelajaran siklus I baru mencapai 80,95% (21 siswa) dengan nilai rata-rata kelas 87,00.

2. Hasil Penelitian siklus II

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari senin tanggal 8 April 2015 dengan waktu 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran


(56)

47 

 

 

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II masih mengacu pada siklus I, hanya saja ada sedikit perubahan yakni pada materi dan jenis soal yang digunakan pada siklus II berikut ini adalah perencanaan pada siklus II:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Perencanaan (RPP)

2) Menyiapkan instrumen (Lembar pengamatan siswa, Lembar

pengamatan guru)

3) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) 4) Menyiapkan Perangkat pembelajaran

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Guru memajang gambar benda —benda sumber energi dipapan

tulis

2) Guru menjelaskan macam-macam sumber energi (panas, cahaya,

listrik, bunyi dan gerak dengan bantuan gambar .

3) Guru menunjukkan model benda-benda sumber energi

dilingkungan sekitar

4) Siswa dan guru tanya jawab tentang sumber energi yang ada

disekitar

5) Guru menjelaskan LKS yang akan dikerjakan (Kelompok). 6) Siswa mengerjakan LKS secara kelompok


(57)

48 

 

 

7) Beberapa siswa mempresentasikan hasil kerjanya siswa yang lain menanggapi

8) Guru memberikan penguatan dan kesimpulan hasil kerja siswa.

Pada siklus II ini guru lebih aktif dalam membimbing siswa dan memberikan motivasi kepada siswa agar aktif bertanya. Hal ini dilakukan sebagai perbaikan dan siklus sebelumnya sehingga siswa diharapkan lebih antusias dalam kegiatan pembelajaran

c. Observasi atau pengamatan

Proses perbaikan pembelajaran siklus II yang dilaksanakan pada tanggal 8 April 2015, dimana guru selain sebagai pengajar juga masih bertindak sebagai peneliti, proses pengajar yang mengacu pada rencana perbaikan pembelajaran siklus II, selain menggunakan proses, juga masih menggunakan tes formatif sebagai alat ukur tingkat keberhasilan siswi. Namun ada beberapa tambahan, khususnya media pembelajaran lebih menuju pada hal yang kongkret dan spesifik yang sesuai dengan materi pembelajaran.

Tambahan media pembelajaran dimaksud adalah benda-benda disekitar yang menghasilkan energi dapat diamati siswa secara langsung.


(58)

49 

 

 

Dari hasil tes formatif II diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 5

ANALISA EVALUASI BELAJAR SIKLUS II

N

o Nama

Nilai Jml

Benar Nilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 ACS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

2 ARM 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 70

3 APK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90

4 BRA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

5 DSA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

6 DFA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

7 DNF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

8 HSR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

9 HMH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

10 MBB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

11 MFD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

12 MMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

13 MHA 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 80

14 MZF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

15 MA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

16 ACS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100


(59)

50 

 

 

18 MSR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

19 NM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

20 NM 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 6 60

21 NAK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

22 RFR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

23 RHS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

24 RH 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90

25 RAIL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90

26 RA 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80

27 RA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

28 SBA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

29 TM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

30 WAF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

31 YF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

Jumlah Salah 0 0 0 0 2 4 3 2 0 3

Nilai Rata-rata


(60)

51 

 

 

Tabel 6

PERSEBARAN TES FORMATIF SIKLUS I

NO Rentang Nilai Banyak Siswa Keterangan

1 00 - 30 0

2 31 - 40 0

3 41 - 50 0

4 51 - 60 1 4.76% ( Belum Tuntas)

5 61 - 70 1 4.76% (Tuntas)

6 71 - 80 1 4.76% (Tuntas)

7 81 - 90 1 4.76% ( Tuntas)

8 91 - 100 27 95.24% (Tuntas)

Nilai rata-rata 31 95.24-95.24%

Dari data di atas bahwa ketuntasan bahwa ketuntasan belajar siswa pada perbaikan pembelajaran siklus II sudah mencapai 95.24% sebanyak 27 siswa, dengan nilai rata-rata 95,24 sedangkan yang belum tuntas 4,76%, 1 siswa

Dengan demikian bahwa pada perbaikan pembelajaran siklus II ada kenaikan nilai rata-rata kelas yang cukup. Hal ini dapat kita lihat perbandingan nilai rata-rata kelas pada saat pembelajaran, perbaikan


(61)

52 

 

 

pembelajaran siklus I, dan perbaikan pembelajaran siklus II, seperti terlihat pada tabel dibawah ini.

d. Hasil Belajar

Tabel 7

REKAPITULASI NILAI EVALUASI HASIL BELAJAR

SEBELUM DAN SESUDAH PTK

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Tema : Alam Semesta

Standart Kompetensi : Mengenal berbagai sumber energi yang ada

disekitar lingkungan kita dan kegunaanya.

Kelas/Semester : II/II

Tgl Pelaksanaan : 8 April 2015

No Nama Nilai Keterangan

TF-1 TF-2 TF-3

1 ACS 60 80 100

TF-1

Tes Formatif sebelum diadakan

PTK TF-2

Tes Formatif perbaikan pembelajaran

2 ARM 40 60 70

3 APK 40 60 90

4 BRA 60 100 100

5 DSA 60 90 100


(62)

53 

 

 

7 DNF 50 80 100 siklus I

TF-III Tes Formatif perbaikan pembelajaran siklus II

8 HSR 50 80 100

9 HMH 50 80 100

10 MBB 60 90 100

11 MFD 40 60 100

12 MMA 40 70 100

13 MHA 50 80 80

14 MZF 60 90 100

15 MA 70 100 100

16 ACS 70 100 100

17 ARM 80 100 100

18 MSR 90 100 100

19 NM 30 90 100

20 NM 50 50 60

21 NAK 60 80 100

22 RFR 60 100 100

23 RHS 60 90 100

24 RH 50 80 90

25 RAIL 40 70 90

26 RA 50 80 80

27 RA 60 80 100


(63)

54 

 

 

29 TM 50 90 100

30 WAF 60 90 100

31 YF 60 70 100

Nilai Rata-rata Kelas 57,62 87,00 95,24

Keterangan :

TF-1 : Tes Formatif 1 ( sebelum diadakan PTK)

TF-2 : Tes Formatif 2 (Perbaikan pembelajaran siklus 1)

TF-3 : Tes Formatif 3 (Perbaikan pembelajaran siklus 2)

B. Diskripsi Temuan Dan Refleksi

1. Deskripsi Temuan

Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dengan menyuruh anak secara maju bergiliran, ternyata mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, Namun hal ini kurang efektif.

Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II, penulis mengubah cara pembelajaran dengan mengamati benda - benda disekitar yang dapat menghasilkan energy, ternyata lebih dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran menunjukkan bahwa siswa mempunyai motivasi yang tinggi, hal ini terbukti dan hasil evaluasi


(64)

55 

 

 

belajar siswi nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 90,88 sedangkan anak yang belum mencapai nilai standar kualitas minimal tinggal 1 (satu) siswa, dengan prosentase keberhasilan ketuntasan belajar mencapai 95,24% (24 siswa).

Semula penugasan materi pembelajaran hanya mencapai 80,95 namun pada perbaikan pembelaran siklus II mencapai 95,24% Dengan peningkatan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang cukup signifikan, akan menjadi acuan bagi penulis untuk tidak perlu menyusun rencana dan pelaksansan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya.

2. Refleksi

Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I salah satu metode yang digunakan penulis adalah pemberian tugas. Dengan memberi tugas kepada siswa untuk maju ke depan secara bergiliran dan menyebutkan benda disekitar yang menghasilkan energy ternyata kurang efektif. Walaupun sebenarnya siswa sudah terlibat aktif dalam pembelajaran, namun masih ada beberapa siswa yang kurang memahami materi pembelajaran. Ini terbukti masih banyak siswa ketika disuruh maju kedepan merasa kesulitan atau bahkan tidak dapat menyebutkan benda yang menghasilkan energy yang ada di lingkungan sekitar.

Melalui diskusi dengan teman sejawat dan kepala sekolah selaku pengamat, yang melaksanakan pengamatan selama kegiatan perbaikan


(65)

56 

 

 

pembelajaran berlangsung diperoleh masukan bahwa penulis masih banyak kesalahan dalam proses pembelajaran antara lain;

a. Media yang digunakan guru kurang menarik minat siswa untuk

menguasai dan memahami materi pembelajaran.

b. Dengan cara guru menyuruh siswi maju kedepan secara bergiliran

untuk menyebutkan benda yang menghasilkan energy di sekitar lingkungan, menimbulkan perasaan takut dan siswa merasa terbebani untuk dapat menyebutkan benda yang menghasilkan energy disekitar lingkungan.

c. Anak yang memiliki pengetahuan kurang, dengan metode

pembelajaran seperti itu akan menjadi patah semangat dan tidak semangat dan bergairah untuk mengikuti pelajaran.

d. Guru kurang memperhatikan perasaan siswa, sehingga anak yang

bodoh merasa tertekan dengan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

Dengan memperhatikan temuan-temuan diatas penulis yang dibantu oleh teman sejawat dan kepala sekolah sepakat untuk memperbaiki model pembelajaran dengan menggunakan media yang dapat merangsang motivasi siswa dalam memahami dan menguasai materi pelajaran. Sehingga tujuan perbaikan pembelajaran adalah meningkatkan keterlibatan siswa dalam mencapai keberhasilan.

Beberapa alternative yang digunakan dalam perbaikan pembelajaran siklus II ini antara lain :


(66)

57 

 

 

a. Mengubah cara mengajar dengan membawa media pembelajaran

berupa benda-benda yang di ketahuinya, sehingga anak-anak lebih terfokus dengan materi pelajaran tentang sumber energy dilingkungan sekitar.

b. Metode pemberian tugas yang dilaksanakan guru dengan menyuruh

anak maju ke depan secara bergiliran diganti dengan kerja kelompok untuk menyebutkan sumber energy yang di ketahuinya.

Ternyata kegiatan ini mampu melibatkan siswa secara keseluruhan, dan dapat memotivasi anak untuk lebih aktif dan kreatif dalam memecahkan masalah yang dihadapi, terutama yang berhubungan dengan materi pelajaran yang diajarkan guru.

Hal ini karena keinginan yang kuat dari penulisan untuk mencapai target dalam rumusan Tujuan Pembelajar Khusus (TPK) dan Tujuan Perbaikan Pembelajaran (TPP). Sehingga dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada Siklus II, penulis lebih mengefektifkan dan mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran dengan merumuskan dalam TPK dan TPP.

Penulis menggunakan model kuis dengan cara adu cepat pada prinsipnya adalah untuk memotivasi siswa dalam memahami suatu masalah. Dengan menyusun kelompok untuk berebut cepat dalam menyebutkan benda yang menghasilkan sumber energi dilingkungan sekitar, siswa akan merebut cepat dan bagi kelompok yang paling cepat nantinya akan diberi hadiah yang berupa pujian dan penobatan kelompok


(67)

58 

 

 

sebagai " The Best Quality ". Dengan demikian suasana "Pembelajaran akan berlangsung Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan"(PAKEM).

Metode dan media inilah yang dianggap paling cocok, efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus dan tujuan perbaikan pembelajaran.

Karena pada dasarnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sebenarnya merupakan kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran, terutama untuk mencapai target tujuan pembelajaran khusus dan tujuan perbaikan pembelajaran dikelas secara keseluruhan.

C. Pembahasan

Keberhasilan pelaksanaan perbaikan pada siklus I dan II tidak terlepas dari upaya guru yang memilih media pembelajaran dan metode yang efektif dan efisien, dimana selama kegiatan pembelajaran siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

Hal ini akan menghilangkan kejenuhan siswa mengikuti pelaksanaan perbaikan pembelajaran, sehingga siswi memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar. Di sisi lain penggunaan media belajar dan metode yang efektif dirasakan sangat membantu pengamatan untuk melakukan pengumpulan data yang diperlukan dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran.

Selain metode dan media yang tak kalah pentingnya dalam upaya menujang keberhasilan pembelajaran adalah pemberian tugas dan pemberian PR sebagai tindak lanjut. Pemberian tugas dan PR selain melatih anak untuk


(68)

59 

 

 

bekerja mandiri dan terbiasa menyeleseikan tugasnya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Disamping itu juga melatih siswa untuk mau dan mampu mengungkapkan kembali penggalamanya kepada orang lain.


(69)

60 

 

 

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini tentang penggunaan media benda-benda dilingkungan yang real dengan materi pelajaran sumber energi pada mata pelajaran EPA kelas II MI Miftahul Ulum Watestanjung Wringinanom Gresik bahwa:

1. Penerapan media dilingkungan sekitar dalam mata pelajaran IPA kelas II MI Miftahul Ulum Watestanjung Wringinanom Gresik dapat dilihat dari pelaksanaan hasil belajar sumber energy melalui benda-benda dilingkungan sekitar siswa kelas II Mi Miftahul Ulum Wates tanjung Wringinanom gresik kemampuan siswa yang meningkat pada kegiatan pembelajaran dari siklus I baru mencapai 80,94% (21 Siswa) dan siklus II sudah mencapai 95,24 % sebanyak 27 siswa. Hasil belajar siswa dengan menggunakan media dilingkungan sekitar materi sumber energi beserta fungsinya mata pelajaran IPA sudah masuk dalam kategori baik. Hal ini terbukti bahwa ada peningkatan dari hasil nilai rata-rata kelasnya dengan prosentase ketuntasan 95,24 % .

2. Bahwa dengan menggunakan media dilingkungan sekitar dalam proses

pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa yang dilihat dari hasil belajar kelas II MI Miftahul Ulum Watestanjung Wringinanom


(70)

61 

 

 

Gresik dari prosentase ketuntasan pada siklus I yaitu 80,94% dapat meningkat menjadi 95,24 % pada siklus II.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan media Benda-benda dilingkungan sekitar dapat meningkatkan kermampuan berinteraksi sisial siswa dan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran dikelas .Oleh sebab itu peneliti menyarankan:

1. Hendaknya guru sering menggunakan media benda-benda yang ada di

sekitar dalam proses pembelajaran ,agar siswa tidak merasa bosan dan lebih merespon pembelajaran tersebut. Dengan menggunakan media benda-benda dilingkungan sekitar siswa juga bisa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran akan lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

2. Hendaknya media pembelajaran benda-benda dilingkungan sekitar dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran disekolah .karena media benda-benda dilingkungan sekitar dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan belajar siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang baik.


(71)

62 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Depag, 2008 .Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SDMI. Miftahul Ulum Watestanjung.

Depag, 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006. Surabaya: Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Timur.

Edi Suwardi, 1984, Pedagogik: Program Peningkatan Kualifikasi Guru MI dan Edi hartoyo Rayes, 2010, Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama Islam. Laboratorium PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Madrasah Development Center (MDC) Wilayah Jawa Timur Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam (AGPAI) Jawa Timur.

PAI pada Sekolah.

Hamim Nur,2011, Pedoman Penulisan Skripsi: Surabaya. Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi Jurusan PGIvIT Program S-1 Fakultas Tarbiyah LAIN Sunan Ampel Surabaya.

Nata, Abuddin. 2009. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(72)

63 

 

 

Sardiman A.M. 2010. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sri Anitah W, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sudjana, Nana. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Trianto, M.Pd. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Wardhani, IGAK; Wihardit, Kuswaya. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.


(1)

58   

 

sebagai " The Best Quality ". Dengan demikian suasana "Pembelajaran akan berlangsung Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan"(PAKEM).

Metode dan media inilah yang dianggap paling cocok, efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus dan tujuan perbaikan pembelajaran.

Karena pada dasarnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sebenarnya merupakan kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran, terutama untuk mencapai target tujuan pembelajaran khusus dan tujuan perbaikan pembelajaran dikelas secara keseluruhan.

C. Pembahasan

Keberhasilan pelaksanaan perbaikan pada siklus I dan II tidak terlepas dari upaya guru yang memilih media pembelajaran dan metode yang efektif dan efisien, dimana selama kegiatan pembelajaran siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

Hal ini akan menghilangkan kejenuhan siswa mengikuti pelaksanaan perbaikan pembelajaran, sehingga siswi memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar. Di sisi lain penggunaan media belajar dan metode yang efektif dirasakan sangat membantu pengamatan untuk melakukan pengumpulan data yang diperlukan dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran.

Selain metode dan media yang tak kalah pentingnya dalam upaya menujang keberhasilan pembelajaran adalah pemberian tugas dan pemberian PR sebagai tindak lanjut. Pemberian tugas dan PR selain melatih anak untuk


(2)

59   

 

bekerja mandiri dan terbiasa menyeleseikan tugasnya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Disamping itu juga melatih siswa untuk mau dan mampu mengungkapkan kembali penggalamanya kepada orang lain.


(3)

60   

  BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini tentang penggunaan media benda-benda dilingkungan yang real dengan materi pelajaran sumber energi pada mata pelajaran EPA kelas II MI Miftahul Ulum Watestanjung Wringinanom Gresik bahwa:

1. Penerapan media dilingkungan sekitar dalam mata pelajaran IPA kelas II

MI Miftahul Ulum Watestanjung Wringinanom Gresik dapat dilihat dari pelaksanaan hasil belajar sumber energy melalui benda-benda dilingkungan sekitar siswa kelas II Mi Miftahul Ulum Wates tanjung Wringinanom gresik kemampuan siswa yang meningkat pada kegiatan pembelajaran dari siklus I baru mencapai 80,94% (21 Siswa) dan siklus II sudah mencapai 95,24 % sebanyak 27 siswa. Hasil belajar siswa dengan menggunakan media dilingkungan sekitar materi sumber energi beserta fungsinya mata pelajaran IPA sudah masuk dalam kategori baik. Hal ini terbukti bahwa ada peningkatan dari hasil nilai rata-rata kelasnya dengan prosentase ketuntasan 95,24 % .

2. Bahwa dengan menggunakan media dilingkungan sekitar dalam proses

pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa yang dilihat dari hasil belajar kelas II MI Miftahul Ulum Watestanjung Wringinanom


(4)

61   

 

Gresik dari prosentase ketuntasan pada siklus I yaitu 80,94% dapat meningkat menjadi 95,24 % pada siklus II.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan media Benda-benda dilingkungan sekitar dapat meningkatkan kermampuan berinteraksi sisial siswa dan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran dikelas .Oleh sebab itu peneliti menyarankan:

1. Hendaknya guru sering menggunakan media benda-benda yang ada di

sekitar dalam proses pembelajaran ,agar siswa tidak merasa bosan dan lebih merespon pembelajaran tersebut. Dengan menggunakan media benda-benda dilingkungan sekitar siswa juga bisa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran akan lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

2. Hendaknya media pembelajaran benda-benda dilingkungan sekitar dapat

digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran disekolah .karena media benda-benda dilingkungan sekitar dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan belajar siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang baik.


(5)

62   

 

DAFTAR PUSTAKA

Depag, 2008 .Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SDMI. Miftahul Ulum Watestanjung.

Depag, 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006. Surabaya: Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Timur.

Edi Suwardi, 1984, Pedagogik: Program Peningkatan Kualifikasi Guru MI dan Edi hartoyo Rayes, 2010, Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama Islam. Laboratorium PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Madrasah Development Center (MDC) Wilayah Jawa Timur Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam (AGPAI) Jawa Timur.

PAI pada Sekolah.

Hamim Nur,2011, Pedoman Penulisan Skripsi: Surabaya. Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi Jurusan PGIvIT Program S-1 Fakultas Tarbiyah LAIN Sunan Ampel Surabaya.

Nata, Abuddin. 2009. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(6)

63   

 

Sardiman A.M. 2010. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sri Anitah W, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sudjana, Nana. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Trianto, M.Pd. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Wardhani, IGAK; Wihardit, Kuswaya. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DALAM MENGIDENTIFIKASISUMBER ENERGI DAN KEGUNAANNYA MELALUI METODE STAD Peningkatan Aktivitas Belajar Ipa Dalam Mengidentifikasi Sumber Energi Dan Kegunaannya Melalui Metode Stad Pada Siswa Kelas III Semester II SD Negeri

0 1 15

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DALAM MENGIDENTIFIKASISUMBER ENERGI DAN KEGUNAANNYA MELALUI METODE STAD Peningkatan Aktivitas Belajar Ipa Dalam Mengidentifikasi Sumber Energi Dan Kegunaannya Melalui Metode Stad Pada Siswa Kelas III Semester II SD Negeri

0 1 15

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGARANG MELALUI MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS IV MI TLAWONG SAWIT Upaya Peningkatan Keterampilan Mengarang Melalui Media Gambar Seri Siswa Kelas Iv Mi Tlawong Sawit Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 18

PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGOLONGAN MAKHLUK HIDUP PELAJARAN IPA MELALUI MEDIA MIND MAPPING PADA SISWA KELAS III MI MIFTAHUL ULUM MERGOBENER SIDOARJO.

0 0 84

PENGGUNAAN MEDIA PANGGUNG BONEKA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI KEDUDUKAN DAN PERAN ANGGOTA KELUARGA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS II B MI MIFTAHUL ULUM KESAMBEN WETAN DRIYOREJO GRESIK.

0 1 107

EFEKTIFITAS MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO (LAGU) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL ULUM SIDOWUNGU MENGANTI GRESIK.

4 16 115

PENINGKATAN KOMPETENSI MENGHAFAL NAMA-NAMA RASUL MELALUI METODE BERNYANYI PADA ANAK KELAS IV MI MIFTAHUL ULUM PADEMAWU PAMEKASAN.

1 5 90

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MEDIA ARISAN GAMBAR PADA SISWA KELAS III MI DARUSSALAM SIDOARJO.

0 0 111

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN BANGUN DATAR MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) DI KELAS III MI MIFTAHUL ULUM POPOH WONOAYU SIDOARJO.

0 2 103

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR SEDERHANA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF PADA SISWA KELAS I-B MI MAMBA’UL ULUM BEDANTEN BUNGAH GRESIK.

0 1 119